ANALISIS PENGARUH KUALITAS WEBSITE STIKOM
INSTITUTIONAL REPOSITORIES (SIR) PADA INSTITUT
BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA
TUGAS AKHIR
Program Studi
S1 Sistem Informasi
Oleh:
MUCHAMMAD RIZQY RIYONO
11.41010.0204
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
INFORMATIKA STIKOM SURABAYA
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Komputer
Oleh :
Nama : Muchammad Rizqy Riyono NIM : 11.41010.0204
Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
“Saya persembahkan kepada kedua orang tuaku tercinta, adik dan teman –
1
1.1 Latar Belakang
Perpustakaan Institut Bisnis dan Informatika STIKOM Surabaya
merupakan salah satu penunjuang sumber informasi dan pencarian literatur di
perpustakaan STIKOM. Perpustakaan STIKOM terus berusaha untuk memberikan
yang terbaik bagi masyarakat dan khususnya sivitas akademik Institut Bisnis dan
Informatika Stikom Surabaya. Perpustakaan STIKOM sendiri mempunyai empat
layanan online yang berupa web salah satunya sir.stikom.edu yang berisi
informasi koleksi karya ilmiah terkait dengan hasil karya sivitas akademika yang
terbuka bagi siapapun. Website sir.stikom.edu juga berada di peringkat 31 dunia
versi Webomatrics tahun 2015 untuk repositori.
Namun demikian situs web sir.stikom.edu sekarang dirasa kurang menarik
minat sivitas akademik dan mahasiswa STIKOM, bahkan berdasarkan hasil
wawancara dengan pihak pengelola perpustakaan bahwa sivitas akademik dan
mahasiswa STIKOM lebih menyukai mengakses website lamanya yaitu
digilib.stikom.edu. Berdasarkan fakta tersebut maka pihak pengelola perpustakaan
STIKOM ingin mengetahui mengapa hal ini bisa terjadi.
Dalam hal ini faktor pengguna atau pengunjung layanan online memegang
peran penting terhadap penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi di
sir.stikom.edu perpustakaan STIKOM Surabaya. Kualitas website akan sangat
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pengguna website sir.stikom.edu, semakin
mengakses website sir.stikom.edu ini. Selama ini setelah layanan website
sir.stikom.edu tersebut diterapkan, belum pernah dilakukan evaluasi mengenai
kualitas dari persepsi pengguna akhir atau pengunjung situs sir.stikom.edu sebagai
umpan balik ke pihak pengelola perpustakaan
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dalam tugas akhir ini dilakukan
penelitian pendahuluan dengan mengukur kualitas website dari sisi kepuasan
pengguna akhir dan pengunjung situs menggunakan metode webqual, dengan cara
memberikan kuesioner terhadap pengguna baik secara online ataupun melalui
kertas kuisioner.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka masalah yang ada dalam pengerjaan
tugas akhir ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh tingkat Usability terhadap Customer Satisfaction pada
website pada website sir.stikom.edu.
2. Bagaimana pengaruh tingkat Information Quality terhadap Customer
Satisfaction pada website sir.stikom.edu.
3. Bagaimana pengaruh tingkat Interaction Quality terhadap Customer Satisfaction pada
website sir.stikom.edu.
1.3 Batasan Masalah
Dalam tugas akhir ini, agar tidak menyimpang dari topik bahasan yang
ada, maka diberikan batasan – batasan yaitu:
2. Koresponden adalah pengguna sir.stikom.edu. pada perpustakaan STIKOM
Surabaya.
3. Analisis menggunakan metode regresi linear berganda.
4. Tool yang digunakan untuk menghitung nilai dari hasil kuesioner adalah SPSS
versi 21.0.
1.4 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dijelaskan diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Menganalisis pengaruh kualitas informasi website terhadap kepuasan
pelanggan.
2. Menganalisis pengaruh kualitas interaksi website terhadap kepuasan
pelanggan.
3. Menganalisis pengaruh kualitas penggunaan website terhadap kepuasan
pelanggan.
1.5 Sistematika Penulisan
Laporan tugas akhir ini ditulis dengan sistematika penulisan yang terdiri
dari pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, implementasi dan evaluasi,
dan kesimpulan dan saran.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah dan penjelasan
permasalahan secara umum, perumusan masalah serta batasan masalah
yang dibuat, tujuan dari pembuatan tugas akhir dan sistematika
BAB II : ANALISIS DAN PERANCANGAN
Bab ini membahas mengenai teori tentang konsep metode webqual, uji
statistika regresi linier berganda yang digunakan untuk menunjukkan
tingkat keterkaitan antara tiga dimensi kualitas website dengan
kepuasan pelanggan, skala pengukuran yang digunakan.
BAB III : METODE PENELITIAN
Ketiga yang merupakan bab metode penelitian ini berisi penjelasan
tentang tahap – tahap yang dikerjakan dalam penyelesaian analisis
terdiri dari identifikasi masalah, populasi dan sampel, instrumen
penelitian, desain kuesioner, pengumpulan data, teknik sampling.
BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Pada bab ini menjelaskan tahapan hasil dan pembahasan yang di dapat
dari penelitian yang dilakukan yang terdiri dari hasil uji validitas dan
reliabilitas, perhitungan uji statistika regresi linier berganda,
implementasi dan evaluasi sampai didapatkan suatu kesimpulan dan
saran.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran. Saran yang dimaksud adalah
saran terhadap kekurangan dari sistem yang ada kepada pihak lain yang
ingin meneruskan topik tugas akhir ini. Tujuannya adalah agar pihak
lain dapat menyempurnakan sehingga bisa menjadi lebih baik dan
5
2.1 Kualitas
Sampai saat ini belum terdapat definisi kata kualitas yang diterima secara
umum dan menyeluruh. Pengertian kualitas dapat pula dibedakan menurut
pandangan produsen dan konsumen. Definisi kualitas menurut produsen adalah
kesesuaian terhadap spesifikasi, dimana produsen memberikan toleransi tertentu
yang dispesifikasikan untuk dimensi – dimensi kritis dan tiap bagian yang
dihasilkan. Pada bidang jasa, kualitas dipertahankan dengan memenuhi standar
pelayanan. Dari sudut pandang konsumen, kualitas berarti nilai yaitu seberapa
baik suatu produk atau jasa menyajikan tujuan yang dimaksudkan dengan tingkat
harga yang bersedia dibayar oleh konsumen.
Sedangkan delapan dimensi kualitas menurut Park Chung-Hoon (2003)
adalah sebagai berikut : (1) Kinerja (performance): karakteristik operasi suatu
produk utama, (2) Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (feature), (3) Kehandalan
(reliability): probabilitas suatu produk tidak berfungsi atau gagal, (4) Kesesuaian
dengan spesifikasi (conformance to specifications), (5) Daya Tahan (durability),
(6) Kemampuan melayani (service ability) (7) Estetika (estethic): bagaimana suatu
produk dipandang dirasakan dan didengarkan, dan (8) Ketepatan kualitas yang
dipersepsikan (perceived quality). Menurut Tjiptono (2005) kualitas merupakan
suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk jasa, manusia, proses dan
mendefinisikan kualitas menurut konteks, persepsi customer dan kebutuhan serta
kemauan customer, yaitu:
a. Kualitas bergantung pada apa yang dikehendaki dan dibutuhkan oleh
customer.
b. Kualitas adalah penilaian subyektif customer. Penilaian ini ditentukan oleh
persepsi customer dalam melihat seta merasakan apa yang sudah didapat
terhadap produk atau jasa. Jadi yang penting adalah bagaimana produk atau
jasa dipersepsikan oleh customer dan kapan persepsi customer berubah.
c. Kualitas tidak dapat didefinisikan apabila tidak dikaitkan dengan suatu
konteks tertentu. Kualitas adalah suatu karakteristik atau atribut daripada
sesuatu. Jadi untuk mendefinisikan kualitas terlebih dahulu harus menentukan
ssesuatu.
Dalam kenyataannya kualitas adalah konsep yang cukup sulit untuk dipahami
dan disepakati. Dewasa ini kata kualitas mempunyai beragam interpretasi, tidak
dapat didefinisikan secara tunggal, dan sangat tergantung pada konteksnya.
Beberapa definisi kualitas berdasarkan konteksnya perlu dibedakan atas dasar:
organisasi, kejadian, produk, pelayanan, proses, orang, hasil, kegiatan, dan
komunikasi (Dale, 2003).
Kualitas, dalam organisasi jasa tertentu bukanlah sesuatu yang mudah
didefinisikan, karena hal tersebut sangat berhubungan erat dengan pandangan
konsumen. Secara umum dikatakan bahwa kualitas adalah karakteristik produk
atau jasa, yang ditentukan oleh pemakai dan diperoleh melalui pengukuran proses
2.2 Website
Menurut Hermana Budi (2007) secara terminologi, website adalah
kumpulan dari halaman – halamansitus, yang biasanya terangkum dalam sebuah
domain (alamat) atau subdomain,yang tempatnya berada di dalam World Wide
Web (WWW) di Internet. Sebuah halaman website adalah dokumen yang ditulis
dalam format HTML (Hyper Text Markup Language), yang hampir selalu bisa
diakses melalui HTTP, yaitu protokol yang menyampaikan informasi dari server
website untuk ditampilkan kepada para pemakai melalui web browser. Semua
publikasi dari website tersebut dapat membentuk sebuah jaringan informasi yang
sangat besar.
Halaman – halaman dariwebsite akan bisa diakses melalui sebuah URL
yang biasa disebut Homepage. URL (Uniform Resource Locator) ini mengatur
halaman – halaman situs untuk menjadi sebuah hirarki, meskipun hyperlink –
hyperlink yang ada dihalaman tersebut mengatur para pembaca dan memberitahu
mereka susunan keseluruhan dan bagaimana arus informasi ini berjalan. Beberapa
website membutuhkan subskripsi (data masukan) agar para pengguna bisa
mengakses sebagian atau keseluruhan isi website tersebut. Contohnya, ada
beberapa situs bisnis, situs e-mail gratisan, yang membutuhkan sub kripsi agar
kita bisa mengakses situs tersebut.
Menurut Hermana Budi (2007) website dibagi menjadi dua jenis website
statik dan website dinamis :
a. Sebuah Website statik adalah salah satu bentuk website yang isi didalam
biasanya di maintenance secara manual oleh beberapa orang yang
menggunakan software editor.
b. Sementara sebuah website dynamic adalah website yang secara berkala,
informasi didalamnya berubah, atau website ini bisa berhubungan dengan
pengguna dengan berbagai macam cara atau metode (HTTP cookies atau
Variabel Database, sejarah kunjungan, variabel sesi dan lain-lain) bisa juga
dengan cara interaksi langsung menggunakan form dan pergerakan mouse.
Ketika web server menerima permintaan dari pengguna untuk memberikan
halaman tertentu, maka halaman tersebut akan secara otomatis di ambil dari
media penyimpanan sebagai respon dari permintaan yang diminta oleh
pengguna. Sebuah situs dapat menampilkan dialog yang sedang berlangsung
diantara dua pengguna, memantau perubahan situasi, atau menyediakan
informasi yang berkaitan dengan sang pengguna.
2.3 Perpustakaan
Sebuah ruangan tempat, gedung ataupun gedung itu sendiri yang
digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan
dengan bentuk susunan tertentu untuk mempermudah pembaca, bukan untuk
dijual. Secara etimologis istilah perpustakaan berasal dari kata dasar “pustaka”
yang berarti buku, kitab. Menurut Qalyubi Syihabuddin dkk. (2007) jenis-jenis
perpustakaan adalah sebagai berikut:
a. Perpustakaan Nasional RI
Merupakan Perpustakaan Nasioal yang berkedudukan di Ibu Kota Negara
merupakan salah satu Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang
bertanggung jawab kepada Presiden.
b. Badan Perpustakaan Daerah
Badan perpustakaan daerah atau lembaga lain yang sejenis adalah yang
berkedudukan di tiap provinsi di Indonesia yang mengelola perpustakaan.
c. Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum diibaratkan sebagai Universitas Rakyat atau Universitas
Masyarakat, maksudnya adalah bahwa perpustakaan umum merupakan lembaga
pendidikan bagi masyarakat umum.
d. Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan yang berada di Perguruan Tinggi, baik berbentuk Universitas,
Akademi, Sekolah Tinggi, ataupun Institut. Keberadaan, tugas dan fungsi
perpustakaan tersebut adalah dalam rangka melaksanakan Tri Dharma
Perguruan Tinggi, meliputi pendidikan, penelitian atau riset dan pengabdian
kepada masyarakat.
e. Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah berada di sekolah, dikelola sekolah, dan berfungsi untuk
sarana kegiatan belajar mengajar, penelitian sederhana, menyediakan bahan
bacaan, dan tempat rekreasi.
f. Perpustakaan Khusus
Perpustakaan khusus berada pada lembaga-lembaga pemerintahan dan swasta.
Perpustakaan tersebut diadakan sebagai sumber informasi dan ilmu pengetahuan
yang berkaitan baik langsung maupun tidak langsung dengan instansi induknya.
Merupakan perpustakaan yang dimiliki dan dikelola oleh lembaga-lembaga
keagamaan, misalnya perpustakaan, masjid, gereja.
h. Perpustakaan Internasional
Perpustakaan Internasional Merupakan perpustakaan internasional yang
memiliki koleksi yang menyangkut negara-negara anggota atau negara-negara
yang berafiliasi kepada lembaga dunia tersebut. Perpustakaan ini dikelola dan
diselenggarakan lembaga internasional.
i. Perpustakaan Kantor Perwakilan Negara-negara Asing
Merupakan perpustakaan yang dimiliki dan diselenggarakan oleh lembaga atau
kantor perwakilan Negara masing-masing. Contohnya perpustakaan lembaga
kebudayaan amerika dan pusat kebudayaan jepang
j. Perpustakaan Pribadi atau Keluarga
Merupakan perpustakaan yang dimiliki dan dikelola oleh perorangan atau
orang-orang tertentu bersama anggota keluarganya.
k. Perpustakaan Digital
Perpustakaan digital bukan merupakan salah satu jenis perpustakaan yang
berdiri sendiri, tetapi merupakan pengembangan dalam system pengelolaan dan
layanan perpustakaan.
2.4 Repositori Institusi
Repositori dapat berarti gudang sehingga bisa mencakup perpustakaan,
museum, arsip bahkan juga gudang. Kini pengertian institutional repository
(repositor institusi, selanjutnya disingkat IR) mengacu pada penyimpanan dan
preservasi informasi digital sebuah organisasi atau asset pengetahuan sebuah
2.5 Kualitas Website
Menurut Day dalam Fandy Tjiptono (2005) mengemukakan: Kepuasan
pelanggan sebagai respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang
dipersepsikan antara harapan awal sebelum pembelian (atau norma kinerja
lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.
Informasi, meliputi kualitas konten, kegunaan, kelengkapan, akurat, dan relevan.
1. Keamanan, meliputi kepercayaan, privasi, dan jaminan keamanan.
2. Kemudahan, meliputi mudah untuk dioperasikan, mudah dimengerti, dan
kecepatan.
3. Kenyamanan, meliputi daya tarik visual, daya tarik emosional, desain kreatif
dan atraktif.
4. Kualitas pelayanan, meliputi kelengkapan secara online dan customer service.
Rayport dan Jaworski dalam Kotler dan Keller (2009) mengatakan bahwa
website yang efektif menampilkan tujuh elemen desain yang disebut 7C, yaitu:
1. Context (konteks), tata letak dan desain.
2. Content (konten), teks, gambar, suara, dan video yang ada di dalam website
3. Community (komunitas), bagaimana situs memungkinkan adanya komunikasi
antar pengguna.
4. Customization (penyesuaian), kemampuan situs untuk menghantarkan dirinya
pada berbagai pengguna atau memungkinkan pengguna mempersonalisasikan
situs.
5. Communication (komunikasi), bagaimana situs memungkinkan komunikasi
situs dengan pengguna, pengguna dengan situs, atau komunikasi dua arah.
7. Commerce (perdagangan), kemampuan situs untuk memungkinkan transaksi
komersial.
Perusahaan harus memberikan perhatian khusus pada factor konteks dan
konten serta menerapkan “C” lainnya Constant change (perubahan konstan) untuk
mendorong kunjungan berulang.
2.6 Kepuasan
Kata kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa latin “ satis ” (artinya
cukup baik, memadai) dan “ facio ” (melakukan atau membuat). Kepuasan bisa
diartikan sebagai “upaya pemenuhan kebutuhan” atau “membuat sesuatu
memadai”. Oxford Advance Learner’s Dictionary dalam Tjiptono (2005)
mendeskripsikan kepuasan sebagai the good feeling that you have when you
achieved something or when something that you wanted to happen does happen.
Artinya sebuah perasaan bahagia ketika mendapatkan sesuatu atau ketika sesuatu
yang diinginkan terjadi. Cadotte, Woodruff & Jenkins dalam Tjiptono (2005)
kepuasan dikonseptualisasikan sebagai perasaan yang timbul setelah
mengevaluasi pengalaman. Oliver dalam Tjiptono (2005) kepuasan adalah
fenomena rangkuman atribut bersama – sama dengan emosi konsumsi lainnya.
2.7 Pelanggan
Menyatakan bahwa Kepuasan pelanggan adalah situasi kognitif pembeli
berkenaan dengan kesepadanan atau ketidak sepadanan antara hasil yang
didapatkan dibandingkan dengan pengorbanan yang dilakukan (Tjiptono 2004).
a. Pelanggan adalah orang yang tidak tergantung pada organisasi komersil atau
b. Pelanggan adalah orang yang membawa organisasi komersilataujasa pada
keinginannya.
c. Tidak ada seorang pun yang pernah menang beradu argumentasi dengan
pelanggan.
d. Pelanggan adalah orang yang teramat penting yang harus dipuaskan.
Pada dasarnya dikenal tiga macam pelanggan dalam sistem kualitas modern,
yaitu:
a. Pelanggan internal (internal customer)
Merupakan orang yang berada di dalam perusahaan dan memiliki pengaruh
pada performansi (performance) pekerjaan organisasi komersilataujasa.
b. Pelanggan antara (intermediate customer)
Merupakan orang yang bertindak atau berperan sebagai perantara, bukan
sebagai pemakai akhir produk itu.
c. Pelanggan eksternal (external customer)
Merupakan pembeli atau pemakai akhir produk itu, yang sering disebut
sebagai pelanggan nyata (real customer).
2.8 Kepuasan Pelanggan
Terdapat beragam definisi kepuasan pelanggan yang dikemukakan oleh
berbagai pakar diantaranya Tjiptono (2005) menyatakan bahwa penilaian
evaluative global terhadap pemakaianataukonsumsi produk atau jasa tertentu yang
telah dibeli, atau penilaian terhadap pasar secara keseluruhan. Tjiptono (2005)
menyatakan The Customer Fulfillment Response, yaitu penilaian bahwa fitur
produk atau jasa, atau produkataujasa itu sendiri, memberikan tingkat pemenuhan
fulfillment dan over - fulfillment. Menurut Kotler dalam Rangkuti (2002) kepuasan
pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari
perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan yang diharapkannya.
2.9 Konsep WebQual
WebQual merupakan salah satu metode atau teknik pengukuran kualitas website berdasarkan persepsi pengguna akhir. Metode ini merupakan
pengembangan dari SERVQUAL yang banyak digunakan sebelumnya pada
pengukuran kualitas jasa. Instrumen penelitian pada WebQual tersebut
dikembangkan dengan metode Quality Function Development (QFD), seperti
yang terlihat pada Gambar 2.1.
Sumber : Zeithaml et al., 1990
WebQual sudah mulai dikembangkan sejak tahun 1998 dan telah
mengalami beberapa iterasi dalam penyusunan dimensi dan butir – butir
pertanyaannya. WebQual disusun berdasarkan penelitian pada tiga area yaitu, (1)
kualitas informasi dari penelitian sistem informasi, (2) interaksi dan kualitas
layanan dari penelitian kualitas sistem informasi, e-commerce, dan pemasaran,
serta (3) usability dari human computer interaction.
2.9.1 Dimensi WebQual
Dimensi – dimensi pada WebQual terdiri dari tiga yaitu:
1. Kualitas Informasi (Information Quality)
Menurut Barnes (2003), Kualitas Informasi meliputi hal – halseperti informasi
yang akurat, informasi yang bisa dipercaya, informasi yang up to date terbaru,
informasi yang sesuai dengan topik bahasan, informasi yangmudah
dimengerti, informasi yang sangat detail, dan informasi yang disajikan dalam
format desain yang sesuai.
2. Kualitas Interaksi (Interaction Quality)
Meliputi kemampuan memberi rasa aman saat transaksi, memiliki reputasi
yang bagus, memudahkan komunikasi, menciptakan perasaan emosional yang
lebih personal, memiliki kepercayaan dalam menyimpan informasi pribadi
pengguna, mampu menciptakan komunitas yang lebih spesifik, mampu
memberi keyakinan bahwa janji yang disampaikan akan ditepati.
3. Kualitas Penggunaan (Usability Quality)
Meliputi kemudahan untuk dipelajari, kemudahan untuk dimengerti,
menampilkan bentuk visual yang menyenangkan, memiliki kompetensi yang
baik, memberikan pengalaman baru yang menyenangkan.
Persepsi pengguna tersebut terdiri dari dua bagian, yaitu persepsi tentang
mutu layanan yang dirasakan (aktual) dengan tingkat harapan (ideal). Melakukan
penelitian dengan menggunakan WebQual untuk mengukur kualitas website yang
dikelola oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and Development).
Website yang bermutu dari perspektif pengguna dapat dilihat dari tingkat persepsi
layanan aktual yang tinggi dan kesenjangan persepsi aktual dengan ideal (gap)
yang rendah.Sejarah singkat perkembangan pengukuran perangkat lunak
(software quality measurement) dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Sumber : Barnes dan Vidgen, 2003
Perkembangan pengukuran perangkat lunak model kualitas website atau
WebQual tersebut pertama kali digunakan pada portal sekolah bisnis berdasarkan
faktor–faktor kemudahan penggunaan, pengalaman, informasi dan komunikasi,
serta integrasi (Barnes dan Vidgen, 2001).
Adapun instrumen–instrumenpenelitian yang digunakan dalam WebQual
4.0 mengacu pada gambar 2.3 berikut ini. Gambar ini diambil dari jurnal
Measuring Website Quality Improvements: a case study of the forum on strategic management knowledge exchange oleh Stuart J. Barnes and Richard Vidgen
(2003) dalam Budi Hermana (2007) berikut ini:
2.10 Kualitas Informasi dengan Kepuasan Pelanggan
Park dan Kim (2003) dari hasil penelitiannya mengemukakan bahwa
kualitas informasi suatu situs menentukan puas atau tidaknya pelanggan atau
pengakses suatu situs. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa dalam konteks online,
proses pencarian informasi (searching) danatau proses pembelian (purchasing),
kualitas informasi yang ditampilkan adalah hal yang sangat penting bagi
pengakses situs. Kaynama dan Black (2002) dalam penelitiannya juga
memperkuat bahwa kualitas informasi atas situs berpengaruh terhadap kepuasan
pengguna terhadap situs tersebut. Pada situs – situs baik yang bersifat pemberian
informasional, hybrid dan situs online business, penyajian informasi yang
kredibel, akurat dan selalu up to date akan mempengaruhi penilaian kepuasan
pengguna terhadap suatu situs tertentu.
2.11 Hubungan antara Kualitas Interaksi dengan Kepuasan Pelanggan
Park dan Kim (2003), Kaynama & Black (2002), Liljander et al (2002)
mengemukakan bahwa kualitas interaksi pengguna situs berpengaruh pada
kepuasan pelanggan. Dalam konteks online proses pencarian informasi, kualitas
informasi adalah hal yang sangat penting. Ketika seluruh informasi yang
disediakan memberikan pelanggan mendapatkan apa yang diinginkan sesuai
tujuan, akan mempengaruhi evaluasi terhadap situs tersebut.
2.12 Hubungan antara Kualitas Penggunaan dengan Kepuasan Pelanggan
Szymansky dan Hise (2000), Yoo dan Donthu (2001), Kaynama dan Black
(2002), Liljander et al (2002) mengemukakan bahwa kualitas desain dan
seringkali dianggap pengganti dari faktor fisik (tangible) yang merupakan
representative perusahaan, dimana kemudahan navigasi, tampilan menarik dan
kenyamanan mempengaruhi evaluasi kepuasan pengakses.
2.13 Hubungan antara Kepuasan Pelanggan dengan Komitmen Situs
Park dan Kim (2003) pada penelitiannya mengemukakan bahwa kepuasan
pengakses situs berpengaruh terhadap komitmen terhadap situs, seorang
pengakses situs yang memiliki komitmen terhadap suatu situs adalah memiliki
niat untuk membangun dan menjaga hubungan dengan situs tersebut dimasa
datang. Dengan demikian apabila kepuasan pengakses terpenuhi, maka akan
terbangun komitmen yang kuat untuk menjaga hubungan dengan situs tersebut.
2.14 Statistikal Product and Service Solutions (SPSS)
SPSS adalah sebuah software untuk mengolah data statistik yang
penggunaannya cukup mudah bahkan bagi orang yang tidak mengenal dengan
baik teori statistik.Aplikasi SPSS seringkali digunakan untuk memecahkan
masalah riset atau bisnis dalam hal statistik.
Cara kerjanya sederhana, yaitu data yang anda input oleh SPSS akan
dianalisis dengan suatu paket analisis. Menyediakan akses data, persiapan dan
manajemen data, analisis data,dan pelaporan.SPSS merupakan perangkat lunak
yang paling banyak dipakai karena tampilannya yang user friendly dan merupakan
terobosan baru berkaitan dengan perkembangan teknologi informasi, khususnya
dalam e-business. SPSS didukung oleh OLAP (Online Analytical Processing)
yang akan memudahkan dalam pemecahan pengolahan dan akses data dari
2.15 Validitas dan Reliabilitas
Validitas adalah tingkat keandalan dan kebenaran alat ukur yang
digunakan. Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang
dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya di ukur (Sugiyono, 2004:137). Dengan demikian,
instrumen yang valid merupakan instrumen yang benar – benar tepat untuk
mengukur apa yang hendak di ukur.
Penggaris dinyatakan valid jika digunakan untuk mengukur panjang,
namun tidak valid jika digunakan untuk mengukur berat. Artinya, penggaris
memang tepat digunakan untuk mengukur panjang, namun menjadi tidak valid
jika penggaris digunakan untuk mengukur berat.
Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pernyataan –
pernyataan pada kuesioner yang harus dibuang atau diganti karena dianggap tidak
relevan. Teknik untuk mengukur validitas kuesioner adalah sebagai berikut
dengan menggunakan metode Corrected Item Total Correlation yaitu dengan
mengkorelasikan antara skor tiap item dengan skor total dan melakukan koreksi
terhadap nilai koefisien korelasi yang overestimasi. Hal ini agar tidak terjadi
koefisien item total yang overestimasi (estimasi nilai yang lebih tinggi dari yang
sebenarnya).
Metode pengambilan keputusan pada uji validitas ini menggunakan
batasan r tabel dengan signifikansi 0,05 dan uji 2 sisi, atau menggunakan batasan
0,3. Menurut Sugiono (2010) untuk menguji validitas konstruk dilakukan dengan
Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam
hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden
yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain, reliabilitas
instrumen mencirikan tingkat konsistensi. Instrumen kuesioner yang tidak reliabel
maka tidak dapat konsisten untuk pengukuran sehingga hasil pengukuran tidak
dapat dipercaya. Uji reliabilitas yang banyak digunakan pada penelitian yaitu
menggunakan metode Cronbach Alpha.
Metode pengambilan keputusan pada uji reliabilitas biasanya
menggunakan batasan 0,6. Menurut Ghozali (2006), reliabilitas kurang dari 0,6
adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan di atas 0,8 adalah baik.
Pengukuran validitas dan reliabilitas mutlak dilakukan, karena jika instrumen
yang digunakan sudah tidak valid dan reliabel maka dipastikan hasil penelitiannya
pun tidak akan valid dan reliabel. Sugiyono (2007) menjelaskan perbedaan antara
penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel
sebagai berikut :
Penelitian yang valid artinya bila terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
Artinya, jika objek berwarna merah, sedangkan data yang terkumpul berwarna
putih maka hasil penelitian tidak valid. Sedangkan penelitian yang reliabel bila
terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Kalau dalam objek kemarin
berwarna merah, maka sekarang dan besok tetap berwarna merah.
2.16 Uji Asumsi
Di dalam uji statistika regresi dilakukan pula uji asumsi klasik sebagai
1. Normalisasi Data
Menurut Sugiyono (2009) penggunaan statistik parametris, bekerja dengan
asumsi bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis membentuk distribusi
normal. Bila data tidak normal maka teknik statistik parametrik tidak dapat
digunakan untuk alat analisis. Suatu data yang membentuk distribusi normal
bila jumlah data di atas dan di bawah rata – rata adalah sama, demikian juga
simpangan bakunya sehingga dapat membentuk suatu kurve normal. Selain
kurve normal umum, juga terdapat kurve normal standar. Dikatakan standar,
karena nilai rata – ratanya adalah 0 dan simpangan bakunya adalah 1,2,3,4,
dst. Nilai simpangan baku selanjutnya dinyatakan dalam simbol z.
Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji multikolonieritas
dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF) (Ghozali,
2009). Semua model mempunyai pengaruh terpisah atau independen atas
variabel tak bebas Y. Tetapi mungkin terjadi dalam suatu sampel tertentu yang
manapun yang digunakan untuk menguji beberapa atau semua variabel X
sangat kolinier sehingga tidak bisa mengisolasi pengaruhnya terhadap variabel
Y. Secara ringkas sampel yang digunakan tidak cukup kaya untuk
mengakomodasikan semua variabel X dalam analisis. Untuk mendeteksi
adanya multikolinieritas digunakan persamaan 2.2.
2. Heteroskedastisitas
Menurut Priyatno (2010) heteroskedastisitas adalah keadaan dimana
regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas.
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas ada beberapa metode,
antara lain dengan cara uji Spearman’s rho, uji Park, uji Glejser, dan dengan
melihat pola titik – titik pada scatterplots regresi. Pada tugas akhir ini akan
dibahas metode uji Spearman’s rho.
3. Autokorelasi
Menurut Kendall dan Buckland (dalam Gujarati dan Zain, 1988) istilah
autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antar anggota serangkaian
observasi yang diurutkan menurut waktu atau ruang. Untuk mengetahui
adanya autokorelasi atau tidak dapat dilakukan melalui percobaan d dari
Durbin-Watson persamaan 2.3.
4. Linearitas
Menurut Priyatno (2010) istilah linearitas didefinisikan sebagai bentuk
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen adalah linear. Uji
linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel tersebut
menunjukkan hubungan yang linear atau tidak.
2.17 Regresi
Menurut Tjiptono (2005) metode regresi (dan korelasi) merupakan metode
paling popular dan banyak digunakan dalam praktik peramalan bisnis.Analisis
regresi merupakan metode statistik yang digunakan untuk mengidentifikasi
karakteristik dan kekuatan asosiasi atau hubungan Antara dua atau lebih variabel,
yaitu satu atau lebih variabel bebas (independent variables) dan satu variabel
Regresi memiliki bentuk bermacam – macam. Regresi linear sederhana
maupun regresi linear berganda digunakan untuk mencari model hubungan linear
antara variabel – variabel bebas dengan variabel terikat sepanjang tipe datanya
adalah interval atau rasio. Regresi dummy memfasilitasi apabila ada salah satu
atau lebih variabel bebas yang bertipe nominal atau ordinal. Regresi data panel
memberikan keleluasaan kepada peneliti apabila data yang diregresikan
merupakan cross-section maupun data runtun waktu. Sedangkan regresi logistik
membantu peneliti untuk meregresikan variabel terikat yang bertipe nominal
(biner) maupun nominal atau ordinal non biner dengan:
Y adalah variabel terikat
β0adalah koefisien intercept regresi
β1, β2, β3adalah koefisien slope regresi
X1X2X3 adalah variabel bebas
ε adalah error persamaan regresi.
2.18 Regresi Linear Berganda
Menurut Tjiptono (2005) regresi ini lebih sesuai dengan kenyataan di
lapangan bahwa suatu variabel terikat tidak hanya dapat dijelaskan oleh satu
variabel bebas saja tetapi perlu dijelaskan oleh beberapa variabel terikat. Proses
perhitungan secara umum adalah sama dengan regresi linear sederhana hanya
perlu pengembangan sesuai dengan kebutuhan regresi linear berganda.
2.19 Pengujian Persamaan Regresi
Untuk memperoleh kepastian bahwa model yang dihasilkan secara umum
Pengujian dilakukan dengan analisis koefisien determinasi, uji F, dan juga uji t.
Langkah analisis regresi dan prosedur pengujiannya sebagai berikut:
1. Analisis koefisien determinasi
Analisis R2 (R Square) atau koefisien determinasi sumbangan untuk
mengetahui seberapa besar prosentase sumbangan pengaruh variabel
independen secara bersama – sama terhadap variabel dependen.
2. Uji F
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama
– sama terhadap variabel dependen. Uji ini dapat dilakukan dengan
membandingkan F hitung dengan F tabel.
3. Uji t
Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh
masing – masing variabel bebasnya secara sendiri – sendiri terhadap variabel
terikatnya. Uji ini dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t
tabel atau dengan melihat kolom signifikansi pada masing – masing t hitung,
proses uji t identik dengan Uji F.
2.20 Skala Likert
Menurut Simamora (2000) Skala likert yang juga disebut
summated-ratings scale, merupakan teknik pengukuran sikap paling luas digunakan dalam
riset pemasaran. Skala ini memungkinkan responden untuk mengekspresikan
intensitas perasaan responden. Pertanyaan yang diberikan adalah pertanyaan
tertutup. Pilihan dibuat berjenjang mulai dari intensitas paling rendah sampai
paling tinggi. Pilihan jawaban bisa tiga, lima, tujuh, dan sembilan. Yang pasti
Semakin banyak pilihan jawaban, maka jawaban responden semakin
terwakili. Namun, kesulitannya adalah kata – kata yang mewakili pilihan terbatas
jumlahnya. Dalam bahasa inggris ada 7 pilihan, yaitu extremely disagree, strongly
disagree, disagree, neither agree nor disagree, agree, strongly agree, extremely agree. Di dalam bahasa Indonesia bisa dibuat 5 pilihan, yaitu sangat tidak setuju,
tidak setuju, cukup setuju, setuju, sangat setuju. Karena pilihan jawaban
berjenjang, maka setiap jawaban bisa diberi bobot 1 dan tertinggi diberi 5. Namun
27
3.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemodelan Website Quality (WebQual), terdapat tiga dimensi
kualitas website yang selanjutnya akan dipakai sebagai variabel vebas. Tiga
dimensi kualitas website, yaitu:
1. Variabel X1 adalah dimensi Kualitas Penggunaan (Usability Quality)
2. Variabel X2 adalah dimensi Kualitas Informasi (Information Quality)
3. Variabel X3 adalah dimensi Kualitas Interaksi (Interaction Quality)
Sementara variabel terikat (Y) adalah kepuasan pelanggan (Customer
Satisfaction).
3.2Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Agar
kuesioner yang digunakan layak untuk dihitung maka dilakukan uji validitas dan
reliabilitas kuesioner. Untuk menjelaskan langkah mendesain kuesioner akan
dibahas pada sub bab berikut.
3.2.1 Desain Kuesioner
Kuesioner ini akan dirancang untuk digunakan dalam pengaruh kualitas
A. Perancangan Konstruk
Konstruk adalah elemen dari kuesioner yang digunakan untuk
mendefinisikan tujuan penilaian sebuah kuesioner terhadap objek kuesioner.
Konstruk untuk penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Konstruk Kuesioner Pengaruh Kualitas Website terhadap Kepuasan Pelanggan.
B. Konsep Konstruk
Konstruk yang telah dibuat harus didefinisikan ke dalam sebuah konsep
yang akan menjelaskan funsi dari masing – masing konstruk tersebut. Berikut ini
adalah dari konstruk untuk kuesioner pengaruh kualitas website terhadap
kepuasan pelanggan menggunakan metode WebQual berdasarkan pada gambar
3.1
1. Konstruk 1 : Kualitas Penggunaan (Usability)
Konstruk ini dibuat untuk mengukur tingkat kemudahan dan kemenarikan
website untuk digunakan.
2. Konstruk 2 : Kualitas Informasi (Informaton Quality)
Konstuk ini dibuat untuk mengukur tingkat kualitas informasi yang
3. Konstruk 3 : Kualitas Interaksi (Interaction Quality)
Konstruk ini dibuat untuk mengukur tingkat kualitas interaksi antara pengguna
dengan website dilihat dari kepercayaan pengguna dan empati.
4. Konstruk 4 : Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction)
Konstruk ini dibuat untuk mengukur kepuasan pelanggan terhadap layanan
website.
C. Perancangan Pertanyaan Konstruk
Pertanyaan dirancang berdasarkan item konstruk yang telah dibuat.
Sebuah item diterjemahkan ke dalam sebuah pertanyaan.
1. Konstruk 1 : Kualitas Penggunaan
Item 1 : Mudah dipelajari
Pertanyaan : “Anda merasa mudah untuk mempelajari pengoperasian
website.”
Item 2 : Mudah dimengerti
Pertanyaan : “Interaksi dengan website jelas dan mudah dipahami”
Item 3 : Mudah ditelusuri
Pertanyaan : “Anda merasa mudah untuk bernavigasi dalam website”
Item 4 : Mudah digunakan
Pertanyaan : “Anda merasa website mudah untuk digunakan”
Item 5 : Sangat menarik
Pertanyaan : “Website memiliki tampilan yang menarik”
Item 6 : Desain situs
Pertanyaan : “Desain sesuai dengan jenis website”
Item 7 : Kompetensi yang baik
Item 8 : Memberi pengalaman positif
Pertanyaan : “Website memberikan pengalaman yang positif bagi Anda”
2. Konstruk 2 :Kualitas Informasi
Item 1 : Informasi yang akurat
Pertanyaan : “Website menyediakan informasi yang akurat”
Item 2 : Informasi yang bisa dipercaya
Pertanyaan : “Website memberikan informasi yang dapat dipercaya”
Item 3 : Informasi yang tepat waktu
Pertanyaan : “Website menyediakan informasi yang tepat waktu”
Item 4 : Informasi yang relevan
Pertanyaan : “Website menyediakan informasi yang relevan”
Item 5 : Informasi yang mudah dimengerti
Pertanyaan : “Website menyediakan informasi yang mudah untuk dipahami”
Item 6 : Informasi yang terperinci
Pertanyaan : “Website memberikan informasi pada tingkatan yang tepat dan
terperinci”
Item 7 : Kesesuaian desain
Pertanyaan : “Website menyajikan informasi dalam format yang sesuai”
3. Konstruk 3 : Kualitas Interaksi
Item 1 : Reputasi yang bagus
Pertanyaan : “Website memiliki reputasi yang baik”
Item 2 : Rasa aman bertransaksi
Pertanyaan : “Anda merasa aman untuk melakukan transaksi”
Pertanyaan : “Anda merasa aman terhadap informasi pribadi Anda”
Item 4 : Rasa personalisasi
Pertanyaan : “Website memberikan ruang untuk personalisasi”
Item 5 : Komunitas yang spesifik
Pertanyaan : “Website memberikan ruang untuk komunitas”
Item 6 : Mudah berkomunikasi
Pertanyaan : “Website memberikan kemudahan untuk berkomunikasi dengan
organisasi (perusahaan)”
Item 7 : Keyakinan barang akan dikirm
Pertanyaan : “Anda merasa yakin bahwa barang atau jasa akan dikirimkan
sebagaimana yang telah dijanjikan”
4. Konstruk 4 : Kepuasan Pelanggan
Item 1 : Rasa suka dengan website
Pertanyaan : “Anda menyukai tampilan website ini”
Item 2 : Rasa suka dengan layanan website
Pertanyaan : “Anda menyukai pelayanan yang ada pada website ini”
Item 3 : Kesenangan bertransaksi
Pertanyaan : “Anda senang bertransaksi di website ini”
Item 4 :Website diakses dengan cepat
Pertanyaan : “Anda tidak menunggu lama ketika masuk ke website ini”
Item 5 : Layanan
Pertanyaan : “Petugas selalu online untuk melayani pelanggan”
Pertanyaan : “Informasi yang disediakan website ini sangat bermanfaat bagi
Anda”
Item 7 : Kemudahan mengakses
Pertanyaan : “Website ini bisa diakses dengan menggunakan gadget apapun
(misal : iPhone, Blackberry, Galaxy Tab, iPad, dll)”
Contoh kuesioner yang akan diajukan kepada pengunjung website dapat
dilihat pada gambar. 3.2.
Gambar 3.3 Kuesioner halaman kedua.
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi Operasional Variabel penelitian yang telah ditentukan akan
digunakan sebagai acuan dalam pembuatan kuesioner yang akan dijawab oleh
responden. Variabel – variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :
Kualitas Penggunaan (Usability Quality), Kualitas Informasi (Information
Quality), Kualitas Interaksi (Interaction Quality), dan Kepuasan Pelanggan
3.3.1 Definisi Operasional Variabel
Menurut Umi Narimawati (2007) menyatakan bahwa “Operasionalisasi
variabel adalah proses penguraian variabel penelitian kedalam sub variabel,
dimensi, indikator sub variabel, dan pengukuran”. Sesuai dengan kerangka
pemikiran dan hipotesis yang telah disajikan sebelumnya, maka penulis
membedakan obyek penelitian ke dalam dua variabel.
1. Variabel Bebas (Independent Variable) : Kualitas Penggunaan (X1), Kualitas
Informasi (X2), dan Kualitas Interaki (X3).
Menurut Umi Narimawati (2007), Variabel bebas merupakan variabel
stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas
merupakan variabel yang pengaruhnya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh
peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang di
observasi dalam kaitannya dengan variabel lain. WebQual disusun oleh Barnes
dan Vidgen (2003) berdasarkan penelitian pada tiga area, yaitu: kualitas
informasi dari penelitian sistem informasi, interaksi dan kualitas layanan dari
penelitian kualitas sistem informasi, e-commerce, dan pemasaran, serta
usability dari human computer interaction.
2. Variabel Terikat (Dependent Variable) : Kepuasan Pelanggan (Y)
Merupakan variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain (independent
variable). Variabel terikat (Y) disini adalah Kepuasan Pelanggan.
Operasional variabel dalam penelitian ini secara lebih jelas bisa dilihat di
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Variabel Indikator
Kuaitas Kegunaan (usability)(X1)
1. Mudah dipelajari (X11) 2. Mudah dimengerti (X12) 3. Mudah ditelusuri (X13) 4. Mudah digunakan (X14) 5. Sangat Menarik (X15) 6. Desain Situs (X16)
7. Kompetensi yang baik (X17) 8. Memberi Pengalaman positif (X18) Kualitas Informasi
(Information
Quality)(X2)
1. Informasi yang akurat (X21)
2. Informasi yang bisa dipercaya (X22)
3. Informasi yang tepat waktu/up to date (X23) 4. Informasi yang relevan (X24)
5. Informasi yang mudah dimengerti (X25) 6. Informasi yang detail/terperinci (X26) 7. Kesesuaian desain (X27)
Kualitas Interaksi (Interaction
Quality)(X3)
1. Reputasi yang bagus (X31) 2. Rasa aman transaksi (X32)
3. Kepercayaan menyimpan informasi (X33) 4. Rasa personalisasi (X34)
5. Komunitas yang spesifik (X35) 6. Memudahkan berkomunikasi (X36) 7. Keyakinan barang akan dikirim (X37) Kepuasan
Pelanggan (Customer
Satisfaction)(Y)
1. Rasa suka dengan website (Y11)
2. Rasa suka dengan layanan website (Y12) 3. Kesenangan bertransaksi (Y13)
4. Website diakses dengan cepat (Y14)
5. Layanan (Y15)
6. Kebermanfaatan Informasi (Y16) 7. Kemudahan mengakses (Y17)
3.3.2 Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan skala Likert.
Prosedur pengukuran dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut:
• Responden diminta untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan umum yang akan
dipergunakan sebagai dasar apakah responden masuk kriteria atau tidak.
• Responden diminta untuk menyatakan setuju atau tidak setuju terhadap
responden. Jawaban terdiri dari lima pilihan, yakni: Sangat Setuju (SS),Setuju
(S), Cukup Setuju (CS), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
• Pemberian nilai (scoring). Untuk jawaban Sangat Setuju (SS) diberikan nilai 5,
dan seterusnya menurun sampai pada jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) yang
diberikan nilai 1.
Tabel 3.2 Bobot Nilai Jawaban Responden
Jawaban Nilai
SangatSetuju 5
Setuju 4
TidakBerpendapat 3
TidakSetuju 2
SangatTidakSetuju 1
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada pengguna layanan website sir.stikom.edu,
khususnya mahasiswa atau mahasiswi dan juga sivitas perpustakaan STIKOM
yang berada di kota Surabaya. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu satu
bulan, yaitu Maret 2016 sampai dengan April 2016.
3.5Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang dapat digunakan
generalisasi populasi, Sampel juga bisa disebut sebagian dari populasi (Sekaran,
2006), dari penarikan sampel ini bagi peneliti berguna untuk mengurai dan
menarik sebuah kesimpulan. Sampel merupakan elemen populasi yang dipilih
untuk mewakili populasi dalam penelitian (Cooper dan Schindler, 2003).
Sedangkan penarikan sampel (sampling) adalah suatu proses memilih dan
sebelumya. Menurut Sekaran (2006), bahwa alasan penarikan sampel ini
disebabkan karena besaran ukuran populasi yang tidak mungkin dijangkau secara
keseluruan mengingat waktu, biaya dan sumber daya manusia:
N
n = ………. (3.1)
N(e)2 + 1 Keterangan:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = Persen kesalahan pengambilan sampel yang di tolerir persen kesalahan
dalam penarikan sampel terletak antara 5-10%. Penelitian ini mengambil
10% dengan rumus Slovin dengan persamaan (1) diatas, sehingga jumlah
sampel penelitian ini sebagai berikut:
SI : 761 mahasiswa
KA : 69 mahasiswa 761 + 69 = 830 830
n = = 89,2
830x(0.10)2+1
761 x 89
SI = = 81,6 = 82
830 69 x 89
KA = = 7,3 = 7
830
Jadi berdasarkan persamaan (1) dan nilai yang dimasukkan maka jumlah
sampel dalam penelitian ini adalah 89 orang yaitu dimana SI 82 dan KA 7 orang.
Dalam penelitian ini yang akan menjadi sampel merupakan mahasiswa atau
mahasiswi dan juga sivitas perpustakaan STIKOM yang aktif mengakses website
yang diperoleh lebih akurat dengan asumsi bahwa mereka yang telah memenuhi
syarat tersebut adalah orang yang benar – benar sudah memahami dan merasakan
kualitas situs pada sir.stikom.edu tersebut. Jumlah sampel yang diperoleh
sejumlah 95 responden yang terdiri dari 34 karyawan perusahaan dan 61 sub agen
aktif. Sampel merupakan elemen populasi yang dipilih untuk mewakili populasi
dalam penelitian (Cooper dan Schindler, 2003)
3.6 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data dikumpulkan melalui dua cara, yaitu (1) riset
kepustakaan dan (2) riset lapangan. Riset kepustakaan dipergunakan untuk
mengumpulkan data mengenai penelitian terdahulu, teori – teori yang mendukung
penelitian, dan data pendukung lainnya. Sedangkan riset lapangan dipergunakan
untuk mengumpulkan data dari responden.
Pengumpulan data di lapangan dilakukan dengan survei menggunakan
kuesioner. Kuesioner dibagikan kepada karyawan dan sub agen Rodex Travel.
Banyak penelitian yang telah menggunakan cara ini untuk mengumpulkan data,
diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Tung et al. (2001), Ridings et
al. (2002), Mukherjee dan Nath (2003), dan Corbit et al. (2003). Setelah
responden mengisi kuesioner tersebut, maka kuesioner dikumpulkan kembali dan
siap untuk diolah.
3.7 Sumber Data
Sumber data yang diperlukan dalam penelitian berasal dari:
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperlukan sebagai pendukung data primer.
Data yang diambil berasal dari buku, makalah, jurnal, data – data penelitian
terdahulu.
3.8 Analisis Data A. Tabulasi Data
Kuesioner yang telah dikembalikan oleh responden diseleksi kelengkapan
pengisiannya, hanya kuesioner yang terisi lengkap yang dipergunakan, data yang
sudah diseleksi diberi kode sesuai dengan variabel dan klasifikasi variabel, dan
selanjutnya ditabulasi menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2007
B. Tahapan Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear
berganda. Sebelum itu perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu
yang selanjutnya di lakukan proses uji normalitas data dan asumsi klasik sebagai
syarat terlaksananya analisis regresi linear berganda. Dan alur dari penelitian ini
Gambar 3.4 IPO Analisa Pengaruh Kualitas Website SIR.
INPUT PROSES OUTPUT
3.8.1 Uji Validitas
Menurut Masrun yang dikutip Sugiyono (2003:124) mengatakan : Item
yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang
tinggi, menunjukkan item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Apabila
alat ukur tersebut berada< 0,3 (tidak valid) dan > 0,3 (valid). Berdasarkan dari
pengertian tersebut maka hal ini dilakukan untuk mengetahui pertanyaan dan
pernyataan mana yang valid dan mana yang tidak valid, dengan
mengkonsultasikan data tersebut dengan tingkat signifikan r kritis = 0,300 apabila
alat ukur tersebut berada < 0,300 (tidak valid). Pengujian statistik mengacu pada
kriteria :
• r hitung < r kritis maka tidak valid
• r hitung > r kritis maka valid
Untuk pengujian validitas instrumen penelitian ini, penulis menggunakan
program excel dalam tabulasi data dan memasukkan data tersebut ke dalam
program SPSS dengan metode Corrected Item Total Correlation.
3.8.2 Uji Reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas atas pertanyaan yang digunakan dalam
penelitian tersebut, selanjutnya dilakukan uji keandalan. Uji keandalan bertujuan
untuk mengetahui apakah alat pengumpul data pada dasarnya menunjukkan
tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsistensi alat tersebut dalam
mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individual, walaupun dilakukan
pada waktu yang berbeda.
Uji keandalan dilakukan terhadap pertanyaan-pertanyaan atau
teknik perhitungan reliabilitas kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS)
21for windows. Item dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha lebih besar
dari nilai kritis. Nilai kritis yang ditetapkan adalah antara 0,6 dan 0,7 (Sugiyono,
2003:124).
Jika nilai Alpha > 0,6 maka reliabel
Jika nilai Alpha < 0,6 maka tidak reliabel
3.8.3 Uji Asumsi
Dalam melakukan analisis regresi dilakukan pula uji asumsi klasik yang
terdiri dari Multikolinearitas, Heteroskedastisitas, dan Autokorelasi. Selain itu
pastinya diuji pula Normalitas Data sebagai syarat dalam melakukan analisis
regresi.
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan
normal atau tidak. Analisis regresi linear mensyaratkan bahwa data harus
terdistribusi dengan normal. Uji ini dilakukan dengan metode Normal
Probability Plots. Dasar pengambilan keputusan untuk mendeteksi kenormalan
adalah jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan jika
data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah diagonal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah keadaan dimana antara dua variabel independen atau
mendekati sempurna. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya
multikolinearitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas digunakan
metode dengan melihat nilai Tolerance dan VIF. Metode pengambilan
keputusan yaitu jika semakin kecil nilai Tolerance dan semakin besar nilai
VIF maka semakin mendekati terjadinya masalah multikolinearitas. Dalam
kebanyakan penelitian menyebutkan bahwa jika Tolerance lebih dari 0,1 dan
VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dengan metode Spearman’s rho yaitu dengan
mengkorelasikan nilai residual hasil regresi dengan masing – masing variabel
independen. Metode pengambilan keputusan pada uji Heteroskedastisitas
dengan Spearman’s rho yaitu jika nilai signifikansi antara variabel independen
dengan residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas,
tetapi jika signifikansi kurang dari 0,05 maka terjadi masalah
heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dari residual untuk
pengamatan satu dengan pengamatan yang lain yang disusun menurut runtun
waktu. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah
autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dengan
menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Uji Durbin-Watson yaitu dengan
membandingkan nilai Watson dari hasil regresi dengan nilai
Durbin-Watson tabel.
DW < dL atau DW > 4-dL maka H0ditolak (terjadi autokorelasi)
dL < DW < dU atau 4-dU <DW < 4-dL maka tidak ada keputusan yang
pasti.
5. Uji Linearitas
Linearitas merupakan bentuk hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen adalah linear. Untuk mengetahui apakah variabel
independen dan variabel dependen menunjukkan hubungan yang linear atau
tidak bisa dilakukan dengan cara membandingkan nilai signifikansi Linearity
dengan signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05.
Bila sig. linearity < 0,05 maka H0 diterima, yang berarti regresi linear.
Bila sig. linearity ≥ 0,05 maka H1 ditolak, yang berarti regresi tidak linear.
3.8.4 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear yang digunakan adalah regresi linear berganda
karena untuk mengetahui pengaruh tiga variabel independen secara serentak dan
secara parsial terhadap variabel dependen.
Model persamaan regresi linear bergandaadalah sebagai berikut:
ݕ= ܽ+ ܾ1ݔ1+ܾ2ݔ2+ܾ3ݔ3………. (3.2)
dimana:
y = variabel dependen
a = konstanta
b1,b2,b3 = koefisien regresi
x1,x2,x3 = variabel independen
Pengujian yang dilakukan pada analisis regresi linear berganda yaitu uji F dan uji
1. Analisis koefisien determinasi
Analisis R2 (R Square) atau koefisien determinasi digunakan untuk
mengetahui seberapa besar prosentase sumbangan pengaruh variabel
independen secara bersama – sama terhadap variabel dependen.
2. Uji F
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama
– sama terhadap variabel dependen.
3. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial
46
Pada bab ini akan membahas mengenai hasil dan pembahasan dari analisis
yang telah dilakukan. Hasil dan pembahasan ini terdiri dari gambaran umum
responden, kualitas website, kepuasan pelanggan, uji validitas dan reliabilitas, uji
asumsi, analisis regresi linear berganda, dan pengaruh website quality terhadap
customer satisfaction.
4.1 Profil Aplikasi sir.stikom.edu
Berikut adalah beberapa tampilan dari website sir.stikom.edu.
4.1.1 Tampilan Awal Website sir.stikom.edu
Website sir.stikom.edu ini adalah repository institusi yang berisi informasi
koleksi karya ilmiah terkait dengan hasil karya sivitas akademika yang terbuka
bagi siapa pun.
Pada gambar 4.1 merupakan halaman utama dari website sir.stikom.edu,
yang berisi sekilas tentang apa itu SIR, dan sedikit sejarah perkembangannya.
Gambar 4.2 Tampilan „search‟ pencarian pada website sir.stikom.edu
Website sir.stikom.edu menyediakan pencarian secara rinci dan detail,
mulai dari jenis dokumen, judul dokumen, aplikasi, jurnal, abstrak, tanggal dibuat,
hingga penulis dokumen atau jurnal hampir semuanya ada. Bisa dilihat pada
gambar 4.2.
Pada tampilan website pada menu browse ini fungsi nya hampir sama
dengan fungsi pencarian, hanya berbeda pada tampilannya yang menyerupai
folder.
Gambar 4.4 Tampilan „policy’ kebijakan pada website SIR.
Pada tampilan ini merupakan kumpulan kebijakan pada website SIR, mulai
dari „browsing‟ penjelajahan, „searching‟ pencarian, , „registering‟ pendaftaran, „depositing records‟ penyetoran meta data hingga penyetoran proses file upload.
Pada gambar 4.5 ini menjelaskan tentang informasi yang ada di SIR
STIKOM Surabaya, mulai dari struktur organisasi hingga berita pembaharuan
website SIR.
4.2 Gambaran Umum Responden
Responden berasal dari pengunjung yang pernah mengakses website
sir.stikom.edu. Jumlah sampel yang telah mengisi kuesioner kertas sebanyak 40
mahasiswa dan kuesioner google form sebanyak 50 orang. Jumlah total
keseluruhan adalah 90 mahasiswa.
4.2.1 Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, jumlah responden dalam penelitian ini lebih
banyak pria sebagaimana ditunjukkan Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Responden berdasarkan Jenis Kelamin
(Jumlah Jenis kelamin) x 100 : (jumlah total)
Jenis Kelamin Jumlah (mahasiswa) Persentase
Pria 73 81,11%
Wanita 17 18,89%
Jumlah Total 90 100,0%
Sumber: Google form dan data yang diolah. 4.2.2 Usia
Pada table 4.2 di penelitian ini, diperoleh rata – rata usia responden adalah
21 – 30 tahun, hal ini wajar karena responden yang masuk mahasiswa dan
mahasiswi yang masih menempuh kuliah.
Tabel 4.2 Responden berdasarkan Usia.
(Jumlah Orang) x 100 : (Total)
Usia Jumlah (orang) Persentase
≤ 20 Tahun 10 11,11%
21 – 30 Tahun 80 88,89%
31 – 40 Tahun 0 0%
Usia Jumlah (orang) Persentase
≥ 51 Tahun 0 0%
Jumlah Total 90 100.0%
Sumber: Google form dan data yang diolah.
4.2.3 Tahun angkatan.
Pada table 4.3 di penelitian ini, diperoleh data tahun masuk responden.
Dengan tahun ajaran 2011 yang paling besar disusul tahun ajaran 2012 dan dikuti
yang lainnya.
Tabel 4.2 Responden berdasarkan Usia.
(Jumlah Orang) x 100 : (Jumlah Total)
Pendidikan Jumlah (orang) Persentase
Tahun 2009 9 10%
Tahun 2010 9 10%
Tahun 2011 28 31.11%
Tahun 2012 18 20%
Tahun 2013 6 6,66%
Tahun 2014 8 8,88%
Tahun 2015 12 13,33%
Jumlah Total 90 100,0%
Sumber: Google form dan data yang diolah. 4.3 Website Quality (X)
Kualitas Website (Website Quality) terdiri dari 3 dimensi yakni:
Penggunaan (Usability), Kualitas Informasi (Information Quality) dan Kualitas
Interaksi (Interaction Quality).
4.3.1 Usability (X1)
Variabel Usability dalam penelitian ini mempunyai 8 indikator yakni:
kemudahan untuk dipelajari, kemudahan untuk dimengerti, kemudahan untuk
bentuk visual yang menyenangkan, memiliki kompetensi yang baik, dan
memberikan pengalaman baru yang menyenangkan.
Rekapitulasi jawaban responden pada variabel indikator Usability adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Usability (X1)
Hasil kuesioner x 100 : 90 3 mudah ditelusuri
(X13) 4 mudah digunakan
(X14) 5 tampilan menarik
(X15) 6 menampilkan bentuk
tampilan yang
7 memiliki kompetensi yang baik (X17) 8 memberikan dampak
positif (X18)
Sumber: Google form dan data yang diolah (MsExcel)
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa Usability berada pada nilai “3”atau “cukup
setuju” sebesar 40% dan nilai “4” atau “setuju” sebesar 45% (total 85 %), hal ini
dapat dikatakan bahwa adanya kecenderungan pengunjung menyetujui pernyataan
4.3.2 Information Quality (X2)
Variabel Information Qualitydalam penelitian ini mempunyai 7 indikator
yakni: informasi yang akurat, informasi yang bisa dipercaya, informasi yang up to
date, informasi yang sesuai dengan topik bahasan, informasi yang mudah
dimengerti, informasi yang sangat detail, dan informasi yang disajikan dalam
format desain yang sesuai.
Rekapitulasi jawaban responden pada variabel indikator Information
Quality adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Information Quality (X2)
Hasil kuesioner x 100 : 90
Rata-rata
Sumber: Google form dan data yang diolah (MsExcel).
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa Information Quality berada pada nilai “3”
83%), hal ini dapat dikatakan bahwa pengunjung cukup menyetujui pernyataan
pada kuesioner yang berarti situs cenderung memiliki Information Quality yang
cukup baik.
4.3.3 Interaction Quality (X3)
Variabel Interaction Quality dalam penelitian ini mempunyai 6 indikator
yakni: kemampuan memberi rasa aman saat transaksi, memiliki reputasi yang
bagus, memudahkan komunikasi, menciptakan perasaan emosional yang lebih
personal, memiliki kepercayaan dalam menyimpan informasi pribadi pengguna,
mampu menciptakan komunitas yang lebih spesifik.
Rekapitulasi jawaban responden pada variabel indikator Interaction
Quality adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Variabel Interaction Quality (X3)
Hasil kuesioner x 100 : 90
Rata-rata
3 Informasi pribadi aman (X33)
Sumber: Google form dan data yang diolah (MsExcel).
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa Interaction Quality berada pada nilai “3”