• Tidak ada hasil yang ditemukan

Maintenance Jaringan Antar Gedung Di ACS PT. Dirgantara Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Maintenance Jaringan Antar Gedung Di ACS PT. Dirgantara Indonesia"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kerja Praktek Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Indonesia

GILLANG RAMADIANTO

10107051

AGUS SETIAWAN

10107064

FERLIAN JUNIARDI

10107084

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

(2)

i

Segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Pemurah, dengan segala akal dan pikiran

yang diberikanNya alhamdullilah penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan

kerja praktek yang berjudul “MAINTENANCE JARINGAN ANTAR

GEDUNG DI ACS PT. DIRGANTARA INDONESIA “.

Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini banyak sekali terdapat

kekurangan dan keterbatasan. Namun penulis mencoba dengan segala

kemampuan, ilmu dan waktu yang dimiliki agar penulisan laporan ini

terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu kritik, arahan serta saran yang

membangun penulis harapkan untuk dijadikan masukan di masa yang akan

datang.

Dalam penulisan laporan ini penulis banyak menerima bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

setulus-tulusnya kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc, selaku Rektor Universitas

Komputer Indonesia

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Ukun Sastraprawira, M.Sc, selaku Dekan Fakultas

Teknik dan Ilmu Komputer

3. Ibu Mira K. S. S.T.,M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika

4. Ibu Mira K. S. S.T.,M.T. selaku Dosen Wali

5. Ibu Mira K. S. S.T.,M.T. sebagai Pembimbing yang senantiasa selalu

(3)

ii

7. Bapak Agus Pitoyo sebagai Menejer Fasiltas di PT.Dirgantara Indonesia

8. Seluruh staf PT.Dirgantara Indonesia

9. Bapak Djoko Wiyono, terima kasih atas bimbingannya di tempat kerja

praktek

10.Ayah dan Ibu kami, yang yang telah memberikan perhatian dan semangat

tanpa henti kapada kami

11.Seluruh anak kelas IF-2 2007

Penulis mengharapkan mudah-mudahan laporan kerja praktek ini dapat

bermanfaat dan menjadi keberkahan bagi semuanya. Amiin.

Bandung Januari 2011

(4)

1 1.1Latar Belakang

PT. Dirgantara Indonesia adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam

bidang industri dan jasa dimana perusahaan ini memiliki beberapa unit usaha yang

mendukung perkembangan perusahaan, salah satunya adalah satuan usaha (SU)

Aircraft Service (ACS) yang perkembangannya meliputi proses penyediaan dan

penjualan material sparepart pesawat terbang serta melakukan jasa service

pesawat terbang. ACS sendiri terdapat beberapa bagian, salah satunya adalah

fasilitas jaringan. Berfungsi untuk memberikan segala sesuatu yang menunjang

kinerja ACS dengan membangun jaringan komputer antar gedung. Untuk

melakukan proses ini dibutuhkan suatu jaringan komputer yang terhubung dengan

baik.

Ada sekitar 100 unit komputer yang tersebar pada seluruh unit usaha yang ada

pada ACS. Semua komputer ini bertugas untuk mengatur sebagian besar proses

pengolahan data pada ACS. Banyaknya komputer yang ada sering mengakibatkan

terjadinya kerusakan dan gangguan pada jaringan komputer sehingga komputer

tidak bisa mengirim data dengan baik maka dibutuhkan konfigurasi yang tepat

untuk mengingat semua proses yang digunakan harus selalu terkomputerisasi

dengan baik. Untuk memperbaiki segala kerusakan ini, terdapat suatu bidang

usaha yang dinamakan fasilitas jaringan. Bagian ini yang mengatur segala sesuatu

yang dibutuhkan oleh sistem jaringan komputer yang ada pada Direktorat ACS.

(5)

meskipun sudah terkomputerisasi tetapi sistem lama ini masih memiliki beberapa

kekurangan yang dapat memperlambat proses perbaikan jaringan.

Berdasarkan hasil penelitian di Direktorat ACS ini, selain kesulitan dalam

mengecek kerusakan jaringan yang luas dan cukup banyak, bagian jaringan ini

mengalami kesulitan dalam mendeteksi jaringan yang rusak. Padahal seringkali

jaringan ini dibutuhkan oleh unit usaha ataupun direktorat yang lain yang berbeda

ruang atau gedung. Kesulitan ini menyebabkan keterlambatan dalam proses

pelaporan data.

Oleh karena itu salah satu cara menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu

dengan melakukan perawatan pada jaringan komputer untuk memperbaiki bila

terjadi kerusakan pada jaringan komputer. Berdasarkan permasalahan terhadap

kerusakan pada jaringan komputer maka harus dirawat agar bisa menemukan

kerusakan jaringan yang ada pada sistem jaringan.

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang ditemukan beberapa masalah yang dirumuskan dalam

suatu rumusan masalah yaitu bagaimana cara merawat jaringan komputer dan

untuk mendeteksi kerusakan atau gangguan pada sistem jaringan antar gedung di

(6)

1.3Maksud dan Tujuan

Pembuatan laporan kerja praktek ini dimaksudkan untuk merawat jaringan

komputer antar gedung PT. Dirgantara Indonesia.

Tujuan dari pembuatan laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengkaji sistem jaringan komputer antar gedung yang telah ada

pada Direktorat ACS di PT. Dirgantara Indonesia.

b. Menganalisa kebutuhan pada jaringan komputer.

c. Memenuhi keinginan pihak Direktorat ACS di PT. Dirgantara Indonesia

yang menginginkan suatu jaringan komputer antar gedung yang

terkonfigurasi dengan baik.

d. Memberikan suatu metode untuk memeriksa kerusakan atau gangguan

pada jaringan komputer antar gedung melalui gedung ACS.

1.4Batasan Masalah

Adapun ruang lingkup yang akan dibahas akan sangat luas, untuk itu

diperlukan batasan masalah sebagai berikut :

a. Sistem jaringan yang akan di konfigurasi, yaitu sistem jaringan komputer

yang menghubungkan antar gedung PT. Dirgantara Indonesia melalui

gedung Direktorat ACS.

b. Proses Maintenance atau perawatan jaringan komputer antar gedung PT.

Dirgantara Indonesia bila terjadinya gangguan atau kerusakan pada jaringan

komputer tersebut.

(7)

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam merawat jaringan komputer ini

menggunakan metode analisis deskriptif yaitu suatu metode yang bertujuan untuk

mendapatkan gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diperlukan, melalui

tahapan sebagai berikut:

1. Studi Kepustakaan

Tahap ini digunakan untuk mencari informasi yang berhubungan dengan

permasalahan yang akan dibahas dengan bersumber pada buku-buku, serta

bacaan lain yang kiranya dapat membantu menyelesaikan dalam

konfigurasi dan Maintenance jaringan komputer.

2. Studi Observasi

Tahap kedua ini digunakan untuk memperoleh data dengan cara

komunikasi langsung dengan Kepala bagian fasilitas jaringan komputer

Direktorat ACS PT. Dirgantara Indonesia.

3. Studi Dokumentasi

Dengan mengumpulkan informasi mengenai laporan dan dokumen

database kegiatan perbaikan komputer serta data-data yang diperlukan

agar lebih mudah untuk didefinisikan dan dirumuskan pada permasalahan

yang ada.

4. Praktek

Tahap terakhir ini digunakan untuk melakukan pengkonfigurasian dan

(8)

1.6Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan proposal penelitian ini disusun untuk memberikan

gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan tugas

akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan tentang latar belakang permasalahan, mencoba merumuskan inti

permasalahan yang dihadapi, menentukan tujuan dan kegunaan penelitian, yang

kemudian diikuti dengan pembatasan masalah, asumsi, serta sistematika

penulisan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Membahas sejarah dan profil perusahaan yang ditinjau, dalam pembahasan ini

juga disertakan logo instansi,struktur oraganisasi dan badan hukum yang instansi

yang bersangkutan.

BAB III. PEMBAHASAN

Membahas tentang apa saja yang telah dilakukan dalam melaksanakan selama

kerja praktek.

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan tahapan menyimpulkan semua laporan yang bedasarkan pelaksanaan

dari kerja praktek yang telah dilaksanakan, dalam tahap ini juga terdapat saran

(9)

6 BAB II

TINJAUAN PUSATAKA

2.1 Profil Temapt Kerja Praktek

2.1.1 Sejarah Instansi

Pada awalnya untuk merencanakan serta membuat pesawat terbang

di Indonesia, baru terwujud setelah proklamasi kemerdekaan yang

ditujukan untuk kelancaran pertahanan dan keamanan.

Dengan dipelopori oleh pemuda-pemuda seperti Wiweko Supomo

(mantan Direktur Utama Garuda) dan Nurtanio Pringgo Adisuryo pada

tahun 1946 di Magetan, dibuatlah bengkel pesawat di sebuah bengkel kecil

yang dikenal dengan nama seksi percobaan yang berada dibawah

pengawasaan Komando Depot Perawatan Mayor Udara Nurtanio. Berkat

pimpinan Mayor Nurtanio, mereka mampu merencanakan serta membuat

pesawat terbang yang pertama dengan nama “SIKUMBANG”

Sejalan dengan pertumbuhan dan kemajuan Negara Republik

Indonesia maka makin tumbuh pula kesadaraan akan pentingnya

penerbangan baik dalam masa damai maupun dalam keadaan perang.

Untuk itu pada tanggal 16 Desember 1961 dibentuk LAPIP (Lembaga

Persiapan Industri Pesawat Terbang) yang ditugaskan untuk

mempersiapkan pembangunan Unit Industri Penerbangan yaitu membuat

(10)

Dengan gugurnya komandan Udara Nurtanio Pringgo Adisuryo

pada tanggal 21 Maret 1966 karena kecelakaan pesawat terbang yang

terjadi ditengah kota Bandung, maka untuk menghormati dan

mengabdikan jasa-jasanya LAPIP dirubah menjadi LIPNUR (Lembaga

Industri Pesawat Terbang Nurtanio).

Pada masa kegiatan itu LIPNUR hanya memiliki kurang lebih 500

personil, kemudian berdasarkan akta notaries no 15 tanggal 28 April 1976

di Jakarta didirikan sebuah perseroan PT.IPTN.

Maka sacara resmi PT.IPTN dalam percaturan Industri Kawasaan

Produksi II,III,IV. Pengembangan personil dimulai dengan hanya 500

karyawan pada tahun 1976, dan 900 karyawan pada tahun 1983 dan akhir

tahun 1990 mencapai kurang lebih 16000 karyawan dengan kualifikasi

tertentu. Pada tahun 2003 – 2004 hingga sekarang tahun 2010 mencapai

4.500 karyawan. Hal ini penting artinya dalam hubungan terbuka secara

luas lapangan kerja teknologi tinggi sekaligus peningkatan kemampuan

sumber daya manusia Indonesia.

Memperoleh kemampuan personil berkemampuan tinggi dalam

jumlah yang relatif besar ini melalui program-program pendidikan dan

latihan terarah di dalam maupun di luar negeri. PT.IPTN memiliki pusat

pindidikan dan latihan unutk teknisi muda, sedang di luar negeri melalui

program beasiswa maupun “ praktek kerja” di PT.IPTN maupun mitra

(11)

Menginjak usia sepuluh tahun diselenggarakan Indonesia Air Show

(IAS) 1986 yang menaruh perhatian masyarakat luas baik Nasional

maupun Internasional. Tahun 1987 kerjasama timbal produksi dengan

General Dynamic untuk pembuatan komponen pesawat tempur F-16 di

realisasikan. Sementara itu sub-kontak pembuatan komponen Pesawat

Terbang boeing 767 dan 737 dengan lanjut yang lebih maju dan modern.

Kini memasuki dasawarsa kedua PT.IPTN tidak hanya

mempertahankan dan meningkatkan penguasaan teknologi ke tahap

perkembangan teknologi, tetapi juga mulai mengarah kepada upaya bisnis

industry pesawat terbang yang sesungguhnya. Hal ini dibuktikan dengan

dikembangkannya suatu produk baru pesawat N-250 yang sepenuhnya

hasil rancangan bangsa Indonesia.

Adapun jenis pesawat terbang tersebut adalah : “NC-212, NC-235,

NBO-105, NSA-330 (PUMA), NAS-332 (SUPER PUMA), NBK-117,

NBELL-412 ”. Dalam rangka meningkatkan alih teknologi dan bisnis

PT.IPTN bersama dengan New Media Development Organization Japan

mendirikan perusahaan patungan Nusantara Sistem Internasional (NSI)

yang bergerak dalam perangkat lunak komputer, perusahaan yang

didirikan tahun 1988 tersebut telah beroperasi.

Untuk lebih memperluas pemasaran bagi produk-produknya

khususnya di wilayah Amerika sejak tahun 1992 yang lalu, PT. IPTN

memiliki Branch office yang berkedudukan di Seatlle Amerika. PT. IPTN

(12)

pembuatan pesawat terbang sekaligus sebagai dasar langkah lanjut yang

lebih maju.

Selama 24 tahun PT. IPTN telah berkembang dengan pesat, untuk

itu guna memperluas bidang usahanya di berbagai jenis bidang maka PT.

IPTN di rubah menjadi PT. Dirgantara Indonesia pada tahun 2000 oleh

Presiden Abdurrahman Wahid. Dengan nama yang baru PT. Dirgantara

Indonesia tidak dikhususkan hanya dalam pembuatan pesawat terbang saja

tetapi usaha-usaha lain, akan tetapi sekarang ini bentuk usaha-usaha di

rubah menjadi Direktorat, seperti:

1. Direktorat Integration

2. Direktorat Aerostructure

3. Direktorat Aircraft Services

4. Direktorat Teknologi dan Pengembangan

5. Direktorat Keuangan dan Administrasi

Dan pada tahun ini PT. Dirgantara Indonesia tidak hanya khusus

memproduksi pesawat terbang tetapi berbagai produk contohnya, sistem

persenjataan untuk mendukung pesawat yang ada di Divisi sistem

persenjataan (Div. Sista) dan di samping itu telah membangun klinik dan

hotel. Dengan demikian diharapkan industri ini menjadi institusi bisnis

(13)

2.1.2 Logo Instansi

Di bawah ini gambar 2.1, merupakan gambar logo PT.Dirgantara

Indonesia.

Gambar 2.1 Gambar Logo PT.Dirgantara Indonesia

2.1.3 Badan Hukum Instansi

PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembnagkitan Cirata mempunyai

badan hukum berupa PT (Perseroan Terbatas). Secara khusus badan usaha

Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas (UUPT), yang secara efektif berlaku sejak

tanggal 16 Agustus 2007. Sebelum UUPT 2007, berlaku UUPT No. 1 Th

1995 yg diberlakukan sejak 7 Maret 1996 (satu tahun setelah

diundangkan) s.d. 15 Agt 2007, UUPT th 1995 tsb sebagai pengganti

ketentuan ttg perseroan terbatas yang diatur dalam KUHD Pasal 36 sampai

dengan Pasal 56, dan segala perubahannya (terakhir dengan UU No. 4

(14)

diatur dalam Pasal 54 KUHD dan Ordonansi Perseroan Indonesia atas

saham -Ordonantie op de Indonesische Maatschappij op Aandeelen

(IMA)- diundangkan dalam Staatsblad 1939 No. 569 jo 717. Berdasar

Pasal 1 UUPT No. 40/2007 pengertian Perseroan Terbatas (Perseroan)

adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan

berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar

yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang

ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.

2.1.4 Struktur Organisasi dan Job Description

Struktur organisasi PT. Dirgantara Indonesia cukup kompleks. Hal

ini sesuai dengan aktivitas dan tugas yang banyak karena PT. Dirgantara

Indonesia sedang dalam tahap perkembangan yang signifikan. Secara garis

besar strukturnya terdiri korporasi dan unit bisnis.

Bentuk struktur perusahaan adalah campuran bentuk lini dan

fungsional. Lini karena terdapat garis ke samping yang menunjang tugas

struktur yang ada diatasnya. Fungsional terlihat dari bagian- bagian

bidangnya masing-masing. Setiap jabatan menjalankan kegiatan

berdasarkan fungsinya.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.2 dan gambar 2.3

(15)

Struktur Organisasi PT. DIRGANTARA INDONESIA ( Persero)

(16)

Struktur Organisasi DIREKTORAT AIRCRAFT SERVICES

(17)

2.2 Landasan Teori

Dalam sub bab ini akan dibahas tentang teori-teori yang berhubungan

dengan penelitian di PT. Dirgantara Indonesia.

2.2.1 Pengertian Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sekumpulan peralatan komputer

(hardware dan software) yang dihubungkan agar dapat saling

berkomunikasi dengan tujuan komunikasi dan berbagi sumber daya

(seperti file dan printer).

Dibutuhkan aturan-aturan (protocols) yang mengatur komunikasi

dan layanan-layanan secara umum untuk seluruh sistem jaringan.

Agar jaringan dapat berfungsi, dibutuhkan layanan-layanan yang

dapat mengatur pembagian sumber daya.

2.2.2 Topologi Jaringan

Topologi jaringan adalah hal yang menjelaskan hubungan

geometris antara unsur-unsur dasar penyusun jaringan, yaitu node, link,

dan station. Topologi jaringan dapat dibagi menjadi 4 kategori utama

seperti di bawah ini :

1. Linear Bus

Pada topologi bus dua ujung jaringan harus diakhiri dengan sebuah

terminator. Barel connector dapat digunakan untuk

memperluasnya. Jaringan hanya terdiri dari satu saluran kabel yang

(18)

jaringan dapat mengkaitkan dirinya dengan mentap Ethernet-nya

sepanjang kabel.

Linear Bus: Layout ini termasuk layout yang umum. Satu kabel

utama menghubungkan tiap simpul, ke saluran tunggal komputer

yang mengaksesnya ujung dengan ujung. Masing-masing simpul

dihubungkan ke dua simpul lainnya, kecuali mesin di salah satu

ujung kabel, yang masing-masing hanya terhubung ke satu simpul

lainnya. Topologi ini seringkali dijumpai pada sistem client/server,

dimana salah satu mesin pada jaringan tersebut difungsikan sebagai

File Server, yang berarti bahwa mesin tersebut dikhususkan hanya

untuk pendistribusian data dan biasanya tidak digunakan untuk

pemrosesan informasi.

2. Bintang

Topologi bintang merupakan bentuk

konvergensi dari node atau

Topologi jaringan bintang termasuk topologi jaringan dengan biaya

menengah.

3. Cincin

Topologi cincin adala

yang masing-masing terhubung ke dua titik lainnya, sedemikian

sehingga membentuk jalur melingkar membentuk cincin. Pada

topologi cincin, komunikasi data dapat terganggu jika satu titik

(19)

dengan mengirim data searah jarum jam dan berlawanan dengan

arah jarum jam secara bersamaan.

4. Pohon

Topologi Jaringan Pohon (Tree) Topologi jaringan ini disebut juga

sebagai topologi jaringan bertingkat. Topologi ini biasanya

digunakan untuk interkoneksi antar sentral dengan hirarki yang

berbeda. Untuk hirarki yang lebih rendah digambarkan pada lokasi

yang rendah dan semakin keatas mempunyai hirarki semakin

tinggi. Topologi jaringan jenis ini cocok digunakan pada sistem

jaringan komputer .

2.2.3 Tipe – Tipe Jaringan komputer

Terdapat 3 tipe jaringan komputer, yaitu :

1. LAN

Local Area Network biasa disingkat LAN adalah jaringan

komputer yang jaringannya hanya mencakup wilayah kecil; seperti

jaringan komputer kampus, gedung, kantor, dalam rumah, sekolah

atau yang lebih kecil. Saat ini, kebanyakan LAN berbasis pada

teknologi IEEE 802.3 Ethernet menggunakan perangkat Switch,

yang mempunyai kecepatan transfer data 10, 100, atau 1000

Mbit/s. Selain teknologi Ethernet, saat ini teknologi 802.11b (atau

(20)

2. MAN

Metropolitan area network atau disingkat dengan MAN. Suatu

jaringan dalam suatu kota dengan transfer data berkecepatan tinggi,

yang menghubungkan berbagai lokasi seperti kampus, perkantoran,

pemerintahan, dan sebagainya. Jaringan MAN adalah gabungan

dari beberapa LAN. Jangkauan dari MAN ini antar 10 hingga 50

km, MAN ini merupakan jaringan yang tepaMetropolitan area

network atau disingkat dengan MAN. Suatu jaringan dalam suatu

kota dengan transfer data berkecepatan tinggi, yang

menghubungkan berbagai lokasi seperti kampus, perkantoran,

pemerintahan, dan sebagainya. Jaringan MAN adalah gabungan

dari beberapa LAN. Jangkauan dari MAN ini antar 10 hingga 50

km, MAN ini merupakan jaringan yang tepat untuk membangun

jaringan antar kantor-kantor dalam satu kota antara pabrik/instansi

dan kantor pusat yang berada dalam jangkauannya.

3. WAN

WAN adalah singkatan dari istilah teknologi informasi dalam

bahasa Inggris: Wide Area Network merupakan jaringan komputer

yang mencakup area yang besar sebagai contoh yaitu jaringan

komputer antar wilayah, kota atau bahkan negara, atau dapat

didefinisikan juga sebagai jaringan komputer yang membutuhkan

router dan saluran komunikasi publik.

WAN digunakan untuk menghubungkan jaringan lokal yang satu

(21)

di lokasi yang satu dapat berkomunikasi dengan pengguna dan

komputer di lokasi yang lain.

2.2.4. Mikrotik

MikroTik RouterOS™ adalah sistem operasi dan perangkat lunak

yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer manjadi router network

yang handal, mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk ip network dan

jaringan Wireless, cocok digunakan oleh ISPdan provider hotspot.

2.2.5. Winbox

Winbox adalah sebuah utility yang digunakan untuk melakukan

remote ke server mikrotik kita dalam mode GUI.

Jika untuk mengkonfigurasi mikrotik dalam text mode melalui PC

itu sendiri, maka untuk mode GUI yang menggunakan winbox ini kita

mengkonfigurasi mikrotik melalui komputer client. Mengkonfigurasi

mikrotik melaui winbox ini lebih banyak digunakan karena selain

penggunaannya yang mudah kita juga tidak harus menghapal

perintah-perintah console.

2.2.6. Media Transmisi

Media transmisi adalah suatu media yang digunakan dalam

jaringan tersebut untuk menghubungkan antar komputer dalam mengirim,

menerima, atau melakukan komunikasi data dengan berbagai cara dan

(22)

2.2.7. Kabel UTP

Unshielded twisted-pair (disingkat UTP) adalah sebuah jeni

dengan shield internal. UTP merupakan jenis kabel yang paling umum

yang sering digunakan di dalam

harganya yang rendah, fleksibel dan kinerja yang ditunjukkannya relative

bagus. Dalam kabel UTP, terdapat insulasi satu lapis yang melindungi

kabel dari ketegangan fisik atau kerusakan tapi, tidak seperti

kabel

kabel dari

Kabel UTP memiliki

dalam beberapa kategori yang ditentukan dari kemampuan transmisi data

yang dimilikinya seperti tertulis dalam tabel 2.1. kategori UTP.

Tabel 2.1 Kategori UTP

Kategor Kegunaan

Category 1 (Cat1) Kualitas suara analog

Category 2 (Cat2) Transmisi suara digital hingga 4 megabit per detik

Category 3 (Cat3) Transmisi data digital hingga 10 magabit per detik

Category 4 (Cat4) Transmisi data digital hingga 16 megabit per detik

Category 5 (Cat5) Transmisi data digital hingga 250 megabit per detik

(23)

Di antara semua kabel di atas, kabel Enhanced Category 5 (Cat5e)

dan Category 5 (Cat5) merupakan kabel UTP yang paling populer yang

banyak digunakan dalam jaringan berbasis teknologi

2.2.8. Fiber Optic

Kabel fiber optic merupakan kabel jaringan yang dapat

mentransmisi cahaya. Dibandingkan dengan jenis kabel lainnya, kabel ini

lebih mahal. Namun, fiber optic memiliki jangkauan yang lebih jauh dari

550 meter sampai ratusan kilometer, tahan terhadap interferensi

elektromagnetik dan dapat mengirim data pada kecepatan yang lebih

tinggi dari jenis kabel lainnya. Kabel fiber optic tidak membawa sinyal

elektrik, seperti kabel lainnya yang menggunakan kabel tembaga. Sebagai

gantinya, sinyal yang mewakili bit tersebut diubah ke bentuk cahaya.

Kabel fiber optic terdiri dari dua jenis, yang dikenal sebagai

single mode dan multi mode. Kabel single mode dapat menjangkau jarak

yang lebih jauh dan hanya mengirim satu sinyal pada satu waktu. Kabel

multimode mengirim sinyal yang berbeda pada saat yang bersamaan,

mengirim data pada sudut refraksi yang berbeda pada saat yang

bersamaan, mengirim data pada susut refraksi yang berbeda. Kabel single

mode dapat menjangkau ratusan kilometer sedangkan kabel multimode

biasanya hanya mencapai 550 meter atau kurang.

Konektor kabel fiber optic terdiri dari dua jenis-konektor model ST

yang berbentuk lingkaran dan konektor SC yang berbentuk persegi.

Penggunaan kabel ini harus disesuaikan dengan jenis perangkat yang anda

(24)

2.2.9 Wireless

menggunaka

2.2.10. Wireless LAN

Jaringan komputer yang terhubung melalui tanpa kabel. Local Area

Network dari komputer dan peralatan lainnya yang berkomunikasi lewat

sinyal radio atau gelombang cahaya. Sistem ini berguna apabila

penyambungan lewat koneksi kabel atau serat optik cukup mahal atau

untuk aplikasi koneksi bergerak.

Teknologi komunikasi data dengan tidak menggunakan kabel

untuk menghubungkan antara klien dan server. Secara umum teknologi

Wireless LAN hampir sama dengan teknologi jaringan komputer yang

menggunakan kabel (Wire LAN atau Local Area Network). Teknologi

Wireless LAN ada yang menggunakan frekuensi radio untuk mengirim dan

menerima data yang tentunya mengurangi kebutuhan atau ketergantungan

hubungan melalui kabel. Akibatnya pengguna mempunyai mobilitas atau

fleksibilitas yang tinggi dan tidak tergantung pada suatu tempat atau

lokasi. Teknologi Wireless LAN juga memungkinkan untuk membentuk

jaringan komputer yang mungkin tidak dapat dijangkau oleh jaringan

(25)

2.2.11. Switch

Di dalam dunia komputer, Switch (Tombol/kenop pemutar,

penukar) adalah

mirip dengan

dalam satu jaringan yang lebih besar. Bandingkan juga denga

Switch adalah

menentukan tujuadari

packet ke semua Switch meneruskannya ke port dimana ia

dialamatkan. Jadi, Switch dapat secara drastis mengurangi

Switch memelihara daftar MAC address yang dihubungkan ke port -

port-nya yang ia gunakan untuk menentukan kemana harus mengirimkan

paketnya. Karena ia beroperasi pada MAC address bukan pada

Switch secara umum lebih cepat daripada sebuah router.

2.2.12. Bridge

Bridge atau jembatan jaringan adalah sebuah

sebuah

menggabungkan dua buah media jaringan yang berbeda, seperti halnya

antara media

antara Jembatan akan membuat sinyal yang

(26)

protokol, sehingga agar dua segmen jaringan yang dikoneksikan ke

jembatan tersebut harus terdapat protokol jaringan yang sama (seperti

halnya

protokol

antaranya memiliki fitur diagnosis lainnya.

Terdapat tiga jenis jemabatan jaringan yang umum dijumpai:

a) Jembatan Lokal: sebuah Jembatan yang dapat menghubungkan

segmen-segmen jaringan

b) Jembatan Putar: dapat digunakan untuk membuat sebuah

sambungan (link) antaraWide Area

Network.

c) Jembatan Nirkabel: sebuah Bridge yang dapat menggabungkan

jaringan LAN berkabel da

2.2.13. Provider Jalawave

Jalaweve adalah Layanan Dedicated Internet/IIX access (akses

Internet 24/7) yang diperuntukkan bagi Pelanggan

korporat/institusi/warnet, dengan kualitas akses yang cepat (Broadband

access). Dengan akses Internet (International access) atau IIX (Domestic

Only) dengan koneksi 24/7. Pelanggan memiliki pilihan Bandwidth mulai

dari 64 kbps, 128 kbps, dst. hingga tak terbatas (sesuai dengan kebutuhan

Pelanggan). Pilihan infrastruktur:

a. Menggunakan Wireless LAN, untuk daerah/kota yang tercover oleh

(27)

b. Menggunakan infrastruktur FO.

(28)

25

3.1 Jam Kerja Praktek

Kerja praktek dimulai tanggal 15 Juli 2010 sampai dengan tanggal 15

Agustus 2010. Kerja prakatek dilksanakan sesuai hari kerja di PT. Dirgantara

Indonesia yaitu setiap hari Senin – Jumat mulai pukul 07.30 WIB hingga pukul

16.30 WIB, kecuali hari Jumat hingga pukul 17.00 WIB sedangkan untuk waktu

istirahat antara pukul 11.30 WIB hingga pukul 13.00 WIB.

3.1.1 Analisis Permasalahan

Analisis permasalahan merupakan asumsi dari permasalahan yang akan

diuraikan dalam prosedur – prosedur perawatan jaringan di PT. Dirgantara

Indonesia. Analisis prosedur dari permasalahan yang ada, yaitu:

1. Dengan adanya fakta saat ini bahwa dalam perawatan dalam jaringan

antar gedung di PT. Dirgantara untuk mendeteksi kerusakan pada

jaringan menggunakan fasilitas sistem operasi windows yaitu

menggunakan command prompt dengan cara menggunakan perintah

ping ke semua alamat IP ( internet protocol ) semua gedung.

2. Bila di ping ke alamat IP tujuan terdapat time respon yang terlalu besar,

seperti time > 100 maka kemungkinan besar terdapat masalah pada

jaringan tersebut yang mengakibatkan komunikasi antar gedung akan

(29)

3. Untuk mengetahui komputer atau jaringan mana yang mengalami

gangguan, maka dilakukan ping ke router gedung yang kemungkinan

terdapat masalah pada router tersebut.

4. Jika router tidak mengalami masalah maka di lanjutkan dengan

melakukan ping ke mikrotik yang menghubungkan ke gedung tersebut.

Namun bila router mengalami masalah, maka router harus di perbaiki

terlebih dahulu atau setidaknya di reset.

5. Apabila ternyata semua sudah di cek dan tidak mengalami gangguan,

kemungkinan besar yang mengalami kerusakan adalah pada

mikrotiknya yang menyebabkan terjadinya gangguan jaringan antar

gedung.

3.2Perawatan Jaringan

Tahap perawatan merupakan bagian dari metodologi perawatan jaringan

yang dilakukan setelah melalui tahap analisis. Tahap perwatan jaringan ini

dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara terinci bagaimana cara

melakukan perawatan pada jaringan komputer.

3.2.1. Prosedur Pengecekan Koneksi

Prosedur pengecekan jaringan koneksi merupakan tindakan yang

dilakukan pertama kali untuk mengetahui apakah koneksi jaringan antar

gedung terhubung atau jaringan terputus dan untuk mengetahui apakah

terdapat maslah pada salah satu gedung yang dapat memperlambat proses

(30)

Dalam melakukan pengecekan koneksi ke setiap gedung dengan cara

menggunkan aplikasi command prompt yang terdapat pada windows dengan

perintah ping beserta alamat IP masing – masing gedung.

3.2.2 Konfigurasi IP Address

IP address adalah suatu sistem pengalamatan pada nerwork yang

dipresentasikan dengan sederetan angka berupa kombinasi 4 deret bilangan

mulai dari 0 sampai dengan 255 yang masing – masing di pisahkan dengan

tanda titik (.) mulai dari 0.0.0.1 sampai dengan 255.255.255.255. Kode alamat

yang digunakan pada setiap komputer, server, dan router untuk dapat dikenali

oleh komputer lain, sehingga dapat saling terhubung. Kelas IP address yang

digunakan untuk menghubungkan antara gedung satu dengan yang lainnya

menggunakan pengalamatan IP kelas A dan B. Berikut adalah gambar 3.1

konfigurasi antar geudng ACS dan gedung FTC yang digunakan untuk

menghubungkan antar gedung, beserta perangkat keras yang digunakan pada

sistem jaringan di PT. Dirgantara Indonesia :

(31)

Untuk melakukan pengecekan antara gedung ACS dan FTC, lakukan ping

jika dari gedung ACS yaitu dengan memasukan IP address gedung FTC

10.5.16.3. Jika time rate < 100 ms maka tidak terjadi masalah. Namun jika

time rate melebihi itu atau bahkan request timed out, maka harus segera

melakukan perbaikan pada jaringan tersebut dengan langkah seperti gambar

3.2.

Begin

Ping

End Cek Router Ping

10.5.16.4 Putus Jaringan yg

bermasalah Cek Router Ping

10.5.16.3 Putus Jaringan yg

bermasalah

Gambar 3.2 Alur proses perawatan jaringan antar gedung ACS dan Gedung

(32)

Tahapan untuk melakukan pengecekan jaringan antara gedung ACS dan

gedung FTC yang menjelaskan flowchart gambar 3.2, yaitu :

1. Jika ternyata time rate > 100 ms atau request timed out, maka harus

melakukan ping ke router dari gedung ACS. Jika tidak dapat terhubung

atau time rate > 100 ms, maka router harus di perbaiki. Setidaknya di reset

untuk menghilangkan cookies atau dumb files.

2. Jika router tidak mengalami masalah, maka lakukan pengecekan ke

antena. Ubah posisi antena jika mengalami perubahan posisi. Hingga

posisi antena tersebut mengarah pada antena mikrotik yang ada di gedung

FTC kembali.

3. Jika tidak ada masalah pada router ataupun antena, maka lakukan

pengecekan pada jaringan tiap komputer yang ada di antara gedung ACS

atau gedung FTC menggunakan aplikasi winbox.

4. Jika sudah ditemukan jaringan yang bermasalah, maka harus segera di cari

kabel jaringan yang bermasalah tersebut dan mencabutnya untuk

sementara, hingga jaringan tersebut sudah di perbaiki. Setelah di perbaiki

maka kabel jaringan tersebut di sambung kembali seperti semula.

Begitu juga jika ingin melakukan pengecekan dari gedung FTC menuju

gedung ACS, maka di lakukan dengan cara yang sama.

Dibawah ini merupakan gambar 3.3 Konfigurasi antar gedung ACS dan

GARUDA yang digunakan untuk menghubungkan antar gedung, beserta

(33)

Gambar 3.3 Konfigurasi Antara Gedung ACS dan Gedung GARUDA

Untuk melakukan pengecekan antara gedung ACS dan GARUDA, lakukan

ping jika dari gedung ACS yaitu dengan memasukan IP address gedung

GARUDA 10.5.16.5. Jika time rate < 100 ms maka tidak terjadi masalah. Namun

jika time rate melebihi itu atau bahkan request timed out, maka harus segera

(34)

Begin

ACS => GARUDA GARUDA => ACS

Gambar 3.4 Alur proses perawatan jaringan antar gedung ACS dan GARUDA

Tahapan untuk melakukan pengecekan jaringan antara gedung ACS dan

GARUDA yang menjelaskan flowchart gambar 3.3, yaitu :

1. Jika ternyata time rate > 100 ms atau request timed out, maka harus

melakukan ping ke router dari gedung ACS. Jika tidak dapat terhubung

atau time rate > 100 ms, maka router harus di perbaiki. Setidaknya di reset

(35)

2. Jika tidak ada masalah pada router, maka lakukan pengecekan pada

jaringan tiap komputer yang ada di antara gedung ACS atau gedung

GARUDA menggunakan aplikasi winbox.

3. Jika sudah ditemukan jaringan yang bermasalah, maka harus segera di cari

kabel jaringan yang bermasalah tersebut dan mencabutnya untuk

sementara, hingga jaringan tersebut sudah di perbaiki. Setelah di perbaiki

maka kabel jaringan tersebut di sambung kembali seperti semula.

Begitu juga jika ingin melakukan pengecekan dari gedung GARUDA

menuju gedung ACS, maka di lakukan dengan cara yang sama.

Dibawah ini merupakan gambar 3.5 Konfigurasi antar gedung ACS dan

gedung IT yang digunakan untuk menghubungkan antar gedung, beserta

perangkat keras yang digunakan pada sistem jaringan di PT. Dirgantara Indonesia:

Gambar 3.5 Konfigurasi Antara Gedung ACS dan Gedung IT

Untuk melakukan pengecekan antara gedung ACS dan gedung IT, lakukan

ping jika dari gedung ACS yaitu dengan memasukan IP address gedung IT

(36)

rate melebihi itu atau bahkan request timed out, maka harus segera melakukan

perbaikan pada jaringan tersebut dengan langkah seperti gambar 3.6.

Begin

Ping End

Cek Router Ping 10.5.101.1 Putus Jaringan yg

bermasalah

Cek Router Ping 10.1.0.6 Putus Jaringan yg

bermasalah

(37)

Tahapan untuk melakukan pengecekan jaringan antara gedung ACS dan

gedung IT yang menjelaskan flowchart gambar 3.6, yaitu :

1. Jika ternyata time rate > 100 ms atau request timed out, maka harus

melakukan ping ke router dari gedung ACS. Jika tidak dapat terhubung

atau time rate > 100 ms, maka router harus di perbaiki. Setidaknya di reset

untuk menghilangkan cookies atau dumb files.

2. Jika router tidak mengalami masalah, maka lakukan pengecekan ke

antena. Ubah posisi antena jika mengalami perubahan posisi. Hingga

posisi antena tersebut mengarah pada antena mikrotik yang ada di gedung

IT kembali.

3. Jika tidak ada masalah pada router ataupun antena, maka lakukan

pengecekan pada jaringan tiap komputer yang ada di antara gedung ACS

atau gedung IT menggunakan aplikasi winbox.

4. Jika sudah ditemukan jaringan yang bermasalah, maka harus segera di cari

kabel jaringan yang bermasalah tersebut dan mencabutnya untuk

sementara, hingga jaringan tersebut sudah di perbaiki. Setelah di perbaiki

maka kabel jaringan tersebut di sambung kembali seperti semula.

Begitu juga jika ingin melakukan pengecekan dari gedung IT menuju

gedung ACS, maka di lakukan dengan cara yang sama.

Dibawah ini merupakan gambar 3.7 Konfigurasi antar gedung CBC dan

gedung FTC yang digunakan untuk menghubungkan antar gedung, beserta

(38)

Gambar 3.7 Konfigurasi Antara Gedung CBC dan Gedung FTC

Untuk melakukan pengecekan antara gedung CBC dan FTC, lakukan ping jika

dari gedung CBC yaitu dengan memasukan IP address gedung FTC 10.5.16.5.

Jika time rate < 100 ms maka tidak terjadi masalah. Namun jika time rate

melebihi itu atau bahkan request timed out, maka harus segera melakukan

(39)

Troubleshoot Jaringan CBC <-> FTC

Begin

Ping

End Cek Router Ping

10.5.16.6 Putus Jaringan yg

bermasalah Cek Router Ping

10.5.16.5 Putus Jaringan yg

bermasalah

Gambar 3.8 Alur proses perawatan jaringan antar gedung CBC dan gedung

FTC

Tahapan untuk melakukan pengecekan jaringan antara gedung CBC dan

gedung FTC yang menjelaskan flowchart gambar 3.8, yaitu :

1. Jika ternyata time rate > 100 ms atau request timed out, maka harus

(40)

atau time rate > 100 ms, maka router harus di perbaiki. Setidaknya di reset

untuk menghilangkan cookies atau dumb files.

2. Jika router tidak mengalami masalah, maka lakukan pengecekan ke

antena. Ubah posisi antena jika mengalami perubahan posisi. Hingga

posisi antena tersebut mengarah pada antena mikrotik yang ada di gedung

CBC kembali.

3. Jika tidak ada masalah pada router ataupun antena, maka lakukan

pengecekan pada jaringan tiap komputer yang ada di antara gedung CBC

atau gedung FTC menggunakan aplikasi winbox.

4. Jika sudah ditemukan jaringan yang bermasalah, maka harus segera di cari

kabel jaringan yang bermasalah tersebut dan mencabutnya untuk

sementara, hingga jaringan tersebut sudah di perbaiki. Setelah di perbaiki

maka kabel jaringan tersebut di sambung kembali seperti semula.

Begitu juga jika ingin melakukan pengecekan dari gedung FTC menuju

gedung CBC, maka di lakukan dengan cara yang sama.

Dibawah ini merupakan gambar 3.9 Konfigurasi antar gedung CBC dan

gadung FTC yang digunakan untuk menghubungkan antar gedung, beserta

perangkat keras yang digunakan pada sistem jaringan di PT. Dirgantara Indonesia:

(41)

Untuk melakukan pengecekan antara gedung IT dan GPM, lakukan ping jika

dari gedung IT yaitu dengan memasukan IP address gedung GPM 10.132.8.62.

Jika time rate < 100 ms maka tidak terjadi masalah. Namun jika time rate

melebihi itu atau bahkan request timed out, maka harus segera melakukan

perbaikan pada jaringan tersebut dengan langkah seperti gambar 3.10.

Begin

End Ping

Request Timed Out

Cek Kabel Putus Jaringan yang bermasalah

Cek Kabel Putus Jaringan yang bermasalah

Gambar 3.10 Alur proses perawatan jaringan antar gedung IT dan gedung

GPM

Tahapan untuk melakukan pengecekan jaringan antara gedung CBC dan

(42)

1. Jika ternyata time rate > 100 ms atau request timed out, maka harus

melakukan ping ke router dari gedung IT. Jika tidak dapat terhubung atau

time rate > 100 ms, maka router harus di perbaiki. Setidaknya di reset

untuk menghilangkan cookies atau dumb files.

2. Jika tidak ada masalah pada router, maka lakukan pengecekan pada

jaringan tiap komputer yang ada di antara gedung IT atau gedung GPM

menggunakan aplikasi winbox.

3. Jika sudah ditemukan jaringan yang bermasalah, maka harus segera di cari

kabel jaringan yang bermasalah tersebut dan mencabutnya untuk

sementara, hingga jaringan tersebut sudah di perbaiki. Setelah di perbaiki

maka kabel jaringan tersebut di sambung kembali seperti semula.

Begitu juga jika ingin melakukan pengecekan dari gedung GPM menuju

gedung IT, maka di lakukan dengan cara yang sama.

Dibawah ini merupakan gambar 3.11 Konfigurasi antar gedung IT dan gedung

RW yang digunakan untuk menghubungkan antar gedung, beserta perangkat keras

yang digunakan pada sistem jaringan di PT. Dirgantara Indonesia:

(43)

Untuk melakukan pengecekan antara gedung IT dan RW, lakukan ping jika

dari gedung IT yaitu dengan memasukan IP address gedung RW 10.1.0.6. Jika

time rate < 100 ms maka tidak terjadi masalah. Namun jika time rate melebihi itu

atau bahkan request timed out, maka harus segera melakukan perbaikan pada

jaringan tersebut dengan langkah seperti gambar 3.11.

Begin

End Ping

Request Timed Out

Cek Kabel Putus Jaringan yang bermasalah

Cek Kabel Putus Jaringan yang bermasalah

Gambar 3.12 Alur proses perawatan jaringan antar gedung IT dan gedung

(44)

Tahapan untuk melakukan pengecekan jaringan antara gedung CBC

dan gedung FTC yang menjelaskan flowchart gambar 3.12, yaitu :

1. Jika ternyata time rate > 100 ms atau request timed out, maka harus

melakukan ping ke router dari gedung IT. Jika tidak dapat terhubung atau

time rate > 100 ms, maka router harus di perbaiki. Setidaknya di reset

untuk menghilangkan cookies atau dumb files.

2. Jika tidak ada masalah pada router, maka lakukan pengecekan pada

jaringan tiap komputer yang ada di antara gedung IT atau gedung RW

menggunakan aplikasi winbox.

3. Jika sudah ditemukan jaringan yang bermasalah, maka harus segera di cari

kabel jaringan yang bermasalah tersebut dan mencabutnya untuk

sementara, hingga jaringan tersebut sudah di perbaiki. Setelah di perbaiki

maka kabel jaringan tersebut di sambung kembali seperti semula.

Begitu juga jika ingin melakukan pengecekan dari gedung RW menuju

(45)

42

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari kerja praktek yang telah dilakukan untuk merawat

dan dari keadaan sistem jaringan serta arsitektur bangunan yang ada di PT.

Dirgantara Indonesia tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Maintenance yang dilakukan ini sangat membantu dalam mengatasi

masalah-masalah yang selalu terjadi pada jaringan di PT. Dirgantara.

2. Peralatan yang tersedia di PT. Dirgantara Indonesia masih membutuhkan

peralatan yang lebih baru.

3. Konfigurasi dalam pengalamatan IP sudah di sesuaikan dan dibedakan

antara gedung satu dengan yang lainnya, sehingga mempermudah dalam

pengecekkan jika terdapat komputer yang mengganggu jaringan.

4. Metode maintenance ini juga akan memperpanjang umur dari setiap

komponen dalam jaringan tersebut agar dapat bertahan lebih lama.

4.2 Saran

Terlepas dari kelebihan-kelebihan, sebuah teknik Maintenance pasti masih

memiliki kekurangan – kekurangan yang sifatnya masih dapat di cari solusinya

yang lebih baik lagi di kemudian hari. Adapun saran-saran sebagai solusi dalam

melakukkan Maintenance ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk penyempurnaan, dibutuhkan sebuah cara yang lebih cepat dan akurat

dalam mencari jaringan yang bermasalah. Serta tenaga ahli yang lebih

(46)

jumlah tenaga ahli tidak sebanding dengan luas jaringan komputer yang

harus ditangani.

2. Untuk perkembangannya, dibutuhkan perangkat yang baru yang lebih dapat

bekerja lebih cepat. Sehingga proses komunikasi data antar jaringan

komputer di PT. Dirgantara Indonesia dapat bekerja lebih optimal dan

(47)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Agus Setiawan

Tempat Tanggal Lahir : Garut, 23 Agustus 1988

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Nama Orangtua

Ayah : Ade Supriatna

Ibu : Alis Suryati

Tinggi Badan : 158 cm

Berat Badan : 69 kg

Alamat : Jalan Raya Sukadana No. 51 Kec.Cikajang Kab.Garut

44171

Pendidikan :

1. Tahun 2000, Lulus SDN Ciakajang 1 Garut

2. Tahun 2003, Lulus SLTP Negeri 1 Cikajang

3. Tahun 2006, Lulus SMK YTPPT Garut

4. Tahun 2007, Terdaftar sebagai mahasiswa S1 Fakultas Teknik dan Ilmu

Komputer Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

(48)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Gillang Ramadianto

Tempat Tanggal Lahir : Batujajar, 11 Mei 1988

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Nama Orangtua

Ayah : Husdianto

Ibu : Cucu Rosita

Tinggi Badan : 158 cm

Berat Badan : 51 kg

Alamat : Kp. Cibeber Hilir RT 01/01. Kec. Batujajar Kab.

Bandung Barat 40561

Pendidikan :

1. Tahun 2001, Lulus SDN Ciberber Hilir

2. Tahun 2004, Lulus SLTP Negeri I Batujajar

3. Tahun 2007, Lulus SMA Pasudan I Cimahi

4. Tahun 2007, Terdaftar sebagai mahasiswa S1 Fakultas Teknik dan Ilmu

Komputer Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

(49)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ferlian Juniardi

Tempat Tanggal Lahir : Cimahi, 21 Juni 1989

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Nama Orangtua

Ayah : Agus Pitoyo

Ibu : Sumarlin

Tinggi Badan : 175 cm

Berat Badan : 57 kg

Alamat : Jl. Jabung Blok C2 No 18 Pharmindo, Cimahi Selatan

40534

Pendidikan :

1. Tahun 2001, Lulus SDN Melong 1/Mandiri

2. Tahun 2004, Lulus SLTP Negeri 25 bandung

3. Tahun 2007, Lulus SMA Negeri 6 Cimahi

4. Tahun 2007, Terdaftar sebagai mahasiswa S1 Fakultas Teknik dan Ilmu

Komputer Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Gambar

Gambar 2.1 Gambar Logo PT.Dirgantara Indonesia
Gambar 2.2 Gambar Struktur Organisasi PT.Dirgantara Indonesia
Gambar 2.3 Gambar Struktur Organisasi Direktorat ACS (Aircraft Service)
Tabel 2.1 Kategori UTP
+7

Referensi

Dokumen terkait

Excel tidak hanya untuk menyimpan data tetapi juga dapat digunakan guru untuk mengolah nilai akhir siswa sehingga mempermudah kinerja guru mengisi raport.. Pengisian raport sekarang

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan dan Pemberdayaan Pasar Tradisional.. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor

Sediaan masker peel-off yang telah dibuat dievaluasi dan dilakukan pengujian stabilitas dengan menyimpan sediaan pada suhu penyimpanan yang berbeda, yaitu pada suhu 4ºC,

Sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.35 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum, pada Pasal 6 ayat (1)

Provided that the REIT Subsidiary qualifies as a REIT, distributions made to the Master Fund out of the REIT Subsidiary’s current or accumulated earnings and profits, and not

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengelola rumah sakit dalam memahami dan mungkin membentuk iklim organisasi yang kondusif, yang dapat mempengaruhi keinginan

grafik Hotelling T 2 , diperoleh nilai prosentase titik di atas BPA mendekati α = 0.0027 untuk titik sampel yang cukup besar dan perhitungan indeks kemampuan proses.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa 88.89% guru bersertifikasi di Daerah Binaan 2 Kecamatan Parakan memiliki kinerja mengajar yang baik, dan 11.11% sangat baik pada