• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR (Studi Proses Pembangunan Jalur Lintas Selatan Jawa di Kec. Sumbermanjing Wetan Kab. Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR (Studi Proses Pembangunan Jalur Lintas Selatan Jawa di Kec. Sumbermanjing Wetan Kab. Malang)"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Problem pembangunan daerah akan selalu muncul dalam setiap pelaksanaan pembangunan daerah, diantaranya masalah kesenjangan antar wilayah atau antar daerah. Potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap daerah sangatlah beragam, sehingga hal ini terkadang menjadi alasan munculnya ketidakmerataan pembangunan. Seperti halnya wilayah utara dan wilayah selatan pulau Jawa, dimana wilayah selatan sangat tertinggal jauh dari wilayah utara. Padahal jika dilihat dari segi potensi wilayah, sebenarnya wilyah selatan tidak kalah dari wilayah utara. Hal ini bisa disebabkan karena keadaan infrastrukturtur wilayah selatan yang kurang memadai, sehingga segala mobilitas perekonomiannya tidak bisa selancar wilayah utara. Ini semua nantinya akan berujung pada disparitas dan keterisolasian wilayah, dimana setiap wilayah akan sulit mengembangkan diri dan potensi daerah yang dimiliki.

(2)

wilayah utara berbeda jauh dengan wilayah selatan. Setiap tahun rata-rata pertumbuhan ekonomi di wilayah selatan hanya 5,51 persen, sedangkan di wilayah utara rata-rata mencapai 6,15 persen. Tulungagung dan Malang merupakan wilayah selatan yang memiliki pertumbuhan ekonomi relatif tinggi.1

Wilayah Jawa bagian selatan mempunyai potensi sumberdaya alam yang besar, memiliki tanah yang subur, sumber-sumber tambang, pariwisata, dan juga kaya akan sumberdaya bahari. Berbagai potensi tersebut sangat memungkinkan untuk dilakukan pengembangan yang lebih optimal. Tak kurang tiga potensi wisata pantai di wilayah masing-masing di jalur lintas selatan menunggu dikembangkan. Pelabuhan Sendang Biru Sumbermanjing Wetan dan Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap menjadi modal utama untuk mengembangkan potensi perikanan tangkap di pantai selatan, yang termasuk salah satu di antara lima pelabuhan terbesar di Indonesia dan satu-satunya pelabuhan di pantai selatan tersebut adalah pintu gerbang ekspor ikan laut. Potensi utama ini juga dapat dilihat secara nyata pada persentase nilai PDRB perkapita wilayah Jawa bagian selatan. Sektor pertanian memberikan kontibusi cukup besar pada nilai PDRB per kapita provinsi yang mencapai 35-50%. Selain itu, terdapat potensi di bidang pariwisata terutama wisata alam, dengan kontribusi terhadap nilai PDRB per kapita provinsi sebesar 18-22%. 2 Kekayaan dan potensi yang melimpah tersebut tentu merupakan suatu faktor strategis yang mampu mendorong kemajuan wilayah Jawa bagian selatan serta meningkatkan kesejahteraan

1

http://www.usdrp-indonesia.org/files/downloadContent/736.pdf. diakses tanggal 03, maret 2010 2

(3)

masyarakatnya jika dikembangkan secara optimal dengan dukungan infrastruktur ekonomi dan sosial yang memadai.

Untuk itu perlu adanya sinergi perencanaan pembangunan antar daerah. Hal ini sesuai dengan mandat UU No 25/2004 yang membahas tentang program Kewilayahan dan Lintas Wilayah dimana sekumpulan rencana kerja terpadu antar-Kementerian/Lembaga dan Satuan Kerja Perangkat Daerah mengenai suatu atau beberapa wilayah, Daerah, atau kawasan. Jadi disini terdapat kordinasi antar wilayah untuk mengetahui masalah pembangunan yang ada, kemudian membuat perencanaan pembangunan wilyah guna meningkatkan wilyahnya. Dalam konteks mmewujudkan sinergi tersebut di atas, pemerintah banyak mengeluarkan perencanaan kebijakan, salah satunya adalah pembangunan Jalur Lintas Selatan.

Dengan dibangunnya jaringan Jalur Lintas Selatan yang berkelas jalan nasional dengan fungsi arteri primer selebar 24 meter merupakan jaringan jalan yang menghubungkan seluruh Pulau Jawa bagian selatan, setidaknya masalah aksesibilitas dapat terpecahkan. Dapat dikatakan bahwa pembangunan Jalur Lintas Selatan tidak hanya untuk memudahkan transportasi dari arah barat ke timur dan sebaliknya, tetapi yang terpenting untuk meningkatkan kesejahteraan jutaan penduduk di kawasan Pulau Jawa bagian selatan.

(4)

akan sulit mengembangkan potensi wilayah-wilayah selatan. Jalur lintas selatan merupakan jalur strategis untuk menyeimbangkan perkembangan wilayah utara dan selatan pulau Jawa. Dari aspek ekonomi, jelas akan ada pertumbuhan ekonomi dan dalam aspek sosial, juga akan memberikan dampak terhadap masyarakat secara psikis, sedangkan secara politik cukup akan berpengaruh terhadap kedewasaan masyarakat dalam berpolitik dikarenakan arus informasi dan pengetahuan dapat mengalir secara selaras dan seimbang.

Jalur Lintas Selatan Pulau Jawa direncanakan untuk menghubungkan 5 provinsi di Pulau Jawa, yaitu Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur, yang dimulai dari Labuan (Banten) hingga Banyuwangi (Jawa Timur) sepanjang 1.512,8 km, dengan panjang pada masing-masing provinsi adalah Banten 128 km, Jawa Barat 419 km, Jawa Tengah 190 km, Daerah Istimewa Yogyakarta 157 km, dan Jawa Timur sepanjang 618,8 km. Langkah awal pembangunan jalur lintas selatan Pulau Jawa telah dimulai pada tahun 1997-1998 dengan dilakukan pra-feasibility study. Dilanjutkan dengan feasibility study pada tahun 2000-2001, kemudian studi AMDAL pada tahun 2002, serta desain dan pelaksanaan konstruksi pada tahun 2002-2007. 3 Sebenarnya selama ini di wilayah selatan Jawa telah dibangun jalan kabupaten dan propinsi, dimana investasi oleh masing-masing daerah cukup besar, namun tetap belum cukup memadai untuk membuka isolasi potensi yang seharusnya dapat dimanfaatkan secara optimal oleh penduduknya.

3

(5)

Proyek pembangunan Jalur Lintas Selatan Jawa Timur dengan Panjang sekitar 618,8 km melewati 8 kabupaten dari Banyuwangi sampai Pacitan tersebut, menghabiskan Anggaran dari APBD-APBN 2002-2009 sebesar: Rp 806,650 miliar dengan Rincian yaitu: APBN Rp 414, 131 miliar, APBD Pemprov Jatim Rp 303,377 miliar, APBD Kabupaten Rp 88,650 miliar. Untuk pembangunan proyek tersebut telah terealisasi sebagai berikut : total pengaspalan jalan 73,96 km, Pacitan 41 km, Trenggalek 13 km, Tulungagung 7 km, Malang 11,3 km, Lumajang 1 km, Jember 6 km, Blitar 1,5 km. Sedangkan yang belum diaspal Banyuwangi 110 km, Malang 13 km, Blitar 61 km.4

Pembangunan Jalur Lintas Selatan di Kecamatan Sumbermanjing Wetan tepatnya memiliki total panjang 24,3 kilometer, melewati desa-desa yaitu: Desa Sitiharjo dan Desa Tambakasri. Dari total jalan sepanjang 24,3 kilometer yang melewati Malang, pembebasan tanah baru terealisasikan sekitar 70 persen. Dari total keseluruhan lahan yang dibebaskan 40 persen adalah lahan milik Perhutani, sedangkan sisanya adalah lahan milik warga masyarakat.

Hambatan klasik proyek pembangunan fisik infrastruktur adalah pengadaan tanah dan pendanaan pembangunanya. Pangadaan tanah untuk jalan tol misalnya, pembebasan yang sangat krusial adalah tanah-tanah yang bukti kepemilikannya tidak jelas, ahli waris yang bertempat tinggal di daerah lain sulit ditemui, pemilik menuntut harga ganti rugi di atas Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) dan harga apprasial, pemakaian lahan hutan milik Perhutani, yang ijinnya memerlukan banyak

4

(6)

persyaratan. Kendala tersebut tidak saja memakan waktu yang relatif lama untuk menyelesaikan proyek, tetapi berpengaruh kepada nilai proyek yang semakin tinggi akibat fluktuasi inflasi dan faktor bunga pinjaman sindikasi perbankan, serta pemborosan anggaran pada termin-termin pengeluaran tanpa memberikan hasil optimal.

Pada dasarnya pembangunan jalur lintas selatan pulau jawa belum selesai secara keseluruhan, hal ini tidak terlepas dari kendala-kendala yang ada, antara lain kondisi fisik atau kontur selatan Pulau Jawa yang berat, keterbatasan dana, dan pengadaan lahan. Hal ini seharusnya dapat diselesaikan secepat mungkin agar manfaat secara sosial ekonomi pembangunan jalur lintas selatan pulau Jawa dapat dirasakan secara maksimal oleh seluruh lapisan masyarakat.

Pemaparan tentang pembangunan jalur lintas selatan pulau jawa menjelaskan tentang mobilisasi pembangunan untuk peningkatan kemakmuran masyarakat melalui sektor perekonomian, hal ini seperti dijelaskan oleh Rostow dalam teori tahapan linear yaitu, negara-negara maju seluruhnya telah melampaui tahapan tinggal landas menuju pertumbuhan ekonomi berkesinambungan yang berlangsung secara otomatis “(kemajuan ekonomi mereka sudah semakin mapan, sehingga roda ekonominya tanpa diatur secara khusus, sudah dapat berputar secara sendirinya untuk menggerakan perekonomian dan memebawa seluruh penduduk ke taraf hidup yang lebih baik.)”5

Penelitian ini dilakukan dibagian wilayah Jalur Lintas Selatan Kabupaten Malang tepatnya Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Daerah tersebut memiliki

5

(7)

potensi alam yang sangat bagus, baik dalam sektor pariwisata maupun hasil alam yang akan terus digali dan ditunjang oleh Infrastruktur yang memadai dan berkesinambungan. Penelitian ini penting dilakukan untuk memahami bagaimana mekanisme pelaksanaan kebijakan pembangunan infrastrutktur Jalur Lintas Selatan, yang nantinya dapat diketahui juga dampak terhadap kondisi ekonomi, sosial, budaya dan politik masyarakat pasca pembangunan, sehingga ada sebuah kejelasan dan informasi yang kita peroleh sebagai sebuah ilmu pengetahuan untuk masyarakat Sumbermanjing Wetan dan masyarakat pada umumnya.

Dari pemaparan latar belakang permasalahan diatas, dapat kita simpulkan bahwa kronologis proses pembangunan yang terjadi di negara kita sangatlah beragam dan menarik, hal ini yang kemudian menjadikan penulis tertarik untuk melakukan pendalaman terhadap fenomena yang ada, sehingga penulis tertarik untuk mengangkat judul penelitian : Implementasi Kebijakan Pembangunan Infrastruktur (Study Proses Pembangunan Jalur Lintas Selatan Jawa di Kec. Sumbermanjing Wetan, Kab. Malang).

B. Rumusan Masalah

Dari gambaran diatas kita dapat menggariskan beberapa rumusan masalah yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi kebijakan pembangunan infrastruktur jalur lintas selatan Jawa di Kecamatan Sumbermanjing Wetan?

(8)

Ada beberapa tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

1) Ingin mengetahui implementasi pembangunan infrastruktur jalur lintas selatan Jawa di Kecamatan Sumbermanjing Wetan.

D. Manfaat Penelitian 1) Secara Akademis

a. Sebagai syarat untuk memperoleh kelulusan dan gelar sarjana ilmu politik, pada Fakultas Ilmu Sosial dan Imu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

b. Sebagai wahana penambah wawasan dan pengalaman peneliti yang diperoleh pada saat di lapangan.

c. Sebagai bahan literatur dan pengembangan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi Pemerintah, Mahasiswa dan Umum.

2) Secara Praktis

a. Sebagai masukan kepada semua pihak pelaksana kebijakan yakni : Dinas PU Binamarga dan Bappeda Kab. Malang dalam melaksanakan

kebijakan pembangunan, sekaligus sebagai sumbangan pemikiran

dalam melaksanakan kebijakan pembangunan.

b. Bagi para penentu kebijakan, pemerhati dan praktisi di lapangan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menganalisa sistem

pelaksanaan kebijakan pembangunan.

(9)

Dalam setiap penelitian tentu saja ada sebuah konsep dasar pemikiran, hal ini sangat penting untuk memberikan batasan-batasan berkaitan dengan konsep dasar yang dimaksud oleh peneliti. Selain itu Konsep merupakan istilah, terdiri dari satu kata atau lebih yang menggambarkan suatu gejala atau menyatakan suatu ide (gagasan) tertentu. Konsep yang dipakai oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Implementasi kebijakan

Implementasi kebijakan adalah proses kegiatan pelaksanaan kebijakan yang dilaksanakan sesudah usulan kebijakan diterima dan disahkan oleh pihak yang mengesahkan kebijakan, (pihak yang mengesahkan itu dapat orang per orang, bisa juga badan-badan atau lembaga-lembaga pemerintahan). Implementasi tidak hanya terbatas pada perwujudan secara riil dari kebijakan, tetapi juga mempunyai kaitan dengan konsekuensi atau dampak yang akan nampak pada pelaksanaan atau implemantasi kebijakan tersebut. Kebijakan harus diterima oleh masyarakat dan msyarakat mempunyai kesediaan diri untuk melaksanakannya.6

Efektivitas implementasi kebijakan sangat tergantung pada sejauh mana sumberdaya dan personel yang disediakan oleh system kebijakan memiliki jumlah dan kualitas yang memadai.7

b. Pembangunan Infrastruktur

6

M. Irfan Islamy, Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara, Bumi Aksara, Jakarta, 1990, hal 102.

7

(10)

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan di segala bidang kehidupan yang dilakukan secara sengaja berdasarkan recana tertentu. Secara sederhana dapat didefinisikan sebagai proses perubahan dari suatu keadaan tertentu kearah keadaan yang lebih baik yang diarahkan pada kegiatan yang mampu memecahkan masalah-masalah kemasyarakatan serta dapat merumuskan kebijakan-kebijakan tertentu ke arah terciptanya kemajuan.8 Pembangunan adalah proses yang dilakukan secara sadar dan berkelanjutan mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat.9

Infrastruktur adalah suatu hal yang menjadi dasar atau landasan khususnya bagi sebuah organisasi atau sistem. Pengertian lain, infrastruktur adalah fasilitas dasar, layanan, dan instalasi yang diperlukan untuk berfungsinya sebuah komunitas atau masyarakat, seperti transportasi dan sistem komunikasi, air dan listrik, dan lembaga-lembaga publik termasuk sekolah, kantor pos, dan penjara.10

Pembangunan infrastruktur adalah proses perubahan secara sadar dan berkelanjutan ke arah yang lebih baik tarhadap fasilitas yang menjadi dasar sebuah organisasi atau sistem, dapat berupa layanan dan instalasi yang diperlukan untuk berfungsinya sebuah komunitas atau masyarakat, seperti sistem transportasi dan komunikasi, air dan listrik, dan lembaga-lembaga

8

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Negara, PT. Raja Grasifindo Persada, 2000 9

http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/eakt/2004/jiunkpe-ns-s1-2004-32400108-8927- pajak_reklame chapter1.pdf. diakses tgl 7 Januari 2010

10

(11)

publik. Pembangunan infrastuktur merupakan bagian integral dari pembangunan daerah, karena infrastruktur merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi, sosial dan politik.

Dari beberapa konsep di atas, implementasi kebijakan pembangunan infrastruktur dapat di definisikan sebagai proses kegiatan pelaksanaan kebijakan yang dilaksanakan sesudah usulan kebijakan diterima dan disahkan oleh pihak yang mengesahkan kebijakan, dengan tujuan perubahan ke arah yang lebih baik terhadap fasilitas-fasilitas yang menjadi dasar sebuah organisasi atau sistem.

F. Definisi Operasional

Dari definisi konseptual yang telah diterangkan diatas dapat dioprasionalisasikan bebrapa hal sebagai berikut:

1. Implementasi kebijakan pembangunan infrastruktur.

1. Pelaksanaan kebijakan pembangunan infrastruktur Jalur Lintas Selatan.

2. Bentuk dan tujuan kebijakan pembangunan.

3. Faktor-faktor penghambat implementasi pembangunan Jalur Lintas Selatan .

3.1Kondisi fisik atau kontur selatan Pulau Jawa yang berat.

(12)

3.3Pengadaan lahan.

4. Dampak pembangunan jalur lintas selatan bagi masyarakat Sumbermanjing Wetan

4.1Dampak ekonomi. 4.2Dampak sosial. 4.3Dampak budaya.

4.4Dampak politik terhadap masyarakat. G. Metode Penelitian

Dalam melaksanakan suatu penelitian diperlukan data-data yang lengkap untuk memberi jawaban semua masalah-masalah yang diteliti, oleh karena itu digunakan metode sebagai berikut :

a) Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang penulis gunakan adalah deskriptif yaitu penelitian yang semata-mata berusaha untuk memberikan gambaran atau mendeskripsikan keadaan obyek atau permasalahan tanpa ada maksud untuk membuat kesimpulan dan generalisasi11. Sedangkan penelitian kualitatif pada umumnya berupa fenomena sosial yang tidak dapat disajikan dalam bentuk angka.

Jadi penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara tepat mengenai sifat, keadaan atau hubungan tertentu dalam masyarakat. Dengan begitu peneliti bisa melakukan exploitasi dan klarifikasi mengenai pernyataan

11

(13)

sosial dengan jalan mendeskripsikan variabel yang dijabarkan melalui sejumlah indikator yang berkenaan dengan masalah yang akan diteliti.

b)Lokasi Penelitian

Dalam pemilihan seting objek dan tempatnya, sebagaimana tertera dalam judul Implementasi Kebijakan Pembangunan Infrastruktur (Study Proses Pembangunan Jalur Lintas Selatan Jawa di Kec. Sumbermanjing Wetan

Kab. Malang) maka peneliti melakukan penelitian di Kecamatan Sumbermajing

Wetan, Kabupaten Malang, sebagai salah satu daerah yang sedang melakukan pembangunan infrastruktur berupa Jalan Lintas selatan.

c) Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah benda, hal, orang atau tempat variabel penelitian. Dengan demikian maka subyek penelitian adalah sesorang atau lebih yang dipilih dengan sengaja sehingga nara sumber data dapat terkumpul, karena dianggap menguasai bidang yang berhubungan dengan sasaran penelitian12. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini yang menjadi Subyek penelitian adalah:

1. Staf Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang. 2. Staf Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Malang

3. Staf Kecamatan Sumbermanjing Wetan

12

(14)

4. Tokoh Masyarakat Sumbermanjing Wetan (diambil 3 sampel, sesuai dengan jumlah tokoh masyarakat yang ada)

5. Masyarakat Sumbermanjing Wetan (diambil 10 sampel, sesuai dengan penelitian kualitatif pada umumnya dan jumlah masyrakat yang tepat berada di sekitaran Jalur Lintas Selatan)

d)Sumber Data

a. Sumber data Primer

Menurut Lexy Moleong, kata-kata serta tindakan obyek yang diamati dan diwawancarai merupakan sumber data yang utama ataupun primer. Sumber data utama dicatat melalui catatan secara tertulis ataupun melalui tape, pengambilan foto atau film. Sumber data primer yang peneliti gunakan adalah berupa kata-kata yang peneliti peroleh dari sumber informan ataupun orang yang meneliti inteview13. Dasar pertimbangan informan adalah orang yang paling berpengaruh dan memahami implementasi kebijakan pembangunan infrastruktur jalur lintas selatan Jawa. Dengan adanya sumber data primer penulis berharap bisa mendapatkan informasi yang lebih lengkap karena langsung berhadapan dengan sumber yang dianggap mewakili dan faham mengenai apa yang akan diteliti.

b. Sumber data Sekunder

Dalam penelitian kualitatif sering disebut bahwa sumber data diluar kata-kata dan tindakan adalah sumber data sekunder, walaupun begitu

13

(15)

sumber data ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam penelitian. Sumber data sekunder atau tambahan ini berupa sumber tertulis, foto dokumen dan data-data statistik, serta laporan yang terkait dengan kebijakan pembangunan infrastruktur jalur lintas selatan Jawa. Dalam sumber data sekunder peneliti melakukan kegiatan terjun langsung kelapangan untuk melihat dan mengamati mengenai kebenaran akan suatu data dan fakta pada suatu obyek peneliti sehingga memperoleh data yang valid dalam penelitian. e) Tenik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data adalah:

a) Teknik Observasi

Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan atau pencatatan, sehingga pengumpulan data yang menggunakan teknik observasi juga dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala, peristiwa ataupun perilaku dari obyek yang akan diteliti14. Dalam hal ini peneliti menggunakan observasi nonpartisipan dimana peneliti hanya bertindak sebagai pengopservasi tanpa ikut terjun melakukan aktifitas seperti yang dilakukan kelompok yang diteliti, baik kehadirannya diketahui atau tidak. Teknik ini dimaksudkan untuk mengamati tingkah laku yang aktual secara langsung.

14

(16)

b) Teknik Wawancara

Wawancara atau interview merupakan salah satu dari pengumpulan data dengan melalui wawancara atau tanya jawab secara langsung dengan objek penelitian dimana dua orang atau lebih secara langsung. Dalam kaitannya dengan teknik interview, ditegaskan bahwa wawancara adalah usaha pengumpulan informasi dengan mengajukan pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara lisan pula oleh responden15.

Wawancara yang dipakai untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara terstuktur dimana pewawancara menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.

c) Teknik Dokumentasi

Teknik Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data melalui arsip-arsip tertulis terutama yang menggunakan teori, hukum dalil ataupun berbagai data substantif yang berasal dari berbagai sumber baik yang berasal dari dinas atau departemen tertentu, dapat pula berupa data yang tersedia pada biro statistik ataupun dokumen sekolah, lembaga pemerintah atau swasta, foto serta berbagai sumber yang lain16. Adanya dokumentasi peneliti dapat memperoleh data, foto, dokumen yang dapat diperoleh secara langsung di obyek penelitian.

f) Analisis Data

15

Endang poerwanti, Ibid 125 16

(17)

Pengumpulan Data

Penyajian Data

Setelah seluruh data terkumpul, baik melalui observasi, interview, dan dokumentasi, selanjutnya perlu diolah dan dianalisis untuk menjawab penelitian. Untuk menjawab rumusan masalah diatas penulis menggunakan analisa data diskriptif kulitatif, pada peneletian ini tidak bermaksud untuk menghubungkan variabel satu dengan variabel yang lain. Maksud utamanya adalah untuk memberikan gambaran untuk mendeskripsikan keadaan obyek atau permasalahan. Dengan kata lain tujuan penelitian deskriptif adalah untuk pencandraan secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi daerah tertentu.

Berpedoman pada tipe penelitian deskriptif, dimana setelah data terkumpul, proses selanjutnya adalah menyederhanakan melalui beberapa proses, baik pencatatan, pengetikan, penyuntingan dan alih tulis untuk dibaca dan dipahami dalam upaya mencari jawaban atas permasalahan yang dirumuskan. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisa secara kualitatif artinya data yang diperoleh dilakukan pemaparan serta mendalam dengan harapan dapat menarik kesimpulan/ verifikasi dari satu kegiatan yang utuh dan bermanfaat untuk diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokan. Tahap pelaksanaan analisis data dapat digambarkan sebagai berikut:

KOMPONEN-KOMPONEN ANALISIS DATA MODEL INTERAKSI

(18)

Sumber :Teori Miles dan Huberman17

Komponen-komponen dalam analisa data model interaktif diatas dapat dijelaskan sebagi berikut :

1. Reduksi Data (Reduktion)

Reduksi Data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis dilapangan. Selanjutnya dilakukan pilihan terhadap data yang diperoleh dilapangan, data mana yang relevan dan mana yang tidak relevan dengan permasalahan dan fokus penelitian. Reduksi data/ proses tranformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian lapangan, sampai laporan akhir tersusun.

2. Penyajian Data (Display)

Penyajian data dimaksudkan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penelitian data yang dibuat oleh peneliti berupa kata-kata, table dan grafik sesuai dengan data yang diperoleh peneliti. Adapun tujuan peneliti adalah mengklarifikasikan data sehingga sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian sehingga data akan lebih mudah untuk dipahami.

17

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Alfabeta, Bandung, 2009. hal 247 Kesimpulan

(19)

3. Menarik Kesimpulan (verification)

(20)

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR (Studi Proses Pembangunan Jalur Lintas Selatan Jawa di Kec. Sumbermanjing

Wetan Kab. Malang)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

Dhimas Hari Prayitno (06230030)

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(21)

LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Dan di terima sebagai persyaratan untuk

Memperoleh gelar Kesarjanaan S-1

Pada tanggal : 2 Februari 2011

Dihadapan Dewan Penguji

1. Dr. Tri Sulistyaningsih M.Si ( )

2. Drs. Jainuri M.Si ( )

3. Drs. Krishno Hadi ( )

4. Dra. Su’adah M.Si ( )

Mengetahui :

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

(22)

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

Nama : Dhimas Hari Prayitno

NIM : 06230030

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Program Study : Strata Satu (S-I)

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Judul Skripsi : IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR (Studi Proses Pembangunan Jalur Lintas

Selatan Jawa di Kec. Sumbermanjing Wetan. Kab. Malang)

Disetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

(Drs. Krishno Hadi) (Dra. Hj. Su‟adah, M.Si)

Mengetahui :

Dekan Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

(23)

LEMBAR PERNYATAAN

Nama : Dimas Hari Prayitno

NIM : 06230030

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa Karya Ilmiah/ Skripsi saya yang berjudul:

Implementasi Kebijakan Pembangunan Infrastruktur (Studi Proses

Pembangunan Jalur Lintas Selatan Jawa di Kec. Sumbermanjing Wetan Kab.

Malang)

Adalah bukan karya tulis orang lain, baik sebagaian maupun keseluruhan. Kecuali

dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila

pernyataan ini tidak benar. Saya bersedia mendapatkan sanksi akademik sebagaimana

berlaku.

Malang, 2 Februari 2011

Yang Menyatakan,

Dhimas Hari Prayitno

(24)

KATA PENGANTAR

ASSALAMUALAIKUM WR.WB

Alhamdullilahi Rabbil “Aalamin, segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan hidayah dan inayah kepada penulis sehingga proses penulisan skripsi ini

dapat disusun dengan baik. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana Ilmu Politik pada Jurusan Ilmu

Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Malang (UMM). Penulis merupakan manusia biasa yang tidak dapat hidup tanpa

bantuan dari orang lain, sehingga dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari

bahwa skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan dan kerjasama yang baik dari semua

pihak, baik berupa moril maupun materil serta dorongan dan saran yang konstruktif.

Semua ini tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis. Bantuan dan kerjasama

tersebut penulis anggap sebagai salah satu hal yang sangat berharga untuk

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Dalam kesempatan yang berbahagia ini penulis

menyampaikan trimakasih dan penghormatan yang setinggi – tingginya kepada :

1. Bapak Prof. Drs. Muhajir Effendi, M.Ap, Selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Dr. Wahyudi, M.Si, Selaku Dekan fakultas Ilmu Sosial Dan Politik

Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Dr. Try Sulistyoningsih, M.Si, Selaku Ketua Jurusan Ilmu

Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Bapak, Drs. Khrisno Hadi dan Ibu, Hj Dra. Su‟adah M.Si Selaku pembimbing

satu dan pembimbing dua dalam penulisan karya ilmiah sebagai syarat

(25)

5. Kepada keluarga tercinta, Ayahanda Muji Haryoko, dan Ibunda Maria,

terimakasih, yang selalu sabar dan memberikan kepercayaan kepada saya

sehingga saya dapat menyelesaikan tugas kuliah. Untuk kakakku Teguh Yuko

Prasetyo, Maya Ria Desi Lilawati, Adekku Ayu Risky Ria Rahmawati,

terimakasih selalu mendukung dan memberiku semangat, kalian adalah

inspirasiku.

6. Untuk Brother-brother home sweet home, Cenul, Anca beserta laptop & print,

Mas Oky, Budi, Gilfan terimakasih selalu menemani, membantu dan memberi

semangat dengan cara kalian masing-masing, sehingga skripsi ini bisa

terselesaikan.

7. Teman-teman Jurusan Ilmu Pemerintahan angkatan 2006, terimakasih telah

memberikan spirit dan membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini,Ucup,

Faisal, Risang, Andik, Suhardi, Yasin dan temen2 yang tidak bisa disebutkan

satu-persatu.

Semoga amal baik beliau mendapatkan imbalan dari ALLAH SWT, Amin. Besar harapan penulis dengan tersusunya „Tugas Akhir” yang berupa “skripsi” ini, dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada

umumnya. Tiada Insan yang sempurna di dunia ini, demikian halnya dengan penulis,

walaupun penulis telah berusaha maksimal untuk menyusun “skripsi” menjadi tugas

akhir yang baik, namun karena keterbatasan penulis sebagai orang yang penuh

dengan kekurangan dan kekhilafan, maka dari itu, penulis berharap kritik dan saran

yang bersifat membangun dari pembaca.

WASSALAMUALAIKUM WR, WB.

Malang, 02 Februari 2011

Penulis

(26)

ABSTRAKSI

Dhimas Hari Prayitno, 06230030. Universitas Muhammadiyah Malang,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Pemerintahan. “Implementasi Kebijakan Pembangunan Infrastruktur (Studi Proses Pembangunan Jalur Lintas Selatan Jawa di Kec. Sumbermanjing Kab. Malng)”, Pembimbing I: Drs. Krishno Hadi; Pembimbing II: Dra. Hj. Su‟adah, M.Si.

Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan Nasional, karena setiap kegiatan perekonomian Nasional selalu melibatkan antar daerah. Namun faktanya ketidakmerataan pembangunan masih banyak terjadi di daera-daerah, sehingga hal tersebut memunculkan masalah disparitas dan keterisolasian wilayah. Seperti halnya wilayah utara dan wilayah selatan pulau Jawa, dimana wilayah selatan sangat tertinggal jauh dari wilayah utara. Salah satu penyebabnya adalah infrastruktur di wilayah selatan yang tidak memadai. Padahal jika dilihat dari segi potensi wilayah, sebenarnya wilyah selatan tidak kalah dari wilayah utara. Hal tersebut dapat dilihat secara nyata pada persentase nilai PDRB perkapita wilayah Jawa bagian selatan. Sektor pertanian memberikan kontibusi cukup besar pada nilai PDRB per kapita provinsi, yang kontribusinya mencapai 35-50%. Selain itu, terdapat potensi di bidang pariwisata terutama wisata alam, dengan kontribusi terhadap nilai PDRB per kapita provinsi sebesar 18-22%. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu adanya pembangunan infrastruktur yang memadai, karena keterbatasan akses yang ada di wilayah selatan membuat daerah- daerah yang termasuk di dalamnya terasa memiliki ruang gerak sempit untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh wilayahnya. Dalam hal ini Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang termasuk di dalamnnya. Maka untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas pemerintah pusat mengeluarkan sebuah kebijakan yakni pembangunan Jalur Lintas Selatan Jawa.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui: Observasi dan wawancara serta dokumentasi. Setelah dilakukan pemeriksaan keabsahanya, data dianalisis dengan cara penyajian data sekaligus dianalisis dan penarikan kesimpulan.

(27)

dipandang untuk mengatasi masalah-masalah teknis dan manajerial selama proses pembangunan infrastruktur tersebut berjalan. Dinas PU Binamarga Kabupaten Malang tidak dilibatkan secara fisik melainkan hanya dilibatkan pada proses monitoring dan pelaporan hasil fisik, sedangkan Dinas Bappeda Kabupaten Malang diberi wewenang dalam hal pembebasan lahan. (2) Dalam pelaksanaan Kebijakan Infrastruktur, yang mana dalam hal ini pembangunan Jalur Lintas Selatan faktor-faktor penghambat yang muncul dapat berupa factor fisik dan nonfisik. Faktor Fisik berupa kontur Jalur Lintas Selatan yang begitu berat, sedangkan factor nonfisik mengacu pada pembebasan lahan dan anggaran. Masalah kontur wilayah selatan yang berat bukanlah menjadi hambatan vital dalam proses pembangunan Jalur Lintas Selatan, karena saat ini sudah banyak tersedia alat-alat canggih untuk mengatasi permasalahan tersebut. Permasalahan yang benar-benar menjadi penghambat dalam pembangunan Jalur Lintas Selatan adalah berkaitan dengan anggaran dana yang tersedia dan kesiapan lahan. Anggaran dana merupakan foktor penting dalam mendukung percepatan pembangunan Jalur Lintas Selatan. Sedangkan dalam pelaksanaan pembebasan lahan terlebih dahulu harus melakukan pendekatan-pendekatan terhadap masyarakat. Hal tersebut dilakukan dengan sosialisai terhadap masyarakat, memberikan pengertian mengenai tujuan dan manfaat di bangunnya Jalur Lintas Selatan.

Dengan adanya pembangunan Jalur Lintas Selatan diharapkan dapat meningkatakan aksesbilitas wilayah dan memacu pertumbuhan Kecamatan Sumbermanjing Wetan, yang pada akhirnya dapat mendorong kegiatan ekonomi masyarakat. Meskipun Jalur Lintas Selatan belum tersambung secara keseluruhan, aksebilitas local, dampak positif aspek ekonomi, social, budaya dan politik sudah dapat dirasa oleh masyarakat. Upaya pembangunan Jalur lintas Selatan perlu diikuti dengan perencanaan yang komperhensif melalui konsep pembangunan yang terintergrasi. Konsep pembangunan terintergrasi tersebut dimaksudkan untuk meminimalisir dampak-dampak negative yang timbul pasca pembangunan Jalur Lintas Selatan.

Meyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(28)

ABSTRAC

Dhimas Hari Prayitno, 06230030, Muhammadiyah University Malang, Faculty of Social and Political Sciences, Department of Government. "Implementation of Infrastructure Development Policy (Studies in the Development Process Line Southern Cross in the district of Java. Sumbermanjing District. Malng)", Advisor I: Drs. Krishno Hadi; Advisors II: Dra. Hj. Su'adah, M.Sc.

Regional development is an integral part of national development, because each national economic activity always involves the inter-regional. But the fact of inequality is still a lot of development happening in these areas, so it raises the problem of disparity and isolation. As well as northern and southern regions of Java island, where the region is lagging far south of the northern region. One reason is the infrastructure in the southern region is not adequate. In fact, if viewed in terms of potential territory, south wilyah actually no less than the north. This can be seen significantly in the percentage of the value of GDP per capita area of southern Java. The agricultural sector provides significant contributions to the value of GDP per capita of the province, whose contributions reach 35-50%. In addition, there is potential in tourism, especially nature tourism, with a contribution to provincial GDP per capita value of 18-22%. To overcome these problems, the need for adequate infrastructure development, due to limited access in the southern region to make the areas included in it was a narrow space to develop the potential possessed by the territory. In this case the southern district of Malang Regency Sumbermanjing included in dalamnnya. So to address the above issues the central government issued a policy that is the construction of Southern Cross Line Java.

This research was conducted using a qualitative approach with descriptive methods. Technique of data collecting is done through: Observations and interviews and documentation. After examination the truth, the data were analyzed by way of presenting the data at once analyzed and conclusion.

(29)

the construction of Southern Cross Line inhibiting factors that appear to be physical and nonphysical factors. Physical factors in the form of contour lines are so heavy Southern Cross, while the non-physical factors refer to land acquisition and budget. Contour problem areas south of the weight is not a barrier vital in the development process of South Cross Line, because now widely available advanced tools for addressing the issue. The problem really is the bottleneck in the development of Southern Cross Line is related to the budget funds available and the readiness of land. Budget funds are foktor important in supporting the accelerated development of Southern Cross Line. While the implementation of land acquisition should first make approaches to the community. This is done with the socialization of the community, provide an understanding of the purpose and benefits on the rise and Southern Cross Line.

With the Southern Cross Line construction is expected to increase the accessibility of regions and spur growth in south Sumbermanjing, which in turn can promote the economic activities of society. Although Southern Cross Line has not been connected as a whole, local accessibility, the positive impact of economic, social, and political culture can already be perceived by the public. Southern Cross Line development efforts need to be followed by a comprehensive planning through the integrated development concept. The concept of integrated development is intended to minimize the negative impacts that arise after the construction of Southern Cross Line.

Aggreeing,

Counsellor I: Counsellor II:

(30)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Berita Acara Bimbingan Skripsi ... iii

Lembar Pernyataan... iv

Kata Pengantar ... v

Abstraksi ... vii

Daftar Isi... xi

BAB I : PENDAHULUAN... 1

A. . Latar Belakang Masalah ... 1

B. . Rumusan Masalah ... 8

C. . Tujuan Penelitian ... 8

D. . Manfaat Penelitian ... 8

E. . Definisi Konseptual ... 9

F... Definisi Operasional ... 11

G. . Metode Penelitian ... 12

1.Jenis Penelitian... 12

2.Lokasi Penelitian ... 13

3.Subyek penelitian ... 13

4.Sumber Data... 14

5.Teknik Pengumpulan Data ... 15

6.Teknik Analisa Data ... 17

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 21

A. Kajian Pustaka ... 21

1.Implementasi Kebijakan ... 21

1.1 . Pengertian Implementasi ... 21

(31)

1.3 . Pendekatan-pendekatan Implementasi ... 29

1.4 . Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi ... 37

1.5 . Landasan dan Mutu Implementasi ... 39

1.6 . Evaluasi Implementasi ... 41

2.Kebijakan ... 42

2.1 Pengertian Kebijakan ... 42

2.2 Kebijakan Jalur Lintas Selatan ... 46

3.Pembangunan ... 49

3.1. Pengertian Pembangunan ... 49

B. Landasan Teori ... 54

BAB III : DESKRIPSI WILAYAH ... 58

A. Kondisi Umum Kabupaten Malang... 58

1. Kondisi Geografi ... 59

2. Kondisi Topografi ... 60

3. Kondisi Fisiografi ... 61

4. Kondisi Hindrologi ... 61

B. Gambaran Umum Pembangunan Kabupaten Malang ... 62

C. Wilayah Pembangunan Jalur Lintas Selatan di Kab. Malang ... 64

BAB IV : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ... 69

A. Penyajian Data... 69

1. Implementasi Kebijakan Pembangunan Infrastruktur ... 69

1.1 Pelaksanaan Kebijakan Pembangunan Infrastruktur ... 69

1.2 Bentuk dan Tujuan Kebijakan Pembangunan Jalur Lintas Selatan……..73

1.2.1. Bentuk Kebijakan Pembangunan Jalur Lintas Selatan ... 75

1.2.2. Tujuan Pembangunan Jalur Lintas Selatan ... 75

(32)

1.3.1 Anggaran Pembangunan Jalur Lintas Selatan ... 80

1.3.2 Pengadaan Lahan ... 82

1.3.2.1 Lahan Warga ... 83

1.3.2.1 Lahan Perhutani ... 87

1.3.3 Kondisi Fisik atau Kontur Selatan Pulau Jawa yang Berat ... 88

1.4 Dampak Pembangunan Jalur Lintas Selatan bagi Masyarakat Sumbermanjing wetan ... 89

1.4.1. Dampak Sosial ... 90

1.4.2. Dampak Ekonomi ... 91

1.4.3. Dampak Politik terhadap Masyarakat ... 92

1.4.4. Damp[ak Aspek Budaya ... 93

B. Analisa Data ... 95

BAB V. PENUTUP ... 98

A. Kesimpulan ... 98

B. Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 101

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, 2002, Prosedur penelitian. Jakarta. Rineka cipta.

Charles, D Jones. Pengantar Kebijakan Publik, Rajawali Pers, 1990

Endang poerwanti, Dimensi-dimensi riset ilmiah,penerbit Universitas Muhammadiyah Malang,1998 hal 27

Gunn, W. N. Publik Policy Analisis : An Introduction. New jersey : Prentice Hall,1981.

Hogerwert. Ilmu Pemerintahan, Erlangga. Jakarta.

Islamy, M. Irfan. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara, Bumi Aksara, Jakarta, 1990.

Kabupaten Malang dalanm Angka, 2009

Moleong,Lexy. Metode Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya. Bandung,2002.

Moeljarto T. Politik Pembangunan, Yogyakarta : PT Tiara Wacana Yogya, 1995.

Monografi Kecamatan Sumbermanjingwetan tahun 2009

Nugroho, Riant, Public Policy, Elex Media Komputindo.Jakarta, 2008.

Parsons, Wayne. Publik Policy (Pengantar Teori dan Praktik AnPalisis Kebijakan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2006.

Samodra, Wibawa, Kebijakan Publik ; Proses dan Analisis, Intermedia, Jakarta, 1990.

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Negara, PT. Raja Grasifindo Persada, 2000

Studi Pengendalian Ruang Sepanjang Koridor Jalur Lintas Selatan,2009

(34)

Wahab Solichin Abdul, Analisis Kebijaksanaan(Dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara) Bumi Aksara, Jakarta, 2004.

Winarno, Budi, 2002. Teori dan Kebijakan Publik, Yogyakarta :Media Pressindo.

http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/eakt/2004/jiunkpe-ns-s1-2004-32400108-8927 pajak_reklame-chapter1.pdf. diakses tgl 7 Januari 2010.

http://tsharto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2369/Sistem+Perencanaan+Pem bangunan+Nasional.pdf. Diakses tanggal 03, maret 2010

http://www.usdrp-indonesia.org/files/downloadContent/736.pdf. diakses tanggal 03, maret 2010

http://www.vivanews.com/appaux/jatim.css diakses tanggal 01, Maret 2010.

http://www.pemprovjatim.co.id/appaux/jatim.css diakses tanggal 01 Maret, 2010

http://www.usdrp-indonesia.org/files/downloadContent/736. diakses tanggal 13 juli, 2010

(35)
[image:35.612.129.515.173.671.2]

Lampiran

Gambar 3

(36)

Landasan Hukum

Adapun dasar hukum dalam penyusunan Studi Pengendalian Ruang Sepanjang Koridor Jalur Lintas Selatan, adalah :

1. Undang-undang No.5 Tahun 1960 tentang peraturan Dasar Pokok-poko Agraria, Lembaran Negara tahun 1960 No. 104, tambahan Lembaran Negara tenun 1960 No. 3034.

2. Undang-undang No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

3. Undang-undang No.4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman. 4. Undang-undang No.24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang.

5. Undang-undang No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. 6. Undang-undang No.7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air.

7. Undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 8. Undang-undang No.38 Tahun 2004 tentang Tentang Jalan.

9. Peraturan Pemerintah No.35 Tahun 1991 tentang Sungai.

10.Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serata Masyarakat .dalam Penataan Ruang.

(37)

12.Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

13.Keputusan Presiden No. 21 Tahun 1989 tentang Kebijaksanaan Pembangunan Kota.

14.Keputusan Presiden No. 57 Tahun 1989 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang di Daerah.

15.Keputusan Presiden No. 98 Tahun 1993 tentang Perubahan Kepres no. 53/1989 tentang Kawasan Industri.

16.Keputusan Presiden No. 62 Tahun 2000 tentang Koordinasi Penataan Ruang Nasional.

17.Keputusan Presiden No. 63 Tahun 2000 tentang Badan Kebijaksanaan dan Pengendalian Pembangunan Perumahan dan permukiman Nasional.

18.Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 134 Tahun 1998 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I dan tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Tingkat II.

19.Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 147 Tahun 2004 tentang Koordinasi Penataan Ruang Daerah.

20.Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 2 Tahun 2000 tentang Panduan Penilaian Dokumen Andal.

(38)

22.Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkunan.

23.Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 7 Tahun 1998 tentang Penetapan Batas Wilayah kota.

24.Keputusan Menteri PU No. 63/PRT/1993 tentang Sempadan Sungai, Daerah manfaat Sungai dan Daerah Penguasaan Sungai.

25.Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur No. 295 Tahun 1984 tentang Tata Cara Penyediaan Pemberian Hak ats tanah Perusahaan yang tidak Menggunakan Fasilitas Penanaman Modal.

26.Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkunan No. 24 Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

Gambar

Gambar 3

Referensi

Dokumen terkait

Materi dalam pelatihan ini, meliputi: Pembelajaran 4.0, media video, manfaat media video, videoscribe, demonstrasi dan praktik cara membuat media video dengan

Tingginya harga input produksi dan rendahnya kesuburan tanah, mendorong petani untuk menanam pohon, terutama pada lahan yang miring. Pengusahaan tanaman semusim dianggap

Lain daripada itu, penulis menyadari telah banyak buku, tulisan, artikel, maupun karya ilmiah dari para pakar yang mengupas tentang hak anak dengan berbagai sudut

Satu kelompok petani usaha konvensional dengan tidak mendapatkan tambahan teknologi (P1), dan satu kelompok petani mendapatkan tambahan teknologi berupa usaha

internal, dan lingkungan kerja fisik berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap semangat kerja guru sehingga untuk mencapai semangat kerja guru yang tinggi

Penelitian Sandi (2013) earnings response coefficient sangat berguna dalam analisis fundamental yaitu analisa untuk menghitung nilai saham sebenarnya

Menurut Gaffar (1987), keberhasilan pembangunan itu sangat ditentukan oleh sumberdaya manusia dan manusia yang menentukan keberhasilan pembangunan tersebut haruslah manusia

Tujuan penelitian ini berbeda dengan yang dilakukan oleh Saputra (2007) dan Nurkolisyah (2005) yang membedakan adalah bahwa di dalam penelitian yang dilakukan ini di dalam