PERBANDINGAN PENGARUH LARUTAN DAN GEL
KLORHEKSIDIN TERHADAP KEKUATAN GESER
PERLEKATAN BREKET LOGAM
Penelitian
In Vitro
TESIS
Oleh:
MALAYATI NIM : 067028005
DEPARTEMEN ORTODONTI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERBANDINGAN PENGARUH LARUTAN DAN GEL
KLORHEKSIDIN TERHADAP KEKUATAN GESER
PERLEKATANBREKET LOGAM
Penelitian In Vitro
TESIS
Untuk memperoleh gelar Spesialis Ortodonti dalam Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Ortodonti pada
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara
Oleh: MALAYATI
067028005
PERSETUJUAN TESIS
Judul Tesis : PERBANDINGAN PENGARUH LARUTAN DAN GEL KLORHEKSIDIN TERHADAP KEKUATAN GESER PERLEKATAN BREKET LOGAM
Nama Mahasiswa : Malayati
Nomor induk mahasiswa: 067028005
Program Spesialis : Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Ortodonti
Menyetujui Komisi Pembimbing:
(Amalia Oeripto, drg., MS., Sp.Ort (K) (Erna Sulistyawaty, drg., Sp.Ort (K)
Pembimbing Utama Pembimbing Anggota
Mengetahui,
Telah diuji
Pada Tanggal: 24 Mei 2011
Ketua : Amalia Oeripto, drg., MS., Sp.Ort (K) Anggota : - Erna Sulistyawaty, drg., Sp.Ort (K)
PERNYATAAN
PERBANDINGAN PENGARUH LARUTAN DAN GEL KLORHEKSIDIN TERHADAP KEKUATAN GESER
PERLEKATAN BREKET LOGAM
Penelitian In Vitro
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelas kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Oktober 2011
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas berkat dan anugrah Tuhan yang telah menyertai
dan memberi kekuatan, sehingga saya dapat menyelesaikan tulisan karya ilmiah
dalam bentuk tesis ini yang kami beri judul Perbandingan Pengaruh Larutan dan
Gel Klorheksidin Terhadap Kekuatan Geser Perlekatan Breket Logam. Tulisan
tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Spesialis dalam Ilmu
Ortodonti di Departemen Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera
Utara.
Selama mengikuti Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis di Separtemen
Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan, saya telah
banyak mendapatkan bimbingan dan dukungan baik secara moril maupun material
dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, izinkan saya untuk
menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
Yang terhormat Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara Bapak Prof. Dr. dr.
Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc(CTM), SpA(K) beserta Bapak Dekan Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Prof. Nazruddin drg., C.Ort., Ph.D.,
Sp.Ort, yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk mengikuti Program
Pendidikan Dokter Gigi Spesialis di Departemen Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara Medan.
Yang terhormat Nurhayati Harahap, drg., Sp.Ort (K) sebagai Ketua Program
Studi Pendidikan Dokter Gigi Spesialis di Departemen Ortodonti atas bimbingan dan
Yang terhormat Amalia Oeripto, drg., Sp.Ort (K) sebagai pembimbing utama
tesis saya serta ErnaSulistyawati, drg., Sp.Ort (K) sebagai pembimbing anggota tesis,
yang telah banyak membimbing dan nasehat sehingga saya dapat menyelesaikan tesis
ini. Dengan tulus saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas waktu dan
bimbingan yang telah diberikan selama dalam penelitian dan penulisan tesis ini.
Yang terhormat segenap staf pengajar di jajaran Program
Pendidikan Dokter Gigi Spesialis di Departemen Ortodonti Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Sumatera Utara, Nurhayati Harahap, drg., Sp.Ort (K), Muslim
Yusuf, drg., Sp.Ort (K), Amalia Oeripto,drg., Sp.Ort(K), Erna Sulistyawati,drg.,
Sp.Ort(K), F.Susanto.A,drg., Sp.Ort (K), yang telah banyak memberikan bimbingan
dan pengajaran ilmu pengetahuan di bidang Ortodonti, baik secara teori maupun
keterampilan yang akan sangat bermanfaaat bagi saya di kemudian hari.
Saya sangat bersyukur memiliki keluarga yang sangat mendukung saya.
Dengan setia memberi dukungan, baik secara moril maupun dalam doa yang telah
memberi saya kekuatan dalam menjalani masa pendidikan ini. Yang tercinta kedua
orang tua saya atas ketulusan dan kebaikan mereka dengan setia telah mengasuh dan
membesarkan saya dengan penuh kasih sayang. Terima kasih juga saya tujukan
kepada kedua kakak ku yang tercinta, yang tak hentinya memberikan dorongan dan
semangat.
Terima kasih kepada para sahabat atas dukungan dan doa selama ini. Saya
bersyukur bisa mengenal banyak teman sejawat peserta pendidikan Ortodonti, terima
kasih atas hari-hari yang telah kita lalui bersama. Banyak kenangan yang telah terukir
dalam hati, baik suka maupun duka. Kiranya persahabatan ini akan tetap terjalin
Akhir kata izinkanlah saya mohon maaf yang setulus-tulusnya atas kesalahan
dan kekurangan saya selama mengikuti pendidikan ini. Semoga segala bantuan,
dorongan, dan dukungan doa yang diberikan kepada saya selama mengikuti
pendidikan kiranya mendapat balasan yang berlipat ganda dari Tuhan.
Medan, Oktober 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ...………. i
PERSETUJUAN ..……….. ii
PANITIA PENGUJI ……….. iii
PERNYATAAN ………. iv
KATA PENGANTAR……… v
DAFTAR ISI ..……… viii
DAFTAR TABEL ..……… x
DAFTAR GAMBAR ..……….. xi
DAFTAR GRAFIK ..………. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..………... xiv
ABSTRAK ..……… xv
ABSTRACT ..………. xvi
BAB I. PENDAHULUAN ..………... 1
1.1. Latar Belakang ..………... 1
1.2. Permasalahan ..………... 3
1.3. Tujuan Penelitian ..……….... 3
1.4. Hipotesis ...………. 3
1.5. Manfaat Penelitian ..……….. 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...………... 5
2.1. Pembentukan Plak Gigi ..………. 5
2.3. Kekuatan Perlekatan Breket ..……….. 7
2.4. Beberapa Pendapat Ahli dan Penelitian Terdahulu ..………... 9
2.5. Kerangka Konsep ..……….. 11
BAB III. METODE PENELITIAN ..………. 12
3.1. Jenis Penelitian ..………. 12
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ..……… 12
3.3. Populasi dan Sampel ..……….... 12
3.4. Variabel dan Definisi Operasional ..………... 13
3.5. Alat dan Bahan ..………. 16
3.6. Cara Kerja ..………... 20
3.7. Analisa Data ..………. 27
BAB IV. HASIL PENELITIAN ..………... 28
BAB V. PEMBAHASAN ...……….. 35
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ..………. 39
6.1. Kesimpulan ..……….. 39
6.2. Saran ..……….… 40
DAFTAR PUSTAKA ..………... 41
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Data hasil penelitian pengukuran kekuatan geser perlekatan breket ...…. 28
Tabel 2. Hasil analisis statistk uji kekuatan geser perlekatan kelima kelompok uji ……….. 29
Tabel 3. Uji analisis varians satu arah (ANOVA) ……….. 30
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Alat uji Torsee Electronic System Universal Testing Machine (2tf
”Senstaar”, SC-2-DE, Tokyo-Japan) ... 17
Gambar 2. Alat-alat yang dipakai dalam penelitian ... 17
Gambar 3. Bahan-bahan yang mengandung klorheksidin ... 18
Gambar 4. Gigi-gigi premolar atas yang dipakai dalam penelitian ... 19
Gambar 5. Breket logam Mini Edgewise Nikel-Lite Opti-mim slot .018 dari Ortho Organizer ... 19
Gambar 6. Bahan etching dan bonding komposit Advantage dari Ortho Organizer ... 20
Gambar 7. Bahan-bahan yang dipakai dalam penelitian ... 20
Gambar 8. Pemotongan gigi-gigi premolar pertama atas ... 21
Gambar 9. Pembuatan tempat penanaman sampel gigi ... 22
Gambar 10. Pembuatan lubang dengan bur fraser sebagai tempat paku ... 22
Gambar 11. Penanaman gigi pada tabung plastik yang diisi dengan self curing Akrilik ... 22
Gambar 12. Sebelum prosedur pemasangan breket, sampel direndam dan diaplikasi dengan bahan-bahan yang mengandung klorheksidin ... 24
Gambar 13. Prosedur pemasangan breket ... 25
Gambar 14. Sampel dengan cetakan antagonis yang telah siap untuk dilakukan uji kekuatan geser perlekatan ... 25
Gambar 16. Tabung baja dipasang ke grip alat uji ... 26
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1. Grafik uji normalitas kelompok kontrol (tanpa klorheksidin) ... 32
Grafik 2. Grafik uji normalitas kelompok 0,2% larutan klorheksidin ... 32
Grafik 3. Grafik uji normalitas kelompok 0,2% gel klorheksidin ... 33
Grafik 4. Grafik uji normalitas kelompok 0,12% larutan klorheksidin ... 33
Grafik 5. Grafik uji normalitas kelompok 0,12% larutan klorheksidin ... 33
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Skema alur penelitian ... 43
Lampiran 2. Jadwal penelitian ... 44
Lampiran 3. Data hasil penelitian pengukuran kekuatan geser perlekatan breket. 45
Lampiran 4. Hasil analisis uji statistik kekuatan geser perlekatan breket ... 46
Lampiran 5. Uji analisis varians satu arah (ANOVA)... 46
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pengaruh antara aplikasi larutan dan gel klorheksidin sebagai bahan antiseptik terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam ortodonti. Untuk tujuan ini digunakan 50 sampel gigi premolar pertama atas manusia yang telah dicabut dan dibersihkan, kemudian dikelompokkan menjadi 5 kelompok secara acak. Kelompok I merupakan kelompok kontrol, kelompok 2 diaplikasikan 0,2% larutan klorheksidin, kelompok 3 diaplikasikan 0,2% gel klorheksidin, kelompok 4 diaplikasikan 0,12% larutan klorheksidin, dan kelompok 5 diaplikasikan 0,12% gel klorheksidin. Awalnya semua gigi dibersihkan dengan pumice non-fluoried. Kemudian diaplikasikan dengan klorheksidin sesuai group masing-masing. Semua gigi dietsa dengan 37% asam phospor, kemudian breket logam ortodonti dibonding ke setiap gigi dengan menggunakan cara bonding yang sama. Data dianalisa dengan menggunakan uji ANOVA, dan Post Hoc LSD. Terdapat perbedaan yang signifikan pada P<0,007 (α=0,05). Hasilnya mengindikasikan bahwa kekuatan geser perlekatan antara larutan dan gel klorheksidin berbeda signifikan. Kelompok 3 memiliki nilai kekuatan geser perlekatan yang paling besar (mean 6,9480 ± 3,4698 MPa), kemudian disusul oleh kelompok 5 (mean 6,7700 ± 3,4759 MPa), kelompok 2 (mean 4,1260 ± 1,6714 MPa), kelompok 4 (mean 3,7570 ± 2,2704 MPa), dan kelompok 1 ( mean 3,6270 ± 1,6687 MPa). Sebagai kesimpulan, penggunaan gel klorheksidin secara signifikan akan menambah kekuatan geser perlekatan. Tapi penggunaan larutan klorheksidin tidak berpengaruh signifikan terhadap kekuatan geser perlekatan.
ABSTRACT
The aim of this study was to know the comparison of the influence of chlorhexidine solution and chlorhexidine gel as antiseptic agents on the shear bond strength of metallic brackets. For this purpose, 50 samples of man’s first maxillary premolars which were cleaned and extracted were divided into five equal clusters. Cluster 1 was controlling cluster, cluster 2 was the application of 0.2% of chlorhexidine solution, cluster 3 was the application of 0.2% of chlorhexidine gel, cluster 4 was the application of 0.12% of chlorhexidine solution, and cluster 5 was the application of 0.12% of chlorhexidine gel. In the beginning, all teeth were cleaned with non-fluoride pumice and followed by applying chlorhexidine according to each cluster. After that, all teeth were etched with a 37% of phosphoric acid gel and metallic brackets were bonded to one another to each tooth by using the same bonding system. The data were analyzed by using variance (Anova) and Post Hoc LSD. The significance was assumed at P<0.007 (α=0.05). The results of the study showed that
cluster 3 had the highest shear bond strength (mean 6.9480 ± 3.4698 MPa), followed by cluster 5 (mean 6.7700 ±3.4759 MPa), cluster 2 (mean 4,1260 ± 1,6714 MPa), cluster 4 (mean 3,7570 ± 2,2704 MPa), and cluster 1 (mean 3.6270 ± 1.6687 MPa). In conclusion, the use of chlorhexidine gel significantly increased the shear bond strength, whereas the use of chlorhexidine solution mouthwash did not significantly affect the shear bond strength.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pengaruh antara aplikasi larutan dan gel klorheksidin sebagai bahan antiseptik terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam ortodonti. Untuk tujuan ini digunakan 50 sampel gigi premolar pertama atas manusia yang telah dicabut dan dibersihkan, kemudian dikelompokkan menjadi 5 kelompok secara acak. Kelompok I merupakan kelompok kontrol, kelompok 2 diaplikasikan 0,2% larutan klorheksidin, kelompok 3 diaplikasikan 0,2% gel klorheksidin, kelompok 4 diaplikasikan 0,12% larutan klorheksidin, dan kelompok 5 diaplikasikan 0,12% gel klorheksidin. Awalnya semua gigi dibersihkan dengan pumice non-fluoried. Kemudian diaplikasikan dengan klorheksidin sesuai group masing-masing. Semua gigi dietsa dengan 37% asam phospor, kemudian breket logam ortodonti dibonding ke setiap gigi dengan menggunakan cara bonding yang sama. Data dianalisa dengan menggunakan uji ANOVA, dan Post Hoc LSD. Terdapat perbedaan yang signifikan pada P<0,007 (α=0,05). Hasilnya mengindikasikan bahwa kekuatan geser perlekatan antara larutan dan gel klorheksidin berbeda signifikan. Kelompok 3 memiliki nilai kekuatan geser perlekatan yang paling besar (mean 6,9480 ± 3,4698 MPa), kemudian disusul oleh kelompok 5 (mean 6,7700 ± 3,4759 MPa), kelompok 2 (mean 4,1260 ± 1,6714 MPa), kelompok 4 (mean 3,7570 ± 2,2704 MPa), dan kelompok 1 ( mean 3,6270 ± 1,6687 MPa). Sebagai kesimpulan, penggunaan gel klorheksidin secara signifikan akan menambah kekuatan geser perlekatan. Tapi penggunaan larutan klorheksidin tidak berpengaruh signifikan terhadap kekuatan geser perlekatan.
ABSTRACT
The aim of this study was to know the comparison of the influence of chlorhexidine solution and chlorhexidine gel as antiseptic agents on the shear bond strength of metallic brackets. For this purpose, 50 samples of man’s first maxillary premolars which were cleaned and extracted were divided into five equal clusters. Cluster 1 was controlling cluster, cluster 2 was the application of 0.2% of chlorhexidine solution, cluster 3 was the application of 0.2% of chlorhexidine gel, cluster 4 was the application of 0.12% of chlorhexidine solution, and cluster 5 was the application of 0.12% of chlorhexidine gel. In the beginning, all teeth were cleaned with non-fluoride pumice and followed by applying chlorhexidine according to each cluster. After that, all teeth were etched with a 37% of phosphoric acid gel and metallic brackets were bonded to one another to each tooth by using the same bonding system. The data were analyzed by using variance (Anova) and Post Hoc LSD. The significance was assumed at P<0.007 (α=0.05). The results of the study showed that
cluster 3 had the highest shear bond strength (mean 6.9480 ± 3.4698 MPa), followed by cluster 5 (mean 6.7700 ±3.4759 MPa), cluster 2 (mean 4,1260 ± 1,6714 MPa), cluster 4 (mean 3,7570 ± 2,2704 MPa), and cluster 1 (mean 3.6270 ± 1.6687 MPa). In conclusion, the use of chlorhexidine gel significantly increased the shear bond strength, whereas the use of chlorhexidine solution mouthwash did not significantly affect the shear bond strength.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasien dengan alat ortodonti cekat mempunyai resiko terhadap terjadinya
karies pada gigi. Sering terjadi lesi karies pada email yang berbatasan dengan breket,
disebabkan oleh terjadinya penumpukan atau melekatnya sisa makanan di daerah
tersebut.1,5 Terbentuknya karies sebagai akibat ketidakseimbangan antara faktor
demineralisasi dan remineralisasi, yang merupakan faktor untuk menentukan pH kritis
di dalam rongga mulut. Faktor resiko karies yang berperan dalam reaksi tersebut
bersifat multifaktorial yaitu:
1. Faktor host yang memungkinkan pembentukan dan retensi plak. 4,5
2. Faktor saliva yang berkaitan dengan aliran saliva dan fungsi dapar
(mempertahankan pH netral).
3. Faktor mikrobiologik yang berperan dalam mencapai pH kelarutan email.
4. Faktor diet.
Upaya penanggulangan karies gigi yang terbaik adalah dengan membuat
struktur gigi yang tahan terhadap asam yakni dengan kontrol plak dan
fluoridasi. Banyak penelitian diarahkan pada penggunaan bahan-bahan yang dapat
menghambat atau menekan penumpukan plak. Penumpukan plak dapat dikurangi atau
dicegah jika dilakukan penyikatan dengan pasta gigi yang mengandung fluor atau
obat kumur antiplak.
Obat kumur antiplak yang paling populer digunakan adalah obat kumur yang
mengandung klorheksidin. Klorheksidin merupakan antibakteri dengan spektrum luas
jamur, serta protozoa. Kumur-kumur dua kali sehari selama 60 detik dengan larutan
klorheksidin akan mengurangi mikroorganisme dalam saliva sebanyak 80%.5,7,8,13
Selain dalam bentuk obat kumur, klorheksidin tersedia dalam bentuk gel, spray, chip
dan pasta gigi.5,7,12 Obat kumur yang mengandung klorheksidin tersedia dalam
konsentrasi yang berbeda-beda, tetapi yang umum digunakan adalah larutan
klorheksidin 0,2% dan 0,12%.17,18,19
Selama dua dekade terakhir, perkembangan bahan kimia dan teknik telah
dicoba untuk menambah kekuatan bonding. Kehilangan dari lapisan hybrid akan
mempengaruhi stabilitas bonding, merupakan tanda utama berkurangnya kekuatan
bonding. Menurut hasil penelitian Hashimoto dkk, pada saat melakukan mekanisme
bonding terjadi perubahan pada serat-serat kolagen dentin. Pada dentin yg di ecthing
dengan asam, terjadi penurunan konsentrasi dari resin monomer dan bentuk resin
polimer hidrogel yang tidak tetap menyebabkan pada lapisan hibrid tertinggal
serat-serat kolagen yang tak terlindung dan juga terjadi penurunan metalloproteinases
endogenous (MMPs).
Berdasarkan hipotesis dari penelitian Hebling dkk terjadi perlindungan dari
lapisan hybrid, bahwa aplikasi klorheksidin akan terjadi penghambatan MMP pada
saat pembentukkan lapisan hybrid. Juga terjadi penghambatan MMP eksternal, dan
menghambat aktifitas MMP dentin yang kemudian akan melindungi lapisan hybrid. 25
Berdasarkan hasil beberapa penelitian terdahulu menyatakan bahwa bahan
klorheksidin dapat dipakai sebelum prosedur pemasangan breket. Akan tetapi
klorheksidin kemungkinan dapat berpengaruh terhadap kekuatan geser perlekatan
breket. Untuk itu diperlukan pengetahuan mengenai formulasi dan konsentrasi
klorheksidin yang tepat, sehingga memperkecil pengaruhnya terhadap kekuatan geser
perlekatan breket.
25
1.2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas maka timbul
permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan pengaruh 0,2% larutan klorheksidin dengan 0,2% gel
klorheksidin dan 0,12% larutan klorheksidin dengan 0,12% gel klorheksidin
terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam?
2. Apakah ada perbedaan pengaruh 0,2% larutan klorheksidin dengan 0,12%
larutan klorheksidin terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam?
3. Apakah ada perbedaan pengaruh 0,2% gel klorheksidin dengan 0,12% gel
klorheksidin terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh 0,2% larutan klorheksidin dengan
0,2% gel klorheksidin dan 0,12% larutan klorheksidin dengan 0,12% gel
klorheksidin terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam.
2. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh 0,2% larutan klorheksidin dengan
0,12% larutan klorheksidin terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam.
3. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh 0,2% gel klorheksidin dengan 0,12%
gel klorheksidin terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam.
1.4. Hipotesis
1. Ada perbedaan pengaruh 0,2% larutan klorheksidin dengan 0,2% gel
klorheksidin dan 0,12% larutan klorheksidin dengan 0,12% gel klorheksidin
2. Ada perbedaan pengaruh 0,2% larutan klorheksidin dengan 0,12%
larutan klorheksidin terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam.
3. Ada perbedaan pengaruh 0,2% gel klorheksidin dengan 0,12% gel
klorheksidin terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Untuk menambah pengetahuan bagi dokter gigi khususnya ortodontis
dalam mengetahui perbedaan pengaruh larutan dan gel klorheksidin terhadap
kekuatan geser perlekatan breket logam.
2. Untuk menambah pengetahuan bagi dokter gigi khususnya ortodontis dalam
mengetahui formulasi dan konsentrasi klorheksidin manakah yang efektif
untuk dipakai dalam bidang ortodonti.
3. Untuk menambah pengetahuan bagi dokter gigi khususnya ortodontis
dalam mengenal pentingnya pemakaian klorheksidin sesaat sebelum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pembentukan Plak Gigi
Pada pasien dengan ortodonti cekat, karies di sekitar breket merupakan salah
satu resiko yang sering terjadi. Pembentukan plak gigi merupakan langkah awal
dalam pembentukan karies gigi. Gigi geligi yang berjejal dan alat ortodonti cekat
mempersulit penyikatan, sehingga menambah akumulasi dari plak.2,5 Plak gigi ikut
berperan pada patogenesis dari karies dan penyakit periodontal. Plak gigi adalah
deposit lunak yang lengket dan menutupi permukaan gigi. Plak berwarna putih,
keabu-abuan atau kuning yang merupakan kumpulan berbagai macam bakteri beserta
produk-produknya. Plak diproduksi oleh karena adanya saliva, sisa makanan dan
bakteri yang ada di dalam rongga mulut. Pembentukan plak didahului oleh pelikel
yang terdiri dari glikoprotein dari saliva. Plak menghasilkan asam yang akan merusak
gigi dan menyebabkan penyakit gusi.
Streptococcus mutans dan lactobacillus merupakan kuman yang kariogenik.
Kuman-kuman tersebut dapat tumbuh subur dalam suasana asam dan menempel pada
permukaan gigi karena kemampuannya membuat polisakarida ekstra sel yang sangat
lengket dari makanan yang berkarbohidrat. Akibatnya, bakteri-bakteri dengan mudah
melekat pada gigi serta saling melekat satu sama lain. 5,8,9
4,5,6,10,18
Kontrol plak dan fluoridasi diketahui dapat mengurangi resiko demineralisasi
email selama perawatan ortodonti. Ogaard dan Rolla berpendapat bahwa prevalensi
karies yang tinggi dapat terjadi pada pasien ortodonti, karies dapat terjadi di sekitar
breket. Apabila sesudah terjadi peradangan yang cukup berat, maka efek dari aplikasi
proses remineralisasi akan sulit terjadi. Oleh sebab itu, dianjurkan sebaiknya
melakukan pencegahan terjadinya pembentukan plak dengan bahan antiplak seperti
triklosan, xylitol, atau klorheksidin.
Pemakaian bahan antiseptik sesaat sebelum prosedur tindakan pada gigi akan
mengurangi insiden dan jumlah dari bakteri. Klorheksidin sering diaplikasikan pada
gigi sebelum tindakan penambalan, pemasangan crown dan perawatan endodonti. 10,12,14,16
17
Dengan pengaplikasian klorheksidin, maka akan mengurangi jumlah S. mutans.
Pemakaian klorheksidin sebelum dan selama berlangsungnya perawatan ortodonti
juga akan mengurangi jumlah S. mutans pada email gigi. Apabila penggunaan
klorheksidin dilakukan sebelum prosedur pemasangan breket, akan mengurangi
jumlah bakteri setidaknya 3-7 bulan setelah aplikasi.10,12
Klorheksidin adalah antiseptik yang telah diuji dan digunakan secara intensif
untuk pengendalian plak.
2,5,7,9
Klorheksidin yang paling banyak dipakai dalam bidang
kedokteran gigi adalah klorheksidin 0,2% dan 0,12%. Menurut hasil penelitian
Keijser, dkk tidak ada perbedaan yang signifikan antara klorheksidin konsentrasi
0,2% dan 0,12% dalam pencegahan pembentukan plak.9,18,22 Di samping itu telah
dilakukan penelitian terhadap cara pemberian klorheksidin, yaitu dengan aplikasi
0,2% gel klorheksidin dibandingkan dengan kumur-kumur 0,2% larutan klorheksidin
menunjukkan hasil yang sama efektif dalam pencegahan pembentukan plak.7,18.
2.2. Cara Kerja Klorheksidin
Klorheksidin mulai dikenal sejak 1950 sebagai antibakteri, mempunyai
molekul formula C22H30CI12N10. Rumus kimia klorheksidin terlampir pada Gambar
1. Klorheksidin merupakan bahan antibakteri yang berspektrum luas dan sangat
jamur, protozoa, algae dan menghambat virus. Klorheksidin dapat mengikat bakteri
disebabkan dengan adanya interaksi antara muatan positif dari molekul-molekul
klorheksidin dengan dinding sel yang bermuatan negatif. Interaksi ini meningkatkan
permeabilitas dinding sel bakteri sehingga terjadi penetrasi ke dalam sitoplasma yang
menyebabkan kematian mikroorganisme. Klorheksidin sangat efektif digunakan untuk
mengurangi akumulasi plak dan radang gingiva. 5,7,8,13,15
NH NH NH NH || || || ||
Cl – NH – C – NH – C – NH – (CH2)6 - NH – C - NH – C – NH – Cl
Gambar 1. Struktur kimiawi formula klorheksidin.7,21
Penelitian secara in vitro menunjukkan bahwa klorheksidin diserap oleh
hydroxiapatit permukaan gigi dan mucin dari saliva, kemudian dilepas perlahan-lahan
dalam bentuk yang aktif. Keadaan ini merupakan dasar aktivitas klorheksidin untuk
menghambat pembentukan plak.7,8,15
Dasar yang kuat dalam pencegahan terbentuknya plak adalah dengan
terjadinya ikatan antara klorheksidin dengan molekul-molekul permukaan gigi antara
lain polisakarida, protein, glikoprotein dan saliva, pelikel, mukosa serta permukaan
dari hidroxiapatit. Akibat terjadinya ikatan-ikatan tersebut maka pembentukan plak
yang merupakan penyebab utama plak dan radang gingiva dapat dihambat.
7,15
2.3. Kekuatan Perlekatan Breket
Selama dua dekade terakhir, perkembangan bahan kimia dan teknik telah
merupakan tanda utama berkurangnya kekuatan bonding, yang akan mempengaruhi
stabilitas bonding.
Pengukuran kekuatan perlekatan breket dapat dilakukan dengan tensile testing
(uji tarik) atau shear testing (uji geser). Baik uji tarik maupun uji geser, keduanya
dilakukan untuk mengukur tekanan maksimum yang dapat diterima bahan bonding
terhadap breket. Pada pengukuran uji geser, arah pelepasan breket harus sejajar
dengan permukaan email gigi. Pengukuran uji geser lebih banyak dilakukan di
laboratorium, karena kekuatan geser lebih sering terjadi selama perawatan ortodonti.
Dalam praktek ortodonti terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan
kegagalan bonding. Kegagalan bonding dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
kegagalan bonding yang terjadi antara bahan adhesif dan email, serta kegagalan
bonding yang terjadi antara bahan adhesif dan breket. Penyebab kegagalan bonding
antara bahan adhesif dan email (bahan adhesif melekat pada breket dan sedikit yang
tinggal pada gigi), antara lain:
- Kontaminasi saliva atau minyak dari air syringe pada permukaan email yang
sudah dietsa.
- Pembilasan yang kurang bersih pada gigi setelah dietsa.
- Pengeringan yang tidak adekuat pada permukaan email.
- Waktu etsa yang berlebihan pada permukaan email.
- Bahan bonding yang sudah kadarluarsa.
- Permukaan email yang lupa diaplikasi bahan aktifator.
- Permukaan gigi dengan bahan tambalan amalgam, komposit, atau bahan
tambalan lain.
Penyebab kegagalan bonding antara bahan adhesif dan breket (bahan adhesif melekat
- Kekuatan yang dikenakan pada breket terlalu besar (dari alat atau tekanan
kunyah).
- Menggerakan breket pada saat bahan mulai mengeras (waktu pemasangan
breket).
- Permukaan breket yang terkontaminasi atau pemakaian kembali breket yang
sudah lepas.
- Permukaan breket lupa diaplikasi bahan aktifator.
- Penyinaran yang tidak adekuat pada pemakaian bahan resin komposit (waktu
pemasangan breket).
- Diperlukan pemakaian bahan primer yang khusus (breket plastik).20
2.4. Beberapa Pendapat Ahli dan Penelitian Terdahulu
Pada tahun 1996 Bishara dan kawan-kawan telah melakukan penelitian
tentang efek aplikasi klorheksidin terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam,
dengan judul penelitian: ”Effect of applying chlorhexidine antibacterial agent on the
shear bond strength of orthodontic brackets”. Tiga puluh enam gigi premolar yang
telah dicabut dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok 1 merupakan kelompok kontrol.
Kelompok 2 diaplikasi 0.12% pasta klorheksidin. Kelompok 3 diaplikasi dengan 1500
ppm pasta fluor. Setelah gigi dibersihkan dengan pumice, gigi diaplikasikan bahan.
Kemudian semua gigi dietsa dengan 37% asam phosphor. Sampel gigi kemudian
dibonding dengan cara yang sama. Hasil yang didapat adalah bahwa aplikasi
klorheksidin, pasta fluoride ataupun kelompok kontrol tidak berbeda secara signifikan
terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam (P=0,233).
Pada penelitian lebih lanjut dari Bishara dan kawan-kawan pada tahun 1998,
dengan judul penelitian: ”Effects of various methods of chlorhexidine application on
shear bond strength”. Jumlah sampel 132 gigi molar tiga yang telah dicabut, dibagi
menjadi enam kelompok. Kelompok 1 merupakan kelompok kontrol. Kelompok 2
diaplikasi 0,12% pasta gigi klorheksidin sebelum email dietsa dengan 37% asam
phosphor. Kelompok 3 diaplikasi campuran klorheksidin dengan sealant (light cured
selama 20 detik) pada email yang sudah dietsa. Kelompok 4 varnish klorheksidin
diaplikasikan pada email gigi yang sudah dietsa. Kelompok 5 sealant diaplikasikan
(light cured selama 10 detik) pada email gigi yang sudah dietsa kemudian aplikasi
varnish klorheksidin, kelompok 6 sealant diaplikasikan pada email yang sudah dietsa
kemudian di varnish (light cured selama 10 detik). Hasil penelitian menyatakan
bahwa kekuatan geser pada kelompok 1, 2 dan 3 tidak terpengaruh secara signifikan.
Sedangkan hasil yang didapat pada kelompok 4, 5 dan 6 sangat mempengaruhi
kekuatan geser breket. Aplikasi klorheksidin pada permukaan email yang sudah dietsa
akan menyebabkan berkurangnya kekuatan geser perlekatan breket.10
Pada tahun 2008 Ercan dan kawan-kawan melakukan penelitian mengenai
”Effects of different chlorhexidine formulations on shear bond strengths of
orthodontic brackets”, dengan menggunakan 44 gigi premolar yang dibagi menjadi 4
kelompok. Kelompok 1 merupakan kelompok kontrol. Kelompok 2 diaplikasikan 2%
larutan klorheksidin. Kelompok 3 dengan 1% gel klorheksidin. Kelompok 4 dengan
0.2% larutan klorheksidin. Bahan klorheksidin diaplikasikan setelah email gigi dietsa
dengan 37% asam phosphor. Setelah perlakuan, sampel gigi dibonding dengan cara
yang sama. Hasil yang didapat, yaitu pada kelompok 2 dan 3 nilai kekuatan geser
lebih rendah dari kelompok 1 dan 4.
Klorheksidin merupakan bahan antiplak yang efektif, namun ada beberapa
efek samping yang ditimbulkan akibat pemakaian obat kumur klorheksidin, yaitu
kalkulus, dan mempengaruhi indra perasa.10,12,16,23,24 Oleh sebab itu, pasien dengan
pemakaian obat kumur klorheksidin perlu dilakukan evaluasi setiap 6 bulan sekali.24
Namun manfaatnya melebihi kekurangannya, klorheksidin merupakan bahan antiplak
yang baik untuk mengurangi plak dan gingivitis.23,24
2.5. Kerangka Konsep
Perawatan Ortodonti
Akumulasi plak di sekitar breket
Kontrol Plak
Fluor Antiplak
Klorheksidin
0,2% larutan klorheksidin Perlekatan breket ? 0,2% gel klorheksidin
0,12% larutan klorheksidin 0,12% gel klorheksidin
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Eksperimental Laboratorium Komparatif
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi penelitian: 1. Departemen Ortodonti RSGM FKG USU
2. Laboratorium Terpadu F MIPA USU
3.2.2. Waktu penelitan: Agustus 2010 – Febuari 2011
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Gigi-gigi premolar pertama atas manusia yang telah diekstraksi.
3.3.2. Sampel
Gigi-gigi premolar pertama atas manusia yang telah diekstraksi untuk
keperluan perawatan ortodonti, yang diperoleh dari praktek dokter gigi
di sekitar Kotamadya Medan, dengan kriteria sebagai berikut:
a. Mahkota masih utuh
b. Email bagian bukal dalam keadaan baik, bebas karies
c. Permukaan email belum pernah dilakukan bonding bahan adhesif
d. Tidak ada keretakan atau fraktur
3.3.3. Besar sampel
Perhitungan besar sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Steel
N = (Zα + Zβ)22δ2 = (1,96 + 1,64)2 2(3,35)2
Zα = harga standard normal dari = 0,005
Zβ = harga standard normal dari = 0,10
d = penyimpangan yang ditolerir
δ = simpangan baku dari kelompok kontrol
Besar sampel untuk masing-masing kelompok menurut perhitungan di
atas adalah 8,83. Namun, untuk meningkatkan validitas penelitian dan
mengurangi terjadinya bias, maka masing-masing kelompok ditambah 2
sampel sehingga besar sampel masing-masing kelompok 10. Jumlah
keseluruhan sampel adalah 50 sampel yang dibagi dalam 5 kelompok, yaitu:
- Kelompok 1 - Merupakan kelompok kontrol, tanpa pemberian klorheksidin.
- Kelompok 2 - Sampel direndam 0,2% larutan klorheksidin.
- Kelompok 3 - Sampel diaplikasi 0,2% gel klorheksidin.
- Kelompok 4 - Sampel direndam 0,12% larutan klorheksidin.
- Kelompok 5 - Sampel diaplikasi 0,12% gel klorheksidin.
3.4. Variabel dan Definisi Operasional
3.4.1. Variabel penelitian
3.4.1.1. Variabel bebas
- 0,2% larutan klorheksidin
- 0,2% gel klorheksidin
3.4.1.2. Variabel tergantung
- Kekuatan geser perlekatan breket logam
3.4.1.3. Variabel terkendali
- Breket logam Mini Edgewise Nikel-lite Opti-mim slot .018
dari Ortho Organizer.
- Bahan etsa dan bondingAdvantage dari Ortho Organizer
- Gigi premolar pertama atas manusia yang telah diekstraksi
dan memenuhi kriteria sampel.
- Teknik pengaplikasian bahan
- Teknik pemasangan breket
- Teknik pengukuran kekuatan geser ikatan breket logam
- Ketrampilan operator
3.4.1.4. Variabel tak terkendali
- Masa dan jangka waktu pencabutan gigi
- Variasi struktur anatomi gigi yang dipakai sebagai sampel
- Lama perendaman gigi dalam larutan NaCl setelah
gigi diekstraksi
- Produk bahan klorheksidin yang berasal dari pabrik yang
berbeda.
3.4.2. Definisi Operasional
- Klorheksidin adalah bahan antiplak yang mempunyai daya anti
bakteri terhadap organisme yang dapat menempel pada permukaan
gigi, digunakan untuk pengendalian plak. Klorheksidin ada yang
- Breket logam adalah suatu bahan yang terbuat dari logam stainless
steel yang digunakan dalam perawatan ortodonti. Dalam penelitian ini
digunakan breket premolar Mini Edgewise Nikel-Lite Opti-mim slot
.018 dari Ortho Organizer.
- Kekuatan geser atau Shear bond strength adalah tekanan geser
maksimum yang dapat diterima atau ditahan suatu permukaan bonding
sebelum lepasnya kedua komponen. Ukuran kekuatan geser perlekatan
3.4.3. Identifikasi Variabel
- Teknik pengaplikasian bahan - Teknik pengukuran kekuatan geser ikatan breket logam
- Keterampilan operator
Variabel tak terkendali: - Masa dan jangka waktu pencabutan gigi
- Variasi struktur anatomi gigi yang dipakai sebagai sampel - Lama perendaman gigi dalam larutan NaCl setelah gigi diekstraksi.
3.5. Alat dan Bahan
3.5.1. Alat
• Alat untuk mengukur kekuatan geser yang digunakan adalah Torsee
Electronic System Universal Testing Machine 2tf “Senstar”, SC-2-DE,
Tokyo-Japan (Gambar 1).
• Pinset, sonde, cawan porselen, spatula, chip blower, bracket holder, bracket
Gambar 1. Alat uji Torsee Electronic System Universal Testing Machine (2tf ”Senstar”, SC-2-DE, Tokyo-Japan).
Gambar 2. Alat-alat yang dipakai dalam penelitian (chip blower,
3.5.2. Bahan
• Bahan-bahan yang mengandung klorheksidin (Gambar 3):
o 0,2% larutan klorheksidin (Minosep, Indonesia)
o 0,2% gel klorheksidin (Ultradent, USA)
o 0,12% larutan klorheksidin (Garglin, Indonesia)
o 0,12% gel klorheksidin (Fordenta Gel, Indonesia)
Gambar 3. Bahan-bahan yang mengandung klorheksidin (Minosep, Ultradent,
Garglin, Fordenta Gel).
• Gigi-gigi premolar pertama atas yang telah diekstraksi dan memenuhi kriteria
sampel (Gambar 4).
• Breket logam Mini Edgewise Nikel-Lite Opti-mim slot .018 dari Ortho
Organizer (Gambar 5).
• Bahan etching dan bonding komposit Advantage dari Ortho Organizer yang
terdiri dari dua bagian, yaitu Advantage primer dan Advantage adhesive pasta
• Larutan saline / NaCl 0,9% (PT. Widatra Bhakti, Indonesia) untuk
perendaman sampel penelitian.
• Self curing akrilik (Premier R2, USA), pumice non-fluoride (Sultan Healtcare
Inc., USA), pelekat sianoakrilat (Alteco), vaselin (Gambar 7).
• Spuit 5 mm yang dipotong sepanjang 1,5 cm sebagai tempat penanaman
sampel (Terumo, Filipina).
Gambar 4. Gigi-gigi premolar pertama atas yang dipakai dalam penelitian.
Gambar 5. Breket logam Mini Edgewise Nikel-Lite Opti-mim slot .018
Gambar 6. Bahan etching dan bonding komposit Advantage dari Ortho Organizer.
Gambar 7. Bahan-bahan yang dipakai dalam penelitian (larutan NaCl,
self curing akrilik, pumice, alteco, vaselin).
3.6. Cara Kerja
3.6.1. Pemotongan dan penanaman sampel gigi
Sampel gigi-gigi premolar pertama atas yang telah diekstraksi untuk keperluan
perawatan ortodonti dibersihkan dengan air yang mengalir, kemudian gigi
dimasukkan ke tempat yang berisi larutan NaCl. Setelah jumlah sampel terkumpul,
memisahkan bagian mahkota dan akar gigi dengan menggunakan bur disc
berkecepatan tinggi yang disertai pendingin air (Gambar 8). Selanjutnya mahkota gigi
dibagi menjadi 5 kelompok secara acak.
Tabung plastik / spuit dipotong-potong dengan panjang 1,5 cm (Gambar 9).
Kemudian pada tabung plastik dilakukan pembuatan lubang dengan menggunakan
bur fraser, lubang tersebut sebagai tempat paku yang berguna sebagai retensi pada uji
perlekatan (Gambar 10). Spuit yang sudah dipotong dan dilubangi kemudian diisi
dengan bahan self curing akrilik, gigi ditanam ke dalam self curing akrilik dengan
permukaan bukal gigi menghadap ke atas (Gambar 11). Bagian palatal gigi diberi
pelekat sianoakrilat (Alteco) sebagai perlekatan antara gigi dan akrilik. Sampel gigi
ditanam sebatas spuit. Paku yang sudah diberi vaselin dimasukkan ke dalam lubang
pada spuit. Sesaat sebelum bahan self curing mengeras, paku ditarik keluar. Sampel
yang sudah ditanam, direndam kembali dalam larutan NaCl.
A B
Gambar 8. Pemotongan gigi-gigi premolar pertama atas.
A. Pemotongan gigi pada daerah cementoenamel junction
dengan bur disc.
A B C
Gambar 9. Pembuatan tempat penanaman sampel gigi.
A. Tabung plastik / spuit 5 ml.
B. Pemotongan spuit dengan menggunakan bur disc.
C. Spuit sebelum dan sesudah dipotong 1,5 cm.
Gambar 10. Pembuatan lubang dengar bur fraser sebagai tempat paku.
Gambar 11. Penanaman gigi pada tabung plastik yang diisi
3.6.2.Pembagian sampel menjadi 5 kelompok
Sampel gigi yang telah ditanam di dalam tabung plastik kemudian dibagi
menjadi 5 kelompok, yaitu:
- Kelompok 1 - Merupakan kelompok kontrol, sampel dibersihkan dengan pumice.
Kelompok sampel ini tanpa pemberian klorheksidin, kemudian dilakukan prosedur
pemasangan breket.
- Kelompok 2 - Setelah dibersihkan dengan pumice, sampel direndam dengan
0,2% larutan klorheksidin selama 60 detik (Gambar 12 A). Sampel dibilas dengan air
suling selama 10 detik, kemudian dikeringkan dengan hembusan udara dari chip
blower. Selanjutnya dilakukan prosedur pemasangan breket.
- Kelompok 3 - Setelah dibersihkan dengan pumice, sampel diaplikasi dengan
0,2% gel klorheksidin selama 60 detik (Gambar 12 B). Sampel dibilas dengan air
suling selama 10 detik, kemudian dikeringkan dengan hembusan udara dari chip
blower. Selanjutnya dilakukan prosedur pemasangan breket.
- Kelompok 4 - Setelah dibersihkan dengan pumice, sampel direndam dengan
0,12% larutan klorheksidin selama 60 detik (Gambar 12 C). Sampel dibilas dengan
air suling selama 10 detik, kemudian dikeringkan dengan hembusan udara dari chip
blower. Selanjutnya dilakukan prosedur pemasangan breket.
- Kelompok 5 - Setelah dibersihkan dengan pumice, sampel diaplikasi dengan
0,12% gel klorheksidin selama 60 detik (Gambar 12 B). Sampel dibilas dengan
air suling selama 10 detik, kemudian dikeringkan dengan hembusan udara dari chip
A B C
Gambar 12. Sebelum prosedur pemasangan breket, sampel direndam atau aplikasi dengan bahan-bahan yang mengandung klorheksidin.
A. Sampel direndam 0,2% larutan klorheksidin. B. Sampel diaplikasi 0,2% gel klorheksidin dan
0,12% gel klorheksidin.
C. Sampel direndam 0,12% larutan klorheksidin.
3.6.3. Pemasangan breket
Breket yang digunakan adalah breket premolar slot .018 stainless steel,
standard edgewise, Ortho Organizer. Breket dibonding dengan menggunakan bahan
bonding komposit Advantage.
Permukaan bukal gigi yang sudah ditanam di dalam cetakan dibersihkan
dengan pumice selama 30 detik dengan memakai rubber cup. Kemudian gigi
direndam atau diaplikasikan bahan klorheksidin sesuai kelompok masing-masing
selama 60 detik. Setelah dibilas dengan air suling, sampel gigi akan dietching dengan
37% asam phosphor dengan menggunakan micro brush, dibiarkan selama 30 detik.
Kemudian gigi dibilas dengan air suling selama 10 detik dan dikeringkan dengan chip
blower. Oleskan tipis Advantage primer dengan kuas pada permukaan bukal gigi yang
sudah dietsa dan juga pada mesh breket. Bahan adhesive diletakkan di permukaan
mesh breket, kemudian breket diposisikan ke permukaan gigi yang telah dioleskan
Advantage primer (Gambar 13). Kelebihan bahan adhesive di sekitar breket
A B
Gambar 13. Prosedur pemasangan breket.
A. Pengolesan bahan bonding di permukaan bukal gigi. B. Penempatan breket pada permukaan bukal gigi.
3.6.4. Pembuatan cetakan antagonis
Pada daerah di sekitar breket dioleskan vaselin, kemudian tabung dihubungkan
dengan tabung plastik / spuit kosong dengan menggunakan selotip. Bentuk dan
ukuran tabung plasik tersebut sama dengan tabung plastik tempat ditanamnya sampel.
Kemudian tabung plastik diisi penuh dengan bahan self curing akrilik. Paku yang
sudah diberi vaselin dimasukkan ke dalam lubang pada tabung plastik. Sesaat sebelum
bahan self curing mengeras, paku ditarik keluar. Sampel dengan cetakan antagonis
telah siap dilakukan uji kekuatan geser perlekatan (Gambar 14).
Gambar 14. Sampel dengan cetakan antagonis yang telah siap
untuk dilakukan uji kekuatan geser perlekatan.
3.6.5. Uji kekuatan geser perlekatan
Sampel kemudian dibawa ke Laboratorium Terpadu FMIPA USU untuk uji
kemudian dipasang pada grip (Gambar 16) alat uji Torsee Electronic System
Universal Testing Machine 2tf ”Senstar”, SC-2-DE, Tokyo-Japan. Dalam penelitian
ini beban maksimal yang digunakan 200 kg dengan kecepatan tarik 2 mm/menit.
Mesin dihubungkan dengan alat yang dapat menunjukkan pada kekuatan
berapa breket lepas (Gambar 17). Kriteria yang termasuk dalam penelitian ini bila
lepasnya breket terletak antara enamel dan bahan bondingnya. Data yang diperoleh
alat uji berupa load dalam satuan kgf .
Gambar 15. Sampel dimasukkan ke dalam tabung baja.
Gambar 17. Mesin dihubungkan pada alat uji yang menunjukkan
pada kekuatan berapa breket lepas.
3.7. Analisa Data
Analisa data dengan menggunakan uji Anova satu arah (P < 0,05) dan post hoc
test untuk melihat perbedaan pengaruh larutan dan gel klorheksidin dengan
konsentrasi yang berbeda terhadap kekuatan geser breket (0,2% dan 0,12%
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pengujian kekuatan geser perlekatan yang dilakukan di Laboratorium
Penelitian FMIPA USU dengan menggunakan alat uji Torsee Electronic System
Universal Testing Machine 2tf ”Senstar” menghasilkan nilai load dalam satuan
Kilogram force (Kgf), yang kemudian nilai tersebut dikonversikan ke satuan Newton
dan Mega Pascal (MPa) kemudian dibagi dengan luas pemukaan breket (N/cm2).
Luas rata-rata permukaan basis breket Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-mim adalah
8,493 mm2. Alat uji juga menghasilkan nilai stroke, yaitu nilai untuk regangan suatu
komponen (Tabel 1).
Tabel 1. Data hasil penelitian pengukuran kekuatan geser perlekatan breket
3. 0,2% gel klorheksidin 1 5,84 57,23 6,73 12,76
Tabel 2. Hasil analisis statistik uji kekuatan geser perlekatan kelima kelompok
Tabel 3. Uji analisis varians satu arah (ANOVA)
Data hasil uji kekuatan geser perlekatan pada kelima kelompok yang dipakai
untuk uji statistik adalah dalam satuan MPa (N/cm). Data statistik yang meliputi nilai
mean, standard deviasi, dan nilai minimum maksimum dari tiap kelompak tercantum
dalam Tabel 2. Data dianalisis secara statistik dengan menggunakan Anova (Tabel 3).
Dari uji anova di atas dapat diinterpretasikan bahwa kelompok yang ada dalam
penelitian ini berbeda signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai P<0,007 pada
α=0,05. Kemudian dilakukan uji statistik lebih lanjut dengan uji Post Hoc LSD untuk
menentukan perbedaan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya (Tabel 4).
Uji lanjut (Post Hoc) menggunakan metode LSD menunjukkan bahwa:
1. Kelompok kontrol berbeda signifikan dengan kelompok 0,2% gel klorheksidin
dan 0,12% gel klorheksidin. Tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan
dengan kelompok 0,2% larutan klorheksidin dan 0,12% larutan klorheksidin.
2. Kelompok 0,2% larutan klorheksidin berbeda signifikan dengan kelompok
0,2% gel klorheksidin dan 0,12% gel klorheksidin. Tetapi tidak ada perbedaan
yang signifikan dengan kelompok kontrol dan 0,12% larutan klorheksidin.
3. Kelompok 0,2% gel klorheksidin berbeda signifikan dengan kelompok
kontrol, 0,2% larutan klorheksidin dan 0,12% larutan klorheksidin. Tetapi
tidak ada perbedaan yang signifikan dengan 0,12% gel klorheksidin.
4. Kelompok 0,12% larutan klorheksidin berbeda signifikan dengan kelompok
5. Kelompok 0,12% gel klorheksidin berbeda signifikan dengan kelompok
kontrol, 0,2% larutan klorheksidin dan 0,12% larutan klorheksidin. Tetapi
tidak ada perbedaan yang signifikan dengan kelompok 0,2% gel klorheksidin.
Tabel 4. Uji Post Hoc
UJI NORMALITAS
Data hasil uji kekuatan geser perlekatan diuji distribusi normalitasnya dengan
menggunakan metode Anderson Darling atau Bartlett’s test dengan tingkat
kemaknaan α=0,05.
Grafik 1. Grafik uji normalitas kelompok kontrol (tanpa klorheksidin).
Uji normalitas di atas menunjukkan data kelompok kontrol menyebar normal. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai P >0.653 (Grafik 1).
lar0.2
Grafik 2. Grafik uji normalitas kelompok 0,2% larutan klorheksidin.
Uji normalitas data pada kelompok 0,2% larutan klorheksidin menyebar normal. Hal
gel0.2
Grafik 3. Grafik uji normalitas kelompok 0,2% gel klorheksidin.
Uji normalitas data dari kelompok 0,2% gel klorheksidin menyebar normal. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai P >0,450 (Grafik 3).
lar0.12
Probability Plot of lar0 .1 2
Normal
Grafik 4. Grafik uji normalitas kelompok 0,12% larutan klorheksidin.
Uji normalitas data dari kelompok 0,12% larutan klorheksidin menyebar normal. Hal
ini ditunjukkan dengan nilai P >0.267 (Grafik 4).
gel0.12
Probability Plot of gel0 .1 2
Uji normalitas data dari kelompok 0,12% gel klorheksidin menyebar normal. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai P >0,531 (Grafik 5).
UJI HOMOGENITAS
95% Bonferroni Confidence I nt ervals for St Devs
Kontrol
Test for Equal Variances for MPa
Grafik 6. Grafik homogenitas varians data kelima kelompok uji kekuatan geser
perlekatan breket.
Data hasil uji kekuatan geser perlekatan dilakukan uji homogenitas varians
data dengan Levene’s test. Uji homogenitas varians data pada seluruh kelompok
dengan tingkat kemaknaan α=0,05 diperoleh hasil yang homogen. Hal ini ditunjukkan
BAB V
PEMBAHASAN
Selama perawatan ortodonti cekat, proses membersihkan gigi menjadi lebih
sulit dilakukan karena terhalang dengan adanya breket dan kawat. Oral higiene yang
tidak baik mengakibatkan terjadinya penumpukan plak dan bertambahnya jumlah
bakteri yg kariogenik. Sering terjadi lesi karies pada email yang berbatasan dengan
breket. Pada sejumlah penelitian telah dilaporkan terjadi peningkatan jumlah
Streptokokus Mutans serta dekalsifikasi yang disebabkan oleh S.Mutans selama dan
setelah pemasangan alat ortodonti.
Dalam penelitian dari Beyth, Attin dan kawan-kawan melaporkan bahwa
S.Mutans akan berkurang secara signifikan setelah penggunaan 0,2%
klorheksidin.
11,14,18
18
Klorheksidin merupakan bahan antibakteri atau antiseptik yang telah
dikenal dan dipakai secara luas dalam bidang kedokteran gigi. Klorheksidin sangat
efektif digunakan sebagai bahan kontrol plak dan mengobati gingivitis. Klorheksidin
jauh lebih efektif dalam mencegah akumulasi plak daripada mengurangi deposit plak
yang sudah ada.23, 24 Gwinnett and Smith melaporkan bahwa aplikasi bahan
profilaksis sebelum prosedur pemasangan breket dapat mencegah akumulasi plak dan
debris yang merusak gigi.12
Bahan fluor yang dikenal merupakan salah satu bahan profilaksis yang dapat
mempengaruhi kekuatan perlekatan breket, sehingga tidak direkomendasikan. Sebagai
gantinya, klorheksidin telah terbukti dan efektif sebagai bahan
antibakterial.
12
Aplikasi klorheksidin pada permukaan email merupakan pencegahan
pada permukaan gigi di sekitar breket terhadap bakteri yang kariogenik.10 Dalam
terpengaruh oleh pemakaian klorheksidin pada permukaan email. Pemakaian
klorheksidin sebagai bahan profilaksis pada gigi sebelum tindakan etching
direkomendasikan sebagai bagian dari prosedur bonding breket pada ortodonti.12,14,16
Ada beberapa efek samping yang mungkin ditimbulkan akibat pemakaian obat
kumur klorheksidin, yaitu mengakibatkan timbulnya noda coklat pada gigi,
mempengaruhi indra perasa, dan erosi mukosa dan pembengkakan
parotid.10,12,15,16,23,24 Untuk alasan inilah, penggunaan klorheksidin dalam waktu yang
lama harus dihindari. Klorheksidin cocok digunakan untuk waktu singkat (kurang
lebih 2 minggu). 15
Bahan klorheksidin yang umum dipakai dalam bidang kedokteran gigi adalah
0,2% dan 0,12% klorheksidin, tersedia dalam bentuk larutan obat kumur dan gel.
Dalam penelitian ini digunakan 0,2% dan 0,12% (larutan dan gel) klorheksidin untuk
uji kekuatan geser perlekatan.
Bentuk dan variasi permukaan gigi akan mempengaruhi perlekatan suatu
breket. Untuk itu dibutuhkan keseragaman dalam pemilihan gigi yang akan dipakai
sebagai sampel. Dalam penelitian ini hanya digunakan gigi premolar pertama atas
saja, sehingga dapat memperkecil terjadinya bias dan ketidaktepatan penelitian.
Alasan pemilihan gigi premolar pertama atas dikarenakan bahwa gigi premolar
pertama merupakan gigi yang sering terpilih untuk dilakukan pencabutan dalam suatu
perawatan ortodonti, sehingga memudahkan dalam pengumpulan sampel. Selain itu,
gigi premolar pertama atas memiliki permukaan yang lebih luas dari gigi premolar
bawah, sehingga lebih cocok dipakai dalam uji kekuatan geser perlekatan.
Pada penelitian ini, jumlah keseluruhan sampel adalah 50 sampel yang dibagi
dalam 5 kelompok, yaitu:
- Kelompok 2 - Sampel direndam 0,2% larutan klorheksidin.
- Kelompok 3 - Sampel diaplikasi 0,2% gel klorheksidin.
- Kelompok 4 - Sampel direndam 0,12% larutan klorheksidin.
- Kelompok 5 - Sampel diaplikasi 0,12% gel klorheksidin.
Seluruh data hasil uji kekuatan geser perlekatan yang dilakukan di
Laboratorium Penelitian FMIPA USU dengan menggunakan alat uji Torsee
Electronic System Universal Testing Machine 2tf ”Senstar” dilampirkan dalam
Tabel 1. Uji statistik menunjukkan bahwa nilai kekuatan geser perlekatan dengan nilai
yang terbesar sampai yang terkecil adalah sebagai berikut:
1. Kelompok 0,2% gel klorheksidin (mean 6,9480 ± 3,4698 MPa).
2. Kelompok 0,12% gel klorheksidin (mean 6,7700 ± 3,4759 MPa).
3. Kelompok 0,2% larutan klorheksidin (mean 4,1260 ± 1,6714 MPa).
4. Kelompok 0,12% larutan klorheksidin (mean 3,7570 ± 2,2704 MPa).
5. Kelompok kontrol tanpa klorheksidin ( mean 3,6270 ± 1,6687 MPa).
Dari uji Anova, kelima kelompok menunjukkan hasil perbedaan yang cukup
signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai P<0,007 (α=0,05). Untuk menentukan
perbedaan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya dilakukan uji Post Hoc
LSD (Tabel 4). Dari uji Post Hoc LSD didapat hasil yang dapat menjawab
permasalahan dan hipotesis dalam penelitian ini. Hasil uji Post Hoc LSD yang
didapat adalah sebagai berikut:
- Kelompok kontrol berbeda signifikan dengan kelompok 0,2% gel klorheksidin
dan 0,12% gel klorheksidin.
- Kelompok 0,2% larutan klorheksidin berbeda signifikan dengan kelompok
- Kelompok 0,12% larutan klorheksidin berbeda signifikan dengan kelompok
0,12% gel klorheksidin.
- Kelompok 0,2% larutan klorheksidin tidak ada perbedaan yang signifikan
dengan kelompok 0,12% larutan klorheksidin.
- Kelompok 0,2% gel klorheksidin tidak ada perbedaan yang signifikan dengan
kelompok 0,12% gel klorheksidin.
Beberapa ahli ortodonti seperti Damon, Bishara beserta kawan-kawan telah
meneliti efek penggunaan klorheksidin terhadap kekuatan geser perlekatan breket.
Dari hasil yang diperoleh menyatakan bahwa klorheksidin dapat digunakan sebelum
dan selama perawatan ortodonti untuk mengurangi kolonisasi bakteri di sekitar breket.
Kekuatan geser perlekatan breket tidak akan terpengaruh jika klorheksidin digunakan
sebelum bonding dan etching pada prosedur pemasangan breket. Apabila klorheksidin
digunakan pada email yang sudah dietsa, maka hal ini dapat mempengaruhi kekuatan
geser.
Dalam penelitian ini telah dibandingkan pengaruh larutan dan gel klorheksidin
terhadap kekuatan geser perlekatan breket, diperoleh hasil yang menyatakan bahwa
aplikasi klorheksidin dalam bentuk gel sesaat sebelum prosedur pemasangan breket
dapat menambah kekuatan geser perlekatan breket logam. Sedangkan klorheksidin
dalam bentuk larutan tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap kekuatan geser
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari uji data statistik yang membandingkan kekuatan geser perlekatan antar
kelompok menunjukkan hasil yang berbeda signifikan. Untuk itu dapat disimpulkan
sebagai berikut:
- Kelompok 0,2% gel klorheksidin memiliki nilai kekuatan geser perlekatan
yang paling tinggi.
- Kekuatan geser perlekatan pada kelompok 0,2% larutan klorheksidin lebih
rendah jika dibandingkan dengan kelompok 0,2% gel klorheksidin.
- Kekuatan geser perlekatan pada kelompok 0,12% larutan klorheksidin lebih
rendah jika dibandingkan dengan kelompok 0,12 gel klorheksidin.
- Kekuatan geser perlekatan breket tidak ada perbedaan yang signifikan pada
kelompok:
* 0,2% larutan klorheksidin
* 0,12% larutan klorheksidin
- Kekuatan geser perlekatan breket bertambah besar pada kelompok:
* 0,2% gel klorheksidin
* 0,12% gel klorheksidin.
Berdasarkan data hasil penelitian kelima kelompok uji menunjukkan bahwa
penggunaan bahan klorheksidin dalam bentuk gel sesaat sebelum prosedur
pemasangan breket (sebelum etching) selain berguna untuk mencegah akumulasi plak
dan debris yang merusak pada gigi, juga terbukti dapat menambah kekuatan
6.2. Saran
- Pemakaian bahan klorheksidin dalam bentuk gel dapat direkomendasikan pada
bidang ortodonti, yaitu dipakai sesaat sebelum prosedur pemasangan breket.
- Apabila diperlukan pemakaian bahan klorheksidin selama perawatan ortodonti,
sebaiknya digunakan dalam waktu singkat saja, sekitar 2 minggu. Hal ini
dimaksudkan untuk mencegah terjadinya efek samping yang mungkin
ditimbulkan.
- Mengingat penelitian ini adalah secara in vitro, kemungkinan dapat terjadi hal
yang tidak sesuai dengan harapan. Maka diharapkan penelitian lebih lanjut
DAFTAR PUSTAKA
1. Attin R, Ilse A, Werner C, Wiegand A, Attin T. Antimicrobial effectiveness of a highly concentrated chlorhexidine varnish treatment in teenagers with fixed orthodontic appliance. Angle Orthod 2005;76(6):1-6.
2. Anderson MH. A review of the efficacy of chlorhexidine on dental caries and the caries infection. Journal of the California Dental 2003; 1-3.
3. de Moura MS, de Melo Simplicio AH, dan Cury JA. In vivo effects of fluoridated antiplaque dentifrice and bonding material on enamel demineralization adjacent to orthodontic appliances. Am J Orthod Dentofacial Orthop 2006;130(3):357-63.
4. Putra TM. Perbandingan daya bakterisid fluor pasta gigi terhadap s.mutans, Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi FKG USAKTI. Jakarta 1996;5(2):885-90.
5. Heintze SD. Oral health for the orthodontic patient. Quintessence Publishing. Berlin 1999:6-23;89-104.
6.
7. Prijantojo. Antiseptik sebagai obat kumur - peranannya terhadap pembentukan plak gigi dan radang gusi. Cermin Dunia Kedokteran. Laboratorium Periodontologi FKG UI. Jakarta 1996;113:28-32.
8. ________, Peranan chlorhexidine terhadap kelainan gigi dan rongga mulut, Cermin Dunia Kedokteran. Laboratorium Periodontologi FKG UI. Jakarta 1996;113:33-7.
9. Daliemunthe SH. Terapi periodontal. USU, 2002; 172-81.
10. Bishara SE, Vonwald L, Zamtua J. Effects of various methods of chlorhexidine application on shear bond strength. Am J Orthod Dentofacial Orthop 1998;114(2):150-3.
11. Ercan E, Erdemir A, Gelgor IE, Or Y. Effets of different chlorhexidine formulations on shear bond strengths of orthodontic brackets. Angle Orthod 2008;79(2):1-6.
12. Bishara SE, Damon PL, Olsen ME, Jakobsen JR. Effect of applying chlorhexidine antibacterial agent on the shear bond strength of orthodontic brackets. Angle Orthod 1996:66(4):313-6.
14. Polat O, Uysal T, Karaman AI. Effects of chlorhexidine varnish on shear bond strength in indirect bonding. Angle Orthod 2005;75(6):1036-40.
15. Manson JD, Eley BM. Outline of periodontics. 4 th ed. Oxford: Wright, 2000:139,227-41.
16. Damon PL, Bishara SE, Olsen ME, Jakobsen JR. Bond strength following the application of chlorhexidine on etched enamel. Angle Orthod 1997:169-72.
17. Demir A, Malkoc S, Sengun A, Koyuturk AE, Sener Y. Effects of chlorhexidine and povidone-iodine mouth rinses on the bond strength of an orthodontic composite. Angle Orthod 2005:392-6.
18. Sari E, Birinci I. Microbiological evaluation of 0,2% chlorhexidine gluconate mouth rinse in orthodontic patients. Angle Orthod 2007:881-4.
19. Perry DA, Beemsterboer PL. Periodontology for the dental hygienist. 3 rd ed. St.Louis: Saunders, 2007:62-72, 249-55.
20. Brantley WA, Eliades T. Orthodontic materials. New York:Thieme, 2001:107-18.
21. en.wikipedia.org/wiki/Chlorhexidine –Google.
22. Keijser JAM, Verkade H, Timmerman MF, Weijden FA Vander. Comparison of 2 commercially available chlorhexidine mouthrinses. J Periodontal 2003; 74:214-8.
23. Jamilian A, Ghasemi M, Glolami D, Kaveh B. Clinical effects of 2% chlorhexidine gel on patients undergoing orthodontic treatment. Orthodontic waves 2008; 67:162-6.
24. Cappelli D, Mobley CC. Prevention in clinical oral health care. USA:Mosby, 2008:213-226.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Skema alur penelitian
Total Sampel: 50 gigi premolar pertama atas
Setelah diekstraksi, sampel gigi disimpan dalam larutan saline
Pemotongan akar gigi
Gigi ditanam dalam self curing akrilik Gigi dibersihkan dengan brush dan pumice
kelompok I kelompok II kelompok III kelompok IV kelompok V 10 gigi 10 gigi 10 gigi 10 gigi 10 gigi Kel kontrol gigi direndam gigi diaplikasi gigi direndam gigi diaplikasi 0,2% larutan 0,2% gel 0,12% larutan 0,12% gel
klorheksidin klorheksidin klorheksidin klorheksidin selama 60 detik selama 60 detik selama 60 detik selama 60 detik
Gigi di-etching dan di-bonding
Pemasangan breket
Pembuatan antagonis cetakan sampel
Uji kekuatan geser perlekatan
Data
Analisa data
Lampiran 2. Jadwal penelitian
No Kegiatan
Waktu Pelaksanaan Januari 2010 -
Oktober 2011
1-7 8 9-10 11-12 1-5 6-10
1 Pembuatan proposal / diskusi xxxx
2 Seminar proposal
xx
3 Pengumpulan data xxxx
4 Pengolahan data xx
5 Penulisan laporan tesis / diskusi hasil
xx xxxx
6 Seminar hasil x
7 Perbaikan dan penyerahan laporan
9 1,91 18,71 2,20 6,51
Lampiran 4. Hasil analisis uji statistik kekuatan geser perlekatan breket
Kelompok Uji N
Lampiran 5.Uji analisis varians satu arah (ANOVA)
Lampiran 6. Uji POST HOC