BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, maka pada bagian ini akan dikaji teori-teori yang relevan guna memberi kerangka rasional untuk melakukan analisis data penelitian.
2.1. Mutu Pendidikan
2.1.1. Mutu Pendidikan
Bagi setiap institusi mutu adalah agenda utama dan meningkatkan mutu merupakan tugas yang paling penting. Filosofi mutu Dr. Edward Deming dikembangkan berdasarkan kebutuhan untuk memperbaiki kondisi kerja bagi setiap pegawai. Berdasarkan filosofi tersebut, Arcaro (2007:75) mengembangkan definisi mutu yang dapat diterapkan dalam dunia pendidikan adalah suatu proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan.
konsep relatif mutu adalah sesuatu yang memuaskan dan melampui keinginan kebutuhan pelanggan (quality in perception). Dalam dunia pendidikan sallis mempertegas mutu merupakan sebuah filosofi dan metodologi yang membantu sekolah untuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam menghadapi tekanan-tekanan eksternal yang berlebihan.
Mutu pendidikan menurut Permendiknas nomor 63 tahun 2009 adalah tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang dapat diraih dari penerapan Sistem Pendidikan Nasional. Selanjutnya menutur Oemar Hamalik (1990) pengertian mutu dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi normatif dan segi deskritif. Dalam artian normatif mutu ditentukan berdasarkan pertimbangan (kriteria), intrinsik dan ekstrinsik. Berdasarkan kriteria intrinsik, mutu pendidikan merupakan produk pendidikan yakni manusia yang terdidik, sesuai dengan standar ideal. Berdasarkan kriteria eksrinsik, pendidikan merupakan instrumen untuk mendidik tenaga kerja yang terlatih. Dalam artian deskritif, mutu ditentukan berdasarkan keadaan senyatanya, misalkan hasil tes prestasi belajar siswa.
dalam pengelolahan secara operasional efisien terhadap kompenen-komponen yang berkaitan dengan sekolah sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma/standar yang belaku”.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan bukanlah upaya sederhana, melainkan suatu upaya yang dilakukan secara dinamis, terus berkelanjutan. Pendidikan selalu berubah dan berkembang sesuai dengan perubahan dan perkembangan jaman. Oleh karena itu pendidikan senantiasa melakukan upaya perbaikan dan peningkatan mutu sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan kehidupan pendidikan bagi masyarakat.
2.1.2. Indikator Mutu Pendidikan
Nurhasan (1994:393) indikator atau kriteria yang dapat dijadikan tolak ukur mutu pendidikan yaitu:
a. Siswa dan lingkungan.
b. Instrumen input, yaitu alat berinteraksi dengan (siswa)
c. Proses pendidikan
tertulis, daftar cek, anekdot, skala rating dan skala sikap
e. Hasil akhir pendidikan
ekstra kurikuler, baik dalam lingkup substansi yang akademis maupun yang non akademis dalam suasana yang mendukung proses pembelajaran.
tujuan pembelajaran, realistis, sesuai dengan fenomena kehidupan yang sedang dihadapi. Tidak kalah penting metode mengajar pun harus dipilih secara variatif, disesuaikan dengan keadaan, artinya guru harus menguasai berbagai metode.
Begitu pula dengan input dan lingkungan, yaitu siswa itu sendiri. Dukungan orang tua dalam hal ini memiliki kepedulian terhadap penyelenggaraan pendidikan, selalu mengingatkan dan peduli pada proses belajar anak di rumah maupun di sekolah.
Gambar 1. penyempurnaan kualitas berkesinambungan dalam pendidikan
Penyempurnaan - Sumber daya
finansial - Fasilitas
- Desain - Input Program - Metode
Penyampaian sistem data - Umpan Balik - Analisis
2.2. Strategi Peningkatan Mutu
Mutu tidak terjadi begitu saja. Ia harus direncanakan terlebih dahulu. Mutu harus menjadi bagian penting dari strategi institusi dan harus didekati secara sistematis dengan menggunakan proses rencana yang strategis. Tanpa arahan jangka panjang yang jelas, sebuah institusi tidak dapat merencanakan peningkatan mutu. Hal ini harus mendasari strategi adalah konsep yang memperkuat fokus terhadap pelanggan. Sebuah visi strategi yang kuat merupakan salah satu faktor kesuksesan yang sangat penting bagi institusi manapun.
Mutu adalah bagian terpenting dari strategi institusi dan harus didekati secara sistematis dengan menggunakan perencanaan yang strategis. Mutu tidak bisa terjadi begitu saja dan harus direncanakan. Sebuah institusi tidak dapat merencanakan peningkatan mutu. Hal yang harus mendasari adalah konsep yang memperkuat fokus terhadap pelanggan.
kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Triyana (1987) menyatakan
strategi adalah suatu tindakan penyesuaian untuk mengadakan reaksi terhadap situasi lingkungan tertentu (baru dankhas) yang dapat dianggap penting, dimana tindakan penyesuaian tersebut dilakukan secara sadar berdasarkan pertimbangan yang wajar. Dalam suatu strategi senantiasa akan terkandung juga perencanaan strategi yang merupakan proses yang berlangsung terus menerus.
Strategi adalah rencana yang komprehensif mengintegrasikan segala resources dan compabilities yang mempunyai tujuan jangka panjang untuk memenangkan kompetensi strategi. Sekolah menjelaskan metode dan pendekatan yang digunakan untuk mencapai tujuan strateginya. Strategi merupakan respon secara terus menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi (Argyris dalam Rangkuti, 2009).
Hax dan Majluf (dalam Salusi, 1996) mencoba menawarkan rumusan yang komprehensip tentang strategi, yaitu :
2. Menentukan dan menampilkan tujuan organisasi dalam artian sasaran jangka panjang, program bertindak dan prioritas alokasi sumber daya.
3. Menyeleksi bidang yang akan digeluti
4. Mencoba mendapat keuntungan yang mampu bertahan lama dengan memberikan respon yang tepat terhadap peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal organisasi, kekuatan dan kelemahanya.
5. Melibatkan semua organisasi
2.3. Analisis SWOT
Sallis (2012:221) SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses, Opertunities and Threats (Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Ancaman). Analisis SWOT sudah menjadi alat yang umum digunakan dalam perencanaan strategi pendidikan.
memaksimalkan kekuatan, meminimalkan kelemahan, mengurangi ancaman, dan membangun peluang. Variabel kunci dalam mengembangkan atau mengembangkan strategi jangka panjang institusi ada dua yaitu menjamin analisa SWOT berfokus pada kebutuhan pelanggan dan konteks kompetitif tempat berjalannya institusi. Bagi satu institute untuk mempertahankan diri dalam persaingan haruslah menentukan strateginya baik untuk jangka pendek maupun jangka panjangnya, agar mampu memaksimalkan daya tarik bagi para pelanggan.
1. Strength (kekuatan)
Strength atau kekuatan dalam Juankhan (2009) adalah beberapa hal yang merupakan kelebihan dari sekolah yang bersangkutan. Hal-hal yang memiliki potensi yang positif jika dikembangkan dengan baik. Faktor-faktor yang termasuk dalam strength misalnya kualitas dan kualifikasi pendidikan guru yang lebih baik, tingkat kelulusan siswa yang tinggi, sarana dan prasarana yang lengkap jumlah guru yang memadai dan lain-lain.
2. Weakness (kelemahan)
yang ingin dicapai sekolah. Kelemahan merupakan kondisi rill yang ada dan terjadi di sekolah misalnya beban tugas yang tinggi, motivasi belajar-mengajar yang masih kurang, jumlah pendaftar yang belum memenuhi target dan lain-lain.
3. Opportunity (peluang)
Opportunity atau peluang dalam Rangkuti (2009) adalah kemungkinan-kemungkinan yang dapat dicapai apabila potensi-potensi yang ada disekolah mampu dikembangkan secara optimal oleh sekolah. Peluang juga dapat didefinisikan sebagai kemungkinan yang dapat digunakan oleh sekolah untuk mempromosikan sekolahnya dengan pola yang bijak misalnya peluang untuk menjadi sekolah yang berstandar Nasional (SN) 4. Threats (ancaman)
Juankhan (2008) menyatakan threats atau ancaman adalah kemungkinan yang dapat terjadi atau berpengaruh terhadap kesinambungan dan keberlanjutan kegiatan penyelenggaraan sekolah
Tujuan dari analisis ini adalah untuk memaksimalkan kekuatan, meminimalkan kelemahan, mereduksi ancaman, dan membangun peluang. Karena yang di bicarakan di sini adalah mutu pendidikan maka yang dimaksudkan adalah kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada di SD Gugus Jayabaya Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung.
a. Aspek Input
Segala sesuatu yang harus tersedia karena selalu dibutuhkan untuk berlangsungnya proses pendidikan adalah input. Input pendidikan disini meliputi, sumber daya finansial, fasilitas, kemampuan dasar siswa, program, serta jasa pendukung. Kesiapan input sangat di perlukan agar proses dapat berlangsung dengan baik. Tinggi rendahnya input dapat diukur dari tingkat kesiapan input.makin tinggi kesiapan input, makan semakin tinggi pula mutu input tersebut.
b. Aspek Proses
Proses merupakan berubahnya sesuatu menjadi yang lain. Proses meliputi kemampuan guru, desain pembelajaran, metode pembelajaran, fasilitas belajar, kurikulum, media, evaluasi, dan ekstrakulikuler.
c. Aspek output
produktifitasnya, efisiensinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya, serta moral kerjanya.
Sanjaya (2006) menjelaskan ketika murid sudah menjalani proses pembelajaran maka akan terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu. Kusus yang berkaitan dengan mutu output sekolah dapat dijelaskan bahwa output sekolah dapat dikatakan bermutu jika prestasi sekolah, khususnya prestasi belajar siswa menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam Prestasi akademik, dan prestasi non akademik.
2.4. Strategi Peningkatan Mutu Berdasarkan
Analisis SWOT
Salah satu alat analisis yang baik untuk mengetahui hal-hal yang diperlukan dalam membuat rencana strategis adalah mengunakan analisis SWOT. Sallis (2006:221) mengatakan salah satu alat yang umum digunakan dalam perencanaan strategis pendidikan termasuk strategi peningkatan mutu sekolah adalah analisis SWOT.
1. Peningkatan mutu harus memberdayakan dan melibatkan unsur–unsur yang ada dalam lingkungan sekolah
2. Menigkatkan mutu memiliki tujuan bahwa sekolah dapat memberikan kepuasan kepada peserta didik, wali murid, beserta masyarakat sekitar.
Gambar 2.1 Diagram Proses Analisis Kasus
Sumber : Rangkuti, 2009
Setelah selesai mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan organisasi sekolah, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua sumber informasi tersebut dalam model-model kuantitatif perumusan strategi sekolah. Salah satu model dalam pemecahan masalah yang dapat
Jelaskan Situasi
Mengetahui Strategi perusahaan
Evaluasi Situasi
Cari Pemecahan
Masalah
Tentukan dan evaluasi lingkungan peluang dan ancaman
Tentukan dan evaluasi
kekuatan dan
kelemahan perusahaan
Analisis masalah tang perlu mendapat perhatikan
dipergunakan yaitu matriks SWOT dan internal-eksternal.
dan kelemahan internal sekolah, serta kesempatan dan ancaman lingkungan eksternal sekolah.
Gambar 2.2 Diagram Analisis SWOT
Sumber : Rangkuti, 2009
Selain empat komponen dasar tersebut, terdapat asumsi dasar dari model ini yaitu kondisi yang saling berpasangan antara S dan W serta O dan T. Kondisi saling berpasangan ini bisa terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan yang ada dalam sekolah selalu ada kelemahan tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka untuk sekolah selalu ada ancaman yang harus di waspadai oleh pihak sekolah. Ini berarti dari setiap satuan rumusan Streght (S) harus memiliki satu pasangan Weakness (W) dan setiap satu
rumusan opportunity (O)harus memiliki satu pasangan Threath (T). (David, 1996)
Matrik dibawah ini menjelaskan empat set kemungkinan alternatif strategi seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Gambar 2.3 Matrik SWOT
IFAS
EFAS
STRENGTHS(S)
- Menentukan 5-10 faktor kekuatan internal
WEAKNESSES (W) - Menentukan
a. Strategi SO
Strategi Ini dilakukan dengan memanfaatkan seluruh kekuatan sekolah untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
b. Strategi ST
Strategi ini dilakukan dengan memanfaatkan seluruh kekuatan yang dimiliki sekolah untuk mengatasi ancaman
c. Strategi WO
Strategi ini dilakukan dengan meminimalkan kelemahan yang ada di sekolah untuk menangkap peluang yang ada.
d. Strategi WT
Strategi ini dilakukan dengan meminimalkan kelemahan yang ada di sekolah untuk menghindari ancaman.
1.4.1 Analisis Faktor Strategis Eksternal
1. Menyusun faktor peluang dan ancaman.
2. Memberikan bobot masing-masing faktor mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Bobot dari semua faktor strategis yang berupa peluang dan ancaman ini harus berjumlah 1.
3. Menghitung rating untuk masing-masing faktor dengan memberi skala mulai dari 4 (sangat baik/outstanding) sampai dengan 1 (sangat tidak baik/poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut pada kondisi organisasi. Pemberian nilai rating untuk peluang bersifat positif, artinya peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi nilai +1. Sementara untuk rating ancaman bersifat sebaliknya, yaitu jika nilai ancamannya besar, maka ratingnya -4 dan jika nilai ancamannya kecil, maka nilainya -1.
4. Mengalikan bobot dengan rating pada. Hasilnya adalah skor pembobotan untuk masing-masing faktor.
Tabel 2.1 Faktor-Faktor Strategis Eksternal (Eksternal Strategic Factors Analysi
Summary/EFAS)
Faktor-faktor Strategis Eksternal
Bobot Rating Skor Pembobot
1. Peluang 1
2. Peluang 2
bobot
1. Ancaman 1
2. Ancaman 2
bobot
Sumber : Rangkuti, 2006
Analisis faktor strategis internal adalah analisis yang menilai prestasi/kinerja yang merupakan faktor kekuatan dan kelemahan yang ada untuk mencapai tujuan organisasi. Seperti halnya pada Analisis Faktor Strategis Eksternal, maka dengan cara yang sama menyusun tabel Faktor-faktor Strategis Internal (Internal Strategic Factors Analysis Summary/IFAS). (Rangkuti : 2006)
Tabel 2.2 Faktor-Faktor Strategis Internal (Internal Strategic Factors Analysis Summary/IFAS)
Faktor-faktor Strategis
Internal Bobot Rating
Skor
1. Kekuatan 1
2. Kekuatan 2
bobot
1. Kelemahan 1
2. Kelemahan 2 2 2
Jumlah W C d
T o t a l (a+c) = 1 (b+d)
Sumber : Rangkuti, 2006
2.5. Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Khoriyah, Siti Mardiyatul (2008) tentang manajemen strategis penigkatan mutu pendidik, menggunkan pendekatan kualitatif dengan metode diskriptif analisis dengan rencana studi multikasus, menunjukkan bahwa: 1) analisis lingkungan dengan analisis SWOT yang menghasilkan program atau kegiatan yang sesuai; 2) formulasi strategic ada dua yaitu perekrutan pendidik dengan comprehensive selection; 3) implementasi strategic yang disesuaikan dengan jadwal yang dibuat oleh panitia atau balai diklat; dan 4) evaluasi dan pengawasan strategik yang meliputi supervise perorangan dan kelompok.