ANALISIS STRATEGI PEMASARAN UMKM TELUR ASIN
RAHAYU BABAT - LAMONGAN
AYU WULANSARI
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Strategi Pemasaran UMKM Telur Asin Rahayu Babat – Lamongan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
ABSTRAK
AYU WULANSARI. Analisis Strategi Pemasaran UMKM Telur Asin Rahayu Babat - Lamongan. Dibimbing oleh MUKHAMAD NAJIB.
UMKM Telur Asin Rahayu adalah salah satu usaha dengan produk unggulan di wilayah Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur. Kualitas terbaik dengan bahan baku organik dari bebek liar menjadi keunggulan produk ini sehingga mampu diterima pasar dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi karakteristik konsumen UMKM TAR saat ini, (2) Mengidentifikasi tahapan keputusan pembelian konsumen UMKM TAR, (3) Menganalisis faktor lingkungan internal dan eksternal pada UMKM TAR, (4) Merekomendasi strategi pemasaran yang tepat untuk penjualan pada UMKM TAR. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari matriks IFE (3,336) dan matriks EFE (3,168), sehingga posisinya berada pada sel I dalam matriks IE, dengan tipe strategi “Tumbuh dan Membangun”. Alternatif strategi utama yang direkomendasikan yaitu menjaga hubungan baik dengan pelanggan dan pemasok bahan baku.
Kata kunci: karakteristik konsumen, proses hierarki analisis (PHA), strategi pemasaran, tahap pembelian konsumen, telur asin.
ABSTRACT
AYU WULANSARI. Marketing Strategy Analysis of Micro, Small and Medium Enterprise of Salty Egg “Rahayu” Babat - Lamongan. Supervised by MUKHAMAD NAJIB.
The micro, small and medium enterprises of salted egg “Rahayu” is the one of business with excellent products in Lamongan, East Java Province. The best quality of organic raw materials from wild ducks into the benefits of these products so that they can be accepted by the market. This research aims to (1) Identify the characteristics of consumer micro, small, and medium enterprise of TAR current, (2) Identify the stage of the consumer purchase decision micro, small and medium enterprise of TAR, (3) Analyze internal and external environmental factors on micro, small and medium enterprise of TAR, (4) Recommend appropriate marketing strategies for sale on micro, small and medium enterprise of TAR. Based on the result obtained from IFE Matrix (3,336) and EFE Matrix (3,168), the position on Matrix IE is in cell I, with the type of “Grow and Build” strategy. The main strategies recommended alternative is to maintaining good relationships with customers and suppliers of raw materials.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN UMKM TELUR ASIN
RAHAYU BABAT - LAMONGAN
AYU WULANSARI
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Skripsi : Analisis Strategi Pemasaran UMKM Telur Asin Rahayu Babat - Lamongan
Nama : Ayu Wulansari NIM : H24099001
Disetujui oleh
Dr Mukhamad Najib, STP, MM Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Mukhamad Najib, STP, MM Ketua Departemen
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2013 ini ialah pemasaran, dengan judul Analisis Strategi Pemasaran UMKM Telur Asin Rahayu Babat - Lamongan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Mukhamad Najib, STP, MM selaku pembimbing sekaligus Ketua Departemen Manajemen atas arahan, bimbingan, motivasi dan saran terhadap penulis. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Agus Suwondo dan Ibu Eko Sri Rahayu selaku Pemilik UMKM TAR, Bapak Darmawan Amry dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan, Bapak Yoedy Hendry, SPt. dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Ibu Luluk dari Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Lamongan, Ibu Musarofah sebagai Ketua Kelompok Ternak Itik Kabupaten Lamongan, Bapak Deddy C. Sutarman dan Bapak Alim Setiawan S, STP, MSi yang banyak memberikan arahan, Ibu Hardiana Widyastuti, SHUT, MM dan Bapak Dr Eko Ruddy Cahyadi, SHUT, MM sebagai dosen penguji saya yang terhormat, serta beberapa pihak yang banyak membantu selama proses penelitian ini. Penelitian ini saya persembahkan untuk nenek saya tercinta, ayah dan mama yang sangat luar biasa, sahabat terbaik saya Widya Purwaningrum, Nursi Khairunnisa, Yuka Chandra, Gayuh Bumi, Anne Hermayanti. Ungkapan terima kasih saya sampaikan kepada orang tua angkat saya beserta keluarga yaitu Tante Enny Sulistyowati, Tante Yuyu Toha, Tante Ikke Rossa, Bapak dan Ibu Hamdan, Ibu Yeyet, serta Kang Enang Supriyadi atas segala dukungan, doa, dan motivasinya. Terima kasih kepada seluruh dosen dan staf Departemen Manajemen dan Rektorat IPB atas segala bantuan dan pelayanan selama ini, serta seluruh teman dan pihak yang selalu mendoakan, mendukung dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL...viii
DAFTAR GAMBAR...viii
DAFTAR LAMPIRAN...viii
PENDAHULUAN ... 1
Latar Belakang ... 1
Perumusan Masalah ... 4
Tujuan Penelitian ... 4
Manfaat Penelitian ... 4
Ruang Lingkup Penelitian ... 4
METODE ... 5
Kerangka Pemikiran Penelitian UMKM TAR ... 5
Waktu dan Tempat Penelitian ... 6
Pengumpulan Data ... 6
Pengolahan Data ... 6
Prosedur Analisis Data ... 7
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 10
Karakteristik UMKM Telur Asin Rahayu ... 10
Analisis Masalah yang dihadapi ... 22
Matriks IFE ... 26
Matriks EFE ... 27
Matriks IE ... 27
Matriks SWOT ... 28
Analisis Analytical Hierarchy Process ( AHP ) ... 29
IMPLIKASI MANAJERIAL ... 36
SIMPULAN DAN SARAN ... 37
DAFTAR PUSTAKA ... 38
LAMPIRAN ... 40
DAFTAR TABEL
1. Kriteria UMKM sesuai UU No. 20 Tahun 2008 1
2. UMKM di Kabupaten Lamongan 1
3. Perbedaan kenaikan harga UMKM TAR setiap tahun 2
4. IFE Matrix 7
5. EFE Matrix 7
6. Penilaian bobot tingkat kepentingan faktor penentu eksternal menurut
metode pairwise comparison. 8
7. SWOT Matrix 9
8. Nilai perbandingan pada AHP 10
9. Uraian tugas pekerjaan UMKM TAR 12
10. Hasil pengolahan data karakteristik konsumen 13 11. Hasil pengolahan data tahap pengenalan kebutuhan 14 12. Hasil pengolahan data tahap pencarian informasi 14 13. Hasil pengolahan data tahap alternatif keputusan pembelian 15
14. Hasil pengolahan data tahap keputusan 15
15. Hasil pengolahan data tahap evaluasi 16
16. Hasil pengolahan data kondisi umum UMKM TAR 17
17. Strategi dan kebijakan "product" 18
18. Strategi dan kebijakan "price" 19
19. Strategi dan kebijakan "place" 20
20. Strategi dan kebijakan "promotion" 20
21. Penetrasi internet berdasarkan populasi di Indonesia 25 22. Dampak kenaikan BBM terhadap kenaikan harga UMKM TAR 25 23. Pengaruh kenaikan bahan baku terhadap harga jual UMKM TAR 25
24. IFE Matrix UMKM TAR 26
25. EFE Matrix UMKM TAR 27
26. SWOT Matrix UMKM TAR 29
27. Hasil pengolahan bobot setiap faktor AHP UMKM TAR 32
28. Hasil pengolahan horizontal tingkat aktor 33
29. Hasil pengolahan horizontal tingkat tujuan 33
30. Hasil pengolahan tingkat strategi 34
DAFTAR GAMBAR
1. Grafik penjualan UMKM TAR 2
2. Kerangka pemikiran penelitian UMKM TAR 5
3. Struktur organisasi UMKM TAR 11
4. Strategi dan kebijakan UMKM TAR 18
5. Product UMKM TAR 19
6. Promosi UMKM TAR melalui media online (facebook, twitter, blog,
fanspage) yang tidak maksimal 21
7. Promosi UMKM TAR melalui pameran & workshop yang diliput
media massa 21
8. IE Matrix 27
DAFTAR LAMPIRAN
1. Hasil observasi langsung dan wawancara target referensi penjualtelur 40 2. Data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan 41 3. Data Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Lamongan 42 4. Kuesioner penentuan bobot dan rating faktor strategik internal dan
eksternal 45
5. Kuesioner penelitian AHP 49
6. Kuesioner karakteristik konsumen melalui tahapan pembelian
konsumen telur asin 56
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemerintah Indonesia sangat mendukung segala aspek pengembangan pertumbuhan UMKM di Indonesia melalui program pelatihan kewirausahaan, bantuan modal usaha dan kompetisi bisnis. UMKM menjadi alat strategis dalam upaya pemerintah untuk menggerakkan ekonomi masyarakat serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Kriteria UMKM dapat dilihat pada Tabel 1.
Data dari Kementerian UKM dan Koperasi menunjukkan total unit usaha di Indonesia sebanyak 56.539.560 unit pada tahun 2012. Unit usaha ukuran menengah mencapai 48.977 Unit, usaha kecil sebanyak 629.418 unit, usaha mikro sebanyak 55.586.176 unit usaha atau sebanyak 98,79%, dari total unit usaha.
Di Wilayah Jawa Timur diperoleh hasil data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan bahwa tahun 2012 jumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Jawa Timur tercatat 6.825.931 usaha. UMKM di Jawa Timur yang termasuk kedalam sektor pertanian sebesar 60,25 persen dengan jumlah unit usaha sebanyak 4.112.443 usaha. Sektor non pertanian sebesar 39,75 persen dengan unit usaha sebanyak 2.713.488 usaha. Di wilayah Kabupaten Lamongan tercatat jumlah UMKM di tahun 2012 mencapai 48.183 unit usaha. Klasifikasi jumlah UMKM di Kabupaten Lamongan dapat dilihat pada Tabel 2.
Salah satu UMKM di Kabupaten Lamongan yang termasuk dalam klasifikasi usaha kecil dan membantu peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah yaitu UMKM Telur Asin Rahayu (UMKM TAR) yang terletak di Desa Bedahan, Kecamatan Babat. UMKM TAR berdiri sejak tahun 1994. Sistem pemasaran UMKM TAR pada tahun 1994 bersifat tradisional dengan menjual produk ke warung dan pasar. Tahun 1995 hingga saat ini beralih menjadi modern melalui pameran yang didukung oleh PEMDA Lamongan, PEMPROV Jawa Timur, Badan
Tabel 2. UMKM di Kabupaten Lamongan
No. UMKM Jumlah
1. 2. 3.
Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah
34.984 12.027 1.172
TOTAL 48.183
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Lamongan (2012)
Tabel 1. Kriteria UMKM sesuai UU No. 20 Tahun 2008
URAIAN KRITERIA
ASSET OMZET
Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah
Maks. 50 Juta >50 Juta – 500 Juta >500 Juta – 10 Miliar
Maks. 300 Juta >300 Juta – 2,5 Miliar >2,5 Miliar – 50 Miliar
2
Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. , PT. PETROKIMIA Gresik Tbk, UPT Makanan dan Minuman Provinsi Jawa Timur, DISPERINDAG Provinsi Jawa Timur, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur, P3ED (Pusat Pembinaan dan Pemberdayaan Ekspor Daerah) Provinsi Jawa Timur, Bank BRI, serta Badan Perwakilan Provinsi Jawa Timur. Hasil data primer yang diperoleh dari pemilik UMKM TAR, menunjukkan bahwa pemasaran UMKM TAR melalui pameran yang pernah diikuti telah menjangkau wilayah Bali, Situbondo, Probolinggo, Pasuruan, Sidoarjo, Gresik, Surabaya, Jombang, Lamongan, Bojonegoro, Tuban, Solo, Semarang, Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta (Pekan Raya Jakarta, Agro and Food di JCC). UMKM TAR berhasil melakukan pemasaran hingga tembus Singapura.
Grafik peningkatan penjualan UMKM TAR selama lima tahun terakhir dari tahun 2009 – 2013 yang diperoleh dari data primer UMKM TAR dapat dilihat pada Gambar 1. Hasil grafik menunjukkan peningkatan signifikan terhadap omzet penjualan tiap tahunnya. Rata-rata telur asin yang terjual mencapai 180.000 butir/tahun . Faktor kenaikan harga pertahun menjadi penyebab utama perbedaan penerimaan omzet. Perbedaan kenaikan harga setiap tahunnya dapat dilihat pada Tabel 3.
Gambar 1. Grafik penjualan UMKM TAR (UMKM TAR 2013)
Tahun Penjualan
Omz
et
( da
lam J
uta )
Tabel 3. Perbedaan kenaikan harga UMKM TAR setiap tahun
Tahun Harga
2009 2010 2011 2012 2013
Rp 2.000,- Rp 2.250,- Rp 2.500,- Rp 2.750,- Rp 3.000,- Sumber : Data primer UMKM TAR (2013)
0 100 200 300 400 500 600
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
360
405
450
3 Keunggulan UMKM TAR dibandingkan dengan pesaing yang berada di wilayah Kabupaten Lamongan yaitu penggunaan strategi pemasaran modern melalui pameran dan workshop, sedangkan pesaingnya menggunakan strategi tradisional dengan menjual di pasar, warung, stasiun, dan terminal. UMKM TAR menggunakan bahan baku telur bebek angonan yang dilepas di sawah, sedangkan pesaingnya menggunakan bahan baku telur bebek biasa yang dipelihara di kandang dengan makanan konsentrat. Hasil telur asin produksi UMKM TAR memiliki rasa yang gurih, masir, dan berminyak karena di proses menggunakan serbuk batu bata merah dan tambahan jadam arab, sedangkan pesaingnya menggunakan air, garam kasar, dan sedikit serbuk batu bata merah.
Permasalahan utama pemasaran UMKM TAR yaitu sulitnya meyakinkan konsumen kelas menengah kebawah untuk mengkonsumsi produk berkualitas. Hal ini dikarenakan pola pikir konsumen kelas menengah kebawah yang menginginkan produk dengan harga rendah tanpa memperhatikan kualitas, sehingga target konsumen UMKM TAR adalah konsumen kelas menengah keatas yang lebih mengutamakan kualitas. Harga tinggi disebabkan faktor bahan baku telur bebek angonan/organik yang berasal dari bebek yang dipelihara secara liar dengan makanan alami seperti gabah dan keong tanpa tambahan konsentrat kimia (perangsang telur). Telur asin dari bebek angonan akan lebih masir, berminyak serta kuning telur yang “kuning kemerahan”. Mayoritas pengusaha telur asin menggunakan bahan baku telur bebek biasa yang dipelihara di dalam kandang dengan makanan konsentrat sehingga harga jual lebih murah, banyak tersedia di pasar, namun hasil kurang memuaskan.
Permasalahan kedua yaitu keterbatasan memperoleh bahan baku yang memenuhi standar UMKM TAR. Hal ini dikarenakan sulitnya memperoleh bahan baku di wilayah sekitar Kabupaten Lamongan, karena tidak banyak peternak bebek yang memelihara bebeknya secara liar/angonan. Keterbatasan memperoleh bahan baku menyebabkan UMKM TAR harus memperluas jaringan pemasok bahan baku yang berasal dari wilayah lain untuk tetap mempertahankan ketersediaan bahan baku untuk produksi telur asin.
Permasalahan ketiga yaitu keterbatasan distribusi. UMKM TAR hanya memiliki satu toko yang terletak di Babat-Lamongan, sedangkan pelanggan sudah menjangkau beberapa wilayah di Indonesia terutama pelanggan luar kota yang mengetahui produk UMKM TAR dari pameran di kotanya. UMKM TAR harus mampu memenuhi permintaan pelanggan dari luar kota tersebut agar penjualan meningkat serta bekerjasama dengan jasa ekspedisi untuk pengiriman barang. UMKM TAR juga harus memberikan keamanan dalam proses distribusi agar produk tetap dalam kondisi yang baik pada saat sampai di tangan konsumennya.
Kendala-kendala tersebut yang mendorong penulis untuk meneliti lebih lanjut tentang UMKM TAR dibandingkan pesaingnya serta beberapa referensi usaha sejenis di wilayah sentra industri telur asin di Brebes, Jawa Tengah. Penulis akan merekomendasikan strategi pemasaran yang tepat berdasarkan kondisi UMKM TAR saat ini dan beberapa masukan referensi yang dapat diterapkan UMKM TAR tersebut.
4
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimana karakteristik konsumen UMKM TAR saat ini?
2. Bagaimana tahapan keputusan pembelian konsumen UMKM TAR?
3. Bagaimana faktor lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan produk) serta faktor eksternal (peluang dan ancaman) pada UMKM TAR?
4. Bagaimana strategi pemasaran yang tepat untuk penjualan pada UMKM TAR?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi karakteristik konsumen UMKM TAR saat ini.
2. Mengidentifikasi tahapan keputusan pembelian konsumen UMKM TAR. 3. Menganalisis faktor lingkungan internal dan eksternal pada UMKM TAR. 4. Merekomendasi strategi pemasaran yang tepat untuk penjualan pada UMKM
TAR.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain : 1. Bagi Peneliti
Sebagai bahan implementasi ilmu manajemen, sehingga diharapkan mampu menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan penerapan ilmu. 2. Bagi Pihak UMKM TAR
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam perencanaan strategi pemasaran UMKM TAR.
3. Bagi Pembaca
Sebagai referensi dan sumber informasi bagi yang berminat melakukan penelitian mengenai optimalisasi strategi pemasaran UMKM TAR.
Ruang Lingkup Penelitian
5
METODE
Kerangka Pemikiran Penelitian UMKM TAR
Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian UMKM TAR
Analisis Lingkungan Internal (IFE) : Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
Matriks IFE
Matriks IE
Matriks SWOT
Analisis AHP
Rekomendasi Alternatif Strategi Pemasaran UMKM TAR Karakteristik Konsumen
Tahapan Keputusan Pembelian Konsumen
Strategi dan Kebijakan Saat Ini UMKM Telur Asin Rahayu (TAR)
Maksud, Sasaran dan Tujuan
Analisis Lingkungan Eksternal (EFE) : Peluang (Opportunity)
Ancaman (Threat)
6
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada UMKM Telur Asin Rahayu yang terletak di Jalan Raya Simpang Tiga No. 08 RT. 002/RW. 001 Desa Bedahan, Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Penentuan dan pemilihan lokasi penelitan dilakukan secara sengaja karena UMKM TAR memproduksi telur asin berkualitas dan berbeda dari pesaingnya. Penelitian dilakukan pada bulan September – Desember 2013.
Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer didapatkan melalui hasil observasi langsung dan wawancara dengan pihak terkait serta hasil pengisian kuesioner untuk pengolahan SWOT dan AHP dari pemilik UMKM TAR, lima orang konsumen ahli, dan tiga orang pesaing di wilayah Babat – Lamongan. Data referensi diperoleh dari hasil observasi langsung dan wawancara tiga orang pesaing di Brebes, Jawa Tengah. Penelitian ini disertai pengisian kuesioner oleh konsumen biasa dengan jumlah sampel berdasarkan rumus Slovin sebanyak 70 responden. Perhitungan menggunakan rumus Slovin (Husein Umar 2004) dapat dilihat di bawah ini. Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan metode Purposive Sampling, sampel diambil berdasarkan pertimbangan subjektif peneliti sesuai dengan kriteria yang dibuat dan harus dipenuhi.
Data sekunder berasal dari data primer yang diolah. Data sekunder diperoleh dari hasil laporan data UMKM TAR, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur, Dinas Peternakan Kabupaten Lamongan, Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Lamongan, Kelompok Ternak Itik Kabupaten Lamongan, penelusuran dari internet, jurnal, penelitian terdahulu serta buku-buku dan literatur yang terkait dengan topik dari penelitian ini.
Pengolahan Data
Data-data dianalisis dan diolah secara kuantitatif dan kualitatif untuk disajikan dalam bentuk tabel, gambar, dan uraian. Pengolahan data dilakukan dengan Microsoft Excel untuk melakukan analisis deskriptif melalui kuesioner, analisis karakteristik konsumen, analisis tahapan pembelian konsumen, analisis matriks IFE dan EFE, analisis matriks IE, analisis matriks SWOT, serta untuk analisis AHP menggunakan Expert Choice dan Microsoft Excel.
n =
�+��
... (1)
Keterangan :n = Jumlah Sampel
7
Prosedur Analisis Data
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan metode penelitian untuk memperoleh gambaran suituasi dan keadaan dengan memaparkan data yang diperoleh sesuai dengan adanya melalui berbagai analisis yang dibuat menjadi beberapa kesimpulan.
Analisis Matriks EFE dan IFE
Evaluasi faktor internal – eksternal digunakan perusahaan untuk mengetahui faktor-faktor internal – eksternal perusahaan yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman yang dianggap penting (David 2006).
Matriks IFE dan EFE dapat dikembangkan kedalam lima langkah diantaranya:
1. Identifikasi Faktor-Faktor Eksternal dan Internal Perusahaan.
Menyusun daftar Critical Success Factors (CSF) untuk faktor pengaruh utama kesuksesan, kegagalan, peluang dan ancaman perusahaan.
2. Pemberian Rating
Pemberiam rating menggunakan skala ordinal yang berupa angka yang dibuat untuk ditempatkan pada individu yang menjadi sasaran, didasarkan pada jumlah relatif beberapa karakteristik khusus yang dimiliki oleh setiap peristiwa, dan terdapat klasifikasi data berdasarkan tingkatan. Penentuan rating berdasarkan kebutuhan, misalnya 1-3, 1-4, dan 1-5 (Kerlinger 1993). Penentuan rating 1-4 dalam
FAKTOR INTERNAL KUNCI BOBOT
(a)
RATING (b)
SKOR (axb) Kekuatan
1. 2. ...
Kelemahan 1.
2. ...
TOTAL (a+b) Sumber : David (2006)
Tabel 5. EFE Matrix
FAKTOR EKSTERNAL KUNCI BOBOT
(a)
RATING (b)
SKOR (axb) Peluang
1. 2. ... Ancaman 1. 2. ...
TOTAL (a+b) Sumber : David (2006)
8
penelitian ini berfungsi untuk memudahkan responden dalam memahami permasalahan penelitian. Skala 1-4 menunjukkan bahwa :
Faktor Internal
Kekuatan : 3 = Kurang Penting 4 = Penting
Kelemahan : 1 = Penting 2 = Kurang Penting Faktor Eksternal
Peluang : 3 = Kurang Penting 4 = Penting
Ancaman : 1 = Sangat Mengancam 2 = Kurang Mengancam
3. Pembobotan
Bobot CSF menggunakan kisaran 0 (tidak penting) sampai 1 (terpenting) dengan metode Pairwise Comparison untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor dengan skala 1,2, dan 3.
1 = Kurang Penting 2 = Sama Penting 3 = Lebih Penting
4. Nilai yang dibobot
Nilai pembobotan didapatkan dari hasil rata-rata rating di setiap faktor dibagi dengan total rating. Rata-rata rating diperoleh dari hasil rating untuk satu faktor dari sembilan pakar yang ada.
5. Total Nilai
Skor nilai masing-masing faktor diperoleh dari hasil perkalian bobot dengan rating. Total skor diperoleh dari hasil penjumlahan skor nilai yang didapat dari masing-masing faktor. Total skor pembobotan antara 1 - 4. Nilai 4 pada matriks EFE menunjukkan perusahaan merespon peluang dan ancaman dengan baik. Nilai 4 pada matriks IFE menunjukkan kondisi internal perusahaan baik.
Analisis Matriks IE
Matriks IE menjadi alat analisis tepat untuk memetakan skor terboboti total dari matriks EFE dan IFE dari pengolahan data sebelumnya. Matriks IE terdiri dari sembilan sel yang memperlihatkan kombinasi total nilai bobot dari matriks EFE dan IFE.
Analisis Matriks SWOT
Langkah pembuatan matriks SWOT, yaitu :
1. Menulis kekuatan, kelemahan internal dan peluang, ancaman eksternal perusahaan.
Tabel 6. Penilaian bobot tingkat kepentingan faktor penentu eksternal menurut metode pairwise comparison.
FAKTOR PENENTU A B C D E ... TOTAL
Kekuatan / Peluang A
B ...
Kelemahan / Ancaman A
B ...
9 2. Mencocokkan kekuatan dengan peluang, mencatat hasil pada sel SO.
3. Mencocokkan kelemahan dengan peluang, mencatat hasil pada sel WO. 4. Mencocokkan kekuatan dengan ancaman , mencatat hasil pada sel ST. 5. Mencocokkan kelemahan dengan ancaman, mencatat hasil pada sel WT.
Analytical Hierarchy Process (AHP)
AHP (Analytical Hirarchy Process) merupakan metoda pengambilan keputusan yang melibatkan sejumlah kriteria dan alternatif yang dipilih berdasarkan pertimbangan semua kriteria terkait (Saaty 1993).
Langkah penyusunan model AHP, yaitu :
1. Penyusunan hirarki keputusan, menetapkan sasaran, kriteria dan sub kriteria untuk mencapai tujuan serta alternatif keputusan. Sasaran, kriteria dan sub kriteria serta alternatif keputusan disusun dalam bentuk suatu hirarki keputusan.
2. Menentukan prioritas dengan membuat matriks perbandingan berpasangan (pairwise comparison) yang membandingkan satu kriteria dengan kriteria lainnya, serta menentukan vector prioritas berdasarkan nilai vector eigen untuk setiap matriks perbandingan berpasangan.
3. Menghitung Consitency Ratio (CR) dari model, model konsisten apabila nilai CR ≤ 10 %. Jika lebih besar dari itu, berarti penilaian yang telah dilakukan ada yang random, dan dengan demikian perlu diperbaiki. Dalam penyusunan hirarki :
Jumlah tingkat dalam suatu hirarki tak ada batasnya.
Sub kriteria kadang-kadang dapat disisipkan atau dihilangkan diantara kriteria dan alternatif.
Pembatasan dalam menata elemen secara hirarki adalah setiap elemen yang berada setingkat di atasnya berfungsi sebagai kriteria untuk menaksir pengaruh relatif elemen-elemen di bawah itu.
Tabel 7. SWOT Matrix
IFE
EFE
Strengths (S) Kekuatan Internal Perusahaan
Weaknesses (W) Kelemahan Internal Perusahaan
Opportunities (O)
Peluang Eksternal Perusahaan
Strategi SO
Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
Strategi WO
Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang.
Threats (T)
Ancaman Eksternal Perusahaan
Strategi ST
Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman
Strategi WT
Minimalkan kelemahan dan hindari ancaman
10
Tabel 8. Nilai perbandingan pada AHP
Nilai Perbandingan
(A dibandingkan B)
Penjelasan
1
3
5
7
9
2, 4, 6, 8
A dan B sama penting
A sedikit lebih penting dibanding B
A jelas lebih penting dibanding B
A sangat jelas lebih penting dibanding B
A mutlak lebih penting diibanding B
Nilai-nilai diantara dua perbandingan
(perlu adanya kompromi antara dua faktor)
Sumber : Saaty (1993)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik UMKM Telur Asin Rahayu
Sejarah Berdirinya UMKM TAR
UMKM TAR berdiri sejak tahun 1994, terletak di Desa Bedahan Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan Jawa Timur dan dikelola oleh Bapak Agus Suwondo bersama istrinya bernama Ibu Eko Sri Rahayu. Pemilik beralih profesi dari pegawai swasta menjadi wirausaha. Ide usaha bermula dari keinginan pemilik untuk meningkatkan nilai jual telur itik yang mencapai Rp.125,-/butir. Produksi awal UMKM TAR mencapai 100 butir/hari meningkat menjadi 500 butir/hari karena tingginya permintaan, sehingga UMKM TAR terus meningkatkan kualitas dan jumlah produksi telur asin. UMKM TAR menjaga hubungan baik dengan pemasok bahan baku dengan cara memberikan pinjaman untuk keperluan yang dibutuhkan oleh para peternaknya dalam menunjang proses produksi dan distribusi telur bebek mentah kepada UMKM TAR.
Bahan baku telur bebek angonan sulit diperoleh karena mayoritas peternak itik di Jawa Timur memelihara itik dalam kandang dengan makanan konsentrat, sehingga hanya diperoleh dari pengepul wilayah Tuban (Desa Bandung Rowo dan Melangi), dan Bojonegoro (Desa Kanor). Data produksi telur di Provinsi Jawa Timur, produksi telur di Kabupaten Lamongan, populasi ternak, produksi telur itik, komoditi ternak dan populasi ternak itik di Kabupaten Lamongan dapat dilihat pada lampiran kedua.UMKM TAR beralih nama dari “Telur Asin Ayu” menjadi “Telur Asin Rahayu” dan telah terdaftar di Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual pada 22 Januari 2003 serta mendapatkan Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga dari Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Lamongan 28 Juli 2008.
11 memproduksi dalam jumlah besar untuk dijual dengan sistem grosir seperti yang dilakukan referensi telur asin Cah Angon. UMKM TAR juga dapat mengembangkan produk olahan berupa minyak telur asin seperti yang dilakukan referensi telur asin H.Roshid dan bekerja sama dengan stasiun TV untuk promosi. UMKM TAR juga dapat berperan sebagai distributor yang menerima produk telur asin jadi yang berasal dari pedagang lain seperti yang dilakukan oleh referensi telur asin TJOA.
Maksud, Tujuan dan Sasaran UMKM TAR Maksud
1. Meningkatkan penghasilan kelompok dan masyarakat desa.
2. Terbinanya kelompok/unit usaha pengolahan telur asin secara efektif. 3. Terpenuhinya kebutuhan telur di masyarakat.
4. Memberikan kesempatan usaha kepada masyarakat desa.
5. Meningkatkan pendapatan masyarakat desa khususnya anggota.
Tujuan
1. Peningkatan populasi, produksi, dan produktivitas ternak. 2. Peningkatan skala usaha ke arah yang lebih ekonomis. 3. Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan peternak. 4. Pengembangan usaha kelembagaan kelompok peternak.
Sasaran
1. Meningkatkan populasi, produksi, dan produktivitas ternak di kelompok. 2. Menguatnya kelembagaan dan modal usaha kelompok.
3. Meningkatnya kemandirian dan jaringan kerjasama antar kelompok, serta kelompok dengan masyarakat.
4. Berfungsinya kelompok sebagai motivator dan fasilitator pengembangan usaha disekitarnya.
5. Tumbuh dan berkembangnya kelompok sebagai sentra produksi pengolahan telur asin sekaligus sebagai pembentukan inti usaha budidaya ternak.
Struktur Organisasi UMKM TAR
Struktur organisasi memiliki hubungan yang saling berkaitan dalam organisasi untuk menjalankan kegiatan operasional guna mencapai tujuan, menggambarkan tugas dan fungsi dalam pekerjaannya. Gambar 3 menunjukkan struktur organisasi UMKM TAR, dan Tabel 9 menguraikan tentang tugas pekerjaan dalam struktur organisasi UMKM TAR. Berikut gambar struktur organisasi UMKM TAR berdasarkan data yang diperoleh dari pemilik UMKM TAR.
SEKRETARIS & BENDAHARA
Eko Sri Rahayu
ANGGOTA
Enik Rundiati Yukiswanto
KETUA
Agus Suwondo
12
Karakteristik Konsumen
Konsumen di Indonesia lebih cenderung membeli produk yang sesuai dengan kepribadian, lebih mengutamakan kenyamanan produk, lebih menyukai produk yang mengutamakan kesehatan, memiliki manfaat, serta berbau digital, sehingga lima tahun kedepan konsumsi masyarakat di Indonesia akan terus tumbuh (Survey Indonesia Nitizen). Hasil penelitian UMKM TAR menunjukkan bahwa terdapat 70 responden konsumen biasa dari hasil perhitungan rumus Slovin yang pernah mengkonsumsi telur asin rahayu. Mayoritas konsumen UMKM TAR dari hasil survei karakteristik konsumen adalah wanita. Penyebabnya adalah kecenderungan konsumsi kaum wanita, sedangkan laki-laki banyak menyerahkan urusan belanja kepada wanita. Laki-laki yang melakukan pembelian sendiri biasanya dikarenakan tugas dari atasan, keluarga dan keinginan sendiri. UMKM TAR banyak melakukan kerjasama dengan pemerintah dan swasta, sehingga mayoritas pelanggannya adalah para pegawai negeri dan swasta. Hasil pengolahan data karakteristik konsumen dapat dilihat di Tabel 10.
.
Tabel 9. Uraian tugas pekerjaan UMKM TAR
No. Jabatan Pekerjaan Tugas
1. Ketua a. Mengembang tanggung jawab yang penuh terhadap kelangsungan usaha
a. Melakukan koordinasi dan pengawasan dalam menjalankan kegiatan usaha untuk mencapai tujuan
b. Merancang agenda kegiatan usaha
c. Menetapkan keputusan yang akan dilaksanakan
d. Menerima kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan usaha
e. Menerima segala keuntungan dan kerugian yang akan didapat dari hasil usaha tersebut
2. Sekretaris dan Bendahara a. Mencatat transaksi penjualan dan pemesanan b. Melakukan pembayaran karyawan
c. Melakukan pembayaran bahan baku dan peralatan perlengkapan toko
3. Anggota a. Melakukan sortir telur mentah yang baru datang dari para peternak b. Mencuci telur mentah yang telah di sortir
c. Melakukan proses pengasinan telur d. Membersihkan telur yang sudah di asinkan e. Merebus telur yang sudah di asin
f. Mentiriskan telur yang sudah direbus
g. Mengemas telur untuk siap dikirimkan ke toko
13
Tahapan Keputusan Pembelian Konsumen
Perubahan jaman menyebabkan perubahan pola pikir dan gaya hidup konsumen yang semakin cerdas memilih barang yang dikonsumsi. Lima tahap pembelian konsumen diterapkan sebelum mengkonsumsi produk. Peneliti mengetahui pola pikir konsumen dalam tahap keputusan pembelian yang meliputi tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, alternatif keputusan pembelian, tahap keputusan dan evaluasi. Berikut uraian singkat mengenai hasil pengolahan data tahap keputusan pembelian konsumen :
1. Tahap Pengenalan Kebutuhan
Tahap ini membuat konsumen berusaha mengenali barang yang benar-benar mereka inginkan sebelum memutuskan membeli. Hasil pengolahan data menyatakan responden kuesioner diberikan kepada konsumen biasa yang pernah mengkonsumsi telur asin rahayu, sehinga 100% responden pernah mengkonsumsi produk UMKM TAR. Hasil pengolahan data pada tahap pengenalan kebutuhan konsumen dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 10. Hasil pengolahan data karakteristik konsumen
No Pertanyaan Jawaban (%) No Pertanyaan Jawaban (%) Ibu Rumah Tangga Aktris / Aktor Model / Fotografer Pelajar
14
2. Tahap Pencarian Informasi
Tahap ini membuat konsumen berusaha mencari informasi mengenai barang yang dibutuhkannya. Informasi biasanya bersumber dari sumber pribadi seperti teman, keluarga, dan tetangga. Sumber komersil berupa iklan, dealer, dan kemasan. Sumber publik berupa media massa dan sumber pengalaman penggunaan produk. Konsumen cerdas lebih mengutamakan kualitas dibanding harga. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Hasil pengolahan data tahap pencarian informasi
No. Pertanyaan Jawaban (%)
Pernah/tidak mengkonsumsi Telur Asin yang lain?
Asal Telur Asin yang didapat
Alasan membeli Telur Asin
Jenis Telur Asin yang disukai
Faktor yang menentukan pembelian Telur Asin
Ya
Tidak
Beli di pasar tradisional
Beli di rumah makan Beli di pedagang asongan Beli di supermarket
Beli di pusat oleh-oleh khas
Ketersediaan di Pasar Lainnya
Sumber : Data diolah (2013)
3. Tahap Alternatif Keputusan Pembelian
Tahap dimana konsumen mencari informasi tambahan tentang barang tersebut. Konsumen akan bertanya kepada konsumen lain yang pernah mencoba. Mayoritas konsumen mengetahui produk UMKM TAR melalui word of mouth. Tabel 11. Hasil pengolahan data tahap pengenalan kebutuhan
No. Pertanyaan Jawaban Persentase (%)
1.
2.
3.
Pernah atau tidak mengkonsumsi telur asin
Alasan mengkonsumsi telur asin
Banyaknya telur asin yang dikonsumsi dalam satu bulan
Ya Tidak
Makanan favorit
Pelengkap makanan tertentu Makanan cemilan
15
4. Tahap Keputusan
Keputusan pembelian adalah saat calon pembeli telah mendapat informasi yang cukup mengenai barang tersebut. Produsen harus memperhatikan kelengkapan dan keakuratan produk, pelayanan yang baik, kebersihan toko, dan memaksimalkan sarana promosi yang ada. Promosi melalui pameran dan workshop menjadi media tepat untuk meningkatkan penjualan dan kesadaran konsumen terhadap keberadaan produk. Tabel 14 menunjukkan hasil pengolahan data pada tahap keputusan.
5. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan tahap keputusan setelah pembelian. Hal ini bisa menjadi awal sekaligus akhir dari sebuah pengambilan keputusan konsumen terhadap pembelian barang tersebut. Hasil persentase 37.1% menunjukkan responden puas setelah mengkonsumsi telur asin rahayu sehingga konsumen ingin
Tabel 13. Hasil pengolahan data tahap alternatif keputusan pembelian
No. Pertanyaan Jawaban (%)
1.
2.
3.
Pernah / tidak mengkonsumsi Telur Asin Rahayu
Darimana mengetahui produk telur asin rahayu
Darimana mendapatkan produk telur asin rahayu
Ya
Tidak
Mulut ke mulut
Pameran dan workshop
Media sosial Media massa
Tidak sengaja melewati dan melihat toko Lainnya
Datang langsung ke toko di Babat – Lamongan
Datang ke pameran Oleh-oleh dari orang lain Lainnya
Sumber : Data diolah (2013)
Tabel 14. Hasil pengolahan data tahap keputusan
No. Pertanyaan Jawaban (%)
1.
2.
3.
Alasan memilih telur asin rahayu dibandingkan yang lainnya
Alasan memilih telur asin rahayu dari segi lokasi
Alasan memilih telur asin rahayu dari segi promosi
Lebih enak
Lezat Pas di lidah
Rasanya sedang, tidak terlalu asin Masir dan berminyak
Dari bebek angonan Tanpa bahan pengawet
Harga lebih murah di bandingkan harga supermarket
Harga lebih tinggi dari harga pasar, namun kualitas lebih bagus
Dekat dengan tempat tinggal
Strategis, mudah dituju
Walaupun jauh, bisa memesan khusus dan di kirim paket Lainnya
Promosi gencar lewat media sosial Promosi gencar lewat media massa
Promosi gencar lewat pameran dan workshop
Promosi lewat diskon harga paket ekonomis Lainnya
16
membeli kembali dan merekomendasikannya kepada orang lain. Tabel 15 menunjukkan hasil pengolahan data pada tahap evaluasi.
Kondisi Umum UMKM TAR
Kondisi umum memperlihatkan bagaimana UMKM TAR dimata konsumen. Kondisi saat ini dipengaruhi oleh keputusan pembelian konsumennya. Apabila kondisi saat ini kurang baik, maka banyak konsumen yang kecewa, tidak mengkonsumsi kembali, dan tidak merekomendasikan kepada orang lain. Hal sebaliknya apabila kondisi saat ini sudah cukup memuaskan, maka UMKM TAR harus mampu berbenah diri untuk lebih meningkatkan produktivitas dan pelayanan dalam berbagai aspek. Pelayanan penjualan serta strategi lokasi dinilai cukup memuaskan. Rasa, bentuk kemasan, strategi promosi, strategi harga, strategi produk sudah memuaskan. Konsumen mengharapkan adanya iklan melalui koran, inovasi olahan produk telur asin, serta diskon pembelian. Pemenuhan harapan tersebut dapat meningkatkan kepuasan pelanggan sehingga terbentuk loyalitas pelanggan yang tinggi. Hasil pengolahan data mengenai kondisi umum UMKM TAR saat ini dapat dilihat di Tabel 16.
Tabel 15. Hasil pengolahan data tahap evaluasi
No. Pertanyaan Jawaban (%)
1.
2.
3.
Tingkat kepuasan setelah mengkonsumsi telur asin rahayu
Keinginan untuk membeli kembali
Merekomendasikan kepada orang lain
Sangat memuaskan
Memuaskan
Cukup Kurang puas
Ya
Tidak
Ya
Tidak
31.4
37.1
30 1.4
98.6
1.4
95.2
4.8
17
Strategi dan Kebijakan Saat Ini
Sejak UMKM TAR berdiri, beberapa strategi dilakukan dan disesuaikan dengan kondisi pasar serta bahan baku. UMKM TAR menggunakan strategi pemasaran STP (Segmenting, Targeting, Positioning) dan bauran pemasaran 4P (Product, Price, Place, Promotion).
Strategi STP UMKM TAR, yaitu : 1. Segmenting
Segmentasi pasar merupakan suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli (Pride & Ferrel 1994).
Segmentasi pasar yang ditetapkan oleh UMKM TAR yaitu,
Berdasarkan Demografis : Konsumen usia 30-50 tahun dengan pendapatan mencapai 2-3 juta/bulan.
Berdasarkan Psikografis : Konsumen kelas sosial tingkat menengah keatas. 2. Targeting
Penetapan target pasar merupakan proses pengevaluasian segmentasi dan pemfokusan strategi pemasaran pada suatu negara, provinsi, atau sekelompok orang yang memliki potensi untuk memberikan respon (Keegan & Green 2008). Target pasar yang dipilih UMKM TAR berdasarkan pengevaluasian segmentasi yaitu untuk konsumen kalangan kelas menengah keatas yang memiliki tingkat pendapatan tinggi sehingga mempertimbangkan kualitas produk, bukan harga. Tabel 16. Hasil pengolahan data kondisi umum UMKM TAR
Pertanyaan Jawaban % Pertanyaan Jawaban %
Tingkat Kepuasan Pelayanan Penjualan
Tingkat Kepuasan Rasa
Tingkat Kepuasan
Telur asin rasa buah
Olahan makanan dari telur asin
Telur asin asap Lainnya
Diskon hari tertentu
Diskon pembelian
Harga reseller Bonus pembelian
Membuka cabang baru di luar kota - provinsi
Memperluas parkir Memperluas toko Mendesain ulang tata letak toko
Mengutamakan kebersihan dan kerapian toko
18
3. Positioning
Positioning merupakan suatu tindakan dari produsen untuk mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai dimana konsumen mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan, dibandingkan dengan pesaingnya (Kotler 2008). UMKM TAR memposisikan perusahan sebagai perusahan yang memproduksi telur asin yang berkualitas, tanpa bahan pengawet dengan rasa yang gurih, masir, dan berminyak.
Strategi bauran pemasaran 4P UMKM TAR (Marketing Mix) merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran (Kotler 2001). Tujuan pemasaran adalah untuk meningkatkan jumlah pelanggan, meningkatkan hasil penjualan, serta dapat memberikan keuntungan untuk perusahaan dan stakeholder. Penulis menyajikan perbandingan strategi 4P pada UMKM TAR, tiga pesaing di Babat-Lamongan, dan tiga referensi usaha telur asin di Brebes, Jawa Tengah.
Gambar 4. Strategi dan kebijakan UMKM TAR (UMKM TAR 2013)
1. Product
UMKM TAR menawarkan produk berupa barang. Produk adalah sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan (Kotler 2001). Konsumen lebih tertarik terhadap produk yang berkualitas walaupun harga tinggi. Ketersediaan produk harus diperhatikan produsen. Tabel 17 menunjukkan perbandingan strategi kebijakan produk masing-masing perusahaan.
Tabel 17. Strategi dan kebijakan "product"
Perusahaan Produk Tahun Perusahaan Produk Tahun
UMKM TAR
1994 - sekarang 1994 - sekarang 2012 - sekarang
1983 - sekarang 1983 - sekarang
1980 - sekarang 1980 - sekarang
1988 - sekarang 1988 - sekarang 1988 – sekarang
2003 - sekarang 2003 – sekarang 2003 - sekarang
2004 - sekarang 2004 - sekarang 2004 - sekarang
1965 - sekarang 1965 - sekarang 1965 - sekarang
19
2. Price
Strategi harga menjadi faktor krusial bagi pelanggan dan produsen. Harga terlalu tinggi menyebabkan konsumen berpindah ke pesaing lain, namun harga yang terlalu murah akan meragukan kualitas barang yang dijual. Harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa (Kotler 2001). UMKM TAR menerapkan harga di atas rata-rata harga pasar karena kualitas bahan baku yang bagus dari telur bebek organik. Tabel 18 menunjukkan perbandingan strategi dan kebijakan harga tahun 2013.
3. Place
Ketersediaan toko dibeberapa tempat strategis memungkinkan semakin banyak konsumen yang mengenal produk tersebut. Distribusi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran (Kotler 2001). Tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat. Strategi lokasi tradisional UMKM TAR tahun 1994 dengan menitipkan telur asin di warung tenda, rumah makan, dan reseller. Tahun 1995 hingga saat ini UMKM TAR memutuskan mencari target pasar baru melalui pameran. Tabel 19 menunjukkan perbandingan strategi dan kebijakan “place”. Tabel 18. Strategi dan kebijakan "price"
Perusahaan Product Price Perusahaan Product Price
UMKM TAR
Pesaing I (Gilang)
Pesaing II (Kalongan)
Pesaing III (Banaran)
Rebus Mentah di Asin Bakar
Sumber : Data primer UMKM TAR (2013)
20
4. Promotion
Promosi menjadi teknik pemasaran untuk menarik konsumen agar mengkonsumsi produk kita. Promosi mencakup semua kegiatan perusahaan dalam melayani komunikasi dan promosi produk ke target pasar (Kotler 2001). Beberapa strategi promosi yang dapat diterapkan usaha kecil diantaranya dengan mengembangkan hubungan impersonal dengan pelanggan, mengembangkan komunitas, membangun jaringan dengan perusahaan lain, dan memberikan diskon pelanggan. Strategi promosi efektif yang dilakukan UMKM TAR yaitu melalui kemampuan WOM (word of mouth), pameran dan workshop, media buku produk unggulan Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Lamongan, serta promosi online melalui website Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur. UMKM TAR juga memiliki akun facebook dan twitter yang belum optimal penggunaannya karena keterbatasan sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan serta teknologi oleh struktur organisasi.
Tabel 19. Strategi dan kebijakan "place"
Perusahaan Place Perusahaan Place
UMKM TAR
Penjualan di ruko pribadi, sistem online, dan pameran.
Penjualan di rumah, pasar tradisional, warung, stasiun, terminal
Penjualan di pasar tradisional, stasiun, terminal
Penjualan di rumah, pasar tradisional, warung, stasiun, terminal
Referensi I
Penjualan di ruko pribadi, pameran
Penjualan di toko pribadi, reseller
Penjualan di toko pribadi, sistem
online
Sumber : Data primer UMKM TAR (2013)
Tabel 20. Strategi dan kebijakan "promotion"
Perusahaan Promotion Perusahaan Promotion
UMKM TAR
Word of mouth, workshop & exhibition, media massa, media
online
Word of mouth, workshop, media
massa
Word of mouth, media online
Word of mouth, media massa, media
online
21
Gambar 7. Promosi UMKM TAR melalui pameran & workshop yang diliput media massa (UMKM TAR 2013)
22
Analisis Masalah yang dihadapi
Analisis Lingkungan Internal (IFE) : KEKUATAN
a. Kualitas dan rasa yang bermutu
Kualitas dan rasa menjadi faktor utama konsumen untuk mengkonsumsi produk. Konsumen semakin cerdas memilih produk yang dikonsumsi. Konsumen kelas menengah keatas lebih memilih produk dengan kualitas yang baik dan rasa yang enak tanpa mempermasalahkan harga, sedangkan konsumen kelas menengah kebawah lebih memilih harga murah tanpa mengutamakan kualitas dan rasa, sehingga UMKM TAR menetapkan target untuk konsumen kelas menengah keatas dengan menawarkan kualitas dan rasa yang bermutu sehingga konsumen puas mengkonsumsi dan tidak kecewa.
b. Bahan baku telur bebek organik
Telur bebek organik berasal dari bebek yang dipelihara secara liar dengan makanan alami berupa sisa-sisa panen padi dan keong-keong. Telur bebek organik menghasilkan kuning telur yang lebih bagus dan berwarna kuning kemerahan, sedangkan telur bebek biasa yang dipelihara dikandang secara intensif dengan makanan konsentrat akan menghasilkan kuning telur yang kurang bagus dan terlihat kuning telur berwarna pucat.
c. Lokasi usaha strategis
Lokasi strategis akan mudah dijangkau konsumen, dan memungkinkan konsumen lain yang tidak sengaja melewati lokasi menjadi tahu keberadaan usaha tersebut. Lokasi strategis harus ditunjang dengan kemudahan akses transportasi ke lokasi. UMKM TAR terletak pada posisi strategis karena berada di pertigaan jalur Pantura Babat ke arah Surabaya – Tuban – Bojonegoro – Jombang sehingga konsumen mudah menjangkau lokasi tersebut.
d. Harga jual produk terjangkau
Penetapan harga jual produk bergantung daya beli konsumen dan kualitas produk yang ditawarkan. Harga tinggi harus disesuaikan dengan kualitas. Penetapan harga yang tepat akan menunjang peningkatan penjualan. Konsumen cerdas akan memilih produk berkualitas dengan harga terjangkau sehingga tidak kecewa. Hal tersebut telah diterapkan oleh UMKM TAR dalam menjalankan usahanya hingga saat ini dan terus mengutamakan kualitas yang baik dan harga terjangkau.
e. Pelayanan optimal kepada konsumen
Kualitas pelayanan menjadi faktor yang penting untuk diperhatikan UMKM TAR agar konsumen tidak kecewa. Kebersihan dan tata letak toko yang nyaman, keramahan, ketersediaan produk, jam operasional, jaminan mutu, kemasan, pemesanan khusus, dan bonus menjadi faktor yang harus diperhatikan. Pelayanan yang baik akan membuat konsumen puas dan membeli kembali serta merekomendasikan kepada orang lain melalui kekuatan word of mouth.
f. Hubungan kekeluargaan yang erat antara pemilik usaha dengan pekerja
23 serta memberikan yang terbaik. Hal ini diterapkan UMKM TAR dengan karyawannya yang berasal dari keluarga sendiri.
KELEMAHAN
a. Keterbatasan modal usaha
Perusahaan membutuhkan modal untuk mengembangkan usaha, baik modal sendiri maupun dari lembaga pemerintahan atau swasta dengan berbagai bunga yang ditawarkan. UMKM TAR mengalami keterbatasan modal usaha karena tidak berani berspekulasi menambah beban pembayaran hutang sehingga belum mencukupi untuk pengembangan usaha yang lebih besar.
b. Keterbatasan bahan baku
Bahan baku telur bebek organik diperoleh berdasarkan musim, sehingga tidak sepanjang tahun jumlahnya berlimpah, saat musim kemarau jumlahnya berkurang karena ketersediaan pakan alami seperti keong-keong jumlahnya terbatas dan mempengaruhi produksi telur. Pada musim penghujan dan panen padi, telur bebek organik melimpah karena cukup tersedia pakan alami.
c. Keterbatasan distribusi
Keberadaan toko utama di satu tempat menyebabkan tidak terjangkaunya konsumen di wilayah lain. UMKM TAR tidak memiliki cabang, sehingga konsumen dari luar daerah kesulitan untuk membeli produk. Biaya pengiriman tinggi menjadi kendala konsumen untuk memesan produk UMKM TAR, sehingga konsumen luar daerah berpikir ulang untuk melakukan pembelian.
d. Sifat produk mudah rusak
Produk yang rentan pecah dan bertahan satu minggu di ruangan biasa, menyebabkan tidak memungkinkannya distribusi keluar daerah yang lebih dari seminggu. Hal ini menjadi kendala konsumen untuk melakukan pemesanan karena takut produk dalam kondisi rusak dan tidak dapat dikonsumsi pada saat sampai ke tangan konsumen. Biaya packaging pengiriman yang lebih aman juga memakan biaya tambahan yang lebih mahal.
Analisis Lingkungan Eksternal (EFE) : PELUANG
a. Pertumbuhan perekonomian daerah
Pertumbuhan perekonomian daerah berpengaruh terhadap bantuan alokasi pendanaan UMKM dalam pengembangan usaha. Data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lamongan menunjukkan statistik kenaikan pertumbuhan ekonomi Lamongan di tahun 2012 mencapai 7,13% dan berbanding lurus dengan kenaikan income perkapita Rp 12.191.873 di tahun 2012. Dana alokasi bantuan modal dari APBD untuk kegiatan akselerasi program pemberdayaan UMKM di Kabupaten Lamongan mencapai Rp 3.700.000.000,- di tahun 2012. Dukungan dan fasilitas pemerintah kepada UMKM dapat dilihat pada lampiran ketiga. Hasil data tersebut membantu UMKM TAR untuk mendapatkan dukungan dan fasilitas dari daerah untuk mengembangkan usahanya dan berdampak terhadap peningkatan penjualan produknya.
b. Loyalitas konsumen mudah terbentuk
24
baik antara perusahaan dengan pelanggan, sehingga memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan tercipta kesetiaan terhadap merek serta membuat suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan. Loyalitas pelanggan sangat penting bagi perusahaan untuk menjaga kelangsungan usahanya. Pelanggan yang loyalitasnya tinggi akan antusias untuk memperkenalkannya kepada orang lain. Perusahaan harus lebih bekerja keras untuk mempertahankan pelanggan dibandingkan untuk mendapatkan pelanggan baru. Kualitas yang bermutu, citra perusahaan yang baik, harga yang bersaing, serta pelayanan informasi yang maksimal menjadi faktor pendukung UMKM TAR dalam menciptakan loyalitas konsumen yang menjadi aset penting perusahaan.
c. Potensi pasar luas
Data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lamongan menunjukkan jumlah penduduk Lamongan tahun 2012 mencapai 1.284.379 jiwa dengan luas area mencapai 1.812,80 Ha serta kepadatan penduduk mencapai 708,51. Pengeluaran perkapita riil yang disesuaikan menunjukkan angka 634,92 di tahun 2011 dan 635,73 di tahun 2012. Tingkat kemiskinan yang menurun di tahun 2012 sebesar 13,06% serta pengeluaran perkapita yang meningkat menandakan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat setempat semakin membaik dan masyarakat semakin konsumtif sehingga kondisi ini memberikan peluang potensi pasar yang luas bagi UMKM TAR untuk memasarkan produknya.
d. Hubungan baik dengan mitra kerja sama
Keberhasilan dalam menjalin hubungan baik dengan mitra kerja sama akan membawa kesempatan yang saling menguntungkan. Hubungan kerja sama yang semakin luas dan bervariasi akan menambah peluang bagi pemasaran UMKM TAR dan mempengaruhi penjualan. Berkembangnya teknologi menjadi peluang UMKM TAR dalam membina hubungan kerja sama positif untuk melakukan perluasan pemasaran sesuai dengan target pasar yang ditentukan. Kerja sama dengan beberapa hotel terkemuka, bandara, restoran, supermarket hingga ekspor, dapat membantu UMKM TAR semakin berkembang.
e. Hubungan baik dengan pemasok bahan baku
Hubungan baik dengan pemasok bahan baku harus dijaga agar rantai pasokan bahan baku tetap terjaga dan menunjang proses produksi. UMKM TAR memperoleh bahan baku dari beberapa pemasok khusus dengan kualitas bahan baku yang memenuhi standar. UMKM TAR bekerja sama dengan kelompok ternak itik di Lamongan sehingga bahan baku produk tetap tersedia meskipun berada pada musim kemarau yang cenderung terbatas jumlahnya. UMKM TAR menjaga hubungan baik dengan pemasok bahan baku dengan memberikan pembinaan ternak itik serta pengarahan tentang usaha pembuatan telur asin sehingga masyarakat setempat mendapatkan tambahan penghasilan dari hasil produksi telur asin.
f. Perkembangan akses promosi melalui media sosial
25 online baik melalui media sosial berupa facebook, twitter, instagram, website maupun blog untuk membantu peningkatan penjualan produk.
ANCAMAN
a. Kenaikan bahan bakar minyak (BBM)
Kenaikan BBM berdampak pada beberapa sektor kehidupan masyarakat. Kenaikan BBM cenderung menaikkan harga barang-barang lain atau inflasi. Penetapan harga produk UMKM TAR sejak berdiri tahun 1994 sangat terpengaruh terhadap kenaikan harga BBM untuk proses produksi hingga pemasaran. Tabel 22 menunjukkan dampak kenaikan BBM terhadap kenaikan harga UMKM TAR.
b. Kenaikan harga bahan baku
Harga jual UMKM TAR mengikuti kenaikan harga bahan baku ditambah dengan biaya yang lainnya seperti biaya transportasi, BBM, bahan baku penunjang, serta upah tenaga kerja. UMKM TAR harus mampu menentapkan harga jual yang dapat dijangkau konsumen. Apabila harga tidak mampu dijangkau konsumen akan menurunkan tingkat penjualan. Tabel 23 menunjukkan pengaruh kenaikan bahan baku terhadap harga jual.
Tabel 23. Pengaruh kenaikan bahan baku terhadap harga jual UMKM TAR
Tahun Harga Bahan Baku/butir
(dalam rupiah) Sumber : Data primer UMKM TAR (2013)
Tabel 22. Dampak kenaikan BBM terhadap kenaikan harga UMKM TAR
Tahun Masa Presiden Kenaikan BBM
(dalam rupiah)
Kenaikan Harga UMKM TAR (dalam rupiah) Susilo Bambang Yudhoyono Susilo Bambang Yudhoyono
Susilo Bambang Yudhoyono Susilo Bambang Yudhoyono
700,- menjadi 1.200,-
600,- menjadi 1.150,-
1.450,- menjadi 1.550,-
1.500,- menjadi 1.810,-
1.810,- menjadi 2.400,- 2.400,- menjadi 4.500,-
4.500,- menjadi 6.000,-
4.500,- menjadi 6.500,-
350,- menjadi 750,-
750,- menjadi 1.250,-
1.250,- menjadi 1.500,-
1.500,- menjadi 1.750,-
1.750,- menjadi 2.250,- 2.250,- menjadi 2.750,-
2.750,- menjadi 3.000,-
3.000,- menjadi 3.500,-
Sumber : Data primer UMKM TAR (2013)
Tabel 21. Penetrasi internet berdasarkan populasi di Indonesia
(Dalam Juta) 2010 2011 2012 2013
Penduduk Perkotaan Keluarga
Pengguna Internet Perkotaan Pengguna Internet
26
c. Biaya pengiriman barang yang tinggi
Konsumen akan mempertimbangkan pengiriman produk ke luar daerah melalui jasa ekspedisi dikarenakan biaya yang tinggi, resiko kerusakan barang, dan ketahanan produk. Jasa pengiriman barang dapat menggunakan JNE, TIKI, INDEX, maupun PT. POS Indonesia. Jasa PT. POS Indonesia lebih murah dibandingkan jasa ekspedisi lainnya, sehingga UMKM TAR bekerja sama dengan perusahaan tersebut.
d. Peningkatan persaingan industri telur asin di Kabupaten Lamongan
Persaingan tinggi mengharuskan UMKM TAR melakukan inovasi produk, kemasan, cara pemasaran, cara pengiriman, dan teknologi produksi untuk meningkatkan penjualan dan pencitraan perusahaan yang baik. Inovasi produk dengan membuat telur asin bakar oven, inovasi kemasan saat ini menggunakan kotak bersekat hasil bantuan dari UPT Makanan dan Minuman Jawa Timur, inovasi pemasaran melalui media sosial mulai dikembangkan untuk bertahan menghadapi pesaing lama maupun yang baru bermunculan.
Matriks IFE
Tabel 24. IFE Matrix UMKM TAR
Faktor Strategis Internal Rating Bobot Skor Total KEKUATAN A1 Kualitas dan rasa yang
bermutu
4,0 0,141 0,565
A2 Bahan baku telur bebek organik 3,7 0,129 0,475
A3 Lokasi usaha strategik 3,8 0,133 0,504
A4 Harga jual produk terjangkau 3,8 0,133 0,504 A5 Pelayanan optimal kepada
konsumen
3,9 0,137 0,534
A6 Hubungan kekeluargaan yang erat antara pemilik usaha dengan pekerja
3,7 0,129 0,475
KELEMAHAN B1 Keterbatasan modal usaha 1,3 0,047 0,063 B2 Keterbatasan bahan baku 1,1 0,039 0,044
B3 Keterbatasan distribusi 1,8 0,063 0,112
B4 Sifat produk mudah rusak 1,3 0,047 0,063
Total 1 3,336
27
Matriks EFE
Matriks IE
Hasil skor IFE menunjukkan angka (3,336) dan skor EFE sebesar (3,168) maka posisi UMKM TAR berada pada sel ke I. Perusahaan memiliki posisi yang sangat bagus dengan kekuatan dan peluang tinggi dalam mengembangkan usaha UMKM TAR.
SKOR IFE
Kuat Rata-Rata Lemah 3,0 – 4,0 2,0 – 2,99 1,0 – 1,99 3,336
Tinggi S 3,0 – 4,0 K 3,168
O R Rata-Rata
2,0 – 2,99 E F
E Rendah 1,0 – 1,99
I II III
IV V VI
VII VIII IX
Gambar 8. IE Matrix (Data diolah 2013) Tabel 25. EFE Matrix UMKM TAR
Faktor Strategis Eksternal Rating Bobot Skor Total PELUANG A1 Pertumbuhan perekonomian daerah 3,4 0,129 0,443 A2 Loyalitas konsumen sudah terbentuk 3,9 0,145 0,565
A3 Potensi pasar luas 3,8 0,141 0,533
A4 Hubungan baik dengan mitra kerja sama 3,7 0,137 0,502 A5 Hubungan baik dengan pemasok bahan
baku
3,8 0,141 0,533
A6 Perkembangan akses promosi melalui media sosial
3,0 0,112 0,336
ANCAMAN B1 Kenaikan bahan bakar minyak (BBM) 1,2 0,046 0,056 B2 Kenaikan harga bahan baku 1,2 0,046 0,056
B3 Biaya pengiriman barang yang tinggi 1,3 0,050 0,066 B4 Peningkatan persaingan industri telur asin 1,4 0,054 0,078
Total 1 3,168
28
Matriks SWOT
Alternatif strategi pada matriks SWOT bersumber dari data yang diolah pada matriks IE. UMKM TAR berada pada sel ke I dengan implikasi strategi “Tumbuh dan Membangun”. Rekomendasi strategi yang dapat diterapkan oleh UMKM TAR dapat dilihat pada Tabel 26. Hasil analisis matriks SWOT diperoleh alternatif strategi UMUKM TAR, meliputi :
1. Strategi SO ( Strengths – Opportunities )
Mempertahankan kualitas produk (S1, S2, S4, O2, O3, O6). Strategi ini cocok untuk diterapkan pada perusahaan yang memiliki kekuatan yang besar dan peluang yang bagus untuk berkembang.UMKM TAR berada pada kuadran pertama dan sesuai dengan strategi SO yang diterapkan berdasarkan matriks SWOT.
2. Strategi WO ( Weaknesses – Opportunities )
Menjaga hubungan baik dengan pelanggan dan pemasok bahan baku (W2, W3, O2, O5). Strategi akan meminimalkan biaya promosi perusahaan dengan menerapkan pendekatan secara personal kepada konsumen. Media promosi online memberi peluang besar untuk memperluas pasar dengan biaya yang terjangkau (Low Cost).
3. Strategi ST ( Strengths – Threats )
Melakukan diferensiasi produk dengan harga jual terjangkau (S2, S4, T2, T4). Ancaman diminimalisir dengan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Melakukan inovasi baru melalui diferensiasi produk dalam segi rasa, jenis, dan bentuk kemasannya agar konsumen memiliki banyk alternatif pilihan produk dalam pembeliannya serta memiliki nilai yang lebih dibanding pesaing-pesaingnya. 4. Strategi WT ( Weaknesses – Threats )
29 Tabel 26. SWOT Matrix UMKM TAR
INTERNAL
EKSTERNAL
KEKUATAN
STRENGTHS ( S )
1. Kualitas dan rasa yang bermutu
2. Bahan baku telur bebek organik
3. Lokasi usaha strategik 4. Harga jual produk terjangkau 5. Pelayanan optimal kepada konsumen
6. Hubungan kekeluargaan yang erat antara pemilik usaha dengan pekerja
KELEMAHAN
WEAKNESSESS ( W )
1. Keterbatasan modal usaha 2. Keterbatasan bahan baku 3. Keterbatasan distribusi 4. Sifat produk mudah rusak
PELUANG
OPPORTUNITIES ( O ) 1. Pertumbuhan perekonomian daerah
2. Loyalitas konsumen sudah terbentuk
3. Potensi pasar luas 4. Hubungan baik dengan mitra kerja sama 5. Hubungan baik dengan pemasok bahan baku 6. Perkembangan akses promosi melalui media sosial
Mempertahankan kualitas produk (S1, S2, S4, O2, O3, O6)
Menjaga hubungan baik dengan pelanggan dan
pemasok bahan baku (W2, W3, O2, O5)
ANCAMAN
THREATS ( T ) 1. Kenaikan bahan bakar minyak (BBM) 2. Kenaikan harga bahan baku
3. Biaya pengiriman barang yang tinggi
4. Peningkatan persaingan industri telur asin
Melakukan diferensiasi produk dengan harga jual
terjangkau
Sumber : Data diolah (2013)
Analisis Analytical Hierarchy Process ( AHP )
AHP digunakan sebagai pengambil keputusan strategi pemasaran UMKM TAR dengan mengidentifikasi fokus utama, faktor yang berpengaruh, aktor yang berperan, tujuan yang ingin dicapai, dan alternatif strategi pemasaran.
Faktor yang berpengaruh dalam pemasaran UMKM TAR : 1. Kualitas produk dan pelayanan (F1)
30
2. Potensi pasar (F2)
Peluang yang baik apabila perusahaan dapat memanfaatkan potensi pasar yang ada untuk memaksimalkan penjualan. Perusahaan harus mampu menganalisis peluang pasar dan mengambil kesempatan yang besar dengan adanya peluang pasar tersebut untuk kemajuan UMKM TAR.
3. Harga produk (F3)
Konsumen lebih memilih produk dengan harga terjangkau dan kualitas terjamin. Konsumen semakin cerdas dan konsumtif yang didukung dengan tingkat perekonomian dan kesejahteraan masyarakat yang membaik, sehingga lebih memperhatikan kesehatan dan kualitas produk yang dikonsumsinya.
4. Ketersediaan bahan baku (F4)
Bahan baku yang tersedia akan menjaga kelangsungan proses produksi dan tidak mengecewakan konsumen akibat kelangkaan produk. Konsumen akan kecewa apabila barang yang diharapkan tidak tersedia. UMKM TAR harus mampu menjaga kestabilan ketersediaan produk untuk menghindari hal-hal yang dapat mengurangi penjualan akibat pelayanan yang kurang maksimal.
5. Media promosi produk (F5)
Media promosi melalui media massa, media elektronik, serta media online akan membantu penjualan produk. Konsumen akan berusaha mencari informasi mengenai produk yang akan dikonsumsi serta cenderung bertanya ke konsumen yang pernah mengkonsumsi produk tersebut agar lebih yakin. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh UMKM TAR agar lebih gencar dan memeperluas jaringan informasi yang tersedia, sehingga konsumen lebih mudah mengetahui segala informasi mengenai produk tersebut. UMKM TAR juga harus memiliki ketrampilan dalam manajemen pemasaran melalui komunikasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta ketrampilan penggunaan peralatan modern penunjang pemasaran online melalui instagram, website, blog, path, twitter, facebook, fanspage, e-mail, dan sebagainya.
6. Kemitraan dengan Badan/Lembaga pendanaan (F6)
Menjalin kerjasama dengan badan/lembaga pendanaan akan membantu perusahaan untuk mengembangkan usaha dan memasarkan produk. Jumlah badan/instansi yang berbondong-bondong menyediakan fasilitas dan bantuan permodalan UMKM semakin banyak. UMKM TAR harus melebarkan sayap untuk bekerjasama dengan berbagai pihak diluar daerah hingga mancanegara untuk melakukan kegiatan ekspor produk agar lebih dikenal masyarakat hingga dunia.
Aktor yang berperan dalam pemasaran UMKM TAR : 1. Pemilik (A1)