GERINDRA LIMO DALAM PEMILU LEGISLATIF
DI DEPOK
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
ZULFIKAR NIM:105051001994
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Limo Dalam Pemilu Legislatif Di Depok telah di ujikan dalamsidang munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada 14 Juni 2010.
Skripsi ini telah diterima sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana
Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta, 24 Juni 2010
SIDANG MUNAQASAH
Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,
Dr. Arief Subhan, MA Umi Musyarofah, MA NIP. 19660110 199303 1 004 NIP. 19710816 199703 2 002
Anggota,
Penguji I, Penguji II,
Dr. Syihabuddin Noor, M.Ag Drs. Wahidin Saputra, MA NIP. 19690221 199703 1 001 NIP.19700903 199603 1 001
Pembimbing,
GERINDRA LIMO DALAM PEMILU LEGISLATIF
DI DEPOK
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam
( S.Kom.I )
Oleh :
Zulfikar NIM. 105051001994
Di bawah Bimbingan :
Prof. Dr. Murodi, MA NIP. 19640705 199203 1 003
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
Dengan ini saya menyatakan :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan gelar strata 1 (S1), di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 08 Juni 2010
Penulis,
Nama : Zulfikar
NIM : 105051001994
Judul : Strategi Komunikasi Politik Partai Gerindra PAC Limo Dalam Pemilu Legislatif Di Depok
Strategi komunikasi dalam politik merupakan salah satu kunci keberhasilan sebuah Partai politik dalam memenangkan pemilu. Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki asas demokrasi, yaitu pemerintahan yang dilakukan dari rakyat, oleh rakyat, dan kembali kepada kepentingan rakyat melalui perwakilan anggota legislatif. Dalam kondisi seperti ini, Partai Gerindra hadir sebagai respon atas kegagalan partai politik yang ada dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai penyambung serta penyerap aspirasi rakyat.
Dalam penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana strategi komunikasi politik PAC Partai Gerindra dalam Pemilu Legislatif di Depok? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui strategi komunikasi politik Partai Gerindra dalam Pileg di Depok.
Sedangkan metodologi yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini menggunakan kualitatif yaitu, melakukan wawancara langsung dengan Muhammad, HB selaku Pimpinan PAC Partai Grindra Limo, kemudian mengumpulkan data, menyusun dan mengklasifikasikan data kegiatan PAC. Sedangakan analisis yang digunakan adalah deskriptif interpretatif yaitu menjelaskan langkah-langkah strategi komunikasi politik yang dilakukan PAC Partai Gerindra Limo dalam Pileg di Depok.
Teori yang digunakan dalam pembahasan ini adalah teori Graber yang mengatakan bahwa sosialisasi merupakan tahapan belajar, penerimaan, dan improvisasi kebiasaan-kebiasaan, aturan-aturan, struktur, serta faktor lingkungan yang membentuk kehidupan politik. Kemudian teori Krech menggaris bawahi ada dua hal penting dalam sosialisasi politik yaitu konteks verbal dan non verbal.
Kerja keras yang dilakukan PAC Limo melalui berbagai macam program, baik dari partai, maupun caleg itu sendiri tidak sia-sia. Ada lima hal yang menjadi strategi komunikasi PAC Partai Gerindra Limo dalam mensukseskan Pemilu Legislatif, yaitu, Pertama, melakulan sosialisasi politik baik yang dilakukan melalui komunikasi massa maupun komunikasi interpersonal dengan mengangkat isu-isu yang relevan untuk dijadikan ‘slogan’.. Kedua, memperluas jaringan partai dengan menggandeng tokoh masyarakat, organisasi masyarakat, ataupun pendekatan secara personal (ikatan emosional). Ketiga, menjalankan kampanye individu dan kampanye terbuka. Keempat, mengoptimalkan peran media massa dengan terus menjalin hubungan dengan pers, baik berupa pengiriman rilis berita maupun penginformasian kegiatan partai. Kelima, melakukan pencitraan politik yang bertujuan untuk meyakinkan masyarakat bahwa Partai Gerindra berbeda dengan partai lain.
Puji dan syukur penulis senantiasa persembahkan kepada Allah Swt,
Tuhan sekalian alam, yang dengan hidayah dan inayah-Nya, sehingga dapat
menyelesaikan tugas akhir penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam penulis
haturkan kepada Nabi Muhammad Saw, keluarga dan para sahabatnya, yang yang
merupakan suri tauladan bagi seluruh umat manusia.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan uluran tangan
dari berbagai pihak, hanya Allah Swt yang dapat membalas budi baik yang telah
diberikan. Maka pada kesempatan ini, izinkanlah penulis mengucapkan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Arief Subhan M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ketua jurusan KPI Bapak Drs. Jumroni, M.Si, dan sekretaris jurusan KPI
Ibu Umi Musyarofah, MA. Serta kepada seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, terima kasih atas segala ilmu yang diberikan.
Semoga menjadi ilmu yang berkah dan manfaat di dunia dan di akhirat.
3. Bapak Prof. Dr. Murodi, MA, selaku dosen pembimbing skripsi penulis
yang dengan keikhlasannya menuntun dan memotivasi penulis hingga selesai
skripsi ini.
4. Seluruh Jajaran Staf Tata Usaha, Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakultas
dan juga seluruh staf pengurus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
besar Bapak Muhammad HB, SE dan Soehada NS, terima kasih atas segala
bantuanya baik data, wawancara dan lain-lain dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Yang tercinta Ayahanda Abdul Karim dan Ibunda Dahlia yang senantiasa
mencurahkan kasih sayang dan perhatian dengan segenap hati dan yang selalu
mendoakan ananda, saudara-saudaraku tercinta yang memberikan motivasi
dan membantu penulis baik materil maupun immaterial sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
7. Untuk teman UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, khususnya
teman-teman Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Syarif Hidayatullah Jakarta,
Ahmad n Syaofiyah, Geary, Kikim Farah Hakim, Heri, Pilev, Silma Mausuli
Yang dengan ikhlas turut membantu menyelesaikan skripsi ini.
8. Tak Lupa juga untuk teman-teman Masyhar : Ahmad ‘aki’ Zarkasi, Idham
Kholid, Robi Tober, dan Djavu
Akhirnya hanya kepada Allah jualah, penulis mengharap ridha dan rasa
syukur penulis yang tak terhingga. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat,
khususnya bagi penulis. Amin
Jakarta, 08 Juni 2010
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI... iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
D. Tinjauan Kepustakaan... 5
E. Metodologi Penelitian ... 5
F. Sistematika Penulisan ... 8
BAB II KERANGKA TEORI A. Teori Perencanaan dan Aksi... 12
B. Konseptualisasi Strategi Komunikasi Politik... 14
C. Persuasi Politik... 25
D. Pengertian Pemilu ... 29
BAB III GAMBARAN UMUM PARTAI GERINDRA DAN PIMPINAN ANAK CABANG LIMO A. Gambaran Umum Partai Gerindra ... 32
1. Sejarah Berdiri ... 32
2. Lambang Partai ... 33
v
B. Gambaran Umum PAC Partai Gerindra Limo ... 38
1. Sejarah Berdirinya PAC... 38
2. Struktur Partai Gerindra PAC Limo ... 40
BAB IV PENEMUAN DATA DAN PEMBAHASAN
A. Strategi Komunikasi Politik Partai ... 41
B. Strategi Komunikasi Politik Calon Anggota Legislatif
(Caleg)... 50
C. Implementasi Strategi Komunikasi ... 52
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 57
B. Saran... 59
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri dari berbagai pulau
yang tersebar dalam wilayah teritorial, bentuk negara Indonesia didasarkan
pada asas Negara Demokrasi, yaitu pemerintahan yang dilakukan dari rakyat,
oleh rakyat, dan kembali kepada kepentingan rakyat. Kendali pemerintahan
Indonesia diwujudkan dengan adanya lembaga tinggi dan tertinggi negara,
dalam hal ini yaitu DPR dan MPR sebagai pusat kontrol kebijakan
pemerintah. Lembaga tersebut dimulai dari tingkat daerah/kota sampai dengan
provinsi. Semua lembaga perwakilan rakyat ini langsung dipilih oleh rakyat
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun sekali untuk menjadi delegasi rakyat dalam
pemerintahan.
Di Indonesia pemilu di selenggarakan pertama kali pada tahun 1955
untuk memilih anggota DPR dan MPR. Dalam pemilu pertama ini Indonesia
menganut sistem multi partai, yang ditandai dengan munculnya 25 partai
politik.1 PNI (Partai Nasional Indonesia) berhasil memenangkan pemilu
pertama ini .
Pada tanggal 21 Mei 1998 setelah Presiden Soeharto dijatuhkan dari
kekuasaannya, terdapat 3 perubahan mendasar dalam mekanisme pemilu :
1. Kembalinya sistem ‘multipartai’ dari sitem ‘tripartai’ dalam pemilu yang
direalisasikan pada 7 juni 1999 dengan diikuti oleh 48 partai.
1
Firmanzah Ph, D. Marketing Politik ,(Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2008) h. 108
2. Pada pemilu 2004, dengan melakukan pemilu dua kali ; pemilu pertama
untuk memilih wakil-wakil rakyat dan pemilu kedua untuk memilih
presiden secara langsung
3. Dengan dikeluarkannya PP No.6 tahun 2005 (tentang pemilihan,
pengesahan, pengangkatan dan pembehentian kepala daerah dan wakil
kepala daerah) sebagai landasan dan pedoman pelaksanaan PILKADA
(pemilihan kepala daerah) secara langsung seperti yang diamanatkan oleh
UU No.32 tahun 2004.2
Pemilu yang diadakan pada tahun 2009 adalah yang kesepuluh kalinya
semenjak Indonesia merdeka. Dengan kembalinya sistem multi partai ini, para
kontestan pemilu dihadapkan pada sebuah kenyataan, bahwa persaingan untuk
mampu merebut, memuaskan dan meyakinkan pemilih semakin ketat. Tujuan
akhir dari persaingan antar partai ini adalah membawa pemilih ke tempat
pemungutan suara (TPS) sampai akhirnya mencoblos suatu partai.
Pemilu legislatif yang dikenal dengan (Pileg) serentak dilakukan di
seluruh Indonesia pada tanggal 9 april 2009, dengan peserta pemilu sebanyak
38 partai (multi partai), baik partai-partai lama maupun partai-partai baru.
Tiga puluh delapan partai yang beraliran agamis dan nasionalis. Perebutan
suara di berbagai DPT terlihat sangat nyata, ini dapat ditemui pada setiap
wilayah-wilayah pemilihan dengan banyaknya atribut partai yang tersebar di
setiap gang-gang serta jalan-jalan. Singkatnya pemilu pada saat sekarang ini;
sebagai landasan pokok demokrasi telah mengalami berbagai perubahan
sesuai dengan tuntutan masyarakat Indonesia itu sendiri, wujud nyata
2
perubahan ini terlihat dengan adanya penyonterengan nama dan foto Calon
legislative (caleg) itu sendiri.
Dengan demikian masyarakat diharapkan mengenal siapa yang akan
dijadikan pemimpin mereka nantinya. Secara otomatis sistem komunikasi
politik yang digunakan antar partai politik (partai politik) pun sangat variatif
terlebih partai tersebut baru mengikuti pemilu. Salah satunya adalah partai
Gerindra, partai ini berperan sebagai pemain baru di dunia perpolitikan
Indonesia, dengan mengusung seorang tokoh nasional bernama Prabowo
Subianto yang menjabat sebagai dewan pembina partai Gerindra dan menjadi
calon presiden dari partai berlambang Garuda ini.
Partai Gerindra hadir sebagai respon atas kegagalan partai politik yang
ada dalam menjalankan peran dan fungsi, serta mempunyai citra buruk sebagai
institusi yang koruptif. Kepercayaan publik pada partai merosot tajam dan
berkembang opini anti partai. Untuk memantapkan posisi politik, Partai
Gerindra menciptakan tema-tema kampanye dalam bentuk slogan dan issue
yang pro kepada rakyat tentunya dengan melakukan berbagai strategi
komunikasi politik.
Oleh karena itu pentingnya sebuah komunikasi politik yang baik,
untuk memperoleh dukungan dari masyarakat, dalam hal ini partai Gerindra
sebagai partai yang baru untuk mampu membawa partai berlambang burung
garuda ini sukses meloloskan Calegnya dari Pimpinan Anak Cabang (PAC)
Limo pada pileg di Depok pada tahun 2009. Dari latar belakang masalah di
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
Dalam penulisan ini, penulis mencoba untuk membatasi permasalahan
agar tidak terjadi kesalah pahaman dan pelebaran dalam pembahasannya nanti.
Maka penulis membatasinya hanya pada strategi komunikasi politik PAC
Limo Partai Gerindra Depok dalam memenangkan pemilu legislatif 2009.
Maka Penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana strategi komunikasi politik partai Gerindra PAC Limo dalam
pemilu legislatif di Depok?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dengan beberapa rumusan masalah di atas, penulis berusaha meneliti
tujuan pengetahuan tentang :
1. Untuk mengetahui strategi komunikasi politik partai Gerindra PAC Limo
dalam pemilu legislatif di Depok.
Adapun manfaat penelitian bagi penulis adalah :
1. Akademis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memperkaya teori-teori
komunikasi yang berkaitan dengan komunikasi politik yang terdapat di
Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam khususnya dan umumnya bagi
keilmuan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
2. Praktis
Penelitian ini juga diharapkan berguna sebagai wawasan pemikiran
dan praktek yang diperoleh dari Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
khususnya dan umumnya bagi Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
D. Tinjauan Kepustakaan
Berdasarkan pengamatan penulis terhadap literature yang ada,
ditemukan satu literatur yang mengulas judul tentang strategi komunikasi
politik, yakni skripsi saudara Muhammad Rosit dengan judul Strategi
Komunikasi Politik DPW PKS DKI Jakarta dalam memenangkan Pemilu
2004, sedangkan yang mengkaji Strategi Komunikasi Politik PAC Partai
Gerindra Limo dalam Pemilu Legislatif 2009 dalam hal ini belum ada yang
meneliti.
Kemudian, dalam penelitian tentang Strategi Komunikasi Politik PAC
Partai Gerindra Limo dalam Pemilu Legislatif 2009, penulis menggunakan
referensi buku bacaan yang terkait dengan bahasan tentang Strategi
Komunikasi Politik PAC Partai Gerindra Limo dalam Pemilu Legislatif 2009.
Dan Artikel-artikel, makalah dan lain sebagainya.
E. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Taylor adalah
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.3 Sedangkan menurut
Suharsimi Arikunto adalah penelitian yang bersifat induktif, yaitu
pengembangan konsep yang didasarkan atas data yang ada dan mengikutu
dengan yang fleksibel sesuai dengan konteksnya.4
Satu metode yang diharapkan dapat menemukan beberapa
kemungkinan dan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan jalan
mengumpulkan data, menyusun, serta mengklasifikanya. Tujuan metode ini
adalah untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena dan melukiskan
secara sistematik populasi tertentu secara faktual dan cermat.
Penelitian kualitatif umumnya mencakup penelitian naturalistik dan
etnografi, mencakup beberapa pendekatan yang juga menggunakan
nama-nama lain seperti : studi kasus, studi lapangan (field research) penelitian kolaboratif, penelitian fenomenologi dan interaksionisme interpretif. Semua
penelitian ini bersifat kualitatif berdasarkan ciri-ciri berikut : memiliki minat
teoritis pada proses interpretasi manusia, memfokuskan perhatian pada studi
tindakan manusia dan artefak yang bersituasikan secara sosial, menggunakan
manusia sebagai instrument penelitian utama, mengandalkan terutama bentuk
naratif untuk mengkode data dan menulis teks untuk disajikan khalayak.5
1. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Pimpinan Anak Cabang (PAC) Partai
Gerindra Limo-Depok sedangkan objek penelitian adalah strategi
3
Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, ( Bandung : Remaja Karya, 1989), h. 3 4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), h. 14 5
komunikasi politik PAC Partai Gerindra Limo-Depok dalam
memenangkan Caleg pada Pileg Di Depok
2. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data, diantaranya :
a. Wawancara : Wawancara adalah percakapan antara peneliti dengan
seseorang yang berharap mendapat informasi dari informan (seorang
yang diasumsikan mempunyai informasi langsung dari sumbernya)6.
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada Bpk Mohammad
HB selaku ketua PAC Partai Gerindra Limo.
b. Observasi : Penelitian dengan metode observasi biasanya dilakukan
untuk melacak secara sistematis dan langsung dengan gejaja-gejala
yang terkait dengan persoalan-persoalan sosial, politis, dan kultural
masyarakat. Disini kita langsung memiliki pengertian bahwa peneliti
hadir dan mengamati kejadian-kejadian di lokasi.7
c. Dokumentasi : Dokumentasi adalah instrumen pengumpulan data yang sering digunakan dalam berbagai metode pengumpulan data.
Metode Observasi dan wawancara dilengkapi dengan kegiatan
penelusuran dokumentasi. tujuannya untuk mendapatkan informasi
yang mendukung analisis dan interpretasi data.
6
Rachmat Kriyanto, Tehnik Praktisi Riset Komunikasi, (Jakarta : Kencana Pranada Group, 2007), h. 116
7
3. Analisis Data
Tehnik analisa data dalam penelitian ini adalah deskriptif
interpretatif pada tahap analisis data peneliti “membaca” data melalui
proses pengkodean data sehingga mempunyai makna. Proses pengkodean
ini mencakup peroses mengatur data, mengorganisasikan data kedalam
pola, kategori, dan satuan uraian data sehingga dapat ditemukan tema dan
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yaang disarankan oleh data.
Sedangkan interpretasi data adalah memberikan arti yang signifikan
terhadap analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan di
antara dimensi-dimensi uraian.8
Adapun penulisan skripsi ini menggunakan pedoman penulisan
Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Jakarta UIN
Press 2010).
F. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran jelas tentang hal-hal yang diuraikan
dalam penulisan ini, maka penulis membagi sistematika penyusunan ke dalam
lima bab, masing-masing bab dibagi dalam sub bab dengan rincian sebagai
berikut :
BAB I : Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan, masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian
pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penelitian.
8
BAB II : Kerangka teori memuat ; pengertian strategi komunikasi, pengertian komunikasi politik, membangun citra politik, persuasi
politik, pengertian pemilu.
BAB III : Gambaran umum Partai Gerindra dan Pimpinan Anak Cabang (PAC) Partai Gerindra Limo, memuat : sejarah berdirinya,
perspektif ideologi partai, visi misi dan tujuan, struktur
organisasi, tentang AD/ART.
BAB IV : Strategi komunikasi politik Pimpinan Anak Cabang (PAC) Partai Gerindra Limo dalam memenangkan pemilu legislatif 2009
memuat, strategi komunikasi politik partai, strategi komunikasi
politik, dan implementasi strategi komunikasi.
KERANGKA TEORI
A. Teori Perencanaan dan Aksi
1. Teori Perencanaan (Planning Theory)
Teori perencanaan dalam bidang komunikasi ini dikembangkan
oleh Charles Berger. Teori ini menjelaskan tentang proses perencanaan
individu atau seseorang dalam perilaku komunikasi. Menurut Berger,
rencana adalah ”Hirarkis kognitif pernyataan dari tujan yang diarahkan
untuk suatu rangkaian tindakan”1. dengan kata lain, rencana adalah
gambar dari salah satu langkah yang akan dilalui untuk memenuhi tujuan.
Perencanaan, adalah proses berpikir atas rencana aksi.
Komunikasi sangat penting dalam mencapai tujuan. Perencanaan
akan menghasilkan tujuan yang diharapkan. Perencanaan komunikasi
harus disiapkan dengan baik agar dalam pelaksanaan berjalan sesuai
dengan yang di harapkan. Biasanya, pengguna komunikasi akan terhambat
bila perencanaan tidak disiapkan sehingga terjadi hambatan dalam
pelaksanaan.
Manusia adalah mahluk sosial. Karena itu, keberadaan orang lain
menjadi penting dalam hidup kita. Diperlukan komunikasi dan
perencanaan jika mempunyai tujuan untuk mempengaruhi orang lain.
Manusia dapat mencapai berbagai jenis tujuan dengan berkomunikasi
dengan cara tertentu.
1
Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communication, (Belmont, USA: Wadsworth Group, 2001) h.102
Dari teori perencanaan yg dikembangkan oleh Charles Berger, dapat di
lihat beberapa asumsi dasar, yaitu:
a. Kekuatan tujuan akan mempengaruhi rencana yang cenderung kompleks
Asumsi ini menyatakan ketika tujuannya kuat, tentu saja akan
mempengaruhi rencana. Kompleksitas dari rencana akan bergantung pada
pengetahuan yang dimiliki tentang rencana dan pengetahuan dalam
pelaksanaan (aksi)2. Dalam kasus ini, dapat kita lihat seberapa besar
kekuatan Partai Gerindra khususnya Pimpinan Anak Cabang (PAC) Limo
dalam perencanaan untuk memenangkan Pileg di Depok.
b. Teori ini memprediksi ketika suatu pengetahuan (khusus dan umum) yang
lebih kompleks, maka rencana akan jelas.
Asumsi ini menitikberatkan pada sumber informasi atau sumber
pengetahuannya harus dikuatkan terlebih dahulu, apabila sumbernya sudah
kuat, maka dalam perumusan rencana akan lebih mudah dan lebih
terperinci. Dalam hal ini, PAC Limo harus terlebih dahulu mengetahui
bagaimana Pileg Di Depok. Setiap Daerah Pemilihan (Dapil) akan berbeda
dalam menilai strategi komunikasi politik suatu partai.
c. Besar atau kecilnya hasil yang dicapai bergantung pada motivasi untuk
mencapai tujuan.
Teori Berger menunjukan bahwa apakah besar dan kecilnya
keberhasilan bergantung pada motivasinya untuk mencapai tujuan. Sebuah
rencana akan matang dan mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil
apabila mempunyai motivasi yang kuat. Sebaliknya, jika motivasi untuk
2
mencapai tujuannya rendah, akan mungkin terjadi kegagalan. Dapat kita
lihat, apakah PAC Partai Gerindra Limo mempunyai motivasi kuat yang
kuat untuk meloloskan Calegnya dalam Pileg, atau PAC Limo hanya akan
menjadi penonton atau partai yang hanya ikut meramaikan Pileg di Depok.
d. Perencanaan dan pencapaian tujuan sangat terikat ke dalam emosi
Keberhasilan perencanaan dan pencapaian tujuan ditentukan oleh
kerja keras untuk mencapai tujuan dan kedekatan tujuan yang sebenarnya.
Jika tujuan itu sangat penting, maka seseorang akan berhati-hati dan sangat
memikirkan tentang rumusan perencanaan3. Jika perencanaan hanya
dirumuskan dengan seadanya, maka dapat dipastikan akan mengalami
kegagalan. Percampuran emosi dan pemikiran perencanaan menjadi
kekuatan dalam pelaksanaan (aksi) ikatan emosional antara PAC dengan
Caleg menjadi ikatan kuat untuk memenangkan Pileg di Depok.
2. Teori Aksi (Action Assembly Theory)
John Greene dalam teorinya action assembly theory menjelaskan tentang cara seseorang mengorganisasikan pengetahuan dengan pikiran dan
menggunakannya untuk membentuk pesan4. Teori ini menjelaskan struktur
dan proses tersbut dalam aksi komunikatif. Teori ini menguji cara
pengetahuan yang diurutkan dan digunakannya dalam komunikasi.
Dari teori kumpulan aksi yang dikembangkan oleh John Greene,
terdapat beberapa asumsi dasar. Dalam teori ini, Grenee menyebut 2
3
Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communication h.103 4
komponen pengetahuan, yakni pengetahuan isi (content knowledge) dan pengetahuan prosedural (procedural knowledge)
Pengetahuan prosedural terdiri dari suatu kesadaran akan konsekuensi
dari berbagai aksi dalam situasi-situasi yang berbeda. Dalam action assembly theory, pengetahuan prosedural (procedural knowledge) menjadi pusat perhatian utama. Greene menggambarkan cara kerja procedural knowledge
seperti titik-titik (nodes) yang saling terhubung satu sama lain5. Inti dari
asumsi dasar ini adalah anda tahu tentang sesuatu, dan anda tahu bagaimana
melakukan sesuatu itu (you know about things, and you know how to do things).
a. Teori ini mengasumsikan bahwa seseorang berprilaku dan bertindak
berdasarkan struktur dan proses yang urut berdasarkan pengetahuan
Asumsi dasar ini menjelaskan, ketika bertindak dan berprilaku
harus sesuai prosedur, urutan dalam bertindak merupakan suatu hal yang
penting. Seseorang harus memilih yang paling sesuai dengan keadaan
untuk mencapai tujuan. PAC harus menyusun tindakan (aksi) yang akan
dilakukan. Rangkaian tindakan yang terstruktur menjadi salah satu penentu
untuk mencapai tujuan.
b. Adanya kesinambungan tindakan
Menurut teori ini, kesinambungan tindakan merupakan suatu
proses yang rumit dan tidak selalu berhasil. Untuk melakukan suatu yang
baik tidak hanya membutuhkan pengetahuan dan motivasi saja, tetapi juga
5
kemampuan untuk mengatur dan mengambil tindakan yang diperlukan
secara efisien dan tepat. PAC Partai Gerindra Limo sebagai Partai Politik,
harus mempunyai strategi dan rencana dalam memenangkan Pileg di
Depok.
B. Konseptualisasi Strategi Komunikasi Politik 1. Pengertian Strategi
Dalam bahasa Yunani Kuno, strategi berarti “seni berperang”.
Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema untuk mencapai sasaran
yang dituju. Pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan.
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu stratogos, yang berarti militer yang berarti memimpin. Dalam konteks awalnya, strategi diartikan
sebagai generalship atau sesuatu yang dilakukan oleh para jenderal dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan perang.6
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa strategi
adalah Ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa
untuk melaksanakan kebijakan tertentu di perang dan damai, atau rencana
yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.7
Menurut pakar ilmu komunikasi Onong Uchjana Effendy, MA.
Mengatakan bahwa strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan
manajemen untuk mencapai tujuan, namun untuk mencapai tujuan
6
Setiawan Hari Purnomo & Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah Konsep Pengantar. (Jakarta: Lembaga penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1999), h. 8
7
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia
tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang memberikan arah
saja melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik
operasionalnya8.
Definisi lain juga diutarakan oleh Din Syamsudin, menurut beliau
strategi mengandung arti diantaranya:
Rencana dan cara yang seksama untuk mencapai tujuan
a. Seni dalam menyiasati pelaksanaan rencana atau program untuk
mencapai tujuan
b. Sebuah penyesuaian terhadap lingkungan untuk menampilkan fungsi
dan peran penting dalam keberhasilan9.
Dalam rangka menyusun suatu strategi, diperlukan suatu pemikiran
yang lugas dan rasional dengan memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi strategi tersebut. Ada 5 faktor yang diperlukan dalam
penyusunan strategi, Yaitu:
a. Tujuan, baik tujuan jangka panjang (tujuan akhir atau tujuan jangka
pendek(tujuan sementara))
b. Ilmu medan (situasi dan kondisi)
c. Kekuatan-kekuatan
d. kebijaksanaan pemimpin
e. Pemimpin10
8
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992), h. 32
9
Din Syamsudin, Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani, (Jakarta: Logos, 2000), h. 127
10
Dari beberapa pengertian tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa
strategi adalah suatu perumusan dan perencanaan terhadap suatu hal untuk
mencapai tujuan yang diharapkan dengan memanfaatkan dan mengoptimalkan
segala sumber daya yang ada. Strategi umumnya dilakukan oleh
individu-individu dalam mencapai maksud yang diinginkannya.
2. Tahapan-Tahapan Strategi
Strategi juga melalui berbagai tahapan dalam prosesnya. Secara garis
besar strategi melalui beberapa tahapan, yaitu:
a. Perumusan Strategi
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah merumuskan
strategi yang akan dilakukan. Sudah termasuk didalamnya adalah
pengembangan tujuan, mengenai peluang dan ancaman eksternal,
menetapkan kekuatan, kelemahan secara internal, menetapkan suatu
objektifitas, menghasilkan strategi alternatif, dan memilih strategi untuk
dilaksanakan. Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap untuk
memutuskan suatu keputusan dalam proses kegiatan.
b. Implementasi Strategi
Setelah kita merumuskan dan memilih strategi yang telah
ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi yang
ditetapkan tersebut. Dalam tahap pelaksanaan strategi yang telah dipilih
sangat membutuhkan komitmen dan kerjasama dari seluruh unit, tingkat
dan anggota organisasi. Tanpa adanya komitmen dan kerja sama dalam
akan menjadi impian yang sangat jauh dari kenyataan. Implementasi
strategi bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian sumber daya yang
ditampakkan melalui penetapan struktur organisasi dan mekanisme
kepemimpinan yang dijalankan bersama budaya perusahaan dan
organisasi.
c. Evaluasi Strategi
Tahap akhir dari strategi adalah evaluasi implementasi strategi.
Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang telah dicapai dapat
diukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya. Evaluasi menjadi
tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh suatu
organisasi dan evaluasi sangat diperlukan untuk memastikan sasaran yang
dinyatakan telah dicapai. Ada tiga macam mendasar untuk mengevaluasi
strategi, yakni:
1) Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar
strategi. Adanya perubahan yang ada akan menjadi satu hambatan
dalam pencapaian tujuan, begitu pula dengan faktor internal yang
diantaranya strategi tidak efektif atau hasil implemenatsi yang buruk
dapat berakibat buruk pula bagi hasil yang akan dicapai.
2) Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang akan diharapkan
dengan kenyataan). Prosesnya dapat dilakukan dengan menyelidiki
penyimpangan dari rencana, mengevaluasi prestasi individual dan
menyimak kemajuan yang dibuat kearah pencapaian sasaran yang
mudah dibuktikan, kriteria yang meramalkan hasil lebih penting
daripada kriteria yang mengungkapkan apa yang terjadi.
3) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai
dengan rencana. Dalam hal ini tidak harus berarti bahwa strategi yang
ada di tinggalkan atau harus merumuskan strategi yang baru. Tindakan
korektif diperuntukkan bila tindakan atau hasil tidak sesuai dengan
yang dibayangkan semula atau pencapaian yang diharapkan.
3. Pengertian Komunikasi Politik
Komunikasi politik mempunyai peranan yang penting dalam
menyampaikan pesan-pesan politik kepada khalayak luas, karena merupakan
tolak ukur keberhasilan bagi para politisi atau institusi politik. Sebelum kita
mengetahui lebih jauh, ada baiknya kita mengetahui terlebih defenisi dari
komunikasi politik itu sendiri.
Untuk memahami komunikasi politik harus diperhatikan pengertian
dalam kedua perkataan tersebut, yaitu komunikasi dan politik, baik secara
teori maupun penerapannya. Di lihat dari proses kegiataannya, komunikasi
lebih menitik beratkan pada proses sosialnya (social process)
Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu perkataan
Communicare mempunyai arti “berpartisipasi atau memberitahukan”11. Pendapat lain mengatakan istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin,
Communicatio yang berasal dari kata communis artinya: “sama” dalam arti
11
sama makna mengenai suatu hal12. Jadi dapat dikatakan bahwa pengertian
komunikasi ialah pembaritahuan di pihak yang memberitahu (komunikator)
kepada pihak yang diberitahu (komunikan) tentang suatu hal. Ditinjau dari
sudut etimologi kata komunikasi berasal dari bahasa Inggris, communication
yang berarti: hubungan, pemberitahuan13.
Definisi komunikasi menurut Harold Dwight Lasswell, bahwa
komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa?
mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil
apa? (who says what in which channel to whom with what effect?).
Sasa Djuarsa Senjaja dalam bukunya “Pengantar Komunikasi”
mengatakan, komunikasi adalah “suatu proses pembentukan, penyampaian,
penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi dalam diri seseorang dan dua
orang atau lebih dengan tujuan tertentu14.
Menurut Onong Uchjana Effendy, ada beberapa sebab manusia
melakukan komunikasi, yaitu untuk :
a. Mengubah sikap (to change the attitude)
b. Mengubah opini / pendapat (to change the opinion)
c. Mengubah perilaku (to change the behaviour)
d. Megubah masyarakat (to change the society)15
12
Onong Uchyana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, (1992), h. 4.
13
Johan Surjadi dan S. Koentjoro, Kamus Lengkap Populer, (Jakarta : Indah, 1986), h. 67 14
Sasa Djuarsa Senjaja, Pengantar Komunikasi, (Jakarta: Universitas terbuka, 1999), h. 8
15
Wilbur Schramm, seorang ahli komunikasi dalam bukunya,
“Communication Research In The United States”, menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator
cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni panduan pengalaman dan pengertian (collection of experience and meanings) yang pernah diperoleh komunikan.16
Politik berasal dari kata politic (inggris) yang menunjukan sifat pribadi
(adjective of person) atau sifat perbuatan (adjective of action), disini politik berarti bertindak bijaksana (acting wisly), dan bijak (wise).17
Politik merupakan aktifitas atau sikap yang berhubungan dengan
kekuasaan dan bermaksud untuk mempengaruhi dengan jalan megubah atau
mempertahankan suatu bentuk susunan masyarakat.18
Ilmuwan politik Mark Roelofs mengatakan dengan cara sederhana
“politik adalah pembicaraan ; atau lebih tepat, kegiatan politik (berpolitik)
adalah berbicara.” Ia menekankan bahwa politik tidak hanya pembicaraan,
juga tidak semua pembicaraan adalah politik. Akan tetapi, hakekat
pengalaman politik, dan bukan hanya kondisi dasarnya, politik merupakan
kegiatan berkomunikasi antara orang-orang.19
Maswadi Rauf, seorang pakar politik menempatkan komunikasi politik
sebagai objek kajian ilmu politik, karena pesan-pesan yang disampaikan
16
Onong Uchajana, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2003), h.13
17
Amien Rais, Cakrawala Islam, (Bandung, Mizan, 1996), h. 25 18
Gun-Gun Heryanto, “Hand Out Perkuliahan Komunikasi Politik”, materi-1, h. 6 19
dalam proses komunikasi bercirikan politik yang berkaitan dengan kekuasaan
politik negara, pemerintahan dan aktivitas komunikator dalam dalam
kedudukan sebagai pelaku kegiatan politik. Komunikasi sebagai kekuatan
politik merupakan penyampaian pesan-pesan yang bercirikan politik oleh
aktor-aktor politik kepada pihak lain.20
4. Proses Komunikasi
Dalam bahasa komunikasi komponen atau unsur adalah sebagai berikut :
a. Source (sumber)
Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan,
yang digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber
dapat berupa orang, lembaga, buku dan sejenisnya21.
b. Communicator (penyampai pesan)
Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara,
menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi, seperti: surat kabar,
televisi, film dan sebagainya. Komunikator dalam penyampaian pesannya
bisa juga menjadi komunikan begitu juga sebaliknya. Syarat-syarat yang
harus di perhatikan oleh seseorang komunikator adalah :
1) Memiliki Kredibilitas yang tinggi bagi komunikasinya.
2) Keterampilan berkomunikasi
3) Mempunyai pengetahuan yang luas
4) Sikap
20
Rochajat Harun, Sumarno AP, Komunikasi Politik Sebagai Suatu Pengantar,
(Bandung : Mandar Maju, 2006) h. 3 21
5) Memiliki daya tarik.22
c. Message (pesan)
Pesan keseluruhan dari apa yang disampaikan komunikator. Pesan
dapat bersifat informatif memberi keterangan-keterangan yang kemudian
komunikan dapat megambil kesimpulannya sendiri. Persuasif bujukan,
yakni membangkitkan dan kesadaran seseorang bahwa apa yang kita
sampaikan akan memberi berupa pendapat atau sikap, sehingga ada
perubahan. Coersif memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi, coersif
dapat berbentuk perintah, dan sebagainya.
d. Channel (saluran)
Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat
diterima melalui panca indera atau menggunakan media. Pada dasarnya
komunikasi yang sering dilakukan dapat berlangsung menurut 2 saluran,
yaitu :
1) Saluran formal atau yang bersifat resmi.
2) Saluran informal atau yang bersifat tidak resmi
e. Communican (penerima pesasn)
Komunikan atau penerima pesan dapat digolongkan dalam 3 jenis
yakni personal, kelompok dan massa.
f. Effect (hasil)
Effect adalah hasil akhir diri suatu komunikasi, yakni sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak dengan yang kita inginkan.
22
5. Pengertian Strategi Komunikasi Politik
Strategi komunikasi politik merupakan perpaduan perencanaan
komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi politik harus mampu menunjukan bagaimana
operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata pendekatannya
bisa berbeda-beda tergantung pada suatu kondisi dan situasi23.
Dalam strategi komunikasi politik, peran komunikan sangatlah
penting. Strategi komunikasi politik haruslah bersifat dinamis, sehingga
komunikator sebagai pelaksana dapat segera mengadakan perubahan apabila
ada suatu faktor yang mempengaruhi. Suatu pengaruh yang menghambat
komunikasi dapat datang sewaktu-waktu, terlebih jika komunikasi langsung
melalui media massa. Faktor yang berpengaruh bisa terdapat pada komponen
media atau komponen komunikan, sehingga efek yang diharapkan tak kunjung
tercapai.
Seorang komunikan akan mempunyai kemampuan dan strategi untuk
melakukan perubahan sikap, pendapat, dan tingkah laku komunikasi politik
melalui mekanisme daya tarik, jika pihak komunikan merasa bahwa
komunikator ikut dengannya. Dengan kata lain pihak komunikan merasa
adanya kesamaan antara komunikator dengannya, sehingga demikian
komunikan bersedia untuk taat pada pesan yang dikomunikasikkan oleh
23
komunikator. Sikap komunikator yang berusaha menyamakan diri dengan
komunikan ini akan menimbulkan simpati komunikan pada komunikator.
Dengan demikian inti dari strategi komunikasi politik adalah
perencanaan komunikasi yang diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh
dengan sedemikian rupa, sehingga masalah yang dibahas oleh jenis kegiatan
komunikasi tersebut dapat mengikat suatu kelompok atau warga tertentu.
Strategi Komunikasi politik juga upaya sekelompok manusia yang mempunyai
orientasi, pemikiran politik atau ideologi tertentu ke dalam suatu sistem politik
dengan menggunakan simbol-simbol yang berarti untuk menguasai atau
memperoleh kekuasaan.24
6. Fungsi Strategi Komunikasi Politik :
a. Menjadi cara atau teknik penyerahan tuntutan dan dukungan sebagai input
dalam sistem politik. Misalnya dalam rangka artikulasi kepentingan.
b. Sebagai penghubung antara pemerintah dengan rakyat, baik dalam rangka
mobilisasi politik untuk implementasi hubungan, memperoeh dukungan,
kepatuhan dan integrasi politik. Komunikasi juga digunakan sebagai
umpan balik (feed back) atas sejumlah out put (kebijakan pemerintah). c. Komunikasi menjalankan fungsi sosialisasi politik kepada warga negara.
d. Komunikasi menjalankan peran memberi ancaman (coertion) untuk memperoleh kepatuhan sebelum alat paksa digunakan sekaligus, hal ini
juga memberikan batasan-batasan mengenai hal-hal yang ditabukan.
24
e. Komunikasi mengkoordinasikan tata nilai politik yang digunakan,
sehingga mencapai tingkat homogenitas yang tinggi. Homogenitas
nilai-nilai politik ini sangat menentukan stabilitas politik.
f. Komunikasi sebagai kekuatan kontrol sosial yang memelihara idealisasi
sosial dan keseimbangan politik.25
7. Tujuan Komunikasi Politik
Di dalam konsep politik, terdapat tujuan pandangan mengenai
komunikasi politik, berikut pandangan tersebut :
a. Komunikasi Politik adalah usaha-usaha bersama yang ditempuh warga
negara untuk membicarakan dan mewujudkan kebaikan bersama.
b. Komunikasi Politik adalah segala hal yang berkaitan dengan
penyelenggaraan negara dan pemerintah .
c. Komunikasi Politik adalah segala kegiatan yang diarahkan untuk mencari
dan mempertahankan kekuasaan.
d. Komunikasi Politik sebagai kegiatan yang berkaitan dengan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan umum.
e. Komunikasi Politik sebagai konflik dalam rangka mencari atau
mempertahankan sumber-sumber yang dianggap penting.26
C. Persuasi Politik
Persuasi politik sering dilakukan oleh partai atau komunikator politik
untuk mengubah sikap dan perilaku orang dengan menggunakan kata-kata
25
Gun-Gun Heryanto,” Hand Out Perkuliahan Komunikasi Politik”, materi-1, h. 20 26
lisan dan tertulis, menanamkan opini baru, dan usaha yang disadari untuk
mengubah sikap, kepercayaan, atau perilaku orang melalui transmisi pesan.
Ada beberapa cara melakukan persuasi antara lain :
1. Propaganda Politik
Jacques Ellul, seorang filosof dan sosiolog prancis mendefenisikan
propaganda sebagai komunikasi yang di gunakan oleh suatu kelompok
terorganisasi yang ingin ingin menciptakan partisipasi aktif atau pasif
dalam tindakan massa yang terdiri atas individu dan dipersatukan secara
psikologis melalui manipulasinya dan digabungkan dalam suatu
organisasi.27
Propaganda merupakan kegiatan persuasif untuk mempengaruhi
seseorang atau orang banyak dalam bentuk individu atau kelompok, dalam
kehidupan masyarakat atau negara dengan dasar-dasar psikologis agar
menerima ide, gagasan ideologi, hasil penemuan baru, konsep-konsep
politik atau suatu hal yang belum diterima dan belum dianggap bermanfaat
untuk kemudian bertingkah laku sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
propagandis.28
Ada beberapa teknik propaganda politik yang dikenal sejak lama,
beberapa teknik propaganda tersebut adalah :
a. Penjulukan (Name Calling) adalah propaganda dengan memberikan sebuah ide atau label yang buruk kepada gagasan, orang, objek atau
27
Dan Nimmo, Komunikasi Politik, Komunikasi Pesan dan Media, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 1989), h. 136
28
tujuan agar orang menolak sesuatu tanpa menguji kenyataanya.
Misalnya menuduh lawan pemilihan sebagai ‘penjahat’.
b. Iming-Iming (Glittering Generalities) adalah propaganda dengan menggunakan ‘kata yang baik’ untuk melukiskan sesuatu agar
mendapat dukungan, tanpa menyelidiki ketepatan asosiasi itu. Teknik
propaganda ini digunakan untuk menonjolkan propagandis dengan
mengidentifikasi dirinya dengan segala apa yang serba luhur dan
agung. Misalnya ketika Amerika Serikat merencanakan serangan ke
Irak, AS menyebutnya sebagai misi kemanusiaan untuk membebaskan
manusia dari teror senjata pemusnah massal.
c. Teknik Transfer meliputi kekuasaan, sanksi dan pengaruh sesuatu yang lebih dihormati serta dipuja dari hal lain agar membuat “sesuatu”
lebih bisa diterima. Teknik propaganda transfer bisa digunakan dengan
memakai pengaruh seseorang atau tokoh yang paling dikagumi dan
berwibawa dalam lingkungan tertentu dengan mengidentifikasi suatu
maksud menggunakan lambang autoritas, misalnya “pilih kembali
Mega di Pemilu 2004”.
d. Kesaksian (Testimonials) memperoleh ucapan orang yang dihormati atau dibenci untuk mempromosikan atau meremehkan suatu maksud.
Kita mengenalnya dalam dukungan politik.
e. Merakyat (Plain Folk) adalah salah satu teknik propaganda yang menggunakan pendekatan oleh seseorang untuk menunjukkan dirinya
berpihak kepada khalayak dalam usaha bersama yang kolaboratif
misalnya, “saya salah seorang dari anda, hanya rakyat biasa.
f. Menumpuk Kartu (Card Stacking) memilih dengan teliti pernyataan yang akurat dan tidak akurat, logis dan tak logis untuk membangun
suatu kasus. Misalnya kata-kata “pembunuhan terhadap pemimpin kita,
benar-benar menunjukan penghinaan terhadap partai kita”.
g. Gerobak Musik (Bandwagon Technique) usaha untuk meyakinkan khalayak akan kepopuleran dan kebenaran tujuan. Dalam bidang
ekonomi, teknik propaganda ini digunakan untuk menarik minat
pembeli akan suatu produk tertentu yang laku keras di pasaran. Sebuah
perusahaan minuman ringan dengan semboyan “Inilah Generasi
Pepsi”, memberi kesan bahwa seluruh generasi meminum produk itu.29
2. Periklanan Politik
Periklanan massa adalah komunikasi dari satu pihak kepada orang
banyak, periklanan mendekati mereka terutama sebagai individu yang
single, independen, lepas dari kelompok apapun yang menjadi identitas
mereka dalam masyarakat.
Niar (1995) mengfungkapkan dalam An Introduction to Political Communication, bahwa ada empat karakteristik iklan politik televisi : a. The Shrinking Spot, dimana iklan di TV cenderung berdurasi pendek
yakni berkisar antara 30 hingga 60 detik saja sejak tahun 1956.
b. The Rise of Image, yakni isinya menekankan pada citra sang kandidat (bentuk iklan citra), bukan pada isunya (bentuk iklan isu).
29
c. Myth dan symbol. Didalamnya banyak mengandung simbol-simbol. d. Synifying power yaitu iklan sebagai simbol kekuatan. Biasanya iklan
seperti ini digunakan oleh pihak penguasa yang memiliki pengalaman
serta kredebilitas.30
3. Retorika Politik
Cleanth Brooks dan Robert Penn Warren dalam bukunya, Modern Rhetoric, mendefenisikan retorika sebagai the art of using language effectively atau seni penggunaan bahasa secara efektif.31
Retorika atau pidato politik sebagai suatu seni berbicara,memang
memiliki daya persuasi politik yang sangat tinggi, dengan menggunakan
bahasa lisan yang indah (irama, mimic, dan intonasi suara). Justru itu,
sangat berbahaya jika retorika politik kemudian di gunakan sebagai
medium propaganda.32
Kemampuan beretorika sangat diperlukan bagi komunikator politik
untuk menyampaikan pesan politiknya secara persuasive sehingga public
(komunikan) tertarik dengan apa yang disampaikan oleh komunikator.
D. Pengertian Pemilu
Secara universal pemilihan umum adalah lembaga sekaligus praktik
politik yang memungkinkan terbentuknya suatu pemerintahan perwakilan
(representative government), menurut Dahl merupakan gambaran ideal dan
30
Gun-Gun Heryanto,” Hand Out Perkuliahan Komunikasi Politik”, materi-8, h. 6 31
Onong Uchajana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek,(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1992) h. 53
32
maksimal bagi suatu pemerintahan demokrasi di zaman modern. 33 Pengertian
demokrasi secara sederhana adalah suatu sistem politik dimana para pembuat
keputusan kolektif tertinggi dalam system itu dipilih melalui pemilihan umum
yang adil, jujur, dan berkala.34 Karena pemilu itu tidak hanya berkaitan
dengan kebutuhan pemerintah akan keabsahan kekuasaanya, melainkan
sebagai sarana bagi rakyat untuk mengartikulasikan aspirasinya untuk
kehidupan bersama.
Pemilihan umum disebut juga dengan “Political Market” (Dr. Indria
Samego). Artinya pemilu adalah pasar politik tempat individu/masyarakat
berinteraksi untuk melakukan kontrak social antara peserta pemilu (partai
politik) dengan pemilih (rakyat) yang memiliki hak pilih setelah terlebih
dahulu melakukan serangkaian aktifitas politik untuk meyakinkan pemilih,
sehingga mencoblos partai politik yang menjadi peserta pemilu untuk
mewakilinya dalam badan legislatif maupun eksekutif.35
Tujuan pemilu menurut Undang-Undang No.12 tahun 2003, tentang
pemilihan umum DPR, DPD, dan DPRD adalah : “Pemilu diselenggarakan
dengan tujuan untuk memilih wakil rakyat dan wakil daerah, serta untuk
membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat dan memperoleh dukungan
rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sebagaimana diamanatkan
Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”.36
33
Robert. A.Dahl, Demokrasi dan Para Pengkritiknya, (Jakarta:Yayasan Obor Indonesia,1992), h. 33
34
Samuel Hunnington, Gelombang Demokratisasi ketiga (Jakarta:Pustaka Utama Grafiti, 1995), h.15
35
A. Rahman H.I, Sistem Politik Indonesia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007) h. 147 36
Dalam kaitan itu, pemilu mempunyai beberapa fungsi yang tidak bisa
dipisahkan antara yang satu dengan yang lain.
Pertama, sebagai sarana legitimasi politik. Fungsi legitimasi ini menjadi kebutuhan pemerintah dan sistem politik yang mewadai format
pemilu yang berlaku. Melalui pemilu, keabsahan pemerintah yang berkuasa
dapat ditegakkan.
Kedua, Fungsi perwakilan politik. Fungsi ini terutama menjadi kebutuhan rakyat, baik dalam rangka mengevaluasi maupun mengontrol
perilaku pemerintah dan program serta kebijakan yang dihasilkannya. Pemilu
dalam kaitan ini merupakan mekanisme demokratis bagi rakyat untuk duduk
dalam pemerintahan maupun lembaga legislatif.
Ketiga, pemilu sebagai mekanisme bagi pergantian atau sirkulasi elit penguasa. Keterkaitan pemilu dalam sirkulasi elit didasarkan pada asumsi
bahwa elit berasal dari dan bertugas mewakili masyarakat luas. Dalam kaitan
ini pemilu merupakan sarana dan jalur langsung untuk menacapai posisi elit
penguasa. Dengan begitu maka pemilu diharapkan bisa berlangsung
pergantian atau sirkulasi elit penguasa secara kompetitif dan demokratis.37
Keempat, sebagai sarana pendidikan politik bagi rakyat. Pemilu merupakan salah satu bentuk pendidikan politik bagi rakyat yang bersifat
langsung, umum, bebas, dan rahasia. Yang diharapkan bisa mencerdaskan
pemahaman politik dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai
demokrasi.
37
GAMBARAN UMUM PARTAI GERINDRA
DAN PIMPINAN ANAK CABANG LIMO
A. Gambaran Umum Partai Gerindra 1. Sejarah Berdiri
Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) berdiri pada 6 Februari
2008 merupakan partai yang berazaskan pancasila dan UUD 1945.1
Pendiriannya terkait dengan kondisi bangsa Indonesia, dimana mayoritas
rakyatnya masih berkubang dalam penderitaan dan sistem politik yang tak
kunjung mampu melaksanakan perekonomian nasional untuk mengangkat
harkat dan martabat masyarakat Indonesia dari kemelaratan.2
Berangkat dari hal tersebut, Prabowo berinisiatif membangun
sebuah wadah baru yang kemudian lahirlah partai baru yang dengan nama
Gerindra. Prabowo sendiri tidak ikut sebagai pendiri (dibelakang layar)
karena masih terikat sebagai anggota Partai Golongan Karya. Pendiriannya
dilakukan oleh sekelompok pendukungnya seperti Fadli Zon, Suhardi,
Ahmad Muzani dan Muchdi PR. Baru setelah keluar dari partai Golkar,
Prabowo ahkirnya resmi menjadi anggota partai tanggal 12 Juli 2008.
Partai Gerindra langsung mengusung Prabowo Subianto sebagai
sosok calon presiden dalam pemilihan presiden 2009. Melalui HKTI,
Prabowo menyerukan pentingnya membeli produk makanan dalam negeri.
1
Tanya Jawab Seputar Partai Gerindra (Jakarta : DPP Partai Gerindra, 2008) h. 3 2
Fadli Zon, Manifesto partai Gerindra, (Jakarta : DPP Partai Gerindra, 2008) h. 12
Melalui APPSI, Prabowo mengimbau gerakan kembali ke pasar
tradisional. Dengan slogan “HALUAN BARU, PEMIMPIN BARU”.
2. Lambang Partai
Partai dengan lambang kepala burung garuda warna kuning dalam
kotak persegi lima dengan latar berwarna merah ini memiliki detail
lambang dengan kotak pesegi panjang bergaris hitam dengan dasar warna
putih, ditengah terdapat persegi lima bergaris hitam dengan dasar warna
merah. Di tengah persegi lima terdapat gambar kepala burung Garuda
menghadap ke kanan dengan warna kuning keemasan. Kepala burung
Garuda pada lehernya terdapat bulu yang berjumlah tujuh belas (17),
terdapat jengger dan jambul berjumlah delapan (8), dan bulu telinga yang
berjumlah empat (4). Di bagian atas kotak persegi panjang bertuliskan
partai berwarna hitam, di bawahnya bertuliskan gerindra berwarna merah
dengan tepi tulisan berwarna hitam, dibagian paling bawah ada tulisan
gerakan Indonesia raya berwarna hitam.3
Berikut detail gambar lambang dari Partai Gerindra :
3
3. Perspektif Ideologi Partai
Berikut ini adalah kerangka landasan yang menjadi dasar bagi
partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya) dalam melangkah di dunia
politik, sebagaimana di tuangkan dalam dokumen-dokumen partai.
a. Azas
Azas Partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya) adalah
Pancasila dan UUD 1945.4
b. Jati Diri Partai Gerindra
Partai Gerindra berpijak dan bepegang teguh pada landasan
kedaulatan dan tetap tegaknya Negara kesatuan republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, adapun
jadi diri partai Gerindra adalah :
1) Kebangsaan (nasionalisme), partai Gerindra adalah partai yang
berwawawsan kebangsaan yang berteduh pada karakter
nasionalisme yang kuat, tangguh, dan mandiri.
2) Kerakyatan, partai Gerindra adalah partai yang terbentuk dari, oleh,
dan untuk rakyat sebagai pemilik kedaulatan yang sah atas republik
Indonesia.
3) Religius, partai Gerindra adalah partai yang memegang teguh pada
nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa dengan kebebasan
menjalankan agama dan kepercayaan masing-masing.
4
4) Keadilan sosial, partai Gerindra adalah partai yang menciptakan
suatu tatanan masyarakat yang berkeadilan sosial, yakni
masyarakat yang adil, secara ekonomi, politik, hukum, pendidikan,
dan kesetaraan gender.5
c. Fungsi
Ada beberapa fungsi yang akan dilakukan oleh Partai Gerindra:
1) Sarana pembentukan, dan pembangunan karakter bangsa.
2) Mendidik dan mencerdaskan rakyat agar bertanggung jawab
menggunakan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara.
3) Menghimpun, merumuskan, dan memperjuangkan aspirasi rakyat
dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan Negara.
4) Menghimpun, membangun, dan menggerakkan kekuatan rakyat
guna membangun masyarakat pancasila.
5) Melakukan komunikasi dan partisipasi politik warga Negara.
6) Menghimpun persamaan sikap politik dan kehendak untuk
mencapai cita-cita dalam mewujudkan masyarakat adil dan
makmur, material dan spiritual berdasarkan pancasila dan UUD
1945.
7) Mempertahankan, mengemban, mengamalkan, dan membela
pancasila serta berorientasi pada program pembangunan di segala
bidang tanpa membedakan suku, agama, ras, dan golongan.
5
8) Menyerap, menampung, menyalurkan, dan memperjuangkan
aspirasi rakyat serta meningkatkan kesadaran politik rakyat dan
menyiapkan kader-kader dengan memperhatikan kesetaraan dalam
segala kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.6
d. Tugas
Tugas pokok yang menjadi kewajiban setiap pengurus, kader,
dan anggota Partai Gerindra untuk ditunaikan adalah :
1) Mempertahankan dan mewujudkan cita-cita Negara proklamasi 17
agustus 1945 didalam Negara kesatuan republic Indonesia.
2) Memperjuangkan terwujudnya peningkatan segala aspek
kehidupan yang meliputi ideologi, politik, ekonomi, agama, sosial
budaya, hukum, serta pertahanan dan keamanan nasional guna
mewujudkan cita-cita nasional.
3) Melaksanakan, mempertahankan, dan menyebarkuaskan Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa.
4) Menghimpun dan mempejuangkan aspirasi rakyat sebagai arah
kebijakan politik partai.
5) Mempersiapkan kader partai dalam pengisian jabatan politik dam
kabatan publik melalui mekanisme demokrasi, dengan
memperhatikan kesetaraan dan keadilan.
6) Mempengaruhi dan mengawasi jalannya penyelenggaraan Negara,
agar terwujud pemerintahan yang bersih dan berwibawa.7
6
Tanya Jawab Seputar Partai Gerindra (Jakarta : DPP Partai Gerindra, 2008) h. 13-14 7
e. Tujuan
Partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya) memiliki 5 (lima)
tujuan utama, yaitu :
1) Mempertahankan dan mengamalkan Pancasila serta menegakkan
Undang-Undang Dasar 1945.
2) Berjuang memperoleh kekuasaan politik secara konstitusional guna
mewujudkan pemerintah, sebagaimana dimaksud dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang melindungi segenap
bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia.
3) Menciptakan masyarakat adil dan makmur, merata secara material
dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4) Mewujudkan kedaulatan rakyat dalam rangka mengembangkan
kehidupan demokrasi yamg menjunjung tinggi dan menghormati
kebenaran, hukum, dan keadilan.
5) Mewujudkan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada kekuatan
bangsa, yang mengarahkan pada kedaulatan dan kemandirian
bangsa.8
f. Visi Misi
Partai Gerindra memiliki visi menjadi partai politik yang
mampu menciptakan kesejahteraan rakyat, keadilan sosial, dan tatanan
politik Negara yang melandaskan diri pada nilai-nilai nasionalisme dan
8
religiusitas dalam wadah Negara kesatuan republik Indonesia. Untuk
mewujudkan visi tersebut, Partai Gerindra mengemban misi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara antara lain:
1) Mempertahankan kedaulatan dan tegaknya Negara kesatuan
republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
2) Mendorong pembangunan nasional yang menitikberatkan pada
pembangunan ekonomi kerakyatan, pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan, dan pemerataan hasil-hasil pembangunan bagi
seluruh warga bangsa dengan mengurangi ketergantungan kepada
pihak asing.
3) Membentuk tatanan sosial dan politik masyarakat yang kondusif
untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dan kesejahteraan rakyat.
4) Menegakkan supremasi hukum dengan mengedepankan praduga
tak bersalah dan persamaan hak didepan hukum.
5) Merebut kekuasaan pemerintahan secara konstitusional melalui
pemilu legislatif dan pemilu presiden untuk menciptakan lapisan
kepemimpinan nasional yang kuat.9
B. Gambaran Umum PAC Partai Gerindra Limo 1. Sejarah Berdirinya PAC
Berangkat dari sebuah partai baru dengan mengusung jargon
ekonomi kerakyatan ini Mohammad HB, SE membidani lahirnya
9
Pimpinan Anak Cabang (PAC) Partai Gerindra. PAC Limo terbentuk pada
tanggal 12 Mei 2008, diawali dengan pertemuan yang dihadiri oleh utusan
8 Kelurahan se-Kecamatan Limo. Setelah tersusun formasi kepengurusan
dilaporkan ke DPC untuk selanjutnya mendapat SK pengangkatan dari
DPD Jawa Barat.
PAC Partai Gerindra Limo dalam Pileg 2009 di Depok
menyalonkan empat orang untuk menjadi calon anggota legislatif yaitu
Imelda Bachtiar, Mohammad, HB (merangkap sebagai ketua PAC), Sonni
Laksono, dan Wahid Rosyadi.10 Dari empat orang yang menjadi caleg,
akhirnya Mohammad, HB berhasil menjadi anggota legislatif.
Mohammad HB, SE yang asli kelahiran Limo pernah menjabat
sebagai ketua Koperasi Unit Desa (KUD) dan juga ketua Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat (LPM) kelurahan Limo. Merasa punya
kesamaan platform dengan Partai Gerindra, seperti dalam konsep ekonomi
kerakyatan dalam hal kemandirian ekonomi, sebagaimana yang
diamanatkan dalam UUD ’45 pasal 33.
Dengan pengalamannya sebagai Ketua KUD dan LPM, dia
mengetahui betul apa yang dibutuhkan oleh masyarakat Limo, dengan
dukungan hampir dari sebagian besar para Ketua RT dan RW serta
masyarakat Limo. Akhirnya ia mencalonkan diri menjadi wakil rakyat
untuk bersaing mendapatkan 1 kursi anggota DPRD Depok dari 6 jatah
kursi yang disediakan,dengan menggunakan mesin politik partai Gerindra.
10
Dalam Pemilu Legislatif (Pileg) di Depok, Kecamatan Limo berada
di Daerah Pemilihan (Dapil) VI. Dengan jumlah kelurahan sebanyak 8,
yang terdiri dari :
a. Kelurahan Cinere
b. Kelurahan Gandul
c. Kelurahan Grogol
d. Kelurahan Krukut
e. Kelurahan Limo
f. Kelurahan Meruyung
g. Kelurahan Pangkalan Jati Baru
h. Kelurahan Pangkalan Jati Lama.11
2. Tentang AD/ART Partai Gerindra
Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) partai
Gerindra (Gerakan Indonesia Raya) adalah beberapa peraturan yang
mendasari berjalannya sebuah partai yang terdiri dari dasar/asas tujuan,
lambang. AD/ART juga mengatur tentang bagaimana mekanisme partai itu
dijalankan secara organisasional. AD/ART partai pada umumnya dibuat dan
disepakati dalam forum tertinggi partai yang melibatkan seluruh anggota atau
perwakilan anggota dari seluruh Indonesia.
Karena banyaknya bagian yang ada pada AD/ART, maka secara
langsung tidak dapat terperinci dalam bab ini, melainkan penulis akan
memasukkan dalam lampiran.
11
DALAM PILEG DI DEPOK
A. Strategi Komunikasi Politik Partai
Sebagaimana hasil pemilu yang telah berlangsung di Indonesia, bahwa
keberhasilan seseorang caleg untuk dapat lolos menjadi anggota dewan
ditentukan berdasarkan nomor urut partai. Berbeda pada pileg saat ini (2009),
mereka yang diusung menjadi caleg harus bekerja keras mendapatkan suara,
karena penetapan caleg ditentukan oleh sistem suara yang terbanyak. Hal ini
terkait dengan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada tanggal 23
Desember 2009 yang mengabulkan sebagian permohonan pemohon terkait uji
materi UU No.10 Tahun 2008 tentang Pemilu.1
Di samping itu seiring dengan keputusan MK tersebut di atas, Mantan
Ketua MPR Amien Rais menilai bahwa putusan MK yang menetapkan caleg
terpilih didasarkan pada perolehan suara terbanyak, akan berdampak pada
penyehatan iklim politik nasional. Karena telah mencerminkan azas keadilan
dan demokrasi.2
Pasca keluarnya putusan MK mengenai suara terbanyak diatas, para
caleg dituntut untuk melakukan upaya maksimal dalam rangka memperoleh
1
“hasil putusan MK” diakses pada tanggal 03 maret 2010 dari www.detik.com http://peha.staff.uns.ac.id/?p=10 pada jam 12.30 wib
2
“hasil putusan MK” diakses pada tanggal 03 Februari 2010 dari
http://beritasore.com/2008/12/24/putusan-mk-%E2%80%98-suara-terbanyak-%E2%80%98-kurangi-konflik-internal-partai pada jam 12.45 wib
suara sebanyak-banyaknya dari masyarakat. Oleh karena itu, partai sebagai
”induk politik” dari para caleg juga memiliki kewajiban menyusun pesan
politik berupa visi dan misi partai yang akan “dijual” oleh para caleg untuk
mendapatkan suara terbanyak. Kemudian efektivitas kemasan pesan politik
partai tersebut selanjutnya akan diukur dari seberapa besar para caleg mampu
menjelaskan visi dan misinya serta mampu memberikan solusi dari berbagai
permasalahan riil di masyarakat baik secara regional maaupun nasional. Bila
strategi komunikasi ini bisa diterapkan, maka partai baru dianggap
menjalankan strategi komunikasi politik yang efektif.
Langkah selanjutnya Partai harus siap menyusun strategi komunikasi
partai yang hanya dapat dikomunikasikan oleh partai kepada masyarakat
pemilihnya. Keberhasilan partai memperoleh suara terbanyak, diasumsikan
akan dapat didistribusikan kepada seluruh caleg berdasarkan nomor urut caleg
dalam partai tersebut. Sehingga akhirnya kebijakan perubahan untuk juga
mengikutsertakan caleg dalam mengkomunikasikan visi dan misi partai baru
dilakukan pasca keluarnya putusan MK tersebut.
Dalam melakukan persiapan pemilu 2009, Pimpinan Anak Cabang
(PAC) Partai Gerindra Kecamatan Limo melakukan berbagai upaya untuk bisa
mendulang suara sebanyak-banyaknya. PAC meyakini bahwa semua itu dapat
dilakukan bila perencanaan dilakukan secara matang.3
Bentuk dukungan politik dalam bentuk pilihan politik pada
pelaksanaan pileg biasanya tidak bersifat permanen dan rasional. Dukungan
3
politik akan cepat berubah manakala kepentingan kelompok yang menjadi
perekat tidak diperhatikan. Perubahan sikap dan dukungan politik ini bisa
terjadi karena beberapa faktor, antara lain :
1. Kondisi masyarakat di Limo yang pluralistik, kondisi seperti ini
memungkinkan adanya perbedaaan dalam mengartikan berbagai kebijakan
pemerintah, sesuai dengan nilai sosial dan budaya politik masing-masing
kelompok.
2. Dukungan yang diberikan oleh sebagian masyarakat terhadap suatu partai
politik tertentu dalam pileg tidak semuanya bersifat sukarela. Misalnya
karena adanya faktor emosional, tidak ada pilihan yang lebih baik ataupun
karena rasa solidaritas.
3. Pola hubungan patron-client dan aliran masih cukup potensial mengakar didalam masyarakat. Oleh karena itu apabila muncul kekecewaan pada
tokoh tertentu, mereka akan memobilisasi pendukungnya agar tidak
memberikan suara partai politik tertentu pada pemilu yang akan
berlangsung.
4. Terjadinya konflik internal didalam tubuh suatu partai politik.4
Berangkat dari hal diatas, dalam perjalanan menuju pemilu legislatif di
Depok, PAC Gerindra Limo melakukan berbagai strategi komunikasi politik,
yaitu :
4