• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengaruh brand chra cterristic, company characteristic, consumer-brand characteristic terhadap brand loyalit: studi kasus pengguna portable computer acer pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakartay

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis pengaruh brand chra cterristic, company characteristic, consumer-brand characteristic terhadap brand loyalit: studi kasus pengguna portable computer acer pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakartay"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC, COMPANY CHARACTERISTIC, CONSUMER- BRAND CHARACTERISTIC

TERHADAP BRAND LOYALITY

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh : Tatang Sukmana NIM: 204081002457 Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yahya Hamzah, MM Dr. Ahmad Dumyathi B, MA NIP. 194906021978031001 NIP. 197001062003121001

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

Hari ini Selasa Tanggal 19 Mei Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Tatang Sukmana NIM : 204081002457 dengan judul

skripsi ”ANALISIS PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC,

COMPANY CHARACTERISTIC, CONSUMER- BRAND CHARACTERISTIC TERHADAP BRAND LOYALITY”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 19 Mei 2009

Penguji Ujian Komprehensif

Drs. Herni Ali HT,MM Suhendra, S.Ag., MM

Ketua Sekretaris

(3)

Hari ini Rabu Tanggal 16 Juni Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Tatang Sukmana NIM : 204081002457 dengan judul skripsi ”ANALISIS PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC, COMPANY CHARACTERISTIC, CONSUMER- BRAND CHARACTERISTIC TERHADAP BRAND LOYALITY”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 16 Juni 2010

Penguji Ujian Skripsi

Dr. Yahya Hamzah, MM Dr. Ahmad Dumyathi B, MA Penguji I Penguji II

(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. DATA PRIBADI

1. Nama : Tatang Sukmana

2. Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 26 juni 1981

3. Alamat : Jl. Pemuda Kmpung Pulo No. 01 Rt. 05 Rw.08 Ds. Cipayung Jaya Kec. Pancoran Mas-Depok 4. No Telepon Rumah : 021 94909390

5. No Handphone : 085711388811

6. Agama : Islam

7. Kewarganegaraan : Indonesia

B.

DATA PENGALAMAN ORGANISASI

1. Tahun 2006 Wakil Ketua BEM Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari secara empirik pengaruh dari variabel brand characteristic, company characteristic, dan consumer- brand characteristic terhadap brand loyalty. Merek yang diteliti adalah portable computer Acer, yang respondennya diambil dari para mahasiswa-mahasiswi pengguna portable computer Acer di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama dan parsial variabel Brand Characteristic, Company Characteristic, dan Consumer-Brand Characteristic berpengaruh signifikan terhadap brand loyalty. Pengaruh variabel

consumer- brand characteristic berpengaruh dominan terhadap brand loyalty.

Variabel brand characteristic dan Company Characteristic tidak berpengaruh signifikan terhadap Brand Loyalty.

Dalam upaya meningkatkan loyalitas merek, pihak perusahaan harus senantiasa mengerti dan memahami keinginan konsumen dan mempertahankan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. consumer-brand characteristic

sebagai salah satu variabel yang berpengaruh dominan harus tetap dapat dikendalikan secara langsung oleh perusahaan.

(6)

ABSTRACT

This study aims to examine empirically the effect of Brand Characteristic variable, Company Characteristic, and Consumer-Brand Characteristic of Brand Loyalty. Studied are brand Acer portable computers, which the respondent is taken from the male student-female student users of Acer portable computers at UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

The results of this study indicate that jointly and partial variable Brand Characteristic, Company Characteristic, and Consumer-Brand Characteristic have a dominant influence on brand loyalty. The influence of Consumer-Brand Characteristic has a significant effect on brand loyalty. Brand Characteristic and Company Characteristic don’t have a significant influence over Brand Loyalty

In an effort to increase brand loyalty, the employer must always know and understand the desire to maintain the trust of consumers and customers to the company. characieristic consumer-brand as one of the dominant influence variables should still be controlled directly by the companies.

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan apa yang saya harapkan. skripsi ini disusun sebagai suatu syarat untuk mencapai tahap kelulusan dalam proses perkuliahan, mudah-mudahan menjadi karya yang spektakuler.

Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah agar dapat mengetahui seberapa besar pengaruh brand trust dan treath emotion terhadap keputusan pembelian. Pada penelitian ini sebagai objek penelitiannya adalah tropicana slim.

Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, saya tidak lupa menyampaikan telima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah mendukung dalam penyusunan skripsi saya ini, antara lain kepada :

1. Orang tua saya (Bpk Aca Hidayat & Ibu Elah Warnilah), yang telah membesarkan saya dan mendoakan serta memberikan dukungan yang sangat besar terhadap saya, sehingga tersusunya skripsi yang menjadi persyaratan mencapai suatu kelulusan.

2. Prof.Dr. Komaruddin Hidayat, MA, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta

(8)

4. Dr. Yahya Hamzah, MM, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan andil besar dlm penyusunan skripsi saya dengan memberikan masukan dan bimbingan yang berarti dengan kesabaran dan ketabahannya. 5. Dr. Akmad Dumyathi B, MA, selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan masukan dan bimbingan dalam proses penyusunan skripsi saya dengan kesabaran dan ketabahannya.

6. Abdul khoer, SE bin Bedul bin abdul, SE, selaku dosen pembimbing III di ciputat yang telah memberikan masukan dalam proses penyusunan skripsi saya dengan sabar dan penuh keikhlasan. Semoga engkau dimudahkan dalam mencapai semua yang di cita-citakan. Amin...

7. M.S. Arrijaal, S.H. selaku dosen pembimbing III di rumah yang sebentar lagi kelar S2 nya, good luck nulis tesisnya man...

8. Seluruh dosen yang berada di Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial (Ibu Murdiah, pak Selamet, bu Rahma, dll) khususnya jurusan manajemen yang memiliki peran yang sangat besar bagi saya dalam proses perkuliahan. 9. Alfred, Ajis, Heri, mpo & mbak Ani yang udah melayani saya dalam

proses pendaftaran dan ADM.

10.Seluruh staf akademik Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial yang telah bekerja dengan baik melayani para mahasiswa, semoga amalnya diterima Allah SWT

(9)

& suami (Lutfi) & kawan” lainnya yang ga bisa disebutkan tapi ga mengurangi rasa hormat saya.

12.Kawan-kawanku di Mananajemen A, ada Ipeh, SE, Rizal, Firdaus, Arif, Rangga, SE, Angga, SE, Srikanada, SE, Tri, SE, Firman, SE, & kawan” lainnya yang ga bisa disebutkan tapi ga mengurangi rasa hormat saya. 13.Feri W.K, SE, yang ku anggap sebagai abang ku sendiri, yang amat baik

dan sekarang sudah berdua mudah-mudahan jadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah,cpt dpt momongan.Amin...

14.Syafiq Wajedil Nganam atau si DEWA TIDUR yang baik dan telah sudi kamarnya dijadikan transit untuk saya sebelum sampai kampus dengan jamuan makan & minum gratissssssssss... semanagat terus + cpt selesaikan kulnya, kalow dah kelar nyantai serasa abis ngelahirin dengan alami & selamat.he...

15.Amran Setiadi Tajudin & Burhan teman sepermainan yang sempat hilang, cepetan men..!!! biar cepet gawe.

16.Keluarganya Abdoel khoir, SE yang telah menerima saya dan memperlakukan saya dengan ramah di rumahnya, semoga menjadi keluarga yang selalu dilindungi Allah SWT dan dibalas semua kebaikanya dengan kebaikan yang lebih baik lagi

(10)

Allah SWT dan dibalas semua kebaikanya dengan kebaikan yang lebih baik lagi.

18.Untuk ade-ade kelas ku Liong, Anis, Ririn, dkk yang memberikan inspirasi untuk selalu sabar & tersenyum setiap saat, terima kasih untuk semuanya.

19.Dan gak lupa buat semua anak akuntansi yang gue kenal terima kasih to semuanya dan maf gak bisa disebutin satu persatu.

20.Untuk orang-orang yang pernah saya sakitin atau saya zolimi, saya minta maaf sebesar-besarnya…

21.Buat bapak saya (Aca Hidayat), saya minta maaf kalo anak`mu ini selalu buat bapak kecewa dan merasa ga berguna…I lupe my family

22.My btother and my sister, yang udah membantu saya dalam proses tersusunnya skripsi saya.

23.Pihak-pihak lain, yang saya tidak dapat sebutkan namanya satu persatu Saya menyadari sekali bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf dan berharap skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua. Dan saya berharap skripsi yang saya susun ini menjadi suatu karya yang baik di Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial. karena kebenaran hanya milik Allah SWT saya ucapkan terima kasih.

Jakarta, 16 Oktober 2009

(11)

DAFTAR ISI

Halaman Sampul Dalam ... i

Halaman Pengesahan Ujian Kompre ... ii

Halaman Pengesahan Skripsi ... iii

Daftar Riwayat Hidup ... iv

Abstrak... v

Abstract... vi

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xii

Daftar Gambar ... xiv

Daftar Lampiran ... xv

BAB I Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 9

C. Perumusan Masalah ... 10

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 10

BAB II Tinjauan Pustaka ... 13

A. Brand (Merek)... 13

B. Trust in Brand (Kepercayaan Pada Merek)... 17

C. Brand Characteristic (Karekteristik Merek) ... 18

D. Company Charakteristic (Karakteristik Perusahaan)... 22

(12)

F. Loyalitas Merek (Brand Loyalty)... 28

G. Penelitian Terdahulu ... 33

H. Kerangka Pemikiran... 33

I. Hipotesis Penelitian ... 34

BAB III Metodologi Penelitian ... 36

A. Ruang Lingkup Penelitian... 36

B. Metode Penentuan Sampel ... 36

C. Metode Pengumpulan Data ... 37

D. Metode Analisis Data ... 38

E. Operasional Variabel Penelitian ... 49

BAB IV Hasil Pembahasan ... 53

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian... 53

B. Karakteristik Responden ... 57

C. Hasil Dan Pembahasan ... 59

D. Interpretasi... 105

BAB V Kesimpulan Dan Implikasi ... 108

A. Kesimpulan ... 108

B. Implikasi ... 109

C. Saran... 111

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Hal

2.1 Loyalitas pelanggan berdasarkan sikap dan prilaku pembelian ulang 30

3.1 Sekala Likert 45

4.2 Operasional Varibel Penelitian 50

4.1 Data responden 57

4.2 Hasil Tray Out 60

4.1 Variabel brand caracteristic 62

4.17 Variabel company caracteristic 71

4.29 Variabel consumer-brand caracteristic 79

4.50 Hasil Korelasi 94

4.51 Interprestasi Koefisien Korelasi 94

4.52 Pengujian Ghubungan Antara Sub Variabel 95

4.53 Outo Korelasi 96

4.54 Uji Durbin Waston 96

4.55 Uji Multi Koliniaritas 97

4.56 Koefisien Determinasi 98

4.57 Hasil Regresi Linier Berganda 100

(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Hal

2.1 Model Penelitian Lou Lee 30

2.2 Kerangka Pemikiran 34

4.1 Data Responden Menurut jenis Kelamin 58

4.2 Data Responden Menurut jenis Usia 58

4.3 Normal P-P Plot Of Regresion Standardized Residual 93

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, D, A, Managing Brand Equity: Capitalizing on The Value of a Brand Name, NY: The Free Press, 1991.

Agung, Bhuono Nugroho, “Strategi Jitu Memilih Metode Statistic Penelitian Dengan SPSS”, Yogyakarta, 2005.

Algifari, “Analisis Regresi”, Cetakan Kedua, PT. BPFE, Yogyakarta, 1997. Amir, Taufiq M, “Dinamika Pemasaran” Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 2005. Asseal, H, “Costumer Behavior and Marketing Action” 6th ed. Cinematti, OH:

South Western College Publishing, 1998.

Dick, A. and Basu, K, “Customer Loyalty: Toward an Integrated Framework”,

Journal of The Academy o fMarketing Science, Vol. 22, pp. 99-113, 1994. Doney, P. M, Cannon, J. P, “An Examination of the Nature of Trust in

Buyer-Seller Relationships”, Journal of Marketing, April, 1997.

Doyle, P, “Marketing Management and Strategy”, 2nd Edition, London: Prentice Hall, (1998)

Erna, Ferrinadewi, “Merek dan Psikologi Konsumen” Yogyakarta : Graha Ilmu, 2008.

Hamid, Abdul, “Pedoman Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Sosial, Jakarta, 2007.

Hq, “Analisis Pengaruh Brand Predictability, Brand Liking, Brand Competence, Brand Reputation, dan Trust in a Company Terhadap Trust in a Brand”, jurnal Ekonomi Pemasaran, www. Geogle. Com 2008.

Kuntari, Lisa, “Kepercayaan Konsumen Pada Merek dan Pengaruhnya Terhadap Loyalitas Merek” Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta, 2006. Lau, G. T, and Lee, S.H, “Consumers trust in a Brand and the Link to Brand

Loyalty”, Journal of Market Focused Management, 4, 341-370, 1999. Marpaung, L. C, “Pengaruh Kepuasan Konsumen, Reputasi Merek, dan

(17)

Nallamuthu, Rashid, and Sidin, “Perception of Advertising and Celebrity Endorsment in Malaysia”, Asia Psific Management Review, 2002.

Oliver, R. L, “Whence Consumer Loyalty?”, Journal of Marketing, 63 (special issue), pp 33-44, 1999.

Sheth, J. N. and B. Mittal, :Customer Behavior”, A Managerial perspective. Mason Ohio: South-Western, 2004.

Sugiyono, “Statistik Untuk Penelitian”, Penerbit Alfabeta, Bandung, 1994. Sunarto, MM, SE, “Prinsip-prinsip Pemasaran” Penerbit AMUS, UST

Press dan Mahenoko Total Design, Yogyakarta, 2004.

Tjahyadi, Rully, Arlan, “Brand Trust Dalam Konteks Loyalitas Merek: Peran Karakteristik Merek, Katakteristik Perusahan, Dan Karakteristik Hubungan Pelanggan-Merek” ,jurnal manajemen, 2006.

Tjiptono, Fandy, (Pemasaran Jasa. Bayumedi Publishing, Malang, Jjawa Timur, Indonesia, 2005.

Wilkie, W. L, “Consumer Behavior” New York: John Wiley and Son, 1994.

Sumber Kepustakaan Lain:

Brand Trust, www.braincodenews.com, 2010 www.hukumonline.com

http://pongel-ok.co.cc/?p=19

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang penelitian

Sejak dahulu kala, proses pengolahan data telah dilakukan oleh manusia. Manusia juga menemukan alat-alat mekanik dan elektronik untuk membantu manusia dalam penghitungan dan pengolahan data supaya bisa mendapatkan hasil lebih cepat. Komputer yang kita temui saat ini adalah suatu evolusi panjang dari penemuan-penemuan manusia sejah dahulu kala berupa alat mekanik maupun elektronik. Saat ini komputer dan piranti pendukungnya telah masuk dalam setiap aspek kehidupan dan pekerjaan.

Namun demikian dengan segala aktivitas dan kesibukan manusia mengilhami inventor untuk terus mengembangkan komputer yang mudah dipindahkan atau dibawa sesuai dengan kebutuhan manusia yang selalu aktif dalam kesehariannya. Ide tentang komputer yang mudah dipindahkan telah dikemukakan oleh Alan Kay.

(19)

menggunakannya kita harus menghubungkannya dengan listrik rumah. pongel-com.

Dewasa ini persaingan diantara para produsen komputer kian memanas untuk berlomba-lomba dalam mengembangkan teknologi portable computer

sehingga menghasilkan inovasi yang lebih baru dengan tujuan dapat memikat hati para penggunanya. Produsen-produsen luar negeri seperti HP, Acer, Toshiba, Dell, Lenovo mulai membidik pangsa pasar Asia khususnya di Indonesia. Di tengah maraknya persaingan portable computer produksi luar negeri, tak kalah ketinggalan juga Zyrex produk lokal yang saat ini mulai diperhitungkan namanya. Perusahaan-perusahan yang menghasilkan kategori produk portable computer memiliki kesadaran tentang pentingnya loyalitas merek dan usaha-usaha untuk mempertahankannya.

Hal ini menjadikan peta persaingan menjadi ketat. Merek dari masing-masing perusahaan tidak hanya bersaing dalam harga, tetapi juga bersaing dalam hal promosi, keunggulan produk, pelayanan purna jual dan spesifikasi yang melengkapi produk. Dalam kondisi persaingan usaha yang semakin ketat saat ini perusahaan perlu memanfaatkan sumber dayanya dengan optimal. Pada saat ini persaingan masing-masing perusahaan portable computer semakin gencar di berbagai media masa dan elektronik dengan menawarkan berbagai kelebihannya mulai dari prosesor, memori dan tampilannya yang semakin menarik.

(20)

dengan cara buka stand di pusat-pusat perbelanjaan modern dan pada momen-momen tertentu seperti Pekan Raya Jakarta (PRJ).

Para pemain besar pada industri portable computer seperti: HP, Acer, Toshiba, Dell, Lenovo, masing-masing memiliki ekuitas merek yang berbeda. Perbedaan ekuitas merek tersebut didasari oleh berbagai macam factor, diantaranya yaitu berdasarkan kredibilitas perusahaan dalam mengeluarkan produk yang kompetitif sehingga memberikan jaminan dan kepuasan produknya. Lembaga pengamat pasar International Data Corporation (IDC), dalam laporan prediksi penjualan Worldwide Quarterly PC Tracker.

Laptop memang diperkirakan akan jadi perangkat idaman di masa depan. Chief Executive Intel, Paul Otellini mengungkapkan bahwa pada tahun 2009, jumlah total penjualan laptop akan mengangkangi jumlah penjualan komputer desktop. Didukung tingginya penjualan laptop pula, IDC memproyeksikan bahwa pengapalan komputer dunia akan meningkat 16,7 persen di kuartal empat tahun 2007. Seperti dikutip detikinet dari Computer World, Selasa (18/12/2007), di kuartal empat tahun 2006 lalu, peningkatannya hanya 7,9 persen saja. Pertumbuhan penjualan ini diharapkan mampu meningkatkan presentase pertumbuhan penjualan komputer tahun 2007 sebesar 14,6 persen. Menurut IDC pada tahun 2006, pertumbuhan penjualan hanya mencapai 10,1 persen.

(21)

kuartal tiga 2007. Penjualan laptop pun diprediksi akan mencapai 50 persen dari total penjualan komputer di akhir tahun 2008 (Fino Yurio Kristo-detikinet)

Dari kondisi tersebut di atas tergambar jalas bahwa perkembangan portable computer semakin meningkat, momentum ini juga sekaligus menandai babak baru komputer. Note book PC tak lagi menjadi alat bagi kalangan bisnis atau kalangan berada melainkan untuk semua kalangan dan sekarang penggunannya bukan hanya untuk kalangan orang berada saja tetapi hampir semua kalangan. segmentasi pasar untuk produknya menjadi 3 (tiga) berdasarkan harga. Loyalitas pelanggan terhadap merek produk merupakan konsep yang sangat penting khususnya pada kondisi tingkat persaingan yang sangat ketat dengan pertumbuhan yang rendah.

Pada kondisi demikian loyalitas pada merek sangat dibutuhkan agar perusahaan dapat bertahan hidup. Di samping itu, upaya mempertahankan loyalitas merek ini merupakan upaya strategis yang lebih efektif dibandingkan dengan upaya menarik pelanggan baru. Persoalan merek menjadi salah satu persoalan yang harus dipantau secara terusmenerus oleh setiap perusahaan. Merek-merek yang kuat, teruji, dan bernilai tinggi terbukti tidak hanya sukses mengalahkan hitungan-hitungan rasional, tetapi juga canggih mengolah sisi-sisi emosional konsumen.

(22)

(brand signaling). Merek akan mempunyai reputasi jika ia memiliki kualitas dan karisma. Agar memiliki karisma, merek harus mempunyai aura, harus konsisten kualitasnya harus dijaga dari waktu ke waktu, selain tentunya juga harus mempunyai kredibilitas.

Agar tampil menjadi yang terbaik, tentu suatu merek harus terlihat seksi di pasar hingga mampu membuat konsumen tertarik membelinya. Agar terlihat seksi, merek tersebut harus memiliki costumer value jauh di atas merek-merek yang lain Selain itu, harus mampu meningkatkan keterlibatan emosi pelanggan sehingga pelanggan mempunyai ikatan dan keyakinan terhadap merek tersebut Pendidikan mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan, konsumen yang pendidikannya tinggi mempunyai pandangan yang berbeda terhadap alternatife merek dan harga dibandingkan dengan konsumen yang berpendidikan lebih rendah.

(23)

Membangun kepercayaan konsumen telah dilakukan oleh Acer sejak didirikan hal ini dibuktikan dengan inovasi yang telah dilakukan oleh acer dari segi tekhnologi dan kualitas dari acer yang telah diakui seluruh dunia, bahkan body acer yang selalu keluar dengan tampilan yang menarik dan dengan kualitas dari acer yang semakin meningkatkan kepercayaan akan acer terhadap para konsumenya.

Menurut Lau dan Lee (1999 : 44 ), terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kepercayaan terhadap merek. Ketiga factor ini berhubungan dengan tiga identitas yang tercakup dalam hubungan antara merek dan konsumen. Adapun ketiga faktor tersebut adalah merek itu sendiri, perusahaan pembuat merek, dan konsumen. Selanjutnya Lau dan Lee memproposisikan bahwa kepercayaan terhadap merek akan menimbulkan loyalitas merek.

Brand characteristic mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan pengambilan keputusan konsumen untuk mempercayai suatu merek. Hal ini disebabkan oleh konsumen melakukan penilaian sebelum membeli. Karakteristik merek yang berkaitan dengan kepercayaan merek meliputi dapat diramalkan, mempunyai reputasi, dan kompeten. Suatu merek juga dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut.

(24)

Consumer-brand characteristic merupakan merupakan dua kelompok yang saling mempengaruhi. Oleh sebab itu, karakteristik konsumen-merek dapat mempengaruhi kepercayaan terhadap merek. Karakteristik ini meliputi kemiripan antara konsep emosional konsumen dengan kepribadian merek, kesukaan terhadap merek, dan pengalaman terhadap merek.

Konsep trust (kepercayaan) menjadi suatu isu yang populer dalam bidang pemasaran dengan munculnya orientasi relasional dalam aktivitas pemasaran.

Trust dipandang sebagai dasar dalam hubungan dengan konsumen dan trust

merupakan atribut terpenting yang dimiliki oleh merek. Para peneliti pemasaran menyatakan bahwa trust merupakan faktor fundamental yang dapat mengembangkan loyalitas konsumen. Adanya kepuasan pada konsumen akan menimbulkan kepercayaan, karena adanya konsistensi merek dalam memenuhi harapan konsumen di samping itu, merek yang dipilih dapat melindungi, menjaga keselamatan, keamanan, dan kepentingan konsumen. Dengan demikian, keyakinan mengenai keandalan dan kenyamanan merupakan hal yang penting dari trust (kepercayaan).

(25)

peralihan. Pelanggan yang loyal didefinisikan oleh Newman dan Werbel (1973) dalam Wiharto (2003) sebagai mereka yang membeli kembali sebuah merek, hanya mempertimbangkan merek tersebut dan tidak mencari informasi merek lain.

Namun seiring dengan berkembangnya penelitian yang banyak dilakukan, maka definisi tersebut terasa kurang memadai kemudian timbullah definisi lain tntang loyalitas merek seperti telah diungkapkan pada pendahuluan, diataranya adalah definisi dari Jacoby dan Kyner dalam Dharmmesta (1999) menyatakan loyalitas merek adalah respon perilaku yang bersifat bias, terungkap secara terusmenerus oleh unit pengambilan keputusan dengan memperhatikan satu atau beberapa merek alternative dari sejumlah merek sejenis dan merupakan fungsi proses psikologis.

Sedangkan Singh dan Sirdeshmukh (2000), menyatakan loyalitas dikonseptualisasikan sebagai sebuah niat perilaku untuk memelihara hubungan yang sedang berlangsung dengan penyedia jasa dan merupakan sebuah konstruk relasional yang dapat dibentuk oleh suatu pertukaran tertentu. Secara umum loyalitas merek dapat diukur dengan cara-cara berikut ini (Dharmmesta, 1999): 1. Runtutan pilihan merek.

(26)

Sedangkan skala loyalitas harus mengacu pada dua hal, yaitu ketertarikan konsumen pada sebuah merek dan kerentanan konsumen untuk perpindah ke merek yang lain. Menurut Oliver (1999), “A deeply held commitment to rebuy or repatronize a preferred product or service consistently in the future, thereby

causing repetitive same brand or same brand-set purchasing, despite situational

influences and marketing efforts having the potential to cause switching

behaviour”.

Artinya, loyalitas merek adalah komitmen mendalam untuk membeli kembali atau menjadi pelanggan tetap dari sebuah produk atau jasa yang disukai secara konsisten di masa akan datang, dimana komitmen tersebut menyebabkan pembelian berulang terhadap merek yang sama, meski pengaruh-pengaruh situasional dan usaha-usaha pemasaran mempunyai kesanggupan atau kemungkinan untuk mengakibatkan perubahan perilaku.

B. Pembatasan Masalah

(27)

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dapat dirumuskan permasalah yaitu sebagai berikut :

1. Apakah Brand Characteristic, Company Characteristic, Consumer-Brand Characteristic secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

Brand Loyalityportable computer Acer ?

2. Apakah Brand Characteristic, Company Characteristic, Consumer-Brand Characteristic secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Brand Loyalityportable computer Acer ?

3. Dari ketiga variabel bebas tersebut, variabel bebas manakah yang sangat dominan berpengaruh terhadap Brand Loyalityportable computer Acer ?

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menganalisis Brand Characteristic, Company Characteristic, Consumer-Brand Characteristic secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Brand Loyalityportebel computer Acer.

b. Untuk menganalisis Brand Characteristic, Company Characteristic, Consumer-Brand Characteristic secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Brand Loyalityportable computer Acer.

(28)

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dipaparkan diatas, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi:

a. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan, pengalaman dan dapat langsung mempraktekan ilmu yang telah didapatkan di lapangan.

b. Bagi Akademik

Dapat digunakan sebagai informasi yang berguna terhadap dunia ilmu pendidikan khususnya pengetahuan di bidang pemasaran, dan diharapkan dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut.

c. Bagi Perusahaan

Adanya input informasi bagi perusahaan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan jika memungkinkan dapat dijadikan pedoman untuk melakukan strategi dalam mempertahankan dan menarik konsumen.

d. Bagi Pembaca

(29)

e. Bagi Akademik

(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Landasan Teori A. Brand (Merek)

Menurut UU merek no. 15 tahun 2001 pasal 1 ayat 1,merek adalah “tanda

yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau

kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan

dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”. Definisi ini memiliki kesamaan

dengan definisi persi American Marketing Association, merek diartikan sebagai

nama, term, penanda, simbol atau desain, ataupun kombinasi diantaranya, dengan

harapan untuk membedakan produk atau jasa antara satu produsen dengan

produsen lain dan juga untuk membedakannya dari lingkungan pasar yang tengah

berkompetisi tersebut (Keller, 2003).

Merek dikatakan sebagai jantungnya pemasaran dan bagian dari strategi

bisnis, merek yang sukses dapat menciptakan, menarik dan memelihara konsumen

untuk datang lagi dan melakukan pembelian ulang (repeat purchase) (Doyle,

1998). Brand trust menurut Journal of Product and Management, terbentuk oleh

dua faktor yaitu brand reliability dan brand intention. Brand reliability dipahami

sebagai kepuasan pelanggan karena kompetensi merek tersebut, yang selanjutnya

meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap merek tersebut.Contohnya, jika

mobil, brand reliability itu bisa dinilai dari aspek kecepatan, daya tahan, dan

(31)

Brand intention dipahami sebagai kepuasan pelanggan yang

mengakibatkan pelanggan semakin yakin kepada suatu merek sehingga pelanggan

akan cenderung memilih merek tersebut dan tidak beralih kepada merek lain. Dari

kedua unsur pembentuk brand trust, brand intention lebih besar pengaruhnya

dalam pembentukan loyalitas sebuah merek daripada brand reliability, khususnya

terhadap produk-produk yang customer involvement rendah seperti fast moving

consumer goods. Pasalnya pelanggan akan memandang sama untuk prestasi atau

kinerja yang muncul dari tiap tersebut. Pandangan ini dapat menjadi acuan bagi

para product manager maupun brand manager untuk lebih menonjolkan intensi

pelanggan pada sebuah produk fast moving consumer goods. Misalnya saja

dengan menampilkan nomor telpon suara pelanggan pada kemasan dan

menyelenggarakan program advokasi. (braincodenews.com).

Sedangkan menuru (Hq, 2008), dalam jurnalnya, pengertian merek adalah

Keahlian paling unik dari pemasar adalah kemampuannya untuk menciptakan,

memelihara, melindungi, dan meningkatkan merek. Menurut American Marketing

Association, Merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau

kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengenali produk atau jasa

dari seorang atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk

pesaing (Kotler, 1998). Merek penting dalam pasar konsumen. Merek merupakan

jembatan antara konsumen dan pelanggan. Selain sebagai identitas dan pembeda

suatu produk, merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten

memberikan keistimewaan, manfaat, dan jasa tertentu kepada konsumennya

(32)

1) Atribut. Merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu. Mercedes

menyatakan sesuatu yang mahal, dibuat dengan baik, terancang baik, tahan

lama, bergengsi tinggi, nilai jual kembali yang tinggi, cepat dan lain-lain.

Perusahaan dapat menggunakan satu atau lebih atribut-atribut ini untuk

mengiklankan produknya.

2) Manfaat. Merek tidak saja serangkaian atribut. Pelanggan tidak membeli

atribut, mereka membeli manfaat. Atribut diperlukan untuk dikembangkan

menjadi manfaat fungsional dan/atau emosional. Atribut "tahan lama"

dapat dikembangkan menjadi manfaat fungsional. Atribut "mahal"

mungkin dikembangkan menjadi manfaat emosional.

3) Nilai. Merek juga menyatakan nilai produsen. Pemasar merek harus dapat

mengetahui kelompok pembeli mana yang mencari nilai-nilai ini.

4) Budaya. Merek juga mewakili budaya tetentu. Mercedes mewakili budaya

Jerman, terorganisasi, efisien dan bermutu tinggi.

5) Kepribadian. Merek juga mencerminkan kepribadian tertentu,

kadang-kadang merek mencerminkan kepribadian seseorang terkenal.

6) Pemakai. Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau

menggunakan produk tersebut. Pemakainya berkaitan mengenai

(33)

Sangat penting bagi perusahaan untuk memelihara performa merek karena

dengan begitu merek akan mampu memenuhi harapan konsumen. Hasilnya,

terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi konsumen untuk terus

menggunakan merek yang sama, yaitu karena merek memiliki image, personality,

dan konsumen dapat merasakan dan mencobanya sendiri (Datta, 2003).(M.

Suyanto) dalam jurnalnya berpendapat bahwa Setiap perusahaan hendaknya

mengembangkan sendiri kebijakan-kebijakannya mengenai merek bagi mata

produk dalam lini yang sama. Merek merupakan kombinasi dari nama, kata,

simbol atau desain yang memberi identitas produk. Seperti yang telah dibahas di

muka, bahwa yang diiklankan bukan produk tetapi merek.

Merek mempunyai peran ekonomi jika merek tersebut diproduksi secara

masal sehingga mencapai skala ekonomis dan merek yang sukses dapat

menghambat bagi pesaing yang ingin memeperkenalkan merek yang sama. Merek

juga mempunyai peran strategis dengan menjadi pembeda antara merek yang

ditawarkan perusahaan dengan merek para pesaingnya. Dari perspektif konsumen,

merek yang terpercaya merupakan jaminan atas konsistensi kinerja suatu produk

dan menyediakan manfaat yang dicari konsumen ketika membeli produk atau

merek tertentu. Merek juga merupakan janji kepada konsumen bahwa dengan

hanya menyebut namanya, timbul harapan bahwa merek tersebut akan

memberikan kualitas terbaik, kenyamanan, status dan pertimbangan lain ketika

(34)

Jadi berdasarkan definisi di atas yang telah di uraikan, maka secara teknis

apabila seorang pemasar membuat nama, logo atau simbol baru untuk sebuah

produk baru, maka ia telah menciptakan merek dan merek yang sukses dapat

menciptakan, menarik juga memelihara konsumen untuk datang lagi dan

melakukan pembelian ulang (repeat purchase) sehingga merek Sangat penting

bagi perusahaan untuk bisa mengerti dan memahami sesui harapan dan keinginan

konsumen.

B. Trust in a Brand (Kepercayaan Pada Merek)

Dalam suatu penjualan produk sangat ditentukan oleh keinginan konsumen

untuk membeli produk yang kita tawarkan maka harus memiliki suatu startegi untuk

menarik perhatian dari pelanggan dan memerlukan suatu kepercayaan bagi konsumen

mengenai barang yang ditawarkan. Membangun suatu kepercayaan tidak semudah

yang dibayangkan, memerlukan suatu poses yang cukup panjang dan jeli dalam

melihat peluang yang bagus. Salah satu membangun kepercayaan merek adalah

memperbaiki kualitas barang yang akan ditawarkan. Menurut Amir (2005:62),

kepercayaan adalah keyakinan kita bahwa di satu produk ada atribut tertentu.

Keyakinan ini muncul, dari persepsi yang berulang, dan adanya pembelajaran dan

pengalaman.

Dan orang pemasaran tertarik pada kepercayaan yang dirumuskan

seseorang mengenai produk dan jasa tertentu, karena kepercayaan menyusun citra

produk yang mempengaruhi perilaku pembelian. Jika kepercayaan ini salah dan

(35)

Dalam pemasaran industri, para peneliti telah menemukan bahwa

kepercayaan terhadap sales dan supplier merupakan sumber dari loyalitas.

Menurut Lau dan Lee (1999 : 44 ), terdapat tiga faktor yang mempengaruhi

kepercayaan terhadap merek. Ketiga factor ini berhubungan dengan tiga entitas

yang tercakup dalam hubungan antara merek dan konsumen. Adapun ketiga factor

tersebut adalah merek itu sendiri, perusahaan pembuat merek, dan konsumen.

Selanjutnya Lau dan Lee memproposisikan bahwa kepercayaan terhadap merek

akan menimbulkan loyalitas merek. Hubungan ketiga faktor tersebut dengan

kepercayaan merek adalah Brand characteristic, Company characteristic dan

Consumer-brand characteristic.

C. Brand Characteristic (Karekteristik Merek)

Brand characteristic (karakteristic merek) memainkan peran yang vital

dalam menentukan apakah pelanggan memutuskan untuk percaya pada suatu

merek. Berdasarkan pada peenelitian kepercayaan interpersonal, individu-individu

yang dipercaya didasarkan pada reputasion, predictability dan competence dari

individu tersebut (Lau dan Lee, 1999). Dalam konteks hubungan pelanggan-

merek, Brand characteristic Mempunyai peran yang sangat penting dalam

menentukan pengambilan keputusan konsumen untuk mempercayai suatu merek.

Hal ini disebabkan oleh konsumen melakukan penilaian sebelum membeli.

karakteristik merek yang berkaitan dengan kepercayaan merek meliputi dapat

diramalkan, mempunyai reputasi, dan kompeten, Penjelasan dari tiga karakteristik

(36)

1. Brand Reputation (Reputasi Merek)

Merek sebagai asset intangible memang benar adanya. Merek sebagai

salah satu atribut ekstrinsik produk tidak dengan mudah begitu saja ditiru,

apalagi jika bertalian dengan reputasinya. Berbeda dengan atribut ekstrinsik

produk lain seperti kemasan yang dengan mudah ditiru. Mengacu pada

pendapat orang lain tentang bagus tidaknya dan dapat dipercaya tidaknya

suatu merek. Brand reputation dapat dikembangkan melalui iklan dan

hubungan dengan masyarakat (public relation), tetapi kemungkinan juga dapat

dipengaruhi oleh kualitas dan kinerja produk dan reputasi yang baik akan

menguatkan kepercayaan konsumen. Reputasi merek mengacu pada pendapat

orang bahwa sebuah merek adalah bagus dan terpercaya (Lau & Lee, 1999).

(Feldwick, 1998 dikutip dari Lisa Kuntari, 2006), mencatat bahwa reputasi

merek adalah persepsi orang atau masyarakat secara keseluruhan terhadap

karakteristik merek. Ia menambahkan bahwa reputasi berbeda dengan image,

karena reputasi merupakan gabungan dan berbagai macam image yang

mewakili suatu merek ataupun perusahaan.

Reputasi merek dapat dibangun melalui iklan dan komunikasi pemasaran

(public relations), namun itu juga dipengaruhi oleh kualitas produk dan

kinerjanya. Merek membentuk identitas, citra dan integritas dan produk atau

perusahaan, melalui proses persepsi dalam pikiran para konsumennya,

kemudian identitas, citra, dan integritas produk sebagaimana yang ditunjukkan

merek akan membentuk reputasi dan posisi produk (Rashid, Nallamuthu &

(37)

Hal ini sering terjadi ketika calon konsumen tidak memiliki pengetahuan

atau pengalaman yang dapat diandalkan sebagai dasar pertimbangan untuk

mengambil keputusan pembelian suatu produk, maka dengan reputasi merek

yang baik akan lebih efektif dalam menarik konsumen daripada dengan

reputasi yang biasa-biasa saja

Reputasi merupakan gabungan dan berbagai macam image, di mana

reputasi ini dibangun sejak lama yang berdasarkan identitas, kinerja dan

bagaimana masyarakat mempersepsikan merek tersebut. Reputasi merek

ditangkap secara langsung maupun tidak langsung berdasarkan pengalaman

dan informasi yang diterima. Dikatakan, bahwa usaha yang signifikan untuk

memantapkan reputasi merek adalah dengan meningkatkan image merek yang

positif.

2. Brand Predictability (Daya Prediksi Merek)

Berkaitan erat dengan kemampuan kelompok untuk meramalkan perilaku

kelompok yang lain. Merek yang dapat diprediksi adalah merek yang

memungkinkan konsumen untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan

dengan percaya diri yang beralasan. Prediktabilitas ini dapat terkait dengan

tingkat kekonsistenan kualitas produk. Brand predictability mengacu pada

kemampuan satu pihak untuk meramal perilaku pihak lain (Doney & Cannon,

1997). Merek yang bisa diprediksi kinerjanya, merupakan salah satu merek

yang memiliki daya antisipasi bagi konsumen, bagaimana merek akan

(38)

Predictability datang melalui dua proses, pertama adanya interaksi yang

terjadi secara berulang, dimana satu pihak membuat janji dan menyebarkan

janji tersebut kepada pihak lain, dan kedua adanya courtship atau masa

pengenahth yang lebih intim dan intensif, yaitu masa dimana satu pihak akan

mengenal pihak lain dengan lebih banyak. Dan pendapat (Hq, 2008) Brand

predictability berkaitan erat dengan kemampuan kelompok untuk meramalkan

perilaku kelompok yang lain. Merek yang dapat diprediksi adalah merek yang

memungkinkan konsumen untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan

dengan percaya diri yang beralasan. Prediktabilitas ini dapat terkait dengan

tingkat kekonsistenan kualitas produk.

3. Brand Competence (Kompetensi Merek)

Merek yang kompeten merupakan salah satu hal yang dapat menawarkan

pemecahan permasalahan konsumen sekaligus mempertemukan antara

kebutuhan dengan keadaan (kualitas dan kinerja) merek. Kompetensi merek

berkaitan dengan ability, yang mengacu pada skill dan karakteristik yang dapat

membuat satu atau beberapa pihak terpengaruh dalam hubungan tersebut

(Butler, 1991, dikutip dari Lisa Kuntari, 2006), Bahwa kompetensi berkaitan

dengan kualitas produk, kinerja produk, dan kemampuan produk dalam

memberikan manfaat dan kegunaan sesuai dengan harapan dan kebutuhan

responden, misalnya kebutuhan secara fungsional, pengalaman, finansial,

ataupun psikososial. Jika pelanggan mendapati bahwa merek sesuai dengan

harapannya maka pelanggan akan mengalami kepuasan, yang akan membawa

(39)

D. Company Characteristic (Karakteristik Perusahaan)

Karakteristik perusahaan juga dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan

pelanggan pada sebuah merek. Pengetahuan konsumen terhadap perusahaan

kemungkinan akan mempengaruhi penilaian terhadap merek perusahaan.

Karakteristik perusahaan yang berpengaruh terhadap kepercayaan pelanggan pada

sebuah merek adalah kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan, reputasi

perusahaan, motif-motif dari perusahaan yang dipersepsikan, dan integritas

perusahaan yang dipersepsikan (lau dan lee, 1999)

Yang ada di balik suatu merek juga dapat mempengaruhi tingkat

kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut. Pengetahuan konsumen tentang

perusahaan yang ada di balik merek suatu produk merupakan dasar awal

pemahaman konsumen terhadap merek suatu produk. Karakteristik ini meliputi

Kepercayaan pada Perusahaan, reputasi suatu perusahaan, motivasi perusahaan

yang diinginkan, dan integritas suatu perusahaan.

1. Trust Company (Kepercayaan pada Perusahaan)

Kepercayaan didefinisikan sebagai harapan pihak-pihak yang bertransaksi

dan resiko yang diasosiasikan dengan mengasumsikan dan bertindak pada

harapan tersebut (Deutsch, 1958 dikutip dari Lau & Lee, 1 999), atau lebih

mudahnya adalah kaitan antara apa yang diharapkan dan apa yang menjadi

resiko dalam sebuah hubungan, yang berangkat dari asumsi dan kemudian

diwujudkan dalam tindakan. Kepercayaan merupakan kesediaan satu pihak

(40)

Mengutip Marpaung (2005), ada dua dimensi umum dan brand domain

yang mendasari perasaan tersebut, yaitu: 1) brand reliability yang mengarah

pada asumsi bahwa merek dapat merespon kebutuhan konsumen. Contohnya

dengan adanya penawaran produk baru disertai kualitas yang konstan.

Asumsinya, dalam dimensi ini, merek mengisyaratkan adanya janji tentang

kinerja di masa yang akan datang yang hams dilaksanakan secara konsisten

jika perusahaan menginginkan mereknya dipercaya konsumen. Sebagai

akibatnya, konsumen memiliki keinginanlniat untuk membeli kembali di

kesempatan berikutnya. 2) brand intention, yaitu adanya minat dan keinginan

dan konsumen terhadap merek, baik untuk tertarik ataupun membeli.

2. Company Reputation

Ketika pelanggan mempersepsikan opini orang lain bahwa perusahaan

dikenal adil dan jujur, maka pelanggan akan merasa lebih aman dalam

memperoleh dan menggunakan merek perusahaan. Dalam konteks saluran

pemasaran, ketika perusahaan dinilai memiliki reputasi yang baik, maka

pelanggan kemungkinan besar akan percaya pada pengecer dan vendor

(Anderson dan Weitz, 1992, dikutip dari jurnal Ruli Arlan Tjahyadi 2006).

Seperti halnya dengan perusahaan tradisional, reputasi merupakan indikasi

akan kepercayaan terhadap perusahaan. Dimana reputasi didefinisikan sebagai

persepsi pembeli akan kepercayaannya bahwa organisasi penjual (perusahaan

pemilik merek), telah jujur dan perduli terhadap pelanggan (Doney & Cannon,

(41)

3. Company perceived motives

Remple, Holmer, dan Zanna, (1985), dikutip dari jurnal Ruli Arlan

Tjahyadi, (2006), menemukan bahwa motif-motif dari partner pertukaran

yang dipersepsikan akan mempengaruhi kepercayaan terhadap partner

tersebut. Menurut Doney dan Cannon, (1997), dikutip dari jurnal Ruli Arlan

Tjahyadi, (2006), intentionality merupakan cara yang mana kepercayaan

dibangun dalam hubungan antara penjual dan pembeli. Sama halnya dengan

penelitian yang dilakukan oleh Jones et al., (1975), dalam Lau dan Lee,

(1999), benevolence of motives merupakan faktor penting dalam suatu

hubungan. Dalam konteks merek, ketika pelanggan mempersepsikan suatu

perusahaan layak dipercaya dan bertindak sesuai dengan kepentingan mereka,

maka pelanggan akan mempercayai merek perusahaan.

4. Company integrity

Integritas perusahaan merupakan persepsi pelanggan yang melekat pada

sekumpulan dari prinsip-prinsip yang dapat diterima. Perusahaan yang

memiliki integritas tinggi tergantung pada konsistensi dari tindakan dimasa

lalu. Komunikasi yang akurat tentang perusahaan dari kelompok lain,

keyakinan bahwa perusahaan memiliki sense of justice yang kuat, serta

tindakannya sesuai dengan janji-janjinya. Jika perusahaan dipersepsikan

memiliki integritas tersebut, maka kemungkinan merek perusahaan akan

(42)

E. Consumer- Brand Characteristic (Karakteristik Pelanggan-Merek)

Merupakan dua kelompok yang saling mempengaruhi. Oleh sebab itu,

karakteristik konsumen-merek dapat mempengaruhi kepercayaan terhadap merek.

Karakteristik ini meliputi kemiripan antara konsep emosional konsumen dengan

kepribadian merek, kesukaan terhadap merek, dan pengalaman terhadap merek,

atau suatu huungan tidak satu arah, setiap kelompok saling mempengaruhi dalam

hubungannya dengan kelompok lain. Sehingga karakteristik pelanggan-merek

dapat mempengaruhi kepercayaan pelanggan terhadap merek. Karakteristik dalam

hubungan pelanggan dengan merek mencakup kesamaan (similarity) antara

self-concept pelanggan dengan citra merek, kesukaan pelanggan terhadap merek,

pengalaman pelanggan, kepuasan pelanggan, serta dukungan dari rekan (peer

support).

Dan menurut Luarn dan Lin dalam Ferrinadewi (2008:147) kepercayaan

adalah sejumlah keyakinan spesifik terhadap integritas (kejujuran pihak yang

dipercaya dan kemampuan menepati janji), benevolence (perhatian dan motivasi

yang dipercaya untuk bertindak sesuai dengan kepentingan yang mempercayai

mereka), competency (kemampuan pihak yang dipercaya untuk melaksanakan

kebutuhan yang mempercayai) dan predictability (konsistensi perilaku pihak yang

dipercaya).

1. Similarity Between Consumer Self-Consef dan Brand personality

Penelitian dalam hubungan interpersonal menunjukan bahwa similaritas

dari karakteristik dua kelompok dapat memberikan kecenderungan tumbuhnya

(43)

merek jika sebuah merek memiliki kesamaan dengan dirinya sendiri. Jika

atribut atau personality fisik merek dinilai sama dengan self-image pelanggan,

maka pelanggan kemungkinan untuk mempercayai merek tersebut (Lau dan

Lee, 1999).

2. Brand Liking (Kesukaan pada Merek)

Proses suka terbentuk diawali ketika merek yang memiliki tingkat

kesukaan yang tinggi akan menyebabkan terjadinya peningkatan pencurahan

perhatian oleh konsumen, yang selanjutnya akan meningkatkan saliensi

(kepopuleran-yang diukur dengan awareness), sehingga menempatkan merek

pada meningkatnya peluang untuk dipilih konsumen, dan hasil akhirnya

apabila konsumen menggunakan pengambilan keputusan secara heuristic (jada

produk-produk low-involvement), akan meningkatkan pembelian. Selain

kesukaan, sikap lain yang ditunjukkan oleh konsumen terhadap merek adalah

kepercayaan, yang lahir dan aspek kognisi adalah kepercayaan

(believeabilily).

Bennet, (1996), dalam Lau dan Lee, (1999), menyarankan untuk memulai

sebuah hubungan, maka satu pihak harus disukai oleh pihak lain. Begitupun

ketika konsumen akan membangun hubungan dengan merek, maka konsumen

harus menyukai merek tersebut lebih dulu. Ketika konsumen menyukai merek,

konsumen cenderung akan mencari tahu lebih jauh tentang merek, dan

(44)

3. Brand Experience

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, konsumen belajar dari

pengalaman masa lalunya, dan perilaku di masa akan datang dapat diprediksi

berdasarkan pada perilaku masa lalunya. Ketika konsumen memperoleh

pengalaman lebih dengan sebuah merek, maka mereka akan memahami merek

dengan lebih baik dan menumbuhkan kepercayaan lebih terhadap merek

tersebut.

4. Brand Satisfaction

Kepuasan sebuah merek dapat didefinisikan sebagai hasil dari evaluasi

subjektif bahwa merek alternatif yang dipilih memenuhi atau melampaui

ekspektasi konsumen (Bloemer dan Kasper, 1995, dalam Lau dan Lee, 1999),

Butler (1991), dalam Lau dan Lee (1999) mengidentifikasi bahwa pemenuhan

janji (promise) merupakan antecedent bagi kepercayaan dalam hubungan

pemasaran industri. Ketika pelanggan puas dengan suatu merek setelah

menggunakan merek tersebut, maka pada situasi yang sama kepuasan pada

suatu merek juga akan terpenuhi. Ketika suatu merek telah mempertahankan

janjinya, maka pelanggan kemungkinan besar akan mempercayai merek

tersebut.

5. Peer Suppot

Braden et al, (1999), dalam Lau dan Lee (1999) mengusulkan bahwa

faktor yang penting dalam menentukan perilaku individu adalah pengaruh

individu lainnya, dan menyatakan bahwa pengaruh sosial merupakan faktor

(45)

kemungkinan akan percaya terhadap merek yang mana orang atau pihak lain

yang berarti bagi mereka memperlihatkan kepercayaannya pada suatu merek.

F. Loyalitas Merek (Brand Loyalty)

Bendasan pada hasil penelitian dan tinjauan beberapa litenatur, ada dua

aliran utama yang mendominasi konsep loyalitas merek, yaitu aliran perilaku

(behavioral) dan aliran sikap. Dengan kalimat yang berbeda, loyalitas merek

dapat dilihat dari merek tertentu yang dibeli konsumen dan perasaan atau sikap

konsumen terhadap merek tersebut. Hal ini ditegaskan oleh Aaker (1991), bahwa

kesetiaan konsumen pada intinya memiliki beberapa tingkatan komitmen

konsumen terhadap merek. Komitmen yang dimaksud meliputi kepercayaan

(trust), pembelian secara terus menerus (continual purchase), keengganan untuk

berpindah merek (brand switching), dan rasa senang atau bahagia (affect) pada

saat mengkonsumsi merek tersebut.

Tjiptono (2005), pengukuran loyalitas melalui perspektif ini hanya

mengandalkan pada pemyataan konsumen, bukan perilaku yang diamati. Bisa saja

terjadi konsumen mengatakan menyukai merek tertentu, namun tidak pernah

membelinya atau sangat jarang. Kaitannya dengan konsep lyalitas merek ditinjau

dari perspektif sikap dapat dilihat dari pendapat Reynolds et al. (1974) (dikutip

dan Lau & Lee, 1999) yang merumuskan loyalitas merek sebagai kecenderungan

seseorang untuk selalu menunjukkan sikap yang sama dalam situasi yang sama

(46)

Loyalitas merek dikatakan sebagai hati dari nilai merek secara

keseluruhan. Pengertian ini mengacu pada kajian loyalitas merek dan sudut

baik perilaku sekaligus sikap ataupun kombinasi diantaranya. Berdasarkan

atas kelemahan-kelemahan kedua pendekatan tersebut di atas, maka beberapa

penelitian berusaha untuk menganalisis perilaku loyal terhadap merek dengan

menggabungkan kelebihan-kelebihan kedua pendekatan itu, yaitu dengan

mengintegrasikan perspektif perilaku dan sikap, ataupun kombinasinya.

Sehingga Oliver (1999) mendefinisikan loyalitas merek sebagai suatu

komitmen yang mendalam untuk membeli kembali atau berlangganan pada

suatu produk atau jasa yang disukai secara konsisten dimasa mendatang, yang

menyebabkan pembelian merek atau kumpulan merek yang sama secara

berulang, tanpa memperhatikan pengaruh situasional serta upaya-upaya

pemasaran yang berpotensi untuk menyebabkan perilaku berpindah.

Wilkie (1994) menyatakan bahwa loyalitas merek adalah sikap yang

favorable dan pembelian secara konsisten terhadap merek tertentu. Sheth dan

Mittal (2004) mengatakan bahwa loyalitas pelanggan merupakan komitmen

pelanggan terhadap suatu merek, toko, atau pemasok, berdasarkan sikap yang

sangat positif dan tercermin dari pembelian ulang yang dilakukan secara

konsisten. Sedangkan Dick dan Basu (1994) yang mengintegrasikan

komponen sikap dan perilaku pembelian ulang, maka didapat empat situasi

(47)

No Loyalty: terjadi ketika sikap dan perilaku pembelian ulang sama-sama

lemah, maka loyalitas tidak terbentuk. Penyebabnya, sikap yang lemah terjadi

misalnya karena merek produk baru diluncurkan atau ketika pemasar tidak

mampu mengkomunikasikan keunggulan produknya. Bisa juga disebabkan

ketika merek-merek yang saling bersaing dipersepsikan serupa atau sama.

Spurious Loyalty: terjadi ketika sikap yang lemah dibarengi dengan pembelian

ulang kuat, sehingga terbentuklah spurious loyalty. Yang kentara dari jenis

loyalitas ini adalah adanya faktor diluar sikap (misalnya faktor situasional) yang

mempengaruhi perilaku membeli kembali. Situasi ini biasa disebut inertia yaitu

kondisi dimana merek dalam berbagai kategori produk sudah sulit untuk

dibedakan. Biasanya tingkat keterlibatan konsumen dalam proses pembelian

rendah, sehingga pembelian ulang biasanya dilakukan atas dasar pertimbangan

situasional seperti diskon, lokasi outlet yang strategis dan sebagainya.

Latent Loyalty: terjadi dari sikap yang kuat namun disertai pembelian ulang

(48)

ketika seorang bersikap positif pada merek kosmetik tertentu, namun ketika

mempertimbangkan variasi warna lipstick atau warna blush-on, maka cenderung

akan mencari yang lebih menyediakan banyak warna yang dibutuhkan.

▪ Loyalty: terbangun dari adanya sikap positif kuat terhadap merek disertai

dengan pola pembelian ulang secara konsisten dari waktu ke waktu.

Dick dan Basu (1994) mengkombinasikan ukuran sikap dan behavioral

secara umum untuk menggambarkan situasi loyal, dan Menurut Assael (1998),

ada empat hal yang menunjukan kecenderungan loyalitas pelanggan, yaitu

pelanggan yang loyal terhadap merek cenderung lebih percqyq diri terhadap

pilihannya, pelanggan yang loyal lebih memungkinkan merasakan tingkat resiko

yang lebih tinggi dalam pembeliannya, pelanggan yang loyal terhadap merek juga

lebih mungkin loyal terhadap toko (store loyality), dan kelompok pelanggan yang

minoritas cenderung untuk lebih loyal terhadap merek.

Lau dan Lee (1999) menggambarkan situasi loyal tersebut dengan menguji

variabel perilaku dan sikap secara lebih rinci melalui tiga karakteristik yang

mencakup pengukuran sikap sekaligus perilaku. Lau dan Lee (1999) berpendapat

bahwa aspek penting bagi terbentuknya situasi loyal adalah kepercayaan.

Dikatakan bahwa sikap dan perilaku yang membentuk loyalitas merek terangkum

dalam faktor-faktor pembentuk kepercayaan. Faktor-faktor yang dianggap

berpengaruh pada pembentukan kepercayaan antara lain karakteristik merek,

karakteristik perusahaan, dan karakteristik relasi antara konsumen-merek. Ketiga

karakteristik tersebut mencakup aspek sikap dan perilaku yang dijabarkan secara

(49)

Terintegrasinya dua aspek sikap dan perilaku dalam beberapa penelitian

terlihat lebih mampu menggambarkan situasi loyalitas merek yang sesungguhnya,

dibanding jika hanya melihat dari satu sudut sikap atau satu sudut perilaku semata.

Dan karakteristik-karakteristik yang ditawarkan Lau dan Lee tersebut, penelitian

ini akan mengadopsi faktor-faktor dan karakteristik yang menurut hasil penelitian

Lau dan Lee (1999), memiliki pengaruh paling kuat dalam membentuk

kepercayaan pada merek. Kelima faktor tersebut meliputi reputasi merek, daya

prediksi merek, kompetensi merek, kepercayaan pada perusahaan, dan kesukaan

pada merek.

Dalam penelitian ini, faktor-faktor tersebut akan ditetapkan sebagai

(50)

di Singapura. Dalam penelitian ini, faktor-faktor tersebut akan digunakan untuk

mengetahui pengaruh Brand Characteristik, Company Characteristik dan

Consumer-Brand Characteristik terhadap Brand Loyality padapengguna portable

computer Acer yang diteliti pada mahasiswa universitas UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

G. Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Gede riana, 2008 dalam

penelitianya yang berjudul “pengaruh Trust in Brand terhadap Brand Loyality

dalam penelitianya menjelaskan sejauh mana pengaruh variable independen

terhadap variable dependen baik secara parsial maupun simultan. Dan variable

independen yang paling dominan adalah Brand Characteristic dengan nilai

signifikansi di bawah 0.05 (5%).

Yang membedakan antara referensi di atas dengan penelitian ini adalah objek

penelitian yang berbeda dan wilayah penyebaran yang berbeda.

H. Kerangka Pemikiran

Kepuasan merek merupakan suatu analisis yang sangat penting dalam

pemecahan akan penjualan produk, perlu adanya strategi yang tepat dalam

melakukan acuan dalam strategi pemasaran. Perlu adanya ketelitian dalam

pembuatan akan merek agar tercipta kepuasan akan merek tersebut. Dengan

(51)

penelitian, Adapun kerangka pemikiran yang digunakan penulis dalam

merumuskan masalah ini adalah sebagai berikut :

Brand Caracteristic Company Caracteristic

Brand Loyality (Y)

Consumer- Brand Caracteristic

Uji Reliabilitas & Validitas

Uji Asumsi Klasik

Uji Adjusted R2 Uji T

Uji F

Uji Regresi Linier Berganda

Interpretasi

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran I. Hipotesis Penelitian

1. Ho : Bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara variable Brand

Characteristic, Company Characteristc, Consumer-Brand Characteristic

secara simultan terhadap Brand Loyality pada pengguna Acer.

Ha : Bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel Brand

Characteristic, Company Characteristic, Consumer-Brand

Characteristic secara simultan terhadap Brand Loyality pada pengguna

(52)

2. Ho : Bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara variable Brand

Characteristic secara parsial terhadap Brand Loyality pada pengguna

portable computer Acer.

Ha : Bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel Brand

Characteristic secara parsial terhadap Brand Loyality pada pengguna

portable computer Acer.

3. Ho : Bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara variable Company

Characterisc secara parsial terhadap Brand Loyality pada pengguna

Acer.

Ha : Bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel Company

Characteristic secara parsial terhadap Brand Loyality pada pengguna

Acer.

4. Ho : Bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara variable

Consumer-Brand Characteristic secara parsial terhadap Brand Loyality pada

pengguna Acer.

Ha : Bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel Consumer-Brand

Characteristic secara parsial terhadap Brand Loyality pada pengguna

(53)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mengetahui ruang lingkup penelitian maka kita melihat batasan

lokasi dan waktu agar tidak keluar dari wilayah yang ditelitinya, dengan ini

penelitian dilakukan pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sedangkan

waktu penelitian dimulai pada bulan januari 2010. Pemilihan lokasi penelitian

(sampling) dilakukan secara sengaja dengan responden yang merupakan

konsumen pengguna portable computer Acer yang sesuai dan layak dijadikan

objek penelitian. Dan penulis membatasi ruang lingkup hanya pada pengaruh

Brand Characteristik, Company Characteristik dan Consumer-Brand Characteristik terhadap Brand Loyality penelitian ini dilakukan terhadap 50 orang konsumen yang menggunakan portable computer Acer.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpulan (sugiyono, 2005).

Populasi dalam penelitian ini adalah para mahasiswa dan mahasiswi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. sebagai objek penelitian.

Metode penentuan sampel yang akan dipilih dalam penelitian ini adalah

(54)

pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. Dalam hal ini objek

penelitian adalah konsumen yang menggunakan portable computer Acer,

sedangkan jumlah sampel yang dipilih sebanyak 50 orang responden.

C. Metode Pengumpulan Data

Bebrapa metode untuk mendapatkan data yang akurat menggunakan

beberapa cara yang diambil dari lokasi penelitian sesuai dengan pendapat

Suharsimi Arikunto (2000:134) “Teknik pengoalahan data adalah cara-cara yang

dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.”

Beberapa metode yang penulis lakukan dalam memperoleh data yang diperlukan

dalam penyusunan penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Data Primer

Dalam memperoleh data primer ini penulis melakukan penelitian

secara langsung dilapangan dengan teknik pengumpulan data sebagai

berikut:

a. Kuisioner atau Angket

Yaitu tekhnik pengumpulan data dengan cara memperoleh data

melalui responden dengan menyebar beberapa pertanyaan tertulis

(55)

b. Wawancara

Yaitu penulis mendapatkan informasi dengan wawancara dan tanya

jawab langsung dengan para pengguna portable computer Acer untuk

mendapatkan data yang diperlukan.

2. Data Sekunder

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang menjelaskan secara

sistematis yang akurat mengenai fakta, sifat serta hubungan antara

fenomena yang diselidiki (Sugiono, 1994:112).

Data sekunder diperoleh dengan melakukan penelitian kepustakaan

(library research), yaitu data diperoleh dengan cara membaca buku,

literatur, catatan, surat kabar, majalah, internet, jurnal dan bacaan lainnya

yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Peneliti juga

menggunakan media atau pun mendatangi lembaga tertentu untuk

memperoleh data yang diperlukan.

D. Metode Analisis Data

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan

(56)

memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti. Dalam penyusunan

koesioner, pertanyaan yang ingin diajukan perlu dipastikan terlebih

dahulu. Untuk menentukannya, sebelumnya harus sudah jelas variabel apa

yang diukur.

Variabel masih bisa dipecah menjadi sub variabel atau indikator

apabila penyusunannya dilakukan sesuai prosedur sebenarnya, dan

koesioner telah memenuhi validitas logis. Oleh karena itu, validitas logis

sangat dipengaruhi oleh kemampuan peneliti dalam memahami masalah

penelitian serta menyusun koesioner. Untuk menguji tingkat validitas

instrument peneliti dapat melakukan try out dengan memakai responden

terbatas terlebih dahulu.

Uji Validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung

dengan r tabel, Dengan membandingkan nilai r hitung dari hasil output

(Corrected Item- Total Correlation) dengan r tabel, jika r hitung lebih

besar dari r tabel maka butir pertanyaan tersebut adalah valid, tetapi jika r

hitung lebih kecil dari pada r tabel maka butir pertanyaan tersebut tidak

valid.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat keandalan koesioner. Koesioner yang

reliable adalah koesioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang

(57)

data yang diperoleh sesuai dengan kenyataan, berapa kali pun

pengambilan data dilakukan, hasilnya tetap sama.

Rumus varians :

x = nilai skor yang dipilih

Reliabilitas suatu instrument dapat diterima jika memilki

koefisien alpha cronbach minimal 0.60 yang berarti bahwa instrument tersebut dapat digunakan sebagai pengumpul data yang handal, yaitu

hasil pengukuran relatif konsisten jika dilakukan pengukuran ulang.

2. Uji Normalitas Data

Uji Normalitas data bertujuan untuk mengetahui distribusi data

dalam variable yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan

layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi

normal atau mendekati normal. Suatu variabel dikatakan normal jika

gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar disekitar garis

diagonal dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal

(58)

Selain menggunakan teori diatas sebagai landasan uji normalitas

yang digunakan dalam penelitian ini juga menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov untuk menguji sesuai (goodness of fit). Dalam hal ini yang

diperhatikan adalah tingkat kesesuaian antara distribusi nilai sampel

(observasi) dengan distribusi teoritis tertentu (normal, uniform, eksponensial atau poisson). Jadi hipotesis statistiknya adalah bahwa distribusi frekuensi hasil pengamatan bersesuaian dengan distribusi

frekuensi harapan (teoritis) (Tim penelitian dan pengembangan Wahana

Komputer, 2006). Adapun hipotesisnya:

H0 : F(x) = F0(x), dengan F(x) adalah fungsi distribusi frekuensi hasil

pengamatan, dan F0(x) adalah distribusi frekuensi harapan

(teoritis) dalam artian populasi berdistribusi normal.

H1 : F(x) ≠ F0(x) atau distribusi populasi tidak normal

Pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas dengan α = 0,05 :

Jika probabilitas > 0,05 , maka H0 diterima

Jika probabilitas < 0,05 , maka H1 ditolak

3. Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda

Model regresi berganda dapat dikatakan sebagai model yang baik

jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari

(59)

a. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi diantara variabel bebas (independen).

Adanya hubungan linear yang sempurna atau eksak diantara variabel

bebas dalam model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas saling

berkorelasi diantara variabel bebas, maka variabel-variabel ini tidak

othogonal. Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol.

Menurut Bhuono, 2005:59, mendeteksi multikolinieritas pada

suatu model dapat dilihat dari beberapa variabel dependen.

1) Jika nilai Varians Inflation Faktor (VIF) tidak lebih dari 10 dan

tolerande tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 10

maka tolerance = 1/10 = 0,1 semakin tinggi VIF maka semakin rendah tolerance.

2) Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel

independent kurang dari 0.70. Maka model dinyatakan bebas dari

asumsi klasik multikolinearitas.

3) Jika nilai koefisien determinan (R-Square) diatas 0.6 namun tak

Gambar

Gambar 2.2
gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar disekitar garis
Tabel. 3.1
Tabel 3.4 Operasional Variabel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait