• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN INTELEGENSI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMP NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN INTELEGENSI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMP NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN INTELEGENSI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMP NEGERI 2

BANDAR LAMPUNG (Skripsi)

Oleh

Rizki Putra Sanjaya 0918011097

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN NUTRITIONAL STATUS AND INTELLIGENCE WITH ACADEMIC ACHIEVEMENT AMONG JUNIOR

HIGH SCHOOL 2 STUDENTS BANDAR LAMPUNG

By

Rizki Putra Sanjaya

Academic achievement is one way of assessing the quality of a child. Academic achievement is influenced by endogenous factors (physiological and psychological) and exogenous factors. Physiological factors consist of nutritional status and sense organs, while psychological factors consist of intelligence, willpower, gift, etc.

The study was directed in October–December 2012 with a cross-sectional method to determine the relationship between nutritional status and intelligence with academic achievement on the 128 students of eighth grade junior high school 2 Bandar Lampung in Academic Year 2012-2013.

Results showed students nutritional status for overweight category by 61%; risk of overweight category by 24%, 15% normal category. Superior level of students intelligence category by 55%; high average category by 26%; average category by 19%. Academic achievement of students categorized as very good by 45%; categories good by 55%.

(3)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN INTELEGENSI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMP NEGERI 2

BANDAR LAMPUNG

Oleh

Rizki Putra Sanjaya

Prestasi belajar adalah salah satu cara menilai kualitas seorang anak. Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor endogen (fisiologis dan psikologis) dan faktor eksogen. Faktor fisiologis terdiri dari status gizi dan panca indera, sedangkan faktor psikologis terdiri dari intelegensi, kemauan, bakat, dll.

Penelitian dilakukan pada bulan Oktober–Desember 2012 dengan metode cross-sectional untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan intelegensi dengan prestasi belajar pada 128 siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012-2013.

Hasil penelitian menunjukkan status gizi siswa kategori overweight sebanyak 61%; kategori risk of overweight sebanyak 24%; kategori normal sebanyak 15%. Tingkat intelegensi siswa kategori superior sebanyak 55%; kategori high average sebanyak 26%; kategori average sebanyak 19%. Prestasi belajar siswa kategori baik sekali sebanyak 45%; kategori baik sebanyak 55%.

Berdasarkan analisis bivariat didapatkan hubungan bermakna antara tingkat intelegensi dengan prestasi belajar (p=0,000), sedangkan tidak didapatkan hubungan bermakna antara status gizi dengan prestasi belajar (p=0,951). Berdasarkan analisis multivariat didapatkan hubungan bermakna antara tingkat intelegensi dengan prestasi belajar siswa (p=0,000), sedangkan sedangkan tidak didapatkan hubungan bermakna antara status gizi dengan prestasi belajar (p=0,953).

(4)

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN INTELEGENSI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMP NEGERI 2

BANDAR LAMPUNG

Oleh

Rizki Putra Sanjaya 0918011097

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA KEDOKTERAN

Pada

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

Judul Skripsi : HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN INTELEGENSI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMP NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG.

Nama Mahasiswa :Rizki Putra Sanjaya Nomor Pokok Mahasiswa : 0918011097

Program studi : Pendidikan Dokter

Fakultas : Kedokteran

MENYETUJUI 1.Komisi Pembimbing

dr. Reni Zuraida, M.Si. dr. Fitria Saftarina, M.Sc.DK. NIP. 197901242005012015 NIP. 197809032006042001

2.Dekan Fakultas Kedokteran Unila

(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : dr. Reni Zuraida, M.Si.

---Sekretaris : dr. Fitria Saftarina, M.Sc. DK.

---Penguji

Bukan Pembimbing : dr. Azelia Nusa Dewiarti, M.PH.

---2. Dekan Fakultas Kedokteran

Dr. Sutyarso, M.Biomed NIP. 195704241987031001

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 23 Februari 1991, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara, dari Bapak Hi. Syaiful Anwar, S.H.,M.M (alm) dan Ibu Dra. Hj. Mery Herawati, M.M.

Pendidikan Kanak-Kanak (TK) Pertiwi diselesaikan pada tahun 1997, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 2 Rawa Laut Bandar Lampung pada tahun 2003, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP 2 Bandar lampung diselesaikan pada tahun 2006, dan Sekolah Menengah Akhir (SMA) di SMA 2 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2009.

(8)
(9)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah AWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul Hubungan antara Status Gizi dan Intelegensi dengan Prestasi Belajar pada Siswa SMP Negeri 2 Bandar Lampung” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Kedokteran di Universitas Lampung .

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Hariyanto, M.S selaku Rektor Universitas Lampung. 2. Dr. Sutyarso, M.Biomed., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung.

3. dr. Reni Zuraida, M.Si., selaku Pembimbing Utama atas kesediaannya untuk memberikan waktu, motivasi, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

(10)

5. dr. Azelia Nusa Dewiarti, M.PH., selaku Penguji Utama atas kesediaannya memberikan untuk waktu, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. dr. Dewi Nur Fiana dan dr. Anggraini Janar Wulan, selaku Pembimbing Akademik.

7. Seluruh Staf Pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, atas ilmu dan pengetahuan yang telah diberikan kepada penulis.

8. Seluruh Staf Administrasi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, atas dukungannya selama menempuh pendidikan maupun dalam menyelesaikan penelitian ini.

9. Ibu Euis Tati Darnati, M.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 2 Bandar Lampung, tempat dimana penelitian ini dilakukan.

10. Pak Tris dan Pak Marwan atas waktu dan bantuan yang telah diberikan untuk menyelesaikan penelitian ini.

11. Orang tuaku Hi. Syaiful Anwar, S.H.,M.M (alm) dan Ibu Dra. Hj. Mery Herawati, M.M. atas dukungan, doa, kerja keras dan motivasi yang senantiasa diberikan selama ini.

12. Kakakku dr. Puspita Sari, M.Kes dan Ade Perinda Sari, S.H.,M.H., serta kakak iparku Hayudian Utomo, S.Sos., M.M., atas perhatian dan doa yang telah diberikan.

13. Keluarga besar H. Abi Yazid Husein atas dukungan dan doa yang telah diberikan.

(11)

15. Dian Revita Sari atas bantuan, perhatian dan pengertian yang diberikan hingga penelitian ini dapat terselesaikan.

16. dr. Iswandi Darwis, Cyntia Giska, S.Ked dan M. Ibnu Sina, S.Ked atas bimbingannya selama ini.

17. Teman- teman “Kelompok Belajar” (Agnes, Ajo, Reza, Uli dan Dea), atas dukungan dan motivasinya dalam menyelesaikan penelitian ini.

18. Sahabat-sahabatku Tetra, Husni, Hilman dan “Tim Kehidupan” (Rino, Fariz, Adri, Satya, Galih, Apga dan Salman) atas dukungan dan kehadirannya pada penelitian maupun seminar penelitian ini.

19. Rekan – rekan angkatan 2009, atas kebersamaan, dukungan dan bantuannya selama ini.

20. Seluruh keluarga besar mahasiswa FK Universitas lampung atas dukungannya dalam penelitian ini.

21. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian penelitian ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Januari 2013, Penulis,

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Kerangka Pemikiran ... 6

1.5.1 Kerangka Teori ... 6

1.5.2 Kerangka Konsep ... 7

1.6 Hipotesis ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prestasi Belajar ... 9

2.1.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar... 10

2.1.1.1 Faktor Internal ... 10

2.1.1.2 Faktor Eksternal ... 12

2.2 Status Gizi... 13

2.2.1 Penilaian Status Gizi... 14

2.2.2.1 Antropometri ... 14

(13)

x

2.3.1 Tes Intelegensi ... 16

2.3.2.1 Tes Intelegensi Individu... 17

a. Tes Stanford Binet ... 17

b. Tes WPPSI ... 17

c. Tes WISC ... 18

2.3.2.2 Tes Intelegensi Kelompok... 18

a. Tes CPM ... 18

b. Tes Intelegensi 69... 18

c. Tes CFIT... 19

III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 21

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 21

3.2.1 Tempat Penelitian ... 21

3.2.2 Waktu Penelitian ... 22

3.3 Populasi Penelitian... 22

3.4 Sampel Penelitian ... 22

3.5 Identifikasi Variabel Penelitian ... 25

3.5.1 Variabel Bebas... 25

3.5.2 Variabel Terikat ... 25

3.6 Definisi Operasional ... 25

3.7 Alat dan Cara Penelitian ... 27

3.7.1 Alat Penelitian ... 27

3.7.2 Cara Penelitian... 27

3.8 Pengolahan dan Analisis Data ... 28

3.8.1 Pengolahan Data ... 28

3.8.2 Analisis Data ... 29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil... 31

4.1.1 Karakteristik Responden... 31

(14)

4.1.2.1 Status Gizi Subjek Penelitian ... 33

4.1.2.2 Tingkat Intelegensi Subjek Penelitian... 33

4.1.2.3 Prestasi Subjek Penelitian ... 34

4.1.3 Analisis Bivariat ... 35

4.1.3.1 Hubungan Antara Status Gizi dengan Prestasi Belajar .. 35

4.1.3.2 Hubungan Antara Intelegensi dengan Prestasi Belajar .. 35

4.1.4 Analisis Multivariat ... 36

4.1.4.1 Hubungan Antara Status Gizi dan Intelegensi dengan Prestasi Belajar ... 36

4.2 Pembahasan ... 38

4.2.1 Analisis Univariat ... 38

4.2.1.1 Status Gizi Subjek Penelitian ... 38

4.2.1.2 Tingkat Intelegensi Subjek Penelitian... 40

4.2.1.3 Prestasi Subjek Penelitian ... 42

4.2.2 Analisis Bivariat ... 44

4.2.2.1 Hubungan Antara Status Gizi dengan Prestasi Belajar .. 44

4.2.2.2 Hubungan Antara Intelegensi dengan Prestasi Belajar .. 46

4.2.3 Analisis Multivariat ... 47

4.2.3.1 Hubungan Antara Status Gizi dan Intelegensi dengan Prestasi Belajar ... 47

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 52

5.2 Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

(15)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kebaikan dan Kelemahan Macam-Macam Indikator Antropometri ... 15

2. Jumlah Sampel Tiap Kelas ... 24

3. Sebaran Sampel berdasarkan Jenis Kelamin ... 24

4. Definisi Operasional... 26

5. Distribusi Frekuensi berdasarkan Kelas ...32

6. Distribusi Frekuensi berdasarkan Umur...32

7. Distribusi Frekuensi berdasarkan Jenis Kelamin ...32

8. Status Gizi Subjek Penelitian ... 33

9. Tingkat Intelegensi Subjek Penelitian ... 34

10. Prestasi Belajar Subjek Penelitian ... 34

11. Distribusi dan Hubungan antara Status Gizi dan Prestasi Subjek Penelitian ...35

12. Distribusi dan Hubungan antara Intelegensi dan Prestasi Subjek Penelitian ...36

13. Distribusi dan Hubungan antara Intelegensi, Status Gizi dan Prestasi Subjek Penelitian...37

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan alur faktor-faktor yang terikat antara status gizi dan intelegensi dengan prestasi belajar ... 6 2. Bagan alur hubungan antara status gizi dan intelegensi dengan prestasi

(17)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak merupakan generasi penerus bangsa karena mereka merupakan aset negara yang akan melanjutkan pembangunan bangsa ini. Kegagalan dalam memahami kebutuhan anak akan berujung pada kegagalan dalam membantu mereka untuk menjadi manusia berkualitas, yang berarti gagal dalam menyambung sebuah generasi. Pembinaan dan pengembangan anak memerlukan perhatian penting agar tercapai proses tumbuh kembang yang optimal dan menjadi manusia yang berkualitas (Novita, 2007).

(18)

2

Sebagaimana bagian atau fungsi tubuh yang lain, intelegensi juga mengalami perkembangan yang pesat pada usia-usia tertentu saja (Wasis, 2001). Fenomena

tumbuh kembang terjadi pada fase anak-anak, yang berkaitan dengan pertumbuhan anak secara fisik dan perkembangan yang dihubungkan dengan fungsi kematangan organ tersebut (Novita, 2007). Masalah nutrisi atau gizi menjadi penting karena memiliki peran besar dalam proses fisiologi tubuh manusia. Setiap zat gizi dibutuhkan manusia untuk proses pertumbuhan dan perkembangan sel-sel, menjaga keseimbangan berbagai macam reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh manusia, dan membantu proses penyembuhan maupun perbaikan jaringan-jaringan tubuh manusia yang rusak (Cynthia, 2011).

Anak yang mengalami malnutrisi tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik (Cynthia, 2011). Hal tersebut dapat menyebabkan terganggunya perkembangan organ, terutama otak anak. Sel-sel otak tidak dapat mencapai tahapan perkembangannya dengan sempurna dan tidak mampu mencapai ukuran yang maksimal sehingga terjadi lingkar kepala kecil, rendahnya kecerdasan, dan menurunnya produktivitas pada anak yang lebih besar (Hadi, 2005). Pengaruh malnutrisi pada fungsi otak akan lebih terlihat pada anak usia sekolah. Ada keterbatasan produktivitas dan pencapaian prestasi belajar pada periode ini yang mengalami malnutrisi (Sadler, 1999).

(19)

3

ketiga kelompok umur masih tinggi, yaitu pada kelompok umur 6-12 tahun (35,8%), kelompok umur 13-15 tahun (35,2%) dan kelompok umur 16-18 tahun (31,2%). Prevalensi kurus pada kelompok umur 6-12 tahun dan kelompok umur 13-15 tahun hampir sama sekitar 11%, sedangkan pada kelompok umur 16-18 8,9%.

Berdasarkan data-data tersebut diatas, peneliti merasa perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai hubungan antara status gizi dan intelegensi dengan prestasi belajar terutama pada siswa SMP yang termasuk kelompok umur dengan prevalensi anak pendek dan anak kurus cukup tinggi (13-15 tahun), dan SMP Negeri 2 Bandar Lampung dipilih sebagai tempat penelitian karena merupakan salah satu SMP favorit yang terdiri dari siswa yang berasal dari beragam daerah di Provinsi Lampung dan merupakan Sekolah Berstandar Internasional (SBI), dimana Tes Intelegensi digunakan sebagai salah satu acuan dari seleksi penerimaan siswa baru dan juga sebagai data yang diperlukan pada penelitian.

1.2 Rumusan Masalah

(20)

4

sumbangan yang besar pada seseorang dalam melakukan aktifitasnya, khususnya dalam bidang pendidikan dan pengajaran (Wasis, 2001).

Sebagaimana bagian atau fungsi tubuh yang lain, intelegensi juga mengalami perkembangan yang pesat pada usia-usia tertentu saja (Wasis, 2001). Anak yang mengalami malnutrisi tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik (Cynthia, 2011). Ada keterbatasan produktivitas dan pencapaian prestasi belajar pada periode ini yang mengalami malnutrisi (Sadler, 1999).

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana keadaan status gizi pada siswa SMP Negeri 2 Bandar Lampung? 2. Bagaimana gambaran tingkat intelegensi pada siswa SMP Negeri 2 Bandar

Lampung?

3. Bagaimana gambaran tingkat prestasi belajar pada siswa SMP Negeri 2 Bandar Lampung?

4. Adakah hubungan antara status gizi dan intelegensi dengan prestasi belajar pada siswa SMP Negeri 2 Bandar Lampung?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

(21)

5

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui keadaan status gizi pada siswa SMP Negeri 2 Bandar Lampung. 2. Mengetahui gambaran tingkat intelegensi pada siswa SMP Negeri 2 Bandar

Lampung.

3. Mengetahui gambaran tingkat prestasi belajar pada siswa SMP Negeri 2 Bandar Lampung.

4. Mengetahui hubungan antara status gizi dan intelegensi dengan prestasi belajar pada siswa SMP Negeri 2 Bandar Lampung.

1.4 Manfaat Penelitian

Selain mencapai tujuan penelian yang telah ditetapkan, penelitian ini juga memiliki kegunaan akademis yaitu:

1. Bagi Peneliti

Untuk meningkatkan kemampuan peneliti tentang hubungan antara status gizi dan intelegensi dengan prestasi belajar pada siswa SMP Negeri 2 Bandar Lampung.

2. Bagi Siswa dan SMP Negeri 2 Bandar Lampung

(22)

6

3. Bagi Institusi Pendidikan dan Masyarakat

Menambah pengetahuan, kepustakaan dan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

1.5 Kerangka Pemikiran

1.5.1 Kerangka Teori

(Sumber: Slameto,2003)

Gambar 1. Bagan alur faktor-faktor yang terkait antara status gizi dan intelegensi dengan prestasi belajar.

Penelitian oleh Huwae (2005) di Kabupaten Nabire, penelitian ini menyatakan terdapat hubungan yang erat antara status gizi dengan prestasi belajar siswa yaitu,

(23)

7

semakin tinggi status gizi siswa maka akan semakin tinggi pula prestasi belajarnya. Pada penelitian yang lainya oleh Wasis (2001), didapatkan hubungan yang bermakna antara IQ dengan prestasi belajar pada 126 siswa SLTP di kota Semarang.

1.5.2 Kerangka Konsep

Gambar 2. Bagan alur hubungan antara status gizi dengan intelegensi dan prestasi belajar.

Malnutrisi dapat mengurangi volume otak, jumlah neuron, sinaps, dendrit, dan zona reaktif yang terlibat dalam sistem interkoneksi sel saraf sehingga dapat mengakibatkan terjadinya ganguan transmisi impuls dan komunikasi antar sel saraf. Walaupun otak memiliki mekanisme perlindungan yaitu plastisitas otak untuk mencegah kerusakan sel akibat faktor eksternal (gizi kurang), namun jika paparan ini terjadi pada saat proses perkembangan dengan durasi yang lama dan derajat yang berat, hal ini akan membuat sel tersebut semakin rentan untuk mengalamiinjurydan kehilangan fungsinya (Mendoza, 2007).

Variabel bebas Variabel terikat INTELEGENSI

(24)

8

Intelegensi atau kecerdasan merupakan faktor yang besar peranannya dalam menentukan berhasil atau tidaknya seseorang meliputi program pendidikan. Pada umumnya orang yang mempunyai taraf kecerdasan tinggi akan lebih baik prestasinya dibandingkan dengan orang yang mempunyai taraf kecerdasan sedang atau rendah (Wasis, 2001).

1.6 Hipotesis

(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar (Novita, 2007). Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari perbuatan belajar, karena belajar merupakan proses, sedangkan prestasi belajar merupakan hasilnya. Prestasi belajar adalah prestasi yang dicapai oleh seorang siswa dalam jangka waktu tertentu dan yang tercatat dalam buku rapor sekolah (Wasis, 2001).

Prestasi belajar seseorang dapat diketahui dengan melakukan pengukuran dan penilaian terhadap hasil pendidikan yang diberikan. Dalam pendidikan sekolah, pengukuran dan penilaian yang dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar siswa dengan memberikan tes atau ujian. Maksud penilaian hasil pendidikan itu adalah untuk mengetahui pada waktu dilakukan penilaian sudah sejauh manakah kemajuan anak didik (Wasis, 2001).

(26)

10

2.1.1 Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu (Slameto, 2003).

2.1.1.1 Faktor Internal

Faktor Fisiologis

Kondisi fisiologis umum dari pelajar sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang dalam keadaan lelah atau sakit. Anak yang kekurangan gizi, belajarnya tidak sebaik anak yang sehat. Mereka lekas lelah, mudah mengantuk, dan sulit menerima pelajaran. Kekurangan gizi disertai anemia akan mengurangi ketahanan fisik anak sehingga konsentrasi belajar menurun dan akhirnya mengurangi prestasi belajar.

(27)

11

menghambat dirinya di dalam menangkap pelajaran, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi hasil prestasi belajarnya disekolah (Wasis, 2001).

Faktor Psikologis

• Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang. Seseorang yang mempunyai intelegensi jauh dibawah normal akan sulit diharapkan untuk mencapai prestasi tinggi dalam proses belajar. Sangat perlu dipahami bahwa intelegensi itu bukan merupakan satu-satunya faktor penentu keberhasilan seseorang. Intelegensi itu hanya merupakan salah satu faktor dari sekian banyak faktor. Sebaliknya, seseorang yang intelegensinya tidak seberapa tinggi atau sedang, mungkin saja mencapai prestasi tinggi jika proses belajarnya ditunjang dengan berbagai faktor lain yang memungkinkan untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal.

• Kemauan dapat dikatakan sebagai faktor utama penentu keberhasilan belajar seseorang. Lebih dari itu, dapat dikatakan kemauan merupakan motor penggerak utama yang menentukan keberhasilan seseorang dalam segi kehidupannya. Bagaimanapun sebaiknya proses belajar yang dilakukan seseorang hasilnya akan kurang memuaskan jika orang tersebut tidak memiliki kemauan yang keras.

(28)

12

• Daya ingat sangat mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang. Daya ingat dapat didefinisikan sebagai daya jiwa untuk memasukkan, menyimpan, dan mengeluarkan kembali suatu kesan.

• Daya konsentrasi merupakan suatu kemampuan untuk memfokuskan pikiran, perasaan, kemauan dan segenap panca indra ke satu objek didalam satu aktivitas (Isdaryanti, 2007).

2.1.1.2 Faktor Eksternal

• Faktor Lingkungan Keluarga

Faktor lingkungan keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama dalam menentukan perkembangan pendidikan seseorang. Kondisi lingkungan keluarga sangat menentukan keberhasilan belajar seseorang diantaranya ialah adanya hubungan yang harmonis diantara sesama anggota keluarga, tersedianya tempat dan peralatan belajar yang cukup memadai, keadaan ekonomi keluarga yang cukup, suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian yang besar dari orang tua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya.

• Faktor Lingkungan Sekolah

(29)

13

gedung sekolah yang memenuhi persyaratan bagi berlangsungnya proses belajar yang baik, adanya teman yang baik, adanya keharmonisan hubungan diantara semua personil sekolah.

• Faktor Lingkungan Masyarakat

Didalam masyarakat ada lingkungan atau tempat yang dapat menunjang keberhasilan belajar, ada pula lingkungan atau tempat tertentu yang meghambat keberhasilan belajar. Lingkungan atau tempat tertentu yang dapat menunjang keberhasilan belajar antaranya lembaga-lembaga pendidikan non formal yang melaksanakan kursus-kursus tertentu. Lingkungan atau tempat yang dapat menghambat keberhasilan belajar antara lain adalah tempat hiburan tertentu yang banyak dikunjungi yang mengutamakan kesenangan atau hura-hura seperti diskotik, bioskop, dan lain-lain.

• Faktor Waktu

Adanya keseimbangan antara kegiatan belajar dan kegiatan yang bersifat hiburan atau rekreasi. Tujuannya agar selain dapat meraih prestasi belajar yang maksimal, siswa dan mahasiswa tidak dihinggapi kejenuhan dan kelelahan pikiran yang berlebihan dan merugikan (Isdaryanti, 2007).

2.2 Status Gizi

(30)

14

seseorang atau sekelompok orang tersebut keadaan gizinya baik atau sebaliknya (Novita, 2007).

2.2.1 Penilaian Status Gizi

Menurut Supariasa (2001), penilaian status gizi dibagi menjadi 2 yaitu, secara langsung dan tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu, antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Sedangkan penilaian tidak langsung dapat dibagi menjadi tiga yaitu, survei komsumsi makan, statistik vital, dan faktor ekologi.

2.2.1.1 Antropometri

Antropometri berasal dari kata antropos dan metros. Antropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh (Isdaryanti, 2007). Antropometri dapat dilakukan dengan beberapa cara pengukuran, yaitu pengukuran terhadap berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan sebagainya. Di dalam ilmu gizi tidak hanya diketahui dengan mengukur berat badan secara sendiri-sendiri, tetapi juga dalam bentuk indikator-indikator yang dapat merupakan kombinasi dari ketiganya (Novita, 2007).

(31)

15

(BB/TB) (Novita, 2007). Dari masing-masing indikator antropometri tersebut mempunyai kebaikan dan kelemahan, seperti yang terlihat pada tabel:

Tabel 1. Kebaikan dan Kelemahan Macam-Macam Indikator Antropometri

Indikator Kebaikan Kelemahan

BB/U • Baik untuk mengukur status gizi akut atau kronis

• BB dapat berfluktuatisi

• Sangat sensitif terhadap

perubahan-perubahan kecil

• Umur sulit ditaksir

TB/U • Baik untuk penilaian gizi masa lampau

• Ukuran panjang dapat dibuat

sendiri, murah dan mudah

dibawa

• Tinggi badan tidak cepat naik

bahkan tidak mungkin turun

• Pengukuran relatif sulit

dilakukan

• Ketepatan umur sulit

BB/TB • Tidak memerlukan data umur • Dapat membedakan proporsi

badan

• Membutuhkan 2 macam alat

ukur

• Pengukuran relative lebih lama

LL/U • Indikator yang baik untuk menilai KEP berat

• Alat ukur sangat murah dan

dapat dibuat sendiri

• Hanya dapat

mengidentifikasikan anak

dengan KEP berat

• Sulit menentukan ambang batas

IMT/U • Merupakan alat yang sederhana untuk memantau

status gizi, terutama yang

berkaitan dengan kekurangan

dan kelebihan berat badan

• Tidak dapat diterapkan pada

bayi, ibu hamil dan

olahragawan

• Tidak bisa diterapkan pada

keadaan khusus (penyakit)

seperti edema, asites dan

hepatomegali

(Sumber: Supariasa, 2001)

(32)

16

dengan cara menghitung Indeks Massa tubuh (IMT). IMT dinyatakan sebagai berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan kwadrat tinggi badan (dalam ukuran meter): IMT = BB/TB2 (Arisman, 2004). Beberapa peneliti mengatakan bahwa sebagai indikator status gizi IMT tidak sesuai untuk anak namun dapat digunakan pada remaja setelah berakhirnya pertumbuhan linier (Wasis, 2001).

2.3 Intelegensi

Intelegensi berasal dari kata intelligere yang berarti menghubungkan atau menyatukan. William Stern berpendapat bahwa intelegensi adalah kemampuan umum yang dimiliki seseorang untuk menyesuaikan pikiran terhadap keperluan atau hal-hal yang dihadapi atau masalah-masalah yang dihadapi dengan kondisi baru (Wasis, 2001).

Sedangkan menurut Wechsler, intelegensi adalah suatu kumpulan atau keseluruhan kapasitas seseorang untuk bertindak dan berpikir secara rasional dan bertindak efektif terhadap lingkungannya. Stoddard memberikan ciri-ciri perbuatan atau aktivitas intelegen bila mempunyai unsur-unsur kesukaran, kekompleksan, ekonomis, tujuan dan original (Wasis, 2001).

2.3.1 Tes Intelegensi

(33)

17

dan standar, serta persyaratan operasional yaitu, objektif, diskriminatif, komprehensif dan mudah digunakan (Wasis, 2001).

2.3.1.1 Tes Intelegensi Individu

a. Tes Stanford Binet

Tes ini dikembangkan oleh Alferd Binet dan Theodore Henry Simon. Pada tahun 1904 sebagai usaha untuk menciptakan alat ukur yang mampu membedakan antara anak-anak yang berkemampuan normal dan dibawah normal, sehingga dapat dilakukan secara proporsional. Skala SB ini mulai dapat dipakai pada usia awal yaitu 2 tahun sampai dengan usia 16 tahun. Walaupun demikian tes ini diprioritaskan untuk usia-usia awal, karena cukup peka mengetahui perkembangan percepatan intelegensi seorang anak. Skala SB mendasarkan perhitungan skala umum dengan membandingkan antara usia kalender dan usia mental akan dapat diketahui dengan mudah kemampuan seorang anak apakah tergolong rata-rata, diatas rata-rata atau superior (Wasis, 2001).

b. Tes WPPSI(Wechsler Pre-school and Primari Scale of Intelligence)

(34)

18

tes WPPI ini akan diperoleh 3 angka kecerdasan (IQ) yaitu IQ Verbal, IQ Performance dan IQ Total (Wasis, 2001).

c. Tes WISC(Wechsler Intelligence Scale for Children)

Seperti pada tes WPPSI, skala WISC ini juga diciptakan oleh David Wechsler yang mampu mengungkap intelegensi anak usia 8 sampai dengan 12 tahun. Materinya dapat dibedakan menjadi 2 kelompok besar yaitu Verbal dan Performance. Hasil akhir dari pengukuran dengan menggunakan skala WISC ini akan diperoleh kecerdasan verbal (IQ Verbal), angka kecerdasan performance (IQ Performance) dan angka kecerdasan total (IQ Total) yang merupakan penggabungan antara IQ Verbal dan IQ Performance (Wasis, 2001).

2.3.1.2 Tes Intelegensi Kelompok

a. CPM(Colored Progressive Matrix)

Salah satu jenis tes ini yang diciptakan oleh J.C.Reaven adalah tes CPM. Tes ini dirancang untuk mengukur kemampuan anak usia antara 5 sampai 11 tahun. Disamping itu tes ini dapat pula dipakai untuk anak-anak yang tergolongdefective atau pada orang yang lanjut usia (Wasis, 2001).

b. Tes Intelegensi Umum 69

(35)

19

pada tahun 1969, yang mendasari diri pada teori intelegensi Thrustone. Dengan melalui tes ini dapat diungkap kemampuan: pemahaman, pengetahuan umum, kemampuan berhitung, kemampuan logika, daya dan sintesisnya serta kemampuan abstraksinya. Tes Intelegensi Umum 69 ini banyak digunakan untuk penjurusan sekolah, pemandu bakat dan minat di perguruan tinggi serta dalam recruitmentkaryawan maupun promosi karyawan (Wasis, 2001).

c. The Culture Fair Intelligence Test (CFIT)

The Culture Fair Intelligence Test, yang sering disebut juga dengan tes bebas budaya, adalah sebuah tes yang dirancang khusus untuk mengukur intelegensi, tanpa mendasarkan pada kemampuan khusus yang ada pada kelompok budaya tertentu. Tes ini dikembangkan oleh Raymond Bernard Cattell, merupakan tes yang dirancang untuk mengurangi pengaruh kemampuan verbal, perbedaan budaya, dan tingkat pendidikan seseorang (Widiawati, 2006).

CFIT ini memiliki tiga jenis atau yang disebut skala, yaitu:

• Skala 1. Skala ini yang digunakan untuk usia 4-8 tahun dan individu dengan reterdasi mental. Skala ini terdiri dari delapan subtes.

• Skala 2. Skala dua ini digunakan untuk usia 8-15 tahun. Skala ini memiliki bentuk A dan B yang terdiri dari empat subtes.

(36)

20

(37)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan menggunakan metode cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas dan variabel terikat akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2002). Data yang digunakan adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder berupa data yang dikumpulkan dari data Tes Intelegensi siswa dan rata-rata keseluruhan nilai rapor siswa pada 2 semester sebelumnya, sedangkan data primer berupa hasil pengukuran antropometri (usia, tinggi badan, dan berat badan).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

(38)

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 sampai dengan bulan November 2012.

3.3 Populasi Penelitian

Populasi penelitian menurut Suharsimi (1998) adalah keseluruhan subjek penelitian. Menurut Ridwan (2008) populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi target penelitian adalah siswa SMP Negeri 2 Bandar Lampung, sedangkan populasi terjangkau penelitian ini merupakan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bandar Lampung tahun ajaran 2012-2013. Pemilihan kelas VIII dikarenakan kebutuhan data penelitian berupa nilai rapor 2 semester sebelumnya, sehingga kelas VII tidak dapat dijadikan populasi penelitian. Pemilihan populasi penelitian juga tidak dipilih dari kelas IX karena alasan etis, agar tidak mengganggu persiapan siswa untuk menempuh Ujian Nasional.

3.4 Sampel Penelitian

(39)

✁✂

Keterangan:

• n : Besar sampel

• N : Besar populasi

• d : Tingkat kepercayaan (0,05)

Teknik pengambilan sampel menggunakan proporsional random sampling dengan rumus:

ni = (NI : N) n

Keterangan:

• ni : Besar sampel pada tiap kelas • n : Besar sampel

• N : Besar populasi total

• NI : Besar populasi pada kelas

(40)

✄☎

Tabel 2. Jumlah Sampel pada Tiap Kelas

Kelas Jumlah Siswa Jumlah Sampel

AKSEL

Sebaran sampel berdasarkan jenis kelamin: • Pada populasi total:

Laki-laki : 78/185 x 100% = 42%. Perempuan : 107/185 x 100% = 58%

• Pada populasi tiap kelas:

Tabel 3. Sebaran Sampel berdasarkan Jenis Kelamin

Kelas Jumlah Sampel Sampel Laki-laki Sampel Perempuan

(41)

✆✝

Kriteria inklusi:

• Merupakan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bandar Lampung tahun ajaran 2012-2013.

• Mempunyai data lengkap mengenai hasil tes intelegensi dan nilai rapor 2 semester sebelum dilakukannya penelitian.

• Hadir pada hari saat dilakukannya pelaksanaan penelitian.

3.5 Identifikasi Variabel Penelitian

3.5.1 Variabel Bebas

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah status gizi siswa dan tingkat intelegensi kelas VIII SMP Negeri 2 Bandar Lampung.

3.5.2 Variabel Terikat

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah tingkat prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bandar Lampung.

3.6 Definisi Operasional

(42)

✞✟

Tabel 4. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1. Prestasi Belajar

Prestasi belajar diukur dengan mencari rata-rata dari nilai total rapor selama 2 semester sebelumnya (kelas VII)

2. Status Gizi Pengukuran status gizi yang akan diukur menggunakan penilaian antropometri, yaitu tinggi badan dan berat badan anak. Indikator yang dipakai

(43)

✠✡

3.7 Alat dan Cara Penelitian

3.7.1 Alat penelitian

Pada penelitian ini digunakan alat–alat sebagai berikut:

• Timbangan injak dengan ketelitian 0,1 kg untuk mengukur berat badan siswa. • Mikrotoicedengan ketelitian 0,1 cm untuk mengukur tinggi badan siswa.

3.7.2 Cara Penelitian

Tehnik penelitian dilaksanakan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Melakukancross check dan memilah subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi.

2. Mengumpulkan dan mencatat hasil tes intelegensi dan nilai rapor dari arsip data sekolah.

3. Jumlah nilai total dari rapor pada 2 semester sebelumnya dijumlahkan dan diambil rata-ratanya.

4. Pencatatan dan penghitungan umur siswa, umur dicatat dalam satuan tahun (pembulatan keatas untuk sama atau lebih dari 6 bulan dan kebawah untuk 6 bulan kebawah).

5. Melakukan pemeriksaan antropometri, pengukuran tinggi badan menggunakan Microtoise yang sudah ditera yang dapat mengukur tinggi badan maksimum 200cm. Siswa diminta melepas sepatu dan menempalkan tumit pada dinding. 6. Pengukuran berat badan menggunakan timbangan injak yang sudah ditera, dengan

(44)

☛☞

7. Menganalisis dan meneliti hasil pencatatan data maupun hasil pemeriksaan antropometri yang telah didapat.

8. Melakukan uji statistik terhadap variabel yang diteliti dengan menggunakan softwareuji statistik.

9. Membaca dan menginterpretasikan hasil uji statistik ke dalam kalimat.

3.8 Pengolahan dan Analisis Data

3.8.1 Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data akan diubah kedalam bentuk tabel-tabel, kemudian data diolah menggunakan software uji statistik. Kemudian, proses pengolahan data menggunakan program komputer ini terdiri beberapa langkah: a). Koding, untuk mengkonversikan (menerjemahkan) data yang dikumpulkan selama

penelitian kedalam simbol yang cocok untuk keperluan analisis. b). Data entry, memasukkan data kedalam komputer.

c). Verifikasi, memasukkan data pemeriksaan secara visual terhadap data yang telah dimasukkan kedalam komputer.

(45)

✌9

3.8.2 Analisis Data

Analisis statistika untuk mengolah data yang diperoleh akan menggunakan software uji statistik dimana akan dilakukan 3 macam analisa data, yaitu analisa univariat, bivariat dan analisa multivariat.

Analisis Univariat

Analisa ini digunakan untuk menentukan distribusi frekuensi dari masing-masing variabel terkait, yaitu status gizi, intelegensi dan prestasi belajar pada populasi penelitian.

Analisis Bivariat

Analisa bivariat adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan uji statistik. Uji statistik yang digunakan dipilih berdasarkan dari ketegori variabel terkait. Pada penelitian ini variabel bebas maupun variabel terikat merupakan variabel ordinal, yaitu variabel kategorik yang tidak sederajat atau bertingkat, sehingga uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-Square (Dahlan, 2008).

Analisis Multivariat

(46)

✍0

terkait. Pada penelitian ini variabel bebas maupun variabel terikat merupakan variabel ordinal, yaitu variabel kategorik yang tidak sederajat atau bertingkat, sehingga uji statistik yang digunakan adalah analisis regresi logistik (Dahlan, 2008). Dari hasil uji statistik tersebut dapat diperoleh persamaan dasar regresi logistik, yaitu:

Y = a + b1X1+ b2X2+ ... + bnXn Keterangan:

• a : Besar nilai Y jika nilai X=0

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 180-195.

Arnelia. 2003. Pola Asuh belajar dan Prestasi Belajar Anak SD Pasca Pemulihan Gizi Buruk.Jurnal Penelitian Gizi dan Makanan PUSLITBANG. Bogor.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2007. Riset Kesehatan Dasar. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Cynthia A. 2011. Hubungan Status Nutrisi dan Fungsi Kognitif Siswa SD di Jatinangor.[Skripsi]. Universitas Padjajaran. Bandung.

Dahlan, M. Sopiyudin. 2008.Statistik untuk Kedokteran Kesehatan.Salemba Medika. Jakarta.

Hadi H. 2005. Beban Ganda Masalah Gizi dan Implikasinya terhadap Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional. Rapat Terbuka Majelis Guru Besar UGM. Yogyakarta.

Huwae. 2005. Hubungan antara Status Gizi dan Kadar Hb dengan Prestasi Belajar Murid SD di Daerah Endemis Malaria. [Tesis]. Program Sarjana UGM. Yogyakarta.

Isdaryanti C. 2007. Asupan Energi Protein, Status Gizi, dan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar Arjowinangun 1 Pacitan. [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Liu J, Raine A, Venables PH, Dalais C, Mednic SA. 2003. Malnutrition at Age 3 years and Lower Cognitive Ability at Age 11 years. American Medical Association. 157:593-600.

Marpaung, Lidia. 2007. Perilaku Ibu Terhadap Obesitas pada Anak Usia Sekolah Dasar SD Pertiwi Kecamatan Medan barat Tahun 2007. [Skripsi]. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan.

Mendoza-Salonga A. 2007. Nutrition and Brain Development. SA Fam Pract. Philipines.

(48)

✎ ✎

Novita. 2007. Pengaruh Status Gizi dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar di Beberapa Kelurahan, Kecamatan Pasar Minggu Jakatra Selatan.[Skripsi]. Fakultas Pertanian. IPB. Jakarta.

Nurcahyo, Fathan. 2007. Kegemukan Sebagai Salah Satu Penghambat aktivitas Jasmani Bagi Anak. Jurnal Penelitian Tahun 2007. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Pamularsih, A. 2009. Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa di SD NEGERI 2 Selo Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Universitas Muhammadiah. Surakarta.

Ridwan 2008.Metode dan Teknik Menyusun Tesis. CV. Alfabeta. Bandung. Rimbawan. 2004.Indeks Glikemik Pangan.Penebar Swadaya. Jakarta.

Riyadi, H. 2001. Metode Penelitian Status Gizi Antropometri. Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sadler M, Strain JJ, Caballero B, editors. 1999. Encyclopedia of Human Nutrition. Academic Press (Harccourt Brace and Company Publisher); p.13-29, 190-197, 350-356.

Slameto. 2003. Belajar dan FaktorFaktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Supariasa. 2001.Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.

Wasis D. 2001. Hubungan Intelegensi, Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa SLTP. [Tesis]. Prog. Pendidikan Dokter Spesialis 1. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang.

Widiawati D. 2006. Modul Kuliah Psikodiagnostik Pada Program Magister Profesi Psikolog.Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

WJSPoerwadarminto.Kamus Besar Bahasa Indonesia.2010. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Balai Pustaka. Jakarta.

Gambar

Gambar 1. Bagan alur faktor-faktor yang terkait antara status gizi dan intelegensi
Gambar 2. Bagan alur hubungan antara status gizi dengan intelegensi dan prestasibelajar.
Tabel 1. Kebaikan dan Kelemahan  Macam-Macam Indikator Antropometri
Tabel 2. Jumlah Sampel pada Tiap Kelas
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Burung Kepodang cukup dikenal dalam budaya Jawa, khususnya Jawa Tengah, selain hanya karena Burung Kepodang merupakan fauna identitas provinsi Jawa Tengah, Burung Kepodang juga

Untuk itu, telah dilakukan penelitian untuk mendeteksi keberadaan jenis fitoplankton terutama yang berpotensi berbahaya (HABs) berserta faktor-faktor yang mempengaruhinya

dipaduserasikan dengan peran produktif sesuai dengan kompetensi yang dimiliki perempuan berkeluarga tersebut. Ini maknanya eksistensi seorang ibu satu

Dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan sumber data berupa daftar gaji pegawai, bukti pemotongan, SPT tahun 2015 dan wawancara dengan staf administrasi maka hasil

[r]

Penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswa yang berprofesi sebagai mucikari bagi ayam kampus di Kecamatan Tampan mendapatkan temuan latar belakang kehidupan

[r]