• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Program Algoritma Cerdas (Algoritma Genetika dan Algoritma Genetika - Fuzzy) untuk Pengendalian Optimal Daya Reaktif/Tegangan pada Sistem Distribusi Kelistrikan tak Seimbang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan Program Algoritma Cerdas (Algoritma Genetika dan Algoritma Genetika - Fuzzy) untuk Pengendalian Optimal Daya Reaktif/Tegangan pada Sistem Distribusi Kelistrikan tak Seimbang"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

Terdapat beberapa persoalan pelik yang sekarang ini di hadapi sistem

kelistrikan di Indonesia. Persoalan kekurangan pasokan daya listrik merupakan salah

satu persoalan yang sampai sekarang belum dapat sepenuhnya teratasi. Penambahan

kapasitas pembangkit eksisting atau pembangunan pembangkit baru merupakan

solusi yang paling reasonable, karena kekurangan pasokan daya tentu paling tepat

diatasi dengan menambah pasokan daya. Persoalannya kemudian adalah selain

membutuhkan waktu lama, solusi tersebut juga membutuhkan investasi yang tidak

sedikit. Melihat kondisi ekonomi yang sedang kurang baik dewasa ini, solusi tersebut

sepertinya sulit untuk ditempuh.

Krisis energi merupakan persoalan yang secara global dihadapi oleh banyak

negara termasuk Indonesia. Energi listrik merupakan bentuk energi yang cukup

dominan dimanfaatkan serta mengalami peningkatan kebutuhan dari waktu ke waktu.

Kemampuan sistem kelistrikan untuk meningkatkan kapasitas pembangkitan yang

tidak sebanding dengan peningkatan kebutuhan daya listrik mengakibatkan defisit

energi listrik. Akibat yang ditimbulkannya bukan hanya terhentinya proses

elektrifikasi daerah yang belum mendapatkan aliran daya, tetapi juga kemungkinan

dilakukannya pemadaman bergilir karena keterbatasan pasokan daya. Defisit daya

listrik juga mengakibatkan penurunan kualitas daya yang disuplaikan ke konsumen.

Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang pada saat ini dan pada

masa mendatang bisa jadi merupakan hal yang tak terhindarkan akan semakin

menurunkan kemampuan sistem pembangkit meningkatkan kapasitasnya karena

tingkat ketergantungannya yang cukup tinggi pada BBM. Tingginya harga BBM

sesungguhnya telah mendorong penelitian dan pengembangan pemanfaatan sumber

energi lain terbarukan untuk keperluan pembangkitan daya listrik. Akan tetapi

beberapa kesulitan terkait hal tersebut masih dihadapi. Selain kuantitas daya

(2)

pasokan daya, sinkronisasi sistem pembangkitannya terhadap jaringan kelistrikan

juga masih menjadi kendala. Masih perlu terus diupayakan pengembangannya sampai

dengan diperoleh pembangkitan menggunakan sumber energi terbarukan dengan

skala komersial termasuk sinkronisasinya terhadap sistem kelistrikan sampai dengan

terbangunnya grid connected system (sistem tersambung ke jaringan).

Terdapat fenomena lain yang seringkali luput dari perhatian namun

mengkontribusi secara cukup signifikan pada defisit energi listrik, yaitu besarnya

susut daya jaringan. Persoalan tersebut telah secara faktual mengakibatkan defisit

energi dan penurunan kualitas daya listrik. Karakteristik jaringan dan beban yang

bersifat induktif menyebabkan turunnya faktor daya dan memaksa pembangkit

menyediakan daya lebih besar untuk beban yang sama serta mempengaruhi profil

tegangan.

Data real di lapangan menunjukkan bahwa secara umum nilai susut daya

maupun daya yang dicuri melebihi estimasi yang ditetapkan oleh PLN (Kompas

10/03/2006; Suara_Merdeka Senin, 23 Agustus 2004). Kehilangan daya dalam

jumlah besar ini pada gilirannya mengakibatkan kerugian finansial yang cukup

signifikan. Nilai susut daya di jaringan yang nilainya lebih dari 10 % mengakibatkan

kerugian finansial yang tidak sedikit, karena susut daya sebesar 1 % pada sistem

kelistrikan PLN setara kurang lebih dengan kerugian finansial sebesar satu triliun

rupiah pertahun (Republika 12/03/2008). Pada sisi lain, nilai daya yang hilang di

sistem kelistrikan PLN akibat pencurian daya nilainya juga cukup besar, yaitu sekitar

11.44 persen dari total produksi daya yang dihasilkan PLN secara nasional.

Kehilangan daya ini mengakibatkan kerugian finansial yang nilainya bahkan lebih

besar dari margin keuntungan PLN (Kompas 27/02/2006).

Untuk mengatasi persoalan susut daya tersebut, biasanya kapasitor shunt

dipasang pada sisi sekunder trafo daya Gardu Induk (GI) dan pada penyulang (feeder)

jaringan distribusi sistem tenaga listrik. Kapasitor shunt yang dipasang pada GI

digunakan untuk mengendalikan aliran daya reaktif yang mengalir melalui trafo

(3)

dinaikkan (Liang and Cheng 2001; Liang and Wang 2003). Sementara kapasitor

shunt yang yang dipasang pada penyulang distribusi digunakan untuk memasok daya

reaktif sedemikan, sehingga tegangan sepanjang feeder dapat dipertahankan pada

batas-batas yang diijinkan serta susut daya dapat diminimalkan. Meskipun demikian

kapasitor-kapasitor tersebut perlu dilepaskan dari jaringan pada kondisi beban rendah

untuk menghindarkan sistem dari kondisi tegangan lebih (overvoltage).

Strategi operasi sebagaimana diuraikan merupakan strategi pengendalian

daya reaktif/tegangan yang merupakan salah satu upaya untuk mengatur kebutuhan

daya reaktif sekaligus mempertahankan profil tegangan pada batas-batas yang

diijinkan. Pengendalian dimaksud dapat dilakukan dengan mengatur pengubah

sadapan beban (load tap changer/LTC) trafo dan penjadwalan operasi kapasitor

tersaklar. Karena pengaturan komponen-komponen tersebut mempengaruhi kondisi

operasi sistem dalam pola relasi yang sangat tidak linear (highly non linear), maka

pengaturannya perlu dilakukan secara cermat dan hati-hati. Simulasi dan perhitungan

perlu dilakukan sebelum pengaturan untuk sistem real dilakukan, agar dapat dihindari

pengaruh dekstruktif dari strategi operasi tersebut.

Upaya pemasangan kapasitor dan pengendalian operasinya dapat dipandang

sebagai solusi alternatif terhadap persoalan kekurangan pasokan daya listrik. Upaya

ini perlu dilakukan sebelum dilakukan penambahan kapasitas pembangkit eksisting

atau pembangunan pusat pembangkit baru. Dari sudut pandang ekonomi, nilai

investasi kapasitor jauh lebih murah dibandingkan dengan penambahan kapasitas

pembangkit eksisting atau pembangunan pembangkit baru selain waktu instalasinya

yang jauh lebih singkat. Kompensasi daya reaktif karena pemasangan kapasitor yang

mampu memperbaiki profil tegangan pada sisi lain juga akan merupakan keuntungan

lain disamping minimisasi susut daya jaringan.

Meskipun demikian, pemasangan kapasitor tetaplah merupakan upaya

optimisasi sistem kelistrikan dan bukan upaya penambahan pasokan daya yang baru.

Artinya, keuntungan pemasangan kapasitor tetap terbatas pada upaya meminimalkan

(4)

Diharapkan dengan upaya tersebut, susut daya dapat diminimalkan sehingga lebih

banyak daya yang dibangkitkan pembangkit dapat dimanfaatkan. Jika kemudian

sistem telah beroperasi secara optimal dan beban sistem tetap tidak dapat sepenuhnya

terlayani karena kekurangan pasokan daya, maka penambahan kapasitas pembangkit

atau pembangunan pusat pembangkit baru tetap harus dilakukan. Tetapi langkah

tersebut hanya akan merupakan solusi yang feasible jika sistem yang ada telah

dioperasikan secara optimal. Kondisi sistem kelistrikan di Indonesia dewasa ini

dicirikan oleh kondisi-kondisi: susut daya yang tinggi, kapasitas pembangkit yang

lebih dari cukup tetapi terjadi defisit daya, profil tegangan yang buruk, tingginya

tingkat pencurian daya listrik dan (menurut pengakuan PLN) terjadi defisit keuangan.

Melihat kondisi tersebut, pemasangan kapasitor dalam upaya meminimalkan

rugi-rugi daya jaringan dan memperbaiki profil tegangan perlu dilakukan disamping

upaya-upaya lain dalam rangka memperbaiki kondisi sistem kelistrikan di Indonesia.

Secara teknis kapasitor shunt yang akan dipasang pada jaringan distribusi

perlu ditentukan secara hati-hati baik ukuran maupun lokasinya (Masoum, Jafarian et

al. 2004; Masoum, Ladjevardi et al. 2004; Masoum, Ladjevardi et al. 2004).

Kesalahan menentukan ukuran dan lokasi kapasitor bukan saja mengakibatkan

masalahnya tidak terselesaikan, tetapi bahkan berpeluang memperburuk kondisi

sistem dan menimbulkan masalah lain, berupa distorsi harmonik pada tegangan

sistem secara berlebihan serta kerusakan pada kapasitor dan komponen sistem

lainnya. Pertimbangan lain diperlukannya menentukan secara teliti ukuran dan lokasi

kapasitor adalah biaya investasi pengadaan dan pemasangan kapasitor yang tidak

murah.

Kesulitan yang seringkali ditemui dalam menentukan nilai dan lokasi

kapasitor adalah terkait dengan hubungan yang sangat tidak linier (highly nonlinear)

antara penambahan komponen sistem kelistrikan dengan perubahan kondisi operasi

sistem (Deng and Ren 2001; Deng, Ren et al. 2002). Fenomena yang kemudian

ditemui adalah penambahan komponen sistem (dalam hal ini kapasitor) di lokasi

(5)

Penentuan lokasi kapasitor bukan merupakan fokus dari penelitian ini.

Dalam penelitian ini, lokasi kapasitor diasumsikan telah ditentukan secara optimal

dan untuk memberikan manfaat yang lebih besar, kapasitor yang telah terpasang

tersebut perlu dikendalikan operasinya. Pengendalian tersebut dimaksudkan untuk

merespon karakteristik dinamis beban sistem kelistrikan, yaitu beban yang selalu

berubah, sehingga komponen terpasang perlu dikendalian. Selain kapasitor, terdapat

piranti lain yang dapat dikendalikan dalam rangka perbaikan profil tegangan dan

minimisasi susut daya, yaitu pengubah sadapan beban (load tap changer/LTC).

Pengendalian simultan kedua tipe komponen tersebut akan memberikan manfaat

maksimal tujuan optimisasi. Untuk keperluan tersebut LTC trafo dan kapasitor

tersakelar dilakukan penjadwalan operasinya. Penjadwalan operasi yang dimaksud

adalah penentuan status sambungan kapasitor dan posisi tap LTC dalam tiap dalam

sehari (24 jam). Karena pengendalian komponen-komponen tersebut juga

mempengaruhi kondisi operasi sistem dalam pola relasi yang sangat tidak linear

(highly non linear), maka pengendaliannya perlu dilakukan secara cermat dan

hati-hati. Simulasi dan perhitungan perlu dilakukan sebelum pengendalian pada sistem

real dilakukan, agar dapat dihindari pengaruh dekstruktif dari strategi operasi

tersebut.

Hubungan tak linier antara perubahan status komponen tersakelar, beban

sistem kelistrikan, daya yang dibangkitan dengan tegangan sistem dan rugi-rugi

sistem dapat secara teliti diperhitungkan dengan analisis aliran beban (load flow

analysis). Secara matematis perhitungan aliran beban dapat dilakukan dengan

mencari solusi atas seperangkat persamaan linier simultan banyak perubah

(multi-variable simultaneous linear equations). Penyelesaian persoalan tersebut

membutuhkan metode komputasi tingkat tinggi yang melibatkan prosedur iteratif.

Beban komputasi dari perhitungan aliran beban pada gilirannya sangat tinggi. Pada

sisi lain, karena melibatkan prosedur iteratif, ketelitian hasil perhitungan aliran beban

akan tergantung pada jumlah iterasi dan kriteria konvergensi yang biasanya

(6)

ketelitian hasil perhitungan adalah metode yang dipakai dalam analsis aliran beban.

Untuk memperoleh hasil perhitungan dengan ketelitian yang tinggi, jumlah iterasinya

dapat ditingkatkan dan derajat toleransi kesalahannya diperkecil. Akan tetapi, hal ini

akan memperberat beban komputasi. Metode yang lebih kompleks, yang karenanya

lebih rumit, juga biasanya dapat memberikan hasil perhitungan yang lebih teliti. Hal

ini juga akan meningkatkan beban komputasi. Pemilihan metode yang tepat disertai

penentuan jumlah iterasi dan tingkat toleransi kesalahan yang proporsional akan

memberikan hasil perhitungan dengan tingkat ketelitian yang bisa diterima

(acceptable) dengan beban komputasi yang rasional.

Jaringan distribusi merupakan sistem tiga fasa dan seringkali tidak

seimbang yang diakibatkan oleh perubahan konfigurasi jaringan dan

ketidakseimbangan beban. Untuk keperluan penyederhanaan, estimasi dan analisis

seringkali dilakukan dengan mendasarkan pada asumsi bahwa sistem dalam keadaan

seimbang, sehingga perhitungan dan analisis yang dilakukan dapat dilakukan untuk

satu fasa saja serta memperhitungkan fasa lainya sepenuhnya seimbang dan hanya

berbeda fasa 120 derajat saja.

Untuk memperoleh strategi pengendalian yang lebih akurat, sistem tiga fasa

perlu diperhitungkan secara lengkap. Kesulitan yang akan ditemui adalah kalkulasi

yang lebih rumit dan beban komputasi yang lebih berat. Penelitian ini mengambil

fokus pengembangan piranti lunak untuk analisis aliran daya sistem tak setimbang

dan optimisasi pengendalian daya reaktif/tegangan untuk minimisasi susut daya dan

perbaikan profil tegangan.

Dalam penelitian tahun pertama, perhitungan aliran beban akan dilakukan

dengan mempertimbangkan kondisi beban tak seimbang dan memperhitungkan

berbagai konfigurasi segmen saluran distribusi. Metode perhitungan aliran beban

yang dipilih adalah Algoritma Propagasi Maju-Balik (Forward-Backward

Propagation Algorithm). Dalam perhitungan ini, sistem tidak perlu dilakukan

modifikasi terhadapnya dan juga tidak perlu dilakukan penerapan komponen simetris

(7)

terhadap sistem dengan terlebih dahulu menentukan jalur penelusuran maju dan balik

dan dilanjutkan dengan perhitungan arus jaringan dengan menggunakan jalur

propagasi balik. Setelah nilai arus pada tiap segmen saluran diketahui, maka tegangan

bus dapat diperhitungkan berdasarkan arus jarungan dan impedansinya. Nilai-nilai

tegangan bus tersebut kembali digunakan untuk meng-update nilai arus segmen

saluran. Perhitungan iteratif ini terus diulangi sampai dengan diperoleh selisih nilai

tegangan tiap bus, tiap fasa untuk perhitungan iteratif yang berurutan. Selisih nilai

tersebut diperiksa berdasarkan nilai toleransi yang ditetapkan dan perhitungan iteratif

dikatakan konvergen jika nilai selisih dimaksud tidak melebihi toleransi yang

ditetapkan.

Dalam penelitian tahun pertama, perhitungan aliran beban tiga-fasa tak

seimbang diimplementasikan untuk sistem standar IEEE berdimensi 34 bus. Untuk

keperluan investigasi perbaikan kondisi operasi sistem karena pemasangan kapasitor,

maka dipasang kapasitor secara tentatif baik ukuran maupun lokasinya. Perhitungan

aliran beban kembali dijalankan untuk melihat pengaruh pemasangan kapasitor shunt

terhadap kondisi operasi sistem yang meliputi profil tegangan dan susut daya sistem.

Tentu saja penentuan ukuran dan lokasi kapasitor masih perlu diperhitungkan secara

lebih cermat dengan metoda optimisasi yang merupakan perhitungan terpisah.

Analisis aliran beban tiga fasa bukanlah satu-satunya perhitungan yang

dilakukan dalam penelitian ini. Perhitungan tersebut memiliki peran utama

memetakan (mapping) antara penambahan komponen kelistrikan dengan kondisi

operasi sistem kelistrikan. Untuk keperluan perbaikan kondisi operasi sistem,

sejumlah kapasitor shunt perlu dipasang pada sistem distribusi. Dalam kaitan ini,

perhitungan aliran beban akan dilakukan secara berulang untuk beberapa kapasitor

dengan ukuran yang bisa jadi berbeda yang dipasang untuk beberapa lokasi yang

berbeda pula.

Dalam tahap penelitian tahun kedua ini, status operasional kapasitor shunt

dan tap LTC dievaluasi setiap jam untuk merespon perubahan beban. Strategi

(8)

beban kelistrikan yang berubah. Kurun pengendalian dilakukan untuk 24 jam,

sehingga penentuan status operasional komponen tersakelar perlu dilakukan 24 kali

untuk beban tiap jam. Perhitungan aliran beban perlu dijalankan beberapa kali untuk

tiap jam dan akumulasi perhitungan tersebut untuk kurun 24 jam perhitungan menjadi

cukup besar. Pemilihan Algoritma perhitungan aliran beban yang efisien dan akurat

perlu dilakukan untuk meringankan beban komputasi.

Dalam penelitian tahun sebelumnya, program aliran beban telah berhasil

dikembangkan dan akan dimanfaatkan dalam penelitian tahun kedua. Dalam

penelitian tahun kedua ini, kombinasi-kombinasi status dan posisi tap LTC ditentukan

secara optimal. Proses penentuan jadwal operasi optimal kapasitor-kapasitor tersebut

dengan menggunakan metode optimisasi cerdas akan selalu melibatkan perhitungan

aliran beban, sehingga program aliran beban merupakan tulang punggung (backbone)

perhitungan dari seluruh proses optimisasi. Akurasi perhitungan aliran beban pada

gilirannya akan memberikan kontribusi signifikan terhadap kesahihan (ke-valid-an)

hasil optimisasi.

Dalam penelitian tahun kedua, penjadwalan operasi kapasitor shunt dan

LTC akan ditentukan menggunakan metode optimisasi cerdas. Metode yang

diusulkan adalah Agoritma Genetika (Genetic Algorithm, GA). Pemilihan Algoritma

Genetika terutama didasarkan atas kemampuan algoritma tersebut untuk memperoleh

hasil optimal global terutama untuk persoalan-persoalan optimisasi multimodal.

Metode optimisasi ini akan lebih lanjut dikembangkan dengan menggabungkan

metode Fuzzy kedalam Algoritma Genetika untuk membentuk metode Hibrida

Fuzzy-Algoritma Genetika. Gabungan metode ini diharapkan memperbaiki hasil

optimisasi penentuan status penjadwalan optimal kapasitor shunt dan LTC.

Dalam penelitian ini, dilakukan penentuan status penjadwalan optimal

kapasitor shunt dan LTC sedemikian, sehingga diperoleh minimisasi susut daya dan

perbaikan profil tegangan. Untuk keperluan tersebut berbagai kemungkinan solusi

perlu dibangkitkan dan kandidat-kandidat solusi tersebut akan secara berkelanjutan

(9)

selection). Program perhitungan aliran beban dimanfaatkan untuk mengevaluasi

kombinasi status penjadwalan dengan memberikan hasil perhitungan yang berupa

profil tegangan dan susut daya sistem. Untuk kombinasi tertentu perhitungan aliran

beban akan melakukan perhitungan dan memberikan nilai susut daya dan deskripsi

profil tegangan bagi kombinasi tersebut. Perhitungan tersebut dilakukan untuk

seluruh kombinasi yang diberikan pada tiap jamnya. Setelah diselesaikan perhitungan

untuk jam tertentu, perhitungan kembali dilakukan untuk jam berbeda dengan beban

yang berbeda serta kombinasi penjadwalan yang berbeda pula. Perhitungan dilakukan

untuk seluruh kurun optimisasi dengan jumlah kombinasi penjadwalan yang cukup

besar.

Secara komputatif pelibatan program perhitungan aliran beban adalah

sebagai subrutin pada perhitungan optimisasi Algortima Genetika untuk

mengevaluasi nilai susut daya dan profil tegangan atas kombinasi-kombinasi

penjadwalan yang diberikan. Masukan untuk program tersebut adalah kombinasi

penjadwalan dan keluarannya adalah nilai susut daya dan deskripsi profil tegangan

atas beban sistem pada tahap tersebut. Terdapat sejumlah besar kandidat solusi yang

perlu dievaluasi dan diperbaiki dalam proses komputasi. Sampai dengan tahap

tertentu kandidat solusi dengan hasil terbaik akan diambil sebagai solusi akhir dari

persoalan optimisasi yang ditangani. Hasil terakhir akan masih merupakan

sandi-sandi genetik yang perlu diterjemahkan dalam bentuk hasil penjadwalan optimal yang

dapat dipahami dan lebih operasional.

Jumlah tahapan maupun jumlah kandidat solusi pada umumnya ditentukan

dengan mempertimbangkan hasil optimisasi dan beban komputasi. Solusi terbaik

pada umumnya diperoleh dengan kandidat dalam jumlah besar dan generasi yang

panjang. Namun beban komputasinya akan sangat berat. Dengan demikian, jumlah

kandidat solusi dan generasi perlu ditentukan sedemikian, sehingga diperoleh solusi

yang baik dengan beban komputasi yang masih dalam batas untuk dapat ditangani

(10)

Dalam penelitian tahun kedua ini setelah berhasil dikembangkan program

penjadwalan optimal komponen tersakelar menggunakan Algoritma Genetika,

algoritma akan lebih lanjut dikembangkan dengan memasukkan konsep logika kabur

(Fuzzy Logic) kedalamnya. Diharapkan diperoleh hasil penjadwalan pengendalian

yang lebih baik. Konsep Fuzzy tersebut dimanfaatkan untuk menentukan kombinasi

yang lebih optimal dengan mempertimbangkan pemenuhan kekangan dan pencapaian

sasaran yang lebih fleksibel. Perlu disampaikan di sini bahwa terdapat sejumlah

fungsi sasaran dan kekangan yang perlu dipenuhi dan dicapai dalam proses

optimisasi. Kombinasi pencapaian sasaran dan pemenuhan kekangan secara simultan

akan lebih dapat dilakukan secara lebih baik dengan menerapkan pola relasi yang

lebih lentur untuk kedua maksud tersebut. Dengan demikian, kandidat solusi

potensial akan dievaluasi dengan mempertimbangkan secara mekanisme yang lebih

fleksibel sedemikian, sehingga dimungkinkan ekplorasi yang lebih ekstensif atas

(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Defisit daya listrik merupakan persoalan krusial yang dewasa ini dihadapi

oleh PLN dan belum dapat sepenuhnya terpecahkan. Pemadaman bergilir kemudian

dilakukan untuk menghindarkan sistem mengalami pemadaman total (totally black

out). Penurunan kualitas daya merupakan persoalan lain yang diantaranya disebabkan

oleh kekurangan pasokan daya listrik tersebut. Penurunan kualitas dimaksud meliputi

profil tegangan yang buruk, frekwensi tegangan yang tidak stabil serta distori

harmonik yang berlebihan. Ketika kontinyuitas pasokan masih merupakan persoalan,

hal-hal yang berkaitan dengan persoalan kualitas daya untuk sementara biasanya

”diabaikan”.

Selain kekurangan pasokan daya, susut daya pada jaringan merupakan

sebab yang mengkontribusi defisit daya listrik. Data real di lapangan menunjukkan

bahwa secara umum nilai susut daya melebihi estimasi yang ditetapkan oleh PLN

(Kompas 10/03/2006; Suara_Merdeka Senin, 23 Agustus 2004). Kehilangan daya

dalam jumlah besar ini pada gilirannya mengakibatkan kerugian finansial yang cukup

signifikan. Berangkat dari indikasi tersebut, berbagai upaya kemudian dilakukan

untuk meningkatkan efisiensi operasi sistem tenaga listrik. Pada sisi pembangkitan

dilakukan penjadwalan optimal pembangkitan (Liao 2006; Liao and Tsao 2006; Sun,

Zhang et al. 2006). Penjadwalan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemampuan

pembangkitan dan menjamin kontinyuitas pasokan dengan biaya pembangkitan

minimal. Pada sistem transmisi daya listrik dilakukan alokasi optimal daya reaktif

untuk menekan rugi-rugi daya penyaluran dan mempertahankan profil tegangan (Jwo,

Liu et al. 1999; Vaahedi, Tamby et al. 1999; Zhang, Liu et al. 2002). Pengaturan

optimal aliran daya listrik (optimal power flow) juga dilakukan untuk menurunkan

rugi daya penyaluran, mengoptimalkan kapasitas pembangkitan serta memperbaiki

profil tegangan (Malange, Alves et al. 2004; Somasundaram, Kuppusamy et al. 2004;

(12)

Minimisasi susut daya dan perbaikan profil tegangan pada sistem distribusi

daya merupakan salah satu upaya untuk mengatasi persoalan di atas. Upaya yang

dapat dilakukan adalah dengan pengendalian daya reaktif/tegangan, yang secara

teknis dapat dilakukan dengan pengaturan sadapan LTC dan penjadwalan operasi

kapasitor tersaklar. Strategi perencanaan ini diyakini efektif untuk meminimalkan

susut daya dan memperbaiki profil tegangan (Grainger and Civanlar 1985).

Pengendalian optimal LTC dan kapasitor merupakan persoalan optimisasi

pengambilan keputusan banyak langkah dengan variabel diskrit dan fungsi sasaran

tak linier. Dalam perspektif matematis, tujuan optimisasi dapat dicapai dengan

menentukan kombinasi terbaik status operasi komponen terkendali dengan

memperhatikan pemenuhan kekangan operasi. Lebih jauh, pengendalian tersebut

perlu dilakukan dengan sesedikit mungkin melakukan perubahan status kendali

komponen tersaklar untuk mempertahankan usia peralatan (Roytelman, Wee et al.

1995).

Analisis aliran beban merupakan tulang punggung (backbone) pengendalian

daya reaktif/tegangan karena merupakan perhitungan yang secara berulang dilakukan

untuk evaluasi setiap kombinasi status komponen terkendali. Pada umumnya aliran

beban diperhitungkan untuk sistem seimbang dengan asumsi jaringan dan beban

dalam keadaan seimbang. Pada kondisi real, sistem dan beban pada umumnya sulit

untuk dipertahankan seimbang karena karakteristik pemakaian beban oleh konsumen.

Karenanya, perhitungan aliran beban perlu diperluas untuk sistem tak seimbang

dengan secara komprehensif melibatkan ketiga fasa-nya. Dalam perhitungannya,

analisis aliran beban tak seimbang akan meningkatkan dimensi persoalan dan

meningkatkan beban komputasi. Labih jauh, karakteristik sistem distribusi yang pada

umumnya mempunyai konfigurasi radial dengan rasio R/X yang tinggi dapat

mengakibatkan metode komputasi gagal untuk konvergen sehingga dibutuhkan

metode komputasi lanjut untuk perhitungan tersebut (A.Ulinuha, Masoum et al.

(13)

Strategi untuk mengurai sistem tak seimbang agar mudah diselesaikan

diklasifikasikan menjadi dua metode, yaitu: dekomposisi sistem tak seimbang

menjadi komponen simetrisnya (Lo and Zhang 1993; Zhang and Chen 1994), dan

pemanfaatan arus injeksi untuk pelepasan kopling antar fasa (Chen, Chen et al. 1991;

Cheng and Shirmohammadi 1995; Lin and Teng 2000; Vieira, Freitas et al. 2004).

Sedangkan teknik komputasi yang biasa digunakan untuk perhitungan aliran beban

dikelompokkan menjadi dua metode, yaitu: Gauss-Seidel yang membutuhkan banyak

iterasi dan progres kalkulasinya lambat (Teng 2002; Vieira, Freitas et al. 2004) dan

Newton-Raphson yang meskipun mempunyai karakteristik konvergensi yang baik

tetapi beban komputasi pada tiap iterasinya cukup rumit karena memerlukan

perhitungan inverse pada Matriks Jacobian (Garcia, Pereira et al. 2000; Lin and Teng

2000; da Costa, de Oliveira et al. 2007).

Dalam penelitian ini, aliran beban sistem tak seimbang akan dianalisis

menggunakan teknik propagasi maju-balik (forward-backward propagation

technique). Metode ini bekerja langsung pada sistem tanpa adanya modifikasi,

sehingga tidak memerlukan dekomposisi sistem menjadi komponen simetrisnya atau

dekopling sistem kepada tiap fasanya (Thukaram, Wijekoon Banda et al. 1999).

Metode ini telah pernah dipakai oleh pengusul untuk menyelesaikan perhitungan

analisis aliran tak seimbang sistem IEEE 34-bus dengan kemampuan konvergensi

yang baik (A.Ulinuha, Masoum et al. 2007). Analisis ketidakseimbangan sistem juga

dilakukan pada sistem tersebut.

Program perhitungan aliran beban sistem tak seimbang akan dimanfaatkan

untuk asesmen sejumlah kombinasi status operasi LTC dan kapasitor pada sistem

distribusi. Kombinasi solusi tersebut akan dianalisis menggunakan program aliran

beban untuk dilihat pengaruhnya pada penurunan susut daya jaringan dan perbaikan

profil tegangan dalam kurun 24 jam. Pemenuhan tegangan pada batas-batas yang

diijinkan juga dievaluasi untuk memastikan nilai tegangan sistem tidak melampaui

batas-batas tersebut. Untuk keperluan tersebut, program aliran beban dijadikan

(14)

susut daya dan profil tegangan. Terdapat sejumlah besar kemungkinan solusi yang

hasil perhitungannya perlu dibandingkan untuk dapat ditentukan solusi terbaik

(Ghose and Goswami 2003; Carpinelli, Varilone et al. 2005).

Karena jumlah kemungkinan kombinasi yang hampir tak berhingga,

evaluasi untuk setiap kemungkinan solusi hampir mustahil dilakukan. Karenanya

diperlukan strategi komputasi untuk mendapatkan solusi optimal dengan waktu dan

beban komputasi yang terjangkau. Pada penelitian ini diusulkan pengembangan

metode optimisasi cerdas untuk pengendalian daya reaktif/tegangan secara optimal

melalui penentuan status operasi LTC dan kapasitor. Metode optimisasi yang

diusulkan adalah Algoritma Genetika, yang diketahui cukup robust untuk persoalan

optimisasi yang sangat tidak linier (highly nonlinear optimization problem).

Algoritma genetika dikembangkan oleh John Holand (Holland 1975) dan

merupakan metode optimisasi yang fleksibel dan robust serta mampu memberikan

hasil optimisasi global. Metode ini kapabel menemukan solusi problem optimisasi

kompleks yang biasanya sulit dipecahkan oleh methode optimisasi konvensional.

Solusi optimal diperoleh melalui penelusuran yang berangkat dari sejumlah

kemungkinan solusi dan secara rekursif memperbaiki solusi potensial melalui

mekanisme seleksi dan modifikasi dengan menggunakan operator genetik.

Penelusuran dilakukan terarah atas solusi-solusi prospektif dengan

mempertimbangkan keseimbangan antara eksplorasi dan eksploitasi (Michalewics

1996).

Penyelesaian problem optimisasi menggunakan Algoritma Genetika diawali

dengan konstruksi populasi awal yang terdiri atas sejumlah individu. Tiap individu

merepresentasikan sebuah kemungkinan solusi dan akan dievaluasi berdasarkan

parameter tingkat pencapaian sasaran dan pemenuhan kekangan. Seleksi merupakan

langkah selanjutnya untuk menentukan individu yang diproyeksikan mengalami

modifikasi melalui penyilangan untuk menghasilkan individu-individu baru. Untuk

mempertahankan keragaman solusi, beberapa karakter (gen) dalam individu baru

(15)

telah terlewati. Populasi pada generasi yang baru siap untuk mengalami evaluasi dan

keseluruhan proses akan kembali terulang. Individu-individu pada tiap generasi

diharapkan mengalami perbaikan yang kurang lebih ekivalen dengan perbaikan akan

solusi-solusi. Sampai dengan generasi tertentu perhitungan dihentikan ketika tidak

ada lagi perbaikan populasi dan individu terbaik akan diambil untuk dikonversikan

menjadi solusi optimal (Ulinuha 2007).

Algoritma Genetika telah pernah dipakai oleh pengusul untuk

menyelesaikan persoalan optimisasi dengan hasil yang cukup memuaskan

(A.Ulinuha, Masoum et al. 2006; A.Ulinuha, Masoum et al. 2007; A.Ulinuha, Islam

et al. 2008; Ulinuha, Masoum et al. 2008). Salah satu kelemahan Algoritma Genetika

adalah proses seleksi yang ketat sehingga solusi prospektif bisa jadi tidak

diperhitungkan karena tidak secara penuh mencapai sasaran dan mematuhi kekangan.

Untuk mengatasi kelemahan tersebut, Algoritma Genetika digabungkan dengan

sistem Fuzzy agar memiliki karakteristik seleksi yang lebih lunak karena ukuran

pencapaian sasaran dan pemenuhan kekangan yang ditentukan secara gradual.

Efektifitas metode hibrida ini terutama karena kemampuannya untuk secara simultan

mempertahankan solusi yang prospektif sambil memperbaiki solusi potensial. Metode

Hibrida Algortima Genetika-Fuzzy ini telah pernah digunakan oleh pengusul untuk

penyelesaian persoalan optimisasi dengan hasil perhitungan yang menunjukkan

perbaikan dibandingkan hasil optimisasi dari Algoritma Genetika (Ulinuha, Masoum

et al. ; A.Ulinuha, Masoum et al. 2006; Ulinuha, Masoum et al. 2010). Meskipun

integrasi sistem Fuzzy ke dalam Algoritma Genetika membuat tambahan prosedur

dalam komputasi, beban dan waktu komputasi secara umum tidak bertambah secara

(16)

DAFTAR PUSTAKA

A.Ulinuha, S. M. Islam, et al. (2008). Optimal Voltage Restoration in Electric Power Systems Using Genetic Algorithms Powercon 2008 and 2008 IEEE Power India Conference. New Delhi, India, IEEE - PES.

A.Ulinuha, M. A. S. Masoum, et al. (2006). A Hybrid GA-Fuzzy Algorithm for Optimal Dispatch of LTC and Shunt Capacitors in Distribution System. Australasian Universities Power Engineering Conference (AUPEC), Melbourne, Australia, Victoria University.

A.Ulinuha, M. A. S. Masoum, et al. (2006). Optimal Dispatch of LTC and Shunt Capacitors in the Presence of Harmonics using Genetic Algorithms. Power Systems Conference and Exposition (PSCE) - IEEE, Atlanta, Georgia, USA, IEEE PES.

A.Ulinuha, M. A. S. Masoum, et al. (2007). Optimal Control of Reactive Power/Voltage in Distribution System Using Genetic Algorithms. Postgraduate Electrical Engineering and Computing Symposium (PEECS), Perth, Australia, Curtin University of Technology.

A.Ulinuha, M. A. S. Masoum, et al. (2007). Unbalance Power Flow Calculation for Radial Distribution System Using Forward-Backward Propagation Algorithm. Australasian Universities Power Engineering Conference (AUPEC), Perth, Australia, Curtin University of Technology.

Baran, M. E. and M.-Y. Hsu (1999). "Volt/VAr control at distribution substations." IEEE Transactions on Power Systems 14(1): 312-318.

Carpinelli, G., P. Varilone, et al. (2005). "Capacitor placement in three-phase distribution systems with nonlinear and unbalanced loads." Generation, Transmission and Distribution, IEE Proceedings- 152(1): 47-52.

Chen, T. H., M. S. Chen, et al. (1991). "Distribution system power flow analysis-a rigid approach." IEEE Transactions on Power Delivery 6(3): 1146-1152. Cheng, C. S. and D. Shirmohammadi (1995). "A three-phase power flow method for

real-time distribution system analysis." IEEE Transactions on Power Systems 10(2): 671-679.

da Costa, V. M., M. L. de Oliveira, et al. (2007). "Developments in the analysis of unbalanced three-phase power flow solutions." International Journal of Electrical Power & Energy Systems 29(2): 175-182.

(17)

Ghose, T. and S. K. Goswami (2003). "Effects of unbalances and harmonics on optimal capacitor placement in distribution system." Electric Power Systems Research 68(2): 167-173.

Grainger, J. J. and S. Civanlar (1985). "Volt/var control on distribution systems with lateral branches using shunt capacitors and voltage regulators. Part I: The overall problem." IEEE Transactions on Power Apparatus and Systems 104(11): 3278-3283.

Grainger, J. J. and S. Civanlar (1985). "Volt/var control on distribution systems with lateral branches using shunt capacitors and voltage regulators. Part III: The numerical result." IEEE Transactions on Power Apparatus and Systems 104(11): 3291-3297.

Gu, Z. and D. T. Rizy (1996). "Neural networks for combined control of capacitor banks and voltage regulators in distribution systems." IEEE Transactions on Power Delivery 11(4): 1921-1928.

Holland, J. H. (1975). Adaptation in Natural and Artificial Systems. Ann Arbor, University of Michigan Press.

Jwo, W.-S., C.-W. Liu, et al. (1999). "Large-scale optimal VAR planning by hybrid simulated annealing/genetic algorithm." Electric Power and Energy Systems 21(1): 39-44.

Kersting, W. H. (1991). "Radial distribution test feeders." IEEE Transactions on Power Systems 6(3): 975-985.

Kompas (10/03/2006). Susut Daya PLN Tegal Capai 10,62 persen.

Liang, R.-H. and C.-K. Cheng (2001). "Dispatch of main transformer ULTC and capacitors in a distribution system." IEEE Transactions on Power Delivery 16(4): 625-630.

Liang, R.-H. and Y.-S. Wang (2003). "Fuzzy-based reactive power and voltage control in a distribution system." IEEE Transactions on Power Delivery 18(2): 610-618.

Liao, G.-C. (2006). "Short-term thermal generation scheduling using improved immune algorithm." Electric Power Systems Research 76(5): 360-373.

Liao, G.-C. and T.-P. Tsao (2006). "Using chaos search immune genetic and fuzzy system for short-term unit commitment algorithm." International Journal of Electrical Power & Energy Systems 28(1): 1-12.

(18)

Lo, K. L. and C. Zhang (1993). "Decomposed three-phase power flow solution using the sequence component frame." IEE Proceedings-Generation, Transmission and Distribution 140(3): 181-188.

Malange, F. C. V., D. A. Alves, et al. (2004). "Real power losses reduction and loading margin improvement via continuation method." Power Systems, IEEE Transactions on 19(3): 1690- 1692.

Mayordomo, J. G., M. Izzeddine, et al. (2002). "Compact and flexible three-phase power flow based on a full Newton formulation." IEE Proceedings-Generation, Transmission and Distribution 149(2): 225-232.

Merdeka (2005). PLN Optimis Mampu Turunkan Susut Daya Listrik 10%. Merdeka. Michalewics, Z. (1996). Genetic Algorithms + Data Structures = Evolution Program

New York, Springer-Verlag Berlin Heidelberg.

Ramakrishna, G. and N. D. Rao (1998). "Fuzzy inference system to assist the operator in reactive power control in distribution systems." IEE Proceedings-Generation, Transmission and Distribution 145(2): 133-138.

Ramakrishna, G. and N. D. Rao (1999). "Adaptive neuro-fuzzy inference system for volt/var control in distribution systems." Electric Power Systems Research 49(2): 87-97.

Republika (2008). Reorganisasi dan mismanajemen PLN.

Roytelman, I., B. K. Wee, et al. (1995). "Volt/var control algorithm for modern distribution management system." IEEE Transactions on Power Systems 10(3): 1454-1460.

Somasundaram, P., K. Kuppusamy, et al. (2004). "Evolutionary programming based security constrained optimal power flow." Electric Power Systems Research 72(2): 137-145.

Suara_Merdeka (Senin, 23 Agustus 2004). Susut Daya, PLN Rugi 2,5 Miliar/Bulan. Sun, L., Y. Zhang, et al. (2006). "A matrix real-coded genetic algorithm to the unit

commitment problem." Electric Power Systems Research 76(9-10): 716-728. Teng, J.-H. (2002). "A modified Gauss-Seidel algorithm of three-phase power flow

analysis in distribution networks." International Journal of Electrical Power & Energy Systems 24(2): 97-102.

Thukaram, D., H. M. Wijekoon Banda, et al. (1999). "A robust three phase power flow algorithm for radial distribution systems." Electric Power Systems Research 50(3): 227-236.

(19)

Trebi-Ollennu, A. and B. A. White (1997). Multiobjective fuzzy genetic algorithm optimisation approach to nonlinear control system design. Control Theory and Applications Conference.

Ulinuha, A. (2007). Optimal Dispatch of LTC and Switched Shunt Capacitors for Distribution Networks in the Presence of Harmonics. Department of Electrical and Computer Engineering. Perth, Curtin University of Technology. Doctor of Philosophy: 203.

Ulinuha, A., M. A. S. Masoum, et al. (2010). "Hybrid genetic-fuzzy algorithm for volt/var/total harmonic distortion control of distribution systems with high penetration of non-linear loads." IET Generation, Transmission & Distribution 5(4): 425 - 439.

Ulinuha, A., M. A. S. Masoum, et al. "Hybrid Genetic-Fuzzy Algorithm for Optimal Volt/VAr/THD Control of Distribution Systems with High Penetration of Nonlinear Loads " IEEE Transactions on Power Delivery.

Ulinuha, A., M. A. S. Masoum, et al. (2008). "Optimal Scheduling of LTC and Shunt Capacitors in Large Distorted Distribution Systems using Evolutionary-Based Algorithms." IEEE Transactions on Power Delivery 23(1): 434 - 441.

Vaahedi, E., J. Tamby, et al. (1999). "Large scale voltage stability constrained optimal VAr planning and voltage stability applications using existing OPF/optimal VAr planning tools." IEEE Transactions on Power Systems 14(1): 65 - 74.

Vieira, J. C. M., Jr., W. Freitas, et al. (2004). "Phase-decoupled method for three-phase power-flow analysis of unbalanced distribution systems." IEE Proceedings-Generation, Transmission and Distribution 151(5): 568-574. Wu, T., M. Rothleder, et al. (2004). "Pricing energy and ancillary services in

integrated market systems by an optimal power flow." IEEE Transactions on Power Systems 19(1): 339 - 347.

Zhang, W., Y. Liu, et al. (2002). Optimal VAr planning in area power system. International Conference on Power System Technology, 2002.

Referensi

Dokumen terkait

semakin mudah dilakukan termasuk di antaranya adalah branding kandidat/partai politik sebagai hasil dari proses komunikasi politik kontemporer. Political branding

Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka

Isolasi senyawa alkaloid dilakukan pada ekstrak etil asetat sebanyak 4 g dikromatografi dengan kromatografi vakum cair (KVC) dengan fasa gerak kombinasi pelarut

Nyak Arief Jeulingke Banda Aceh, sistem pelayanan Mobile Banking yang diberikan oleh Customer Service kepada nasabah sudah sangat baik yakni dengan memberikan pelayanan yang

Penetapan kadar ketiga mineral dilakukan menggunakan spektrofotometer serapan atom dengan nyala udara asetilen pada panjang gelombang 285,2 nm untuk magnesium, panjang

Tujuau dari penelitiau ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungau au tara citra tubuh dau kecenderungau stres pada remaj a perempuau yaug berprofesi

Berdasarkan adanya faktor yang mendukung dan faktor yang menghambat, maka peran perawat dalam pelaksanaan Patient Safety dan perlindungan hak pasien di Rumah

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa dengan perancangan media pembelajaran berbasis TIK dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran yang menarik,