• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan IlmuKomunikasi Untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Penyiaran Islam(S.Kom.I)

Oleh:

BOBBY DWI SANJAYA NIM. 108051000107

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)

i

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana (S1) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, saya telah cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari karya ini merupakan hasil plagiat atau hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 Juli 2013

(5)

i Bobby Dwi Sanjaya

“Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah” ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Analisis Isi Terhadap Pesan Dakwah Dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah. Pemilihan judul ini dilatar belakangi oleh keberadaan novel yang menjadi alternatif untuk menyampaikan pesan kepada khalayak. Karena novel saat ini menjadi salah satu sarana untuk berdakwah. Tidak sedikit pendakwah atau da’i kini lebih memilih novel sebagai media dakwahnya karena lebih digemari dan diminati saat ini. Dengan keunggulan novel yang mudah dicerna kata per kata, tidak lekang oleh waktu membuat novel terlihat semakin unggul dari media lain sebagai sarana berdakwah. Bahkan saat ini tidak sedikit film berawal dari cerita novel. Hal inilah yang memberikan kemudahan jalan bagi para da’i untuk menyampaikan pesan dakwahnya kepada mad’u.

Kelebihan novel Moga Bunda Disayang Allah ini adalah novel ini merupakan novel yang menggambarkan tentang bagaimana kita harus bersabar, berdoa, berusaha dan terus bersyukur. Dimana isi dalam novel menceritakan tentang Melati seorang anak buta,tuli dan bisu yang berjuang untuk hidup, untuk mengenal dunia dengan dibantu doa dan kesabaran bunda serta usaha yang dilakukan Melati dengan dibantu Karang Melati berhasil mengenal dunia dengan caranya.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti melakukan analisis isi pesan dakwah pada novel Moga Bunda Disayang Allah. Dengan merumuskan pertanyaan yakni apa saja isi pesan dakwah yang terdapat pada novel Moga Bunda Disayang Allah? Dan pesan dakwah apa yang paling dominan pada novel Moga Bunda Disayang Allah?

Untuk mendapatkan data dan hasil yang sempurna, dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan metodologi penelitian analisis isi (Content Analysis) melalui pendekatan kuantitatif, menurut R. Holsty, analisis isi pesan adalah suatu cara yang sistematis yang menjadi petunjuk untuk mengamati dan menganalisa pesan tertentu yang dapat

disampaikan oleh komunikator. Dan teknik analisis dibuat kategori pesan dakwah yang terdapat dalam novel Moga Bunda Disayang Allah, kemudian membuat lembar koding yang diisi oleh juri yang berjumlah tiga orang yang telah ditetapkan sebelumnya, dan juri tersebut haruslah kompeten. Selanjutnya hasil kesepakatan juri dijadikan sebagai

koefisien reabilitas dan terakhir melakukan perhitungan mengenai pesan dakwah yang dominan.

Isi pesan yang terkandung dalam novel Moga Bunda Disayang Allah ini mengandung pesan dakwah aqidah, akhlak dan syariah. Setelah peneliti menganalisis isi pesan dakwah dalam novel Moga Bunda Disayang Allah yang terdiri dari 8 bab. Dan pesan yang paling dominan adalah pesan dakwah akhlak dengan presentase 38,4 %, selanjutnya pesan syariah dengan 32 % dan pesan dakwah aqidah dengan 29,6%

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah wa Syukurillah puji syukur penulis panjatkan atas semua nikmat dan karunia yang Allah berikan selama ini, yang tak henti-hentinya memberikan kekuatan yang luar biasa disaat penulis merasakan lelah dan jenuh menghadapi semua kesulitan dalam penyusunan skripsi ini, sehingga skripsi yang berjudul Analisis Isi Terhadap Pesan Dakwah Dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah telah disusun.

Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Rasulullah Nabi Besar Muhammad SAW yang yang membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dan penuh dengan pengetahuan seperti pada saat ini dan semoga kita semua mendapat syafaatnya. Amin ya rabbal alamin.

Penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah semata karena sesungguhnya tanpa kehendak-nya segala sesuatu tidak mungkin terjadi. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Betapa pun hebatnya manusia, tak ada yang bisa melakukan segala sesuatunya sendiri tanpa bantuan orang lain. untuk itu perkenankanlah penulis secara khusus dengan hormat dan bangga menyampaikan ucapan terima kasih yang mendalam kepada:

(7)

iii

2. Dr. Arief Subhan MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

3. Pembantu Dekan Bidang Akademik, Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum dan Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

4. Drs. Zumroni, MSi, selaku Kepala Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. 5. Umi Musyarofah MA, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam

yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan perkuliahan ini. terutama dalam pengurusan nilai-nilai kuliah.

6. Dr. Armawati Arbi, M. Si selaku dosen pembimbing skripsi, terima kasih untuk waktunya, untuk motivasinya, untuk masukannya yang dengan sabar memberikan petunjuk, arahan serta bimbingan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu, pengalaman dan wawasan serta kontribusi yang tak ternilai harganya. Semoga menjadi amal ibadah yang tak akan terputus. dan tidak lupa pula kepada seluruh staff dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, juga para staff perpustakaan Fakultas maupun Universitas yang telah memberikan pelayanan kepada penulis selama menjalani studi di kampus.

(8)

iv

saudara-saudaraku. Terima kasih atas semua dukungan kalian selama ini. Semoga hal baik yang ada dalam diri penulis, bisa menjadi contoh yang baik pula untuk kalian, khususnya untuk adikku yang masih studi, semangat terus untuk jadi yang sukses dunia akhirat. Amin...

9. Untuk Dewi Angela terimakasih buat dukungan moril maupun materil yang diberikan, terima kasih buat waktunya selama ini dalam menemani menyelesaikan skripsi.

10.Teman-teman KPI D Best angkatan 2008 semua yang telah sama-sama berjuang dalam menempuh pendidikan di UIN Jakarta. Terima kasih selalu menemani dan selalu bawel dalam memberikan semangat dalam mengerjakan skripsi.

Akhir kata, hanya do’a dan harapan yang dapat penulis panjatkan, semoga

semua kebaikan kalian senantiasa Allah balas dengan limpahan karunia dan keberkahan bagi kita semua. Amin Amin Yaa Rabbal ‘alamiin…

Jakarta, 15 Juli 2013

(9)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Metodologi Penelitian... 7

F. Tinjauan Pustaka... 12

G. Sistematika Penulisan... 14

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Teori Naratif... 16

B. Pengertian Analisis Isi... 22

C. Pesan Dakwah... 24

1.Pengertian Dakwah... 24

2. Pengertian Pesan Dakwah... 24

3. Unsur-Unsur Dakwah... 30

4. Tujuan Dakwah... 32

D. Novel... 34

1. Pengertian Novel... 34

2. Unsur-Unsur dalam Novel... 35

3. Novel Sebagai Media Dakwah... 40

BAB III GAMBARAN UMUM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH A. Biografi Tere Liye... 42

(10)

vi

BAB IV ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH

A. Temuan Data Dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah... 41

B. Pesan Dakwah Dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah... 53

C. Pesan Dakwah Yang paling Dominan Dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah... 58

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 63

B. Saran... 63

DAFTAR PUSTAKA... 65

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah.

Dahulu aktivitas dakwah hanya dilakukan melalui lisan, yakni informasi disampaikan melalui mulut ke mulut. Kini aktivitas dakwah tersebut berkembang sesuai perkembangan zaman. Kegiatan dakwah pada saat ini tidak hanya dilakukan dengan cara penyampaian melalui lisan saja, dakwah juga dapat disampaikan melalui media massa,seperti surat kabar, koran, majalah, televisi, radio, internet. dan juga karya sastra seperti novel. Dakwah merupakan suatu bentuk proses penyampaian ajaran islam. Dakwah Islam adalah dakwah ke arah kualitas puncak dari nilai-nilai kemanusiaan dan peradaban.1

Karya sastra terbagi beberapa macam diantaranya cerpen, puisi, novel dan drama. Dalam penelitian ini peneliti akan membedah suatu novel. Novel merupakan cerita prosa tentang kehidupan manusia seperti halnya cerpen. Perbedaannya novel memiliki cerita lebih panjang dibandingkan cerpen, tetapi isinya lebih terbatas daripada roman. Novel sebagai salah satu dari seni karya sastra saat ini tidak hanya dapat dijadikan sebagai media komunikasi untuk menyampaikan pesan yang tersirat pada tulisan yang tercantum dalam novel tersebut.

Novel sebagai salah satu karya sastra merupakan hasil cipta atau karya manusia yang dapat dituangkan melalui ekspresi yang berupa tulisan yang

1

Muhammad Al-Bahy, Islam Agama Dakwah Bukan Revolusi, (Jakarta: Kalam Mulia,

(12)

2

menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Selain itu karya sastra juga merupakan hasil karya seseorang yang diekspresikan melalui tulisan yang indah, sehingga karya yang dinikmati mempunyai nilai estetis dan dapat menarik para pembaca.

Salah satu sifat yang dominan dari sebuah novel ialah mampu merubah pandangan hidup ataupun cara berfikir pembacanya, oleh karena itu novel merupakan salah satu bentuk sarana yang efektif dalam menyampaikan suatu pesan diantaranya pesan-pesan dakwah ataupun moral yang bertujuan untuk mengubah prilaku seseorang ke arah yang lebih baik.

Novel merupakan segmentasi remaja Indonesia yang telah menjadi buah bibir saat ini. Terhitung dengan mulai keluarnya novel yang berjudul ayat-ayat cinta karya Habiburrahman yang kemudian diangkat ke layar lebar, disusul dengan novel ketika cinta bertasbih dengan pengarang yang sama. Dan banyak lagi novel-novel bernuansa islam yang berpredikat best seller. Tingginya apresiasi masyarakat terhadap novel menjadikan motivasi bagi peneliti untuk menyampaikan berbagai pesan melalui novel.

(13)

3

belakangi oleh motivasinya untuk menyampaikan pesan yang terkandung di dalamnya ataupun yang sedang berlangsung.2

Di era modern saat ini, dakwah harus dikemas dengan berbagai cara dan sarana, agar dakwah terlihat menarik, lebih efektif dan juga tidak ketinggalan zaman. Sehingga diharapkan dakwah yang mengajarkan ajakan kebaikan bisa sampai kepada seluruh lapisan golongan masyarakat.

Ada anggapan bahwa siapapun yang menguasai informasi maka ia akan menjadi penguasa dunia. Anggapan ini menggugah umat muslim agar bisa memanfaatkan kekuatan media massa untuk memaksimalkan dakwah islam ke semua lapisan golongan masyarakat. Novel sebagai karya sastra media cetak melalui tulisan-tulisannya dan bentuk katanya memungkinkan kita memaksimalkan pemikiran-pemikiran yang ada dalam tulisan.

Manusia sebagai makhluk yang mempunyai sifat bosan dan jenuh atas sesuatu hal yang monoton perlu dijejali oleh suasana baru seperti halnya mendengarkan atau menyerap pesan dakwah. Dakwah pun membutuhkan modifikasi atau dakwah harus mempunyai ragam dan cara yang berbeda-beda agar sifat manusia yang bosan dan jenuh itu tidak muncul.

Saat ini masih banyak orang yang membaca sebuah karya sastra sekedar hiburan saja, tanpa berusaha untuk merenungkan apa pesan yang terkandung di

2

Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Jogjakarta: Gajah Mada University Press,

(14)

4

dalamnya. Dalam hal ini peneliti berusaha untuk menggali isi pesan yang terdapat dalam sebuah novel atau karya sastra.

Novel yang menceritakan sebuah kehidupan yang tidak bisa kita bayangkan, dimana terdapat sebuah keluarga kaya raya, mempunyai kekurangan bernama Melati. Melati adalah seorang putri tunggal yang memiliki keterbatasan dengan kekurangan fisiknya yang buta, tuli, dan bisu.

Berbagai macam dokter telah didatangkan namun apa daya, Melati masih belum dapat disembuhkan. Hingga suatu saat bunda mendengar kabar ada pemuda yang sangat dekat dengan anak, dia bisa mengetahui dan meluluhkan hati anak-anak. Pemuda itu bernama karang.

Kejadian 3 tahun sebelumnya pemuda itu mengalami tragedi yang menyebabkan anak didiknya meninggal dan membuat dirinya sendiri frustasi. Hal itu tidak menyurutkan bunda untuk datang ke Karang memohon bantuan dalam membantu mengajarkan Melati mengenal bunda, ayah, dan tentunya sang pencipta.

(15)

5

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengambil judul pada penelitian ini yaitu “ANALISIS ISI TERHADAP PESAN DAKWAH DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah maka penulisan yang tepat dalam pembatasan skripsi ini, masalah yang akan dibatasi adalah pesan dakwah yang terdapat pada novel Moga Bunda Disayang Allah dengan menggunakan pendekatan analisis isi kuantitatif dan metode random sampling (sampel secara acak).

2. Perumusan Masalah

Dengan Demikian untuk lebih memperjelas penelitian ini maka penulis merumuskan beberapa permasalahan, yaitu:

a. Apa saja isi pesan dakwah yang terdapat dalam novel Moga Bunda Disayang Allah?

b. Pesan apakah yang paling dominan dalam novel Moga Bunda Disayang Allah ?

C. Tujuan penelitian

(16)

6

1. untuk mengetahui pesan dakwah yang terkandung dalam novel Moga Bunda Disayang Allah

2. untuk mengetahui pesan dakwah yang paling dominan. D. Manfaat penelitian

1. Manfaat akademis

Penelitian ini dapat menjadi sebuah kajian yang menarik dalam menempatkan novel sebagai salah satu media penyampaian pesan yang diharapakan memberikan kontribusi yang positif pada khazanah keilmuan dalam bidang pendidikan, moral dan dakwah melalui novel. Serta dapat menambah wawasan bagi penulis dan pembacanya.

2.Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan menambah wawasan untuk mahasiswa dan elemen masyarakat luas tentang bagaimana kita tetap menerapkan ajaran-ajaran Islam dan menempatkan moral yang baik dalam kehidupan sehari-hari serta memberikan motivasi kepada para penulis untuk terus berkreasi menciptakan novel yang mendidik.

E. Metodologi penelitian. 1. Pendekatan Penelitian

(17)

7

melukiskan berbagai jenis isi yang didefinisikan, yang akhirnya akan melahirkan generalisasi.

2. Metode Penelitian

Metode yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analysis), yaitu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi atau disebut juga dengan content analysis yang bersifat kuantitatif, Adapun pengertian isi yang nyata di sini merupakan isi yang tersurat, yang berarti isi tersebut harus di-coding seperti apa adanya yang tersurat (tampak), bukan seperti yang dirasakan peneliti. Metode analisis ini digunakan untuk menelaah isi dari suatu dokumen, dalam penelitian ini dokumen yang dimaksud adalah novel Moga Bunda Disayang Allah.

Krippendorf mengemukakan kajian isi adalah tekhnik penelitian yang dimanfaatkan menarik kesimpulan yang dapat ditiru dan sahih data atas dasar konteksnya, sedangkan R.Holsty memberikan definisi bahwa kajian isi adalah tekhnik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan sistematis.3 3. Subjek dan objek penelitian

Subjek dan objek penelitian adalah sumber tempat memeroleh data. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah novel Moga Bunda Disayang Allah dan sebagai objek penelitiannnya adalah isi pesan yang ada pada

3

Soejono & Abdurrahman, Metode Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), cet. Ke

(18)

8

pembahasan yang terpilih dengan cara random sampling dalam novel Moga Bunda Disayang Allah.

4. Teknik pengumpulan data

Studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data-data berupa buku-buku penelitian, buku dakwah, buku komunikasi, dan buku-buku novel, serta data tentang novel yang didapat dari internet.

Langkah-langkah pengumpulan data yakni membaca novel Moga Bunda Disayang Allah secara berulang-ulang kemudian mencatat kalimat-kalimat yang menyatakan isi pesan yang mengandung nilai dakwah.

5. Teknik pengolahan data a. Kategorisasi

(19)

9

No Kategorisasi

1 Aqidah

2 Akhlak

3 Syariah

Berdasarkan kategorisasi tersebut penulis membuat definisi operasional sebagai berikut:

1) Aqidah, yaitu iman kepada Allah, iman kepada malaikat-malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada rasul-rasul Allah, iman kepada hari akhir (kiamat) dan iman kepada qada dan qadar.

2) Akhlak, adalah sifat yang tertanam dalam diri manusia. Sifat tersebut dapat dinilai baik dan buruk dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan norma agama.

3) Syariah, yang dimaksud dengan syariah yaitu aturan atau undang-undang yang turun dari Allah untuk mengatur hubungan sesama manusia dengan Tuhannya, mengatur hubungan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan alam semesta. Syariah yaitu berhubungan dengan amal lahir (nyata) dalam rangka menaati semua peraturan dan hukum Allah dalam mengatur pergaulan hidup antar sesama manusia. 4

4

(20)

10 b. Penjurian atau koder

Untuk memperoleh realibilitas dan validitas kategori isi pesan dalam novel Moga Bunda Disayang Allah , penulis mengadakan pengujian kategori pada tiga orang juri atau koder yang dipilih dari orang yang dianggap kredibel. Hasil kesepakatan tim juri tersebut dijadikan sebagai koefisien reabilitas. Untuk mencapai koefisiensi rebilitas kategori antar juri, peneliti menggunakan rumus Holsty (1969:17-150)5

Koefisien Reabilitas : 2M

N1+N2

Keterangan:

2M = Nomor yang sama antar juri

N1+N2 = Jumlah item yang dibuat oleh tim juri M = Kesepakatan antar juri

N = Jumlah yang diteliti

Setelah itu diperoleh data-data nilai keputusan antar juri (komposit reabilitas), dengan menggunakan rumus:

Komposit Reabilitas : N (x antar juri) 1+(N-1)(x antar juri) Keterangan :

5

Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet-1,

(21)

11 N = Jumlah juri

X = Rata-rata koefisien reabilitas antar juri 5. Teknik analisa data

Data yang sudah terkumpul diperoleh dari penilaian juri akan diamati, dihitung dan diberi nilai untuk mengetahui distribusi frekuensi masing-masing dan termasuk mengetahui koefisien reliabilitas tiap juri. Antar juri 1 dan 2, 2 dan 3, 1 dan 3. Koder yang terdiri dari juri I, Solihin (Ustadz dan Tokoh Masyarakat), juri II Martcy Chrisna Dwi Putranti (Guru), juri III Firmansyah (Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Menampilkan cerita dari sub judul berdasarkan kategorisasi secara sistematik, dari hal ini maka dibuat kategorisasi nilai akidah, akhlak dan syariah untuk mengamati isi pesan pada novel Moga Bunda Disayang Alllah.

6. Pedoman Penulisan

Isi penulisan ini akan ditulis berdasarkan penulisan skripsi yang mengacu pada pedoman penulisan skripsi, tesis, dan disertasi yang berlaku di UIN Jakarta yaitu CeQDa.6

G. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skripsi ini penulis sudah mengadakan tinjauan pustaka ke perpustakaan yang terdapat di Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Menurut

6

(22)

12

pengamatan penulis dari hasil observasi yang telah penulis lakukan sampai saat ini tidak menemukan judul yang serupa dengan judul yang penulis ajukan.

Penelitian mengenai analisis media cetak terutama novel-novel memang telah banyak di temui, khususnya difakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Jakarta, namun tidak mengecilkan hati dan minat penulis untuk meneruskan penelitian ini karena beberapa hal yang penulis anggap menjadi kelebihan dari novel-novel yang lain. Dan berikut beberapa karya tulisan yang menjadi tolak ukur diantaranya adalah.

Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah El-Khalieqy, skripsi yang ditulis oleh Siti Rizkia Kamilah, jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dengan judul, yang isinya menjelaskan tentang isi pesan dakwah yang terkandung dalam novel dan menggunakan kategorisasi Aqidah, akhlaq dan syariah.7

Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Novel “Gadis Pantai” karya Pramoedya Ananta Toer, di tulis oleh Toni Sultoni, 2007 membahas tentang pesan dakwah yang terdapat dalam novel “ Gadis Pantai”. Secara garis besar pembahasan terlihat lebih kepada pesan moral yang terdapat dalam novel gadis pantai metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan 3 korder/juri.8

7

Siti Rizkia Kamilah, Skripsi Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel Perempuan Berkalung

Sorban Karya Abidah El-Khalieqy (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah). 8

Toni Sultoni, Skripsi Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel Gadis Pantai, (Jakarta:

(23)

13

Analisis isi pesan dakwah dalam Novel “ketika mas gagah pergi” karya

Helvy Tiana Rosa yang diteliti oleh Dina Kusumaningrum 2009, pada penelitian ini hanya dibatasi pada salah satu novel karya Helvy Tiana Rosa. Metode yang digunakan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan 3 korder/juri. Dan membahas pesan dakwah paling dominan antar ketiga kategori tersebut. 9

Pada penelitian sebelumnya hampir semua menekankan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian sebelumnya semua menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menekankan penelitian dalam segi keagamaan, sedangkan peneliti dalam penelitian mengungkap pesan-pesan yang tetap menyangkut pada aspek keagaman dan moral. Peneliti menganalisa tentang novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere-Liye. Peneliti memilih judul tersebut dilihat dari judulnya menarik untuk diteliti. Juga dikarenakan belum adanya yang menganalisa tentang novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere-Liye. Dan di dalam novel tersebut diharapkan dapat menjadi contoh melalui tokoh dan kisahnya.

Demikian alasan penulis dalam mengajukan judul skripsi “Analsisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah.”

H. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis membagi pembahasan menjadi 5 bab yang meliputi:

BAB I PENDAHULUAN

9

Dina Kusumaningrum, Skripsi Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel Ketika Mas Gagah

(24)

14

Membahas tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Membahas tentang pengertian analisis isi, pengertian dakwah, pengertian pesan dakwah, unsur-unsur dakwah, novel sebagai media dakwah, pengertian novel, pengertian novel islam, unsur-unsur dalam novel.

BAB III GAMBARAN UMUM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG

ALLAH

Membahas tentang latar belakang kehidupan Tere-Liye dan karya-karyanya, seputar novel Moga Bunda Disayang Allah.

BAB IV ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE-LIYE

Pembahasan pesan dakwah, kategori pesan dakwah dan pesan dominan dalam novel Moga Bunda Disayang Allah.

BAB V PENUTUP

[image:24.612.101.533.176.597.2]
(25)

15

BAB II

LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEP A. Teori Naratif

Teori ini dikembangkan oleh Walter Fisher. Walter Fisher yang lebih suka menyebut teori ini sebagai paradigma naratif. Teori ini mengemukakan keyakinan bahwa manusia adalah seseorang pencerita dan bahwa pertimbangan akal ini, emosi, dan estetika menjadi dasar keyakinan dan perilaku kita. Akar pemikiran Fisher berupaya menggambarkan dan menjelaskan komunikasi sebagai storytelling. Dalam pandangannya, Storytelling bukanlah aktivitas sesaat, melainkan proses yang terus-menerus di mana kita merasakan dunia dan berkomunikasi satu sama lainnya.1

Manusia lebih mudah terbujuk oleh sebuah cerita yang bagus dari pada argument yang baik. Mengkonsepkan bahwa manusia adalah pencerita dan manusia mengalami kehidupan dalam suatu bentuk narasi. Fisher mendefenisikan narasi sebagai tindakan simbolik (kata - kata) dan atau tindakan yang memiliki rangkaian serta makna bagi siapapun yang hidup, mencipta atau memberi interpretasi (Fisher, 1987:58). Ini merupakan cara pandang yang sangat luas dalam melihat narasi. Oleh karena itu, hampir sulit untuk tidak mengidentifikasi komunikasi sebagai narasi.2

Logika narasi lebih dipilih dibandingkan logika tradisional yang digunakan dalam argumentasi. Logika narasi (logika dari pemikiran yang luas), menyatakan bahwa orang menilai kredibilitas pembicara melalui apakah ceritanya runtut (mempunyai koherensi) dan terdengar benar

1

West, Richard dan Turner, Lynn. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi,

(Jakarta: Salemba Humanika), Edisi 3, 2008, h. 44.

2

(26)

16

(mempunyai ketepatan). Paradigma atau naratif memungkinkan sebuah penilaian demokratis terhadap pembicara karena tidak ada seorang pun yang harus dilatih secara khusus agar mampu menarik kesimpulan berdasarkan konsep koherensi dan kebenaran.3

1. Asumsi Dasar Teori Naratif:

Ada lima asumsi dasar teori naratif, antara lain:4

a. Manusia pada dasarnya adalah makhluk pencerita. Fisher (1987) mengatakan bahwa manusia merupakan homo narrans sebagai metafora untuk menjelaskan kemanusiaan. Cerita merupakan hal mendasar dalam hidup yang mempengaruhi, menggerakkan, dan membentuk dasar keyakinan dan tindakan kita. Dalam berkomunikasi dengan dengan pihak lain, manusia juga memposisikan dirinya sebagai pencerita tersebut. Fisher memunculkan asumsi demikian karena berdasar pengamatannya naratif bersifat universal, ditemukan dalam semua budaya dan periode waktu. Dalam hal ini Elkins (dalam Turner, 2008) mengatakan bahwa manusia pada dasarnya menggunakan cerita dalam semua aspek kehidupan keseharian kita, untuk menghabiskan waktu, menyampaikan informasi, untuk menempatkan diri di sebuah tempat, keluarga, dan komunitas. b. Keputusan mengenai harga dari sebuah cerita didasarkan pada

“pertimbangan sehat” (good reasons). Yang dimaksud pertimbangan yang sehat adalah individu membuat keputusan mengenai cerita mana yang akan diterima dan mana yang ditolak berdasarkan apa yang masuk akal bagi dirinya. Asumsi ini memberitahu kepada kita bahwa tidak semua

3

West, Richard dan Turner, Lynn. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, h.

46.

4

(27)

17

cerita itu sama atau sebanding dalam hal efektivitasnya, sebaliknya faktor dalam pemilihan cerita dibuat berdasarkan alasan-alasan yang bersifat personal dibanding daripada berdasarkan pemikiran yang logis. Semua orang mempunyai kapasitas untuk menjadi rasional dalam paradigma naratif. Karena ukuran rasionalitas dalam paradigma naratif berbeda dengan ukuran rasionalitas tradisional yang mendasarkan pada logika formal. Setiap orang mengambil keputusan-keputusan hidup menganggap cara berfikirnya logis dan rasional menurut ukuran personal orang bersangkutan.

c. Pertimbangan yang sehat ditentukan oleh sejarah, biografi, budaya dan karakter. Asumsi ini memperjelas bahwa ukuran rasionalitas manusia itu tidak sama satu sama lain. Masing-masing orang mempunyai ukuran dan jenis rasionalitasnya sendiri. Munculnya rasionalitas tertentu pada seseorang tergantung konteks di mana mereka terikat.

d. Rasionalitas didasarkan pada penilaian orang mengenai konsistensi dan kebenaran sebuah cerita. Orang akan mempercayai sebuah cerita selama cerita tersebut terlihat konsisten secara internal dan dapat dipercaya. Yang perlu digarisbawahi di sini bahwa rasionalitas yang dimaksud dalam paradigma naratif ini berbeda dengan rasionalitas tradisional. Sebuah cerita dikatakan runtut ketika pencerita tidak meninggalkan detail-detail yang penting atau mengkontradiksi elemen-eleman dalam cerita dengan cara apapun.

(28)

18

yang diisi dengan cerita, dan kita harus memilih dari cerita yang ada, dan ketika kita memilih cerita-cerita tersebut, kita akan mengalami kehidupan secara berbeda, juga memungkinkan untuk menciptakan ulang kehidupan kita.5

2. Konsep Dasar Teori Naratif

Beberapa konsep kunci yang membentuk inti dari kerangka pendekatan naratif, yaitu:6

a. Konsep narasi. Dalam perspektif Fisher narasi lebih dari sekedar cerita yang memiliki plot dengan awal, pertengahan dan akhir. Melainkan, mencakup deskripsi verbal atau nonverbal apapun dengan urutan kejadian yang oleh pendengar diberi makna. Hal ini tentunya Fisher menunjuk bahwa Semua komunikasi adalah narrative (cerita). Dia beragumen bahwa narrative bukanlah gender tertentu tetapi lebih kepada cara dari pengaruh sosial.

b. Rasionalitas Naratif. Standar untuk menilai cerita mana yang dipercayai dan mana yang diabaikan. Karena kehidupan kita dialami dalam naratif, kita membutuhkan metode untuk menilai cerita mana yang kita percayai dan mana yang tidak kita perhatikan. Fisher manyatakan bahwa tidak semua cerita sama atau tidak semua cerita memiliki power yang sama untuk bisa dipercayai. Fisher mengidentifikasi dua hal prinsip dalam rasionalitas naratif, yakni koherensi (coherence) dan kebenaran (fidelity). c. Koherensi, adalah konsistensi internal dari sebuah naratif. Prinsip

rasionalitas naratif yang menilai konsistensi internal dari sebuah cerita.

5

West, Richard. 2008. Pengantar Teori Komunikasi – Teori dan Aplikasi, h. 50.

6

(29)

19

Prinsip koherensi merupakan standar yang penting dalam menilai rasionalitas naratif, yang pada akhirnya akan menentukan apakah seseorang menerima naratif tertentu atau menolaknya. Koherensi sering kali diukur oleh elemen-elemen organisasional dan struktural dari sebuah naratif. Sehingga koherensi didasarkan pada tiga tipe konsistensi yang spesifik, yaitu:

1) Koherensi struktural, berpijak pada tingkatan di mana elemen-elemen dari sebuah cerita mengalir dengan lancar. Suatu jenis koherensi yang merujuk pada aliran cerita. Ketika cerita membingungkan, ketika satu bagian tidak tersambung dengan bagian berikutnya, atau ketika alurnya tidak jelas, maka cerita itu kekurangan koherensi struktural.

2) Koherensi material, merujuk pada tingkat kongruensi antara satu cerita dengan cerita lainnya yang sepertinya berkaitan dengan cerita tersebut. jenis koherensi yang merujuk pada kongruensi antara satu cerita dan cerita lainnya yang berkaitan. Jika semua cerita kecuali satu menyatakan masalah bahwa seorang teman telah memberikan informasi yang keliru sehingga menimbulkan situasi yang memalukan bagi yang seorang lagi, anda cenderung tidak akan memercayai satu cerita yang berbeda sendiri tersebut. Anda akan percaya bahwa cerita yang berbeda ini kekurangan koherensi material.

3) Koherensi karakterologis, merujuk pada dapat dipercaya karakter-karakter di dalam sebuah cerita. Jenis koherensi yang merujuk pada dapat dipercayainya karakter-karakter di dalam cerita.7

7

(30)

20

d. Logika dan Good Reasons (Logika dengan pertimbangan yang sehat), adalah seperangkat nilai untuk menerima suatu cerita sebagi benar dan berharga untuk diterima: memberikan suatu metode untuk menilai kebenaran. Prinsip rasionalitas naratif yang menilai kredibilitas dari sebuah cerita. Fisher menyatakan bahwa ketika elemen-elemen sebuah cerita “merepresentasikan pernyataan-pernyataan akurat mengenai realitas sosial”, elemen tersebut memiliki kebenaran. Fisher menyatakan bahwa ketika naratif memiliki kebenaran, kebenaran adalah reliabilitas dari sebuah cerita. Naratif itu menyusun suatu pertimbangan yang sehat bagi seseorang untuk memegang keyakinan tertentu atau untuk mengambil tindakan, atau berarti bahwa pertimbangan yang sehat manapun setara dengan yang lainnya: ini berarti bahwa apapun yang mendorong orang untuk percaya sebuah naratif tergantung pada nilai atau konsepsi yang baik.8

Logika dari good reason berhubungan dengan ide Fisher akan ketepatan adalah metode utama yang ia kemukakan untuk menilai ketepatan naratif: logika pertimbangan yang sehat. Karena itu, logika bagi paradigma naratif membuat seseorang mampu menilai harga atau nilai dari cerita. Logika dari pertimbangan yang sehat, seperangkat nilai untuk menerima suatu cerita sebagai benar dan berharga untuk diterima: memberikan suatu metode untuk menilai kebenaran.9

Seperti yang diprediksikan oleh paradigma naratif, logika bagi paradigma naratif membuat seseorang mampu menilai harga atau nilai dari

8

Ibid., h. 52.

(31)

21

cerita. Cerita yang dikisahkan dengan baik terdiri atas rasionalitas naratif (memenuhi kriteria koherensi dan kebenaran) akan lebih menggugah bagi pembaca dibandingkan dengan kesaksian dari para ahli yang menyangkal akurasi faktual di dalam naratif itu.

B. Pengertian Analisis Isi

Analisis isi merupakan teknik penelitian untuk memperoleh gambaran isi pesan komunikasi massa yang dilakukan secara objektif, sitematik dan relevan secara sosiologis, uraian analisisnya boleh saja menggunakan tata cara pengukuran kuatitatif atau kualitatif atau bahkan keduanya sekaligus.10

Klaus Krippendorf mendefinisikan analisis isi sebagai teknik penelitian yang dimanfaatin untuk menarik kesimpulan yang reflisikatif (yang dapat ditiru) dan shohih dari data atas dasar konteksnya11.

Analisis isi (Content Analysis) adalah tekhnik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicable), dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya. Analisis isi berhubungan dengan komunikasi atau isi komunikasi. Logika dasar dalam komunikasi, bahwa setiap komunikasi selalu berisi pesan dalam sinyal komunikasinya itu, baik berupa verbal maupun nonverbal. Sejauh ini, makna komunikasi menjadi amat dominan dalam setiap peristiwa komunikasi.

Analisis isi dapat juga dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi seperti: surat kabar, buku, puisi, lagu, cerita, lukisan, pidato, surat, peraturan, undang-undang, musik dan lain-lain.

10

Zulkarnaen Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, (Jakarta: Universitas Terbuka,

1993), h.36.

11

Klaus Krippendorf,Analisis Isi Pengantar Teori Dan Metodelogi,PT.Remaja Graffindo

(32)

22

Berikut ini adalah tahapan-tahapan penulisan dalam menganalisa data: 1) Melakukan kategorisasi terhadap novel..

2) Memasukan data ke dalam lembar koding sesuai dengan ketegori yang telah ditentukan

3) Menentukan koder untuk mengisi lembar koding

4) Kemudian melakukan penghitungan,mendeskripsikan data yang telah diperoleh berdasarkan tema yang ditentukan dan kemudian, ditarik kesimpulan mengenai tema yang paling banyak muncul.

C. Pesan Dakwah

1. Pengertian dakwah

Secara etimologi dakwah berasal dari bahasa Arab “ da’ wah” yang

berarti Seruan, ajakan dan panggilan. Dengan demikian secara etimologi dakwah merupakan suatu proses penyampaian (tabligh) pesan-pesan tertentu yang berupa ajakan atau seruan dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut.12

Pengertian dakwah secara terminologi menurut beberapa ahli yang diantaranya adalah H. M Arifin mengatakan dakwah adalah kegiatan menyeru, baik dalam bentuk lisan dan tulisan, maupun tingkah laku dan lain sebagainya yang dilakukan secara individual atau kelompok. Supaya timbul dalam dirinya suatu pengetahuan kesadaran, sikap penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran agama, sebagai pesan yang disampaikan kepada mereka tanpa unsur paksaan.13

12

Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama 1997),cet-2,h.31

13

(33)

23

Secara umum definisi dakwah yang dikemukakan para ahli menunjuk pada kegiatan yang bertujuan perubahan positif dalam diri manusia. Perubahan positif ini diwujudkan dengan peningkatan iman, mengingat sasaran dakwah adalah iman. Dakwah sering dipahami sebagai upaya untuk memberikan solusi islam terhadap berbagai masalah dalam kehidupan. Untuk itu dakwah harus dikemas dengan cara yang menarik dan tampil secara aktual, faktual dan konstektual. Aktual berarti dapat memecahkan masalah-masalah yang kekinian dan hangat di tengah masyarakat. Faktual berarti konkret dan nyata, sedangkan konstektual dalam arti relevan dan menyangkut problema yang sedang dihadapi oleh masyarakat.14

Dakwah mengharapkan komunikannya bersikap dan berbuat sesuai dengan isi pesan yang disampaikan oleh komunikatornya. Dakwah merupakan komunikasi yang khas dengan cara pendekatan persuasif.

Maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan dakwah merupakan kegiatan menyeru atau mengajak orang lain baik secara individu ataupun kelompok, agar menjalankan syariat islam sebaik mungkin tentunya sesuai dengan pedoman Al-Qur‟an dan hadist dengan tujuan mendapatkan kehidupan yang berharga baik di dunia maupun di akhirat.

2. Pengertian Pesan Dakwah

Pesan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti suruhan, perintah, nasihat, harus disampaikan kepada orang lain.15 Dalam bahasa Inggris kata pesan adalah message yang memiliki arti pesan, warta, dan

14

Armawati Arbi, Dakwah dan Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003), cet.

Ke-1, h. 33 15

Wjs. Purwa Darminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : BalaiPustaka, 2005),

(34)

24

perintah suci. Ini diartikan bahwa pesan adalah perintah suci, dimana terkandung nilai-nilai kebaikan.

Menurut H.A.W. Widjaja mengartikan pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator.16 Penyampaian pesan dapat dilakukan melalui lisan, tatap muka, langsung atau menggunakan media tulisan.Isi pesan dapat berupa anjuran atau masukan. Onong Uchjana mengartikan pesan sebagai seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.17 Pesan adalah informasi yang akan dikirim kepada si penerima. Pesan ini dapat berupa verbal maupun nonverbal, pesan secara verbal dapat secara tertulis seperti buku. Beberapa bentuk pesan.

Pesan dalam Islam ialah nasehat, permintaan, amanah yang harus disampaikan kepada orang lain. sedangkan pesan dakwah adalah semua pernyataan yang bersumber dari Al-Qur‟an dan As-Sunnah baik secara tertulis maupun bentuk pesan-pesan (risalah).18

Pesan dakwah menurut Mustofa Bisri mengandung pengertian segala pernyataan yang berupa seperangkat lambang yang bermakna yang disampaikan untuk mengajak manusia agar mengikuti ajaran Islam dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari yang bertujuan untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.19

Dalam buku Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Wardi Bachtiar menjelaskan bahwa pesan dakwah tidak lain adalah Al-Islam yang bersumber

16

H.A.W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta : BumiAksara,

1997), cet.Ke-3, h.14 17

Onong Uhjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya,1997),cet. Ke-2, h. 43 18

Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), cet. ke-1.

hal 43. 19

(35)

25

dari Al-qur‟an dan Hadist sebagai sumber utama yang meliputi Aqidah, Syari‟ah dan Akhlak dengan berbagai sumber ilmu yang diperoleh darinya.20

Adapun pesan dakwah secara garis besar dapat dikelompokan sebagai berikut:

1. Tentang Aqidah

Secara etimologi, aqidah berasal dari kata Al-Aqdu yang berarti ikatan, kepastian, penetapan, pengukuhan dengan kuat, juga berarti yakin dan mantap. Sedangkan secara terminologi, terdapat dua pengertian, yaitu pengertian secara umum dan pengertia secara khusus. Secara umum, aqidah yaitu “pemahaman yang benar seperti keimanan dan ketauhidan kepada

Allah, iman kepada Malaikat, Rasul, Kitab-kitab Allah, Hari Akhir, serta Qada dan Qadar. Secara khusus akidah bersifat keyakinan bathiniyah yang mencakup ruku iman tapi pembahasannya tidak hanya tertuju pada masalah yang wajib diimani tetapi juga masalah-masalah yang dilarang oleh Islam”.21

a. Iman Kepada Allah

Iman kepada Allah adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah adalah Rabb dan Raja segala sesuatu, Dialah Yang Mencipta, Yang Memberi Rizki, Yang Menghidupkan, dan Yang Mematikan, hanya Dia yang berhak diibadahi. Kepasrahan, kerendahan diri, ketundukan, dan segala jenis ibadah tidak boleh diberikan kepada selain-Nya, Dia memiliki sifat-sifat kesempurnaan, keagungan, dan kemuliaan, serta Dia bersih dari segala cacat dan kekurangan.

20

Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Ciputat: Logos Wacana Ilmu,

1997), cet. Ke-1, hal.33-34 21

(36)

26

b. Iman Kepada Malaikat

Iman kepada malaikat adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah memiliki malaikat-malaikat, yang diciptakan dari cahaya. Mereka, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah, adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan. Adapun yang diperintahkan kepada mereka, mereka laksanakan. Mereka bertasbih siang dan malam tanpa berhenti. Mereka melaksanakan tugas masing-masing sesuai dengan yang diperintahkan oleh Allah. Jadi, setiap gerakan di langit dan di bumi, berasal dari para malaikat yang ditugasi di sana, sebagai pelaksanaan perintah Allah.

c. Iman Kepada Kitab

Maksudnya adalah, meyakini dengan sebenarnya bahwa Allah memiliki kitab-kitab yang diturunkan-Nya kepada para nabi dan rasul-Nya, yang benar-benar merupakan Kalam (firman, ucapan)-Nya. Ia adalah cahaya dan petunjuk. Apa yang dikandungnya adalah benar. Tidak ada yang mengetahui jumlahnya selain Allah.

d. Iman Kepada Rasul

Rasul dan nabi sama-sama mendapatkan wahyu, tetapi sering kali seorang Nabi diutus Allah kepada kaum yang memang sudah beriman sehingga perannya hanya menjalankan syari‟ah yang sudah ada itu dan tidak

(37)

27

e. Iman Kepada Hari Akhir

Beriman kepada Hari Akhir artinya meyakini dengan teguh apa yang diberitakan oleh Allah dalam kitab-Nya dan apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya terkait dengan peristiwa yang terjadi sesudah mati, mulai fitnah kubur, azab dan nikmat kubur dan seterusnya sampai surga dan neraka.

f. Iman Kepada Qada dan Qadar

Pengertian Qadha dan Qadar Menurut bahasa Qadha memiliki beberapa pengertian yaitu: hukum, ketetapan,pemerintah, kehendak, pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah Islam, yang dimaksud dengan qadha adalah ketetapan Allah sejak zaman Azali sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yang berkenan dengan makhluk. Sedangkan Qadar arti qadar menurut bahasa adalah: kepastian, peraturan, ukuran. Adapun menurut Islam qadar perwujudan atau kenyataan ketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam kadar dan berbentuk tertentu sesuai dengan iradah-Nya. 2. Tentang Akhlak

Secara etimologi akhlak berarti budi pekerti, peringai, prilaku, atau tabiat. Secara umum ada beberapa definisi tentang akhlak: Menurut Ibrahim Anis, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah perbuatan-perbuatan, baik ataupun buruknya tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.22

Akhlak adalah kekuatan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan menyatu, membentuk suatu

22

Tutty Alawiyah, Strategi Dakwah di Lingkungan Majlis Taklim (Bandung: Mizan,

(38)

28

kesatuan tindak akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian. Dari kelakuan itu lahirlah perasaan moral yang terdapat di dalam diri manusia sebagai firtah, sehingga ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang bermanfaat dan mana yang tidak berguna, mana yang cantik dan mana yang buruk.

Pada dasarnya akhlak itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

a. Akhlak yang baik atau terpuji (Al-Akhlaqul Mahmudah) yaitu, perbuatan baik terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhluk lainnya.

b. Akhlak yang buruk atau tercela (Al-Akhlaqul Madzmumah) yaitu, perbuatan buruk terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhuk lainnya.23 3. Tentang Syariah

Syariah secara bahasa berarti jalan keluarnya air minum, secara istilah syariah adalah segala sesuatu yang disyariatkan Allah kepada hamba-hamba-Nya, termasuk peraturan-peraturan dan hukum segala hal yang telah ditetapkan oleh Allah. Syariah sangat erat hubungannya denga akidah, kalau akidah adalah iman atau keyakinan maka syariah adalah hal yang perlu dilakukan sesudah keimanan, yakni amal shaleh atau perbuatan sehari-hari sesuai dengan syariat Islam, seperangkat aturan yang mengatur kehidupan manusia dari segala aspek.

3. Unsur-Unsur Dakwah

Unsur-unsur dakwah adalah faktor atau muatan-muatan yang mendukung aktivitas dakwah itu sendiri, artinya satu kesatuan yang saling

23

(39)

29

mendukung dan mempengaruhi antara unsur satu dengan yang lainya, antara lain :

a. Subjek Dakwah

Yang dimaksud dengan subjek dakwah adalah da‟i. Da‟i adalah orang

yang melaksanakan dakwah baik lisan maupun tulisan atau pun perbuatan baik secara individu, kelompok atau berbentuk organisasi atau lembaga. Da‟i

sering disebut kebanyakan orang dengan mubaligh (orang yang meyampaikan ajaran Islam).

b. Objek Dakwah

Mad‟u atau (objek dakwah) adalah isim maf‟ul dari kata da‟a berarti

orang yang diajak, atau yang dikenakan perbuatan dakwah mad‟u adalah

objek sekaligus subjek dakwah. Mad‟u yaitu orang-orang yang menjadi sasaran dakwah atau penerima dakwah, baik sebagai individu maupun kelompok, baik yang beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan.24

c. Materi dakwah

Materi dakwah atau disebut juga dengan isi pesan dakwah yaitu segala sesuatu yang disampaikan oleh da‟I kepada mad‟u yang sesuai dengan Al -Qur‟an dan hadist.

Secara global pada dasarnya materi dakwah Islam dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu:

24

(40)

30

1. Masalah Keimanan (Aqidah), adalah “pokok kepercayaan dalam agama Islam. Dalam Islam aqidah merupakan I‟tiqad bathiniyyah yang

mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya dengan rukun Iman” 2. Masalah KeIslaman (Syariah), adalah “seluruh hukum dan

perundang-undangan yang terdapat dalam Islam, baik yang berhubungan manusia dengan Tuhan, maupun antar manusia itu sendiri.”

3. Masalah Budi Pekerti (Akhlaqul Karimah), adalah “dalam aktivitas

dakwah merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan dan keislaman seseorang.”25

d. Metode Dakwah

Secara etimologi, metode berasal dari bahasa Yunani, motodos yang artinya cara atau jalan. Jadi metode dakwah adalah jalan atau cara untuk mencapai tujuan dakwah yang dilaksanakan secara efektif dan efisien.26

Menurut H. Toto Tasmara, metode dakwah adalah cara-cara tertentu seorang da‟i (komunikator) kepada mad‟u untuk mencapai suatu tujuan atas

dasar hikmah dan kasih sayang.27

Bagaimana pun caranya. Ada beberapa dasar metode dalam melakukan dakwah yang lebih efisien, diantaranya adalah:

1) Metode Ceramah

25

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah,2009), h. 113.

26

Ibid, 96 27

(41)

31

Metode seperti ini biasanya dilakukan oleh para penceramah yang berhadapan langsung dengan masyarakat (Mad‟u), teknik seperti ini biasanya

para penceramah sudah memepersiapkan materi yang disampaikan. 2) Metode Konseling

Metode yang dilakukan dengan bertukar pikiran antara dia orang inividu, dimana seorang konselor berusaha membantu kepada kliennya dalam memecahkan masalah. Disinilah peran seorang konselor yang harus bisa berperan dalam menjalankan dakwahnya ketika berhadapan langsung dengan kliennya.

3) Metode Karya Tulis

Dakwah dalam kategori bil al-qalam tentu sangat efektif jika dalam karya tulis akan kita sampaikan berbagai media, baik media cetak maupun media lainnya, tulisan yang mengandung unsur dakwah tersebut senantiasa dibuat sedemikian menarik sehingga unsur dakwah yang dimasukan dalam karya tulis tersebut bisa mencera pola pikir para pembacanya.

4. Tujuan Dakwah

Dakwah bertujuan menciptakan suatu tatanan kehidupan individu dan masyarakan yang aman, damai dan sejahtera yang dinaungi oleh kebahagiaan, baik jasmani maupun rohani, dalam pancaran sinar agama Allah dengan mengharap ridho-Nya.28

Tujuan dakwah adalah suatu faktor yang menjadi pedoman arah proses yang dikendalikan secara sistematis dan konsisten. Dalam kegitan dakwah selalu terjadi proses interaksi, yaitu antara hubungan Da‟i dengan Mad‟u

28

Bambang S.Maarif, Komunikasi Dakwah “Paradigma Untuk Aksi”, (Bandung:Remaja

(42)

32

(objek dakwah) di pihak lain. Interaksi dalam proses dakwah ini ditujukan memengruhi Mad‟u yang aka membawa perubahan sikap dengan tujuan

dakwah itu mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Selain itu tujuan dakwah dapat dilihat dari dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dakwah adalah mengajak umat manusia (meliputi orang mu‟min maupun orang kafir atau musyrik) kepada jalan yang

benar yang diridhai Allah SWT,29 sedangkan tujuan khusus dakwah itu sendiri adalah mengajak umat Islam untuk selalu meningkatkan taqwanya kepada Allah SWT. Artinya mereka dihapkan agar senantiasa mengerjakan segala perintah Allah SWT, dan selalu mencegah atau meninggalkan perkara yang dilarang-Nya. Dengan demikian, tujuan dakwah adalah merubah perilaku sasaran dakwah agar menerima dan mengamalkan ajaran Islam dalam dataran kenyataan kehidupan sehari-hari, baik dengan masalah pribadi, keluarga ataupun permasalahan sosial yang berhubungan dengan masyarakat agar setiap kehidupan yang dijalankan penuh dengan keberkahan. Karena setiap aktivitas dakwah pasti memiliki tujuan yang harus dicapai, tujuan ini pun sudah pasti diperhitungkan para aktivis dakwah agar proses dakwah itu sendiri mencapai hasil serta efek yang diharapkan yaitu Islam yang kaffah.

D. Novel

29

Zaini Muhtaron, Dasar-dasar Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,

(43)

33

1. Pengertian Novel

Novel menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita seseorang dengan orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.30

Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita. Novel lebih panjang dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak.. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut.

Kata novel berasal dari bahasa Italia novella yang mempunyai arti kisah atau sepotong cerita, sedangkan dalam bahasa latin adalah novellus yang diturunkan dari kata “novies” yang berarti baru. Menurut Henry Tarigan dalam bukunya Prinsip-Prinsip Dasar Sastra dikatakan baru karena kalau dibandingkan jenis-jenis sastra lainnya seperti puisi, drama dan lain-lain, maka jenis novel ini muncul kemudian.

Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa narasi, bersifat imajinatif, ceritanya lebih panjang dari cerpen, merupakan peniruan dari kehidupan manusia, dan melibatkan banyak tokoh.31

Dari berbagai penjelasan di atas peneliti menyimpulkan Novel adalah salah satu bentuk dari sebuah karya sastra. Novel merupakan cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur instrinsik dan

30

DepDikNas, KamusBesarBahasa Indonesia, (Jakarta Balai Pustaka,2002),edisi

Ke-3.h.788

31

Ismail kusmayadi, think smart bahasa indonesia,(bandung:media grafindo pratama

(44)

34

ekstrinsik. Sebuah novel biasanya menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Dalam sebuah novel, si pengarang berusaha semaksimal mungkin untuk mengarahkan pembaca kepada gambaran-gambaran realita kehidupan melalui cerita yang terkandung dalam novel tersebut.

2. Unsur-Unsur Dalam Novel

Novel sebagai karya sastra yang berbentuk fiksi dibangun oleh dua unsur yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik, yang dimaksud unsur-unsur intrinsik dalam novel adalah unsur-unsur pembangun karya sastra yang dapat ditemukan di dalam teks novel itu sendiri. Adapun unsur-unsur intrinsik meliputi:

a. Tema

(45)

35

umum, sebuah karya novel. Gagasan dasar umum inilah yang tentunya telah ditentukan sebelumnya oleh pengarang yang dipergunakan untuk mengembangkan cerita. Dengan kata lain, cerita tentunya akan “setia”

mengikuti gagasan dasar umum yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga berbagai peristiwa-konflik dan pemilihan berbagai unsur intrinsik yang lain seperti penokohan, pelataran, dan penyudut pandangan diusahakan mencerminkan gagasan dasar umum tersebut.32

b. Amanat

Amanat adalah ajaran moral, pesan dan kesan yang ingin disampaikan pengarang melalui karyanya. Pesan dalam karya sastra bisa berupa kritik, saran, harapan, usul, dan lain-lain.

c. Tokoh

Tokoh adalah individu hasil ciptaan pengarang yang mengalami berbagai macam peristiwa. tokoh dalam karya sastra dibedakan menjadi tokoh utama, protagonis, antagonis, tritagonis, dan tokoh pembantu:

1) Tokoh utama adalah toko yang berpengaruh dalam suatu karya sastra. Tokoh utama biasanya mempunya frekuensi kemunculan yang lebih dalam cerita, namun tidak semua tokoh utama mempunyai frekuensi kemunculan yang lebih melainkan juga intensitas keterlibatan tokoh-tokoh didalam cerita.

2) Tokoh protagonis adalah tokoh yang dikagumi biasanya menjadi tokoh utama dengan pencitraan diri yang baik. Tokoh yang menjadi lawan dari tokoh antagonis.

32

Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Jogjakarta: Gajah Mada University

(46)

36

3) Tokoh antagonis adalah tokoh yang mempunyai perilaku berbanding terbalik dengan protagonis, biasanya pelaku sering memunculkan konflik dengan protagonis.

4) Tokoh tritagonis Adalah tokoh yang menjadi penengah antara tokoh protagonis dan tokoh antagonis.

5) Tokoh pembantu bertugas membantu pelaku utama dalam cerita. Tokoh pembantu bisa menjadi pahlawan atau penengah dalam suatu cerita.

d. Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa dalam cerita. Alur dapat disusun berdasarkan tiga hal.

1) Alur linear adalah alur dengan susuna peristiwa berdasarkan kronologis kejadian dan berdasarkan urutan waktu.

2) Alur kausal adalah rangkaian peristiwa yang saling berkaitan dengan berdasarkan hubungan sebab-akibat.

3) Alur tematik adalah alur berdasarkan tema suatu cerita. e. Latar

Latar adalah segala keterangan mengenai tempat, waktu dan sosial atau suasana dalam cerita. Latar merupakan salah satu bagian yang paling penting dalam sebuah cerita, karena latar atau setting dapat memengaruhi imajinasi pembaca. Latar atau setting cerita dibagi menjadi tiga, yaitu:

(47)

37

Tanpa latar tempat yang sesuai, jalan cerita akan menjadi hambar dan tidak mampu menarik perhatian pembaca.

2) Latar waktu adalah waktu tertentu ketika peristiwa dalam cerita itu terjadi. Latar waktu dapat berupa jam, hari, bulan, tahun bahkan zaman tertentu yang melatarbelakanginya.

3) Latar sosial atau suasana adalah salah satu unsur intrinsik yang berkaitan dengan kehidupan kemasyarakatan dan keadaan psikologis yang timbul dengan sendirinya bersamaan dengan jalan cerita. Hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat. Suatu cerita menjadi menarik karena berlangsung dalam suasana tertentu. Suasana dalam cerita biasanya dibangun bersama pelukisan tokoh utama. Dengan mengikuti kejadian demi kejadian yang dialami tokoh utama lalu terlarut dengan suasana cerita.

f. Sudut Pandang (Point Of View).

Sudut pandang adalah cara memandang dan menghadirkan tokoh-tokoh cerita dengan menempatkan dirinya pada posisi tertentu. Dalam hal ini, ada dua macam sudut pandang yang bisa dipakai:

1) Sudut pandang orang pertama. (first person point of view)

Dalam pengisahan cerita yang menggunakan sudut pandang orang pertama, dan menggunakan kata „aku‟ sebagai tokoh utama,

narator adalah seseorang yang ikut terlibat langsumg dalam cerita. Ia adalah si „aku‟ tokoh yang berkisah, mengisahkan peristiwa atau

(48)

38

serta sikapnya terhadap orang (tokoh) lain kepada pembaca. Tokoh „aku‟ ini bisa saja menjadi tokoh utama, yaitu „aku‟ memang yang

menjadi pemeran utama. Dan tokoh „aku‟ bisa saja hanya menjadi

pemeran tambahan, yang hanaya ada dipengantar dan penutup. 2) Sudut pandang orang ketiga. (third person point of view)

Dalam cerita yang memergunakan sudut pandang orang ketiga, tokoh utamanya banyak menggunakan kata „dia‟, narator adalah

seorang yang berada di luar cerita, yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama, atau kata gantinya: ia, dia, mereka. Nama-nama tokoh cerita, khususnya yang utama, kerap atau terus menerus disebut, dan sebagai variasi dipergunakan kata ganti.

g. Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah teknik pengolahan bahasa oleh pengarang dalam upaya menghasilkan karya sastra yang hidup dan indah. Pengolahan bahasa harus didukung oleh diksi (pemilihan kata) yang tepat. Namun, diksi bukanlah satu-satunya hal yang membentuk gaya bahasa.

Gaya bahasa merupakan cara pengungkapan bagi setiap pengarang. Masing-masing pengarang mepunyai gaya bahasa yang khas.dan pengarang tertentu selalu menyajikan hal-hal yang berhubungan erat dengan selera pribadinya dan kepekaannya terhadap segala sesuatu yang ada di sekitarnya.

(49)

39

segala macam unsur yang berada di luar suatu novel yang memengaruhi novel tersebut.

Dapat dikatakan bahwa berhasil atau tidaknya sang pengarang dalam menggarap ceritanya, tergantung pula pada kepandaiannya memadu segala unsur itu secara logis menjadi suatu kesatuan yang hidup dan segar, wajar dan ilmiah.

3. Novel Sebagai Media Dakwah

Pengertian media itu sendiri secara etimologi diambil dari bahasa latin yaitu “median” yang berarti alat perantara dalam buku Asmuni Syukir mendefinisikan media sebagai sesuatu yang dapat di jadikana alat perantara untuk mencapai tujuan tertentu, dapat berupa (material),orang, tempat, kondisi tertentu dan sebagainya.33

Tulisan merupakan cara atau media informasi yang memiliki kelebihan diantara media-media dakwah lainnya seperti elektronik, berceramah, dan lain sebagainya. Berdakwah melalui media elektronik tentu hanya bisa dinikmati pada waktu tertentu saja, dan dalam kesempatan yang berbeda maka akan berbeda pula yang diterima dari mad‟u. Begitu pun dengan cara

berceramah sama halnya seperti media elektronik. Sedangkan pada media dakwah tulisan atau bi Al-qalam, disaat yang berbeda mad‟u masih bisa menciptakan rasa, pesan, pengertian yang sama dari sumber tulisan yang pernah dibaca.

Dakwah melalui tulisan adalah salah satu metode dakwah Rasulullah SAW. Hal ini pernah dilakukan dengan mengirim surat pada sejumlah

33

Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya:Al-Ikhlas, 1983),

(50)

40

pengurus Arab saat itu atau yang paling mungkin lagi karena pesan pertama Al-qur‟an adalah membaca, tentu perintah membaca ini erat kaitannya dengan perintah menulis.34

Novel sebagai media tulis biasanya memasukkan nilai-nilai dakwah atau moral. Karena hal itu merupakan cara mengemas materi dakwah agar terlihat menarik, tidak monoton, dapat menambah wawasan, menghibur, dan dapat dinikmati kapan saja bahkan bisa dibaca ulang jika pembaca sedikit lupa. Novel yang islami dan bernilai dakwah bisa dilihat dari pribadi pengarangnya, latar belakang pengarangnya dan keinginan pengarang dalam berdakwah.

Dalam novel terdapat banyak pesan-pesan dakwah yang disampaikan di setiap uraian kalimatnya. Novel sebagai media informasi tertulis, tidak terbatas ruang dan waktu sehingga pembaca memiliki waktu untuk memahami pesan-pesan dakwah dalam novel tersebut.dengan membaca novel islam, pembaca secara tidak langsung mendapatkan pesan-pesan dakwah dan pengetahuan islam yang terdapat dalam novel yang telah dibacanya.

34

(51)

41

[image:51.595.101.515.229.565.2]

BAB III

GAMBARAN UMUM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH

A. Biografi Tere Liye

Tere Liye berasal dari bahasa India dengan arti untuk-Mu. Yang dimaksud untuk-Mu adalah untuk sang penguasa kehidupan. Tere Liye lahir pada tanggal 21 Mei 1979 di Tandaraja, Palembang. Lahir dan besar di pedalaman Sumatera, berasal dari keluarga petani, anak keenam dari tujuh bersaudara. Menempuh pendidikan di SDN 2 Kikim Timur Sumatera Selatan sejak tahun 1986-1991, melanjutkan SMP nya di SMPN 2 Kikim Timur Sumatera Selatan sejak tahun 1991-1994, meneruskan pendidikan SMAnya di Lampung dan bersekolah di SMAN 9 Bandar Lampung sejak tahun 1994-1997, dan melanjutkan pendidikannya dengan spesifikasi pendidikan jurusan Accounting ke perguruan tinggi Universitas Indonesia sejak tahun 1998-2002.

Tere liye tidak seperti penulis lain yang biasanya mencantumkan data diri lengkap pada setiap bukunya. Sehingga ketika buku atau novel marak di pasaran biasanya langsung membuat sang penulis terkenal dan diundang ke berbagai acara. Tere liye bersikukuh tidak ingin dikenal pembaca. Tetapi dengan situasi yang mendesak dan berjalannya waktu yang dirasa sudah tidak mudah untuk menyembunyikan identitas aslinya, nama asli Tere Liye perlahan mulai diketahui ataupun dikenal. Tere Liye biasa dipanggil bang Darwis.

(52)

42

Sumatera Utara (berpindah-pindah juga tempat mengajarnya), dan beliau juga seorang konsultan.

Selain memunyai hobi menulis Tere Liye atau Bang Darwis memunyai hobi lainnya yaitu backpackers ia bisa menargetkan 4-5 tempat yang berbeda untuk menjadi tujuan penjelajahannya, bersamaan dengan hobinya menjadi seorang backpackers Bang Darwis juga bertempat tinggal dengan nomaden atau suka berpindah-pindah.

Buku-buku yang pernah ditulis Tere Liye diantaranya:

1. Hafalan Shalat Delisa (Penerbit Republika, 2005 dan di filmkan pada 2011)

2. Moga Bunda Disayang Allah (Penerbit Republika, 2007) 3. Bidadari-Bidadari Surga (Penerbit Republika, 2008)

4. The Gogons Series : James and Incridible Incident (Penerbit Gramedia Pustaka Umum,2006)

5. Sang Penandai (Penerbit Serambi) 6. Mimpi-Mimpi Si Patah Hati

7. Cinta Antara Jakarta dan Kuala Lumpur

8. Series Anak-Anak Mamak : Berlian, Pukat (Penerbit Republika) 9. Rembulan Tenggelam di Wajahmu (Penerbit Republika,2010) B. Deskripsi Novel Moga Bunda Disayang Allah

(53)

43

orang.Salah satu yang paling setiabernamaSalamah yang sudahmengabdipadakeluarga HKsejakdulu.

Keluarga tersebut memiliki buah hati bernama Melati seorang anak yang harus menerima takdirnya untuk menjadi seorang yang buta, tuli dan bisu setelah kecelakaan di pantai ketika keluarga besarnya berekreasi.Melati mendapati dirinya dalam keadaan seperti ini sejak berumur 3 tahun. Melati yang belum tahu bagaimana caranya mengapresiasikan perasaan yang dimilikinya menjadi mudah marah dan hanya bisa berucap Baa MAA...dalam setiap perkataanya. Namun beruntung, Melati mempunyai ayah dan ibu yang sangat menyayanginya dan sepenuh hati menerima semua kekurangan yang dimiliki oleh Melati. MelatiAnak berumur 6 tahun, anak yang seolah-olah sudah terputus dari dunia. Dia tidak bisa memiliki akses untuk bisa mengenal dunia dan seisinya. Rasa keingin tahuan Melati yang dipendam bertahun-tahun itu akhirnya memuncak dan membuat Melati menjadi frustasi dan sulit dikendalikan.

Dengan keadaan seperti itu, Ibu Melati mempunyai ide untuk memanggil dokter ahli dalam bidangnya. Setelah berbagai dokter ahli dari dalam negeri maupun luar negeri di undang oleh ibunya Melati tetap sama seperti biasa, masih sama seperti Melati yang tidak dapat dikendalikan.

(54)

44

kejadian itu, yang dikerjakan Karang hanya tidur sepanjang hari dan pergi mabuk ketika malam hari, begitu terus selama tiga tahun.

Sebenarnya Karang adalah sosok pemuda yang baik dan sayang terhadap anak-anak.Bukan orang lain yang menyalahkan Karang karena telah lalai mengenai keselamatan orang lain. Tak ada yang lebih pedih, jika dirinya sendiri yang memvonis bersalah.

Dengan keputus asaanya Bunda seperti mendapat angin segar. Bunda mengetahu kabar mengenai Karang yang memang menyukai anak-anak. Mendengar kabar berita seperti itu Ibu Melati pun mengirim surat agar Karang mau untuk membantu Melati mengenal dunia. Satu, dua bahkan lebih surat yang dikirimkan ibu Melati tak kunjung mendapatkan balasan. Akhirnya ibu Melati menemui langsung Karang memohon untuk membantu putrinya Melati mengenal dunia. Namun, Karang tetap menolak permohonan dari ibu Melati.

Bunda sempat sedikit frustasi dengan Karang yang tak mau membantu dan akhirnya tidak beberapa lama Karang menawarkan diri dan mau membantu Melati mengenal dunia karena kecintaannya terhadap anak-anak Karang menerima tawaran untuk membantu Melati.

Cara Karang mendidik Melati yang sangat keras dan ditentang oleh Tuan HK. Karang tidak segan-segan membentak walaupun Melati tak mendengar, memukul, bersikap kasar, dan lain sebagainya.Melihat itu dan terlebih ketika mengetahui Karang seorang pemabuk,Tuan Hk menjadi kian marah.

(55)

45

dikediaman keluarga Tuan HK. Kebetulan Selama sebulan itu tuan HK bertugas ke Jerman untuk mengurusi bisnis keluarga mereka disana.

Perjuangan Melati untuk mengenal dunia tidak semudah yang dibayangkan, karena tidak mudah menemukan metode pengajaran bagi Melati. Bagaimana cara Melati bisa mendengar apa yang dikatakan Karang, bagaimana caranya Melati bisa melihat, bahkan untuk menangis saja Melati tidak bisa menemukan kosakata yang benar. Dunia Melati benar-benar gelap. Melati tidak memunyai akses untuk tahu. Tidak memunyai cara mengenal apa yan

Gambar

GAMBARAN UMUM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG
GAMBARAN UMUM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH
Tabel 1
Tabel 3 Hasil kesepakatan antar juri perkategorisasian (Akhlak)
+3

Referensi

Dokumen terkait

The author tries to formulate the Indonesian broadcasting system based on the three indicators developed by Hallin & Mancini (2004 & 2012): First, political

Vegetasi berdasrkan diagram batang presentase dari 100 responden yaitu menunjukan skala likert dengan nilai baik. Hal ini menunjukan bahwa kebijakan yang dilakukan

Dalam penelitian ini yang dimaksud pengaruh yaitu melakukan suatu pelatihan loncat jongkok pada tangga dalam beberapa repetisi dan beberapa set sehingga

Apabila dilihat dari pernyataan yang membentuk indikator Ingatan, untuk pernyataan nomor 22 terlihat bahwa nilai persentase yang diperoleh adalah sebesar 79,36 % dengan mean

Salah satu solusi yang diberikan adalah dengan membuat suatu sistem yang efektif dan efisien untuk monitoring atau mendeteksi kecepatan angin yang mampu

Untuk menciptakan suasana agar karyawan dapat berdisiplin tinggi,selain itu perusahaan bukan hanya memberikan ancaman atau hukuman bagi yang melakukan tindakan indisipliner

Jaringan komputer LAN memberikan kemudahan kerjasama antar pengguna komputer. Adanya jaringan komputer transformasi data antar komputer bisa dikerjakan dengan mudah

[r]