• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang bangun dan pemanfaatan programmable logic controller (PLC) untuk pengendalian budidaya tanaman secara hidroponik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancang bangun dan pemanfaatan programmable logic controller (PLC) untuk pengendalian budidaya tanaman secara hidroponik"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN DAN PEMANFAATAN

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

(Pi-C),

UNTUK PENGENDALIAN BUDIDAYA TANAMAN

SECARA HIDROPONIK

YANl PRABOWO

PROGRAM MAGISTER ILMU KOMPUTER

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ABSTRAK

YANI PRABOWO. Rancang Bangun Dan Pemanfaatan Programmable Logic

Controller (PLC) Untuk Pcngendalian Budidaya Tanaman Secara Hidroponik. Dibimbing Oleh Heru Sukoco, Sugi Guritman, Herry Suhardiyanto.

Programmable logic controller merupakan suatu bentuk pengendali yang dapat diprogram untuk berbagai keperluan, prinsip dasar dari cara kerja PLC adalah dengan menyambung atau memutus aliran listrik kepada suatu instrumen. Pada penelitian ini akan merancang dan menguji kemarnpuan PLC dalam menangani multi input dan multi output

(MIMO).

Tugas yang diberikan adalah mengendalikan keasaman larutan nutrisi sesuai dengan rentang (selanjutnya akan disebut set point) nilai keasarnan yang ditetapkan, apabila larutan nutrisi dibawah set-point atau diatas set point maka akan diambil tindakan yang sesuai pada program. Jika nilai keasaman yang terukur sebesar 5,257 maka akan dikoreksi dengan membuka katup selenoid larutan basa sebanyak 75 kali sampai nilai keasaman tersebut menjadi 6,017 sesuai set point yang ditetapkan 6,000-6,500. Dan jika nilai keasaman larutan yang terukur 6,755, maka akan dikoreksi dengan membuka katup selenoid asam sebanyak 23 kali sehingga nilai keasaman larutan menjadi 6,505. Dalam penelitian ini PLC digunakan untuk memberikan larutan nutrisi secara terjadwal untuk bunga krisan dari umur 0 sampai

4

minggu sebanyak 3 kali setiap minggu, umur 5 sampai 11 minggu sebanyak 2 kali setiap minggu. PLC juga digunakan untuk mengendalikan temperatur ruangan dan temperatur larutan nutrisi, apabila temperatur terdekteksi melebihi dari set point malca dengan otomatis sistem pendingin akan aktif menurunkan temperatux sampai dibawah dari setpoint. Jika set point temperatur ruangan 30' C dan suhu terdekteksi 31' C, maka sistem pendingin akan aktif menyemprotkan air pendingin melalui pompa air listrik atas perintah PLC. Begitu juga dalam pengendalian temperatur larutan akan aktif jika temperatur di atas dari setpoint.
(3)

ABSTRACT

YANI

PRABOWO.

The Design and implementation of programmable logic controller for hydroponics plants cultivation control. Under the direction of Heru Sukoco, Sngi Guritman, and Herry Snhardiyanto.

Programmable Logic Controller (PLC) is a form of controller which can be programmed for various needs. The basic principal of how PLC works is by connecting or disconnecting electric current of an instrument. This research is to design and test the ability of PLC in handling

Multi Input

and

Multi Ouput

(MIMO). The given task is to control the nutrition fluid acidity according to the set point of specified acidity. If the nutrition fluid is above or below the set point, hence an appropriate action will be taken according to the program. If the measured acidity is 5,257, hence it will be corrected by opening the bases solenoid valve for 75 times until the acidity is 6,017 according to the specified set point (6,O - 6,5). And if the measured liquid acidity is 6,755, hence it will be corrected by opening the acids solenoid valve for 23 times until its acidity is 6,505. In this research, PLC is used to give nutrition fluid periodically to

chrysanthemum.

For 0 until 4 weeks old chrysanthemum, the frequency is 3 times a week. For 5 until 11 weeks old, the frequency is 2 times a week. PLC is also used to control the room and nutrition fluid temperature. If the temperature is detect above the set point, hence the cooler will automatically active and decrease the temperature until it is below the set point. If the room temperature set point is 30' C and the detected temperature is 31' C, hence the cooling system will be active and spray coolant through the electric water pump by PLC's command. As well as in fluid temperature control will be active if the temperature is above the set point.
(4)

O Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2007 Hak Cipta dilindungi

(5)

RANCANG BANGUN DAN PEMANFAATAN

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

(PLC)

UNTUK PENGENDALIAN BUDIDAYA TANAMAN

SECARA HIDROPONIK

YANl PRABOWO

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

(6)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dari penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2006 ialah rancang bangun dan pemanfaatan Program~nable Logic Controller ( PLC ) untuk pengendalian budidaya ranaman secara hidroponik.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Heru Sukoco, S.Si,h4.T, Bapak Dr. Sugi Guritman, dan Bapak Dr. Ir. Herry Suhardiyanto selaku pembimbing serta Bapak Dr Kudang Boro Seminar selaku penguji

.

Disamping itu penulis juga menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada segenap jajaran PT Saung Minvan yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian ditempat tersebut.

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Bapak Kasih Hanggoro MBA sebagai ketua badan pelaksana harian Yayasan Pendidikan Budi Luhur yang telah membantu biaya pendidikan selama menempuh program pascasarjana di IPB. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada ayah dan ibu terima kasih atas semuanya "didalam doa mu ada namaku disebut", rekan Agnes Susilowati yang selalu memberikan semangat dan doa, rekan rekan sejawat di UBL terima kasih atas bantuan semuanya, rekan-rekan pascasarjana ILKOM IPB dan semua yang tak dapat di sebutkan satu persatu terima kasih atas segala doa dan dukungannya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyajian tesis ini. Meskipun demikian penulis berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi bidang ilmu komputer dan pertanian.

(7)

Judul : RANCANG BANGUN DAN PEMANFAATAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER ( PLC )

UNTUK

P~NGENDALIAN BUDIDAYA TANAMAN

SECARA Q ~ R O P O N I K

Nama : YANIP~ABowO NFkP : G651040084

Disetujui

Komisi Pembimbing

YJtjQ+

g e m Sukoco. S.Si, M.T.

Ketua

Dr. Ir. He& Suhardivanto

Anggota Anggota

Dr. Sugi Guritman Ketua Program Studi

B?'mPuter

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 31 Mei 1977 dari ayah Soemardjo dan ibu Kastiyani. Penulis merupakan putra kedua dari dua bersaudara.

Tahun 1998 penulis lulus dari SMK Petrus Kanisius Klaten jurusan mesin. Tahun 2003 lulus dari Universitas Budi Luhur Jakarta jurusan sistem komputer. Tahun 2004 lulus seleksi masuk Program Pascasarjana Ilmu Komputer IPB Bogor.

(9)

DAFTAR IS1

Halaman

DAFTAR TABEL

...

DAFTAR GAMBAR

...

DAFTAR LAMPIRAN

...

PENDAHULUAN

Latar Belakang

...

Tuj uan

...

...

Formulasi Pennasalahail

...

Manfaat

...

Ruang Lingkup TINJAUAN PUSTAKA

Programmable Logic Controller (PLC)

...

Sistem Bercocok Tanan Secara Hidroponik

...

Derajat Keasanan

...

Tanaman Ibisan (Chrysanthemum)

...

METODOLOGI PENELITIAN

. .

...

Kerangka Pemlk~ran

Waktu dan Tempat

...

...

Bahan d a l Alat

HASIL DAN PEMBAHASAN

...

Rancang Bangun Perangkat Keras

Rancangan Interface Perangkat Keras Sistem Kendali Dengan Pemakai

...

Rancang Bangun Perangkat Lunak Terminal

Rancang Bangun Perangkat Lunak PLC

...

Pembuatan Jaringan Irigasi Hidroponik dan Penanaman .

...

Pemberian Larutan Nutrisi

...

Sistem Pengendalian Keasaman Larutan Nutrisi

...

Sistem Pendinginan Ruangan

...

Sistem Pendinginan Larutan Nutrisi

...

Sistem Pengaduk Larutan Nutrisi

...

(10)

Daftar Pustaka

. . .

.

. . .

..

. . .

.

. . .

.

.

. . .

.

.

.

. . .

.

. .

.

. . .

46
(11)

DAFTAR TABEL

Halaman 1 Fungsi tomb01 saklar pada panel

...

26 2 Rentang nilai pH dan konversi nilai pH ke dalam bilangan biner

...

30

...

3 Hasil uji kejadian dan durasi aktifnya sistem pemberian lamtan nutrisi 36

4 Hasil uji kejadian dan durasi aktifnya sistem pendingin ruangan

...

41
(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Diagram blok PLC

...

6

...

2 Sensor sakelar 7 3 Simbolrelay

...

8

4 Aplikasi pada gerbang AND

...

10

5 Penggunaan timer pada program

...

10

6 Tinzer

...

11

...

7 Bagan aliran nutrisi secara ebb andflow 13

.

. 8 Diagram alir dalam penel~t~an

...

16

...

9 Diagram blok sislem kendali berbasiskan PLC 21

...

10 Diagram kelistrikan sistem kendali 23 11 Diagram blok perangkat keras antar perangkat sensor pH dengan terminal dan PLC

...

24

...

Tampilan panel instrz~nent

Flo>vchart program interface dari pH meter dengan terminal

...

.

.

.

Tampilan setting komun~kasi serial port ...

. .

...

Pemll~han alamatporlparalel

Tampilan interface program PH meter dan terminal dengan pemakai

...

...

Tampilan Entry pH melalui keyboard terminal

...

Flowchart program PLC

...

Skema sistem hidroponik

...

Grafik kenaikan

pH

...

W i k penurunan

pH

...

(13)

DAFTAR

LAMPIRAN

Halaman

(14)

BAB

I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kemajuan teknologi dewasa ini telah mendorong pemanfaatan Programmable Logic Controller (PLC) untuk berbagai keperluan terutama dalam rekayasa sistem kontrol atau kendali. Menurut Bolton (2004) PLC merupakan suatu bentuk khusus pengendali berbasiskan mikroprosesor yang memanfaatkan memori yang dapat diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi dan untuk mengimplementasikan fungsi-fungsi semisal logika, sequencing, pewaktuan (timing), pencacahan (counting) dan aritmetika guna mengendalikan proses-proses dalam suatu plant atau suatu objek yang dikendalikan. PLC dirancang dapat diaplikasikan pada berbagai bidang kendali termasuk di bidang pertanian.

Penelitian mengenai Rancang bangun sistem kendali otomatik dengan PLC untuk budidaya tanaman secara hidroponik pemah diterapkan oleh Suhardiyanto el al. (2006) untuk pemberian larutan nutrisi dalam budidaya tanaman secara hidroponik pada berbagai umur dan jenis tanaman dengan cara memasang sensor pada media tanam tersebut, apabila sensor tersebut aktif maka PLC akan melakukan perintah yang telah diprogram. Sistem irigasi yang digunakan adalah irigasi tetes, pada sistem irigasi tersebut larutan nutrisi tidak dikembalikan kedalam tangki larutan nutrisi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Suhardiyanto

et a1 (2006) pemanfaatan PLC belum sepenuhnya dioptimalkan karena hanya digunakan untuk satu macam pengendalian.

(15)

konsentrasi [HT yang dihitung diubah ke dalam nilai pH untuk mendapat nilai- nilai error, beda error, dan lama pembukaan katup.

PLC memiliki kemampuan untuk menangani beberapa pengendalian secara bersamaan atau lebih sering disebut dengan nzulri input dan nzulti output (MIMO). Pemanfaatan PLC dalam sistem ini digunakan untuk pengendalian temperatur udara ruangan, temperatur larutan, keasaman larutan nutrisi berdasarkan pengamatan dan set point yang diberikan. Sistem ini dirancang juga dapat memberikan larutan pupuk, air (larutan pupuk dan air selanjutnya akan disebut larutan nutrisi) berdasarkan penjadwalan yang ditetapkan. Pada penelitian ini lebih menitikberatkan perancangan dan pemanfaatan PLC dalam pengendalian budidaya tanaman secara hidroponik.

Sistem ini akan bekerja secara otomatis dalam pengendalian terutama untuk pengaturan temperatur udara ruangan dan temperatur larutan nutrisi diberikan sehingga nilai temperatur diharapkan selalu terjaga sesuai yang dibutuhkan tanaman dan melakukan pemberian larutan nutrisi sesuai dengan jadwal

.

B. TUJUAN

Tujuan penelitian ini adalah merancang, membangun dan menguji sistem kendali berbasiskan PLC untuk pengaturan temperatur ruangan, temperatur larutan nutrisi, pengendalian keasaman larutan nutrisi dan pemberian larutan nutrisi secara terjadwal dalam budidaya tanaman secara hidroponik.

C. FORMULAS1 PERMASALAI-IAN

Penelitian mengenai Rancang bangun sistem kendali otomatik dengan PLC untuk budidaya tanaman secara hidroponik pernah diterapkan oleh Suhardiyanto

et al. (2006) untuk pemberian larutan nutrisi dalam budidaya tanaman secara

hidroponik pada berbagai umur dan jenis tanaman. Dalam penelitian tersebut larutan nutrisi diberikan kepada tanaman apabila sensor mendekteksi kekeringan terbadap media tanam. Disamping itu kemampuan PLC sebagai sistem pengendali kurang dioptimalkan.

(16)

menaikkan dan menurunkan konsentrasi [H+] dilakukan dengan cara memasukkan nilai perubahan konsentrasi [H+] terhadap waktu sebagai akibat pembukaan katup basa ataupun katup asam. Kemudian jumlah konsentrasi [H+]

yang dihitung dirubah ke dalam nilai pH untuk mendapat nilai-nilai error, beda

error, dan lama pembukaan katup.

Pada penelitian ini peranan PLC lebih dioptimalkan untuk tnulti input dan

rnulii otrlput seperti untuk pengendalian temperatur ruang, temperatur larutan nutrisi, pengendalian keasaman larutan nuhisi dan pemberian larutan nutrisi yang terjadwal dalam satu buah pengendali yaitu PLC.

D. MANFAAT

Manfaat penelitian ini adalah adanya alternatif sistem kendali untuk pelaksanaan pertanian yang masih dilakukan secara manual oleh operator dalam pengaturan temperatur ruangan, temperatur larutan nutrisi, pengendalian keasaman larutan nutrisi dan pemberian larutan nutrisi bisa dilakukan secara otomatis dengan PLC.

E. RUANG LINGKUP

Lingkup kajian terhadap sistem kendali ini meliputi (1) perancangan perangkat keras, perangkat lunak sistem kendali berbasiskan PLC dan perancangan sistem hidroponik untuk budidaya tanaman krisan, (2) pembuatan perangkat keras, perangkat lunak sistem kendali dan pembuatan sistem hidroponik untuk budidaya tanaman krisan (3) pengujian sistem kendali berbasiskan

PLC

(17)

BAB

I1

TINJAUAN PUSTAKA

A. PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

Sekarang sistem kendali sudah meluas sampai ke seluruhan proses dalanl dalam berbagai kegiatan produksi pada indusri dan sistem kendali dikombinasikan dengan kontrol dengan feedback, pemrosesan data dan sistem monitor terpusat sehingga memungkinkan semua proses dapat berjalan secara otomatis.

Programmable logic controller (PLC) pada awalnya di rancang untuk keperluan

otomatisasi dalam industri, sehingga PLC dapat menangani berbagai tugas yang komplek seperti dalam pengendalian temperatur, pengendalian berbagai mesin produksi terutama dalam industri yang menuntut ke presisian yang tinggi seperti perakitan body kendaraan, pengelasan, pengecatan. PLC memiliki keunggulan yang signifikan, karena sebuah perangkat pengontrol yang sama dapat dipergunakan di dalam beraneka ragam sistem kontrol. PLC serupa dengan komputer namun, bedanya komputer dioptimalkan untuk tugas-tugas penghitungan dan penyajian data, sedangkan PLC dioptimalkan untuk tugas-tugas pengontrolan dan pengoperasian didalam lingkungan industri. PLC dilengkapi juga dengan peralatan input dan ozttput yang sudah tertanam, peralatan input (port

IN)

biasanya dihubungkan dengan sensor, seperti sensor linzit switch, tenzperatur

indicators dan lain sebagainya. Peralatan output (port OUT) PLC bisa

dihubungkan dengan bermacam aktuator, seperti electric motor, pneumatics atau

hydraulic cylinder. Banyaknyaport pada PLC mengindikasikan kemampuan PLC

tersebut untuk menangani berbagai macam pekerjaan.

(18)

Sebelum adanya PLC sudah banyak peralatan kontrol sekuensial, semacam

cam sahft dan drum. Ketika relay muncul, panel konhol dengan relay menjadi kontrol sekuens yang utama. Ketika transistor muncul, solid state relay diterapkan pada bidang dimana relay elektromagnetik tidak cocok diterapkan seperti untuk kontrol dengan kecepatan tinggi. Sistem tersebut bisa dikatakan sistem kendali pengkawatan atau wired logic.

Sistem kendali wired logic pada umumnya hanya dibuat untuk tujuan khusus, hanya satu tugas yang dapat dikerjakan misalnya untuk pengendalian temperatur udara, pengendalian roda berjalan dalam indushi perakitan, dan sebagainya. Sistem kendali wired logic mempunyai kelemahan jika akan melakukan perubahan sangat sulit dan skala yang di kontrol kecil begitu juga dalam melakukan perawatan sangatlah sukar ha1 ini sangat tidak effisien bila ditinjau dari segi ekonomi. PLC lebih menawarkan keuntungan yang lebih baik dibanding jenis pengendali wired logic antara lain (1). PLC dirancang untuk tujuan secara umum, (2). Mudah dalam melakukan perubahan, cukup dengan mengubah melalui program PLC tersebut, (3). Mudah dalam perawatan, (4). Memungkinkan pengendalian beberapa variabel secara bersamaan.

Sistem kendali berbasiskan PLC dapat dilakukan perubahan dengan cepat hanya dengan mengubah program tersebut, tidak perlu mengganti keseluruhan jalur kelistrikan, selain itu PLC mudah dalam perawatan karena tidak ada kontak fisik di dalam komponen PLC tersebut seperti pada relay yang digunakan pada sistem kendali wired logic dan program yang ditanamkan tidak akan hilang atau berubah jika tidak dilakukan perubahan, walaupun aliran listrik dipadamkan. PLC juga dapat menangani berbagai macam variabel seperti pengendalian temperatur, perintah manipulasi data yang memungkinkan pengendali yang dapat dipfogram ha1 ini yang memberikan kemampuan PLC di atas sistem kendali berbasiskan

wired logic.

(19)

kontrol ke antarmuka output. Gambar diagram blok dari PLC (Gopal M 2004)

disajikan dalam Gambar 1:

Signal dari +

-1:

signal

input,

-

interface interface untuk aMuatol

sensor Memory

Gambar 1 Diagram blok PLC

Unit memori merupakan tempat dimana bagian program yang akan digunakan oleh mikroprosesor disimpan. Bagian input dan output adalah bagian menerima dan mengeluarkan informasi dari dan ke mikroprosesor. Secara teknis dalam memilih PLC hams memperhatikan (1). Banyaknyaport input dan tipe input yang dimiliki PLC, (2). Banyaknya port output dan tipe oztlput yang dimiliki PLC, (3). Jenis memori yang digunakan PLC, (4). Peralatan pendukung, seperti handled progranznzing console, ladder support sofiware, PROM writer.

Banyaknya port input dan port outpzrt menentukan juga berapa banyak peralatan

input, output dan aktuator yang dapat ditangani, jenis memori yang digunakan bermacam-macam seperti RAM, ROM, EPROM dan EEPROM, beberapa PLC juga dilengkapi dengan handled programming console jadi untuk melakukan pemrograman tidak perlu menggunakan personal computer atau PC dan ladder support sofiare.

1. INTERFACE INPUT DAN OUTPUT

Interface input dan output pada PLC telah disediakan secara

built-in didalamnya untuk menghubungkan PLC dengan sistem dunia luar, ha1 ini yang memungkinkan dibuatnya sambungan-sambungan antara perangkat-perangkat input, semisal sensor, dengan perangkat- perangkat output semisal motor atau selenoida. Jenis interface input

(20)

atau OFF. PLC berbasiskan digital hanya dapat membaca logika program ON atau OFF. Setiap titik input atau output memiliki sebuah alamat yang unik yang dapat digunakan oleh CPU.

Transducer adalah alat yang mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Sensor adalah jenis suatu peralatan yang dapat merubah suatu variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus (Petruzella FD. 2001). Sensor dapat menghasilan atitput digital dan analog, Sensor yang menghasilkan sinyal digital atau diskrit, yaitu kondisi hidup atau mati, seperti pada Gambar 2 yang menghasilkan nilai logika 1 jika sakelar tertutup, menghasilkan nilai logika 0 jika sakelar terbuka, sensor seperti ini dapat dengan mudah dihubungkan ke port-port input PLC. Sensor yang menghasilkan sinyal analog harus dikonversikan dahulu menjadi sinyal digital sebelum dihubungkan keport-port PLC.

Gambar 2 Sensor sakelar

(21)

kontak pada jangkar dan kerangka relay terhuhung (Petruzella FD 2001).

Gambar 3 Simbol relay

2.

PEMROGRAMAN

PADA PLC

Dalam pemrograman PLC terdapat dua buah ha1 yang utama yaitu :

a. Bahasa Pemrograman Ladder Diagram

Diagram tangga (ladder diagram) merupakan bentuk program yang paling banyak digunakan untuk rangkaian kontrol. Ladder diagram adalah teknik khusus yang digunakan untuk mendisain dan menggambarkan rangkaian logika relai dan merupakan hasil dari mentejemahkan suatu proses atau

plant (plant adalah objek yang dikendalikan). Awalnya ladder diagram merupakan simbol-simbol dari rangkaian relay pada sistem kendali wired logic untuk sebuah proses otomatisasi yang kemudian diterjemahkan kedalam perangkat lunak. Program yang ditulis ke dalam memori dalam bentuk diagram tangga adalah berupa instruksi bit (logic relay) yang mewakili masukan (input) dan keluaran (output). Melalui ladder diagratn

menggambarkan aktif atau tidaknya suatu peralatan. Dalam menggambarkan ladder diagram diterapkan aturan tertentu :

1. Garis-garis vertikal diagram mempresentasikan komponen

-

komponen yang tersambung.

2. Tiap-tiap anak tangga mewakili sebuah operasi di dalam proses kontrol.

(22)

dengan sebuah input atau sejumlah input dan harus diakhiri dengan output.

4. Setiap input dan output diidentifikasi dengan alamat- alamatnya yang mengidentifikasikan di dalam memori PLC.

Dalam beberapa ha1 situasi kendali mengharuskan dilakukan tindakan - tindakan yang dilaksanakan ketika suatu

kombinasi dari kondisi - kondisi tertentu dipenuhi, maka ha1

itu melibatkan fungsi-fungsi logika AND, OR, NAND , NOR

dun XOR [OIRO]. Tabel instruksi bisa di lihat pada Lampiran satu.

b. Bahasa Pemrograman Daftar Instruksi (Mizemonik)

Bahasa pemrograman daftar instruksi tiap-tiap kode diasosiasikan dengan sebuah elemen diagram tangga. Pada pemrograman mnemonik ini berbasiskan teks, dimana jika kita hendak mendefinisikan sebuah anak tangga harus digunakan misal LD, atau mungkin A atau L yang mengindiiikasikan kontak-kontak tersebut terbuka. Kode nznerrzonik bermacam- macam tergantung pada pabrik pembuat PLC tersebut.

Pada gambar dibawah menggambarkan sebuah anak tangga mengimplementasikan sebuah gerbang AND. Gambar 4 sebuah aplikasi gerbang AND pada ladder diagram. Langkah 0

didefinisikan dengan LD artinya kontak membuka, dan sakelar input diberi alamat X500 maka instruksi mnemonik yang digunakan pada langkah 0 adalah LD X500. Kemudian diikuti oleh sakelar input selanjutnya yang diberi alamat X501,

sehingga pada langkah 1 mengimplementasikan gerbang AND

X501 dan pada langkah 2 anak tangga ini diakhiri dengan sebuah output yang mempunyai alamat Y530, maka kode

(23)

Program tersebut dapat dituliskan sebagai: Langkah Instruksi

0 LD X500

1 AND X501

2 OUT Y530

Gambar 4 Aplikasi pada gerbang AND

3. PEWAKTU (TIMER)

Pewaktu (Timer) adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk otomatisasi dalam sistem kendali. Sebagai contoh, berapa lama sebuah pompa atau kipas harus diaktifkan, berapa lama sebuah katup membuka atau menutup. PLC sudah dilengkapi dengan kemampuan untuk menghitung waktu pada sebuah atau beberapa proses, sehingga tidak perlu lagi penambahan sistem pewaktuan di luar dari clock internal CPU. Pewaktu mengukur (atau menghitung) waktu dalam satuan detik atau sepersekian detik dengan menggunakan piranti clock internal CPU.

P e w a h (Timer) pada PLC berperan sebagai sebuah ozrtput untuk sebuah anak tangga program mengendalikan kontak-kontaknya yang terletak pada anak tangga lain. Gambar 5 salah satu contoh penggunaan timer.

Gambar 5 Penggunaan timer pada program

(24)

berada dalam keadaan hidup selama periode waktu yang telah ditetapkan dan kemudian mati (Gambar 6(b)). Jenis timer lainnya adalah tinier pulsa. Tinier jenis ini berubah menjadi aktif atau tidak aktif selama periode waktu yang telah ditetapkan (Gambar 6(c) dan

Gambar 6 Timer: (a) on-delq, (b) off-delay, (c) timer pulsa dan (d) timer pulsa (Bolton W 2004)

Durasi waktu yang ditetapkan untuk sebuah timer disebut sebagai waktu preset dan besarnya adalah kelipatan dari satuan atau basis waktu yang digunakan.

4. PENGHITUNG (COUNTER)

Sebuah piranti pencacah (counter) memungkinkan dilakukan pencacahan terhadap sejumlah sinyal yang masuk atau yang keluar. Sebuah counter ditetapkan untuk menghitung suatu nilai tertentu dm, ketika pulsa-pulsa dengan jumlah yang diterima sama dengan jumlah yang ditetapkan maka counter akan mengoperasikan kontak- kontaknya. Terdapat dua tipe counter, up-counter dan down-counter.

(25)

B. SISTEM BERCOCOK TANAM SECARA HIDROPONlK

Istilah hidroponik (hydroponic) digunakan untuk menjelaskan salah satu cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam untuk tumbuhan, dalam sistem hidroponik ini fungsi tanah digantikan oleh media lain seperti arang sekam, pasir, kerikil zeolit atau air sebagai media tanam. Dalam hidroponik, fungsi tanah sebagai tempat berpegangan akar digantikan media tersebut, tetapi media tersebut tidak dapat menyediakan unsur hara yang dibutnhkan oleh tanaman, Untuk mengatasi pemberian unsur hara tersebut maka dibuat larutan nutrisi (Toni, 2004).

Prinsip dasar cara bercocok tanam secara hidroponik ada beberapa macam, diantaranya Nutrient Filrrz Technique (NET), Floating Hidroponic systenz (FHS), hidroponik substrat dan aeroponik. Hidroponik substrat tidak menggunakan air sebagai media, tetapi menggunakan media padat (bukan tanah) yang dapat menyerap atau menyimpan nutrisi, air, dan mendukung akar tanaman.

Menurut Chotai dan Young (1991) diacu dalam Chadirin (1998), sistem NFT, hara disirkulasikan kembali secara tertutup sehingga suatu larutan tipis air dan hara sirkulasi terus menerus melewati saluran-saluran dimana akar tanaman tumbnh. Suhu, konsentrasi ion dan derajat keasaman larutan nutrisi dalarn sistem

NFT dimonitor dan dikendalikan dalam beberapa cara. Untuk menjaga suhu larutan agar tidak terlalu tinggi digunakan alat pendingin. Pengendalian derajat keasaman dikendalikan dengan cara menambahkan zat asam atau basa. Dalam penelitian ini suhu ruangan, suhu larutan nutrisi dan derajat keasaman akan dikendalikan dengan sebuah PLC.

(26)

dalam keadaan tertutup, pada saat perendaman semua saluran dalam keadaan tertutup. Pada saat pembuangan, hanya saluran pembuangan yang terbuka. Larutan nutrisi akan dipompa Bagan aliran nutrisi secara rendam dan alir dapat dilihat pada Gambar 7.

L a m n n u t i s i Laruran numsi

Pornpa penarnpung numsi Media tanarn

t I

Tenold penarnpung

Gambar 7 Bagan aliran nutrisi secara ebb andjow (Ratri,2001)

C. DERAJAT KEASAMAN

Derajat keasaman atau pH (Potential of Hidrogen) adalah bagian terpenting dalam pertumbuhan tanaman. Derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. Nilai pH ini diukur dengan skala 1 sampail4, pH dengan angka 7 disebut netral. Jika unsur pH di bawah 7 maka dikatakan bersifat asam dan di atas 7 disebut bersifat basa (Krisnan, 2006). Asam adalah senyawa yang mengandung hidrogen (H') dan basa adalah senyawa yang mengandung ion hidroksil (OH' ). Tingginya nilai derajat keasaman (pH) larutan nutisi akan mempengaruhi beberapa mineral yang dibutuhkan tanaman.

Derajat keasaman larutan nutrisi berada pada kisaran pH 5.5 - 6.5 atau

bersifat asam. Pada kisaran tersebut daya larut unsur-unsur hara m a k o d m mikro sangat baik. Bila angkanya berada di bawah pH 5.5 atau di atas 6.5 maka unsur hara tidak sempurna lagi. Bahkan, unsur hara mulai mengendap sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Akibatnya, tanaman menampakkan gejala defisiensi unsur hara tertentu (Sutiyoso, 2003).

(27)

unsur mikro meliputi Zat Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Seng (Zn), Tembaga (Cu) dan Molybdenum (Mo). Mineral yang diserap oleh akar sebagai kations separti N&+, K+, ca2+, Na', dan anion seperti NO;, HzPO;,

H~Po:-, ~0:-dan C1-. Unsur-unsur tersebut diserap oleh tanaman tetapi tidak dalam jumlah yang seimbang, sehingga mengakibatkan perubahan-perubahan nilai pH. Untuk mengatasinya diperlukan pengendalian pH pada kisaran yang optimum.

Pengnkuran dan pengendalian aktifitas konsentrasi ion dalam nutrisi untuk bercocok tanam secara hidroponik dengan komputer pernah dilakukan oleh Glass A.D.M el al. (1987), mengukur konsentrasi ion K+dan NO< berdasarkan setpoint

dan toleransi dari larutan nutrisi yang dikendalikan. Pemanfaatan komputer untuk mengendalikan keseimbangan asam dan basa pernah dilakukan oleh Wollenweber (1997), cara yang dilakukan adalah dengan menetapkan set point untuk nutrisi kemudian dilakukan perbandingan untuk melihat perubahan pH dari hasil pengukuran dengan set point, bila terjadi selisih maka larutan asam atau b a a yang akan ditambahkan.

D. TANAMAN I(RISAN (CIIRYSANTHEMUIM)

Bungan krisan (Chrysanthemum sp.) merupakan tanaman semusim yang termasuk dalam famili Compositae, umur tanaman krisan antara 90 sampai 120 hari, tergantung pada varietas dan lingkungannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi tanaman krisan adalah cahaya, temperatur udara, kelembaban udara, COz, derajat keasaman media dan nutrisi.

(28)
(29)

BAB 111

METODOLOGI PENELITIAN

A. KERANGKA PEMIIURAN

Penelitian ini dilakukan berdasarkan sebuah kerangka pemikiran. Berikut Gambar 8 adalah diagram alir pemikiran dalam penelitian ini.

/

Analisa permasalahan

I

w

I

ldentifikasi permasalahan

I

Rancang bangun perangkat keras

-

Rancang bangun kelistrikan

-

Rancang bangun interface perangkat keras denqan ~emakai

Rancang bangun perangkat lunak

-

Rancang bangun perangkat lunak terminal

-

Rancang bangun perangkat lunak PLC

7

Pembuatan jaringan hidroponik dan penanaman

Gambar 8 Diagram alir dalam penelitian

1. ANALISA PERMASALAHAh'

(30)

2. IDENTLFIKASI MASALAH

Pada penelitian ini peranan PLC lebih dioptimalkan untuk pengendalian temperatur udara ruangan, temperatur larutan nutrisi, pengendalian keasaman lamtan nutrisi dan pemberian larutan nutrisi yang terjadwal. Pengendalian tersebut bisa disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan seluruh pengendalian tersebut dirancang dalam satu buah pengendali.

3. RANCANG BANGLJN PERANGKAT KERAS

Rancang bangun perangkat keras ini digunakan untuk mendukung seluruh aktifitas percobaan, Rancang bangun ini meliputi Rancang bangun kelistrikan dan Rancang bangun interface dengan pemakai. Rancang bangun kelistrikan diperlukan untuk menghubungkan seluruh komponen input, ozrtpzct dan PLC yang menggunakan daya listrik. Rancang bangun inteface perangkat keras dirancang untuk memudahkan pemakai jika sistem dioperasikan secara manual.

4. R A N c ~ G BANGUN PERANGKAT LUNAK

Rancang bangun perangkat lunak dibagi ada dua macam Rancang bangun perangkat lunak untuk program terminal dan Rancang bangun perangkat lunak program PLC. Perancangan perangkat lunak ini yang akan mengendalikan seluruh sistem kendali dan akan ditanam pada terminal dan PLC.

5. PEMBUATAN JARINGAN HIDROPONIK DAN PENANAMAN

(31)

dan alir atau ebb andflow. Pada jaringan hidroponik ini larutan nutrisi akan di sirkulasikan secara berkala.

B. WAKTU DAN TEMPAT

Penelitian ini dilaksakan pada bulan September sampai Desember 2006 di

PT Saung Minvan Ciawi.

C. BAHAN DAN ALAT

Bahan dari penelitian ini adalah tanaman. Bunga krisan (chysanthemum sp.),

larutan nutrisi A dan B, pengatur pH dengan menggunakan 1,5 mol &Po.+, 2 mol KOH

,

arang sekam, tanah gambut dan sabut kelapa sebagai media tanam.

Peralatan yang digunakan sensor temperatur ruangan merk Omron, sensor pH merk Hanna pH 213 dan temperatur larutan digital, PLC merk Omron type C series. Sambungan komunikasi antara PLC dan terminal menggunakan jalur

parallel port. Sambungan komunikasi PLC dan unit komputer mengggunakan kabel tipe CPM1- type C series, pendingin lamtan, pompa air listrik, sistem irigasi

ebb and $ow. Program terminal menggunakan Borland Delphi v.3 dan di

(32)

BAB

IV

HASIL

DAN

PEMBAHASAN

A. RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS

Rancangan ini dibuat untuk mendukung seluruh aktifitas percobaan, rangkaian ini terdiri dari beberapa komponen yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Peralatan yang digunakan :

1. Peralatan yang digunakan adalah seperangkat sensor temperatur

(Tenzperattrre level controller) untuk ruangan merk Fotek TC-72-AN.

2. Peralatan yang digunakan adalah seperangkat sensor temperatur

(Temperature level controller) untuk ruangan merk Fotek TC-72-AN.

3. Peralatan yang digunakan adalah seperangkat sensor temperatur

(Temperatzrre level controller) untuk ruangan merk Fotek TC-72-AN.

4. Peralatan untuk sensor pH merk Hanna tipe PH 213.

5. Peralatan sensor temperatur (Tenperature level controller) untuk larutan nutrisi merk Ching Ying tipe SSRC1-48E.

6. Terminal antara sensor pH dan PLC.

7. Unit PLC merk Omron tipe CPMl-20CDR-A series, berfungsi untuk pengendali seluruh proses.

8. Unit komputer, sebagai data logger dari PLC

9. Rangkaian adaptor, berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 VAC menjadi 24 VDC, 12 VDC, dan sebagai sumber daya untuk seluruh rangkaian katup selenoid dan relay.

10. Katup selenoid merk CKD untuk saluran tangki larutan asam dan basa. 11. Katup selenoid merk SHL untuk saluran masuk dan keluar (Inlet dan

Outlet).

(33)

13. Water level conlroller untuk larutan nutrisi merk Omron 61F-G.

14. Pendingin larutan rakitan dari lempeng keramik dispenser yang bekerja dengan tegangan 12 VDC.

15. Meja kerja, berfungsi untuk meletakkan semua peralatan penelitian. Meja kerja terbuat dari besi dialasi papan setebal 12 cm dengan ukuran panjang 200 cm

x

lebar 100 cm x tinggi 150 cm. Kerangka terbuat dari besi siku dengan ukuran 4 cm

x

4 cm.

16. Meja atau bak tanaman, berfungsi untuk meletakan tanaman, didalam meja ini juga akan dialirkan larutan nutrisi. Kerangka meja tanaman terbuat dari besi siku ukuran 3 cm

x 3

cm dengan panjang 200 cm x

lebar 100 cm x tinggi 100 cm, mempunyai kedalaman bak 15 cm, bak terbuat dari kayu lapis yang dilapisi karpet talang, pada salah satu sisi dibuatkan saluran keluaran (outlet). Sedangkan di pinggir bak dipasangkan pipa masukkan (inlet).

17. Pompa air listrik, pompa h i berfungsi untuk inlet dan outlet larutan nutrisi. Merk Shinnil daya 125 Watt.

18. Pompa pengkabut, pompa ini berfungsi untuk aktuator dari sistem pendinginan temperatur ruangan. Merk Dab mempunyai daya 90 Watt.

19. Pipa penyalur larutan nutrisi. Pipa h i terbagi dua macam yaitu pipa distribusi masukkan nutrisi dan pipa keluaran nutrisi. Pipa ini menggunakan pipa PVC diameter % inchi dilengkapi juga dengan keran masuk dan keran pembuangan.

20. Pompa pengaduk lamtan digunakan pompa akuarium. Pompa ini berfungsi untuk mengaduk larutan nutrisi.

(34)

rangkaian output dari PLC yang terdiri dari sistem pendingin temperatur udara ruangan, sistem pendingin temperatur larutan nutrisi, katup selenoid asam, katup selenoid basa, pompa air listrik inlet dan outlet, katup selenoid inlet dan outlet.

Unit PLC merk Omron tipe CPMl-20CDR-A, memiliki jumlah terminal I10

20 buah yang terdiri dari input 12 titik dan output 8 titik. Seiumh terminal pada PLC ini digunakan seluruhnya yang terdiri dari 8 titik untuk jalur dari terminal, 2 titik untuk input sensor temperatur udara ruangan dan larutan nutrisi, 2 titik untuk

inpzit water level controller bak tanaman dan tangki larutan nutrisi. Jalur output digunakan untuk sistem pendingin larutan nutrisi, sistem pendinginan ruangan, pompa air listrik pengaduk larutan nutrisi, katup selenoid asam dan basa, katup selenoid inlet dan outlet, rancangan pompa air inlet digabungkan secara parallel

dengan katup selenoid inlet dan outlet.

1aRlm "UltiSi

- waferle~efmO(~1er~tuk bak

m-j

H

pH meter

m

Terminal

Gambar 9 Diagram blok sistem kendali berbasiskan PLC

Skema kelistrikan sistem kendali yang dikembangkan disajikan pada Gambar 10 dengan komponen yang sudah ditentukan terdiri dari sensor temperatur (temperature level controller) untuk ruangan, Sensor temperatur

(35)

nutrisi bisa dilakukan pengaturan sesuai dengan kebutuhan, temperature level

controller ruangan akan mengaktifkan sistem pendingin yang terdiri dari pompa

listrik yang dilengkapi dengan relay dan kontaktor untuk melakukan pengkabutan.

Temperature level controller lamtan akan mengaktifkan sistem pendingin larutan.

Transducer (sensor) temperatur ruangan dan larutan menggunakan thermocozrple,

transducer (sensor) temperatur diletakkan dua titik dengan ketinggian kurang

lebih 180 cm dari atas tanah. Thermocouple mempunyai 2 buah kabel, yang akan saling dililitkan sedang ujung yang satunya dihubungkan dengan temperahre

level controller sensor merk Fotek TC -72-AN. Transducer (sensor) untuk larutan

akan diletakkan dalam tangki yang berisi larutan nutrisi, ujung dari thermocozrple

dililitkan menjadi satu. Ujung yang lain akan dihubungkan dengan temperature

level controller sensor merk Ching Ying tipe SSRC1-48E. Keluaran dari

temperature level controller sensor ini langsung dihubungkan dengan PLC pada

port IN 00 untuk temperatur ruangan dan port

I

N

01 untuk temperatur larutan nutrisi.

Water level controller digunakan untuk membatasi jumlah isi zat cair dalam

tangki nutrisi dan dalam meja tanaman atau bak tanaman. Pada water level

controller ini ada tiga buah kawat elektroda yang mengatur batas ketinggian zat

cair dalam tangki. Water level controller pada tangki larutan nutrisi ini berfungsi untuk menandakan ada atau tidaknya larutan nutrisi dalam tangki, jika larutan nutrisi dalam tang& kurang dari ketinggian elektroda sensor maka tidak dapat dilakukan pemberian larutan nutrisi dari tangki ke bak tanam. Water level

controller yang ada dalam bak tanam akan aktif jika elektroda sensor terendam

air, ha1 ini akan memberikan perintah kepada PLC untuk mematikan pompa listrik pemberi larutan nutrisi dan memulai waktu perendaman selama 15 menit atau 7200 detik. Water level controller untuk cairan ini dihubungkan langsung ke PLC dengan memakai alamat port

LN

02 untuk water level controk?r tangki dan

LN

03
(36)
(37)

Fungsi pompa pengaduk larutan akan bekerja setiap ada kegiatan yang berhubungan secara langsung didalam tangki larutan nutrisi seperti setelah ada penoampuran larutan asam atau basa dan ada kegiatan sirkulasi larutan nutrisi dari tangki menuju bak tanaman atau dari bak tanaman menuju tangki.

Sensor pH tidak dapat langsung dihubungkan dengan PLC maka digunakan terminal penghubung. Terminal penghubung disini adalah unit komputer yang hanya dimanfaatkan port serial dan port parallel sebagai penghubung antara sensor pI-I dengan PLC. Skema hubungan antar sensor pH dengan terminal dan PLC disajikan Gambar 11. Nilai pH ditetapkan antara 6.0 sampai 6.5, apabila nilai yang pH dibaca tidak sesuai dengan yang ditetapkan maka akan diambil keputusan apakah harus ditambahkan larutan asam atau larutan basa.

Gambar 11 Diagram blok perangkat keras antar perangkat sensor pH dengan terminal dan PLC

Rangkaian relay board digunakan untuk menyesuaikan tegangan antaraport

parallel unit komputer yang mempunyai tegangan sebesar 5 volt denganport PLC yang mempunyai tegangan 24 volt. Di dalam rangkaian relay board mempunyai 8

buah relay yang mewakili 8 kombinasi bilangan biner (bit biner), yang dihubungkan dengan port

lN

04 untuk bit 0, port

IN

05 untuk bit 1, port

IN

06 untuk bit 2, port IN 07 untuk bit 3, port IN 08 untuk bit 4, port IN 09 untuk bit 5,

port

IN

10 untuk bit 6, port IN 11 untuk bit 7, port 00 untuk temperature level controller ruangan, port 01 untuk temperature level controller larutan nut~isi, port

02 untuk water level controNer tangki larutan nutrisi, port 03 untuk water level controller bak tanaman. Masing-masing port mempunyai alamat yang unik untuk setiap peralatan yang di kendalikan.

(38)

selalu terhubung dengan PLC, dihubungkan jika akan mengambil data yang telah dilakukan PLC.

Sinyal keluaran dari PLC ini melalui port OUT sebanyak 8 buah port OUT

yang masing-masing mempunyai fungsi berlainan, alamat port 00 digunakan

valve selenoid asam, port 01 valve selenoid basa, port 02 digunakan untuk Valve

selenoid larutan nutrisi dari tangki menuju ke bak tanaman, port 03 digunakan

untuk Valve selenoid larutan nutrisi dari bak tanaman menuju tangki, port 04

digunakan untuk pompa air pengaduk di tangki larutan nutrisi, port 05 digunakan untuk valve selenoid dan pompa air listrik sirkulasi dari tangki menuju bak tanam,

port 06 digunakan untuk rangkaian elemen pendingin larutan, port 07 digunakan

untuk pompa air listrik pengabut atau sistem pendingin ruangan.

B. RANCANGAN INTERFACE PERANGKAT

KERAS

SISTEM

KENDALI DENGAN PEMAKAI

(39)

Tabel 1 Fungsi sakelar pada panel

Sakelar ground dan

indikator lamp Untuk mengaktifkan sistem kendali

I

Sakelar

Fuse

Sakelar emergency stop Untuk menghentikan sistem bila

terjadi kerusakan.

I

Fungsi

-

Pengaman dari hubungan singkat

Sakelar start Untuk memulai mengaktifkan sistem

kendali.

Sakelar stop Untuk menonaktifkan sistcm kendali

I-

A

I

Sakelar no I Untuk mengaktifkan katup selenoid

asam secara manual.

Sakelar no 2 Untuk mengaktifkan katup selenoid basa secara manual.

Sakelar no 3

Untuk mengaktifkan katup selenoid pemberian larutan nutrisi kebak tanam.

Dari Tabel diatas, dibuatkan panel instrument untuk memudahkan pemakai mengoperasikan peralatan sistem kendali. Gambar 12 merupakan tampilan dari depan panel instrument. Dengan beberapa sakelar yang mempunyai fungsi berlainan

Sakelar no 4

Sakelar no 5

Sakelar no 6

Sakelar no 7

Sakelar no 8

Untuk mengaktifkan katup selenoid pembuangan larutan nutrisi dari bak tanam ke tangki nutrisi.

Untuk mengaktifkan pompa listrik pengaduk larutan nutrisi

Untuk mengaktifkan pompa listrik pemberian larutan nutrisi kebak tanam.

Untuk mengaktifkan pompa listrik pembuangan larutan nutrisi dari bak tanam ke tangki nutrisi.

(40)

untuk brutan

nuvisi

Gambar 12 Tampilan panel instntnzent

C. RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK TERMINAL

Perangkat sensor pH tidak dapat dihubungkan secara langsung dengan PLC, walaupun memiliki fasilitas komunikasi RS 232, dengan bantuan komputer (selanjutnya akan disebut dengan terminal) sensor pI3 tersebut dihubungkan dengan PLC melalui serial danparallel port.

Perangkat sensor pH 213 akan mendekteksi nilai keasaman larutan nutrisi, nilai tersebut akan ditampilan pada tampilan LCD perangkat tersebut dan juga tersimpan dalam memori perangkat tersebut, nilai ph dapat dibaca oleh terminal melalui jalur komunikasi serial RS-232. Nilai pH ini akan diberikan ke komputer apabila komputer mengirimkan sinyal permintaan pengiriman data.

Rancang bangun perangkat lunak terminal mengikuti flowchart disajikan pada Gambar 13. Perangkat sensor pH tersebut memiliki jalur komunikasi RS-

(41)

Send reqvestsfrinp

-...;

END]

Gambar 13 Flowchart program interface dari pH meter dengan terminal

Gambar 14 dibawah merupakan tampilan untuk melakukan setting komunikasi serial antara pH meter dengan terminal. Setting ini harus sesuai dengan perangkat pH meter.

Gambar 14 Tampilan setting komunikasi serial port.

(42)

Gambar 15 Pemilihan alamatportparallel

Data hasil pengukuran keasaman larutan nutrisi akan dikeluarkan melalui portparallel dengan alamat 378H atau 3BCH. Pada program terminal ini nilai pH akan diterjemahkan menjadi 8 bit biner, sesuai dengan banyaknya jalur data pada jalur komunikasi parallel. Ketelitian pada program ini akan dibatasi pembacaannya dari 4,000 sampai dengan 8,000. Besar ketelitian dari 4,000 sampai dengan 8,000 mempunyai rentang nilai 4,000 sehingga dari rentang nilai pH ini akan dibuatkan Tabel konversi nilai pH menjadi bilangan biner 8 bit dengan ketelitian 0,1600. Rentang nilai pH dan konversi nilai pH kedalam biner ini harus sesuai dengan program pembacaan nilai biner dalam PLC. Pada Tabel 2 rentang nilai pH dan konversi nilai pH ke bilangan biner. Gambar 16 merupakan tampilan interface program antara pH meter dan terminal (komputer) dengan pemakai. Gambar 17 merupakan tampilan untuk melakukan entry pH melalui keyboard yang ada pada terminal.

(43)

Gambar 17 Tampilan e n 0 pH melalui keyboardterminal

Tabel 2 Rentang nilai pH dan konversi nilai pH ke dalam bilangan biner

D. RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK PLC

(44)

Pengaturan ON-OFF untuk sistem kendali ini sesuai dengan algoritma yang dibangun, yaitu sebagai berikut:

1. Jika sensor untuk ruangan membaca nilai temperatur sama dengan atau lebih dari yang ditetapkan (set point) maka sistem pendingin akan menyala.

2. Jika sensor untuk larutan membaca nilai temperatur sama dengan atau lebih dari yang ditetapkan (set point) maka mesin pendingin akan menyala.

3. Jika sensor untuk pH membaca nilai pH dibawah dari batas bawah nilai yang ditetapkan maka katup selenoid larutan basa akan terbuka. 4. Jika sensor untuk pH membaca nilai pH diatas dari batas atas nilai

yang ditetapkan maka katup selenoid larutan asam akan terbuka. 5. Pada sistem ini penjadwalan pemberian nutrisi bisa dilakukan secara

otomatis sesuai dengan waktu yang diberikan. Pemberian nutrisi pada penelitian sesuai dengan yang telah dilakukan oleh ahli dalam penanaman hidroponik untuk bunga krisan, yaitu untuk masa pertumbuhan 1 sampai 4 minggu diberikan nutrisi sebanyak 3 kali selama 1 minggu, untuk tanaman herumur 5 sampai 8 minggu akan diberikan nutrisi sebanyak 2 kali selama 1 minggu.

(45)

( START )

Ph > 8,s

Selmoid bar. OFF Salanold asam OFF KaIYp ltlanoid

aramOFF Katup r.landd bas.

Ouraliwfiklu OFF Counlerp~ndinpin

/I

/=:TI

V

(46)
(47)

E. PEMBUATAN JARINGAN IRIGASI HIDROPONlK DAN PENANAMAN

Rancang bangun jaringan irigasi hidroponik dan penanaman disajikan pada Gambar 19. Sistem irigasi yang digunakan adalah ebb andJow, Jaringan irigasi berguna untuk mensirkulasikan larutan nutrisi ke media tanam. Larutan nutrisi disimpan dalam tangki larutan nutrisi yang mempunyai kapasitas 500 it, larutan nutrisi tersebut akan disirkulasikan ke bak tanaman dengan bantuan pompa air listrik (pompa INLET), setelah dilakukan perendaman maka laratan nutrisi tersebut akan dikembaiikan ke dalam tangki larutan nutrisi dengan bantuan pompa air listrik (pompa OUTLET). Kedua pompa tersebut dihubungkan dengan PLC

yang mengendalikan aktifnya pompa tersebut sesuai dengan jadwal yang diberikan, pompa air tersebut dihubungkan juga dengan selenoid valve. Jaringan irigasi untuk menyalurkan nutrisi menggunakan pipa paralon dengan diameter %

inchi, yang dipasang pada sisi luar bak tanaman untuk saluran inlet dan pada dasar bak tanam dipasang saluran outlet.

(48)

Gambar 19 Skema sistem hidroponik

F. PEMBERZAN LARUTAN NUTRISI

Tanaman bunga krisan ditanam pada tanggal 28 September 2006 (28-09- 2006). Sistem kendali dijalankan mulai tanggal 12 Oktober 2006 (12-1 0-2006), setelah tanaman melewati masa vegetatif yang membutuhkan pencahayaan lebih lama atau disebut juga dengan long day. Pada minggu ke 0 sampai minggu ke 4

(28 hari) dilakukan pemberian lamtan nutrisi sebanyak 3 kali dalam satu minggu, jadi telah terjadi pemberian larutan nutrisi pada masa ini sebanyak 12 kali. Memasuki minggu ke

5

sampai minggu ke 8 pemberian larutan nutrisi diberikan sebanyak 2 kali selama satu minggu sehingga pada masa ini larutan nutrisi diberikan sebanyak 7 kali. Pemberian nutrisi dihentikan setelah tanaman memasuki masa colouring yang terjadi menjelang minggu ke 9, selanjutnya tanaman hanya diberi air saja hingga menjelang panen.
(49)

nutrisi dan ketinggian perendaman mengacu pada pemberian nutrisi yang dilakukan PT Saung Minvan. Hasil unjuk k e j a dari PLC ditunjukan pada untuk pemberian larutan nutrisi disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Hasil uji kejadian dan durasi aktihya sistem pemberian larutan nutrisi

Sistem mengalami gangguan jalur kelistrikan pada tanggal 31 Oktober sampai tanggal 2 November yang mengakibatkan sistem hams dilakukan perbaikan dengan mematikan semua arus listrik yang mengalir, tetapi walaupun sistem dimatikan data masih tersimpan didalam memori PLC sehingga masih bisa dilakukan pengambilan data selama sistem bekeja. Pada tanggal 7 Nopember pompa air untuk memberi nutrisi mengalami kerusakan sehingga larutan nutrisi tidak terkirim ke bak tanaman dan menyebabkan durasi waktu pemberian nutrisi menjadi lebih lama, karena water level controller tidak bisa menghentikan pompa

(50)

maka larutan nutrisi dapat dialirkan ke bak tanam. setiap pengisian larutan nutrisi ke bak tanaman dibutuhkan waktu sebanyak 4 menit untuk mengisi bak tanaman dengan total volume larutan nutrisi sebanyak 80 liter (sesuai dengan rekomendasi dari PT Saung Mirwan). Tanggal 17 sampai 23 November 2006, pompa outlet

mengalami kejadian yang lebib banyak satu kali karena ada pemberian nutrisi dengan mengaktifkan pompa inlet tanpa perintah PLC, tetapi dengan menyalakan sakelar pompa tersebut. Tanggal 24 sampai 28 November 2006 aktifnya durasi pompa pemberi larutan nutrisi lebih singkat 1 menit ha1 ini disebabkan adanya air hujan yang masuk kedalam bak tanaman karena penutup greenhouse tersebut mengalami kebocoran. Waktu pemberian nutrisi bisa dilakukan perubahan sesuai dengan yang diinginkan dengan cam melakukan perubahan pada program PLC.

G . SISTEM PENGENDALIAN

KEASAMAN

LARUTAN NUTRISI

Pembuatan larutan nutrisi dengan perbandingan 0.5 liter larutan nutrisi A,

0.5 liter larutan nt~trisi B dicampur dengan 150 liter air. Nilai pH yang terukur 6.4, maka sistem kendali untuk bukaan katup selenoid larutan asam atau basa tidak terjadi karena masih dalam rentang set point pH untuk bunga krisan yaitu antara 6.0 sampai 6.5, nilai pH ini yang biasa dilakukan oleh PT Saung Minvan.

Terjadinya perubahan nilai pH pada larutan nutrisi disebabkan penyerapan oleh akar tanaman itu sendiri. Untuk mengembalikan nilai pH kedalam rentang set-point, nilai pH ditambahkan berupa larutan pengatur pH dengan menggupakan 1.5 mol &Pod, untuk menurunkan pH larutan nutrisi, dan 2 mol KOH untuk meuaikkan pH larutan nutrisi.

(51)

Pengukuran terhadap keasaman larutan dilakukan pada tanggal 29 Nopember 2006. Pada saat pengukuran keasaman lamtan nutrisi, tanaman memasuki masa generatif sehingga keasaman larutan nutrisi turun karena pada masa ini tanaman lebih banyak menyerap kation dari pada anion. Nilai keasaman nutrisi yang terukur adalah 5.257, nilai ini berada dibawah nilai set point,

sehingga dilakukan koreksi untuk menaikkan keasaman larutan nutrisi menuju set- point yaitu sebesar 6.017 dengan 0.2 rnol larutan KOH dengan bukaan katup sebanyak 75 kali. Kenaikan keasaman lamtan nutrisi setelah dilakukan pengukuran dan membuka katup disajikan pada Gambar 20.

Kejadian buka katup

I

+-grafik kenaikan pH dari asam menuju basa

Gambar 20 Grafik kenaikan pH

(52)

Kejadian buka katup

I

+Grafik penurunan pH dari basa menuju asam

Gambar 21 Grafik penurunan pH

Nilai pH yang ditetapkan (setpoint) yang ditetapkan antara

6,O

sampai 6,5. Dalam rentang tersebut tidak ada bukaan katup baik katup asam maupun basa. Set

point ini bisa dilakukan pembahan dengan merubah pada program PLC. Seperti

pada Gambar 22, pada rentang pH 6.0 sarnpai 6.5 tidak ada kegiatan dari katup asam maupun basa.

7.0

6.5

6.0

1,

5.5 5.0

4.5

4.0

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80

Kejadian buka katup

+

Kenaikan asam menuju basa 6 Penurunan basa menuju asam
(53)

H. SISTEM PENDINGINAN RUANGAN

Sistem pendingin ruangan ini terdiri dari thermocouple yang dihubungkan ke PLC melalui temperature level controller yang akan memerintahkan PLC

untuk melakukan pengkabutan apabila temperatur melebihi dari set point yang ditetapkan. Set point yang ditetapkan 30 O C . Hasil unjuk kerja sistern kendali menunjukan kejadian ON-OFF dan durasi aktihya yang berbeda-beda setiap waktu. Hal ini berkaitan dengan perubahan temperatur di lingkungan tanaman tersebut. Sistem pendinginan udara ruangan ini tidak sepenuhnya mengendalikan temperatur di dalam greenhouse tersebut tetapi hanya mengendalikan temperatur udara di sekitar meja tanaman atau objek tanaman dengan cara dilakukan pengkabutan.

Temperatur udara dalam greenhouse berpengaruh terhadap pertumbuhan dan warna bunga krisan. Total kejadian aktihya sistem pendingin temperatur ruangan dari tanggal 12

-

10 - 2006 sampai 5 - 12 - 2006 sebanyak 419 kali
(54)
(55)

Tabel 5 Hasil uji kejadian dan durasi aktifnya sistem pendinginan larutan nutrisi

J.

SISTEM PENGADUK LARUTAN NUTRISI

Pompa pengaduk nutrisi ini akan aktif setiap ada kejadian aktif katup selenoid asam, basa dan pada setiap pemberian larutan nutrisi. Tujuan dari pengadukan ini supaya unsur larutan nutrisi tidak mengendap. Pompa pengaduk diberi waktu 30 detik setiap mefakukan aktifitasnya, setelah 30 detik secara otomatis pompa pengaduk akan mati dengan sendirinya. Kejadian pompa pengaduk dari tanggal 12 sampai 30

-

10

-

2006 sebanyak 26 kali kejadian yang merupakan jumlah kejadian aktif sistem perendaman nutrisi, yaitu sebanyak 18 kali kejadian ditambah 8 kali kejadian aktif sistem katup selenoid asam dan basa.

Kesalahan dalam pemilihan pengatur lamtan asam dan basa terjadi pada tanggal 12 -10 - 2006 sampai 16 - 11- 2006, sehingga pada waktu diuji coba

pengendalian keasaman larutan tidak tercapai setpoint dan ha1 ini mengakibatkan aklifnya pompa pengaduk larutan nutrisi. Setelah larutan asam dan basa diganti dan dilakukan pengukuran ulang pada tanggal 29

-

11

-

2006 terjadi 100 kali kejadian aktif pompa pengaduk, jumlah tersebut berasal 75 kali kejadian aktif katup asam dan 23 kali kejadian aktif katup basa dan 2 kali aktif sistem pemberian larutan nutrisi. Total kejadian aktif pompa pengaduk dari tanggal 12 - 10

-

2006

sampai tanggal 5 - 12 - 2006 sebanyak 185 kali kejadian, sehingga total waktu

(56)

menggunakan pompa akuarium. Unjuk kerja dari sistem pengaduk larutan nutrisi disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6 Hasil uji kejadian aktif dan durasinya sistem pengaduk laturan nutrisi

Minggu

0 - 4 (28 lhari)

I I

8-10/11/06

5-9

( 28 hari )

Tanggal 12-30/10/06 31110-2111/06

2-7/11/06

/

11-16/11/06

1

24 Kali

I

12 Menit

I

10 Kali Kejadian aktifnya sistcm lamtan (kali) 26 Kali 18 Kali 5 Menit l Menit l Menit 50 Menit l Menit 17-23/11/06

24 -28 11 1 106 29-30/11/06 1-5112106 2 Kali 2 Kali 104 Kali 2 Kali

D u m i aktifnya Sistem pengaduk larulan nutrisi

I 3 mcnit

9 Menit

Keterangan

Sistem mengalami

(57)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

I.PLC dapat memberikan larutan nutrisi secara terjadwal, pengendalian keasaman larutan nutrisi, pengendalian temperatur ruangan dan temperatur larutan nutrisi sesuai dengan setpoint yang ditetapkan.

2.PLC dapat menangani kemampuan untuk berbagai macam input dan berbagai macam output dalam pengendalian pengaturan temperatur ruangan, temperatur larutan nutrisi, pengendalian keasarnan larutan, dan pemberian larutan nutrisi.

3.PLC dapat mengendalikan semua peralatan yang digunakan selama tersedia aliran listrik yang stabil.

4.PLC tidak dapat melakukan perekaman terhadap perubahan kondisi seperti perubahan temperatur.

5.Secara umuin hasil yang dicapai dengan pengendalian ini hasil kualitas bunga tidak jauh berbeda dengan pengendalian yang dilakukan secara manual. Secara khusus sistem kendali ini dapat menggantikan tenaga manusia, sehingga sumber daya manusia tersebut bisa dialihkan untuk kegiatan produksi lainnya yang lebih penting seperti pengembangan varietas baru, penyeleksian bibit.

B. SARAN

Saran untuk pengembangan model selanjutnya adalah :

1. Perlu dikembangkan lagi penelitian dan pengukuran terhadap EC larutan nutrisi.

(58)

3. Perlunya penelitian lebih lanjut untuk program terminal terhadap pencuplikan keasaman iarutan dan kemampuan program terminal untuk merkam keasaman larutan.

(59)

DAFTAR

P U S T N

Bolton W. 2004. Programmable Logic Controller. Harmein I, penerjemah; Hardani HMW, editor. Jakarta:Erlangga, Terjemahan dari: Programmable Logic - - - - Controller 31d.

Chadirin

Y.

1998. Rancang bangun sistem pengendalian pH larutan nutrisi dengan kontrol logika fuzzy untuk budidaya tanaman secara hidroponik [skripsi]. Bogor: ~akultas Teknologi Pertanian, Institut pertanian Bogo'.

Chotai,A. And P.C.Young. 1991. Self-adaptive and self tuning control of nutrient film technique (NFT) system. Proceeding of the IFACIISHS Workshop. Matsuyama, Japan. 30 September

-

3 Oktober 1991.

Gopal M. Digital Control and State Variable Methods Conventional and Neural- Fuzzy Control System. Volume ke-2. Singapore : McGraw-Hill.

Glass.A.D.M,Saccomaci.M,Crookall.G.Siddiqi.M.Y.

A Microcomputer-Controlled

System For The Automatic Measurement and maintenance Of Ion Activities in Nutrient Solution During Their Absorption By Intact Plants In Hydroponic Facilities. Plant,Cell and Environment 1987;10:375-381.

Hanan, J.J., Winfred

D.

Holley, and Kenneth L. Goldsbeny. 1978. Greenhouse Management. Springer-Verlag Berlin Heidelberg NewYork.

Krisnan.2006.pH Scale.http:Nusers.stIcc.edulgkri~hnan/phscales.hl [7 Juni 20061.

Raistrick N.1998 An automated relative-addition rate nutrient-dosing system for use in flowing solutions culture. Experimental botany, vo1.50,No.331,pp.263- 267,Feb 1999.

Petruzella FD. 2001. Elekfronika Industri. Edisi ke-1, Sumanto, penerjemah, Yogyakarta: Andi. Te rjemahan dari : Industrial Electronics.

Rahi S, E. 2001. Pengendalian Lingkungan Mikro pada budidaya Tanaman Krisan dalam Pot di PT. saung Mirwan Bogor Jawa Barat. Laporan Praktek Lapang. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

(60)

Supendi P. 2002.Rancang bangun sistem pengendalian pH larutan nutrisi dengan kontrol logika

fuzzy

untuk budidaya tanarnan hidroponik sistem ebb and flow [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Sutiyoso .2003. Meramu Pupuk I-Iidroponik. Jakarta : Penebar Swadaya.

Toni

H

,2004.

Berkebzm HidroponikSecara Murah.

Jakarta: Penebar Swadaya.

Tatum

D,

Crouse

K.

2005.

SoilpHand Fertilizers.

http://www.

msucares.com/pubs/infosheets/is0372.pdf

121 Juli 20061.

Wollenweber B. 1997.

A Sensitive Computer-Conholled pH-Stat System Allow The

Study of net

Fluxes Related To Nitrogen Uptake Of Intact Plants

In Situ.

Blackwell Science Ltd, Plant,Cell and Environment, 20:400-408.
(61)

Instruksi

Dasar

pada

PLC

11 COUNTER

(62)

Lampiran 2

.. ..

T m W n r l W P

J a r riguY w1wro ""A@

(63)

Lampiran 3

(64)

RANCANG BANGUN DAN PEMANFAATAN

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

(Pi-C),

UNTUK PENGENDALIAN BUDIDAYA TANAMAN

SECARA HIDROPONIK

YANl PRABOWO

PROGRAM MAGISTER ILMU KOMPUTER

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(65)

ABSTRAK

YANI PRABOWO. Rancang Bangun Dan Pemanfaatan Programmable Logic

Controller (PLC) Untuk Pcngendalian Budidaya Tanaman Secara Hidroponik. Dibimbing Oleh Heru Sukoco, Sugi Guritman, Herry Suhardiyanto.

Programmable logic controller merupakan suatu bentuk pengendali yang dapat diprogram untuk berbagai keperluan, prinsip dasar dari cara kerja PLC adalah dengan menyambung atau memutus aliran listrik kepada suatu instrumen. Pada penelitian ini akan merancang dan menguji kemarnpuan PLC dalam menangani multi input dan multi output

(MIMO).

Tugas yang diberikan adalah mengendalikan keasaman larutan nutrisi sesuai dengan rentang (selanjutnya akan disebut set point) nilai keasarnan yang ditetapkan, apabila larutan nutrisi dibawah set-point atau diatas set point maka akan diambil tindakan yang sesuai pada program. Jika nilai keasaman yang terukur sebesar 5,257 maka akan dikoreksi dengan membuka katup selenoid larutan basa sebanyak 75 kali sampai nilai keasaman tersebut menjadi 6,017 sesuai set point yang ditetapkan 6,000-6,500. Dan jika nilai keasaman larutan yang terukur 6,755, maka akan dikoreksi dengan membuka katup selenoid asam sebanyak 23 kali sehingga nilai keasaman larutan menjadi 6,505. Dalam penelitian ini PLC digunakan untuk memberikan larutan nutrisi secara terjadwal untuk bunga krisan dari umur 0 sampai

4

minggu sebanyak 3 kali setiap minggu, umur 5 sampai 11 minggu sebanyak 2 kali setiap minggu. PLC juga digunakan untuk mengendalikan temperatur ruangan dan temperatur larutan nutrisi, apabila temperatur terdekteksi melebihi dari set point malca dengan otomatis sistem pendingin akan aktif menurunkan temperatux sampai dibawah dari setpoint. Jika set point temperatur ruangan 30' C dan suhu terdekteksi 31' C, maka sistem pendingin akan aktif menyemprotkan air pendingin melalui pompa air listrik atas perintah PLC. Begitu juga dalam pengendalian temperatur larutan akan aktif jika temperatur di atas dari setpoint.
(66)

ABSTRACT

YANI

PRABOWO.

The Design and implementation of programmable logic controller for hydroponics plants cultivation control. Under the direction of Heru Sukoco, Sngi Guritman, and Herry Snhardiyanto.

Programmable Logic Controller (PLC) is a form of controller which can be programmed for various needs. The basic principal of how PLC works is by connecting or disconnecting electric current of an instrument. This research is to design and test the ability of PLC in handling

Multi Input

and

Multi Ouput

(MIMO). The given task is to control the nutrition fluid acidity according to the set point of specified acidity. If the nutrition fluid is above or below the set point, hence an appropriate action will be taken according to the program. If the measured acidity is 5,257, hence it will be corrected by opening the bases solenoid valve for 75 times until the acidity is 6,017 according to the specified set point (6,O - 6,5). And if the measured liquid acidity is 6,755, hence it will be corrected by opening the acids solenoid valve for 23 times until its acidity is 6,505. In this research, PLC is used to give nutrition fluid periodically to

chrysanthemum.

For 0 until 4 weeks old chrysanthemum, the frequency is 3 times a week. For 5 until 11 weeks old, the frequency is 2 times a week. PLC is also used to control the room and nutrition fluid temperature. If the temperature is detect above the set point, hence the cooler will automatically active and decrease the temperature until it is below the set point. If the room temperature set point is 30' C and the detected temperature is 31' C, hence the cooling system will be active and spray coolant through the electric water pump by PLC's command. As well as in fluid temperature control will be active if the temperature is above the set point.
(67)

BAB

I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kemajuan teknologi dewasa ini telah mendorong pemanfaatan Programmable Logic Controller (PLC) untuk berbagai keperluan terutama dalam rekayasa sistem kontrol atau kendali. Menurut Bolton (2004) PL

Gambar

Gambar 4 Aplikasi pada gerbang  AND
Gambar  6  Timer: (a) on-delq, (b) off-delay,  (c) timer pulsa dan (d)  timer pulsa (Bolton  W  2004)
Gambar  8  Diagram alir dalam penelitian
Gambar  9  Diagram blok sistem kendali berbasiskan PLC
+7

Referensi

Dokumen terkait

M.htsdndd p&amp;d@ pg h6itu

Mengingat pentingnya peran PLC, quality control dan material handling (konveyor) otomatis pada kondisi saat ini serta untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa Teknik Industri

dengan judul “ Rancang Bangun Conveyor Pada Alat Pengisi Minuman Otomatis Dengan Kecepatan Putaran Motor DC (Direct Current) Pada PLC ( Programmable Logic Controller )

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Akhir yang berjudul“Aplikasi Programmable Logic Controller (PLC) LOGO Pada Rancang Bangun Mesin Pengisian Air Minum Otomatis Dengan

Penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul ”Rancang Bangun Pembuat Makanan Otomatis Berbasis PLC ( Programmable Logic Controller ) Toshiba Prosec

Cara kerja dari plan pengendalian ini yaitu sensor LM35 akan mendeteksi perubahan suhu pada tangki larutan nutrisi temperature reservoir yang kemudian diolah

Untuk merancang sebuah transmitter ultrasonic digunakan modul sensor ultrasonic kemudian diproses melalui mikrokontroller sehingga dapat menampilkan jarak yang terukur, dan

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada minggu kedua kondisi larutan nutrisi hidroponik menunjukkan bahwa adanya respon yang baik dari sistem otomatis