PENYAKIT PARU TERKAIT KERJA
PENYAKIT PARU TERKAIT KERJA
BRONKITIS KRONIK
BRONKITIS KRONIK
Tugas Mata Kuliah Penyakit Akibat Kerja
Tugas Mata Kuliah Penyakit Akibat Kerja
Disusun oleh
Disusun oleh
Apriastuti Puspitasari, 0706272585
Apriastuti Puspitasari, 0706272585
Putri Wulandari C., 0706273745
Putri Wulandari C., 0706273745
Rika Nurhayati, 0706273865
Rika Nurhayati, 0706273865
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK, 2009
DEPOK, 2009
BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN
Menurut Robert L. Wilkins dan James B. Dexter dalam buku
Menurut Robert L. Wilkins dan James B. Dexter dalam buku Respiratory Diseases:Respiratory Diseases: Principles of Patient Care
Principles of Patient Care, bronkitis kronis adalah salah satu penyakit paru dimana pasien, bronkitis kronis adalah salah satu penyakit paru dimana pasien memiliki batuk produktif kronik yang berhubungan dengan inflamasi bronchus. Untuk memiliki batuk produktif kronik yang berhubungan dengan inflamasi bronchus. Untuk membuat diagnosis, para ahli menyatakan bahwa jangka waktu kronik pada penyakit ini membuat diagnosis, para ahli menyatakan bahwa jangka waktu kronik pada penyakit ini adalah selama batuk produktif muncul, minimal selama tiga bulan setahun dan pada dua adalah selama batuk produktif muncul, minimal selama tiga bulan setahun dan pada dua tahun berturut-turut. Sebelum diketahui menderita Bronkitis kronis, pada awalnya pasien tahun berturut-turut. Sebelum diketahui menderita Bronkitis kronis, pada awalnya pasien yang mengalami batuk produktif yang
yang mengalami batuk produktif yang panjang biasanya terdiagnosis oleh dokter mengalamipanjang biasanya terdiagnosis oleh dokter mengalami tuberculosis, kanker paru, dan
tuberculosis, kanker paru, dan congestive heart failurecongestive heart failure..
Bronkitis kronik sering disamakan dengan emfisema, padahal keduanya berbeda. Bronkitis kronik sering disamakan dengan emfisema, padahal keduanya berbeda. Kedua penyakit ini sering ditemukan pada penderita Penyakit Paru Obstruktif Menahun Kedua penyakit ini sering ditemukan pada penderita Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM). PPOM merupakan penyebab kematian keempat di Amerika Serikat. Diperkirakan (PPOM). PPOM merupakan penyebab kematian keempat di Amerika Serikat. Diperkirakan 12 juta orang Amerika menderita bronkitis kronik dan atau emfisema (National Heart, Lung, 12 juta orang Amerika menderita bronkitis kronik dan atau emfisema (National Heart, Lung, and Blood Institute, 1986). Sedangkan
and Blood Institute, 1986). Sedangkan American Thoracic Society American Thoracic Society dalam bukudalam buku Standards for Standards for the diagnosis and care of patients with chronic obstructive pulmonary disease
the diagnosis and care of patients with chronic obstructive pulmonary disease tahun 1995,tahun 1995, sekitar 10 juta orang Amerika menderita PPOM, dan menyebabkan 40.000 kematian setiap sekitar 10 juta orang Amerika menderita PPOM, dan menyebabkan 40.000 kematian setiap tahun. Sedangkan Tjandra Yoga Aditama dosen FK UI, dalam Cermin Dunia Kedokteran No. tahun. Sedangkan Tjandra Yoga Aditama dosen FK UI, dalam Cermin Dunia Kedokteran No. 84 tahun
84 tahun 1993 menyatakan bahwa 1993 menyatakan bahwa di Indonesia pedi Indonesia penyakit asma, bronkitis nyakit asma, bronkitis dan emfisedan emfisemama merupakan penyebab kematian ke 10. Bronkitis, asma dan penyakit saluran napas lain merupakan penyebab kematian ke 10. Bronkitis, asma dan penyakit saluran napas lain menduduki peringkat ke lima dalam pola morbiditas di negara kita. PPOM menyerang pria menduduki peringkat ke lima dalam pola morbiditas di negara kita. PPOM menyerang pria dua kali lebih banyak daripada wanita, diperkirakan karena pria merupakan perokok yang dua kali lebih banyak daripada wanita, diperkirakan karena pria merupakan perokok yang lebih berat dibandingkan wanita, tetapi insidensnya pada wanita semakin meningkat dan lebih berat dibandingkan wanita, tetapi insidensnya pada wanita semakin meningkat dan stabil pada pria (Price, 1992). Untuk Bronkitis kronis, jumlah orang dewasa yang terdiagnosa stabil pada pria (Price, 1992). Untuk Bronkitis kronis, jumlah orang dewasa yang terdiagnosa kronik Bronkitis pada tahun 2007 di Amerika Serikat adalah 7,6 juta orang.
kronik Bronkitis pada tahun 2007 di Amerika Serikat adalah 7,6 juta orang.
Dampak yang timbul akibat menderita penyakit bronkitis kronis adalah infeksi Dampak yang timbul akibat menderita penyakit bronkitis kronis adalah infeksi saluran napas yang berat dan sering, penyempitan dan penyumbatan bronchus, sulit saluran napas yang berat dan sering, penyempitan dan penyumbatan bronchus, sulit bernafas,
bernafas, disability disability , hingga kematian. Kebiasaan merokok merupakan faktor penting yang, hingga kematian. Kebiasaan merokok merupakan faktor penting yang berkontribusi menyebabkan bronkitis kronik. Menurut
berkontribusi menyebabkan bronkitis kronik. Menurut American Academy of Family American Academy of Family Physian
perokok. Tetapi terdapat faktor lain yang sedikit kontribusinya menyebabkan bronkitis perokok. Tetapi terdapat faktor lain yang sedikit kontribusinya menyebabkan bronkitis kronik yaitu infeksi virus atau bakteri, polusi udara (ozon dan nitrogen dioksida/NO kronik yaitu infeksi virus atau bakteri, polusi udara (ozon dan nitrogen dioksida/NO22),), terpajan iritan di tempat kerja, dan lain-lain. Iritan-iritan yang dapat menyebabkan penyakit terpajan iritan di tempat kerja, dan lain-lain. Iritan-iritan yang dapat menyebabkan penyakit ini diantaranya uap logam (
ini diantaranya uap logam ( fume fume) dari bahan-bahan kimia seperti sulfur dioksida (SO) dari bahan-bahan kimia seperti sulfur dioksida (SO22),), hidrogen sulfida (H
hidrogen sulfida (H22S), bromin (Br), amonia (NHS), bromin (Br), amonia (NH33), asam kuat, beberapa), asam kuat, beberapaorganic solvent organic solvent , dan, dan klorin (Cl). Debu juga dapat menyebabkan bronkitis kronis, seperti debu batu bara atau klorin (Cl). Debu juga dapat menyebabkan bronkitis kronis, seperti debu batu bara atau debu pertanian
BAB II BAB II
PENYAKIT PARU AKIBAT KERJA (BRONKITIS KRONIK) PENYAKIT PARU AKIBAT KERJA (BRONKITIS KRONIK)
2.1 Review Anatomi Dan Fisiologi Sistem
2.1 Review Anatomi Dan Fisiologi Sistem PernafasanPernafasan Sistem pernafasan m
Sistem pernafasan merupakan erupakan tempat keluar tempat keluar masuknya udara darmasuknya udara dari dan ke pi dan ke paru- aru-paru yaitu tempat pertukaran O2 dan CO2 udara dan darah. Fungsi dari sistem pernafasan paru yaitu tempat pertukaran O2 dan CO2 udara dan darah. Fungsi dari sistem pernafasan secara langsung tergantung dari baik
secara langsung tergantung dari baik tidaknya fungsi dari sistem sirkulasi tidaknya fungsi dari sistem sirkulasi (Bantas, 2007).(Bantas, 2007).
2.1.1 Struktur Sistem Pernafasan 2.1.1 Struktur Sistem Pernafasan
Sistem Pernafasan terdiri dari traktus respiratorius bagian atas dan bagian bawah. Sistem Pernafasan terdiri dari traktus respiratorius bagian atas dan bagian bawah. Berikut ini akan dijelaskan bagian-bagian tersebut satu per satu.
Berikut ini akan dijelaskan bagian-bagian tersebut satu per satu.
2.1.1.1 Traktus Respiratorius Bagian Atas (Di Luar Cavum Thorax) 2.1.1.1 Traktus Respiratorius Bagian Atas (Di Luar Cavum Thorax)
a. Hidung/rongga hidung (cavum nasi) a. Hidung/rongga hidung (cavum nasi)
Hidung dibentuk oleh tulan
Hidung dibentuk oleh tulang dan tulang rawan (cartilago) yang dilapisg dan tulang rawan (cartilago) yang dilapisi oleh kulit. i oleh kulit. DiDi dalam rongga hidung (cavum nasi) terdapat bulu atau rambut yang berfungsi untuk dalam rongga hidung (cavum nasi) terdapat bulu atau rambut yang berfungsi untuk memblokir
memblokir masuknya masuknya debu debu dari dari udara. udara. Cavum naCavum nasi berada si berada didalam didalam tengkorak, tengkorak, dibagidibagi menjadi dua bagian oleh septum nasi. Mukosa dari cavum nasi terdiri dari sel-sel epithelium menjadi dua bagian oleh septum nasi. Mukosa dari cavum nasi terdiri dari sel-sel epithelium bersilia dengan sel-se
bersilia dengan sel-sel goblet l goblet yang mensekresi lendir yang mensekresi lendir (mucus). Permukaan mukosa cavum(mucus). Permukaan mukosa cavum nasi bertambah luas dengan adanya lekukan dan tonjolan-tonjolan yang disebut dengan nasi bertambah luas dengan adanya lekukan dan tonjolan-tonjolan yang disebut dengan conchae. Cavum nasi bersifat hangat dan lembab karena adanya pembuluh -pembuluh conchae. Cavum nasi bersifat hangat dan lembab karena adanya pembuluh -pembuluh darah dibawah jaringan mukos
darah dibawah jaringan mukosa dan adanya muca dan adanya mucus atau lendir disana. Mus atau lendir disana. Mucus ucus berfungsiberfungsi untuk me
untuk menangkap debu nangkap debu dan dan mikroorganisme, semikroorganisme, sedangkan silia dangkan silia (cilia) be(cilia) berfungsi untrfungsi untukuk membawa dan menyapu
membawa dan menyapu mucus kearah faringsmucus kearah farings. Pada mukosa . Pada mukosa cavum nasi juga terdacavum nasi juga terdapatpat reseptor n.olfactorius (saraf pembau) yang memberikan respons terhadap udara yang reseptor n.olfactorius (saraf pembau) yang memberikan respons terhadap udara yang dihirup (Bantas, 2007).
b. Farings (pharynx) b. Farings (pharynx)
Farings merupakan
Farings merupakan merupakan merupakan pipa pipa (tuba) (tuba) yang yang terdiri terdiri dari dari jaringan jaringan otot. Totot. Terletakerletak disebelah pos
disebelah posterior dari cavum nterior dari cavum nasi dan cavum oasi dan cavum oris (rongga mulut). ris (rongga mulut). Farings Farings terdiri dariterdiri dari nasofarings (nasopharynx), terletak dibelakang cavum nasi; orofarings (oropharynx); dan nasofarings (nasopharynx), terletak dibelakang cavum nasi; orofarings (oropharynx); dan laringofarings (Bantas, 2007).
laringofarings (Bantas, 2007).
c. Larings (larynx) c. Larings (larynx)
Laring menghubungkan antara faring dan trakea. Laring ini ditopang sembilan Laring menghubungkan antara faring dan trakea. Laring ini ditopang sembilan kartilago. Kartilago tersebut terdiri dari kartilago tiroid (jakun) dan kartilago krikoid. Pada kartilago. Kartilago tersebut terdiri dari kartilago tiroid (jakun) dan kartilago krikoid. Pada laring juga terdapat pita suara yang berfungsi sebagai sumber keluarnya suara manusia. laring juga terdapat pita suara yang berfungsi sebagai sumber keluarnya suara manusia. Selain itu juga terdapat epiglottis yang berfungsi untuk menutup pernafasan ketika makan Selain itu juga terdapat epiglottis yang berfungsi untuk menutup pernafasan ketika makan dan sebaliknya.
dan sebaliknya.
d. Trachea d. Trachea
Trakea merupakan saluran pernafasan yang bermula dari laring sampai ke Trakea merupakan saluran pernafasan yang bermula dari laring sampai ke percabangan paru-paru (bronkus) yang dibentuk oleh 16 sampai 20 cincin kartilago yang percabangan paru-paru (bronkus) yang dibentuk oleh 16 sampai 20 cincin kartilago yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti C. Trakea dilapisi oleh selaput lendir terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti C. Trakea dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri atas epitilium bersilia dan sel cangkir.
yang terdiri atas epitilium bersilia dan sel cangkir.
Gambar 1. Traktus Respiratorius Bagian Atas Gambar 1. Traktus Respiratorius Bagian Atas
2.1.1.2 Traktus Respiratorius Bagian Bawah (Di Dalam Cavum Thorax) 2.1.1.2 Traktus Respiratorius Bagian Bawah (Di Dalam Cavum Thorax)
a.
a. Paru-paru (pulmo)Paru-paru (pulmo)
Paru-paru merupakan alat yang paling vital dalam sisitem pernafasan karena pada Paru-paru merupakan alat yang paling vital dalam sisitem pernafasan karena pada paru-paru inilah terjadinya pergantian oksigen dan karbondioksida secara difusi dalam paru-paru inilah terjadinya pergantian oksigen dan karbondioksida secara difusi dalam tubuh. Pergantian gas itu secara tepat terjadi pada alveolus ( gelembung paru-paru). tubuh. Pergantian gas itu secara tepat terjadi pada alveolus ( gelembung paru-paru). Paru-paru terletak dalam rongga torak. Secara anatomi Paru-paru-Paru-paru kanan memiliki 3 lobus dan paru terletak dalam rongga torak. Secara anatomi paru-paru kanan memiliki 3 lobus dan paru-paru kiri memiliki 2 lobus (Bantas, 2007). Paru-paru terdiri dari :
paru-paru kiri memiliki 2 lobus (Bantas, 2007). Paru-paru terdiri dari : 1.
1. BronchusBronchus
Bronkus merupakan percabagan saluran pernafasan pada dua paru-paru. Bronkus merupakan percabagan saluran pernafasan pada dua paru-paru. Berdasarkan anatominya terdiri atas bronkus primer, bronkus sekunder, dan Berdasarkan anatominya terdiri atas bronkus primer, bronkus sekunder, dan bronkus tersier. Bronkus primer kanan lebih pendek, lebih tebal, dan lebih lurus bronkus tersier. Bronkus primer kanan lebih pendek, lebih tebal, dan lebih lurus dibandingkan dengan yang sebelah kiri. Objek asing yang masuk biasanya dibandingkan dengan yang sebelah kiri. Objek asing yang masuk biasanya ditempatkan pada bronkus kanan. Setiap bronkus primer bercabang 9 sampai 12 ditempatkan pada bronkus kanan. Setiap bronkus primer bercabang 9 sampai 12 kali untuk membentuk bronkus sekunder dan tersier. Bronkus sekunder dan tersier kali untuk membentuk bronkus sekunder dan tersier. Bronkus sekunder dan tersier ini juga disebut sebagai bronkiolus.
ini juga disebut sebagai bronkiolus. 2.
2. BronchiolusBronchiolus
Pada dinding bronchiolus tidak terdapat kartilago. Bronchiolus terdiri dari Pada dinding bronchiolus tidak terdapat kartilago. Bronchiolus terdiri dari otot polos, hal tersebut secara klinis penting pada penyakit asma, dimana terjadi otot polos, hal tersebut secara klinis penting pada penyakit asma, dimana terjadi spasme pada otot-otot polos bronchiolus. Cabang-cabang bronchiolus berakhir spasme pada otot-otot polos bronchiolus. Cabang-cabang bronchiolus berakhir padapada sekelompok
sekelompok alveoli, yaitu kantalveoli, yaitu kantung-kantung udara padung-kantung udara pada paru-paru.a paru-paru.
3.
3. AlveolusAlveolus
Alveolus merupakan unit fungsional dari paru-paru. Fungsi alveolus sebagai Alveolus merupakan unit fungsional dari paru-paru. Fungsi alveolus sebagai tempat
tempat terjadinya terjadinya pertukaran pertukaran gas. gas. Alveolus Alveolus disusun disusun oleh oleh selapis selapis se-sel se-sel epitelepitel skuameus . Pada ruangan diantara kelompok-kelompok alveoli terdapat jaringan skuameus . Pada ruangan diantara kelompok-kelompok alveoli terdapat jaringan ikat elastik, yang penting untuk exhalasi .
ikat elastik, yang penting untuk exhalasi .
b.
Paru-paru ditutup oleh membran tipis yang disebut membrane pleura. Membran Paru-paru ditutup oleh membran tipis yang disebut membrane pleura. Membran pleura terdiri dari Pleura parietalis (luar) dan viceralis ( dalam). Pleura parietalis melindungi pleura terdiri dari Pleura parietalis (luar) dan viceralis ( dalam). Pleura parietalis melindungi paru-paru dari gesekan dengan tulang-tulang iga dan dada, sedangkan pleura viceralis paru-paru dari gesekan dengan tulang-tulang iga dan dada, sedangkan pleura viceralis melindungi paru-paru dari gesekan
melindungi paru-paru dari gesekan alveolus sehingga tidak saling menempelalveolus sehingga tidak saling menempel
Gambar 2. Traktus Respiratorius Gambar 2. Traktus Respiratorius
2.1.2 Fungsi Pernafasan dan Non-Pernafasan dari Paru 2.1.2 Fungsi Pernafasan dan Non-Pernafasan dari Paru a.
a. Respirasi : pertukaran gas ORespirasi : pertukaran gas O22dan COdan CO22.. b.
b. Keseimbangan asam basa.Keseimbangan asam basa. c.
c. Keseimbangan cairan.Keseimbangan cairan. d.
d. Keseimbangan suhu tubuh.Keseimbangan suhu tubuh. e.
e. Membantu venous return darah keMembantu venous return darah ke atriumatriumkanan selama fase inspirasi.kanan selama fase inspirasi. f.
f. EndokrinEndokrin::keseimbangan bahankeseimbangan bahanvaso aktif, histamine, serotonin, ECF vaso aktif, histamine, serotonin, ECF dandanangiotensinangiotensin.. g.
g. Perlindungan terhadap infeksi:Perlindungan terhadap infeksi: makrofagmakrofagyang akan membunuh bakteri.yang akan membunuh bakteri.
2.1.3 Mekanisme Pernafasan 2.1.3 Mekanisme Pernafasan
mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara
pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan.bersamaan. a.
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut. 1.
1. Fase Fase inspirasi. inspirasi. Fase Fase ini ini berupa berupa berkontraksinya berkontraksinya otot otot antartulang antartulang rusuk rusuk sehingga rongsehingga ronggaga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara l
tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.uar yang kaya oksigen masuk. 2.
2. Fase ekspirasFase ekspirasi. Fase i. Fase ini mini merupakan fase erupakan fase relaksasi relaksasi atau atau kembalinya otkembalinya otot antara ot antara tulangtulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
keluar.
b.
b. Pernapasan PerutPernapasan Perut
Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada.
otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada.
Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni sebagai berikut. Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni sebagai berikut. 1.
1. Fase Fase Inspirasi. Inspirasi. Pada Pada fase fase ini oini otot tot diafragma bdiafragma berkontraksi erkontraksi sehingga sehingga diafragma menddiafragma mendatar,atar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk.
masuk. 2.
2. Fase EFase Ekspirasi. Faskspirasi. Fase ekspe ekspirasi merupirasi merupakan akan fase berfase berelaksasinya elaksasinya otot dotot diafragma iafragma (kembali(kembali ke posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi ke posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru.
lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru.
2.2 Interaksi Pajanan dan Gangguan Kesehatan 2.2 Interaksi Pajanan dan Gangguan Kesehatan
Penyakit Paru Akibat Pekerjaan terjadi akibat terhirupnya atau terinhalasinya Penyakit Paru Akibat Pekerjaan terjadi akibat terhirupnya atau terinhalasinya partikel, kabut, uap atau gas yang berbahaya pada saat seseorang sedang bekerja. Lokasi partikel, kabut, uap atau gas yang berbahaya pada saat seseorang sedang bekerja. Lokasi tersangkutnya zat tersebut pada saluran pernafasan atau paru-paru dan jenis penyakit paru tersangkutnya zat tersebut pada saluran pernafasan atau paru-paru dan jenis penyakit paru yang terjadi, tergantung kepada ukuran dan jenis partikel yang terhirup. Partikel yang lebih yang terjadi, tergantung kepada ukuran dan jenis partikel yang terhirup. Partikel yang lebih besar mungkin akan terperangkap di dalam hidung atau saluran pernafasan yang besar, besar mungkin akan terperangkap di dalam hidung atau saluran pernafasan yang besar, tetapi partikel yang sangat kecil bisa sampai ke paru-paru. Di dalam paru-paru, beberapa tetapi partikel yang sangat kecil bisa sampai ke paru-paru. Di dalam paru-paru, beberapa partikel dicerna dan bisa diserap ke dalam aliran darah. Partikel yang lebih padat yang tidak partikel dicerna dan bisa diserap ke dalam aliran darah. Partikel yang lebih padat yang tidak dapat dicerna akan dikeluarkan oleh sistem pertahanan tubuh (Saffira,
Bronkitis
Bronkitis kronik kronik timbul timbul sebagai sebagai akibat akibat dari dari adanya adanya pajanan pajanan terhadap terhadap agentagent infeksi
infeksi maupun maupun non-infeksi non-infeksi (terutama (terutama rokok rokok tembakau). tembakau). Agen Agen non-infeksi non-infeksi masuk kmasuk ke dalae dalamm tubuh melalui jalur
tubuh melalui jalur inhalasi. Agen non-infeksi seinhalasi. Agen non-infeksi seperti polusi udara terinhalasi keperti polusi udara terinhalasi ketika pekerjatika pekerja sedang beraktifitas di lingkungan kerjanya.
sedang beraktifitas di lingkungan kerjanya. Iritan
Iritan akan menyebabkan akan menyebabkan timbulnya respon timbulnya respon inflamasi yang inflamasi yang akan menyebabkanakan menyebabkan vasodilatasi, kongesti,
vasodilatasi, kongesti, edema mukosa edema mukosa dan dan bronchospasme. Tidak bronchospasme. Tidak seperti emfisema,seperti emfisema, Bronkitis
Bronkitis lebih lebih mempengaruhi mempengaruhi jalan jalan nafas nafas kecil kecil dan dan besar besar dibandingkan dibandingkan pada pada alveolinya.alveolinya. Aliran
Aliran udara udara dapat dapat atau atau mungkin mungkin juga juga tidak tidak mengalami mengalami hambatan. hambatan. Pekerja Pekerja dengandengan Bronkitis kronis akan mengalami (Saffira, 2009):
Bronkitis kronis akan mengalami (Saffira, 2009): a.
a. Peningkatan ukuran dan jumlah kelenjar mukus pada bronchi besar, yang manaPeningkatan ukuran dan jumlah kelenjar mukus pada bronchi besar, yang mana akan meningkatkan produksi mukus.
akan meningkatkan produksi mukus. b.
b. Mukus lebih kental.Mukus lebih kental. c.
c. Kerusakan fungsi cilliary sehingga Kerusakan fungsi cilliary sehingga menurunkan mekanisme pembersihan mukus.menurunkan mekanisme pembersihan mukus. Oleh karena itu, “
Oleh karena itu, “mucocilliary defencemucocilliary defence” dari paru mengalami ke” dari paru mengalami kerusakan danrusakan dan meningkatkan kecenderungan untuk
meningkatkan kecenderungan untuk terserang infeksi. terserang infeksi. Ketika infeksi Ketika infeksi timbul, kelenjartimbul, kelenjar mukus akan menjadi hipertropi dan hiperplasia sehingga produksi mukus akan mukus akan menjadi hipertropi dan hiperplasia sehingga produksi mukus akan meningkat. Dinding bronchial meradang dan menebal (seringkali sampai dua kali meningkat. Dinding bronchial meradang dan menebal (seringkali sampai dua kali ketebalan normal) dan mengganggu aliran udara. Mukus kental ini bersama-sama ketebalan normal) dan mengganggu aliran udara. Mukus kental ini bersama-sama dengan produksi mukus yang banyak akan menghambat beberapa aliran udara kecil dan dengan produksi mukus yang banyak akan menghambat beberapa aliran udara kecil dan mempersempit saluran udara besar. Bronkitis kronis mula-mula mempengaruhi hanya pada mempersempit saluran udara besar. Bronkitis kronis mula-mula mempengaruhi hanya pada bronchus besar, tetapi biasanya seluruh saluran nafas akan terkena.
bronchus besar, tetapi biasanya seluruh saluran nafas akan terkena.
2.3 Jenis dan
2.3 Jenis dan Penyebab PenyakitPenyebab Penyakit
Bronkitis kronik merupakan salah satu Penyakit Paru Obstruktif Kronik (COPD). Bronkitis kronik merupakan salah satu Penyakit Paru Obstruktif Kronik (COPD). Penyakit Paru Obstruktif Kronik (COPD) adalah suatu istilah yang sering digunakan untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronik (COPD) adalah suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap
resistensi terhadap aliran udara aliran udara sebagai gamsebagai gambaran patofisiologi baran patofisiologi utamanya utamanya (Komar,(Komar, 1995).
1995).
Bronkitis kronis menunjukkan kelainan pada bronchus yang sifatnya menahun Bronkitis kronis menunjukkan kelainan pada bronchus yang sifatnya menahun (berlangsung lama) dan disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari luar (berlangsung lama) dan disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari luar bronchus maupun dari bronchus itu sendiri, merupakan keadaan yang berkaitan dengan bronchus maupun dari bronchus itu sendiri, merupakan keadaan yang berkaitan dengan
produksi mukus takeobronkial yang berlebihan sehingga cukup untuk menimbulkan produksi mukus takeobronkial yang berlebihan sehingga cukup untuk menimbulkan batuk
batuk dengan dengan ekspektorasi ekspektorasi sedikitnya sedikitnya 3 3 bulan bulan dalam dalam setahun setahun untuk untuk lebih lebih dari dari 2 2 tahuntahun secara berturut-turut.
secara berturut-turut.
Gambar 3. Bronkitis Kronis Gambar 3. Bronkitis Kronis
Temuan patologis utama pada bronkitis kronik adalah hipertrofi kelenjar mukosa Temuan patologis utama pada bronkitis kronik adalah hipertrofi kelenjar mukosa bronkus dan peningkatan jumlah sel goblet dengan infiltrasi sel-sel radang dan edema bronkus dan peningkatan jumlah sel goblet dengan infiltrasi sel-sel radang dan edema mukosa bronkus. Pembentukan mukus yang meningkat mengakibatkan gejala khas yaitu mukosa bronkus. Pembentukan mukus yang meningkat mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi bronkus tampaknya batuk produktif. Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronkiolus yang kecil sedemikian rupa sehingga bronkiolus tersebut rusak mempengaruhi bronkiolus yang kecil sedemikian rupa sehingga bronkiolus tersebut rusak dan dindingnya melebar (Price, 1992).
dan dindingnya melebar (Price, 1992).
Menurut Barry S. Levy dalam bukunya
Menurut Barry S. Levy dalam bukunya Preventing Occupational Disease and Injury Preventing Occupational Disease and Injury tahun 2005, bronkitis kronik merupakan penyakit yang diakibatkan oleh multifaktor. tahun 2005, bronkitis kronik merupakan penyakit yang diakibatkan oleh multifaktor. Penyebab lingkungan merupakan penyebab yang mencolok dengan kehadiran semua Penyebab lingkungan merupakan penyebab yang mencolok dengan kehadiran semua faktor-faktor lingkungan yang berbahaya. Tak hanya itu, penelitian membuktikan genetik faktor-faktor lingkungan yang berbahaya. Tak hanya itu, penelitian membuktikan genetik juga mempengaruhi munculnya penyakit ini dengan interaksi
juga mempengaruhi munculnya penyakit ini dengan interaksi gene-environment gene-environment . Infeksi viral. Infeksi viral yang akut dan kronik pada saluran pernapasan juka memegang peran penting dalam yang akut dan kronik pada saluran pernapasan juka memegang peran penting dalam asal-usul dan persistensi bronkitis kronik.
usul dan persistensi bronkitis kronik.
Faktor penyebab Bronkitis kronik terdiri dari agen infeksi dan agen non-infeksi. Agen Faktor penyebab Bronkitis kronik terdiri dari agen infeksi dan agen non-infeksi. Agen infeksi yaitu virus dan bakteri seperti stafilokokus, sterptokokus, pneumokokus, dan infeksi yaitu virus dan bakteri seperti stafilokokus, sterptokokus, pneumokokus, dan
haemophilus influenzae. Agen non-infeksi yaitu merokok, polusi udara, dan pajanan iritan haemophilus influenzae. Agen non-infeksi yaitu merokok, polusi udara, dan pajanan iritan yang biasanya terdapat pada daerah industri. Pajanan iritan dikelompokkan menjadi tiga yang biasanya terdapat pada daerah industri. Pajanan iritan dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu bahan kimia yang spesifik seperti sulfur dioksida (SO
kategori yaitu bahan kimia yang spesifik seperti sulfur dioksida (SO22), hidrogen sulfida (H), hidrogen sulfida (H22S),S), bromin (Br), amonia (NH
bromin (Br), amonia (NH33), asam kuat, beberapa), asam kuat, beberapa organic solvent organic solvent , dan klorin (Cl); debu dan, dan klorin (Cl); debu dan aerosol yang ditemukan di pembangunan rumah atau gedung, pabrik semen, penambangan aerosol yang ditemukan di pembangunan rumah atau gedung, pabrik semen, penambangan batubara dan penambangan lainnya, pengecoran logam, pabrik karet, pengelasan, dan batubara dan penambangan lainnya, pengecoran logam, pabrik karet, pengelasan, dan tempat penghacuran batu, ; dan debu-debu pertanian seperti debu kapas, rami, potasium, tempat penghacuran batu, ; dan debu-debu pertanian seperti debu kapas, rami, potasium, dan fosfat (Levy, 2005). Polusi udara yang terus menerus juga merupakan predisposisi dan fosfat (Levy, 2005). Polusi udara yang terus menerus juga merupakan predisposisi infeksi rekuren karena polusi memperlambat aktivitas silia dan fagositosis, sehingga infeksi rekuren karena polusi memperlambat aktivitas silia dan fagositosis, sehingga timbunan mukus meningkat sedangkan mekanisme pertahanannya sendiri melemah timbunan mukus meningkat sedangkan mekanisme pertahanannya sendiri melemah (Saffira, 2009).
(Saffira, 2009).
Bronkitis kronis dapat merupakan komplikasi kelainan patologik yang mengenai Bronkitis kronis dapat merupakan komplikasi kelainan patologik yang mengenai beberapa alat tubuh (Saffira, 2009), yaitu :
beberapa alat tubuh (Saffira, 2009), yaitu : a.
a. Penyakit Jantung Menahun, baik pada katup maupun myocardium. KongestiPenyakit Jantung Menahun, baik pada katup maupun myocardium. Kongesti menahun pada dinding bronchus melemahkan daya tahannya sehingga infeksi menahun pada dinding bronchus melemahkan daya tahannya sehingga infeksi bakteri mudah terjadi.
bakteri mudah terjadi. b.
b. Infeksi sinus paranasalis Infeksi sinus paranasalis dan Rongga mulut, dan Rongga mulut, merupakan sumber bakteri merupakan sumber bakteri yang yang dapatdapat menyerang dinding bronchus.
menyerang dinding bronchus. c.
c. Dilatasi Bronchus (Bronchiectasi), menyebabkan gangguan susunan dan fungsiDilatasi Bronchus (Bronchiectasi), menyebabkan gangguan susunan dan fungsi dinding bronchus sehingga infeksi bakteri mudah terjadi.
dinding bronchus sehingga infeksi bakteri mudah terjadi.
2.4 Pekerja Berisiko 2.4 Pekerja Berisiko
Berikut ini pekerja yang berisiko bronkitis kronis berdasarkan iritan penyebabnya di Berikut ini pekerja yang berisiko bronkitis kronis berdasarkan iritan penyebabnya di lingkungan kerja :
Tabel 1. Pekerja Berisiko Bronkitis Kronis berdasarkan Iritan yang memajan Tabel 1. Pekerja Berisiko Bronkitis Kronis berdasarkan Iritan yang memajan No
No Bahan Bahan Kimia Kimia Pekerja BerisikoPekerja Berisiko 1.
1. Amonia Amonia (NH(NH33) ) Pekerja Pekerja di di pabrik pabrik pupuk pupuk ureaurea (www.pusri.co.id)(www.pusri.co.id), elektroplating,, elektroplating, pemadam kebakaran,
pemadam kebakaran,semiconductor semiconductor manufacturinmanufacturingg, pembakaran, pembakaran polimer sintetik, dan lain
polimer sintetik, dan lain sebagainya (www.hazmap.nlm.nih.gov).sebagainya (www.hazmap.nlm.nih.gov). 2.
2. Arsenic Arsenic (As) (As) Petani Petani yang yang menyemprotkan menyemprotkan insektisidainsektisida (www.id.wikipedia.org)(www.id.wikipedia.org),, pekerja produksi baterai, electroplating, dan produksi pekerja produksi baterai, electroplating, dan produksi semiconductor
semiconductor (www.hazmap.nlm.nih.go(www.hazmap.nlm.nih.gov).v). 3.
3. Klorin Klorin (Cl) (Cl) Pembersih Pembersih kolam kolam renang; renang; pekerja pekerja yang yang bekerja bekerja di di industri industri kertas,kertas, industri tekstil, industri cat, industry plastik. industri tekstil, industri cat, industry plastik. (www.id.wikipedia.org).
(www.id.wikipedia.org). 4.
4. Sulfur Sulfur dioksidadioksida (SO
(SO22))
Pekerja yang berhubungan dengan: produksi alumunium, baterai, Pekerja yang berhubungan dengan: produksi alumunium, baterai, semen, pertanian (pestisida), kulit, pengecoran logam, minyak semen, pertanian (pestisida), kulit, pengecoran logam, minyak bumi, tekstil, pulp and paper, keramik, perhiasan, dan lain-lain bumi, tekstil, pulp and paper, keramik, perhiasan, dan lain-lain (www.hazmap.nlm.nih.gov).
(www.hazmap.nlm.nih.gov). 5.
5. Hidrogen Hidrogen sulfidasulfida (H
(H22S)S)
Pekerja pada pertanian (debu, asfiksian, dll), pertambangan, Pekerja pada pertanian (debu, asfiksian, dll), pertambangan, produksi baja, dan
produksi baja, dan lain-lain (www.hazmap.nlm.nih.gov).lain-lain (www.hazmap.nlm.nih.gov). 6.
6. Bromin Bromin (Br) (Br) Pekerja Pekerja padapada photographic processing photographic processing, pada industri tekstil, pada industri tekstil berupa proses printing, dyeing, dan finishing, pada pekerja berupa proses printing, dyeing, dan finishing, pada pekerja dengan penggunaan desinfektan, dan lain-lain.
dengan penggunaan desinfektan, dan lain-lain. 7.
7. Ozone Ozone (O(O33) ) Pekerja Pekerja yang yang terpajan terpajan ozon ozon diantaranya diantaranya adalah adalah pekerja pekerja padapada pembuatan keramik, pengelasan, pulp and paper, dan lain-lain. pembuatan keramik, pengelasan, pulp and paper, dan lain-lain. 8. Nitrogen
8. Nitrogen dioksida (NO dioksida (NO22))
Pekerja yang berhubungan dengan pembakaran
Pekerja yang berhubungan dengan pembakaran celluloid, natural celluloid, natural polymer, synthetic polymer
polymer, synthetic polymer , dan lain-lain., dan lain-lain. 9.
9. Debu Debu Pekerja Pekerja pada pada penambangan penambangan batu batu bara, bara, pembangunan pembangunan rumahrumah atau gedung, pabrik semen, penambangan lainnya, pengecoran atau gedung, pabrik semen, penambangan lainnya, pengecoran logam, pabrik karet, pengelasan, dan tempat penghacuran batu, logam, pabrik karet, pengelasan, dan tempat penghacuran batu, pabrik kapas, dan petani yang terpajan debu pertanian seperti pabrik kapas, dan petani yang terpajan debu pertanian seperti rami,gandum, dan postasium.
Penyakit bronkitis kronik juga diawali dengan kebiasaan merokok, sehingga
Penyakit bronkitis kronik juga diawali dengan kebiasaan merokok, sehingga pekerjapekerja yang merokok lebih berisiko terkena penyakit bronkitis kronik dibandingkan dengan pekerja yang merokok lebih berisiko terkena penyakit bronkitis kronik dibandingkan dengan pekerja yang tidak merokok karena pekerja yang merokok lebih cepat mengalami penurunan atau yang tidak merokok karena pekerja yang merokok lebih cepat mengalami penurunan atau kerusakan fungsi paru
kerusakan fungsi paru, dapat menimbu, dapat menimbulkan kelumpuhlkan kelumpuhan bulu getar an bulu getar selaput selaput lendir bronchuslendir bronchus sehingga drainase
sehingga drainase lendir terganggu. lendir terganggu. Kumpulan lendir tersebut Kumpulan lendir tersebut merupakan media merupakan media yangyang baik untuk pertumbuhan bakteri.
baik untuk pertumbuhan bakteri.
2.5
2.5 Gejala Klinik dan Dasar DiagnosisGejala Klinik dan Dasar Diagnosis 2.5.1
2.5.1 Gejala KlinikGejala Klinik
Gejala yang sering muncul pada penderita bronchitis kronik adalah batuk. Namun Gejala yang sering muncul pada penderita bronchitis kronik adalah batuk. Namun sulit melakukan diagnosis apakah seseorang menderita bronkitis kronik hanya dengan sulit melakukan diagnosis apakah seseorang menderita bronkitis kronik hanya dengan melihat batuk.
melihat batuk. 1.
1. Batuk produktif Batuk produktif
Sifat batuk yang terdapat pada penderita bronchitis kronik berupa batuk yang Sifat batuk yang terdapat pada penderita bronchitis kronik berupa batuk yang berdahak kental terus-menerus menandakan terjadinya inflamasi lokal dan banyaknya berdahak kental terus-menerus menandakan terjadinya inflamasi lokal dan banyaknya kemungkinan kolonisasi dan infeksi bakteri. Kekentalan sputum (dahak) akan meningkat kemungkinan kolonisasi dan infeksi bakteri. Kekentalan sputum (dahak) akan meningkat tajam sebagai hasil dari kehadiran DNA bebas (berat molekul dan kekentalan tinggi). Batuk tajam sebagai hasil dari kehadiran DNA bebas (berat molekul dan kekentalan tinggi). Batuk produktif yang berdahak terjadi pada perokok dengan angka lebih dari 50% (Calverley, produktif yang berdahak terjadi pada perokok dengan angka lebih dari 50% (Calverley, P.M.A., Georgopoulos, D., 2006). Hal ini biasanya terjadi dalam waktu
P.M.A., Georgopoulos, D., 2006). Hal ini biasanya terjadi dalam waktu sepuluh tahun setelahsepuluh tahun setelah mulai terbiasa merokok. Pada COPD atau bronkitis kronik, batuk biasanya parah atau mulai terbiasa merokok. Pada COPD atau bronkitis kronik, batuk biasanya parah atau kambuh pada pagi hari namun sering kali disalahartikan sebagai 'batuk perokok'. Namun, kambuh pada pagi hari namun sering kali disalahartikan sebagai 'batuk perokok'. Namun, pada perokok yang berhenti, batuk akan hilang namun kerusakan pada fungsi paru akan pada perokok yang berhenti, batuk akan hilang namun kerusakan pada fungsi paru akan menetap.
menetap.
2.
2. Sesak napasSesak napas
Sesak napas merupakan gejala yang paling signifikan pada pasien COPD. Sesak Sesak napas merupakan gejala yang paling signifikan pada pasien COPD. Sesak napas dapat didefinisikan sebagai usaha pernapasan yang meningkat atau tidak sesuai. napas dapat didefinisikan sebagai usaha pernapasan yang meningkat atau tidak sesuai. Gejala ini merupakan gejala yang dirasakan oleh pasien. Pasien biasanya mendeskripsikan Gejala ini merupakan gejala yang dirasakan oleh pasien. Pasien biasanya mendeskripsikan sesak napas sebagai
3.
3. Suara nafas mendecitSuara nafas mendecit
Penyempitan saluran pernapasan yang terus-menerus dan obstruksi mukus dapat Penyempitan saluran pernapasan yang terus-menerus dan obstruksi mukus dapat menyebabkan terjadinya suara nafas yang mendecit. Keluhan ini sulit untuk dievaluasi menyebabkan terjadinya suara nafas yang mendecit. Keluhan ini sulit untuk dievaluasi karena sifat dasarnya yang memang terputus-putus, tidak muncul terus-menerus serta karena sifat dasarnya yang memang terputus-putus, tidak muncul terus-menerus serta pemahaman pasien mengenai hal ini memang terbatas.
pemahaman pasien mengenai hal ini memang terbatas.
Gambar 4. Perbedaan bronkus yang normal
Gambar 4. Perbedaan bronkus yang normal dengan bronkus yang memiliki penyakitdengan bronkus yang memiliki penyakit bronkitis
bronkitis
2.5.2
2.5.2 Dasar DiagnosisDasar Diagnosis Secara
Secara umum umum pendekatan pendekatan cara cara diagnosis diagnosis penyakit penyakit bronkitis bronkitis kronik bkronik berupaerupa anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. 1.
1. AnamnesisAnamnesis
Anamnesis dilakukan dengan wawancara pada penderita atau pekerja mengenai Anamnesis dilakukan dengan wawancara pada penderita atau pekerja mengenai riwayat pekerjaan, pajanan, dan riwayat penyakit. Selain itu, anamnesis dapat dari data riwayat pekerjaan, pajanan, dan riwayat penyakit. Selain itu, anamnesis dapat dari data pajanan dan
pajanan dan MSDS. Riwayat merokok merupakan MSDS. Riwayat merokok merupakan hal yang penting untuk dhal yang penting untuk diketahui karenaiketahui karena kebiasaan merokok berkontribusi besar dalam timbulnya penyakit bronkitis kronik.
kebiasaan merokok berkontribusi besar dalam timbulnya penyakit bronkitis kronik.
2.
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan melihat tanda-tanda yang umum seperti Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan melihat tanda-tanda yang umum seperti batuk yang retentif, suara napas yang mendecit, dan juga cyanosis di bagian lidah dan batuk yang retentif, suara napas yang mendecit, dan juga cyanosis di bagian lidah dan membran mukosa akibat pengaruh sekunder polisitemia. Dari postur, penderita memiliki membran mukosa akibat pengaruh sekunder polisitemia. Dari postur, penderita memiliki kecenderungan
kecenderungan overweight overweight . Sedangkan melihat dari usia, kebanyakan penderita berumur. Sedangkan melihat dari usia, kebanyakan penderita berumur 45-60 tahun. Penderita bronkitis kronik juga mengalami perubahan pada jantung berupa 45-60 tahun. Penderita bronkitis kronik juga mengalami perubahan pada jantung berupa pembesaran jantung, cor pulmonal.
pembesaran jantung, cor pulmonal.
Pemeriksaan fisik yang dapat digunakan untuk mengukur paru-paru antara lain Pemeriksaan fisik yang dapat digunakan untuk mengukur paru-paru antara lain adalah Uji fungsi paru adalah tes yang dilakukan untuk mengukur kemampuan paru-paru adalah Uji fungsi paru adalah tes yang dilakukan untuk mengukur kemampuan paru-paru dalam melakukan pertukaran oksigen dan karbon dioksida.
dalam melakukan pertukaran oksigen dan karbon dioksida.
Gambar 5. Tes Faal Paru (Cermin Dunia Kedokteran No. 128, 2000) Gambar 5. Tes Faal Paru (Cermin Dunia Kedokteran No. 128, 2000)
Tes ini dilakukan menggunakan alat-alat khusus dan di dalamnya terdapat beberapa Tes ini dilakukan menggunakan alat-alat khusus dan di dalamnya terdapat beberapa tes, di antaranya:
tes, di antaranya: a.
a. SpirometriSpirometri
Pengukuran dilakukan men
Pengukuran dilakukan menggunakan spirometer. ggunakan spirometer. Spirometri merupakan saSpirometri merupakan salah satulah satu evaluasi paru yang sederhana. Fungsi dari spirometri sendiri antara lain untuk menentukan evaluasi paru yang sederhana. Fungsi dari spirometri sendiri antara lain untuk menentukan seberapa baik menerima, menahan, dan menggunakan udara, untuk memonitor penyakit seberapa baik menerima, menahan, dan menggunakan udara, untuk memonitor penyakit paru, untuk memonitor keefektifan dari sebuah pengobatan, untuk menentukan tingkat paru, untuk memonitor keefektifan dari sebuah pengobatan, untuk menentukan tingkat keparahan sebuah penyakit paru, untuk menentukan apakah penyakit paru tersebut keparahan sebuah penyakit paru, untuk menentukan apakah penyakit paru tersebut restriktif (penurunan laju udara) atau obstruktif (gangguan laju udara).
b.
b. Pengukuran peak flow ratePengukuran peak flow rate
Peak flow rate (PFR) adalah kecepatan maksimum aliran ekspirasi selama ekshalasi Peak flow rate (PFR) adalah kecepatan maksimum aliran ekspirasi selama ekshalasi paksa (WHO, 1992). Uji yang dilakukan mengukur seberapa cepat seseorang dapat paksa (WHO, 1992). Uji yang dilakukan mengukur seberapa cepat seseorang dapat meniupkan udara keluar dari paru-paru.
meniupkan udara keluar dari paru-paru. Pada penderita asma atau beberapa pPada penderita asma atau beberapa penyakit paruenyakit paru lainnya, besar jalan udara di dalam paru-paru akan semakin mengecil. Hal ini akan lainnya, besar jalan udara di dalam paru-paru akan semakin mengecil. Hal ini akan menyebabkan melambatnya kecepatan udara yang meninggalkan paru-paru. Evaluasi ini menyebabkan melambatnya kecepatan udara yang meninggalkan paru-paru. Evaluasi ini penting untuk mengevaluasi pengontrolan dari sebuah penyakit.
penting untuk mengevaluasi pengontrolan dari sebuah penyakit.
Gambar 6. Tafsiran Hasil
Gambar 6. Tafsiran Hasil Pengukuran Arus Puncak Ekspirasi (APE) (Cermin Dunia KedokteranPengukuran Arus Puncak Ekspirasi (APE) (Cermin Dunia Kedokteran No. 128, 2000).
No. 128, 2000).
c.
c. Arterial blood gas (ABG)Arterial blood gas (ABG)
Tes darah ini merupakan tes yang digunakan untuk melihat kemampuan paru-paru Tes darah ini merupakan tes yang digunakan untuk melihat kemampuan paru-paru menyediakan darah dengan oksigen dan menghilangkan karbon dioksida, dan untuk menyediakan darah dengan oksigen dan menghilangkan karbon dioksida, dan untuk mengukur pH darah.
mengukur pH darah.
d.
d. Pulse oximetryPulse oximetry
Pengukuran dilakukan menggunakan oksimeter. Oksimeter berfungsi untuk Pengukuran dilakukan menggunakan oksimeter. Oksimeter berfungsi untuk mengukur kadar oksigen di dalam darah.
3.
3. Evaluasi laboratorium (Pemeriksaan non-fisik)Evaluasi laboratorium (Pemeriksaan non-fisik) a.
a. Tes darahTes darahCBC (complete blood count)CBC (complete blood count)
Pengukuran ini digunakan untuk melihat kenaikan jumlah sel darah merah jika Pengukuran ini digunakan untuk melihat kenaikan jumlah sel darah merah jika terdapat hipoksemia kronik. Jumlah sel darah putih akan meningkat jika terdapat infeksi terdapat hipoksemia kronik. Jumlah sel darah putih akan meningkat jika terdapat infeksi pada pasien pneumonia. Namun, pada penderita bronkitis kronik, pengukuran jumlah sel pada pasien pneumonia. Namun, pada penderita bronkitis kronik, pengukuran jumlah sel darah ini tidaklah terlalu abnormal.
darah ini tidaklah terlalu abnormal.
Identifikasi pasien COPD yang mengalami polycythaemia sangatlah penting karena Identifikasi pasien COPD yang mengalami polycythaemia sangatlah penting karena hal ini merupakan faktor predisposi kejadian-kejadian yang berhubungan dengan vaskular. hal ini merupakan faktor predisposi kejadian-kejadian yang berhubungan dengan vaskular. Seseorang dapat diduga mengalami polycythaemia bila hematokrit >47% pada wanita dan Seseorang dapat diduga mengalami polycythaemia bila hematokrit >47% pada wanita dan >52% pada pria.
>52% pada pria.
b.
b. Radiografi dadaRadiografi dada
Bronkitis kronik juga dapat dilihat melalui radiografi dada. Pada penderita bronkitis Bronkitis kronik juga dapat dilihat melalui radiografi dada. Pada penderita bronkitis kronik biasanya radiografi dada menemukan peningkatan volume dada dengan diafragma kronik biasanya radiografi dada menemukan peningkatan volume dada dengan diafragma dalam keadaan hiperinflasi. Kemudian, dinding bronchial juga mengalami penebalan. dalam keadaan hiperinflasi. Kemudian, dinding bronchial juga mengalami penebalan. Ukuran jantung membesar menyebabkan volume jantung sebelah kanan terbebani terlalu Ukuran jantung membesar menyebabkan volume jantung sebelah kanan terbebani terlalu berat.
berat.
2.6
2.6 Metode SurveilansMetode Surveilans 2.6.1
2.6.1 PekerjaPekerja
Surveilans merupakan suatu kegiatan yang sistemik untuk mengumpulkan, Surveilans merupakan suatu kegiatan yang sistemik untuk mengumpulkan, membandingkan, menganalisis dan mengintepretasikan data; mendesiminasikan informasi membandingkan, menganalisis dan mengintepretasikan data; mendesiminasikan informasi kepada yang membutuhkan untuk melakukan aksi (Helda, 2007). Tujuan dari surveilans kepada yang membutuhkan untuk melakukan aksi (Helda, 2007). Tujuan dari surveilans adalah untuk melakukan deteksi dini terhadap suatu penyakit. Surveilans kesehatan paru adalah untuk melakukan deteksi dini terhadap suatu penyakit. Surveilans kesehatan paru pada pekerja dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat diagnosis seperti anamnesis, pada pekerja dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat diagnosis seperti anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Dari pemeriksaan tersebut dapat dideteksi pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Dari pemeriksaan tersebut dapat dideteksi gangguan respirasi berupa batuk, berdahak, dan sesak menggunakan kuesioner standar dan gangguan respirasi berupa batuk, berdahak, dan sesak menggunakan kuesioner standar dan pemeriksaan fisik; deteksi gangguan fungsi paru menggunakan tes spirometri; deteksi pemeriksaan fisik; deteksi gangguan fungsi paru menggunakan tes spirometri; deteksi kelainan anatomi termasuk fibrosis jaringan paru melalui foto toraks.
Hasil dari surveilans pada pekerja kemudian akan digunakan untuk melakukan Hasil dari surveilans pada pekerja kemudian akan digunakan untuk melakukan pengendalian. Pengendalian pada penderita bronkitis kronik berupa program promosi, pengendalian. Pengendalian pada penderita bronkitis kronik berupa program promosi, pencegahan, dan pengendalian.
pencegahan, dan pengendalian.
2.6.2
2.6.2 LingkunganLingkungan
Surveilans di lingkungan kerja dapat dilakukan
Surveilans di lingkungan kerja dapat dilakukan melalui tiga tahap rekognisi, evaluasi,melalui tiga tahap rekognisi, evaluasi, dan pengendalian. Surveilans di lingkungan mengukur variabel-variabel apa saja yang dan pengendalian. Surveilans di lingkungan mengukur variabel-variabel apa saja yang berkontribusi pada timbulnya kasus bronkitis kronik seperti asap rokok serta iritan-iritan lain berkontribusi pada timbulnya kasus bronkitis kronik seperti asap rokok serta iritan-iritan lain yang terdapat d tempat kerja sesuai dengan karakteristik tempat kerjanya. Bila surveilans di yang terdapat d tempat kerja sesuai dengan karakteristik tempat kerjanya. Bila surveilans di lingkungan telah dilakukan maka bandingkan hasilnya dengan standar yang ada (misalnya lingkungan telah dilakukan maka bandingkan hasilnya dengan standar yang ada (misalnya TLV). Hasil tersebut penting untuk melihat apakah pajanan yang diterima pekerja besar dan TLV). Hasil tersebut penting untuk melihat apakah pajanan yang diterima pekerja besar dan berkontribusi menimbulkan bronkitis kronik. Bila pajanan telah melewati ambang batas berkontribusi menimbulkan bronkitis kronik. Bila pajanan telah melewati ambang batas maka harus segera dilakukan pengendalian dapat berupa eliminasi, substitusi, minimisasi, maka harus segera dilakukan pengendalian dapat berupa eliminasi, substitusi, minimisasi, engineering control
engineering control ,,administratiadministrative ve control control , dan PPE, dan PPE
2.7 Program Promosi, Pencegahan, dan Pengendalian 2.7 Program Promosi, Pencegahan, dan Pengendalian
2.7.1 Promosi Kesehatan Kerja terhadap Penyakit Bronkitis Kronis 2.7.1 Promosi Kesehatan Kerja terhadap Penyakit Bronkitis Kronis
Menurut Ottawa
Menurut OttawaCharter Charter WHO 1986, promosi kesehatan terdiri atasWHO 1986, promosi kesehatan terdiri atas 1.
1. Build healthy public policy Build healthy public policy 2.
2. Create supportive environment Create supportive environment 3.
3. Strengthen community skillsStrengthen community skills 4.
4. Develop personal skillsDevelop personal skills 5.
5. Reorient health serviceReorient health service
Sesuai dengan definisi di atas, promosi kesehatan untuk penyakit bronkitis kronis Sesuai dengan definisi di atas, promosi kesehatan untuk penyakit bronkitis kronis adalah sebagai berikut:
adalah sebagai berikut: 1.
1. Build healthy public policy Build healthy public policy
Kebijakan dan komitmen merupakan modal utama dalam mengendalikan masalah Kebijakan dan komitmen merupakan modal utama dalam mengendalikan masalah penyakit akibat kerja pada suatu perusahaan. Fungsi kebijakan itu sendiri adalah untuk penyakit akibat kerja pada suatu perusahaan. Fungsi kebijakan itu sendiri adalah untuk menjamin atau memastikan bahwa kebijakan tersebut berkembang di semua sektor, menjamin atau memastikan bahwa kebijakan tersebut berkembang di semua sektor, sehingga dapat berkontribusi dalam membentuk tempat kerja yang sehat.
2.
2. Create supportive environment Create supportive environment
Membentuk lingkungan yang kondusif secara fisik, sosial, ekonomi, kultural, dan Membentuk lingkungan yang kondusif secara fisik, sosial, ekonomi, kultural, dan spiritual, yang dapat melahirkan efek positif terhadap kesehatan pekerja. Misalnya, pada spiritual, yang dapat melahirkan efek positif terhadap kesehatan pekerja. Misalnya, pada teknologi yang digunakan dan kondisi lingkungan yang baik seperti udara bersih dan air. Tak teknologi yang digunakan dan kondisi lingkungan yang baik seperti udara bersih dan air. Tak hanya itu, organisasi kerja juga harus baik agar tidak menimbulkan stres pada pekerja, dan hanya itu, organisasi kerja juga harus baik agar tidak menimbulkan stres pada pekerja, dan lain-lain. Membuat area bebas rokok merupakan cara yang efektif dalam mengendalikan lain-lain. Membuat area bebas rokok merupakan cara yang efektif dalam mengendalikan penyakit paru di perusahaan.
penyakit paru di perusahaan.
3.
3. Strengthen community skillsStrengthen community skills
Dengan meningkatkan pengetahuan pentingnya hidup sehat pada komunitas, maka Dengan meningkatkan pengetahuan pentingnya hidup sehat pada komunitas, maka setiap individu secara otomatis akan mengikuti langkah yang diambil pada komunitasnya. setiap individu secara otomatis akan mengikuti langkah yang diambil pada komunitasnya. Hal ini dapat memberi efek positif pada peningkatan derajat kesehatan masing-masing Hal ini dapat memberi efek positif pada peningkatan derajat kesehatan masing-masing pekerja. Misalnya dengan melakukan training penggunaan masker pada para pekerja, pekerja. Misalnya dengan melakukan training penggunaan masker pada para pekerja, sehingga dapat mengurangi inhalasi fume, polusi udaram, dan lain-lain ke dalam tubuh sehingga dapat mengurangi inhalasi fume, polusi udaram, dan lain-lain ke dalam tubuh pekerja.
pekerja.
4.
4. Develop personal skillsDevelop personal skills Skill
Skill pada setiap individu juga harus ditanamkan agar menjadi pribadi yang pintarpada setiap individu juga harus ditanamkan agar menjadi pribadi yang pintar dan memiliki pengetahuan yang baik. Dengan cara ini, setiap individu diharapkan mampu dan memiliki pengetahuan yang baik. Dengan cara ini, setiap individu diharapkan mampu berpikir dengan lo
berpikir dengan logis mengenai pentgis mengenai pentingnya hidup singnya hidup sehat. ehat. Misalnya dengan Misalnya dengan memberikanmemberikan training-training pola hidup sehat, agar mengindari aktivitas merokok, dan sebagainya.
training-training pola hidup sehat, agar mengindari aktivitas merokok, dan sebagainya.
5.
5. Reorient health servicesReorient health services
Dengan membuat sistem yang fokus kepada kebutuhan seluruh pekerja dan Dengan membuat sistem yang fokus kepada kebutuhan seluruh pekerja dan mengadakan pelayanan kesehatan yang menghubungkan provider dengan user. Misalnya mengadakan pelayanan kesehatan yang menghubungkan provider dengan user. Misalnya dengan memberikan pelayanan konseling masalah kesehatan dan psikologi yang dapat dengan memberikan pelayanan konseling masalah kesehatan dan psikologi yang dapat mempengaruhi kesehatan pekerja.
mempengaruhi kesehatan pekerja.
Materi yang diberikan dalam promosi kesehatan penyakit paru, khususnya bronkitis Materi yang diberikan dalam promosi kesehatan penyakit paru, khususnya bronkitis kronis adalah sebagai berikut
kronis adalah sebagai berikut
Perilaku hidup sehat, seperti tidak merokok, olah raga, dan lain-lain. Perilaku hidup sehat, seperti tidak merokok, olah raga, dan lain-lain.
Perilaku kerja sehat, seperti menggunakan APD, dan b
Perilaku kerja sehat, seperti menggunakan APD, dan b ekerja sesuai SOP.ekerja sesuai SOP. Hak dan kewajiban pekerja ag
Hak dan kewajiban pekerja agar mendapat lingkungan kerja yang sehat.ar mendapat lingkungan kerja yang sehat.
2.7.2 Pencegahan Penyakit Bronkitis Kronis 2.7.2 Pencegahan Penyakit Bronkitis Kronis
Pencegahan-pencegahan yang dilakukan agar terhindar dari bronkitis kronik adalah Pencegahan-pencegahan yang dilakukan agar terhindar dari bronkitis kronik adalah a.
a. Menghindari merokok, karena merokok merupakan akar penyebab utama bronkitisMenghindari merokok, karena merokok merupakan akar penyebab utama bronkitis kronik.
kronik. b.
b. Menghindari iritan, seperti polusi udara,Menghindari iritan, seperti polusi udara, fume fume, dan lain-lain., dan lain-lain. c.
c. Menghindari terkena infeksi saluran respirasi. Flu dapat menjadi predisposisi jika telahMenghindari terkena infeksi saluran respirasi. Flu dapat menjadi predisposisi jika telah terkena penyakit bronkitis kronik, oleh karena itu cuci tangan dengan sabun sangat terkena penyakit bronkitis kronik, oleh karena itu cuci tangan dengan sabun sangat efektif menghindari infeksi virus atau kuman ke dalam tubuh.
efektif menghindari infeksi virus atau kuman ke dalam tubuh. d.
d. Mengurangi pajanan dengan teknik-teknik pengendalian industrial higiene, yaituMengurangi pajanan dengan teknik-teknik pengendalian industrial higiene, yaitu eliminasi, subtitusi, engineering control, administrative control, APD, dan sebagainya. eliminasi, subtitusi, engineering control, administrative control, APD, dan sebagainya. e.
e. Melakukan surveilens kesehatan dengan pembagian kuesioner secara periodik. Hal iniMelakukan surveilens kesehatan dengan pembagian kuesioner secara periodik. Hal ini sangat direkomendasikan pada para pekerja yang berisiko bronkitis kronik
sangat direkomendasikan pada para pekerja yang berisiko bronkitis kronik (Levy, 2005).(Levy, 2005).
2.7.3 Treatment Penyakit Bronkitis Kronis 2.7.3 Treatment Penyakit Bronkitis Kronis
Karena merokok merupakan penyebab utama bronkitis kronis, maka langkah Karena merokok merupakan penyebab utama bronkitis kronis, maka langkah penting yang harus diambil adalah keluar dari kebiasaan merokok tersebut. Dengan penting yang harus diambil adalah keluar dari kebiasaan merokok tersebut. Dengan mengikuti program-program stop merokok atau mengikuti grup-grup dan asosiasi stop mengikuti program-program stop merokok atau mengikuti grup-grup dan asosiasi stop merokok tertentu, pekerja diharapkan dapat menemukan teman-teman yang memiliki merokok tertentu, pekerja diharapkan dapat menemukan teman-teman yang memiliki masalah penyakit yang sama sehingga dapat saling bertukar pikiran. Cara menghilangkan masalah penyakit yang sama sehingga dapat saling bertukar pikiran. Cara menghilangkan kebiasaan merokok ini misalnya dengan mengganti rokok dengan inhaler, permen karet, dan kebiasaan merokok ini misalnya dengan mengganti rokok dengan inhaler, permen karet, dan lain-lain.
BAB III BAB III PENUTUP PENUTUP
Bronkitis kronik adalah salah satu penyakit terkait kerja yang termasuk dalam Bronkitis kronik adalah salah satu penyakit terkait kerja yang termasuk dalam Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM), selain emfisema dan
Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM), selain emfisema dan asma. Penyakit ini ditandaiasma. Penyakit ini ditandai dengan batuk produktif selama minimal tiga bulan setahun dan pada dua tahun dengan batuk produktif selama minimal tiga bulan setahun dan pada dua tahun berturut-turut. Bronkitis kronik merupakan penyakit yang diakibatkan oleh multifaktor, tetapi faktor turut. Bronkitis kronik merupakan penyakit yang diakibatkan oleh multifaktor, tetapi faktor penting yang menyebabkan bronkitis kronik adalah kebiasaan merokok. Faktor lain yang penting yang menyebabkan bronkitis kronik adalah kebiasaan merokok. Faktor lain yang juga berkontribusi adalah infeksi virus atau bakteri, polusi udara, terpajan iritan di tempat juga berkontribusi adalah infeksi virus atau bakteri, polusi udara, terpajan iritan di tempat
kerja, seperti uap logam
kerja, seperti uap logam sulfur dioksida, hidrogen sulfida, bromin, beberapasulfur dioksida, hidrogen sulfida, bromin, beberapa organic solvent organic solvent ,, klorin dan lain-lain.
klorin dan lain-lain.
Gejala klinik bronkitis kronis diantaranya adalah batuk produktif, sesak napas, suara Gejala klinik bronkitis kronis diantaranya adalah batuk produktif, sesak napas, suara napas mendecit. Sedangkan dasar diagnosisnya adalah berupa anamnesis, pemeriksaan napas mendecit. Sedangkan dasar diagnosisnya adalah berupa anamnesis, pemeriksaan fisikfisik berupa tanda-tanda umum serta uji fungsi paru, dan evaluasi laboratorium berupa tes darah berupa tanda-tanda umum serta uji fungsi paru, dan evaluasi laboratorium berupa tes darah dan radiografi dada. Metode surveilans dilakukan pada pekerja dan lingkungan. Surveilans dan radiografi dada. Metode surveilans dilakukan pada pekerja dan lingkungan. Surveilans pada lingkungan dapat dilakukan dengan pengukuran asap rokok serta iritan di tempat pada lingkungan dapat dilakukan dengan pengukuran asap rokok serta iritan di tempat kerja. Promosi kesehatan serta pencegahan yang dilakukan biasanya cenderung fokus pada kerja. Promosi kesehatan serta pencegahan yang dilakukan biasanya cenderung fokus pada penghentian kebiasaan merokok. Untuk mengatasi iritan penyebab bronkitis kronis di penghentian kebiasaan merokok. Untuk mengatasi iritan penyebab bronkitis kronis di lingkungan bisa digunakan melalui teknik pengendalian industrial higiene, seperti eliminasi, lingkungan bisa digunakan melalui teknik pengendalian industrial higiene, seperti eliminasi, subtitusi, isolasi, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
Bantas, Krisnawati.
Bantas, Krisnawati.Modul Modul Kuliah Anatomi Fisiologi : Sistem Respirasi Kuliah Anatomi Fisiologi : Sistem Respirasi . Depok: Fakultas. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007.
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007. Barry S. Levy, et al.
Barry S. Levy, et al.Preventing OccupationaPreventing Occupational and l and Injury Injury . Washington . Washington : DC.APHA, : DC.APHA, 2005.2005. Dahlan, Zul.
Dahlan, Zul.’Penegakan Diagnosis dan Terapi Asma ’Penegakan Diagnosis dan Terapi Asma dengan Metode Obyektif’dengan Metode Obyektif’. Dari. DariCerminCermin Dunia Kedokteran No. 128, 2000.
Dunia Kedokteran No. 128, 2000. Kumar, Robbins Contran.
Kumar, Robbins Contran.Dasar Patologi Penyakit Dasar Patologi Penyakit . Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran,. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran, 1995.
1995.
Lax, Michael B., et al.
Lax, Michael B., et al.‘Recogniz‘Recognizing Occupational Disease: Taking ing Occupational Disease: Taking an Effective Occupationalan Effective Occupational
History . http:/
History . http://www.aafp.org/afp/980915ap/lax.html/www.aafp.org/afp/980915ap/lax.html [18 September 2009].[18 September 2009]. La-Dou-J.
La-Dou-J.Occupational Medicine.Occupational Medicine.Connecticut: Prentice Hall, 1990.Connecticut: Prentice Hall, 1990. Saffira, Rizkia.
Saffira, Rizkia.’Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan COPD’.’Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan COPD’.
http://irmanweb.files.wordpress.com/2008/07/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-copd.pdf
dengan-copd.pdf [ 28 September 2009 ].[ 28 September 2009 ]. Price, Sylvia Anderson-Lorraine McCarty.
Price, Sylvia Anderson-Lorraine McCarty.PatofisiologPatofisiologi : i : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit .. Jakarta : EGC, 1992.
Jakarta : EGC, 1992.
Wilkins, Robert L-James R. Dexter.
Wilkins, Robert L-James R. Dexter. Respiratory Disease : Principles of Respiratory Disease : Principles of Patient CarePatient Care. USA : F.A. USA : F.A Davis Company, 1993.
Davis Company, 1993. WHO.
WHO.Deteksi Dini Penyakit Akibat KerjaDeteksi Dini Penyakit Akibat Kerja. Jakarta : EGC.. Jakarta : EGC.
‘‘Chronic BronchitisChronic Bronchitis’.’.http://www.pdrhealth.com/disease/disease- http://www.pdrhealth.com/disease/disease-mono.aspx?content
mono.aspx?contentFileName=BHG01PU03.xml&contFileName=BHG01PU03.xml&contentName=Chronic+BronchentName=Chronic+Bronchitis&itis& contentId=25