KARAKTERISTIK BAHAN UNTUK
LATERAL
BERPORI PADA IRIGASI TETES
VIA
-
FLOW
Fluid Characteristics at Material for Porous Lateral Pipe
Via-Flow Method at Trickle Irrigation
Dedi dan Nora Herdiana
ABSTRACT
Trickle Irrigation System with porous pipe as a11 etnitter is in Indonesia recently and this system still use import To use it in Indonesia, it is necessary to modified the pipe by local
This research tries to find a suitable material for porous lateral pipe, its outflow, its coefficient of uniformity and distribution along the pipe. The material that is used in this research is Parachute and Fatnatex cloth with 20 cm long.
The research shows that the cloth with 8
gives a better and can be used for the
the bigger head is the faster water and the bigger the material to the ground surface.
trickle irrigation porous lateral pipe, gravitation
PENDAHULUAN pipes dan porous pipe
Kemajuan menuju
agribisnis dan agroindustri harus ditunjang dengan penggunaan teknologi tepat guna
efisiensi dan efektifitas pelaksanaannya. satu teknologi dalam bidang pertanian adalah teknologi irigasi.
Dari beberapa metoda irigasi yang dikenal masyarakat saat metoda irigasi teteslah yang paling
air. ini dibedakan penetesnya seperti
emitters, long emitters,
berpori). Teknologi penetes berpori baru diperkenalkan di Indonesia. Pada metoda irigasi tetes pips berpori, penetesan dilakukan
jutaan
lateral. Metoda disebut flow. pipih berpori ini, terbuat dari bahan plastik, yang masih diimport dari negara lain. Oleh karena itu agar para petani tingkat
menengah dapat metoda
ini, bahan pembuat
perlu dengan bahan lain dengan harga yang lebih
(1983) mencakup lahan minimal 0.5 via-flow merupakan system ha.
penyaluran air menggunakan Penelitian ini untuk
dengan lubang-lubang kecil, bahan dengan
yang keluar dari berpori bahan tekstil yang gravitasi, tersedia di negeri
.
jenis bahan ini akan
via- data
flow merupakan pemberian air yang sesuai dengan dengan system irigasi tetes yang pipih lateral berpori yang ada.
lubang-lubang pengeluarannya ini
berupa pori-pori (membran) sehingga mengetahui kebutuhan kain untuk air yang keluar berbentuk air membuat pipih dari
sepanjang pi pa. Sistem ini Parasut tipe jaliitan
sesuai digunakan untuk budidaya (2)
di yang mengetahui debit
dan rata-rata.
sebaran
dalam lateral 3 tingkat tehanan
tertentu. operasional (Head,
via-flow hanya dapat
digunakan penanaman di BAHAN DAN METODA
bedengan karena bentuknya yang Penelitian dilakukan di
Hidrolika dan Hidromekanika, diletakkan di dan (2)
di Jika dibenamkan
namun
via-flow kotor sekali dan sulit membersihkannya. lateral
yang turun, saja lateral berpori tidak dari
0.5 meter. Air dengan air dan untuk
berkekuatan 1 atm. Jika agar Head dalam
distribusi air pada
dapat dilakukan dengan
air, yang dengan
dapat mengalirkan air sepanjang plastik transparan 0.5"
sekitar 20 m atau lebih, supaya dapat air
d. Penyanggah, untuk
Pembuatan Lateral
Mula-mula kain dilipat dua lebarnya, kemudian digunting melintang dengan lebar sesuai ukuran yang
kain selesai dipotong, potongan yang satu disambung dengan potongan yang lain menggunakan kampuli 2 cm. semua potongan tersambung dilanjutkan dengan
sesuai model yang diinginkan, tipe jahitan A atau B.
Pengamatan dan Pengukuran
Dalam penelitian ini pipih
diletakkan di batu
dengan relief yang datar. Untuk head 0.9 m drum penampung air irigasi proses irigasi tetes metoda
ini, maka drum diberi air secara kontinu dengan menggunakan pompa.
Pada proses percobaan irigasi tetes dilakukan pengamatan dan terhadap parameter berikut :
a. Laju aliran air, dengan
waktu (menggunakan stopwatch) yang dibutuhkan aliran untuk mencapai jarak L 2 4 6
tercatat flow
dan
d. .Head, yaitu tinggi muka air (di dalam drum penampung air irigasi) dari permukaan (pasangan batu).
e. Panjang aliran
jarak terjauh dicapai aliran air percobaan.
Sedangkan untuk Head 1.8 m, drum
penampung air irigasi diletakkan di . Teknik
drum besar drum kain
Untuk membuat pipih kebutuhan kain dihitung dengan
:
dimana :
Jp - K)/ 1 00) Pk : Panjang kain, cm; Jp : potongan, potong; Lp : Lebar potongan, cm; Pp : Panjang m; L : Lebar kain, cm; K : Kampuh, cm.
2) Laju aliran dengan persamaan :
dimana:
Vn' : Volume aktual ke-n, It Vn: Volume terukur ke-n, It. 4) Debit rembesan dihitung
dimana :
q : debit rembesan, per V : Volume rembesan, It; t : Lama percobaan, detik;
Ls : Lebar pengambilan data volume rembesan, m.
5) Debit rembesan sebesar :
Q = -
..
(6)dimana :
v : kecepatan aliran,
: perubahan panjang aliran, m; dt : perubahan waktu, detik.
3) dengan
program linier :
dimana :
Q : Debit rembesan sepanjang lateral, per m;
Vn': Volume aktual ke-n, It; Vn- :Volume aktual It; t : lama percobaan, detik; Lmax :
6) keseragaman :
Vn' = 1.016 Vn - 132.1
...
Cu = 1 - (abs. D qr) (7)Hubungan panjang aliran dan
dimana : waktu
= abs (q - qr)
. .
terhadappipih yang terbuat dari bahan tekstil
Cu : ini dalam hubungan antara panjang
Absolut deviasi debit aliran
L (m) dengan waktu t (dt) dan rembesan, per m;
panjang aliran L
qr : rata-rata debit rembesan, pada berbagai perlakuan tercantum
per m; pada 1. pengukuran volume rembesan
2. Tidak penguapan
selama
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kebutuhan kain
Dari hasil perhitungan
sarkan persamaan (2) diperoleh jumlah potongan untuk kain
sebanyak 14 potong sedangkan untuk kain Parasut sebanyak 18 potong. Hal ini dikarenakan lebar kain dari kedua jenis tekstil berbeda yaitu 150 cm untuk kain dan 120 cm untuk kain Parasut.
Dengan memasukkan data ke dalam persamaan diperoleh kebutuhan kain untuk pipih keliling 4 cm dengan tipe jahitan A : 112 cm dan tipe B : 140 cm, sementara untuk keliling 8 cm dengan tipe jahitan A : 168 cm dan tipe jahitan B : 196 cm. Sedangkan untuk pipih Parasut keliling 4 cm dengan tipe jahitan A hasil yang cukup baik yaitu alirannya dapat mencapai 19.6 m.
besar headnya, maka alirannya semakin cepat, ini menunjukan berlakunya
yang menyatakan bahwa kecepatan aliran keluar sama dengan kecepatan jatuh dari reservoar,
V yang
kecepatan aliran keluar berbanding lurus dengan head yang digunakan. Tipe jahitan B menunjukkan tahanan aliran terkecil, lebih baik dari pada tipe jahitan A. ini dapat diiihat dalam Gambar 2.
Untuk Parasut
jukkan hasil yang kurang baik, karena pori-porinya terlalu besar
Debit rembesan rata-rata, koefisien keseragaman (CU)
keseragaman dan sebaran debit pipih dengan 8 cm,
sepanjang lateral baik dengan tipe jahitan A maupun Hubungan debit rembesan rata- tipe jahitan B menunjukkan nilai CU rata Q, koefisien keseragaman CU yang cukup baik yaitu berkisar antara
0.65 sampai dengan 0.79. dan sebaran debit sepanjang lateral q,
pada berbagai perlakuan yang terpilih tercantum pada 2.
1. Hubungan dan panjang aliran
max, pada head dengan dari bahan dan
Keterangan : : tidak perlu dilakukan percobaan,
2. Hubungan antara debit rembesan rata-rata, koefisien keseragaman
dan sebaran debit lateral
Hubungan Debit Keluar dengan Tekanan Operasional
Hubungan debit aktual dengan debit hitung dapat dilihat dari
3. Berdasarkan dengan
nilai Cd rata rata 0.19, maka diperoleh persamaan:
Gambar 2. Kurva kecepatan aliran pada dengan keliling 8 cm
koevisien debit yang diperoleh kecil. Hal ini disebabkan
karena adanya tekanan
akibat flow - meter,
beberapa sambungan sepanjang dan terutama tahanan aliran sepanjang via-flow. yang digunakan adalah dari bahan dengan tipe jahitan B dan keliling 8
Dengan memasukkan nilai penampang aliran untuk utama
dan kecepatan gravitasi sebesar 9.8 pada persamaan tersebut, diperoleh kurva hubungan debit dan tekanan operasional H (meter) yang ditunjukkan dalam Gambar 3 pada kondisi manifold via-flow: keliling 8 cm, panjang 20 m, dan satu lateral
beroperasi.
Gambar 3. Kurva hubungan debit keluar pada berbagai tekanan operasional
3. Hubungan debit actual
dan debit )
(meter)
38.5 0.20
Jenis pipih yang dapat lateral berpori kain Farnatex
digunakan untuk penelitian lebih dengan 8 cm berkisar 0.3
lanjut - 0.4 per m panjang
Dari perliitungan data yang diperoleh percobaan, pipih dapat
lebili adalah pipih tipe jahitan B dengan
8 sebab
baik dari segi dari segi
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
aliran yang terjadi 5. Semakin besar head
semakin besar debit rata-ratanya. Debit rata-rata
(CU) lateral berpori
dengan 8 cm berkisar
lateral beroperasi. 8. lateral berpori
tipe jaliitan B 8
dapat digunakan sebagai lebili
Saran
lateral berpori kain Farnatex tipe B pengaruh relief lahan akibat pengolahan
(Chrysanthemum sp.) di PT.
Saung Mirwan Jawa
Praktek
Jurusan Teknik Pertanian. IPB.
, 1998. Air
(Chrysanthemum sp.) di Dalam Kaca PT. Saung Mirwan,
Mega Skripsi.
Jurusan teknik Pertanian. IPB.
H.J., 1982. Hand Book of
Technology. C RC
Press USA.
O.W. G.E.
1986. Dasar-dasar dan Praktek Irigasi.
Erlangga. Jakarta.
Jansen, M.E., 1983. Design and of Farm Irrigation
Systems. American Society of Agricultural Engineers. Mc. Graw Hill Book Co. New York. Kruse, E.G., A. Buck dan R.D. von
Bernuth, 1990. Comparison o f
Irrigation B.A.
Stewart dan D.R. Nielson, p.475. Medison, Wisconsin.
Muhammad, H.W., 1997. Bina Busana. PT
Utama. Jakarta.
G.O., R.H. Frevert., T.W. dan K.K. Barnes, 198 1 .
Soil Conservution
Engineering. John Wiles and Sons. New York.
Streeter, V.L. and E. Wylie, 1990. Mekanika
I
Gambar 4. Skema pembuatan pi pa pipih tipe
AKARAKTERISTIK BAHAN UNTUK
LATERAL
BERPORI PADA IRIGASI TETES
VIA
-
FLOW
Fluid Characteristics at Material for Porous Lateral Pipe
Via-Flow Method at Trickle Irrigation
Dedi dan Nora Herdiana
ABSTRACT
Trickle Irrigation System with porous pipe as a11 etnitter is in Indonesia recently and this system still use import To use it in Indonesia, it is necessary to modified the pipe by local
This research tries to find a suitable material for porous lateral pipe, its outflow, its coefficient of uniformity and distribution along the pipe. The material that is used in this research is Parachute and Fatnatex cloth with 20 cm long.
The research shows that the cloth with 8
gives a better and can be used for the
the bigger head is the faster water and the bigger the material to the ground surface.
trickle irrigation porous lateral pipe, gravitation
PENDAHULUAN pipes dan porous pipe
Kemajuan menuju
agribisnis dan agroindustri harus ditunjang dengan penggunaan teknologi tepat guna
efisiensi dan efektifitas pelaksanaannya. satu teknologi dalam bidang pertanian adalah teknologi irigasi.
Dari beberapa metoda irigasi yang dikenal masyarakat saat metoda irigasi teteslah yang paling
air. ini dibedakan penetesnya seperti
emitters, long emitters,
berpori). Teknologi penetes berpori baru diperkenalkan di Indonesia. Pada metoda irigasi tetes pips berpori, penetesan dilakukan
jutaan
lateral. Metoda disebut flow. pipih berpori ini, terbuat dari bahan plastik, yang masih diimport dari negara lain. Oleh karena itu agar para petani tingkat
menengah dapat metoda
ini, bahan pembuat
perlu dengan bahan lain dengan harga yang lebih
(1983) mencakup lahan minimal 0.5 via-flow merupakan system ha.
penyaluran air menggunakan Penelitian ini untuk
dengan lubang-lubang kecil, bahan dengan
yang keluar dari berpori bahan tekstil yang gravitasi, tersedia di negeri
.
jenis bahan ini akan
via- data
flow merupakan pemberian air yang sesuai dengan dengan system irigasi tetes yang pipih lateral berpori yang ada.
lubang-lubang pengeluarannya ini
berupa pori-pori (membran) sehingga mengetahui kebutuhan kain untuk air yang keluar berbentuk air membuat pipih dari
sepanjang pi pa. Sistem ini Parasut tipe jaliitan
sesuai digunakan untuk budidaya (2)
di yang mengetahui debit
dan rata-rata.
sebaran
dalam lateral 3 tingkat tehanan
tertentu. operasional (Head,
via-flow hanya dapat
digunakan penanaman di BAHAN DAN METODA
bedengan karena bentuknya yang Penelitian dilakukan di
Hidrolika dan Hidromekanika, diletakkan di dan (2)
di Jika dibenamkan
namun
via-flow kotor sekali dan sulit membersihkannya. lateral
yang turun, saja lateral berpori tidak dari
0.5 meter. Air dengan air dan untuk
berkekuatan 1 atm. Jika agar Head dalam
distribusi air pada
dapat dilakukan dengan
air, yang dengan
dapat mengalirkan air sepanjang plastik transparan 0.5"
sekitar 20 m atau lebih, supaya dapat air
d. Penyanggah, untuk
Pembuatan Lateral
Mula-mula kain dilipat dua lebarnya, kemudian digunting melintang dengan lebar sesuai ukuran yang
kain selesai dipotong, potongan yang satu disambung dengan potongan yang lain menggunakan kampuli 2 cm. semua potongan tersambung dilanjutkan dengan
sesuai model yang diinginkan, tipe jahitan A atau B.
Pengamatan dan Pengukuran
Dalam penelitian ini pipih
diletakkan di batu
dengan relief yang datar. Untuk head 0.9 m drum penampung air irigasi proses irigasi tetes metoda
ini, maka drum diberi air secara kontinu dengan menggunakan pompa.
Pada proses percobaan irigasi tetes dilakukan pengamatan dan terhadap parameter berikut :
a. Laju aliran air, dengan
waktu (menggunakan stopwatch) yang dibutuhkan aliran untuk mencapai jarak L 2 4 6
tercatat flow
dan
d. .Head, yaitu tinggi muka air (di dalam drum penampung air irigasi) dari permukaan (pasangan batu).
e. Panjang aliran
jarak terjauh dicapai aliran air percobaan.
Sedangkan untuk Head 1.8 m, drum
penampung air irigasi diletakkan di . Teknik
drum besar drum kain
Untuk membuat pipih kebutuhan kain dihitung dengan
:
dimana :
Jp - K)/ 1 00) Pk : Panjang kain, cm; Jp : potongan, potong; Lp : Lebar potongan, cm; Pp : Panjang m; L : Lebar kain, cm; K : Kampuh, cm.
2) Laju aliran dengan persamaan :
dimana:
Vn' : Volume aktual ke-n, It Vn: Volume terukur ke-n, It. 4) Debit rembesan dihitung
dimana :
q : debit rembesan, per V : Volume rembesan, It; t : Lama percobaan, detik;
Ls : Lebar pengambilan data volume rembesan, m.
5) Debit rembesan sebesar :
Q = -
..
(6)dimana :
v : kecepatan aliran,
: perubahan panjang aliran, m; dt : perubahan waktu, detik.
3) dengan
program linier :
dimana :
Q : Debit rembesan sepanjang lateral, per m;
Vn': Volume aktual ke-n, It; Vn- :Volume aktual It; t : lama percobaan, detik; Lmax :
6) keseragaman :
Vn' = 1.016 Vn - 132.1
...
Cu = 1 - (abs. D qr) (7)Hubungan panjang aliran dan
dimana : waktu
= abs (q - qr)
. .
terhadappipih yang terbuat dari bahan tekstil
Cu : ini dalam hubungan antara panjang
Absolut deviasi debit aliran
L (m) dengan waktu t (dt) dan rembesan, per m;
panjang aliran L
qr : rata-rata debit rembesan, pada berbagai perlakuan tercantum
per m; pada 1. pengukuran volume rembesan
2. Tidak penguapan
selama
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kebutuhan kain
Dari hasil perhitungan
sarkan persamaan (2) diperoleh jumlah potongan untuk kain
sebanyak 14 potong sedangkan untuk kain Parasut sebanyak 18 potong. Hal ini dikarenakan lebar kain dari kedua jenis tekstil berbeda yaitu 150 cm untuk kain dan 120 cm untuk kain Parasut.
Dengan memasukkan data ke dalam persamaan diperoleh kebutuhan kain untuk pipih keliling 4 cm dengan tipe jahitan A : 112 cm dan tipe B : 140 cm, sementara untuk keliling 8 cm dengan tipe jahitan A : 168 cm dan tipe jahitan B : 196 cm. Sedangkan untuk pipih Parasut keliling 4 cm dengan tipe jahitan A hasil yang cukup baik yaitu alirannya dapat mencapai 19.6 m.
besar headnya, maka alirannya semakin cepat, ini menunjukan berlakunya
yang menyatakan bahwa kecepatan aliran keluar sama dengan kecepatan jatuh dari reservoar,
V yang
kecepatan aliran keluar berbanding lurus dengan head yang digunakan. Tipe jahitan B menunjukkan tahanan aliran terkecil, lebih baik dari pada tipe jahitan A. ini dapat diiihat dalam Gambar 2.
Untuk Parasut
jukkan hasil yang kurang baik, karena pori-porinya terlalu besar
Debit rembesan rata-rata, koefisien keseragaman (CU)
keseragaman dan sebaran debit pipih dengan 8 cm,
sepanjang lateral baik dengan tipe jahitan A maupun Hubungan debit rembesan rata- tipe jahitan B menunjukkan nilai CU rata Q, koefisien keseragaman CU yang cukup baik yaitu berkisar antara
0.65 sampai dengan 0.79. dan sebaran debit sepanjang lateral q,
pada berbagai perlakuan yang terpilih tercantum pada 2.
1. Hubungan dan panjang aliran
max, pada head dengan dari bahan dan
Keterangan : : tidak perlu dilakukan percobaan,
2. Hubungan antara debit rembesan rata-rata, koefisien keseragaman
dan sebaran debit lateral
Hubungan Debit Keluar dengan Tekanan Operasional
Hubungan debit aktual dengan debit hitung dapat dilihat dari
3. Berdasarkan dengan
nilai Cd rata rata 0.19, maka diperoleh persamaan:
Gambar 2. Kurva kecepatan aliran pada dengan keliling 8 cm
koevisien debit yang diperoleh kecil. Hal ini disebabkan
karena adanya tekanan
akibat flow - meter,
beberapa sambungan sepanjang dan terutama tahanan aliran sepanjang via-flow. yang digunakan adalah dari bahan dengan tipe jahitan B dan keliling 8
Dengan memasukkan nilai penampang aliran untuk utama
dan kecepatan gravitasi sebesar 9.8 pada persamaan tersebut, diperoleh kurva hubungan debit dan tekanan operasional H (meter) yang ditunjukkan dalam Gambar 3 pada kondisi manifold via-flow: keliling 8 cm, panjang 20 m, dan satu lateral
beroperasi.
Gambar 3. Kurva hubungan debit keluar pada berbagai tekanan operasional
3. Hubungan debit actual
dan debit )
(meter)
38.5 0.20
Jenis pipih yang dapat lateral berpori kain Farnatex
digunakan untuk penelitian lebih dengan 8 cm berkisar 0.3
lanjut - 0.4 per m panjang
Dari perliitungan data yang diperoleh percobaan, pipih dapat
lebili adalah pipih tipe jahitan B dengan
8 sebab
baik dari segi dari segi
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
aliran yang terjadi 5. Semakin besar head
semakin besar debit rata-ratanya. Debit rata-rata
(CU) lateral berpori
dengan 8 cm berkisar
lateral beroperasi. 8. lateral berpori
tipe jaliitan B 8
dapat digunakan sebagai lebili
Saran
lateral berpori kain Farnatex tipe B pengaruh relief lahan akibat pengolahan
(Chrysanthemum sp.) di PT.
Saung Mirwan Jawa
Praktek
Jurusan Teknik Pertanian. IPB.
, 1998. Air
(Chrysanthemum sp.) di Dalam Kaca PT. Saung Mirwan,
Mega Skripsi.
Jurusan teknik Pertanian. IPB.
H.J., 1982. Hand Book of
Technology. C RC
Press USA.
O.W. G.E.
1986. Dasar-dasar dan Praktek Irigasi.
Erlangga. Jakarta.
Jansen, M.E., 1983. Design and of Farm Irrigation
Systems. American Society of Agricultural Engineers. Mc. Graw Hill Book Co. New York. Kruse, E.G., A. Buck dan R.D. von
Bernuth, 1990. Comparison o f
Irrigation B.A.
Stewart dan D.R. Nielson, p.475. Medison, Wisconsin.
Muhammad, H.W., 1997. Bina Busana. PT
Utama. Jakarta.
G.O., R.H. Frevert., T.W. dan K.K. Barnes, 198 1 .
Soil Conservution
Engineering. John Wiles and Sons. New York.
Streeter, V.L. and E. Wylie, 1990. Mekanika
I