SISTEM INFORMASI PELAYANAN PENGADUAN
DAN TAGIHAN REKENING PELANGGAN
DI PDAM TIRTAWENING KOTA BANDUNG
MENGGUNAKAN SMS GATEWAY
Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan pada Program Studi Sistem Informasi Jenjang Sarjana Fakultas Teknik & Ilmu Komputer
Universitas Komputer Indonesia
Nova Noveristi Aulia Safitri 10508792
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
ABSTRACT
PDAM Tirtawening of Bandung City is a regional company engaged in the management of drinking water and sewage facilities management. One of the main activities included in PDAM Bandung Tirtawening is to provide service to customers.
This time to get service account billing information, report meter booth numbers and report complaints about PDAM Tirtawening service, customers have come to the headquarters of making the service process is not optimal and inefficient.
To provide optimum service, we need a development of better information systems using information technology facilities that can be accessed by customers with ease.
Complaints and service information system, Customer Accounts Receivable In PDAM Tirtawening Bandung using SMS Gateway, will further enhance the quality of services provided by the company to the customer so that customer satisfaction levels had increased and making a positive impact revenue for the company, because customers can SMS Gateway obtain service easily anywhere, anytime with a relatively low cost and efficient.
ABSTRAK
PDAM Tirtawening Kota Bandung merupakan Perusahaan Daerah yang bergerak dibidang pengelolaan air minum dan pengelolaan sarana air kotor. Salah satu kegiatan utama yang terdapat di PDAM Tirtawening Kota Bandung adalah memberikan pelayanan terhadap pelanggan.
Saat ini untuk mendapatkan pelayanan mengenai informasi tagihan rekening, melaporkan angka stand meter dan melaporkan pengaduan terhadap pelayanan PDAM Tirtawening, pelanggan harus datang ke kantor pusat sehingga membuat proses pelayanan tidak optimal dan tidak efisien.
Untuk memberikan pelayanan yang optimal, maka diperlukan suatu pengembangan sistem informasi yang lebih baik dengan menggunakan fasilitas teknologi informasi yang dapat di akses oleh pelanggan dengan mudah.
Sistem informasi pelayanan Pengaduan dan Tagihan Rekening Pelanggan Di PDAM Tirtawening Kota Bandung menggunakan SMS Gateway, diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan sehingga tingkat kepuasan pelanggan pun meningkat dan memberikan pengaruh yang positif bagi pendapatan perusahaan, karena dengan SMS Gateway pelanggan dapat memperoleh pelayanan dengan mudah dimanapun, kapanpun dengan biaya yang relatif murah dan efisien.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Siklus Pengolahan Data ………... 12
Gambar 2.2 Kualitas Informasi ……… 13
Gambar 2.3. Konsep Time Sharing ... ………. 17
Gambar 2.4 Topologi Star ……… 21
Gambar 2.5 Model Client Server ...……… 22
Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi PDAM Tirtawening Kota Bandung …... 29
Gambar 4.1. SOP Pembuatan Tagihan Rekening Yang Berjalan ……….... 49
Gambar 4.2. SOP Pelayanan Pengaduan Yang Berjalan …... Gambar 4.3. Diagram Konteks SI Pelayanan PelangganYang Berjalan ... Gambar 4.4. DFD Level 1 Pelayanan Pelanggan Yang Berjalan...…... Gambar 4.5. Diagram Konteks SMS Gateway ...…... 51 52 53 57 Gambar 4.6. DFD Level 1 Sistem Informasi SMS Gateway ...…………... 59
Gambar 4.7. DFD Level 2 Proses Rekap SMS Masuk…...………. 60
Gambar 4.8.Relasi Tabel ………... 67
Gambar 4.9. Entity Relationshipp Diagram ……… 68
Gambar 4.10. Struktur Menu ………….………... 73
Gambar 4.11. Perancangan Input Data Pencatatan Meter…... 74
Gambar 4.12. Perancangan Edit Tagihan Rekening ...…... 75
Gambar 4.13. Perancangan Monitoring SMS Gateway ...…... 75
Gambar 4.15. Perancangan Pengolahan Laporan Stand Meter…... 76
Gambar 4.16. Perancangan Laporan DHP ...…... 77
Gambar 4.17. Perancangan Rekapitulasi Tagihan Per Tarif ...…... 78
Gambar 4.18. Perancangan Arsitektur Jaringan (Topologi Star) ... 79
Gambar 5.1. Tampilan Login ………...……… 92
Gambar 5.2. Tampilan Halaman Menu Operator ………..………… 93
Gambar 5.3. Tampilan Input Data Pencatatan Meter …………..………… 94
Gambar 5.4. Tampilan Edit Tagihan Rekening ...………..………… 95
Gambar 5.5. Tampilan Pencarian Tagihan Rekening …………..………… 96
Gambar 5.6 Tampilan Laporan Hasil Pencatatan Meter ... 97
Gambar 5.7. Tampilan Halaman Utama Admin ………..………… 98
Gambar 5.8. Tampilan Monitoring SMS Gateway ………..………… 98
DAFTAR SIMBOL
A. SIMBOL-SIMBOL YANG DIGUNAKAN DALAM DFD
NO SIMBOL
KETERANGAN
1
Kesatuan luar (Eksternal Entity)
Merupakan kesatuan diluar lingkungan sistem
yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem
lain.
2
Arus Data
Merupakan arus dari data yang dapat berupa
masukan untuk sistem atau hasildari proses sistem
3
Proses
Kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang ,
mesin atau komputer dari hasil suatu arus data
yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan arus
data yang akan keluar dari proses.
4
Simpanan Data
Simpanan data dapat berupa suatu file, arsip
B. SIMBOL - SIMBOL YANG DIGUNAKAN DALAM FLOW MAP
NO SIMBOL
KETERANGAN
1
Simbol Arsip
Simbol digunakan untuk menunjukan data yang
diarsipkan
2
Simbol Dokumen
Simbol digunakan untuk mewakili data / Dokumen
3
Simbol proses
Simbol digunakan untuk mewakili suatu proses
komputerisasi
4
Simbol keputusan
Simbol digunakan untuk suatu penyeleksian
kondisi di dalam program
5
Simbol garis alir
Simbol digunakan untuk menunjukan arus dari
proses
6
Simbol Database
Simbol digunakan untuk mewakili database
7
Simbol proses
Simbol digunakan untuk mewakili suatu proses
manual
8
Simbol Manual Input
menggunakan keyboard
9
Simbol Display
Simbol digunakan untuk mewakili tampilan data
pada layer monitor
10
Simbol Conector
Simbol digunakan untuk mewakili hubungan antar
aliran sistem yang berjalan pada halaman yang
C. SIMBOL - SIMBOL YANG DIGUNAKAN DALAM ERD
NO SIMBOL
KETERANGAN
1
Entitas
Suatu kumpulan objek atau sesuatu yang dapat
dibedakan atau didefinisikan secara unik
2
Relationship
Hubungan yang terjadi antara satu entity atau lebih
3
Atribut
Karakteristik dari entity atau relationship yang
menyediakan penjelasan detail tentang entity atau
relationship tersebut
4
Penghubung
Sebagai penghubung antara relasi dengan entity,
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Jadwal Penelitian ………. 8
Tabel 4.1. Kamus Data Angka Meter ... 60
Tabel 4.2. Kamus Data Pengaduan ... 61
Tabel 4.3. Kamus Data Tagihan Rekening ... 62
Tabel 4.4. Kamus Data Permintaan Informasi Tagihan ... 62
Tabel 4.5. Struktur File ttarif ... 68
Table 4.6. Struktur File tmeter ... 69
Tabel 4.7. Struktur File trange_pakai ... 69
Tabel 4.8. Struktur File tharga_pakai ... 69
Tabel 4.9. Struktur File tpelanggan ... 69
Tabel 4.10. Struktur File tkd_taksasi ... 70
Tabel 4.11. Struktur File ttagihan ... 70
Tabel 4.12. Struktur File tinbox ... 71
Tabel 4.13. Struktur File toutbox ... 71
Tabel 5.1. Rencana Pengujian ...………... 80
Tabel 5.2. Pengujian User Login ... 81
Tabel 5.3. Pengujian Pembuatan Tagihan Rekening ... 82
Tabel 5.4. Implementasi Struktur Menu Berdasarkan User Operator ..…… 89
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Saat sekarang ini, komunikasi dengan menggunakan telepon seluler sudah sangat popular hampir disetiap daerah. Selain juga digunakan untuk berkomunikasi suara dengan lawan bicara, ponsel juga mempunyai fungsi yang masih sangat digemari oleh pemakainya yaitu berkirim pesan melalui pesan teks atau yang lebih terkenal dengan istilah SMS.
Banyak layananan yang memanfaatkan fungsi dari SMS ini. Jenis layanan melalui SMS ini sangat beragam, dari jenis layanan informasi sederhana seperti info valas, harga saham, cek nilai akademis, hingga layanan yang cukup kompleks seperti transaksi perbankan melalui SMS. Ada juga layanan yang bersifat satu arah seperti pooling dan kuis melalui SMS.
Sistem layanan melalui SMS dapat bekerja dengan baik karena adanya bangunan sebuah server layanan SMS yang dapat dihubungkan langsung ke SMS Center pada level operator.
Salah satu komponen perusahaan yang berkaitan erat dengan pelayanan terhadap pelanggan dan peningkatan pendapatan perusahaan adalah pegawai bagian Pencatat Meter Karena jika pencatat meter tidak melakukan tugasnya dengan baik, yaitu mencatat angka stand meter setiap pelanggan dengan benar, maka pelanggan akan merasa tidak puas dan akan mengadukan hal tersebut ke perusahaan yang pada akhirnya dapat berpengaruh terhadap pendapatan yenag diterima oleh perusahaan.
Pada kenyataannya yang terjadi selama ini adalah petugas pencatat meter tidak selalu datang ke lokasi untuk mencatat angka stand meter pelanggan, sehingga tagihan rekening pemakaian air yang dihasilkan tidak sesuai dengan pemakaian yang sebenarnya. Oleh karena itu, untuk menghindari tagihan rekening yang tidak sesuai, pelanggan pun harus turut aktif dengan cara melaporkan sendiri angka stand meter dirumahnya.
Dikarenakan PDAM Tirtawening Kota Bandung merupakan jenis perusahaan jasa yang memberikan pelayanan kepada masyarakat, maka diperlukan sistem informasi yang memberikan layanan yang dapat dilakukan dengan cara yang cepat dimanapun dan kapanpun agar pelayanan yang diharapkan oleh pelanggan pun dapat cepat diberikan.
cabang terdekat. Kendala untuk pilihan ini adalah pelangan harus mengantri untuk mendapatkan pelayanan dari petugas dan ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan cukup membosankan bagi pelanggan karena antrian yang terjadi biasanya cukup panjang. Selain itu, karena pelayanan dengan pilihan ini hanya dapat diperoleh pada hari dan jam kerja pada umumnya, banyak pelanggan yang tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menunggu dan mengantri untuk mendapatkan pelayanan dari petugas.
Pilihan Kedua pelanggan dapat menggunakan layanan yang diberikan oleh PDAM Tirtawening Kota Bandung yang berbasis internet. Hanya saja, untuk layanan yang berbasis internet, saat ini tidak semua kalangan mampu untuk melakukannya, baik itu disebabkan oleh keterbatasan wawasan mengenai internet yang dimiliki oleh pelanggan maupun keterbatasan penyediaan media internet yang dimiliki oleh pelanggan.
Bertolak dari pentingnya sistem pelayanan yang baik yang harus dimiliki oleh PDAM Tirtawening Kota Bandung, maka penulis tertarik untuk membuat skripsi dengan judul ”Sistem Informasi Pelayanan Pengaduan Dan Tagihan Rekening Pelanggan Di PDAM Tirtawening Kota Bandung Menggunakan SMS Gateway”.
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah
akan digunakan sebagai dasar : pengajuan teori dan hipotesis, pengumpulan data, pemilihan metode analisis dan penarikan kesimpulan.
1.2.1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, ditemukan beberapa masalah, yaitu :
1. Seringkali pencatat meter tidak datang ke lapangan/ rumah pelanggan untuk mencatat angka stand meter yang menyebabkan tagihan rekening terkadang terlalu kecil atau melonjak sangat tinggi, sehingga pelanggan perlu aktif melaporkan sendiri angka stand meter dirumahnya agar tagihan rekening pemakaian air yang dihasilkan sesuai dengan pemakaian.
2. Pelanggan membutuhkan informasi tagihan rekening pemakaian air secara cepat dan efektif sebelum mereka datang ke kas cabang untuk membayarnya.
3. Pelanggan memerlukan sarana untuk menyampaikan keluhan terhadap pelayanan yang diberikan oleh PDAM Tirtawening Kota Bandung yang mudah dilakukan oleh kalangan manapun, kapanpun dan dimanapun.
1.2.2. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam proposal usulan penelitian ini adalah :
2. Bagaimana Sistem informasi pelayanan terhadap pelanggan pada PDAM Tirtawenig Kota Bandung.
3. Bagaimana implementasi sistem informasi pelayanan terhadap pelanggan pada PDAM Tirtawenig Kota Bandung.
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dilakukannya penelitian adalah perolehan data sebagai bukti-bukti empiris dan untuk menemukan kejelasan fenomena variabel yang diteliti dalam upaya pencapaian tujuan.
Tujuan Penelitian ditekankan pada hasil yang akan dicapai (diharapkan) dari penelitian terkait dengan identifikasi dan rumusan masalah.
1.3.1. Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan sistem informasi pelayanan terhadap pelanggan PDAM Tirtawening Kota Bandung dengan menggunakan sms gateway, guna meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan oleh PDAM Tirtawening Kota Bandung.
1.3.2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk menganalisa sistem informasi pelayanan terhadap pelanggan yang berjalan pada PDAM Tirtawening Kota Bandung.
c. Untuk mengetahui implementasi sistem informasi pelayanan terhadap pelanggan pada PDAM Tirtawenig Kota Bandung.
1.4. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian menjelaskan manfaat/ kontribusi yang akan diperoleh dari hasil penelitian dan siapa pihak yang akan mendapatkan manfaat tersebut.
1.4.1. Kegunaan Praktis
a. Bagi PDAM Tirtawening Kota Bandung
Sistem informasi pelayanan pengaduan dan tagihan rekening pelanggan di PDAM Tirtawening Kota Bandung ini diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja pegawai PDAM Tirtawening Kota Bandung dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan dan dalam menanggapi keluhan yang disampaikan oleh pelanggan PDAM Tirtawening Kota Bandung.
b. Bagi Pelanggan PDAM Tirtawening Kota Bandung
1.4.2. Kegunaan Akademis
a. Bagi Peneliti Lainnya
Sistem informasi pelayanan pengaduan dan tagihan rekening pelanggan di PDAM Tirtawening Kota Bandung diharapkan dapat dijadikan literature untuk membuat pengembangan sistem informasi selanjutnya.
b. Bagi Penulis
Sistem informasi pelayanan pengaduan dan tagihan rekening pelanggan di PDAM Tirtawening Kota Bandung ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi penulis tentang pembuatan sistem informasi dan pembuatan perangkat lunak.
c. Bagi Pengembangan Ilmu
Mengembangkan teknologi pelayanan terhadap pelanggan/ konsumen dengan menggunakan sms gateway.
1.5. Batasan Masalah
Sistem informasi yang dibuat dibatasi pada :
1. Pembuatan tagihan rekening pemakaian air bulanan. 2. Informasi tagihan rekening pemakaian air melalui SMS.
3. Sarana untuk menyampaikan keluhan pelanggan terhadap pelayanan PDAM Tirtawening Kota Bandung dan sarana bagi pelanggan untuk melaporkan angka stand meter melalui SMS.
5. Laporan yang dibuat dari hasil SMS Gateway yang dibuat tidak dipisahkan berdasarkan format pengiriman SMS.
1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama lima bulan di salah satu Pemerintah Daerah di Kota Bandung.
1.6.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat PDAM Tirtawening Kota Bandung yang bertempat di Jl. Badak Singa No. 10 Bandung.
1.6.2. Waktu Penelitian
Tabel 1.1 Jadwal Penelitian
BAB II
LANDASAN TEORI
Sistem informasi pelayanan pengaduan dan tagihan rekening pelanggan di dengan menggunakan sms gateway dilakukan agar proses pelayanan dapat dilakukan lebih efektif dan efisien, baik dipihak PDAM Tirtawening maupun pelanggan.
2.1. Sistem Informasi
Informasi didalam sebuah perusahaan sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehinga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya.
Menurut Jogiyanto (2005 : 3) Pada hakekatnya suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu :
1. Komponen sistem (component)
Komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. 2. Batasan sistem (boundary)
Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu sistem menunjukan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
3. Lingkungan luar sistem (environment)
Lingkungan luar dari sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.
4. Penghubung sistem (interface)
Penghubung sistem merupakan media penghubung atau subsistem dengan subsistem lainnya. Dengan subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem linnya membentuk satu kesatuan.
5. Masukan sistem (input)
komputer, pada komputer data merupakan signal input untuk diolah menjadi informasi.
6. Pengolahan sistem (process)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan merubah input menjadi output.
7. Keluaran sistem (output)
Keluaran sistem merupakan hasil dari pengolahan sistem dan mengklasifikasikan masukan menjadi keluaran.
8. Sasaran sistem (object ives)
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Sasaran sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan dan keluaran yang akan dikatakan berhasil bila mengenai sasaran dan tujuannya.
Sedangkan informasi menurut Jogiyanto (2005 : 7) ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi, sehingga informasi ini sangat penting di dalam suatu organisasi. Dari sumber lain informasi adalah “data yang sudah diolah, dibentuk, atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu”. Drs. Zulkifli Amsyah, MLS. (2000:2).
Sistem informasi didefinisikan oleh Robert A. Leich dan K. Roscoe D, sebagai “suatu sistem didalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.
Jadi sistem informasi adalah kerangka kerja yang mengkoordinasikan sumber daya manusia (manusia dan komputer) untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (informasi) guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan.
2.1.1 Siklus Informasi
Menurut Andri Kristanto (2008 : 10). Data yang masih merupakan bahan mentah apabila tidak diolah maka data tersebut tidak berguna. Data tersebut akan berguna dan menghasilkan suatu informasi apabila diolah melalui suatu model. Model yang digunakan untuk mengolah data tersebut disebut dengan model pengolahan data atau lebih dikenal dengan nama siklus pengolahan data.
Gambar 2.1. Siklus Pengolahan Data
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa data yang merupakan suatu kejadian yang menggambarkan kenyataan yang terjadi dimasukan melalui elemen input kemudian data tersebut akan diolah dan diproses menjadi suatu output, dan output tersebut adalah informasi yang dibutuhkan. Informasi tersebut akan diterima oleh pemakai atau penerima, kemudian penerima akan memberikan umpan balik yang berupa evaluasi terhadap informasi tersebut dan hasil umpan balik tersebut akan menjadi data yang akan dimasukan menjadi input kembali. Begitu seterusnya.
2.1.2 Kualitas Informasi
Menurut Jogiyanto (2005 : 10). Kualitas dari suatu informasi (quality of information) tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat (accurate),
tepat pada waktunya (timeliness) dan relevan (relevance).
Gambar 2.2 Kualitas Informasi
(Sumber : Jogiyanto HM. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Andi Yogyakarta)
Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Dalam prakteknya, mungkin dalam penyampaian suatu informasi banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak isi dari informasi tersebut. Komponen akurat meliputi :
a. Completeness, berarti informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan
harus memiliki kelengkapan yang baik, karena apabila informasi yang dihasilkan sebagian-sebagian akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.
b. Corectness, berarti informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan
harus memiliki kebenaran.
c. Security, berarti informsi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus
memiliki keamanan.
2. Tepat Waktu, informasi yang diterima harus tepat pada waktunya, sebab informasi yang usang (terlambat) tidak mempunyai nilai baik, sehingga bila digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan akan dapat berakibat fatal. Saat ini mahalnya informasi disebabkan harus cepatnya informasi tersebut didapat, sehingga diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk mendaptkannya,mengolah dan mengirimkannya.
mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan.
2.1.3 Kebutuhan Sistem
Kebutuhan sistem adalah kondisi atau kemampuan-kemampuan tertentu yang harus dimiliki oleh sistem yang akan dibangun sedangkan menurut Merlin Dorfman dan Richard H. Thayer (sumber :http://erica.blog.binusian.org/), kebutuhan sistem didefinisikan sebagai :
a. Kemampuan perangkat lunak yang dibutuhkan oleh pengguna untuk
memecahkan masalah atau mencapai sustu objektivitas.
b. Kemampuan yang harus dimiliki oleh perangkat lunak sesuai kesepakatan
dalam kontrak, spesifikasi, atau dokumen formal lainnya.
Berdasarkan pengertian diatas, maka merancang perangkat lunak/ software sangat penting dalam pengembangan sistem informasi untuk memudahkan dalam menyelesaikan masalah, atau sesuai dengan kesepakatan-kesepakatan dalam kontrak.
2.2. SMS Gateway
SMS merupakan sebuah layanan yang banyak diaplikasikan pada sistem komunikasi tanpa kabel, memungkinkan dilakukannya pengiriman pesan dalam bentuk alphanumeric antara terminal pelanggan dengan sistem eksternal seperti email, paging, voice mail, dan lain-lain.
terminal lain. Hal ini dapat dilakukan berkat adanya sebuah entitas dalam sistem SMS yang bernama Short Message Service Center (SMSC), disebut juga Message Center (MC). SMSC merupakan sebuah perangkat yang melakukan tugas store
and forward traffic shor message. Didalamnya termasuk penentuan atau pencarian
rute tujuan akhir dari short message. Sebuah SMSC biasanya didesain utuk dapat menangani short message dari berbagai sumber seperti Voice Mail System (VMS), Web-based messaging, Email integration, External Short Messaging Entities
(ESME), dan lain-lain.
Komunikasi menggunakan SMS mengandung informasi berupa No telpon seluler pengirim, penerima, waktu dan pesan (message). Informasi tersebut dapat diolah dan bisa melakukan aktifasi transaksi tergantung kode-kode yang sudah disepakati. Untuk dapat mengelola semua transaksi yang masuk dibutuhkan sebuah system yang mampu menerima kode SMS dengan jumlah tertentu, mengolah informasi yang terkandung dalam pesan SMS dan melakukan transaksi yang dibutuhkan. Sistem yang dapat melakukan hal tersebut dinamakan SMS Gateway.
`
` T im e S h a rin g
C o m p u te r
merk telpon selluler. Untuk aplikasi pembacaan data SMS menggunakan konversi PDU Format dan metoda parsing untuk memisahkan kode-kode transaksi. Pembacaan dan pengelolaan pesan berikutnya menggunkan sebuah aplikasi berbasis Sistem Informasi Manajemen.
2.3. Arsitektur Aplikasi
Menjelaskan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan jaringan komputer.
2.3.1 Sejarah Jaringan Komputer
Menurut Budhi Irawan (2005 : 5) kebutuhan akan komunikasi untuk komputer pada tahun 40-an dan 50-an hanyalah bersifat minimal. Prosesor berkomunikasi dengan periferalnya melalui peralatan input/ output (I/O) pada jarak yang pendek dan bekerja pada kecepatan yang sangat rendah. Tahun 1960-an lahir konsep timesharing, dim1960-ana pengguna dihubungk1960-an ke komputer melalui suatu dumb terminal. Konsep ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 2.3 Konsep Time Sharing
Pada tahun 1079-an, teknologi IC (integrated circuit) dan mikroprosesor mulai berkembang sehingga memungkinkan munculnya computer pribadi yang dapat dipasang di rumah-rumah. Perkembangan teknologi ini secara drastis merubah cara pandang orang tentang komputer. Munculnya jaringan lokal (Local Area Network-LAN) dalam tahun 1980-an melengkapi komputer dengan
kemampuan berkomunikasi dengan komputer lainnya. Kondisi ini menyababkan terjadinya migrasi dari konsep pemrosesan secara tersentralisasi menjadi konsep pemrosesan secara terdistribusi.
2.3.2 Jenis-jenis Jaringan Komputer
Menurut Budhi Irawan (2005 :19), jaringan komputer dapat dibedakan berdasarkan cakupan geografisnya. Ada empat kategori utama jaringan komputer, yaitu :
1) Local Area Network (LAN)
Local Area Network (LAN), merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. Jarak antar komputer yang dihubungkan bisa mencapai 5 samapi dengan 10 km. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama sumberdaya (resouce, misalnya printer) dan saling bertukar informasi.
2) Metropolitan Area Network (MAN)
Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan versi
yang sama dengan LAN. Jangkauan MAN bisa mencapai antara 10 km samapai beberapa ratus km. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel.
3) Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network (WAN), jangkauannya mencakup daerah
geografis yang luas sekitar 100 km sampai dengan 1000 km, seringkali mencakup sebuah negara. WAN terdiri dari kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi) pemakai.
4) Global Area Network (GAN)
GAN merupakan suatu jaringan yang menghubungkan Negara-negara di seluruh dunia cakupannya mencapai ribuan kilometer. Contoh GAN adalah internet.
2.3.3. Topologi Jaringan Komputer
Menurut Budhi Irawan (2005 : 25), topologi secara fisik dari suatu jaringan local adalah merujuk kepada konfiguarsi kabel, computer, dan perangkat lainnya.
Ada empat macam topologi jaringan yaitu: 1) Topologi Bus
4) Topologi Tree
Dalam pengmbangan sistem informasi pepelayanan terhadap pelanggan PDAM Tirtawenig Kota Bandung ini menggunakan topologi star, karena topologi ini mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a. Mudah dalam pemasangan dan pengkabelan.
b. Setiap node berkomunikasi langsung dengan central node, traffic data
mengalir dari node ke central node dan kembali lagi.
c. Mudah dikembangkan, karena setiap node hanya memiliki kabel yang
langsung terhubung ke central node.
d. Keunggulannya adalah jika satu kabel node terputus yang lainnya tidak
terganggu.
e. Mudah untuk mendeteksi kesalahan dan memindahkan
perngkat-perangkat lainnya.
f. Dapat digunakan kabel yang “lower grade” karena hanya menghandel
satu traffic node, biasanya digunakan kabel UTP.
Gambar 2.4 Topologi Star
(Sumber : http://vendika11.wordpress.com/2009/01/14/topologi-star/)
2.3.4. Pengertian Client Server
Menurut Budhi Irawan (2005 : 30), model hubungan Client Server
Gambar 2.5 Model Client Server
(Sumber : Budhi Irawan. 2005. Jaringan Komputer. Graha Ilmu. Yogyakarta)
2.4. Perangkat Lunak Pendukung
Yaitu perangkat lunak yang akan digunakan untuk membangun maupun melakukan pengembangan suatu aplikasi sistem informasi.
2.4.1. Microsoft Visual Basic 6.0
Menurut Taryana Suryana (2009 : 1), Microsoft Visual Basic adalah sebuah aplikai yang digunakan untuk pengmbangan dengan memanfaatkan keistimewaan konsep-konsep antar muka grafis dalam Microsoft Windows.
Visual Basic 6.0 berawal dari Bahasa pemrograman BASIC (Beginners Allpurpose Symbiloc Instruction Code). Karena Bahasa BASIC cukup mudah
dipelajari dan popular, maka hampir setiap programmer menguasai Bahasa ini. Pada tahun 1980-an, system operasi DOS cukup popular di kalangan pengguna PC karena didalamnya disertai Bahasa BASIC yang dikenal dengan QBASIC (Quick Basic). Sistem tersebut sekarang sudah jarang digunakan. Di era windows,
`
`
mocrosoft menciptakan Visual Basic yang terus mengalami penyempurnaan hingga Visual Basic 6.0.
2.4.2. Microsoft SQL Server 2000
Menurut Evangelos Petroutsos (2002 : 6), SQL Server adalah Sebuah sistem manajemen database dan bukan sebuah database. Database SQL Server adalah database yang dikelola oleh SQL Server. SQL Sever memiliki bahasa pemrograman sendiri yang disebut Transact-SQL (T-SQL) selain itu SQL Server juga mempunyai Trigger, yaitu sebuah prosedur yang tersimpan khusus yang dijalankan apabila aksi tertentu berlangsung.
SQL server 2000 mempunyai fungsi utama untuk memproses query dan transaksi database yang diberikan oleh aplikasi client dengan perfomansi yang baik.
Dengan Microsoft SQL Server 2000, database bukanlah sebuah file tetapi merupakan sebuah konsep logis yang berisi sekumpulan objek-objek yang berhubungan. Missal sebuah database berisi data, struktur database, index, sekuritas, view, dan stored procedure. Objek-objek dalam sebuah database adalah sebagai berikut :
1) Database
Database berisi berbagai objek yang digunakan untuk mewakili, menyimpan data, dan mengakses data.
2) Table
3) Kolom
Sebuah tabel berisi kolom-kolom untuk menampung data. Kolom mempunyai sebuah tipe dan nama yang unik.
4) Tipe data
Sebuah kolom mempunyai sebuah tipe data. Tipe-tipe yang dapat dipilih adalah karakter, numeric, tanggal, Boolean dan lain-lain.
5) Stored procedure
Merupakan perintah-perintah SQL yang membentuk makro. Dengan menjalankan stored prosedure berarti menjalankan perintah-perintah SQL di dalam sebuah procedure.
6) Trigger
Stored procedure yang diaktifkan pada saat data ditambahkan, diubah,
atau dihapus dari database. Trigger dipakai untuk menjamin aturan integrasi di dalam database.
7) Rule
Diberlakukan pada kolom sehingga data yang dimasukan harus sesuai dengan aturan.
8) Primary key
Menjamin setiap baris data unik, dapat dibedakan dari data yang lain. 9) Foreign key
10) Konstrain
Mekanisme integritas data yang berbasis server dan diimplementasikan oleh sistem.
11) Default
Dinyatakan pada field (kolom) sehingga jika kolom tersebut tidak diisi data, maka diisi dengan nilai default.
12) View
Query yang memakai beberapa tabel, dan disimpan di dalam database.
View dapat memilih beberapa kolom dari sebuah tabel atau
menghubungkan beberapa tabel. View daapt dipakai untuk menjaga keamanan data.
13) Index
Membantu mengorganisasikan data sehingga query menjadi lebih cepat. 14) Fungsi
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kantor pusat Perusahaan Daerah Air Minum
Tirtawening Kota Bandung yang beralamatkan di Jl. Badaksinga No. 10 Bandung.
3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan
Sejarah pendirian PDAM Kota Bandung dimulai sejak zaman penjajahan
Belanda di Indonesia. Pembentukkan PDAM Kota Bandung sebagai Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD) berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kotamadya
Bandung Nomor7/PD/1974 yang telah diubah untuk terakhir kalinya dengan
Perda Nomor 08 Tahun 1987, dengan perkembangan organisasi sebagai berikut :
1. 1916 - 1928 : Stadsgemente Water Leiding Bandung
2. 1928 - 1943 : Technische Ambtenaar
3. 1943 - 1945 : Sui Doko
4. 1945 - 1954 : Perusahaan Air
5. 1954 - 1965 : Dinas Perusahaan Bagian B (DPB)
6. 1965 - 1974 : Dinas Teknik Penyehatan (DTP)
7. 1974 - Sekarang : Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota
Bandung
Pada tahun 1978 sampai dengan tahun 1985 untuk meningkatkan debit air,
mulai dilaksanakan fisik Pengembangan Air Minum Tahap I atau BAWS I,
dengan membuat Sumur Artesis sepanjang jalan kereta api. Tahun 1985 sampai
dengan 1991 membangun Mini Plant Cibeureum dengan air bakunya dari Sungai
Cibeureum, Mini Plant Pakar, air bakunya dari Sungai Cikapundung dan
membangun Intake Siliwangi serta pembangunan saluran air kotor sepanjang
176,30 km.
Dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi, maka
masalah-masalah sanitasi lingkungan merupakan masalah-masalah yang cukup penting untuk
diperhatikan, diantaranya masalah pembuangan air kotor.
Pada tahun 1978 - 1979 Pemerintah Kota Bandung melaksanakan studi
“Bandung Urban Development and Sanitary” yang mengusulkan strategi
penanganan pengembangan Divisi Air Kotor Kota Bandung.
Pada tahun 1979 - 1994 Pemerintah Kota Bandung melalui “Bandung
Urban Development Project (BUDP)” tahap I dan II memperoleh bantuan dana
dari Bank Pembangunan Asia (ADB) dan penyertaan modal dari Pemerintah
untuk membangun sarana air kotor dan Instalasi Pengolahan Air Kotor.
Sarana air kotor yang dibangun berupa jaringan perpipaan air kotor yang
berada di daerah berpenduduk padat yaitu, Bandung Barat, Bandung Timur dan
Bandung Tengah-Selatan, sedangkan instalasi Pengolahan Air Kotor dibangun di
3.1.2. Visi dan Misi Perusahaan
Visi PDAM Tirtawening Kota Bandung adalah “Terpenuhinya kebutuhan
masyarakat akan pelayanan air bersih dan air kotor yang berwawasan lingkungan
dan berkelanjutan “.
Misi PDAM Tirtawening Kota Bandung adalah :
1. Memberikan pelayanan dan kemanfaatan umum kepada seluruh
masyarakat melalui pelayanan air bersih dan air kotor yang
berwawasan lingkungan.
2. Mewujudkan pengelolaan keuangan perusahaan secara mandiri melalui
pendapatan yang diperoleh dari masyarakat dan dikembalikan lagi
kepada masyarakat guna meningkatkan pelayanan dan penyediaan air
bersih maupun sarana air kotor.
3. Meningkatkan pengolahan kualitas air bersih dan air kotor yang sesuai
dengan standar kesehatan dan lingkungan.
4. Mewujudkan penambahan cakupan pelayanan air bersih dan air kotor
3.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan
3.1.4. Deskripsi Tugas
Tugas Pokok PDAM Tirtawening Kota Bandung Sesuai Peraturan
Walikota Bandung Nomor 236 TAHUN 2009 adalah :
“ Tugas pokok Perusahaan Daerah adalah bergerak di bidang pengelolaan air
minum dan pengelolaan sarana air kotor di Daerah, untuk meningkatkan
kesejahteraaan masyarakat yang mencakup aspek ekonomi, sosial, kesehatan dan
pelayanan umum “.
PDAM Tirtawening Kota Bandung memiliki 19 (sembilan belas) Bagian/
Bidang/ Unit/ Satuan kerja tetapi yang menjadi objek penelitian hanyalah empat
Bagian/ Satuan kerja. Deskripsi tugas dari objek yang diteliti adalah sebagai
berikut :
1. Bagian Penagihan, mempunyai tugas dan wewenang : a. Membantu Direktur Umum dalam bidang tugasnya;
b. Merencanakan, mengkoordinir, dan mengawasi kegiatan dari Seksi
Pelayanan Pembayaran, Seksi Penagihan, dan Seksi Pengelolaan Data
Rekening;
c. Mengawasi pengelolaan data rekening pelanggan air bersih dan air
kotor;
d. Melakukan evaluasi dan upaya optimalisasi efektivitas penagihan
sesuai target yang telah ditetapkan Perusahaan;
e. Mengarahkan dan mengawasi upaya optimalisasi pencairan rekening
bulan berjalan dan penagihan tunggakan baik kepada pelanggan air
f. Mengawasi pengelolaan pelayanan pembayaran rekening pelanggan air
bersih dan air kotor;
g. Mengawasi pengelolaan penagihan rekening pelanggan air bersih dan
air kotor baik bulan berjalan maupun tunggakan;
h. Mengawasi penyampaian informasi tunggakan kepada pelanggan yang
menunggak;
i. Mengadakan koordinasi dengan bagian/unit kerja lain yang terkait;
j. Memberikan pengarahan kepada pegawai di lingkungan kerjanya
tentang peningkatan disiplin, kinerja, sikap dan etos kerja dengan
mendahulukan sikap keteladanan yang baik dan benar;
k. Memberikan laporan pelaksanaan tugas kepada Direktur Umum secara
berkala dan sesuai kebutuhan;
l. Melaksanakan tugas-tugas lain yang di berikan oleh Direktur Umum
sesuai dengan bidang tugasnya.
2. Bagian Langganan, mempunyai tugas dan wewenang : a. Membantu Direktur Umum dalam bidang tugasnya;
b. Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan Seksi
Administrasi dan Pelayanan Langganan, Seksi Pelayanan Pengaduan,
dan Seksi Pengelolaan Data Pelanggan;
c. Menyampaikan informasi/komunikasi dan melaksanakan sosialisasi
kepada pelanggan mengenai ketentuan/peraturan kepelangganan,
penggunaan air secara efisien dan program peningkatan pelayanan
d. Menyelenggarakan administrasi kepelangganan, menyusun panduan
teknis pelayanan dan mengarahkan bawahan untuk mengoptimalkan
pelayanan;
e. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan pelayanan pelanggan
untuk pencapaian kepuasan pelanggan;
f. Melayani dan memonitor permohonan sambungan langganan baru,
mutasi, aktivasi dan pemberhentian status pelanggan sesuai ketentuan
yang berlaku;
g. Melayani pengaduan pelanggan baik tertulis maupun pengaduan
langsung, menyelesaikan reduksi nilai rekening sesuai ketentuan;
h. Mengadakan koordinasi dengan bagian/unit terkait untuk kelancaran
pelaksanaan tugas;
i. Memberikan pengarahan kepada pegawai di lingkungan kerjanya
tentang peningkatan disiplin, kinerja, sikap dan etos kerja dengan
mendahulukan sikap keteladanan yang baik dan benar;
j. Memberikan laporan pelaksanaan tugas kepada Direktur Umum secara
berkala dan sesuai kebutuhan;
k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur Umum
sesuai dengan bidang tugasnya.
3. Bagian Pencatat Meter, mempunyai tugas dan wewenang : a. Membantu Direktur Air Bersih dalam bidang tugasnya;
b. Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas dari
Tengah-Selatan, Seksi Pencatat Wilayah Barat, Seksi Pencatat Wilayah Timur
dan Seksi Evaluasi Kubikasi;
c. Mengarahkan dan memonitor kegiatan pelaksanaan pencatatan meter
air pelanggan;
d. Mengawasi kebenaran hasil pencatatan kubikasi meter air pelanggan;
e. Mengkoordinasikan permasalahan lapangan yang berhubungan dengan
pencatatan meter air pelanggan, kondisi aliran air serta permasalahan
lapangan lainnya kepada unit kerja terkait;
f. Mengawasi pelaksanaan administrasi pencatatan meter air pelanggan,
baik secara manual maupun elektronik;
g. Mengevaluasi peningkatan atau penurunan kubikasi hasil pencatatan
meter air pelanggan;
h. Melakukan koordinasi dengan bagian/unit terkait untuk kelancaran
pelaksanaan tugas;
i. Memberikan pengarahan kepada pegawai di lingkungan kerjanya
tentang peningkatan disiplin, kinerja, sikap dan etos kerja dengan
mendahulukan sikap keteladanan yang baik dan benar;
j. Memberikan laporan pelaksanaan tugas kepada Direktur Air Bersih
secara berkala dan sesuai kebutuhan;
k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur Air
4. Bidang Teknologi dan Sistem Informasi, mempunyai tugas dan wewenang :
a. Membantu Direktur Utama dalam bidang tugasnya;
b. Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas dari
Sub Bidang Analisa, Desain dan Integrasi Sistem, Sub Bidang
Penerapan dan Pengembangan Aplikasi, Sub Bidang Pemeliharaan dan
Aplikasi Sistem;
c. Melakukan analisa, desain dan integrasi sistem berbasiskan komputer
sesuai dengan kebutuhan perusahaan;
d. Melakukan penerapan dan pengembangan aplikasi untuk pelaksanaan
operasional kegiatan rutin;
e. Melakukan pemeliharaan dan administrasi sistem yang menggunakan
peralatan teknologi informasi;
f. Mengantisipasi kebutuhan perusahaan yang dapat diotomatisasikan
dengan komputer;
g. Mengelola pusat data Perusahaan Daerah dan menyajikannya kepada
unit kerja yang membutuhkan;
h. Melakukan kajian terhadap usulan penerapan sistem dan teknologi
informasi, baik dari segi perangkat keras maupun perangkat lunak
sebagai bahan pertimbangan pimpinan;
i. Melakukan koordinasi dengan bagian/unit terkait untuk kelancaran
j. Memberikan pembimbingan kepada pegawai di lingkungan kerjanya
tentang peningkatan disiplin, kinerja, sikap dan etos kerja dengan
mendahulukan sikap keteladanan yang baik dan benar;
k. Memberikan laporan pelaksanaan tugas kepada Direktur Utama;
l. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur Utama
sesuai dengan bidang tugasnya.
3.2. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya adalah cara ilmiah untuk mendapatkan
informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
3.2.1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian untuk mengembangkan sistem
informasi pelayanan terhadap pelanggan PDAM Tirtawening Kota Bandung
menggunakan sms gateway.
Metode penelitian yang akan digunakan adalah penelitian development.
Penelitian development adalah penelitian pengembangan dan pembangunan.
Berarti disini penulis akan menganalisa sistem yang berjalan kemudian
merancang/ membuat pengembangan dari sistem tersebut.
Penyelesaian masalah yang diteliti meliputi tahapan-tahapan :
1. Pengumpulan data
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang diperlukan dari
2. Study literature
Pada tahap ini dilakukan pencarian dan pengumpulan
literature-literature, yang berhubungan dengan masalah yang dikerjakan, dari
buku-buku referensi yang menunjang.
3. Analisis sistem
Pada tahap ini data yang diperoleh dianalisis untuk memahami sistem,
menentukan kekurangan sistem, dan menemukan solusi global dari
sistem.
4. Perancangan sistem
Transformasi setiap bagian dari spesifikasi kebutuhan menjadi
modul-modul perancangan sehingga menghasilkan model solusi dalam bentuk
rancangan struktur data, arsitektur perangkat lunak, antar muka dan
prosedur-prosedur atau algoritma detail.
5. Implementasi
Merealisasikan hasil rancangan ke dalam suatu perangkat lunak
dengan menggunakan perangkat implementasi tertentu.
6. Pengujian
Evaluasi terhadap kinerja dan penggunaan aplikasi perangkat lunak
yang telah dibangun dan melakukan perbaikan-perbaikan yang
diperlukan.
3.2.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk
3.2.2.1 Sumber Data Primer
Data primer adalah berbagai data yang didapatkan langsung dari sumber
objek penelitian yaitu PDAM Tirtawening Kota Bandung.
Teknik pengumpulan data yang adalah sebagai berikut :
a. Observasi atau pengamatan, yaitu dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan
data dengan cara datang langsung ke sumbernya yaitu PDAM Tirtawening Kota
Bandung.
b. Wawancara atau Interview, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara
mewawancarai langsung pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini yaitu
pegawai PDAM Tirtawening Kota Bandung yang berkompeten dengan masalah
pelayanan terhadap pelanggan dan pengembangan teknologi informasi
perusahaan.
3.2.2.2 Sumber Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber data instansional
yang berkaitan dengan pelayanan terhadap pelanggan PDAM Tirtawening Kota
Bandung. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pencatatan dokumen,
yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mencatat dokumen yang
relevan dan terkait dengan penelitian yang dilakukan.
3.2.3. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem
Dalam http://wsilfi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/9882/Pengem
perangkat alat atau teknik yang berbentuk kemampuan dalam merumuskan tujuan
secara operasional, mengembangkan deskripsi tugas-tugas.
Sedangkan pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yg
baru untuk menggantikan sistem yg lama secara keseluruhan atau memperbaiki
sistem yang telah ada.
3.2.3.1 Metode Pendekatan Sistem
Metode pendekatan sistem yang digunakan oleh penulis adalah pendekatan
terstruktur. Terdapat beberapa alasan penulis menggunakan pendekatan terstruktur
diantaranya adalah mudah dipahami dan mudah digunakan artinya metode ini
mudah dimengerti, selain itu metode terstruktur telah banyak digunakan dalam
pengembangan sistem informasi.
3.2.3.2 Metode Pengembangan Sistem
Pada metode pengembangan sistem, penulis menggunakan
metode prototype. Secara ideal prototype berfungsi sebagai sebuah mekanisme
untuk mengidentifikasi kebutuhan perangkat lunak. Metode ini dimulai dengan
pengumpulan kebutuhan. Pengguna dan pengembang bertemu untuk
mendefinisikan obyektif keseluruhan dari perangkat lunak serta mengidentifikasi
segala kebutuhan, sehingga pengembang mengetahui gambaran atau garis besar
Langkah – langkah Prototype adalah sebagai berikut :
1. Dimulai dengan Identifikasi masalah. Biasanya pembuat system saling
bertemu dengan pengguna dan menyetujui input dan data yang diperlukan
untuk menghasilkan output sistem informasi.
2. Pembuatan Sistem. Dilakukan dengan membuat prototype system awal
yang disesuaikan dengan keinginan dan kesepakatan ketika menentukan
kebutuhan dasar system.
3. Menjadi tanggung jawab pengguna system yang baru tersebut.
Pengguna system ini bekerja dengan sistem dan mencatat hal-hal yang
perlu diperbaiki, kemudian pengguna dan pembuat system bertemu dan
mendiskusikan perubahan – perubahan, sehingga pengguna sangat
menentukan pengembangan dan fungsi sistem yang dijalankan.
4. Pembuat Sistem memodifikasi sistem untuk memasukkan perubahan yang
diinginkan. Agar setiap orang tetap terlibat, kecepatan merupakan hal yang
penting. Kadang pembuat system dapat duduk bersama dengan pengguna
dan membuat beberapa perubahan. Kemudian pengguna ditanyai kembali
untuk mencoba system dan saran – saran perubahan yang perlu dilakukan.
Langkah ketiga dan keempat diulang berkali – kali hingga pengguna merasa puas
dengan sistem yang sudah dibuat.
3.2.3.3 Alat Bantu Analisis dan Perancangan
1) Flow Map
Flowmap adalah paket perangkat lunak yang didedikasikan untuk
dalam arti bahwa ada dua lokasi geografis terhubung ke masing-masing data item,
yaitu sebuah lokasi tempat asal yang mulai mengalir dan tujuan lokasi dimana
arus berakhir. Flow Map mempunyai fungsi untuk mendefinisikan hubungan
antara bagian (pelaku proses), proses(manual/berbasis komputer) dan aliran data
(dalam bentuk dokumen keluaran dan masukan).
2) Diagram Kontek
Diagram kontek merupakan alat untuk struktur analisis. Pendekatan
struktur ini mencoba untuk mengambarkan sistem secara garis besar atau secara
keseluruhan. Diagram konteks ialah kasus khusus dari DFD atau bagian dari DFD
yang berfungsi memetakan modul lingkungan yang direpresentasikan dengan
lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem.
3) Data Flow Diagram
Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu gambaran secara logical. DFD
biasanya digunakan untuk membuat sebuah model sistem informasi dalam bentuk
jaringan proses yang saling berhubungan satu sama lain oleh aliran data.
Keuntungan menggunakan DFD adalah supaya lebih memudahkan pemakai atau
user yang kurang menguasai dalam bidang komputer untuk lebih mengerti sistem
yang akan dikembangkan atau dikerjakan.
4) Kamus Data
Kamus data merupakan katalog fakta tentang data dan
kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan kamus
struktur database. Kamus data biasanya dipelihara secara otomatis oleh sistem
manajemen database.
5) Perancangan Basis Data
Perancangan basis data adalah proses pembuatan (develop) stuktur
database sesuai dengan data yang dibutuhkan oleh user.
a. Normalisasi
Normalisasi merupakan suatu proses pengelompokan data elemen menjadi
tabel-tabel yang menunjukan entity dan relasi yang berfungsi untuk
menghilangkan adanya redudansi data dan menentukan key unik untuk mengakses
data atau merupakan pembentukan relasi sedemikian rupa sehingga database
tersebut mudah dimodifikasi.
b. Tabel Relasi
Tabel relasi berisi komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan
relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang
mempresentasikan seluruh fakta dari “dunia nyata” yang dapat digambarkan
dengan lebih sistematis dengan menggunakan ERD.
3.2.4. Pengujian Software
Pengujian software adalah proses untuk memastikan apakah semua fungsi
sistem bekerja dengan baik, dan mencari apakah masih ada kesalahan pada sistem
(sumber : www.isetyawan.web.ugm.ac.id/soft/Makalah.doc). Pengujian atau
testing software sangat penting untuk dilakukan. Pengujian ini bertujuan untuk
menjamin kualitas software, dan juga menjadi peninjauan terakhir terhadap
Metode pengujian yang digunakan adalah pengujian dengan pendekatan
black-box testing, pendekatan ini melakukan pengujian terhadap fungsi
operasional software. Pengujian black-box berfokus pada persyaratan fungsional
perangkat lunak. Dengan demikian, pengujian black-box memungkinkan
perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang
sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program.
Pengujian black-box bukan merupakan alternatif dari teknik white-box, tetapi
mengungkap kelas kesalahan dari pada metode white-box. Pengujian black-box
berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut :
a. Fungsi yang tidak benar atau hilang,
b. Kesalahan interface,
c. Kesalahan dalam stuktur data atau akses database eksternal,
d. Kesalahan kinerja,
BAB IV
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan
Untuk dapat mengetahui adanya permasalahan dalam suatu sistem, maka perlu dilakukan analisa pada sistem yang berjalan tersebut sehingga dapat diusulkan pemecahannya.
Analisis sistem adalah tahap melakukan identifikasi terhadap kebutuhan sistem secara keseluruhan, sehingga sistem yang dibangun sesuai dengan keinginan dari end user yang akan menggunakan sistem dalam menunjang aktivitasnya.
4.1.1 Analisis Dokumen
Analisis dokumen yaitu melakukan identifikasi pada dokumen-dokumen yang digunakan. Adapun dokumen yang digunakan di PDAM Tirtawening Kota Bandung adalah sebagai berikut :
A. Dokumen Input
1. Nama Dokumen : Data Pencatatan Meter (DPM)
Fungsi : Sebagai data hasil pencatatan stand meter dilapangan yang akan diinput menjadi taihan rekening pelanggan
Jumlah : 1 (satu) rangkap
Frekuensi : Setiap bulan mulai tanggal 1 s/d tanggal 23 Sumber : Pencatat Meter lapangan
Item Data : No Persil, Nama Pelanggan, Alamat Pelanggan, Tarif, Stand Meter Akhir
B. Dokumen Output
1. Nama Dokumen : Daftar Hasil Pencatatan (DHP)
Fungsi : Sebagai data jumlah kubikasi air yang terpakai oleh pelanggan berdasarkan hasil survei lapangan
Jumlah : 1 (satu) rangkap Frekuensi : Setiap bulan
Sumber : Seksi Evaluasi Kubikasi
Tujuan : Bagian Pencatatan Meter
Item Data : Kode Bundel, Nomor Persil, Nama, Alamat, Kode Tarif, Stand Meter Awal, Stand Meter Akhir, Pemakaian, Selisih, Rata-rata 3 Bln, Bulan Lalu, Keterangan
2. Nama Dokumen : Rekapitulasi Target Penerimaan Rekening Per Wilayah Pemerintahan
Fungsi : Sebagai data target penerimaan rekening yang harus diperoleh oleh perusahaan berdasarkan hasil dari pencatatan angka meter di lapangan yang diuraikan berdasarkan Wilayah, Kecamatan dan Kelurahan
Frekuensi : Setiap akhir bulan
Sumber : Seksi Pengelolaan Data Rekening
Tujuan : Direktur Umum, Bagian Keuangan dan Bagian Sekretariat
Item Data : Wilayah, Kecamatan, Kelurahan, Kode Bundel, Jumlah Rekening, Pemakaian Air, Harga Air, Pemeliharaan Meter, Administrasi Penagihan,
Materai, Pelayanan Air Kotor, Lain-lain, dan Jumlah Tagihan
3. Nama Dokumen : Rekapitulasi Target Penerimaan Rekening Per
Wilayah (secara umum)
Fungsi : Sebagai data target penerimaan rekening yang harus diperoleh oleh perusahaan berdasarkan hasil dari pencatatan angka meter di lapangan yang diuraikan berdasarkan Wilayah secara umum/ global
Jumlah : 3 (tiga) rangkap Frekuensi : Setiap akhir bulan
Sumber : Seksi Pengelolaan Data Rekening
Tujuan : Direktur Umum, Bagian Keuangan dan Bagian Sekretariat
Penagihan, Materai, Pelayanan Air Kotor, Lain-lain, dan Jumlah Tagihan
4. Nama Dokumen : Rekapitulasi Target Penerimaan Rekening Per Tarif
Fungsi : Sebagai data target penerimaan rekening yang harus diperoleh oleh perusahaan berdasarkan hasil dari pencatatan angka meter di lapangan
yang diuraikan berdasarkan Tarif pelanggan Jumlah : 3 (tiga) rangkap
Frekuensi : Setiap akhir bulan
Sumber : Seksi Pengelolaan Data Rekening
Tujuan : Direktur Umum, Bagian Keuangan dan Bagian Sekretariat
Item Data : Tarif, Jumlah Rekening, Pemakaian Air, Harga Air, Pemeliharaan Meter, Administrasi Penagihan, Materai, Pelayanan Air Kotor, Lain-lain, dan Jumlah Tagihan
4.1.2. Analisis Prosedur yang sedang berjalan
Sebelum menganalisis prosedur dari sistem yang ada, harus diketahui terlebih dahulu masalah dan kebutuhan yang ada dalam sistem tersebut sehingga dapat diusulkan pemecahannya dengan cara membuat program aplikasi yang akan
Masalah yang ada, seperti yang telah dikemukakan pada BAB I, yaitu pelayanan terhadap pelanggan PDAM Tirtawening Kota Bandung yang masih terasa kurang efektif. Untuk mendapatkan pelayanan, dari petugas PDAM Tirtawening Kota Bandung, pelanggan hanya mempunyai dua pilihan yaitu datang
langsung ke kantor pusat PDAM Tirtawening Kota Bandung, yang membutuhkan waktu cukup lama karena harus mengantri, atau pelanggan dapat menggunakan fasilitas web yang telah disediakan oleh PDAM Tirtawening Kota Bandung. Akan
tetapi untuk pilihan yang terakhir, walaupun pelanggan tidak harus mengantri tetapi tidak semua pelanggan dapat menggunakan fasilitas ini dengan mudah.
Prosedur pelayanan terhadap pelanggan yang telah berjalan di PDAM
Tirtawening Kota Bandung adalah :
1. Pelanggan datang ke kantor pusat PDAM Tirtawenig Kota Bandung, Jl. Badak Singa No. 10, ke Bagian Langganan seksi Pelayanan Pengaduan. 2. Ditempat pengambilan nomor antrian, kebutuhan dari kedatangan pelanggan akan ditanyakan. Jika pelanggan hanya akan melaporkan stand angka meter maka pelanggan akan langsung diberi form laporan angka stand meter untuk diisi atau jika ingin meminta informasi tagihan maka petugas akan memberikan informasi tersebut secara langsung dan pelayanan selesai. Tetapi jika pelanggan akan melaporkan suatu pengaduan pengaduan maka pelanggan akan diberi nomor antrian.
4. Setelah pelanggan mengisi data-data pada form pengaduan dan menyampaikan keluhan, maka petugas akan memproses pengaduan tersebut.
1.1.2.1Flow Map
Prosedur pembuatan tagihan rekening adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan tagihan rekening diawali oleh survei lapangan yang dilakukan oleh pencatat meter dengan membawa DPM (Data Pencatat Meter) blank/kosong.
2. Hasil dari survei tersebut kemudian diserahkan kepada operator untuk diinput data pencatat meternya. Secara otomatis program akan menghitung besarnya tagihan rekening sesuai pemakaian masing-masing pelanggan. 3. Data hasil pencatatan sementara (DHPS) kemudian dicetak dan di
SOP Pembuatan Tagihan Rekening
Pelayanan pengaduan yang sedang berjalan di PDAM Tirtawening adalah sebagai berikut :
1. Pelanggan datang ke kantor pusat.
2. Pelanggan memberikan dokumen yang berisi no pelanggan.
3. Petugas pengaduan kemudian memeriksa kebutuhan pelanggan. Jika pelanggan meminta informasi tagihan rekening, maka petugas akan mencek tagihan rekening dan mencetak informasi tagihan rekening
tersebut kemudian diberikan kepada pelanggan.
4. Jika pelanggan bermaksud melaporkan angka stand meter, maka petugas akan mencatat laporan tersebut pada form yang disediakan. Laporan Stand
meter ini kemudian diserahkan ke bagian Pencatatan Meter untuk diinputkan menjadi tagihan rekening.
SOP Pelayanan Pengaduan
1.1.2.2Diagram Konteks
Gambar 4.3 Diagram Konteks SI Pelayanan Pelanggan Yang Berjalan
Pada diagram konteks Sistem Informasi Pelayanan Pelanggan yang berjalan terdapat dua external entity, yaitu :
1. Pelanggan yang memberikan input laporan stand meter, laporan pengaduan, dan permintaan informasi tagihan serta mendapatkan output berupa informasi tagihan rekening.
2. Pencatat Meter yang memberikan input berupa data pencatatan meter dan mendapatkan output berupa laporan stan meter.
SI Pelayanan Pelanggan
Pelanggan Lap. St. meter Pencatat Meter
Permintaan inf. tagihan Inf. Tag.rekening
Lap. pengaduan
1.1.2.3Data Flow Diagram
Gambar 4.4 DFD Level1 SI Pelayanan Pelanggan Yang Berjalan
Pada DFD level 1 sistem yang berjalan ini terdapat enam proses, yaitu :
2. Dokumentasi laporan pencatatan meter yang diberikan oleh pelanggan dan kemudian diserahkan ke bagian pencatatan meter untuk diinputkan menjadi tagihan rekening.
3. Cek tagihan rekening sesuai dengan nomor persil yang diberikan oleh
pelanggan.
4. Cetak tagihan rekening yang diminta oleh pelanggan.
5. Dokumentasi data pelanggan dan pengaduan sebagai arsip dokumen
dari pengaduan yang diberikan oleh pelanggan.
6. Input data pengaduan berdasarkan dokumen pengaduan yang diisi oleh pelanggan dan disimpan pada file pengaduan.
4.1.3 Evaluasi Sistem yang sedang Berjalan
Sistem pelayanan terhadap pelanggan di PDAM Tirtawening Kota Bandung masih terdapat beberapa kekurangan, diantaranya :
1. Untuk melaporkan angka stand meter, pelanggan harus datang ke kantor pelayanan PDAM Tirtawening Kota Bandung. Laporan tersebut oleh petugas di kumpulkan dan kemudian baru di sampaikan ke bagian Pencatatan Meter untuk diinputkan pada program aplikasi pembuatan tagihan rekening. Proses ini membutuhkan proses dan waktu yang cukup
2. Untuk meminta informasi tagihan rekening pemakaian air, pelanggan harus datang ke kantor pusat PDAM Tirtawening Kota Bandung. Proses ini dirasakan kurang efektif.
3. Untuk menyampaikan keluhan atas pelayanan yang diberikan oleh PDAM
Tirtawening Kota Badung, pelanggan harus datang ke kantor pusat PDAM Tirtawening Kota Bandung dan harus mengantri untuk mendapatkan pelayanan pengaduan tersebut. Proses ini membutuhkan waktu dan proses
yang cukup lama dan panjang sehingga dirasakan kurang efektif.
4.2. Perancangan Sistem
Setelah melakukan evaluasi terhadap sistem yang berjalan, tahap selanjutnya yang dilakukan adalah membuat perancangan sistem yang diajukan dengan menggambarkan model baru yang akan dibuat.
4.2.1. Tujuan Perancangan Sistem
Tujuan dari perancangan sistem adalah untuk menghasilkan perangkat lunak yang mampu mengatasi masalah pada sistem yang berjalan sesuai hasil evaluasi, diantaranya adalah :
1. Meningkatkan efektifitas sistem pelayanan terhadap pelanggan PDAM Tirtawening Kota Bandung;
2. Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelanggan PDAM Tirtawening kota Bandung;
4. Penyesuaian terhadap perkembangan jaman dalam penerapan sistem teknologi informasi.
4.2.2. Gambaran Umum Sistem yang Diusulkan
Sistem informasi pelayanan pengaduan dan tagihan rekening pelanggan di PDAM Tirtawening Kota Bandung yang dibuat adalah dengan menggunakan sms gateway. Program aplikasi ini mampu melayani kebutuhan pelanggan mengenai informasi tagihan rekening yang berjalan, melaporkan angka stand meter dan menyampaikan pengaduan mengenai pelayanan dari PDAM Tirtawening Kota Bandung menggunakan fasilitas SMS yang terdapat pada ponsel dengan format yang telah ditentukan.
Dengan sms gateway, pelanggan dapat memperoleh informasi tagihan rekening dengan cepat kapan dan dimanapun serta dapat melaporkan angka stand meter dan pengaduan tanpa harus datang ke kantor pusat. SMS yang masuk ke pihak PDAM Tirtawening Kota Bandung akan disimpan di database yang kemudian di filtrasi dan di eksekusi, sesuai dengan format pengiriman sms, secara otomatis.
4.2.3 Perancangan Prosedur yang Diusulkan
4.2.3.1 Diagram kontek
Diagram konteks ialah kasus khusus dari DFD atau bagian dari DFD yang berfungsi memetakan modul lingkungan yang direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem. Pada sistem informasi SMS Gateway ini terdapat dua eksternal entity, yaitu pelanggan dan admin.
Pelanggan memberikan input berupa data angka meter, data pengaduan dan data permintaan informasi serta mendapatkan output berupa SMS balasan dari PDAM yang dapat berupa informasi tagihan rekening dan verifikasi bahwa SMS telah diterima. Sedangkan Admin memberikan input berupa data permintaan informasi tagihan, data pengaduan dan data angka meter yang dikirimkan oleh pelanggan.
1.2.3.2Data Flow Diagram
a. DFD Level 1
Pada DFD level 1 ini terdapat lima proses, yaitu :
1. Input data pencatatan meter yang dilakukan oleh Admin.
2. perhitungan tagihan rekening dan hasil input data pencatatan meter dan akan menghasilkan data tagihan rekening yang disimpan pada file tagihan rekening.
3. Rekap SMS masuk dari pelanggan. Proses ini akan menentukan format SMS balasan yang akan dikirimkan kepada pelanggan.
4. Rekap SMS balasan, yaitu informasi yang akan diberikan kepada pelanggan yang kemudian disimpan pada file outbox.
Gambar 4.6 DFD Level1 Sistem Informasi SMS Gateway
b. DFD Level 2 Proses Rekap SMS Masuk
DFD level 2 ini merupakan Break Down dan proses rekap SMS masuk yang terdiri dari empat proses, yaitu :
1. Baca SMS masuk yang kemudian disimpan pada file inbox.
3. Searah data tagihan rekening sesuai nomor persil yang diminta oleh pelanggan.
4. Search format balasan SMS berdasarkan format SMS yang dikirim oleh pelanggan.
Gambar 4.7 DFD Level2 Proses Rekap SMS Masuk
4.2.3.3 Kamus Data
Definisi dari aliran data, file dan proses dalam sebuah sistem informasi disimpan dalam kamus data. Kamus data yang dipergunakan oleh file-file yang dipakai oleh sistem digambarkan pada table-tabel berikut :
1. Kamus Data Angka Meter