• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dekomposisi dan Dinamika Sumber-sumber Pertumbuhan lndustri Kecil dan Rumah Tangga di Indonesia: Analisis "Total Factor Productivity"

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dekomposisi dan Dinamika Sumber-sumber Pertumbuhan lndustri Kecil dan Rumah Tangga di Indonesia: Analisis "Total Factor Productivity""

Copied!
316
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)
(132)
(133)
(134)
(135)
(136)
(137)
(138)
(139)
(140)
(141)
(142)
(143)
(144)
(145)
(146)
(147)
(148)
(149)
(150)
(151)
(152)
(153)
(154)
(155)
(156)
(157)
(158)
(159)
(160)
(161)
(162)
(163)
(164)

IDEKOMPOSISI DAN DlNAMlKA SOMBER-SUMBER PERTUMBUHAN

INDUSTRI KEClL DAN RUMAH TANGGA Dl INDONESIA:

ANALISIS

"TOTAL FACTOR PRODUCTIVITY'

Oleh :

HERMAN SUPRIYANTO

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(165)

ABSTRAK

HERMAN SUPRIYANTO. Dekomposisi dan Dinamika Sumber-sumber Pertumbuhan lndustri Kecil dan Rumah Tangga di Indonesia: Analisis "Total Factor Productivity". Dibimbing oleh MANGARA TAMBUNAN (sebagai ketua), BONAR M. SINAGA, dan SRI HARTOYO (masing-masing sebagai anggota).

lndustri Kecil dan Rumah Tangga (IKRT) memiliki peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaari lapangan kerja. Analisis dinamika dan sumber-sumber pertumbuhan mempunyai "arti penting" untuk mengidentifikasi keberlanjutan pertumbuhan dan strategi pengembangan IKRT. Tujuan studi ini adalah mengidentifikasi (1) sumber-sumber pertumbuhan, (2) dinamika sumber-sumber pertumbuhan, dan (3) peranan teknologi dan implikasinya terhadap pertumbuhan IKRT di Indonesia. Dengan analisis Total Factor Productivity (TFP) dilakukan dekomposisi sumber pertumbuhan melalui pendugaan stochastic translog frontier production function pada industri makanan, tekstil, dan kayu. Data yang digunakan adalah Sensus dan Survei IKRT tahun 1994, 1996, dan 1998 yang bersumber dari Biro Pusat Statistik.

Peneitian ini menunjukkan bahwa peranan teknologi, yakni teknologi eksogeneous, skala usaha, efisiensi teknis, dan teknologi endogeneous, sebagai sumber pertumbuhan sangat besar, bahkan lebih besar dibandingkan peranan akumulasi faktor produksi. Hal ini berarti bahwa pertumbuhan IKRT sektor makanan, tekstil, dan kayu di Indonesia akan berkelanjutan (sustainable), baik menurut Neoclassic-Protagonist maupun Neoclassic-Assimilationist. Kontribusi teknologi terhadap pertumbuhan output pada krisis ekonomi secara umum menurun, kecuali skaia usaha pada sektor makanan, sedangkan efisiensi teknis cenderung meningkat.

(166)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:

DEKOMPOSISI DAN DlNAMlKA SUMBER-SUMBER PERTUMBUHAN

INDUSTRI KECIL DAN RUMAH TANGGA Dl INDONESIA: ANALISIS "TOTAL

FACTOR PRODUCTIVITY'

merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan. Sumber data dan informasi yang digunakan telah dipaparkan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, 26

Juni

2002
(167)

DEiKOMPOSISI DAN DlNAMlKA SUMBER-SUMBER PERTUMBUHAN

INDUSTRI KEClL DAN RUMAH TANGGA Dl INDONESIA:

ANALISIS

"TOTAL FACTOR PRODUCTIVITY"

Oleh :

HERMAN SUPRIYANTO

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

pada

Program Studi llmu Ekonomi Pertanian

PROGRAM

PASCASARJANA

(168)

Judul Tesis : Dekomposisi dan Dinamika Sumber-sumber Pertumbuhan lndustri Kecil dan Rumah Tangga di Indonesia: Analisis "Total Factor Pmductivity"

Nama : Herman Supriyanto Nomor Pokok : 97024

Program Studi : llmu Ekonomi Pertanian

Menyetujui, 1. Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Manrrara Tambunan Ketua

Dr. Ir. Bonar M. Sinaaa, M.A.

Anggota Dr. Ir. Sri Hartovo, M.S. Ang g ota

Mengetahui,

2. Ketua Program Studi ktur Program Pascasarjana llmu Ekonomi Pertanian

(169)

Penulis lahir 27 September 1972, di Jember, Jawa Timur, merupakan anak kelima dari lima bersaudara, pasangan Sukarno dan Siti Salbiyah.

Secara kronologis, pada tahun 1984 lulus dari Sekolah Dasar Negeri Sabrang II Ambulu-Jember, tahun 1987 lulus dari Sekolah Menengah Pertama Negeri II Ambulu-Jember, tahun 1990 lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri Ambulu-Jember, dan tahun 1994 lulus dari Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, lnstitut Pertanian Bogor. Pada tahun 1997 penulis diterima sebagai mahasiswa Strata 2, Program Studi llmu Ekonomi Pertanian, Program Pascasarjana, lnstitut Pertanian Bogor.

Sejak tahun 1994 hingga sekarang, penulis bekerja sebagai peneliti pada Center for Economic and Social Studies (CESS) di Jakarta dan sejak tahun 2001 penulis juga bekerja sebagai konsultan pada PT. FACET Matra Indonesia.

(170)

Alhamdulillahirrobbil'alarnien, penelitian "Dekomposisi dan Dinamika Sumber-sumber Pertumbuhan lndustri Kecil dan Rumah Tangga di Indonesia: Analisis "Total Factor Productivity" dapat diselesaikan. Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Pascasa rjana, lnstitut Pertanian Bogor.

Terima kasih diucapkan kepada Prof. Dr. Ir. Mangara Tambunan; Dr. Ir. Bonar M. Sinaga, M.A; dan Dr. Ir. Sri Hartoyo, M.S sebagai komisi pembimbing yang telah memberikan sumbangan gagasan, saran-saran, dan bimbingan dalam penelitian ini. Sebagai rasa horrnat, terima kasih saya tujukan kepada Ir. Brahmantio lsdidjoso M.S; Udjian Wahjusuprapto, S.E, M.E; lr. Nesti Handayani dan Azkia Yasna Nadhratuzzaman Ash-Shidiqie. Terima Ikasih yang sebesar-besamya kepada Center for Economic and Social Studies (CESS) yang telah memberikan biaya pendidikan dan datadata penelitian. Akhirnya, terima kasih kepada Yayasan Pengembangan Sumber Daya Manusia (YPSDM) yang telah memberikan pendanaan melalui Bank of Tokio, sehingga dapat membantu penyelesaian tesis ini.

Hasil penelitian masih banyak mengandung kelemahan. Penulis berharap bahwa kelemahan tersebut dapat digunakan sebagai acuan perbaikan dan penyempurnaan pada penelitian selanjutnya.

Bogor, Juni 2002

(171)

DAFTAR

IS1

Halaman DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN viii X xi

I

.

PENDAHULUAN

...

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Problematika dan Pertanyaan Studi

...

3 1.3 Tujuan Studi

...

5 1.4 Pendekatan dan Ruang Lingkup Studi ... 5

II

.

TlNJAUAN PUSTAKA

...

...

2.1 Temuan Terdahulu

.

.

6

2.2 Posisi Studi Penulis

...

15

3.1 Kerangka Koseptual

...

3.1.1 Industri Kecil dan Rumah Tangga

...

3.1.2 Produktivitas. Pertumbuhan. dan Sumber Pertumbuhan

...

3.1.3 Total Factor Productivity Growth: Konsep dan Pengukuran

...

3.1.4 Fungsi Produksi Rata-rata dan Frontier: Konsep dan Pengukuran

...

...

3.2 Kerangka Keja: Dekomposisi Sumber-sumber Pertumbuhan 3.3 Penurunan Model Matematis

...

...

3.3.1 Fungsi Produksi Frontier

3.3.2 Total Factor Productivity Growth (TFPG) ... 3.3.3 Dekomposisi Sumber-Sumber Pertumbuhan ... 3.4 Spesifikasi Model dan Metode Pendugaan

...

(172)

vii

IV

.

HASlL DAN PEMBAHASAN

4.1 Dugaan Fungsi Produksi

...

4.2 Elastisitas Input

...

4.3 Perubahan Teknologi

...

4.4 Efisiensi Teknis

...

4.5 Skala Usaha

...

4.6 Total

u actor

Productivity: Pertumbuhan dan Kontribusi

...

4.7 Pertumbuhan Output dan Input

...

4.8 Dekomposisi Sumber-sumber Pertumbuhan

...

4.9 Dinamika dan Respon Perubahan Teknologi

...

V

.

KONTRIBUSI TEKNOLOGI: MAKNA DAN IMPLIKASINYA

5.1 Teknologi Eksogeneous

...

81 5.2 Teknologi Endogeneous

...

82

...

5.3 Efisiensi Teknis 83

5.4 Skala Usaha

...

85

5.5 Strategi Pengembangan IKRT

...

86

5.6 Catatan Keterbatasan Studi

...

88

'41

.

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

...

...

...

89 6.2 Saran

...

94
(173)

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Perbandingan Jumlah Unit Usaha, Serapan Tenaga Kerja, Nilai Tambah, dan Employment-Value Added Ratio antara IKRT dengan

...

IMB, Tahun 1975, 1986, dan 1996 1

2. Perkembangan Jumlah dan Pertumbuhan Tenaga Kerja serta Nilai Tambah per Perusahaan pada IKRT, Tahun 1975,1986, dan 1996. 2

3. Beberapa Penelitian tentang Sumber-sumber Pertumbuhan dari Sisi Permintaan

...

7 4. Beberapa Penelitian tentang Sumber-sumber Pertumbuhan dari Sisi

Penawaran

...

9 5. Sumber-sumber Pertumbuhan Menurut Klasifikasi Dennis

...

23 6. Pengukuran Operasional Dekomposisi Sumber-sumber Pertumbuhan

IKRT

...

55 7. Jumlah lndustri Kecil dan Rumah Tangga yang Digunakan dalam

Analisis, Tahun 1994, 1996, dan 1998

...

57 8. Parameter Dugaan Fungsi Produksi Rata-rata dan Frontier Sektor

...

Makanan, Tahun 1994-1 998 59

9. Parameter Dugaan Fungsi Produksi Rata-rata dan Frontier Sektor Tekstil, Tahun 1994-1 998

...

60

0 Parameter Dugaan Fungsi Produksi Rata-rata dan Frontier Sektor Kayu, Tahun 1994-1 998

...

61 'I 1. Elastisitas Faktor Produksi Fungsi Produksi Rata-rata dan Frontier

pada Sektor Makanan, Tekstil, dan Sektor Kayu, Tahun 1994-1 998

63

'12. Perubahan Teknologi pada Sektor Makanan, Tekstil, dan Kayu, Tahun 1994-1 998

...

65 113. Efisiensi Teknis pada Sektor Makanan, Tekstil, dan Kayu, Tahun

1994-1 998

...

?..

...

67 14. Perubahan Efisiensi Teknis pada Sektor Makanan, Tekstil, dan

...

Kayu, Tahun 1994-1998 67

15. Perkembangan Skala Usaha pada Sektor Makanan, Tekstil, dan Kayu, Tahun 1994-1 998

...

68 16. Perubahan Skala Usaha pada sektor Makanan, Tekstil, dan Kayu,
(174)

Perturnbuhan TFP pada Sektor Makanan, Tekstil, dan Kayu, Tahun 1994-1998

...

69 Kontribusi Teknologi, Efisiensi Teknis, dan Skala Usaha terhadap

... Perturnbuhan TFP pada Sektor Makanan, Tahun 1994-1 998 70 Kontribusi Teknologi, Efisiensi Teknis, dan Skala Usaha terhadap Pertumbuhan TFP pada Sektor Tekstil, Tahun 1994-1 998

...

71 Kontribusi Teknologi, Efisiensi Teknis, dan Skala Usaha terhadap Pertumbuhan TFP pada Sektor Kayu, Tahun 1994-1 998

...

71 Perturnbuhan Output pada Sektor Makanan, Tekstil, dan Kayu, Tahun 1994-1 998

...

72

Perturnbuhan Faktor Produksi pada Sektor Makanan, Tekstil, dan Kayu, Tahun 1994-1 998

...

73 Perturnbuhan Terbobot Faktor Produksi pada Sektor Makanan, Tekstil, dan Kayu, Tahun 1994-1998

...

Kontribusi Pertumbuhan TFP dan lnput terhadap Perturnbuhan Output pada Sektor Makanan, Tahun 1994-1 998

...

Kontribusi Perturnbuhan TFP dan lnput terhadap Perturnbuhan Output pada Sektor Tekstil, Tahun 1994-1998

...

b

Kontribusi Pertumbuhan TFP dan lnput terhadap Pertumbuhan Output pada Sektor Kayu, Tahun 1994-1 998

...

Dinarnika dan Respon Kontribusi Teknologi terhadap Kirisis Ekonorni pada IKRT, Tahun 1994-1998

...

Dinamika dan Respon Kontribusi Teknologi Endogeneneous terhadap Kirisis Ekonorni pada IKRT, Tahun 1994-1 998

...

Perturnbuhan dan Kontribusi Teknologi Eksogeneous pada Sektor Makanan, Tekstil, dan Kayu, Tahun 1994-1 998

...

Pertumbuhan dan Kontribusi Teknologi Endogeneous pada Sektor Makanan, Tekstil, dan Kayu, Tahun 1994-1 998

...

Efisiensi Teknis pada Sektor Makanan, Tekstil, dan Kayu, Tahun 1994-1 998

...

Efisiensi Teknis pada Sektor Makanan, Tekstil, dan Kayu, Tahun 1986-1 995: Studi Pernbanding

...

.:

...

(175)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Tiga Bentuk Teknologi Ekonomi Skala Teknis

...

30 2. Perubahan Teknologi Bersifat Netral (D) dan Bias (E)

...

32 3. Konsep TFP dan TFPG pada Kondisi Semua Perusahaan Efisien

...

36

4. Konsep TFP dan TFPG pada Kondisi tidak Semua Perusahaan Efisien

...

38 5. Konsep Fungsi Produksi Rata-rata dan Frontier

...

40 6. Kerangka Kerja Dekomposisi dan Dinamika Sumber-sumber
(176)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1

.

Deskripsi Peubah-peubah yang Digunakan dalam Model

...

99
(177)

I.

PENDAHULUAN

1 .'I Latar Belakang

lndustri Kecil dan Rumah Tangga (IKRT) memiliki peranan penting dalam mt?ndorong pertumbuhan ekonomi (economic gmwfh) dan penciptaan lapangan ke,ja (employment creation). Perkembangan unit usaha, jumlah serapan tenaga ke~ja, dan rata-rata nilai tambah menunjukkan peningkatan antarwaktu. Tabel 1 memperlihatkan bahwa pangsa serapan tenaga kerja dan unit usaha IKRT lebih tinggi dibandingkan lndustri Menengah dan Besar (IMB).

Tabel 1. Perbandingan Jumlah Unit Usaha, Serapan Tenaga Kerja, Nilai

Tambah, dan Em~loyment-Value Added Ratio antara IKRT denaan IMB ~ahu; 1975.1986. dan 1996.

Unit Usaha (Unit)

1. 1975 1 228 697 95.26 7 091 4.74 1 289 788 100.00

2.1986 1511 469 99.18 12 769 0.82 1 523 935 100.00

3. 1996 2 730 547 99.17 22 997 0.83 2 753 544 100.00

~ ~ r n p l o ~ m e n t - v a l u e Added Ratio (Rupiahlorang)

I

B. Serapan Tenaga Kerja (Orang)

1.1975 31 562

-

720715 ,

-

133 281

2. 1986 582 515

-

5 526 952

-

2 198 330

3. 1996 1 453 214

-

22 142 997

-

9 997 779

Sumber: Data Sensus Ekonomi dan Sensus Industri, Biro Pusat Statistik.

-

1. 1975 2. 1986

-

3.1996

Namun demikian, bila ditilik dari laju pertumbuhan dan pangsa nilai tambah, peranan IKRT relatif lebih rendah dibandingkan IMB. Hal ini berarti

4293 096 3 484 408 5 991 141

C. Nilai Tambah (Milyar)

93.43 67.32 58.70

661 704 1 691 435 4 214 967

--

1. 197411 975 2.1986

-

3.1996

6.57 32.68 41.30 136 2 030 8 706

4 594 800 5 175 843 10 206 108

[image:177.570.67.452.45.674.2]
(178)

2 bahwa produktivitas IKRT lebih rendah dibandingkan IMB, padahal peningkatan produktivitas merupakan kunci utama peningkatan pertumbuhan ekonomi, baik dalam sudut pandang perusahaan, sektoral maupun agregat. Pertanyaannya adalah apakah sumber-sumber produktivitas dan pertumbuhan IKRT di Indonesia?

Laju pertumbuhan penyerapan tenaga kerja per perusahaan pada IKRT menunjukkan penurunan sebesar 1.77 persen per tahun selama periode tahun 1975-1996, namun demikian, laju pertumbuhan nilai tambah per perusahaan pada periode yang sama meningkat sebesar 27.81 persen per tahun (Tabel 2). Hal ini berarti bahwa pertumbuhan output (nilai tambah) tidak diikuti oleh pertumbuhan input (tenaga kerja). Pertanyaan yang muncul kemudian adalah apakah sumber pertumbuhan IKRT berasal dari perubahan teknologi, efisiensi teknis, dan skala usaha ataukah input fisik lain?

Tabel 2. Perkembangan Jumlah dan Pertumbuhan Tenaga Kerja, serta Nilai Tambah per Perusahaan pada IKRT Tahun 1975, 1986, dan 1996.

lndikator

27.81

I

Sumber: Data diolah dari Tabel 1. Tenaga Kerja

Jumlah (OrangIPerusahaan) Pertumbuhan (Persennahun) - - Nilai Tambah

Jumlah (RupiahIPerusahaan)

Secara teoritis, sumber pertumbuhan output disebabkan oleh dua faktor, yakni input driven (factor accumulation) dan technological driven (Feli pe, 1 997).

IPertumbuhan output karena input driven berarti bahwa pertumbuhan output 1:erjadi karena tambahan input fisik, seperti tenaga kerja, modal, bahan baku, dan 1

Tahun .

1975

3.49

1986

- - - - -1.77

-- .- -- - -- - - - - - - .

2.31

1996

[image:178.564.74.459.79.767.2]
(179)

3

input faktor. lainnya. Sedangkan pertumbuhan yang diakibatkan oleh

technological driven terjadi karena perubahan teknologi, baik eksogeneous maupun endogeneous, peningkatan efisiensi teknis, dan skala usaha.

1.2 Problematika dan Pertanyaan Studi

Paparan sebelumnya menunjukkan bahwa pertumbuhan nilai tambah IKRT relatif lebih rendah dibandingkan IMB. Di samping itu, pertumbuhan output IKRT sendiri ternyata tidak diikuti dengan pertumbuhan input tenaga kerja. Berkaitan dengan ha1 tersebut terdapat empat pertanyaan utama yang terkait dengan dinamika IKRT di Indonesia.

Pertama, apakah pertumbuhan output IKRT lebih dikarenakan input fisik

(input driven; selain tenaga kerja) ataukah technological driven (productivity)?

Jika pertumbuhan IKRT dikarenakan input fisik, maka pertumbuhan tersebut tidak akan berkelanjutan (sustainable), karena berlaku the law of diminishing return, di mana pertambahan output akibat pertambahan input fisik akan menurun pada kondisi teknologi yang konstan. Namun demikian, jika pertumbuhan IKRT dikarenakan technological driven, maka pertumbuhan IKRT tersebut akan berkelanjutan (Chen, 1997). Kedua, jika sumber pertumbuhan output IKRT dikarenakan oleh input driven, maka faktor produksi apakah yang paling dominan?

(180)

4 Teknologi yang bersifat eksogeneous berarti teknologi yang bersumber dari lingkungan usaha dan kebijakan pemerintah, yang umumnya sebagai public goods, sehingga berada di luar kontrol pengusaha. Pengaruh teknologi ini dalam fungsi produksi adalah menggeser fungsi produksi (shifter). Sedangkan leknologi yang bersifat endogeneous, umumnya berkaitan dengan perbaikan ltualitas input, yakni sebagai private goods dan berada dalam kontrol perusahaan. Pengaruh teknologi ini adalah merubah marginal productivity of input, sehingga menggerakkan (move0 fungsi produksi.

Perubahan efisiensi teknis merupakan jenis teknologi eksogeneous dan berada dalam kontrol pengusaha, rnisalnya pengaruh pengalaman berusaha, pendidikan maupun manajemen. Perubahan skala usaha adalah jenis teknologi yang dapat meningkatkan output karena pertambahan input secara proposional, tanpa merubah marginal productivjty of input. Pengaruh perubahan skala usaha sama dengan teknologi exogeneous-disembodied-neutral dan efisiensi teknis, yakni menggeser intersep fungsi produksi secara paralel.

Keempat, bagaimanakah kontribusi technological driven dan factor accumulation terhadap pertum buhan output lKRT di Indonesia?

(181)

1.3 Tujuan Studi

Berdasarkan latar belakang, problernatika, dan pertanyaan studi di atas, tujuan studi ini adalah:

1. Mengidentifikasi sumber-surnber pertumbuhan IKRT.

2. Mengidentifikasi dinamika surnber-surnber pertumbuhan IKRT.

3. Mengidentifikasi peranan teknologi dan implikasinya terhadap perturnbuhan IKRT di Indonesia.

1.4 Pendekatan dan Ruang Lingkup Studi

Studi sumber-sumber perturnbuhan IKRT menggunakan pendekatan analisis sisi penawaran (supply-side analysis) pada sektor industri makanan (KLUI 311-312), tekstil (KLUI 322), dan kayu (KLUI 331-332). Dekomposisi sumber-sumber pertumbuhan dilakukan dengan analisis Total Factor Productivity (TFP) rnelalui pendugaan stochastic translog frontier production

(182)

It.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Temuan Terdahulu

Penelitian tentang sumber-sumber pertumbuhan IKRT umumnya dapat ~jikelompokkan menjadi dua, yakni (1) analisis pertumbuhan dari sisi permintaan (demand-side) dan (2) analisis pertumbuhan dari sisi penawaran (supgly-side).' Analisis pertumbuhan dari sisi permintaan umumnya mengkaji pengaruh oeningkatan pendapatan riil per kapita dan kepadatan populasi di suatu wilayah, dengan tingkat dominasi (pertumbuhan) pangsa serapan tenaga k e j a (Tabel 3). Analisis ini lebih menekankan pada aspek transformasi sektor industri selama perkembangan ekonomi atau merupakan studi pattern of growth. Sedangkan analisis pertumbuhan dari sisi penawaran umumnya mengkaji (1) tingkat efisiensi perusahaan, baik efisiensi teknis, efisiensi relatif, efisiensi alokatif (harga), maupun efisiensi skala usaha, (2) analisis penawaran output, (3) analisis €lastisitas penawaran output, (4) analisis permintaan input, (5) analisis elastisitas permintaan input, (6) analisis Total Factor Productivity (TFP), dan (7) analisis bias teknologi (Tabel 4).

Analisis pertumbuhan IKRT dari sisi permintaan umumnya digunakan untuk menguji tesis yang menyatakan bahv~a peranan pangsa penyerapan ttmaga kerja IKRT, khususnya industri rumah tangga, akan menurun dengan peningkatan pendapatan rata-rata masyarakat. Tesis ini muncul berkaitan

Sejauh pustaka yang didapat penulis, penelitian pada IKRT di Indonesia masih terbatas

pada sumber-sumber pertumbuhan TFP. Penelitian yang secara tegas (eksplisit)

(183)

dengan produk hasil IKRT yang umumnya "inferior" dan memiliki elastisitas perrnintaan terhadap pendapatan yang negati, sehingga peningkatan pendapatan masyarakat akan menurunkan dominasi sektor ini. Hal tersebut didasarkan pula pada Engel's Law yang menyatakan bahwa peningkatan pendapatan riil masyarakat akan diikuti oleh pergeseran perrnintaan barang, dari produk primer, produk sekunder kepada produk tersier. Karena IKRT umumnya memproduksi barang-barang primer (makanan, misalnya), maka permintaan terhadap produk tersebut menurun dengan meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat .

Tabel 3. Beberapa Penelitian tentang Sumber-sumber Pertumbuhan dari Sisi Permintaan

lndikator Sumber- Cakupan Analisis Spesifikasi Sumber

I

I

Agregat (Regional)

I

~e ja dan Output

I

Kapita dan Populasi

I

Biggs dan

Oppenheim (1 982) Sulistyaningsih (1 997)

Manufaktur- Agregat (Regional)

I

Hoselitz (1 959)

Makro-Agregat

Liedholm dan Parker

Tambunan (1 999) Manufaktur- Pangsa Tenaga Pendapatan per Agregat (Regional) Kerja Kapita dan Populasi

I

Pangsa Tenaga Ke j a dan Output

Manufaktur- Agregat (Regional)

I

Snodgrass dan Biggs (1 996)

Terdapat dua kelemahan mendasar pendekatan demand-side analysis

Pendapatan per Kapita dan Populasi Pangsa Nilai

Tambah dan Tenaga Kerja

Manufaktur- Agregat (Regional)

tlalam memahami pertumbuhan sektor IKRT di Indonesia. Pertama, Technical Change dan Struktur Perrnintaan Pangsa Tenaga

Kerja dan Output

Manufaktur- Agregat (Regional)

~~ertumbuhan IKRT tidak hanya dipengaruhi oleh perubahan struktural Pendapatan per Kapita dan Populasi Pangsa Tenaga

Kerja dan Output

Pendapatan per Kapita dan Populasi

I

Pangsa Tenaga

Kerja dan Output

(184)

8 permintaan (great demand), namun dipengaruhi pula oleh perubahan teknis (tschnical change) melalui perubahan harga input dan teknologi. Dampak bersih pertumbuhan IKRT dipengaruhi hasil interaksi antara perubahan teknis dan struktur permintaan akhir. Hal ini dibuktikan oleh hasil penelitian Tambunan (1999) yang "gagal' membuktikan kebenaran tesis tersebut, karena pertumbuhan IKRT di Indonesia hanya dilihat dari'perubahan pendapatan riil masyarakat. Kegagalan uji tesis tersebut dikarenakan distribusi pendapatan masyarakat yang tidak merata, sehingga pertumbuhan IKRT tidak hanya dipenganrhi oleh pendapatan riil per kapita, namun juga distribusi pendapatan masyarakat. Iqegagalan mendukung tesis tersebut juga terdapat pada hasil penelitian I-iedholm dan Parker (1989). Sedangkan hasil studi yang mendukung tesis iersebut terdapat pada penelitian Hoselitz (1 959), Anderson (1 982), Biggs dan Oppenheim (1986) serta Snodgrass dan Biggs (1996). Kedua, analisis tersebut hanya dapat digunakan pada tingkat analisis agregat sektoral dan tidak tfapat digunakan pada tingkat penrsahaan. Ketiga, data empiris menunjukkan t~ahwa jumlah IKRT yang melakukan kegiatan ekspor hanya sekitar 0.5 persen clan total IKRT dan pangsa nilai ekspor IKRT hanya sebesar 3-6 persen selama periode tahun 1996-1 998*.

Studi empiris pada sektor manufaktur tentang pertumbuhan dan sumber- sumber pertumbuhan dari supply-side analysis masih relatiif terbatas. Abimanyu clan Xie (1994) telah menganalisis sumber-sumber ,pertumbuhan Total Factor Pmductivity sektor manufaktur dengan fungsi log linear. Kelemahan studi ini clalam menggunakan TFP terkait dengan fungsi yang digunakan. Pengukuran teknologi sebagai sumber pertumbuhan terbatas pada teknologi yang bersifat

2

(185)

exogeneous, disembodied and Hicks Neutral. Teknologi hanya dilihat dari nilai residual (solow residual), sehingga teknologi yang bersifat endogeneous, embodied, dan non-neutral technology juga tidak diidentifikasi, di samping asumsi constant return to scale. Studi ini belum melakukan dekomposisi sumber-sumber pertumbuhan, namun terbatas pada dekomposisi TFPG.

Tabel 4. Beberapa Penelitian tentang Sumber-sumber Pertumbuhan dari Sisi Penawaran

1

Peneliti

I

Abimanyu dan

Xie (1 994)

Chen (1 997)

Toruan (1 998) Felipe (1 998)

Nadiri (1998)

Simatupang (1 997)

Hartoyo (1 994) Miller and Uphadhayay (1 997)

Fizzanty (2000)

I

;;I;)

and Warr Nehnr dan Ashok D. (1997)

I

I

Cakupan

I

Spesifi kasi

I

lndikator Sumber-

I

~ n a l i s i s

I

1

sumber Pertumbuhan

I

Linear

TFP: exogeneous, disembodied and Hicks-

I

I

1

Neutral

Mikro-Padi Sawah

Translog Production TFP: Technological

Frontier Progress and Technical

Efficiency

Makro-East Asia Translog Agregat TFP: exogeneous-

Production Function endogeneous

I

Mikro-Tekstil

(

Translog Cost Frontier

I

Efisiensi Teknis

Makro-East Asia Translog Agregat TFP and Factor

Production Function Accumulation

I

Makro-USA Translog Agregat Cost TFP: Dekomposisi

Fuction

Mikro-Padi Translog Profit Economic of Scale

Sawah Function

Makro-Pertanian Translog Agregat Teknologi & Struktur

Production Function Harga

Mikro-Padi TFP Regression Research and

Sawah Development

Makro-Tanarnan Pangan Makro- Manufaktur Mikro- Manufaktur

Translog Profit Funtion Cobb-Douglas Production Function lnfrastruktur TFP: exogeneous- endogenous, disembodied, Hicks neutral

,Translog Profit Frontier Efisiensi Ekonomi:

Function Efisiensi Teknis, dan

Harga

Makro-Pertanian Restricted Revenue Teknologi dan Harga

Function relatif

(186)

10 Studi serupa juga dilakukan oleh Toruan (1998), yakni menganalisis efisiensi industri tekstil di Indonesia dengan menggunakan fungsi biaya frontier (stochastic cost frontierj Cobb-Douglas dan Translog, dan Fiuanty (ZOOO), yakni

menganalisis efisiensi ekonomi industri kecil dengan menggunakan fungsi keuntungan frontier stochastic. Hasil studi kedua peneliti hanya berpretensi terhadap efisiensi ekonomi, yakni efisiensi teknis dan harga (alokatif), dengan asumsi constant retum to scale. Hal ini tidak sesuai dengan dasar teon maupun fakta empiris yang menunjukkan bahwa sumber efisiensi tidak hanya mencakup efisiensi teknis maupun harga, namun juga ekonomi skala usaha (economic of scale).

Studi-studi tentang pertumbuhan dan sumber-sumber pertumbuhan yang cukup komprehensif umumnya lebih banyak dilakukan pada sektor pertanian, ~<hususnya tanaman pangan. Penelitian Simatupang (1 988, 1996a, 1996b, 1997), Swastika (1995), Hartoyo (1994), serta Martin dan Warr (1993)

~nenjelaskan pertumbuhan sektor pertanian dikaitkan dengan teknologi atau efisiensi dengan menggunakan fungsi fleksibel.

(187)

11

teknis, dan skala usaha3. Dengan perhitungan konvensional, yakni metode

gjvwth accounting dan asumsi constant return to scale, pada fungsi rata-rata, nilai TFP akan sama dengan teknologi eksogeneous atau efisiensi teknis. Namun di sisi lain, penggunaan metode accounting tidak dapat menurunkan fungsi pemintaan input dan penawaran output, sehingga besaran elatisitasnya titlak dapat diketahui.

Studi empiris Simatupang (1988) menganalisis economic of scale sebagai sumber efisiensi ekonomi padi sawah beririgasi di dataran rendah Sumatera Barat. Sedangkan dua hasil penelitian Simatupang (1 996a dan 1996b) rnenjelaskan hubungan TFP dengan peranan sektor pertanian dan produktivitas usahatani padi sawah, dengan menggunakan fungsi produksi agregat translog dian Cobb-Douglas. Kelebihan hasil penelitian ini adalah nilai TFP dihitung secara tidak langsung dengan menduga fungsi produksinya dan dapat dipilah antara perubahan teknologi (efisiensi ekonomi) dengan economic of scale.

Namun demikian, pada penelitian ini teknologi hanya diidentifikasi dari teknologi yang disembodied. Perubahan teknologi hanya merupakan nilai residual saja

(efisiensi teknis; neutral tecnology), dan tidak mempertimbangkan perubahan teknologi yang embodied, yakni hasil perubahan marginal rate of substitution

(perubahan teknologi adalah tidak netral atau bias). Di sisi lain, technically

e~:onomic of scale tidak diidentifikasi dalam studi ini.

Dengan menggunakan fungsi produksi translog frontier, Swastika (1995) rr~enjelaskan pengaruh teknologi dari efisiensi teknis sebagai sumber TFP. Nilai TFP diturunkan dari parameter dugaan fungsi produksi frontier. Di sisi lain,

(188)

tt!knologi tidak saja diukur dari perubahan nilai intersep antar best practice fiontier (perubahan teknologi), namun juga teknologi yang berasal dari efisiensi tc!knis4. Namun demikian, dalam analisisnya tidak menjelaskan peranan input- driven sebagai sumber pertumbuhan serta nilai economic of scale. Dekomposisi sumber pertumbuhan terbatas pada dekomposisi TFP saja, padahal sumber p ertum bu han berasal dari technical changing (technological-driven) dan irrput-driven. Sebagaimana dikutip dari Swastika (1 996) sebagai berikut:

"The true technological change is measured as 6lnQ/W, while the gains in technical efficiency is measured as change in average technical efficiency over time. The nature of technological change are observed from the intercept (indicating neutral technological change) and the over-time change in production elasticity with respect to each input (indicating bias technological ~ h a n g e ) ~ "

Penelitian Hartoyo (1994) mencoba menganalisis pengaruh infrastruktur terhadap tanaman pangan di Jawa dengan pendekatan fungsi keuntungan trianslog multi-input multi-output. Pada studi ini secara prinsip dijelaskan (1) pengaruh infrastruktur (teknologi), (2) analisis keterkaitan teknologi produksi, (3) analisis bias teknologi, (4) pengaruh harga terhadap penawaran output dan nilai elastisitasnya, serta (5) pengaruh harga terhadap perhintaan input dan nilai elastisitasnya. Dibandingkan Simatupang (1 996a dan 1996b) dan Swastika (1996), penelitian ini telah mencoba menurunkan fungsi permintaan input dan penawaran output, sehingga pengaruh harga dan nilai elastisitas dapat diidentikasi, serta telah menguji bias teknologi. Namun demikian, studi ini hanya difokuskan pada uji bias teknologi atau teknologi yang embodied saja, serta

- - -

walaupun sudah diduga dalam modelnya, namun dalam analisisnya belum dipisahkan antara teknologi neutral dan bias.

(189)

13 tidak menganalisis teknologi yang disembodied, dan teknologi yang bersumber tfari ekonomi skala usaha. Kelemahan untuk menguji teknologi terletak secara konseptual dalam spesifikasi model, yakni translog profit function, yang di dalamnya melekat asumsi constant return to scale6.

Penelitian Martin dan Warr (1993) memaparkan hubungan pertumbuhan

sektor pertanian dengan teknologi, perubahan harga relatif, dan perubahan relatif iiiput faktor, dengan menggunakan fungsi produksi agregat yang berbentuk translog. Namun demikian, analisis teknologi hanya dilihat dari intersep (neutral technological change) dengan menggunakan peubah dummy partisipasi penggunaan bibit unggul. Disamping itu, aspek efisiensi tidak dianalisis dalam s'tudi empiris ini.

Penelitian tentang sumber-sumber pertumbuhan yang "cukup komprehensif' dengan menggunakan fungsi produksi agregat, dilakukan oleh PJehru dan Dhareshwar (1996), Felipe (1997) serta Chen (1997) dengan rlendekatan Total Factor Productivity (TFP)~. Secara umum penelitian tersebut nienggunakan ukuran nilai tambah dalam analisis fungsi produksi agregat, padahal secara teori lemah (weakness) dan sulit mengukur nilai kapital sebagai input faktor. Kelemahan studi Nehru dan Dhareshwar (1996) adalah terbatas pada analisis sumber-sumber pertumbuhan yang berasal dari TFP, tidak niengidentifikasi factor accumulation, serta tidak menghitung sumber efisiensi dari economic of scale. Tulisan Felipe (1997) tidak mendekomposisikan secara tegas nilai TFP maupun factor accumulation. Nilai TFP dihitung dari efisiensi teknis dan harga, sedangkan economic of scale dianggap constant. Disamping

6

Hal ini melekat pada persyaratan homogenitas dan adding up, sebagai asumsi pasar persaingan sempurna dan maksimisasi keuntungan.

(190)

14

itu, nilai factor accumulation sebagai sumber pertumbuhan hanya dihitung secara agregat dari selisih nilai pertumbuhan output dengan pertumbuhan TFP. Sedangkan studi Chen (1997), hanya menganalisis sumber pertumbuhan dari

TFP, khususnya efisiensi teknis dan efisiensi harga (technical changing).

S'umber-sumber pertumbuhan dari economic of scale maupun factor accumulation tidak dihitung.

Terdapat beberapa catatan penting berkaitan dengan beberapa studi yang telah dilakukan tersebut. Pertama, penelitian komprehensif sumber-sumber pertumbuhan pada sektor manufaktur masih relatif terbatas (belum ada). Analisis sumber-sumber pertumbuhan masih bersifat parsial dan umumnya terbatas pada analisis efisiensi ekonomi (teknis dan harga). Walaupun terdapat penelitian sumber-sumber pertumbuhan dengan menggunakan TFP, namun terbatasnya penggunaan metode analisis (konvensional)', menyebabkan tidak dapat dijelaskannya sumber-sumber pertumbuhan secara komprehensif.

Kedua, secara spesifik, studi tentang sumber-sumber pertumbuhan pada IKRT,

rrlasih jarang dijumpai. Secara umum, analisis pada industri manufaktur terbatas pada sektor 'usaha kecil, menengah, dan besar. Padahal data makro rr~enunjukkan bahwa peranan lndustri Rumah Tangga, termasuk lndustri Kecil, sangat tinggi, khususnya dalam penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan unit u:saha. Ketiga, penelitian yang cukup komprehensif tentang sumber-sumber pertumbuhan pada sektor pertanian telah banyak dilakukan, namun sifatnya saling melengkapi (complementary) antar hasil studi. Hal ini dikarenakan setiap studi tidak secara lengkap menganalisis sumber-sumber pertumbuhan, di mana

lstilah konvensional rnengandung pengertian: (1) perhitungan TFP dihitung secara

(191)

15

disesuaikan dengan tujuan penelitiannya. Keempat, beberapa studi pada sektor industri menunjukkan bahwa sumber-sumber pertumbuhan dipengaruhi oleh ernpat faktor: (1) sumberdaya manusia, (2) penguasaan teknologi, (3) akses informasi, serta (4) akses pasar output dan input. Berdasarkan hasil studi sctbelumnya, belum terdapat studi yang mengkaji sumber-sumber pertumbuhan sctcara komprehensif, yakni mengidentifikasi dan mendekomposisi sumber pt?rtumbuhan dari TFP dan factor accumulation secara detail.

2 , 2 Posisi Studi Penulis

Berdasarkan pengalaman studi sebelumnya, studi ini difokuskan pada erlam hal. Pertama, dilakukan dekomposisi sumber-sumber pertumbuhan IKRT, baik yang bersumber dari Total Factor Productivity Growth (TFPG) maupun

factor accumulation. Kedua, dekomposisi TFPG dilakukan melalui pembedaan teknologi eksogeneous, teknologi endogeneous, efisiensi teknis, dan skala us'aha. Ketiga, dekomposisi sumber-sumber pertumbuhan dilakukan dengan pendugaan econometric. Keempat, menggunakan fungsi produksi frontier, karena merupakan best practice dalam pengukuran TFPG. Kelima, bentuk fuigsi produksi yang digunakan adalah translog, karena fungsi ini merupakan fu~igsi yang superlatif. Keenam, pendugaan fungsi produksi frontier menggunakan stochastic statistical production frontier, karena teknologi dapat dijelaskan secara komprehensif dan akurat, dengan memasukkan peubah

(192)

Ill.

METODOLOGI PENELlTlAN

3.1 Kerangka Konseptual

;3.1.1 lndustri Kecil dan Rumah Tangga

Konsep lndustri Kecil dan Rurnah Tangga yang digunakan rnengacu pada tlefinisi Biro Pusat Statistik (BPS), yakni jurnlah total tenaga kerja yang diserap, baik dari dalarn keluarga (tidak dibayar) rnaupun luar keluarga (dibayar). lndustri kecil rnerupakan industri yang rnarnpu rnenyerap tenaga kerja antara 5 hingga '19 orang per perusahaan, sedangkan industri rumah tangga mampu menyerap tenaga kerja antara 1-4 orang per perusahaan. Konsep pengelornpokan IKRT Iainnya rnenggunakan jumlah ornzet ataupun asset. Alasan pernilihan tenaga kerja sebagai pengelompokkan IKRT adalah (1) tenaga kerja lebih bersifat k.onstan dibandingkan omzet rnaupun asset yang nilainya berubah-ubah dan clipengaruhi inflasi, dan (2) data yang digunakan bersurnber dari BPS yang rnetode pengukurannya menggunakan jumlah tenaga kerja dalam pengelompokkan IKRT dan IMB.

L1.2

Produktivitas, Pertumbuhan, dan Sumber Pertumbuhan
(193)

17 pertumbuhan mengacu pada perubahan rasio output-input atau produktivitas rnenurut dimensi waktu (dinamis).

Pertumbuhan ekonomi suatu negara dicerminkan oleh pertumbuhan 12roduk Domestik Bruto (PDB), yakni pertumbuhan nilai tambah (value added) :jektor ekonomi, sehingga pertumbuhan diartikan sebagai perubahan PDB lnenurut dimensi waktu dan pertumbuhan PDB per kapita menurut dimensi \~aktu. Perbedaan kedua definisi terletak pada konteks pertumbuhan nilai lambah dengan pertumbuhan "produktivitas" nilai tambah per kapita. Dengan tlemikian, definisi kedua dari konsep pertumbuhan tersebut mengacu pada

,yrowth of population-value added ratio.

Pendekatan pertumbuhan berdasarkan produktivitas akan lebih tepat bila lnenggunakan acuan "pekerja" dibandingkan populasi. Konsep terakhir ini

tlisebut sebagai growth of employment-value added ratio. Namun demikian, definisi terakhir ini masih rnengacu pada konsep produktivitas parsial, yakni 'ienaga kerja. Konsep Total Factor Productivity (TFP) akan lebih tepat untuk menggambarkan kondisi perusahaan, sektor, maupun agregat ekonomi yang ~memiliki lebih dari satu input peubah.

Ditilik dari sumber-sumber pertumbuhan, umumnya dibagi ke dalam dua kelompok, yakni (1) pertumbuhan yang berasal dari sisi permintaan (demand side) dan (2) pertumbuhan dari sisi penawaran (supply side)'. Kelompok pertama menyatakan bahwa sumber-sumber pertumbuhan berasal dari pasar (market), yakni konsumsi masyarakat, investasi swasta, government expenditure, dan ekspor. Sedangkan kelompok kedua menyatakan bahwa

(194)

18 sumber pertumbuhan ekonomi berasal dari: (1) kontribusi modal fisik (physical capital), (2) modal manusia (human capital), (3) pertumbuhan penduduk atau tenaga kerja, serta (4) inovasi dan kemajuan teknologi. Pada kelompok kedua ini, analisis sumber-sumber pertumbuhan yang umum digunakan adalah Total Factor Pmductivify Growth; TFPG (Mankiw, Romer, and Weil; 1992).

Konsep pertumbuhan yang digunakan umumnya relatif sama (PDB per kapita), namun yang berbeda adalah sumber-sumber pertumbuhan, yakni dapat berasal dari sisi penawaran atau permintaan. Jika analisis sumber pertumbuhan bersifat sektoral umumnya digunakan pendekatan sisi penawaran, sedangkan pada makroekonomi secara agregat umumnya digunakan analisis sumber pertumbuhan dari sisi permintaan. Oleh karena itu, analisis sumber pertumbuhan dipengaruhi atau tergantung dari ketersediaan data dan tujuan analisis dari studi empiris yang dilakukan. Untuk memperjelas konsep pcxtumbuhan dan sumber-sumber pertumbuhan, maka dipaparkan beberapa pemikiran awal konsep pertumbuhan menurut Kaldor (1963) dan Kuznets ( 1 973) sebagai berikut (Barro and Martin, 1995):

"Kaldor (1963) listed a number of stylized facts that he thought typified the process of economic growth: (1) per capita output grows over time, and its growth rate does not tend to diminish, (2) physical capital per worker grows over time, (3) the rate of retum to capital is nearly constant, (4) the ratio of physical capital to output is nearly constant, (5) the shares of labor and physical capital in national income are nearly constant and

(6) the growth rate of output per worker differs substantially across countries."

dan

(195)

19 Konsep pertumbuhan Kaldor mempertimbangkan dimensi peningkatan

output per tenaga kerja dan dimensi waktu, yang secara implisit menjelaskan teknologi (physical capital) sebagai sumber pertumbuhan. Sedangkan konsep pertumbuhan ekonomi menurut Kuznets adalah (1) transformasi struktur ekonomi, baik struktur produksi maupun ketenagakerjaan, (2) pergeseran struktur ketenagakejaan dari sektor tradisional ke modem (uhankation), dan (3) transforrnasi tahapan industrialisasi dari eady, middle, dan later industries melalui perubahan share of employment antar tahap industrialisasi. Konsep pertumbuhan Kuznets tidak hanya mengacu pada pertumbuhan nilai tambah atau output per pekerja, namun juga menjelaskan proses transformasi ekonomi sebagai konsekuensi perbedaan percepatan pertumbuhan antar sektor ekonomi. Perubahan-perubahan yang terjadi selama proses pertumbuhan ekonomi juga dijadikan acuan untuk mengidentifikasi proses pertumbuhan, dengan sumber- sumber pertumbuhan berasal dari teknologi dan perdagangan intemasional (pasar)lO.

Konsep pertumbuhan Kaldor dan Kuznets pada dasamya mengikuti konsep pertumbuhan Rostow (1956) dan Chenery (1962)". Pertumbuhan eltonomi menurut Rostow bersumber dari dampak perubahan teknis (technical changing) dan dampak perubahan struktur perrnintaan. Dampak perubahan teknis akan menangkap seluruh perilaku perubahan yang tejadi dalam struktur input (input supply), sedangkan perubahan struktural permintaan akan

10

Hal ini sejalan dengan pemikiran Pai D.H. Penandiker (1996) yang menyatakan bahwa daya saing IKRT ditentukan oleh dua hal, yakni teknologi dan pasar. Dikutip dari Tambunan (1999).

11

Konsep pertumbuhan Kuznets pada dasamya sama dengan Chenery, di mana sumber-

(196)

lnenangkap seluruh perilaku perubahan dari sisi perrnintaan (output demand). 12ertumbuhan ekonomi merupakan hasil "interaksi" antara perubahan teknis (input supply) dan permintaan (output demand).

Menurut Martin dan Warr (1993) pertumbuhan sektor ekonomi (pertanian) dipengaruhi oleh (1) perubahan harga relatif (changing relative prices), (2)

~;)erbedaan tingkat perubahan teknologi (differential rates of technical change), (Ian (3) perubahan relatif input faktor (changing relative factor supplies). l2

Sedangkan menurut Simatupang (1996), perubahan struktur ekonomi clipengaruhi oleh teknologi dan s t ~ k t u r harga (harga relati antar sektor). l 3

Kedua peneliti menggunakan fungsi penawaran (produksi) agregat (Pendapatan Clomestik Bruto; PDB) dengan bentuk translog untuk melihat pengaruh teknologi, dan harga terhadap pertumbuhan sektor pertanian di Indonesia. Simatupang

(1988) menyatakan bahwa sumber pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan produktivitas melalui peningkatan efisiensi. Peningkatan efisiensi ekonomi produksi sangat penting bagi perusahaan dalam rangka peningkatan keuntungan dan daya saing, disamping peningkatan efisiensi penggunaan sumberdaya. Peningkatan efisiensi dapat dilakukan dengan: (1) mempergunakan teknologi yang ada dengan baik, (2) mempergunakan jumlah masukan yang optimal, dan (3) memilih skala usaha yang optimal. Eifisiensi yang terkait dengan penggunaan teknologi secara tepat disebut efisiensi teknis, sedangkan efisiensi yang diperoleh dengan penggunaan

-

1 :'

Tngkat penggunaan teknologi diproksi dari partisipasi pengunaan program BIMASI INMAS, secara implisit asumsi-asumsi kemampuan teknologi varietas unggul tidak mengalami perubahan, sehingga teknologi hanya diobservasi dari intersep yang menunjukkan neutral technology change (exogeneous technology).

" Tingkat penggunaan teknologi diproksi dari Total Productivity Factor (TFP), khususnya

(197)

21 kombinasi masukan yang optimal disebut efisiensi alokati (efisiensi harga), dan efisiensi yang berhubungan dengan skala usaha disebut ekonomi skala usaha (economic of scale).

Dalam tulisan lain, Simatupang (1996) menyatakan bahwa produktivitas total faktor produksi (total factor productivi&; TFP) merupakan sumber pertumbuhan produksi dan daya saing, karena konsep TFP sebagai sumber pertumbuhan merupakan interaksi antara dua sumber pertumbuhan utama, yakni teknologi dan efek penerimaan skala faktor produksi (economic of scale). Dengan kalimat lain, TFP adalah ukuran kemampuan seluruh jenis faktor produksi sebagai salah satu kesatuan (faktor produksi agregat) dalam n~enghasilkan output secara keseluruhan (output agregat) atau produksi rata- rata faktor produksi agregat. Sedangkan studi Simatupang (1 997) menjelaskan bahwa konsep TFP sebagai sumber pertumbuhan terdiri dari dua sumber, yakni: ('I) teknologi dan lingkungan yang diproksi dari koefisien quasi input tetap~dan

(2)

efek skala faktor produksi yang diidentikasi dari perubahan proporsional input peubah.
(198)

22 yang dihasilkan, sehingga sering menggunakan pendekatan fungsi produksi (primal). Perbedaan pemakaian keduanya tergantung dari kondisi empiris, data yang tersedia, dan tujuan analisis. Hal ini dikarenakan keluar-masuknya perusahaan dalam industri (entry into and exit from the market) tergantung dari kemampuan memperoleh keuntungan (efisiensi) dari jenis usaha yang dilakukan.

Menurut Bettie and Taylor (1955), empat kekuatan yang mendorong p e ~ s a h a a n untuk memaksimumkan keuntungan (sources of growth), yakni ( 1 ) technical knowledge, ( 2 ) product demand, (3) factor supply, dan (4) capital supply. Sedangkan menurut Handerson dan Quandt (1980), sumber pertumbuhan (sources of growth) untuk memperoleh tingkat keuntungan adalah permintaan pasar (great demand) dan efisiensi usaha, yang pada akhimya mempengamhi realokasi sumber daya.14 Sebagaimana dipaparkan sebagai berikut:

"...firms move into markets in which they can make profits and leave those in which they incur losses. Resources such as labor tend to be attracted to industries the products of which are in great demand. Inefficient firms are eliminated from the market and are replaced by efficient ones".

Berkaitan dengan ha1 tersebut, maka dalam perspektif ekonomi mikro, indikator pertumbuhan perusahaan adalah produktivitas output dan atau profit gains. Model pertumbuhan perusahaan pertama kali diperkenalkan oleh

Ramsey (1928), yang dikenal dengan Rankey Growth Model. Melalui

pendekatan fungsi produksi dengan dua input, yakni tenaga kerja dan kapital,

Ramsey menjelaskan bahwa jika perusahaan memaksimumkan keuntungan

(199)

23 ditentukan oleh raihan keuntungan pada saat nilai marginal kapital sama dengan nilai sewa kapital (rental price)15. Pertanyaannya adalah faktor-faktor apa yang mempengaruhi (sources of growth) pertumbuhan penrsahaan?

Tabel 5. Sumber-sumber Pertumbuhan Menurut Klasifikasi Dennis

4. Rate of diffusion of new knowledge

2. Changes in capital input 6. Changes in cost of "business services

human environment within which business must operate that affect cost 8. Changes in intensity with which

employed are used that result from flunctuations in the pressure of demand 9. Changes in irregular factors such as

weather and strikes

10. Changes in the extent to which the use of multiple labor shifts permits

economizing in the use of capital

11. Changes in productives efficiency independent of changes in any of other

Berdasarkan klasifikasi Dennis (1972), sumber-sumber pertumbuhan berasal dari dua komponen utama, yakni total factor input dan output per unit of input, yang secara implisit menjelaskan bahwa sumber pertumbuhan adalah produktivitas. Hal ini sejalan dengan pemikiran Roubini dan Backus (1998)

14

Hal ini sejalan dengan Rostow Gmwt Model yang rnenyatakan bahwa surnber perturnbuhan berasal dari perubahan teknis (efisiensi) dan perubahan permintaan (great demand).

15

[image:199.563.73.463.164.653.2]
(200)

24 yang menyatakan bahwa produktivitas m e ~ p a k a n dasar pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan output disebabkan oleh peningkatan penggunaan intensitas input (input-driven), peningkatan produktivitas (technologicaddriven), dan lingkungan. Peningkatan produktivitas dipengaruhi oleh faktor-faktor: (1) tingkat pendidikan (human capital), (2) research and development, (3) teknik manajemen, (4) investasi kapital (physical capital), dan (5) teknologi (knowledge). Di sisi lain dinyatakan pula bahwa pertumbuhan produktivitas, khususnya total factor productivity, dipengaru hi oleh (1) technological progress, (2) the skill level of the labor force, (3) changing of relafive price, (4) weather, dan (5) the economic and legal environment.

Berdasarkan paparan tersebut, pertumbuhan sektor industri ataupun perusahaan diukur melalui pertumbuhan outputnya, baik nilai output maupun nilai tambah yang diperoleh. Sedangkan sumber-sumber pertumbuhan berasal dari: factor supply-side dan product demand-side. Dalam konteks sisi penawaran (produksi), titik sentral dari pertumbuhan nilai output ataupun nilai tambah adalah produktivitas total faktor produksi (total factor productivitu; TFP), yakni efisiensi,

Y

skala usaha, dan perubahan teknologi. Sedangkan dari sisi permintaan, pertumbuhan didorong oleh perkembangan permintaan konsumen terhadap hasil output produksi.

3.1.3 Total Factor Productivity Growth: Konsep dan Pengu kuran

Gambar

Tabel 1. Perbandingan Jumlah Unit Usaha, Serapan Tenaga Kerja, Nilai
Tabel 2. Perkembangan Jumlah dan Pertumbuhan Tenaga Kerja, serta
Tabel 5. Sumber-sumber Pertumbuhan Menurut Klasifikasi Dennis
Gambar 1. Tiga Bentuk Teknologi Ekonomi Skala Teknis
+7

Referensi

Dokumen terkait

BAB IV PSYCHE CENTRE DI SEMARANG SEBAGAI WADAH PELAYANAN KESEHATAN JIWA BAGI MASYARAKAT DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TROPIS YANG DIRENCANAKAN .... Pemahaman Psyche Centre di

kolom pojok dalam Harian Kompas?, (2) Bagaimanakah fungsi implikatur percakapan yang terdapat pada kolom pojok dalam Harian Kompas?, (3)Bagaimanakah implikasi

Yaitu bahagian seorang anak lelaki sama dengan bahagian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga

Dalam kesempatan yang baik ini, kami selaku kakanwil kementerian agama Provinsi sumatera selatan menyambut baik dan mengucapkan terima kasih kepada satker pendis yang

Menetapkan jenis bantuan berdasarkan diagnosa yaitu berupa bimbingan dan konseling Islam dengan terapi realitas karena klien merasa rendah diri dengan apa yang

Oleh karena F hitung lebih besar dari F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, atau dapat diartikan bahwa secara serentak (bersama-sama) antara variabel independen (ekspor

Perlakuan terhadap sinyal suara jantung abnormal sama dengan jantung normal, suara jantung berkemungkinan memiliki 16 hingga 24 cuplikan, penulis hanya mengambil 16 dari 24

Atas permasalahan inilah maka Pengadilan Agama Badung melalui penetapannya Nomor: 4/Pdt.P/2013/PA.Bdg tanggal 7 Maret 2013 melakukan terobosan terhadap hukum