• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Konsentrasi Susu Bubuk dan Gelatin Terhadap Mutu Minuman Probiotik Sari Ubi Jalar Ungu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh Konsentrasi Susu Bubuk dan Gelatin Terhadap Mutu Minuman Probiotik Sari Ubi Jalar Ungu"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Ubi Jalar

Tanaman ubi jalar termasuk tumbuhan semusim. Ubi jalar terdiri atas

batang, daun, bunga, buah (umbi), dan biji. Batang tanaman berbentuk bulat,

berbuku-buku, dan tumbuh tegak atau merambat (menjalar). Panjang batang

tanaman tipe tegak antara 1 m – 2 m, sedangkan pada tipe merambat (menjalar)

antara 2 m – 3 m. Ukuran batang terdiri tiga jenis, yaitu besar, sedang, dan kecil.

Biasanya batang berwarna hijau tua sampai keungu-unguan (Rukmana, 1997).

Tanaman ubi jalar dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan

diklasifikasikan sebagai berikut (Juanda dan Cahyono, 2000) :

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Convolvulales

Famili : Convolvulaceae

Genus : Ipomoea

Spesies : Ipomoea batatas L. sin batatas edulis choisy

Umbi ubi jalar ada yang berbentuk bulat atau lonjong dengan warna kulit

umbi bervariasi yaitu putih, kuning, ungu atau jingga. Warna daging umbinya

juga bervariasi antara putih, kuning, jingga dan ungu muda. Tekstur dagingnya

ada yang masir (empuk) dan ada yang berair. Rasanya ada yang manis.

Bila umbinya disimpan dalam waktu yang lama rasanya akan semakin manis

(2)

Menurut Juanda dan Cahyono (2000), berdasarkan warna umbinya, ubi

jalar dibedakan menjadi beberapa golongan yaitu :

1. Ubi jalar putih, yaitu jenis ubi jalar yang warna daging umbinya putih.

Misalnya, varietas tembakur putih, varietas tembakur ungu, varietas

Taiwan 45, dan varietas MLG 12659-20P.

2. Ubi jalar kuning, yaitu jenis ubi jalar yang warna daging umbinya kuning,

kuning muda, atau putih kekuning-kuningan. Misalnya, varietas lapis 34,

varietas South Queen 27, varietas kawagoyo, varietas cicah 16, dan

varietas Tis 5125-27.

3. Ubi jalar oranye atau jingga, yaitu jenis ubi jalar yang warna daging

umbinya oranye atau jingga sampai jingga muda. Misalnya, varietas

Puertorico, varietas Gedang, varietas Daya, varietas Borobudur, dan

varietas Prambanan, varietas ciceh 32, varietas Mendut, dan varietas tis

3290-3.

4. Ubi jalar ungu, yaitu jenis ubi jalar yang warna daging umbinya ungu atau

ungu muda.

Komposisi Kimia Ubi Jalar

Ubi jalar mengandung kalori yang tinggi. Kandungan bahan kering

rata-rata 30%, yang terdiri atas karbohidrat 75-95%, lemak sekitar 0,4%, kandungan

protein sekitar 1,5% - 2,5%. Ubi jalar merupakan sumber vitamin C yang baik.

Ubi jalar berdaging jingga merupakan sumber β-karoten yang sangat baik,

kandungannya lebih tinggi dibandingkan dengan yang berdaging kuning. Ubi jalar

(3)

namun proses pengolahan ubi jalar sebelum dikonsumsi dapat menghilangkan

penghambat tripsin (Rubatzky dan Yamaguchi, 1995).

Ubi jalar merupakan sumber vitamin dan mineral. Vitamin yang

terkandung dalam ubi jalar adalah vitamin A (β-karoten), vitamin C 22,7 mg,

vitamin E, thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), B6, dan K serta tidak

mengandung kolesterol. Mineral yang terkandung dalam 100 g ubi jalar segar

adalah zat besi (Fe) 0,61 mg, fosfor (P), kalsium (Ca) 30 mg, magnesium (Mg)

25 mg, seng (Zn) 0,30 mg, selenium (Se) 0,6 mg, kalium (K) 337 mg dan natrium

(Na). Kandungan gizi lainnya yang terdapat dalam 100 g ubi jalar segar yaitu

76 kalori yang terdiri atas karbohidrat 17,6 g, protein 1,57 g, lemak 0,05 g, serat

3 g dan abu (Juanda dan Cahyono, 2000 dan Hidayat, dkk., 2006a). Komposisi

kimia dari beberapa jenis ubi jalar dapat dilihat pada Tabel 1, yaitu sebagai

berikut :

Tabel 1. Komposisi kimia ubi jalar dalam tiap 100 g bahan segar

Komposisi kimia Jenis warna daging umbi

(4)

Ubi jalar mengandung antioksidan yang menguntungkan bagi kesehatan.

Menurut Juanda dan Cahyono (2000), ubi jalar mengandung β-karoten yang

cukup tinggi dibanding dengan jenis tanaman lainnya yaitu mencapai 7100 IU.

Ubi jalar yang mengandung β-karoten tinggi hanya varietas ubi jalar yang warna

daging umbinya berwarna jingga kemerah-merahan, sedangkan varietas ubi jalar

yang daging umbinya berwarna kuning atau putih memiliki kandungan β-karoten

lebih rendah.

Manfaat Ubi Jalar

Dilihat dari kandungan gizinya yang cukup lengkap, ubi jalar dapat

memenuhi kebutuhan gizi bagi kesehatan tubuh. Zat-zat yang terkandung dalam

ubi jalar dapat mencegah berbagai penyakit, membangun sel-sel tubuh,

menghasilkan energi, dan meningkatkan proses metabolisme tubuh (Juanda dan

Cahyono, 2000). Ubi jalar mengandung senyawa yang berfungsi sebagai antioksidan (β-karoten dan antosianin) pada daging umbinya. Antioksidan adalah

senyawa yang penting bagi kesehatan karena dapat mengurangi resiko terkena

berbagai penyakit (Suhartini, 2009).

Kandungan serat pangan yang terdapat pada ubi jalar sangat baik untuk

pencernaan. Kandungan oligosakarida terutama rafinosa pada ubi jalar merupakan

prebiotik yang bermanfaat untuk membantu usus dalam mencerna makanan lebih

baik. Kandungan karbohidrat dalam ubi jalar mempunyai indeks glikemik yang

rendah sehingga sangat cocok untuk penderita diabetes. Dengan kandungan

indeks glikemik yang rendah maka konsumsi ubi jalar tidak akan mempengaruhi

(5)

Keunggulan Ubi Jalar Ungu

Ubi jalar ungu merupakan bahan pangan sumber energi dalam bentuk gula

dan karbohidrat, mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh antara

lain kalsium dan zat besi, vitamin A dan C. Ubi jalar ungu juga banyak

mengandung serat pangan sehingga dengan mengkonsumsi ubi jalar dapat

mengurangi penyakit pencernaan seperti kanker usus dan lever (BPTPY, 2008).

Komposisi kimia ubi jalar ungu dapat dilihat pada Tabel 2, yaitu sebagai berikut :

Tabel 2. Komposisi kimia ubi jalar ungu per 100 g bahan segar

Komposisi kimia Ubi jalar ungu segar

Air (%) 70,64

Sumber : Hasbullah (2001) di dalam Yosephine (2011)

Ubi jalar ungu mengandung antosianin yang merupakan zat warna pada

tanaman. Kandungan antosianin dalam ubi jalar ungu tergantung pada intensitas

warna ungu pada umbinya, makin ungu warna umbi, maka kandungan antosianin

makin tinggi (BPTPY, 2008). Berdasarkan hasil penelitian, umbi ubi jalar ungu

mengandung antosianin cukup tinggi yaitu berkisar antara 110 mg sampai

210 mg/100 gram (Jawi, dkk., 2008).

Senyawa antosianin pada ubi jalar ungu merupakan pigmen yang berfungsi

(6)

ungu mampu menghambat laju perusakan sel radikal bebas akibat nikotin, polusi

udara dan bahan kimia lainnya. Antosianin berperan dalam mencegah terjadinya

penuaan, kemerosotan daya ingat dan kepikunan, polyp, asam urat, asam lambung,

penyakit jantung koroner, penyakit kanker dan penyakit degeneratif, seperti

arterosklerosis. Selain itu, antosianin juga memiliki kemampuan sebagai

antimutagenik dan antikarsinogenik terhadap mutagen dan karsinogen yang

terdapat pada bahan pangan dan olahannya, mencegah gangguan pada fungsi hati,

anti hipertensi dan menurunkan kadar gula darah. Hampir semua zat gizi yang

terkandung dalam ubi jalar ungu mendukung kemampuannya memerangi

serangan jantung koroner (Hasyim dan Yusuf, 2012).

Berdasarkan hasil penelitian Jawi, dkk., (2008), dapat diketahui bahwa

ekstrak ubi jalar ungu atau sirup umbi ubi jalar ungu dapat menurunkan kadar

MDA (Malon Dialdehyde) darah dan hati setelah pemberian beban maksimal

pada mencit. Selain itu, pemberian ekstrak ubi jalar ungu dapat mencegah

kerusakan hati akibat aktivitas fisik maksimal pada mencit. Konsumsi antosianin

yang diperbolehkan per hari menurut ADI (Acceptable Daily Intake) sebesar

0-0,25 mg/kg berat badan, apabila dikonsumsi secara berlebihan dapat

menyebabkan keracunan (BPTPY, 2008).

Probiotik

Probiotik berasal dari kata probios yang berarti kehidupan. Probiotik

merupakan pangan yang mengandung mikroorganisme hidup yang secara

aktif meningkatkan kesehatan dengan cara memperbaiki keseimbangan

flora usus jika dikonsumsi dalam keadaan hidup dalam jumlah yang cukup

(7)

merupakan makanan tambahan (suplemen) berupa sel-sel hidup, yang memiliki

pengaruh menguntungkan bagi makhluk hidup yang mengkonsumsinya melalui

penyeimbangan flora mikroba intestinalnya. Selain itu, FAO dan WHO

menyatakan probiotik termasuk dalam kategori komposisi yang dapat

memperbaiki kualitas gizi pangan (makanan atau minuman) (Foodreview, 2012).

Probiotik adalah mikroba hidup yang aktif dalam makanan yang

menguntungkan bagi kesehatan. Pendekatan probiotik adalah mengkonsumsi sel

bakteri, terutama penghasil asam laktat, yaitu Lactobacillus dan Bifidobacterium

di dalam makanan atau dalam bentuk suplemen makanan. Asam laktat yang

dihasilkan bakteri ini akan menghambat perkembangan bakteri yang tidak tahan

terhadap suasana asam seperti Escherichia coli dan genus Clostridium.

Escherichia coli dan Clostridium ini dianggap merugikan bahkan berbahaya

(Silalahi, 2006).

Meningkatkan aktivitas probiotik dapat dilakukan dengan cara mengatur

kondisi sedemikian rupa, sehingga mikroba yang bermanfaat mampu bertahan

hidup selama melewati saluran pencernaan. Tempat yang paling sulit dilewati

adalah lambung, karena derajat keasaman yang tinggi, adanya asam empedu, dan

kompetisi dengan mikroba dalam kolon. Maka perlu dipilih mikroba yang paling

toleran terhadap asam dan memiliki kemampuan untuk membentuk koloni dalam

saluran pencernaan (Silalahi, 2006).

Jenis-jenis bakteri probiotik yang sering digunakan antara lain yaitu

Lactobacillus, Streptococcus, dan Bifidobacterium. Tidak semua bakteri asam

laktat bersifat probiotik dan hanya jenis bakteri asam laktat tertentu yang dapat

(8)

Lactobacillus casei subsp. Casei Sirotha, Bifidobacterium dan Lactobacillus

acidophilus, sedangkan Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus

tidak termasuk bakteri probiotik meskipun enzim yang dihasilkan dapat mengatasi

intoleransi laktosa, tetapi bakteri ini tidak dapat lolos masuk ke dalam saluran

pencernaan (Hidayat, dkk., 2006a).

Manfaat bakteri probiotik adalah untuk menekan tumbuhnya bakteri

penyebab patogen, meningkatkan imunitas, kesehatan pencernaan dan penyerapan

gizi, serta untuk sintesis vitamin (Hidayat, dkk., 2006a), membantu mengatasi

intoleransi terhadap laktosa, mencegah diare, sembelit, kanker, hipertensi,

menurunkan kolesterol, menormalkan komposisi bakteri saluran pencernaan serta

meningkatkan sistem kekebalan tubuh (Zubaidah, 2006). Bakteri probiotik

mampu meningkatkan sistem pertahanan tubuh, mengurangi gejala alergi,

menghambat diare, dan bermanfaat untuk metabolisme mineral terutama untuk

kepadatan dan keseimbangan tulang (Schrezenmeir dan Vrese, 2001).

Menurut Hidayat, dkk., (2006a), beberapa kriteria probiotik yang efektif

untuk kesehatan yaitu, memberikan efek yang menguntungkan, tidak patogenik

dan tidak toksik, mengandung sejumlah besar sel hidup, mampu bertahan dan

melakukan kegiatan metabolisme dalam usus, tetap hidup selama penyimpanan

dan waktu digunakan, dan mempunyai sifat sensorik yang baik.

Minuman Probiotik

Minuman probiotik adalah sejenis minuman yang dibuat dengan

memanfaatkan bakteri probiotik tertentu untuk membantu proses fermentasi suatu

bahan pangan (Ruspriana, 2008). Minuman probiotik merupakan minuman

(9)

(Swamilaksita, 2008). Menurut Ramadhani (2007), minuman probiotik termasuk

ke dalam minuman jenis yoghurt yang berkhasiat untuk memperbaiki penyerapan

gizi makanan, mengurangi gangguan usus, memperlambat proses degeneratif

alamiah akibat perkembangan bakteri-bakteri merugikan dalam sistem pencernaan

serta memperkuat fungsi usus dengan menjaga keseimbangan flora usus. Pangan probiotik meliputi produk pangan fermentasi dan non fermentasi yang

mengandung satu atau lebih bakteri probiotik. Sesuai dengan Peraturan Kepala

Badan POM, dosis minimum probiotik yang dianjurkan adalah 106 – 109 CFU/hari

dan sangat tergantung dari jenis mikroorganismenya (Foodreview, 2012).

Bakteri yang umum dikandung oleh minuman probiotik termasuk dalam

kelompok Lactobacillus, Streptococcus, dan Bifidobacterium. Ketiga kelompok

bakteri asam laktat tersebut memiliki fungsi yang sama, yaitu memperkuat fungsi

usus dengan menjaga keseimbangan flora usus (Swamilaksita, 2008). Bakteri

probiotik yang sering digunakan pada produk pangan yaitu Lactobacillus

acidophilus, Lactobacillus casei, Lactobacillus fermentum, Lactobacillus gasseri,

Lactobacillus johnsonii, Lactobacillus lactis, Lactobacillus paracasei,

Lactobacillus plantarum, Lactobacillus reuteri, Lactobacillus rhamnosus,

Lactobacillus salivarius, Bifidobacterium bifidum, Bifidobacterium breve,

Bifidobacterium lactis dan Bifidobacterium longum (Foodreview, 2012).

Manfaat minuman probiotik yaitu membantu membersihkan saluran cerna

dan memproduksi vitamin, menjaga fungsi hati sebagai penyerap racun dan toksin

yang dihasilkan oleh bakteri patogen, mengontrol jumlah kolesterol dalam darah

yang dapat menyebabkan serangan jantung dan gangguan pembuluh darah,

(10)

menjaga terjadinya infeksi yang dapat menyebabkan sembelit dan diare, dan

mengaktifkan sel darah putih serta limpa yang bertanggung jawab terhadap sistem

pertahanan tubuh (Hidayat, dkk., 2006a). Standar Nasional Indonesia (SNI)

yoghurt dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Syarat mutu yoghurt No. Kriteria Uji Satuan Yoghurt tanpa perlakuan

panas setelah fermentasi

1.1 Penampakan - cairan kental-padat cairan kental-padat 1.2 Bau - normal/khas normal/khas

9.1 Bakteri coliform APM/g atau

* Sesuai dengan pasal 2 (istilah dan defenisi)

(11)

Starter Minuman Probiotik

Menurut Hidayat, dkk., (2006a), starter untuk minuman probiotik pada

umumnya dibuat dari kultur murni, tapi dalam skala industri kecil pengadaan

kultur cukup sulit. Oleh sebab itu untuk penggantinya dapat digunakan susu

fermentasi, salah satunya yaitu yoghurt. Penyediaan kultur dapat diakukan dengan

cara : Susu segar dipanaskan, sambil diaduk dan ditambahkan susu skim 5%.

Setelah mendidih, didinginkan sampai hangat-hangat kuku. Diinokulasi dengan

yoghurt komersil atau dengan menggunakan kultur murni. Diinkubasi pada suhu

37oC selama 1 malam.

Starter mempunyai peran penting dalam proses asidifikasi dan fermentasi

bahan baku minuman probiotik. Kualitas hasil akhir minuman probiotik sangat

dipengaruhi oleh komposisi dan preparasi kultur starter. Komposisi starter harus

terdiri atas bakteri termofilik dan mesofilik (Hidayat, dkk., 2006b). Bakteri yang

digunakan untuk minuman probiotik harus dapat mencapai usus dalam keadaan

hidup, oleh karena itu bakteri harus memiliki daya tahan terhadap lisozim, enzim

di air liur, pemecah dinding sel bakteri, dan asam (Hidayat, dkk., 2006a).

Jenis bakteri yang sering digunakan dalam pembuatan minuman susu

fermentasi seperti yoghurt adalah L. bulgaricus, dan S. thermophilus. Untuk

menambah efek kesehatan, minuman susu fermentasi biasanya ditambahkan

dengan bakteri probiotik seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium. Bakteri

probiotik ini akan tetap hidup saat melewati saluran pencernaan (Schrezenmeir

dan Vrese, 2001). Untuk pembuatan minuman fermentasi, Lactobacillus probiotik

dapat digunakan sebagai kultur starter karena memenuhi persyaratan. Strain

(12)

mempunyai interaksi yang harmonis dengan bakteri asam laktat lainnya, seperti

Streptococcus thermophilus selama proses fermentasi (Heller, 2001).

Streptococcus thermophilus, Lactobacillus bulgaricus, dan Lactobacillus

acidophilus adalah jenis bakteri yang bersifat homofermentatif, dan dapat hidup

pada suhu 37oC atau lebih (Fardiaz, 1992). Streptococcus thermophilus

merupakan bakteri gram positif, berbentuk bulat (coccus) yang terdapat sebagai

rantai (Buckle, dkk., 2009). Suhu optimum pertumbuhannya 37-42oC, pH

optimum 6,5 dan bersifat termodurik (Helferich dan Westhoff (1980) dan

Rahmawan (1986) di dalam Adriani, dkk., 2010). Lactobacillus bulgaricus dan

Lactobacillus acidophilus merupakan bakteri gram positif yang berbentuk batang

dan sering membentuk pasanga dan rantai dari sel-selnya (Buckle, dkk., 2009).

Suhu optimum pertumbuhan Lactobacillus bulgaricus yaitu 35-45oC, pH 4-5,5

dan bersifat mesofilik (Adriani, dkk., 2010), sedangkan suhu optimum

pertumbuhan Lactobacillus acidophilus yaitu 35-38oC (Salminen dan Wright

(1998) di dalam Adriani, dkk., 2010).

Bifidobacterium merupakan bakteri gram positif, anaerobik, non-motil

(tidak bergerak), tidak membentuk spora, berbentuk batang, dan memiliki persen

G+C (guanosin-sitosin) yang tinggi (55-67%). Sel umumnya terlihat berpasangan

membentuk huruf V atau Y (Wikipedia, 2011). Bentuk morfologi bakteri ini

dipengaruhi oleh kondisi makanan, yaitu bisa berbentuk lurus atau batang

bengkok. Suhu optimal untuk pertumbuhan Bifidobacterium adalah 37-41 °C dan

pH optimum antara 6-7 (Honma (1986), Fuller (1992) dan Holt, dkk., (1994)

(13)

Selama proses fermentasi susu, Streptococcus thermophilus memulai

fermentasi laktosa menjadi asam laktat, mengurangi potensial redoks produk

dengan menghilangkan oksigen dan menyebabkan penguraian protein susu

melalui kerja enzim proteolitik. Hal ini menciptakan kondisi yang menguntungkan

untuk pertumbuhan Lactobacillus bulgaricus yang mulai berkembang jika pH

telah menurun sampai kira-kira 4,5. Lactobacillus bulgaricus akan menghasilkan

asetaldehida, yang menimbulkan flavor khas minuman susu fermentasi

(Buckle, dkk., 2009).

Bakteri probiotik seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium yang

ditambahkan pada pembuatan minuman susu fermentasi, selama proses fermentasi

di dalam usus besar akan menghasilkan asam lemak rantai pendek dalam bentuk

asam asetat, propionat, butirat, L-laktat, juga karbondioksida dan hidrogen

(Paramita, 2008). Lactobacillus acidophilus akan memecah gula terutama menjadi

asam laktat (Fardiaz, 1992). Bifidobacterium akan menghasilkan 3 bagian asetat, 2

bagian asam laktat dan komponen volatil lainnya (Taufik, 2004). Asam laktat

yang dihasilkan akan menurunkan nilai pH dari lingkungan pertumbuhannya dan

menimbulkan rasa asam pada minuman probiotik (Paramita, 2008). Produk akhir

minuman susu fermentasi biasanya berisi 107 sel/ml dari masing-masing jenis

bakteri (Buckle, dkk., 2009).

Pembuatan Minuman Probiotik Sari Ubi Jalar Ungu Pembuatan sari ubi jalar ungu

Sari ubi jalar ungu dibuat dengan cara ubi jalar dikupas dan kemudian

dicuci sampai bersih. Ubi jalar kemudian dipotong kecil-kecil dan diblender

(14)

pada suhu sekitar 70oC selama 30 menit, hal ini bertujuan untuk mencegah

terjadinya proses gelatinisasi yang dapat menyebabkan pati dalam sari ubi jalar

ungu mengendap. Pasta ubi jalar kemudian didinginkan dan disaring untuk

diambil sari atau filtratnya serta diendapkan selama 1 malam untuk memisahkan

pati yang terikut pada sari (Hidayat, dkk., 2006a). Pemanasan sari ubi jalar ungu

Sari ubi jalar yang telah diendapkan, kemudian dipanaskan sampai

mendidih (Hidayat, dkk., 2006a). Tujuan pemanasan adalah untuk membunuh

mikroba kontaminan baik patogen maupun pembusuk yang terdapat dalam bahan

baku sehingga dapat memberikan lingkungan yang steril dan kondusif untuk

pertumbuhan kultur starter (Hidayat, dkk., 2006b).

Homogenisasi

Homogenisasi campuran bahan-bahan setelah pemanasan sangat

diperlukan untuk mendapatkan campuran yang benar-benar homogen sehingga

tidak terjadi pemisahan cream selama inkubasi dan penyimpanan, juga untuk

memperoleh konsistensi yang stabil. Homogenisasi juga dapat meningkatkan

partikel-partikel kasein sehingga dapat memperbaiki konsistensi gel selama proses

koagulasi (Hidayat, dkk., 2006b).

Pemanasan setelah pencampuran

Pemanasan dilakukan pada suhu 85oC – 90oC selama 10 – 15 menit atau

pada suhu 80oC sampai 85oC selama 10 – 20 menit (Hidayat, dkk., 2006b dan

Rukmana, 2001). Pemanasan pada suhu 80 – 85 selama 15 menit dilakukan untuk

membunuh atau menginaktivasi keberadaan mikroorganisme yang tidak

(15)

kemampuan protein susu mengikat air (Helferich dan Westhoff (1980) di dalam

Adriani, dkk., 2010). Pemanasan juga akan menyebabkan denaturasi sifat protein

whey dan perubahan kasein yang memberi konsistensi yang lebih baik dan lebih

seragam pada produk akhir (Buckle, dkk., 2009).

Inokulasi starter

Inokulasi starter dilakukan pada suhu 45oC dengan menambahkan starter

sebanyak 2-5% (Rukmana, 2001). Kultur starter yang biasa ditambahkan pada

pembuatan susu fermentasi merupakan campuran Lactobacillus bulgaricus dan

Streptococcus thermophillus (Buckle, dkk., 2009). Lactobacillus acidophilus dan

Bifidobacterium bifidum adalah jenis probiotik yang dapat digunakan jika ingin

menghasilkan minuman susu fermentasi berprobiotik dengan tingkat keasaman

yang rendah (Hidayat, dkk. 2006b).

Inkubasi

Inkubasi atau fermentasi minuman probiotik dilakukan pada suhu 37oC

selama 3 hari. Jika bibit yang digunakan adalah yoghurt yang dijual di toko maka

inkubasi dilakukan pada suhu 40oC selama 3-5 jam atau selama 1 hari pada suhu

kamar (Hidayat, dkk., 2006a). Selama inkubasi, susu mengalami penggumpalan

yang disebabkan menurunnya pH akibat aktivitas kultur/bibit. Pada mulanya

Streptococcus menyebabkan menurunnya pH hingga 5 sampai 5,5 selanjutnya pH

menurun hingga 3,8 sampai 4,5 karena aktivitas Lactobacillus. Selain itu, selama

inkubasi akan terbentuk flavor karena terbentuknya asam laktat, asam asetat dan

(16)

Pendinginan

Pendinginan harus segera dilakukan setelah fermentasi supaya tidak terjadi

asidifikasi lanjut. Diusahakan penurunan suhu menjadi 15-20°C dapat

tercapai dalam waktu 1-1,5 jam, pada tahap ini masih terjadi

pembentukan flavor. Selanjutnya minuman probiotik disimpan pada suhu 5-6°C

(Hidayat, dkk., 2006b).

Bahan-Bahan yang Ditambahkan Susu bubuk

Susu merupakan bahan baku yang sangat potensial untuk menghasilkan

produk-produk yang menggunakan teknologi mikrobial, karena susu

dapat menjadi media yang sangat baik untuk pertumbuhan mikroorganisme.

Secara umum susu mengandung berbagai komponen utama yang ditinjau dari

aspek gizi cukup penting, yaitu air, bahan kering, lemak, protein, kasein, laktosa,

mineral, vitamin dan asam-asam lemak serta senyawa-senyawa organik lainnya.

Susu mengandung karbohidrat berupa laktosa yang dapat difermentasi oleh

bakteri homofermentatif menjadi asam laktat (Hidayat, dkk., 2006b). Susu

mengandung bermacam-macam unsur dan sebagian besar terdiri atas zat makanan

yang juga diperlukan bagi pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu pertumbuhan

bakteri dalam susu sangat cepat pada suhu yang sesuai (Buckle, dkk., 2009).

Susu bubuk ada yang dibuat dari susu penuh lemak atau susu skim.

Banyak pula yang ditambahkan beberapa zat gizi, seperti vitamin A, D, dan

kalsium. Susu penuh lemak berarti belum dikurangi atau dihilangkan zat

lemaknya (full cream milk). Susu yang dihilangkan zat lemaknya terkenal dengan

(17)

cream yaitu mengandung kadar lemak susu cukup tinggi. Kandungan lemak pada

susu akan mempengaruhi warnanya. Susu berwarna putih disebabkan adanya

penyebaran butir-butiran koloid lemak, kalsium dan kalsium fosfat dan misel

kasein. Susu berwarna kekuning-kuningan karena adanya β-karoten dan riboflavin

(Buckle, dkk., 2009 dan Werdhani, dkk., 2010). Penambahan susu bubuk full

cream pada pembuatan minuman probiotik akan lebih memperkaya komponen

gizi substrat dan dapat memperbaiki cita rasa (Ariani, 2010). Lemak pada susu

akan diuraikan oleh Lactobacillus menjadi asam-asam lemak yang memberikan

flavor khas pada produk susu fermentasi (Hidayat, dkk., (2006b).

Komponen susu yang paling berperan dalam pembuatan minuman susu

fermentasi adalah laktosa dan kasein. Laktosa digunakan sebagai sumber energi

dan karbon selama pertumbuhan biakan minuman fermentasi susu, yang akan

menghasilkan asam laktat. Asam laktat yang terdapat pada produk susu fermentasi

merupakan hasil pemecahan laktosa susu selama proses fermentasi susu.

Terbentuknya asam laktat dari hasil fermentasi laktosa, menyebabkan keasaman

susu meningkat atau pH susu menurun (Afriani, 2010, Rukmana, 2001 dan

Koswara, 1992). Kasein akan menggumpal jika terjadi penurunan pH akibat

proses fermentasi susu menjadi asam laktat oleh bakteri (Buckle, dkk., 2009).

Gula

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan

komoditi perdagangan utama. Gula digunakan untuk mengubah rasa makanan dan

minuman menjadi manis. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari

sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan

(18)

digunakan dalam bentuk kristal halus atau kasar dan dalam jumlah yang banyak

dipergunakan dalam bentuk cairan sukrosa (sirup) (Winarno, 1992). Sukrosa atau

sakarosa dinamakan juga gula tebu atau gula bit. Secara komersial gula pasir

mengandung 99% sukrosa yang dibuat melalui proses penyulingan dan

kristalisasi. Bila dicerna atau dihidrolisis, sukrosa pecah menjadi satu unit glukosa

dan satu unit fruktosa (Almatsier, 2004).

Sumber-sumber gula yang dapat ditambahkan pada pembuatan

minuman probiotik yaitu sukrosa (gula pasir), glukosa, laktosa, dan fruktosa

(Koswara, 1992). Penambahan gula pada produk bukan saja untuk menghasilkan

rasa manis tetapi gula mempunyai sifat untuk menyempurnakan rasa asam, cita

rasa dan memberikan kekentalan (Buckle, dkk., 2009). Gula di dalam bahan

pangan dapat dikonversikan menjadi asam laktat dan produk-produk akhirnya dan

dalam jumlah tertentu dapat tercipta lingkungan untuk mengendalikan organisme

yang lain (Desrosier, 2008).

Gelatin

Gelatin adalah suatu jenis protein yang diekstraksi dari jaringan kolagen

kulit, tulang atau ligamen (jaringan ikat) hewan (Fauzi, 2007). Gelatin dihasilkan

dari hidrolisis sebagian kolagen yang diperoleh dari kulit, jaringan ikat putih dan

tulang binatang. Gelatin dapat berbentuk serbuk halus, kasar, parutan,

serpihan-serpihan atau lembaran. Gelatin bersifat stabil di udara bila dalam keadaan kering,

akan tetapi mudah mengalami penguraian oleh mikroba bila menjadi lembab atau

bila disimpan dalam larutan berair (Ansel, 1989).

Gelatin umumnya tidak larut dalam air dingin, tetapi kelarutannya

(19)

dengan spray drying. Gel gelatin melebur pada suhu 25-28oC tergantung pada

padatan dalam larutan. Sifat ini menyebabkan keterbatasan penggunaan gelatin

(Cahyadi, 2009). Salah satu sifat unik gelatin adalah gelatin akan meleleh ketika

dipanaskan dan akan mudah menjadi padat kembali apabila didinginkan.

Bersama-sama dengan air, gelatin akan dengan mudah membentuk gel koloid

semi-padat. Jelly yang dibuat dari gelatin mempunyai tekstur yang meleleh di

dalam mulut dan kemudian mengeluarkan semua cita rasa yang dikandungnya

(Jaswir, 2007). Tidak seperti protein dan gel polisakarida lain, gel gelatin bersifat

termoreversibel karena pada suhu 35-40oC gel akan larut. Sifat inilah yang

menyebabkan makanan yang ditambahkan gelatin akan meleleh jika dimasukkan

ke dalam mulut (Phillips dan Williams, 2000).

Keunggulan lain dari gelatin yaitu mempunyai sifat protein amphoteric

(tidak bersifat asam atau basa) dengan titik isoionik antara 5 hingga 9, tergantung

pada bahan baku serta cara memprosesnya, sifat inilah yang menyebabkan gelatin

dapat digunakan untuk semua jenis industri makanan. Gelatin sangat kaya dengan

asam amino seperti glisin (Gly) (hampir 1/3 sepertiga dari total asam amino),

prolin (Pro) dan 4-hidroksiprolin (4Hyp). Struktur gelatin yang umum adalah:

-Ala-Gly-Pro-Arg-Gly-Glu-4Hyp-Gly-Pro-. Kandungan 4Hyp juga berpengaruh

pada kekuatan gelatin. Makin tinggi 4-hidroksiprolin, maka kekuatan gel juga

lebih baik. Gelatin kurang kandungan triptophan (Trp) yang merupakan salah

satu asam amino esensial, serta rendah dalam sistein (Cys) dan tirosin (Tyr)

(Jaswir, 2007).

Gelatin merupakan zat pengemulsi dan pembusa yang efektif sebagai

(20)

digunakan dengan konsentrasi yang relatif rendah dalam air atau alkohol pada

pembuatan permen, marshmallows dan berbagai macam produk makanan penutup.

Gelatin sering digunakan dalam industri makanan karena memberikan gel yang

berkualitas tinggi dalam larutan encer dengan tekstur yang meleleh di dalam mulut.

Gelatin memberikan elastisitas permen karet pada konsentrasi yang lebih tinggi

seperti tekstur yang perlahan larut dalam mulut (Phillips dan Wiliams, 2000).

Fungsi utama gelatin di dalam industri pangan adalah untuk meningkatkan

elastisitas, konsistensi dan stabilitas produk pangan yang dihasilkan. Gelatin

digunakan untuk produk-produk dessert, produk-produk dari susu (dairy

products) seperti yoghurt, krim asam, keju. Begitu juga dengan es krim, pie krim

serta kue keju (cheese-cakes). Gelatin juga merupakan bahan utama dalam

pembuatan produk marshmallows, di samping juga digunakan secara meluas

untuk produksi toffees dan margarin (Jaswir, 2007).

Gelatin merupakan bahan penstabil yang dapat meningkatkan daya ikat air

pada minuman susu fermentasi dengan cara mempengaruhi muatan ion kasein.

Hal ini akan menyebabkan terganggunya aktivitas bakteri asam laktat dalam

mengubah laktosa menjadi asam laktat selama proses fermentasi sehingga

jumlah asam laktat berkurang dan nilai pH minuman susu fermentasi meningkat

(Sawitri, dkk., 2008 dan Widyastuti, dkk., 2007). Dalam pembuatan soygurt,

gelatin sering ditambahkan sebanyak 0,5-1,5% untuk menjaga agar soygurt stabil

dan baik teksturnya (Koswara, 1992). Dalam produksi yoghurt, penambahan

stabilizer gelatin sebanyak 0,3-0,5% akan membantu mencegah terjadinya

(21)

susu untuk mengurangi kecenderungan pemisahan air dari curd yoghurt

(Jaswir, 2007).

Penelitian Tentang Minuman Probiotik Dari Ubi Jalar

Dari hasil penelitian Ariani (2010), diperoleh perlakuan terbaik yaitu

minuman fermentasi sari ubi jalar merah dengan penambahan susu bubuk full

cream 10%. Minuman fermentasi tersebut disukai panelis dan mempunyai

karakteristik total asam laktat 1,56%, total Lactobacillus 7,3 x 108 CFU/ml,

lempeng total 1,4 x 107 CFU/ml, pH 4,42, total padatan 25,62%, viskositas

25,5 dpa.s, kadar lemak 3,4%, kadar protein 6,34%, kadar abu 0,11%, dan serat

kasar 0,17%.

Dari hasil penelitian Handayani (2011), diperoleh rerata total bakteri asam

laktat diperoleh berkisar antara 2,2 x 108 CFU/ml - 4,3 x 109 CFU/ml dan rerata

total antosianin media fermentasi pada berbagai perlakuan berkisar antara

1,15 mg/l - 6,49 mg/l. Kadar total antosianin terendah pada media dengan

perlakuan ubi jalar tanpa pengukusan dan fermentasi selama 24 dan 48 jam. Kadar

total antosianin tertinggi pada perlakuan ubi jalar kukus 20 menit dengan

lama fermentasi media selama 48 jam. Rerata total gula berkisar antara 0,03% -

0,23%, rerata total asam tertitrasi berkisar antara 1,76% - 3,30% dengan pH

antara 3,0-3,2, rerata total padatan terlarut berkisar antara 3,4 oBrix - 5,5 oBrix.

Dari hasil penelitian Rahmania (2011), diperoleh bahwa perlakuan terbaik

dari minuman probiotik ubi jalar ungu yaitu dengan penambahan sukrosa 6%

dengan jumlah total bakteri asam laktat (Lactobacillus acidophilus) 3,0633 x 108

CFU/ml, pH 4,48, total asam 0,8827%, serat kasar 0,2060%, total gula 4,0267%,

(22)

diperoleh perlakuan terbaik yaitu minuman probiotik dengan lama fermentasi 24

jam dan konsentrasi starter 5%. Hasil yang diperoleh yaitu total BAL 9,6800 log

Gambar

Tabel 1. Komposisi kimia ubi jalar dalam tiap 100 g bahan segar
Tabel 2. Komposisi kimia ubi jalar ungu per 100 g bahan segar

Referensi

Dokumen terkait

|jejakseribupena.com, Soal dan Solusi Simak UI Matematikan Dasar, 2011

Berdasarkan nilai rata-rata daya serap klasikal dan ketuntasan belajar klasikal pada kegiatan pembelajaran siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan mempunyai kualifikasi Kecil dan klasifikasi Bangunan- bangunan komersial baik

Secara keseluruhan terjadi kecenderungan keseragaman hasil observasi dari ketiga kelas (IPA 5, IPA 6, dan IPA 7) dimana peserta didik memiliki keterampilan proses

Dalam kaitannya dengan hal tersebut, maka dalam konteks pasar efisien bentuk kuat tidak ada seorangpun baik individu maupun institusi dapat memperoleh

Berdasarkan fadhilah-fadhilah tersebut maka cukup jelas bahwa amalan shalawat nariyah secara tidak langsung apabila dilakukan secara istiqomah akan memberikan

Dalam hal ini, solusi dari adanya masalah-masalah baru yang bermunculan, dengan membuat suatu aplikasi pemutar audio, yang dalam pembuatannya mendukung adanya

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan rantai nilai cabai merah di Kabupaten Bangka Tengah, menghitung besarnya marjin pemasaran, farmer’s share, rasio keuntungan dan