• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Pengaruh Larutan dan Gel Klorheksidin Terhadap Kekuatan Geser Perlekatan Breket Logam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perbandingan Pengaruh Larutan dan Gel Klorheksidin Terhadap Kekuatan Geser Perlekatan Breket Logam"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN PENGARUH LARUTAN DAN GEL

KLORHEKSIDIN TERHADAP KEKUATAN GESER

PERLEKATAN BREKET LOGAM

Penelitian

In Vitro

TESIS

Oleh:

MALAYATI NIM : 067028005

DEPARTEMEN ORTODONTI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERBANDINGAN PENGARUH LARUTAN DAN GEL

KLORHEKSIDIN TERHADAP KEKUATAN GESER

PERLEKATANBREKET LOGAM

Penelitian In Vitro

TESIS

Untuk memperoleh gelar Spesialis Ortodonti dalam Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Ortodonti pada

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

Oleh: MALAYATI

067028005

(3)

PERSETUJUAN TESIS

Judul Tesis : PERBANDINGAN PENGARUH LARUTAN DAN GEL KLORHEKSIDIN TERHADAP KEKUATAN GESER PERLEKATAN BREKET LOGAM

Nama Mahasiswa : Malayati

Nomor induk mahasiswa: 067028005

Program Spesialis : Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Ortodonti

Menyetujui Komisi Pembimbing:

(Amalia Oeripto, drg., MS., Sp.Ort (K) (Erna Sulistyawaty, drg., Sp.Ort (K)

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Mengetahui,

(4)

Telah diuji

Pada Tanggal: 24 Mei 2011

Ketua : Amalia Oeripto, drg., MS., Sp.Ort (K) Anggota : - Erna Sulistyawaty, drg., Sp.Ort (K)

(5)

PERNYATAAN

PERBANDINGAN PENGARUH LARUTAN DAN GEL KLORHEKSIDIN TERHADAP KEKUATAN GESER

PERLEKATAN BREKET LOGAM

Penelitian In Vitro

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelas kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Oktober 2011

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas berkat dan anugrah Tuhan yang telah menyertai

dan memberi kekuatan, sehingga saya dapat menyelesaikan tulisan karya ilmiah

dalam bentuk tesis ini yang kami beri judul Perbandingan Pengaruh Larutan dan

Gel Klorheksidin Terhadap Kekuatan Geser Perlekatan Breket Logam. Tulisan

tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Spesialis dalam Ilmu

Ortodonti di Departemen Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera

Utara.

Selama mengikuti Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis di Separtemen

Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan, saya telah

banyak mendapatkan bimbingan dan dukungan baik secara moril maupun material

dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, izinkan saya untuk

menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

Yang terhormat Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara Bapak Prof. Dr. dr.

Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc(CTM), SpA(K) beserta Bapak Dekan Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Prof. Nazruddin drg., C.Ort., Ph.D.,

Sp.Ort, yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk mengikuti Program

Pendidikan Dokter Gigi Spesialis di Departemen Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Sumatera Utara Medan.

Yang terhormat Nurhayati Harahap, drg., Sp.Ort (K) sebagai Ketua Program

Studi Pendidikan Dokter Gigi Spesialis di Departemen Ortodonti atas bimbingan dan

(7)

Yang terhormat Amalia Oeripto, drg., Sp.Ort (K) sebagai pembimbing utama

tesis saya serta ErnaSulistyawati, drg., Sp.Ort (K) sebagai pembimbing anggota tesis,

yang telah banyak membimbing dan nasehat sehingga saya dapat menyelesaikan tesis

ini. Dengan tulus saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas waktu dan

bimbingan yang telah diberikan selama dalam penelitian dan penulisan tesis ini.

Yang terhormat segenap staf pengajar di jajaran Program

Pendidikan Dokter Gigi Spesialis di Departemen Ortodonti Fakultas Kedokteran

Gigi Universitas Sumatera Utara, Nurhayati Harahap, drg., Sp.Ort (K), Muslim

Yusuf, drg., Sp.Ort (K), Amalia Oeripto,drg., Sp.Ort(K), Erna Sulistyawati,drg.,

Sp.Ort(K), F.Susanto.A,drg., Sp.Ort (K), yang telah banyak memberikan bimbingan

dan pengajaran ilmu pengetahuan di bidang Ortodonti, baik secara teori maupun

keterampilan yang akan sangat bermanfaaat bagi saya di kemudian hari.

Saya sangat bersyukur memiliki keluarga yang sangat mendukung saya.

Dengan setia memberi dukungan, baik secara moril maupun dalam doa yang telah

memberi saya kekuatan dalam menjalani masa pendidikan ini. Yang tercinta kedua

orang tua saya atas ketulusan dan kebaikan mereka dengan setia telah mengasuh dan

membesarkan saya dengan penuh kasih sayang. Terima kasih juga saya tujukan

kepada kedua kakak ku yang tercinta, yang tak hentinya memberikan dorongan dan

semangat.

Terima kasih kepada para sahabat atas dukungan dan doa selama ini. Saya

bersyukur bisa mengenal banyak teman sejawat peserta pendidikan Ortodonti, terima

kasih atas hari-hari yang telah kita lalui bersama. Banyak kenangan yang telah terukir

dalam hati, baik suka maupun duka. Kiranya persahabatan ini akan tetap terjalin

(8)

Akhir kata izinkanlah saya mohon maaf yang setulus-tulusnya atas kesalahan

dan kekurangan saya selama mengikuti pendidikan ini. Semoga segala bantuan,

dorongan, dan dukungan doa yang diberikan kepada saya selama mengikuti

pendidikan kiranya mendapat balasan yang berlipat ganda dari Tuhan.

Medan, Oktober 2011

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ...………. i

PERSETUJUAN ..……….. ii

PANITIA PENGUJI ……….. iii

PERNYATAAN ………. iv

KATA PENGANTAR……… v

DAFTAR ISI ..……… viii

DAFTAR TABEL ..……… x

DAFTAR GAMBAR ..……….. xi

DAFTAR GRAFIK ..………. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ..………... xiv

ABSTRAK ..……… xv

ABSTRACT ..………. xvi

BAB I. PENDAHULUAN ..………... 1

1.1. Latar Belakang ..………... 1

1.2. Permasalahan ..………... 3

1.3. Tujuan Penelitian ..……….... 3

1.4. Hipotesis ...………. 3

1.5. Manfaat Penelitian ..……….. 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...………... 5

2.1. Pembentukan Plak Gigi ..………. 5

(10)

2.3. Kekuatan Perlekatan Breket ..……….. 7

2.4. Beberapa Pendapat Ahli dan Penelitian Terdahulu ..………... 9

2.5. Kerangka Konsep ..……….. 11

BAB III. METODE PENELITIAN ..………. 12

3.1. Jenis Penelitian ..………. 12

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ..……… 12

3.3. Populasi dan Sampel ..……….... 12

3.4. Variabel dan Definisi Operasional ..………... 13

3.5. Alat dan Bahan ..………. 16

3.6. Cara Kerja ..………... 20

3.7. Analisa Data ..………. 27

BAB IV. HASIL PENELITIAN ..………... 28

BAB V. PEMBAHASAN ...……….. 35

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ..………. 39

6.1. Kesimpulan ..……….. 39

6.2. Saran ..……….… 40

DAFTAR PUSTAKA ..………... 41

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Data hasil penelitian pengukuran kekuatan geser perlekatan breket ...…. 28

Tabel 2. Hasil analisis statistk uji kekuatan geser perlekatan kelima kelompok uji ……….. 29

Tabel 3. Uji analisis varians satu arah (ANOVA) ……….. 30

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Alat uji Torsee Electronic System Universal Testing Machine (2tf

”Senstaar”, SC-2-DE, Tokyo-Japan) ... 17

Gambar 2. Alat-alat yang dipakai dalam penelitian ... 17

Gambar 3. Bahan-bahan yang mengandung klorheksidin ... 18

Gambar 4. Gigi-gigi premolar atas yang dipakai dalam penelitian ... 19

Gambar 5. Breket logam Mini Edgewise Nikel-Lite Opti-mim slot .018 dari Ortho Organizer ... 19

Gambar 6. Bahan etching dan bonding komposit Advantage dari Ortho Organizer ... 20

Gambar 7. Bahan-bahan yang dipakai dalam penelitian ... 20

Gambar 8. Pemotongan gigi-gigi premolar pertama atas ... 21

Gambar 9. Pembuatan tempat penanaman sampel gigi ... 22

Gambar 10. Pembuatan lubang dengan bur fraser sebagai tempat paku ... 22

Gambar 11. Penanaman gigi pada tabung plastik yang diisi dengan self curing Akrilik ... 22

Gambar 12. Sebelum prosedur pemasangan breket, sampel direndam dan diaplikasi dengan bahan-bahan yang mengandung klorheksidin ... 24

Gambar 13. Prosedur pemasangan breket ... 25

Gambar 14. Sampel dengan cetakan antagonis yang telah siap untuk dilakukan uji kekuatan geser perlekatan ... 25

(13)

Gambar 16. Tabung baja dipasang ke grip alat uji ... 26

(14)

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1. Grafik uji normalitas kelompok kontrol (tanpa klorheksidin) ... 32

Grafik 2. Grafik uji normalitas kelompok 0,2% larutan klorheksidin ... 32

Grafik 3. Grafik uji normalitas kelompok 0,2% gel klorheksidin ... 33

Grafik 4. Grafik uji normalitas kelompok 0,12% larutan klorheksidin ... 33

Grafik 5. Grafik uji normalitas kelompok 0,12% larutan klorheksidin ... 33

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Skema alur penelitian ... 43

Lampiran 2. Jadwal penelitian ... 44

Lampiran 3. Data hasil penelitian pengukuran kekuatan geser perlekatan breket. 45

Lampiran 4. Hasil analisis uji statistik kekuatan geser perlekatan breket ... 46

Lampiran 5. Uji analisis varians satu arah (ANOVA)... 46

(16)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pengaruh antara aplikasi larutan dan gel klorheksidin sebagai bahan antiseptik terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam ortodonti. Untuk tujuan ini digunakan 50 sampel gigi premolar pertama atas manusia yang telah dicabut dan dibersihkan, kemudian dikelompokkan menjadi 5 kelompok secara acak. Kelompok I merupakan kelompok kontrol, kelompok 2 diaplikasikan 0,2% larutan klorheksidin, kelompok 3 diaplikasikan 0,2% gel klorheksidin, kelompok 4 diaplikasikan 0,12% larutan klorheksidin, dan kelompok 5 diaplikasikan 0,12% gel klorheksidin. Awalnya semua gigi dibersihkan dengan pumice non-fluoried. Kemudian diaplikasikan dengan klorheksidin sesuai group masing-masing. Semua gigi dietsa dengan 37% asam phospor, kemudian breket logam ortodonti dibonding ke setiap gigi dengan menggunakan cara bonding yang sama. Data dianalisa dengan menggunakan uji ANOVA, dan Post Hoc LSD. Terdapat perbedaan yang signifikan pada P<0,007 (α=0,05). Hasilnya mengindikasikan bahwa kekuatan geser perlekatan antara larutan dan gel klorheksidin berbeda signifikan. Kelompok 3 memiliki nilai kekuatan geser perlekatan yang paling besar (mean 6,9480 ± 3,4698 MPa), kemudian disusul oleh kelompok 5 (mean 6,7700 ± 3,4759 MPa), kelompok 2 (mean 4,1260 ± 1,6714 MPa), kelompok 4 (mean 3,7570 ± 2,2704 MPa), dan kelompok 1 ( mean 3,6270 ± 1,6687 MPa). Sebagai kesimpulan, penggunaan gel klorheksidin secara signifikan akan menambah kekuatan geser perlekatan. Tapi penggunaan larutan klorheksidin tidak berpengaruh signifikan terhadap kekuatan geser perlekatan.

(17)

ABSTRACT

The aim of this study was to know the comparison of the influence of chlorhexidine solution and chlorhexidine gel as antiseptic agents on the shear bond strength of metallic brackets. For this purpose, 50 samples of man’s first maxillary premolars which were cleaned and extracted were divided into five equal clusters. Cluster 1 was controlling cluster, cluster 2 was the application of 0.2% of chlorhexidine solution, cluster 3 was the application of 0.2% of chlorhexidine gel, cluster 4 was the application of 0.12% of chlorhexidine solution, and cluster 5 was the application of 0.12% of chlorhexidine gel. In the beginning, all teeth were cleaned with non-fluoride pumice and followed by applying chlorhexidine according to each cluster. After that, all teeth were etched with a 37% of phosphoric acid gel and metallic brackets were bonded to one another to each tooth by using the same bonding system. The data were analyzed by using variance (Anova) and Post Hoc LSD. The significance was assumed at P<0.007 (α=0.05). The results of the study showed that

cluster 3 had the highest shear bond strength (mean 6.9480 ± 3.4698 MPa), followed by cluster 5 (mean 6.7700 ±3.4759 MPa), cluster 2 (mean 4,1260 ± 1,6714 MPa), cluster 4 (mean 3,7570 ± 2,2704 MPa), and cluster 1 (mean 3.6270 ± 1.6687 MPa). In conclusion, the use of chlorhexidine gel significantly increased the shear bond strength, whereas the use of chlorhexidine solution mouthwash did not significantly affect the shear bond strength.

(18)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pengaruh antara aplikasi larutan dan gel klorheksidin sebagai bahan antiseptik terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam ortodonti. Untuk tujuan ini digunakan 50 sampel gigi premolar pertama atas manusia yang telah dicabut dan dibersihkan, kemudian dikelompokkan menjadi 5 kelompok secara acak. Kelompok I merupakan kelompok kontrol, kelompok 2 diaplikasikan 0,2% larutan klorheksidin, kelompok 3 diaplikasikan 0,2% gel klorheksidin, kelompok 4 diaplikasikan 0,12% larutan klorheksidin, dan kelompok 5 diaplikasikan 0,12% gel klorheksidin. Awalnya semua gigi dibersihkan dengan pumice non-fluoried. Kemudian diaplikasikan dengan klorheksidin sesuai group masing-masing. Semua gigi dietsa dengan 37% asam phospor, kemudian breket logam ortodonti dibonding ke setiap gigi dengan menggunakan cara bonding yang sama. Data dianalisa dengan menggunakan uji ANOVA, dan Post Hoc LSD. Terdapat perbedaan yang signifikan pada P<0,007 (α=0,05). Hasilnya mengindikasikan bahwa kekuatan geser perlekatan antara larutan dan gel klorheksidin berbeda signifikan. Kelompok 3 memiliki nilai kekuatan geser perlekatan yang paling besar (mean 6,9480 ± 3,4698 MPa), kemudian disusul oleh kelompok 5 (mean 6,7700 ± 3,4759 MPa), kelompok 2 (mean 4,1260 ± 1,6714 MPa), kelompok 4 (mean 3,7570 ± 2,2704 MPa), dan kelompok 1 ( mean 3,6270 ± 1,6687 MPa). Sebagai kesimpulan, penggunaan gel klorheksidin secara signifikan akan menambah kekuatan geser perlekatan. Tapi penggunaan larutan klorheksidin tidak berpengaruh signifikan terhadap kekuatan geser perlekatan.

(19)

ABSTRACT

The aim of this study was to know the comparison of the influence of chlorhexidine solution and chlorhexidine gel as antiseptic agents on the shear bond strength of metallic brackets. For this purpose, 50 samples of man’s first maxillary premolars which were cleaned and extracted were divided into five equal clusters. Cluster 1 was controlling cluster, cluster 2 was the application of 0.2% of chlorhexidine solution, cluster 3 was the application of 0.2% of chlorhexidine gel, cluster 4 was the application of 0.12% of chlorhexidine solution, and cluster 5 was the application of 0.12% of chlorhexidine gel. In the beginning, all teeth were cleaned with non-fluoride pumice and followed by applying chlorhexidine according to each cluster. After that, all teeth were etched with a 37% of phosphoric acid gel and metallic brackets were bonded to one another to each tooth by using the same bonding system. The data were analyzed by using variance (Anova) and Post Hoc LSD. The significance was assumed at P<0.007 (α=0.05). The results of the study showed that

cluster 3 had the highest shear bond strength (mean 6.9480 ± 3.4698 MPa), followed by cluster 5 (mean 6.7700 ±3.4759 MPa), cluster 2 (mean 4,1260 ± 1,6714 MPa), cluster 4 (mean 3,7570 ± 2,2704 MPa), and cluster 1 (mean 3.6270 ± 1.6687 MPa). In conclusion, the use of chlorhexidine gel significantly increased the shear bond strength, whereas the use of chlorhexidine solution mouthwash did not significantly affect the shear bond strength.

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasien dengan alat ortodonti cekat mempunyai resiko terhadap terjadinya

karies pada gigi. Sering terjadi lesi karies pada email yang berbatasan dengan breket,

disebabkan oleh terjadinya penumpukan atau melekatnya sisa makanan di daerah

tersebut.1,5 Terbentuknya karies sebagai akibat ketidakseimbangan antara faktor

demineralisasi dan remineralisasi, yang merupakan faktor untuk menentukan pH kritis

di dalam rongga mulut. Faktor resiko karies yang berperan dalam reaksi tersebut

bersifat multifaktorial yaitu:

1. Faktor host yang memungkinkan pembentukan dan retensi plak. 4,5

2. Faktor saliva yang berkaitan dengan aliran saliva dan fungsi dapar

(mempertahankan pH netral).

3. Faktor mikrobiologik yang berperan dalam mencapai pH kelarutan email.

4. Faktor diet.

Upaya penanggulangan karies gigi yang terbaik adalah dengan membuat

struktur gigi yang tahan terhadap asam yakni dengan kontrol plak dan

fluoridasi. Banyak penelitian diarahkan pada penggunaan bahan-bahan yang dapat

menghambat atau menekan penumpukan plak. Penumpukan plak dapat dikurangi atau

dicegah jika dilakukan penyikatan dengan pasta gigi yang mengandung fluor atau

obat kumur antiplak.

Obat kumur antiplak yang paling populer digunakan adalah obat kumur yang

mengandung klorheksidin. Klorheksidin merupakan antibakteri dengan spektrum luas

(21)

jamur, serta protozoa. Kumur-kumur dua kali sehari selama 60 detik dengan larutan

klorheksidin akan mengurangi mikroorganisme dalam saliva sebanyak 80%.5,7,8,13

Selain dalam bentuk obat kumur, klorheksidin tersedia dalam bentuk gel, spray, chip

dan pasta gigi.5,7,12 Obat kumur yang mengandung klorheksidin tersedia dalam

konsentrasi yang berbeda-beda, tetapi yang umum digunakan adalah larutan

klorheksidin 0,2% dan 0,12%.17,18,19

Selama dua dekade terakhir, perkembangan bahan kimia dan teknik telah

dicoba untuk menambah kekuatan bonding. Kehilangan dari lapisan hybrid akan

mempengaruhi stabilitas bonding, merupakan tanda utama berkurangnya kekuatan

bonding. Menurut hasil penelitian Hashimoto dkk, pada saat melakukan mekanisme

bonding terjadi perubahan pada serat-serat kolagen dentin. Pada dentin yg di ecthing

dengan asam, terjadi penurunan konsentrasi dari resin monomer dan bentuk resin

polimer hidrogel yang tidak tetap menyebabkan pada lapisan hibrid tertinggal

serat-serat kolagen yang tak terlindung dan juga terjadi penurunan metalloproteinases

endogenous (MMPs).

Berdasarkan hipotesis dari penelitian Hebling dkk terjadi perlindungan dari

lapisan hybrid, bahwa aplikasi klorheksidin akan terjadi penghambatan MMP pada

saat pembentukkan lapisan hybrid. Juga terjadi penghambatan MMP eksternal, dan

menghambat aktifitas MMP dentin yang kemudian akan melindungi lapisan hybrid. 25

Berdasarkan hasil beberapa penelitian terdahulu menyatakan bahwa bahan

klorheksidin dapat dipakai sebelum prosedur pemasangan breket. Akan tetapi

klorheksidin kemungkinan dapat berpengaruh terhadap kekuatan geser perlekatan

breket. Untuk itu diperlukan pengetahuan mengenai formulasi dan konsentrasi

klorheksidin yang tepat, sehingga memperkecil pengaruhnya terhadap kekuatan geser

perlekatan breket.

25

(22)

1.2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas maka timbul

permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan pengaruh 0,2% larutan klorheksidin dengan 0,2% gel

klorheksidin dan 0,12% larutan klorheksidin dengan 0,12% gel klorheksidin

terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam?

2. Apakah ada perbedaan pengaruh 0,2% larutan klorheksidin dengan 0,12%

larutan klorheksidin terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam?

3. Apakah ada perbedaan pengaruh 0,2% gel klorheksidin dengan 0,12% gel

klorheksidin terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh 0,2% larutan klorheksidin dengan

0,2% gel klorheksidin dan 0,12% larutan klorheksidin dengan 0,12% gel

klorheksidin terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam.

2. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh 0,2% larutan klorheksidin dengan

0,12% larutan klorheksidin terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam.

3. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh 0,2% gel klorheksidin dengan 0,12%

gel klorheksidin terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam.

1.4. Hipotesis

1. Ada perbedaan pengaruh 0,2% larutan klorheksidin dengan 0,2% gel

klorheksidin dan 0,12% larutan klorheksidin dengan 0,12% gel klorheksidin

(23)

2. Ada perbedaan pengaruh 0,2% larutan klorheksidin dengan 0,12%

larutan klorheksidin terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam.

3. Ada perbedaan pengaruh 0,2% gel klorheksidin dengan 0,12% gel

klorheksidin terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Untuk menambah pengetahuan bagi dokter gigi khususnya ortodontis

dalam mengetahui perbedaan pengaruh larutan dan gel klorheksidin terhadap

kekuatan geser perlekatan breket logam.

2. Untuk menambah pengetahuan bagi dokter gigi khususnya ortodontis dalam

mengetahui formulasi dan konsentrasi klorheksidin manakah yang efektif

untuk dipakai dalam bidang ortodonti.

3. Untuk menambah pengetahuan bagi dokter gigi khususnya ortodontis

dalam mengenal pentingnya pemakaian klorheksidin sesaat sebelum

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pembentukan Plak Gigi

Pada pasien dengan ortodonti cekat, karies di sekitar breket merupakan salah

satu resiko yang sering terjadi. Pembentukan plak gigi merupakan langkah awal

dalam pembentukan karies gigi. Gigi geligi yang berjejal dan alat ortodonti cekat

mempersulit penyikatan, sehingga menambah akumulasi dari plak.2,5 Plak gigi ikut

berperan pada patogenesis dari karies dan penyakit periodontal. Plak gigi adalah

deposit lunak yang lengket dan menutupi permukaan gigi. Plak berwarna putih,

keabu-abuan atau kuning yang merupakan kumpulan berbagai macam bakteri beserta

produk-produknya. Plak diproduksi oleh karena adanya saliva, sisa makanan dan

bakteri yang ada di dalam rongga mulut. Pembentukan plak didahului oleh pelikel

yang terdiri dari glikoprotein dari saliva. Plak menghasilkan asam yang akan merusak

gigi dan menyebabkan penyakit gusi.

Streptococcus mutans dan lactobacillus merupakan kuman yang kariogenik.

Kuman-kuman tersebut dapat tumbuh subur dalam suasana asam dan menempel pada

permukaan gigi karena kemampuannya membuat polisakarida ekstra sel yang sangat

lengket dari makanan yang berkarbohidrat. Akibatnya, bakteri-bakteri dengan mudah

melekat pada gigi serta saling melekat satu sama lain. 5,8,9

4,5,6,10,18

Kontrol plak dan fluoridasi diketahui dapat mengurangi resiko demineralisasi

email selama perawatan ortodonti. Ogaard dan Rolla berpendapat bahwa prevalensi

karies yang tinggi dapat terjadi pada pasien ortodonti, karies dapat terjadi di sekitar

breket. Apabila sesudah terjadi peradangan yang cukup berat, maka efek dari aplikasi

(25)

proses remineralisasi akan sulit terjadi. Oleh sebab itu, dianjurkan sebaiknya

melakukan pencegahan terjadinya pembentukan plak dengan bahan antiplak seperti

triklosan, xylitol, atau klorheksidin.

Pemakaian bahan antiseptik sesaat sebelum prosedur tindakan pada gigi akan

mengurangi insiden dan jumlah dari bakteri. Klorheksidin sering diaplikasikan pada

gigi sebelum tindakan penambalan, pemasangan crown dan perawatan endodonti. 10,12,14,16

17

Dengan pengaplikasian klorheksidin, maka akan mengurangi jumlah S. mutans.

Pemakaian klorheksidin sebelum dan selama berlangsungnya perawatan ortodonti

juga akan mengurangi jumlah S. mutans pada email gigi. Apabila penggunaan

klorheksidin dilakukan sebelum prosedur pemasangan breket, akan mengurangi

jumlah bakteri setidaknya 3-7 bulan setelah aplikasi.10,12

Klorheksidin adalah antiseptik yang telah diuji dan digunakan secara intensif

untuk pengendalian plak.

2,5,7,9

Klorheksidin yang paling banyak dipakai dalam bidang

kedokteran gigi adalah klorheksidin 0,2% dan 0,12%. Menurut hasil penelitian

Keijser, dkk tidak ada perbedaan yang signifikan antara klorheksidin konsentrasi

0,2% dan 0,12% dalam pencegahan pembentukan plak.9,18,22 Di samping itu telah

dilakukan penelitian terhadap cara pemberian klorheksidin, yaitu dengan aplikasi

0,2% gel klorheksidin dibandingkan dengan kumur-kumur 0,2% larutan klorheksidin

menunjukkan hasil yang sama efektif dalam pencegahan pembentukan plak.7,18.

2.2. Cara Kerja Klorheksidin

Klorheksidin mulai dikenal sejak 1950 sebagai antibakteri, mempunyai

molekul formula C22H30CI12N10. Rumus kimia klorheksidin terlampir pada Gambar

1. Klorheksidin merupakan bahan antibakteri yang berspektrum luas dan sangat

(26)

jamur, protozoa, algae dan menghambat virus. Klorheksidin dapat mengikat bakteri

disebabkan dengan adanya interaksi antara muatan positif dari molekul-molekul

klorheksidin dengan dinding sel yang bermuatan negatif. Interaksi ini meningkatkan

permeabilitas dinding sel bakteri sehingga terjadi penetrasi ke dalam sitoplasma yang

menyebabkan kematian mikroorganisme. Klorheksidin sangat efektif digunakan untuk

mengurangi akumulasi plak dan radang gingiva. 5,7,8,13,15

NH NH NH NH || || || ||

Cl – NH – C – NH – C – NH – (CH2)6 - NH – C - NH – C – NH – Cl

Gambar 1. Struktur kimiawi formula klorheksidin.7,21

Penelitian secara in vitro menunjukkan bahwa klorheksidin diserap oleh

hydroxiapatit permukaan gigi dan mucin dari saliva, kemudian dilepas perlahan-lahan

dalam bentuk yang aktif. Keadaan ini merupakan dasar aktivitas klorheksidin untuk

menghambat pembentukan plak.7,8,15

Dasar yang kuat dalam pencegahan terbentuknya plak adalah dengan

terjadinya ikatan antara klorheksidin dengan molekul-molekul permukaan gigi antara

lain polisakarida, protein, glikoprotein dan saliva, pelikel, mukosa serta permukaan

dari hidroxiapatit. Akibat terjadinya ikatan-ikatan tersebut maka pembentukan plak

yang merupakan penyebab utama plak dan radang gingiva dapat dihambat.

7,15

2.3. Kekuatan Perlekatan Breket

Selama dua dekade terakhir, perkembangan bahan kimia dan teknik telah

(27)

merupakan tanda utama berkurangnya kekuatan bonding, yang akan mempengaruhi

stabilitas bonding.

Pengukuran kekuatan perlekatan breket dapat dilakukan dengan tensile testing

(uji tarik) atau shear testing (uji geser). Baik uji tarik maupun uji geser, keduanya

dilakukan untuk mengukur tekanan maksimum yang dapat diterima bahan bonding

terhadap breket. Pada pengukuran uji geser, arah pelepasan breket harus sejajar

dengan permukaan email gigi. Pengukuran uji geser lebih banyak dilakukan di

laboratorium, karena kekuatan geser lebih sering terjadi selama perawatan ortodonti.

Dalam praktek ortodonti terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan

kegagalan bonding. Kegagalan bonding dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

kegagalan bonding yang terjadi antara bahan adhesif dan email, serta kegagalan

bonding yang terjadi antara bahan adhesif dan breket. Penyebab kegagalan bonding

antara bahan adhesif dan email (bahan adhesif melekat pada breket dan sedikit yang

tinggal pada gigi), antara lain:

- Kontaminasi saliva atau minyak dari air syringe pada permukaan email yang

sudah dietsa.

- Pembilasan yang kurang bersih pada gigi setelah dietsa.

- Pengeringan yang tidak adekuat pada permukaan email.

- Waktu etsa yang berlebihan pada permukaan email.

- Bahan bonding yang sudah kadarluarsa.

- Permukaan email yang lupa diaplikasi bahan aktifator.

- Permukaan gigi dengan bahan tambalan amalgam, komposit, atau bahan

tambalan lain.

Penyebab kegagalan bonding antara bahan adhesif dan breket (bahan adhesif melekat

(28)

- Kekuatan yang dikenakan pada breket terlalu besar (dari alat atau tekanan

kunyah).

- Menggerakan breket pada saat bahan mulai mengeras (waktu pemasangan

breket).

- Permukaan breket yang terkontaminasi atau pemakaian kembali breket yang

sudah lepas.

- Permukaan breket lupa diaplikasi bahan aktifator.

- Penyinaran yang tidak adekuat pada pemakaian bahan resin komposit (waktu

pemasangan breket).

- Diperlukan pemakaian bahan primer yang khusus (breket plastik).20

2.4. Beberapa Pendapat Ahli dan Penelitian Terdahulu

Pada tahun 1996 Bishara dan kawan-kawan telah melakukan penelitian

tentang efek aplikasi klorheksidin terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam,

dengan judul penelitian: ”Effect of applying chlorhexidine antibacterial agent on the

shear bond strength of orthodontic brackets”. Tiga puluh enam gigi premolar yang

telah dicabut dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok 1 merupakan kelompok kontrol.

Kelompok 2 diaplikasi 0.12% pasta klorheksidin. Kelompok 3 diaplikasi dengan 1500

ppm pasta fluor. Setelah gigi dibersihkan dengan pumice, gigi diaplikasikan bahan.

Kemudian semua gigi dietsa dengan 37% asam phosphor. Sampel gigi kemudian

dibonding dengan cara yang sama. Hasil yang didapat adalah bahwa aplikasi

klorheksidin, pasta fluoride ataupun kelompok kontrol tidak berbeda secara signifikan

terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam (P=0,233).

Pada penelitian lebih lanjut dari Bishara dan kawan-kawan pada tahun 1998,

dengan judul penelitian: ”Effects of various methods of chlorhexidine application on

(29)

shear bond strength”. Jumlah sampel 132 gigi molar tiga yang telah dicabut, dibagi

menjadi enam kelompok. Kelompok 1 merupakan kelompok kontrol. Kelompok 2

diaplikasi 0,12% pasta gigi klorheksidin sebelum email dietsa dengan 37% asam

phosphor. Kelompok 3 diaplikasi campuran klorheksidin dengan sealant (light cured

selama 20 detik) pada email yang sudah dietsa. Kelompok 4 varnish klorheksidin

diaplikasikan pada email gigi yang sudah dietsa. Kelompok 5 sealant diaplikasikan

(light cured selama 10 detik) pada email gigi yang sudah dietsa kemudian aplikasi

varnish klorheksidin, kelompok 6 sealant diaplikasikan pada email yang sudah dietsa

kemudian di varnish (light cured selama 10 detik). Hasil penelitian menyatakan

bahwa kekuatan geser pada kelompok 1, 2 dan 3 tidak terpengaruh secara signifikan.

Sedangkan hasil yang didapat pada kelompok 4, 5 dan 6 sangat mempengaruhi

kekuatan geser breket. Aplikasi klorheksidin pada permukaan email yang sudah dietsa

akan menyebabkan berkurangnya kekuatan geser perlekatan breket.10

Pada tahun 2008 Ercan dan kawan-kawan melakukan penelitian mengenai

Effects of different chlorhexidine formulations on shear bond strengths of

orthodontic brackets”, dengan menggunakan 44 gigi premolar yang dibagi menjadi 4

kelompok. Kelompok 1 merupakan kelompok kontrol. Kelompok 2 diaplikasikan 2%

larutan klorheksidin. Kelompok 3 dengan 1% gel klorheksidin. Kelompok 4 dengan

0.2% larutan klorheksidin. Bahan klorheksidin diaplikasikan setelah email gigi dietsa

dengan 37% asam phosphor. Setelah perlakuan, sampel gigi dibonding dengan cara

yang sama. Hasil yang didapat, yaitu pada kelompok 2 dan 3 nilai kekuatan geser

lebih rendah dari kelompok 1 dan 4.

Klorheksidin merupakan bahan antiplak yang efektif, namun ada beberapa

efek samping yang ditimbulkan akibat pemakaian obat kumur klorheksidin, yaitu

(30)

kalkulus, dan mempengaruhi indra perasa.10,12,16,23,24 Oleh sebab itu, pasien dengan

pemakaian obat kumur klorheksidin perlu dilakukan evaluasi setiap 6 bulan sekali.24

Namun manfaatnya melebihi kekurangannya, klorheksidin merupakan bahan antiplak

yang baik untuk mengurangi plak dan gingivitis.23,24

2.5. Kerangka Konsep

Perawatan Ortodonti

Akumulasi plak di sekitar breket

Kontrol Plak

Fluor Antiplak

Klorheksidin

0,2% larutan klorheksidin Perlekatan breket ? 0,2% gel klorheksidin

0,12% larutan klorheksidin 0,12% gel klorheksidin

(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Eksperimental Laboratorium Komparatif

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi penelitian: 1. Departemen Ortodonti RSGM FKG USU

2. Laboratorium Terpadu F MIPA USU

3.2.2. Waktu penelitan: Agustus 2010 – Febuari 2011

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Gigi-gigi premolar pertama atas manusia yang telah diekstraksi.

3.3.2. Sampel

Gigi-gigi premolar pertama atas manusia yang telah diekstraksi untuk

keperluan perawatan ortodonti, yang diperoleh dari praktek dokter gigi

di sekitar Kotamadya Medan, dengan kriteria sebagai berikut:

a. Mahkota masih utuh

b. Email bagian bukal dalam keadaan baik, bebas karies

c. Permukaan email belum pernah dilakukan bonding bahan adhesif

d. Tidak ada keretakan atau fraktur

3.3.3. Besar sampel

Perhitungan besar sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Steel

(32)

N = (Zα + Zβ)22δ2 = (1,96 + 1,64)2 2(3,35)2

Zα = harga standard normal dari = 0,005

Zβ = harga standard normal dari = 0,10

d = penyimpangan yang ditolerir

δ = simpangan baku dari kelompok kontrol

Besar sampel untuk masing-masing kelompok menurut perhitungan di

atas adalah 8,83. Namun, untuk meningkatkan validitas penelitian dan

mengurangi terjadinya bias, maka masing-masing kelompok ditambah 2

sampel sehingga besar sampel masing-masing kelompok 10. Jumlah

keseluruhan sampel adalah 50 sampel yang dibagi dalam 5 kelompok, yaitu:

- Kelompok 1 - Merupakan kelompok kontrol, tanpa pemberian klorheksidin.

- Kelompok 2 - Sampel direndam 0,2% larutan klorheksidin.

- Kelompok 3 - Sampel diaplikasi 0,2% gel klorheksidin.

- Kelompok 4 - Sampel direndam 0,12% larutan klorheksidin.

- Kelompok 5 - Sampel diaplikasi 0,12% gel klorheksidin.

3.4. Variabel dan Definisi Operasional

3.4.1. Variabel penelitian

3.4.1.1. Variabel bebas

- 0,2% larutan klorheksidin

- 0,2% gel klorheksidin

(33)

3.4.1.2. Variabel tergantung

- Kekuatan geser perlekatan breket logam

3.4.1.3. Variabel terkendali

- Breket logam Mini Edgewise Nikel-lite Opti-mim slot .018

dari Ortho Organizer.

- Bahan etsa dan bondingAdvantage dari Ortho Organizer

- Gigi premolar pertama atas manusia yang telah diekstraksi

dan memenuhi kriteria sampel.

- Teknik pengaplikasian bahan

- Teknik pemasangan breket

- Teknik pengukuran kekuatan geser ikatan breket logam

- Ketrampilan operator

3.4.1.4. Variabel tak terkendali

- Masa dan jangka waktu pencabutan gigi

- Variasi struktur anatomi gigi yang dipakai sebagai sampel

- Lama perendaman gigi dalam larutan NaCl setelah

gigi diekstraksi

- Produk bahan klorheksidin yang berasal dari pabrik yang

berbeda.

3.4.2. Definisi Operasional

- Klorheksidin adalah bahan antiplak yang mempunyai daya anti

bakteri terhadap organisme yang dapat menempel pada permukaan

gigi, digunakan untuk pengendalian plak. Klorheksidin ada yang

(34)

- Breket logam adalah suatu bahan yang terbuat dari logam stainless

steel yang digunakan dalam perawatan ortodonti. Dalam penelitian ini

digunakan breket premolar Mini Edgewise Nikel-Lite Opti-mim slot

.018 dari Ortho Organizer.

- Kekuatan geser atau Shear bond strength adalah tekanan geser

maksimum yang dapat diterima atau ditahan suatu permukaan bonding

sebelum lepasnya kedua komponen. Ukuran kekuatan geser perlekatan

(35)

3.4.3. Identifikasi Variabel

- Teknik pengaplikasian bahan - Teknik pengukuran kekuatan geser ikatan breket logam

- Keterampilan operator

Variabel tak terkendali: - Masa dan jangka waktu pencabutan gigi

- Variasi struktur anatomi gigi yang dipakai sebagai sampel - Lama perendaman gigi dalam larutan NaCl setelah gigi diekstraksi.

3.5. Alat dan Bahan

3.5.1. Alat

• Alat untuk mengukur kekuatan geser yang digunakan adalah Torsee

Electronic System Universal Testing Machine 2tf “Senstar”, SC-2-DE,

Tokyo-Japan (Gambar 1).

• Pinset, sonde, cawan porselen, spatula, chip blower, bracket holder, bracket

(36)

Gambar 1. Alat uji Torsee Electronic System Universal Testing Machine (2tf ”Senstar”, SC-2-DE, Tokyo-Japan).

Gambar 2. Alat-alat yang dipakai dalam penelitian (chip blower,

(37)

3.5.2. Bahan

• Bahan-bahan yang mengandung klorheksidin (Gambar 3):

o 0,2% larutan klorheksidin (Minosep, Indonesia)

o 0,2% gel klorheksidin (Ultradent, USA)

o 0,12% larutan klorheksidin (Garglin, Indonesia)

o 0,12% gel klorheksidin (Fordenta Gel, Indonesia)

Gambar 3. Bahan-bahan yang mengandung klorheksidin (Minosep, Ultradent,

Garglin, Fordenta Gel).

• Gigi-gigi premolar pertama atas yang telah diekstraksi dan memenuhi kriteria

sampel (Gambar 4).

• Breket logam Mini Edgewise Nikel-Lite Opti-mim slot .018 dari Ortho

Organizer (Gambar 5).

• Bahan etching dan bonding komposit Advantage dari Ortho Organizer yang

terdiri dari dua bagian, yaitu Advantage primer dan Advantage adhesive pasta

(38)

• Larutan saline / NaCl 0,9% (PT. Widatra Bhakti, Indonesia) untuk

perendaman sampel penelitian.

Self curing akrilik (Premier R2, USA), pumice non-fluoride (Sultan Healtcare

Inc., USA), pelekat sianoakrilat (Alteco), vaselin (Gambar 7).

• Spuit 5 mm yang dipotong sepanjang 1,5 cm sebagai tempat penanaman

sampel (Terumo, Filipina).

Gambar 4. Gigi-gigi premolar pertama atas yang dipakai dalam penelitian.

Gambar 5. Breket logam Mini Edgewise Nikel-Lite Opti-mim slot .018

(39)

Gambar 6. Bahan etching dan bonding komposit Advantage dari Ortho Organizer.

Gambar 7. Bahan-bahan yang dipakai dalam penelitian (larutan NaCl,

self curing akrilik, pumice, alteco, vaselin).

3.6. Cara Kerja

3.6.1. Pemotongan dan penanaman sampel gigi

Sampel gigi-gigi premolar pertama atas yang telah diekstraksi untuk keperluan

perawatan ortodonti dibersihkan dengan air yang mengalir, kemudian gigi

dimasukkan ke tempat yang berisi larutan NaCl. Setelah jumlah sampel terkumpul,

(40)

memisahkan bagian mahkota dan akar gigi dengan menggunakan bur disc

berkecepatan tinggi yang disertai pendingin air (Gambar 8). Selanjutnya mahkota gigi

dibagi menjadi 5 kelompok secara acak.

Tabung plastik / spuit dipotong-potong dengan panjang 1,5 cm (Gambar 9).

Kemudian pada tabung plastik dilakukan pembuatan lubang dengan menggunakan

bur fraser, lubang tersebut sebagai tempat paku yang berguna sebagai retensi pada uji

perlekatan (Gambar 10). Spuit yang sudah dipotong dan dilubangi kemudian diisi

dengan bahan self curing akrilik, gigi ditanam ke dalam self curing akrilik dengan

permukaan bukal gigi menghadap ke atas (Gambar 11). Bagian palatal gigi diberi

pelekat sianoakrilat (Alteco) sebagai perlekatan antara gigi dan akrilik. Sampel gigi

ditanam sebatas spuit. Paku yang sudah diberi vaselin dimasukkan ke dalam lubang

pada spuit. Sesaat sebelum bahan self curing mengeras, paku ditarik keluar. Sampel

yang sudah ditanam, direndam kembali dalam larutan NaCl.

A B

Gambar 8. Pemotongan gigi-gigi premolar pertama atas.

A. Pemotongan gigi pada daerah cementoenamel junction

dengan bur disc.

(41)

A B C

Gambar 9. Pembuatan tempat penanaman sampel gigi.

A. Tabung plastik / spuit 5 ml.

B. Pemotongan spuit dengan menggunakan bur disc.

C. Spuit sebelum dan sesudah dipotong 1,5 cm.

Gambar 10. Pembuatan lubang dengar bur fraser sebagai tempat paku.

Gambar 11. Penanaman gigi pada tabung plastik yang diisi

(42)

3.6.2.Pembagian sampel menjadi 5 kelompok

Sampel gigi yang telah ditanam di dalam tabung plastik kemudian dibagi

menjadi 5 kelompok, yaitu:

- Kelompok 1 - Merupakan kelompok kontrol, sampel dibersihkan dengan pumice.

Kelompok sampel ini tanpa pemberian klorheksidin, kemudian dilakukan prosedur

pemasangan breket.

- Kelompok 2 - Setelah dibersihkan dengan pumice, sampel direndam dengan

0,2% larutan klorheksidin selama 60 detik (Gambar 12 A). Sampel dibilas dengan air

suling selama 10 detik, kemudian dikeringkan dengan hembusan udara dari chip

blower. Selanjutnya dilakukan prosedur pemasangan breket.

- Kelompok 3 - Setelah dibersihkan dengan pumice, sampel diaplikasi dengan

0,2% gel klorheksidin selama 60 detik (Gambar 12 B). Sampel dibilas dengan air

suling selama 10 detik, kemudian dikeringkan dengan hembusan udara dari chip

blower. Selanjutnya dilakukan prosedur pemasangan breket.

- Kelompok 4 - Setelah dibersihkan dengan pumice, sampel direndam dengan

0,12% larutan klorheksidin selama 60 detik (Gambar 12 C). Sampel dibilas dengan

air suling selama 10 detik, kemudian dikeringkan dengan hembusan udara dari chip

blower. Selanjutnya dilakukan prosedur pemasangan breket.

- Kelompok 5 - Setelah dibersihkan dengan pumice, sampel diaplikasi dengan

0,12% gel klorheksidin selama 60 detik (Gambar 12 B). Sampel dibilas dengan

air suling selama 10 detik, kemudian dikeringkan dengan hembusan udara dari chip

(43)

A B C

Gambar 12. Sebelum prosedur pemasangan breket, sampel direndam atau aplikasi dengan bahan-bahan yang mengandung klorheksidin.

A. Sampel direndam 0,2% larutan klorheksidin. B. Sampel diaplikasi 0,2% gel klorheksidin dan

0,12% gel klorheksidin.

C. Sampel direndam 0,12% larutan klorheksidin.

3.6.3. Pemasangan breket

Breket yang digunakan adalah breket premolar slot .018 stainless steel,

standard edgewise, Ortho Organizer. Breket dibonding dengan menggunakan bahan

bonding komposit Advantage.

Permukaan bukal gigi yang sudah ditanam di dalam cetakan dibersihkan

dengan pumice selama 30 detik dengan memakai rubber cup. Kemudian gigi

direndam atau diaplikasikan bahan klorheksidin sesuai kelompok masing-masing

selama 60 detik. Setelah dibilas dengan air suling, sampel gigi akan dietching dengan

37% asam phosphor dengan menggunakan micro brush, dibiarkan selama 30 detik.

Kemudian gigi dibilas dengan air suling selama 10 detik dan dikeringkan dengan chip

blower. Oleskan tipis Advantage primer dengan kuas pada permukaan bukal gigi yang

sudah dietsa dan juga pada mesh breket. Bahan adhesive diletakkan di permukaan

mesh breket, kemudian breket diposisikan ke permukaan gigi yang telah dioleskan

Advantage primer (Gambar 13). Kelebihan bahan adhesive di sekitar breket

(44)

A B

Gambar 13. Prosedur pemasangan breket.

A. Pengolesan bahan bonding di permukaan bukal gigi. B. Penempatan breket pada permukaan bukal gigi.

3.6.4. Pembuatan cetakan antagonis

Pada daerah di sekitar breket dioleskan vaselin, kemudian tabung dihubungkan

dengan tabung plastik / spuit kosong dengan menggunakan selotip. Bentuk dan

ukuran tabung plasik tersebut sama dengan tabung plastik tempat ditanamnya sampel.

Kemudian tabung plastik diisi penuh dengan bahan self curing akrilik. Paku yang

sudah diberi vaselin dimasukkan ke dalam lubang pada tabung plastik. Sesaat sebelum

bahan self curing mengeras, paku ditarik keluar. Sampel dengan cetakan antagonis

telah siap dilakukan uji kekuatan geser perlekatan (Gambar 14).

Gambar 14. Sampel dengan cetakan antagonis yang telah siap

untuk dilakukan uji kekuatan geser perlekatan.

3.6.5. Uji kekuatan geser perlekatan

Sampel kemudian dibawa ke Laboratorium Terpadu FMIPA USU untuk uji

(45)

kemudian dipasang pada grip (Gambar 16) alat uji Torsee Electronic System

Universal Testing Machine 2tf ”Senstar”, SC-2-DE, Tokyo-Japan. Dalam penelitian

ini beban maksimal yang digunakan 200 kg dengan kecepatan tarik 2 mm/menit.

Mesin dihubungkan dengan alat yang dapat menunjukkan pada kekuatan

berapa breket lepas (Gambar 17). Kriteria yang termasuk dalam penelitian ini bila

lepasnya breket terletak antara enamel dan bahan bondingnya. Data yang diperoleh

alat uji berupa load dalam satuan kgf .

Gambar 15. Sampel dimasukkan ke dalam tabung baja.

(46)

Gambar 17. Mesin dihubungkan pada alat uji yang menunjukkan

pada kekuatan berapa breket lepas.

3.7. Analisa Data

Analisa data dengan menggunakan uji Anova satu arah (P < 0,05) dan post hoc

test untuk melihat perbedaan pengaruh larutan dan gel klorheksidin dengan

konsentrasi yang berbeda terhadap kekuatan geser breket (0,2% dan 0,12%

(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pengujian kekuatan geser perlekatan yang dilakukan di Laboratorium

Penelitian FMIPA USU dengan menggunakan alat uji Torsee Electronic System

Universal Testing Machine 2tf ”Senstar” menghasilkan nilai load dalam satuan

Kilogram force (Kgf), yang kemudian nilai tersebut dikonversikan ke satuan Newton

dan Mega Pascal (MPa) kemudian dibagi dengan luas pemukaan breket (N/cm2).

Luas rata-rata permukaan basis breket Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-mim adalah

8,493 mm2. Alat uji juga menghasilkan nilai stroke, yaitu nilai untuk regangan suatu

komponen (Tabel 1).

Tabel 1. Data hasil penelitian pengukuran kekuatan geser perlekatan breket

(48)

3. 0,2% gel klorheksidin 1 5,84 57,23 6,73 12,76

Tabel 2. Hasil analisis statistik uji kekuatan geser perlekatan kelima kelompok

(49)

Tabel 3. Uji analisis varians satu arah (ANOVA)

Data hasil uji kekuatan geser perlekatan pada kelima kelompok yang dipakai

untuk uji statistik adalah dalam satuan MPa (N/cm). Data statistik yang meliputi nilai

mean, standard deviasi, dan nilai minimum maksimum dari tiap kelompak tercantum

dalam Tabel 2. Data dianalisis secara statistik dengan menggunakan Anova (Tabel 3).

Dari uji anova di atas dapat diinterpretasikan bahwa kelompok yang ada dalam

penelitian ini berbeda signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai P<0,007 pada

α=0,05. Kemudian dilakukan uji statistik lebih lanjut dengan uji Post Hoc LSD untuk

menentukan perbedaan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya (Tabel 4).

Uji lanjut (Post Hoc) menggunakan metode LSD menunjukkan bahwa:

1. Kelompok kontrol berbeda signifikan dengan kelompok 0,2% gel klorheksidin

dan 0,12% gel klorheksidin. Tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan

dengan kelompok 0,2% larutan klorheksidin dan 0,12% larutan klorheksidin.

2. Kelompok 0,2% larutan klorheksidin berbeda signifikan dengan kelompok

0,2% gel klorheksidin dan 0,12% gel klorheksidin. Tetapi tidak ada perbedaan

yang signifikan dengan kelompok kontrol dan 0,12% larutan klorheksidin.

3. Kelompok 0,2% gel klorheksidin berbeda signifikan dengan kelompok

kontrol, 0,2% larutan klorheksidin dan 0,12% larutan klorheksidin. Tetapi

tidak ada perbedaan yang signifikan dengan 0,12% gel klorheksidin.

4. Kelompok 0,12% larutan klorheksidin berbeda signifikan dengan kelompok

(50)

5. Kelompok 0,12% gel klorheksidin berbeda signifikan dengan kelompok

kontrol, 0,2% larutan klorheksidin dan 0,12% larutan klorheksidin. Tetapi

tidak ada perbedaan yang signifikan dengan kelompok 0,2% gel klorheksidin.

Tabel 4. Uji Post Hoc

(51)

UJI NORMALITAS

Data hasil uji kekuatan geser perlekatan diuji distribusi normalitasnya dengan

menggunakan metode Anderson Darling atau Bartlett’s test dengan tingkat

kemaknaan α=0,05.

Grafik 1. Grafik uji normalitas kelompok kontrol (tanpa klorheksidin).

Uji normalitas di atas menunjukkan data kelompok kontrol menyebar normal. Hal ini

ditunjukkan dengan nilai P >0.653 (Grafik 1).

lar0.2

Grafik 2. Grafik uji normalitas kelompok 0,2% larutan klorheksidin.

Uji normalitas data pada kelompok 0,2% larutan klorheksidin menyebar normal. Hal

(52)

gel0.2

Grafik 3. Grafik uji normalitas kelompok 0,2% gel klorheksidin.

Uji normalitas data dari kelompok 0,2% gel klorheksidin menyebar normal. Hal ini

ditunjukkan dengan nilai P >0,450 (Grafik 3).

lar0.12

Probability Plot of lar0 .1 2

Normal

Grafik 4. Grafik uji normalitas kelompok 0,12% larutan klorheksidin.

Uji normalitas data dari kelompok 0,12% larutan klorheksidin menyebar normal. Hal

ini ditunjukkan dengan nilai P >0.267 (Grafik 4).

gel0.12

Probability Plot of gel0 .1 2

(53)

Uji normalitas data dari kelompok 0,12% gel klorheksidin menyebar normal. Hal ini

ditunjukkan dengan nilai P >0,531 (Grafik 5).

UJI HOMOGENITAS

95% Bonferroni Confidence I nt ervals for St Devs

Kontrol

Test for Equal Variances for MPa

Grafik 6. Grafik homogenitas varians data kelima kelompok uji kekuatan geser

perlekatan breket.

Data hasil uji kekuatan geser perlekatan dilakukan uji homogenitas varians

data dengan Levene’s test. Uji homogenitas varians data pada seluruh kelompok

dengan tingkat kemaknaan α=0,05 diperoleh hasil yang homogen. Hal ini ditunjukkan

(54)

BAB V

PEMBAHASAN

Selama perawatan ortodonti cekat, proses membersihkan gigi menjadi lebih

sulit dilakukan karena terhalang dengan adanya breket dan kawat. Oral higiene yang

tidak baik mengakibatkan terjadinya penumpukan plak dan bertambahnya jumlah

bakteri yg kariogenik. Sering terjadi lesi karies pada email yang berbatasan dengan

breket. Pada sejumlah penelitian telah dilaporkan terjadi peningkatan jumlah

Streptokokus Mutans serta dekalsifikasi yang disebabkan oleh S.Mutans selama dan

setelah pemasangan alat ortodonti.

Dalam penelitian dari Beyth, Attin dan kawan-kawan melaporkan bahwa

S.Mutans akan berkurang secara signifikan setelah penggunaan 0,2%

klorheksidin.

11,14,18

18

Klorheksidin merupakan bahan antibakteri atau antiseptik yang telah

dikenal dan dipakai secara luas dalam bidang kedokteran gigi. Klorheksidin sangat

efektif digunakan sebagai bahan kontrol plak dan mengobati gingivitis. Klorheksidin

jauh lebih efektif dalam mencegah akumulasi plak daripada mengurangi deposit plak

yang sudah ada.23, 24 Gwinnett and Smith melaporkan bahwa aplikasi bahan

profilaksis sebelum prosedur pemasangan breket dapat mencegah akumulasi plak dan

debris yang merusak gigi.12

Bahan fluor yang dikenal merupakan salah satu bahan profilaksis yang dapat

mempengaruhi kekuatan perlekatan breket, sehingga tidak direkomendasikan. Sebagai

gantinya, klorheksidin telah terbukti dan efektif sebagai bahan

antibakterial.

12

Aplikasi klorheksidin pada permukaan email merupakan pencegahan

pada permukaan gigi di sekitar breket terhadap bakteri yang kariogenik.10 Dalam

(55)

terpengaruh oleh pemakaian klorheksidin pada permukaan email. Pemakaian

klorheksidin sebagai bahan profilaksis pada gigi sebelum tindakan etching

direkomendasikan sebagai bagian dari prosedur bonding breket pada ortodonti.12,14,16

Ada beberapa efek samping yang mungkin ditimbulkan akibat pemakaian obat

kumur klorheksidin, yaitu mengakibatkan timbulnya noda coklat pada gigi,

mempengaruhi indra perasa, dan erosi mukosa dan pembengkakan

parotid.10,12,15,16,23,24 Untuk alasan inilah, penggunaan klorheksidin dalam waktu yang

lama harus dihindari. Klorheksidin cocok digunakan untuk waktu singkat (kurang

lebih 2 minggu). 15

Bahan klorheksidin yang umum dipakai dalam bidang kedokteran gigi adalah

0,2% dan 0,12% klorheksidin, tersedia dalam bentuk larutan obat kumur dan gel.

Dalam penelitian ini digunakan 0,2% dan 0,12% (larutan dan gel) klorheksidin untuk

uji kekuatan geser perlekatan.

Bentuk dan variasi permukaan gigi akan mempengaruhi perlekatan suatu

breket. Untuk itu dibutuhkan keseragaman dalam pemilihan gigi yang akan dipakai

sebagai sampel. Dalam penelitian ini hanya digunakan gigi premolar pertama atas

saja, sehingga dapat memperkecil terjadinya bias dan ketidaktepatan penelitian.

Alasan pemilihan gigi premolar pertama atas dikarenakan bahwa gigi premolar

pertama merupakan gigi yang sering terpilih untuk dilakukan pencabutan dalam suatu

perawatan ortodonti, sehingga memudahkan dalam pengumpulan sampel. Selain itu,

gigi premolar pertama atas memiliki permukaan yang lebih luas dari gigi premolar

bawah, sehingga lebih cocok dipakai dalam uji kekuatan geser perlekatan.

Pada penelitian ini, jumlah keseluruhan sampel adalah 50 sampel yang dibagi

dalam 5 kelompok, yaitu:

(56)

- Kelompok 2 - Sampel direndam 0,2% larutan klorheksidin.

- Kelompok 3 - Sampel diaplikasi 0,2% gel klorheksidin.

- Kelompok 4 - Sampel direndam 0,12% larutan klorheksidin.

- Kelompok 5 - Sampel diaplikasi 0,12% gel klorheksidin.

Seluruh data hasil uji kekuatan geser perlekatan yang dilakukan di

Laboratorium Penelitian FMIPA USU dengan menggunakan alat uji Torsee

Electronic System Universal Testing Machine 2tf ”Senstar” dilampirkan dalam

Tabel 1. Uji statistik menunjukkan bahwa nilai kekuatan geser perlekatan dengan nilai

yang terbesar sampai yang terkecil adalah sebagai berikut:

1. Kelompok 0,2% gel klorheksidin (mean 6,9480 ± 3,4698 MPa).

2. Kelompok 0,12% gel klorheksidin (mean 6,7700 ± 3,4759 MPa).

3. Kelompok 0,2% larutan klorheksidin (mean 4,1260 ± 1,6714 MPa).

4. Kelompok 0,12% larutan klorheksidin (mean 3,7570 ± 2,2704 MPa).

5. Kelompok kontrol tanpa klorheksidin ( mean 3,6270 ± 1,6687 MPa).

Dari uji Anova, kelima kelompok menunjukkan hasil perbedaan yang cukup

signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai P<0,007 (α=0,05). Untuk menentukan

perbedaan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya dilakukan uji Post Hoc

LSD (Tabel 4). Dari uji Post Hoc LSD didapat hasil yang dapat menjawab

permasalahan dan hipotesis dalam penelitian ini. Hasil uji Post Hoc LSD yang

didapat adalah sebagai berikut:

- Kelompok kontrol berbeda signifikan dengan kelompok 0,2% gel klorheksidin

dan 0,12% gel klorheksidin.

- Kelompok 0,2% larutan klorheksidin berbeda signifikan dengan kelompok

(57)

- Kelompok 0,12% larutan klorheksidin berbeda signifikan dengan kelompok

0,12% gel klorheksidin.

- Kelompok 0,2% larutan klorheksidin tidak ada perbedaan yang signifikan

dengan kelompok 0,12% larutan klorheksidin.

- Kelompok 0,2% gel klorheksidin tidak ada perbedaan yang signifikan dengan

kelompok 0,12% gel klorheksidin.

Beberapa ahli ortodonti seperti Damon, Bishara beserta kawan-kawan telah

meneliti efek penggunaan klorheksidin terhadap kekuatan geser perlekatan breket.

Dari hasil yang diperoleh menyatakan bahwa klorheksidin dapat digunakan sebelum

dan selama perawatan ortodonti untuk mengurangi kolonisasi bakteri di sekitar breket.

Kekuatan geser perlekatan breket tidak akan terpengaruh jika klorheksidin digunakan

sebelum bonding dan etching pada prosedur pemasangan breket. Apabila klorheksidin

digunakan pada email yang sudah dietsa, maka hal ini dapat mempengaruhi kekuatan

geser.

Dalam penelitian ini telah dibandingkan pengaruh larutan dan gel klorheksidin

terhadap kekuatan geser perlekatan breket, diperoleh hasil yang menyatakan bahwa

aplikasi klorheksidin dalam bentuk gel sesaat sebelum prosedur pemasangan breket

dapat menambah kekuatan geser perlekatan breket logam. Sedangkan klorheksidin

dalam bentuk larutan tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap kekuatan geser

(58)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari uji data statistik yang membandingkan kekuatan geser perlekatan antar

kelompok menunjukkan hasil yang berbeda signifikan. Untuk itu dapat disimpulkan

sebagai berikut:

- Kelompok 0,2% gel klorheksidin memiliki nilai kekuatan geser perlekatan

yang paling tinggi.

- Kekuatan geser perlekatan pada kelompok 0,2% larutan klorheksidin lebih

rendah jika dibandingkan dengan kelompok 0,2% gel klorheksidin.

- Kekuatan geser perlekatan pada kelompok 0,12% larutan klorheksidin lebih

rendah jika dibandingkan dengan kelompok 0,12 gel klorheksidin.

- Kekuatan geser perlekatan breket tidak ada perbedaan yang signifikan pada

kelompok:

* 0,2% larutan klorheksidin

* 0,12% larutan klorheksidin

- Kekuatan geser perlekatan breket bertambah besar pada kelompok:

* 0,2% gel klorheksidin

* 0,12% gel klorheksidin.

Berdasarkan data hasil penelitian kelima kelompok uji menunjukkan bahwa

penggunaan bahan klorheksidin dalam bentuk gel sesaat sebelum prosedur

pemasangan breket (sebelum etching) selain berguna untuk mencegah akumulasi plak

dan debris yang merusak pada gigi, juga terbukti dapat menambah kekuatan

(59)

6.2. Saran

- Pemakaian bahan klorheksidin dalam bentuk gel dapat direkomendasikan pada

bidang ortodonti, yaitu dipakai sesaat sebelum prosedur pemasangan breket.

- Apabila diperlukan pemakaian bahan klorheksidin selama perawatan ortodonti,

sebaiknya digunakan dalam waktu singkat saja, sekitar 2 minggu. Hal ini

dimaksudkan untuk mencegah terjadinya efek samping yang mungkin

ditimbulkan.

- Mengingat penelitian ini adalah secara in vitro, kemungkinan dapat terjadi hal

yang tidak sesuai dengan harapan. Maka diharapkan penelitian lebih lanjut

(60)

DAFTAR PUSTAKA

1. Attin R, Ilse A, Werner C, Wiegand A, Attin T. Antimicrobial effectiveness of a highly concentrated chlorhexidine varnish treatment in teenagers with fixed orthodontic appliance. Angle Orthod 2005;76(6):1-6.

2. Anderson MH. A review of the efficacy of chlorhexidine on dental caries and the caries infection. Journal of the California Dental 2003; 1-3.

3. de Moura MS, de Melo Simplicio AH, dan Cury JA. In vivo effects of fluoridated antiplaque dentifrice and bonding material on enamel demineralization adjacent to orthodontic appliances. Am J Orthod Dentofacial Orthop 2006;130(3):357-63.

4. Putra TM. Perbandingan daya bakterisid fluor pasta gigi terhadap s.mutans, Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi FKG USAKTI. Jakarta 1996;5(2):885-90.

5. Heintze SD. Oral health for the orthodontic patient. Quintessence Publishing. Berlin 1999:6-23;89-104.

6.

7. Prijantojo. Antiseptik sebagai obat kumur - peranannya terhadap pembentukan plak gigi dan radang gusi. Cermin Dunia Kedokteran. Laboratorium Periodontologi FKG UI. Jakarta 1996;113:28-32.

8. ________, Peranan chlorhexidine terhadap kelainan gigi dan rongga mulut, Cermin Dunia Kedokteran. Laboratorium Periodontologi FKG UI. Jakarta 1996;113:33-7.

9. Daliemunthe SH. Terapi periodontal. USU, 2002; 172-81.

10. Bishara SE, Vonwald L, Zamtua J. Effects of various methods of chlorhexidine application on shear bond strength. Am J Orthod Dentofacial Orthop 1998;114(2):150-3.

11. Ercan E, Erdemir A, Gelgor IE, Or Y. Effets of different chlorhexidine formulations on shear bond strengths of orthodontic brackets. Angle Orthod 2008;79(2):1-6.

12. Bishara SE, Damon PL, Olsen ME, Jakobsen JR. Effect of applying chlorhexidine antibacterial agent on the shear bond strength of orthodontic brackets. Angle Orthod 1996:66(4):313-6.

(61)

14. Polat O, Uysal T, Karaman AI. Effects of chlorhexidine varnish on shear bond strength in indirect bonding. Angle Orthod 2005;75(6):1036-40.

15. Manson JD, Eley BM. Outline of periodontics. 4 th ed. Oxford: Wright, 2000:139,227-41.

16. Damon PL, Bishara SE, Olsen ME, Jakobsen JR. Bond strength following the application of chlorhexidine on etched enamel. Angle Orthod 1997:169-72.

17. Demir A, Malkoc S, Sengun A, Koyuturk AE, Sener Y. Effects of chlorhexidine and povidone-iodine mouth rinses on the bond strength of an orthodontic composite. Angle Orthod 2005:392-6.

18. Sari E, Birinci I. Microbiological evaluation of 0,2% chlorhexidine gluconate mouth rinse in orthodontic patients. Angle Orthod 2007:881-4.

19. Perry DA, Beemsterboer PL. Periodontology for the dental hygienist. 3 rd ed. St.Louis: Saunders, 2007:62-72, 249-55.

20. Brantley WA, Eliades T. Orthodontic materials. New York:Thieme, 2001:107-18.

21. en.wikipedia.org/wiki/Chlorhexidine –Google.

22. Keijser JAM, Verkade H, Timmerman MF, Weijden FA Vander. Comparison of 2 commercially available chlorhexidine mouthrinses. J Periodontal 2003; 74:214-8.

23. Jamilian A, Ghasemi M, Glolami D, Kaveh B. Clinical effects of 2% chlorhexidine gel on patients undergoing orthodontic treatment. Orthodontic waves 2008; 67:162-6.

24. Cappelli D, Mobley CC. Prevention in clinical oral health care. USA:Mosby, 2008:213-226.

(62)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Skema alur penelitian

Total Sampel: 50 gigi premolar pertama atas

Setelah diekstraksi, sampel gigi disimpan dalam larutan saline

Pemotongan akar gigi

Gigi ditanam dalam self curing akrilik Gigi dibersihkan dengan brush dan pumice

kelompok I kelompok II kelompok III kelompok IV kelompok V 10 gigi 10 gigi 10 gigi 10 gigi 10 gigi Kel kontrol gigi direndam gigi diaplikasi gigi direndam gigi diaplikasi 0,2% larutan 0,2% gel 0,12% larutan 0,12% gel

klorheksidin klorheksidin klorheksidin klorheksidin selama 60 detik selama 60 detik selama 60 detik selama 60 detik

Gigi di-etching dan di-bonding

Pemasangan breket

Pembuatan antagonis cetakan sampel

Uji kekuatan geser perlekatan

Data

Analisa data

(63)

Lampiran 2. Jadwal penelitian

No Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Januari 2010 -

Oktober 2011

1-7 8 9-10 11-12 1-5 6-10

1 Pembuatan proposal / diskusi xxxx

2 Seminar proposal

xx

3 Pengumpulan data xxxx

4 Pengolahan data xx

5 Penulisan laporan tesis / diskusi hasil

xx xxxx

6 Seminar hasil x

7 Perbaikan dan penyerahan laporan

(64)
(65)

9 1,91 18,71 2,20 6,51

Lampiran 4. Hasil analisis uji statistik kekuatan geser perlekatan breket

Kelompok Uji N

Lampiran 5.Uji analisis varians satu arah (ANOVA)

(66)

Lampiran 6. Uji POST HOC

Gambar

Gambar 1. Struktur kimiawi formula klorheksidin.7,21
Gambar 2. Alat-alat yang dipakai dalam penelitian (            cawan porselen,     bracket holder,chip blower,  pinset, scaler, spatula, sonde, bracket gauge, bur brush, bur dics, disposable brush, paku beton)
Gambar 4. Gigi-gigi premolar pertama atas yang dipakai dalam penelitian.
Gambar 7. Bahan-bahan yang dipakai dalam penelitian (larutan NaCl,  self curing akrilik, pumice, alteco, vaselin)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tes dilakukan secara online melalui link tes PMB yang terdapat di website https://poltekamangun.ac.id/ Siswa/ Pendaftar Daftar Online Melampirkan syarat pendaftaran

Batang – batang tumbuhan selalu digunakan pada proses maserasi hal ini karena batang tumbuhan lebih variatif dalam bentuk sel selain itu juga lebih mudah dibuat

Sekaitan dengan permasalahan di atas, maka pertanyaan penelitian umum yang diajukan sebagai berikut: (1) Apa ontologi PKn dalam konteks filsafat pendidikan

Daun jati dipilih menjadi bahan dasar zat warna alam karena jumlah yang melimpah di Indonesia, regenerasi yang cukup cepat dibandingkan bahan pewarna alam dari kayu, dan termasuk

Penyuluhan dalam peneliti dengan metode ceramah y salah satu cara untuk menjel pengertian secara lisan kepa pendengar disertai dengan di jawab sehingga responden apa

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Oleh karena itu sebaiknya perlu dirancang institusionalisasinya melalui sistem sistem agar siapapun yang menggantikan sebagai pimpinan perusahaan dan anak perusahaan tidak mengalami

Sudah  pada  tempatnyalah  saat ini apabila  para  pakar  kesehataD  masyarakat  meneliti Iebih  aktif lagi  bahaya penggunaan  pestisida yang berlebihan, oleh