AKTIVITAS PENCARIAN MAKAN DAN PEMINDAHAN LARVA
SEMUT RANGRANG Oecophylla smaragdina (Formicidae: Hymenoptera)
Oleh :
Irwandi Harlan
G34101024
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ABSTRAK
IRWANDI HARLAN. Aktivitas Pencarian Makan dan Pemindahan Larva Semut Rangrang O.
smaragdina (Formicidae: Hymenoptera). Dibimbing oleh RIKA RAFFIUDIN dan KASNO.
Semut rangrang O. smaragdina sebagai serangga sosial, memiliki aktivitas harian meliputi
perilaku menelisik (grooming), trofalaksis, pencarian makan, dan pemindahan koloni. Tujuan
penelitian ini ialah mengamati aktivitas pencarian makan dan pemindahan larva dalam
hubungannya dengan teritori O. smaragdina. Koloni yang diamati ialah koloni semut O.
smaragdina di halaman masjid AlHurriyah Kampus IPB Darmaga. Pengamatan dilakukan dari pk.
06.00-15.00 dan pk. 20.00-06.00 dengan menghitung semut yang kembali ke sarang membawa
makanan dan larva setiap satu jam. Aktivitas pencarian makan tertinggi O. smaragdina terbagi
menjadi dua waktu yaitu antara pk. 10.00-11.00 dan pk. 14.00-15.00. Tingginya aktivitas pencarian makan berupa serangga kemungkinan karena interaksi antara semut pada pohon yang
berbeda dalam satu koloni. Suhu lingkungan mempengaruhi aktivitas pencarian makan O.
smaragdina yaitu 23-300C, dan menurun di atas 300C. Pemangsaan aphid (Aphididae:
Homoptera) tertinggi terjadi pada kisaran pk. 09.00-10.00yang terjadi karena serangga tersebut
sudah tidak menghasilkan cairan gula lagi. Teritori O. smaragdina tercatat sejauh 30 m, berbentuk
absolut sehingga tidak memungkinkan semut atau serangga lain hidup dalam teritorinya. Pemindahan larva merupakan salah satu cara memperluas teritori. Aktivitas pemindahan larva tertinggi terbagi menjadi dua waktu yaitu antara pk. 10.01-11.00 dan pk. 16.01-17.00. Hal ini kemungkinan berhubungan dengan aktivitas perbaikan sarang.
ABSTRACT
IRWANDI HARLAN. Foraging Activity and Brood Translocation by O. smaragdina (Formicidae: Hymenoptera). Supervised by RIKA RAFFIUDIN and KASNO.
As a social ant, O. smaragdina daily activity are grooming, trophallaxis, foraging, and colony
translocation. This research investigated foraging activity and brood translocation in relation to their territorial. Observation was carried out in colony at AlHurriyah mosque yard, Darmaga IPB Campus. The observation was begun from 06.00-15.00 and 20.00-06.00, by counting the incoming
ant to the nest in every hour. Two peaks of O. smaragdina foraging activity were observed, i.e.
between 10.00-11.00 h and 14.00-15.00 h. This activity increased probably due to the interaction between ants from different trees in a colony. The temperature affected the foraging activity;
foraging activity occured at 23-300C, and decreased over 300C. The peak of aphid (Aphididae:
Homoptera) predatory was happened at 09.00-10.00. This behaviour was due to no aphid
honeydew production. O. smaragdina territory was noted for 30 m and characterized as absolute
AKTIVITAS PENCARIAN MAKAN DAN PEMINDAHAN LARVA
SEMUT RANGRANG Oecophylla smaragdina (Formicidae: Hymenoptera)
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
Irwandi Harlan
G34101024
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul : Aktivitas Pencarian Makan dan Pemindahan Larva Semut Rangrang
Oecophylla smaragdina (Formicidae: Hymenoptera)
Nama : Irwandi Harlan
NRP : G34101024
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ir. Rika Raffiudin, M.Si. Ir. Kasno, M.Sc.
NIP. 131 999 583 NIP. 130 891 379
Mengetahui,
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS. NIP. 131 473 999
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 11 November 1982 dari pasangan Sarmat dan Lilis. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.
Pada tahun 2001 penulis lulus dari SMU Negeri 40 Jakarta. Penulis melanjutkan pendidikan di Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi ketua divisi embeding Bioworld di Himpunan Mahasiswa Biologi Departemen Biologi dan asisten mata kuliah Wirausaha pada tahun ajaran 2003/2004. Selain itu juga menjadi asisten Tingkah Laku Hewan pada tahun ajaran 2005/2006. Pada bulan Juni-Agustus 2004 penulis melakukan kegiatan Praktik Lapangan dengan
judul Perawatan dan Pemeliharaan Beruang Madu (Helarctos malayanus) di Taman Margasatwa
PRAKATA
Alhamdulillah
,
puji sukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dankarunia-Nya, sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan.
Penulis mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada Dr. Ir. Rika Raffiudin, MSi. dan Ir. Kasno, MSc. atas bimbingan, saran, kesabaran, dan perhatiannya selama ini, dan kepada Dr. Nisa Rachmania, M.Si. selaku penguji karya ilmiah. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Hakim, Amir, Wafa, dan Rusdi yang telah membantu dalam penelitian ini. Terima kasih kepada Prof. Wojtusiak atas jurnal dan diskusi singkatnya, Kak Andre atas saran dan ilmunya; anak-anak Zoologi: Ae, Evi, Duti, Fitri, Kanu, Angga, Udit, Deris, Lucky, Andros, Solay, Anne bersaudara, Ati, Mbak Kanthie, Mbak Ani, Wisnu dan Ulil; kakak-kakak Villa Merah: Boxer, Apang, Totox, Agus, Iwan, Sinyo, Ewok dan KC; anak As-syabab (Isnan, Mbah, Trio, Bekti, Ahong), anak-anak Biologi angkatan 38 (terutama Jay, Pii , Lulu, Vina, Dewi, dan Nana), 39 dan 40 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, dan para dosen juga staf Zoologi atas kebersamaannya. Akhir kata penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh keluarga tercinta atas dorongan dan bantuannya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Maret 2006
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
PENDAHULUAN... 1
Latar Belakang ... 1
Tujuan... 1
Waktu dan Tempat Penelitian ... 1
BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan ... 2
Metode... 2
Lokasi Pengamatan ... 2
Pengamatan O. smaragdina dalam Pencarian Makan dan Pemindahan Larva ... 2
Daerah Teritori ... 3
Data Cuaca ... 3
Analisis Data ... 3
HASIL Pengamatan Pencarian Serangga ... 3
Pengamatan Pengangkutan Aphid... 3
Pengamatan Pengangkutan Total Makanan (Serangga+Aphid)... 3
Pengamatan Pemindahan Larva... 3
Teritori O. smaragdina... 5
PEMBAHASAN Aktivitas Pencarian Makan O. smaragdina... 5
Kebutuhan Nutrisi O. smaragdina... 6
Aktivitas Pemindahan Larva O. smaragdina... 6
Teritori O. smaragdina... 6
Interaksi O. smaragdina... 6
SIMPULAN... 7
SARAN... 7
DAFTAR PUSTAKA ... 7
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Peta lokasi sarang dan daerah teritori O. smaragdina... 2
2 Jumlah rata-rata awal aktivitas O. smaragdina mencari serangga antara pk. 08.00-09.00... 3
3 Perbandingan jumlah rata-rata aktivitas pengangkutan makanan berupa serangga dan aphid serta pengangkutan larvamenuju pohon P1 ... 4
4 Jumlah rata-rata pengangkutan total makanan (serangga+aphid) yang dibawa menuju
pohon P1 ... 4
5 Jumlah semut O. smaragdina yang berinteraksi antara pohon angsana dan pohon P2 terhadap pohon P1 ... 4
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1a Aktivitas pencarian serangga yang dilakukan O. smaragdina ... 101b Aktivitas pengangkutan aphid yang dilakukan O. smaragdina ... 10
2 Aktivitas pemindahan larva yang dilakukan O. smaragdina... 11
3 Interaksi O. smaragdina terhadap pohon P1 ... 11
4 Data kelembaban (%RH), intensitas cahaya matahari (lux), dan suhu (0C) yang diukur selama penelitian pada bulan Agustus-September 2005... 12
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Semut rangrang (Oecophylla) termasuk
serangga dalam ordo Hymenoptera, famili Formicidae. Terdapat dua spesies semut
rangrang yaitu O. smaragdina yang tersebar
dari India, Asia Tenggara sampai Australia
dan O. longinoda yang tersebar di benua
Afrika (Hölldobler & Wilson 1990).
Oecophylla dicirikan dengan ukuran tubuh
yang besar memanjang, berwarna cokelat kemerahan atau hijau, dan tidak memiliki sengat. Semut ini merupakan serangga sosial, hidup dalam suatu masyarakat yang
disebut koloni. Koloni Oecophylla terdiri
atas kasta reproduktif dan nonreproduktif. Ratu dan jantan merupakan anggota kasta reproduktif. Ratu berukuran 15-16 mm dan jantan berukuran 8-10 mm, keduanya memiliki sayap. Pekerja merupakan betina kasta nonreproduktif, tidak bersayap dan
berukuran 5 mm (Kalshoven 1981, Borror et
al. 1982).
Sebagai serangga sosial, Oecophylla
memiliki aktivitas harian, antara lain
meliputi perilaku menelisik (grooming),
trofalaksis, pencarian makan, dan
pemindahan koloni (Hölldobler & Wilson
1990). Aktivitas pencarian makan berhubungan dengan daerah teritori. Teritori dapat bersifat absolut dan
spatiotemporal. Teritori absolut yaitu daerah
yang dipertahankan dari penyusup sepanjang
waktu. Oecophylla, Formica rufa,
Iridiomyrmex purpureus merupakan semut
dengan teritori absolut (Greenslade 1975,
diacu dalam Hölldobler & Wilson 1990).
Teritori spatiotemporal yaitu daerah tertentu
yang hanya dipertahankan dari penyusup
pada waktu tertentu. Prenolepis imparis,
Myrmecosytus dan Pheidole merupakan
semut dengan teritori spatiotemporal
(Talbot 1943, diacu dalam Hölldobler &
Wilson 1990). Bentuk teritori dapat bersifat dua dimensi dan tiga dimensi. Teritori
Oecophylla umumnya bersifat tiga dimensi
(Hölldobler & Lumsden 1980, diacu dalam
Hölldobler & Wilson 1990).
Aktivitas pencarian makan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu kebutuhan internal, sumber makanan dan lingkungan fisik. Kebutuhan internal dipengaruhi oleh faktor lapar dan produksi larva (Howard & Tschinkel 1980), sedangkan lingkungan fisik dipengaruhi oleh perubahan kelembaban, temperatur dan panjang hari (Marsh 1985, diacu dalam Porter & Tschinkle 1987).
Makanan Oecophylla dapat berupa serangga
dan cairan gula (Peng et al. 2004, diacu dalam
RIRDC 2004). Cairan gula diperoleh
Oecophylla melalui simbiosis dengan kutu daun
(Aphididae; Homoptera)(Bluthgen & Fiedler 2002). Semut ini bersifat predator dan agresif,
karena sifatnya ini Oecophylla sering digunakan
sebagai agen biokontrol alamiah (Mele & Cuc
2000, Lim & Kirton 2001). Oecophylla tidak
memiliki pola aktivitas harian yang jelas antara
diurnal dan nokturnal (Tsuji et al. 2004).
Tetapi, Dejean (1990) melaporkan aktivitas
diurnal O. longinoda lebih besar dibandingkan
dengan aktivitas nokturnalnya. Peng et al. 2004,
diacu dalam RIRDC (2004) mengamati antara pukul 15.00 dan 19.00 merupakan waktu yang
paling banyak digunakan Oecophylla untuk
pencarian makan.
Oecophylla merupakan salah satu semut
arboreal dengan membentuk sarang di bagian
tajuk pohon. Sarang dibentuk dari jalinan
beberapa helai daun muda dengan menggunakan sutera yang dikeluarkan dari
mulut larva. Sarang bersifat polydomous artinya
satu koloni mendiami banyak sarang dalam satu pohon atau dalam pohon yang berbeda. Dalam satu sarang dapat ditemukan ratusan sampai
ribuan semut pekerja (Hölldobler & Wilson
1990). Pemindahan koloni dapat terjadi jika
sarang yang ditempati telah rusak. Pemindahan larva dilakukan untuk membuat sarang baru atau memperbaiki sarang yang rusak. Wojtusiak
& Godzinska (1993) melaporkan respon O.
longinoda memperbaiki sarang sangat cepat
selama musim hujan dibandingkan dengan musim kemarau. Pemindahan larva kemungkinan dilakukan pada malam hari (Tjitrosemito & Kasno 2004).
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati aktivitas pencarian makan dan pemindahan larva dalam hubungannya dengan teritori semut
rangrang (O. smaragdina).
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai Juni sampai dengan September 2005 pada koloni
O. smaragdina di halaman masjid AlHurriyah
2
BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan
Organisme yang diamati adalah satu
koloni semut pekerja O. smaragdina.
Pengamatan aktivitas harian dilakukan dengan menggunakan handycam (Sony Digital 8 DCR–TR VII OED, 360X), termometer, RHmeter dan luxmeter. Pengukuran daerah jelajah menggunakan meteran.
Metode
Lokasi Pengamatan
Pengamatan pencarian makan dan pemindahan larva difokuskan pada pohon palem utama (P1) di halaman masjid AlHurriyah, kampus IPB Darmaga (Gambar 1). Pohon ini dipilih karena memiliki 3 sarang yang berukuran cukup besar yaitu sekitar 20-30 cm dengan diameter sekitar 5-8 cm, berbentuk memanjang. Pohon ini
paling banyak dituju oleh koloni O.
smaragdina. Sarang pada pohon ini berumur
2 minggu sejak ditemukan. Pengamatan pencarian makan dan pemindahan larva dilakukan di antara pohon palem yang berjarak 3 m dan pohon angsana yang berjarak 17 m (Gambar 1). Pada pohon
palem utama (P1) terdapat aphid yang
dipelihara oleh O. smaragdina dalam jumlah
yang lebih besar dibandingkan pohon palem lainnya (P2). Sarang yang terdapat pada pohon P2 berukuran lebih kecil dari P1.
Selain pohon palem, O. smaragdina juga
mendatangi pohon angsana. Tinggi pohon tersebut 0.5 m, terletak di atap masjid dengan ketinggian 2 m dari permukaaan tanah. Pada pohon tersebut terdapat sejumlah 7 sarang dengan ukuran sekitar 5-8
cm dan diameter 5-6 cm. Sebagian besar sarang hampir kering dengan warna kecokelatan.
Pengamatan O. smaragdina dalam Pencarian Makan dan Pemindahan larva
Pengamatan pencarian makan mencakup dua hal yaitu pencarian serangga dan
pengangkutan aphid yang dibawa menuju
sarang. Pencarian serangga dilakukan semut pekerja pada seluruh lantai jelajah makan. Serangga yang dimangsa meliputi seluruh serangga yang masuk ke dalam daerah teritori.
Tipe kedua yaitu pengangkutan aphid yang
dilakukan hanya pada pohon palem. Pengamatan pemindahan larva dilakukan pada pohon angsana dan pohon P2 terhadap pohon P1.
Pengamatan aktivitas pencarian makan dan
pemindahan larva O. smaragdina pada waktu
diurnal dan nokturnal dilakukan selama 24 jam. Aktivitas diurnal diamati dari pukul (pk.) 06.00-17.00 sedangkan untuk aktivitas nokturnal diamati dari pk. 20.00-06.00. Jumlah semut pekerja yang membawa makanan dan larva kembali ke sarang dihitung setiap lima
menit dengan menggunakan metode ad libitum
(Martin & Bateson 1993). Dari data tiap lima menit dijumlahkan menjadi data tiap satu jam yang ditampilkan dalam bentuk grafik. Penghitungan dilakukan sebanyak satu kali untuk pk. 03.00-08.00, dua kali untuk pk.
16.00-17.00, 20.00-21.00, tiga kali untuk pk. 22.00-23.00, 01.00-03.00, 15.00-16.00, enam kali untuk pk. 14.00-15.00, sembilan kali untuk pengamatan pk. 08.00-09.00, 10.00-11.00, dan sepuluh kali untuk pk. 09.00-10.00 dan 11.00-14.00 sehingga total pengamatan yang dilakukan sebanyak 90 jam. Interval antara waktu pk. 17.00-20.00 tidak dilakukan karena keterbatasan waktu. Selain itu jumlah
3
08.01-08.05 08.06-08.10 08.11-08.15 08.16-08.20 08.21-08.25 08.26-08.30 08.31-08.35 08.36-08.40 08.41-08.45 08.46-08.50 08.51-08.55 08.56-09.00
waktu
rata-rata pencarian serangga
Gambar 2 Jumlah rata-rata awal aktivitas O.
smaragdinamencari serangga antara
pk. 08.00-09.00. Tanda panah menunjukkan aktivitas tertinggi. pengamatan yang tidak seragam juga karena
keterbatasan waktu.
Daerah Teritori
Teritori dicatat berdasarkan aktivitas pencarian makan. Dalam teritori ini juga
diamati interaksi antara semut O.
smaragdina di pohon angsana dan pohon P2
terhadap semut pohon P1.
Data Cuaca
Pada penelitian ini dilakukan pengukuran terhadap suhu, kelembaban dan intensitas cahaya matahari dengan termometer, RHmeter dan luxmeter. Sebagai pembanding digunakan data stasiun klimatologi Darmaga, Bogor dengan tambahan mengenai data curah hujan.
Analisis Data
Aktivitas pencarian makan dan pemindahan larva dihitung berdasarkan jumlah semut yang membawa makanan dan larva saat kembali ke pohon P1. Selanjutnya dihitung nilai rata-rata dan standar deviasi jumlah semut yang membawa makanan dan larva untuk tiap jam. Masing-masing data aktivitas diplotkan ke dalam grafik dengan sumbu X adalah waktu dan sumbu Y adalah rata-rata jumlah pencarian makan dan
pemindahan larva semut pekerja O.
smaragdina.
HASIL
Pengamatan Pencarian Serangga
Total pengamatan yang dilakukan sebanyak 90 jam menunjukkan aktivitas
pencarian makan O. smaragdina terjadi
sepanjang waktu. Aktivitas rata-rata pencarian serangga pk. 08.00-09.00 terbanyak mulai terjadi pada kisaran pk. 08.36-08.40 (Gambar 2). Aktivitas pencarian serangga diurnal tertinggi terjadi pada dua waktu yaitu pada kisaran pk. 10.01-11.00
(n= 511, x= 4.78+0.93)(Lampiran 1a), dan
pk. 14.01-15.00 (n= 335, x= 4.65+0.99).
Penurunan aktivitas terjadi pada kisaran pk.
12.01-13.00 sampai 13.01-14.00 (n= 329, x=
2.77+0.76 dan n= 377, x= 3.14+0.80) dan
semakin menurun pada pk. 15.01-16.00 (n=
96, x= 2.67+0.83)(Gambar 3).
Aktivitas pencarian makan O.
smaragdina pada waktu nokturnal masih
berlanjut, tetapi tidak sebanyak diurnal. Pencarian serangga yang diamati dari pk.
20.00 sampai 24.00 (n= 7, x= 0.25
+
0.45)masih terjadi, kemudian aktivitas semakin berkurang hingga pk. 08.00 (Gambar 3).
Pengamatan Pengangkutan Aphid
Aktivitas pengangkutan aphid ke dalam
sarang terjadi sepanjang waktu. Pemindahan
aphid pada waktu diurnal lebih banyak dari
pada nokturnal. Aktivitas diurnal tertinggi
terjadi pada kisaran pk. 09.01-10.00 (n= 320, x=
2.67+0.74)(Lampiran 1b). Aktivitas kemudian terus menurun pada kisaran pk. 16.01-17.00 (n=
24, x= 1.00+0.64) dan masih berlanjut pada
waktu nokturnal. Aktivitas nokturnal yang dimulai pada pk. 20.00 hingga pk. 04.00 relatif
sama (n= 9, x= 0.38+0.43)(Gambar 3).
Pengamatan Pengangkutan Total Makanan (Serangga + Aphid)
Pola aktivitas pengangkutan total makanan
O. smaragdina sama dengan aktivitas
pencarian makan berupa serangga. Aktivitas terbanyak terjadi pada kisaran pk. 10.01-11.00 (xtotal= 3.58+1.70) dan pk. 14.00-15.00 (xtotal=
3.01+2.33) Penurunan aktivitas terjadi pada kisaran pk. 11.01-12.00 sampai 12.01-13.00 (xtotal= 2.39+0.54 dan xtotal= 2.41+1.03) dan
semakin menurun mulai pk. 15.00-16.00 (xtotal=
1.75+1.30)(Gambar 4).
Pengamatan Pemindahan Larva
Aktivitas pemindahan larva terjadi sepanjang waktu. Aktivitas pemindahan larva pada waktu diurnal tertinggi terbagi menjadi dua waktu yaitu pada kisaran pk. 10.01-11.00
(n= 50, x= 0.46+0.30) dan pk. 16.01-17.00 (n=
4
06.00-07.00 08.01-09.00 10.01-11.00 12.01-13.00 14.01-15.00 16.01-17.00 18.01-19.00 20.01-21.00 22.01-23.00 00.01-01.00 02.01-03.00 04.01-05.00
waktu
Gambar 5 Jumlah semut O. smaragdinayang berinteraksi antara pohon angsana dan pohon P2 terhadap
pohon P1.
Gambar 4 Jumlah rata-rata pengangkutan total makanan (serangga+aphid) yang dibawa menuju pohon
P1.
Gambar 3 Perbandingan jumlah rata-rata aktivitas pengangkutan makanan berupa serangga dan aphid
5
menurun pada kisaran pk. 12.01-13.00 (n=
20, x= 0.17+0.20) sampai 13.02-14.00 (n=
24, x= 0.20+0.17)(Gambar 3).
Aktivitas pemindahan larva tertinggi pada waktu nokturnal terjadi pada kisaran
pk. 21.01-22.00 (n= 41, x= 1.71+1.18)
sampai 23.01-00.00 (n= 41, x= 1.17+0.89).
Aktivitas menurun hingga pk. 04.00 (n= 1,
x= 0.08+0.29) dan menghilang hingga pk.
08.00 (n= 0)(Gambar 3).
Pada pengamatan ini juga terlihat adanya pemindahan semut pekerja (data tidak dipublikasikan).
Teritori O. smaragdina
Berdasarkan daerah jelajah makannya,
teritori O. smaragdina yang terukur sejauh 3
m dari pohon P1 menuju pohon P2 dan
berjarak 17 m dari pohon angsana. Semut O.
smaragdina memperluas teritori sejauh 10 m
dan membentuk sarang baru di antara celah besi pagar yang berada diketinggian 5 m. Total teritori yang terukur yaitu 30 m. Pencarian makan lebih banyak dilakukan di sekitar pohon P1 yang di sekelilingnya ditumbuhi rumput. Luas halaman tempat
palem tumbuh berukuran 3x12 m2. Terjadi
interaksi berupa sejumlah semut pekerja dari pohon angsana dan pohon P2 menuju pohon P1. Interaksi semut pekerja yang berada di pohon angsana dengan semut di pohon P1 terjadi pada kisaran pk. 07.30-08.00 (Gambar 5, Lampiran 3). Interaksi berkurang pada kisaran pk. 11.00-13.00. Interaksi semut pekerja pada pohon P1 dengan semut di pohon P2 terjadi pada pk. 13.00.
PEMBAHASAN
Aktivitas Pencarian Makan O. smaragdina
Sebagai serangga sosial semut memiliki sistem komunikasi untuk berhubungan dengan sesama anggota koloninya. Sistem komunikasi pada semut dapat berupa sentuhan, suara, visual dan kimiawi (Romoser 1981). Sistem komunikasi visual dan kimiawi (berupa feromon) merupakan hal yang umum dalam menentukan lokasi makanan pada serangga.
Berdasarkan hasil pengamatan penelitian
ini memperlihatkan bahwa aktivitas O.
smaragdina terjadi sepanjang waktu, tetapi
aktivitas diurnal lebih dominan dibandingkan nokturnal. Jolivet (1996)
melaporkan aktivitas nokturnal O.
smaragdina lebih banyak dilakukan di
dalam sarang. Pola pencarian makan seperti ini sesuai dengan yang dilaporkan Dejean (1990)
terhadap O. longinoda di Afrika. Semut rumah
Amerika Tapinoma sessile aktif sepanjang
waktu, tanpa dominasi diurnal dan nokturnal (Barbani 2003). Berbeda dengan semut besar
Malaysia, Camponotus gigas yang lebih
cenderung aktif pada malam hari (Pfeiffer & Linsenmair 2001).
Aktivitas pencarian makan diurnal tertinggi
O. smaragdina terbagi menjadi dua waktu yaitu
pada kisaran pk. 09.00-11.00 dan pk. 14.00-15.00. Aktivitas pencarian makan menurun pada kisaran pk. 11.00-13.00. Penurunan aktivitas pencarian makan pada waktu terpanas
menggambarkan pola bimodal foraging rhythm
(Passera et al. 1994, diacu dalam Pie 2004).
Pola bimodal juga ditunjukkan oleh semut
Ponerinae, Ectatomma opaciventre (Pie 2004)
dan semut Amazon raksasa Dinoponera
gigantea (Fourcassie & Oliveira 2002) di
Brazil. Tingginya aktivitas pencarian makan pada pk. 09.00-11.00 dan 14.00-15.00 kemungkinan disebabkan interaksi yang terjadi antara semut pekerja yang berada pada pohon angsana terhadap pohon P1 (Gambar 5).
Suhu lingkungan merupakan faktor fisik yang mempunyai pengaruh secara langsung terhadap aktivitas pencarian makan. Pada
penelitian ini O. smaragdina mulai mencari
makan saat suhu udara 23-300C (Lampiran 4).
Pada tengah hari ketika suhu udara diatas 300C
aktivitas pencarian makan berkurang. Porter & Tschinkle (1987) melaporkan pada semut api
Amerika Solenopsis invicta, pencarian makan
terjadi pada suhu 15-430C dengan suhu puncak
pencarian makan yaitu 22-360C. Semut T.
sessile aktif saat suhu udara di atas 100C dengan
puncak jumlah pencarian makan yang tidak berbeda antara saat diurnal dan nokturnal (Barbani 2003). Berdasarkan Wojtusiak 2005 (komunikasi pribadi) saat suhu udara sangat
panas puncak aktivitas pencarian makanan O.
longinoda di Afrika terjadi pagi hari. Aktivitas
berlanjut pada sore hari saat suhu udara tidak terlalu panas dan kadang berlanjut sampai malam hari.
Keadaan awan dan hujan juga berpengaruh terhadap pencarian makan. Berlainan dengan kondisi umum, saat keadaan berawan puncak
pencarian makan O. longinoda terjadi pada
6
Kebutuhan Nutrisi O. smaragdina
Seperti organisme lain, semut O.
smaragdina membutuhkan nutrisi yang
lengkap untuk kelangsungan hidupnya. Nutrisi tersebut berupa karbohidrat, lemak dan protein.
Sumber karbohidrat diperoleh O.
smaragdina dari simbiosis dengan kutu daun
penghasil cairan manis berupa glukosa dan
sukrosa (Jolivet 1996, Peng et al. 2004 diacu
dalam RIRDC 2004). Simbiosis O.
smaragdina dengan aphid bersifat
mutualisme, yaitu semut mendapatkan
cairan manis dan aphid mendapatkan
perlindungan dari bahaya predator (Flatt &
Weisser 2000). Selain itu, Hölldobler &
Wilson (1990) menyatakan sebagian besar makanan semut arboreal bersumber dari nektar bunga dan eksudat serangga. Eksudat atau cairan manis serangga diperoleh dari simbiosis dengan serangga yang berasal dari famili Coccidae, Membracidae dan Aphidae (Bluthgen & Fiedler 2002, Flatt & Weisser 2000). Pada penelitian ini terlihat juga aktivitas pemanenan nektar bunga palem
oleh O. smaragdina sepanjang waktu (data
tidak dipublikasi).
Sumber protein dan lemak diperoleh
semut dari pemangsaan serangga (Peng et al.
2004, diacu dalam RIRDC 2004). Handa &
Itino (2005) dan Majerus et al. (1994)
melaporkan bahwa kadang-kadang semut
secara selektif memangsa aphid yang
dipeliharanya untuk mendapatkan
kandungan protein. Hal ini terjadi jika aphid
sudah tidak menghasilkan cairan gula. Serangga dan aphid disimpan dalam sarang
sebagai cadangan makanan, seperti yang
diamati pada penelitian ini. Pemangsaan
aphid paling intensif terjadi pada siang dan
berlanjut hingga malam hari (Passera et al.
1994). Pemeliharaan aphid yang dilakukan
oleh O. smaragdina dilakukan sepanjang
waktu (data tidak dipublikasi).
Aktivitas Pemindahan Larva O. smaragdina
Dalam hal mengurangi kepadatan pada
satu sarang, O. smaragdina melakukan
pemindahan telur dan larva pada sarang yang berbeda dalam koloni yang sama. Pemindahan larva berhubungan juga dengan aktivitas pemeliharaan larva yang dilakukan oleh semut pekerja. Faktor suhu dan kelembaban dalam sarang mempunyai pengaruh terhadap pemeliharaan larva.
Camponotus mus melakukan pemindahan
larva ke tempat bersuhu 27.50C (Roces &
Nunes 1989). Pada O. smaragdina pemindahan
larva lebih banyak dilakukan sepanjang pagi
dan sore hari dibandingkan malam hari.
Berbeda dari pola umum, pada tanggal 21 September 2005 terjadi lonjakan pemindahan larva di malam hari (Gambar 3, Lampiran 3). Hal ini karena kerusakan sarang yang terjadi pada pohon palem oleh faktor hujan. Curah hujan yang terukur pada tanggal 21 September sebesar 60.90 mm (Lampiran 5). Pemindahan larva dimungkinkan juga berhubungan dengan aktivitas memperbaiki sarang. Wojtusiak & Godzinska (1993) melaporkan aktivitas
memperbaiki sarang O. longinoda lebih banyak
terjadi pada siang dibandingkan malam hari. Perbaikan sarang mempunyai korelasi yang
positif dengan perubahan suhu.
Teritori O. smaragdina
Teritori O. smaragdina pada penelitian ini
tercatat sejauh 30 m dengan sarang yang menyebar pada beberapa pohon. Perluasan teritori yang terjadi dimungkinkan karena kapasitas sarang yang telah berlebih sehingga
O. smaragdina membentuk sarang baru.
Pengangkutan makanan lebih banyak terjadi
pada pohon P1, pola ini sesuai dengan nest
decentralization model (Hölldobler & Lumsden
1980, diacu dalam Hölldobler & Wilson 1990).
Model ini menunjukkan bahwa teritori yang luas dapat dikontrol dan energi yang digunakan semut pekerja untuk mengangkut mangsa dapat
dikurangi dengan model ini. Teritori O.
smaragdina yang berbentuk absolut tidak
memungkinkan bagi semut atau serangga lain
hidup dalam teritorinya (Hölldobler & Wilson
1977). Bukti absolut dari teritori pada penelitian ini yaitu pemangsaan terhadap serangga yang masuk ke dalam teritori. Dejean (1990) melaporkan bahwa ada keterkaitan antara keagresifan dalam mempertahankan territori dengan pemangsaan serangga.
Interaksi O. smaragdina
Interaksi O. smaragdina antar sarang dalam
satu koloni baru terjadi pada pk. 07.30 dimungkinkan karena faktor suhu (Gambar 5) dan kelembaban. Kelembaban pada penelitian ini dicirikan dengan daerah jelajah rumput yang masih basah akibat embun. Kelembaban rata-rata yang terukur pada pk. 07.00 yaitu 93.50 % (Lampiran 5). Pada daerah jelajah lantai, semut sudah terlihat aktif pada pk. 07.00. Klotz &
Reid 1992 diacu dalam Barbani (2003)
melaporkan penjelajahan carpenter ant
Camponotus pennsylvanicus pada daerah
7
perubahan suhu. Interaksi antar semut pekerja semakin berkurang pada malam hari terutama pk. 04.00. Semut yang berada pada daerah jelajah lantai menuju pohon angsana sudah tidak melakukan interaksi mulai pk. 19.30. Berkurangnya aktivitas pada malam hari disebabkan petunjuk visual navigasi dan sumber makanan yang lebih
tersedia pada keadaan diurnal (Davidson et
al. 2004).
SIMPULAN
Aktivitas pencarian makan tertinggi O.
smaragdina terbagi menjadi dua waktu yaitu
pada kisaran pk. 10.00-11.00 dan pk. 14.00-15.00. Tingginya aktivitas pencarian makan berupa serangga kemungkinan karena interaksi antara semut pada pohon yang berbeda dalam satu koloni. Suhu lingkungan
mempengaruhi aktivitas pencarian makan O.
smaragdina yaitu 23-300C, dan menurun di
atas 300C. Pemangsaan aphid tertinggi
terjadi pada kisaran pk. 09.00-10.00 yang
terjadi karena serangga tersebut sudah tidak menghasilkan cairan gula lagi.
Teritori O. smaragdina tercatat sejauh 30
m, berbentuk absolut sehingga tidak memungkinkan semut atau serangga lain hidup dalam teritorinya. Pemindahan larva merupakan salah satu cara memperluas teritori. Aktivitas pemindahan larva tertinggi terbagi menjadi dua waktu yaitu antara pk. 10.01-11.00 dan pk. 16.01-17.00. Hal ini kemungkinan berhubungan dengan aktivitas perbaikan sarang.
SARAN
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan September dengan curah hujan yang relatif tinggi. Perlu dilakukan ulangan dan pengamatan lanjutan pada musim dengan curah hujan rendah. Perlu juga dilakukan pengamatan mengenai perilaku pemindahan semut pekerja dan pemanfaatan kutu daun sebagai sumber makanan.
DAFTAR PUSTAKA
Barbani LE. 2003. Foraging activity and food preferences of the odorous homes
ant (Tapinoma sessile Say)
(Hymenoptera: Formicidae) [thesis]. Virginia: Faculty of Virginia Polytechnic Institute and State Univ.
Bluthgen N, Fiedler K. 2002. Interactions
between weaver ants Oecophylla
smaragdina, homopterans, trees and lianas
in an Australian rain forest canopy. J Anim
Ecol 71: 793-801.
[BMG] Badan Meteorologi dan Geofisika. 2005. Data Iklim Darmaga. Bogor: BMG. Borror DJ, Triplehorn CA, De Long DM. 1982.
An Introduction to the Study of Insects. Ed.
ke-6. Ohio: Saunders College Publ.
Davidson DW, Cook SC, Snelling RR. 2004. Liquid-feeding performances of ants (Formicidae): ecological and evolutionary
implications. Oecologia 139: 255-266.
Dejean A. 1990. Circadian rhythm of
Oecophylla longinoda in relation to
territoriality and predatory behavior. J
Physiol Entomol 15(4): 393-400.
Flatt T, Weisser WW. 2000. The effects of
mutualistic ants on aphid life history traits. J
Ecol 81(12): 3522-3529.
Fourcassie V, Oliveira PS. 2002. Foraging ecology of the giant Amazonian ant
Dinoponera gigantea (Hymenoptera,
Formicidae, Ponerinae): activity schedule,
diet and spatial foraging patterns. J Nat Hist
36: 2211-2227.
Handa C, Itino T. 2005. Selective breeding of aphids by ants. Di dalam: Abstrack of the 5th ANeT Meeting University of Malaya Kuala Lumpur. Malaysia, 28th November- 4th December 2005.
Hölldobler B, Wilson EO. 1977. Colony
Specific territorial pheromone in the African
weaver ant Oecophylla longinoda
(Latreille). Proc Nat Acad Sci USA 74(5):
2072-2075.
Hölldobler B, Wilson EO. 1990. The Ants.
Massachusetts: The Belknap Pr of Harvard Univ Pr.
Howard DF, Tschinkel WR. 1980. The effect of colony size and starvation on the food flow
in the fire ant, Solenopsis invicta
(Hymenoptera: Formicidae). Behav Ecol
Sociobiol 7: 293-300.
Jolivet P. 1996. Ants and Plants, an Example
of Coevolution. Leiden: Backhuys Publ.
Kalshoven LGE. 1981. Pests of Crop in
Indonesia. Laan PA van der, penerjemah.
Jakarta: Ichtiar baru-Van Hoeve. Terjemahan dari: De Plagen van de Cultuurgewassen in Indonesie.
Lim GT, Kirton LG. 2001. A Prelimenary study
on the prospects for biological control of mahogony shoot borer, Hypsipyla robusta (Lepidoptera: Pyralidae), by ants
(Hymenoptera: formicidae). Di dalam:
8
and Forest Product Research Tropical Forestry Research in the New Millenium: Meetings Demands and Challenges. 2000: Kuala Lumpur, 1-3 Okt. FRIM Publ.
Majerus MEN, Slogget JJ, Hemptinne JL. 1994. Interactions between ants and aphidophagous and coccidophagous ladybirds. www.net.sfsi.co.jp/shoko-travel/symposium/symPDF/S4/Majerus. [15 Desember 2005]
Martin P, Bateson P. 1993. Measuring
Behaviour. Ed. Ke-2. Cambridge:
Cambridge Univ Pr.
Mele P Van, Cuc NTT. 2000. Evolution and
status of Oecophylla smaragdina
(Fabricius) as a pest control agent in
citrus in the Mekong Delta, Vietnam. Int
J Pest Management 46: 295–301.
Pie MR. 2004. Foraging ecology and
behaviour of the ponerine ant Ectatomma
opaciventre Roger in a Brazillian
savannah. J Nat Hist 38: 717-729.
Pfeiffer M, Linsenmair KE. 2001.
Territoriality in the ant Camponotus
gigas (Hymenoptera/Formicidae). J
Ethol 19: 75-85.
Porter SD, Tschinkle WR. 1987. Foraging in
Solenopsis invicta (Hymenoptera:
Formicidae): effect of weather and
season: J Environ Entomol 16: 802-808.
[RIRDC] Rural Industries Research and Development Corporation. 2004. Implementing Ant Technology in Commercial Cashew Plantations and Continuation of Transplanted Green Ant
Colony Monitoring. Northern Territory:
RIRDC.
Roces F, Nunes JA. 1989. Brood translocation and circadian variation of temperature
preference in the ant Camponotus mus.
Oecologia 81(1): 33-37.
Romoser WS. 1981. The Science of
Entomology. Ed ke-2. New York:
Macmillan Publ Co Inc.
Tjitrosemito S, Kasno. 2004. Observation in Weaver Ants in West Java. Di dalam: Workshop on Ant-Based Management in Trees. Bogor, 16 July 2004.
Tsuji K, Hasyim A, Harlion, Nakamura K.
2004. Asian weaver ants, Oecophylla
smaragdina, and their repelling of
pollinators. J Ecol 19: 669-673.
Wojtusiak J, Godzinska EZ. 1993. Factors influencing the responses to nest damage in
the Africa weaver ant, Oecophylla
longinoda (Latreille). Acta Neurobiol Exp
53(2): 401-408.
10
Lampiran 1a Aktivitas pencarian serangga yang dilakukan O. smaragdina
waktu total rata-rata Ulangan (=n)
06.01-07.00 0 0.00+0.00 1 07.01-08.00 2 0.17+0.39 1 08.01-09.00 145 1.34+0.65 9 09.01-10.00 463 3.86+0.59 10 10.01-11.00 511 4.78+0.86 9
11.01-12.00 329 2.77+0.76 10 12.01-13.00 377 3.14+0.80 10 13.01-14.00 423 3.53+1.11 10 14.01-15.00 335 4.65+0.99 6
15.01-16.00 96 2.67+0.83 3 16.01-17.00 58 2.33+1.01 2 20.01-21.00 7 0.25+0.45 2 21.01-22.00 5 0.21+0.26 2 22.01-23.00 3 0.08+0.22 3 23.01-00.00 2 0.08+0.29 2 00.01-01.00 0 0.00+0.00 3 01.01-02.00 1 0.03+0.00 3 02.01-03.00 0 0.00+0.00 1 03.01-04.00 0 0.00+0.00 1 04.01-05.00 0 0.00+0.00 1 05.01-06.00 0 0.00+0.00 1
Lampiran 1b Aktivitas pengangkutan aphid yang dilakukan O. smaragdina
waktu total rata-rata Ulangan (=n)
11
Lampiran 2 Aktivitas pemindahan larva yang dilakukan O. smaragdina
waktu total Rata-rata Ulangan (=n)
06.01-07.00 0 0.00+0.00 1 07.01-08.00 0 0.00+0.00 1 08.01-09.00 11 0.11+0.17 9 09.01-10.00 23 0.19+0.15 10 10.01-11.00 50 0.46+0.30 9
11.01-12.00 35 0.29+0.18 10 12.01-13.00 20 0.17+0.20 10 13.01-14.00 24 0.20+0.17 10 14.01-15.00 44 0.65+0.34 6 15.01-16.00 24 0.67+0.57 3 16.01-17.00 21 0.88+0.57 2
20.01-21.00 18 0.75+0.48 2 21.01-22.00 41 1.71+1.18 2 22.01-23.00 54 1.50+0.54 3 23.01-00.00 41 1.71+0.89 2 00.01-01.00 4 0.17+0.45 3 01.01-02.00 9 0.25+0.33 3 02.01-03.00 4 0.11+0.16 1 03.01-04.00 1 0.08+0.29 1 04.01-05.00 0 0.00+0.00 1 05.01-06.00 0 0.00+0.00 1
Lampiran 3 Interaksi O. smaragdina terhadap pohon P1
No. Waktu Jumlah Interaksi
12
Lampiran 4 Data kelembaban (%RH), intensitas cahaya matahari (lux), dan suhu (0C) yang diukur selama penelitian pada bulan Agustus-September 2005
13
Lampiran 5 Keadaan iklim harian di stasiun klimatologi Darmaga Bogor (BMG 2005)Suhu (0C) Kelembaban Nisbi (% RH)
Tanggal
(2005) 07.00 13.00 18.00
Penyinaran Matahari
Intensitas (cal/cm) 07.00 13.00 18.00
Curah hujan (mm) ditakar jam 07.00
Total curah hujan (mm) tiap bulan
27 Juni 22.60 31.00 27.00 256 96 67 81 0.80
28 Juni 22.60 30.50 28.30 266 95 63 80 682
10 Juli 22.80 31.40 25.20 288 96 60 92 0.30
13 Juli 22.00 31.10 27.10 233 96 64 87 0.20
17 Juli 22.00 29.90 25.80 275 97 73 89 20.80
20 Juli 21.60 30.90 27.80 296 98 64 79 29.30
23 Juli 22.40 31.40 28.50 339 97 52 75 0.00
26 Juli 22.20 30.20 26.90 212 95 63 83
27 Juli 23.60 31.60 27.30 255 90 57 77 215.4
13 Agustus 23.80 30.30 25.10 251 88 67 92 3.00
20 Agustus 21.80 31.40 26.50 308 96 57 87 3.60
23 Agustus 23.60 31.00 27.80 284 97 62 81 8.00
29 Agustus 22.60 30.60 28.00 280 93 57 76 153.2
5 September 22.90 31.10 28.50 238 91 57 74
10 September 23.60 31.30 28.60 221 93 61 78 0.30
19 September 23.50 29.30 27.00 194 93 69 70 19.00
21 September 22.40 31.60 25.50 334 95 57 93 60.90
23 September 23.20 31.20 25.90 306 95 66 75 319.9
X 22.73 30.88 27.04 268.67 93.50 62.00 81.61