• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberdayaan ekonomi pedagang sembako di kelurahan Cipare Kebon jahe Serang melalui pinjaman modal bergnlir BAZDA Kabupaten Serang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemberdayaan ekonomi pedagang sembako di kelurahan Cipare Kebon jahe Serang melalui pinjaman modal bergnlir BAZDA Kabupaten Serang"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun Oleh :

SUBAHRI

NIM 103053028726

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)

PEMBERDAYAANEKONOMIPEDAGANGSEMBAKO

DI KELURAHAN CIPARE KEBON JAHE SERANG

MELALUI PINJAMAN MODAL BERGULIR BAZDA

KABUPATEN SERANG

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)

Oleh Subahri NIM: 103053028726

Di Bawah Bimbingan

Drs.Cecep Castrawijaya, M.A. NIP: 150287029

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SY ARIF HIDAYATULLAH

(3)

DIKELURAHAN CIPARE KEBON JAHE SERANG MELALUI PINJAMAN MODAL BERGULIR BAZDA KABUPATEN SERANG" telah diujikan dalamsidang 11111naqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 16 Agustus 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Saciana Program Strata I (SI) pada jurusan Manf\jemen Dakwah.

Jakarta, I 6 agustus 2007

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Dr.H.Murodi, MA

Qta...

NIP. 150 254 102 NIP. 150 234 867

MA . Dv . Su

NIP. 150 270 815 P. 150 277 690

Pembimbing

(4)

ABSTRAK

Subahri

Pemberdayaau Ekonomi Pedagang Sembako di Kelurahan Cipare Kebon jahe Serang Melalui Pinjaman Modal Bergnlir BAZDA Kabupaten Serang

Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu zakat termasuk dalam kategori ibadah ( seperti shalat, haj i dan puasa ) yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan ummat manusia. Dalam kehidupan tatanan sosial manusia banyak memiliki keanekaragaman ada masyarakat atau individu yang hidup dengan perekonomian yang cukup atau bahkan lebih tetapi ada juga masyarakat atau individu yang serba kekurangan dalam materinya (masyarakat miskin).

Dilematika kemiskinan juga menjadi sorotan bagi Agama Islam orang-orang miskin harus dibantu dalam pemecahan kebutuhan dalam perekonomian sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Upaya pengembangan dan pemberdayaan perekonomian rakyat perlu diarahkan untuk mendorong terjadinya perubahan struktur yang meliputi proses perubahan dari pola ekonomi lemah ke ekonomi tangguh, dari ketergantungan kepada kemandirian dan dari konglomerat ke rakyat. Dalam pendayagunaan zakat, infak dan sedekah BAZDA Kabupaten Serang mempunyai banyak program terutama bagi kepentingan ummat, kehidupan keagamaan, dan sosial kemasyarakatan seperti upaya mengatasi kemiskinan, bantuan sarana dan prasarana tempat ibadah, bantuan langsung kepada muallaf, gharimin, ibnu sabil, peningkatan SDM, perbaikan lingkungan kumuh dan bantuan bencana alam.

Adapun tujuan penelitian ini, untuk mengetahui pola pengumpulan dana bergulir, distribusi dan pendayagunaan dan peran modal bergulir terhadap pemberdayaan ekonomi pedagang sembako.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode deskriptif sedangkan pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tehnik observasi dan wawancara menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan skripsi ini dan pengolahan serta analisis data.

(5)

berjudul "Pemberdayaan Ekonomi Pedagang Sembako di Kelurahan Cipare Kebon Jahe Serang Melalui Pinjaman Modal Bergulir BAZDA Kabupaten Serang." Puji dan Syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam.

Sholawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, para tabi'in dan kita sebaglai pengikut Nabi Muhammad SAW mudah-mudahan mendapat syafaat di akhir kiamat kelak.

Penulis menyadarari bahwa penulisan skripsi bukanlah hal yang mudah, karena untuk menyelesaikannya diperlukan persiapan yang matang baik pisik, materi maupun mental spiritual. Namun dengan niat, doa serta semangat yang tinggi serta bantuan dari berbagai pihak, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.

Selain itu penulis juga menghaturkan terima kasih yang sebesar-besamya, serta rasa hormat yang tak terhingga kepada :

(6)

2. Bapak Ors. Hasanuddin Ibnu Hibban M.A., selaku Ketua Jurusan Manajemen Oakwah dan Bapak Ors. Cecep Castrawijaya M.A., selaku Sekertaris Jurusan sekaligus dosen pembimbing skripsi ini yang dengan sabar meluangkan waktunya untuk membaca, mengoreksi skripsi ini, sehingga penulis terasa terbimbing.

3. Bapak Prof.Or.H. Suparman Usman selaku Ketua Badan Pelaksana BAZOA Kabupaten Serang dan Bapak Ors.H. Makmun lsro selaku Wakil Ketua Badan Pelaksana sekaligus Ketua Tim Pelaksana Program Bantuan Pinjaman Modal Bergulir yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian serta memberikan informasi data-data yang tertulis maupun tidak tertulis yang sangat diperlukan oleh penulis dalam pembuatan skripsi ini.

4. Bagian perpustakaan Fakultas Oakwah dan Komunikasi VIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Umum yang telah membantu penulis menyediakan berbagai referensi yang sangat dibutuhkan dalam pembuatan skripsi ini.

5. Seluruh dosen Fakultas Oakwah dan Komunikasi VIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama di bangku perkuliahan.

(7)

yang selalu menghibur penulis terimakasih banyak.

8. Teman-teman jurusan MD angkatan 2003, Iroel, Nanang, Jamhur, Fikri, Hilaliyah, Hadi, ari dll, yang telah memberikan motifasi dan masukkan dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Khususon Buat anak-anak Dukuh Manggah, Adung, Asril, Eman, Yani, Asep, Cepot, de Burhan, Kodon dll, yang selalu mendoakan, mendukung dan memotifasi penulis hanya terima kasihlah yang dapat penulis ucapkan. I 0. Maskuroh "Imas" yang tersayang, tercinta dan teristimewa tunanganku

yang selalu di sampingku, mendoakan, memotifasi, yang sabar menunggu, serta perhatian semoga Allah selalu melapangkan langkahmu.

Akhimya penulis berharap semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas jasa dan bantuan serta pegorbanan yang telah diberikan.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya. Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan adalah semata karena kekurangan yang penulis miliki.

J akarat, Agustus 2007

(8)

DAFTARISI

ABSTRAK ... .

KATAPENGANTAR ... ii

DAFT AR ISi ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latarbelakang Masalah ... ... ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Metodologi Penelitian ... ... 7

E. Tinjauan Pustaka ... 9

F. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP PEMBERDAYAAN EKONOMI PEDAGANG SEMBAKO ... 12

A. Konsep Pemberdayaan Ekonomi ... 12

1. Pengertianpemberdayaan ekonomi ... 12

2. Tujuan Pemberdayaan Ekonomi ... 15

3. Punfgsi Penberdayaan Ekonomi ... 17

4. Langkah-langkah Perberdayaan Ekonomi ... 18

5. Bentuk Pemberdayaan Ekonomi ... 19

B. Konsep Pedagang Sembako ... 21

I. Pengertian Pedagang Sembako ... ,... 21

2. Karakteristik Pedagang ... 22

3. Macam-macam Pedagang ... 26

4. Tujuan Pengembangan Usaha ... 26

C. Konsep Pinjaman Modal Bergulir ... 29

I. Penertian Pinjaman dan Modal Bergulir ... 29

2. Sumber-sumber Modal Bergulir ... 31

3. Distribusi Modal Bergulir ... 31

4. Peran Bazda Dalam Memberikan Modal Bergulir ... 32

BAB III GAMBARAN UMUM BAZDA KABUTEN SERANG DAN KONDISI OBJEKTIF MASY ARAKA T KELURAHAN CIPARE KEBON JAHE SERANG ... 33

A. Gambaran Umum Bazda Kabupaten Serang ... 33

I. Latar Belakang Berdirinya Bazda Kabupaten Serang ... 33

2. Visi, Misi dan Tujuan ... 35

3. Struktur Organisasi dan Pengrus Bazda Kabupaten Serang ... 36

4. Program Kerja Bazda Kabupaten Serang ... 40

(9)

A. Pola Pengumpulan Dana Bergulir ... ... 46

B. Distribusi dan Pendaya Gunaan ... 50

C. Pengaruh Modal Bergulir Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Pedagangan Sembako ... ... 51

BAB V PENUTUP ... 62

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

l.TABEL I. agama penduduk Kelurahan Cipare Kebon Jahe Serang ... 42 2. II. Sarana ibadah Kelurahan Cipare Kebon Jahe Serang ... 43 3. III. Mata pencaharian pokok masyarakat Kelurahan Cipare Kebon

4.

5.

6.

7.

Status Jahe Serang ... 44 IV. Rekapitulasi penerimaan dana Zakat, Infaq dan Sedekah Bazda

KabupatenSerang ... 48 V. Rekapitulasi pengeluaran dana Zakat Infaq dan sedekah Bazda

Kabupaten Serang ... 49 VI. Nama-nama responden penerima bantuan pinjamanmodal

bergulir Bazda Kabupaten Serang di Kelurahan Cipare Kebon

Jahe Serang ... 53 VII. Motifasi para Pedagang meminjam bantuan modal bergulir ... 55 VIII. Perasaan penerima bantuan pinjaman dana dengan adanya

Pinjaman Moda bergulir Bazda Kabuten Serang ... 56 IX. Pendapat para Pedagang sembako mengenai persyaratan yang

ditetapkan Bazda Kabupaten Serang ... 56 X. Pendapat para Pedagang sembako tentang prosedur

pembayaran

pokok dan bagi basil yang ditetapkan oleh Bazda Kabupaten

(11)

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan tatanan sosial manusia banyak memiliki keanekaragaman. Ada masyarakat atau individu yang hidup dengan perekonomian yang cukup atau bahkan lebih, tetapi ada juga masyarakat atau individu yang serba kekurangan dalam materinya (masyarakat miskin)

(12)

2

ekonomi yaitu keadaan serba kekurangan yang ditinjau dari segi material (segi ekonomi).1

Dilematika kemiskinan ini juga menjadi sorotan dalam Agama Islam, orang-orang yang miskin harus dibantu dalam pemecahan kebutuhan dalam perekonomiannya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidup mereka, kemiskinan tidak dengan sendirinya menimbulkan keresahan. Kemiskinan meresahkan bila secara kontras berhadapan dengan kemewahan. Para ilmuwan sosial menyebut situasi seperti ini sebagai "Deprivasi". Deprivasi seialu menimbulkan keresahan sosial atau Sosial Unrest, yang pada gilirannya menimbulkan disintegrasi sosial.2

Upaya pengembangan dan pemberdayaan perekonomian rakyat perlu diarahkan untuk mendorong terjadinya perubahan struktur yang meliputi proses perubahan dari pola ekonomi lemah ke ekonomi tangguh, dari ketergantungan kepada kemandirian, dan dari konglomerat kerakyat. Upaya untuk memperkuat posisi rakyat atas Negara tidak saja membutuhkan peran pemerintah tetapi juga dari peran aktif masyarakat itu sendiri3

Wacana zakat, infak dan sedekah sebagai sarana pemberdayaan ekonomi rakyat dan pencapaian keadilan sosial ini sudah lama menjadi agenda pemikiran terutama dikalangan ahli ekonomi Islam. Telah banyak kegiatan

1

M.Arifin Noor, I/mu Sosia/ Dasar, (Bandung: Pustaka Selia, 1997), Hal. 288 2

Jalaludin Rahmat, Islam Aktual Reflcksi-Sosial Seorang Cendikiawan Muslim,

(Bandung: Mizan, 1999). Cet. Ke- I I, Hal. 232-332.

3

(13)

yang dilakukan baik yang berhubungan dengan program pengumpulan zakat, infak, sedekah maupun program pendayagunaannya.

Menurut Agus Sumarno dan Karnaen A. Perwatatmadja yang Dikutip oleh Lili Bariadi, Dkk. Dalam bukunya Zakat dan Wirausaha adalah sebagai berikut:

"Dalam Prakteknya, keberpihakan LPZ terhadap ekonomi kerakyatan dapat dilihat dari perjalanan perkembangan LPZ di Indonesia. Zakat diantaranya bertujuan antara lain:

a) Merubah posisi dari muzakki ke posisi mustahik, menumbuh kembangkan sumberdaya manusia dan sumberdaya ekonomi rakyat kecil, pengusaha kecil bawah, berjiwa wirausaha serta lembaga-lembaga pendukung perkembangannya.

b) Terwujudnya penguasaan dan pengelolaan sumberdaya yang adil, merata dan berkelanjutan, dalam suasana damai, maju, pesat dan damai "

"Keberpihakan pemberdayaan dana zakat terhadap pelaku wirausaha khususnya dalam penyaluran dananya, sangat memungkinkan. LPZ dapat menyalurkan bantuan kreditnya kepada siapapun tanpa dibatasi oleh kemampuan wirausaha untuk membayar" .4

Dalam pendayagunaan zakat, infak dan sedekah BAZDA Kah. Serang mempunyai banyak program terutama bagi kepentingan ummat, kehidupan keagamaan dan sosial kemasyarakatan, seperti upaya mengatasi kemiskinan bantuan sarana dan prasarana tempat ibadah, bantuan langsung kepada

4

(14)

4

mu'allaf, gharimin, ibnu sabil, peningkatan sumber daya manusia, perbaikan lingkungan kumuh dan bantuan bencana alam.

Dalam penyaluran dana untuk fakir miskin BAZDA Kab. Serang membagi kepada dua pengelompokan dana yaitu dana produktif dan dana konsumtif, melalui dana produktif BAZDA Kab. Serang mengambil peran dalam ikut memberdayakan ekonomi pedagang kecil. Dalam sebuah bulletin yang dikeluarkan oleh BAZDA Kab. Serang No. 14-15/ Th III-IV/ April 2005 s/d Februari 2006 I Rabiul Awai 1426 H s/d Muharram 1427 H. Menyebutkan dari Bulan Februari 2002 sampai dengan Bulan Februari 2006 dana yang sudah disalurkan baru bisa membantu permodalan sekitar 230 orang pedagang.

Langkah yang dilakukan BAZDA Kab. Serang tersebut sangat tepat sebab, disamping membebaskan pedagang kecil dari rentenir juga mengembangkan pedagang yang mempunyai jiwa enter-preneurship di kalangan masyarakat muslim. Dan juga sebagai implementasi dari ajaran Al-Qur' an surat Al-asyr ayat 7 yang berbunyi:

Artinya: '" ... Supaya harta itu jangan beredar diantara orang-orang kaya saja diantara kamu ... '".(QS.59( Al-Hasy); 7)

(15)

masalah ekonomi masyarakat kecil yakni dengan memberdayakan mereka melalui program-program yang ada dalam BAZDA Kab Serang seperti dalam pengembangan usaha kecil yang tujuannya selain memberikan keterampilan dan keraj inan juga bisa memberikan perubahan keadaan hidup mereka menjadi lebih baik dan terarah.

Berorientasi dari ha! tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengangkat kajian ini menjadi sebuah penelitian dengan judul "Pemberdayaan Ekonomi Pedagang Sembako di Kelurahan Cipare Kebon

Jahe Serang Melalui Pinjaman Modal Bergulir BAZDA Kah Serang".

Mengingat pentingnya permasalahan tersebut diteliti sebagai lembaga yang berada dibawah naungan pemerintahan seperti BAZDA Kab Serang memiliki kekuatan dan kepedulian dalam mengatasi social-ekonomi dan membela kepentingan rakyat khususnya dalam membenahi keterpurukan masyarakat kecil (miskin).

B. Pembatllsan dan Pernmusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

(16)

6

2. Perumusau Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka masalah pokok dalam penelitian ini adalah:

I. Bagaimana pola BAZDA Kabupaten Serang dalam pengumpulan dan pendistribusian dana ZIS untuk pemberdayaan ekonomi pedagang sembako

2. Bagaimana pengaruh modal bergulir terhadap pemberdayaan ekonomi pedagang sembako

Masalah pokok tersebut akan ditelusuri melalui jawaban terhadap pertanyaan upaya apa yang dilakukan BAZDA Kab Serang dalam ikut serta memberdayakan pedagang sembako di Kab Serang.

C. Tujuau dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitiao

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah penulis rumuskan di atas, maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian. Tujuan tersebut dapat diperinci dengan:

I. Untuk mengetahui bagaimana pola BAZDA Kabupaten Serang dalam pengumpulan dan pendistribusian dana ZIS untuk pemberdayaan ekonomi pedagang sembako

(17)

2. Maofaat Penelitiao

Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

I. Dapat mengetahui bagaimana pola BAZDA Kabupaten Serang dalam pengumpulan dan pendisrtibusian dana ZIS untuk pemberdayaan ekonomi pedagang sembako.

2. Dapat mengetahui bagaimana pengaruh modal bergulir terhadap pemberdayaan ekonomi pedagang sembako.

D. Metodologi Peoelitian

Dalam penelitian skripsi ini penulis menggunakan beberapa tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Metode peoelitiao

Dalam penel itian ini penulis menggunakan metode deskiriptif kualitatif dan kuantitatif melalui penelitian lapangan dengan cara menganalisa data dan menggambarkan realita objektif dari fakta yang penulis dapati di BAZDA Kabupaten Serang dan Kelurahan Cipare Kebon Jahe Serang.

2. Subjek dau Objek Peoelitian

a. Subjek penelitiannya adalah pemberdayaan ekonomi bagi pedagang sembako di kelurahan Kebon Jahe dalam memanfaatkan pinjaman modal bergulir untuk sebuah usaha.

(18)

8

sejauh mana pengaruh modal bergulir terhadap pemberdayaan ekonomi pedagang sembako.

3. Waktu penelitian

Adapun waktu penelitian, peneliti langsung mendatangi lembaga yang terkait guna mendapatkan informasi-informasi yang aktual dan kongkret mengenai judul skripsi ini pada tanggal 20 Pebruari 2007, sebelum pra skripsi sampai dengan bulan Juni 2007 hingga selesai skripsi ini.

4. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Observasi dilakukan dengan mengunjungi BAZDA Kab Serang untuk mendapatkan data tentang pedagang kecil yang telah mendapatkan dana bantuan dan juga untuk mendapatkan penjelasan yang diperlukan.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak terkait maupun tidak terkait guna mendapatkan informasi yang lebih akurat mengenai BAZDA Kab Serang dan pedagang sembako yang menjadi responden penelitian.

5. Analisis Data

(19)

sistematis, lalu diklasifikasikan untuk kemudian dianalisis sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk selanjutnya disajikan dalam bentuk laporan ilmiah.

E. Tinjauau Pustaka

I. Djuhaeriyah, Pemanfaatan dan Pendistribusian Dana ZIS Melalui Badan Amil Zakat Infak Sedekah (BAZIS) Dalam Upaya Pengembangan Masyarakat Islam di Jakarta Barat. Skripsi mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI).

2. Eneng Ulfatullailah, Analisis Manajemen Zakat Pada Badan Amil Zakat Nasional Dalam Upaya Pemberdayaan Ekonomi Ummat. Skripsi Mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah (MD), disusun pada tahun 2006/1427 H, berisi tentang: Bagaimana manajemen zakat pada program pemberdayaan ekonomi dengan pendekatan metode POAC.

(20)

IO

4. Lili Bariadi, Muhammad Zen, M. Hudri, Zakat dan Wirausaha. Dalam buku ini membahas tentang: zakat dan pemberdayaan wirausaha pola penyaluran zakat, profil lembaga pengelola zakat diantaranya BAZIS DK! Jakarta Dan Dompe! Dhuafa, rise! pemberdayaan wirausaha dan realitas implementasi zakat dan wirausaha.

Sekilas tanpak sama dengan penelitian-penelitian sebelumnya, tetapi pada kali ini peneliti lebih terfokus membahas tentang pemberdayaan ekonomi pedagang sembako melalui pinjaman modal bergulir BAZDA Kab Serang.

F. Sistem Penulisan

Dalam rangka melakukan pembahasan yang sistematika dan terarah, penulis menyusun skripsi ini kedalam lima bab dengan sub-sub judul masing-masing adapun sistematikanya sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan yang didalamnya membahas latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

(21)

pengertian pedagang sembako, karakteristik pedagang, macam-macam pedagang dan tujuan pengembangan usaha.

BAB III Merupakan gambaran umum tentang BAZDA Kabupaten Serang dan kondisi objektif masyarakat Kelurahan Cipare Kebon Jahe Serang yang meliputi latar belakang berdirinya, Visi, Misi, Fungsi dan tujuan, Struktur organisasi dan pengurus BAZDA Kabupaten Serang, program kerja BAZDA Kabupaten Serang, Keadaan umum wilayah, kondisi social keagamaan masyarakat, keadaan social ekonomi masyarakat

BAB IV Merupakan hasil penelitian yaitu meliputi : pola pengumpulan dana bergulir, distribusi dan pendayagunaan, pengaruh modal bergulir terhadap pemberdayaan ekonomi pedagang sembako.

(22)

BAB II

KONSEP PEMBERDAY AAN EKONOMI PED A GANG SEMBAKO MELALUI PINJAMAN MODAL BERGULIR

A. Konsep pemberdayaan ekonomi

I. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi

Dalam kamus Bahasa Indonesia kata pemberdayaan berasal dari kata dasar daya yang berarti kemampuan melakukan sesuatu atau kemam puan bertindak. 1

Jadi kata pemberdayaan ekonomi adalah suatu usaha yang dilakukan bertujuan agar seseorang menjadi berdaya dalam meningkatkan ekonomi, atau usaha yang dilakukan agar seseorang lebih meningkatkan kesejahteraannya. Adapun sejahtera dapat diartikan suatu kondisi masyarakat yang telah terpenuhi kebutuhan dasamya. Kebutuhan dasar tersebut berupa kecukupan dan mutu pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan dan kebutuhan dasar lainnya seperti lingkungan yang bersih, aman dan nyaman. Juga terpenuhinya hak asasi dan partisipasi serta terwujudnya masyarakat beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.2

Secara etimologis, ekonomi berasal dari bahasa Yunani. "Oikonomia" berasal dari dua kata: "oikos" yang berarti rumah tangga dan "nomos" yang berarti aturan. Sehingga ilmu ekonomi dapat diartikan

1

Departemen Pendidikan dan Kcbudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal. 241.

2

(23)

sebagai ilmu yang mengatur rumah tangga. Adapun secara terminologis, menurut Grardo P. Sicat dan H. W Arndt, ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan perilaku manusia dalam memenuhi segala kebutuhannya dengan sumberdaya yang terbatas, baik untuk sekarang maupun akan datang yang mempengaruhi produk barang distribusi imbalan yang timbul dari produktif tersebut.3 Secara kategoris, yang disebut ekonomi rakyat adalah usaha dan kegiatan ekonomi, yang dikembangkan oleh mereka yang berasal dari lapisan masyarakat bawah. Biasanya mereka adalah kelompok pengusaha kecil dan lemah, karena berbagai macam keterbatasan: modal, keterampilan, tehnologi, manajemen dan sumberdaya. Ekonomi rakyat memiliki beberapa ciri khusus diantaranya adalah, (I) usaha yang dikembangkan bersifat tradisional, (2) bersekala kecil dan (3) kegiatan ekonomi hanya sekedar untuk mempertahankan hidup. 4

Dalam rangka mengatasi kesenjangan serta upaya menciptakan keadilan sosial, maka kita harus mencegah terjadinya konsentrasi modal dan aset ekonomi produktif disegelintir orang saja, modal dan aset ekonomi perlu disebarkan secara lebih merata, khususnya kepada kelompok-kelompok pengusaha kecil dan lemah.5

3

Taqyuddin An-Nabhani, Membayar Sistem Ekonon1i Alternatif Islam, (Surabaya: risalah

Gusti, 1990), Cet. ke-1, hal. 47.

4

Nurhayati Djamas dan M. Nur A. Latif, Pengembangan SDM Bagi Peningkatan

Kesejahteraan Masyarakat, (Jakarta: Depag RI 1997), hal. 34.

(24)

14

Adapun ekonomi masyarakat yang akan dituju memiliki ciri

sebagai berikut:

I. Pembangunan ekonomi yang partisipatif dan menempatkan ekonomi masyarakat pada posisi yang lebih besar serta memberi peluang seluas-luasnya dan didukung dengan pemihakan pada pelaku ekonomi masyarakat sehingga dapat mengulirkan keseimbangan peran antar pelaku ekonomi dimasa yang akan datang.

2. Penyebaran dan perluasan kepemilikan aset ekonomi produktif ketangan rakyat agar dapat dimiliki oleh sebagian besar rakyat.

3. Penguatan sumber pembiayaan hingga terwujud ekonomi kesetaraan dan pengembangan secara total bagi pengusaha kecil, menengah dan koprasi yang mempunyai potensi.

4. Menyebarnya kesempatan berusaha kepada ekonomi usaha kecil menengah, yang dalam proses kelanjutan proses produksinya dapat menciptakan inovasi, kretifitas, produktifitas dan penerapan teknologi dari yang paling sederhana hingga penciptaan nilai tambah yang berarti dan berdaya saing kuat.

5. Kemandirian ekonomi yang kokoh dan tangguh serta mengurangi ketergantungan terhadap sumber-sumber dana atau pinjaman dana produk, barang modal hingga bantuan dari luar negeri.

(25)

7. Kebijaksanaan industri pemerintah lebih menitikberatkan pada pengembangan dan kekuatan industri rakyat yang saling mempunyai keterkaitan dan ketergantungan dengan industri besar. Dimana kekuatan industri rakyat ditempatkan pada posisi sentral dalam skala usaha nasional.

8. Kebijakan pengembangan industri dapat beriringan dari kawasan sekitar perkotaan dengan daerah pedesaan yang berbasis pada sumber daya daerah yang bersangkutan untuk semua sektor ekonomi potensial yang ada, sehingga dapat memperkuat kegiatan usaha ekonomi rakyat disegala kawasan dan daerah.

9. Kebijakan dan ketenaga kerjaan yang dinamis, berorientasi pada pengembangan kewirausahaan yang tangguh dan berpihak pada rakyat banyak sehingga akan melahirkan usahawan yang akan mengendalikan dan menggerakan ekonom i rakyat.

I 0. Kedudukan ekonomi rakyat pada akhimya merupakan salah satu kancah berwirausaha dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang luar biasa banyaknya sehingga dapat memberikan manfaat secara luas bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.b 2. Tujuan Pemberdayaan Ekonomi

Tujuan pemberdayaan ekonomi adalah mengarahkan dan mendorong perubahan dengan memperkuat kedudukan dan peran ekonomi

6

Baihaqi Abd. Madjid dan Saefudin A. Rasyad ( ed), Paradigma Barn Ekonomi

Kerakyatan Sistem syari 'ah: Perjalanan Gagasan dan Gerakan BMT di Indonesia,

(26)

16

umat dalam perekonomian nasional. Dengan demikian, pelaku ekonomi umat mampu menikmati yang dihasilkannya dan seterusnya mampu menghasilkan dan bermanfaat secara berkelanjutan.7 Dalam hal ini pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi: (a) menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Sikap manusia memiliki potensi yang dapat dikembangkan dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran untuk membangun daya yang dimiliki. Tujuan dari pemberdayaan ini adalah untuk memajukan diri kearah yang lebih baik secara berkesinambungan. (b) memberdayakan juga memperkuat potensi daya yang dimiliki oleh masyarakat. ( c) sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang serta kemungkinan terjadinya eksploitasi yang kuat atas yang lemah.

Dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat diperlukan adanya percepatan proses perubahan structural yang meliputi: I) perubahandari ekonomi tradisional ke ekonomi modern. 2) dari ekonomi yang lemah ke ekonomi yang tangguh. 3) dari ekonomi subsistem ke ekonomi pasar. 4) dari ketergantungan kepada kemandirian. Perubahan struktural tersebut mensyaratkan langkah-langkah mendasar yang meliputi pengalokasian

7

Gunawan sオュッ、ゥョゥョァイ。セ@ Pemberdayaan Ekonomi Rakyat, Mempertajam Pemulihan

(27)

sumber daya, penguatan kelembagaan serta pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumberdaya.8

3. Fungsi Pemberdayaan Ekonomi

Fungsi pemberdayaan ekonomi adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan ekonomi umat, mengatasi kesenjangan yang ada dimasyarakat.9 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat agar berada pada tingkat yang layak sebagai manusia sehingga tidak terjadi lagi kemiskinan, kemelaratan, dan ketidakberdayaan dan tingkat kesejahteraan yang harus dimiliki tentunya cukup sandang, pangan, papan dan mampu memberikan pendidikan kepada anaknya ke tingkat yang lebih tinggi, juga dapat meningkatkan kehidupan ekonominya seperti pengusaha kecil, petani, buruh, nelayan dan lain sebagainya, sehingga kegiatan ekonominya semakin lama semakin kuat, mandiri, produktif, dengan demikian semakin

. . 1 h io tmgg1 pu a aset usa anya.

Membangkitkan kesadaran masyarakat terutama umat Islam akan pentingnya penghidupan nilai Islam kedalam tata perekonomian riil, untuk

8

Dra. Nanih Machendrawaty, M.Ag, dan Agus Ahmad Safei, M.Ag. Pengembangan Masyarakat Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 200 I), hal. 70

9

Rustam Ibrahim, Agenda LSM Menyongsong Tahun 2000, (Jakarta: LP3ES), Cct. ke-1, hal. 52

10

Josep Manurung, S. lndrotjahjono (ed), Reorientasi dan Reformasi Menuju Ekonomi

(28)

18

menggugah kesadaran umat Islam yang kaya (agniya) untuk menyisihkan sebagian hartanya guna kepentingan kaum miskin (dhuafa).11

4. Langkah-Langkah Pemberdayaan Ekonomi

Dalam memberdayakan ekonomi tentu harus ada langkah-langkah strategis, agar semua upaya yang dilakukan strategis dalam memberdayakan ekomoni, di antaranya adalah: Pertama, peningkatan akses seluruh kedalam akses produksi yaitu harus ada permodalan pada saat diperlukan dan dalam jangkaun untuk memanfaatkannya. Kedua,

teknologi yang aplikasinya dapat meningkatkan produktifitas dan segera memberi hasil berupa pmingkatan pedapatan serta informasi sebagian syarat untuk mempunyai akses dalam proses pembangunan. Ketiga,

meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan dalam meningkatkan sumber daya manusia. Keempat, penguatan industri berbasis pertanian (agro based industry), proses industi harus mengarah kepedesaan dalam memanfaatkan ekonomi setempat yang umumnya adalah agroindustri.

Ke/ima, menciptakan dan merangsang tumbuhnya tenaga kerja mandiri dan jiwa pedagang atau wirausaha. Keenam, mengembangkan dan menegakkan perangkat kelembagaan (industri) termasuk peraturan perundang-undangan untuk kepentingan umat secara konsekuen.12

11

Tareeh Rasyid, Menyoroti Ekonomi Rakyat (Palembang: Pusat Pengembangan Bisnis

dan Manajcmen Univ IBA, 1996) Cet. ke-1, hal. 45

12

Baihaki Abd Majid dan Sacpudin A Rasyid, Paradigma Baru Ekonomi l(erakyatan

(29)

Adapun selain dari langkah-langkah yang sudah dipaparkan di atas tentu harus adanya identifikasi kelemahan sekaligus jalan keluar, yakni dengan cara menggerakan ekonomi masyarakat setidaknya melalui : Pertama, system informasi yang handal dan mencakup daerah yang luas. Kedua, aksesbilitas modal. Biasanya ini menjadi kendala utama para pengusaha mikro. Ketiga, infrastruktur baik hardware maupun software. 13

Setelah langkah dan masalah diatas sudah teratasi, baru kemudian urusan pemerintah yang perlu dipresser supaya peduli akan kesejahteraan rakyat melalui program pemberdayaan ekonomi.

5. Bentuk Pemberdayaan Kegiatan Ekonomi

Secara umum bentuk-bentuk kegiatan pemberdayaan ekonomi yang bisa dikembangkan pada saat sekarang ini adalah:

a. Pelatihan Wirausaha

Melaui pelatihan ini, setiap peserta diberikan pemahaman terhadap penguasaan teknik kewirausahaan dalam berbagai bidang. konsep-konsep kewirausahaan, dengan segala macam seluk-beluk permasalahan yang ada didalamnya. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memberikan wawasan yang lebih menyeluruh dan aktual sehingga dapat menumbuhkan motivasi terhadap peserta yang nantinya di harapkan peserta memiliki pengetahuan teoritis dan penguasaan teknik kewirausahaan dalam berbagai bidang.

b. Pemagangan dan Pelatihan

13

(30)

21

B. Konsep Pedagang Sembako

1. Pengertian Pedagang dan Sembako

Secara sederhana arti pedagang atau untuk bahasa modemnya yang sering kita sebut seperti sekarang ini adalah wirausaha, dapat diartikan orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka dagang atau berwirausaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti."

Jiwa kewirausahaan mendorong minat seseorang untuk mendirikan dan mengelola usaha secara profesional. Hendaknya minat tersebut diikuti dengan perencanaan dan perhitungan yang matang. Misalnya, dalam ha! memilih atau menyeleksi bidang usaha yang akan dijalankan sesuai dengan prospek dan kemampuan pengusaha. Pemilihan bidang usaha seharusnya disertai dengan berbagai pertimbangan, seperti minat, modal, kemampuan dan pengalaman sebelumnya. Jika belum memiliki pengalaman sebelumnya, seseorang dapat menimba pengalaman dari orang lain.

Peter F. drucker mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya. Sementara itu, Zimmerer

15

(31)

mengartikan kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha)

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pedagang atau wirausahawan, kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan perlu adanya kreativitas dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya, kreativitas dan inovasi tersebut pada akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak.16

Pengertian dari sembako (sembilan bahan pokok) itu sendiri adalah segala kebutuhan rumah tangga seperti: beras, minyak, terigu, telor, daging, lauk, sayuran, kacang-kacangan, dan gula.

2. Karakteristik Pedagang

Ada beberapa karakteristik pedagang atau wirausahawan yang terbentuk oleh dorongan untuk mencapai suatu keberhasilan diantaranya adalah:

a. Dorongan berprestasi, semua wirausahawan yang berhasil memiliki keinginan besar untuk mencapai suatu prestasi.

b. Bekerja keras, sebagian pedagang atau wirausahawan "mabuk kerja" demi mencapai sasaran yang dicita-citakan.

16

(32)

23

c. Memperhatikan kualitas, pedagang menangani dan menguasa1 bisnisnya sampai mandiri, sebelum ia mulai dengan usaha baru lagi. d. Bertanggung jawab, pedagang atau wirausahawan sangat bertanggung

jawab atas usaha mereka, baik secara modal, legal, maupun mental. e. Berorientasi pada imbalan, wirausahawan mau berprestasi, bekerja

keras dan bertanggung jawab karena mereka mengharapkan imbalan yang sepadan dengan usahanya. lmbalan itu tidak hanya berupa uang tetapi juga pengakuan dan penghormatan.

f. Oftimis, wirausahawan hidup dengan doktrinsemua waktu baik untuk bisnis dan segala sesuatu adalah mungkin.

g. Berorientasi pada has ii karya yang baik, (excellence oriented)

seringkali wirausahawan ingin mencapai sukses yang menonjol, dan menuntut segala yangfirst class.

h. Mampu mengorganisasikan, kebanyakan pedagang atau wirausahawan mampu memadukan bagian-bagian dari usahanya dalam upaya mencapai hasil maksimal bagi usahanya. Mereka umumnya diakui sebagai "komandan" yang berhasil.

1. Berorientasi pada uang, uang dikejar oleh para usahawan tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan pengembangan usahanya saja, tetapi juga dilihat sebagai ukuran prestasi kerja dan keberhasilan.17

17

(33)

d. Disiplin, seorang entrepreneur tidak lain sebuah perjalanan dan itu membutuhkan tingkat disiplin-diri yang amat serius. la juga membutuhkan upaya-upaya terfokus dan itu memerlukan disiplin dengan sumber daya-sumber daya manusia, fisik, financial, dan waktu.20

e. Pengambilan resiko, adalah pengambilan resiko yang sudah diperhitungkan setelah dilakukan analisis secara hati-hati terhadap factor-faktor yang terlibat dalam evaluasi atau pengukuran terhadap peluang-peluang kesuksesan. Dalam setiap jengkal perkembangan selalu mengandung resiko, tetapi telah diperhitungkan dengan cermat sebagai resiko yang bisa diterima.21

f. Kepedulian terhadap konsumen, tidak perlu diragukan lagi bahwa tidak satupun konsumen yang tidak penting bagi bisnis apapun. Organisasi-organisasi modem, sekalipun organisasi lokal yang sangat kecil, harus bersaing untuk mempertahankan kepuasan konsumen-konsumen mereka. Jadikanlah setiap konsumen-konsumen merasa seakan-akan mereka adalah orang-orang paling penting dalam dunia anda.22

g. Kretifitas, seorang pedagang harus melihat kemungkinan-kemungkinan dan menyusun strategi-strategi bagaimana mencapai kesuksesan mereka. Memanfaatkan kesempatan harus menjadi atribut

20

Ibid., hal. 78

21

Ibid., hal. 85

22

(34)

26

alami seorang pedagang atau wirausahawan, bagi seorang pedagang incilividu, berfikir sama pentingnya dengan bertindak karena dengan berfikir memungkinkan visi diuji dan diklarifikasi dalam tindakan-tindakan. Untuk melakukan itu seseorang harus kreatif.23

3. Macam-macam Pedagang

Berbagai macam pedagang atau wirausahawan yang ada dimasyarakat dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Pedagang sembako b. Peternak

c. Penjahit dan pedagang pakaian jadi d. Pedagang makanan dan minuman e. Pe1rcetakan

f. Pedagang roti

g. Pedagang obat tradisional h. Pedagang buah-buahan

1. Pedagang sayuran j. Pedagang kosmetik

k. Pedagang material

I. Pedagang alat-alat listrik, dan lain sebaginya.24 4. Tujuan Pengembangan Usaha

Tujuan pengembangan usaha adalah untuk menumbuh kembangkan jiwa kemandirian dalam semangat berusaha dalam 23

Ibid., ha! 90

24

(35)

menggapai karunia Allah SWT. Yang terhampar dialam semesta ini agar tidak bergantung pada satu sektor terutama sektor formal yang disediakan oleh pemerintah.

Dalam ajaran Islam, manusia dengan fitrahnya selalu terdorong untuk memenuhi keperluan hidupnya agar kehidupannya itu tetap langgeng, manusia haruslah berusaha memenuhi kebutuhan hidup, baik sandang, pangan, maupun papan. Bekerja selaras dengan fitrah manusia. Islam mendorong, bahkan mewajibkan manusia untuk bekerja dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam dunia perekonomian seperti sekarang ini, sebagian kaum muslim menjadi konsumen, bukan menjadi produsen atau pemilik modal yang kuat, baik ditingkat lokal maupun internasional. Hampir semua produksi berbagai macam komoditi barang dan jasa dikuasai kaum barat (non-muslim). Merekalah yang menikmati keuntungan terbesar dengan mengeruk setiap rupiah yang ada dikantong orang-orang muslim.25 Padahal, Islam sangat mendorong penganutnya untuk bekerja.

Sesuai dengan Firman Allah:

' -' ' . :

.:.._1 ⦅[]MNNNlセLセ@ セZUZ@

_

⦅Nエセ@

25

(36)

28

Artinya:

Apabila telah ditunaikan so/at, maka bertebaranlah kamu dimuka

bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya

supaya kamu beruntung."(QS.62 (al-Jum'ah), 10)"

Jadi, budaya kerja bukan hanya kewajiban yang mesti ditunaikan kaum muslim, akan tetapi merupakan budaya yang mesti dihidupsuburkan. Budaya kerja tidak hanya untuk kepentingan mencari nafkah tapi juga sebagai menifestasi rasa syukur kepada Allah SWT. Sebagai mana Firmannya:

-

'

QセᄋヲN⦅Z[⦅@

セ@

_.;

[セ@ セAiセ@

lセ@

J. _,.,.

Artinya:

Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur kepada Allah

(QS.34(Saba):13)

(37)

Misalnya, ayat yang menganjurkan untuk melakukan perdagangan atau jual beli,

Artinya:

" ... Dan Allah menghalalkanjual beli dan mengharamkan riba ... " (QS: al-(Baqarah) : 275).

Ayat

diatas mencerminkan sikap Islam yang sangat memperhatikan semangat untuk wirausaha dan mendorong kaum muslimin untuk membangun jiwa mandiri supaya bisa menjadi wirausahawan yang handal dan sekaligus amanah.

C. Konsep Pinjaman Modal Bergnlir

I. Pengertian Modal dan Pinjaman Bergulir

Modal secara luas dapat diartikan uang untuk memulai usaha terlebih dahulu diperlukan sejumlah uang. Dalam arti sempit modal dapat dikatakan sebagai keahlian seseorang dengan keahlian tertentu. Seseorang dapat bergabung dengan mereka yang memiliki modal uang untuk menjalankan usaha.26

Untuk mendirikan atau menjalankan suatu usaha diperlukan sejumlah modal (uang) dan tenaga (keahlian). Modal dalam bentuk uang diperlikan untuk membiayayi segala keperluan usaha, mulai dari biaya

26

Kasmir S.E., M.M, Kewirausahaan, (Jakarta, Pl'. Raja Grapindo Persada 2006), Cet.

(38)

30

prainvestasi, pengurusan ijin-ijin, biaya investasi untuk pembelian aktiva tetap, sampai dengan modal kerja. Sementara itu, modal keahlian adalah keahlian dan kemampuan seseorang untuk mengelola atau menjalankan suatu usaha.

Modal yang pertama kali dikeluarkan digunakan untuk membiayai pendirian perusahaan (prainvestasi), mulai dari persiapan yang diperlukan sampai perusahaan tersebut berdiri (memiliki badan usaha). Contoh biaya awal yang harus dikeluarkan adalah biaya survei lapangan, biaya pembuatan study kelayakan, ij in-ijin dan prainvestasi lainnya. Besamya modal yang diperlukan tergantung dari jenis usaha yang akan digarap. Dalam kenyataan sehari-hari kita mengenal adanya usaha kecil,usaha menengah dan usaha besar masing-masing memerlukan modal dalam batas tertentu. Jadi, jenis usaha menentukan besamya jumlah modal yang diperlukan.27

Sedangkan pinjaman bergulir adalah dana yang bersumber dari pengumpulan uang sedekah dari masyarakat kemudian dipinjamkan kembali kepada orang yang membutuhkan khususnya kepada orang yang ingin mendirikan suatu usaha atau berdagang. (usaha kecil) Dengan tujuan bersifat edukatif, produktif dan ekonomis agar para penerima pinjaman pada suatu masa tidak lagi sebagai muzakki, bahkan diharapkan mereka sebagai mustahik.

2. Sumber-sumber Modal Bergulir

27

(39)

sumber modal bergulir tidak lain dari masyarakat sendiri khususnya dari uang sedekah yang dikumpulkan oleh UPZ yang tersebar diseluruh kecamatan se-kabupaten serang dengan data kecamatan sebagai

berikut:

I. Kecamatan Serang 18. Kecamatan Binuang 2. Kecamatan Cipocok Jaya 19. Kecamatan Petir

3. Kecamatan Kasemen 20. Kecamatan Tunjung Teja 4. Kecamatan Taktakan 21. Kecamatan Curug

5. Kecamatan Keramat Watu 22. Kecamatan Baros 6. Kecamatan Waringin Kurung 23. Kecamatan Cikeusal 7. Kecamatan Bojonegara 24. Kecamatan Pamarayan 8. Kecamatan Pulo Ampel 25. Kecamatan Kopo 9. Kecamatan Ciruas 26. Kecamatan Jawilan

IO. Kecamatan Walantaka 27. Kecamatan ciomas 11. Kecamatan Kragilan 28. kecamatan Pabuaran 12. Kecamatan Pontang 29. Kecamatan Padarincang 13. Kecamatan Tirtayasa 30. _Kecamatan Anyer 14. Kecamatan Tanara 31. Kecamatan Mancak 15. Kecamatan Cikande 32. Kecamatan Cinangka 16. Kecamatan Kibin 33. Kecamatan Gunung Sari 17. Kecamatan Carenang 34. Kecamatan Bandung

3. Distribusi Modal Bergulir

Adapun distribusi modal bergulir terhadap unit usaha kecil yang dikelola oleh muzakki antara lain :

(40)

32

kecil, pengusaha kecil bawah, berjiwa wirausaha serta lembaga-lembaga pendukung pengembangannya.

b. Terwujudnya penguasaan dan pengelolaan sumber daya yang adil, merata dan berkelanjutan, dalam suasana damai, maju, pesat dan damai (Agus Sumamo, 242).

4. Peran BAZDA Dalam Memberikan Modal Bergulir

keberadaan Badan Amil Zakat Kab Serang dirasakan sangat cukup besar manfaatnya oleh masyarakat kabupaten serang sendiri, dalam menanggulangi masalah sosial dan kemiskinan yang semakin rumit, terutama mereka yang berada di kelas bawah dan menengah, sehingga menumbuhkembangkan masyarakat dengan berjiwa usaha yang gigih dan professional.

Penyaluran dana ZIS dengan cara dipinjamkan kepada mustahik agar yang bersangkutan bisa mandiri dan mengembangkan usahanya adalah altematif yang perlu dikembangkan untuk pemberdayaan masyarakat. Sebagai altematif dalam pembiayaan wirausaha, dana ZIS untuk usaha-usaha produktif mempunyai prospek yang cukup menjanjikan dan signifikan dimasa mendatang.

(41)

A. G,am.baran Umnm BAZDA Kabupaten Serang 1. Latar Belakang Berdirinya BAZDA Kah Serang

Keberhasilan pelaksanaan zakat, infak, dan sedekah baik dari segi penggalangan maupun pendayagunaannya banyak ditentukan oleh unsure pengelolaannya, yang biasanya menjadi tanggung jawab amil zakat (amilin). Pada konteks ke-Indonesia-an, pengelola ZIS (amil) ini biasanya diperankan oleh swasta/unsur masyarakat atau non-Pemerintah atau pemerintah. Dan hal ini terjadi sejak jaman pra-kemerdekaan hingga kini. Misalnya, pada saat pemerintahan penjajah yang dipegang oleh non-muslim. Meski non-muslim, mereka turut mengambil peran dengan mengeluarkan peraturan yamh berkaitan dengan zakat seperti Bijblad Nomor 2 Tahun 1893 Tanggal 8 Agustus 1893 dan Bijblad Nomor 6200 Tanggal 28 februari 1905.

[image:41.518.70.417.163.495.2]
(42)

34

Menteri Agama No. 16 Tahun 1989 Tanggal 12 desember 1989, Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 1991/ Nomor 47 Tahun 1991 Tanggal 19 Maret 1991, yang kemudian disusul oleh lnstruksi Menteri Agama Nomor 5 Tahun 1991 Tanggal 18 Desember 1991 dan instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1998.

Tak berbeda dengan periode sebelumnya (pada saat Pemerintahan Orde Lama dan Orde Baru ), pada era reformasi pun persoalan zakat, infak, dan sedekah tak luput dari peran Pemerintahan saat itu. Beberapa Peraturan dan Perundang-Undangan yang dikeluarkan pada era ini misalnya, Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat Tanggal 23 september 1999, tepatnya pada pemerintahan Presiden BJ. Habibie. Dan untuk melaksanakan Undang-Undang tersebut telah dikeluarkan keputusan Menteri Agama Nomor 581 Tahun 1999 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dan Keputusan Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji Nomor D/291 Tahun 2000 Tentang Teknis Pengelolaan Zakat, yang kemudian dilanjutkan dengan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 373 Tahun 2003 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun

1999 Tentang Pengelolaan Zakat.

(43)

pada Surat Keputusan Bupati Serang Nomor 451.12/Kep.4 l O-Org/2000 Tanggal 19 September 2000, No. 451.12-0rg/2001 Tanggal 20 Januari 2001 dan No. 451.12/Kep. I 13-0rg/2004 Tanggal 2 April 2004. BAZDA ini pun mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan, misalnya saat ini BAZDA Serang telah memiliki kantor yang permanen dengan jumlah penghimpunan ZIS yang terus mengalami peningkatan.

Tak dinyana berkat dukungan dan kerja sama semua pihak, pemerintah daerah dan legislative, ulama dan tokoh masyarakat meski baru berdiri, BAZDA Serang telah menunjukan prestasi yang luar biasa dalam mengelola ZIS yang dibuktikan dengan penerimaan dan pendayagunaan yang terus meningkat dengan jumlah yang signifikan.

Prestasi ini tentu menjadi kebanggaan masyarakat serang terutama kaum Muslim. Namun BAZDA ini tidak akan berhenti pada perolehan prestasi ini saja. BAZDA Serang akan tetap berusaha tanpa pamrih mengelola dana ZIS agar dapat memberikan manfaat yang maksimal kepada masyarakat (terutama Muslim) di daerah ini, sebagai salah satu refleksi dari motto daerah ini yaitu Seratig Elertakwa.

2. Visi, Misi, dan Tujuan

Adapun Visi, Misi dan TujUan aAZDA セ・イ。ョァ@ adalah sebilgal berlkut: Visi

(44)

37

Adapun susunan organisasi BAZDA Kabupaten Serang susunan organisasinya terdiri dari:

1. DEWANPERTIMBANGAN

Ketua Wakil Ketua Sekretaris Wakil Sekretaris

Anggota

2. KOMISIPENGAWAS

Ketua Wakil Ketua Sekretaris Wakil Sekretaris Anggota

: Ketua MUI Kab. Serang : Kepala Kandepag Kab. Serang : Drs.H.E. Syibli Syarjaya, LML, MM : Drs.H.Zakaria Syafe'l, M.Pd

: I. K.H.A.S. Hassan 2. K.H. Abdul Mu'in 3. K.H. Kasman

4. K.H. Sochari Hamzah 5. Drs.K.H. Sulaiman Ma'ruf

: Sekretaris Daerah Kabupaten Serang : Kepala Bawasda Kabupaten Serang : Drs.1-1. Affendi Arsyad, M.Si : H. Bai Sufyani, SH

: I. Drs.H. Sastrawijaya, M.Sc 2. Drs.H. lmatn S Sandjadirja, M.Si 3.

H.B.

rvlulya Syarif
(45)

3. BADAN PELAKSANA Ke tu a

Wakil Ketua I Wakil Ketua II Wakil Ketua Ill Wakil Ketua IV Sekretaris

Wakil Sekretaris I Wakil Sekretaris II Bendahara

Wakil Bendahara I. W akil Bendahara II

4. SEKSi-SEKSI :

A. Seksi Pengllmpulan Ketua

Anggota

: Prof.Dr.H. Supannan Usman, SH : Drs.H. Makmun Isro

: Drs.H.A. Wardi Muslich : Drs.H. Habibi Asyafah, M.Pd : H. Sulchi Choir, SH, M.Si : Drs.H. Hasan Basri SJ, M.Pd : Drs.H. Ubaidillah

: H. saefudin Masran, SH : Drs.H.S. Sutrisno : H. Baedowi

: Drs.H. Adlani Husni

: Drs.H. Nana Sugana : I. Dts.H. Muchlasin S

(46)

B. Seksi Pendistribusian Ketua

Anggota

: H. Jyan Syanwani, BA : I. Drs.H. Toha Sobirin, M.Pd

2. H. Arifudin, S.Ag, M.Si 3. Drs.H. Sakhrudin 4. Drs.H. Hudari Idris 5. Agus Fatoni, A.Md C. SeksiPendayagunaan

Ketua Anggota

: H.E. Mulya Syarif

: I. Drs.H. Adung Abdul Mukti 2. Drs.H. Rahmat Halim 3. H.M. Ismail, S.Sos 4. Budyono, SH 5. H. Sanusi, Bc.Hk

6. Amasy Tadjudin, S.Ag.MM D. Seksi Pengembangan

kettia

:

Drs.H.M. Syamsudin Asnawi, M.Pd

Anggota : I. Drs.H. Wawan Wahyudin, M.Pd 2. Drs. Agus Gunawan

3. Sobri, S.Kom 4. Drs. Jihaduddin 5. Drs. Deni Rusli

(47)

E. Staff BAZDA Kabupaten Serang

a. PNS Pemda sebanyak 2 orang: I. Nunung Nurhayati

2. Syamsuri

b. PNS Depag sebanyak 3 (tiga) orang: I. Kadarisman, S.Ag

2. Meli Darmalasari, S.HI 3. Suryati, SE

c. Tenaga Honor sebanyak 3 (tiga) orang: I. Eva Fauziah, S.Ag

2. M.Azharlsnaeni 3. Lilis Suryani

4. Program Kerja BAZDA Kabupaten Serang

Dalam setiap lembaga pasti mempunyai program kerja karena dengan adanya program, kegiatan-kegiatan yang direncanakan akan lebih terarah, adapun program BAZDA Kabupaten Serang adalah:

I. Membina dan membimbing umat dalam rangka pelaksanaan zakat, infaq dan sedekah

2. mensosialisasikan Syari'at Islam dan UU. NO. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat

(48)

41

4. Melakukan kerja sama dengan berbagai pihak dalam peningkatan kuantitas pungutan zakat dan kualitas manajemen pengelolaan zakat 5. Membuat jaringan pengelolaan zakat, infaq dan sedekah dengan

organisasi/ lembaga zakat 1

B. Kondisi Objektif Masyarakat Kelurahan Kebon Jahe Serang

1. Keadaan Umum Wilayah

Kelurahan Kebon Jahe Cipare memiliki luas 220 hektar dengan batas wilayah:

Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat

: Kelurahan Cimuncang

: Kelurahan Karundang dan Tembong : Kelurahan Serang dan Kotabaru

Sebelah Timur : Kelurahan Sumur Pecung dan Cipocok Jaya Dengan jumlah penduduk 25. 107 Jiwa, terdiri dari 12. 299 Jiwa laki-laki, dan 12. 808 Jiwa Perempuan dan jumlah kepala keluarga sebanyak 6. 144 kepala keluarga. Jumlah RT dan RW yang ada di Kelurahan Kebon Jahe Serang sebanyak 87 RT, sedangkan RW sebanyak 20RW.

2. Kondisi Sosial Keagamaan Masyarakat

Masyarakat Kelurahan Kebon Jahe terdiri dari berbagai macam suku, ras dan Agama. Dalam keanekaragaman tersebut masyarakat hidup aman, tentram dan saling menghormati antara yang satu dengan yang

1

(49)

lainnya. Hal ini terbukti hampir tidak adanya konflik yang bersar antara masyarakat.

Di bawah ini jumlah penduduk berdasarkan agma yang dianut oleh masyarakat Kelurahan Kebon Jahe Serang.

Tabet I

Status Agama Penduduk Kelurahan Kebon Jahe Serang

No Agama Jumlah Peududuk

I. Islam 23. 870 Jiwa

2. Kristen 53 Jiwa

3. Khatolik 32 Jiwa

4.

Hindu 25 Jiwa

5. Tionghoa 66 Jiwa

6. Arab 121 Jiwa

Jumlah 24. 167 Jiwa

Stlmber : Profil Kelurahan Kebon Jahe

(50)

43

Tabet II

Sarana Ibadab Kelnraban Kebon Jabe Serang

No Data Keagamaan Jumlab

I. Masjid 16 Buah

2. Mushola 42 Buah

3. Gereja 0

4. Vi hara 0

5. Pura/ Klenteng 0

Jumlab 58Buab

Somber : Profit Kelnraban Kebon Jabe Serang

(51)
[image:51.535.79.440.107.513.2]

Tabel Ill

Mata Pencaharian Pokok Masyarakat Kelurahan Kebon Jahe Serang

No Jenis Pekerjaan Jumlah (orang)

I. Buruh/ Swasta 4721 Orang

Pegawai Negeri 1978 Orang

Pedagang 1391 Orang

Penjahit 177 Orang

Tukang Batu 253 Orang

TukangKayu 264 Orang

Montir 187 Orang

Dokter 270rang

Sopir 225 Orang

Pengemudi Becak 123 Orang

TNVPOLRI 987 Orang

Pengusaha 81 Orang

Jmttlab 10414 Orang

Somber: Profil kelurahan Kebon Jahe Serallg

(52)

45

177 orang, sedangkan penduduk yang bekerja sebagai tukang batu

sebanyak 253 orang, dan penduduk yang bekerja sebagai tukang kayu

sebanyak 264 orang, sedangkan penduduk yang bekerja sebagai montir

sebanyak 187 orang, sedangkan penduduk yang bekerja sebagi dokter

sebanyak 27 orang, sedangkan penduduk yang bekerja sebagai sopir

sebanyak 225 orang, sedangkan penduduk yang bekerja sebagai

pengemudi becak sebanyak 123 orang, sedangkan penduduk yang menjadi

anggota TNI/ POLRI Sebanyak 987 orang, dan penduduk yang bekerja

sebagai pengusaha sebanyak 81 orang.2

2

(53)

A. Pola Pengumpulan Dana Bergulir

Untuk pengumpulan dana zakat, infak dan sedekah BAZDA Kabupaten Serang sendiri mengumpulkan dari zakat profesi, para pengusaha, rekanan pemda, dan dari para calon jamaah haji adapun pola pengumpulan untuk dana bantuan modal bergulir diambil hanya dari dana infak saja yang kemudian di alokasikan ke program pinjaman bantuan modal bergulir dengan tujuan memberikan bantuan modal kepada para pedagang kecil.

Untuk melaksanakan pengumpulan dana zakat, infak dan sedekah dari masyarakat dan sumber-sumber "muzakki" tertentu di wilayah Kecamatan dan Kelurahan. Petugas Oprasional BAZDA Kecamatan dan Petugas Operasional BAZDA Kelurahan di tetapkan oleh Kepala BAZDA atau usulan Camat dan Kepala Kelurahan yang bersangkutan.

Petugas Operasional BAZDA Kecamatan dan Petugas operasional 8AZDA Kelurahan melaksanakan pendataan kepada muzakki di wilayahnya dan mengumpulkan seluruh sumber zakat, infak dan sedekah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, kemudian mencatat dan membukukan hasil dari pada pengumpulan lalu kemudian menyetorkan hasil pengumpulannya ke Bank yang di tunjuk.1

1

Drs. H. Ma'mun lsro, Ketua Tim Modal Bergulir/Wakil Ketua BAdan Pelaskana, Wawancara Pribadi, (Serang : 22 Mei 2007)

(54)

47

Dalam melaksanakan tugasnya Petugas Operasional BAZDA Kecamatan dan Petugas Operasional BAZDA Kelurahan secara teknis dan taktis operasional pengumpulan zakat, infak dan sedekah serta bertanggung jawab Kepala Camat dan Kepala Kelurahan yang bersangkutan.

(55)

REKAPITULASI PENERIMAAN

DANA ZAKAT, INFAQ DAN SEDEKAH BAZDA KABUPATEN SERANG TAHUN 2000-2006

JENIS PENERIMAAN %

TAHUN ZAKAT JUMLAH KENAIKAN

FIT RAH % ZAKATMAL % INFAQ % FIDYAH % PERTAHUN

2000 92.677.250,00 57,39 55.518.085,00 34,37 13.336.930,00 8,26 0,00 161.532.265,00

' 2001 207.896.320,48 50,71 178.693.847,00 43,59 32.375.370,00 5,70 0,00 409.965.537,58 153,80

2002 155.467.645,00 27,13 348.732.377,00 60,86 68.774.343,00 12,00 0,00 572.974.365,00 39,76

2003 184.211.700,00 22,22 482.023,090,00 58,14 162.901.021,00 19,65 0,00 829.135.811,00 44,71

2004 175.807.073,00 15,02 767.624.091,00 65,58 227.158.024,00 19,41 0,00 1.170.607. 188,00 41,18

2005 229.113.050,00 14,25 1.060.125.995,00 65,95 318.030.614,00 19,78 300.000,00 0,02 1.607.569.659,00 37,33

[image:55.732.90.702.89.395.2]
(56)

c "

セ@

セ@

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

49

Tabet V

REKAPITULASI PENGELUARAN

DANA ZAKAT,INFAQ DAN SEDAKAH BAZDA KABUPATEN SERANG TAHUN 2000-2006

POS PENGELUARAN

JUML A MILIN

FUQORO

% SABILILLAH % IBNUSABIL % MUALAF % DANAINFAQ % BAZDA %

MASAK IN RIQAB GHARIMIN UPZ Kab Serang !PHI

75_099.847,00 46,49 73.805.000,00 45,69 495.000,00 0,31 125.000,00 0,08 12.007.418,00 7,43 161.532

150.905.014,58 36,81 214.424.072,00 52,30 2.548.256,00 0,62 2.339.945,00 0,57 39.748.250,00 9,70 409.965

252.803.686.62 44,12 245.550.000,00 42,86 2.245.000,00 0,39 753.883,00 0,13 27.856.691,95 43.765.103,00 12,50 572.974

493.814.284,00 59,56 226.900.000,00 27,37 7.860.000,00 0,95 7.137.500,00 0,86 44.429.294,00 48.994.733,00 11,27 829.135

522.583.062,00 44,46 289.000.000,00 24,69 10.000.000,00 0,85 10.000.000,00 0,85 199.500.000,00 17,04 66.361.176,00 73.162.949,00 11,92 1.170.607

758.188.802,00 47,16 367.000.000,00 22,83 10.000.000,00 0,62 10.000.000,00 0,62 275.000,000,00 17,11 86.907.753,00 100.473.104,00 11,66 1.607.569

l.213.354. 142,00 54,32 418.000.000,00 18,71 10.000.000,00 0,45 10.000.000,00 0,45 310.920.718,00 13,92 129.920718,00 139 .616.232,00 2.575.000,00 12,16 2.233.859

Catatan:

(57)

B. Distribusi dau Pendayagunaan

Kebijakan penyaluran bantuan pinjaman modal bergulir bagi pedagang kecil di BAZDA Kabupaten Serang dimulai sejak tahun 2001, awal mulanya BAZDA sendiri bekerja sama dengan BMT ( Bait al-Mal wa at-Tanwil ) dengan catatan adanya bagi basil antara BAZDA dan BMT program tersebut hanya berjalan dengan kurun waktu satu tahun, kemudian pada tahun 2002 terjadi perubahan atau revisi yang kemudian di kelola langsung oleh BAZDA yang di ketuai oleh Bapak Drs. H. Ma'mun lsro selaku ketua tim modal bergulir sekaligus wakil ketua Badan Pelaksana di BAZDA Kabupaten Serang.

(58)

51

tetapi "Mudharobah" atau bagi hasil. Sedangkan yang kedua bersifat kelembagaan contohnya pondok pesantren panti asuhan dan "home industri" seperti kerajinan tangan, makanan ringan. Sifat yang ke dua ini tidak lagi memakai sistem Qordul Hasan akan tetapi langsung dengan sistem bagi hasil atau Mudharobah.

Sistem pembiayaan yang dilakukan oleh BAZDA dalam pelaksanaan program bantuan modal bergulir adalah: BAZDA langsung memberikan bantuan kepada pedagang yang mengajukan bantuan dengan persyaratan membawa surat pengantar dari RT, Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) dan mengisi formulir yang sudah di sediakan oleh BADZA sendiri sebagai syarat pengajuan bantuan dana yang dibutuhkan. Disamping itu, sebelum BAZDA memberikan bantuan atau pembiayaan bagi pedagang sembako terlebih dahulu pihak BAZDA melakukan analisa kelayakan usaha dengan cara meninjau langsung ke lokasi para Pedagang. Dengan mengetahui lokasi yang ada dilapangan BAZDA sendiri dapat mengetahui langsung seberapa besar pinjaman yang akan diberikan kepada para pedagang tersebut.

Dismping itujuga dana yang ada di BAZDA masih sangatjauh kurang karena dana bantuan modal bergulir sendiri hanya di dapat dari dana infak saja.2

C. Pengaruh Modal Bergulir Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Pedagang

(59)

Jauh dari pada harapan tetapi dengan adanya bantuan modal bergulir m1 sudah banyak manfaatnya terutama untuk pembangunan usaha yang dirasakan oleh para pedagang yang kemudian berhasil dan kemudian mereka menjadi muzakki dengan keadaan seperti itu pihak BAZDA sendiri merubah sistem mereka yang tadinya bersifat Qordhul Hasan menjadi sistem bagi hasil atau Mudharobah dengan tanda kutif mereka yang sudah berhasil.

Pengaruh modal bergulir sangat bermanfaat sekali di kalangan orang-orang miskin yang ingin menjalankan usahanya karena dengan adanya bantuan modal trsebut mereka bisa mengembangkan usahanya dengan bantuan modal tersebut. Dan yang diharapkan oleh BAZDA sendiri dalam memberdayakan ekonomi pedagang sembako memberikan kemudahan bagi para pedagang dalam memperoleh modal tambahan untuk pengembangan usaha, di samping itu pula dengan adanya bantuan pinjaman modal bergulir meajauhkan mereka jatuh ketangan rentenir. 2

Pedagang yang menerima pembiayaan dari BAZDA adalah pedagang yang benar-benar kecil yang tentunya mau mengembangkan usahanya tersebut. Dikelurahan Cipare Kebon Jahe Serang, pedagang sembako yang menerima pembiayaan dari BAZDA Kabupaten Serang sebanyak I 0 I orang, rata-rata pendapatan/keuntungan mereka per hari adalah Rp. l 0000 sampai Rp. 30000.4

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas penulis melakukan analisis dan wawancara kepada 20 Pedagang sembako yang ada di Kelurahan Cipare Kebon Jahe Serang dengan nama-nama terlampir sebagai berikut:

2

(60)
[image:60.521.66.433.119.554.2]

53

Tabel VI

Nama Nama Responden Penerima Bantnan pinjaman Modal Bergulir BAZDA Kabupaten Serang di Kelurahan Cipare Kebon Jahe

Se rang

No NAMA ALAMAT PINJAMAN

I Jakra Cipare Ranjeng Jaya Rt 03/06 No.4 500.000 2 Ayi Kartini Kp.Empu Kelapa Endep Rt 03116 300.000 3 Pramono Sumedi Ciceri Permai Blok DI 0/13 Rt 03119 500.000

4 Nurhayati Kebon Jahe Rt 0110 I 300.000

5 Hafid Makbul Cipare Tega! Rt 01105 300.000

6 Rochaedi Link Benggala Rt 02110 500.000

7 Yuyun Yuniasih Jend.Ahmad Yani. No.43 Rt 01/04 500.000

8 Sanimah Kebon Jahe Rt 04/14 500.000

9 Herliah Cijawa Gede Rt 01102 1.500.000

10 Suherni Kebon Jahe Rt 02/14 700.000

l I Siti Maesaroh Kebon Jahe Rt 05/14 750.000 12 Dedeh Herawati Cijawa Gede Rt 01/02 No.20 1.000.000 13 Bharokah Shafitri Cipare Ranjeng Jaya Rt 03/06 600.000 14 Badra Link.Kebon Jahe Rt 05/ I 4 500.000 15 Ta tan J um ala Sempu Banten girang Rt 01117 No.24 400.000 16 M.Ridwan JI.KM Idris No. I I Neglasari Rt 01/13 1.500.000

17 Yuliawati Kebon Jahe Rt 04/14 500.000

18 Entis Sutisna Cijawa Gede Rt 03/12 750.000

19 Rukiyah Cipare Ranjeng Rt 02/06 300.000

(61)

Dari data yang diperoleh oleh penulis diketahui bahwa dari 20 pedagang sembako yang menerima bantuan pinjaman modal bergulir, 14 orang atau 70% mampu mengembalikan angsuran dan bagi hasil sesuai target yang telah di tetapkan oleh BAZDA yaitu 25 hari dalam satu bulan, empat orang atau 20% hanya mampu mengembalikan angsuran pokok dari dana yang di pinjam, dan dua orang 10% hanya mampu mengembalikan setengah angsuran pokok dari dana yang di pinjam (data terlampir). 14 orang yang mampu mengembalikan angsuran pokok dan bagi hasil sesuai dengan yang ditargetkan BAZDA ketika dihubungi mengatakan bahwa dana yang di pijamkan oleh BAZDA Serang sangat membantu permodalan usaha mereka. Mereka tidak terbebani dengan bagi hasil yang mereka berikan setiap hari kepada BAZDA.

Keempat orang hanya dapat mengembalikan angsuran pokok dari dana yang di pinjam ketika dihubungi di tempat mereka berdagang, ditemukan jawaban yang sama bahwa mereka merasa terbantu dengan adanya bantuan modal bergulir dari BAZDA dan tetap merasa perlu mencicil angsuran yang telah di pinjamnya dari BADZA.

Kedua orang hanya mampu mengembalikan setengah angsuran dari dana yang dipinjam, ketika dihubungi menyatakan jawaban yang sama bahwa mereka merasa terbantu dengan adanya bantuan pinjaman modal bergulir BAZDA Serang, hanya saja warung yang mereka kelola tidak kunjung ramai/sepi pembeli, mereka tidak mempunyai cukup uang untuk membayar angsuran yang telah di pinjamnya dari BAZDA.

4

(62)

55

[image:62.518.67.430.155.533.2]

Untuk lebih jelasnya, penulis mendeskripsikan hasil kuisioner pada tabel-tabel berikut

Tabel VII

Motivasi Para Pedagang Meminjam Bantuan Modal Bergulir

Alternatif Jawabau F %

a. Menarnbah Modal 16 80

b. Hanya sekedar ikut-ikutan I 5

c. Agar pendapatan naik 3 15

Jumlah 20 100

Somber : Hasil Kuisioner

(63)
[image:63.518.60.426.127.498.2]

Tabel VIII

Perasaan Penerima Bantoan Pinjaman Dana Dengan Adanya Pinjaman Modal Bergolir Dari BAZDA Kabopaten Serang

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat Terbantu 15 75

b. Agak Terbantu 5 25

c.

Tidak Terbantu 0

-Jomlah 20 100

Somber : Hasil Koisioner

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa perasaan Pedagang sembako dengan adanya dana bantuan modal dari BAZDA Kabupaten Serang tersebut adalah sangat terbantu 15 orang atau 75%, agak terbantu 5 orang atau 25%, dan tidak ada responden yang menjawab tidak terbantu 0%. lni menunjukan bahwa kebanyakan pedagang sembako tersebut memang sangat terbantu dengan adanya bantuan pinjaman modal bergulir BAZDA Kabupaten Serang.

Tabel IX

Pendapat Para Pedagang Sembako Mengenai Persyaratan yang Ditetapkan BAZDA Kabopaten Serang

Alternatif Jawaban F

a. Sulit

0

b. Mudah 8

c.

Sangat Mudah 12

Jorn lab 20 100

Somber : Hasil Koisioner

%

-40

[image:63.518.64.437.540.646.2]
(64)

57

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa pendapat mereka tentang syarat-syarat yang ditetapakan oleh BAZDA Kabupaten Serang untuk mendapatkan bantuan pinjaman modal bergulir ternyata sangat mudah ada 12 orang atau 60%, yang mengatakan mudah ada 8 orang atau 40% dan yang tidak ada responden yang menjawab sulit atau 0%. Ini menunjukan bahwa BAZDA Kabupaten Serang tidak mempersulit prosedur peminjaman dana.

TabelX

Pendapat Para pedagang Sembako Tentang Prosednr Pembayaran Pokok dan Bagi basil yang di Tetapkan oleh BAZDA Kabnpaten Serang

Alternatif Jawaban F %

a. Sulit 2 10

b. Mudah 7 35

c. Sangat Mudah 11 55

Jnmlah

20

100

Somber : Basil Knisioner

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa pendapat mereka tentang prosedur pembayaran pokok dan bagi hasil ternyata yang menjawab sangat mudah ada 11 orang atau 55%, yang mengatakan mudah ada 7 orang atau 35% dan yang menjawab sulit ada 2 orang atau I 0%. Ini menunjukan bahwa BAZDA Kabuparen Serang sangat memudahkan dan tidak memberikan beban terlalu berat kepada para pedagang yang meminjam modal bergulir.

[image:64.521.61.428.168.493.2]
(65)

Kabupaten Serang dan para pedagang sembako

Gambar

GAMBARAN UMUM BAZDA KAB SERANG DAN KONJ)ISI OBJEKTIF
Tabel Ill Mata Pencaharian Pokok Masyarakat Kelurahan Kebon Jahe Serang
Tabel IV REKAPITULASI PENERIMAAN
Tabel VI Nama Nama Responden Penerima Bantnan pinjaman Modal
+4

Referensi

Dokumen terkait

semakin maju, banyak sadar bahwa kompetensi karyawan yang unggul merupakan Hal ini terjadi karena kinerja organisasi merupakan hasil komulatif dari kinerja karyawan

Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) menyatakan bahwa audit kinerja mencakup tujuan yang luas dan bervariasi, termasuk tujuan yang berkaitan dengan penilaian hasil

PENGADAAN & PEMASANGAN APILL TENAGA SURYA SIMPANG 3 (TERMASUK COUNTER, SISTEM WIRELESS, RAMBU, & MARKA) RENCANA ANGGARAN BIAYA.5. 1,00

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah pertama bagaimana pengaruh pendapatan usaha berpengaruh terhadap laba bersih pada perusahaan manufaktur sektor konsumsi yang

Dari ketiga alternatif diatas, alternatif yang paling efisien untuk menyelesaikan pekerjaan adalah alternatif kerja lembur, karena perbedaan waktu penyelesaian tidak

Bagi Departemen Manajemen IPB sebaiknya melakukan perbaikan dengan menggunakan beberapa program inisiatif strategis yang telah ditentukan seperti untuk perspektif

Sebagai Gaya Hidup Masyarakat Modern (Studi Kasus Penggunaan Smartphone di Masyarakat Perumahan Prana Estate Kota Sukabumi) Penelitian ini bertujuan untuk melihat fenomena

Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan pada bab IV dapat dilihat bahwa proyek photostory dalam pembelajaran sejarah mampu meningkatkan kreativitas siswa kelas