PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM REWARD TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT
SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PT. PELABUHAN INDONESIA I (Persero) MEDAN
TESIS Oleh
ENDA NOVIYANTI SIMORANGKIR 107017051 / Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM REWARD TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT
SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PT. PELABUHAN INDONESIA I (Persero) MEDAN
TESIS
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
OLEH
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
Judul Tesis : PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM REWARD TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PT. PELABUHAN INDONESIA I (Persero) MEDAN. Nama Mahasiswa : ENDA NOVIYANTI SIMORANGKIR
Nomor Pokok : 107017051 Program Studi : Akuntansi
Menyetujui, Komisi Pembimbing :
( Dr. Rina Bukit, SE, M.Si, Ak )
Ketua Anggota
(Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak)
Ketua Program Studi Direktur
Tanggal Lulus : 24 JUNI 2013
Telah Diuji pada Tanggal : 24 JUNI 2013
PANITIA PENGUJI TESIS :
Ketua : Dr. Rina Bukit SE, M.Si, Ak Anggota : 1. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak
2. Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,CPA 3. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak
PERNYATAAN Judul Tesis
“ PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM REWARD TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT
SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PT.PELABUHAN INDONESIA I (Persero) MEDAN”
Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Akuntansi Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya
penulis sendiri.
Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian
tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis
cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis
ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian
tertentu, penulis bersedia menaerima sanksi pencabutan gelar akademik yang
penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku
Medan, 24 Juni 2013 Penulis,
PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM REWARD TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT
SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PT. PELABUHAN INDONESIA I (Persero) MEDAN
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis mengenai pengaruh Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Reward terhadap Kinerja Manajerial, serta menguji dan menganalisis apakah Total Quality Management sebagai variabel moderating mempengaruhi hubungan antara variabel independen (Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Reward) dan variabel dependen (Kinerja Manajerial). Populasi dalam penelitian adalah karyawan dalam level manajerial pada PT.Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan yang berjumlah 56 orang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari uji kualitas data, uji asumsi klasik dengan analisis linear berganda, uji hipotesis dan uji residual. Hasil analisis penelitian ini adalah secara simultan, teknologi informasi, sistem pengukuran kinerja dan sistem reward berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial sedangkan secara parsial teknologi informasi, sistem pengukuran kinerja dan sistem reward berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Ketika Total Quality Management digunakan sebagai variabel moderating, Total Quality Management tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel independen dan variabel dependen. Hal ini berarti tidak memperkuat hubungan antara variabel independent dan variabel dependent.
INFORMATION TECHNOLOGY, PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM, AND REWARD SYSTEM ON MANAGERIAL
PERFORMANCE WITH TOTAL QUALITY MANAGEMENT AS A MODERATING VARIABLE IN PT.PELABUHAN INDONESIA I (Persero)
MEDAN
ABSTRACT
The purpose of this study is to examine and analyze the effect of Information Technology, System Performance Measurement and Reward Systems on Managerial Performance, as well as test and analyze whether Total Quality Management as a moderating variable affecting the relationship between the independent variable (Technology Information, Systems Performance Measurement, and System reward) and the dependent variable (Managerial Performance). The population is at the managerial level employees in PT.Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan amounting to 56 person. Data used in this study is primary data. Analysis tools used in this study consisted of testing the validity and reliability of research instrument, the classical assumption with linear analysis. Analysis of the results of this study are information technology, systems performance measurement and reward systems simultaneously influence on managerial performance while partial information technology, systems performance measurement and reward systems have a significant effect on managerial performance. When Total Quality Management is used as a moderating variable, the variable Total Quality Management no significant effect on the independent variable and the dependent variable. This means strengthening the relationship between the independent variable and the dependent variable.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis berhasil menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Reward Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Total Quality Management Sebagai Variabel Moderating Pada PT. Pelabuhan Indonesia-I (Persero) Medan” sebagai salah satu persyaratan pemenuhan untuk memperoleh gelar Magister Sains (M.Si) pada Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Sumatera Utara.
Penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan tesis ini, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTH&H,M.Sc (CTM),Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc selaku Direktur Sekolah Pascasasrjana Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA selaku Ketua Program Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus dosen pembanding utama penulis dalam meyusun tesis ini.
4. Ibu Dr. Rina Bukit, SE, M.Si, Ak, selaku dosen pembimbing utama yang telah banyak membantu dalam mengarahkan, membimbing dan memberikan saran kepada penulis dalam menyusun tesis ini.
5. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan saran-saran kepada penulis didalam menyusun tesis ini. 6. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, selaku dosen pembanding yang
telah memberikan banyak masukan dan saran kepada penulis dalam penyempurnaan tesis ini.
8. Seluruh Bapak dan Ibu dosen pada Program Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
9. Seluruh staf dan pegawai Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah membantu proses penyelesaian administrasi.
10. Secara khusus dan teristimewa kepada kedua orang tua yaitu Papa (Ir. Swandi Simorangkir) dan Mama (Hertina Simatupang) yang senantiasa
memberikan doa dan dukungan.
11. Abang dan adik tercinta yaitu Firman Hermawan Simorangkir ,S.H, M.H. Yolanda Evans Simorangkir, S.H dan Yulia Resa Simorangkir yang telah banyak membantu, memberi semangat dan dukungan selama pendidikan. 12. Kepada yang terkasih Jhon Nadapdap, S.H senantiasa memberikan doa,
motivasi dan dukungannya kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.
13. Kepada Vikaris Fika N. Dumais S.Th yang senantiasa memberikan doa, motivasi dan dukungannya kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.
14. Kepada rekan-rekan mahasiswa Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yaitu Rike, Bayu Wulandari, Imes, kak Retno, Duma, Lias, Serniati, Putri, Wita, Viktor, Sufyan terima kasih banyak atas segala bantuan dan dukungannyasehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan.
15. Teman-teman sesama stambuk 2010 - 2011 lainnya yang tidak mungkin disebutkan satu per satu, yang telah membantu dan memberikan dukungan dan motivasi.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan kemampuan, sehingga segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Namun demikian besar harapan penulis, tesis ini bermanfaat bagi kita semua. Semoga kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberkati kita semua
Medan, 24 Juni 2013 Penulis,
RIWAYAT HIDUP
Nama : Enda Noviyanti Simorangkir
Tempat / Tanggal Lahir : Sabang / 17 Nopember 1988
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Anak ke - : 2 (dua) dari 4 (empat) bersaudara
Alamat : Jalan Taduan No. 19 Medan.
Telepon : 081370561790
Orang Tua ( Ayah ) : Ir. Swandi Simorangkir
( ibu ) : Hertina Simatupang
Pendidikan
2010 - 2013 : Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
2006 – 2010 : Universitas HKBP Nommensen Medan
2003 – 2006 : SMA NEGERI 1 Medan
2000 – 2003 : SLTP Swasta Katolik BUDI MURNI 1 Medan
DAFTAR ISI
2.1.2. Sistem Pengukuran Kinerja ... 15
2.1.3. Sistem Reward ... 16
2.1.4. Total Quality Management ... 18
2.1.5. Kinerja Manajerial ... 21
4.5. Defenisi Operasional Variabel ... 33
4.6. Metode Analisis Data ... 37
4.6.1 Uji Kualitas Data ... 38
4.6.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 39
4.6.3 Pengujian Hipotesis ... 41
4.6.4 Uji Koefisien Determinasi ... 43
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44
5.1 Hasil Penelitian ... 44
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 44
5.1.2 Uji Kualitas Data ... 46
5.1.3 Tingkat Pengembalian Kuesioner ... 50
5.1.4 Demografi Responden Penelitian ... 50
5.1.5 Analisis Deskriptif ... 54
5.1.5.1Deskriptif Variabel Teknologi Informasi ... 54
5.1.5.2 Deskriptif Variabel Sistem Pengkuran Kinerja ... 56
5.1.5.3 Deskriptif Variabel Reward ... 59
5.1.6 Uji Asumsi Klasik ... 61
5.1.7 Pengujian Hipotesis ... 64
5.1.8 Pengujian Variabel Moderating (uji residual) ... 69
5.2 Pembahasan ... 70
BAB VI Kesimpulan dan Saran ... 75
6.1 Kesimpulan ... 75
6.2 Keterbatasan Penelitian ... 76
6.3 Saran ... 76
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1 Review Peneliti Terdahulu ... 26
4.1 Populasi dan Sampel Penelitian ... 32
4.2 Definisi Operasional Variabel ... 36
5.1 Hasi Uji Validitas Teknologi Informasi ... 46
5.2 Hasil Uji Validitas Sistem Pengukuran Kinerja ... 47
5.3 Hasil Uji Validitas Sistem Reward ... 47
5.4 Hasil Uji Validitas Total Quality Management ... 48
5.5 Hasil Uji Validitas Kinerja Manajerial ... 49
5.6 Hasil Uji Realibilitas ... 49
5.7 Tingkat Pengembalian Kuesioner ... 50
5.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 51
5.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51
5.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Posisi Jabatan ... 52
5.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 54
5.12 Deskriptif Teknologi Informasi... 55
5.13 Deskriptif Sistem Pengukuran Kinerja... 57
5.14 Deskriptif Sistem Reward ... 59
5.15 Hasil Uji Multikolinearitas.. ... 62
5.16 Hasil Uji Glesjer ... 64
5.18 Hasi Uji – t ... 67
5.19 Koefisien determinasi ... 68
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1Manfaat Total Quality Management ... 21
3.1 Kerangka Konseptual ... 28
5.1 Hasil Uji Normalitas ... 61
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Kuesioner ... 80
2. Uji Validitas dan reabilitas ... 86
3. Data Penelitian ... 89
PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM REWARD TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT
SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PT. PELABUHAN INDONESIA I (Persero) MEDAN
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis mengenai pengaruh Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Reward terhadap Kinerja Manajerial, serta menguji dan menganalisis apakah Total Quality Management sebagai variabel moderating mempengaruhi hubungan antara variabel independen (Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Reward) dan variabel dependen (Kinerja Manajerial). Populasi dalam penelitian adalah karyawan dalam level manajerial pada PT.Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan yang berjumlah 56 orang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari uji kualitas data, uji asumsi klasik dengan analisis linear berganda, uji hipotesis dan uji residual. Hasil analisis penelitian ini adalah secara simultan, teknologi informasi, sistem pengukuran kinerja dan sistem reward berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial sedangkan secara parsial teknologi informasi, sistem pengukuran kinerja dan sistem reward berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Ketika Total Quality Management digunakan sebagai variabel moderating, Total Quality Management tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel independen dan variabel dependen. Hal ini berarti tidak memperkuat hubungan antara variabel independent dan variabel dependent.
INFORMATION TECHNOLOGY, PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM, AND REWARD SYSTEM ON MANAGERIAL
PERFORMANCE WITH TOTAL QUALITY MANAGEMENT AS A MODERATING VARIABLE IN PT.PELABUHAN INDONESIA I (Persero)
MEDAN
ABSTRACT
The purpose of this study is to examine and analyze the effect of Information Technology, System Performance Measurement and Reward Systems on Managerial Performance, as well as test and analyze whether Total Quality Management as a moderating variable affecting the relationship between the independent variable (Technology Information, Systems Performance Measurement, and System reward) and the dependent variable (Managerial Performance). The population is at the managerial level employees in PT.Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan amounting to 56 person. Data used in this study is primary data. Analysis tools used in this study consisted of testing the validity and reliability of research instrument, the classical assumption with linear analysis. Analysis of the results of this study are information technology, systems performance measurement and reward systems simultaneously influence on managerial performance while partial information technology, systems performance measurement and reward systems have a significant effect on managerial performance. When Total Quality Management is used as a moderating variable, the variable Total Quality Management no significant effect on the independent variable and the dependent variable. This means strengthening the relationship between the independent variable and the dependent variable.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada persaingan global saat ini, orang banyak berbicara tentang “kualitas”
terutama berhubungan dengan pekerjaan yang menghasilkan produk atau jasa.
Suatu produk dibuat karena ada ya ng membutuhkan, dan kebutuhan tersebut
berkembang seiring dengan tuntutan mutu penggunanya. Pada era persaingan
pasar global dewasa ini, tuntutan konsumen atas peningkatan kualitas produk dan
jasa yang semakin tinggi. Terjadi pula peningkatan penawaran produk dan jasa
dengan harga lebih bersaing dari negara dengan biaya tenaga kerja rendah seperti
halnya negara-negara di kawasan timur.
Dalam situasi persaingan ekonomi yang demikian seperti ini, perusahaan
dituntut untuk menggunakan sistem manajemen yang baik dimana sistem
manajemen ini dapat dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan kinerja
perusahaan melalui kinerja karyawannya. Salah satu alat manajemen kualitas yang
biasa digunakan adalah Total Quality Management. Total Quality Management
merupakan suatu teknik yang sering digunakan oleh organisasi baik yang bergerak
di bidang jasa maupun manufaktur dalam rangka membantu meningkatkan
kepuasan konsumen, kepuasan karyawan, dan produktifitas (Ibrahim, 2000) .
Persaingan yang kuat diantara jenis perusahaan yang sama, menuntut
kinerjanya masing-masing tidak hanya itu, perusahaan juga harus mampu untuk
mengatasi segala kendala yang dapat menghambat perkembangan perusahaan agar
kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin. Untuk mencapai visi masa depan
organisasi dan bagaimana memasukan program Total Quality Management yang tepat, mendisain proses perubahan yang komprehensif, implementasi Total Quality Management dan kaitannya dengan sistem baru, dan legalitas kelembagaan.
Hal ini sangat berpengaruh pada pelaku ekonomi termasuk pada PT.
Pelabuhan Indonesia-I Medan, sebagai salah satu BUMN yang bergerak di bidang
Pelayaran. Situasi demikian menciptakan persaingan usaha yang sangat ketat,
sehingga menuntut manajemen untuk mengelola perusahaan dan unit–unit
usahanya secara efisien melalui peningkatan kinerja, disamping peningkatan
kualitas produk dan jasa. Selain itu juga bisa melalui pengembangan pola pikir
untuk meninjau ulang semua teknologi proses dan tekhnologi produksi agar dapat
lebih ditingkatkan dari segi kualitas, inovasi, kreativitas dan produktivitas secara
konsisten agar dapat menghasilkan produk akhir yang bernilai tambah lebih tinggi
beserta jasa servis yang lebih baik yang dapat memenuhi kepuasan konsumen
serta siap bersaing merebut pangsa pasar domestik, regional dan global agar
mampu bersaing dengan produk sejenis maka kualitas produk yang tinggi sangat
diperlukan apalagi konsumen semakin selektif dan kritis dalam memilih produk
atau jasa yang akan dibelinya. Oleh karena itu produktivitas dan mutu harus
benar–benar direncanakan, dikendalikan dan ditingkatkan secara terus–menerus.
sistem pelayanan yang memberikan kemudahan dalam tukar-menukar informasi,
ketangguhan terhadap gangguan, kestabilan, loyalitas terhadap kepuasan
pelanggan dan unjuk kerja yang tinggi.
Berbagai tekanan didunia bisnis memaksa perubahan praktik bisnis itu
sendiri organisasi-organisasi harus lebih proaktif dan terus melakukan perbaikan
dalam segala hal, berbagai praktik seperti aliansi bisnis serta pengambilan
keputusan yang kreatif perusahaan harus tahu hal-hal apa saja yang dianggap
penting oleh para konsumen dan perusahaan harus berusaha untuk menghasilkan
kinerja (performance) yang sebaik mungkin. Kepuasan konsumen sangatlah penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, jika konsumen tidak merasa puas
maka akan menimbulkan perusahaan dan akan menjadi pelanggan perusahaan
pesaing. Hal ini akan menyebabkan penurunan pendapatan dan pada gilirannya
akan menurunkan laba bahkan akan mengalami kerugian (Suwastiko, 2011).
Persaingan global menyebabkan para manajer perusahaan tidak dapat lagi
menerapkan cara–cara tradisional dalam melakukan proses perencanaan,
pengendalian aktivitas perusahaan. Manajemen dalam perusahaan dituntut untuk
selalu mempelajari teknik baru yang digunakan untuk memotivasi pegawai agar
dapat meningkatkan pelaksanaan kinerja mereka dan menciptakan lingkungan
yang harmonis anatra manusia dan pelaksanaan kinerjanya serta memaksimalkan
efektifitas setiap individu.
Salah satu pendekatan dalam menghadapi era globalisasi karena
persaingan regional dan global yang semakin ketat ini ialah dengan menerapkan
strategi mempersiapkan diri dengan mengembangkan kualitas karyawan dan
manager dengan tujuan meningkatkan kualitas proses produksi dan produktivitas
secara optimal dan berkelanjutan.
Total Quality Management merupakan suatu teknik yang sering digunakan oleh perusahaan manufaktur dalam rangka membantu meningkatkan kepuasan
konsumen, kepuasan karyawan, dan produktivitas (Sim and Killough, 1998).
Beberapa peneliti bidang akuntansi menyatakan bahwa kinerja perusahaan yang
rendah disebabkan oleh ketergantungan terhadap sistem akuntansi manajemen
perusahaan yang gagal dalam penentuan sasaran yang tepat, pengukuran kinerja
dan sistemreward.
Total Quality Management adalah sebuah pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk meningkatkan kemampuan daya saing organisasi
dalam perbaikan secara terus–menerus atas produk dan jasa, tenaga kerja, proses
dan lingkungannya. Oleh karena itu teknik Total Quality Management sangat perlu diterapkan dalam suatu perusahaan karena dapat memberikan beberapa
manfaat yang pada akhirnya akan meningkatkan laba perusahaan dan mampu
bersaing dengan perusahaan sejenis. Implikasi teknik Total Quality Management harus diikuti pula dengan penerapan komplemen–komplemen dari sistem
akuntansi manajemen. Adapun komplemen–komplemen tersebut adalah sistem
reward dan sistem pengukuran kinerja. Sistem pengukuran kinerja dan sistem reward merupakan alat pengendalian penting yang digunakan oleh perusahaan untuk memotivasi karyawan agar mencapai tujuan perusahaan dengan perilaku
Dengan diterapkanya sistem reward di dalam perusahaan tersebut maka kualitas kinerja dari para individu sendiri akan semakin terpacu apabila mereka
diberikan reward baik berupa fisik maupun non fisik yang layak atas hasil kinerjanya. Sehingga para manajer maupun karyawan akan lebih giat lagi dalam
melaksanakan kinerjanya.
Beberapa peneliti bidang akuntansi menyatakan bahwa kinerja perusahaan
yang rendah, disebabkan oleh ketergantungannya terhadap Sistem Akuntansi
Manajemen perusahaan tersebut yang gagal dalam penentuan sasaran-sasaran
yang tepat, pengukuran kinerja, dan sistem penghargaan (reward). Efektifitas penerapan TQM memerlukan perubahan mendasar infrastruktur organisasional,
meliputi: sistem alokasi wewenang pembuatan keputusan, sistem pengukuran
kinerja, sistem reward, dan hukuman (Mardiyah, 2005)
Begitu pula dengan pengukuran kinerja memberikan mekanisme penting
bagi karyawan untuk digunakan dalam menjelaskan tujuan dan standar - standar
kinerja dan memotivasi kinerja individu di waktu selanjutnya. Dengan adanya
sistem pengukuran kinerja, manajemen puncak memperoleh umpan balik tentang
pelaksanaan wewenang yang dilakukan oleh manajemen dibawahnya.
Komunikasi antara manajer dengan bawahan dalam hal bertukar informasi sangat
menunjang bagi organisasi untuk meningkatkan kualitas serta kinerja organisasi.
Hal ini didukung oleh Teori Motivasi yang menganggap bahwa kebutuhan orang
bergantung kepada apa yang telah mereka miliki. Dalam pengertian suatu
tersusun dalam suatu hirarki kepentingan yaitu fisiologis, keamanan, rasa
memiliki, reward dan aktualisasi diri (Handoko, 2000)
Pengukuran kinerja memberikan basis bagi keputusan–keputusan yang
mempengaruhi gaji, promosi, pemberhentian, pelatihan, transfer dan
kondisi-kondisi kepegawaian lainnya. Penerapan sistem pengukuran kinerja pada suatu
perusahaan adalah guna mengetahui karakteristik dan kualitas kinerja, serta
mengidentifikasi tindakan yang perlu dilakukan untuk melakukan perbaikan
dalam rangka peningkatan kerja. Peningkatan kinerja manajer saat ini sangat
diperlukan oleh perusahaan agar tetap bertahan menghadapi perusahaan pesaing
karena ditangan manajer puncak semua kebijakan perusahaan dijalankan mulai
dari penentuan strategi usaha, apa yang akan diproduksi dan menentukan pasar
konsumen yang akan memahami produk/jasa tersebut.
Komponen sistem akuntansi manjemen merupakan dasar yang tepat untuk
menilai kinerja manajer. Kinerja manajerial seorang manajer merupakan salah
satu faktor yang dipakai untuk meningkatkan efektifitas organisasi. Pada dasarnya
jika Total Quality Management diterapkan pada suatu perusahaan maka kinerja yang dihasilkan akan meningkat.
Tuntutan perusahaan terhadap kinerja manajerial yang baik adalah untuk
menjaga eksistensi atau kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu,
penerapan Total Quality Management dalam PT. Pelabuhan Indonesia-I Medan terhadap kinerja manajerial tersebut harus efektif sehingga kinerja yang
dihasilkannya dapat sesuai dengan yang diharapkan dan lebih maksimal, selain itu
memberikan reward. Produk yang ditawarkan juga harus mempunyai kreativitas yang tinggi, karena menurut penelitian Handoko (2000) menyebutkan bahwa
sistem pengukuran kinerja dalam suatu perusahaan harus dapat bermanfaat bagi
para pemakainya dan hasilnya dapat menyediakan umpan balik yang bisa
membantu orgnisasi dalam pengambilan keputusan yang akan berdampak pada
kinerja manajerial, semakin tinggi respon umpan balik yang dilakukan perusahaan
akan semakin baik pula kinerja suatu perusahaan tersebut.
Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Sim dan Killough (1998)
menyatakan bahwa kinerja yang tinggi dapat dicapai jika sistem Total Quality Management digunakan bersamaan dengan program kerja yang dipakai sebagai dasar dalam pemberian insentif atau rencana perwakilan kinerja (performance contingent incentife plants). Hal ini menunjukkan bahwa penerapan Total Quality Management secara bersamaan dengan program kinerja dapat memotivasi karyawan dalam meningkatkan kualitas kerjanya. Dengan alasan tersebut maka
diambil judul tentang ” Pengaruh Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran kinerja dan Sistem Reward terhadap Kinerja Manajerial dengan Total Quality Manajemen sebagai variabel Moderating pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia-I Medan.
1.2. Rumusan Masalah
Atas dasar latar belakang diatas, maka penelitian ini mempunyai
a. Apakah pengaruh teknologi informasi, sistem pengukuran kinerja, sistem
reward secara parsial dan simultan terhadap kinerja manajerial ?
b. Apakah pengaruh Moderasi Total Quality Management (TQM) terhadap hubungan antara variabel independen (Teknologi Informasi, Sistem
Pengukuran Kinerja dan sistem reward) dengan variabel dependen (Kinerja Manajerial) ?
1.3. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh teknologi informasi, sistem
pengukuran kinerja, sistem reward secara parsial dan simultan terhadap kinerja manajerial.
b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Moderasi Total Quality Management (TQM) terhadap hubungan variabel independen (Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja dan sistem reward) dengan variabel dependen (Kinerja Manajerial).
1.4. Manfaat Penelitian
Penyusunan penenelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara
a. Teoritis
Memberi tambahan informasi yang bermanfaat sebagai pertimbangan
dalam meningkatkan kinerja perusahaan agar lebih produktif, efektif dan
b. Praktis
1) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan
referensi bagi penelitian berikutnya yang mengambil judul yang sama
sebagai bahan penelitian.
2) Untuk membantu para pembaca apabila kesulitan didalam
menyelesaikan suatu masalah dalam bidang akuntansi manajemen
tentunya yang berkaitan dengan Total Quality Management.
3) Memberikan tambahan ilmu dan wawasan yang luas dalam bidang
akuntansi manajemen khususnya mengenai Teknologi Informasi,
Sistem Reward, Sistem Pengukuran Kinerja, Kinerja Manajerial dan Total Quality Management,
1.5. Originalitas Penelitian
Originalitas penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini berbentuk
replikasi dan pengembangan dari penelitian Lastanto (2010) dengan judul
“Pengaruh Total Quality Management (TQM), sistem reward dan sistem pengukuran kinerja terhadap kinerja manajerial pada PT. Garam Malang
(Persero)”. Terdapat beberapa perbedaan penelitian yang dilakukan dalam
penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Lastanto (2010):
1 Penelitian Lastanto (2010) dilakukan pada PT. Garam Malang (Persero),
sedangkan penelitian ini dilakukan pada PT. Pelabuhan Indonesia I
2 Penelitian ini menambahkan variabel Teknologi Informasi sebagai variabel
Independen. Alasan penambahan variabel ini untuk mengetahui variabel
bebas lainnya yang mempengaruhi kinerja manajerial.
3 Pada penelitian ini variabel Total Quality Management (TQM) digunakan sebagai variabel moderating untuk mengetahui dan menganalisis apakah
Total Quality Management (TQM) dapat menjadi variabel moderating yang mempengaruhi hubungan antara variabel independen dan variabel dependen,
yang diharapkan dengan adanya Total Quality Management yang menekankan tentang sumber daya manusia dapat meningkatkan efektifitas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teknologi Informasi
Teknologi Informasi dilihat dari kata penyusunnya adalah teknologi dan
informasi. Kata teknologi bermakna pengembangan dan penerapan berbagai
peralatan atau sistem untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi
oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari, kata teknologi berdekatan artinya
dengan istilah tata cara. Menurut Azmi (2009), “informasi adalah data yang
diproses kedalam bentuk yang lebih berarti bagi penerima dan berguna dalam
pengambilan keputusan, sekarang atau untuk masa yang akan datang”.
Untuk lebih jelasnya berikut ini penulis kemukakan beberapa defenisi
mengenai teknologi informasi. Menurut McKeown yang dikutip oleh Suyanto
(2005), “teknologi informasi merujuk pada seluruh bentuk teknologi yang
digunakan untuk menciptakan, menyimpan, mengubah dan menggunakan
informasi dalam segala bentuknya”.
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Williams dan saywer yang
dikutip oleh Seesar (2010), bahwa “teknologi informasi merupakan sebuah bentuk
umum yang menggambarkan setiap teknologi yang membantu menghasilkan,
memanipulasi, menyimpan, mengkomunikasikan dan atau menyampaikan
Sedangkan menurut Ningrum (2012), “teknologi informasi adalah hasil
rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari pengirim ke
penerima sehingga pengiriman informasi akan lebih cepat, lebih luas sebarannya,
dan lebih lama penyimpanannya”. Selain pendapat di atas, Information Technology Association of America (ITAA) yang dikutip oleh Sutarman (2009) menyatakan bahwa, “teknologi informasi adalah suatu studi, perancangan,
pengembangan, implementasi, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis komputer, khususnya aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras
komputer”.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa teknologi informasi adalah
suatu kombinasi antara teknologi komputer dan teknologi komunikasi yang
digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun,
menyimpan, memanipulasi data dengan mendalam berbagai cara untuk
menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat
dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan
pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan
keputusan.
Teknologi informasi dewasa ini menjadi hal yang sangat penting karena
sudah banyak organisasi yang menerapkan teknologi informasi untuk mendukung
kegiatan organisasi. Penerapan teknologi informasi pada tiap perusahaan atau
organisasi tentunya memiliki tujuan yang berbeda karena penerapan TI pada suatu
organisasi adalah untuk mendukung kepentingan usahanya. Adapun yang menjadi
memecahkan masalah, membuka kreativitas, dan meningkatkan efektivitas dan
efesiensi dalam melakukan pekerjaan”.
Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa teknologi informasi memiliki
tujuan dan fungsi yang berbeda bagi suatu perusahaan dan itu semua tergantung
pada bidang usaha masing-masing perusahaan. Komponen teknologi informasi
merupakan sub sistem yang terbentuk sehubungan dengan penggunaan teknologi
informasi.
Peranan teknologi informasi bagi perusahaan sangatlah penting. Teknologi
informasi berperan penting untuk meningkatkan kualitas informasi dan juga
sebagai alat bantu maupun strategi yang tangguh untuk mengintegrasikan dan
mengolah data dengan cepat dan akurat serta untuk penciptaan produk layanan
baru sebagai daya saing untuk menghadapi kompetisi. Selain itu teknologi
informasi juga berperan penting bagi perusahaan untuk mengefisiensi waktu dan
biaya yang secara jangka panjang akan memberikan keuntungan ekonomis yang
sangat tinggi.
Penerapan teknologi informasi pada tiap perusahaan atau organisasi
tentunya memiliki tujuan yang berbeda karena penerapan Teknologi Informasi
pada suatu organisasi adalah untuk mendukung kepentingan usahanya. Apalagi
dengan kondisi saat ini, dengan persaingan dan fluktuasi dunia bisnis yang tinggi
Peran teknologi informasi bagi suatu perusahaan dapat dilihat dengan
menggunakan kategori yang dikutip oleh Mulyadi (2001), ada 5 peranan mendasar
teknologi informasi di suatu perusahaan, yaitu:
1. Fungsi Operasional akan membuat struktur organisasi menjadi lebih
ramping telah diambil alih fungsinya oleh teknologi informasi.
2. Fungsi Monitoring and Control mengandung arti bahwa keberadaan teknologi informasi akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan
aktivitas di level manajerial di dalam setiap fungsi manajer, sehingga
struktur organisasi unit terkait dengannya harus dapat memiliki span of control atau peer relationship yang memungkinkan terjadinya interaksi efektif dengan para manajer di perusahaan terkait.
3. Fungsi Planning and Decision mengangkat teknologi informasi ke tataran peran yang lebih strategis lagi karena keberadaannya sebagai enabler dari rencana bisnis perusahaan dan merupakan sebuah knowledge generator bagi para pimpinan perusahaan yang dihadapkan pada realitas untuk
mengambil sejumlah keputusan penting sehari-harinya.
4. Fungsi Communication secara prinsip termasuk ke dalam firm infrastructure dalam era organisasi modern dimana teknologi informasi ditempatkan posisinya sebagai sarana atau media individu perusahaan
dalam berkomunikasi, berkolaborasi, berkooperasi, dan berinteraksi.
5. Fungsi Interorganisational merupakan sebuah peranan yang cukup unik
karena dipicu oleh semangat globalisasi yang memaksa perusahaan untuk
perusahaan lain. Konsep kemitraan strategis atau partnerships berbasis
teknologi informasi.
2.1.2. Sistem Pengukuran Kinerja
Pengukuran Kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas
operasional suatu organisasi dan personilnya, berdasarkan sasaran, standar dan
kriteria yang ditetapkan sebelumnya (Mulyadi dan Setyawan, 2001). Sedangkan
menurut Handoko (2000) Sistem Pengukuran Kinerja merupakan proses dimana
organisasi–organisasi menilai kinerja karyawan untuk memperbaiki pengambilan
keputusan dalam perusahaan.
Dari definisi diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Sistem
Pengukuran Kinerja merupakan mekanisme perbaikan secara periodik terhadap
keefektifan tenaga kerja dalam melaksanakan kegiatan operasional perusahaan
berdasarkan standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu agar berhasil dalam
menetapkan stategi perusahaan dan memperbaiki dalam pengambilan keputusan.
Adapun parameternya adalah kemudahan akses, penggunaan Teknologi
Informasi, ketersediaan bahan ajar, pemerataan ketersediaan, pengawasan,
peraturan.
Pengukuran kinerja merupakan suatu proses yang harus dilakukan dalam
upaya pengendalian tenaga kerja. Pengukuran tersebut dimaksudkan untuk
memperoleh informasi yang akurat dan valid tentang perilaku dan kinerja anggota
dalam organisasi.
Adapun tujuan pengukuran kinerja menurut Mulyadi dan Setyawan
a. Memotivasi personil yang lalai mencapai sasaran organisasi dan lalai
mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar
membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi.
b. Untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang
serta menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan, melalui umpan
balik hasil kinerja pada waktunya serta reward.
Adapun manfaat Penilaian kinerja organisasi menurut Mulyadi dan
Setyawan (2001) adalah:
a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian
personil secara optimal.
b. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan reward personil, seperti promosi, transfer dan pemberhentian.
c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan personil dan untuk
menydiakan kriteria seleksi dan evaluasi.
2.1.3 Sistem Reward
Reward adalah segala bentuk pengembalian baik finansial maupun non finansial yang diterima karyawan karena jasa yang disumbangkan ke perusahaan.
Kompensasi dalam bentuk finansial dapat berupa gaji, upah, bonus, komisi,
tunjangan, libur atau cuti tetapi tetap dibayar dan sebagainya. Sedangkan dalam
bentuk non finansial dapat berupa seperti tugas yang menarik, tantangan tugas,
tanggung jawab tugas, peluang, pengakuan, pencapaian tujuan serta lingkungan
Menurut Schuler & Fluber (1993) seperti yang dikutip oleh Kurnianingsih
dan Indriantoro (2001), kompensasi merupakan salah satu strategi manajemen
sumber daya manusia untuk menciptakan keselarasan kerja antar staf dengan
pimpinan perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang sudah ditetapkan.
Oleh karena itu program kompensasi sangat penting untuk mendapatkan perhatian
Sungguh-sungguh karena kompensasi dapat meningkatkan maupun menurunkan
prestasi kerja, kepuasan kerja, maupun motivasi karyawan.
Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001) Reward menghasilkan dua macam manfaat, antara lain :
a. Memberikan Informasi
Reward dapat menarik perhatian personil dan memberi informasi atau menginggatkan mereka tentang pentingnya sesuatu yang diberi reward dibandingkan dengan hal yang lain.
b. Memberikan motivasi
Reward akan meningkatkan motivasi personil terhadap ukuran kinerja, sehingga membantu personil dalam memutuskan bagaimana mereka
mengalokasikan waktu dan usaha mereka.
Berdasarkan pengelompokkannya,menurut Mulyadi dan Setyawan (2001) reward dapat digolongkan kedalam dua kelompok (2001) yaitu :
a. Reward Intrinsik
Adalah reward yang berupa rasa puas diri yang diperoreh seseorang yang telah berhasil menyelesaikan pekerjaannnya dengan baik dan telah mencapai
menggunakan berbagai teknik seperti penambahan tanggung jawab, partisipasi
dalam pengambilan keputusan dan usaha lain yang meningkatkan harga diri
seseorang yang mendorong orang untuk menjadi baik.
b. Reward Ekstrinsik
Merupakan kompensasi yang diberikan kepada personil, terdiri dari :
1) Kompensasi langsung adalah pembayaran langsung berupa gaji atau upah
pokok, honorarium lembur dan hari libur, pembagian laba, pembagian
saham dan berbagai bonus lain yang didasarkan atas kinerja personil.
2) Kompensasi tidak langsung adalah semua pembayaran untuk kesejahteraan
personil seperti asuransi kecelakaan, asuransi hari tua, honorarium liburan,
tunjangan masa sakit.
3) Kompensasi non moneter. Berupa sesuatu yang secara ekstra diberikan
secara ekstra oleh perusahaan kepada personilnya. Distribusi reward ekstrinsik baik yang langsung, tidak langsung maupun non moneter
memerlukan data hasil penilaian kinerja personil agar reward tersebut adil oleh personil yang menerima pengahargaan.
2.1.4. Total Quality Management
Pengertian kualitas menurut Goetsch & Dafis seperti yang dikutip oleh
Nasution (2001) adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,
jasa dan manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan. Kualitas merupakan kunci dalam memenangkan persaingan. Dasar
menghasilkan kualitas yang terbaik, untuk itu diperlukan upaya perbaikan
berkesinambungan terhadap kemampuan manusia, proses dan lingkungan. Maka
cara terbaik agar dapat memperbaiki kemampuan komponen–komponen tersebut
adalah menerapkan Total Quality Management.
Menurut Nasution (2001) Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba memaksimumkan daya saing
organisasi melalui perbaikan terus–menerus atas produk, jasa, manusia, proses
dan lingkungannya.
Total Quality Management merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia. Untuk itu diperlukan
perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi. Seperti yang
dikutip oleh Husein (2004) ada 4 prinsip utama dalam TQM yaitu sebagai berikut: a) Kepuasan pelanggan
Total Quality Management merupakan konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas tidak hanya bermakna kesesuaian dengan
spesifikasi- spesifikasi tertentu, tetapi ditentukan oleh pelanggan.
b) Respek terhadap setiap orang
Karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai. Maka dari
itu setiap orang dalam suatu organisasi diperlakukan dengan baik dan
diberikan kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi langsung dalam tim
c) Manajemen berdasar fakta
Maksudnya bahwa setiap keputusan didasarkan pada data bukan sekedar
perasaan (feeling).
d) Perbaikan berkesinambungan
Agar dapat sukses, setiap perusahaan agar dapat melakukan proses sistematika
dalam melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan.
Perusahaan yang menerapkan teknik Total Quality Management akan memperoleh beberapa manfaat utama yang pada akhirnya akan meningkatkan laba
serta daya saing perusahaan yang bersangkutan antara lain:
1. Rute pertama
Perusahaan dapat memperbaiki posisi persaingannya sehingga pangsa
pasarnya semakin besar dan harga jualnya dapat lebih tinggi. Kedua hal ini
mengarah pada meningkatnya pengahasilan sehinagga laba yang diperoleh
juga semakin besar.
2. Rute kedua
Perusahaan dapat meningkatkan output yang bebas dari kerusakan melalui
upaya perbaikan kualitas. Hal ini menyebabkan biaya operasi perusahaan
Gambar 2.1.Manfaat Total Quality Management
Sumber : Tjiptono dan Diana, Total Quality Management (2001:10).
2.1. 5. Kinerja Manajerial
Kinerja Manajerial adalah kinerja para individu (manajer) dalam kegiatan
manajerial (Kurnianingsih, 2001). Kegiatan personal dari kinerja manajerial
meliputi delapan dimensi, yaitu:
a) Evaluasi
Menilai dan mengukur proposal, kinerja yang diamati atau dilaporkan,
penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan,
pemeriksaan produk.
b) Investigasi
Mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk catatan laporan dan
c) Negosiasi
Pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk produk, menghubungi
pemasok, tawar-menawar dengan mewakili penjual, tawar menawar secara
kelompok.
d) Perencanaan
Menentukan tujuan kebijakan dan tindakan pelaksanaan penjadwalan kerja,
penganggaran, merancang prosedur dan pemograman.
e) Pengkoordinasian
Tukar menukar informasi dengan orang lain dibagian organisasi yang lain
untuk mengkaitkan dan menyesuaikan program, memberitahu bagian lain,
hubungan dengan manajer lain.
f) Pengawasan (Supervisi)
Mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan anda, membimbing,
melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, memberikan tugas
pekerjaan dan menangani bawahan.
g) Pengaturan staff ( Staffing)
Mempertahankan angkatan kerja dibagian anda, merekrut, mewawancarai, dan
memelih pegawai baru, mnempatkan, mempromosikan dan mutasi pegawai.
h) Perwakilan ( Representatif)
Menghadiri pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan perkumpulan
bisnis, pidato untuk acara kemasyarakatan, mempromosikan tujuan umum
Pekerjaan seorang manajer harus selalu berdasarkan tugas yang diperlukan
untuk mencapai sasaran perusahaan. Pekerjaan itu harus tampak nyata. Pekerjaan
yang memberikan sumbangan yang kelihatan jika mungkin dapat ditukar demi
keberhasilan perusahaan. Menurut Mulyadi (2001) Kinerja adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Terdapat faktor – faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja sehingga
mempermudah pelaksanaan penilaian. Hal ini sesuai dengan pendapat
Mangkunegara (2001) yaitu: Pengetahuan akan pekerjaan, Keandalan, Kerjasama,
Kemampuan beradaptasi, Pelayanan, Pemeliharaan.
2.2. Review Penelitian Terdahulu ( Teoritical Mapping)
Mardiyah (2005), Penelitian menggunakan topik pengaruh system
pengukuran kinerja, sistem reward dan profit center terhadap Total Quality Management terhadap kinerja manajerial. Objek penelitian lebih difokuskan pada manager tingkat menengah dan manager pemasaran pada perusahaan perusahaan
manufaktur di Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis
pertama dan kedua yaitu pengaruh antara interaksi Total Quality Management dengan sistem pengukuran kinerja serta pengaruh antara Total Quality Management dengan sistem reward terhadap kinerja managerial pada perusahaan perusahaan manufaktur di Indonesia, hasilnya signifikan namun arah hubungan-
nya negatif. Sedangkan hipotesis ketiga menunjukkan tidak adanya pengaruh
Nurfitriana, dkk (2005) Penelitian ini menggunakan topik tentang
teknologi informasi, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan sebagai
pemoderasi hubungan antara Total Quality Management dengan kinerja manajerial. Hasil penelitian yang diperoleh adalah Total Quality Management berpengaruh terhadap kinerja manajerial, teknologi informasi sebagai variabel
pemoderasi tidak berpengaruh terhadap Total Quality Management dengan kinerja manajerial, sistem pengukuran kinerja sebagai variabel pemoderasi tidak
berpengaruh terhadap Total Quality Management dengan kinerja manajerial dan sistem penghargaan tidak berpengaruh terhadap hubungan Total Quality Management dengan kinerja manajerial pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEJ.
Lastanto (2010), Pengaruh Total Quality Management, Sistem Reward Dan Sistem Pengukuran Kinerja Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT. Garam
Malang (Persero). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua variabel yang
diujikan menunjukkan pengaruh signifikan. Dari ketiga variabel tersebut hanya
Total Quality Management yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja menejerial, sedangkan sistem reward dan sistem pengukuran kinerja tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial. Walaupun
variabel tersebut diinteraksikan (Total Quality Management dengan sistem reward maupun Total Quality Management dengan sistem pengukuran kinerja ) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan. Jadi berdasarkan teknik analisis data yang
telah dilakukan dalam penelitian ini, hanya ada satu variabel yang berpengaruh
Suwastiko (2011) pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Reward Sebagai Variabel Moderating Pada Rumah Sakit Haji Di Surabaya. Hasil penelitian adalah
variabel Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Reward secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada rumah sakit umum haji Surabaya, bahwa sistem pengukuran
kinerja memperkuat hubungan moderating terhadap hubungan antar Total Quality Management dan kinerja manajerial pada rumah sakit umum haji Surabaya, dan bahwa sistem reward memperkuat hubungan moderating terhadap hubungan antar Total Quality Management dan kinerja manajerial pada rumah sakit umum haji Surabaya.
Beberapa penelitian di atas akan dijadikan sebagai pedoman dalam
melakukan penelitian mengenai Pengaruh Teknologi Informasi, Sistem
Tabel 2.1. Review Penelitian Terdahulu
No Nama Jenis
Penelitian
Variabel
Penelitian Hasil Penelitian 1 Mardiyah interaksi TQM dengan sistem pengukuran kinerja serta pengaruh antara TQM dengan sistem reward terhadap kinerja managerial pada TQM yang mempunyai pengaruh yang
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual
Berdasarkan judul penelitian dan masalah yang telah diuraikan
sebelumnya, maka kerangka konsep dari penelitian ini digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 3.1. Hubungan interkasi antara sistem pengukuran kinerja dengan Total Quality Management.
Hubungan Teknologi informasi dengan Kinerja manajerial. Teknologi
merupakan sistem informasi berbasis perangkat memainkan peranan penting dan makin luas dalam bisnis teknologi informasi dapat membantu segala jenis bisnis
meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis mereka, serta manajer dapat
mengambil keputusan dan kerjasama kelompok sehingga dapat memperkuat
Hubungan sistem pengukuran kinerja terhadap kinerja manajerial. Dalam
jurnalnya, Kurnianingsih (2000) menyebutkan, beberapa penelitian bidang
akuntansi menyatakan bahwa kinerja perusahaan yang rendah, disebabkan oleh
ketergantungannya terhadap sistem akutansi manajemen perusahaan tersebut yang
gagal dalam menentukan sasaran-sasaran yang tepat, pengukuran-pengukuran
kinerja dan sistem reward. Para manajer akan lebih termotivasi untuk meningkatkan kinerja manajerial mereka, jika mereka menerima pengukuran
kinerja yang tinggi dalam bentuk informasi yang diperlukan, yang memberikan
umpan balik untuk perbaikan dan pembelajaran.
Desain sistem penghargaan yang diberikan manajer yang kemungkinan
memberikan rasa adil dan kepuasan atau pemberian kompensasi yang lebih baik
kepada para manajer akan memotivasi mereka dalam meningkatkan kinerjanya.
Penghargaan yang diberikan oleh perusahaan sangat mempengaruhi produktivitas dan
tendensi para karyawan untuk tetap bersama organisasi atau mencari pekerjaan
lainnya. Menurut Dwi (2003) semakin besar perhatian perusahaan terhadap
kebutuhan karyawannya maka perusahaan tersebut akan mendapat timbal balik yang
sesuai, yaitu maksimalisasi dalam produktivitas kerja. Pemberian kompensasi yang
tepat dapat memberikan motivasi dan kepuasan karyawan, serta dengan pengukuran
kinerja dapat meningkatkan kinerja perusahaan (Tjipto, 2001).
Hubungan Total Quality Management sebagai pemoderasi terhadap teknologi informasi, sistem pengukuran kinerja, dan sistem reward terhadap kinerja manajerial. Kinerja manajerial yang diperoleh manajer merupakan salah
satu faktor yang dapat dipakai untuk meningkatkan efektifitas organisasi. Dalam
manajemen secara interaktif mempengaruhi kinerja perusahaan menjadi salah satu
topik yang menarik, karena Total Quality Management merupakan suatu teknik yang sering digunakan oleh perusahaan dalam rangka meningkatkan kinerjanya
(Kurnianingsih, 2001).
Penerapan Total Quality Management lebih menekankan pada keterlibatan karyawan, dengan demikian mendesain sistem kompensasi yang diperlukan dan
pengukuran kinerja sesuai dengan praktik penerapan Total Quality Management adalah konsisten dengan luasnya seperangkat literatur strategi kompensasi. Jadi
dapat ditarik kesimpulan bahwa kepuasan karyawan harus menjadi perhatian
utama dari setiap perusahaan, karena kepuasan karyawan merupakan asset
perusahaan dan karyawan merupakan sumber daya insani perusahaan yang sangat
bernilai, serta dapat membantu perusahaaan dalam mencapai tujuan-tujuan
kemampuan menghasilkan laba (profitability). Dan pemberian kompensasi yang tepat dapat memberikan motivasi dan kepuasan karyawan, serta dengan
pengukuran kinerja dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
3.2. Hipotesis
H1 : Teknologi Informasi, Sistem pengukuran Kinerja, dan Sistem reward berpengaruh terhadap kinerja manajerial
H2 : Total Quality Management sebagai variabel moderating mempengaruhi hubungan antara variabel independen (Teknologi Informasi, Sistem
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian.
Penelitian ini menurut tujuan penelitiannya termasuk dalam penelitian
deskriptif yaitu menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan penelitian yaitu
untuk mengetahui pengaruh teknologi informasi, sistem pengukuran kinerja dan
sistem reward terhadap kinerja manajerial dengan Total Quality Management sebagai variabel moderating. Menurut jenis datanya penelitian ini termasuk dalam
jenis penelitian opini yag bertujuan untuk menyelidiki pandangan, persepsi, atau
penilaian responden terhadap masalah tertentu yang berupa tanggapan responden
terhadap diri atau kondisi lingkungan dan perubahannya, dan berdasarkan
permasalahan yang diangkat, penelitian ini menggunakan penelitian yang bersifat
kausal, yaitu menerangkan pengaruh variabel satu dengan variabel lainnya
(Kuncoro, 2003).
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia-I
Medan yang beralamat di Jalan Krakatau Ujung Medan, waktu penelitian akan
direncanakan dari bulan September 2012 sampai dengan selesai.
4.3. Populasi dan Sampel
Senior Manajer, Kepala Biro, Manajer, Senior Manajer untuk seluruh departemen. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang di tentukan. Data sampel yang diambil menggunakan metode Purposive Sampling dengan kriteria sebagai berikut :
1. Telah bekerja dalam level manajerial minimal 1 (satu) tahun di PT. Pelabuhan Indonesia-I (Persero) Medan
2. Karyawan yang bekerja di Kantor Pusat Medan. Tabel 4.1. Populasi dan Sampel
Kriteria Sampel Jumlah
Karyawan Karyawan dalam level manajerial yang meliputi
Asistan Kepala Biro, Asistan Manajer, Asistan Senior Manajer, Kepala Biro, Manajer, Senior Manajer untuk seluruh departemen
59
Telah bekerja dalam level manajerial kurang dari 1 (satu) tahun di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia-I Medan
(3)
Jumlah Sampel 56
Dari 59 Karyawan dalam level manajerial yang meliputi Asistan
Kepala Biro, Asistan Manajer, Asistan Senior Manajer, Kepala Biro, Manajer,
Senior Manajer untuk seluruh departemen yang dijadikan populasi (Tabel 4.1),
karyawan yang memenuhi kriteria sampel adalah sebanyak 56 orang. Namun,
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, ada 3 orang yang tidak memenuhi
kriteria yakni bekerja dalam level manajerial tersebut kurang dari 1 (satu)
4.4. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan cara
menyebarkan angket/kuisioner kepada responden yang nantinya akan diberi nilai
atau scoring. Kuisioner tersebut dibagikan kepada pihak yang berkepentingan
yang secara langsung berhubungan dengan masalah yang diteliti dengan batas
waktu yang telah ditetapkan oleh peneliti. Jenis kuisioner yang digunakan adalah
kuisioner langsung, yaitu daftar pertanyaan dikirim atau diserahkan langsung
kepada orang yang dimintai pendapat, keyakinan atau diminta menceritakan
tentang dirinya sendiri.
Kuisioner ini merupakan replikasi dari peneliti terdahulu yaitu Lastanto
(2010) untuk variabel Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Reward, Kinerja Manajerial dan Total Quality Management. Pengukuran variabel ini dilakukan dengan menggunakan skala likert, yaitu 1 sampai 5. Semakin besar nilai skor
untuk instrument yang dijawab maka akan menunjukkan tingginya penerapan
variabel tersebut dalam perusahaan. Kuisioner penelitian diantar langsung ke PT.
Pelabuhan Indonesia-I Medan yang menjadi objek penelitian.
4.5 Definisi Operasional Variabel. 4.5.1. Klasifikasi Variabel
Berdasarkan perumusan masalah, uraian teoritis dan hipotesis, maka
variabel dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Variabel independen dalam penelitian adalah teknologi informasi, sistem
Dengan demikian definisi operasional seluruh variabel adalah sebagai
berikut:
4.5.2. Variabel Penelitian.
Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian, maka diperlukan defenisi dan
pengukuran variabel yang akan diteliti sebagai dasar dalam penyusunan kuesioner
penelitian yaitu :
1. Teknologi Informasi (X1)
Menurut McKeown yang dikutip oleh Suyanto (2005), “teknologi
informasi merujuk pada seluruh bentuk teknologi yang digunakan untuk
menciptakan, menyimpan, mengubah dan menggunakan informasi dalam segala
bentuknya”. Adapun parameter Teknologi informasi meliputi Kemudahan akses,
Penggunaan Teknologi Informasi yang optimal, Ketersediaan bahan ajar,
Pemerataan ketersediaan, Pengawasan, dan Peraturan.
2. Sistem Pengukuran Kinerja (X2)
Sistem Pengukuran Kinerja merupakan mekanisme perbaikan secara
periodik terhadap keefektifan tenaga kerja dalam melaksanakan kegiatan
operasional perusahaan berdasarkan standar yang telah ditetapkan. Sistem
pengukuran kinerja diukur menggunakan parameter yaitu membantu
meningkatkan kinerja, Mekanisme dan sasaran, Penilaian Kinerja, Penilaian yang
berbobot, Dilakukan secara adil, Pengukuran Kinerja, Landasan untuk
meningkatkan jejnjang karir, SPK dilakukan Secara berkala dan Evaluasi
3. Sistem Reward (X3)
Sistem Reward adalah suatu sistem atau program yang diberikan management bagi karyawan atau manajer sebagai upaya lebih meningkatkan kinerjanya. Sistem reward diukur dengan delapan parameter yaitu Kepuasan dalam menerima reward, Perhatian pemimpin dalam pemberian Reward, Reward sebagai jaminan hari tua, Reward dalam bentuk jaminan ansuransi jiwa, Jaminan Fasilitas, Motivasi meningkatkan produktivitas kerja, Sesuai dengan bobot kerja,
Peningkatan kontribusi kerja dan Diberikan secara rutin.
4. Kinerja Manajerial (Y)
Penilaian responden mengenai kinerja manajerial merupakan pernyataan
para manajer terkait perwujudan secara nyata dari hasil karya yang dicapai oleh
para manajer perusahaan. Adapun parameter Kinerja manajerial meliputi
Ketepatan waktu, Kualitas, Pengetahuan terhadap pekerjaan, Kreatifitas,
Kerjasama tim, Inisiatif manajer dan Fleksibilitas
5. Total Quality Management (Z)
Total Quality Management adalah pengelolaan suatu sistem organisasi dengan komitmen penuh terhadap peningkatan yang tiada henti serta berusaha
secara total untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Total Quality Management diukur dengan parameter yaitu Fokus pada pelanggan, Kualitas pelayanan
terhadap komitmen jangka panjang, Peningkatan laba, Komunikasi, Penelitian dan
pengembangan, Peningkatan kualitas pelayanan, Tanggungjawab terhadap
Adapun tabel definisi operasional dan pengukuran variabel adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.2. Definisi Operasional dan Pengukuran variabel
No Variabel Definisi
Operasional Parameter
Skala Pengukuran
1 Teknologi informasi (X1)
3. Ketersediaan bahan ajar 4. Pemerataan ketersediaan 5. Pengawasan
6. Peraturan
Skala Interval
2 Sistem pengukuran kinerja (X2)
2. Mekanisme dan sasaran SPK
3. Penilaian Kinerja 4. Penilaian yang berbobot
5. Dilakukan secara adil
6. Pengukuran Kinerja 7. Landasan untuk
meningkatkan jenjang karir 8. SPK dilakukan
Secara berkala 9. Evaluasi kelayakan
Skala
2. Perhatian pemimpin dalam pemberian Reward 3. jaminan hari tua 4. Jaminan asuransi 5. Jaminan Fasilitas 6. Motivasi meningkatkan
produktivitas kerja 7. Sesuai dengan bobot kerja 8. Peningkatan kontribusi
kerja
9. Diberikan secara rutin
4 Kinerja Manajerial nyata dari hasil karya yang dicapai oleh
1. Fokus pada pelanggan 2. Kualitas pelayanan
Data dianalisis dengan menggunakan metode analisa regresi linier
berganda, yang digunakan untuk menganalisa variabel penelitian.
a. Persamaan Regresi Linear Berganda
Y = b0 + b1 TI + b2 SPK + b3 SR+
: Nilai intersep (konstanta)
b. Persamaan Regresi Linear Dengan Variabel Moderating ( Uji Residual )
: Koefisien regresi dari masing-masing variabel independen
4
TQM : Total Quality Management
: Koefisien regresi dari variabel moderating
4.6. 1. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas.
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut
(Ghozali, 2005).
Penentuan Valid tidaknya pertanyaan-pertanyaan kuisioner ditentukan
melalui besarnya koefisien korelasi, yaitu : jika r hitung positif dan r hitung > r tabel, maka skor butir pertanyaan-pertanyaan valid, dan sebaliknya jika r hitung negatif dan r hitung < r tabel, maka skor butir pertanyaan-pertanyaan tidak valid (Ghozali, 2005)
b. Uji Reabilitas
Data yang diperoleh harus menunjukkan hasil yang stabil dan konsisten
konsistensi dari data dilakukan dengan uji reliabilitas atas konsistensi internal
(Sugiyono, 2005). Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Pengujian dilakukan dengan cara mencoba instrumen sekali saja, kemudian data
yang diperoleh dianalisis dengan teknik Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2005). Pengujian reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan
pengukuran sekali saja dan untuk pengujian reliabilitasnya digunakan uji statistik
Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.
4.6.2. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil
estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala
heteroskedastisitas, gejala multikolinearitas, dan gejala autokorelasi. Model
regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi
persyaratan BLUE (best linear unbiased estimator) yakni tidak terdapat heteroskedastistas, tidak terdapat multikolinearitas, dan tidak terdapat
autokorelasi. Jika terdapat heteroskedastisitas, maka varian tidak konstan sehingga
dapat menyebabkan biasnya standar error. Jika terdapat multikolinearitas, maka akan sulit untuk mengisolasi pengaruh-pengaruh individual dari variabel, sehingga
tingkat signifikansi koefisien regresi menjadi rendah. Oleh karena itu, uji asumsi
4.6.2.1 Uji Normalitas Data
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model
regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,
2005). Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang
memiliki distribusi normal. Untuk menguji apakah distribusi normal atau tidak
dapat dilihat melalui normal probability plot dengan membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Data normal akan membentuk satu garis lurus
diagonal dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2005).
4.6.2.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Menurut Ghozali (2005) dasar analisisnya dapat dilihat:
a) Jika titik-titik yang membentuk pola yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit) maka mengidentifikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
b) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di
4.6.2.3 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2005).
Pengujian ini diperlukan untuk mengetahui apakah ada tidaknya variabel
independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu
model. Jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolinieritas. Pada model
regresi yang baik tidak terdapat korelasi diantara variabel independen.
Pendeteksiannya dengan menggunakan tolerance value dan Variance Inflation Faktor (VIF). Jika nilai tolerance value > 0,10 dan VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas.
4.6.3. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka
dilakukan pengujian terhadap variabel-variabel penelitian secara parsial dan
simultan. Pengujian secara parsial digunakan uji statistik t. Uji koefisien regresi dengan uji t (t-test) diperlukan untuk mengetahui tingkat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Pengujian secara simultan digunakan uji signifikansi simultan (uji statistik
F) dan penentuan Koefisien Determinasi (R2
Uji Hipotesis adalah untuk menganalisa dan menarik kesimpulan terhadap
permasalahan yang diteliti. Pengujian Hipotesis ini dimaksudkan untuk
mengetahui kebenaran, keterkaitan dan relevansi antara variabel bebas yang ) yang bermaksud untuk menjelaskan