Analysis Of Firm Size And Asset Quality To Profitability
(Study In Bank Umum Syariah Indonesia Periode 2006-2010)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen Ekonomi
Oleh :
Nama : DHIKA ERMAYA
NIM : 21208051 Kelas : MN-2
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
v
Periode 2006-2010)” dibawah bimbingan Linna Ismawati, S.E.,M.Si.
Perusahaan harus memperhatikan profitabilitas untuk mengetahui apakah perusahaan dapat melangsungkan kegiatannya atau tidak. Ini dikarenakan profitabilitas merupakan tingkat kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Dimana laba tersebut dapat dilihat dari selisih antara pendapatan dan beban-beban perusahaan. selain itu perusahaan juga harus memperhatikan faktor lain yang berhubungan dengan perhitungan laba. Ukuran Perusahaan dan Kualitas Aktiva Produktif merupakan beberapa faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan atas Laba perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan dan kualitas aktiva produktif terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2006-2010.
Penelitian dilakukan terhadap 30 sampel laporan keuangan 3 Bank Umum Syariah dengan menggunakan data laporan keuangan dari smester I tahun 2006 sampai dengan smester II tahun 2010. Variabel yang digunakan adalah Ukuran Perusahaan dan Kualitas Aktiva Produktif sebagai variabel independen dan Profitabilitas (ROA) sebagai variabel dependen. Penelitian ini menggunakan regresi linear berganda untuk mengetahui apakah ada hubungan linear antara satu variabel dependen dengan beberapa variabel independen.
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Ukuran Perusahaan secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Profitabilitas (ROA), sama halnya dengan Kualitas Aktiva Produktif secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Profitabilitas (ROA).
iv
under the guidance of Linna Ismawati, SE, M.Si.
Companies should pay attention to profitability to determine whether the company can continue its activities or not. This is because profitability is the ability of banks to generate profits. Where profits can be seen from the difference between revenues and expenses of the company. other than that the company must also consider other factors associated with the calculation of profit. Company Size and Earning Assets are several factors that influence the decision making on corporate earnings. This study aims to determine the effect of firm size and asset quality to profitability (ROA) at the Commercial Bank Indonesia Sharia in the period 2006-2010.
Research carried out on 30 samples of three financial statements using Shariah Banks financial statement data from the I smester 2006 to smester II in 2010. Variable used is the size of the Company and Assets Quality as an independent variable and profitability (ROA) as the dependent variable. This study uses multiple linear regression to determine whether there is a linear relationship between one dependent variable with several independent variables.
The results showed that the partial variable Company Size no significant effect on profitability (ROA), as well as partially Assets Quality is not a significant effect on profitability (ROA).
vi
berkat kemurahan-Nya Skripsi ini dapat Penulis selesaikan sesuai yang
diharapkan. Dalam Skripsi ini penulis membahas “Analisis Ukuran Perusahaan dan Kualitas Aktiva Produktif terhadap Profitabilitas (Studi pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2006-2010)”. Tugas Skripsi ini sebagai salah satu syarat sidang, guna memperoleh gelar sarjana pada Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
Dalam proses pendalaman materi ini, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Ibu Linna Ismawati,SE.,M.Si. selaku dosen
pembimbing dan memberikoreksi untuk Skripsi ini. Dan tak pula kritik dan saran
yang membangunlah yang penulis selalu harapkan demi pembelajaran kedepan,
karena hanya setitik ilmu yang penulis miliki dari luasnya lautan ilmu yang ada.
Untuk itu penulis hanya dapat menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dr.Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof.Dr. Umi Narimawati, Dra., S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
3. Linna Ismawati,SE.,M.Si Selaku Ketua Program Studi Manajemen.
4. Raeny Dwisanty.SE.,M.Si., Selaku Dosen Wali yang telah banyak
vii
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
7. Orang tua tercinta, Papa dan Mama yang telah memberikan doa, kasih
sayang, semangat dan pengorbanan tak terhingga baik secara moril maupun
materil.
8. Seluruh keluarga penulis yang selalu memberikan doa dan semangat tiada
henti kepada penulis.
9. Sahabat-sahabatku Pras, Nurul, Adit, Fachri, Ardia, Ria, Gema, Alm. Fajar
G.K., Yunita, Nia, Beni, Amzah, Sandy, Eko, Janter, Shifa, Pratiwi, Yatimah,
Devi untuk kebersamaan, keceriaan, dan persahabatan kita selama ini.
10. Seluruh teman MN-2 yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah
memberikan dukungannya.
11. Seluruh teman di MNI yang tidak henti-hentinya memberikan dorongan untuk
bisa segera lulus dengan hasil yang memuaskan.
12. Untuk Shella Agustin yang selalu memberikan semangat, motivasi, bawel
mengingatkan untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
13. Seluruh pihak yang secara langsung atau pun tidak langsung turut membantu
viii
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
konstruktif akan senantiasa diterima penulis sebagai masukan yang berarti.
Sehingga dalam penyusunan karya tulis lainnya penulis dapat menyusun dengan
lebih baik.
Akhir kata penulis berharap semoga penulisan skripsi ini ini dapat
bermanfaat dan menjadi pendorong untuk lebih maju serta semangat berbuat yang
terbaik untuk diri sendiri dan orang lain.
Bandung, Juli 2012
Penulis
Dhika Ermaya
ix
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
MOTTO ... iii
ABSSTRACT ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFRAR ISI...ix
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 11
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 11
1.2.2 Rumusan Masalah ... 11
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 12
1.3.1 Maksud Penelitian ... 12
1.3.2 Tujuan Penelitin ... 12
1.4 Kegunaan Penelitian ... 13
x
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka ... 16
2.1.1 Ukuran Perusahaan ... 16
2.1.2 Kualitas Aktiva Produktif ... 19
2.1.2.1 Pengertian Kualitaas Aktiva Produktif ... 19
2.1.2.2 Konsep Kualitas Aktiva Produktif ... 19
2.1.2.3 Penilaian Kualitaas Aktiva Produktif ... 20
2.1.2.4 Komponen-komponen Rasio Kualitas Aktiva Produktif ... 21
2.1.3 Profitabilitas ... 21
2.1.3.1 Pengertian Profitabilitas ... 21
2.1.3.2 Rasio Profitabilitas ... 23
2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 28
2.2 Kerangka Pemikiran ... 33
2.2.1 Hubungan Ukuran Perusahaan denganProfitabilitas (ROA) ... 33
2.2.2 Hubungan Kualitas Aktiva Produktif dengan Profitabilitas (ROA) ... 34
xi
3.2.1 Desain Penelitian ... 41
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 47
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 48
3.2.3.1 Sumber Data ... 48
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 49
3.2.4 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 51
3.2.4.1 Jenis Data ... 51
3.2.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... 51
3.2.5 Rancangan Analisis dan pengujian Hipotesis ... 52
3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 52
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 66
4.1.1 Sejarah perusahaanUmum Perusahaan ... 66
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 69
4.1.3 Jod Description ... 74
4.1.4 Aktivitas Perusahaan ... 89
4.2 Analisis Deskriftif ... 94
4.2.1 Perkembangan Ukuran Perusahaan ... 94
xii
4.3.2 Estimasi Model Regresi ... 104
4.3.3 Pengujian Asumsi Klasik ... 106
4.3.4 Analisis Korelasi Parsial ... 112
4.3.5 Koefisien Determinasi Parsial ... 115
4.3.5.1 Koefisien Determniasi Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas (ROA) Ketika Kualitas Aktiva Produktif Tidak Berubah ... 115
4.3.5.2 Koefisien Determniasi Kualitas Aktiva Produktif Terhadap Profitabilitas (ROA) Ketika Ukuran Perusahaan Tidak Berubah ... 115
4.3.6 Uji Hipotesis ... 116
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 121
5.2 Saran ... 123
DAFTAR PUSTAKA ... 125
1
1.1. Latar Belakang Penelitian
Pertengahan tahun 1990 sistem keuangan Indonesia masih didominasi oleh
sektor perbankan. Komposisi penguasan pangsa pasar berubah begitu memasuki
tahun 1998 menyusul dikeluarkannya kebijakan pemerintah yang melikuidasi 16
bank swasta nasional pada bulan November 1997 akibat krisis moneter. Namun
tindakan pencabutan izin usaha bank oleh pemerintah tidak berhenti sampai disitu,
karena pada tanggal 4 April 1998 pemerintah menghentikan operasi tujuh bank
yang kinerjanya kurang baik dan tujuh bank lainnya ditempatkan dibawah
pengawasan BPPN (Tarmidzi dan Wilyanto, 2003).
Meski menghadapi tekanan akibat krisis keuangan global yang dampaknya
semakin meluas, kinerja perbankan sepanjang tahun 2008 relatif stabil.
Meningkatnya fungsi pengawasan dan kerjasama dengan otoritas terkait yang
disertai penerbitan beberapa peraturan oleh Bank Indonesia dan Pemerintah cukup
efektif menjaga ketahanan perbankan dari dampak negatif gejolak pasar keuangan
tersebut. Perbankan berhasil meningkatkan fungsi intermediasinya dan
melaksanakan proses konsolidasi perbankan dengan hasil yang positif (Laporan
Pengawasan Perbankan, 2008).
Perbankan memiliki peranan yang strategis dalam menunjang berjalannya
roda perekonomian dan pembangungan nasional mengingat fungsinya sebagai
kebijakan moneter. Menurut Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang
perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang RI No. 10 Tahun
1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Setelah diberlakukannya Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang
perbankan (Pasal 6 huruf m) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
RI No. 10 Tahun 1998, praktek perbankan berdasarkan prinsip bagi hasil untuk
dilakukan di Indonesia. Bank syariah merupakan salah satu lembaga perantara
(intermediary) yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil (profit sharing).
Perbankan syariah adalah salah satu representasi aplikasi ekonomi Islam yang
melarang penggunaan sistem bunga dalam perekonomian, karena sistem tersebut
dianggap riba yang dilarang oleh agama. Hal ini disebabkan penerapan sistem
ribawi tidak hanya membawa kehancuran ekonomi, tetapi juga kerusakan moral di
masyarakat (Antonio, 2001: 77).
Bank dalam Pasal 1 ayat (2) UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan
UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan menyatakan “bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lain dalam pasal 1 ayat (1) UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah
Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,
serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya”.
Kegiatan usaha perbankan syariah pada dasarnya merupakan perluasan jasa
perbankan bagi masyarakat yang membutuhkan dan menghendaki pembayaran
imbalan yang tidak didasarkan pada sistem bunga melainkan atas dasar prinsip
bagi hasil jual beli sebagaimana digariskan syariat (hukum) Islam. Prinsip syariat
Islam yang dimaksud yaitu bank dalam kegiatan operasionalnya mengikuti
ketentuan-ketentuan syariat Islam khususnya yang menyangkut tata cara
bermuamalat secara Islami misalnya dengan menjauhi praktek-praktek yang
mengandung unsur-unsur riba dan melakukan kegiatan investasi atas dasar bagi
hasil dan pembiayaan perdagangan (Siamat, 1999: 24). Diperkenankannya bank
melakukan kegiatan berdasarkan prinsip bagi hasil diharapkan akan dapat saling
melengkapi dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya yang telah terlebih
dahulu dikenal dalam sistem perbankan Indonesia. Di samping itu pendirian jenis
bank bagi hasil tersebut akan dapat member pelayanan kepada bagian masyarakat
yang karena prinsip agama atau kepercayaan tidak bersedia memanfaatkan
jasa-jasa bank konvensional.
Bank syariah karena sifatnya sebagai bank berdasarkan prinsip syariah
wajib memposisikan diri sebagai “uswatun hasanah” dalam implementasi moral
dan etika bisnis yang benar atau melaksanakan etika dan moral agama dalam
aktivitas ekonomi. Adanya bank Islam diharapkan dapat memberikan sumbangan
terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pembiayaan-pembiayaan
menjadi mitra dengan nasabah, sehingga hubungan bank Islam dengan nasabah
tidak lagi sebagai kreditur dan debitur tetapi menjadi hubungan kemitraan.
Perkembangan perbankan syariah tidak lepas dari peran pemerintah yang
telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang ditujukan untuk meningkatkan
sector perbankan yaitu Paket Deregulasi 27 Oktober 1988 (Pakto 88) yang
diperbaharui dengan paket deregulasi 29 Mei 1993. Pakto 88 ini antara lain berisi
usha yang harus dilakukan oleh sektor perbankan dalam peningkatan pengerahan
dana masyarakat dengan cara pendirian bank-bank baru atau perbankan
kantor-kantor cabang (Hastuti dan Kussudyarsana, 2007:2).
Dalam seminar restrukturisasi perbankan di Jakarta 1998 (Etty M. Nasser
dan Titik Aryati, 2000:111) menyimpulkan beberapa penyebab menurunnya
kinerja bank, antara lain: (1) Semakin meningkatnya kredit bermasalah perbankan
(2) Dampak likuidasi bank-bank 1 November 1997 yang mengakibatkan turunnya
kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dan pemerintah, sehingga memicu
penarikan dana secara besar-besaran. (3) Semakin turunnya permodalan
bank-bank dan bahkan diantaranya negative net worth, karena adanya kebutuhan
pembentukan cadangan, negative spread, unprofitable, dan lain-lain. (4) Banyak
bank tidak mampu menutup kewajibannya terutama karena menurunnya nilai
tukar rupiah. (5) Pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). (6)
Modal bank atau Capital Adequacy Ratio (CAR) belum mencerminkan riil untuk
menyerap berbagai risiko kerugian. (7) Manajemen tidak professional. (8) Moral
Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat serta tingkat
kompleksitas yang tinggi, dapat berpengaruh terhadap performa suatu bank.
Kompleksitas usaha perbankan yang tinggi dapat meningkatkan risiko yang
dihadapi oleh bank-bank yang ada di Indonesia. Lemahnya kondisi bank seperti
manajemen yang kurang memadai, pemberian kredit kepada kelompok atau grup
usaha sendiri serta modal yang tidak dapat mengcover terhadap risiko-risiko yang
dihadapi oleh bank tersebut menyebabkan kinerja bank menurun. Penurunan
kinerja bank dapat menurunkan pula kepercayaan masyarakat.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan
bank adalah dengan analisis profitabilitas. Kinerja suatu perusahaan sering diukur
dengan bagaimana kemampuan suatu perusahaan itu menghasilkan laba. Dari
sudut manajemen, rasio Return On Assets (ROA) dipandang sebagai alat ukur
yang berguna karena mengindikasikan seberapa baik pihak manajemen
memanfaatkan sumber daya total yang dimiliki oleh perusahaan untuk
menghasilkan profit. Menurut Malayu Hasibuan (2002:100) Profiabilitas bank
adalah kemampuan suatu bank untuk memperoleh laba yang dinyatakan dalam
persentase. Profitabilitas pada dasarnya adalah laba (rupiah) yang dinyatakan
dalam persentase profit.
Aktiva produktif adalah suatu aktiva dalam rupiah dan valuta asing yang
dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai fungsinya
(Lukman Dendawijaya:2009). Aktiva produktif merupakan asset yang dimiliki
oleh bank yang penggunaannya dilakukan dengan cara penanaman dana kepada
dengan earning assets atau aktiva yang menghasilkan, karena penanaman dana
tersebut dalah untuk mencapai tingkat penghasilan (laba) yang diharapkan. Aktiva
produktif terdiri atas kredit, surat berharga, penempatan dan peyertaan.
Pada era modern ini, perbankan syariah telah menjadi fenomena global,
termasuk di negara-negara yang tidak berpenduduk mayoritas muslim.
Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia merupakan yang paling pesat baik
dari segi bertambahnya bank yang menawarkan produk syariah maupun dari segi
pertumbuhan asetnya (Karya dan Rakhman, 2006: 209). Dalam kurun waktu
terakhir, perbankan syariah mencapai pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu 35%
pertahun. Hal ini terlihat dari peningkatan asset perbankan syariah menjadi 2,1%
dari keseluruhan asset perbankan senilai Rp 50 Triliun. Kredit yang disalurkan
mencapai Rp 38 triliun dengan KUR (Kredit Usaha Rakyat) mencapai Rp 326
miliar. Sedangkan pembiayaan dari perbankan syariah naik dari Rp 5 triliun pada
tahun 2003 menjadi Rp 27,94 triliun pada tahun 2007, dan Rp 38,19 triliun pada
tahun 2008. Berdasarkan prediksi Mc Kinsey tahun 2008, total asset pasar
perbankan syariah global pada tahun 2006 mencapai 0,75% miliar dolar AS.
Diperkirakan pada tahun 2010 total asset mencapai satu miliar dolar AS. Tingkat
pertumbuhan 100 bank syariah terbesar di dunia mencapai 27% per tahun
dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan 100 bank konvensional terbesar yang
hanya mencapai 19% per tahun (Agustianto, 2010). Perkembangan perbankan
syariah yang dilihat dari perkembangan total asset dan rata-rata rasio keuangan,
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah dapat dilihat dalam tabel 1.1 berikut
Tabel 1.1
Total Asset dan Rata-rata Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
Tahun
Total Asset (dalam Milyar
Rupiah)
UKURAN PERUSAHAAN
(%)
KAP (%)
ROA (%)
2006 26,722 1,42 20,44 1,55
2007 36,538 1,56 27,94 2,07
2008 49,555 1,69 38,19 1,42
2009 66,09 1,82 46,88 1,48
2010 83,45 1,92 68,18 1,59
Sumber : BI, Statistik Perbankan Syariah (data diolah)
Dari tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa total asset dan rasio keuangan
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha syariah berfluktuasi dari tahun 2006 sampai
tahun 2009. Perkembangan total asset tahun 2007 ke tahun 2008 tidak sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa semakin besar total asset yang merupakan
salah satu ukuran perusahaan akan meningkatkan Return On Asset (ROA). Pada
tahun 2008 total asset Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS)
meningkat dari 36,538 miliyar menjadi 49,555 milyar dengan kata lain mengalami
peningkatan sebesar 13,017 miliar rupiah dari tahun 2007, namun ROA Bank
Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) menunjukan penurunan
sebesar 0,65% dari 2,07% menjadi 1,42% (mengalami penurunan sebesar 0,65%).
Hal ini juga tidak seusai dengan teori jika perolehan laba bank sangat
meningkatnya kualitas aktiva produktif (KAP) maka kinerja bank juga semakin
meningkat (terutama pencapaian laba / ROA) (Dahlan Siamat, 1999; dan
Sinungan, 1997).
Menurut Astuti dan Zuhrotun (2007: 124), perusahaan dengan total asset
yang besar mencerminkan kemapanann perusahaan, Perusahaan yang sudah
mapan biasanya kondisi keuangannnya juga sudah stabil. Ukuran bank yang besar
lebih diinginkan karena memungkinkan bank menyediakan menu jasa keuangan
yang lebih luas (Bashir, 1999 dalam Basir, 2003). Hasil penelitian Hadri Kusuma
dan Yosika Tri Santoso mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap ROA. Namun berbeda dengan hasil penelitian Khaira Amalia
Fachrudin, Ni Putu Ena Marberya dan Agung Suaryana , serta RR. Sri Handayani
dan Agustono Dwi Rachadi yang mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh negatif terhadap ROA.
Kualitas Aktiva Produktif merupakan perkembangan aktiva produktif
bermasalah / Non Performing Asset dibandingkan dengan aktiva produktif, KAP
memiliki peranan dalam memperoleh pendapatan bagi bank. Pendapatan dari
penanaman dana pada aktiva produktif ini akan memberikan kontribusi pada yang
diperoleh bank. Lukman Dendawijaya (2009:118), mengatakan Semakin besar
ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat kuntungan yang dicapai bank
tersebut dari segi penggunaan asset (KAP).
Aktiva Produktif adalah penanaman dana bank dalam bentuk rupiah maupun
valuta asing, kredit yang diberikan, surat berharga yang diterbitkan serta
penilaian Kualitas Aktiva Produktif (KAP) untuk lebih mengetahui sejauh mana
kualitas aktiva yang dimiliki sebagai salah satu faktor pendukung dalam
menghasilkan laba pada suatu bank (Abdullah dan Suryanto, 2004: 27). Menurut
Ki Demank (2009), semakin tinggi rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
menunjukkan semakin baik kualitas aktiva Produktif bank Syariah, maka
kemungkinan suatu bank dalam kondisi keuangan semakin kecil. Hasil Penelitian
Ni Ketut Lely Aryani Merkusiwati menunjukkan bahwa kualitas aktiva produktif
berpengaruh positif terhadap ROA. Namun berbeda dengan hasil penelitian Djoko
Supriyadi yang menunjukkan bahwa KAP berpengaruh negatif terhadap ROA.
Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank dapat bersumber dari
berbagai kinerja operasi yang ditunjukkan beberapa indikator. Salah satu sumber
utama indikator yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank
yang bersangkutan. Analisis laporan keuangan dapat membantu para pelaku
bisnis, baik pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai
kondisi keuangan suatu perusahaan, tidak terkecuali perusahaan perbankan
(Mabruroh, 2004:37).
Profitabilitias merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur
kinerja suatu bank (Syofyan, 2002). Tingkat profitabilitas bank syariah di
Indonesia merupakan yang terbaik di dunia diukur dari rasio laba terhadap asset
(ROA), baik untuk kategori bank yang full fledge maupun untuk kategori Unit
Usaha Syariah (UUS) (Karya dan Rakhman, 2006 : 209). Dendawijaya (2003:
121) menyatakan bahwa dalam penentuan tingkat kesehatan bank, Bank Indonesia
dikarenakan Bank Indonesia, sebagai Pembina dan pengawas perbankan lebih
mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang
dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat. Ukuran profitabilitas
Return On Equity (ROE) digunakan untuk perusahaan pada umumnya dan Return
On Assets (ROA) pada industri perbankan. Return On Assets (ROA)
memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi
perusahaan, sedangkan Return On Equity hanya mengukur return yang diperoleh
dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut (Mawardi, 2005: 85). Oleh
karena itu, dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai ukuran kinerja
perbankan. Alasan dipilihnya industri perbankan karena kegiatan bank sangat
diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sector rill. Serta lebih
dikhususkan pada perbanakan syariah karena penelitian tentang kinerja keuangan
bank syariah masih jarang dilakukan.
Return On Assets (ROA) digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan
di dalam menghasilkan keuntungan dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
Semakin besar ROA menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena
tingkat pengembalian semakin besar. Apabila ROA meningkat, berarti
profitabilias perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah peningkat
profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham (Husnan, 1998: 557).
Adanya inskonsistensi hasil penelitian yang telah dilakukan dan adanya
fenomena gap yaitu perbedaan perkembangan data keuangan dengan teori yang
keuangan khususnya pada perbankan syariah yang diproksi dengan rasio Return
On Assets (ROA).
Berdasarkan uraian diatas, penulis berkeinginan untuk meneliti dan
menuangkannya kedalam bentuk sebuah penelitian dengan judul “ANALISIS
UKURAN PERUSAHAAN DAN KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2006-2010)”.
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1. Identifikasi Masalah
Karena rata-rata Bank Umum Syariah masih baru berdiri sehingga belum
menjadi perusahaan yang besar atau mapan. Sehingga tingkat kepercayaan
investor untuk menyetorkan modal ke Bank Umum Syariah masih kurang.
Apabila Bank Umum Syariah mempunyai ukuran perusahaan yang besar ini akan
memudahkan akses ke pasar modal sehingga lebih mudah untuk mendapatkan
tambahan dana dari investor yang kemudian dapat meningkatkan profitabilitas.
Selain itu adalah penanaman modal dana bank syariah baik dalam rupiah ataupun
valuta asing yang dimiliki oleh bank dalam bentuk pembiayaan, piutang, card,
surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal sementara, komitmen dan
kontijensi masih kurang karena Perusahaan masih baru berdiri maka dari itu perlu
1.2.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah penelitian di atas, maka pertanyaan
penelitian (Research Question) yang diajukan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Perkembangan Ukuran Perusahaan pada Bank Umum Syariah.
2. Bagaimana Perkembangan Kualitas Aktiva Produktif pada Bank Umum
Syariah.
3. Bagaimana Perkembangan Profitabilitas pada Bank Umum Syariah.
4. Seberapa besar pengaruh perkembangan Ukuran Perusahaan dan Kualitas
Aktiva Produktif secara parsial terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank
Umum Syariah Periode 2006-2010.
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1. Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan, mengolah,
mengalisis serta menginterpretasikan data yang akan digunakan sebagai bahan
penyusunan proposal penelitian sebagai salah satu syarat penyusunan metodologi
penelitian mengenai pengaruh Ukuran Perusahaan dan Kualitas Aktiva Produktif
terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
1.3.2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio keuangan terhadap Profitabilitas
1) Untuk mengetahui perkembangan Ukuran Perusahaan pada Bank Umum
Syariah.
2) Untuk mengetahui perkembangan Kualitas Aktiva Produktif pada Bank
Umum Syariah.
3) Untuk mengetahui perkembangan Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum
Syariah.
4) Untuk mengetahui besarnya pengaruh perkembangan Ukuran Perusahaan
dan Kualitas Aktiva Produktif terhadap Profitabilitas (ROA).
1.4. Kegunaan Penelitian
1.4.1. Kegunaan Praktis
a. Untuk Bank
Untuk mengetahui berbagai informasi tentang hal yang berkaitan dengan
Return On Assets . Sehingga informasi tersebut diharapkan dapat menjadi
bahan pertimbangan kebijaksanaan dalam rangka meningkatkan perolehan
laba.
b. Untuk Pihak Yang Terkait Bank (Investor)
Diharapkan bisa memberi tambahan informasi dan memberikan alternatif
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan berinvestasi sekaligus
mempertimbangkan perkembangan perbankan syariah di masa mendatang
1.4.1. Kegunaan Akademis
a. Untuk Penulis
Penelitian ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan, pengalaman
dan sebagai sarana untuk mempraktekkan ilmu pengetahuan yang terdapat
dibangku kuliah.
b. Untuk Penelitian Lain
Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menambah dasar perluasan
penelitian terutama yang berhubungan dengan profitabilitas perbankan dan
kinerja keuangan perbankan yang diukur dengan rasio Profitabilitas (ROA)
khususnya pada perbankan syariah.
c. Untuk Pengembangan ilmu
Menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang manajemen keuangan
khususnya dalam hal pengaruh kecukupan modal dan kualitas aktiva
produktif terhadap Profitabilitas (ROA).
1.5. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank
Indonesia Jl. M. H. Thamrin No.2 Jakarta 10350. No. Telp : (021) 2310108. Data
yang diperoleh dari www.bi.go.id dengan pengambilan data melalui Bank
Indonesia di Bandung serta data lainnya didapat dari data online. Penelitian ini
Tabel 1.2 Jadwal Penelitian
Tahap Prosedur
16
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala, dimana dapat diklasifikasikan besar
kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai
pasar saham, dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi
menjadi 3 kategori yang didasarkan kepada total asset perusahaan yaitu
perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium firm), dan
perusahaan kecil (small firm) (Machfoedz, 1994).
Menurut Undang-undang No.9 Tahun 1995 tentang usaha kecil
menjelaskan bahwa perusahaan yang memiliki hasil penjualan tahunan
menjelaskan bahwa perusahaan yang memiliki hasil penjualan tahunan paling
banyak Rp.1.000.000.000.000,- (satu milyar rupiah) digolongkan ke dalam
kelompok usaha kecil. Dengan adanya ketentuan ini, maka dapat dinyatakan
bahwa perusahaan yang memiliki hasil penjualan tahunan di atas
Rp.1.000.000.000.000,- (satu milyar rupiah) dapat dikelompokkan ke dalam
industry menengah dan besar.
Selain itu, ukuran perusahaan yang didasarkan pada total assets yang
dimiliki oleh perushaaan diatur dengan ketentuan BAPEPAM No. 11/PM/1997,
“Perusahaan menengah atau kecil adalah perusahaan yang memiiki jumlah
karyawan (total assets) tidak lebih dari 100 milyar rupiah”.
Besar kecilnya perusahaan dapat diukur dengan total aktiva/besar harta
perusahaan dengan menggunakan perhitungan nilai logaritma total aktiva
(Hartono, 2000: 254). Hal ini didukung oleh Zulhawati (2001), Manao dan Nur
(2001) dalam Saputra (2004) yang menggunakan total aktiva sebagai proksi
ukuran perusahaan dalam penelitiannya. Elton dan Gruber dalam Hartono (2000:
254), menyatakan bahwa perbedaan ukuran perusahaan menimbulkan risiko usaha
yang berbeda secara signifikan antara perusahaan besar dan perusahaan kecil,
mereka juga merumuskan perusahaan yang besar dianggap mempunyai risiko
yang lebih kecil, karena perusahaan yang besar dianggap lebih mempunyai akses
ke pasar modal sehingga lebih mudah untuk mendapatkan tambahan dana yang
kemudian dapat meningkatkan profitabilitas. Hartono (2000: 254), menyatakan
ukuran perusahaan sebagai logaritma dari total aktiva diprediksi mempunyai
hubungan negatif dengan risiko, dia juga menghipotesiskan bahwa perusahaan
yang besar cenderung berinvestasi ke proyek yang mempunyai varian rendah dan
risiko yang rendah, untuk menghindari laba yang berlebihan. Na’im dan Hartono
(2000: 254), Moses (1987), menyebutkan bahwa perusahaan besar merupakan
subjek dari tekanan politik sehingga jika perusahaan melaporkan laba yang
berlebihan nantinya akan menarik politikus dan dapat dicurigai melakukan
monopoli. Sehingga semakin tinggi resiko suatu perusahaan, semakin tinggi
sebaliknya semakin rendah rasio perusahaan, semakin rendah tingkat profitabilitas
yang diharapkan sebagai imbalan terhadap rendahnya risiko.
Ukuran perusahaan dalam penelitian ini dilihat berdasarkan dari besarnya
total asset yang dimiliki perusahaan. Asset menunjukkan aktiva yang digunakan
untuk aktivitas operasional perusahaan. Peningkatan asset yang diikuti
peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar
terhadap perusahaan, dimungkinkan pihak kreditor tertarik menanamkan dananya
ke perusahaan (Weston dan Brigham, 1994, dalam Jaelani dan Idrus, 2001).
Variabel ukuran perusahaan perusahaan diukur dengan logaritma natural
(Ln) dari total aktiva. Hal ini dikarenakan besarnya total aktiva masing-masing
perusahaan berbeda bahkan mempunyai selisih yang besar, sehingga dapat
menyebabkan nilai yang ekstrim. Untuk menghindari adanya data yang tidak
normal tersebut maka dari total asset perlu di Ln kan.
Menurut (Hartono, 2000: 254) variabel ukuran perusahaan dapat
dinyatakan dengan rumus sbb:
Total aktiva dipilih sebagai proksi ukuran perusahaan dengan
mempertimbangkan bahwa nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan
nilai market capitalized dan penjualan (Wuryatiningsih, 2002 dalam Sudarmadji,
2007). Jika nilai dari total aktiva, penjualan, atau modal itu besar, maka digunakan
natural logaritma dari nilai tersebut (Miswanto dan Husnan, 1999).
2.1.2 Kualitas Aktiva Produktif (KAP) 2.1.2.1 Pengertian Kualitas Aktiva Produktif
Aktiva Produktif adalah penanaman modal dana bank syariah baik dalam
rupiah ataupun valuta asing yang dimiliki oleh bank dalam bentuk pembiayaan,
piutang, qard, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal sementara,
komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administrative serta titipan
sertifikat wadiah Bank Indonesia. Penilaian tersebut dilakukan untuk melihat
apakah aktiva produktif digunakan untuk menghasilkan laba secara maksimal.
Selain penilaian kualitas asset dimaksudkan untuk menilai kondisi asset bank,
termasuk antisipasi atas resiko gagal bayar dari pembiayaan (credit risk) yang
akan muncul.
2.1.2.2 Konsep Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
Menurut Lukman Dendawijaya (2009:61) Kualitas aktiva produktif atau
earning assets adalah semua aktiva dalam rupiah maupun valuta asing yang
dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan
fungsinya. Pengelolaan dana dalam aktiva produktif merupakan sumber
pendapatan bank yang digunakan untuk membiayai keseluruhan biaya operasional
bank. Kualitas aktiva produktif dinilai berdasarkan prospek usaha, kondisi
keuangan dengan penekanan pada arus kas debitur dan kemampuan membayar
Menurut Yunanto Adi Kusumo (2008: 112), ada empat macam aktiva
produktif atau aktiva yang menghasilkan yaitu penanaman dana bank dalam
rupiah atau valuta asing dalam bentuk kredit, surat-surat berharga, penempatan
berguna untuk mengetahui bagaimana pihak bank dapat mengelola aktiva yang
dimilikinya dengan sebaik-baiknya sehingga dapat menghasilkan pendapatan atau
keuntungan semaksimal mungkin. Selain itu penilaian kualitas aktiva
dimaksudkan untuk menilai kondisi asset bank, termaksuk antisipasi atas risiko
gagal bayar dari pembiayaan (credit risk) yang akan muncul (Yunanto Adi
Kusumo, 2008:112).
Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) bertujuan untuk mengukur
kualitas aktiva produktif bank syariah. Adapun rasio untuk mengukur kualitas
aktiva produktif (KAP) dalam penelitian ini yaitu menggunakn rasio PPAP
(Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Aktiva Produktif). Rasio
PPAP menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam menjaga kualitas aktiva
produktif sehingga jumlah PPAP dapat dikelola dengan baik. Cakupan komponen
aktiva produktif dan PPAP yang telah dibentuk sesuai dengan ketentuan Kualitas
Aktiva Produktif yang berlaku. Menurut Lukman dendawijaya (2009:61) Rasio ini
dirumuskan sebagai berikut :
2.1.2.3 Penilaian Kualitas Aktiva Produktif
Menurut Dahlan Siamat (2004 : 136) kualitas aktiva produktif dinilai
berdasarkan :
PPAP yang dibentuk PPAP yang wajib dibentuk
1. Ketepatan pembayaran kembali pokok dan bunga serta kemampuan
peminjaman yang ditinjau dari keadaan usaha yang bersangkutan untuk
kredit yang diberikan.
2. Tingkat kemungkinan kembali diterimanya dana yang ditanamkan untuk
surat berharga.
2.1.2.4 Komponen-komponen Rasio Kualitas Aktiva Produktif
1. Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan total aktiva
produktif
2. Debitur inti kredit di luar pihak terkait dibandingkan dengan total kredit.
3. Perkembangan aktiva produktif bermasalah/non performing asset
dibandingkan dengan aktiva produktif
4. Tingkat kecukupan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva
produktif (PPAP)
5. Kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif
6. Sistem kaji ulang (review) internal terhadap aktiva produktif
7. Dokumentasi aktiva produktif
8. Kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah.
2.1.3 Profitabilitas (ROA)
2.1.3.1 Pengertian Profitabilitas (ROA)
MenurutAgus Sartono (1998:130) Profitabilitas adalah “ kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total
Menurut Riyanto (2001:35) “Profitabilitas suatu perusahaan
menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba tersebut”. Dengan kata lain profitabilitas adalah
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
Menurut Muliaman Hadad (2004:22) “Profitabilitas merupakan
tingkat kemampuan bank dalam meningkatkan labanya. Tingkat profitabilitas
dapat diukur menggunakan rasio Return On Asset (ROA), yang merupakan
rasio untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola aktiva untuk
menghasilkan laba”.
Faktor faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank dapat bersumber
dari berbagai kinerja profitabilitas yang ditunjukkan beberapa indikator.
(Nasser & Aryati, 2000). Rasio profitabilitas yang penting bagi bank adalah
Return On Asset (ROA). ROA penting bagi bank karena ROA digunakan
untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan
dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara
laba sesudah pajak terhadap total asset.
Menurut Rachmat dan Maya Ariyanti (2010:222) “ROA adalah
perbandingan (rasio) laba sebelum pajak (earning before tax) terhadap
rata-rata volume usaha dalam periode yang sama”.
Menurut Muchdarsyah Sinungan (2003:120) dalam buku Manajemen
“Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank
tersebut dari segi penggunaan asset”.
“Return On Asset (ROA) yaitu rasio antara Net Income After Tax
terhadap aset secara keseluruhan menunjukan ukuran produktivitas aktiva
dalam memberikan pengembalian pada penanaman modal” (Sawir, 2001).
Dari definisi-definisi di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Return
on Asset (ROA) merupakan rasio imbalan aktiva dipakai untuk mengevaluasi
apakah manajemen telah mendapat imbalan yang memadai (reasobable return)
dari asset yang dikuasainya. Dalam perhitungan rasio ini, hasil biasanya
didefinisikan sebagai sebagai laba bersih (operating income). Rasio ini merupakan
ukuran yang berfaedah jika seseorang ingin mengevaluasi seberapa baik
perusahaan telah memakai dananya, tanpa memperhatikan besarnya relatif sumber
dana tersebut. Return On Asset (ROA) kerap kali dipakai oleh manajemen puncak
untuk mengevaluasi unit-unit bisnis di dalam suatu perusahaan multidivisional.
Semakin besar ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang
dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari sisi
penggunaan asset.
2.1.3.2 Rasio Profitabilitas
1. Gross Profit Margin (GNP)
Rasio gross profit margin atau margin keuntungan kotor berguna
untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari setiap barang yang
Rumus :
2. Net Profit Margin (NPM)
Menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh perusahaan pada
setiap penjualan yang dilakukan (Sawir 2001 : 18).
Rumus :
3. Return On Asset (ROA)
Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Rasio ini
memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan
menunjukkan efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk
memperoleh pendapatan. Return On Asset (ROA) juga merupakan salah satu
bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam
aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan (Rachmat dan Maya Ariyanti (2010:222). Laba Setelah Pajak
Penjualan
Penjualan – Harga Pokok Penjualan Penjualan
GNP = x 100%
Rumus :
4. Return On Equity (ROE)
Untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang
tersedia bagi pemegang saham perusahaan atau untuk mengetahui besarnya
pengembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari
pemilik. (Sawir 2001 : 20)
Rumus :
Berdasarkan penjelasan di atas dapat di ketahui bahwa ROA digunakan
untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan
(laba) secara keseluruhan.
Dalam penelitian ini digunakan ROA sebagai indikator performance atau
kinerja bank. Menurut Riahi-Belkaoi seperti yang dikutip oleh Mawardi (2005:
85), Return On Assets (ROA) digunakan untuk mengukur kinerja keuangan
perusahaan-perusahaan multinasional khususnya dari sudut pandang profitabilitas
dan kesempatan berinvestasi. ROA menunjukkan efektivitas perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan mengoptimalkan asset yang dimiliki. Semakin
tinggi laba yang dihasilkan maka semakin tinggi pula ROA, yang berarti bahwa Laba Sebelum Pajak
Total Aktiva
ROA = x 100%
Laba Setelah Pajak Modal Sendiri
perusahaan semakin efektif dalam penggunaan aktiva untuk menghasilkan
keuntungan. Mengukur tingkat profitabilitas merupakan hal yang penting bagi
bank, karena rentabilitas (profitabilitas) yang tinggi merupakan tujuan setiap bank.
Return On Assets (ROA) merupakan kemampuan dari modal yang
diinvestasikan ke dalam seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan. ROA menggunakan laba setelah salah satu cara untuk menilai
efektivitas dalam penggunaan aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba.
Bank dengan total asset relatif besar akan mempunyai kinerja yang lebih
baik karena mempunyai total revenue yang relative besar sebagai akibat penjualan
produk yang meningkat. Dengan meningkatnya total revenue tersebut maka akan
meningkatkan laba perusahaan sehingga kinerja keuangan akan lebih baik (Wisnu
Mawardi, 2005 : 84).
2.1.4. Penelitian Terdahulu
Berikut ini hasil penelitian terdahulu :
1. Penelitian dari Khaira Amalia Fachrudin yang menganalisis Pengaruh
Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, dan Agency Cost Terhadap Kinerja
Perusahaan. Populasi adalah perusahaan-perusahaan dalam industri dasar dan
kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009. Dari populasi ini dipilih
populasi sasaran yang semuanya menjadi sampel penelitian. Metode statistika
yang digunakan adalah analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh signifikan positif struktur modal terhadap agency cost dan
pengaruh signifikan negatif ukuran perusahaan terhadap agency cost; tidak
terhadap kinerja perusahaan; serta tidak terdapat pengaruh tidak langsung struktur
modal dan ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan melalui agency cost
sebagai intervening variable.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Ketut Lely Aryani Merkusiwati yang
menganalisis evaluasi pengaruh camel terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini
menggunakan alat statistik regresi. Berdasarkan hasil penelitian pada 17 bank
dengan tahun dasar 1997-2001 maka diperoleh kesimpulan bahwa: CAMEL pada
tahun 1996-2000 berpengaruh signifikan terhadap ROA tahun 1998-2001.
CAMEL pada tahun 1997 tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA tahun
1998. CAMEL pada tahun 1999 berpengaruh signifikan terhadap ROA tahun
2000. CAMEL pada tahun 2000 berpengaruh signifikan terhadap ROA tahun
2001.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Djoko Supriyadi dengan judul Analysis
of effect financial camels ratio and leverage in predicting changes incomes (study
on the largest bank with the assets year 2010) atau Analisis rasio camels dan
leverage dalam memprediksi pendapatan perubahan (studi pada bank terbesar
dengan aset tahun 2010). Sampel untuk penelitian ini, yaitu 10 bank yang
memiliki asset terbesar di tahun 2010 versi Bank Indonesia. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa analisis pengaruh rasio keuangan CAMELS dan Leverage
dalam memprediksi perubahan laba pada 10 bank dengan aset terbesar tahun 2010
yang telah dilakukan, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa secara
parsial rasio keuangan CAR (Capital Adequacy Ratio), KAP (Kualitas Aktiva
berpengaruh signifikan dalam memprediksi perubahan laba dari 10 bank dengan
aset terbesar tahun 2010. Jika terjadi perubahan pada CAR, KAP, LDR, dan DER
maka tidak akan berpengaruh terhadap perubahan laba. Hanya rasio keuangan
NIM (Net Interest Margin) yang berpengaruh signifikan dalam memprediksi
perubahan laba dari 10 bank dengan aset terbesar tahun 2010. Jika terjadi
perubahan pada NIM maka akan berpengaruh terhadap perubahan laba.
4. Penelitian dari Yosika Tri Santoso yang berjudul Analisis pengaruh
NPM, ROA, Company size, financial leverage dan DER terhadap praktek
perataan laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan 28 perusahaan property dan real estate; data sekunder yang digunakan berupa laporan keuangan periode
2007-2009. Indeks Eckel digunakan untuk mengklasifikasikan perusahaan yang
melakukan atau tidak melakukan praktek perataan laba. Data dianalisis
menggunakan regresi linier berganda logistik. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa secara simultan kelima variabel berpengaruh terhadap praktek perataan
laba. Secara parsial hanya NPM, financial leverage, dan DER yang memengaruhi
praktek perataan laba. Variabel yang berpengaruh paling dominan adalah
financial leverage.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu Ena Marberya dan Agung
Suaryana dengan judul Pengaruh Pemoderasi pertumbuhan laba terhadap
hubungan antara ukuran perusahaan, debt to equity ratio dengan profitabilitas
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di PT. Bursa Efek Jakarta. Sampel
sehingga jumlahpengamatan menjadi 92 pengamatan. Hasil Penelitan menunjukan
bahwa pertumbuhan laba tidak berpengaruh terhadap hubungan antara ukuran
perusahaan dengan profitabilitas. Dan bahwa pertumbuhan laba berpengaruh
terhadap hubungan antara Debt To Equity Ratio (DER) dengan profitabilitas.
6. Penelitian yang dilakukan oleh Hadri Kusuma dengan judul Size
perusahaan dan profitabilitas : Kajian empiris terhadap perusahan terhadap
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jumlah sampel (perusahaan) yang memenuhi kriteria dan berhasil diperoleh adalah 276
perusahaan selama periode pengamatan tahun 2000 s/d 2003. Input perusahaan
diukur dengan dengan besarnyasize perusahaan (jumlah pekerja) sementara
profitibilitas (EBIT dan EBITDA) mewakili ouput perusahaan tersebut. Hasil
penelitian menunjukan implikasi bahwa pekerja masih merupakan determinan
utama bagi perusahaan dalam meningkatkan profitibilitasnya. Dengan tetap
memelihara kualitas karyawan dan menjaga hubungan baik dengan mereka
perusahaan akan mampu menciptakan nilai bagi pemiliknya.
7. Penelitian dilakukan oleh RR. Sri Handayani dan Agustono Dwi
Rachadi dengan judul penelitian Pengaruh ukuran perusahaan terhadap
manajemen laba. Jumlah sampel (perusahaan) yang memenuhi kriteria dan
berhasil diperoleh adalah 380 perusahaan selama periode pengamatan tahun
2003-2006. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin besar perusahaan akan
cenderung menurunkan praktik manajemen laba, karena perusahaan besar secara
politis lebih mendapat perhatian dari institusi pemerintahan dibandingkan dengan
8. Penelitian yang dilakukan oleh Winrnkar A.D and Tanko M. dengan
judul penelitian Camels and Bank Performance Evaluation : The Way Forward
(Camels dan Bank Evaluasi Kinerja: Jalan ke Depan). Jumlah sampel
(perusahaan) yang memenuhi kriteria dan berhasil diperoleh adalah 11 perusahaan
selama periode pengamatan tahun 1997 s/d 2005. Penelitian ini menganalisis
pengaruh CAMEL terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa tidak ada faktor dalam CAMEL mampu menangkap efisiensi holistic dari
sebuah bank.
Berikut ini adalah tabel 2.1 hasil penelitian terdahulu tentang analisis
[image:43.595.115.525.424.752.2]Ukuran Perusahaan dan Kualitas Aktiva Produktif terhadap Profitabilitas (ROA) :
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul
Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
terhadap kinerja perusahaan melalui
agency cost sebagai
intervening variable.
2. Ni Ketut Lely Aryani Merkusiw ati Evaluasi pengaruh camel terhadap kinerja perusahaan CAMEL pada tahun 1996-2000 berpengaruh signifikan terhadap ROA tahun 1998-2001. CAMEL pada tahun 1997 tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA tahun 1998. CAMEL pada tahun 1999 berpengaruh signifikan terhadap ROA tahun 2000. CAMEL pada tahun 2000 berpengaruh signifikan terhadap ROA tahun 2001.
Sama-sama menggunak an KAP sebagai variabel independen Dalam penelitian saya menggunak an ukuran perusahaan sebagai variabel independen
3. Djoko Supriyadi Analysis of effect financial camels ratio and leverage in predicting changes incomes (study on the largest bank with the assets year 2010) atau Analisis rasio camels dan leverage dalam memprediks i pendapatan Bahwa secara parsial rasio keuangan CAR (Capital Adequacy Ratio), KAP (Kualitas Aktiva Produktif), LDR (Loan to Deposit Ratio), dan DER (Debt to Equity Ratio) tidak berpengaruh signifikan dalam memprediksi perubahan laba dari 10 bank dengan aset terbesar tahun 2010. Jika terjadi perubahan pada CAR, KAP, LDR,
perubahan (studi pada bank terbesar dengan aset tahun 2010)
dan DER maka tidak akan berpengaruh
terhadap perubahan laba. Hanya rasio keuangan NIM (Net Interest Margin) yang berpengaruh signifikan dalam memprediksi perubahan laba dari 10 bank dengan aset terbesar tahun 2010.
4. Yosika Tri Santoso Analisis pengaruh NPM, ROA, Company size, financial leverage dan DER terhadap praktek perataan laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Bahwa secara simultan kelima variabel berpengaruh terhadap praktek perataan laba. Secara parsial hanya NPM,
financial leverage,
dan DER yang memengaruhi praktek perataan laba. Variabel yang berpengaruh paling dominan adalah
financial leverage.
Sama-sama menggunak an Ukuran perusahaan sebagai variabel independen Tidak terdapat ROA sebagai variabel dependen
5. Ni Putu Ena Marberya dan Agung Suaryana Pengaruh Pemoderasi pertumbuha n laba terhadap hubungan antara ukuran perusahaan, debt to equity ratio dengan Bahwa pertumbuhan laba tidak berpengaruh terhadap hubungan antara ukuran perusahaan dengan profitabilitas. Dan bahwa pertumbuhan laba berpengaruh terhadap hubungan antara Debt To
profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di PT. Bursa Efek Jakarta
Equity Ratio (DER) dengan profitabilitas. nakan ROA sebagai variabel depende n
6. Hadri Kusuma Size perusahaan dan profitabilitas : Kajian empiris terhadap perusahan terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta Bahwa pekerja masih merupakan determinan utama bagi perusahaan dalam meningkatkan profitibilitasnya. Dengan tetap memelihara kualitas karyawan dan menjaga hubungan baik dengan mereka perusahaan akan mampu menciptakan nilai bagi pemiliknya. Sama-sama menggunak an Ukuran Perusahana sebagai variabel dependen dan Profitabilita s sebagai variabel dependen Tidak ada Kualitas Aktiva Produktif (KAP) yang dijadikan sebagai variabel,bai k variabel dependen maupun independen.
7. RR. Sri Handayani dan Agustono Dwi Rachadi Pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba. Bahwa semakin besar perusahaan akan cenderung menurunkan praktik manajemen laba, karena perusahaan besar secara politis lebih mendapat perhatian dari institusi pemerintahan dibandingkan dengan perusahaan kecil. Sama-sama menggunak an ukuran perusahaan Dalam penelitian saya menggunak an 3 variabel sedangkan dalam penelitian tersebut hanya 2 variabel
8. Winrnkar A.D and Tanko M. Camels and Bank Performance Evaluation : The Way Forward (Camels dan
Bahwa tidak ada faktor dalam CAMEL mampu menangkap efisiensi holistic dari sebuah bank
Bank Evaluasi Kinerja: Jalan ke Depan)
Independen dan ROA sebagai variabel dependen
independen.
2.2 Kerangka Pemikiran
2.2.1 Hubungan Ukuran Perusahaan dengan Profitabilitas (ROA)
Ukuran perusahaan bisa dilihat dari total asset perusahaan. Menurut Astuti
dan Zuhrotun (2007: 124), perusahaan dengan total asset yang besar
mencerminkan kemapanan perusahaan. Perusahaan yang sudah mapan biasanya
kondisi keuangannya juga sudah stabil. Selain itu, ukuran bank yang besar lebih
diingikan karena memungkinkan bank menyediakan menu jasa keuangan yang
lebih luas (Bashir, 1999 dalam Basir 2003).
Perusahaan yang bertumbuh secara signifikan merupakan perusahaan yang
lebih besar dianggap mempunyai akses ke pasar modal sehingga lebih mudah
untuk mendapatkan tambahan dana yang kemudian dapat meningkatkan
profitabilitas (Elton dan Gruber, 1994 dalam Hartono 2000).
Ukuran perusahan yang besar diharapkan dapat meningkatkan skala
ekonomi dan mengurangi biaya pengumpulan dan pemrosesan informasi. Hal ini
senada juga diungkapkan Sudarmadji dan Sularto (2007), dimana perusahaan
besar yang mempunyai sumber daya yang besar pula akan melakukan
pengungkapan lebih luas dan mampu membiayai penyediaan informasi untuk
keperluan internal. Informasi tersebut sekaligus menjadi bahan untuk keperluang
pengungkapan informasi kepada pihak eksternal seperti investor dan kreditor,
pengungkapan lebih luas. Dengan demikian, perusahan yang besar mempunyai
biaya produksi informasi yang lebih rendah daripada perusahaan kecil.
Suatu perusahaan besar dan mapan akan mudah untuk menuju ke pasar
modal. Karena kemudahan untuk berhubungan dengan pasar modal maka berarti
fleksibilitas lebih besar dan tingkat kepercayaan investor juga lebih besar karena
mempunyai kinerja operasional yang lebih besar, Perusahaan menarik minat
investor yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil, karena
mempunyai fleksibilitas penempatan investasi yang lebih baik.
2.2.2 Hubungan Kualitas Akitva Produktif (KAP) dengan Profitabilitas (ROA)
Aktiva produktif adalah penanaman bank dalam bentuk rupiah maupun
valuta asing, kredit yang diberikan, surat berharga yang diterbitkan serta
penempatan pada bank lain. Penilaian asset suatu bank cenderung kepada
penilaian kualiats aktiva produktif (KAP) untuk lebih mengetahui sejauh mana
kualitas aktiva yang dimiliki sebagai salah satu faktor pendukung dalam
menghasilkan laba pada suatu bank (Abdullah dan Suryanto, 2004: 27).
Sedangkan menurut Widayati (2008) tujuan penilaian aktiva produktif adalah
untuk menilai keadaan kredit secara keseluruhan dan menilai kecukupan cadangan
penghapusan terhadap kredit non-lancar dalam satu periode.
Kualitas Aktiva Produktif (KAP) berpengaruh pada tingkat profitabilitas
karena penanaman yang dilakukan oleh bank adalah pada aktiva produktif yang
juga merupakan sumber laba terbesar, sehingga Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
memiliki peranan dalam memperoleh pendapatan bagi bank. Pendapatan dari
penanaman dana pada aktiva produktif ini akan memberikan kontribusi pada yang
diperoleh bank. Sehingga semakin baik KAP akan berperngaruh positif terhadap
tingkat profitabilitas (Dimaelita dan Yasin, 2007). Semakin baik kualitas aktiva
produktif suatu bank maka tingkat profitabilitasnya semakin baik. Menurut
Lukman Dendawijaya (2009:118), mengatakan Semakin besar ROA suatu bank,
maka semakin besar pula tingkat kuntungan yang dicapai bank tersebut dari segi
penggunaan asset.
Pembentukan PPAP merupakan salah satu upaya untuk membentuk
cadangan dari kemungkinan tidak tertagihnya penempatan dana. Semakin besar
PPAP maka semakin buruk aktiva produktif bank yang bersangkutan sehingga
kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar (Almilia dan
Herdiningtyas, 2005: 13). Semakin besar PPAP menunjukkan kinerja dari aktiva
produktif semakin menurun sehingga berakibat menurunkan ROA (Muljono,
1999). Apabila PPAP naik, diprediksikan ROA akan turun karena PPAP
merupakan beban bagi bank (Sadewo, 2009: 77).
Semakin besar nilai yang ditunjukkan oleh variabel KAP maka semakin
besar pula bank harus mencadangkan keuntungan yang diperoleh untuk aktiva ini,
sehingga laba bersih yang diperoleh bank akan semakin kecil (Simanjuntak, 2009:
66). Adanya pencadangan yang semakin tinggi, mengindikasikan bahwa aktiva
produktif yang dimiliki bank banyak yang memiliki kolektibilitas dalam perhatian
khusus sampai dengan macet. Hal tersebut mengindikasikan bank kurang
dapat mengakibatkan bank kekurangan likuiditas dan kehilangan kesempatan
berinvestasi. Hilangnya kesempatan berinvestasi dalam bentuk pembiayaan
mengakibatkan pendapatan potensial bank pun berkurang.
Berdasarkan masalah yang ada, maka dapat dibuat suatu kerangka berfikir
dari pengaruh Ukuran perusahaan dan kualitas aktiva produktif terhadap
profitablitas (ROA) secara sistematis pada gambar berikut:
[image:50.595.110.547.304.739.2]
Gambar 2.1
Paradigma Kerangka Pemikiran
Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Kualitas Aktiva Produktif terhadap Profitabilitas (ROA)
(Elton dan Gruber, 1994 dalam Hartono 2000)
(Lukman Dendawijaya, 2009:118)
Ukuran Perusahaan
(Variabel X1)
LnTotal Aktiva
(Hartono, 2000:254)
Kualitas Aktiva Produktif
(Variabel X2)
1. PPAP yang dibentuk
2. PPAP yang wajib dibentuk
(Lukman dendawijaya 2009:153)
Profitabilitas (ROA)
(Variabel Y)
1. Laba Sebelum Pajak
2. Total Aktiva
2.2. Hipotesis
Menurut Sukirno (2004:15) “Hipotesis adalah suatu pernyataan mengenai
bagaimana variabel-variabel yang dibicarakan berkaitan satu sama lainnya”
Menurut Umi Narimawati (2007:73) “Hipotesis dapat dikatakan sebagai
pendugaan sementara mengenai hubungan antar variabel yang akan diuji
kebenarannya.”
1. Terdapat pengaruh positif antara Ukuran Perusahaan terhadap
Profitabilitas pada Bank Umum Syariah di Indonesia secara parsial.
2. Terdapat pengaruh positif antara Kualitas Aktiva Produktif terhadap
Profitabilitas pada Bank Umum Syariah di Indonesia secara parsial
39
3.1 Objek Penelitian
Objek Penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Sesuai
dengan pendapat Sugiyono (2009:13) mendefinisikan objek peneliti sebagai
berikut:
“Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan
reliable tentang suatu hal (variabel tertentu)”.
Sedangkan pengertian objek penelitian yang dikemukakan Andi Supangat
(2007:303) menerangkan bahwa:
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi
objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan.
Dalam penelitian ini objek yang digunakan oleh penulis adalah sebagai
berikut:
1. Ukuran Perusahaan dan Kualitas Aktiva Produktif sebagai variabel
Independen
2. Profitabilitas (ROA) sebagai variable Dependen
Penelitian dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
ukuran perusahaan dan kualitas aktiva produktif terhadap profitabilitas
3.2 Metode Penelitian
Menurut Umi Narimawati dkk (2008:127) bahwa:
“Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk
mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu”.
Dari penjabaran di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian
adalah suatu teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan, mencatat
data, baik primer maupun sekunder yang dapat digunakan untuk keperluan
menyusun karya ilmiah dan kemudian menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan pokok permasalahan sehingga akan didapat suatu kebenaran
atau data yang diperoleh.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan metode
penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti
sehingga kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang
diteliti :
Menurut Sugiyono (2005:21), bahwa:
”Pengertian metode deskriptif adalah metode yang digunakan unyuk
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak
digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.
“Pengertian metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila
dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah
dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan
kehidupan.”
Dalam penelitian ini metode deskriptif tersebut digunakan untuk
mengetahui perkembangan variabel ukuran perusahaan, kualitas aktiva produktif
dan profitabilitas (ROA). Sedangkan metode verifikatif digunakan untuk
mengetahui pegaruh antara ukuran perusahaan dengan profitabilitas dan kualitas
aktiva produktif dengan profitabilitas (ROA).
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan perencanaan penelitian agar
penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif.
Desain penelitian menurut Moh. Nazir (2005:84), “Desain penelitian adalah
semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.
Adapun pengertian dari desain penelitian menurut Husein Umar
(2000:54-55) adalah “Desain penelitian merupakan rencana dan struktur penyelidikan yang
dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
penelitian.”
Dari uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa, desain penelitian
merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam
melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan
penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.
1. Mencari dan menetapkan fenomena yang terjadi mengenai Profitabilitas
(ROA) di perusahaan.
2. Menetapkan judul dari fenomena yang didapat, sehingga dapat diketahui apa
yang akan diteliti kemudian menentukan identifikasi masalah dalam
penelitian.
3. Menetapkan Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu:
1) Bagaimana ukuran perusahaan pada Bank Umum Syariah.
2) Bagaimana kualitas aktiva produktif (KAP) pada Bank Umum Syariah.
3) Bagaimana Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah.
4) Seberapa besar pengaruh ukuran perusahaan dan kualitas aktiva produktif
(KAP) terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah secara
parsial.
4. Merumuskan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan
luas jangkauan (Scope), hipotesis untuk diuji. Masalah yang diteliti dalam
penelitian ini adalah ukuran peru