AchmadSunjaya Desa Sukawenung Rt/Rw 02/01 Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung
089-690-844-677 [email protected]
CURRICULUM VITAE
PERSONAL IDENTITY
Name : Achmad sunjaya
Place and Date of birth : Bandung, 03 Mei 1994
Gender : Male
Nationality : Indonesia
Status : Single
Height/weight : 175 CM, 60 Kg Phone Number : 089-690-844-677 Interest : Business and sports
Personality : Friendly, Creative, Enthusiasm
Objective : Get more scope, Experience, Friends, Income
FORMAL EDUCATION BACKGROUND
YEAR SCHOLL & INSTITUSIONS
2013-2016 UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2009-2012 SENIOR HIGH SCHOOL 1 CIWIDEY
SKILL
Able to operate Microsoft office
Able to speak english fluentiy both oral and written Good at presentation & negotiation
Good at business English correspondence Good at filling
Able to use internet
PENGARUH TINGKAT PENGEMBALIAN ASET DAN
LIKUIDITAS TERHADAP HARGA SAHAM
(Studi Kasus pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2010-2014)
Influence of Return on Assets and Likuidity
To Stock Price
(Case study of Food and Beverage Company in Indonesian Stock Exchage period 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Program Strata 1 Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Program Studi Akuntansi
Oleh :
Nama : Achmad Sunjaya Nim : 21112147
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
vii KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur bagi Allah SWT, Tuhan yang menguasai segala
kekuasaan dan pemiliki segala ilmu. Dengan sifat Maha Pengasih dan
Penyayang-Nya memberikan keuasaan, ilmu kepada siapa yang
dikehendaki-Nya.Atas Kehendak- Nya jualah Alhamdulillahirabbil‘alamin
penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Tingkat Pengembalian Aset
dan Likuiditas terhadap harga Saham” disusun guna memenuhi syarat kelulusan pada Program Akuntansi, Fakultas Ekonomi & Bisnis,
Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.
Selama penyusunan Usulan penelitian ini, tidak sedikit bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak, khususnya kepada pembimbing Inta Budi
Setya Nusa, SE., M.AK. yang telah meluangkan waktu disela
kesibukan beliau untuk memberikan bimbingan, arahan, dukungan dan
motivasi untuk dapat menghasilkan karya yang dapat dimanfaatkan oleh
orang lain, sehingga dapat diselesaikannya skripsi ini dengan tepat waktu
dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan UNIKOM. Selanjutnya dengan
rasa tulus penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dorongan dan semangat baik berupa material
viii
1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc. selaku Rektor Universitas
Komputer Indanesia.
2. Prof. Dr .Hj. Dwi Kartini, SE., Spec.Lic. Selaku Dekan Fakultas
Ekonomi & Bisnis Universitas Komputer Indonesia.
3. Dr.Siti Kurnia Rahayu, SE., M.AK.,CA. Selaku Ketua Program
Studi Akuntansi.
4. Dr.Inta Budi Setya Nusa, SE., M.AK. Selaku Dosen Pembimbing
yang telah meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya dalam
membimbing penulis sehingga akhirnya laporan usulan penelitian
ini dapat terselesaikan.
5. Bapa & Mama yang tiada henti – hentinya memberikan kasih
sayang, doa, dorongan jiwa yang sangat berarti buat penulis.
Terima kasih ku haturkan atas semua yang telah mama & bapa
berikan selama ini.
6. Seluruh dosen pengajar yang telah memberikan ilmu kepada
penulis mudah-mudahan ilmu yang diajarkan bermanfaat dan
menjadi amal kebaikan.
7. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat
disebutkan satu-persatu terima kasih atas dorongan, do’a, serta
motivasi yang sangat berharga bagi penulis.
Akhir kata penulis sampaikan bahwa ilmu yang bermanfaat akan
menjadi penolong kita diakhirat. Meski jauh dari kesempurnaan,
ix
manfaat bagi diri penulis pada khususnya dan para pembaca pada
umumnya. Amin yaa robbal a’lamin. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh.
Bandung, Agustus 2016
Penulis
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...
LEMBAR PENGESAHAN ... i
SURAT PERNYATAAN... ii
SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... iii
ABSTRACT ... iv
1.1 Latar Belakang Penelitian... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 10
1.3 Rumusan masalah ... 10
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10
1.5 Kegnaan Penelitian ... 11
BAB III METODOLOGI ... 29
3.1 Metode Penelitian yang Digunakan ... 29
3.2 Operasionalisasi Variabel ... 32
xi
3.4 Populasi sampel dan Tempat serta Waktu Penelitian ... 34
3.4.1 Populasi... 34
3.4.2 Penarikan Sampel ... 35
3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 39
3.5 Metode Pengumpulan Data ... 40
3.6 Metode Pengujian Data ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52
4.1 Hasil Penelitian ... 52
4.1.1Hasil Analisis Deskriptif ... 52
4.1.2Hasil Analisis Verifikatif ... 63
4.2 Pembahasan ... 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 81
5.1 Kesimpulan ... 81
5.2 Saran ... 81
DAFTAR PUSTAKA ... 83
83
DAFTAR PUSTAKA
Agus widarjono. (2007). Ekonometrika Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan Bisnis. Edisi Kedua. Yogyakarta : Fakultas Ekonomi UII.
Andi Supangat. (2007). Statistika dalam kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametrik. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Ang, Robert. (1997). Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta : Media Staff Indonesia
Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan. (2002). Sistem Pengendalian Manajemen, edisi pertama, terjemahan Kurniawan Tjakrawala. Jakarta : Salemba Empat
Arikunto, Suharsimi. (2003). Prosedur Penelitian, Suatu Praktek. Jakarta:Bina Aksara.
Bambang Riyanto. (2001). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi
Keempat, Cetakan Ketujuh. Yogyakarta : BPFE
Darsono dan Ashari. (2005). Pedoman Praktis Memahami laporan Keuangan.Yogyakarta : Andi
Deni Darmawan. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Cetakan Pertama. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya
Eduardus Tandelilin. (2010). Fortopolio dan Investasi.Yogyakarta : Universitas Gajah Mada
Fillya Arum Pandansari. (2012). Analisis Faktor Fundamental terhadap Harga Saham. Accounting Analysis Journal ISSN : 2252-6765
Gill, James.O dan moira Chatton. (2008). Memahami Laporan Keuangan. Jakarta : PPM
Husein Umar. (2005). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada
84
Imam Ghozali. (2006). Aplikai Analisis Multivarite dengan SPSS, Cetakan Keempat. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Jogiyanto. (2010). Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketujuh. Yogyakarta : BPFE
Kasmir. (2013). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajagrafindo
Mohamad Samsul. (2006). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, Edisi pertama.
Jakarta : Erlangga
Mohammad Nazir. (1988). Metode Penelitian, cetakan ketiga. Jakarta : Ghalia Indonesia
Mohammad Nazir. (2003). Metode Penelitian, cetakan kelima. Jakarta : Ghalia Indonesia
Nur Indriantoro. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Cetakan Kedua. Yogyakarta : BPFE
Rusdin. (2008). Pasar Modal : Teori, Masalah, dan Kebijakan dalam Praktik, Cetakan Kedua. Bandung : Alfabeta
Sofyan Syafri Harahap. (2011). Teori Akuntansi.yogyakarta : Salemba
Stella. (2009). Pengaruh Price to Earnings Ratio, Debt to Equty Ratio, Return on Assets dan Price to Book Value terhadap harga pasar saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol.11, No.2, Halaman 97-106
Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti.(2006). Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kelima. Jogjakarta : UPP STIM YKPN
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: CV.Alfabeta.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cetakan Ketujuh. Bandung: CV.Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: CV.Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Administrasi , Cetakan Ke-20 .Bandung: CV.Alfabeta.
85
Toto Prihadi. (2011). Praktis Memahami Laporan Keuangan Sesuai IFRS dan PSAK, Jakarta : PPM
Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan Linna Ismawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah:Paduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir. Jakarta: Genesis
Umi Narimawati. (2011) Metodologi Penelitian : Dasar Penyusunan Penelitian
Ekonomi. Jakarta : Genesiss
Van Horne, James C dan Jr, Jhon M. Wachowicz. (2005). Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Buku 1 Edisi Keduabelas. Jakarta:Salemba Empat
Werner Murhadi. (2013). Analisi Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham.
Jakarta : Salemba Empat
Weston, J.Fred dan Copeland T.E. (1992). Dasar – Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Erlangga
Winarno, Wing Wahyu (2011). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, Buku Edisi ketiga.Unit Penerbit dan percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.Yogyakarta
www.idx.co.id
13 BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
Kajian pustaka ini berisikan mengenai landasan teori yang akan digunakan
sebagai acuan dasar teori dan analisis bagi topik penelitian ini yang membahas
tentang Return On Asset (ROA) dan Likuiditas terhadap Harga Saham.
2.1.1 Return On Asset (ROA)
2.1.1.1 Pengertian Return On Asset (ROA)
Return On Assets (ROA) menggambarkan perputaran aktiva diukur dari
volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa
dapat lebih cepat berputar dan meraih laba. (Sofyan Syafri Harahap, 2011:304)
Menurut Eduardus Tandelilin (2010:372), menyatakan pengertian ROA
sebagai berikut:
Return on Assets (ROA) yaitu mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu. Rasio profitabilitas menghubungkan laba dengan besaran tertentu yaitu penjualan maupun modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba. Rasio profitabilitas dapat dihitung dengan Return On Asset (ROA) disebut juga sebagai rentabilitas ekonomi merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimilki oleh perusahaan.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas peneliti dapat menyatakan
bahwa Return On Asset (ROA) merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan semua aset yang dimiliki oleh suatu
perusahaan. ROA diperoleh dengan membandingkan laba bersih setelah pajak
14
2.1.1.2 Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Return On Asset (ROA)
Kasmir (2012:203), menyatakan bahwa:
Besarnya Return On Assets (ROA) akan berubah jika ada perubahan profit margin atau assets turn over, baik masing-masing atau kedua-duanya. Usaha mempertinggi Return On Assets (ROA) dengan memperbesar profit margin adalah bersangkutan dengan usaha mempertinggi efesiensi di sektor produksi, penjualan dan administrasi. Usaha mempertingi Return On Assets (ROA) dengan memperbesar assets turn over adalah kebijaksanaan investasi dana dalam berbagai aktiva, baik aktiva lancar maupun aktiva tetap.Hasil pengembalian atas aktiva atau yang disebut sebagai return on assets (ROA) dipengaruhi oleh margin laba bersih dan perputaran total aktiva karena apabila Return On Assets (ROA) rendah itu disebabkan oleh rendahnya margin laba bersih yang diakibatkan oleh rendahnya perputaran total aktiva.
Menurut Munawir (2007: 89), besarnya Return On Assets (ROA)
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
1. Turn dari operating assets, yaitu tingkat perputaran aktiva yang
digunakan.
2. Profit margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam
presentase dan jumlah penjualan bersih. Profit margin ini mengukur
tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan
dengan penjualannya.
2.1.1.3 Indikator Return On Asset (ROA)
Indikator (alat ukur) yang digunakan variabel Return On Assets (ROA)
melibatkan unsur laba bersih dan total asset (total aktiva) dimana laba bersih
dibagi dengan total asset atau total aktiva perusahaan dikalikan 100% (Brighma
dan Houston, 2010:148). Rasio perhitungan Tingkat Pengembalian Aktiva
15
Keterangan :
Laba setelah pajak (Net Profit) merupakan laba yang telah dikurangi
biaya-biaya yang merupakan beban perusahaan dalam suatu periode
tertentu termasuk pajak (Kasmir 2011:303).
Total asset merupakan total atau jumlah keseluruhan dan kekayaan
perusahaan yang terdiri dari aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva lain-lain,
yang nilainya seimbang dengan total kewajiban dan ekuitas (Margaretha
2003:108).
Laba bersih adalah selisih lebih semua pendapatan dan keuntungan
terhadap semua beban dan kerugian, jumlah ini merupakan kenaikan bersih
terhadap modal (Soemarso, 2009: 234). Laba yang diperhitungkan untuk
menghitung profitabilitas total aktiva adalah (EAT=earning after tax). Dan total
aktiva adalah total atau jumlah keseluruhan dari kekayaan perusahaan yang terdiri
dari aktiva tetap, aktiva lancar dan aktiva lain-lain, yang nilainya seimbang
dengan total.
2.1.2 Likuiditas
2.1.2.1 Pengertian Likuiditas
Menurut Subramanyam (2011:241) Menyatakan bahwa Likuiditas adalah
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
16
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi. Kewajiban yang segera harus dipenuhi adalah hutang jangka pendek, oleh karena itu rasio ini bisa digunakan untuk mengukur tingkat keamanan kreditor jangka pendek, serta mengukur apakah operasi perusahaan tidak akan tertanggu bila kewajiban jangka pendek ini segera ditagih.
Menurut Kasmir (2009:129) mendefinisikan likuiditas sebagai berikut:
Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Sehingga tinggi rendahnya likuiditas perusahaan dapat mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat dikatakan bahwa likuiditas adalah
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada
kreditor yang diberikan kepada perusahaan untuk mendanai operasi yang harus
segera dipenuhi.
2.1.2.2 Komponen-Komponen Likuiditas
Menurut Subramanyam (2011:239), tentang komponen-komponen
likuiditas sebagai berikut:
Likuiditas mengacu pada ketersediaan sumber daya perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek. Likuiditas perusahaan dipengaruhi oleh kapan arus kas masuk dan arus kas keluar terjadi serta prospek arus kas untuk kinerja masa depan. Jadi, likuiditas berarti jumlah kas atau setara kas yang dimiliki perusahaan dan jumlah kas yang dapat diperoleh dalam periode singkat.
Menurut Arfan (2009:202) Komponen-komponen yang mempengaruhi
likuiditas sebagai berikut:
17
yang kadang kala memakan waktu cukup lama. Sering kali karena kita terdesak oleh kebutuhan uang atau kas yang cukup besar, sementara di sisi lain uang/kas di tangan tidak mencukupi untuk berbagai keperluan seperti untuk membayar gaji karyawan, membayar pemasok barang, membayar utang bank, dan lain sebagainya. Sebagai jalan keluar untuk menutup keperluan pengeluaran yang besar tersebut maka langkah yang dapat diambil adalah berutang. Namun berhutang akan menjadi maksimal pada satu titik (ada batasnya) dan tidak mungkin mendapatkan utang lagi. Sehingga langkah terakhir yang dapat di ambil adalah harus menjual sebagian aktiva yang kita miliki seperti modal, tanah, bangunan, dan lain- lain. Karena harus segara menjadi uang, maka harga jualnya menjadi rendah bahkan mungkin di bawah harga pasar. Malah dalam banyak kasus seiring terjadi kerugian karena harga jual lebih sedikit dibandingkan dengan harga beli.
2.1.2.3 Ukuran Rasio Likuiditas
Menurut Kasmir (2013:129) mendefinisikan Rasio likuiditas merupakan
analisis keuangan yang berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk
membayar utang atau kewajibannya.
Menurut Lukas (2008:415) mendefinisikan rasio likuiditas Rasio likuiditas
adalah mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban
yang jatuh tempo.
Menurut Sawir (2009:10) mendefinisikan likuiditas sebagai berikut :
Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Dengan demikian rasio likuiditas berpengaruh dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham perusahaan.
Menurut Kasmir (2013:132) tujuan dan manfaat yang dapat dipetik dari
hasil rasio likuiditas sebagai berikut :
1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang
18
membayar kewajiban sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu
yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu).
2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendek dengan aktiva lancer secara keseluruhan. Artinya jumlah
kewajiban yang berumur di bawah satu tahun atau sama dengan satu
tahun, dibandingkan dengan total aktiva lancar.
3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan sediaan atau piutang.
Dalam hal ini aktiva lancar dikurangi sediaan atau utang yang dianggap
likuiditasnya lebih rendah.
4. Untuk mengukur atau membandingkan anatara jumlah sediaan yang ada
dengan modal kerja perusahaan.
5. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar
utang.
6. Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan
perencanaan kas dan utang.
7. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke
waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode.
8. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing
komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.
9. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki
kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.
19
digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya sebagai berikut:
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar atau (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau
utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.
Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk
menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.
Rumus untuk mencari rasio lancar dapat digunakan sebagai berikut:
Sumber: Kasmir (2013:135)
Aktiva lancar (current asset) merupakan harta perusahaan yang dapat
dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal satu tahun). Komponen
aktiva lancar meliputi kas, bank, surat-surat berharga, piutang,
persediaan, biaya dibayar di muka, pendapatan yang masih harus
diterima, pinjaman yang diberikan, dan aktiva lancar lainnya.
Utang lancar (current liabilities) merupakan kewajiban perusahaan
jangka pendek (maksimal satu tahun). Artinya, utang ini segera harus
dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun. Komponen utang lancar
terdiri dari utang dagang, utang bank satu tahun, utang wesel, utang gaji,
utang pajak,utang dividen, biaya diterima di muka, utang jangka panjang
20
Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan
bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun, apabila
hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan baik. Hal
ini dapat saja terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin.
2. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test)
Rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat lanacar atau acid test rasio
merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka
pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan
(inventory). Artinya, nilai persediaan kita abaikan, dengan cara dikurangi
dari nilai total aktiva lancar. Hal ini dilakukan karena persediaan
dianggap memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diuangkan, apabila
perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya
dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya. Untuk mencari quick ratio,
diukur dari total aktiva lancar, kemudian dikurangi dengan nilai
persediaan.
Rumus untuk mencari rasio cepat dapat digunakan sebagai berikut:
Sumber: Kasmir (2013:137)
3. Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar
21
atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan di
bank.Dapat dikatakan rasio ini menunjukan kemampuan sesungguhnya
bagi perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya.
Rumus untuk mencari rasio kas dapat di gunakan sebagai berikut:
Sumber: Kasmir (2013:139)
4. Rasio Perputaran Kas
Rasio perputaran kas berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal
kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan
membiayai penjualan. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur
tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya
yang berkaitan dengan penjualan.
Rumus yang digunakan untuk mencari rasio ini adalah sebagai berikut:
Sumber: Kasmir (2013:141)
5. Inventory to Net Working Capital
Inventory to Net Working Capital merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada
dengan modal kerja perusahaan.Rumus yang digunakan untuk mencari
Inventory to Net Working Capital sebagai berikut:
22
Modal kerja tersebut terdiri dari pengurangan antara aktiva lancar dengan
utang lancar”.
Penulis menggunakan rasio lancar (current ratio) karena perhitungan
rasio lancar dilakukan dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar
dengan total utang lancar. Sehingga perusahaan yang memiliki total aktiva lancar
yang tinggi dapat dijadikan jaminan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya dan menarik calon investor serta investor dalam membuat keputusan
investasi atau kebijakan ekonomi sebuah perusahaan.
2.1.3 Harga Saham
2.1.3.1 Pengertian Harga Saham
Menurut Jogiyanto (2011 : 143) mendefinisikan harga saham sebagai berikut :
Harga saham merupakan harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu dan harga saham tersebut ditentukan oleh pelaku pasar. Tinggi rendahnya harga saham ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham tersebut di pasar modal.
Sedangkan menurut R. Agus Sartono (2009 : 41) mendefinisikan Harga
saham adalah sebesar nilai sekarang atau present value dari aliran kas yang
diharapkan akan diterima.
Menurut Ayu dan Edy Handoyo (2009:28) mendefinisikan harga saham
Harga saham adalah harga yang terkandung dalam surat kepemilikan bagian
modal berdasarkan penilaian pasar yang dipengaruhi oleh permintaan dan
penawaran di bursa efek.
Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa harga saham adalah
harga selembar saham yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham
23
2.1.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi harga Saham
Menurut Brigham & Weston (2001:26) dialih bahasakan oleh Alfonsus
Sirait faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah :
1. Laba per lembar saham (Earning Per Share/EPS)
2. Tingkat Bunga
3. Jumlah Kas Deviden yang Diberikan
4. Jumlah laba yang didapat perusahaan
5. Tingkat Resiko dan Pengembalian”
Adapun penjelasan dari faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham
tersebut diatas adalah:
1. Laba per lembar saham (Earning Per Share/EPS)
Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan
menerimalaba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per
lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan
pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk
melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham
perusahaan akan meningkat.
2. Tingkat Bunga
Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara :
a. Mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dengan obligasi,
apabila suku bunga naik maka investor akan menjual sahamnya untuk
ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan menurunkan harga saham. Hal
24
b. Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga adalah
biaya, semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah laba perusahaan.
Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan ekonomi yang juga akan
mempengaruhi laba perusahaan.
3. Jumlah Kas Deviden yang Diberikan
Kebijakan pembagian deviden dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagian
dibagikan dalam bentuk deviden dan sebagian lagi disisihkan sebagai laba
ditahan. Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham, maka
peningkatan pembagian deviden merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham karena jumlah kas
deviden yang besar adalah yang diinginkan oleh investor sehingga harga
saham naik.
4. Jumlah laba yang didapat perusahaan
Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang
mempunyai profit yang cukup baik karena menunjukan prospek yang
cerah sehingga investor tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya akan
mempengaruhi harga saham perusahaan.
5. Tingkat Resiko dan Pengembalian
Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan
meningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan.
Biasanya semakin tinggi resiko maka semakin tinggi pula tingkat
25
2.1.3.4 Jenis – Jenis harga Saham
Menurut Sawidji Widoatmojo (2012:91) harga saham dapat dibedakan
Menjadi tiga, yaitu :
1. Harga Nominal
Harga nominal adalah harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang
ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang
dikeluarkan.
2. Harga Perdana
Harga perdana adalah harga yang didapatkan pada waktu harga saham
tersebut dicatat di bursa efek.
3. Harga Pasar
Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang
lain.
2.1.3.5 Indikator Harga saham
Harga saham yang digunakan adalah harga saham akhir transaksi (closing
entries)(Darmadji & Fakhrudin, 2012:102).
2.2 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan suatu model konseptual tentang
bagaimana teori yang berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah riset (Umar, 2009:242).
Di negara berkembang, keberadaan pasar modal khususnya bursa efek
mempunyai peranan penting bagi masyarakat, menurut Jogiyanto (2011:5)
26
penjual denganrisiko untung dan rugi”.
Keterlibatan pasar modal sebagai lembaga penghimpun dana dan sarana
investasi bagi masyarakat dinilai mampu membantu mempertemukan pihak yang
kekurangan dana (perusahaan) dengan pihak yang kelebihan dana (investor).
Setiap perusahaan membutuhkan pasar keuangan untuk mendukung sumber
dananya (Jogiyanto 2011). Jogiyanto (2011) selanjutnya Pasar modal merupakan
salah satu indikator untuk menilai perekonomian suatu negara berjalan baik atau
tidak. Pasar modal memiliki beberapa fungsi strategis salah satunya yaitu sebagai
sarana investasi. Di pasar modal pun terjadi jual beli saham, untuk itu investor
melihat laporan keuangan perusahaan terlebih dahulu, dengan kinerja keuangan
yang baik maka investor akan tertarik untuk menanamkan saham di pasar modal.
2.2.1 Keterkaitan Return On Assets (ROE) Dengan Harga Saham
Menurut Arifin (2002:65) menyatakan bahwa:
Rentabilitas ekonomi yang mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi ROA semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan, semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan menjadi investor tertarik akan nilai saham.
Menurut Lestari dan Sugiharto (2007:196) menyatakan bahwa:
27
2.2.2 Keterkaitan Likuiditas Dengan Harga Saham
Pengaruh antara Likuiditas dengan harga saham, Menurut Prayitno, (2008:
11): Menyatakan Bahwa :
Tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi yang baik sehingga akan menambah permintaan akan saham dan tentunya akan menaikkan harga saham. Harga saham juga akan cenderung mengalami penurunan jika investor menganggap perusahaan sudah terlalu likuid yang artinya terdapat aktiva produktif yang tidak dimanfaatkan oleh perusahaan, dan tidak dimanfaatkannya aktiva tersebut akan menambah beban bagi perusahaan karena biaya perawatan dan biaya penyimpanan yang harus terus di bayar.
Menurut Brigham, (2010:135):
Semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang jangka pendeknya (Likuiditas), maka menunjukkan perusahaan tersebut sangat baik atau sehat dan hal itu akan menarik para investor untuk menanamkan investasinya, sehingga harga saham akan meningkat.
Dengan melihat uraian di atas dapat digambarkan paradigm penellitian
sebagai berikut: dan Sugiharto (2007:196)
28
Gambar 2.1 Bagan Paradigma
penelitian 2.3 Hipotesis
Pengertian hipotesis penelitian yang dikemukakan oleh Sugiyono
(2011:64) adalah sebagai berikut :
Penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu data ststistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telahterkumpul sebagaimana adanya. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukanhipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka penulis mencoba
merumuskan hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitian
sebagai berikut:
H1 :Return On Assets (ROA) berpengaruh terhadap Harga saham.
29 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian yang Digunakan
Menurut Sugiyono (2011:2), metode penelitian adalah cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti
kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris
dan sistematis. Dalam penelitian ini metode yang digunkan adalah metode
deskriptif analisis yang bersifat kuantitatif.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif dan metode Verifikatif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu
hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil
kesimpulannya, artinya pada data-data numerik (angka) dengan menggunakan
metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel
yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas
gambaran mengenai objek yang diteliti penelitian yang dilakukan adalah
penelitian yang menekankan analisisnya (Sugiyono, 2008:1).
Menurut Sugiyono (2011:147), pengertian metode deskriptif adalah
sebagai berikut:
30
Sedangkan menurut Masyhuri (2008:45) metode verifikatif adalah
Metode Memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji
suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat
lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.
Menurut Sugiyono (2013:8) metode penelitian kuantitatif adalah sebagai
berikut:
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Tujuan dari metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif
adalah membuat suatu uraian secara sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat
dari objek yang diteliti kemudian menggabungkan hubungan antara variabel yang
terlibat didalamnya.
Berdasarkan konsep diatas, maka dapat disimpulkan bahwa metode
deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif merupakan
metode yang bertujuan menggambarkan benar tidaknya fakta-fakta yang ada serta
menjelaskan tentang hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara
mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi data dalam
pengujian hipotesis statistik. Dalam penelitian ini, metode deskriptif verifikatif
tersebut digunakan untuk menguji lebih dalam mengenai pengaruh return on
assets dan Likuiditas terhadap harga saham yang terdaftar di BEI serta menguji
31
Sugiyono (2012:38) menjelaskan obyek penelitian adalah sebagai suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai
variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.
Sedangkan menurut Husein Umar (2011:303) objek penelitian menjelaskan
tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian, juga dimana dan kapan
penelitian dilakukan, bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.
Sesuai dengan pengertian diatas bahwa pengertian objek penelitian adalah
sesuatu yang menjadi sasaran dalam penelitian ilmiah. Dalam penelitian ini yang
menjadi obyek penelitian adalah fokus kepada Return On Asset (ROA), Likuiditas
dan Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014.
Sujoko Efferin (2012:55) menjelaskan bahwa unit analisis merupakan
satuan terkecil dari objek penelitian yang diinginkan oleh peneliti sebagai
klasifikasi pengumpulan data. Sedangkan Uma Sekaran (2011:248) menjelaskan
bahwa unit analisis adalah tempat pengumpulan data yang dikumpulkan selama
analisis data.
Berdasarkan definisi di atas, peneliti dapat menarik simpulan bahwa unit
analisis adalah tempat dimana peneliti mengumpulkan data dan data tesebut dapat
digunakan untuk penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi unit analisis
32
3.2 Operasionalisasi Variabel
Menurut Sumadi (2013:29-30) definisi operasionalisasi variabel adalah
definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati.
Konsep dapat diamati atau observasi ini penting, karena hal yang dapat
diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk
melakukan hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka
untuk diuji kembali oleh orang lain.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga variabel. Berdasarkan
judul penelitian yang telah dijelaskan dibab sebelumnya, maka dalam penelitian
ini variabel Return On Asset (ROA) dan Likuiditas (X dan X ) sebagai variabel
bebas sedangkan variabel harga saham sebagai variabel dependen(Y) atau variabel
terikat.
Menurut Sugiyono (2013:39):
1. Variabel Independent
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,
antecendent. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel bebas.
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah Return On Asset dan Likuiditas.
2. Variabel Dependen
Sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa
33
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham.
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator
serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
VARIABEL KONSEP VARIABEL INDIKATOR SKALA
Independen:
Return On
Assets (X1)
Return on Assets (ROA) yaitu mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu. Rasio profitabilitas menghubungkan laba dengan besaran tertentu yaitu penjualan maupun modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba.
Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Dengan demikian rasio likuiditas berpengaruh dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham perusahaan.
34
Jogiyanto (2011 : 143)
(Darmadji & Fakhrudin,
2012:102)
3.3 Sumber Data
Sumber data dalam dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder.
Menurut Sugiyono (2013:137), sumber data sekunder merupakan sumber yang
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.
Menurut Tony Wijaya (2013:19), data sekunder adalah data yang
diperoleh dari sumber yang menerbitkan dan bersifat siap dipakai. Data sekunder
mampu memberiakan informasi dalam pengambilan keputusan meskipun dapat
diolah lebih lanjut.
Penelitian ini menggunakan data sekunder karena peneliti mengumpulkan
informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu informasi mengenai
laporan keuangan tahunan pada perusahaan Makanan dan Minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun .
3.4 Populasi, Sampel, dan Tempat serta waktu penelitian 3.4.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2013:80), mendefinisikan populasi adalah Wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan pengertian diatas maka populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI sebanyak 14 perusahaan
35
kas, dan ringkasan laporan kinerja perusahaan yang dipublikasikan selama 5
periode yaitu dari tahun 2010-2014 sehingga jumlah populasi adalah sebanyak 70
(14 x 5) laporan keuangan. Adapun rinciannya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2
Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI
NO KODE PERUSAHAAN
1 ALTO PT Tri banyan Tirta Tbk,
2 DLTA PT Delta Djakarta Tbk
3 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
4 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk
5 MYOR PT Mayora Indah Tbk
6 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
7 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk.
8 PSDN PT Prashida Aneka Niaga Tbk
9 STTP PT Siantar Top Tbk
10 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Industry and Trading Company Tbk
11 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
12 SKBM PT Sekar Bumi Tbk
13 SKLT PT Sekar Laut Tbk
14 ROTI PT Nippon Indosari Corpindo Tbk
(sumber: www.sahamok.com)
3.4.2 Penarikan Sampel
Dengan meneliti secara sampel, diharapkan hasil yang telah diperoleh
akan memberikan kesimpulan gambaran sesuai dengan karakteristik populasi.
Menurut Sugiyono (2013:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan
36
(2013:27), pengertian sampel adalah bagian dari populasi yang diambil/ditentukan
berdasarkan karakteristik dan teknik tertentu.
Untuk mempersempit cakupan populasi maka dilakukan penarikan sampel
menggunakan probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2012:118). Jumlah sampel minimal yang
digunakan ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Husein Umar,
2003:141) dengan rumus berikut:
�
Keterangan :
n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
e : persen kelonggaran ketidaktelitian
Presisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5% dan jumlah
populasi 70, sehingga ukuran sampel dapat dihitung sebagai berikut.
�
�
Berdasarkan perhitungan pengambilan sampel diatas, maka jumlah sampel
yang akan diteliti yaitu 59 Laporan Keuangan Namun peneliti memiliki kriteria
tersendiri untuk menentukan sampel penelitian dengan menggunakan sampling
37
Menurut Sugiyono (2013:84) Sampling purposive adalah teknik penetuan
sampel dengan pertimbangan tertentu.
Sedangkan menurut Tony Wijaya (2013:28) sampel bertujuan (purposive)
yaitu sebagai berikut:
Sampel yang memiliki tujuan untuk memahami informasi tertentu pada sumber tertentu. Sampel ini dapat dikelompokkan menjadi sampel keputusan (judgment) yang memilih anggota-anggota sampel yang sesuai dengan beberapa kriteria tertentu atas dasar catatan yang lalu atau tujuan penelitian yang ingin dicapai.
Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Data yang diambil merupakan laporan keuangan tahunan yang telah di audit
dan dipulikasikan.
2. Melampirkan laporan keuangan yang lengkap dalam 5 tahun berturut-turut
dari tahun 2010-2014.
3. Data yang digunakan menunjukan nilai Tingkat Pengembalian Aset,
Likuiditas, dan Harga Saham pada perusahaan sub sektor makanan dan
minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia secara lengkap yang berasal
dari neraca, Laporan laba rugi, dan ikhtisar harga saham pada perusahaan sub
38
3. ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk √ √ √ √
Menurut Uma Sekaran (2006:136), memberikan acuan umum untuk
menentukan ukuran sampel, yaitu adalah sebagai berikut:
Dalam penelitian multivariate (termasuk analisis regresi linier berganda), ukuran sampel adalah 10 kali lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian dan ukuran sasmpel minimum adalah 30 yang dipecah ke dalam subsampel adalah tepat untuk kebanyakan penelitian.
Berdasarkan kriteria diatas, maka diperoleh 12 perusahaan sektor
Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI dengan laporan keuangan tahunan
yang terdiri dari laporan laba rugi, laporan arus kas, dan ringkasan laporan
kinerja perusahaan yang dipublikasikan selama 5 periode yaitu dari tahun
2010-2014 sehingga jumlah populasi adalah sebanyak 60 (12 x 5) laporan keuangan.
39
3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian
3.4.3.1Tempat Penelitian
Untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti, maka penulis melakukan penelitian di Tempat penelitian pada
Perusahaan Makanan dan Minuman dengan memperoleh data sekunder dari Bursa
Efek Indonesia (BEI) melalui Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) yang
beralamat Jl. Veteran No.10 Bandung.
3.4.3.1 Waktu penelitian
Adapun waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan maret 2016
sampai dengan juni 2016.
Tabel 3.3 Waktu Penelitian
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agus
40
3.5 Metode Pengujian Data
1. Uji Asumsi Klasik
Danang Sunyoto (2013:87) menjelaskan bahwa untuk memperoleh hasil
yang lebih akurat pada analisis regresi berganda maka dilakukan pengujian asumsi
klasik agar hasil yang diperoleh merupakan persamaan regresi yang memiliki sifat
Best Linier Unbiased Estimator (BLUE). Beberapa asumsi klasik regresi yang
harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menggunakan analisis regresi berganda
(Multiple Linear Regression) sebagai alat untuk menganalisis pengaruh
variabel-variabel yang diteliti. Berikut ini merupakan uji asumsi klasik menurut Danang
Sunyoto (2013, 87-98):
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji data variabel bebas (X) dan data
variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan. Berdistribusi normal
atau berdistribusi tidak normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai
data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau
normal sama sekali. Uji asumsi klasik normalitas dengan cara statistik. Dalam
menguji data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi normal atau
tidak pada cara statistik ini melalui kemiringan kurva (skewness = α3) atau nilai
keruncingan kurva (kurtotis = α4) diperbandingkan dengan nilai Z tabel.
a. Rumus nilai Z untuk kemiringan kurva (skewness)
Zα3
=41
b. Rumus nilai Z untuk kemeruncingan kurva (kurtosis)
Zα4
=√
Dimana N merupakan banyak data
Ketentuan analisis:
Variabel (bebas atau terikat) berdistribusi normal jika Z hitung (Zα3 atau
Zα4) < Z tabel
Variabel berdistribusi tidak normal jika Z hitung (Zα3 atau Zα4) > Z
tabel
2. Uji Heteroskedastisitas
Dalam persamaan regresi berganda perlu juga diuji mengenai sama atau
tidak varian dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika
residualnya mempunyai varian yang sama disebut terjadi Homoskedastisitas dan
jika variannya tidak sama atau berbeda disebut terjadi heteroskedastisitas.
Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas.
Analisis uji asumsi heteroskedastisitas hasil output SPSS melalui grafik
scatterplot antara Z prediction (ZPRED) yang merupakan variabel bebas (sumbu
X = Y hasil prediksi) dan nilai residualnya (SRESID) merupakan variabel terikat
(sumbu Y = Y prediksi – Y riil). Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot
titik-titik hasil pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar dibawah
maupun diatas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola
42
mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar, maupun
bergelombang-gelombang.
3. Uji Multikolinearitas
Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis regresi linear berganda
yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas atau independent variabel dimana
akan diukur keeratan hubungan antarvariabel bebas tersebut melalui besaran
koefisien korelasi (r). Dikatakan terjadi multikolinearitas, jika koefisien korelasi
antarvariabel bebas lebih besar dari 0,60. Dikatakan tidak terjadi multikolinearitas
jika koefisien korelasi antarvariabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60. Atau
dalam menetukan ada tidaknya multikolinearitas dapat digunakan cara lain yaitu:
Nilai tolerance (α) dan variance inflation factor (VIF) dapat dicari dengan
menggabungkan kedua nilai tersebut sebagai berikut:
Besar nilai tolerance (α): α = 1 / VIF
Besar nilai variance inflation factor (VIF) : VIF = 1 / α
Variabel bebas mengalami multikolinearitas jika α hitung < α dan VIF
hitung > VIF sedangkan jika Variabel bebas tidak mengalami
multikolinearitas jika α hitung > α dan VIF hitung < VIF
Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan secara
statistik (α).
Nilai variance inflation factor (VIF) adalah faktor inflasi penyimpangan
baku kuadrat.
43
Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah
autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi tidak baik
atau tidak layak dipakai prediksi. Masalah autokorelasi baru timbul jika ada
korelasi secara linear antar kesalahan pengganggu periode t (berada) dengan
kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya). Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa uji asumsi klasik autokorelasi dilakukan untuk data time series
atau data yang mempunyai seri waktu, misalnya data dari tahun 2000 sampai
dengan 2012.
Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi
dengan uji Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut:
Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW dibawah -2 (DW < -2)
Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan +2 atau -2
< DW < +2
Terjadi autokorelasi negatif, jika nilai DW di atas +2 atau DW > +2
3.6 Metode Analisis Data 3.6.1 Rancangan Analisis
Umi Narimawati (2010:41) mendefinisikan rancangan analisis adalah
sebagai berikut:
Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Analisis yang peneliti gunakan terhadap data yang telah diuraikan dengan
44
dengan pendekatan kuantitatif. Sugiyono (2012:8) mendefinisikan analisis
kualitatif sebagai berikut:
Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut juga sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
Kemudian Sugiyono (2012:8) mendefinisikan analisis kuantitatif sebagai
berikut:
“Analisis kuantitatif merupakan metode analisis yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.
Dalam hal ini peneliti melakukan analisis pada data laporan keuangan
yang terdapat pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI
dengan periode tahun 2010-2014. Dari hasil analisis tersebut akan didapat hasil
analisis Return On Asset (ROA) dan Likuiditas pengaruhnya terhadap Harga
Saham. Selain itu, metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh Return On
Asset (ROA) dan Likuiditas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan
dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode tahun
2010-2014. Metode analisis tersebut menggunakan program SPSS dengan rincian
analisis sebagai berikut:
A. Analisis Regresi Linear Berganda
Definisi Garis Regresi menurut Andi Supangat (2010:352) adalah sebagai
45
“Garis regresi (regression line/line of the best fit/estimating line) adalah suatu garis yang ditarik diantara titik-titik (scatter diagram) sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk menaksir besarnya variabel yang satu berdasarkan variabel yang lain, dan dapat juga dipergunakan untuk mengetahui macam korelasinya (positif atau negatifnya).”
Analisis regresi linear berganda digunakan peneliti dengan maksud untuk
mengetahui sejauh mana hubungan Return On Asset (ROA) dan Likuiditas
terhadap Harga Saham. Menurut Sugiyono (2012:261) bentuk persamaan dari
regresi linier berganda ini adalah sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + ε
Sumber: Sugiyono (2012:261)
Keterangan:
Y = Harga saham
X1 = Return On Asset (ROA)
X2 = Likuiditas (CR)
α = Konstanta Intersep
β1 = Koefisien regresi variabel Return On Asset (ROA)
β2 = Koefisien regresi variabel Likuiditas
ε = Tingkat kesalahan (error term)
Arti koefisien β menunjukan hubungan searah antara variabel bebas
dengan variabel terikat jika bernilai positif (+). Dengan kata lain, peningkatan atau
penurunan besarnya variabel bebas akan diikuti oleh peningkatan atau penurunan
besarnya variabel terikat. Sedangkan jika nilai β negatif (-), menunjukan
hubungan yang berlawanan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan
kata lain, setiap peningkatan besarnya nilai variabel bebas akan diikuti oleh
penurunan besarnya nilai variabel terikat dan sebaliknya. Selanjutnya untuk
mengetahui apakah hubungan yang telah ada mempunyai kadar tertentu, maka
46
tidak ada keterkaitan antara Harga Saham (Y) dengan Return On Asset (ROA)
(X ) dan Harga Saham (Y) dengan Likuiditas (X ).
Regresi linier berganda dengan dua variabel bebas X1 dan X2 metode
kuadrat kecil memberikan hasil bahwa koefisien-koefisien a, b1, dan b2 dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Σy = na + b1ΣX1 + b2ΣX2
ΣX1y = aΣX1 + b1ΣX12 + b2ΣX1X2
ΣX2y = aΣX2 + b1ΣX1X2 + b2ΣX22
(Sumber: Sugiyono, 2012:279)
B. AnalisisKoefisien Korelasi Pearson
Andi Supangat (2010:339) menjelaskan bahwa koefisien korelasi adalah
tingkat hubungan antar dua variabel atau lebih. Selanjutnya Umi Narimawati
(2011:49) menjelaskan bahwa pengujian korelasi digunakan untuk mengetahui
kuat tidaknya hubungan antara variable X dan Y, dapat menggunakan pendekatan
korelasi pearson. Korelasi pearson digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara 2 variabel, yaitu variabel bebas dan variabel tergantung yang
berskala interval atau rasio (parametrik) yang dalam SPSS disebut scale, yang
dalam hal ini pengaruh return On Asset (ROA) dan Likuiditas terhadap Harga
Saham. Menurut Umi Narimawati (2011:49) rumus korelasi pearson yaitu sebagai
berikut:
Sumber: Umi Narimawati (2011:49)
Keterangan :
� � Σ � � − Σ � Σ �
47
r = Koefisien Korelasi n = Jumlah data
X = Variabel Bebas (Independen) Y= Variabel Terikat (Dependen)
Menurut Umi Narimawati (2011:49) koefisien korelasi mempunyai nilai
-1 ≤ r ≤ +-1 dimana:
a. Apabila r = +1, maka korelasi antara kedua variabel dikatakan sangat kuat
dan searah, artinya jika X naik sebesar 1 maka Y juga akan naik sebesar 1
atau sebaliknya.
b. apabila r = 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lebar atau tidak
ada hubungan sama sekali.
c. apabila r = -1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan
berlawanan arah, artinya apabila X naik sebesar 1 maka Y akan turun
sebesar 1 atau sebaliknya.
Untuk memberikan interpretasi koefisien korelasinya maka peneliti
menggunakan pedoman sebagai berikut:
Tabel 3.5
Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
Menurut Andi Supangat (2010:340) analisis korelasi berganda dapat
mengukut tingkat hubungan yang terjadi antara dua variabel atau lebih. Analisis
48
lemahnya hubungan antar variabel Return On Asset (ROA) dan Likuiditasdengan
Harga Saham. Rumus dari korelasi berganda adalah:
b1 ΣX1Y + b2X2Y RY.X1X2 =
ΣY ²
Sumber: Husein Umar (2011:233)
Keterangan:
R = Koefisien korelasi berganda
X1 = Return On Asset (ROA) X2 = Likuiditas
Y = Harga Saham
Menurut Husein Umar (2011:233) kuat atau tidaknya hubungan antara
ketiga variabel dapat dilihat dari beberapa kategori koefisien korelasi mempunyai
nilai 0 ≤ R ≤ 1 dimana:
a. Apabila R = 1, maka korelasi antara ketiga variabel dikatakan sempurna.
b. Apabila R = 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lebar atau
tidak.
D. Analisis Koefisien Determinasi
Menurut Umi Narimawati (2010:50) analisis koefisiensi determinasi (KD)
digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh
terhadap variabel dependen (Y) yang dinyatakan dalam persentase. Besarnya
koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Kd = r2 x 100%
Sumber: Umi Narimawati (2010:50)
Keterangan:
Kd = Koefisien Determinasi
49
Tujuan metode koefisien determinasi berbeda dengan koefisien korelasi
berganda. Pada metode koefisien determinasi, kita dapat mengetahui seberapa
besar pengaruh Return On Asset (ROA) dan Likuiditas terhadap Harga Saham
(lebih memberikan gambaran fisik atau keadaan sebenarnya dari kaitan Return On
Asset (ROA) dan Likuiditas terhadap Harga saham).
3.6.2 Metode Pengujian Hipotesis
Menurut Sugiyono (2012:159) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Rancangan pengujian hipotesis ini
dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, penelitian uji
statistik dan perhitungan nilai uji statistik, perhitungan hipotesis, penetapan
tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan. Hipotesis yang akan digunakan
dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya korelasi dan pengaruh variabel
independen X1 dan X2 secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Hipotesis
yang diuji dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Pengujian Secara Parsial Untuk menguji apakah ada pengaruh signifikan dari variabel-variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), selanjutnya
pengujian dilakukan dengan menggunakan uji statistik t sebagai berikut:
a. Rumus uji t yang digunakan adalah :
Hasilnya bandingkan dengan tabel t untuk derajat bebas n-k-1 dengan taraf
signifikansi 5%.
50
H01 ; ρ = 0, Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap
Harga Saham.
H11 ; ρ ≠ 0, Return On Asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap
Harga Saham.
H02 ; ρ = 0, Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga
Saham.
H12; ρ ≠ 0, Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
c. Menentukan tingkat signifikan.
Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk)=(n-k-1), untuk menentukan
ttabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat
signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena dinilai cukup untuk
mewakili hubungan variabel-variabel yang diteliti dan merupakan tingkat
signifikansi yang umum digunakan dalam suatu penelitian.
d. Menentukan kesimpulan berdasarkan perbandingan t-hitung dengan ttabel.
H0 ditolak apabila thitung< ttabel (α = 0,05).
Kriteria penarikan pengujian: Jika menggunakan tingkat kekeliruan
(α=0,01) untuk diuji dua pihak, maka criteria penerimaan atau penolakan hipotesis
yaitu sebagai berikut:
1. Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ada didaerah penolakan, berarti Ha diterima
artinya antara variabel bebas dan variabel terikat ada hubungannya.
2. Jika thitung ≤ ttabel maka H0 ada didaerah penerimaan, berarti Ha ditolak
51
Sumber: Sugiyono (dalam Umi Narimawati, 2010:54)
Gambar 3.1
Uji Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis 2. Penarikan Kesimpulan Hipotesis
Berdasarkan gambar di atas, daerah yang diarsir merupakan daerah
penolakan H0, dan berlaku sebaliknya. Jika thitung jatuh di daerah penolakan
(penerimaan), maka H0 ditolak (diterima) dan Ha diterima (ditolak). Artinya
koefisian regresi signifikan (tidak signifikan). Kesimpulannya Return On Asset
(ROA) dan Likuiditas berpengaruh (tidak berpengaruh) terhadap Harga Saham.
Tingkat signifikannya yaitu 5 % (α = 0,05), artinya jika hipotesis nol ditolak
(diterima) dengan taraf kepercayaan 95%, maka kemungkinan bahwa hasil dari
penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95 % dan hal ini menunjukan
adanya (tidak adanya) pengaruh yang meyakinkan (signifikan) antara dua variabel