THE INFLUENCE OF TAX KNOWLEDGE, THE SIMPLICITY OF THE SYSTEM, THE USEFULNESS OF SYSTEM AND THE QUALITY OF
SYSTEM TOWARDS THE INTEGRATION OF E-SPT AND THE IMPLICATION OF THE DATA PROCESSING EFFICIENCY
Oleh
IDA KHOIRUL ANIS 20130420485
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
THE INFLUENCE OF TAX KNOWLEDGE, THE SIMPLICITY OF THE SYSTEM, THE USEFULNESS OF SYSTEM AND THE QUALITY OF
SYSTEM TOWARDS THE INTEGRATION OF E-SPT AND THE IMPLICATION OF THE DATA PROCESSING EFFICIENCY
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh
IDA KHOIRUL ANIS 20130420485
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Nama : Ida Khoirul Anis Nomor Mahasiswa : 20130420485
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul : “PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK, KEMUDAHAN SISTEM, KEBERMANFAATAN SISTEM DAN KUALITAS SISTEM TERHADAP PENERAPAN E-SPT SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP EFISIENSI PROSES DATA” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.
Yogyakarta, 16 Desember 2016
“Barang siapa yang memudah kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitan-kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang dalam kesulitan niscaya akan Allah memudahkan baginya di dunia dan akhirat”
(HR. Muslim)
“Jagalah Shalatmu.. Ketika engkau kehilanggannya, maka engkau kehilangan yang lainnya”
(Umar Bin Khattab)
“Mengubah malam menjadi pagi saja Allah mampu, apalagi cuma mengubah nasibmu. Mengatur alam semesta saja mudah bagiNya, apalagi cuma mengatur hidupmu. Menerbitkan mentari di pagi hari saja Dia mampu, apalagi menerbitkan harapan di jiwamu. Dekati Allah, rayu Dia, jangan pernah bosan berdoa. Dia yang paling berkuasa mengubah nasib dan hidup kita”
“Setiap kebaikan akan diganti Allah dengan 700 kali kebaikan, setiap kecurangan akan diganti Allah dengan kehilangan dunia-akhirat”
(Catatan Indah untuk Tuhan, Saptuari Sugiharto)
Kekasih Allah swt, kanjeng nabi Muhammad saw dan sahabatnya
Ibuku
Ibuku
Ibuku
Bapakku
Keluarga dan saudara-saudaraku di jagat raya yang senantiasa mengagungkan perintah Allah swt, Rasulullah saw dan sahabat-sahabatnya
Madrasah ilmu tempat menempa diri menjalankan perintah Al-Qur’an dan As-Sunnah, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
sahabat-sahabatnya sehingga kita termasuk golongan orang-orang yang mendapat syafaatnya di akhir zaman kelak.
Skrpsi yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Pajak, Kemudahan Sistem, Kebermanfaatan Sistem dan Kualitas Sistem terhadap Penerapan E-SPT serta Implikasinya Terhadap Efisiensi Proses Data” disusun untuk memenuhi saah satu persyaratan dalam memperoeh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat menjadi masukan dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian ini.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tiada terhingga kepada :
1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta beserta jajarannya yang telah memberikan petunjuk, bimbingan dan kemudahan selama penulis menyelesaikan studi.
2. Bapak Alek Murtin, SE., MSi,, Ak., CA. yang dengan penuh keikhlasan memberikan bimbingan, masukan dan ilmu selama proses penyelesaian skripsi ini baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
3. Dosen-dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan jajarannya yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat.
6. Sahabat-Sahabatku, Aprillia Dwi Kurniawati, Gifka Artha Diana, Istiqomah Nur Alimin, Listyani dan Rahmadhani yang sudah menemani saat sedih maupun bahagia dalam jihad menuntut ilmu sejak pertamakali duduk di bangku kuliah hingga berdiri dan siap berlari.
7. Bapak Kos Paryono, anak-anak kos Griya Amanah, yang selalu menjadi tempat pelipur lara. Ayu, Jasmine, Selly, Bella, Nia semoga kita bisa jadi sahabat sampai Jannah.
8. Calon Imamku, yang sedang berjuang di jalanNya dan membuat penulis termotivasi agar dapat menjadi orang yang bermanfaat dari awal kuliah hingga selesai skripsi ini.
9. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan semangat dalam proses penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-satu. Semoga Alah membalas semua kebaikan kalian.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, baik dari segi materi maupun penyajiannya. Untuk itu, saran dan kritik yang membagun sangat diharapkan untuk pengembangan penelitian selanjutnya. Terakhir, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan bagi penulis khususnya.
HALAMAN SAMPUL DEPAN...i
HALAMAN JUDUL...ii
HALAMAN PENGESAHAN...iii
HALAMAN PERNYATAAN...v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN...vi
INTISARI/ABSTRACT...viii
KATA PENGANTAR...x
DAFTAR ISI...xii
DAFTAR TABEL...xv
DAFTAR GAMBAR...xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1
B. Rumusan Masalah...7
C. Tujuan Penelitian...7
D. Manfaat Penelitian...8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori...9
1. Technology Acceptance Model (TAM)...9
2. Information System Succsess Model (ISSM)...10
3. Surat Pemberitahuan Elektronik (E-SPT)...11
4. Efisiensi Proses Data...12
5. Pengetahuan Pajak...14
C. Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesa...20
1. Pengaruh Pengetahuan Pajak Terhadap Penerapan E-SPT...20
2. Pengaruh Kemudahan Sistem Terhadap Penerapan E-SPT...21
3. Pengaruh Kebermanfaatan Sistem Terhadap Penerapan E-SPT...22
4. Pengaruh Kualitas Sistem Terhadap Penerapan E-SPT...23
5. Pengaruh Penerapan E-SPT Terhadap Efisiensi Proses Data...24
D. Model Penelitian...26
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian...27
B. Subyek Penelitian...27
C. Jenis Data...27
D. Teknik Pengambilan Sampel...28
E. Teknik Pengumpulan Data...29
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Pengukuran...29
1. E-SPT (Surat Pemberitahuan Elektronik)...29
2. Efisiensi Proses Data...30
3. Pengetahuan Pajak...31
4. Kemudahan Sistem...31
5. Kebermanfaatan Sistem...32
6. Kualitas Sistem...33
G. Uji Kualitas Instrumen dan Data...34
1. Uji Validitas...34
2. Uji Reliabilitas...34
c. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)...37
2. Analisa Data...37
a. Statistik Deskriptif...37
b. Uji Asumsi Klasik...38
1) Uji Normalitas...38
2) Uji Multikolinearitas...38
3) Uji Heteroskedastisitas...39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian...40
B. Uji Kualitas Instrumen dan Data...44
1. Uji Validitas...44
2. Uji Reliabilitas...46
C. Analisa Data...47
1. Statistik Deskriptif...47
2. Uji Asumsi Klasik...49
a. Uji Normalitas...49
b. Uji Multikolinearitas...51
c. Uji Heteroskedastisitas...53
D. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis)...54
1. Analisis Regresi Linear Berganda (Model Penelitian I)...54
2. Analisis Regresi Linear Sederhana (Model Penelitian II)...55
3. Koefisien Determinasi (R2 dan Adjusted R2)...56
4. Uji Signifikan Simultan (Uji Nilai F)...57
3. Pengaruh Kebermanfaatan Sistem Terhadap Penerapan E-SPT...63 4. Pengaruh Kualitas Sistem Terhadap Penerapan E-SPT...63 5. Pengaruh Penerapan E-SPT Terhadap Efisiensi Proses Data...64 BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN
A. Simpulan...66 B. Saran...67 C. Keterbatasan Penelitian...68 DAFTAR PUSTAKA
4.1. Sebaran Kuisioner Berdasarkan Obyek Penelitian...41
4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Sebaran Kuisioner...41
4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Kelengkapan Identitas...42
4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Ketidaklengkapan Identitas...42
4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Kedudukan di Instansi Asal...43
4.6. Hasil Uji Validitas...44
4.7. Hasil Uji Reliabilitas...47
4.8. Statistik Deskriptif...49
4.9. Hasil Uji Normalitas Desain Model Penelitian I...50
4.10. Hasil Uji Normalitas Desain Model Penelitian II...51
4.11. Hasil Uji Multikolinearitas Desain Model Penelitian I...52
4.12. Hasil Uji Multikolinearitas Desain Model Penelitian II...52
4.13. Hasil Uji Heteroskedastisitas Desain Model Penelitian I...53
4.14. Hasil Uji Heteroskedastisitas Desain Model Penelitian II...54
4.15. Hasil Uji Regresi Berganda...55
4.16. Hasil Uji Regresi Sederhana...55
4.17. Uji Koefisien Determinasi Model Penelitian I...56
4.18. Uji Koefisien Determinasi Model Penelitian II...57
4.19. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Model Penelitian I...57
DAFTAR GAMBAR
teknologi, yaitu membuat sistem online dalam pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) yang ditetapkan sejak tahun 2009. Dengan demikian, wajib pajak diharapkan dapat lebih mudah dan taat dalam melaporkan kewajiban perpajakannya dengan menggunakan e-SPT.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Kemudahan Sistem, Kebermanfaatan Sistem dan Kualitas Sistem terhadap Penerapan E-SPT serta Implikasinya terhadap Efisiensi Proses Data. Subyek dalam penelitian ini adalah wajib pajak badan yang terdaftar di tiap-tiap KPP Pratama yang ada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan berjumlah 126 responden yang dipilih dengan menggunakan metode convenience sampling dengan cara menyebar kusioner. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi berganda dan metode regresi sederhana.
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa pengetahuan perpajakan berpengaruh positif terhadap penerapan e-SPT, kemudahan sistem tidak memiliki pengaruh terhadap penerapan e-SPT sedangkan kebermanfaatan sistem memiliki pengaruh negatif terhadap penerapan e-SPT, kualitas sistem berpengaruh positif terhadap penerapan SPT dan penerapan e-SPT memiliki pengaruh positif terhadap efisiensi proses data.
services through the use of technology with creating online system to fulfill the tax return (SPT). The online system was established since 2009. Therefore, it is hoped that taxpayer will be easier and obedient in reporting the tax obligation using e-SPT.
This purpose of the research was to analyze the influence of tax knowledge, the simplicity of the system, the usefulness of system and the quality of system towards the integration of electronic tax return (e-SPT) and the implication of the data processing efficiency. The participants of the research were the registered corporate who have an obligation to pay the tax in every tax office (KPP Pratama) in the region of Yogyakarta. The researcher selected 126 respondents using convenience sampling method and used questionnaire to collect the data. The researcher finally used multiple regression method and simple regression method to analyze the data.
Based on the analysis, the researcher found that the tax knowledge gives positive influence toward the integration of e-SPT. The easiness of system does not give effect to the integration of e-SPT, whereasthe usefulness of system gives negative effect toward the integration of e-SPT. Further, the quality of system gives positive effect to the integration of e-SPT and the integration of e-SPT gives positive effect to thedata processing efficiency.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak memegang peranan yang sangat vital dalam kelangsungan sistem
pemerintahan negara karena pajak merupakan sektor pemasukan terbesar bagi
kas negara. Pajak dijadikan sebagai alat yang sah untuk memasukkan dana
secara optimal ke dalam kas negara dengan disahkan oleh Undang-Undang
yang menjadikannya berkekuatan hukum. Pajak dijadikan sebagai instrumen
utama untuk mencapai tujuan-tujuan negara dengan cara memasukkan
penerimaan uang kas negara sebanyak-banyaknya sesuai dengan penerimaan
pajak yang telah ditargetkan.
Di dalam APBN, total penerimaan pajak pada tahun 2015 adalah sebesar
Rp.1.491,5 triliyun atau sebesar 84,7% dari total penerimaan negara. Sebesar
Rp.1.537,2 triliyun penerimaan pajak yang di dapatkan pada tahun 2014 atau
91,7% dari total penerimaan negara (www.kemenkeu.go.id). Sedangakan pada
tahun 2013, tercatat sebesar Rp. 1.077,3 triliyun penerimaan pajak atau
sebesar 93,8% dari total penerimaan Negara (www.ekon.go.id). Hal tersebut
membuktikan bahwa lebih dari 70% penerimaan pendapatan Negara
bersumber dari pajak.
Dana di dalam APBN yang bersumber dari pajak digunakan pemerintah
untuk membiayai pengeluaran rutin masyarakat, yaitu dengan melakukan
pembangunan infrastruktur dan semua kepentingan umum. Pengeluaran rutin
sekolah, jembatan, jalan raya dan sebagainya. Selain itu, pajak juga dapat
berfungsi sebagai pengatur kegiatan ekonomi masyarakat. Contohnya adalah
untuk membatasi gaya hidup masyarakat Indonesia yang konsumtif.
Lembaga pemerintahan yang bertanggung jawab atas pemungutan
pajaknya di Indonesia adalah Direktorat Jendral Pajak (DJP), merupakan
lembaga pemerintah yang berwenang dalam merumuskan dan melaksanakan
kebijakan dan standarisasi teknis di bidang perpajakan. Melalui wewenang
tersebut, DJP akan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan
penerimaan pajak.
Salah satu upaya yang dilakukan DJP yaitu mengalihkan sistem
pemungutan pajak dari Official Assessment System dimana besaran pajak yang
harus dibayar dihitung oleh fiskus menjadi Self Assesment System. Dimana
wajib pajak diberikan kepercayaan untuk mendaftarkan diri menjadi wajib
pajak dan mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), lalu menghitung
sendiri jumlah pajak yang harus dibayarkan sesuai dengan pendapatan,
menyetorkan pajaknya, lalu melaporkannya dengan menggunakan Surat
Pemberitahuan (SPT).
Dari tujuh puluh lima juta penduduk Indonesia yang seharusnya memiliki
NPWP, baru sekitar 20 juta yang terdaftar memiliki NPWP, dan hanya 10 juta
saja yang melaporkan SPT. Dari rasio pajak tersebut, dapat disimpulkan
bahwa tingkat kepatuhan masyarakat Indonesia masih kurang. Namun, sejak
dikeluarkannya peraturan Dirjen Pajak No.6/PJ/2009, masyarakat Indonesia
Tercatat pelapor SPT online melalui e-filing mencapai 1,7 juta orang pada
tahun 2014 dan sebanyak 500 ribu pada awal Maret 2015
(www.kemenkeu.go.id). Dengan demikian, DJP diharapkan untuk bisa
memonitor penyetoran pajak dengan lebih jeli dan mampu memberikan
pelayanan yang baik kepada wajib pajak.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan, DJP melakukan
modernisasi dengan cara melakukan pembaharuan-pembaharuan dalam sistem
administrasi perpajakan salah satunya yaitu merubah SPT ke dalam bentuk
elektronik yang dikemas ke dalam aplikasi e-SPT, e-filing, maupun e-faktur.
Di dalam penelitian Kader dkk., (2015) ditemukan bahwa penerapan e-SPT
berpengaruh terhadap efisiensi pengisian SPT menurut persepsi wajib pajak di
wilayah kecamatan Sario Manado.
Surat pemberitahuan elektronik (e-SPT) digunakan oleh wajib pajak
sebagai sarana pelaporan kewajiban perpajakannya. Penerapan e-SPT
dimaksudkan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dengan cara
mempermudah proses pelaporan. Tujuan pembuatan e-SPT salah satunya
adalah efisien dalam proses data. Baik yang digunakan wajib pajak untuk
melaporkan maupun yang digunakan fiskus untuk disimpan kedalam database.
Suryadi (2012) dan Lingga (2012) telah melakukan penelitian mengenai
pengaruh penerapan e-SPT terhadap efisiensi pemrosesan data perpajakan.
Dimana dalam kedua penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan
e-SPT memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi pemrosesan data.
dilakukan oleh wajib pajak untuk melaporkan data yang berhubungan dengan
kewajiban pajak, hanya dibutuhkan usaha yang sedikit dan cepat. Data-data
yang dilaporkan oleh wajib pajak, akan diproses secara lebih cepat karena
tidak membutuhkan proses rekam ulang data.
Efisien dalam pemrosesan data dapat dikatakan ketika tidak terjadinya
kegiatan berulang dalam suatu rangkaian kegiatan. Sehingga akan
menghasilkan informasi yang jelas, tepat waktu dan akurat, meminimalisirkan
sumber daya manusia, serta menghemat waktu dan biaya. Efisien dalam
pemrosesan data perpajakan akan menghasilkan informasi yang jelas, tepat
waktu dan akurat jika wajib pajak memiliki pengetahuan perpajakan yang
mumpuni. Pengetahuan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak dinilai
menjadi faktor dalam meningkatkan kepatuhan perpajakan. Karena semakin
tinggi pengetahuan yang dimiliki oleh wajib pajak mengenai tata cara dan
undang-undang perpajakan maka dapat mempengaruhi peningkatan kepatuhan
wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya (Gustiyani, 2014).
Zuhdi dkk., (2015) menyebutkan bahwa kepatuhan wajib pajak
dipengaruhi secara simultan oleh penerapan e-SPT dan pengetahuan
perpajakan, artinya adalah kepatuhan wajib pajak dapat meningkat jika
pengetahuan wajib pajak dan penerapan e-SPT dapat dilaksanakan dengan
baik. Kepatuhan wajib pajak akan semakin meningkat jika didorong oleh
adanya pemahaman wajib pajak mengenai tata cara perpajakan dan
mendorong wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan
tepat waktu.
Rais dan Pinatik (2015) didalam penelitiannya menyatakan bahwa secara
parsial kemudahan e-SPT berpengaruh terhadap pelaporan e-SPT pada wajib
pajak pribadi di Kota Bitung. Kemudahan sistem yang diharapkan adalah
mencakup kemudahan dalam perekaman data, kemudahan pemakaian,
kemudahan dalam penghitungan dan kemudahan dalam pelaporan. Ketika
wajib pajak merasa mudah dalam menggunakan sistem e-SPT, maka wajib
pajak akan terus menggunakannya sebagai sarana pelaporan kewajiban
perpajakannya. Jika penggunaan dilakukan secara terus-menerus dan
berulang-ulang maka wajib pajak akan merasakan kebermanfaatan dari sistem
tersebut.
Sugihanti (2011) menyatakan bahwa minat penggunaan e-SPT akan
meningkat ketika pelaporan dengan menggunakan e-SPT telah memperhatikan
hal-hal yang memberikan manfaat bagi wajib pajak. Dalam hal ini,
kebermanfaatan sistem diharapkan mampu mengurangi tingkat kesalahan
(human error) dan lebih efisien dalam hal waktu, tenaga dan biaya. Sistem
yang dirasa dapat memberikan manfaat bagi penggunanya, maka akan
menimbulkan rasa puas dan mengindikasikan bahwa sistem tersebut berhasil.
Namun, keberhasilan sistem akan dipengaruhi oleh kualitas sistem.
Jika kualitas sistem sudah baik, maka sistem yang diciptakan untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasan pengguna tersebut dapat dikatakan
bahwa jika kualitas sistem yang dihasilkan oleh e-filing adalah baik, maka
akan semakin banyak wajib pajak yang menggunakan sistem e-filing. Chen et
al., (2015) berpendapat bahwa di dalam Web Service Quality (WSQ) terdiri
dari kualitas informasi, kualitas sistem dan kualitas layanan memiliki dampak
yang positif pada kegunaan dan kepuasan pengguna.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai efektivitas penerapan e-SPT yang merupakan
upaya peningkatan kualitas pelayanan dari DJP untuk meningkatkan
penerimaan pajak dengan judul Pengaruh Pengetahuan Perpajakan,
Kemudahan Sistem, Kebermanfaatan Sistem dan Kualitas Sistem
terhadap Penerapan e-SPT serta Implikasinya terhadap Efisiensi Proses
Data.
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tambahan bagi
pihak-pihak yang ingin memperdalam pengetahuan mengenai e-SPT dan dapat
memberikan kontribusi terhadap penerapan literatur akuntansi perpajakan.
Selain itu, penelitian ini dapat menjadi masukan bagi praktisi perpajakan
untuk dapat membuat kebijakan dan meningkatkan kualitas pelayanan sistem
administrasi yang modern (e-SPT) agar meningkatkan penerimaan pajak.
Lingga (2012) telah melakukan penelitian yang berjudul pengaruh
penerapan e-SPT terhadap efisiensi pemrosesan data perpajakan : Survey
terhadap pengusaha kena pajak pada KPP Pratama X, Bandung. Variabel
independen dan dependen penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
yang menjadi indikator kesuksesan e-SPT, yaitu pengetahuan perpajakan,
kemudahan sistem, kebermanfaatan sistem dan kualitas sistem. Selain itu, hal
lain yang membedakan dengan peneliti sebelumnya yaitu lokasi penelitian
yang akan dilakukan di KPP Pratama yang ada di Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang
dapat ditarik dalam penelitian ini yaitu:
1. Apakah pengetahuan pajak yang dimiliki oleh wajib pajak dapat
mempengaruhi penerapan e-SPT?
2. Apakah kemudahan sistem dapat mempengaruhi penerapan e-SPT?
3. Apakah kebermanfaat sistem dapat mempengaruhi penerapan e-SPT?
4. Apakah kualitas sistem dapat mempengaruhi penerapan e-SPT?
5. Apakah penerapan e-SPT dapat mempengaruhi efisiensi proses data?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu :
1. Untuk menganalisa pengaruh pengetahuan pajak terhadap penerapan
e-SPT.
2. Untuk mengukur tingkat kemudahan sistem terhadap penerapan e-SPT.
3. Untuk mengukur tingkat kebermanfaatan sistem terhadap penerapan
e-SPT.
5. Untuk mengidentifikasi pengaruh atas penerapan e-SPT terhadap efisiensi
proses data.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang didapatkan dengan dilakukannya penelitian ini
yaitu:
1. Bagi Akademisi
Sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
mengukur sejauh mana implementasi ilmu yang sesuai dengan
perkembangan zaman. Serta memberikan informasi dan gambaran yang
lebih jelas bagi para peneliti yang ingin melakukan penelitian mengenai
pengetahuan perpajakan, kemudahan sistem, kebermanfaatan sistem,
kualitas sistem, penerapan e-SPT dan efisiensi proses data perpajakan.
2. Bagi Praktisi
Sebagai informasi tambahan, masukan, sekaligus pertimbangan
bagi pihak-pihak yang berwenang dan berhubungan dengan penelitian ini
dalam penetapan kebijakan dan pelaksanaan peraturan perpajakan agar
dapat meningkatkan kualitas pelayanan untuk meningkatkan penerimaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Technology Acceptance Model (TAM)
Technology Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu model
yang dibentuk untuk menganalisis faktor-faktor diterimanya teknologi
komputer. Model ini pertamakali diperkenalkan oleh Fred Davis pada
tahun 1986. TAM merupakan turunan dari Theory of Reasoned Action
(TRA) yang dikembangkan pada tahun 1980. Penggunaan terhadap suatu
sistem informasi diperkirakan dan dijelaskan oleh teori ini.
Di dalam teori TAM, dirumuskan faktor-faktor yang mempengaruhi
organisasi menerima terhadap suatu teknologi. Faktor-faktor tersebut
dijelaskan melalui hubungan sebab akibat antara keyakinan dan perilaku,
tujuan, maupun penggunaan aktual dari pengguna suatu sistem informasi.
Model TAM yang diadopsi dari model TRA didasarkan pada
bahwasanya tindakan seserang untuk bersikap dan berperilaku didasarkan
pada reaksi dan persepsi seseorang terhadap suatu hal. Reaksi dan persepsi
pengguna teknologi informasi akan menentukan diterima atau tidaknya
sistem tersebut.
Faktor yang dapat mempengaruhi persepsi dan reaksi pengguna yaitu
kemanfaatan dan kemudahan penggunaan sistem informasi. Hal tersebut
pengguna akan melihat manfaat dan kemudahan sistem informasi yang
dijadikan sebagai tolak ukur untuk menerima suatu teknologi.
2. Information System Succsess Model (ISSM)
Information System Succsess Model (ISSM) atau model parsimoni
kesuksesan sistem informasi D & M Succsess Model dikembangkan oleh
DeLone dan McLean pada tahun 1992. Dalam model yang dikembangkan
ini, DeLone dan McLean menrefleksikan enam elemen kesuksesan sistem,
antara lain :
a. Kualitas sistem (system quality)
b. Kualitas informasi (information quality)
c. Penggunaan (use)
d. Kepuasan pemakai (user satisfaction)
e. Dampak individual (individual impact)
f. Dampak organisasional (organizational impact)
Model kesuksesan ini didasarkan pada proses dan hubungan kausal
dari elemen-elemen yang telah disebutkan diatas. Model ini tidak
mengukur kesuksesan sistem informasi secara independen, namun
mengukurnya secara keseluruhan, dimana setiap elemen mempengaruhi
elemen-elemen lainnya.
Kesuksesan sistem yang digambarkan DeLone dan McLean diukur
dari elemen kualitas sistem dan kualitas informasi secara independen dan
penggunaan dan kepuasan pemakai akan mempengaruhi dampak
individual dan dampak organisasional.
Namun pada tahun 2003, DeLone dan McLean memperbarui modelnya
dan menyebutnya sebagai updated ISSM. Hal-hal yang diperbarui yaitu :
a. Menambah elemen kualitas pelayanan (service quality) sebagai
tambahan dari elemen-elemen kualitas yang sudah ada.
b. Menggabungkan dampak individual (individual impact) dan
dampak organisasional (organizational impact) menjadi satu
variabel yaitu manfaat-manfaat bersih (net benefits).
c. Menambahkan dimensi minat memakai (intention to use) sebagai
alternatif dari dimensi pemakaian (use).
3. Surat Pemberitahuan Elektronik (E-SPT)
Surat Pemberitahuan Elektronik atau e-SPT dapat diartikan sebagai
aplikasi yang digunakan wajib pajak agar pelaporan SPT lebih mudah
disampaikan yang mana software tersebut dibuat oleh DJP. Pengertian
e-SPT secara lebih lengkap menurut DJP adalah Surat Pemberitahuan
beserta lampiran-lampirannya dalam bentuk digital dan dilaporkan secara
elektronik atau dengan menggunakan media computer yang digunakan
untuk membantu wajib pajak dalam melaporkan perhitungan dan
pembayaran pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Maksud dari menggunakan e-SPT adalah untuk melancarakan semua
yang berkaitan dengan melaporkan kewajiban pajak dapat berjalan dengan
baik, lancar, akurat, dan mempermudah wajib pajak yang diharapkan
meningkatnya kepatuhan dari wajib pajak. Kelebihan dari penggunaan
aplikasi e-SPT menurut DJP adalah:
a. Penyampaian SPT dapat dilaksanakan dengan cepat dan aman, dan
lampiran data dapat disimpan kedalam bentuk compact disk (CD)
atau flash disk.
b. Data perpajakan yang diinput dapat terorganisir dengan baik.
c. Aplikasi e-SPT dapat mengorganisir data perpajakan wajib pajak
dengan sistematis.
d. Perhitungan dalam hal pajak yang harus dibayar dapat dilakukan
dengan cepat dan tepat.
e. Penghitungan dalam membuat laporan pajak menjadi lebih mudah.
f. Data yang diinput oleh wajib pajak akan legkap karena diproses
menggunakan sistem komputerisasi.
g. Mengurangi penggunaan kertas dan mengefisienkan
pekerjaan-pekerjaan berulang perekaman SPT yang memakan sumber daya
cukup banyak.
4. Efisiensi Proses Data
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring edisi IV (2008)
memberikan beberapa pengertian untuk kata efisien, yaitu sebagai berikut:
a. Tepat atau sesuai untuk mengerjakan/menghasilkan sesuatu dengan
b. Mampu menjalankan dengan tepat dan cermat; berdayaguna; tepat
guna.
Lingga (2012) menyebutkan bahwa efisiensi adalah melakukan sesuatu
secara benar, maksudnya adalah upaya untuk mencapai suatu tujuan
dengan melakukan perhitungan jumlah pengorbanan sumber daya yang
dikeluarkan.
Istilah proses di definisikan oleh KBBI daring edisi IV (2008) sebagai
berikut :
a. Runtutan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu.
b. Rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang
menghasilkan produk.
Sedangkan Handayaningrat (1996) berpendapat bahwa proses adalah
tuntutan perubahan dari sesuatu yang dilakukan secara terus menerus.
Jogyanto (2005) mendeskripsikan data sebagai kenyataan yang
menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Sedangkan
definisi data menurut KBBI daring edisi IV (2008) adalah :
a. Keterangan yang benar dan nyata.
b. Keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan bahan kajian
(analisis atau kesimpulan).
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa efisiensi proses
secara berulang untuk mengolah sumber yang benar dan nyata menjadi
suatu output yang berbentuk informasi yang diinginkan dengan input yang
sedikit.
5. Pengetahuan Pajak
Kamus Besar Bahasa Indonesia daring edisi IV (2008)
mendeskripsikan pengetahuan sebagai segala sesuatu yang diketahui,
segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal. Pengetahuan adalah
hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek
melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya)
(Notoatmodjo, 2010).
Soemitro dalam Mardiasmo (2011) mendefinisikan pajak adalah iuran
rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (UU) yang dapat
dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbale (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran
umum.
Menurut UU No.28 Pasal 1 Ayat 1 Tahun 2007, pajak adalah
kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak
mendapatkan imbalan langsung dan digunakan untuk keperluan Negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pengetahuan dan pemahaman pertaturan perpajakan yang dimaksud
(KUP) yang meliputi cara melaporkan SPT, membayar, tempat membayar,
denda dan batas waktu pembayaran atau pelaporan SPT (Resmi, 2009).
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
pajak merupakan segala sesuatu mengenai perpajakan yang meliputi
melakukan pendaftaran untuk terdaftar menjadi wajib pajak, mengisi Surat
Pemberitahuan (SPT) dengan benar, melakukan perhitungan pajak
sebagaimana mestinya, menyetorkan pajak secara tepat waktu sesuai
dengan Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) yang diperoleh dari proses
melihat, mendengar, merasakan dan berfikir yang menjadi dasar manusia
dalam bersikap dan bertindak.
6. Kemudahan Sistem
Menurut KBBI daring edisi IV (2008), mudah diartikan tidak
memerlukan banyak tenaga atau pikiran dalam mengerjakan; tidak sukar;
tidak berat; gampang. Perceived ease of use didefinisikan Davis et al.,
(1989) dan Chin and Todd (1995) dengan seberapa besar kemudahan
untuk memahami dan menggunakan teknologi computer yang dapat
dirasakan.
Kata sistem didefinisikan oleh KBBI daring edisi IV (2008) sebagai :
a. Perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga
membentuk suatu totalitas.
b. susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas, dan sebagainya.
Jogiyanto (2005) menjelaskan bahwa sistem adalah suatu tujuan
Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang
nyata. Kesatuan yang nyata adalah suatu objek nyata, seperti tempat,
benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi
Kemudahan penggunaan didefinisikan sebagai keyakinan seseorang
untuk menggunakan suatu sistem tidak memerlukan usaha apapun (free of
effort) atau mudahnya teknologi tersebut dipahami oleh pengguna (Hanafi
dkk., 2012).
Dari definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kemudahan
sistem adalah tingkatan dimana seseorang percaya bahwa untuk
menggunakan suatu teknologi untuk mencapai tujuan tertentu tidak
diperlukan banyak tenaga.
7. Kebermanfaatan Sistem
Perceived usefulness is defined here as “the degree to which a person
believes that using a particular system would enhance his or her job
performance” (Davis, 1989), sehingga dapat disimpulkan persepsi
kebermanfaatan adalah sejauh mana performa seseorang akan meningkat
akibat menggunakan suatu sistem.
Menurut KBBI daring edisi IV (2008), manfaat diartikan sebagai guna;
faedah; laba; atau untung. Chen et al., (2015) menyebutkan bahwa persepsi
kebermanfaatan sistem (perceived usefulness) didefinisikan dengan
Penggunaan suatu sistem informasi, adopsi, dan perilaku pengguna
sistem ditentukan oleh suatu faktor yang kuat, yaitu kebermanfaatan
(Hanafi dkk., 2012).
Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kebermanfaatan
sistem adalah tingkatan dimana seseorang percaya bahwa dengan
menggunakan suatu teknologi untuk tujuan tertentu akan meningkatkan
performanya.
8. Kualitas Sistem
Menurut ISO-8402 (Loh, 2001), kualitas adalah totalitas yang tersirat
maupun tersurat daripada fasilitas dan karakteristik suatu produk atau jasa
yang dapat memuaskan kebutuhan. Juran (1998) mendefinisikan kualitas
sebagai kepuasan konsumen yang terpenuhi dan kepuasan konsumen
merupakan salah satu tolak ukur daripada kualitas.
Menurut KBBI daring edisi IV (2008), kualitas adalah tingkat baik
buruknya sesuatu; kadar; derajat atau taraf (kepandaian, kecakapan, dan
sebagainya); atau mutu.
DeLone dan McLean (1992) mendefinisikan kualitas sistem
merupakan ciri karakteristik kualitas yang diinginkan dari sistem informasi
itu sendiri dan kualitas informasi yang diinginkan informasi karakteristik
produk.
Dari beberapa penjelasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa
kualitas sistem adalah tingkatan untuk mengukur baik buruknya suatu
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai penerapan e-SPT secara umum telah
dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu. Demikian hal nya dengan
variabel-variabel yang lain, yaitu efisiensi proses data, pengetahuan
perpajakan, kemudahan sistem, kebermanfaatan sistem dan kualitas
sistem. Beberapa penelitian tersebut antara lain :
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Variabel
No Nama Peneliti Variabel efisiensi pemrosesan data perpajakan. Efisiensi pemrosesan data perpajakan dipengaruhi oleh penerapan e-SPT sebesar 36,4%, sisanya 63,6% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian.
Hasil pengujian variabel kualitas sistem, kualitas informasi, ketepatan waktu, dan kerahasiaan mempengaruhi kepuasan Wajib Pajak pengguna e-filing, sedangkan variabel ketepatan waktu tidak mempengaruhi kepuasan Wajib Pajak pengguna e-filing.
C. Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesa
1. Pengaruh Pengetahuan Pajak Terhadap Penerapan E-SPT
Pengetahuan perpajakan berperan penting dalam meningkatkan
kepatuhan wajib pajak, yang artinya bahwa wajib pajak akan mudah
melaksanakan kewajiban perpajakannya apabila wajib pajak telah
mengetahui seluruh ketentuan atau peraturan perpajakan yang berlaku
Rahmawaty (2014) di dalam penelitiannya menyebutkan bahwa
pengetahuan wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan
wajib pajak. Zulaikha (2012) dan Siregar dkk., (2012) juga
menemukan bahwa pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan
berpengaruh positif terhadap kesadaran wajib pajak untuk membayar
pajak.
Meskipun demikian, pengaruh pengetahuan perpajakan terhadap
kepatuhan pajak tidak diuji secara langsung melainkan pengaruhnya
terhadap penerapan e-SPT sebagai sarana wajib pajak untuk
melaksanakan kewajiban perpajakan sehingga dapat dikatakan patuh.
Jika wajib pajak memiliki pengetahuan yang cukup untuk menjalankan
dan memahami kewajiban perpajakan sesuai KUP maka wajib pajak
akan menerima dan menggunakan e-SPT untuk pelaporan pajak.
H1 : Pengetahuan pajak berpengaruh positif terhadap penerapan
e-SPT.
2. Pengaruh Kemudahan Sistem Terhadap Penerapan E-SPT
Lin et al. (2011) menemukan persepsi kemudahan penggunaan
menjadi prediktor signifikan dari manfaat yang dirasakan dari
menggunakan internet (e-government) untuk memakai aplikasi. Hasil
penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Noviandini (2012) dan Rais dan Pinatik (2015) yang mengungkapkan
bahwa persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh signifikan
Namun hal yang sama tidak ditemukan di dalam penelitian yang
dilakukan oleh Hidayat (2011) yang menemukan hasil bahwa banyak
pengguna aplikasi e-SPT merasa ragu-ragu sehingga persepsi
penggunann e-SPT tidak mempengaruhi penggunaan aplikasi e-SPT.
Sebagaimana halnya juga ditemukan dalam penelitian Muntianah dkk.,
(2012) bahwa persepsi penggunan tidak berpengaruh terhadap sikap
pengguna dalam penerapan teknologi.
Dari penelitian-penelitian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
persepsi kemudahan dalam menggunakan sistem mempengaruhi
pengguna (user) untuk memakai sistem. Semakin sistem mudah untuk
digunakan, maka akan semakin banyak minat pengguna untuk
memakai sitem tersebut. Demikian pula dengan sistem e-SPT yang
diterapkan oleh Dirjen Pajak. Jika aplikasi e-SPT mudah digunakan
oleh wajib pajak untuk melaporkan kewajiban perpajakannya, maka
penggunaan e-SPT akan meningkat.
H2 : Kemudahan sistem berpengaruh positif terhadap penerapan
e-SPT.
3. Pengaruh Kebermanfaatan Sistem Terhadap Penerapan E-SPT
Persepsi kebermanfaatan sistem adalah ketika sistem dipercaya
dapat memberikan manfaat bagi penggunanya. Kemanfaatan sistem
sebagian besar diukur dengan keuntungan bersih yang pengguna
dapatkan dari sistem yang digunakan (Chen et al.,2015). Noviandini
persepsi kebermanfaatan terhadap penggunaan e-Filing. Hasil serupa
juga ditemukan oleh Rais dan Pinatik (2105), bahwa manfaat e-SPT
berpengaruh positif signifikan terhadap pelaporan e-SPT pada wajib
pajak pribadi di Kota Bitung.
Namun Lin et al. (2011) di dalam penelitiannya tidak menemukan
hubungan yang signifikan antara manfaat yang dirasakan dan niat
untuk menggunakan internet (layanan e-Government di Gambia) untuk
memakai aplikasi.
Dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, dapat
ditarik kesimpulan bahwa aplikasi e-SPT yang diterapkan oleh Dirjen
Pajak apabila dirasa memberikan manfaat kepada wajib pajak, maka
wajib pajak akan terus menggunakannya. Semakin bermanfaat aplikasi
e-SPT terhadap wajib pajak, maka wajib pajak akan terus
menggunakan e-SPT untuk melaporkan kewajiban perpajakannya.
H3 : Kebermanfaatan sistem memiliki pengaruh positif terhadap
penerapan e-SPT.
4. Pengaruh Kualitas Sistem Terhadap Penerapan E-SPT
Salah satu elemen model kesuksesan sistem yang dikembangakan
oleh DeLone dan McLean (1992) adalah kualitas sistem. Kualitas dari
suatu sistem menggambarkan apakah sistem tersebut layak untuk
digunakan serta akan menimbulkan kepuasan bagi penggunanya.
dari kualitas sistem Rail Ticketing System (RTS) terhadap kepuasan
pengguna.
Widyadinata dan Toly (2014) mengukur kualitas sistem dari
persepsi kecepatan akses dimana ditemukan bahwa sistem yang
memiliki akses dengan optimal mempengaruhi penggunaan e-filing
secara positif signifikan. Namun Sugihanti (2011) dan Wowor dkk.,
(2014) menemukan persepsi kecepatan tidak berpengaruh signifikan
terhadap wajib pajak pengguna e-filing.
Dari penelitian-penelitian terdahulu, dapat ditarik kesimpulan
bahwa jika sistem e-SPT dapat diakses dengan optimal oleh wajib
pajak, maka wajib pajak akan merasa puas dalam menggunakan sistem
tersebut. Sehingga semakin baik kualitas sistem e-SPT, maka kepuasan
wajib pajak akan meningkat dan penggunaan e-SPT akan meningkat
pula.
H4 : Kualitas sistem memiliki pengaruh positif terhadap penerapan
e-SPT.
5. Pengaruh Penerapan E-SPT Terhadap Efisiensi Proses Data
Penerapan e-SPT sebagai sarana pelaporan kewajiban
perpajakan secara elektronik akan memberikan banyak implikasi, salah
satunya adalah efisiensi proses data. Lingga (2012) dan Suryadi (2012)
menemukan bahwa penerapan e-SPT memiliki pengaruh positif yang
signifikan terhadap efektivitas pemrosesan data perpajakan. Sedangkan
yang positif signifikan antara penerapan e-SPT terhadap efisiensi
pengisian SPT menurut persepsi wajib pajak.
Namun, hasil serupa tidak ditemukan di dalam penelitian Mery
(2004) yang menyatakan bahwa penerapan e-SPT tidak berpengaruh
terhadap efektivitas pemrosesan data perpajakan. Penelitian lanjutan
dilakukan oleh Mokolinug dan Budiarso (2014) dimana kepraktisan
e-SPT tidak berpengaruh secara signifikan terhadap efisiensi pemrosesan
data perpajakan pada pengusaha kena pajak di Kota Tomohon.
Dari penelitian-penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa
penerapan e-SPT dapat mempengaruhi efisiensi proses data. Jika wajib
pajak menggunakan e-SPT untuk melaporkan kewajiban
perpajakannya, maka pemrosesan data meliputi input data, perhitungan
data, dan rekam ulang data akan menjadi lebih cepat dengan biaya dan
tenaga yang minim, sehingga wajib pajak akan merasa sangat terbantu.
Semakin efisien input data perpajakan yang dilakukan oleh wajib pajak
dengan menggunakan e-SPT, maka pengguna e-SPT juga akan
meningkat.
H5 : Penerapan e-SPT memiliki pengaruh positif terhadap efisiensi
D. Model Penelitian
Gambar 2.1
Model Penelitian Pengetahuan
Pajak (X1)
Kualitas Sistem
(X4) Kemudahan
Sistem (X2)
Kebermanfa atan Sistem
(X3)
Penerapan e-SPT
(Y)
Efisiensi Proses Data
(Z) +
+
+
+
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Obyek Penelitian
Obyek penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama yang terdapat di wilayah Daerah
Istimewa Yoyakarta (DIY) yaitu KPP Pratama Yogyakarta, KPP Pratama
Sleman, KPP Pratama Bantul, KPP Pratama Wonosari dan KPP Pratama
Wates. Obyek penelitian digunakan sebagai wilayah penyebaran kuisioner
untuk mengetahui pengaruh pengetahuan pajak, kemudahan sistem,
kebermanfaatan sistem dan kualitas sistem terhadap penerapan e-SPT dan
implikasinya terhadap pemrosesan data.
B. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah wajib pajak yang terdaftar di
tiap-tiap KPP yang ada di wilayah DIY. Subyek yang digunakan untuk
menilai pengaruh pengetahuan pajak, kemudahan sistem, kebermanfaatan
sistem dan kualitas sistem terhadap penerapan e-SPT dan implikasinya
terhadap pemrosesan data adalah wajib pajak badan yang melakukan
pelaporan di tempat terdaftarnya.
C. Jenis Data
Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, yang bertujuan untuk
melihat pengaruh dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2010). Sumber data
data yang berasal langsung dari responden yang dilakukan menggunakan
kuisioner atau wawancara (Sekaran, 2003). Data primer penelitian ini
berasal dari survei penyebaran kuesioner pada wajib pajak badan terdaftar
KPP Pratama Yogyakarta, KPP Pratama Sleman, KPP Pratama Bantul,
KPP Pratama Wonosari dan KPP Pratama Wates yang dikumpulkan secara
khusus dan berkaitan langsung tentang permasalahan yang diteliti
Jenis data terbagi menjadi dua macam (Kuncoro, 2009) yaitu :
1. Data kualitatif, adalah data yang berbentuk deskriprtif atau
uraian lain dan pengukurannya tidak dapat mengggunakan skala
numerik.
2. Data kuantitatif, adalah data yang berbentuk skala numerik
atau angka-angka. Sehingga untuk bisa dilakukan pemrosesan
statistik, bentuk penelitan kualitatif harus disajikan dalam
angka-angka (kualitatif yang dikuantitatifkan).
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data
kualitatif yang dikuantitatifkan dengan menggunakan skala likert.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode non probability sampling. Pemilihan sampel dilakukan dengan
metode convinience sampling, yaitu teknik untuk mendapatkan sampel
dengan memperhatikan keinginan dan kenyamanan peneliti
(Kuncoro,2009). Dimana sampel yang akan diambil adalah wajib pajak
dan bersedia menjadi responden sehingga peneliti bisa menemukan
responden dengan mudah.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui metode survey dengan
cara membagikan kuisioner kepada responden. Kuisoner adalah daftar
pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan untuk dijawab oleh responden
(Sekaran,2011).
Kuisioner disebar ke 5 KPP yang berada di Daerah Istimewa
Yogyakarta, yaitu KPP Pratama Yogyakarta, KPP Pratama Sleman, KPP
Pratama Bantul, KPP Pratama Wonosari dan KPP Pratama Wates.
Kuesioner bersifat tertutup dimana jawaban telah disediakanoleh peneliti,
responden hanya memilih jawaban yang telah disediakan. Pengukuran
variabel menggunakan skala likert 1-5 poin. Jawaban dari setiap item
menggunakan gradasi sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan
sangat setuju.
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Pengukuran
1. E-SPT (Surat Pemberitahuan Elektronik)
E-SPT adalah aplikasi atau sistem yang digunakan oleh wajib pajak
sebagai alternatif untuk melaporkan kewajiban perpajakannya. E-SPT
merupakan bentuk elektronik dari SPT yang berbentuk kertas. Alat ukur
yang akan digunakan adalah dengan menggunakan kuisioner. Skala
Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Lingga (2012),
kuisioner yang digunakan untuk mengukur penerapan e-SPT adalah
sebagai berikut :
a.a. Aplikasi e-SPT membantu mengefisienkan berkas dalam
pemrosesan data perpajakan.
a.b. Pengarsipan data dapat dilakukan dengan lebih praktis apabila
menggunakan aplikasi e-SPT.
2. Efisiensi Proses Data
Efisiensi proses data adalah sumber daya yang diperlukan untuk
mengolah dan memanipulasi data untuk menjadi informasi dengan
biaya yang sedikit namun bisa mencapai hasil yang banyak. Alat ukur
yang akan digunakan untuk mengukur variabel efisiensi proses data
adalah dengan menggunakan kuisioner. Sedangkan skala yang
digunakan adalah skala likert 5 poin.
Lingga (2012), juga mengukur efisiensi proses data melalui
kuisioner sebagai berikut :
a. Penggunaan e-SPT dalam pemrosesan data perpajakan membantu
menghasilkan informasi yang jelas, akurat dan tepat waktu.
b. Jumlah SDM dalam proses penghitungan dan perekaman data perpajakan
dapat diminimalisir dengan menggunakan e-SPT.
c. Penggunaan aplikasi e-SPT dapat menghemat waktu dan biaya yang
3. Pengetahuan Pajak
Pengetahuan pajak adalah tingkat pemahaman yang dimiliki oleh
wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya berupa
mendaftar, menghitung, menyetor, dan melapor sesuai dengan
Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) yang telah ditetapkan oleh Dirjen
Pajak. Alat ukur yang akan digunakan adalah dengan menggunakan
kuisioner dengan menggunakan skala likert 5 poin.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Handayani dkk.,
(2011), pengetahuan perpajakan diukur melalui kuisioner sebagai
berikut :
a. Sanksi pajak akan dikenakan bagi wajib pajak yang tidak patuh
dan tidak melaksanakan kewajiban perpajakan.
b. Pajak yang dibayar dihitung berdasarkan Penghasilan Neto
dikurangi PTKP kemudian dikalikan dengan tarif yang berlaku.
c. Pengetahuan dan pemahaman peraturan pajak diperoleh dari
sosialisasi yang diadakan oleh KPP .
d. Pengetahuan dan pemahaman peraturan pajak diperoleh dari
training.
4. Kemudahan Sistem
Kemudahan sistem didefinisikan ketika pengguna dari suatu
sistem percaya bahwa untuk menggunakan sistem tersebut hanya
membutuhkan usaha yang sedikit. Usaha yang sedikit merujuk pada
mengoperasikan sistem tersebut. Alat ukur yang akan digunakan untuk
mengukur variabel ini adalah dengan menggunakan kuisioner. Skala
yang digunakan untuk mengukur adalah skala likert 5 poin.
Desmayanti (2012) mengukur persepsi kemudahan penggunaan
melalui kuisioner sebagai berikut :
a. E-SPT mudah untuk dipelajari.
b. E-SPT mudah untuk digunakan.
c. Interaksi dengan aplikasi e-SPT jelas dan terpahami.
d. Adaptasi dengan e-SPT mudah untuk dilakukan.
e. Dalam penggunaan e-SPT, mudah untuk menjadi terampil.
f. Menggunakan e-SPT untuk keseluruhan adalah mudah.
5. Kebermanfaatan Sistem
Kebermanfaatan sistem didefnisikan ketika pengguna dari suatu
sistem percaya bahwa sistem tersebut dapat memberikan keuntungan
bagi dirinya. Sistem yang dirasa dapat memberikan manfaat untuk
mencapai suatu tujuan pengguna, mengakibatkan pengguna akan terus
memakai sistem tersebut. Alat ukur yang digunakan untuk variabel
kebermanfaatan adalah dengan kuisioner sedangkan skalanya
menggunakan skala likert 5 poin.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Desmayanti (2012),
persepsi kebermanfaatan sistem diukur melalui kuisioner sebagai
a. Performa pelaporan pajak akan meningkat jika
menggunakan e-SPT.
b. Pelaporan pajak akan lebih efektif apabila menggunakan
e-SPT.
c. Proses pelaporan pajak menjadi lebih sederhana jika
menggunakan e-SPT.
d. Produktivitas dapat ditingkatkan dengan menggunakan
e-SPT.
6. Kualitas Sistem
Kualitas sistem didefinisikan sebagai karakteristik yang melekat
sesuai dengan tujuan diciptakannya suatu sistem. Kualitas sistem
dijadikan sebagai indikator agar suatu sistem bisa diterapkan secara
konsisten dan disempurnakan sesuai dengan perkembangan zaman
sehingga sistem tersebut bisa mencapai keinginan dan tujuan
penggunanya. Alat ukur yang akan digunakan untuk mengukur
variabel kualitas sistem adalah dengan menggunakan kuisioner.
Sedangkan skala yang digunakan adalah skala likert 5 poin.
Kualitas sistem diukur oleh Kirana (2010) melalui kuisioner
sebagai berikut :
a. Data informasi yang dibutuhkan pengguna tersedia di
dalam aplikasi e-SPT.
b. Sistem e-SPT menyediakan informasi sesuai dengan
c. Informasi yang dihasilkan sistem e-SPT akurat, tidak bias
dan bebas dari kesalahan.
d. Informasi yang dibutuhkan pengguna dari aplikasi e-SPT
dapat diakses dalam waktu yang tepat.
e. Aplikasi e-SPT dapat memberikan informasi terkini.
f. Output e-SPT mudah dipahami pengguna karena disajikan
dalam bentuk yang tepat.
g. Penyajian informasi dalam sistem e-SPT jelas.
G. Uji Kualitas Instrumen dan Data
Pengujian kualitas instrumen data dilakukan sebelum pengujian
hipotesis. Adapun uji kualitas instrumen data yang dilakukan dalam
penelitian ini antara lain :
a.b.a.1. Uji Validitas
Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur. Instrument dapat dikatakan valid
apabila menghasilkan hasilukur sesuai dengan apa yang diinginkan.Uji
validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai pearson
correlation yang dihasilkan. Apabila pearson correlation > 25%, maka
instrument dikatakan valid (Nazaruddin dan Basuki, 2016). Menurut
Ghazali (2009) suatu kuesioner dikatakan akurat apabila pertanyaan
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur
a.b.a.2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas adalah pengujian untuk mengukur kuesioner yang
menunjukan sejauh mana stabilitas dan konsistensi alat ukur yang
digunakan. Uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan
koefisien Cronbach Alpha untuk semua variabel. Koefisien Cronbach
Alpha yaitu koefisien yang menunjukan seberapa baik suatu instrumen
berkorelasi positif dengan item lainnya.
Menurut Ghazali (2009) kuesioner dikatakan reliabel apabila
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. Apabila Koefisien Cronbach Alpha yang
dihasilkan > 0,70 maka dapat dikatakan bahwa instrumen yang
digunakan reliabel (Sekarran dalam Nazaruddin dan Basuki, 2016).
Sedangkan Guilford (1956:145) mengkategorikan koefisien
reliabilitas sebagai berikut :
a. Jika koefisien croanboachs alpha yang dihasilkan antara 0,80 – 1,00
maka dapat dikategorikan sebagai reliabilitas sangat tinggi.
b. Jika koefisien croanboachs alpha yang dihasilkan antara 0,60 – 0,80
maka dapat dikategorikan sebagai reliabilitas tinggi.
c. Jika koefisien croanboachs alpha yang dihasilkan antara 0,40 – 0,60
d. Jika koefisien croanboachs alpha yang dihasilkan antara 0,20 – 0,40
maka dapat dikategorikan sebagai reliabilitas rendah.
H. Uji Hipotesis dan Analisa Data
1. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
metode regresi linear berganda (multiple regression) dimana analisis
ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen
pengetahuan perpajakan, kemudahan sistem, kebermanfaatan sistem,
dan kualitas sistem terhadap variabel dependen yaitu penerapan e-SPT.
Serta metode regresi linear sederhana untuk mengetahui hubungan
antara variabel independen penerapan e-SPT terhadap variabel
dependen kedua, yaitu efisiensi proses data. Dari penjelasan diatas,
maka dapat ditari kesimpulan bahwa di dalam penelitian ini terdapat
dua persamaan, yaitu :
……(1)
………...(2)
Keterangan :
ESPT = Penerapan e-SPT
EPD = Efisiensi Proses Data
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
PP = Pengetahuan Perpajakan
KBS = Kebermanfaatan Sistem
KLS = Kualitas Sistem
= Error Term
a. Uji Koefisien Determinasi ( R2
dan Adjusted R2
)
Uji ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi antara 0 dan 1.Nilai koefisien determinasi
yang kecil mengindikasikan terbatasnya kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi yang semakin mendekati angka 1 menandakan bahwa
kemapuan variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen semakin jelas.
b. Uji Signifikansi (Uji Nilai F)
Uji nilai F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen memengaruhi variabel dependen secara bersama-sama.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan nilai signifikansi. Jika
nilai sig < 0,05 maka terdapat pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen secara bersama-sama.
c.Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependennya. Kriteria dalam
penerimaan hipotesis adalah sebagai berikut:
maka hipotesis diterima.
2) Jika nilai sig > alpha (0,05) dan tidak searah dengan
hipotesis maka hipotesis ditolak.
2. Analisa Data
a. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif berfungsi untuk menunjukkan gambaran
secara statistik data yang diteliti meliputi jumlah data, mean,
standar deviasi dan nilai variasi (variance) dari masing-masing
variabel penelitian. Maksimum-minimum digunakan untuk melihat
nilai minimum dan maksimum dari polpulasi sedangkan jarak
(range) digunakan untuk melihat selisih antara nilai maksimum
dan minimum. Mean digunakan untuk menilai besar rata-rata
populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan
untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel. Nilai variasi data
(variance) digunakan untuk menilai tingkat variasi dari suatu data.
b. Uji Asumsi Klasik
c.1)Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk menentukan apakah
data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil
dari populasi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini
menggunakan One Sample Kormogrov-Smirnov Test. Dasar
pengambilan keputusan dilihat dari nilai sig. Unstandardized
disimpulkan bahwa residual menyebar normal, dan jika nilai
sig < 5%, maka dapat disimpulkan bahwa residual menyebar
tidak normal (Nazaruddin dan Basuki, 2016).
c.2)Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah
terdapat model regresi yang berkorelasi dengan variabel bebas
dalam penelitian. Pendeteksian multikolinearitas dapat dilihat
dari nilai Variance Inflation Factors (VIF). Apabila nilai VIF <
10 maka tidak terdapat multikolinearitas dalam variabel bebas,
begitu pula sebaliknya (Nazaruddin dan Basuki, 2016).
c.3)Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance residual
satu pengamatan ke pengamatan lain. Uji heteroskedastisitas
dalam penelitian ini menggunakan uji glesjer, dengan cara
melihat nilai sig yang dihasilkan. Apabila nilai sig > 5%, maka
dapat dikatakan terbebas dari heteroskedastisitas (Nazaruddin
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah KPP Pratama yang berada di
wilayah DIY, yaitu KPP Pratama Yogyakarta, KPP Pratama Sleman, KPP
Pratama Bantul, KPP Pratama Wonosari dan KPP Pratama Wates.
Sedangkaan Subyek Penelitian ini adalah wajib pajak badan yang terdaftar
di tiap-tiap KPP. Penelitian dilakukan mulai dari Bulan September sampai
dengan November 2016.
Penyebaran angket kuisioner dilakukan pertama kali di KPP
Pratama Sleman yang dilakukan pada 12-15 September dengan total
responden sebanyak 40 orang. Dilanjutkan dengan penelitian di
lingkungan KPP Pratama Wonosari yang dilaksanakan pada 20-30
Oktober 2016 dengan total perolehan responden sebanyak 38 orang.
Obyek penelitian selanjutnya yaitu KPP Pratama Yogyakarta yang
dilakukan tanggal 2-8 November 2016 dan memperoleh sebanyak 45
responden.
Tanggal 8-16 November 2016, penyebaran angket kuisioner
dilakukan di KPP Pratama Wates dengan total 42 responden. Kemudian
obyek penelitian terakhir yaitu KPP Pratama Bantul dengan jumlah
responden sebanyak 63 orang yang dilaksanakan pada 17-28 November
2016. Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian tersebut, dapat dilakukan
Tabel 4.1
Sebaran Kuisioner Berdasarkan Obyek Penelitian
No Obyek Penelitian Jumlah Responden
1 KPP Pratama Sleman 40 Responden 2 KPP Pratama Wonosari 38 Responden 3 KPP Pratama Yogyakarta 45 Responden 4 KPP Pratama Wates 42 Responden 5 KPP Pratama Bantul 63 Responden
Total 228 Responden
Penyebaran kuisioner yang dilakukan mendapatkan tanggapan
yang baik dari setiap responden yang diminta untuk mengisi angket,
sehingga tidak ada kuisioner yang hilang atau tidak kembali. Dari total 228
kuisioner yang dapat disebar oleh peneliti, terdapat 102 kuisioner yang
tidak dapat diolah, dimana 23 kuisioner tidak tepat sasaran karena
responden yang didapatkan adalah wajib pajak pribadi. Sedangkan 79
lainnya rusak atau tidak memenuhi kriteria sehingga tidak dapat diolah.
Dari hasil penerimaan kuisioner tersebut, dapat dilakukan analisis data
yang dirangkum kedalam tabel 4.2.
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Sebaran Kuisioner
B
Berdasarkan data diatas, dari 126 instrumen yang dapat diolah
dapat diperoleh informasi sebagai berikut :
Keterangan Jumlah Persentase
Kuisioner disebar 228 100%
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Kelengkapan Identitas
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 126 kuisioner yang dapat
diolah, sebanyak 84 atau 66,7% responden memilih untuk tidak mengisi
identitasnya. Sedangkan yang memilih melengkapi identitasnya hanya 2
responden dengan persentase sebesar 1,6%. Sisanya sebanyak 40
responden atau 31,7% mengisi identitas, namun tidak melengkapinya.
Adapun responden yang tidak melengkapi pengisian identitas dapat dilihat
secara terperinci pada tabel 4.4.
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Ketidaklengkapan Identitas
Karakteristik responden yang ditunjukkan berdasarkan
ketidaklengkapan pengisian identitas dapat diklasifikasikan menjadi 6
kategori, yaitu yang mengisi nama instansi saja, nama dan Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP), nama dan nomor telepon instansi, NPWP instansi Keterangan Jumlah Kuisioner Persentase Tidak Mengisi Identitas 84 66,7% Megisi Identitas Lengkap 2 1,6% Mengisi Identitas Tidak Lengkap 40 31,7%
Total 126 100%
Keterangan Jumlah Kuisioner Persentase
Nama Instansi 20 50%
Nama dan NPWP Instansi 5 12,5% Nama dan Nomor Telpon Instansi 10 25%
NPWP Instansi 3 7,5%
saja, NPWP dan nomor telepon instansi atau yang mengisi nomor telepon
saja.
Dari 40 responden atau sebesar 100% yang tidak melengkapi
identitasnya, sebanyak 20 responden hanya mengisi nama instansi asal
untuk identitasnya dengan presentase sebesar 50%. Lalu sebanyak 5 atau
12,5% responden yang mengisi item pertanyaan nama dan NPWP
instansinya. Sedangkan yang mengisi nama dan nomor telpon instansi
dilakukan oleh 10 atau 25% responden.
Kemudian sebanyak 3 atau 7,5% responden yang mengisi item
pertanyaan NPWP instansi sebagai identitasnya, dan 5 responden atau
12,5% lainnya hanya mengisi item pertanyaan nomor telpon instansi. Dari
penyebaran kuisioner yang dilakukan, tidak ditemukan responden yang
mengisi item pertanyaan NPWP dan nomor telpon instansi sebagai
identitasnya.
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Kedudukan di Instansi Asal
Karakteristik lainnya dapat diketahui melalui jabatan atau
kedudukan responden dari instansi asalnya. Dari total 126 responden atau
100%, sebanyak 19 responden atau 15% menjabat sebagai direktur di
instansi asalnya. Pada posisi bagian keuangan dan administrasi, dapat Keterangan Jumlah Kuisioner Persentase
Direktur 19 15%
Bagian Keuangan dan Administrasi 71 56%
Konsultan Pajak 4 3%
diidentifikasi sebanyak 71 responden atau 56%. Sedangkan yang memiliki
posisi sebagai konsultan pajak, dapat diidentifikasi sebanyak 4 responden
atau 3%. Sebanyak 32 responden atau 25% sisanya memiliki jabatan selain
dari yang telah disebutkan.
B. Uji Kualitas Instrumen dan Data
1. Uji Validitas
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas
Alat Ukur Pearson Correlation Keterangan