• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI LAMPUNG (PERIODE 2009-2015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI LAMPUNG (PERIODE 2009-2015)"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING OPEN UNEMPLOYMENT RATE IN THE PROVINCE OF LAMPUNG

(PERIOD 2009-2015)

Oleh :

AISYAH SISNITA 20130430045

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING OPEN UNEMPLOYMENT RATE IN THE PROVINCE OF LAMPUNG

(PERIOD 2009-2015)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ilmu Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh :

AISYAH SISNITA 20130430045

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(3)

Nama : Aisyah Sisnita

Nomor Mahasiswa : 20130430045

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul : “ ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI LAMPUNG (PERIODE 2009-2015)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya karya

atau pendapat yang pernah ditulis ata diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang

secara tertlis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila

ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis

atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 19 Desember 2016

(4)

Istiqomah dalam menghadapi cobaan. Jadilah seperti karang dilautan yang kuat di

hantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang

lain, karena hidup hanyalah sekali. Ingat hanya pada Allah apapun dan dimanapun

kita berada kepada Dia-lah tempat meminta dan memohon”.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri”.

(5)

mendoakan serta mendukung proses kuliah sampai akhirnya bisa

menyelesaikan skripsi ini.

2. Almamater tercinta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta semoga

semakin maju, terdepan, unggul dan islami tetap menjadi visi kampus dan

dapat meluluskan wisudawan dan wisudawati yang bermanfaat dunia

akhirat.

3. Dosen-dosen yang telah memberikan keikhlasan dalam memberikan ilmu

nya selama masa kuliah semoga amal ibadah bapak ibu dosen menjadi amal

jariyah amiin.

4. Sahabat-sahabat seperjuangan di Unires lorong SBZ, keluarga kecil ku di

Perumahan Quantum Residence no D3 untuk Amirilia, Ami, Cindra, Adek

Zami, Baiq Ryan yang selalu ada saat susah dan senang.

5. Teman-teman yang pernah sama-sama berjuang dalam menyusun skripsi

ini, untuk iraka yang selalu kasih semangat saat down, sumandi yang selalu

memberikan keceriaan saat di BI corner, serta tidak lupa untuk zozo yang

selalu memotivasi karena daftar sidang duluan dan nggak lupa sama rahayu

yang udah jadi temen yang baik selama kuliah.

6. Temen terdekat di kampus dari awal semester sampai akhir untuk Mika dan

Erica yang selalu ada membantu saat susah dan memberikan warna warni

(6)

ekonomi 2013 menjadi lebih kompak dan sukses untuk kita semua.

8. Buat asdos terbaik mas mahrus yang selalu meluangkan waktu nya untuk

membantu skripsi ini terimakasih banyak, semoga mendapat limpahan

berkah dari Allah SWT. Amiin.

9. Teruntuk Rendy Julio Herlandez S.T yang sudah menjadi partner terbaik di masa-masa kuliah dan untuk kedepan nya, terima kasih telah mendukung

(7)

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ... viii

ABSTRAK ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 9

C. Rumusan Masalah ... 10

D. Tujuan Penelitian ... 11

E. Manfaat penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

A. Landasan Teori ... 13

B. Hubungan Antar Variabel ... 21

C. Penelitian Terdahulu ... 26

D. Kerangka Pemikiran ... 31

E. Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN... 35

A. Objek dan Subjek Penelitian ... 35

B. Jenis Data ... 36

C. Teknik Pengumpulan Data ... 36

D. Definisi Operasional Variable Penelitian ... 36

E. Metode Analisis Data ... 38

F. Uji Kualitas Data ... 53

(8)

D. Perkembangan Jumlah Penduduk di Provinsi Lampung ... 61

E. Perkembangan Upah Minimum Regionaldi Provinsi Lampung .... 63

F. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Lampung ... 66

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 69

A. Uji kualitas instrumen dan data ... 69

B. Uji Statistik ... 75

C. Interpretasi hasil pengujian Random Effect model ... 77

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN 83 A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 85

C. Keterbatasan penelitian ... 86

DAFTAR PUSTAKA

(9)

1.2 Jumlah Penduduk di Provinsi Lampung Tahun 2010-2015 (jiwa) .. 6

1.3 Upah Minimum Regional (UMR) di Provinsi Lampung Tahun 2009-2015 (dalam rupiah) ... 7

1.4 Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Lampung Tahun 2009-2015 (dalam persen) ... 8

4.1 Luas wilayah menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung 2015 0.178% ... 56

4.2 Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Kabupaten dan Kota di Provinsi Lampung tahun 2009-2015 (dalam persen) ... 61

4.3 Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota Provinsi Lampung Tahun 2009-2015 (jiwa) ... 63

4.4 Upah Minimum di Provinsi Lampung Periode 2009-2015 (Rupiah) ... 65

4.5 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Lampung Periode 2009-2015 (dalam persen) ... 67

5.1 Uji Heteroskedastisitas ... 69

5.2 Uji Multikolinearitas ... 70

5.3 Uji Hausman ... 71

5.4 Random Effect Model... 72

5.5 Laju Pertumbuhan PDRB ADHK menurut Lapangan Usaha (dalam persen) ... 78

(10)

2.1 Kerangka Pemikiran ... 32

3.1 Kerangka Pemikiran Regresi... 44

4.1 Tingkat Pengagguran Terbuka di Provinsi Lampung Tahun 2009-2015 ... 60

4.2 Jumlah Penduduk di Provinsi Lampung Tahun 2009-2015 ... 62

4.3 Upah Minimum Provinsi Lampung Tahun 2009-2015 ... 64

(11)
(12)
(13)

ix

the factors that caused the unemployment in Lampung Provience by gathering data in 12 municipalities and 2 cities from 2009 until 2015. In this research, the samples were 14 municipatilies and cities, that were gathered from varities of institutions like BPS and the sources related to this research. The analyzing tool used was Data Panel Method. Based on the analysis that was conducted, the result indicated that the Total Population and the Human Development Index had significant influence towards the open unemployment in Lampung Provience. Meanwhile the minimum wage has no significant influence towards the Open Unemployment in Lampung Provience.

Keywords: Total Population, Minimum Wage, Human Development Index and

(14)

viii

penyebab dari pengangguran yang ada di Provinsi Lampung dengan mengambil data 12 kabupaten dan 2 kota dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2015. Dalam penelitian ini sampel berjumlah 14 kabupaten dan kota, yang diperoleh dari berbagai instansi seperti BPS dan sumber yang berhubungan dengan penelitian ini. Alat analisis yang digunakan dengan menggunakan Metode Data Panel. Berdasarkan analisis yang dilakukan diperoleh hasil bahwa, Jumlah Penduduk dan Indeks Pembangunan Manusia berpengaruh secara signifikan terhadap pengangguran terbuka di Provinsi Lampung. Sedangkan Upah minimum tidak berpengaruh signifikan terhadap pengangguran terbuka di Provinsi Lampung.

Kata kunci : Jumlah Penduduk, Upah Minimum, Indeks Pembangunan

(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Banyaknya permasalahan perekonomian yang ada di Indonesia

menyebabkan negara ini menjadi negara yang kurang pesat dalam membangun

pertumbuhan ekonomi dikarenakan masih banyaknya penduduk Indonesia yang

mengalami kemiskinan, pendidikan yang rendah, serta pekerjaan yang kurang

mendukung agar seseorang bisa mendapatkan upah yang cukup memenuhi

kehidupannya. Salah satu permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini

adalah pengangguran terbuka, dikarenakan pengangguran yang ada di Indonesia

setiap tahun meningkat yang di sebabkan pula karena banyak nya penduduk yang

belum memiliki pekerjaan sedangkan lapangan pekerjaan yang disediakan oleh

pemerintah belum seimbang dengan yang melamar pekerjaan.

Pembangunan ekonomi dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dari sisi sosial maupun ekonomi. Tujuan utama dari pembangunan

ekonomi yaitu membuka kesempatan dan lapangan pekerjaan secara maksimal agar

angkatan kerja bisa terserap dalam proses kegiatan ekonomi disuatu wilayah.

Pengangguran terjadi dikarenakan banyak nya jumlah permintaan angkatan

kerja yang melebihi dari jumlah lapangan pekerjaan yang disediakan oleh suatu

wilayah tersebut yang mengakibatkan pengangguran semakin meningkat. Hal

tersebut yang menjadi permasalahan dikarenakan tidak terserap secara menyeluruh

angkatan kerja di suatu wilayah tersebut.

(16)

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menyatakan tingkat

pengangguran di Indonesia pada februari 2016 mencapai 5,5% atau 7.02 juta orang.

Berdasarkan angka tersebut Indonesia masih termasuk negara yang memiliki

tingkat pengangguran yang tinggi tetapi jika dibandingkan agustus 2015, tingkat

pengangguran tahun 2016 mengalami penurunan sebelum nya yang mencapai 7,56

juta atau 6,18% .

Dalam pembangunan ekonomi negara-negara berkembang, pengangguran

yang semakin bertambah jumlahnya merupakan masalah yang lebih rumit dan lebih

serius dari pada masalah perubahan dalam distribusi pendapatan yang kurang

menguntungkan penduduk yang berpendapatan rendah. Keadaan negara-negara

berkembang dalam beberapa dasawarsa ini menunjukkan bahwa pembangunan

yang telah tercipta tiddak sanggup mengadakan kesempatan kerja yang lebih cepat

dari pada pertambahan penduduk yang berlaku. Permasalahan tentang

pengangguran yang mereka hadapi dari tahun ke tahun semakin lama semakin

bertambah serius. Lebih prihatin lagi beberapa negara miskin bukan saja jumlah

pengangguran menjadi bertambah besar, tetapi juga proporsi mereka dari

keseluruhan tenaga kerja semakin bertambah tinggi (Sukirno,1985:65).

Pengangguran termasuk permasalahan yang penting untuk dikaji karena

dampak dari pengangguran bisa berpengaruh negatif untuk suatu negara. Dampak

negatif tersebut adalah kemiskinan semakin tinggi, kriminalitas terjadi

dimana-mana, dapat memacu banyak nya anak jalanan yang mencari uang dengan cara

mengemis yang membuat dampak negatif tersebut berpengaruh besar terhadap

(17)

Pengangguran menjadi salah satu masalah yang ada di seluruh negara, baik

negara maju dan negara berkembang. Perbedaan yang terjadi pada negara maju dan

berkembang yaitu apabila pada negara maju munculnya pengangguran dikarenakan

pasang surutnya kegiatan ekonomi dan bisnis, sedangkan pada negara berkembang

dikarenakan tingginya tingkat angkatan kerja, ketiadaan lapangan kerja serta

kelangkaan investasi dan juga masalah politik dalam negri.

Pengangguran menunjukkan kepada setiap individu yang ingin bekerja

tetapi belum mendapatkan pekerjaan. Perhitungan tentang pengangguran dihitung

berdasarkan rasio antara jumlah penganggur dan angkatan kerja. Seseorang yang

menunggu pekerjaan termasuk kategori menganggur.

Melemahnya daya serap angkatan kerja membuat jumlah pengangguran semakin

banyak. Indonesia termasuk negara yang mempunyai jumlah penduduk yang

banyak yang menyebabkan angkatan kerja di Indonesia semakin banyak. Badan

Pusat Statistik dalam Februari 2016 tingkat pengangguran terbuka mencapai 5,50%.

Tabel 1.1

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Lampung Tahun 2009-2015 (dalam persen)

Sumber: BPS Lampung

Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan tingkat pengangguran terbuka di

Provinsi Lampung. Pengangguran Terbuka pada 2009 di Provinsi Lampung sebesar

Tahun TPT

2009 6,62

2010 5,57

2011 6,24

2012 5,13

2013 5,69

2014 4,79

(18)

6,62%, tahun 2010 angka pengangguran terbuka di Provinsi Lampung sebesar

5,57%, mengalami kenaikan sebanyak 6,24% pada tahun 2011, pada tahun 2012

mengalami penuruan sebesar 5,13%, dan mengalami kenaikan 5,69% pada tahun

2013, kembali mengalami penurunan drastis pada tahun 2014 sebesar 4,79% dan

akhir tahun 2015 Provinsi Lampung mengalami penaikan 5,14. Pada periode

2009-2015 Provinsi Lampung mengalami kenaikan angka tingkat pengangguran terbuka

pada tahun 2009 sebesar 6,62% , dan persentase paling rendah pada tahun 2014

sebesar 4,79%.

Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang besar,

dengan demikian sumberdaya manusia yang dihasilkan semakin meningkat, tetapi

disatu hal permasalahan yang sangat berhubungan dengan jumlah penduduk yang

semakin tinggi mengakibatkan timbulnya angkatan kerja yang besar. Angkatan

kerja yang besar tetapi tidak diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan yang

tersedia maka terjadilah pengangguran yang berakibatkan dengan perekonomian.

Kapasitas yang rendah dari negara yang sedang berkembang untuk

meningkatkan output totanya harus diimbangi dengan penurunan tingkat

perkembangan penduduk, sehingga penghasilan riil perkapita akan dapat

meningkat. Degan kapasitas yang rendah untuk menaikkan output totalnya dan tana

diimbangi dengan turunnya tingkat perkembangan penduduk, maka akan terjadi

penundaan pembangunan ekonomi (Suparmoko, 1992:45).

Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar ke

empat di dunia dengan jumlah penduduk sebesar 255.461.700 jiwa pada tahun

(19)

negatif bagi negara tersebut. Dampak positif yaitu memiliki sumberdaya manusia

yang banyak dan bisa membantu pertumbuhan ekonomi bagi Indonesia karena

suatu negara yang maju yaitu dengan memiliki sumberdaya yang memadai dan

berkualitas. Sedangkan dampak negatif nya yaitu dengan jumlah penduduk yang

banyak maka suatu negara harus memiliki laangan pekerjaan yang sesuai dan bisa

menyerap angka tenaga kerja yang ada di Indonesia, dikarenakan apabila angkatan

kerja tersebut tidak memiliki pekerjaan maka akan ebrdampak kepada angka

pengangguran yang semakin meningkat di Indonesia.

Jumlah tingkat pengangguran serta angkatan kerja menunjukkan besarnya

jumlah penduduk yang harus diikut sertakan dalam proses pembangunan yang

berarti bahwa tingkat pengangguran dan angkatan kerja merupakan bagian dari

penduduk yang mampu menggerakkan roses ekonomi. Ini menggambarkan bahwa

dinamika proses pembangunan harus mampu melibatkan seluruh angkatan kerja

maka jumlah angkatan kerja yang besar itu dapat menjadi beban bagi pembangunan

ekonomi (Fatihin, 2016:5).

Jumlah penduduk yang besar bagi suatu negara tidak selalu menjadi modal

pembangunan karena tidak semua penduduk memiliki kemampuan untuk

menghasilkan. Oleh karena itu, mendapat kesempatan untuk bekerja (demand for

labor) merupakan hal penting bagi setiap orang yang hendak bekerja, karena orang

(20)

Tabel 1.2

Jumlah Penduduk di Provinsi Lampung Tahun 2009-2015 (jiwa)

Tahun Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan

(%)

2009 7.541.739 -

2010 7.634.005 1,22

2011 7.735.914 1,33

2012 7.835.308 1,28

2013 7.932.132 1,23

2014 8.026.191 1,18

2015 8.117.268 1,13

Sumber : BPS Lampung

Berdasarkan Tabel 1.2 menunjukkan jumlah penduduk berfluktuasi setiap

tahunnya dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2015, Provinsi Lampung pada tahun

2009 jumlah penduduk sebesar 7.541.739 jiwa, pada tahun 2010 Provinsi Lampung

mengalami jumlah penduduk sebanyak 7.634.005 jiwa, tahun 2011 Provinsi

Lampung mengalami peningkatan sebanyak 7.735.914, di tahun 2012 penaikan

jumlah penduduk sebanyak 7.835.308 jiwa, kenaikan jumlah penduduk dialami

Provinsi Lampung sebanyak 7.932.132 jiwa sampai tahun 2014 dan 2015 Provinsi

Lampung mengalami penaikan sebanyak 8.026.191 jiwa dan 8.117. 268 jiwa.

Penaikan jumlah penduduk dari tahun ke tahun berpengaruh terhadap tingkat

jumlah lapangan pekerjaan yang ada di wilayah tersebut dikarenakan jumlah umur

angkatan kerja yang bekerja akan mengalami peningkatan.

Kebijakan upah minimum yang di lakukan oleh pemerintah berupaya untuk

mensejahterakan tenaga kerja. Penetapan upah minimum juga memperhatikan

produktivitas dan pertumbuhan ekonomi untuk menyesuaikan perusahaan.

Penetapan upah terdiri dari penetapan Upah Minimum Regional dan upah minimum

(21)

upah minimum provinsi berlaku untuk di seluruh wilayah kabupaten dan kota di

provins tersebut.

Tabel 1.3

Upah Minimum Regional (UMR) di Provinsi Lampung Tahun 2009-2015 (dalam rupiah)

Tahun UMR Laju Perkembangan

(%)

2009 619.000 -

2010 767.500 23,9

2011 855.000 11,4

2012 975.000 14,03

2013 1.150.000 17,9

2014 1.399.037 21

2015 1.581.000 13

Sumber : Disnakertrans dan BPS Lampung

Tabel 1.3 menunjukkan jumlah Upah Minimum Regionalyang ada di

Provinsi Lampung dari tahun 2009-2015. Upah minimum terendah pada tahun 2009

sebesar Rp. 619.000 meningkat dari tahun-tahun sebelumnya pada tahun 2013

Upah Minimum RegionalProvinsi Lampung mengalami peningkatan sebesar Rp.

1.150.000, setiap tahunnya total upah minimum yang di teteapkan pemerintah

semakin meningkat. Semakin berkembangnya suatau daerah maka Upah Minimum

Regionaldaerah tersebut akan mengalami peningkatan. Upah minimum tertinggi

yaitu sebesar Rp. 1.581.000 pada tahun 2015. Perekonomian akan semakin baik

apabila upah minimum yang di tetapkan semakin meningkat.

Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar US berpengaruh terhadap

perusahaan yang memproduksi barang dan bahan baku yang digunakan barang

impor, dikarenakan tingginya biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan maka

akan mengurangi tenaga kerja yang ada di perusahaan tersebut yang menyebabkan

(22)

Indeks pembangunan manusia menjadi salah satu tolak ukur bagi suatu

daerah untuk melihat seberapa tinggi tingkat pembangunan manusia tersebut.

Menurut pandangan The United Nations Development Programme (UNDP)

merumuskan pembangunan manusia sebagai piliihan untuk manusia dalam

meningkatakan kesempatan mereka dalam memperoleh pendidikan, kesehatan, dan

penghasilan serta pekerjaan.

Pertumbuhan angka indeks pembangunan manusia yang semakin tinggi

menggambarkan bahwa kualitas manusia semakin membaik. Pengangguran akan

semakin berkurang apabila indeks pembangunan manusia semakin meningkat, dari

bidang pendidikan semakin tinggi seseorag meraih pendidikan maka tingkat

pengangguran semakin menurun.

Tabel 1.4

Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Lampung Tahun 2009-2015 (dalam persen)

Tahun IPM

2009 70.93

2010 63.71

2011 64.20

2012 64.87

2013 65.73

2014 66.42

2015 66.95

Sumber : BPS Lampung

Tabel 1.4 menunjukkan tingkat indeks pembangunan manusia yang ada di

Provinsi Lampung pada periode 2009-2015. Pada tahun 2009 indeks pembangunan

manusia sebesar 70,93% dan mengalami penurunan pada tahun 2010 sebesar

63,71%. Pada tahun 2011 sampai dengan 2013 tingkat indeks pembangunan

(23)

meningkatnya indeks pembangunan manusia menunjukkan bahwa Provinsi

Lampung mengalami peningkatan dalam pembangunan manusia yang termasuk

kedalam bidang pendidikan, kesehatan dan capaian pembangunan hidup layak.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam

tentang pengangguran terbuka dengan penelitian yang berjudul : ANALISIS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN

TERBUKA DI PROVINSI LAMPUNG (PERIODE TAHUN 2009-2015).

B. Batasan Penelitian

Gambar 1.1

Skema Pengangguran dan Batasan Penelitian

Gambar 1.1 menjelaskan bahwa variabel dependen pengangguran terbuka

yang memiliki 3 variabel independen yaitu jumlah penduduk, upah minimm

regional, dan indeks pembangunan manusia yang memiliki batasan penelitian yaitu

Tingkat

PengangguranTerbuka

Jumlah Penduduk

Upah Minimum Regional

Indeks Pembangunan Manusia

Batasan Masalah

12 kabupaten dan 2 kota

(24)

hanya menggunakan 12 kabupaten dan 2 kota dari 13 kabupaten dan 2 kota di

Provinsi Lampung serta hanya menggunakan data tahunan dari tahun 2009 sampai

dengan tahun 2015.

C. Rumusan Masalah

Di sebuah negara berkembang permasalahan yang masih menjadi hambatan

bagi suatu negara untuk sejahtera dan berkembang menjadi negara dengan

perekonomian yang tinggi yaitu masalah mengenai pengangguran. Karena dengan

adanya pengangguran yang semakin tinggi maka masih banyak seseorang yang

belum mempunyai penghasilan dengan banyaknya tingkat pengangguran yang

semakin tinggi akan berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan yang rendah dan

tingkat kriminalitas yang tinggi. Besarnya tingkat pengangguran dipengaruhi oleh

berbagai hal antara lain Jumlah Penduduk, Upah Minimum Regional, dan Indeks

Pembangunan Manusia. Maka dari itu perlu dilakukan analisis mengenai tingakat

pengangguran dan faktor-faktor yang di Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung.

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, maka dapat

dirumuskan beberapa masalah penelitian sebagai berikut :

1. Apakah Jumlah Penduduk berpengaruh terhadap jumlah pengangguran di

Provinsi Lampung?

2. Apakah Upah Minimum Regional berpengaruh terhadap jumlah

pengangguran di Provinsi Lampung?

3. Apakah Indeks Pembangunan Manusia berpengaruh terhadap jumlah

(25)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, maka dapat

dirumuskan beberapa masalah penelitian sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis pengaruh Jumlah Penduduk terhadap jumlah

pengangguran di Provinsi Lampung.

2. Untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Regional terhadap jumlah

pengangguran di Provinsi Lampung.

3. Untuk menganalisis pengaruh Indeks Pembangunan Manusia terhadap

jumlah pengangguran di Provinsi Lampung.

E. Manfaat penelitian

Melalui penelitian ini, maka diharapkan hasil yang dapat diambil

manfaatnya sebagai berikut :

1. Bagi pemerintah dan Lembaga Terkait Provinsi Lampung

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi atau masukan

terhadap pemerintah dan lembaga Provinsi Lampung serta bahan

pertimbangan dalam menentukan kebijakan untuk mengatasi pengangguran

di Provinsi Lampung.

2. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan

pengetahan tentang cara penulisan karya ilmiah yang bak, menerapkan

teori-teori yang teah didapatkan di bangku kuliah yang digunakan sebagai

(26)

3. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan bacaan dan sumber

referensi bagi pembaca dan memberikan informasi tentang tingkat

pengangguran terbuka di Provinsi Lampung. Selanjutnya dapat digunakan

sebagi perbandingan bagi peneliti selanjutnya dalam mengadakan penelitian

dengan judul sejenis.

4. Bagi Masyarakat Umum

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Pengertian dan Konsep Pengangguran

Pengangguran adalah masalah makroekonomi yang mempengaruhi manusia

secara langsung dan merupakan masalah yang paling berat. Bagi kebanyakan orang,

kehilangan pekerjaan berarti penurunan standar kehidupan dan tekanan psikologis

(Mankiw, 2006:154).

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dalam indikator ketenagakerjaan,

pengangguran merupakan penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari

ekerjaan atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak

mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja.

Pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong

dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat

memperolehnya. Seseorang yang tidak bekerja tetapi tidak secara aktif mencari

pekerjaan tidak tergolong sebagai pengangguran. Faktor utama yang menimbulkan

pengangguran adalah kekurangan pengeluaran agregat. Para pengusaha

memproduksi barang dan jasa dengan maksud untuk mencari keuntungan.

Keuntungan tersebut hanya akan diperoleh apabila para pengusaha dapat menjual

barang yang mereka produksikan. Semakin besar permintaan, semakin besar pula

barang dan jasa yang akan mereka wujudkan. Kenaikan produksi yang dilakukan

akan menambh penggunaan tenaga kerja. Dengan demikian, terdapat hubungan

yang erat diantara tingkat pendapatan nasional yang dicapai (GDP) dengan

(28)

pengggunaan tenaga kerja yang dilakukan; semakin tinggi pendapatan nasional

(GDP), semakin banyak penggunaan tenaga kerja dalam perekonomian (Sukirno,

1994).

Untuk mengukur tingkat pengangguran pada suatu wiayah bisa didapat dari

persentase membagi jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja.

a. Teori-Teori Pengangguran

Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang Teori-Teori Pengangguran di

Indonesia yaitu :

1) Teori Klasik

Pandangan dari Teori Klasik bahwa pengangguran dapat dicegah dengan

sisi penawaran dan mekanisme harga di pasar bebas yang dapat menjamin

terciptanya permintaan yang menyerap semua penawaran (supply). Pandangan

Klasik juga berpandangan bahwa pengangguran terjadi dikarenakan mis-alokasi

sumber daya yang sifatnya sementara kemudian dapat diatasi melalui mekanisme

pasar (Gilarso. T,2004).

2) Teori Keynes

Teori Keynes menyatakan bahwa berlawanan dengan Teori Klasik, karena

Keynes berpeendapat bahwa masalah dari pengangguran timbul disebabkan oleh

adanya permintaan agregat yang rendah. Sehingga memperlambat pertumbuhan

ekonomi bukan disebabkan oleh rendahnya produksi tetapi rendahnya konsumsi.

Keynes berpendapat bahwa hal ini tidak bisa diserahkan ke mekanisme pasar bebas.

Ketika tenaga kerja mengalami peningkatan maka upah akan turun dan penurunan

(29)

penurunan upah tersebut menggambarkan daya beli masyarakat terhadap suatu

barang. Hal tersebut akan mengakibatkan produsen mengalami kerugian dan tidak

dapat menyerap kelebihan tenaga kerja. Selain itu, pada kenyataan nya upah

cenderung sulit untuk mengalami penurunan. Sehingga Teori Keynes dianggap

tidak tepat.

3) Teori Kependudukan dari Malthus

Teori Malthus dalam buku Ekonomi Sumber Daya (Mulyadi. S,2014:5)

menyatakan bahwa manusia berkembang jauh lebih cepat dibandingkan produksi

hasil-hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan manusia. Manusia berkembang

sesuai dengan deret ukur (geometric progression, dari 2 ke 4,8,16,32 dan

seterusnya), sedangkan pertumbuhan produksi makanan hanya meningkat sesuai

dengan deret hitung (arigmatic progression, dari 2 ke 4,6,8 dan seterusnya). Karena

perkembangan jumlah manusia jauh lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan

produksi hasil-hasil pertanian, maka Malthus meramal bahwa suatu ketika akan

terjadi malapetaka yang akan menimpa umat manusia.

Apabila dijelaskan secara rinci teori Malthus menyatakan bahwa penduduk

cenderung bertambah secara tak terbatas sampai mencapai batas persediaan

makanan, dan permasalahan ini menimbulkan manusia saling bersaing dengan

adanya persaingan ini maka akan ada manusia yang tersisih dan tidak mampu

memperoleh makanan. Penjelasan tersebut bisa diartikan semakin banyaknya

jumlah penduduk maka akan terciptanya angkatan kerja yang semakin banyak pula,

dan hal ini tak diimbangi dengan kesempatan kerja yang tersedia. Dikarenakan

(30)

mendapatkan pekerjaan akan menjadi pengangguran. Dapat dikatakan bahwa teori

Malthus dapat digunakan dalam menganalisis masalah pengangguran.

2. Bentuk-Bentuk Pengangguran

Pengangguran terjadi karena ketidaksesuaian antara permintaan dan

penyediaan dalam pasar kerja. Bentuk-bentuk ketidaksesuaian pasar kerja

(Sumarsono,2009:251) yaitu :

a) Pengangguran Friksional

Pengangguran Friksional adalah pengangguran yang terjadi karena

kesulitantemporer dalam mempertemukan encari kerja dan lowongan kerja yang

ada. Kesulitan temporer ini dapat berbentuk : a)tenggang waktu yang diperlukan

selama proses/prosedur pelamaran dan seleksi, atau terjadi karena faktor jarak atau

kurangnya informasi; b)kurang nya mobilitas encari kerja dimana lowongan pekerja

justru terdapat bukan disekitar tempat tinggal si pencari kerja ;c)pencari kerja tidak

mengetahui dimana tersedianya tenaga-tenaga yang sesuai. Pengagguran ini

terhambat dikarenakan proses permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak lancar,

penyebab hambatan ini ada dua yaitu tempat dan waktu.

b) Pengangguran Musiman

Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi karena

pergantian musim. Diluar musim panen dan turun kesawah, banyak orang yang

tidak mempunyai kegiatan ekonomis, mereka hanya sekedar menunggu musim

yang baru. Selama masa menunggu mereka tergolong sebagai pengangguran

musiman. Kegiatan ekonomi masyarakat seringkali terpengaruh oleh irama musim.

(31)

dimana kegiatan mengendur. Pergantian antara musim giat dan musim kendur

terjadi secara teratur dalam periode satu tahun, selama kegiatan menegndur terjadi

pengangguran yang akan terpecahkan secara otomatis bisa tiba masa giat kembali.

c) Pengangguran Siklikal

Gejala ekonomi mengikuti perilaku alam bahkan gejala biologis. Seperti

halnya banjir merupakan gejala alam. Demikian pula dengan kegiatan ekonomi, ada

saatnya terjadi ekspansi kegiatan meningkat, atau timbul kejenuhan dan penurunan

kegiatan. Setelah itu diikuti kenaikan intensitas kegiatan lain. Pada masa ekspansi

seseorang lebih optimisme, dalam situasi ini dampak bagi kesempatan kerja positif.

Kenaikan permintaan tenaga kerja akan mengurangi pengangguran begitupun

sebaliknya. Hal ini terekam oleh naiknya tingkat pengangguran. Pengangguran

yang beriraman seperti ini disebut pengangguran siklikal yang terjadi sesuai dengan

konjuktor atau Bussiness Cycles yang dapat terjadi di lima tahun sekali.

d) Pengangguran Struktural

Pengangguran struktral adalah pengangguran yang terjadi karena erubahan

dalam struktur atau komposisi perekonomian. Perubahan struktur yang demikian

memerlukan perubahan dalam keterampilan tenaga kerja yang dibutuhkan,

sedangkan pihak pencari kerja tidak mampu menyesuaikan diri dengan

keterampilan baru tersebut. Salah satu kemajuan ekonomi adalah terjadinya

perubahan dominasi eranan ekonomi yang dimainkan oleh setiap sektor dalam

(32)

e) Pengangguran Teknologis

Dalam pertumbuahan industri terlihat bahwa teknologi yang dipakai dalam

proses produksi selalu berubah. Perubahan teknologi merupakan bagian yang tidak

dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Perubahan teknologi produksi

membawa dampak kesempatan kerja keberbagai arah. Kekuatan substitutif

merombak spesifikasi jabatan yang ditimbulkan membawa dampak negatif bagi

kesempatan kerja berupa pengangguran.

f) Pengangguran karena kurangnya perminataan agregat

Permintaan total masyarakat merupakan dasar untuk diadakannya kegiatan

investasi. Pengeluaran investasi memberikan peluang untuk tumbuh kesempatan

kerja. Bila permintaan terhadap barang dan jasa menurun, maka timbulah

penurunan pada permintaan tenaga kerja. Kurangnya permintaan agregat diartikan

sebagai mendasar bukan sementara bulanan atau sementara tahunan, tetapi

merupakan kondisi yang berlaku dalam jangka panjang. Profil yang perlu diketahui

adalah tempat terjadinya pengangguran menurut pendidikan yang perlu diketahui

pengangguran tidak terdidik atau berpendidikan rendah dapat lebih mudah

ditangani karena kesempatan kerja bagi tenaga berketerampilan mudah lebih besar,

sehingga kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan lebih besar.

3. Pengangguran Berdasarkan Cirinya

Menurut (Sukirno,1994) berdasarkan cirinya, pengangguran dibagi kedalam

(33)

a) Pengangguran Terbuka

Pengangguran terbuka terjadi dikarenakan adanya pertambahan lowongan

pekerjaan yang lebih rendah/sedikit dari ppertumbuhan tenaga kerja. Permasalahan

tersebut mengakibatkan erekonomian semakn banyak jumlah tenaga kerja yang

tidak bias terserap oleh lapangan pekerjaan yang ada. Dampak dari permasalahan

ini dalam jangka panjang mereka tidak melakukan suatu pekerjaan yang

mengakibatkan mereka menganggur secara nyata dan separuh waktu, oleh karena

itu permasalahn seperti ini disebut pengangguran terbuka. Kegiatan ekonomi yang

menurun juga dapat mengakibatkan pengangguran terbuka atau kemajuan teknologi

yang mengurangi penggunaan tenaga kerja akibat dari kemunduran perkembangan

suatu industri.

b) Pengangguran Tersembunyi

Pengangguran tersembunyi dominan ke sektor pertanian dan jasa. Setiap

kegiatan ekonomi memerlukan tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang

dugunakan tergantung kepada banyak nya faktor, salah satu faktor yang perlu

dipertimbangkan adalah besar kecilnya suatu perusahaan, jenis perusahaan, mesin

yang digunakandan tingkat produksi yang dihasilkan. Di negara berkembang

banyak ditemukan jumlah tenaga kerja yang lebih banyak dari tenaga kerja yang

diperukan. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan disebut dengan pengangguran

tersembunyi.

c) Pengangguran Bermusim

Pengangguran bermusim terjadi lebih banyak disektor pertanian dan

(34)

dan mendapatkan penghasilan. Pada musim hujan enyadap kaert dan nelayan tidak

dapat melakukan pekerjaan, sedangkan pada musiim kemarau para petani tidak

dapat menggarap tanahnya. Saat para petani dan nelayan tidak melakukukan

pekerjaan maka mereka termasuk menganggur. Pengangguran tersebut di

golongkan sebagai pengangguran musiman.

d) Setengah Menganggur

Di negara berkembang terjadinya migrasi dari desa ke kota sangat pesat

yang menyebabkan tidak semua orang yang berpindah ke kota mendapatkan

pekerjaan. Sebagian akan menjadi pengangguran sepenuh waktu. Disamping itu ada

yang tidak menggangur, tetapi tidak bekerja sepenuh waktu, dan jam kerja mereka

jauh lebih sedikit dari yang normal. Diasumsikan mereka hanya bekerja satu hingg

dua minggu dalam sebulan atau hanya empat jam dalam sehari. Pekerjaan yang

hanya mempunya masa kerja seperti ini digolongkan sebagai setengah menganggur,

dan jenis pengangguran ini di sebut underemployment.

4. Cara-cara Mengatasi Pengangguran

Adapun upaya untuk mengatasi pengangguran, yaitu :

a) Peningkatan di bidang pendidikan

b) Peningkatan latihan kerja agar dapat memenuhi kebutuuhan keterampilan

sesuai tuntutasn industri modern.

c) Meningkatakn dan mendorong kewirausahaan.

d) Membuka kesempatan kerja ke luar negri.

(35)

B. Hubungan Antar Variabel

Pada bagian ini tentang teori dan menjelaskan hubungan natar variabel

independen (Jumlah Penduduk, UMR, dan IPM) terhadap variabe dependen

(Pengangguran Terbuka).

1. Hubungan Jumlah Penduduk terhadap Pengangguran Terbuka

Pertumbuhan penduduk menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tinggi

rendahnya tingkat pengangguran disuatu wilayah. Pada usia produktif populasi

penduduk dalam jumlah besar dapat meningkatkan output produksi atau dapat

meningkatkan pertumbuhan ekonomi disuatu wilayahnya (Fatimah,2016:19).

Dengan populasi yang semakin tinggi akan menyebabkan pengangguran

dan pengangguran yang tidak teratasi akan mengakibatkan kemiskinan pada

wilayah tersebut. Dalam teori bonus demografi bahwa suatu wilayah akan

menjadikan bsarnya populasi penduduk sebagai kekuatan dari wilayahnya ketika

rata-rata usia populasi tersebut di usia 15-24 tahun, dikarenakan pada usia produktif

akan meningkatkan output produksi dan menngkatkan pertumbuhan ekonomi.

Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan nonfisik

yang meliputi derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan, produktivitas, tingkat

sosial, ketahanan, kemandirian, kecerdasan, sebagai ukur dasar untuk

mengembangkan, kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai manusia

bertakwa, berbudaya, berkepribadian, berkebangsaan dan hidup layak.

Dalam teorinya tersebut Malthus berpendapat bahwa manusia akan tetap

miskin karena terdapat kecenderungan pertambahan penduduk berjalan lebih cepat

(36)

secara tak terbatas hingga mencapai batas persediaan makanan, dan hal ini

menimbulkan manusia saling bersaing untuk melanjutkan kelangsungan hidupnya

dengan cara mencari sumber makanan, dengan persaingan ini maka akan ada

sebagian manusia yang tersisih dan tidak mampu lagi memperoleh bahan makanan.

Pada masyarakat modern dapat diartikan bahwa dengan semakin pesatnya jumlah

penduduk menghasilkan angkatan kerja yang semakin banyak pula, namun hal ini

tidak diimbangi dengan kesempatan kerja yang ada. Karena jumlah kesempatan

kerja yang semakin sedikit itulah kemudian antara individu satu dengan yang lain

saling bersaing untuk memperoleh pekerjaan, dan yang tersisih dalam persaingan

tersebut menjadi golongan penganggur. Sehingga dapat dikatakan bahwa teori ini

bisa digunakan untuk menganalisis tentang pengangguran.

Pertambahan penduduk dapat diibaratkan deret kali atau deret ukur sehingga

pelipat-gandaan jumlah penduduk dalam setiap 25 tahun, sedangkan peningkatan

sarana-sarana kehidupan berjalan lebih lambat, yankni menurut deret hitung atau

deret tambah.

Menurut (Nachrowi dalam David, 2016) menyatakan bahwa bertambahnya

jumlah penduduk secara absolut akan berdampak ada bertambahnya jumlah

angkatan kerja. Tingginya populasi peduduk akan menjadi beban bagi

masing-masing daerah karena lapangan pekerjaan yang semakin terpatas dan tidak di

imbangi dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah.

2. Hubungan Upah Minimum Regional terhadap Pengangguran Terbuka

Upah minimum adalah penerimaan bulanan terendah (minimum) sebagai

(37)

jasa yang telah di lakukan dalam bentuk uang yang ditetapkan atas persetujuan

perundang-undangan dan di bayar atass dasar perjanjian kerja antara pengusaha dan

karyawan.

Menurut Undang-Undang No 13 pada pasal (1) ayat 30 tentang

Ketenagakerjaan Upah adalah hak pekerja atau buruh yang diterima dan dinyatakan

dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada

pekerja atau buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja,

kesepakatatan atau peraturan perundang-undangan termasuk tunjangan bagi

pekerja atau buruh dan keluarga atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan

dilakukan (Amin, 2016:6).

Tingkat upah memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap pengangguran,

dikarenakan upah minimum diperlukan untuk memenuhi kebuthan para pekerja,

agar sampai pada tingkat pendapatan “living wage” yang berarti bahwa orang

bekerja akan mendapat pendapatan yang layak untuk hidupnya. Upah minimum

dapat mencegah pekerja dalam eksploitasi tenaga kerja terutama low skilled. Upah

minimum dapat meningkatkan produktifitss tenaga kerja dan mengurangi

konsekuensi pengangguran seperti yang diperkirakan teori ekonomi konvensional

(Albaraqi,2016:).

Setiap kenaikan upah akan diikut dengan turunnya tenaga kerja karena

menyebabkan bertambahnya pengangguran. Semakin tinggi upah yang ditetapkan

maka akan meningkatkan biaya produksi, maka untuk melakukan efisiensi

(38)

Dalam penelitian (Ramiayu,2016:4) yaitu apabila upah riil berada diatas

tingkat keseimbangan, hal ini berarti penawaran tenaga kerja lebih tinggi dari

permintaan tenaga kerja. Penawaran tenaga kerja yang berlebih berarti angaktan

kerja yang tinggi dan tidak dapat di tampung oleh perusahaan, sehingga dapat

menyebabkan tingginya angka pengangguran di masyarakat.

Tujuan penetapan upah minimum antara lain :

a) Menghindari dan mengurangi ersaingan yang tidak shat sesama pekerja

dalam kondisi pasar yang surplus.

b) Menghindari atau mengurangi adanya eksploitasi pekerja oleh

pengusaha yang memanfaatkan kondisi pasar kerja untuk akumulasi

keuntungannya.

c) Mengurangi tingkat kemiskinan absolut bagi masyarakat.

d) Menciptakan hubungan industri yang lebih aman dan harmonis.

3. Hubungan Indeks Pembangunan Manusia terhadap Pengangguran Terbuka

Pembangunan manusia merupakan tujuan pembangunan itu sendiri dimana

manusia memainkan peranan dalam membentuk kemampuan dalam menyerap

teknologi modern untuk mengembangkan kapasitasnya agar tercipta kesempatan

kerja untuk mengurangi jumlah pengangguran dan untuk melakukan pembangunan

manusia yang berkelanjutan. Dengan teratasinya jumlah pengangguran dan

mendapatkan pendapatan yang tinggi akan berpengaruh terhadap peningkatan

pembangunan manusia melalui peningkatan bagian pengeluaran rumah tangga yang

(39)

Efek dari pengangguran akan menurunkan kesejahteraan masyarakat,

semakin menurun kesejahteraan masyarakat karena pengangguran maka akan

meningkatkan rendahnya indeks pembangunan manusia di karenakan tidak dapat

memiliki pendapatan untuk memenuhi kebuthan untuk kebutuhannya. Sebaliknya,

efek dari indeks pembanguna manusia yang rendah akan mempengaruhi tingkat

pengangguran dikarenakan pendidikan, kesehatan dan daya kemampuan daya beli

masyarakat menurun. Semakin tinggi tingkat indeks pembangunan manusai maka

tingkat pengangguran akan menurun, dan semakin rendah tingkat indeks

pembangunan manusia maka tingkat pengangguran semakin tinggi.

Indeks pembangunan manusia mencangkup empat indikator yaitu angka

harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan kemampuan daya

beli. Indeks pembangunan manusia menempatkan manusia sebagai fokus dan

sasran akhir dari seluruh kegiatan pembangunan yang berpijak kepada

produktivitas, pemerataan dan kesinambungan serta pemberdayaan. Salah satu

indikator kesuksesan dalam keberhasilan pembangunan yaitu indeks pembangunan

yang meningkat.

Peranan pemerintah perlu menekankan kebijakan terutama dan

meningkatkan pembangunan manusia dan mendorong penelitian serta

pengembangan untuk meningkatakn produktivitas manusia. Semakin tnggi tingkat

pendidikan maka pengetahuan dan keahlian yang dimiliki akan mendorong

peningkatan produktivitas kerjanya. Perusahaan akan memproleh hasil yang lebih

baik dan mempekerjakan produktivitas yang tinggi, dan perusahaan akan bersedia

(40)

C. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian David Albarqi

Penelitian mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya tersebut berjudul KAJIAN EMPIRIS TENTANG

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TIMUR (STUDI PADA 8

KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR). Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh jumlah penduduk, upah minimum, Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB), dan tingkat pendidikan terhadap tingkat pengangguran

terbuka di 8 Kabupaten/Kota di Jawa Timur dengan menggunakan metode data

panel.

Penelitian ini menggunakan 8 Kabupaten/Kota di Jawa Timur berdasarkan

alat Tipologi Klasen periode 2002-2014. Penelitian ini menggunakan metode data

panel. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari beberapa sumber

yaitu, Badan Pusat Statistik Daerah Jawa Timur dan Disnakertrans Jawa Timur.

Penelitian ini menggunakan software Eviews untuk menguji data penelitian. Hasil

analisis untuk model ini menunjukkan variabel Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) berpengaruh signifikan positif terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka

(TPT). Variabel upah minimum dan tingkat pendidikan berpengaruh signifikan

negatif terhadap TPT. Variabel pertumbuhan penduduk tidak memiliki pengaruh

terhadap TPT.

2. Penelitian Hanggoro Setyo Prayogo

Pada penelitian mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

(41)

dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap Pengangguran Terbuka (Studi

Kasus : Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah 2002-2013). Pengangguran

merupakan permasalahan yang selalu terjadi dalam suatu perekonomian yang harus

diatasi untuk meningkatkan pendapatan dan juga tingkat kesejahteraan. Provinsi

Jawa Tengah mempunyai pengangguran terbuka ketiga terbesar dan upah minimum

kedua terkecil dibandingkan dengan 29 Provinsi lainnya di Indonesia. Penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis pengaruh upah minimum dan PDRB terhadap

pengangguran terbuka Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan data panel dengan

metode analisis regresi linier berganda model Fixed Effect dengan least square

dummy variabel. Data runtut waktu yang digunakan adalah 2002-2013 dengan data

cross-section 35 Kabupaten/Kota Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukan

bahwa variabel upah minimum berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pengangguran terbuka di Jawa Tengah. akibat dari perpindahan tenaga kerja yang

mencari lapangan kerja baru dengan tingkat upah yang lebih tinggi. Selain itu,

variabel PDRB berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengangguran

terbukadi Jawa Tengah, akibat dari pertumbuhan ekonomi yang meningkatkan

kapasitas perekonomian serta mempengaruhi besarnya penggunaan tenaga kerja.

3. Penelitian Deasy Dwi Ramiayu

Penelitian mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis di Universitas Brawijaya

yang berjudul Analisis pengaruh rata-rata lama sekolah, upah minimum, dan

pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat pengangguran terbuka kabupaten/kota jawa

timur tahun 2009 sampai dengan 2013. Meningkatnya angka pengangguran di Jawa

(42)

pemerintah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh rata-rata lama

sekolah, upah minimum, dan pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat pengangguran

terbuka di seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur tahun 2009 sampai 2013. Alat

analisis yang digunakan adalah regresi data panel dengan Fixed Effect Model, uji t

parsial, uji F simultan, uji koefisien determinasi (R2), dan uji asumsi klasik yaitu

autokorelasi, multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa variabel rata-rata lama sekolah berpengaruh positif dan

signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka. Adapun variabel upah minimum

tidak signifikan yang berarti Upah Minimum Regional/kota tidak berpengaruh

secara nyata terhadap tingkat pengangguran terbuka. Variabel lainnya yaitu

pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat

pengangguran terbuka.

4. Penelitian Mokhammad Bisri Amin

Penelitian mahasiswa jurusan ilmu ekonomi fakultas ekonomi dan bisnis

universitas brawijaya yang berjudul pengaruh upah minimum, pertumbuhan

ekonomi, dan inflasi terhadap tingkat pengangguran terbuka di jawa timur tahun

2005-2013. Pengangguran yang tinggi berdampak langsung maupun tidak langsung

terhadap kemiskinan, kriminalitas dan masalah-masalah sosial politik yang juga

semakin meningkat. Jawa Timur merupakan Provinsi dengan penduduk terbesar di

Indonesia. Hal ini akan sangat memungkinkan terjadinya pengangguran di wilayah

Jawa Timur. Fenomena tersebut juga dibarengi dengan melambatnya

perekonomian yang terjadi akhir-akhir ini seperti peningkatan upah minimum yang

(43)

tersebut menjadi ancaman dan permasalahan Jawa Timur ke depannya. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh upah minimum, pertumbuhan ekonomi,

dan Inflasi terhadap pengangguran di Jawa Timur. Data yang digunakan adalah data

panel, yakni data series periode 2005-2013 serta data cross section sebanyak 8

kabupaten/kota di Jawa Timur dengan pendekatan Random Effect Model. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa Upah minimum dan pertumbuhan ekonomi

berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka sedangkan

inflasi berpengaruh positif terhadap tingkat pengangguran terbuka.

5. Penelitian Radewa Rizki Mirwa Wijaya

Penelitian mahasiswa jurusan ilmu ekonomi fakultas ekonomi dan bisnis

universitas brawijaya yang berjudul pengaruh upah minimum, PDRB, dan populasi

penduduk terhadap tingkat pengangguran terbuka (studi kasus gerbangkertasusila

tahun 2007-2012). tujuan penelitian dilakukan adalah untuk mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi dari tingkat pengangguran terbuka di

Gerbangkertasusila. Peneliti menempatkan penagngguran terbuka sebagai variable

dependen dan mengambil variabel independen : upah minimum, PDRB, dan

populasi penduduk. Sehingga peneliti ingin melihat bagaimana pengaruh masing

-masing variabel upah minimum, PDRB, dan populasi penduduk terhadap tingkat

pengangguran terbuka di Gerbangkertasusila. Data yang digunakan menggunakan

data panel dengan mengambil 7 kabupaten/kota yang terdapat di

Gerbangkertasusila dengan runtut waktu 6 tahun (2007-2012). Melalui data

sekunder yang diambil dari studi pustaka baik literature BPS, jurnal dan penelitian

(44)

(REM) dibantu dengan software Stata 10 dalam pengoperasiannya. Hasil penelitian

pada model pertama menunjukkan pengaruh variabel upah minimum (X1) terhadap

variabel tingkat pengangguran terbuka (Y) diperoleh nilai signifikansi sebesar

0,000 < 0,05 dengan nilai koefisien bertanda negatif sebesar 0,0883934 yang

menyatakan bahwa setiap kenaikan upah minimum sebesar 1 persen akan

menurunkan tingkat pengangguran terbuka sebesar 0,09 persen di

Gerbangkertasusila. Pada model kedua menunjukkan pengaruh variabel PDRB

(X2) terhadap variabel tingkat pengangguran terbuka (Y) diperoleh nilai

signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dengan nilai koefisien bertanda positif sebesar

0,0295291 yang menyatakan bahwa setiap kenaikan PDRB sebesar 1 persen maka

tingkat pengangguran terbuka akan meningkat sebesar 0,03 persen di

Gerbangkertasusila. Pada model ketiga menunjukkan pengaruh variabel populasi

penduduk (X3) terhadap variabel tingkat pengangguran terbuka (Y) diperoleh nilai

signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dengan nilai koefisien bertanda negative sebesar

0,0330812 yang menyatakan bahwa setiap kenaikan populasi penduduk sebesar 1

persen akan menurunkan tingkat pengangguran terbuka sebesar 0,03 persen di

Gerbangkertasusila.

6. Penelitian Syahrina dan Abdul Wahab

Penelitian mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis islam universitas islam negri

alaudin makasar yang berjudul pengaruh upah minimum dan pertumbuhan

penduduk terhadap tingkat pengangguran di kota makasar. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh upah dan pertumbuhan penduduk terhadap tingkat

(45)

bersifat kuantitatif merupakan data time series dari tahun 2001-2011 tentang upah,

pertumbuhan penduduk dan tingkat pengangguran yang didapat dari Badan Pusat

Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan, literatur atau buku dan laporan-laporan

yang berkaitan dengan penulisan ini. Teknik pengumpulan data adalah melakukan

pencatatan langsung mengenai data yang dipergunakan seperti data tingkat

upah/UMP Kota Makassar jumlah pertumbuhan penduduk serta data jumlah tingkat

pengangguran Kota Makassar, dalam bentuk time series data dari tahun 2001-2011

(11 tahun). Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi linear berganda dengan teknik Ordinary Least Square (OLS). Hasil

penelitian bahwa secara simultan upah dan pertumbuhan penduduk berpengaruh

signifikan terhadap tingkat pengangguran dengan Pengujian secara parsial

menunjukkan bahwa upah dan pertumbuhan penduduk berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pengangguran di Kota Makassar.

D. Kerangka Pemikiran

Atas dasar teoritis dan beberapa hasil penelitian terdahulu mengenai

berbagai hubungan antara variabel independen (Jumlah Penduduk, Upah Minimum

Regional, dan Indeks Pembangunan Manusia) dengan variabel dependen (Tingkat

Penganguran Terbuka), sebagai mana dijelaskan diatas dan disesuaikan dengan

kondisi yang ada di Provinsi Lampung dari tahun 2009-2015, maka faktor-faktor

yang mempengaruhi banyaknya tingkat pengangguran terbuka di 12 Kabupaten dan

2 Kota Madya (Kabupaten Lampung Barat, Tanggamus, Lampung Selatan,

(46)

Pesawaran, Pringsewu, Mesuji, Tulang Bawang Barat, Kota Bandar Lampung, dan

[image:46.595.160.489.196.439.2]

Kota Metro) dapat digambarkan dengan mengembangkan model sebagai berikut :

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Dari gambar di atas, penulis ingin mengkaji dan menguji apakah Jumlah

Penduduk, Upah Minimum Regional, dan Indeks Pembangunan Manusia

berpengaruh terhadap pengangguran terbuka di Provinsi Lampug. Landasan teori

yang dipakai untuk variabel jumlah penduduk menggunakan teori kependudukan

Malthus yaitu pertumbuhan penduduk lebih cepat daripada pertumbuhan hasil dari

pertanian yang menyebabkan penduduk harus bersaing agar bisa memperolah

bahan makanan. Landasan teori yang digunakan untuk variabel upah minimum

menggunakan teori ketenagakerjaan karena ketika upah riil naik maka akan

meningkatkan penawaran tenaga kerja yang tidak bisa terserap secara optimal

dengan lapangan kerjaan yang ada. Landasan teori variabel indeks pembangunan Jumlah Penduduk

(+)

Tingkat

Pengangguran

Terbuka

Indeks Pembangunan

Manusia (-) Upah Minimum

(47)

manusia yaitu menggunakan teori pembangunan manusia menurut BPS bahwa

Indeks Produktivitas rendah Pembentukan modal rendah Pendapatan rendah

Investasi rendah Permintaan barang rendah Investasi rendah Tabungan rendah

Pembentukan modal rendah Pendapatan rendah Produktivitas rendah pembangunan

manusia (IPM) merupakan ukuran capaian pembangunan manusia berbasis

sejumlah komponen dasar kualitas hidup. IPM menggambarkan beberapa

komponen, yaitu capaian umur panjang dan sehat yang mewakili bidang kesehatan;

angka melek huruf, partisipasi sekolah dan rata-rata lamanya bersekolah mengukur

kinerja pembangunan bidang pendidikan; dan kemampuan daya beli masyarakat

terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari ratarata besarnya pengeluaran

per kapita dan untuk memenuhi indikator di Indeks Pembangunan Manusia harus

mengurangi penganguran. Untuk mengujinya penelitian ini menggunakan analisis

regresi dengan menggunakan data time series dengan menggunakan Model Data

Panel.

E. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian

dan kerangka pemikiran dari penelitian ini, maka dapat diajukan hipotesisi

penelitian sebagai berikut :

1. Diduga Jumlah Penduduk berpengaruh positif terhadap Jumlah Tingkat

Penganguran Terbuka di Provinsi Lampung.

2. Diduga Upah Minimum Regional berpengaruh positif terhadap Jumlah

(48)

3. Diduga Indeks Pembangunan Manusia berpengaruh negatif terhadap

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Objek dan Subjek Penelitian

1. Objek Penelitian

Daerah penelitian yang digunakan adalah seluruh Kabupaten dan Kota

Madya yang berada di Provinsi Lampung, yaitu :

a. Kabupaten Lampung Barat

b. Kabupaten Tanggamus

c. Kabupaten Lampung Selatan

d. Kabupaten Lampung Timur

e. Kabupaten Lampung Tengah

f. Kabupaten Lampung Utara

g. Kabupaten Way kanan

h. Kabupaten Tulang Bawang

i. Kabupaten Pesawaran

j. Kabupaten Pringsewu

k. Kabupaten Mesuji

l. Kabupaten Tulang Bawang Barat

m. Kota Bandar Lampung

n. Kota Metro

(50)

2. Subjek Penelitian

Variabel dependen yang digunakan ada penelitian ini adalah Tingkat

Pengangguran Terbuka sedangkan independen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Jumlah Penduduk, Upah Minimum Regional, dan Indeks Pembangunan

Manusia.

B.Jenis Data

Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dan data sekunder berupa

data time series dan cross section dalam bentuk data tahunan selama periode tahun

2009 sampai dengan tahun 2015. Data dalam penelitian ini diperoleh dari Badan

Pusat Statistik (BPS) di Provinsi Lampung serta sumber lain yang terkait dengan

penelitian ini.

C.Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan pada penelitian ini dikumpulkan oleh penulis dengan

menggunakan metode library research atau kepustakaan yaitu penelitian yang

menggunakan bahan-bahan kepustakaan berupa tulisan ilmiah, artikel, jurnal,

majalah, laoran-laporan penelitian ilmiah yang berhubungan dengan topik

penelitian. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan melakukan

pencatatan secara langsung berupa data time series dan cross series dari data tahun

2009 sampai dengan 2015 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan instansi

lainnya yang terkait dengan penelitian ini.

D.Definisi Operasional Variable Penelitian

1. Variabel Tingkat Pengangguran Terbuka dalam penelitian ini adalah jumlah

(51)

mempersiapkan usaha, atau mereka yang tidak mencari pekerjaan karena

merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan dan mereka yang sudah

punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja, dan pada waktu bersamaan

mereka tidak bekerja. TPT memberikan indikasi tentang penduduk usia

kerja yang termasuk dalam kelompok penganggur dan persentase jumlah

pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja. Data yang digunakan adalah

tingkat pengagguran terbuka tahun 2009-2015. Variabel ini menggunakan

satuan persen. Rumus TPT = �� �ℎ �� � � �� ����

�� �ℎ � � � � �� � x 100%.

2. Variabel Jumlah penduduk dalam penelitian ini adalah semua orang yang

berdomisili di Provinsi Lampung menurut kabupaten/kota selama 6 bulan

atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi

bertujuan untuk menetap. Data yang digunakan adalah jumlah

penduduk tahun 2009-2015. Variabel ini menggunakan satuan jiwa.

3. Variabel Upah Minimum Regional dalam penelitian ini adalah merupakan

balas jasa untuk faktor roduksi tenaga kerja (dalam arti luas, termasuk gaji,

honoranium, uang lembur, tunjangan, dsb). Data yang digunakan adalah

Upah Minimum Regionaltahun 2009-2015. Variabel ini menggunakan

rupiah.

4. Variabel Indeks Pembangunan Manusia dalam penelitian ini adalah

mengukur capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen

dasar kualitas hidup. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun melalui

pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup umur panjang

(52)

memiliki pengertian sangat luas karena terkait banyak faktor. Untuk

mengukur dimensi kesehatan, digunakan angka harapan hidup waktu lahir.

Mengukur dimensi pengetahuan digunakan gabungan indikator angka

melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Adapun untuk mengukur dimensi

hidup layak digunakan indikator kemampuan daya beli masyarakat terhadap

sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran

per kapita sebagai pendekatan pendapatan yang mewakili capaian

pembangunan untuk hidup layak. Data penelitian ini adalah indeks

pembangunan manusia tahun 2009-2015. Variabel dalam penelitian ini

menggunakan persen.

Rumus IPM =1/3 [ X(1) +X(2) +X(3) ] ... (3.1)

Ket :

X(1) : Indeks Harapan Hidup

X(2) : Indeks Pendidikan = 2/3(Indeks Melek Huruf)+1/3(Indeks Rata-rata

Lama Sekolah)

X(3) : Indeks Standar Hidup Layak

E.Metode Analisis Data

Metode analisis regresi data panel dipilih penulis dalam menganalisis data

pada penelitian ini. Analisis regresi data panel digunakan untuk melihat sejauh

mana pengaruh variabel-variabel bebas yang digunakan dalam meneliti Tingakat

Pengangguran Terbuka yang ada di Provinsi Lampung.

Data Panel adalah gabungan antara data runtut waktu (time series) dan data

(53)

dalam sebuah observasi mempunyai beberapa keuntungan yang diperoleh. Pertama,

data panel yang merupakan gabungan dua data time series dan cross section mampu

menyediakan data yang lebih banyak sehingga akan lebih menghasilkan degree of

freedom yang lebih besar. Kedua, menggabungkan informasi dari data time series

dan cross section dapat mengatasi masalah yang timbul ketika ada masalah

penghilangan variabel (omitted-variabel).

Keunggulan regresi data panel menurut (Wibisono dalam

Basuki,2015:271-272) antara lain :

1. Panel data mampu memperhitungkan heterogenitas individu secara eksplisit

dengan mengizinkan variabel spesifik individu.

2. Kemampuan mengontrol heterogenitas ini selanjutnya menjadikan data

panel dapat digunakan untuk menguji dan membangun modl perilaku

kompleks.

3. Data panel mendasarkan diri pada observasi cross-section yang

berulang-ulang (time series), sehingga metode data panel cocok digunakan sebagai

study of dynamic adjustment.

4. Tingginya jumlah observasi memiliki implikasi ada data yang lebih

informative, lebih variatif, dan kolinieritas (multiko) antara data semakin

berkurang, dan derajat kebebasan (degree of freedom/df) lebih tinggi

sehingga dapat diperoleh hasil estimasi yang lebih efisiensi.

5. Data panel dapat digunakan untuk mempelajari model-model perilaku yang

(54)

6. Data panel dapat digunakan untuk meminimalkan bias yang mungkin

ditimbulkan oleh agregasi data individu.

a. Model Regresi Data Panel

Model regresi dari judul di atas sebagai berikut ini :

= + + 2 2 + + + � ... (3.2)

Keterangan :

= Variabel dependen

= Konstanta

2 = Koefisien variabel 1,2,3

= Variabel independen 1

2 = Variabel independen 2

= Variabel independen 3

i = Kabupaten/Kota

t = Periode Waktu ke-t

� = Error Term

1) Penentuan Model Estimasi

Dalam metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel

dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, antara lain (Basuki, 2015) :

1. Common Effect Model

Merupakan pendekatan model data panel yang paling sederhana karena

hanya mengkombinasi data time series dan cross section. Pada model ini tidak di

perhatikan dimensi waktu maupun individu, sehingga diasumsikan bahwa perilaku

(55)

pendekatan Ordinary Least Square (OLS) atau teknik kuadrat terkecil untuk

mengestimasi model data panel.

2. Fixed Effect Model

Model ini mengasumsikan bahwa perbedaan individu dapat diakomodasi

dari perbedaan intersepnya. Untuk mengestimasi data panel model Fixed Effect

menggunakan teknik variabel dummy untuk menangkap perbedaan budaya kerja,

manajerial, dan intensif. Namun demikian slopnya sama antar perusahaan. Model

estimasi ini sering juga disebut dengan teknik Least Squares Dummy Variabel

(LSVD).

3. Random Effect Model

Model ini akan mengestimasi data panel dimana variabel gangguan

mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar individu. Pada model Random

Effect perbedaan intersep diakomodasikan oleh error terms masing-masing

perusahaan. Keuntungan menggunakan model Random Effect yakni

menghilangkan heteroskedastisitas. Model ini juga disebut dengan Error

Component Model (ECM) atau teknik Generalized Least Square (GLS).

Untuk memilih model yang paling tepat terdapat beberapa pengujian yang

dapat dilakukan, antara lain :

a. Uji Statistik F (Uji Chow)

Untuk mengetahui model mana yang lebih baik dalam pengujian data panel,

bisa dilakukan dengan penambahan variabel dummy sehingga dapat diketahui

bahwa intersepnya berbeda dapat diuji dengan uji Statistik F. Uji ini digunakan

(56)

lebih baik dari regresi model data panel tanpa vaiabel dummy atau metode Common

Effect.

Hipotesis nul pada uji ini adalah intersep sama, atau dengan kata lain model

yang tepat untuk regresi data panel adalah Commont Effect, dan hipotesisi

alternatifnya adalah intersep tidak sama atau model yang tepat untuk regresi data

panel adalah Fixed Effect.

Nilai Statistik F hitung akan mengikuti distibusi statistik F dengan derajat

kebebasan (deggre of freedom) sebanyak m untuk numerator dan sebanyak n-k

untuk denumerator, m merupakan jumlah restrisi atau pembatasan di dalam model

tanpa variabel dummy. Jumlah restriksi adalah jumlah individu dikurang satu. N

merupakann observasi dan k merupakan jumlah parameter dalam model Fixed

Effect.

Jumlah observasi (n) adalah jumlah individu dikali dengan jmlah periode,

sedangkan jumlah parameter dalam model Fixed Effect (k) adalah jumlah variabel

ditambah jumlah individu. Apabila nilai F hitung lebih besar dari F kritis maka

hipotesis nul di tolak yang artinya model yang tepat untuk regresi data panel adalah

Fixed Effect. Dan sebaliknya, apabila nilai F hitung lebih kecil dari F kritis maka

hipotesisi nul diterima yang artinya model yang tepat untuk regresi data panel

adalah model Commont Effect.

b. Uji Hausman

Hausman telah mengembangkan suatu uji untuk memilih apakah metode

Fixed Effect dan metode Random Effect lebih baik dari metode Common Effect. Uji

(57)

dalam metode Fixed Effect dan Generalized Least Square(GLS) dalam metode

Random Effect adalah efisien sedangkan Ordinary Least Square (OLS) dalam

metode Commont Effect tidak efisien. Dilain pihak, alternatifnya adalah metode

OLS efisien dan GLS tidak efisien. Karena itu, uji hipotesis nul nya adalah hasil

estimasi keduanya tidak berbeda sehingga uji Hausman bisa dilakukan berdasarkan

perbedaan estimasi tersebut.

Statistik u

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 1.3 menunjukkan jumlah Upah Minimum Regionalyang ada di
Tabel 1.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

“Analisis PDRB, Inflasi, Upah Minimum Provinsi, dan Angka Melek Huruf Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Jawa Tengah Tahun 1990- 2011”.. Ekonomi Pembangunan dan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa seberapa besar pengaruh pertumbuhan ekonomi, indeks pembangunan manusia dan tingkat pengangguran terbuka terhadap jumlah penduduk

Penelitian yang dilakukan Panjawa (2014) mengungkapkan bahwa upah minimum dan PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pengangguran, jumlah

H0 : Variabel independen, yaitu laju pertumbuhan produk domestik regional bruto, indeks pembangunan manusia, tingkat pengangguran, jumlah penduduk, pendidikan dan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan alat analisis data panel jumlah penduduk dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap

Priyagus, Analisis pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, jumlah pengangguran dan indeks pembangunan manusia (IPM) terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Berau, Jurnal

Hasil Penelitian Menunjukan Bahwa PDRB berpengaruh positif terhadah Jumlah Penduduk Miskin, Indeks Pembangunan Manusia tidak berpengaruh terhadap Jumlah Penduduk

Pengaruh indeks pembangunan manusia X4 terhadap tingkat pengangguran terbukaY Berdasarkan hasil pengujian Autoregressive-Moving Average ARMA diketahui nilai koefisien sebesar 1.117429