• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMA PERINTIS 2 BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMA PERINTIS 2 BANDAR LAMPUNG"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN

DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMA PERINTIS 2 BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh Ariyadi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

MOTTO ... ix

SANWACANA ... x

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 4

1.4Manfaat Penelitian ... 5

1.5Ruang Lingkup Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran ... 6

2.2 Metode Pembelajaran... 7

2.3 Aktivitas Belajar ... 8

2.4 Evaluasi Belajar ... 8

2.5 Teknik Pemodelan ... 9

2.6Tari Sigeh Penguten ... 10

2.6.1 Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten... 11

2.6.2 Fungsi Tari Sigeh Penguten ... 28

2.6.3 Busana Tari Sigeh Penguten ... 28

2.6.4 Bentuk Penyajian Tari Sigeh Penguten ... 29

2.6.5 Musik Pengiring Tari Sigeh Penguten ... 29

2.7Program Ekstrakurikuler ... 30

2.7.1 Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler ... 30

2.7.2 Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler ... 30

2.7.3 Langkah – langkah Kegiatan Pelaksanakan Kegiatan Ekstrakurikuler ... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 32

3.2Sumber Data ... 33

(3)

3.3.2 Wawancara ... 34

3.3.3 Dokumentasi ... 35

3.3.4 Instrument Penelitian ... 35

3.4Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaan Pembelajaran Ekstrakurikuler Tari Sigeh Penguten ... 41

4.2 Pelaksanaan Pembelajaran Ekstrakurikuler Tari Sigeh Penguten ... 42

4.2.1 Pertemuan Pertama ... 43

4.2.2 Pertemuan Kedua ... 52

4.2.3 Pertemuan Ketiga ... 60

4.2.4 Pertemuan Keempat ... 67

4.2.5 Pertemuan Kelima... 74

4.2.6 Pertemuan Keenam ... 81

4.2.7 Pertemuan Ketujuh ... 87

4.2.8 Pertemuan Kedelapan ... 93

4.3 Penilaian Pembelajaran Ekstrakurikuler Tari Sigeh Penguten ... 101

4.4 Temuan ... 108

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 110

5.2 Saran ... 111

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu sepanjang hidupnya. Pembelajaran berarti proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik, proses interaksi ini bisa di lakukan dengan berbagai media dan sumber belajar yang menunjang keberhasilan belajar peserta didik (Fadlillah, 2014: 172).

(5)

telah disusun (Abdul, 2010: 57). Pembelajaran di setiap sekolah telah diterapkan melalui seorang guru, seorang guru akan memberikan pembelajaran pada siswa dengan menggunakan metode-metode yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Proses pembelajaran tari, setiap guru akan memiliki gaya mengajar yang berbeda-beda, misalnya dalam penggunaan metode pembelajaran. Metode pembelajaran dapat pula diartikan sebagai suatu cara yang sistematis untuk melakukan aktivitas atau kegiatan pembelajaran yang tujuannya mempermudah dalam mencapai tujuan pembelajaran yang di inginkan (Fadlillah, 2014: 188).

Tari sigeh pengunten merupakan tarian Lampung yang dipentaskan dalam acara-acara untuk penyambutan tamu. Tarian ini berfungsi untuk penghormatan tamu yang yang hadir dengan pemberian sirih untuk tamu yang hadir dalam acara. Sebagai tarian penyambut dan menjadi pembelajaran pada kegiatan ekstrakurikuler di SMA Perintis 2 Bandar Lampung. Melalui tari sigeh penguten siswa diharapkan dapat mengembangkan pribadinya dan menumbuhkan rasa estetis serta kecintaan terhadap budaya melalui kegiatan tari.

(6)

Januari 2015, bahwa dalam pembelajaran tari telah dilaksanakan pada kegiatan ekstrakurikuler itu dikarenakan pembelajaran tari membutuhkan waktu yang lama, selain itu agar lebih efektif dan efisien dalam pembelajaran tari sigeh penguten.Tujuan diadakan pembelajaran tari sigeh penguten ini adalah untuk memperkenalkan kepada siswa/masyarakat tentang tarian tersebut supaya dapat menjaga kelestariannya.

(7)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan , maka dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran tari sigeh penguten pada kegiatan ekstrakurikuler di SMA Perintis 2 Bandar Lampung.

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran tari sigeh penguten pada kegiatan ekstrakurikuler di SMA Perintis 2 Bandar Lampung.

3. Bagaimanakah penilaian atau hasil pembelajaran tari sigeh penguten pada kegiatan ekstrakurikuler di SMA Perintis 2 Bandar Lampung.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah mendeskripsikan

1. perencanaan pembelajaran tari sigeh penguten pada kegiatan ekstrakurikuler di SMA Perintis 2 Bandar Lampung,

2. pelaksanaan pembelajaran tari sigeh penguten pada kegiatan ekstrakurikuler di SMA Perintis 2 Bandar Lampung, dan

(8)

1.4Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti berharap dapat memberikan manfaat yang akan dijabarkan sebagai berikut.

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi dalam bidang seni budaya, yakni dapat memberikan referensi penelitian dalam bidang seni tari, dapat menambah referensi bagi guru dalam menggunakan metode pembelajaran seni tari.

2. Untuk menambah pengetahuan dan kecintaan siswa terhadap kesenian khususnya seni tari, selain itu mengenalkan kepada mereka jenis tarian daerah Lampung yang belum mereka ketahui yaitu tari sigeh penguten.

3. Untuk menambah pengetahuan kepada peneliti dan mahasiswa pendidikan seni tari tentang metode pembelajaran seni tari yang sesuai dalam pembelajaran tari sigeh penguten.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap masalah yang akan dipaparkan, maka perlu adanya ruang lingkup penelitian, yaitu:

1. Objek dalam penelitian ini adalah pembelajaran tari sigeh penguten pada kegiatan ekstrakurikuler di SMA Perintis 2 Bandar Lampung.

2. Subyek penelitian ini dilakukan pada siswa dan guru yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di SMA Perintis 2 Bandar Lampung tahun ajaran 2015.

(9)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran

Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori pembelajaran. Menurut

Permendikbud 81A Tahun 2013 di jelaskan bahwa kegiatan pembelajaran

merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama

semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan

dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada

kesejahteraan hidup umat manusia.

Pembelajaran yaitu suatu aktifitas atau suatu proses untuk memperoleh

pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan

mengukuhkan kepribadian (Fadlillah, 2014: 172). Pada pembelajaran kurikulum

2013 proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dan

(10)

Menurut Fadlillah (2014; 174) prinsip – prinsip melksanakan proses

pembelajaran, diantaranya sebagai berikut :

1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik menjadi tahu

2. Dari guru sebagai satu satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis

aneka sumber belajar.

3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguat penggunaan

pendekatan ilmiah.

4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis

kompetensi.

5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu.

2.2 Metode Pembelajaran

Metode adalah suatu cara kerja yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaan

kegiatan dalam mencapai suatu tujuan (Ahmad dan Lilik, 2009: 29). Metode

pembelajaran merupakan carauntuk memudahkan penyampaian materi kepada

peserta didik supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai sebagaimana yang

diharapkan (Fadlillah, 2014: 188). Sebagai pengajar agar melibatkan siswa untuk

meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.

Dalam proses belajar keterampilan atau pengetahuan tetentu perlu adanya model

yang bisa ditiru, misalnya bagaimana cara menggerakan tangan dan kaki pada tari

(11)

2.3 Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi

belajar. Dalam aktivitas belajar mengajar ada beberapa prinsip yang berorientasi

pada pandangan ilmu jiwa lama dan pandangan ilmu jiwa modern. Menurut

pandangan ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh guru, sedangkan pandangan

ilmu jiwa modern aktivitas didominasi siswa

Penelitian ini menggunakan 3 klasifikasi untuk menilai aktivitas siswa yaitu,

visual activities, listening activities, motor activities. Visual activities merupakan

penilaian seperti memerhatikan. listening activities yaitu seperti mendengar,

mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil

keputusan. sedangkan motor activities merupakan penilaian yang menekankan

pada perbuatan, misalnya seperti siswa mampu menggerakkan ragam gerak tari

Sigeh Penguten.

2.4Evaluasi Belajar

Evaluasi berasal dari kata evaluation yang berarti penilaian. Evaluasi

menerjemahkan bukti menjadi pengertian kualitatif dan membandingkan hasil

dengan kriteria yang telah ditetapkan, kemudian ditarik kesimpulan mengenai

keefektifan, kegunaan, keberhasilan dan sebagainya (Purwanto, 2013: 24).

Evaluasi adalah pengukuran terhadap berbagai aspek tingkah laku untuk melihat

(12)

Evaluasi belajar merupakan suatu komponen dalam sistem pengajaran, sedangkan

sistem pengajaran itu sendiri merupakan implementasi kurikulum, sebagai upaya

untuk menciptakan belajar di kelas. Evaluasi juga dimaksudkan untuk mengamati

peranan guru, strategi pengajaran khusus, materi kurikulum, dan prinsip-prinsip

belajar untuk diterapkan dalam pengajaran.

Fungsi evaluasi adalah mengumpukan informasi akurat tentang input dan output

pembelajaran di samping proses pembelajaran itu sendiri, dengan evaluasi dapat

diketahui sejauh mana siswa mengalami kemajuan dalam proses belajar setelah

mengalami pembelajaran (Hamalik, 2011: 145).

2.5 Teknik Pemodelan

Teknik pemodelan (modelling) merupakan cara penyajian pelajaran dimana guru

menampilkan model yang bisa ditiru oleh siswanya. Modelling adalah strategi

yang dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa seseorang dapat belajar melalui

pengamatan perilaku orang lain. Ada dua alasan yang mendasari mengapa

menggunakan strategi modelling dalam suatu pembelajaran. Alasan yang pertama

adalah untuk mengubah perilaku baru peserta didik melalui pengamatan model

pembelajaran yang dilatihkan dalam pembelajaran tari sigeh penguten.

Dengan mengamati model maka peserta didik dapat meniru perilaku

(langkah-langkah yang di modelkan). Alasan yang kedua adalah untuk mendorong perilaku

peserta didik tentang apa yang dipelajari, memperkuat atau memperlemah

(13)

Teknik pemodelan mempunyai tujuan sebagai berikut

1. Untuk mengubah perilaku baru siswa melalui pengamatan model

pembelajaran yang di latihkan;

2. Untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran gerak tari sigeh penguten;

3. Untuk membuat siswa dapat meniru perilaku yang dimodelkan atau

terampil melakukan ragam gerak tari sigeh penguten seperti yang

dimodelkan.

2.6 Tari Sigeh Penguten

Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan lewat gerakan tubuh,

sehingga instrumen tubuh beserta prinsip-prinsip gerak fisiknya menjadi peralatan

utama bagi seorang penari (Sumandiyo, 2011: 59). Tari merupakan gerak dari

seluruh anggota badan yang selaras dengan bunyi musik, diatur oleh irama yang

sesuai dengan maksud dan tujuan dalam menari (Soeryodiningrat dalam Mustika,

2012: 22).

Seni tari merupakan bagian gerak tubuh manusia yang terangkai berirama

Tari sigeh penguten berasal dari daerah Lampung, tari ini mempunyai fungsi

sebagai tari pembuka, ucapan selamat datang, dan terima kasih dari tuan rumah

kepada tamu yang hadir pada acara yang diselenggarakanya. Tari sigeh penguten

merupakan kelompok tari putri yang berjumlah ganjil.. Lambang penghormatan

kepada tamu tampaknya juga terwakili dari nama tarian ini, yaitu sigeh/sigheh

(14)

ini berisi daun sirih yang akan diberikan pada salah seorang tamu yang dianggap

penting dan mewakili keseluruhan tamu yang hadir.

2.6.1 Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten

Bentuk tari sigeh penguten ini adalah tari kelompok putri yang berjumlah ganjil

(5, 7, 9). Salah satu penari yang berada paling depan membawa properti yang

bernama tepak. Gerak tari sigeh penguten secara garis besar hanya berupa

pengulangan.

Nama gerak tari

1. Lapah tebeng 13. Ngerung level tinggi

2. Seluang mudik hingga jong simpuh 14. Sabung melayang

3. Merunduk 15. Tolak tebeng

4. Jong silo ratu 16. Belah hui

5. Sembah 17. Mempam bias

6. Kilat mundur 18. Ngerujung level sedang

7. Ngetir 19. Ngerujung level tinggi

8. Samber melayang 20. Lipetto

9. Gubuh gakhang 21. Jong simpuh sembah

10.Ngiyau bias

11.Maku raccang

(15)

Tabel 2.1 Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten

No Nama

Gerakan Gambar Keterangan

1 Lapah

Tebeng

Hit 1-2 Hit 3-4 Hit 4-5 Hit 7-8

Penari berada pada posisi tegap,kaki mendak, dengan tangan berada di depan dada dan padahitungan ke-1 kaki kanan melangkah terlebih dahulu, kemudian pada hitungan ke-2 kaki kiri bergantian melangkah ke depan. Begitu pula seterusnya.

2 Seluang

Mudik hingga jong simpuh

Hit 1-2 Hit 3-4 Hit 5-6 Hit 7-8

Badan penari menghadap depan dengan posisi mendak, pada hit 1-2 tangan kanan di letakkan di sebelah kanan pinggul dan kaki kiri sedikit

diinjitkan. Hit 3-4 tangan di tarik ke arah kiri pinggul dengan posisi jongkok. Hit 5-6 tangan di tarik kembali ke arah kanan dengan posisi lutut

[image:15.595.111.511.103.739.2]
(16)

3 Merunduk

Hit 1-2 Hit 4-5 Hit 6-7 Hit 7-8

Penari dalam posisi simpuh, tangan berada di depan dada, kemudian pada hit 1-4 penari merunduk secara perlahan dengan tangan di

letakkan di depan lutut, kemudian pada hit 5-8 penari kembali pada posisi semula secara perlahan.

4 Jong Silo

Ratu

Hit 1-2 Hit 3-4 Hit 5-6 Hit 7-8

Penari duduk dimana kaki seperti duduk bersila namun kedua kaki tidak menempel di lantai, melainkan ditaruh di

(17)

5 Sembah

Hit 1-2 Hit 3-4 Hit 5-6 Hit 7-8

Posisi penari sama dengan jong silo ratu akan tetapi tangan disatukan seperti memberi salam di bawah dagu di atas lutut kaki kanan dan ibu jari dibuka ke atas.

6 Killat

Mundur

Hi 1-2 Hit 3-4 Hit 5-6

Hit 7-8

(18)

7 Ngetir

Hit 1-2 Hit 3-4

Posisi penari sama dengan kilat mundur, akan tetapi kedua tangan ditarik ke arah kanan dan ke arah kiri, lalu kedu tangan kanan di tarik ke arah ke bawah sebatas pinggul dan diukel

kemudian ditarik ke atasdengan telapak tangan menengadah ke atas.

Hit 5-6

(19)

8 Samber melayang

Hit 1-2 Hit 3-4

Kedua tangan disilangkan ke depan di depan dada dengan posisi di tekuk dan badan mendak, lalu kedua tangan diayun di angkat sejajar kepala dan kaki diinjitkan, kemudian tangan di luruskan masing-masing ke arah kiri dan kanan sejajar dengan bahu.

Hit 5-6

(20)

9 Gubuh gakhang

Hit 1-2 Hit 3-4

Penari posisi badan menghadap depan dengan kaki melangkah ke depan dan tangan juga meneyesuaikan ditarik ke depan dengan posisi kaki mendak dan badan sedikit condong ke samping.

Hit 5-6

(21)

10 Ngiyau bias

Hit 1-2 Hit 3-4

Penari posisi badan

menghadap agak ke samping, dengan telapak kaki kanan dihadapkan ke arah kanan dan kaki kiri di belakakng kaki kanan

menghadap kiri dengan tangan berada di

samping pinggul kemudian lakukan gerakan ukel. Lakukan secara bergantian kiri dan kanan.

(22)

11 Maku raccang

Hit 1-2 Hit 3-4

Penari posisi badan

menghadap ke depan dengan telapak kaki kiri dihadapkan ke arah kiri dan kaki kanan ke depan dengan tangan kanan berada di samping

pinggang dan tangan kanan diletakkandi atas lutut sebelah kiri.

12 Kenui

Melayang

Hit 1-2 Hit 3-4

(23)

Hit 5-6 Hit 7-8

13 Ngerujung

Level Tinggi

Hit 1-2 Hit 3-4

(24)

Hit 5-6

Hit 7-8

ukel secara bergantian kanan dan kiri.

14 Sabung

Melayang

Hit 1-2

Hit 3-4

(25)

Hit 5-6 Hit 7-8

15 Tolak

Tebeng

Hit 1-2 Hit 3-4

Penari melakukan gerakan

(26)

Hit 5-6 Hit 7-8

16 Belah hui

Hit 1-2 Hit 3-4

Penari berada pada posisi saling berhadapan dengan penari lainya sambil menarik kaki kanan ke depan dan tangan disilangkan ke depan kemudian tangan

(27)

Hit 5-6 Hit 7-8

17 Mempam

Bias

Hit 1-2

Hit 3-4

(28)

Hit 5-6

Hit 7-8

18 Ngerujung

Level Sedang

Hit 1-2 Hit 3-4

Posisi badan simpuh, tangan disilangkan ke depan dada kemudian tangan ditarik

(29)

Hit 5-6 Hit 7-8

19 Ngerujung

Level Rendah

Hit 1-2 Hit 3-4

Gerakan sama dengan

ngerujung level sedang, hanya saja posisi badan simpuh, tangan kiri di letakkan di lantaisamping lutut, dengan posisi badan sedikit condong ke sampingkiri dan posisi tangan sama seperti ngerujung level sedang.

(30)

20 Lipetto

Hit 1-2 Hit 3-4

Penari melakukan gerakan memutar penuh sambil melakukan gerakan ukel tangan sesuai dengan pola kaki yang melangkah.

Hit 5-6 Hit 7-8

21 Jong

Simpuh Sembah

Penari duduk simpuh kemudian

meletakan tangan kanan di atas ujung lutut, dan tangan kiri di letakkan di atas pahu di sebelah pinggul.

(31)

2.6.2 Fungsi Tari Sigeh Penguten

Masyarakat Lampung mempunyai seni budaya tersendiri yang mempunyai

identitas tersendiri pula, sikap masyarakat Lampung bahwa tamu adalah orang

yang patut dihormati dan disuguhi sesuatu. Hal ini sesuai dengan prinsip hidup

mereka yaitu nemui nyimah yang artinya suka memberi dalam suasana suka dan

duka.

Prinsip ini didukung dengan prinsip hidup yang lain, yaitu nengah nyappur yang

artinya adalah suka bergaul. Kedua prinsip ini yang mendasari hadirnya tari sigeh

penguten di acara-acara penyambutan tamu pada upacara adat masyarakat

Lampung. Tari sigeh penguten berasal dari daerah Lampung, tari ini mempunyai

fungsi sebagai tari pembuka, ucapan selamat datang, dan terima kasih dari tuan

rumah kepada tamu yang hadir pada acara yang di selenggarakannya.

2.6.3 Busana Tari Sigeh Penguten

Busana tari sigeh penguten meliputi, pakaian yang dikenakan untuk badan dan

aksesoris yang digunakan pada bagian kepala dan tangan (Ismail, 2012: 58).

1. Siger 8. Baju kurung 15. Gelang kano

2. Gaharu 9. Bebe 16. Gelang bibit tanggai

3. Sanggul 10. Selendang Tapis

4. Ronce kembang melati 11. Bulu serettei

5. Sumbang giwir (anting) 12. Kalung dan buah jukum

6. Peneken 13. Kalung papan jajar

(32)

2.6.4 Bentuk Penyajian Tari Sigeh Penguten

Tari sigeh penguten merupakan tari adat budaya Lampung, sebagai sebuah tarian

daerah, tari sigeh pengutendalam penampilannya sangat menonjolkan ciri-ciri

budaya adat istiadat Lampung. Untuk sekarang tarian ini mengalami

perkembangan dengan diperbolehkan dipentaskan di tempat lain secara terbuka

namun fungsinya tetap sebagai tarian untuk mengisi acara atau menyambut

tamu-tamu jika di mana acara tersebut diselengggarakan.

Personil penari pada tari sigeh penguten adalah berjumlah ganjil (5, 7, 9) orang

perempuan. Pada tari sigeh penguten personil penarinya tidak ada laki-laki. Durasi

waktu dalam penyajian tari kurang lebih 7 menit. Sedangkan penyajian tari sigeh

penguten ini yaitu disajikan pada waktu pagi, siang atau malam hari, tidak terikat

pada waktu.

2.6.5 Musik Pengiring Tari Sigeh Penguten

Nama alat musik: Talo Balak (Kulintang).

Nama tabuhan: Gupek dan Tarei.

Gupek adalah iringan yang memiliki tempo yang cepat. Tarei adalah iringan yang

memiliki tempo yang lambat digunakan pada pokok atau inti tari (Ismail, 2012:

(33)

2.7 Program Ekstrakurikuler

Proses belajar mengajar di sekolah bukan hanya dilaksanakan pada kegiatan

intrakurikuler, melainkan juga dilaksanakan pada kegiatan ekstrakurikuler yang

bertujuan untuk mengembangkan salah satu bidang yang diminati oleh siswa,

misalnya dalam bidang olahraga, kesenian, dan lain-lain. Kegiatan ekstrakurikuler

proses pembelajaran yang dilakukan di luar kelas atau di luar sekolah yang

sangat penting untuk perkembangan siswa, memberikan pengalaman langsung

memungkinkan materi pelajaran akan semakin konkret dan nyata yang berarti

proses pembelajaran akan lebih bermakna (Husamah, 2013: 19).

2.7.1 Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler

Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yaitu:

1. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa

beraspek kognitif, efektif, dan psikomotor.

2. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi

menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.

3. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu

pelajaran dengan mata pelajaran lainnya (Suryosubroto, 2001: 288).

2.7.2 Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler

Banyak jenis dan macam kegiatan ekstrakurikuler yang telah dilaksankan dan

dikembangkan di SMA Perintis 2 Bandar Lampung. Beberapa macam kegiatan

(34)

Pramuka, Seni tari, Seni musik dan lain-lain. Jenis kegiatan ekstrakurikuler dapat

dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat atau berkelanjutan, yaitu jenis

kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus-menerus selama

satu periode tertentu.

2. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat periodik atau sesaat, yaitu kegiatan

ekstrakurikuler yang dilaksanakan waktu-waktu tetentu saja (Suryosubroto,

2001: 290)

2.7.3 Langkah-langkah Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler

Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler adalah

1. Kegiatan ekstrakurikuler yang diberikan kepada siswa secara perorangan

atau kelompok ditetapkan oleh sekolah berdasarkan minat siswa,

tersedianya fasilitas yang diperlukan serta adanya guru atau petugas untuk

itu, bilamana kegiatan tersebut memerlukannya

2. Kegiatan-kegiatan yang direncanankan untuk diberikan kepada siswa

hendaknya diperhatikan keselamatannya dan kemampuan siswa serta

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan tata cara pengumpulan dan menganalisis data agar

dapat dilaksanakan secara ekonomis dan serasi / sesuai dengan tujuan penelitian.

Penelitian deskriptif merupakan peneletian yang bertujuan mendeskripsikan,

menggambarkan dan menjelaskan masalah yang diteliti secara sistematis.

Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang dapat

diamati (Margono, 2010: 36).

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan

untuk mendeskripsikan pembelajaran tari sigeh penguten pada kegiatan

ekstrakurikuler di SMA Perintis 2 Bandar Lampung dan dipilih karena dalam

penelitian ini menjabarkan tentang segala informasi dan hasil dari pengamatan

secara naturalistik, apa adanya, dan tidak ada manipulasi keadaan dan kondisi

(36)

Adapun rancangan atau desain penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengamati kesiapan rencana kegiatan guru pada pembelajaran tari sigeh

penguten sebelum memasuki langkah pelaksanaan pembelajaran.

2. Mengamati pembelajaran tari sigeh penguten dan metode apa sajakah

yang digunakan dalam kegiatan ekstrakurikuler seni tari.

3. Mengamati aktivitas guru dan siswa serta kondisi yang terjadi pada

pelaksanaan pembelajaran setiap pertemuan berdasarkan review kegiatan

berupa foto, video serta catatan lapangan.

4. Menganalisis pembelajaran tari sigeh penguten setiap pertemuan.

3.2Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah pembelajaran tari sigeh penguten yang di

lakukan di SMA Perintis 2 Bandar Lampung dalam pembelajaran ekstrakurikuler

adalah siswa perempuan yang berjumlah tujuh orang, guru bidang studi seni

budaya, dan ragam gerak tari sigeh penguten yaitu lapah tebeng, seluang mudik

hingga jong simpuh, merunduk, jong silo ratu, sembah, killat mundur, ngetir,

samber melayang, gubuh gakhang, ngiyau bias, makuraccang, kenui melayang,

ngerujung level tinggi, sabung melayang, tolak tebeng, belah hui, mempam bias,

(37)

3.3Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

observasi, wawancara, dokumentasi dan tes praktik.

3.3.1 Observasi

Observasi dilaksanakan sebelum studi pendahuluan untuk mengetahui masalah

yang akan diteliti, dan mengetahui keadaan subyek yang sebenarnya. Sebagai

pengamatan dan pencatatan secara sistematikterhadap gejala yang tampak pada

objek penelitian (Margono, 2010: 158). Observasi ini melibatkan kegiatan

sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data

penelitian. Observasi dilakukan secara observasi partisipan dengan cara

mengambil bagian dari apa yang akan diamati. Dengan observasi partisipan ini,

maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, karena dilakukan oleh observer

dengan ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang akan di

observasi (Margono, 2010: 161). Observasi ini bertujuan untuk mendapatkan

informasi dengan cara melaksanakan pembelajaran seni tari di SMA Perintis 2

Bandar Lampung

3.3.2 Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang

lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil (Sugiyono,

(38)

wawancara dilakukan bertujuan untuk memperoleh data dari informan yaitu guru

seni budaya dan pembimbing kegiatan ekstrakurikuler yang berupa pembelajaran

tari.

3.3.3 Dokumentasi

Dokumentasi perlu dilakukan, karena data yang akan di peroleh akan lebih

akurat, dokumen yang dikumpulkan yaitu berupa tulisan, gambar, dan video.

Setelah mendapatkan hasil yang dikumpulkan dari observasi akan lebih akurat

dengan didukung oleh catatan-catatan atau data dalam pembelajaran tari sigeh

penguten pada kegiatan ekstrakurikuler di SMA Perintis 2 Bandar Lampung.

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tambahan, berupa laporan

maupun gambar ketika pembelajaran ekstrakurikuler berlangsung.

3.3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri, karena pada penelitian

pengambilan data, observasi, dan dokumentasi dilakukan oleh peneliti itu sendiri.

Materi yang diberikan adalah pokok bahasan tari sigeh penguten.

Dalam instrument penelitian digunakan panduan observasi, panduan wawancara,

dan panduan dokumentasi.

1. Panduan observasi

Lembar observasi digunakan peneliti pada saat melakukan pengamatan di

(39)

2. Panduan wawancara

Lembar wawancara digunakan peneliti untuk mengumpulkan data – data tertulis dengan cara tanya jawab dengan guru seni budaya dan 7 siswa yang

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tari.

3. Panduan dokumentasi

Lembar dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa foto –

[image:39.595.115.510.322.749.2]

foto ataupun video.

Tabel 3.1 Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran

No Aspek Yang diamati

1 II A B C PEMBELAJARAN

1. Memeriksa kesiapan siswa 2. Melakukan kegiatan apersepsi

KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

Penguasaan Materi Pelajaran

3. Menunjukan penguasaan materi pelajaran

4. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

5. Menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan hierarki belajar

6. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

Pendekatan/ strategi pembelajaran

7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai

8. Melakukan pembelajaran secara runtut 9. Menguasai kelas

10.Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

11.Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif

12.Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

Pemanfaatan sumber belajar/ media pembelajaran 13.Menggunakan media secara efektif dan efesien 14.Menghasilkan pesan yang menarik

(40)

D

E

F

III

Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 16.Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 17.Menunjukan sikap terbukan terhadap respon siswa

18.Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar

Penilaian proses dan hasil belajar

19.Memantau kemajuan belajar selama proses

20.Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi/ tujuan

Penggunaan bahasa

21.Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar 22.Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

PENUTUP

23.Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa

24.Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/ pengayaan

[image:40.595.117.485.84.363.2]

(kunandar, 2007:97)

Tabel 3.2 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru

No Aspek yang dinilai P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8

I 1. 2. II A. 3. 4. 5. B. 6. 7. 8. PRA PEMBELAJARAN Memeriksa kesiapan siswa Melakukan kegiatan apersepsi KEGIATAN INTI

PEMBELAJARAN

Penguasaan materi pelajaran Menunjukkan penguasaan materi pelajaran

Menyampaikan materi dengan jelas

Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

Pendekatan/ strategi pembelajaran

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai Melaksanakan pembelajaran secara runtut

Melaksanakan pembelajaran pemodelan

(41)

9. C. 10. 11. D. 12. 13. E. 14. 15. F. 16. 17.

ragam gerak tari Sigeh Penguten

b. Menganalisis, guru memberikan pengarahan agar siswa menganalisis ragam gerak tari Sigeh Penguten dengan berdiskusi bersama kelompok.

c. Berlatih, guru membimbing dan mengarahkan siswa agar berlatih dengan sungguh-sungguh baik secara individu maupun berkelompok.

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa

Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar Penilaian proses dan hasil belajar

Memantau kemajuan belajar selama proses

Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)

Penggunaan bahasa

Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

Penutup

Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa

(42)

Keterangan :

P.1 = Pertemuan pertama P.5 = Pertemuan kelima

P.2 = Pertemuan kedua P.6 = Pertemuan keenam

P.3 = Pertemuan ketiga P.7 = Pertemuan ketujuh

P.4 = Pertemuan keempat P.8 = Pertemuan kedelapan

Instrumen ini digunakan untuk mengamati aktivitas yang dilakukan guru pada

saat sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung tiap pertemuan. Apabila

telah dilakukan maka kolom-kolom ini akan diberi chek list sebagai penanda.

3.4Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan cara mengolah data yang telah diperoleh dari

lapangan (Maryati dan Suryawati, 2007: 111). Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi dari Miles dan Huberman.

Teknik tersebut antara lain :

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, membuat kategori dan membuang

yang tidak perlu (Sugiyono, 2014:247). Data dalam penelitian ini, peneliti

melakukan pemilihan data sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk

mengetahui pembelajaran tari sigeh penguten dalam kegiatan ekstrakuriler di

SMA Perintis 2 Bandar Lampung. Pelaksanaan pembelajaran yaitu aktivitas

yang dilakukan guru dan siswa, dan penilaian guru terhadap hasil belajar

(43)

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data dalam penelitian deskriptif kualitatif dapat dilakukan dalam

bentuk uraian singkat hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Penyajian

data yang sering digunakan adalah dengan teks yang bersifat naratif

(Sugiyono, 2014:249). Dalam penelitian ini, data-data yang terkumpul

selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif. Penyajian data disusun

untuk mendeskripsikan pembelajaran dan hasil pembelajaran tari sigeh

penguten pada kegiatan ekstrakurikuler di SMA Perintis 2 Bandar Lampung.

3. Penarikan Simpulan (Conclusion Drawing/Verivication)

Simpulan dalam penelitian dekriptif kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan berupa gambaran atau deskripsi

suatu obyek dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis, atau

teori (Sugiyono, 2014:253). Simpulan dalam penelitian ini berupa deskripsi

yaitu mengamati aktivitas siswa yang dilakukan oleh guru selama proses

pembelajaran tari sigeh penguten pada kegiatan ekstrakurikuler di SMA

(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh guru ,

maka dapat disimpulkan sebagai berikut

Perencanaan merupakan proses awal dalam melakukan penelitian, sebelum

meneliti pelaksanaan pembalajaran ekstrakurikuler tari sigeh penguten di SMA

Perintis 2 Bandar Lampung. Guru dalam melakukan kegiatan ekstrakurikuler tari,

tidak menggunakan Rancangan Kegiatan Harian (RKH) pada proses pembelajaran

ekstrakurikuler tari. Pelaksanaan merupakan kegiatan yang dilakukan pada proses

pembelajaran tari sigeh penguten dalam kegiatan ekstrakurikuler tari pada setiap

pertemuanya. Proses pelaksanaan pembelajaran ekstrakurikuler tari sigeh

penguten di SMA perintis 2 Bandar Lampung dilakukan pada jam sekolah

berakhir.

Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru selama proses pembelajaran tari

sigeh penguten yang berlangsung selama delapan kali pertemuan, yaitu metode

pemodelan yaitu dengan membawa semua siswa ke dalam ruang seni untuk

melakukan pembelajaran tari sigeh penguten, dan guru menjadi model untuk

(45)

Demonstrasi dengan guru memperagakan ragam gerak tari sigeh penguten dan

meminta siswa untuk mengikuti secara bersama-sama, dan latihan, yaitu dengan

setiap siswa secara bersama menarikan tari sigeh penguten dengan menggunakan

iringan musik. Metode pemodelan terlihat lebih efektif bagi siswa dikarenakan

siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tari lebih termotivasi dengan guru

yang memperagakan gerakan pada tari sigeh penguten dengan baik. Sehingga

semua siswa berantusias untuk berlatih supaya dapat menari sigeh penguten

dengan baik.

Dan hasil pembelajaran tari sigeh penguten pada siswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler seni tari di SMA Perintis 2 Bandar Lampung dengan kriteria baik,

karena siswa mampu menarikan tari sigeh penguten.

5.2 Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka dapat disarankan sebagai berikut.

1. Diharapkan kepada siswa agar disiplin dalam proses pembelajaran

berlangsung supaya waktu untuk belajar sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan.

2. Diharapkan kepada siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan metode

pemodelan dengan baik terutama pada aspek wirasa dalam menari supaya rasa

atau ekspresi ketika menari dapat dinikmati oleh penikmat seni.

3. Diharapkan kepada siswa agar memerhatikan saat guru menyampaikan materi

(46)

4. Pentingnya Rancangan Kegiatan Harian (RKH) pada setiap proses

pembelajaran esktrakurikuler seni tari agar pada setiap pertemuan nya dapat

terstruktur dan lebih efektif.

5. Proses penilaian pada ekstrakurikuler harus diterapkan guna mengetahui

sejauh mana siswa dapat berkembang dan mengetahui kemajuan siswa pada

setiap proses dan pertemuanya.

6. Diharapkan pada sekolah agar memfasilitasi pada proses pembelajaran tari

dengan dibuatkan ruangan khusus untuk digunakan praktik tari, sehingga akan

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Fadlillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI,

SMP/MTs, & SMA/MA. Yogyakarta: PT Ar-ruzz Media.

Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Husamah. 2013. Pembelajaran Luar Kelas Outdoor Learning. Jakarta: PT

Prestasi Pustaka.

Kodir, Abdul. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Margono, S. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Maryati dan Suryawati, 2007. Pengolahan data. Jakarta :PT Bumi Aksara

Mustika, I Wayan, 2012. Tari Muli Siger. Bandar Lampung: Anugrah Utama

Raharja.

Mustofa, Arif, and Thobroni, 2011. Belajar dan Pembelajaran . Yogyakarta:

AR-Ruzz Media.

Purwanto, M. Ngalim. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung: Rosda.

Roestiyah, N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :PT Rineka Cipta

Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Memengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sugiyono, 2014. Teknik Analisis Data. Jakarta :CV Pustaka

Suryosubroto, 2011. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Trianto, 2010. Model Pembelajaran terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Gambar

Gambar Keterangan
Tabel 3.1 Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran
Tabel 3.2 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 26 Bandar Lampung.. Peneliti

Berkaitan dengan judul penelitian yaitu pembelajaran tari muli siger menggunakan metode demonstrasi pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 10 Bandar Lampung, maka

Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui pembelajaran tari Melinting dengan menggunakan metode demonstrasi pada kegiatan ekstrakurikuler di

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penerapan model kooperatif tipe STAD dan hasil belajar siswi dalam pembelajaran tari Sigeh Penguten pada kegiatan ekstrakurikuler di SD

Berkaitan dengan judul penelitian yaitu pembelajaran tari muli siger menggunakan metode demonstrasi pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 10 Bandar Lampung, maka

Peneliti memilih SMP Negeri 26 Bandar Lampung karena di SMP tersebut pada kegiatan ekstrakurikuler tari nya yaitu tari bedana, di SMP Negeri 26 Bandar Lampung ini tidak

Berdasarkan hasil penelitian skor kemampuan menari sigeh penguten pada 25 siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tari di SMA Negeri 9 Bandar Lampung tahun

Hasil pembelajaran tari Melinting pada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni tari di SMA Negeri 07 Bandar Lampung dengan menggunakan model tutor sebaya mendapatkan