ABSTRAK
EFEKTIVITAS PENDEKATAN ILMIAH PADA MATERI ASAM BASA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN
MENGORGANISASIKAN
Oleh
MAULIDA ETIKASARI
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas pendekatan ilmiah pada
materi asam basa dalam meningkatkan keterampilan mengorganisasikan.
Pen-dekatan ilmiah terdiri dari 5 tahap yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar
dan mengomunikasikan. Keterampilan mengorganisasikan dilatihkan pada tahap
mencoba dan menalar. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Pringsewu semester genap Tahun Pelajaran 2014-2015. Sampel
diambil dengan teknikpurposive samplingdan diperoleh kelas XI IPA1dan XI IPA2sebagai sampel penelitian. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desainNon Equivalent Control Group Design. Hasil penelitian me-nunjukkan rata-ratan-Gain keterampilan mengorganisasikan pada kelas kontrol
sebesar 0,35 dan kelas eksperimen sebesar 0,49. Berdasarkan hasil pengujian
hi-potesis, rata-ratan-Gainketerampilan mengorganisasikan pada materi asam basa
pada kelas dengan pembelajaran pendekatan ilmiah lebih tinggi daripada rata-rata
ini menunjukkan bahwa pendekatan ilmiah pada materi asam basa efektif dalam
meningkatkan keterampilan mengorganisasikan.
Kata kunci: asam basa, keterampilan mengorganisasikan,n-Gaindan pendekatan ilmiah.
EFEKTIVITAS PENDEKATAN ILMIAH PADA MATERI ASAM BASA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN
MENGORGANISASIKAN
Oleh
MAULIDA ETIKASARI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Maulida Etikasari dilahirkan di Pringsewu pada tanggal 23
Agustus 1993 sebagai putri kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan bapak
H.Sugiyanto, S.Pd dan Ibu Zahrotul Farikhah.
Pendidikan formal diawali di TK Aisiyah 1 Pringsewu selama dua tahun pada
1997-1999, SD tahun 1999-2005 di SD Muhammadiyah 1 Pringsewu, SMP
Negeri 1 Pringsewu tahun 2005-2008, SMA Negeri 1 Pringsewu tahun
2008-2011. Terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan
Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung pada 2011, mengantarkan penulis
aktif sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Pendidikan Eksakta (Himasakta)
2013-2014.
Selama menjadi mahasiswa pada tahun 2014 mengikuti program Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) di Bandung, Yogyakarta, Semarang dan Malang. Pada tahun
yang sama mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang terintergrasi
dengan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) Kependidikan
juga diikuti oleh penulis di SMP Negeri 1 Ngambur, Desa Sumber Agung, Kec.
MOTO
Jangan tanya kapan, karena keajaiban akan datang menghampiri orang yang selalu melakukan yang terbaik,
buat dirinya sendiri maupun orang lain (Helen Keller)
Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan
(Thomas A. Edison)
Hidup bukan semacam permainan monopoli yang hanya menunggu giliran jalan dan mendapatkan kartu kesempatan, tetapi hidup butuh usaha dan perjuangan
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil alamin, syukurku kepada Allah SWT yang selalu memberikan nikmat dan inspirasi-Nya, dengan kerendahan hati
kupersembahkan tulisan ini untuk :
Ibu
Pahlawan yang luar biasa yang paling aku sayangi dan selalu aku rindukan
Babe
Inspirasiku, atas jerih payah dan kerja kerasnya demi kebahagianku dan selalu mendidiku untuk bersyukur
Semoga Allah SWT membalas semua jasa dan pengorbanan babe dan ibu.
Mbakku Andis Dian Novita & Adikku Muhammad Fathur Renaldy Mbak dan adik yang selalu mampu memberikan warna dan tawa
dihidupku.
SANWACANA
Puji syukur kepada Sang Maha Pengasih, Allah S.W.T., sehingga dapat
diselesai-kan skripsi yang berjudul“Efektivitas Pendekatan Ilmiah Pada Materi Asam Basa
Dalam Meningkatkan Keterampilan Mengorganisasikan”. Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurah untuk Nabi Muhammad SAW yang telah
membimbing umatnya ke jalan yang diridhoi Allah.
Ucapan terimakasih pun tak lupa dihaturkan kepada:
1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
dan Pembahas, terima kasih atas kritik dan saran untuk skripsi yang lebih
baik.
4. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si. selaku Pembimbing I, terima kasih atas
kesediaannya memberi bimbingan, nasihat, dan motivasi selama proses
penyusunan skripsi hingga selesai.
5. Ibu Lisa Tania,S.Pd., M.Sc. selaku Pembimbing II dan Dosen Pembimbing
Akademik, terimakasih atas keihlasannya membimbing dan memotivasi di
sela-sela kesibukan.
6. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Kimia, terimakasih atas ilmu yang sudah
7. Bapak Dra. Yulizar, MM. selaku Kepala SMAN 1 Pringsewu atas izin yang
diberikan untuk melaksanakan penelitian; Bapak Suwarna, S.Pd, selaku guru
mitra atas izin dan kerjasamanya.
8. Sahabat sekaligus keluarga seatap selama 4 tahun Arum Pradina Astiningsih,
Aulia Riska Safitri, Diah Nur’aini, Mentari Nia Saputri dan Nur Hidayah
terimakasih sudah bersedia berbagi suka dan duka.
9. Kesdik, Nurdiana, Ria, Eka, Siska, Dynda, Dea, Ruru, Napilah, Pipit, Sevi
terimakasih atas kesediannya berbagi keceriaan dan dukanya.
10. Teman-teman KKN Satrya Kurniawan, Agus, Marel, Nyoman, Irine, Rika
dan Dwi terimakasih untuk pengalaman yang luar biasanya.
11. Serta rekan-rekan perjuangan di P.Kimia 2011.
Akhirnya, penulis memohon maaf atas segala khilaf yang menyakiti. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Bandarlampung, Mei 2015 Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Ruang Lingkup ... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6
A. Pendekatan Ilmiah ... 6
B. Pembelajaran Konstruktivisme ... 11
C. Keterampilan Mengorganisasikan ... 14
D. Analisis Konsep Asam Basa ... 17
E. Kerangka Pemikiran ... 26
F. Anggapan Dasar ... 28
G. Hipotesis ... 28
III. METODE PENELITIAN ... 29
A. Populasi dan Sampel ... 29
C. Metode dan Desain Penelitian ... 30
D. Variabel Penelitian ... 31
E. Instrumen Penelitian dan Validitasnya ... 31
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 32
G. Teknik Analisis Data, Pengujian Hipotesis dan Pengolahan Data Respon ... 34
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44
A. Hasil Penelitian dan Analisis Data ... 44
B. Pembahasan ... 52
V. SIMPULAN DAN SARAN ... 64
A. Simpulan ... 64
B. Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA ... 66
LAMPIRAN 1. RPP Eksperimen ... 69
2. LKS ... 84
3. Soal Pretes dan Postes... 92
4. Data Penilaian Afektif Kelas Eksperimen ... 95
5. Data Penilaian Afektif Kelas Kontrol ... 98
6. Data Penilaian Psikomotor Kelas Eksperimen ... 101
7. Lembar Observasi Kinerja Guru ... 103
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kegiatan Pembelajaran ... 10
2. Analisis Konsep ... 18
3. Desain Penelitian ... 30
4. Data normalitas nilai pretes keterampilan mengorganisasikan... 45
5. Data homogenitas nilai pretes keterampilan mengorganisasikan ... 46
6. Data uji kesamaan dua rata-rata terhadap nilai pretes keterampilan mengorganisasikan ... 47
7. Data normalitasn-Gain keterampilan mengorganisasikan ... 49
8. Data homogenitasn-Gainketerampilan mengorganisasikan ... 49
9. Data uji perbedaan dua rata-rata keterampilan mengorganisasikan ... 50
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Ranah hasil belajar menggunakan pendekatan ilmiah ... 11
2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 32
3. Rata-rata nilai pretes dan rata-rata nilai postes keterampilan mengorganisasi-kan di kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 44
4. Rata-ratan-Gainketerampilan mengorganisasikan kelas kontrol dan kelas eksperimen ... 48
5. Rata-rata nilai afektif siswa di kelas eksperimen ... 51
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kimia adalah bagian dari ilmu IPA. Ada tiga hal yang berkaitan dengan kimia
yang tidak terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk, kimia sebagai proses dan
kimia sebagai sikap (Tim Penyusun, 2006). Kimia sebagai produk merupakan
pengetahuan kimia yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip,
hukum-hukum dan teori-teori. Kimia sebagai proses berkaitan dengan cara kerja
ilmiah, sehingga kimia bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan. Ketiga hal tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat terpisahkan antara kimia sebagai produk, proses dan sikap. Oleh sebab itu,
pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan ketiga
karakteristik ilmu kimia (Fadiawati, 2011).
Berdasarkan Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, telah
di-amanatkan bahwa sasaran pembelajaran dari implementasi kurikulum 2013
mem-perhatikan ketiga karakteristik ilmu kima yaitu mencakup ranah sikap,
pengetahu-an dpengetahu-an keterampilpengetahu-an. Proses pembelajarpengetahu-an diarahkpengetahu-an pada pengembpengetahu-angpengetahu-an ketiga
ranah tersebut. Sehingga diharapkan proses pembelajaran secara utuh melahirkan
2
dan keterampilan. Dalam kurikulum 2013 pembelajaran kimia dituntut untuk
mengaitkan materi dengan fenomena atau contoh-contoh yang ada di lingkungan
sekitar.
Namun faktanya pembelajaran kimia di sekolah belum mengaitkan dengan
contoh-contoh yang ada di kehidupan. Pembelajaran kimia tidak didasarkan pada
fakta-fakta yang ada. Sehingga siswa cenderung menghafal konsep, teori dan
hukum-hukum yang ada dalam pelajaran kimia. Hal ini didukung oleh hasil
observasi pendahuluan dan wawancara dengan guru kimia di SMA Negeri 1
Pringsewu. Pembelajaran kimia di SMA Negeri 1 Pringsewu belum dikaitkan
dengan contoh-contoh yang ada di kehidupan, siswa diminta untuk mempelajari
materi yang sedang dipelajari. Siswa diminta untuk membangun konsep sendiri
tanpa dibimbing oleh guru dan eksperimen atau demonstrasi hanya dilakukan
sesekali pada materi tertentu.
Pembelajaran kimia yang seperti ini tidak sesuai dengan implementasi kurikulum
2013. Pembelajaran kimia di sekolah membutuhkan suatu upaya untuk mengatasi
hal tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menerapkan pembelajaran
dengan pendekatan ilmiah. Upaya penerapan pendekatan ilmiah dalam
pembel-ajaran seharusnya terjadi dalam proses pembelpembel-ajaran, karena sesungguhnya
pem-belajaran itu sendiri adalah sebuah proses ilmiah (Hosnan, 2014). Pendekatan
ilmiah(scientific approach)dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud dilaku-kan melalui proses mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomuni
kasikan (Fadlillah, 2014). Langkah awal yang dilakukan adalah mengamati
3
atau melakukan percobaan, melakukan pemrosesan informasi untuk menemukan
keterkaitan satu informasi dan langkah yang terakhir yaitu mengomunikasikan
hasil yang telah diperoleh.
Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan ilmiah dapat diterapkan dalam
pembelajaran kimia di sekolah. Salah satu materi kimia kelas XI adalah asam
basa. KD 3.10 yaitu menganalisis sifat larutan berdasarkan konsep asam basa dan
atau pH larutan dan K.D 4.10 yaitu mengajukan ide atau gagasan tentang
peng-gunaan indikator yang tepat untuk menentukan keasaman asam/basa atau titrasi
asam/basa (Tim Penyusun, 2013d). Berdasarkan KD tersebut siswa dituntut untuk
dapat mencari hubungan dan menganalisis sifat larutan. Untuk mencapai KD
di-butuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Keterampilan mengorganisasikan(organizing)merupakan salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam taksonomi Bloom. Keterampilan mengorganisasikan
menunjukkan identifikasi unsur-unsur hasil komunikasi atau situasi dan mencoba
mengenali bagaimana unsur-unsur ini dapat menghasilkan hubungan yang baik
(Anderson dan Krathwohl, 2001). Selain itu,keterampilan mengorganisasikan
me-mungkinkan siswa membangun hubungan yang sistematis dan koheren dari
potongan-potongan informasi yang diberikan.
Pembelajaran dengan pendekatan ilmiah diharapkan dapat melatihkan dan
me-ningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa khususnya keterampilan
mengorganisasikan. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Sari (2014) yang menyimpulkan bahwa pendekatan ilmiah efektif dalam
4
itu penelitian Ikaningrum dan Gultom (2013) yang menyimpulkan bahwa
pende-katan ilmiah inkuiri efektif dalam meningkatkan prestasi belajar dan sifat ilmiah
siswa kelas X SMA Negeri 4 Magelang.
Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan penelitian dengan judulEfektivitas Pendekatan Ilmiah Pada Materi Asam Basa dalam Meningkatkan
Keterampilan Mengorganisasikan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana efektivitas pendekatan
ilmiah pada materi asam basa dalam meningkatkan keterampilan
mengorganisasi-kan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian
ini adalah mendeskripsikan efektivitas pendekatan ilmiah pada materi asam basa
dalam meningkatkan keterampilan mengorganisasikan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat, yaitu :
1. Siswa
Penerapan pendekatan ilmiah pada materi asam basa dapat melatih
5
2. Guru
Memberikan pengalaman langsung kepada guru dalam menerapkan
pem-belajaran dengan pendekatan ilmiah pada materi asam basa dalam melatih
keterampilan mengorganisasikan.
3. Sekolah
Penerapan pembelajaran dengan pendekatan ilmiah merupakan salah satu
alternatif untuk mengembangkan mutu pembelajaran kimia di sekolah.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari penelitian yang berbeda-beda terhadap istilah yang digunakan,
maka perlu dikembangkan beberapa istilah sebagai berikut.
1. Dalam penelitian ini pembelajaran dikatakan efektif apabila secara statistik
keterampilan mengorganisasikan siswa menunjukkan perbedaan yang
signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol yang ditunjukkan
dengann-Gainyang signifikan.
2. Pendekatan ilmiah merupakan proses pembelajaran yang mengedepankan
pengalaman personal peserta didik melalui beberapa proses mengamati
(observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting), menalar (associating), dan mengomunikasikan (Fadlillah, 2014).
3. Mengorganisasikan memungkinkan siswa membangun hubungan yang
sistematis dan koheren dari potongan-potongan informasi yang diberikan.
(Anderson dan Krathwohl, 2001)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendekatan Ilmiah
Pendekatan adalah suatu jalan, cara, atau kebijaksanaan yang ditempuh oleh guru
juga siswa untuk mencapai tujuan pengajaran apabila kita melihatnya dari sudut
bagaimana proses pengajaran atau materi pengajaran itu dikelola ( Jihad, 2012).
Pendekatan ilmiah merupakan pendekatan yang pada dasar gaya berpikirnya mengadopsi dari metode ilmiah. Upaya penerapan pendekatan ilmiah dalam proses pembelajaran bukan hal yang aneh dan mengada-ada tetapi memang itulah yang seharusnya terjadi dalam proses pembelajaran, karena sesungguh-nya pembelajaran itu sendiri adalah sebuah proses ilmiah (keilmuan)
(Hosnan, 2014).
Tim Penyusun (2013a) memberikan konsepsi tersendiri bahwa pendekatan ilmiah
dalam pembelajaran didalamnya mencakup komponen: mengamati (observing),
menanya (questioning), mencoba (experimenting), menalar (associating), dan mengomunikasikan.
1. Mengamati (Observing)
Mengamati ialah melakukan pengumpulan data tentang fenomena atau peristiwa
dengan menggunakan inderanya. Metode mengamati mengutamakan
kebermak-naan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggul-an tertentu, seperti menyajikkeunggul-an objek secara nyata sehingga siswa senkeunggul-ang dkeunggul-an
7
hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang
diguna-kan oleh guru (Tim Penyusun, 2013a).
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan bagi siswa untuk
melaku-kan pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar, dan membaca
(Tim Penyusun, 2013b). Metode mengamati sangat bermanfaat bagi penumbuhan
rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki
kebermak-naan yang tinggi (Abidin, 2013).
2. Menanya (Questioning)
Langkah kedua pada pendekatan ilmiah adalah menanya. Kegiatan belajarnya
adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa
yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik)(Fadlillah, 2014). Bertanya merupakan salah satu cara untuk
memper-oleh pengetahuan. Karena itu bertanya dalam kegiatan pembelajaran merupakan
kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir
siswa. Dalam pembelajaran, aktivitas bertanya perlu ditingkatkan. Melalui
ke-giatan bertanya, rasa ingin tahu peserta didik akan berkembang. Semakin terlatih
dalam bertanya, maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan (Hosnan,
2014). Aktivitas bertanya memiliki fungsi membangkitkan rasa ingin tahu, minat
dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran (Abidin,
2013).
Menanya memiliki banyak fungsi dalam kegiatan pembelajaran. Fungsi bertanya
adalah sebagai berikut:
8
b. Mendorong dan menginspirasi siswa untuk aktif belajar, serta mengem-bangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
c. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.
d. Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas subs-tansi pembelajaran yang diberikan.
e. Membangkitkan keterampilan siswa dalam berbicara, mengajukan per-tanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan mengguna-kan bahasa yang baik dan benar.
f. Mendorong partisipasi siswa dalam berdiskusi, berargumen, mengem-bangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
g. Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
h. Membiasakan siswa berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam meres-pon persoalan yang tiba-tiba muncul.
i. Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain (Tim Penyusun, 2013a).
3. Mencoba (Experimenting)
Tindak lanjut dari menanya adalah mencoba. Dalam hal ini, siswa menggali dan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu
siswa dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau
objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan
terse-but terkumpul sejumlah informasi yang menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya
yaitu menalar (Tim Penyusun, 2013c).
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, siswa harus mencoba
atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai.
Pada mata pelajaran IPA, peserta siswa memahami konsep-konsep IPA dan
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Siswa pun harus memiliki keterampilan
9
menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.
4. Menalar (Associating)
Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah
yang dianut dalam kurikulum 2013 digunakan untuk menggambarkan bahwa guru
dan siswa merupakan pelaku aktif. Penalaran adalah proses berpikir yang logis
dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh
simpulan berupa pengetahuan.
Istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada kurikulum 2013
dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau
pem-belajaran asosiatif. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori
otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah
ter-sedia. Proses itu dikenal sebagai asosiasi atau menalar (Tim Penyusun, 2013a).
Dalam kegiatan ini, siswa melakukan pemrosesan informasi untuk menemukan
keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari
keter-kaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang
dite-mukan (Tim Penyusun 2013c).
5. Mengomunikasikan
Dalam kegiatan ini, siswa menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan
dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasi, dan menemukan pola. Hasil
ter-sebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa atau
kelompok siswa tersebut.
10
terhadap materi pelajaran yang telah disajikan dalam pembelajaran. Langkah ini memberikan keuntungan kepada siswa dalam meningkatkan rasa percaya diri dan kesungguhan dalam belajar (Nasution,2013).
Adapun bentuk kegiatan pembelajaran melalui pendekatan ilmiah (Fadlillah,
2014) dapat dilihat, seperti Tabel 1 berikut :
Tabel 1. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Aktivitas Belajar
Mengamati (observing)
Melihat, mengamati, membaca, mendengar, menyimak (tanpa dan dengan alat)
Menanya (questioning)
Mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai ke yang bersifat hipotesis
diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi suatu kebiasaan)
Pengumpulan data (experimenting)
Menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang diajukan
menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, eksperimen)
mengumpulkan data Menalar
(associating)
Menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, menentukan hubungan data/kategori
menyimpulkan dari hasil analisis data Mengomunikasikan Menyampaikan hasil konseptualisasi
dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar atau media lainnya.
Proses pembelajaran pendekatan ilmiah menyentuh tiga ranah, yaitu sikap,
penge-tahuan, dan keterampilan. Integrasi dari ketiga ranah tersebut seperti terlihat pada
11
Gambar 1. Ranah hasil belajar menggunakan pendekatan ilmiah
1. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar siswa “tahu bagaimana”.
2. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar siswa “tahu mengapa”.
3. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar siswa “tahu apa” (Tim Penyusun, 2013a).
Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk
menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan
dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari siswa yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Tim Penyusun, 2013a).
B. Pembelajaran Konstruktivisme
Pendekatan ilmiah merupakan salah satu pendekatan pembelajaran berfilosofi
konstruktivisme. Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan
pen-dekatan ilmiah adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar
peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui
12
Menurut Sardiman (2007) konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan
yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita
sendiri. Pengetahuan bukanlah suatu tiruan (imitasi) dari kenyataan (realitas) dan
bukanlah gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Tetapi pengetahuan selalu
merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan
sese-orang.
Menurut Pannen, Mustafa, dan Sekarwinahyu (2001), menyatakan bahwa
kons-truktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan
bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita sendiri.
Ber-dasarkan pernyataan tersebut, maka sangat kecil kemungkinan adanya transfer
pengetahuan dari seseorang kepada yang lain. Setiap orang membangun
pengeta-huannya sendiri, sehingga transfer pengetahuan akan sangat mustahil terjadi.
Pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat ditransfer dari orang yang
mem-punyai pengetahuan kepada orang yang belum memmem-punyai pengetahuan. Bahkan
bila seorang guru bermaksud mentransfer konsep, ide, dan pengertian kepada
siswa, pemindahan itu harus diinterpretasikan dan dikontruksikan oleh siswa itu
lewat pengalamannya (Trianto, 2010).
Kontruktivisme memiliki karakteristik adanya perolehan pengetahuan sebagai
produk dari kegiatan organisasi sendiri oleh individu dalam lingkungan tertentu
(Bidell dan Fischer dalam Wardoyo, 2013). Menurut Suparno (Sunyono, 2013)
dalam teori kontruktivisme yang terpenting adalah bahwa dalam proses
pembela-jaran siswalah yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukannya
13
merupakan pembelajaran yang menitik beratkan pada keaktifan siswa dan
meng-haruskan siswa membangun pengetahuannya sendiri ( Trianto, 2007). Mereka
yang harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Penekanan belajar siswa
secara aktif ini perlu dikembangkan. Kreativitas dan keaktifan siswa akan
mem-bantu mereka untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif siswa. Lebih jauh
lagi Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh
seseorang melainkan melalui tindakan (Sunyono, 2013).
Menurut Trianto (2007) siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam
benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan
membe-ri kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendimembe-ri,
dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka
sendiri untuk belajar. Bruner (Dahar, 1989) menganggap bahwa belajar bermakna
hanya dapat terjadi melalui belajar penemuan. Pengetahuan yang diperoleh
mela-lui belajar penemuan bertahan lama dan mempunyai efek transfer yang lebih baik.
Belajar penemuan meningkatkan penalaran dan kemampuan berpikir secara bebas
dan melatih keterampilan-keterampilan kognitif untuk menemukan dan
memecah-kan masalah.
Menurut Bruner (2001) dalam Sunyono (2013), implikasi dari teori
konstuktivis-me dalam proses pembelajaran adalah pebelajar konstuktivis-melakukan proses aktif dalam
mengkonstruksi gagasan-gagasannya menuju konsep yang bersifat ilmiah.
Pebe-lajar menyeleksi dan mentransformasi informasi, mengkonstruksi dugaan-dugaan
(hipotesis) dan membuat suatu keputusan dalam struktur kognitifnya. Struktur
14
memahami berbagai macam pengertian dan pengalamannya. Ada beberapa aspek
utama dalam upaya menerapkan teori konstruktivisme dalam pembelajaran, yaitu
(a) siswa sebagai pusat dalam pembelajaran, (b) pengetahuan yang akan disajikan
disusun secara sistematis dan terstruktur sehingga mudah dipahami oleh siswa, (c)
memanfaatkan media yang baik.
Secara keseluruhan pengertian atau maksud pembelajaran secara konstruktivisme
adalah pembelajaran yang menuntut siswa untuk membangun dan menemukan
pengetahuannya sendiri. Peran guru hanya sebagai fasilitator yang membantu dan
mengarahkan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah, serta membimbing siswa
dalam proses pembelajaran.
C.Keterampilan Mengorganisasikan
Prinsip-prinsip dasar Bloom dan Krathwohl yang digunakan adalah prinsip
metodologis, psikologis, logis dan tujuan. Atas dasar itu maka taksonomi disusun
menjadi suatu tingkatan yang menunjukkan tingkat kesulitan (Arikunto, 2013).
Taksonomi Bloom mengklasifikasikan perilaku menjadi enam kategori, dari yang
sederhana (mengetahui) sampai dengan yang lebih kompleks (mengevaluasi).
Ranah kognitif terdiri atas (berturut-turut dari yang paling sederhana sampai yang
paling kompleks), ialah:
a. Pengetahuan (Knowledge ) / C – 1 b. Pemahaman (Comprehension) / C – 2 c. Penerapan (Application) / C – 3 d. Analisis (Analysis) / C – 4 e. Sintesis (Synthesis) / C – 5
15
Taksonomi Bloom ranah kognitif yang telah direvisi Anderson dan Krathwohl
(2001) yakni: mengingat (remember), memahami/mengerti (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan
menciptakan (create).
Menurut Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl dalam A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of
Educatioanl Objectives, 2001 :
Analyze involves breaking material into its constituent parts and determining how the parts are related to one another and to an overall structure. This process category includes the cognitive process of differentiating, organizing and attributing.
Analisis adalah menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsur-unsurnya
dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut dan
struktur besarnya.
Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan
tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian
tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan
permasalahan. Kemampuan menganalisis merupakan jenis kemampuan yang
banyak dituntut dari kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah. Berbagai mata
pelajaran menuntut siswa memiliki kemampuan menganalisis dengan baik.
Tuntutan terhadap siswa untuk memiliki kemampuan menganalisis sering kali
cenderung lebih penting daripada dimensi proses kognitif yang lain seperti
meng-evaluasi dan menciptakan. Kegiatan pembelajaran sebagian besar mengarahkan
siswa untuk mampu membedakan fakta dan pendapat, menghasilkan kesimpulan
16
Ada tiga macam proses kognitif yang tercakup dalam menganalisis: membedakan
(differentiating), mengorganisir (organizing) dan menemukan pesan tersirat (attributting). Membedakan meliputi kemampuan membedakan bagian-bagian
dari keseluruhan struktur dalam bentuk yang sesuai. Memberi atribut akan muncul
apabila siswa menemukan permasalahan dan kemudian memerlukan kegiatan
membangun ulang hal yang menjadi permasalahan. Kegiatan mengarahkan siswa
pada informasi-informasi asal mula dan alasan suatu hal ditemukan dan
dicipta-kan.
Menurut Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl dalam A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of
Educatioanl Objectives, 2001 :
Organizing involves identifying the elements of a communication or situation and recognizing how they fit together into a coherent structure. In organizing, a student builds systematic and coherent connections among pieces of presented information. Organizing usually occurs in conjunction with differentiating. The students first identifies the relevant or important elements and then determines the overall structure within which the elements fit. Organizing can also occur in conjunction with attributing, in which the focus is on determining the author’s intention or point of view. Alternative terms for organizing are structuring, integrating, finding coherence, outlining and parsing.
Artinya mengorganisasikan menunjukkan identifikasi unsur-unsur hasil
komuni-kasi atau situasi dan mencoba mengenali bagaimana unsur-unsur ini dapat
meng-hasilkan hubungan yang baik. Di mengorganisasikan, siswa membangun secara
sistematis dan koheren dari potongan-potongan informasi yang diberikan.
Meng-organisasikan biasanya berhubungan dengan membedakan. Hal pertama yang
harus dilakukan oleh siswa adalah mengidentifikasi unsur yang relevan atau
17
sesuai. Mengorganisasikan dapat juga berhubungan dengan menemukan pesan
tersirat, dimana fokus ditentukan dari sudut pandang penulis. Istilah lainnya
mengorganisasikan adalah menyusun, menghubungkan, menemukan hubungan,
menguraikan (Anderson, 2001).
D. Analisis Konsep Asam Basa
Menurut Dahar (1989), konsep adalah suatu abstraksi yang memiliki suatu kelas
objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, hubungan-hubungan yang
mempunyai atribut yang sama. Setiap konsep tidak berdiri sendiri melainkan
ber-hubungan satu sama lain, oleh karena itu siswa dituntut tidak hanya menghafal
konsep saja, tetapi hendaknya memperhatikan hubungan antara satu konsep
dengan konsep yang lainnya.
Herron et al. dalam Fadiawati (2011) mengemukakan bahwa analisis konsep me-rupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong guru dalam
meren-canakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep. Prosedur ini telah
digunakan secara luas oleh Markle dan Tieman serta Klausemer dkk. Analisis
konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu menentukan nama atau label
kon-sep, definisi konkon-sep, jenis konkon-sep, atribut kritis, atribut variabel, posisi konkon-sep,
18
Tabel 2. Analisis Konsep Asam-Basa
Label
Atribut Posisi Konsep
Contoh Non Contoh
Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordin
at
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Larutan Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih dan masing-masing zat tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Berdasarkan sifatnya larutan dapat dibagi menjadi larutan asam, larutan basa, dan suatu zat yang bila dilarutkan dalam air dapat melepaskan ion
19
Atribut Posisi Konsep
Contoh Non Contoh
Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordin
at
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
H+ (menurut teori
Arrhenius), di-mana konsen-trasi ion H+ menunjukan kekuatan asam suatu larutan yang dinyata-kan dengan derajat ke-asaman (pH), asam
merupakan spesi yang mendonorkan proton menurut teori Bronsted-Lowry, dan menerima pasangan elektron menurut teori Lewis.
konkret (pH) Indikator
asam basa
20
Atribut Posisi Konsep
Contoh Non Contoh
Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordin
at
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Basa Basa adalah zat yang
melepaskan ion
-OH di dalam pelarut air menurut teori Arrhenius, konsentrasi ion OH-
menunjukkan kekuatan basa yang dinyatakan dengan derajat pOH yang berkaitan dengan pKw atau spesi spesi yang menerima proton menurut Bronsted-Lowry, dan melepaskan pasangan elektron menurut Lewis.
Konsep Indikator
21
Atribut Posisi Konsep
Contoh Non Contoh
Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordin
at
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Kekuatan asam basa
Kemampuan spesi asam atau basa untuk menghasilkan ion H+ atau ion -OHdalam air yang
bergantung pada derajat
22
Atribut Posisi Konsep
Contoh Non Contoh
Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordin
at
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
pada kon-sentrasi ion H+ pOH Parameter
untuk menyatakan konsentrasi
-asetat 1x10-5
23
Atribut Posisi Konsep
Contoh Non Contoh
Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordin
at konsentrasi ion H+ hanya dapat ditentukan jika tetapan ionisasi asam (Ka) juga diketahui.
24
Atribut Posisi Konsep
Contoh Non Contoh
Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordin
at
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
sebagian, konsentrasi ion OH- hanya dapat
ditentukan jika tetapan ionisasi basa (Kb) juga diketahui
Basa kuat
Derajat Ionisasi
Istilah yang digunakan untuk menyatakan perbandingan antara jumlah zat yang
mengion dengan jumlah zat mula-mula
mendekati 1
Tetapan ionisasi asam (Ka)
Tetapan kesetimbangan untuk ionisasi asam lemah
Konsep abstrak
Ionisasi asam lemah
25
Atribut Posisi Konsep
Contoh Non Contoh
Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordin
at untuk ionisasi basa lemah
Konsep abstrak
Ionisasi basa lemah
E. Kerangka Pemikiran
Materi asam basa diberikan pada kelas XI pada K.D 3.10 yaitu menganalisis sifat
larutan berdasarkan konsep asam dan basa dan atau pH larutan dan K.D 4.10 yaitu
mengajukan ide atau gagasan tentang penggunaan indikator yang tepat untuk
me-nentukan keasaman asam/basa atau titrasi asam/basa. Langkah awal pembelajaran
materi asam basa dengan pendekatan ilmiah adalah mengamati. Siswa
mengama-ti, mengidentifikasi, dan menemukan data, grafik, kurva, maupun fenomena
ber-dasarkan data, grafik, kurva, maupun fenomena yang diberikan oleh guru.
Misal-nya, siswa diminta untuk mengamati tabel harga Ka larutan asam lemah. Setelah
mengamati tabel tersebut siswa akan mencari hubungan data yang diberikan, lalu
siswa akan menemukan hal-hal yang kurang mereka pahami, sehingga siswa akan
terpacu untuk bertanya karena mereka menemukan hal-hal yang belum mereka
pahami.
Langkah selanjutnya yaitu menanya (questioning). Pada tahap menanya, siswa
diminta menuliskan hal-hal yang tidak mereka pahami dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan. Setelah itu langkah selanjutnya yaitu mencoba (experimenting).
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, siswa harus mencoba
atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai.
Pada kegiatan mencoba siswa melakukan kegiatan merancang percobaan.
Langkah -langkah merancang percobaan yaitu menentukan variabel,
mengendali-kan variabel, menyusun prosedur percobaan dan menentumengendali-kan alat dan bahan.
Pada tahap menentukan alat dan bahan keterampilan mengorganisasikan
27
menentukan variabel, mengendalikan variabel dan menyusun prosedur percobaan.
Langkah yang selanjutnya yaitu menalar (associating) yaitu menganalisis data percobaan. Pada tahap ini, siswa melakukan pemprosesan informasi untuk
me-nemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, meme-nemukan pola
dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola
yang ditemukan. Di tahap ini, keterampilan mengorganisasikan siswa dapat
di-latihkan melalui pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada LKS. Misalnya siswa
diminta menganalisis sifat larutan berdasarkan perubahan warna lakmus. Selain
itu siswa diminta untuk menganalisis hubungan antara harga Ka dengan [H+]. Pada tahap ini siswa dilatih untuk bekerjasama dan berdiskusi serta dilatihkan
untuk membangun hubungan yang sistematis dan koheren dari potongan-potongan
informasi yang diberikan.
Langkah yang terakhir adalah mengomunikasikan. Dalam kegiatan ini, siswa
menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari
infor-masi, mengasosiasi, dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas
dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa atau kelompok siswa tersebut.
Pada tahap ini, siswa akan menyampaikan hasil yang telah diperoleh dengan
disertai alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang demikian dapat
meningkat-kan keterampilan mengorganisasimeningkat-kan karena siswa dilatih untuk menunjukmeningkat-kan
identifikasi unsur-unsur hasil komunikasi atau situasi dan mencoba mengenali
bagaimana unsur-unsur ini dapat menghasilkan hubungan yang baik. Selain itu
28
dari potongan-potongan informasi yang diberikan. Apabila pembelajaran kimia di
kelas diterapkan pembelajaran dengan pendekatan ilmiah diharapkan keterampilan
mengorganisasikan pada materi asam basa akan meningkat.
F. Anggapan Dasar
Beberapa hal yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi peningkatan keterampilan
mengorganisasikan materi pokok asam basa siswa kelas XI IPA semester
genap SMA Negeri 1 Pringsewu T.A. 2014-2015 diabaikan.
2. Perbedaan kemampuan mengorganisasikan materi pokok asam basa
semata-mata karena perbedaan perlakuan dalam proses pembelajaran; dan
G. Hipotesis
Hipotesis umum dalam penelitian ini adalah pendekatan ilmiah pada materi asam
basa efektif meningkatkan keterampilan mengorganisasikan dibandingkan
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1
Pring-sewu tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 166 siswa dan tersebar dalam lima
kelas, yaitu kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4, dan XI IPA 5. Dari
popu-lasi tersebut diambil 2 kelas yang akan dijadikan sampel penelitian. Satu kelas
se-bagai kelas eksperimen dan satu kelas lagi sese-bagai kelas kontrol. Teknikpurposive samplingdigunakan sebagai teknik pemilihan sampel. Teknikpurposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan (Sudjana,
2005).
Berdasarkan informasi dari guru bidang studi kimia yang memahami karakteristik
siswa di SMA Negeri 1 Pringsewu, dengan pertimbangan tingkat kognitif yang sama,
maka didapatkan sampel penelitian yaitu kelas XI IPA1dan XI IPA2. Kelas XI IPA1 dipilih sebagai kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran dengan
30
B. Data Penelitian
Dalam penelitian ini data utama yang digunakan berupa data keterampilan
mengorga-nisasikan sebelum penerapan pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (pretes) dan
sesudah penerapan pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (postes). Data penelitian
ini bersumber dari seluruh siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol.
Selain data utama terdapat juga data pendukung. Adapun data pendukung penelitian
yaitu data afektif siswa, data psikomotor siswa, data kinerja guru, dan data respon
siswa tentang pembelajaran asam basa dengan pendekatan ilmiah.
C. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dan menggunakanNon Equivalent Pretest-Posttest Control Group Design(Creswell, 1997) yang ditunjukkan
pada Tabel 3.
Tabel 3. Desain penelitian
Pretes Perlakuan Postes
Kelas eksperimen O1 X O2
Kelas kontrol O1 - O2
Kedua kelompok sampel sebelum diterapkan perlakuan diberikan pretes (O1). Kemu-dian pada kelas eksperimen diterapkan pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (X)
31
sampel diberikan postes (O2).
D. Variabel Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu pembelajaran dengan pendekatan ilmiah
dan pembelajaran konvensional. Adapun variabel terikat yaitu keterampilan
meng-organisasikan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pringsewu pada materi asam basa.
E. Instrumen Penelitian dan Validitasnya
Instrumen adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaan sesuatu.
Ins-trumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh pengumpul data
untuk melaksanakan tugasnya mengumpulkan data (Arikunto, 1997). Dalam
peneliti-an ini, instrumen ypeneliti-ang digunakpeneliti-an berupa silabus, Rencpeneliti-ana Pelakspeneliti-anapeneliti-an Pembelajarpeneliti-an
(RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) kimia sebanyak 6 LKS yang menggunakan
pendekatan ilmiah pada materi asam basa, soal pretes dan postes yang berupa soal
uraian yang mengukur keterampilan mengorganisasikan, lembar penilaian afektif
siswa , lembar penilaian psikomotor siswa, lembar observasi kinerja guru dan angket
respon siswa tentang pendekatan ilmiah pada materi asam basa.
Data penelitian yang diperoleh harus sahih atau dapat dipercaya, oleh sebab itu
ins-trumen yang digunakan harus valid. Suatu insins-trumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti
32
digunakan. Pengujian instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas
isi. Pengujian dilakukan dengan menelaah kisi-kisi, terutama kesesuaian antara
tujuan penelitian, tujuan pengukuran, indikator, dan butir-butir pertanyaannya.
Adapun pengujian validitas isi ini dilakukan dengan carajudgment. Oleh karena dalam melakukanjudgmentdiperlukan ketelitian dan keahlian penilai, maka peneliti meminta ahli untuk melakukannya. Dalam hal ini dilakukan oleh dosen pembimbing
yaitu Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si. dan Ibu Lisa Tania, S.Pd. , M.Sc. untuk
mem-validasinya.
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian disajikan pada Gambar 2 berikut:
Gambar 2. Prosedur pelaksanaan penelitian Kelas Kontrol Dengan
Pembelajaran Konvensional
Observasi Pendahuluan
1. Menentukan Populasi dan Sampel 2. Mempersiapkan Perangkat
Pembelajaran dan Pembuatan Instrumen
3. Validasi Instrumen
Pretes
Analisis Data
Pembahasan dan kesimpulan Postes
33
Berdasarkan gambar tersebut, langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Observasi pendahuluan
a. Mengajukan permohonan izin kepada kepala SMA Negeri 1 Pringsewu untuk
melaksanakan penelitian.
b. Melakukan observasi ke sekolah tempat penelitian untuk mendapatkan
infor-masi tentang data siswa, karakteristik siswa, jadwal dan sarana-prasarana yang
ada di sekolah yang dapat digunakan sebagai sarana pendukung pelaksanaan
penelitian.
c. Menentukan pokok bahasan yang akan diteliti berdasarkan karakteristik
materi yang cocok untuk diterapkannya pembelajaran dengan pendekatan
ilmiah.
d. Menentukan dua kelas sebagai sampel penelitian.
2. Pelaksanaan penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
a. Tahap persiapan
Menyusun perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses
pem-belajaran di kelas, antara lain analisis Kompetensi Inti-Kompetensi Dasar, analisis
konsep, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa
(LKS), kisi-kisi soal pretes dan postes, soal pretes dan postes, lembar penilaian
afektif siswa, lembar penilaian psikomotor siswa, lembar observasi kinerja guru,
34
b. Tahap pelaksanaan penelitian
Pada tahap pelaksanaan penelitian, kelas XI IPA1diterapkan pembelajaran dengan pendekatan ilmiah, sedangkan pada kelas XI IPA2diterapkan pembelajaran kon-vensional. Urutan prosedur pelaksanaannya sebagai berikut:
1) Melakukan pretes dengan soal-soal yang sama pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
2) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada materi asam basa sesuai dengan
pembelajaran yang telah ditetapkan di masing-masing kelas.
3) Memberikan postes dengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
4) Tabulasi dan menganalisis data.
G. Teknik Analisis Data, Pengujian Hipotesis, dan Pengolahan Data Respon
a. Teknik analisis data
Tujuan analisis data adalah untuk memberikan makna atau arti yang digunakan untuk
menarik suatu kesimpulan yang berkaitan dengan masalah, tujuan, dan hipotesis yang
telah dirumuskan sebelumnya.
1. Mengubah skor menjadi nilai
Nilai pretes dan postes pada penilaian keterampilan mengorganisaikan dirumuskan
sebagai berikut:
100 x maksimal
skor Jumlah
diperoleh yang
jawaban skor
Jumlah siswa
35
Data yang diperoleh kemudian dianalisis, dengan menghitungn-Gainyang
selanjut-nya digunakan uji hipotesis.
2. Menghitungn-Gaindari nilai siswa
Untuk mengetahui peningkatan nilai pretes dan postes dari kedua kelas, maka
dilaku-kan analisis nilaigainternormalisasi. Rumusn-Gain(g) menurut Hake dalam Yusnita (2014) adalah sebagai berikut:
n-Gain(g) =
Nilaimaksimumideal-NilaiPretes
Pretes Nilai -Postes Nilai
...(2)
b. Pengujian hipotesis
1. Uji kesamaan dua rata-rata nilai pretes
Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk menentukan apakah pada awalnya kedua
sampel pada penelitian memiliki keterampilan mengorganisasikan yang sama atau
berbeda pada materi pokok asam basa antara pembelajaran menggunakan pendekatan
ilmiah dengan pembelajaran konvensional dari siswa kelas XI IPA SMA Negeri1
Pringsewu. Sebelum uji kesamaan dua rata-rata, dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas.
a. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data dari sampel dari kedua kelas
penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, yang selanjutnya
36
normalitas dapat menggunakan uji Chi-Kuadrat (Sudjana, 2005).
Hipotesis
H0: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1: Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Statistik Uji
2 =
(
)
...(3)Keterangan :
Oi= frekuensi pengamatan Ei= frekuensi yang diharapkan Keputusan Uji
Terima H0jika < ( )( ) atau < dengan taraf nyata 0,05.
Dalam hal lainnya H0ditolak.
b. Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh informasi bahwa sampel penelitian
yang dibandingkan memiliki varians homogen atau tidak, yang selanjutnya untuk
menentukan statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Menurut
Sudjana (2005) untuk menguji homogenitas varians dapat menggunakan uji F.
Hipotesis
H = ( Sampel penelitian memiliki varians yang homogen)
37
Statistik Uji
F =S S
Atau F = varians terbesar varians terkecil
...(4)
S = (x x) n 1
...(5)
Keterangan :
S = simpangan baku x = nilai pretes
x= rata-rata nilai pretes n = jumlah siswa
Kriteria Uji
Terima H0hanya jikaF < F½ ( , )atauF < F dengan taraf nyata 0,05.
Dalam hal lainnya tolak H0.
c. Uji statistik
Rumusan hipotesis:
H0: µ1x= µ2x : Rata-rata pretes keterampilan mengorganisasikan siswa dikelas eks-perimen sama dengan rata-rata pretes keterampilan mengorganisasikan
siswa dikelas kontrol pada materi asam basa.
H1: µ1x≠ µ2x : Rata-rata pretes keterampilan mengorganisasikan siswa dikelas eks-perimen tidak sama dengan rata-rata pretes keterampilan
mengorganisasikan siswa dikelas kontrol pada materi asam basa.
Keterangan:
µ1 : Rata-rata nilai pretes pada materi asam basa pada kelas yang diterapkan pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah
µ2 : Rata-rata nilai pretes pada materi asam basa pada kelas yang diterapkan pembelajaran konvensional.
38
Dalam Sudjana (2005) dengan rumus sebagai berikut:
t = dengan S = ( ) ( )
Keterangan:
thitung= Kesamaan dua rata-rata.
= Rata-rata nilai pretes keterampilan mengorganisasikan pada materi asam basa pada kelas yang diterapkan pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah.
= Rata-rata nilai pretes keterampilan mengorganisasikan pada materi asam basa pada kelas yang diterapkan pembelajaran konvensional.
= Simpangan baku gabungan.
= Jumlah siswa pada kelas yang diterapkan pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah.
= Jumlah siswa pada kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional. = Simpangan baku siswa yang diterapkan pembelajaran menggunakan
pen-dekatan ilmiah.
= Simpangan baku siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Dengan kriteria uji : Terima H0jika thitung< t (1-α) denganderajat kebebasan d(k) = n1 + n2–2 dan tolak H0untuk harga t lainnya. Dengan menentukan tarafsignifikan α = 5% peluang (1-α ).
3. Uji perbedaan dua rata-rata
Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menentukan seberapa efektif perlakuan
terhadap sampel yaitu siswa XI IPA SMA Negeri 1 Pringsewu dengan uji-t. Sebelum
uji perbedaan dua rata-rata dengan uji-t, dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas
dan uji homogenitas.
a. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data dari sampel berasal dari
39
statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Untuk uji normalitas yang
dapat menggunakan uji Chi-Kuadrat (Sudjana, 2005).
Hipotesis
H0: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1: Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Statistik Uji
2 =
(
)
...(7)Keterangan :
Oi= frekuensi pengamatan Ei= frekuensi yang diharapkan Keputusan Uji
Terima H0jika < ( )( ) atau < dengan taraf nyata 0,05.
Dalam hal lainnya H0ditolak.
a. Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh informasi bahwa sampel penelitian
yang dibandingkan memiliki varians homogen atau tidak, yang selanjutnya untuk
me-nentukan statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Menurut Sudjana
(2005) untuk menguji homogenitas varians dapat menggunakan uji F.
Hipotesis
40
H ( Sampel penelitian memiliki varians yang tidak homogen)
Statistik Uji
F =S S
Atau F = varians terbesar varians terkecil
...(8)
S = (x x) n 1
...(9)
Keterangan :
S = simpangan baku x = nilain-Gain
x= rata-rata nilain-Gain n = jumlah siswa
Kriteria Uji
Terima H0hanya jikaF < F½ ( , )atauF < F dengan taraf nyata 0,05.
Dalam hal lainnya tolak H0.
b. Uji statistik Rumusan hipotesis:
H0 : Rata-ratan-Gainketerampilan mengorganisasikan pada materi asam basa dengan pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah lebih rendah atau
sama dengan rata-ratan-Gainketerampilan mengorganisasikan dengan
pembelajaran konvensional.
H0: µ1x≤ µ2x
H1 : Rata-ratan-Gainketerampilan mengorganisasikan pada materi asam basa dengan pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah lebih tinggi daripada
rata-ratan-Gainketerampilan mengorganisasikan dengan pembelajaran
41
H1: µ1x> µ2
Keterangan:
µ1 = Rata-ratan-Gainketerampilan mengorganisasikan pada materi asam basa pada kelas yang diterapkan pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah. µ2 = Rata-ratan-Gainketerampilan mengorganisasikan pada materi asam basa
pada kelas dengan pembelajaran konvensional x = Keterampilan Mengorganisasikan
Data yang diperoleh terdistribusi normal dan homogen, maka pengujian
mengguna-kan uji statistik parametrik melalui uji-t (Sudjana, 2005):
t = dengan S = ( ) ( )
Keterangan:
thitung= Perbedaan dua rata-rata.
= Rata-ratan-Gainketerampilan mengorganisasikan siswa pada materi asam basa pada kelas yang diterapkan pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah.
= Rata-ratan-Gainketerampilan mengorganisasikan siswa pada materi asam basa pada kelas yang diterapkan pembelajaran konvensional.
= Simpangan baku gabungan.
= Jumlah siswa pada kelas yang diterapkan pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah.
= Jumlah siswa pada kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional. = Simpangan baku siswa yang diterapkan pembelajaran menggunakan
pen-dekatan ilmiah.
= Simpangan baku siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Dengan kriteria pengujian:terima H0jika t < t1-αdengan derajat kebebasan d(k) = n1+ n2–2 dan tolak H0untuk harga t lainnya. Dengan menentukan taraf signifikan α = 5% peluang (1– α).
42
c. Pengolahan data respon
Angket digunakan untuk mengumpulkan data respon siswa kelas eksperimen
terha-dap pembelajaran dengan pendekatan ilmiah pada materi asam basa. Angket
dibagi-kan setelah pembelajaran asam basa berakhir. Langkah-langkah pembuatan angket
adalah membuat kisi-kisi angket. Kemudian angket disusun dalam bentuk pernyataan
positif dan kolom skala yang akan diisi oleh siswa dengan menuliskan ceklis.
Pernyataan-pernyataan positif dibagi menjadi lima indikator yaitu senang,
mening-katkan pemahaman, rasa ingin tahu, fokus, dan keterampilan berpikir.
Pada angket kolom ceklis terdiri dari 5 kolom, menggunakan skala likert dengan
rentang nilai 1-5 dengan kriteria positif 5 untuk jawaban sangat setuju, 4 untuk
jawa-ban setuju, 3 untuk jawajawa-ban kurang setuju, 2 untuk jawajawa-ban tidak setuju, dan 1 untuk
jawaban sangat tidak setuju. Skor jawaban angket untuk tiap pernyataan masih
beru-pa data ordinal. Dalam statistik biasanya harus menggunakan data berskala interval.
Oleh sebab itu harus data ordinal harus diubah terlebih dahulu menjadi data interval
dengan menggunakanMethod of Successive Interval(MSI) pada Ms. Excel 2007
(Sarwono, 2012). Berikut ini merupakan tahap-tahap mengubah data ordinal menjadi
data interval:
1. Menentukan jumlah responden yang menjawab skor 1,2,3,4,5 dari setiap butir
pertanyaan pada angket.
2. Menentukan proporsi yaitu setiap frekuensi yang dibagi dengan banyaknya
responden.
43
4. Menghitung nilai z tabel untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.
5. Menentukan nilai densitas untuk setiap nilai z yang diperoleh.
6. Menentukan nilai skala (NS) dengan rumus :
...(11)
7. Menentukan nilai transformasi berupa nilai interval.
8. Menentukan nilai per indikator dengan rumus:
Nilai per indikator = x 100 ...(12)
9. Mengkategorikan nilai siswa dengan kriteria sebagai berikut:
1) Jika nilai siswa antara 76-100 maka tinggi 2) Jika nilai siswa antara 56-75 maka sedang
3) Jika nilai siswa kurang dari sama dengan 55 maka rendah (Arikunto, 1992)
10. Menentukan jumlah siswa per kategori.
11. Menentukan persentase kategori dengan rumus:
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa:
1. Rata-ratan-Gainketerampilan mengorganisasikan siswa pada materi asam basa dengan menggunakan pembelajaran pendekatan ilmiah lebih tinggi
daripada rata-ratan-Gainketerampilan mengorganisasikan siswa dengan
menggunakan pembelajaran konvensional.
2. Penerapan pendekatan ilmiah pada materi asam basa efektif dalam
mening-katkan keterampilan mengorganisasikan.
3. Keterampilan mengorganisasikan pada pembelajaran pendekatan ilmiah
dila-tihkan pada tahap mencoba dan menalar.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa :
1. Pendekatan ilmiah hendaknya diterapkan dalam pembelajaran kimia,
ter-utama pada materi asam basa karena terbukti efektif dalam meningkatkan
keterampilan mengorganisasikan.
2. Bagi calon peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian agar lebih
mem-perhatikan pengelolaan waktu dalam proses pembelajaran sehingga
pembela-jaran lebih maksimal, karena dalam pelaksanaannya pembelapembela-jaran
65
3. Bagi calon peneliti lain yang juga tertarik untuk menerapkan pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. 2013. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Refika Aditama. Bandung.
Anderson, L.W dan Krathwohl, D.R. 2001.A Taxonomy for Learning, Teaching and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. Addison Wesley Longman, Inc. New York.
Arikunto, S. 1992.Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.
__________. 1997. Penilaian Program Pendidikan(Edisi Ketiga). Bumi Aksara. Jakarta.
__________. 2013.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Kedua).Bumi Aksara. Jakarta.
Creswell, J. W. 1997.Research Design Qualitative and Quantitative Approaches. Sage Publications. London.
Dahar, R. W. 1989. Teori-teori Belajar. Erlangga. Jakarta.
Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pembelajaran tentang Struktur Atom dari SMA hingga Perguruan Tinggi. Disertasi. SPs-UPI Bandung. Bandung.
Fadlillah, M. 2014.Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS & SMA/MA.Ar-Ruzz Media. Yogyakarta.
Gunawan, I dan Palupi,A.R. 2012. Taksonomi Bloom–Revisi Ranah Kognitif: Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, Dan Penilaian. Jurnal PGSD,II (2) : 16-40..IKIP PGRI Madiun. Madiun. [online]
ejournal.ikippgri madiun.ac.id/id/node/405
Hosnan, M. 2014.Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.Ghalia. Jakarta.
67
Jurnal Program Studi Pendidikan Kimia UNY Vol.II No.2. UNY. Yogyakarta.
Jihad, A dan Haris A. 2012.Evaluasi Pembelajaran.Multi Pressindo. Yogyakarta.
Nasution, K. 2013. Aplikasi Model Pembelajaran Dalam Perspektif Pendekatan Saintifik. Artikel Dosen, Guru dan WI Kemenag Sumut,1-10.BDK Medan. Medan.
Pannen, P., D. Mustafa, dan M. Sekarwinahyu. 2001. Konstruktivisme dalam Pembelajaran. Dikti. Jakarta.
Sardiman. 2007.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta. Sari, A. N. 2014. Pembelajaran Pendekatan Ilmiah dalam Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Orisinil Siswa Materi Asam Basa.Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Sarwono, J. 2012.Mengubah Data Ordinal ke Data Interval dengan Metode Suksesif Interval. [Online]. http://jonathansarwono.info/teori/msi.pdf. Diakses pada 20 Februari 2015.
Sudjana, N. 2005. Metode Statistika Edisi keenam. PT. Tarsito. Bandung. Sunyono. 2013.Buku Model Pembelajaran Berbasis Multipel Representasi.Aura
Publishing. Bandar Lampung.
Tim Penyusun. 2013a.Diklat Guru. dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013. Analisis Materi Ajar. Konsep Pendekatan Scientific. Kemdikbud. Jakarta.
___________. 2013b.Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum. Kemdikbud.Jakarta.
___________. 2013c.Rambu-rambu Penyusunan RPP. Kemdikbud. Jakarta.
___________. 2013d.Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.Kemdikbud. Jakarta.
____________. 2006.Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.BSNP. Jakarta.
68
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Wardoyo, S.M. 2013.Pembelajaran Konstruktivisme.Alfabeta. Bandung.