• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH AIR KELAPA (Cocos nucifera L.), ASAM GIBERELAT (GA3) DAN INTERAKSINYA TERHADAP PROSES SENESCENCE PADA BUNGA POTONG KRISAN PUTIH (Dendranthema grandiflora L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH AIR KELAPA (Cocos nucifera L.), ASAM GIBERELAT (GA3) DAN INTERAKSINYA TERHADAP PROSES SENESCENCE PADA BUNGA POTONG KRISAN PUTIH (Dendranthema grandiflora L.)"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH AIR KELAPA (Cocos nuciferaL.), ASAM GIBERELAT (GA3) DAN INTERAKSINYA TERHADAP PROSESSENESCENCEPADA

BUNGA POTONG KRISAN PUTIH (Dendranthema grandifloraL.)

Oleh Ade Silvinia

ABSTRAK

Bunga potong krisan (Dendranthema grandifloraL.) rentan mengalami kerusakan misalnya perubahan bentuk, warna bunga dan layu pada daun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh air kelapa dan GA3 terhadap senescence pada bunga potong krisan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November 2016 di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. Variabel pada penelitian ini yaitu berat segar bunga, berat kering bunga, kadar air relatif, kandungan klorofil a, klorofil b, dan klorofil total. Parameter pada penelitian ini adalah nilai tengah (µ) semua variabel. Penelitian ini disusun dalam rancangan faktorial 2x3, faktor A: air kelapa dengan konsentrasi 0% v/v dan 50% v/v. Faktor B: GA3 dengan konsentrasi 0 ppm, 250 ppm, 500 ppm. Analisis homogenitas ragam (uji Levene) dan analisis ragam pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukan GA3 250 ppm meningkatkan berat segar bunga krisan sebesar 36%. Pada variabel berat kering dan kadar air relatif, air kelapa ataupun GA3 dan interksinya tidak berpengaruh secara nyata terhadap penundaan senescence. Kombinasi antara air kelapa 50% dan GA3 500 ppm dapat meningkatkan kandungan klorofil a sebesar 59%, kombinasi air kelapa 50% dan GA3 500 ppm meningkatkan kandungan klorofil b sebesar 79%, dan kombinasi antara air kelapa 50% dan GA3 500 ppm meningkatkan kandungan klorofil total sebesar 64%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan kombinasi air kelapa 50% v/v dan GA3 dapat menunda senescence pada bunga potong krisan, konsentrasi yang efektif untuk meningkatkan kandungan klorofil adalah air kelapa 50% dan GA3 500 ppm.

(2)

PENGARUH AIR KELAPA (Cocos nucifera L.), ASAM GIBERELAT (GA3) DAN INTERAKSINYA TERHADAP PROSES SENESCENCE PADA

BUNGA POTONG KRISAN PUTIH (Dendranthema grandiflora L.) (Skripsi)

Oleh

Ade Silvinia

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

PENGARUH AIR KELAPA (Cocos nuciferaL.), ASAM GIBERELAT (GA3) DAN INTERAKSINYA TERHADAP PROSESSENESCENCEPADA

BUNGA POTONG KRISAN PUTIH (Dendranthema grandifloraL.)

Oleh Ade Silvinia

ABSTRAK

Bunga potong krisan (Dendranthema grandifloraL.) rentan mengalami kerusakan misalnya perubahan bentuk, warna bunga dan layu pada daun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh air kelapa dan GA3 terhadap senescence pada bunga potong krisan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November 2016 di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. Variabel pada penelitian ini yaitu berat segar bunga, berat kering bunga, kadar air relatif, kandungan klorofil a, klorofil b, dan klorofil total. Parameter pada penelitian ini adalah nilai tengah (µ) semua variabel. Penelitian ini disusun dalam rancangan faktorial 2x3, faktor A: air kelapa dengan konsentrasi 0% v/v dan 50% v/v. Faktor B: GA3 dengan konsentrasi 0 ppm, 250 ppm, 500 ppm. Analisis homogenitas ragam (uji Levene) dan analisis ragam pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukan GA3 250 ppm meningkatkan berat segar bunga krisan sebesar 36%. Pada variabel berat kering dan kadar air relatif, air kelapa ataupun GA3 dan interksinya tidak berpengaruh secara nyata terhadap penundaan senescence. Kombinasi antara air kelapa 50% dan GA3 500 ppm dapat meningkatkan kandungan klorofil a sebesar 59%, kombinasi air kelapa 50% dan GA3 500 ppm meningkatkan kandungan klorofil b sebesar 79%, dan kombinasi antara air kelapa 50% dan GA3 500 ppm meningkatkan kandungan klorofil total sebesar 64%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan kombinasi air kelapa 50% v/v dan GA3 dapat menunda senescence pada bunga potong krisan, konsentrasi yang efektif untuk meningkatkan kandungan klorofil adalah air kelapa 50% dan GA3 500 ppm.

(4)

PENGARUH AIR KELAPA (Cocos nuciferaL.), ASAM GIBERELAT (GA3) DAN INTERAKSINYA TERHADAP PROSESSENESCENCEPADA

BUNGA POTONG KRISAN PUTIH (Dendranthema grandifloraL.)

Oleh

Ade Silvinia

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA SAINS

pada JurusanBiologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Ade Silvinia, dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 26 November 1994 sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara dari Ayahanda Jon Isman dan Ibunda Gusniar.

Penulis mengawali pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK DharmaWanita Unila Bandar Lampung Pada Tahun 2000 dilanjutkan Sekolah Dasar (SD) di SDN 3 Bukit Kemiling Permai pada tahun 2001, kemudian Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 28 Bandar Lampung pada tahun 2007 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung pada tahun 2010. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung pada tahun 2013 melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN).

(8)

iii

(9)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT

atas segala kemudahan, limpahan rahmat dan karunia yang Engkau berikan

selama ini. Seiring doa, rasa syukur dan segala kerendahan hati. Dengan

segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya kecilku ini untuk

orang-orang yang akan selalu berharga dalam hidupku:

Ibu Bong dan Bapak Bong ku tercinta, yang sangat menyayangiku,

mendoakan keberhasilanku, dan memberikan segalanya yang terbaik

untukku.

Kakak-kakak dan seluruh keluarga besarku, yang selalu memberikan

doa, semangat, dan dukungan untuk keberhasilanku hingga saat ini.

Para pendidikku, atas bimbingan dan ajarannya, serta limpahan

ilmu-ilmu yang bermanfaat.

Seluruh sahabat-sahabatku dan teman-teman biologi 2013, yang telah

menemaniku saat suka dan duka, memberikan pengalaman serta

kebersamaan

Seluruh guru kehidupan yang pada mereka aku belajar tentang arti

kehidupan.

(10)

OTTO

Hal yang luar biasa adalah semakin banyak yang kita

bagikan semakin banyak yang kita terima

(Leonard Nimoy)

Bukan ketidakmampuanmu yang membatasi dirimu, tapi

bagaimana kamu menghadapi ketidakmampuanmu itu. Kita

berkewajiban menggunakan kemampuan yang kita punyai,

bukan ketidakmampuan kita

(Jim Abbott)

Saya adalah yang terhebat. Saya katakan itu bahkan

sebelum saya mengetahuinya

(Muhammad Ali)

Sukses bukanlah sesuatu yang mistik atau misterius.

Sukses adalah hasil dari melakukan hal-hal mendasar

secara konsisten

(11)

SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menjelaskan kepada manusia tentang isi kandungan Al-Qur’an sebagai petunjuk

jalan menuju kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak.

Skripsi yang berjudul“Pengaruh Air Kelapa (Cocos nuciferaL.), Asam Giberelat (GA3) dan Interaksinya Terhadap Proses Senescence pada Bunga Potong Krisan Putih (Dendranthema grandifloraL.).

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, motivasi, saran dan kritik yang telah diberikan oleh semua pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih seluruh kepada :

1. Ibu Dra. Martha Lulus Lande, M.P, selaku pembimbing I yang telah memberikan perhatian, pengertian, bimbingan, kesabaran, serta dukungan selama pembuatan skripsi ini dari proses awal hingga akhir.

(12)

masukan, kritik, dan sarannya agar tulisan ini menjadi lebih baik 3. Bapak Ir, Zulkifli, M.Sc, selaku Dosen Pembahas yang telah banyak

memberikan bimbingan, saran, dan kritik, koreksi dan masukan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Dra. C. N Ekowati, M.Si , selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan saran, pengertian, nasihat, dan bimbingan selama penulis menyelesaikan studi.

5. Bapak Prof. Warsito, S.Si., DEA., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lampung.

6. Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung dan selaku Pembimbing Akademik.

7. Bapak dan Ibu Dosen yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas ilmu yang sudah diberikan selama penulis melaksanakan studi di Jurusan Biologi.

8. Kedua orangtua tercinta, Bapak Jon Isman, dan Ibu Gusniar , abang Irwan, Ayu Bongju dan seluruh keluarga besarku terimakasih atas doa, dukungan moril dan materil, kasih sayang, semangat, kepercayaan, dan nasihat-nasihatnya selama ini.

9. Teman-teman seperjuangan selama penelitian Gia Kerlin, Karlisa A, Rizka Devi, Herta Maniara, Dini Ambarwati, Sabti Martini yang selalu mendukung serta menilai tulisan saya, terimakasih atas bantuan kalian semua.

10.

(13)

11. Kakak tingkat 2011,2012 , adik-adik tingkat 2014, 2015, 2016, dan seluruh Wadya Balad HIMBIO terimakasih atas dukungan dan kebersaam bagi penulis.

12. Sahabat-sahabar SMP cuu Fitri Weliya dan Tiara Wahyuni S. Trimakasih atas kebersamaan dan dukungannya selama ini

13. Almamater tercinta.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penyusunan skripsi ini dan masih dibutuhkan kritik serta saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 16 Februari 2017 Penulis

(14)

DAFTAR ISI

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ... 17

(15)

x

C. Rancangan Percobaan ... 18

D. Variabel dan Parameter ... 19

E. Pelaksanaan ... 19

F. Pengamatan ... 20

G. Analisis Data ... 23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 24

1. Berat Segar Bunga Krisan ... 24

2. Berat Kering Bunga Krisan ... 25

3. Kadar Air Relatif ... 26

4. Kandungan Klorofil a ... 27

5. Kandungan Klorofil b... 29

6. Kandungan Klorofil Total ... 30

B. Pembahsan ... 33

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 38

B. Saran. ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 39

(16)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Notasi Faktor, Taraf dan Kombinasi Perlakuan... 18

Tabel 2 Pengenceran air kelapa sesuai konsentrasi... 20

Tabel 3 Uji BNT Berat Segar Bunga Krisan... 25

Tabel 4 Rata-rata Berat Kering Bunga Krisan ... 26

Tabel 5 Rata-rata Kadar Air Relatif Bunga Krisan ... 27

Tabel 6 Uji F Kandungan Klorofil a ... 28

Tabel 7 Uji F Kandungan Klorofil b ... 29

Tabel 8 Uji F Kandungan Klorofil Total ... 31

Tabel 9 Efek Kombinasi GA3, Air Kelapa dan Interaksi terhadap Senescencebunga ... 33

Tabel 10 Rata-rata, Standar deviasi,ragam, standar error, koefisien keragaman (Berat Segar ) ... 42

Tabel 11 Residual treatment berat segar bunga krisan putih ... 42

Tabel 12 Uji BNT untuk penentuanMain EffectGA3 ... 45

Tabel 13 Rata-rata, Standar deviasi,ragam, standar error, koefisien keragaman (Berat Kering) ... 46

Tabel 14 Residual treatment berat kering bunga krisan putih... 46

Tabel 15 Rata-rata, Standar deviasi,ragam, standar error, koefisien keragaman (Kadar Air Relatif) ... 49

(17)

xii

Tabel 17 Rata-rata, Standar deviasi,ragam, standar error, koefisien

Keragaman (Klorofil a) ... 52 Tabel 18 Residual treatment kandungan klorofil a ... 52 Tabel 19 Uji F GA3 pada setiap konsentrasi air kelapa klorofil a ... 54 Tabel 20 Rata-rata, Standar deviasi,ragam, standar error, koefisien

keragaman (Klorofil b) ... 56 Tabel 21 Residual treatment kandungan klorofil b ... 56 Tabel 22 Uji F GA3 pada setiap konsentrasi air kelapa klorofil b... 58 Tabel 23 Rata-rata, Standar deviasi,ragam, standar error, koefisien

(18)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Tanaman Krisan Putih(D. grandifloraL.)... 8

Gambar 2. Morfologi Tanaman Krisan ... 10

Gambar 3. Struktur Kimia GA3... 14

Gambar 4. Struktur Kimia Zeatin... 16

Gambar 5. Grafik MainEffectBerat Segar Bunga ... 25

Gambar 6. KurvaSimple EffectKlorofil a ... 28

Gambar 7. KurvaSimple EffectKlorofil b... 30

Gambar 8. KurvaSimple EffectKlorofil Total ... 32

Gambar 9. Proses Penimbangan GA3 ... 64

Gambar 10. Perendaman bunga krisan selama 4 jam ... 64

Gambar 11. Pengamatan hari ke-1 setelah perendaman ... 65

Gambar 12. Pengamatan hari ke-2 setelah perendaman ... 66

Gambar 13. Pengamatan hari ke-3 setelah perendaman ... 67

Gambar 14. Pengamatan hari ke-4 setelah perendaman ... 68

Gambar 15. Pengamatan hari ke-5 setelah perendaman ... 69

Gambar 16. Pengamatan hari ke-6 setelah perendaman ... 70

(19)

xiv

(20)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Bunga krisan putih (Dendranthema grandifloraL.) merupakan salah satu tanaman hias yang memiliki penampilan, keragaman bentuk dan manfaat yang mampu mengikat banyak orang untuk menyukai dan memanfaatkannya. Penampilan dan keragaman bentuk yang dimiliki bunga krisan berpotensi tinggi sebagai sumber ekonomi bagi masyarakat. Bunga krisan menjadi kelompok tanaman hias yang banyak diminati oleh konsumen. Tanaman krisan dapat dimanfaatkan sebagai tanaman hais, tanaman obat, dan sebagai penghasil racun serangga. Oleh sebab itu bunga krisan banyak dibudidayakan oleh petani tanaman hias diberbagai sentra produksi tanaman hias.

Permintaan akan bunga krisan yang tinggi menjadikan nilai jual bunga krisan meningkat.

(21)

2

Untuk menghindari kerusakaan bunga krisan saat proses distribusi perlu penanganan pascapanen yang tepat untuk menjaga kualitas bunga potong krisan. Hal ini bertujuan agar bunga potong krisan masih dalam kondisi yang segar dan berkualitas baik ketika sampai di tangan konsumen. Menunda kelayuan tanaman hias termasuk bunga potong dengan menggunakan bahan-bahan preservatif (pengawet) merupakan salah satu cara penanganan

pascapanen. Penundaan kelayuan bunga potong dapat dilakukan dengan menambahkan hormon yang dapat menghambat kelayuan pada bunga potong. Hormon yang dapat digunakan dalam penundaan kelayuan bunga potong antara lain sitokinin dan giberelin (Eason, 2002).

Kemampuan hormon giberelin dalam mempertahankan kualitas bunga potong berkaitan erat dengan peranan hormon giberelin yang dapat meningkatkan permeabilitas liposom (lipid bilayer) pada membran sel terhadap glukosa (Wood & Pleg, 1974), meningkatkan tekanan osmotik sel dan penyerapan air sehingga berat segar bunga terpelihara. Selain itu, hormon giberelin juga terlibat dalam mobilisasi fotoasimilat dan pertahanan kapasitas air pada beberapa jaringan tanaman (Srivastava, 2002).

Sitokinin memiliki peran yang bersifat menundasenescencebunga.

Konsentrasi sitokinin pada bunga anyelir danCosmos sulfureusyang masih muda sangat tinggi, dan menurun selama pembukaancorolladan

(22)

3

merespon adanya sitokinin eksogen untuk menanggulangi efek etilen yang dihasilkan oleh bunga tersebut. Respon sitokonin tergantung dari jenis bunga, tingkat perkembangan bunga dan konsentrasi sitokinin. Air kelapa yang mengandung sitokinin alami dapat menundasenescencepada tingkat sel dan jaringan tanaman. Hormon sitokinin pada air kelapa berguna sebagai sumber energi dan penundaan senescencepada bunga potong (Woodson dkk, 1991).

(23)

4

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kombinasi sitokinin dari air kelapa dan GA3 berpengaruh terhadap penundaansenescencedaun bunga potong krisan putih, dan untuk mengetahui konsentrasi dari kombinasi air kelapa dan GA3 yang optimum untuk mempertahankan kesegaran bunga potong krisan putih.

C. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh air kelapa, GA3 dan interaksinya untuk mempertahankan kesegaran bunga potong krisan putih pasca panen, dan dari sudut pandang budidaya tanaman hias, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan bahan alami yang dapat menundasenescencedaun bunga potong krisan putih.

D. Kerangka Pemikiran

(24)

5

krisan putih agar kesegaran(vase life)dan kualitas bunga krisan putih yang telah di panen ini dapat maksimal.

Menurut penelitian terdahulu menyatakan bahwa hormon sitokinin dan giberelin dapat menunda penguningan daun pada bunga potong. Penggunaan hormon giberelin yang dikombinasikan dengan thidiazuron (sitokinin sintetis) pada konsentrasi 0 mM Gibberellin Acid (GA3), 5,10 µM Thidiazuron

(TDZ), dan 0,5 mM GA3, 5 µM TDZ. Serta penelitian sebelumnya yang menggunakan air kelapa dengan konsentrasi 0%, 30%, 40%, 50%, dan 60% untuk menjaga kesegaran bunga potong mawar merah (Rosa hybrida).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut sitokinin yang berasal dari air kelapa dan GA3 diduga dapat menunda penguningan daun krisan putih. Kombinasi Air kelapa dan GA3 digunakan sebagai larutan untuk perendaman bunga potong krisan putih. Pada penelitian ini pengaruh pemberian sitokini dari air kelapa dan GA3 terhadap penundaansenescencedaun bunga potong krisan putih akan dievaluasi berdasarkan berat segar pada bunga, berat kering pada bunga, kadar air relatif, klorofil a, klorofil b, klorofil total, dan rasio b/a. Konsentrasi kombinasi sitokinin dari air kelapa yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0% v/v dan 50% v/v, dan larutan GA3 dengan

(25)

6

E. Hipotesis

Kombinasi sitokinin dari air kelapa dan GA3 dapat menundasenescencedaun bunga potong krisan putih dan mempertahankan kesegaran bunga potong krisan putih.

Hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini adalah

1. Kombinasi sitokinin dari air kelapa dan GA3 dapat menundasenescence daun bunga potong krisan putih.

H0: µ0 =µ1 H1 :µ0 < µ1

µ0= nilai tengah seluruh variabel yang digunakan (berat segar pada bunga, berat kering pada bunga, kadar air relatif, klorofil a, klorofil b, klorofil total, dan rasio b/a) kontrol.

µ1= nilai tengah seluruh variabel yang digunakan (berat segar pada bunga, berat kering pada bunga, kadar air relatif, klorofil a, klorofil b, klorofil total, dan rasio b/a) perlakuan.

Hipotesis diterima jika H0ditolak atau H1diterima.

(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Bunga Krisan Putih (Dendranthema grandifloraL.) 1. Klasifikasi Bunga Krisan Putih (D. grandifloraL.)

Klasifikasi tanaman krisan putih menurutNatural Resources Conservation Service, USDA (2016) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Superdivision : Spermatophyta Division : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Subclass : Asteridae Order : Asterales

Family : Asteraceae / Compositae Genus ` :Dendranthema

(27)

8

Gambar krisan putih dapat dilihat pada Gambar 1.

l Gambar 1. Bunga Potong krisan putih(D. grandifloraL.)

(Sumber: Dokumen pribadi, 2016).

2. Sejarah Singkat Bunga Krisan

Tanaman krisan merupakan tanaman hias yang berasal dari dataran Cina. Tanaman yang memiliki nama lain seruni atau bunga emas (Golden Flower) berdasarkan morfologinya masuk ke dalam golongan perdu.

Tanaman krisan mulai menyebar ke Jepang pada abad ke-4 dan mulai dibudidayakan pada tahun 1797. Di jepang bunga krisan dijadikan symbol kekaisaran. Tahun 1795 krisan menyebar ke benua eropa dan pada tahun 1808 seorang kebangsaan Inggris bernama Colvil dari Chelsea mengembangkan 8 varietas krisan. Tanaman krisan baru masuk ke Indoneesia pada abad ke-17 dan dikembangkan secara komersil pada tahun 1940. Hingga kini krisan telah menjadi tanaman hias yang

(28)

9

3. Morfologi Tanaman Krisan

Menurut Rukmana & Mulyana (1997), morfologi tanaman krisan sebagai berikit :

a. Akar

Tanaman krisan memiliki akar serabut dan system perakaran yang dangkal sehingga dibutuhkan tanah yang gembur, subur dan cukup air.

b. Batang

Tanaman krisan memiliki morfologi batang yang tegak, bewarna hijau dan berstuktur lunak yang apabila dibiarkan terus-menerus batang krisan akan menjadi keras (berkayu) dan warnanya menjadi kecoklat-coklatan.

c. Daun

Tanaman krisan memiliki daun yang berwarna hijau, bagian tepi daun begerigi, dan tersusun berselang-seling pada cabang atau batang.

d. Bunga

Tanaman krisan mempunyai bunga yang bentuk dan warnanya beragam. Bunga krisan digolongkan dalam dua tipe :

1. Tipe standar

(29)

10

2. Tipe spray

Tipe spray merupakan kebalikan dari tipe standar dimana bunga kuncup bagian atas (terminal) dibuang dan memelihara bunga yang lain (internal).

Morfologi tanaman krisan dapat dihihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Morfologi Tanaman Krisan (Sumber: Rukmana & Mulyana 1997).

B. Pengertian Senescence(Penuaan) 1. PengertianSenescence

Senescence(penuaan) tanaman ialah proses penurunan kondisi dan

(30)

11

tanaman, baik pada bunga atau daun dipengaruhi dan dikontrol oleh interaksi beberapa hormon yaitu etilen, asam absisat (ABA), dan sitokinin. Perubahan yang terjadi akibat adanya interaksi ketiga hormon merupakan hasil interaksi signaling dalam proses penuaan.

2. Senescencebunga

Senescencebunga merupakan tahap akhir dari perkembangan bunga yang ditandai dengan kelayuan bunga dan gugurnya perhiasan bunga (corolla). Prosessenescencekeseluruhan bunga diatur oleh mekanisme genetik dan tergantung pada energi.Senescencepetal diinduksi oleh peningkatan aktvitas RNAase, kadar etilen meningkat memacu terjadinya perombakan komponen sel dan degradasi antosianin sehingga warna bunga menjadi pudar.Senescencebunga juga terjadi karena adanya polinasi yang menyebabkan degradasi makromolekul dan remobilisasi nutrisi untuk proses perkembangan jaringan seperti ovarium (O’Donoghue, 2006).

Produksi etilen meningkat saatsenescencedan perlakuan etilen

eksogenous akan mempercepat prosessenescencemahkota bunga. Selain etilen, ABA juga merupakan hormon pengatur utama dalamsenescence bunga, dan penggunaan ABA secara eksogenous akan mempercepat gejala senescencedan mengatur transkripsi gen-gensenescence(Yang &

(31)

12

Konsentrasi sitokinin pada mahkota bunga anyelir menurun sejalan dengan bertambahnya umur, dan penambahan sitokinin eksogen dapat memperlambat proses penuaan. Namun tidak semua bunga potong akan merespon adanya sitokinin eksogen untuk menanggulangi efek etilen yang dihasilkan oleh bunga tersebut. Respon sitokonin tergantung dari jenis bunga, tingkat perkembangan bunga dan konsentrasi sitokinin (Woodson, 1991).

3. SenescenceDaun

Sama halnya dengansenescencebunga,senescencepada daun ditandai dengan menguningnya daun tersebut, hal ini karena daun mulai kehilangan klorofil yang digantikan oleh pembentukan pigmen lain (xantofil atau karoten), RNA, protein, dan lipid dari membran plasma serta level HPR danrubiscomenurun pada daun tua. HPR merupakan enzim-enzim yang terlibat dalam proses fotosintesis, diantaranyaplastidic

Fru-1,6-bisphosphatase, plastidic aldolase, NADP-dependent

glyceraldehyde-3-phosphate dehydrogenase, dan NADP-dependent malate dehydrogenase

(Wingler, 1998).

Penurunan protein dan klorofil pada kondisisenescencedapat diinduksi oleh meningkatnya gula. Gula berupa glukosa dan fruktosa meningkat pada daun yang sudah tua dan disertai dengan pati yang rendah pada daun tua. Level sukrosa lebih tinggi pada daun tua daripada daun dewasa dan daun muda. Akumulasi heksosa pada daun tua disebabkan oleh

(32)

13

dalam pengaturansenescence. Selain akumulasi gula pada daun tua yang menyebabkansenescense, paparan cahaya merah atau merah jauh yang rendah juga dapat menginduksisenescence. Hal ini berkaitan dengan penerimaan cahaya merah atau cahaya merah jauh oleh fitokrom. Paparan cahaya merah atau merah jauh yang rendah akan mengganggu proses fotosintesis karena fitokrom merupakan penerima cahaya pada proses fotosintesis. (Skutnik dkk, 2004).

Padasenescencedaun, terjadi proses transportasi nutrisi seperti nitrogen dan fosfor dari daun yang mengalamisenescencemenuju daun yang sedang aktif tumbuh dan berkembang.Senescencedapat diperlambat dengan pengaturan sitokinin, sehingga menyebabkan masa hidup

fotosintesis lebih panjang (Gan & Amasino, 1995). Sitokinin dapat secara langsung mempengaruhi jumlah enzim oleh berbagai mekanisme yang mempengaruhi tingkat sintesis atau degradasi protein. Sitokinin dapat meningkatan aktivitasRubisco, Fru-1,6-bisphosphatase, NADP-dependent glyceraldehyde-3-phosphate dehydrogenase, NADP-dependent malate

dehydrogenasedan HPR. Jadi, keterlibatan hormon memang sangat mempengaruhisenescencebunga dan daun.

C. Asam Giberelat (GA3)

(33)

14

lingkungan spesifik guna mengendalikan pembentukan bunga. Inisiasi pembungaan yang disebabkan oleh giberelin merupakan peran pengganti hari panjang dan menginduksi pembungaan pada tanaman hari pendek (Sponsel, 1995). Struktur kimia dari GA3 pada Gambar 2.

Gambar 3. Struktur Kimia GA3 (Sumber : Salisbury & Ross, 1995).

(34)

15

perendaman. Perendaman yang dilakukan pada tangkai bunga potong dengan larutan GA3 dapat menggantikan sebagian atau seluruh fungsi nutrisi dari sintesis yang dilakukan pada tanaman bunga sebelum dipotong. Hasil percobaan Ferrante dkk, (2009) menyimpulkan bahwa bunga potong yang diberi perlakuan GA3 memiliki masa simpan lebih lama.

D. Sitokinin Dalam Air Kelapa

Air kelapa merupakan salah satu produk tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesuburan dan pertumbuhan tanaman. Menurut Dwijoseputro (1994), air kelapa selain mengandung sitokinin, fosfor dan kinetin yang berfungsi mempergiat pertumbuhan tunas dan akar. Air kelapa mengandung auksin dan sitokinin. Auksin yang berfungsi dalam menginduksi pemanjangan sel, mempengaruhi dominansi apikal,

penghambatan pucuk aksilar dan adventif serta inisiasi pengakaran sedangkan sitokinin berfungsi untuk merangsang pembelahan sel dalam jaringan dan merangsang pertumbuhan tunas. Air kelapa yang baik adalah air kelapa muda yang daging buahnya berwarna putih, belum keras

(Haryadi & Pamenang, 1983).

(35)

16

bahah alami, di dalamnya terkandung hormon seperti sitokinin 5,8 mg/l, auksin 0,07 mg/l dan giberelin sedikit sekali serta senyawa lain yang dapat menstimulasi perkecambahan dan pertumbuhan (Bey dkk, 2006).

Zeatin merupakan sitokinin yang disintesis oleh tumbuhan dan diketahui bahwa sitokinin merupakan derivat purin (adenin). Trans-zeatin dan isopentenyl-adenin merupaka jenis sitokinin yang aktif. Gambar struktur kimia dari Zeatin dapat diihat pada Gambar 3.

Gambar 4. Struktur Kimia Zeatin

(Sumber : http://goth-id.blogspot.co.id/2012/03/hormon-sitokinin.html).

Menurut Intan (2008), sitokinin mempunyai beberapa fungsi,antara lain : 1) Memacu pembelahan sel dalam jaringan meristematik.

2) Merangsang diferensiasi sel -sel yang dihasilkan dalam meristem. 3) Mendorong pertumbuhan tunas samping, dominasi apikal

4) Menunda penuaan daun.

(36)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan waktu

Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung pada bulan Oktober sampai November 2016.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi beberapa jenis alat. Alat gelas yang digunakan adalah Erlenmeyer,beaker glass, gelas ukur, tabung reaksi dan rak tabung reaksi, corong, batang pengaduk, pipet tetes, pipet volume. Alat analisis yang digunakan adalah timbangan digital dan spektrofotometer. Alat penggerus mortar porselin dan alu. Alat lain yang digunakan adalah oven,centrifuge, gelas media plastik, pisau karter, pinset, gunting dan kamera.

(37)

18

C. Rancangan Percobaan

Penelitian ini disusun menggunakan metode percobaan faktorial 2x3. Faktor A adalah air kelapa dengan 2 taraf konsentasi yaitu 0% v/v dan 50% v/v, dan faktor B adalah GA3 dengan taraf konsentrasi 0 ppm, 250 ppm dan 500 ppm. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 4 kali, sehingga jumlah satuan percobaan adalah 24. Notasi faktor, taraf, dan kombinasi perlakuan disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Notasi faktor, taraf dan kombinasi perlakuan percobaan faktorial 2x3.

Faktor A (Air kelapa)

B (GA3)

Taraf a1(0% v/v) a2(50% v/v)

b1(0 ppm) a1b1 a2b1

b2(250 ppm) a1b2 a2b2 b3(500 ppm) a1b3 a2b3

(38)

19

D. Variabel dan parameter

Variabel dalam penelitian ini adalah berat segar, berat kering, kadar air relatif, klorofil a, klorofil b, klorofil total. Parameter dalam penelitian ini adalah nilai tengah (µ) semua variabel.

E. Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 tahap yaitu penyiapan satuan percobaan, pembuatan larutan air kelapa dan GA3.

1. Penyiapan Satuan Percobaan

Bunga potong krisan dipilih dan diseleksi sebanyak 24 potong dengan ukuran dan mekar bunga yang seragam. Tangkai bunga krisan dipotong sepanjang 25 cm, ujung tangkai dipotong miring untuk meningkatkan luas permukaan bidang penyerapan. masing-masing bunga potong krisan dimasukkan ke dalam gelas plastik yang berisi kombinasi air kelapa dan GA3. Seluruh satuan percobaan diletakkan pada suhu kamar (27oC).

2. Pembuatan Larutan Air Kelapa dan GA3

(39)

20

Tabel 2. Pengenceran air kelapa sesuai konsentrasi.

Konsentrasi (v/v) Volume air kelapa (ml) Volume akuades(ml)

0% 0 200

50% 100 100

Pada setiap gelas plastik yang berjumlah 24 buah, dimasukkan 200 ml pengenceran air kelapa sesuai konsentrasinya, kemudian ditambahkan larutan GA3 0 ppm (kontrol), 250 ppm dan 500 ppm sesuai dengan rancangan percobaan.

Bunga potong krisan yang telah diseleksi selanjutnya direndam dalam larutan kombinasi air kelapa dan GA3 tersebut selama 4 jam.

F. Pengamatan

Pada penelitan ini dilakukan pengamatan pada parameter berat segar bunga, berat kering bunga, kadar air relatif, kandungan klorofil a, kandungan klorofil b dan kandungan klorofil total. Pengamatan dilakukan setiap hari setelah dikeluarkan dari perendaman sampai kesegaran (vase life) bunga potong tersebut berakhir.

1. Berat Segar (Bunga)

(40)

21

2. Berat Kering (Bunga)

Bunga yang sudah diukur berat segarnya, dikeringkan dalam oven pada temperature 105-110oC selama 2 jam. Kemudian bunga yang sudah kering ditimbang dengan neraca digital dan dinyatakan dalam gram (g).

3. Kadar Air Relatif

Kadar air relatif bunga dihitung menggunakan rumus berikut :

Keterangan :

BS = berat segar bunga BK = berat kering bunga

4. Kandungan Klorofil (klorofil a, klorofil b, klorofil total ). Penentuan kandungan klorofil menggunakan metode menurut

Wintermans dan De Mots (1965) diakukan dengan cara menggerus 0,5 gram daun bunga krisan dalam mortar, kemudian ditambahkan 50 ml alkohol 95%. Ekstrak disaring ke dalam Erlenmeyer. Sisa gerusan yang masih tertinggal di kertas saring digerus kembali, kemudian disaring kembali ke dalam Erlenmeyer. Volume disesuaikan menjadi 100% dengan menambahkan alkohol 95%. Ekstrak siap ditentukan kandungan klorofil a, klorofil b dan klorofil total.

(41)

22

Kandungan klorofil ditentukan dengan cara diukur absorbansinya pada panjang gelombang 649 dan 665 nm. Kandungan klorofil dinyatakan dalam miligram/gram jaringan yang diekstrak dan dihitung berdasarkan persamaan berikut :

Keterangan :

Chla : Klorofil a Chlb : Klorofil b Chltotal : Klorofil Total

A665 : Absorbansi pada panjang gelombang 665 nm A649 : Absorbansi pada panjang gelombang 649 nm v : Volume alkohol 95 %

w : Berat daun

Chla= 13.7.A665- 5.76.A649 ( )

Chlb= 25,8.A649- 7,6.A665 ( )

(42)

23

G. Analisis Data

Untuk mengetahui pengaruh air kelapa dan GA3 beserta interaksinya, maka homogenitas ragam diuji menggunakan uji Levene. Kemudian data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam pada taraf nyata 5%. Jika interaksi faktor A dan faktor B tidak nyata maka ditentukanmain effect dengan uji BNT pada taraf nyata 5%. Jika interaksi nyata maka ditentukan simple effectGA3 (faktor B) pada setiap konsentrasi air kelapa

(43)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kombinasi air kelapa 50% (v/v) dengan GA3 250 ppm dan 500 ppm dapat menundasenescence pada bunga potong krisan.

2. Kombinasi air kelapa 50% (v/v) dengan GA3 500 ppm memberikan efektif yang signifikan dalam menundasenescencepada bunga potong krisan.

B. Saran

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Bey, Y,. W Syafii dan Sutrisna. 2006.Pengaruh Pemberian Giberelin dan Air Kelapa Terhadap Pertumbuhan Anggrek Bulan. Universitas Riau. Riau.

Dwidjoseputro, D. 1994.Dasar-Dasar Mikrobiologi.Djambatan. Jakarta. Dwidjoseputro. 1984.Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT. Gramedia. Eason, J.R. 2002.Sandersonia aurantiaca:An evaluation of postharvestpulsing

solutions to maximise cut flower quality.New Zealand Journal Of Crop and Horticultural Science.

Eason, J.R. 2002.Sandersonia aurantiaca:An evaluation of postharvestpulsing. Ferrante, A., Sodi, A.M., and Serra, G. 2009.Effect Of Thidiazuron and

gibberellin acid on laef yellowing of cut stock flowers. Department of Plant Production, Universita degli Studi di Milano. Italy.

Gan, S. 2007.Senescence Processes in Plants. USA : Blackwell Publishing Ltd. Gan, S.,& Amasino, R. M. 1995.Inhibition of leaf senescence by autoregulated

production of cytokinin.

Haryadi & Pamenang.1983.Pengaruh sukrosa dan air kelapa pada kultur jaringan anggrek bulan. Agron. UI Press. Jakarta.

Intan, R.D.A. 2008.Peranan dan Fungsi Fitohormon bagi Pertumbuhan Tanaman.Bandung: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Bandung.

Kartapradja, R. 1997.Perbaikan varietas dan teknologi produksi bunga mawar. Jakarta: Balai Penelitian Tanaman Hias. Puslitbang Hortikultura, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

(45)

O’Donoghue, E.M. 2006.Flower petal cell wall: changes associated with flower opening and senescence.New Zealand Journal of Foresty Science. 36(1): 130-144.

Rukmana, R. dan A.E. Mulyana. 1997.Krisan (seri bunga potong).Penerbit

Kanisius. Yogyakarta. 108 hal.

Salisbury, F. B., and Ross, C. W. 1995.Fisiologi Tumbuhan Jilid 3

(diterjemahkan oleh Diah dan Sumaryono). Penerbit ITB Bandung. Bandung.

Skutnik, E., Rabiza-wider, J., Wachowicz, M., and Łukaszewska, A.J. 2004.

Senescence of cut leaves of Zantedeschia aethiopica and Z. elliottiana. Part III. The reducing sugars content.Acta Scientiarum Polonorum, Hortorum Cultus. 3: 219-227.

Sponsel, V.M. 1995.Giberelin Biosynthesis and Metabolism in Davies PJ 9 (Ed). Plant Hormones Physiology, Biochemistry, and Molecular Biologi. Kluwer, Doerdrecht.

Srivastava, L.M. 2002.Plant Growth and Development. Canada : Academic Press.

USDA. 2016.Klasifikasi Tanaman Krisan Putih.Natural Resources Conservation Service.USA.

Wilkins, M.B., 1992.Fisiologi Tanaman. Penerjemah Sutedjo M.M dan Kartasapoetra A.G. penerbit Bumi Aksara: Jakarta.

Wingler, Astrid, Antje von Schaewen and Richard C. Leegood. 1998.Regulation of Leaf Senescence by Cytokinin, Sugars, and Light.NCBI (Plant

Physiology).

Wintermans, J. F. G. M & De Mots, A. 1965. Spectrophotometric characteristics of Chlorophylls a and b their pheophytins in etanol.Biochimia

Biophysica Acta, 109: 448-453.

Wood A. & Pleg L.G. 1974.Alteration of liposomal membrane fluidity by gibberellic acid.Plant Physiol.

Woodson, William R. and Amanda S.B . 1991.Role of the Gynoecium in

Cytokinin-induced Carnation Petal Senescence.J. Amer Soc. Hort. Sci.

Gambar

Gambar krisan putih dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 2. Morfologi Tanaman Krisan(Sumber: Rukmana & Mulyana 1997).
Gambar 3. Struktur Kimia GA3
Gambar 4. Struktur Kimia Zeatin
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil percobaan menunjukkan bahwa penambahan air kelapa dengan ekstrak buah belimbing wuluh pada larutan perendam bunga krisan potong memberi efek yang lebih baik

Objek penelitian berupa tingkat kesegaran Bunga Krisan potong yang direndam dalam campuran air kelapa dan larutan gula pasir dengan penambahan ekstrak buah

Untuk mengetahui konsentrasi pemberian larutan air kelapa dan penambahan larutan gula yang paling baik dalam mempertahankan kesegaran bunga mawar potong (Rosa hybrida).

pengaruh yang optimal dalam mempertahankan kesegaran bunga mawar potong yaitu perlakuan larutan air kelapa dengan kadar konsentrasi 60% dengan penambahan larutan gula 10%, hal ini

diameter batang, diameter bunga, berat basah, berat kering, waktu panen, luas daun,. kecerahan bunga dan jumlah

Hasil percobaan menunjukkan bahwa penambahan air kelapa dengan ekstrak buah belimbing wuluh pada larutan perendam bunga krisan potong memberi efek yang lebih baik terhadap

pengaruh yang optimal dalam mempertahankan kesegaran bunga mawar potong yaitu perlakuan larutan air kelapa dengan kadar konsentrasi 60% dengan penambahan larutan gula 10%, hal ini

Variabel dalam penelitian ini adalah kandungan klorofil a, b dan klorofil total daun bunga potong, berat segar bunga, berat kering bunga, kandungan karbohidrat