• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis Jenis Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Jenis Jenis Penelitian"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu yang masih muda. Permasalahan pendidikan bukan hanya untuk dilihat dan didengar, tetapi juga harus ditemukan pemecahannya melalui penelitian.

Di Perguruan Tinggi, penelitian pendidikan ditetapkan sebagai suatu bidang studi, matakuliah wajib bagi program sarjana pendidikan. Dan dikembangkannya prosedur dan teknik penelitian, maka jumlah penelitian pun semakin banyak, eksperimentasi menjadi semakin popular.

Penelitian pendidikan pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu. Kegiatan penelitian itu didasarkan pada rasional, empiris, dan sistematis.

Pemetaan jenis penelitian dapat dilakukan secara bervariasi tergantung dari segi apa kita meninjaunya. Setelah pemetaan jenis-jenis penelitian diketahui, kita juga harus membedakan penelitian kualititatif maupun kuantitatif. Sehingga kita bisa menguraikan sistematika rancangan penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian pendidikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja jenis-jenis penelitian pendidikan?

(2)

BAB II PEMBAHASAN

A. Jenis-Jenis Penelitian 1. Menurut Pengunaanya

Jenis penelitian bila dilihat dari penggunaanya dapat digolongkan menjadi dua yaitu:

a. Penelitian Dasar atau Penelitian Murni

Penelitian dasar adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah atau untuk menemukan bidang penelitian baru tanpa suatu tujuan praktis tertentu. Artinya kegunaan hasil penelitian itu tidak segera dipakai namun namun dalam waktu jangka panjang juga akan terpakai.

b. Penelitian Terapan

Penelitian terapan adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis. Yang hasilnya diharapkan segera dapat dipakai untuk keperluan praktis. Misalnya penelitian untuk menunjang kegiatan pembangunan yang sedang berjalan, penelitian untuk melandasi kebijakan pengambilan keputusan atau administrator.

2. Menurut Metodenya

Jenis penelitian dilihat dari segi metodenya adalah sebagai berikut:

a. Penelitian historis b. Penelitian filosofis c. Penelitian observasional d. Penelitian eksperimental

3. Menurut Sifat Permasalahannya

(3)

penggolongan ini dapat dipilih rancangan penelitian yang sesuai. Ada jenis penelitian ini yakni:1

a. Penelitian Historis

Penelitian ditunjukan kepada rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif memahami peristiwa-peristiwa masa lampau.

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini sukar dikendalikan. Maka tingkat kepastian pemecahan permasalahan dengan metode ini adalah paling rendah. Data yang dikumpulkan biasanya hasil pengamatan orang lain seperti surat-surat arsip atau dokumen-dokumen masa lalu. Penelitian seperti ini jika ditunjukan kepada kepribadian seseorang, maka penelitian ini disebut dengan penelitian biografis. Ciri khusus dari penelitian ini adalah:

1) Data yang dikumpulkan diambil dari hasil observasi orang lain, data yang baik adalah data yang otentik, tepat dan dari sumber-sumber penting.

2) Penelitian dilakukan dengan tertib, sistematis, objektif dan tuntas.

3) Data-data yang dikumpulkan dari sumber primer yaitu penelitian sendiri langsung melakukan observasi atas peristiwa-peristiwa yang dilaporkan. Data ini disebut primer.

b. Penelitian Deskripsi

Penelitian deskripsi2 berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat

fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu. Data dikumpulkan sesuai dengan tujuan dean secara rasional disusun kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik dari data yang dikumpulkan.

Misalnya: penelitian yang di lakukan mahasiswa untuk menyusun tesis memperoleh gelar sarjana kependidikan di IKIP. Biasanya adalah penelitian deskriptif, seperti peristiwa mengenai kemunduran prestasi belajar siswa dan kemunduran rasa tanggung jawab. Ciri dari penelitian ini adalah:

1) Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah aktual yang di hadapi sekarang. Misalnya pengumpulan data-data penghambat pelaksanaan kurikulum 2013.

(4)

2) Bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi untuk disusun, dijelaskan dan dianalisis. Penelitian ini biasanya tanpa hipotesis. Jika ada hipotesis biasanya tidak diuji menurut analisis statistik.

c. Penelitian Perkembangan

Penelitian ini menyelidiki pola dan proses pertumbuhan atau perubahan sebagi fungsi dari waktu. Ciri-ciri dari penelitan ini adalah:

1) Memusatkan perhatian pada perubahan-perubahan dan perkembangannya selama jangka waktu tertentu. Laju arah dan urutan perkembangan dalam beberapa fase.

2) Penelitian ini umumnya memakai waktu yang panjang atau bersifat logitudinal, Dan biasa dilakukan oleh peneliti ahli dengan fasilitas cukup.

3) Bila metode penelitian yang dipakai dengan pendekatan cross-sectional,

maka sampel yang dipilih harus referesentatif mewakili populasi penelitian. Berarti sampel harus lebih banyak, tetapi meliputi faktor-faktor pertumbuhan lebih sedikit dari metode longitudinal.

d. Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan

Penelitian kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan terperinci mengenai latar belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan. Kekhususan dari metode ini adalah:

1) Subjek yang diteliti terdiri dari suatu kesatuan (unit) secara mendalam, sehingga hasilnya merupakan gambaran lengkap atau kasus pada unit itu. Kasus bisa terbatas pada satu orang saja, satu keluarga, satu daerah, satu peristiwa atau suatu sekelompok terbatas lain.

2) Selain penelitian hanya pada suatu unit, ubahan-ubahan yang diteliti juga terbatas, dari ubahan-ubahan dan kondisi-kondisi yang lebih besar jumlahnya, yang terpusat pada aspek yang menjadi kasus. Biasanya penelitian ini dengan longitudinal.

e. Penelitian Korelasional

Penelitian korelasional bertujuan melihat hubungan antara dua gejala atau lebih. Misalnya, apakah ada hubungan antara status sosial orang tua siswa mereka. Kekhususan dari metode ini adalah:

(5)

2) Ubahan-ubahan yang akan diukur ada hubungannya serentak muncul dalam kenyataannya.

3) Korelasi yang akan diukur adalah tingkat tinggi atau rendahnya hubungan bukan ada tidaknya hubungan.

f. Penelitian Hubungan Sebab Akibat

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat antara faktor tertentu yang mungkin menjadi penyebab gejala yang diselidiki. Penelitian ini umumnya menggunakan model rasional empiris, yaitu digunakan logika rasional guna menyusun hipotesis yang akan diuji berdasarkan data yang terkumpul.

Misalnya: sikap santai siswa dalam kegiatan belajar mungkin disebabkan banyaknya lulusan pendidikan tertentu yang tidak mendapat lapangan kerja. Kehususan atau ciri-ciri dari penelitian ini adalah:

1) Pengumpulan data mengenai gejala yang diduga mempunyai hubungan sebab akibat itu dilakukan setelah peristiwa yang dipermasalahkan itu telah terjadi.

2) Suatu gejala yang telah diamati, diusut kembali dari suatu faktor pada masa lampau.

g. Penelitian Eksperimental

Penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok-kelompok eksperimen. Kepada tiap kelompok eksperimen dikenakan perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrol.

Data sebagai hasil pengaruh perlakuan terhadap kelompok eksperimen diukur secara kuantitatif kemudian dibandingkan. Misalnya: hendak meneliti keefektifan metode-metode belajar. Penerapan tiap metode dicobakan kepada kelompok-kelompok percobaan. Pada akhir percobaan prestasi belajar tiap kelompok-kelompok dievaluasi. Ciri-ciri dari penelitian ini adalah:

1) Di dalam ekperimen terdapat kelompok yang dikenai perlakuan eksperimental dan kelompok yang dikenal perlakuan pembanding. 2) Menggunakan sedikitnya dua kelompok eksperimen.

3) Mengusahakan agar pengaruh perlakuan eksperimen menjadi maksimal, dan pengaruh ubahan penyangga menjadi minimal.

(6)

5) Harus memperhatikan kesahihan keluar yaitu memperhitungkan hasil-hasil penelitian praktis yang dapat diberlakukan umum dengan kondisi-kondisi yang bersesuaian.

h. Penelitian Tindakan3

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru untuk mengatasi kebutuhan dalam dunia kerja atau kebutuhan praktis lain. Misalnya meneliti keterampilan kerja yang sesuai bagi siswa putus sekolah di suatu daerah. Ciri- ciri dari penelitian ini adalah:

1) Dipersiapkan untuk kebutuhan praktis yang berkaitan dengan dunia kerja.

2) Penelitian didasarkan pada pengamatan aktual dan tingkah laku. Menyiapkan program kerja untuk pemecahan masalah.

3) Bersifat fleksibel, dapat diadakan perubahan selama proses penelitian bila dianggap penting untuk pembaruan.

B. Membedakan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

Untuk memahami metode penelitian kualitatif dan kuantitatif secara mendalam, maka harus diketahui perbedaannya. Perbedaan antara metode kualitatif dengan kuantitatif meliputi tiga hal yaitu:4

1. Perbedaan Aksioma

Aksioma adalah pandangan dasar. Aksioma penelitian kualitatif dan kuantitatif meliputi aksioma tentang realitas, hubungan peneliti dengan yang diteliti, hubungan variabel, kemungkinan generalisasi dan peranan nilai.

a. Sifat Realitas5

Dalam memandang realitas, gejala atau objek yang diteliti, terdapat perbedaan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kuantitatif berlandaskan filsafat positivisme, realias dipandang sebagai sesuatu yang kongkrit, dapat diamati dengan panca indera, dapat dikategorikan menurut jenis, bentuk, warna dan perilaku, tidak berubah, dapat diukur dan diverifikasi.

Dengan demikian dalam penelitian kuantitatif peneliti dapat menentukan hanya beberapa variabel saja dari objek yang diteliti, dan kemudian dapat membuat instrumen untuk mengukurnya.

3 Ibid., h. 10-11.

4 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. I, h. 9.

(7)

Sedangkan penelitian kualitatif berlandaskan pada filsafat postpositisme, atau paradigma interprective, suatu realitas atau objek tidak dapat dilihat secara parsial dan dipecahkan ke dalam beberapa variabel.

Penelitian kualitatif memandang objek sebagai sesuatu yang dinamis, hasil konstruksi pemikiran dan interprestasi terhadap gejala yang diamati, serta utuh (holistic) karena setiap aspek dari objek itu mempunyai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Realitas dalam penelitian kualitatif tidak hanya yang tampak (teramati). Tetapi sampai dibalik yang tampak tersebut. Jadi realitas itu merupakan kontruksi atau interprestasi dari pemahaman terhadap semua data yang tampak di lapangan.

b. Hubungan Peneliti Dengan yang Diteliti

Dalam penelitian kuantitatif, kebenaran itu diluar dirinya, sehingga hubungan antara peneliti dengan yang diteliti harus dijaga jaraknya sehingga bersifat independen, yakni dengan menggunakan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data, maka peneliti kuantitatif hampir tidak mengenal siapa yang diteliti atau responden yang memberikan data.

Sedangkan penelitian kualitatif, peneliti sebagai human instrument dan dengan teknik pengumpulan data participant observation (observasi berperan serta) dan in depth interview (wawancara mendalam). Maka peneliti harus berinteraksi dengan sumber data. Dengan demikian peneliti kualitatif harus mengenal betul orang yang memberikan data.

c. Hubungan Antar Variabel

Penelitian kuantitatif melihat hubungan variabel terhadap objek yang diteliti lebih bersifat sebab dan akibat (kausal), sehingga dalam penelitiannya ada variabel independen dan dependen. Dari variabel tersebut selanjutnya dicari seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Sedangkan dalam penelitian kualitatif bersifat holistik dan lebih menekankan pada proses, maka penelitian kualitatif dalam melihat hubungan antar variabel pada objek yang diteliti lebih bersifat interaktif yaitu saling mempengaruhi, sehingga tidak diketahui mana variabel independen dan dependen.6

d. Kemungkinan Generaliasi

(8)

Pada umumya penelitian kuantitatif lebih menekankan pada keluasan informasi. Bukan kedalaman sehingga metode ini cocok digunakan untuk populasi yang luas dengan variabel yang terbatas. Selanjutnya data yang diteliti adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut dengan teknik random (acak). Berdasarkan data dari sampel tersebut, selanjutnya peneliti membuat generalisasi (kesimpulan sampel diberlakukan ke populasi dimana sampel tersebut diambil).

Penelitian kualitatif tidak melakukan generalisasi, tetapi lebih menekankan ke dalam informasi sehingga sampai pada tingkat makna. Seperti telah dikemukakan, makna adalah data dibalik yang tampak.

Walaupun penelitian kualitatif tidak membuat generalisasi, tidak berarti hasil penelitian kualitatif tidak dapat diterapkan di tempat lain. Generalisasi dalam penelitian kualitatif disebut keteralihan.7

e. Peranan Nilai

Penelitian kualitatif dalam melakukan pengumpulan data terjadi interaksi antara peneliti data dengan sumber data. Dalam interaksi ini baik peneliti maupun sumber data memiliki latar belakang, pandangan, keyakinan, nilai-nilai, kepentingan dan persepsi yang berbeda-beda, sehingga dalam pengumpulan data, analisis, dan pembuatan laporan akan terikat oleh nilai-nilai masing-masing.

Adapun dalam penelitian kuantitatif, karena peneliti tidak berinteraksi dengan sumber data. Objek penelitian akan terbebas dari nilai-nilai yang dibawa peneliti dan sumber data. Maka peneliti menjaga jarak dengan sumber data, supaya data yang diperoleh objektif.8

2. Karakteristik Penelitian9

No Penelitian Kualitatif Penelitian Kuantitatif

1.

Desain

a. Umum. b. Fleksibel.

c. Berkembang, dan muncul dalam proses penelitian.

Desain

a. Spesifik, jelas, rinci.

b. Ditentukan secara mantap sejak awal.

c. Menjadi pegangan langkah demi langkah.

(9)

2.

Tujuan

a. Menemukan pola hubungan yang bersifat interaktif.

b. Menemukan teori.

c. Menggambarkan realitas yang kompleks.

d. Memperoleh pemahaman makna.

Tujuan

a. Menunjukkan hubungan antar variabel

b. Menguji teori

c. Mencari generalisasi yang mempunyai nilai predikatif.

d. memperoleh pemahaman makna.

3.

Teknik Pengumpulan Data

a. Participant Observation

b. In dept interview

c. Dokumentasi d. Tringulasi

Teknik Pengumpulan Data

a. Kuesioner

b. Observasi dan wawancara terstruktur

4.

Instrumen Penelitian

a. Peneliti sebagai instrument (human instrument)

b. Buku catatan, taperecorder, kamera, handycam dan lain-lain.

Instrumen Penelitian

a. Test, angket, wawancara terstruktur. b. Instrumen yang telah terstandar.

5.

Data

a. Deskriptif Kualitatif.

b. Dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan dan tindakan responden,

dokumen dan lain-lain.

Data

a. Kuantitatif

b. Hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan instrumen.

6.

Sampel

a. Kecil.

b. Tidak repsresentatif. c. Purposive, snowball.

d. Berkembang selama proses.

Sampel

a. Besar.

b. Representatif.

c. Sedapat mungkin random. d. Ditentukan sejak awal.

7.

Analisis

a. Terus menerus sejak awal sampai akhir penelitian.

b. Induktif.

c. Mencari pola model tema, teori.

Analisis

a. Setelah selesai pengumpulan data. b. Deduktif.

c. Menggunakan statistik untuk menguji hipotesis.

8.

Hubungan dengan Responden

a. Empati, akrab, supaya memperoleh pemahaman yang mendalam. b. Kedudukan sama bahkan sebagai guru, konsultan.

c. Jangka lama, sampai data jenuh, dapat ditemukan hipotesis atau teori.

Hubungan dengan Responden

a. Dibuat berjarak, bahkan sering tanpa kontak supaya objektif.

b. Kedudukan peneliti lebih tinggi dari responden.

c. Jangka pendek sampai hipotesis dapat

dibuktikan.

9. Usulan Desain

a. Singkat, umum bersifat sementara.

Usulan Desain

(10)

b. Literatur yang digunakan bersifat sementara, tidak menjadi pegangan utama.

c. Prosedur bersifat umum.

d. Masalah bersifat sementara dan akan ditemukan setelah studi pendahuluan e. Tidak dirumuskan hipotesis, karena justru akan menemukan hipotesis. f. Fokus penelitian ditetapkan setelah diperoleh data awal dari lapangan.

b. Literatur yang berhubungan dengan masalah dan variabel yang diteliti. c. Prosedur yang spesifik dan rinci langkah-langkahnya.

d. Masalah dirumuskan dengan spesifik dan jelas.

e. Hipotesis dirumuskan dengan jelas. f. Ditulis dengan rinci dan jelas sebelum terjun ke lapangan.

10.

Kepercayaan terhadap hasil Penelitian

Pengujian validitas dan realiabilitas instrumen

Kepercayaan terhadap hasil Penelitian

Pengujian kredibilitas, depenabilitas, proses dan hasil penelitian.

3. Proses Penelitian

Perbedaan antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif juga dapat dilihat dari proses penelitian. Proses dalam penelitian kuantitatif bersifat linier dan kualitatif bersifat sirkuler.10

C. Sistematika Rancangan Penelitian Kualitatif

Tugas pertama seorang peneliti apabila akan melakukan penelitian ialah menyusun rancangan penelitian. Penyusunan rancangan penelitian ada kaitannya dengan paradigma yang dianut oleh peneliti.11 Dan ada beberapa variasi dalam paradigma yang dianut oleh

peneliti kualitatif sekalipun. Maka dengan berusaha mendekati paradigma ilmiah, kedudukan rancangan penelitian jelas dan unsur-unsurnya mudah diaplikasikan.

Rancangan atau desain merupakan landasan berpijak atas sebuah proses yang memberikan arahan tentang hal-hal yang akan dilakukan dalam setiap kegiatan, termasuk penelitian. Demikian rancangan penelitian pun harus memberi pertanggungjawaban terhadap langkah-langkah yang akan diambil, sehingga penelitian mampu mencapai tujuannya. Beberapa perumusan rancangan penelitian pun harus memperhatikan kriteria12

sebagai berikut:

10 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. I, h. 16.

11 Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), cet. XXI, h. 403.

(11)

1. Mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan, seperti masalah, tujuan, sumber data, sarana prasarana dan sebagainya.

2. Disusun secara sistematis logis sehingga memberi kemungkinan kemudahan bagi peneliti dan penilaian oleh masyarakat.

3. Harus dapat memperkirakan sejauh mana hasil yang akan diperoleh, serta usaha-usaha yang mungkin dilakukan untuk memperoleh hasil secara efektif dan efisien.

Berdasarkan perumusan dalam penyusunan rancangan penelitian, seorang peneliti harus merancang penelitiannya secara sistematis agar lebih praktis dan mengikuti pola yang berlaku sesuai dengan lingkungan atau objek proyek penelitiannya. Maka dalam penelitian kualitatif terdapat empat tahap yang harus dilalui oleh seorang peneliti,13 yaitu

sebagai berikut:

1. Tahap sebelum ke lapangan, ialah segala persiapan yang diperlukan sebelum seorang peneliti terjun dalam kegiatan penelitian, seperti menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai lapangan, memanfaatkan informan, penyiapkan perlengkapan penelitian, dan etika penelitian. 2. Tahap pekerjaan lapangan yang dibagi atas tiga bagian, yaitu: memahami latar

penelitian, dan persiapan diri; memasuki lapangan; dan ikutserta kegiatan sosial sambil mengumpulkan informasi.

3. Tahap analisis data yang dibimbing oleh usaha untuk menentukan tema dan hipotesis kerja.

4. Tahap penulisan laporan.

1) Content Analysis (Analisis Isi)

Analisis isi merupakan penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap suatu informasi dengan memanfaatkan kategorisasi baik deduktif dan kategorisasi induktif. Berikut langkah-langkah analisis isi kualitatif menurut Philipp Mayring:14

13 Op. Cit., h. 127-150.

(12)

2) Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu proses ilmiah dalam bentuk refleksi diri yang melibatkan guru dalam situasi pendidikan tertentu15 yang bertujuan memperbaiki

pemahaman dan keadilan tentang situasi pendidikan yang berlangsung. Menurut Stephen Kemmis dan Robin McTaggart16 terdapat empat komponen penting yang menjadi ciri

khas penelitian tindakan kelas, yaitu Plan, Act, Observe, dan Reflect atau disingkat menjadi PAOR.

Menurut H. M. Sukardi dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas: Implementasi dan Pengembangannya (2013) memaparkan model Elliot dan Edelman dalam penelitian tindakan kelas. Pengembangan dalam penelitian tindakan kelas mempunyai tujuan utama, hal ini memudahkan peneliti dalam melakukan PTK. Prosesnya pun dilaksanakan dalam semua tingkatan dan diakhiri dengan menyusun laporan penelitian. Setelah ditemukan ide dan permasalahan yang menyangkut upaya peningkatan di kelas secara praktis, kemudian dilakukan tahapan peninjauan lapangan yang bertujuan kelayakan dan menyamakan ide utama dan permasalahan sesuai dengan kondisi lapangan sehingga diperoleh perencanaan yang lebih efektif. Selanjutnya

15 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 98

(13)

merancang perencanaan yang sistematis dan diberikan kepada subjek penelitian, seperti siswa atau guru. Di akhir tindakan, peneliti melakukan monitoring yang difokuskan pada efek tindakan berupa faktor-faktor yang memungkinkan keberhasilan serta hambatan disertai analisis penyebabnya. Setelah menemukan hasil dari monitorng peneliti dapat menggunakannya sebagai bahan perbaikan yang diterapkan pada langkah tindakan kedua dan seterusnya sehingga diperoleh informasi atau kesimpulan, apakah tujuan telah tercapai dan permasalahan yang telah dirumuskan dapat dipecahkan.

3) Deskriptif dan Sejarah

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang digunakan untuk menjawab persoalan-persoalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi tanpa memberikan perlakukan khusus terhadap peristiwa tersebut.17 Penelitian ini bertujuan menafsirkan dan

menyajikan data yang bersangkutan dengan keadaan yang terjadi apa adanya, sikap dan pandangan dalam suatu masyarakat, pertentangan dua keadaan maupun perbedaan dua fakta atau lebih, dan lain-lain. Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti yaitu:

a. Mengidentifikasi dan memilih masalah b. Melakukan kajian pustaka

c. Merumuskan masalah

d. Merumuskan asumsi dan hipotesis e. Merumuskan tujuan penelitian f. Menjelaskan manfaat hasi penelitian g. Menentukan variabel penelitian h. Menyusun desain penelitian i. Menentukan populasi dan sampel j. Menyusun instrumen penelitian k. Mengumpulkan data

l. Mengolah data

m. Membahas hasil penelitian

n. Menarik kesimpulan, implikasi dan saran o. Menyusun laporan

(14)

Adapun penelitian sejarah yang disebut dengan expost facto research,18 dimana

penelitian ini memfokuskan kajiannya terhadap fenomena, peristiwa atau perkembangan yang terjadi pada masa lampau. Tujuan penelitian ini untuk (a) mendeskripsikan dan merekontruksi fenomena masa lalu secara sistematis, objektif dan rasional dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi, dan mensistesiskan bukti-bukti secara faktual, (b) meningkatkan pemahaman dan memperkaya wawasan tentang fenomena di masa lalu dan bagaimana masa lalu itu menjadi masa kini, serta kemungkinan penerapannya pada masa yang akan datang. Sumber informasi dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi empat bagian: dokumen, rekaman numerik, pernyataan lisan, dan relief (objek fisik).

4) Pustaka

Penelitian kualitatif rancangan pustaka19 seutuhnya merupakan penelitian yang

bersumber dari perpustakaan atau dokumen. Dalam penelitian filasafat dikenal dengan metode theoritical hermeneutic, yaitu penelitian ilmiah yang bertolak pada kekuatan interpretasi dan pemahaman seseorang terhadap teks, sumber, dan pandangan-pandangan para pakar terhadap suatu konten, objek atau simbol. Adapun teknik-teknik yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:

a. Menghimpun atau mencari literatur yang berkaitan dengan objek penelitian. b. Mengklasifikasi buku berdasarkan konten atau jenisnya.

c. Mengutip data atau teori atau konsep lengkap dengan sumbernya.

d. Mengecek atau melakukan konfirmasi atau kroscek data dari sumber atau dengan sumber lainnya dalam rangka memperoleh keterpercayaan data.

e. Mengelompokkan data berdasarkan outline atau sistematika penelitian yang telah disiapkan.

D. Sistematika Rancangan Penelitian Kuantitatif

1. Korelasional

Korelasi adalah salah satu teknik statistik yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih yang sifatnya kuantitatif. Hubungan antara dua variabel dapat hanya karena kebetulan saja, dapat pula memang merupakan hubungan sebab-akibat.

Berikut contoh sistematika rancangan penelitian korelasi:

18 Ibid., h. 37.

(15)

Judul Penelitian: Pengaruh Metode Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di SMP Al-Azhar Indonesia Pamulang

Penulis : Septia Rahayu Tahun Angkatan: 2010

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah B. Indentifikasi Masalah C. Pembatasan Masalah

D. Perumusan Masalah Penelitian E. Tujuan Penelitian

F. Manfaat Penelitian

BAB II Kajian Teoritik dan Pengajuan Hipotesis Penelitian

A. Deskripsi Teori B. Hasil Penelitian C. Kerangka Berpikir D. Hipotesis Penelitian

BAB III Metode Penelitian

A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Metode dan Desain Penelitian C. Populasi dan Sampel Penelitian D. Variabel Penelitian

E. Teknik Pengumpulan Data F. Instrumen Penelitian G. Uji Coba Instrumen

1. Uji Validitas 2. Uji Reabilitas

3. Uji Taraf Kesukaran soal 4. Daya Pembeda

H. Teknis Analisis Data 1. Uji Normalitas 2. Uji Homogenitas 3. Uji Hipotesis I. Hipotesis Statisik

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

A. Profil Tempat Penelitian B. Uji Coba Instrumen

1. Validitas 2. Reabilitas

3. Tingkat Kesukaran 4. Daya Pembeda C. Deskripsi Data

(16)

2. Uji homogenitas data

E. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan 1. Uji Hipotesis Penelitian

2. Pembahasan Hasil Penelitian F. Keterbatasan Penelitian

BAB V Kesimpulan dan saran

A. Kesimpulan B. Implikasi C. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

2. Penelitian Eksperimen

Penelitian eksperimen adalah penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok-kelompok eksperimen. Tiap kelompok dikenakan perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrol. Penelitian eksperimen paling tepat untuk menguji hubungan sebab akibat melalui pengujian hipotesis dengan pendekatan kuatitatif analitik.20

Model desain eksperimen yang lebih kuat generalisasinya adalah model representatif yang dikembangkan oleh Richard Snow dalam buku yang berjudul Metode Penelitian pendidikan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2010). Model representatif merupakan suatu proses perencanaan eksperimen yang disusun dengan bertolak dari keadaan lingkungan yang sesungguhnya dan keadaan partisipan yang alamiah. Desain ini menempatkan model penelitian kuantitatif yang berhubungan dengan kualitatif, berupa studi tentang prilaku manusia dalam setting alamiah dan penekanan pada kajian emik, kajian dari pandangan partisipan bukan dari pandangan peneliti. Eksperimen murni sangat sulit dilakukan dalam pendidikan dan kurikulum pembelajaran. Desain eksperimen representatif dipandang paling cocok dalam bidang pendidikan dan kurikulum pembelajaran.

Adapun penyusunan dan pelaksanaan eksperimen representatif menurut Richard Snow, yaitu:

a. Lakukan penelitian dalam seting pendidikan yang nyata atau dalam lingkungan yang memungkinkan untuk dilakukan generalisasi.

b. Masukkanlah beberapa variansi lingkungan ke dalam desain eksperimen.

(17)

c. Amatilah apa yang secara nyata dilakukan oleh partisipan (siswa) selama eksperimen berlangsung.

d. Kajilah konteks sosial dari lingkungan dimana eksperimen akan dilakukan. e. Siapkan dengan baik para partisipan yang akan ikut dalam eksperimen.

f. Adakan pengendalian perlakuan yang memungkinkan para partisipan menggunakan pendekatan yang biasa mereka lakukan dalam kegiatan belajar mereka.21

Adapun rancangan penelitian kuantitatif eksperimen:22

Judul Penelitian

I. Pendahuluan

I.1 Latar Belakang Penelitian I.2 Rumusan Masalah

I.3 Maksud dan Tujuan I.4 kegunaan penelitian

a. Teoritis b. Praktis

II. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis II.1Kajian Pustaka

II.2Kerangka Pemikiran II.3Hipotesis Penelitian

III. Metodologi Penelitian

III.1 Objek dan Lokasi Penelitian III.2 Metode Penelitian :

1) Operasional Variabel

2) Metode/Pendekatan. Menggunakan Model-Model Desain Eksperimen (1x1); (2x2), dan seterusnya.

III.3 Populasi dan Sampel III.4 Teknik Pengumpulan Data III.5 Teknik Analisis Data III.6 Jadwal Penelitian III.7 Daftar Pustaka

3. Kasual Komparatif atau Expose Facto

Penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang dilakukan untuk membandingkan suatu variabel (objek penelitian), antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda dan menemukan hubungan sebab-akibatnya.

21 Nana syaodih sukmadinata, Metode Penelitian pendidikan, ( PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 2010), cet: VI, h. 202

(18)

Penelitian expose facto adalah penyelidikan empiris yang sistematis. Dimana peneliti tidak mempunyai kontrol langsung terhadap variabel-variabel bebas karena manifestasi fenomena telah terjadi atau karena fenomena sukar dimanipulasi.23

Dalam bidang pendidikan penelitian kausal komparatif ini tepat digunakan apabila penelitian ditujukan untuk mengetahui hubungan sebab akibat dan pengaruh antara dua variabel.

Penelitian kasual komparatif dilakukan dalam lima tahap yaitu: a. Merumuskan masalah

b. Menentukan kelompok yang memiliki karakteristik yang ingin diteliti c. Pemilihan kelompok pembanding

d. Pengumpulan data e. Analisis data

4. Penelitian Evaluasi

Penelitian evaluatif merupakan suatu desain dan prosedur evaluasi dalam mengumpulkan dan menganalisis data secara sistematik untuk menentukan nilai atau manfaat dari suatu praktik (pendidikan).24 Nilai atau manfaat yang didapat

merupakan dari suatu praktik pedidikan yang didasari atas hasil pengukuran atau pegumpulan data secara absolut. Praktik pendidikan di sini dapat berupa program kurikulum, pembelajaran, kebijakan, regulasi administratif, manajemen, struktur organisasi dan produk pendidikan.

Penelitian evaluasi memiliki cakupan wilayah yang sangat luas, bisa dimulai dari lingkup terkecil samapai pada lingkup yang yang berskala besar, menyangkut satu komponen atau aspek pendidikan, sebagian atau seluruh komponen.

Dalam pendidikan dibedakan antara evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif lebih diarahkan pada mengevaluasi proses dan ditujukan untuk meperbaiki atau menyempurnakan suatu program. Evaluasi sumatif lebih diarahkan pada mengevaluasi hasil, untuk menilai apakah program cukup efektif atau tidak.25

Dalam menjalankan penelitian evaluasi ada langkah-langkah yang harus di lakukan: 26

1. Klarifikasi alasan melakukan evaluasi. Menjelaskan alasan diadakannya evaluasi, dan latar belakang mengadakan evaluasi.

23 Deni Dermawan, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), h. 40.

24 Nana syaodih sukmadinata, Metode Penelitian pendidikan, ( PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 2010, cet: VI ) h. 120

25 Nana syaodih sukmadinata, Metode Penelitian pendidikan, ( PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 2010, cet: VI ) h. 122

(19)

2. Memilih model evaluasi, karena alasan untuk mencari dampak positif dengan dampak negatif menggunakan model atau pendekatan yang berbeda. 3. Mengidentifikasi pihak-pihak yang terkait. Hal ini sangat penting

untuk mencari kelacaran pelaksanaan evaluasi.

4. Penentuan komponen yang akan dievaluasi. Menentukan dalam suatu program yang dievaluasi mana komponen utama dan mana komponen penunjang.

5. Mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan evaluasi. Rincian dari fokus atau aspek-aspek yag dievaluasi dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, hipotesis, atau tujuan.

6. Menyusun desain evaluasi dan jadwal kegiatan. Dalam hal ini berisi tentang lagkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan.

7. Pengumpulan dan analisis data. Pengumpulan data dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Pengambilan data yang bersifat kuantitatif menggunakan instrumen-instrumen baku.

(20)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian pada umumnya memiliki dua jenis, yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Namun jenis penelitian bila dilihat dari penggunaanya dapat digolongkan menjadi dua yaitu penelitian dasar atau penelitian murni dan penelitian terapan. Sedangkan menurut metodenya terdapat empat macam, yaitu: penelitian historis, penelitian filosofis, penelitian observasional, dan penelitian eksperimental. Adapun jenis penelitian menurut sifat permasalahannya, yaitu: penelitian historis, penelitian deskripsi, penelitian perkembangan, penelitian kasus dan penelitian lapangan, penelitian korelasional, penelitian hubungan sebab akibat, penelitian eksperimental, dan penelitian tindakan.

Perbedaan mendasar antara penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif meliputi tiga hal, yaitu: perbedaan aksioma, karakteristik penelitian, dan proses penelitian. Aksioma ialah pandangan dasar, yang mana meliputi tentang realitas, hubungan peneliti dengan yang diteliti, hubungan variabel, kemungkinan generalisasi dan peranan nilai. Dalam prosesnya, penelitian kualitatif bersifat sirkuler dan penelitian kuantitatif bersifat linier.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. 2010. h. 37-54, 98.

Dermawan, Deni. Metode Penelitian Kuantitatif, cet. II. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

2014. h. 39-40, 222.

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan, cet. VIII. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2010. h.

8-11, 100.

Moeloeng, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi, cet. XXI. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. 2005. h. 127-150.

Mukhtar, H. Bimbingan Skripsi, Tesis Dan Artikel Ilmiah: Panduan Berbasis Penelitian

Kualitatif Lapangan Dan Perpustakaan, cet. III. Jakarta: Gaung Persada Press. 2010. h.

190-198.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2012. h.

9-16.

Sukardi, H. M. Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas: Implementasi dan

Pengembangannya, cet. II. Jakarta: Bumi Aksara. 2013. h. 4.

Referensi

Dokumen terkait

Anggota Muda Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher Indonesia (PERHATI-KL) (2012

Dari penelitian ini, peneliti mendapatkan pada kelompok remaja dengan PKPR dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa di sekolah tersebut memiliki tingkat pengetahuan dan

peneliti menyimpulkan bahwa ketika lansia melakukan gerakan Latihan gerak sendi lutut secara bertahap maka akan berdampak pada penurunan nyeri sendi dikarenakan

Berdasarkan hasil validasi media video tutorial model pembelajaran berbasis masalah oleh ahli materi fisika, ahli media pembelajaran, ahli pendidikan dan pengajaran (pedagogik)

• Kode non-verbal adalah kemiripan (iconicity). Kode ikonis menyerupai benda yang telah disimbolkan. • Kode non-verbal kelihatannya memunculkan makna universal. • Kode

Selain itu menurut Hasibuan (2009:141), motivasi akan menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung.. perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang

Tahap Pelaksa- naan Penelitian, dimana dalam tahap ini meliputi kegiatan: (a) Melakukan uji coba pada instrumen tes yang akan digunakan; (b) Memberikan tes awal

Secara umumnya, kajian yang akan dijalankan ini bertujuan untuk melihat Laporan kajian Bahagian Perancangan dan Penyelidikan Kementerian Pelajaran Malaysia sejauh mana guru