• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Obat Kumur Ekstrak Daun Pegagan (Centella Asiatica) 5% Terhadap Akumulasi Plak di Instalasi Periodonsia RSGM USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Obat Kumur Ekstrak Daun Pegagan (Centella Asiatica) 5% Terhadap Akumulasi Plak di Instalasi Periodonsia RSGM USU"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

DATA SUBJEK PENELITIAN

Pengaruh Obat Kumur Yang Mengandung Ekstrak Daun Pegagan (Centella

Asiatica) 5% Terhadap Akumulasi Plak Di Instalansi Periodonsia RSGM USU

1. Nama :... 2. Jenis Kelamin :... 3. Tanggal

(2)

LEMBARAN PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :... Alamat :... No. Telp:...

Setelah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian secara sadar dan tanpa penelitian yang berjudul:

"PENGARUH OBAT KUMUR EKSTRAK DAUN PEGAGAN (Centella

Asiatica) 5% TERHADAP AKUMULASI PLAK DI INSTALASI

PERIODONSIA RSGM USU"

Maka dengan surat ini menyatakan setuju menjadi subjek pada penelitian ini.

Medan, ... Yang menyetujui, Subjek Penelitian

(...)

(3)

DATA PENELITIAN SUBJEK

NO :

Nama :

Jenis Kelamin : L / P

Usia :

Alamat :

No. Telp :

Pendidikan : Lulus SD / SMP / SMA / Madrasah / Akademi / S2 / S3

Pekerjaan :

(4)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Selamat pagi saudara semuanya. Perkenalkan nama saya Nita Rahmadani Dalimunte, mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara. Saya akan mengadaka penelitian dengan judul Pengaruh Obat Kumur Ekstrak Daun Pegagan (Centella Asiatica) 5% Terhadap Akumulasi Plak di Instalasi Periodonsia RSGM USU yang bertujuan untuk menilai pengaruh akumulasi plak (kebersihan rongga mulut). Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan member informasi kepada masyarakat luas khususnya pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan dan diharapkan pemeliharaan kesehatan rongga mulut.

Dalam penelitian ini, akan diadakan pemeriksaan keadaan rongga mulut dan gigi geligi oleh peneliti terhadap subjek penelitian. Pada hari pertama, dilakukan pemeriksaan indeks plak ( indeks kebersihan rongga mulut ) awal oleh peneliti dengan menggunakan alat pengukur kedalaman gusi (probe). Setelah itu, setiap subjek akan diberi 1 botol obat kumur dan diberi instruksi untuk berkumur selamat 1 minggu. Subjek diinstruksikan supaya berkumur dengan obat kumur diberi (10 ml selama 30 detik) sesudah penyikatan gigi pada pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur dan dilakukan selama 7 hari di rumah. Pada hari ke-1, ke-4 dan ke-7, subjek kembali dilakukan pemeriksaan indeks plak. Pada hari ke-7, dilakukan evaluasi respon terhadap penggunaan obat kumur. Pemeriksaan yang akan dilakukan di atas pada lazimnya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan efek samping bagi saudara sekalian.

Saya sangat mengharapkan keikutsertaan saudara dalam penelitian ini, karena selain bermanfaat untuk diri sendiri, juga bermanfaat untuk orang lain di dalam memberikan informasi mengenai pengaruh obat kumur ekstrak daun pegagan terhadap kebersihan rongga mulut.

(5)

Selama penelitian ini, saudara tidak dibebankan biaya apapun (gratis). Semua data / keterangan dari saudara bersifat rahasia, tidak diketahui orang lain. Apabila keberatan,saudara bebas untuk menolak mengikuti penelitian ini.

Jika sudah mengerti dan bersedia mengikuti penelitian ini maka saudara dapat mengisi lembar persetujuan. Apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang disebabkan oleh penelitian ini, maka saudara dapat menghubungi saya.

Nama : Nita Rahmadani Dalimunte Alamat rumah : Jln. Karya Bakti No. 41 A Medan

HP : 081396135353

Demikian penjelasan ini saya sampaikan, kiranya hasil dari penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

Hormat saya,

(6)

No :

Tanggal pemeriksaan :

KUESIONER

PENGARUH OBAT KUMUR EKSTRAK DAUN PEGAGAN (Centella

asiatiaca) 5% TERHADAP AKUMULASI PLAK DI INSTALASI

PERIODONSIA RSGM USU

II. Status Kebersihan Rongga Mulut

1. Apakah Anda menyikat gigi secara teratur setiap hari? a. Ya

b. Tidak

2. Bila ya, berapa kali dalam satu hari Anda melakukan penyikatan gigi? a. 1 kali sehari

b. 2 kali sehari

c. Lebih dari 2 kali sehari d. Tidak teratur

3. Kapan waktu Anda melakukan penyikatan gigi? a. Pagi sebelum sarapan dan sore hari

DEPARTEMEN PERIODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(7)

b. Pagi sesudah sarapan dan malam hari sebelum tidur

c. Pagi sesudah sarapan, siang setelah makan siang dan malam hari sebelum tidur

4. Apakah Anda sedang memakai gigitiruan atau gigi palsu? a. Ya

b. Tidak

5. Apakah Anda sedang mengkonsumsi antibiotik? a. Ya

b. Tidak

6. Apakah Anda memiliki penyakit sistemik? a. Ya,

Yaitu……… b. Tidak

7. Apakah Anda memiliki riwayat alergi?

a. Ya, alergi………. b. Tidak

8. Apakah Anda sedang menggunakan obat kumur antiseptik di rumah? a. Ya

b. Tidak

9. Apakah Anda merokok?

a. Ya, berapa batang sehari?...batang/hari b. Tidak

III. Pemeriksaan Klinis (Diisi oleh pemeriksa) 1. Gigi berjejal berat : a. Ya b. Tidak 2. Apel gigi

7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7

(8)

PEMERIKSAAN KLINIS

Nama subjek penelitian : ………

Tanggal pemeriksaan : ………

Pemeriksaan hari ke : ………

Indeks Plak (Loe and Sillness)

o dv mv

-

-v

Gigi 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37

v

mv dv o

Skor Indeks Plak Individu

(9)

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig. Penurunan indeks plak sebelum berkumur

.155 20 .200* .861 20 .058

Penurunan indeks plak pada hari ke-1 sesudah

berkumur .157 20 .200*

.929 20 .149

Penurunan indeks plak pada hari ke-4 sesudah

berkumur .163 20 .171 .801 20 .061

Penurunan indeks plak pada hari ke-7 sesudah

berkumur .238 20 .004 .663 20 .055

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

General Linear Model Plasebo

Within-Subjects Factors

Measure:MEASURE_1

waktu

Dependent Variable

1 hari_0

2 hari_1

3 hari_4

(10)

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Hari ke-0 .80415 .192131 20

Hari ke-1 .77080 .154558 20

Hari ke-4 .82500 .172384 20

Hari ke-7 .88715 .170801 20

Multivariate Testsb

Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.

waktu Pillai's Trace .737 15.911a 3.000 17.000 .000

Wilks' Lambda .263 15.911a 3.000 17.000 .000

Hotelling's Trace 2.808 15.911a 3.000 17.000 .000

Roy's Largest Root 2.808 15.911a 3.000 17.000 .000

a. Exact statistic

b. Design: Intercept

Within Subjects Design: waktu

(11)

Pairwise Comparisons

Measure:MEASURE_1

(I) waktu (J) waktu

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.a

95% Confidence Interval for Differencea

Lower Bound Upper Bound

1 2 .033 .024 .175 -.016 .083

3 -.021 .025 .417 -.073 .032

4 -.083* .023 .002 -.131 -.035

2 1 -.033 .024 .175 -.083 .016

3 -.054* .024 .033 -.103 -.005

4 -.116* .023 .000 -.164 -.069

3 1 .021 .025 .417 -.032 .073

2 .054* .024 .033 .005 .103

4 -.062* .011 .000 -.085 -.039

4 1 .083* .023 .002 .035 .131

2 .116* .023 .000 .069 .164

3 .062* .011 .000 .039 .085

Based on estimated marginal means

a. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments).

(12)

General Linear Model Perlakuan (Ekstrak)

Within-Subjects Factors

Measure:MEASURE_1

waktu

Dependent Variable

1 hari_0

2 hari_1

3 hari_4

4 hari_7

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

hari_0 .65720 .261760 20

hari_1 .56710 .191426 20

hari_4 .35040 .153833 20

hari_7 .11450 .076804 20

(13)

Multivariate Testsb

Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.

waktu Pillai's Trace .886 44.004a 3.000 17.000 .000

Wilks' Lambda .114 44.004a 3.000 17.000 .000

Hotelling's Trace 7.765 44.004a 3.000 17.000 .000

Roy's Largest Root 7.765 44.004a 3.000 17.000 .000

a. Exact statistic

b. Design: Intercept

(14)

Pairwise Comparisons

Measure:MEASURE_1

(I) waktu (J) waktu

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.a

95% Confidence Interval for Differencea

Lower Bound Upper Bound

1 2 .090* .028 .004 .032 .149

3 .307* .038 .000 .228 .386

4 .543* .055 .000 .427 .658

2 1 -.090* .028 .004 -.149 -.032

3 .217* .019 .000 .176 .257

4 .453* .039 .000 .371 .535

3 1 -.307* .038 .000 -.386 -.228

2 -.217* .019 .000 -.257 -.176

4 .236* .028 .000 .178 .294

4 1 -.543* .055 .000 -.658 -.427

2 -.453* .039 .000 -.535 -.371

3 -.236* .028 .000 -.294 -.178

Based on estimated marginal means

*. The mean difference is significant at the .05 level.

a. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments).

(15)

T-Test

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Penurunan indeks plak sesudah berkumur

Perlakuan hari ke-4 20 -.09010 .124958 .027942

Kontrol hari ke-4 20 -.03335 .105975 .023697 Penurunan indeks plak sesudah

berkumur Perlakuan hari ke-4 20 -.21670 .086962 .019445 Kontrol hari ke-4 20 .05420 .105204 .023524 Penurunan indeks plak sesudah

(16)

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

(17)

DAFTAR PUSTAKA

1. Pintauli S, Hamada T. Menuju Gigi dan Mulut Sehat : Pencegahan dan Pemeliharaan. 2008. 1-3

2. Listyasari NA. Pengaruh pasta gigi dengan kandungan propolis terhadap pembentukan plak gigi. J media medika muda karya tulis ilmiah. 2012.2-17. 3. Premeswari DP, Handajani Juni. Efek berkumur ekstrak pegagan (Centella

Asiatica (L.) (Urban) konsentrasi 40% dan 50% terhadap aktivitas spesifik glutathione S-Transferase pada saliva penderita gingivitis sedang:. Jakarta; 2010; 15 (3): 38-45.

4. Gunawan D, Sudarsono, Wahyuono S, Donatus IA, Purnomo. Tumbuhan obat 2 Hasil penelitian, sifat-sifat dan penggunaan Centella Asiatica (L.) Urb. PPOT UGM, 2001. 34-46.

5. Jamil SS, Nizami Qudsia, Salam Mehboobus. Centella Asiatica (Linn.) Urban όA Review, Natural product radiance, 2007, 6(2), 58-70.

6. Utami CV, Pitinidhipat Nateepat, Yasurin Patchanee. Antibacterial activity of chrysanthemum indicum, Centella Asiatica and andrographis paniculata on bacillus cereus and Listeria monocytogenes under Low pH stress. J. KMITL Sci. Tech.12, 1, 1 januari – juni. 2012. 30-36

7. Coldren CD, Hashim P, Ali JM, Se-Kyung O, Sinskey AJ, Rha C. Gene expression changes in the human fibroblast induced by centella asiatica triterpenoids. Planta Med J. 2003, 69: 25-32.

8. Jagtap NS, Khadabadi SS, Ghorpade DS, Banarase NB, Naphade SS. Antimicrobial and antifungal activity of centella asiatic (L.) Urban, umbeliferae. J pharm and Tech. 2 (2), April – Juni. 2009. 8-35

(18)

33

10. Babpour E, Angaji SA, Angaji SM. Antimicrobial effect of medicinal plants on dental plaque. 2009; 3(3): 32-37.

11. Fedi PF, Vernino AR, Gray JL. The Periodontic Syllabus. Silabus Periodontitis. 4th ed. Alih bahasa. Amaliya. Jakarta: EGC, 2004; 13-7, 2-81. 12. Newman MG, Takei HH, Carranza FA. Clinical Periodontology. Edisi 9.

Chapter 6. Periodontal Microbiology. Philadelphia: W.B. Saunders Company, 2002;98-102.

13. Seneviratne CJ, Zhang CF, Samaranayake LP. Dental Plaque Biofilm in Oral Health and Disease. The Chinese Journal of Dental Reaserch 2011;14 (2):87-94.

14. Nield-Gehrig JS. Dental Plaque Biofilms. In: Nield-Gehrig JS, Wilmann DE. Foundations of Periodontics for the Dental Hygienst. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins 2003:67-73.

15. Eley BM, Soory M, Manson JD. Periodontic. 6th ed. Elsevier: Saunders, 2010:152-3, 9-12.

16. Amos. Gambir sebagai antibakteri dalam formulasi obat kumur. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia. 2009; 11 (3) : 188-92.

17. Arumugam T, Ayyanar M, Pillai YJK, Sekar T. Phytochemical screening and antibacterial activity of leaf and callus extracts of Centella asiatica. Bangladesh J Pharmacol. 2011; 6: 55-60.

18. Chetrusb V, Ion IR. Dental plaque–classification, formation, and identification. International Journal of Medical Dentistry. 2013; 3 (2): 39- 43. 19. Jamil SS, Nizami Q, Salam M. Centella asiatica (Linn.) Urban oA review.

Natural Product Radiance. 2007; 6 (2): 158-70.

20. Hashim P, dkk. Triterpene composition and bioactivities of Centella asiatica. Molecules Journal. 2011; 11 (3): 88-92.

21. Sutanti DW, Wahyuningsih I. Bioavailabilitas Tablet Ibuprofen Pada Pemberian Bersama Dengan Ekstrak Air Herba Pegagan (Centella asiatica) Pada Kelinci Jantan. Jurnal Ilmiah Kefarmasian. 2013;1: 49-60.

(19)

22. Mariappan PM, Austin A. In vitro study on the efficacy of herbal mouthwash/mouthrinse against selected oral phatogenesis. World Journal of Pharmaceutical Research. 2015; 4 (11): 1148-57.

23. Patwardan SK, dkk. Characterization of dental pathogens and antimicrobial activity of azadirachta indica againts clinical isolates. Journal of Pharmaceutical Associations India. 2013; 1 (1): 79-83.

24. Parekh J, Chanda SV. In vitro antimicrobial activity and phytochemical analysis of some indian medicinal plants. Turk J Biol. 2007; 31: 53-8.

25. Pratiwi R. Perbedaan daya hambat terhadap Streptococcus mutans dari beberapa pasta gigi yang mengandung herbal. Maj. Ked. Gigi. (Dent J). 2005; 38 (2): 7-64.

26. Taemchuay D, Rukkwamsuk T, Sakpuaram T, Ruangwises N. Antibacterial activity of crude extracts of Centella asiatica against Staphylococcus aureus in bovine mastitis. Kasetsart Veterinarians. 2009; 19 (3): 19-28.

27. Dash BK, dkk. Antibacterial and antifungal activities of several extracts of

Centella asiatica L. Againts some human pathogenic microbes. Life Sciences

and Medicine Research. 2011; 35 : 1-5.

28. Ramadhan NS, Rasyid R dan Elmatris S. Daya hambat eksrak daun pegagan

(Centella asiatica) yang diambil di Batusangkar terhadap pertumbuhan kuman

(20)

10

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental ulang atau pre

posttest control group yaitu melakukan pengukuran atau observasi sebelum dan

sesudah perlakuan diberikan. 3.2 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian dilakukan adalah double blind study yaitu suatu prosedur eksperimental dimana baik subjek penelitian maupun peneliti tidak mengetahui subjek kelompok kontrol dan subjek kelompok perlakuan.

3.3 lokasi dan Waktu penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Instalasi Periodonsia RSGM USU untuk mengukur indeks plak sampel. Waktu penelitian dimulai pada bulan Maret 2015.

3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU. 3.4.2 Sampel

(21)

Besar sampel minimum yang diperlukan adalah 16 orang. Namun, mencegah adanya kesalahan selama penelitian, ditetapkan besar sampel sebanyak 20 orang tiap kelompok sehingga jumlah keseluruhan sebanyak 40 orang. Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU yang memenuhi kriteria.

Kriteria inklusi:

1. Pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU. 2. Memiliki jumlah gigi minimal 20.

3. Indeks plak minimal 1,5 untuk penjelasan indeks plak dalam kategori sedang pada subjek.

4. Bersedia mengikuti prosedur penelitian dan mengisi informed consent.

Kriteria eksklusi:

1. Dijumpai penyakit periodontal.

2. Memakai piranti ortodonti cekat dan protesa. 3. Crowded anterior.

4. Terdapat karies aktif.

(22)

12

3.5 Variabel-Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas : Obat kumur ekstrakpegagan b. Variabel Terikat : Indeks plak

c. Variabel Terkendali : 1. Waktu dan frekuensi menyikat gigi

2. Jenis pasta gigi dan sikat gigi 3. Lama berkumur

4. Frekuensi berkumur 5. Volume obat kumur 6. Kooperatif

d. Variabel Tidak Terkendali : 1. Diet

2. Sosial ekonomi

(23)

3.6 Definisi Operasional

Tabel 2. Definisi operasional untuk variabel bebas, terikat dan terkendali

No Variabel Definisi Operasional

1 Obat kumur ekstrak daun Pegagan

Hasil pencampuran ekstrak daun pegagan 5 ml dengan akuades, larutan sorbitol sebagai bahan pemanis, papper

mint oil sebagai bahan penyegar dan Carboxymethyl cellulose (CMC) sebagai suspending agent yang bekerja

untuk melarutkan zat yang tidak terlarut dalam airsecara homogen.

2 Indeks plak Indeks plak Loe dan Silness didasarkan pada ketebalan penumpukan plak pada permukaa gigi di sisi distovestibular, vestibular, mesiovestibular dan oral. Kriteria pemberian skor:

= Tidak ada plak

= Ada plak tipis disekitar tepi gingiva bebas dan permukaan. Plak terlihat dengan mnggesekkan sonde sepanjang permukaan gigi

= Terdapat penumpukan plak yang sedang pada poket gingiva bebas yang terlihat dengan mata

= Terdapat penumpukan plak yang banyak pada poket gingiva atau pada permukaan gigi dan batas tepi gingiva bebas, tumpukan itu sudah dapat dilihat dari jauh.

Perhitungan Jumlah skor gigi yang diperiksa

(24)

14

No Variabel Definisi Operasional

7 Jenis pasta gigi

Alat yang digunakan dalam prosedur pengestrakan daun pegagan adalah: 1. Timbangan

3. Botol kosong untuk obat kumur 4. Spidol

5 Timbangan

Alat yang digunakan dalam prosedur pengumpulan data adalah: 1. Kaca mulut

2. Pinset 3. Sonde 4. Probe

(25)

5. Kapas

6. Sarung tangan 7. Masker 8. Gelas kumur 9. Cermin 10. Kerstas tisu 11. Alat tulis

12. Lembar pemeriksaan 3.7.2 Bahan

1. Ekstrak daun pegagan 5% 2. Akuades

3. Etanol 96% 4. Sorbitol 20% 5.Peppermint oil 1%

3.8 Prosedur Penelitian 3.8.1 Prosedur Ekstrak

(26)

16

Gambar 2 : Daun pegagan ditimbang 2. Daun pegagan dipotong kecil-kecil.

3. Daun pegagan dikeringkan di dalam lemari pengering selama beberapa hari dengan suhu 40ºC hingga kering.

Gambar 3 : Proses Pengeringan Simplisia

4. Pegagan yang sudah kering ditimbang kembali dan haluskan dengan blender,diayak sehingga didapat serbuknya didapatkan berat 135 gr + 255 gr + 156 gr = 546 gr

(27)

Gambar 4 : Proses penghalusan simplisia

5. Kemudian diletakkan dalam wadah dan tuangkan etanol 96% untuk perendaman lalu diaduk dan ditutup. Diamkan selama 1 jam di tempat yang gelap dan wadah dibuka setiap 30 menit untuk diaduk agar massa serbuk tidak mengendap.

Gambar 5 : Proses perendaman simplisia dengan aquades

(28)

18

Gambar 6 : Proses pemindahan simplisia ke dalam perkulator

7. Biarkan selama 24 jam dan infuse set dalam keadaan terkunci. Setelah 24 jam infuse set dibuka dan dibiarkan hingga cairan menetes dengan kecepatan 1 ml/menit atau 20 tetes per menit, perkolat ditampung dan etanol 96% ditambahkan berulang-ulang secukupnya dengan cara etanol ditambahkan sampai batas 2-5 cm sebelum ujung botol kaca.

Gambar 7 : Proses ekstraksi

8. Ekstrak cair diuapkan etanolnya dengan menggunakan vacum rotavapor.

(29)

Gambar 8 : Proses penguapan ekstrak cair

9. Pada suhu 50ºC sehingga didapatkan ekstrak kental.

10. Ekstrak dimasukkan dalam botol kaca berukuran 150 ml dan disimpan dalam kulkas.

3.8.2 Peracikan Obat Kumur

1. Ekstrak daun pegagan cairan diencerkan sampai konsentrasi 5% yang dicampurkan dengan sorbitol 20%, papermint oil 10% dan akuades 1 liter (untuk pembuatan 1 liter).

2. Carboxymenthyl cellulose (CMC) 0,5% ditambahkan dalam campuran tersebut sebagai emulgator dan diaduk sampai homogen.

3. Hasil campuran dimasukkan ke dalam botol kosong sebanyak 140 ml. 3.8.3 Pemeriksaan Awal

1. Pemeriksaan subjek penelitian dilakukan dengan pengisian kuesioner dan pemeriksaan langsung. Semua sampel akan dilakukan akan dilakukan untuk skrining terlebih dahulu sesuai kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan. 2. Subjek yang terpilih kemudian diberi penjelasan mengenai prosedur penelitian dan

(30)

20

3.Pada hari pertama, subjek penelitian diperiksa pada pagi hari di Instalasi Periodonsia dan dilakukan pemeriksaan indeks plak 1 dengan menggunakan indeks plak Loe dan Silness.

4. Pada tiap bagian diberi skor 0-3 sesuai dengan kriteria dibawah ini:

Skor Kriteria Loe dan Silness

0 Tidak ada plak.

1 Ada plak tipis di sekitar tepi gingival bebas dan permukaan. Plak terlihat dengan menggesekkan sonde sepanjang permukaan gigi.

2 Terdapat penumpukan plak pada poket gingival atau pada permukaan gigi dan batas tepi gingival bebas yang dapat terlihat dengan mata.

3 Terdapat penumpukkan plak yang banyak pada poket gingiva atau pada permukaan gigi dan batas permukaan gingiva bebas, tumpukkan ini sudah dapat dilihat dari jauh.

5. Skor plak tiap gigi ditentukan dengan rumus:

6. Hasil pemeriksaan dicatat pada lembar pemeriksaan.

7. Indeks plak diperoleh dengan menjumlahkan skor plak tiap gigi kemudian dibagi jumlah gigi yang diperiksa.

8. Masing-masing sampel diberikan obat kumur sebanyak 1 botol sebanyak 140 ml.

Indeks Plak = Jumlah total skor plak empat permukaan gigi yang diperiksa 4

Indeks plak = Jumlah total skor plak yang diperiksa Jumlah permukaan gigi yang diperiksa

(31)

9. Subjek penelitian diintruksikan untuk menyikat gigi pagi setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur.

10. Setelah itu, subjek penelitian diintruksikan berkumur dengan obat kumur yang diberikan sebanyak 10 ml selama 30 detik setelah sikat gigi pada pagi hari dan malam hari sebelum tidur sampai hari ke-7.

3.8.4 Pemeriksaan Akhir

1. Pemeriksaan dilakukan pada hari ke-1, ke-4 dan ke-7.

2. Subjek penelitian diperiksa pada pagi hari di Instalasi Periodonsia kemudian dilakukan pemeriksaan indeks plak II.

(32)

22

3.9 Skema Prosedur Penelitian

consent

Populasi

Sampel sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi

Analaisis Data

Indeks plak II skor indeks plak pasta sikat gigi + obat kumur (hari ke-1, ke-4, dan ke-7)

Perlakuan kontrol

Indeks plak I pagi hari (pra menyikat gigi)

Pencatatan hasil pemeriksaan

Informed

Kelompok Perlakuan (diberikan obat kumur ekstrak daun pegagan 5%)

Pencatatan hasil pemeriksaan

Kelompok Kontrol (diberikan plasebo)

(33)

3.10 Pengelolaan dan Analisis Data 3.10.1 Pengelolaan Data

Pengelolaan data dan tabulasi dilakukan dengan menggunakan program komputer.

3.10.2 Analisis Data

(34)

24

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian dilakukan pada pasien gingivitis di Instalasi Periodonsia RSGM Universitas Sumatera Utara melalui pengisian kuesioner dan pemeriksaan langsung oleh peneliti. Penelitian ini menggunakan 40 orang subjek penelitian dengan pembagian 20 orang untuk kelompok perlakuan dan 20 orang untuk kelompok kontrol. Semua subjek penelitian berhasil mengikuti penelitian hingga selesai. Hasil penelitian dicatat pada hari ke-0 (sebelum perlakuan), hari ke-4 dan hari ke-7 sesudah perlakuan. Data demografi subjek penelitian diuraikan dibawah ini.

(35)

Berdasarkan tabel 3, distribusi umur terbanyak subjek penelitian adalah usia 16 – 30 tahun sebanyak 35 orang (87,5 %). Distribusi jenis kelamin terbanyak adalah perempuan yaitu sebanyak 35 orang (87,5 %), sedangkan laki-laki sebanyak 5 orang (12,5 %). Berdasarkan frekuensi menyikat gigi terbanyak adalah 2 kali sehari sebanyak 31 orang (77,5 %) dan menyikat gigi lebih dari 2 kali sehari 9 orang (22,50 %).

Tabel 4. Distribusi nilai rerata skor indeks plak subjek penelitian pada kelompok perlakuan dengan penggunaan obat kumur ekstrak daun pegagan dan kelompok kontrol dengan penggunaan plasebo pada hari ke-0, ke-1, ke-4 dan ke-7 sesudah berkumur.

Hari

(36)

26

Tabel 5. Skor indeks plak pada kelompok perlakuan dibandingkan antar hari 0, 1, ke-4 dan ke-7.

Perbandingan Hari Perbandingan Rerata p

Hari ke-0 dan ke-1 0,090 0,004*

Hari ke-0 dan ke-4 0,307 0,000*

Hari ke-0 dan ke-7 0,543 0,000*

Keterangan: Analisa t-test paired bermakna pada p < 0,05

Tabel 5 adalah untuk mengetahui pengaruh obat kumur ekstrak daun pegagan terhadap penurunan indeks plak seiring dengan waktu. Perbedaan skor indeks plak antara hari ke-0 dan ke-1, hari ke-0 dan ke-4 dan hari ke-0 dan ke-7 menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa obat kumur ekstrak daun pegagan 5% berpengaruh terhadap penurunan akumulasi plak selama tujuh hari penggunaan obat kumur.

Tabel 6. Skor indeks plak pada kelompok kontrol dibandingkan antara hari 0, 1, ke-4 dan ke-7.

Perbandingan Hari Perbedaan Rerata p

Hari ke-0 dan ke-1 0,034 0,175

Hari ke-0 dan ke-4 0,021 0,417

Hari ke-0 dan ke-7 0,083 0,002

Keterangan: Analisa t-test paired bermakna pada p < 0,05

Tabel 6 untuk mengetahui pengaruh obat kumur plasebo dalam mengurangi akumulasi plak seiring dengan waktu. Perbedaan skor indeks plak antara hari ke-0 dan ke-1, hari ke-0 dan ke-4 dan hari ke-0 dan ke-7 menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna (p<0,05). Tanda minus (-) berarti skor indeks plak sesudah berkumur adalah lebih besar dari pada sebelum berkumur.

(37)

Tabel 7. Perbedaan rerata indeks plak sebelum dan sesudah pemakaian obat kumur kelompok perlakuan terlihat ada penurunan rerata indeks plak, tetapi penurunan ini tidak bermakna secara statistik (p>0,05). Pada kelompok kontrol, tidak terlihat adanya perbedaan rerata indeks plak antara sebelum dan sesudah pemakaian obat kumur selama 1 hari.

Setelah penggunaan selama 4 hari, terlihat adanya penurunan rerata indeks plak yang bermakna secara statistik (p<0,05).

(38)

28

BAB 5 PEMBAHASAN

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun pegagan 5% berpengaruh terhadap penurunan akumulasi plak, sedangkan pada pemakaian plasebo tidak menunjukkan pengaruh yang bermakna secara statistik. Berdasarkan penelitian tentang daya hambat terhadap akumulasi plak yang dilakukan selama seminggu, didapatkan hasil bahwa pada hari ke-1, ke-4 dan ke-7 terjadi penurunan rerata akumulasi plak pada hari ke-0 dan ke-1 ialah 0,090 dan pada hari ke-0 dan ke-7 adalah 0,543 yang bermakna bila dibandingkan dengan obat kumur plasebo pada hari ke-0 dan ke-1 adalah 0,034 dan pada hari ke-0 dan ke-7 adalah 0,083 pada hari (terdapat perbedaan yang bermakna p<0,05). Penelitian ini juga menunjukkan bahwa obat kumur ekstrak daun pegagan 5% efektif dalam menurunkan akumulasi plak pada hari ke-1, ke-4 dan ke-7 setelah pemakaian obat kumur. Konsentrasi ekstrak daun pegagan yang terkandung dalam obat kumur pada penelitian itu adalah sebanyak 5% atau 50 mg/ml yang diekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol di Laboratorium Obat Tradisional, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara.

Pemakaian obat kumur ekstrak daun pegagan yang dilakukan selama 7 hari karena pembentukan plak terjadi pada 3 tahap yaitu pemebentukan pelikel, kolonisasi awal dan pematangan plak. Pada tahap kolonisasi awal terjadi proses pertumbuhan bakteri yang melipatgandakan dengan cepat selama 2-4 hari. Kemudian pada tahap pematangan plak terjadi setelah hari ke 4. Bakteri yang dominan adalah spiral filamentus dan spesis spirochete. Apabila biofilm yang terbentuk tidak disingkirkan, margin gingiva akan mulai meradang dan bengkak.

Ramadhan NS, Rasyid R dan Elmatris S, menemukan bahwa daya hambat ekstrak daun pegagan (Centella asiatica) terhadap pertumbuhan kuman Vibrio chloreae mampu dengan metode difusi (cakram), pada berbagai konsentrasi yaitu 5%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 100% menunjukkan bahwa ekstrak daun pegagan

(39)

tidak dapat menghambat pertumbuhan kuman Vibro chloreae secara in vitro, sedangkan tetrasiklin yang digunakan sebagai kontrol positif memberikan daya hambat ekstrak daun pegagan terhadap pertumbuhan Vibrio chloreae, dengan zona hambat 16,3 mm. Ada atau tidaknya daya hambat ekstrak daun pegagan terhadap pertumbuhan Vibrio chloreae dalam penelitian ini dapat dipengaruhi oleh jenis bakteri yang digunakan, metode pembuatan ekstrak yang dipakai dan sumber daun pegagan yang digunakan dalam penelitian.

Adapun juga Dhika P dan Juni H, menemukan bahwa ekstrak daun pegagan (Centella asiatica(L.) Urban) konsentrasi 50% menunjukkan efek penurunan skor yang lebih besar dibandingkan 40%, mengindikasikan bahwa pada konsentrasi tersebut flavonoid masih memiliki efek antiinflamasi. Hal ini sejalan dengan Sastravaha dkk yang menyatakan bahwa flavonoid dalam ekstrak pegagan dapat mengurangi keparahan gingivitis.3

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa skor rerata indeks plak pada kelompok ekstrak daun pegagan 5% lebih rendah bila dibandingkan dengan kelompok plasebo. Pada akhir penelitian diketahui bahwa dibandingkan dengan 40%, ekstrak daun pegagan 50% lebih baik dalam menurunkan aktifitas spesifik dan pada pemeriksa klinis juga didapatkan penurunan skor indeks gingiva.

Sehingga disimpulkan bahwa Dhika P dan Juni H menemukan ekstrak pegagan konsentrasi 50% yang mengindikasikan pada konsentrasi 40% dalam menyembuhkan gingivitis yang ditandai penurunan aktifitas spesifik Glutathione

S-transferase (GST) saliva, dimana Glutathione S-S-transferase (GST) adalah enzim

(40)

30

diturunkan menjadi 5% untuk menutupi kekentalan obat kumur, subjek penelitian masih mengeluh dengan rasa kentalan obat kumur tersebut. Pada penelitian didapatkan seluruh subjek tidak mengalami rasa terbakar pada mukosa mulut dan gangguan pengecapan terhadap makanan dan minuman.

(41)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Obat kumur yang mengandung ekstrak daun pegagan 5% berpengaruh terhadap penurunan akumulasi plak selama 7 hari.

2. Obat kumur yang mengandung ekstrak daun pegagan 5% berpengaruh terhadap penurunan akumulasi plak bila dibandingkan dengan obat kumur plasebo.

6.2 Saran

1. Penelitian ini hanya meneliti satu jenis konsentrasi ekstrak, oleh karena itu diharapkan penelitian selanjutnya untuk meneliti konsentrasi yang optimal dari ekstrak daun pegagan 5% terhadap akumulasi plak dengan cara membagi perlakuan ke dalam beberapa konsentrasi ekstrak.

2. Pada penelitian selanjutnya untuk meneliti pengaruh obat kumur yang mengandung ekstrak daun pegagan terhadap mikroorganisme yang berperan dalam pembentukan plak.

(42)

3

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tumbuhan Pegagan

Pegagan (Centella asiatica) merupakan tanaman yang dapat tumbuh di negara dengan iklim tropis pada dataran rendah sampai dengan ketinggian 1-2500 m.dpl. daerah terendah – semi terendah, padang rumput lembab.2

2.1.1 Taksonomi Pegagan

Taksonomi pegagan (Centella asiatica) diklasifikasikan sebagai berikut:2 Kingdom : Plantae

Spesies : Centella Asiatica

Pegagan memiliki beberapa nama yang berbeda-beda, yaitu tholkuri (Bengali), manimuni (Assam), B. monnieri(Brahmi), Gotu Kola (India).3

Pegagan merupakan herbal atau semak rendah, perennial, 0.1-0,8 m. Batangnya berupa batang pendek, percabangan batang merayap atau stolon. Daunnya tunggal, dalam susunan roset atau spiral, 2-10 daun, bentuk ginjal, dengan pangkal yang melekuk ke dalam lebar, tepi beringgit–bergigi, 1-7 kali 1,5-9 cm, tangkai daun 1-50 cm panjangnya, pada pangkal berbentuk pelepah. Bunganya tersusun dalam susunan payung, tunggal atau majemuk tertidi dari 2-3, berhadapan dengan daun, bertangkai 0,5-5 cm, semula tegak, kemudian membengkok ke bawah, daun pembalut 2-3. Tangkai bunga sangat pendek. Sisi lebar dari bakal buah saling tertekan. Mahkotanya daun mahkota kemerahan dengan pangkal pucat, panjang 1-1,5 mm.

(43)

Buahnya lebar lebih panjang dibanding tinggi, tinggi 3 mm, berlekuk 2 tidak dalam, merah muda kuning dan berusuk.3

Gambar 1 : Pegagan (Centella asiatica)

Pegangan (Centella asiatica) sangat berkhasiat sebagai antibakteri, antifungal, antioksidan, mengobati kanker uterus, penyembuhan luka penderita lepra dan gangguan pembuluh darah vena.2

Kandungan utama pegagan adalah triterpene (triterpenoid) merupakan unsur utama yang paling sering ditemukan memiliki efek antibakteri.3 Triterpenoid terdiri dari empat senyawa pokok, yaitu asiaticoside, madecassoside, asiaticnacid, dan

madecassic acid.5 Senyawa lain yang berperan sebagai antibakteri ialah flavonoid,

tanin, dan alkaloid.3 Komponen senyawa tersebut ada yang bersifat polar maupun non polar. Agar dapat menarik kedua jenis senyawa tersebut pada saat proses ekstraksi, maka diperlukan pelarut yang bersifat universal. Etanol 96% merupakan pelarut yang mampu melarutkan baik senyawa polar maupun non polar.2

2.2 Plak Dental

(44)

5

memiliki sifat antiseptik atau antibakteri yang berguna untuk menghambat pembentukan plak dan pencegahan gingivitis.15

2.2.1 Hubungan Plak dengan Penyakit Periodontal

Penyakit periodontal dapat didefinisikan sebagai proses patologis yang mengenai jaringan periodontal. Sebagian besar penyakit periodontal inflamatif disebabkan oleh infeksi bakteri. Walapun faktor-faktor lain juga dapat mempengaruhi jaringan periodontal, penyebab utama penyakit periodontal adalah mikroorganisme yang berkolonisasi dipermukaan gigi.11 Bakteri yang berada pada ekosistem kompleks biofil harus mempunyai kemampuan untuk bertahan hidup dan berkembang dalam poket periodontal. Mikroorganisme periodontal harus memiliki minimal tiga karakteristiksebagai patogen yakni kapasitas kolonisasi, kemampuan menghindari mekanisme pertahanan dari host, dan kemampuan untuk memproduksi substansi yang mampu menyebabkab inflamasi.14 Kebanyakan bakteri bertahan hidup dalam komunitas kompleks yang merupakan biofilm. Biofilm adalah suatu kelompok bakteri terorganisasi yang melekat pada permukaan dan berada di dalam lapisan lendir ekstraseluler. Semua bakteri ini berevolusi untuk bertahan hidup dalam lingkungan oral seperti permukaan gigi, epitel gingiva dan rongga mulut. Plak dapat dibagi menjadi plak supragingiva dan subgingiva. Plak supragingiva berada di atas margin gingiva, sedangkan plak subgingiva diantara gigi dan sulkus gingiva.14

2.2.2 Mekanisme Pembentukan Plak

Pembentukan plak dapat dibagi atas tiga tahapan: 14 a. Perlekatan bakteri pada permukaan

b. Pembentukan mikrokoloni pada permukaan c. Pembentukan biofilm subgingiva yang matang.

Pada tahap inisiasi, bakteri mulai melekat pada permukaan pelikel yang terbentuk. Pelikel merupakan suatu lapisan tipis yang terdiri atas protein saliva yang melekat pada permukaan gigi dan satu lagi menyediakan permukaan yang dapat menfasilitasi perlekatan bakteri. Pada pembentukan pelikel, bakteri mulai melekat pada permukaan terluar dari pelikel. Bakteri aerob gram positif terutamanya

Streptococci, Lactobacilli, dan Actinomycetes (koloni inisial) melekat pada pelikel

(45)

dalam waktu beberapa jam. Bakteri tersebut melekat ke pelikel dengan fimbriae dan mulai memproduksi substansi yang dapat menstimulasi bakteri lain untuk turut bergabung.14

Pada kolonisasi inisial, bakteri bertumbuh dan melipatgandakan jumlahnya dengan cepat. Pembentukan mikrokoloni mulai terjadi jika permukaan gigi telah ditutupi oleh bakteri. Biofilm semakin bertambah dengan bertambahnya divisi sel dari bakteri yang telah berikatan. Selain itu, koloni bakteri sekunder akan melekat pada bakteri yang baru untuk melekat pada sel yang telah berikatan. Hasil dari pembentukan koagregasi adalah susunan kelompok bakteri yang berhubungan setelah 2-4 hari, terdapat banyak bakteri gram negatif seperti Phorphyromonas gingivalis,

Actinobacillus, Prevotella, bakteri anaerob (filamentus dan cocci) dan bakteri

fusiform dengan patogenitas yang lebih tinggi mulai berkoloni.14

Pematangan plak terjadi setelah hari ke 4. Bakteri yang dominan adalah spiral filamentus dan spesis spirochete. Apabila biofilm yang terbentuk tidak disingkirkan, margin gingiva akan mulai meradang dan bengkak. Perubahan inflamator ini mengakibatkan kedalaman sulkus gingiva bertambah dalam sehingga biofilm dapat meluas ke subgingiva. Dengan ini, terbentuklah biofilm plak subgingiva yang mendominasi oleh bakteri anaerob gram negatif seperti Tannerella forsythis,

Phorphyromonas gingivalis dan Trepoema denticola yang sangat berperan dalam

periodontitis.13,14

2.3 Indeks Pemeriksaan Klinis 2.3.1 Indeks Plak (Plaque Index)

(46)

7

Tabel 1. Cara pemberian skor untuk indeks plak.1

KODE KRITERIA

0 Tidak ada plak

1 Ada plak tipis di sekitar tepi gingival bebas dan permukaan. Plak terlihatdengan menggesekkan sonde sepanjang permukaan gigi.

2 Terdapat penumpukan plak pada poket gingival atau pada permukaan gigi dan batas tepi gingival bebas yang dapat terlihat dengan mata.

3 Terdapat penumpukan plak yang banyak pada poket gingiva atau pada permukaan gigi dan batas permukaan gingiva bebas, tumpukkan ini sudah dapat dilihat dari jauh.

Cara penghitungan skor:

Untuk satu gigi = Jumlah seluruh skor dari empat permukaan 4

Untuk keseluruhan gigi = Jumlah skor plak Jumlah gigi yang ada Hasil :

- 0-1 dikategori baik - 1-1,2 sedang - 2,1-3 buruk.

(47)

2.4 Kerangka Teori

Obat kumur ekstrak Pegagan

Alkaloid Flavonoid

Triterpenoid Tanin

Asiaticoside

Madecassoside

Asiaticnacid

Madecassic acid

Mampu untuk menghambat aktivitas enzim

Bersifat astringen Mengganggu komponen penyusun peptidoglikan

Membentuk senyawa kompleks melalui ikatan hidrogen

(48)

9

2.6 Kerangka Konsep

Variabel bebas Obat kumur ekstrak

pegagan

Variabel terikat Indeks plak Loe dan

Silness

Variabel terkendali

1. Waktu dan frekuensi menyikat gigi 2. Jenis pasta gigi dan sikat gigi 3. Lama berkumur

4. Frekuensi berkumur 5. Volume obat kumur 6. Kooperatif

Variabel tidak terkendali 1. Diet

2. Sosial ekonomi

(49)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit gigi dan mulut terutama penyakit periodontal masih banyak diderita, baik oleh anak–anak maupun usia dewasa khususnya di Indonesia. Data nasional Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 prevalensi penyakit periodontal sudah mencapai 96,5%. Namun di provinsi Sumatera Utara khususnya di kota Medan, menunjukkan prevalensi penyakit gigi dan mulut yang cukup tinggi. Penyakit periodontal yang tidak dirawat akan mengakibatkan kehilangan gigi asli.1

Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya masalah kesehatan gigi dan mulut. Plak gigi adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme dan berkembang biak dalam suatu matriks dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Hasil penelitian menunjukkan pada awal pembentukan plak gigi, kokus gram positif merupakan mikroorganisme yang paling banyak dijumpai, seperti Streptococcus mutans, Streptococcus sanguis,

Streptococcus mitis dan Streptococcus salivarius.1

Kontrol plak adalah suatu usaha untuk menghilangkan atau mencegah akumulasi plak pada gigi.12 Kontrol plak dapat dilakukan dengan cara mekanis dan kimiawi. Kontrol plak secara mekanis merupakan cara yang paling efektif dan paling mudah dilakukan dengan menggunakan sikat gigi dan pembersihan interdental. Tujuan menyikat gigi adalah untuk menyingkirkan plak atau mencegah terjadinya pembentukan plak, membersihkan sisa-sisa makanan ataupun debris, merangsang jaringan gingiva dan melapisi permukaan gigi dengan flour.1 Kontrol plak secara kimiawi bertujuan untuk mengontrol plak supragigiva yang dilakukan dengan penggunaan obat kumur.

Daun pegagan telah dikenal sejak zaman Sanskerta dan digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, seperti gangguan kulit, syaraf, dan memperbaiki peredaran darah. Pegagan mempunyai sifat antibakteri terhadap bakteri

(50)

2

memiliki banyak kandungan senyawa kimia. Triterpene (triterpenoid) merupakan unsur utama yang paling sering ditemukan memiliki efek antibakteri.3 Kandungan triterpene terdiri dari empat senyawa pokok yaitu asiaticoside, madecassoside, asiatic

acid, dan madecassic acid.2

Penelitian efek antibakteri pada daun pegagan (Centella asiatica) sedang marak diteliti, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang efek antibakteri ekstrak daun pegagan (Centella asiatica) 5% sebagai obat kumur dalam menghambat pertumbuhan plak pada pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut, masalah yang dapat dirumuskan adalah bagaimana pengaruh ekstrak daun pegagan 5% sebagai penghambat pertumbuhan plak.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun pegagan 5% sebagai penghambat pertumbuhan plak.

1.4 Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh efek ekstrak daun pegagan 5% terhadap penurunan akumulasi plak.

1.5 Manfaat Penelitian

Ekstrak daun pegagan 5% diharapkan dapat menjadi alternatif obat kumur yang berbahan dasar herbal dan sebagai dasar untuk penelitian lanjutan tentang obat kumur ekstrak herbal dalam penunjang pemeliharaan kesehatan rongga mulut.

(51)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Periodonsia Tahun 2015

Nita Rahmadani Dalimunte

Pengaruh Obat Kumur Ekstrak Daun Pegagan (Centella Asiatica) 5% Terhadap Akumulasi Plak di Instalasi Periodonsia RSGM USU.

X + 34 Halaman

Plak gigi adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme dan berkembang biak dalam suatu matriks dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak bersih. Kontrol plak dapat dilakukan dengan cara mekanis dan kimiawi. Kontrol plak secara mekanis dengan menggunakan sikat gigi dan pembersih interdental tujuannya untuk menyikat gigi dan meyingkirkan plak atau mencegah terjadi plak. Kontrol plak secara kimiawi bertujuan untuk mengontrol plak supragingiva yang dilakukan dengan penggunaan obat kumur. Salah satu bahan dari tumbuhan herbal yang dapat digunakan adalah daun pegagan (Centella Asiatica). Dalam penelitian ini akan ditunjukkan pengaruh ekstrak daun pegagan (Centella

Asiatica) terhadap pertumbuhan plak. Jenis penelitian ini adalah penelitian

(52)

memperlihatkan penurunan rerata skor indeks plak yang signifikan bila dibandingkan dengan obat kumur plasebo dimulai pada hari ke-1 dengan skor rerata indeks plak ± standar deviasi pada kelompok perlakuan 0,567 ± 0,191 dan pada kelompok kontrol 0,770 ± 0,154. Kelompok perlakuan mengeluh dengan rasa kental obat kumur yang kurang enak ketika digunakan. Walaupun obat kumur yang mengandung ekstrak daun pegagan efektif dalam menurunkan skor indeks plak. Namun perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai ekstrak daun pegagan (Centella Asiatica) sehingga dapat dikembangkan untuk digunakan sebagai penunjang pemeliharaan kesehatan rongga mulut.

Daftar Rujukan : 28 (2001-2015)

(53)

PENGARUH OBAT KUMUR EKSTRAK

DAUN PEGAGAN (Centella Asiatica) 5% TERHADAP

AKUMULASI PLAK DI INSTALASI PERIODONSIA

RSGM USU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi Syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

NITA RAHMADANI DALIMUNTE NIM: 080600020

Pembimbing:

Pitu Wulandari, drg.,S.Psi.,Sp.Perio NIP: 19790514 200502 2 001

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(54)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Periodonsia Tahun 2015

Nita Rahmadani Dalimunte

Pengaruh Obat Kumur Ekstrak Daun Pegagan (Centella Asiatica) 5% Terhadap Akumulasi Plak di Instalasi Periodonsia RSGM USU.

X + 34 Halaman

Plak gigi adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme dan berkembang biak dalam suatu matriks dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak bersih. Kontrol plak dapat dilakukan dengan cara mekanis dan kimiawi. Kontrol plak secara mekanis dengan menggunakan sikat gigi dan pembersih interdental tujuannya untuk menyikat gigi dan meyingkirkan plak atau mencegah terjadi plak. Kontrol plak secara kimiawi bertujuan untuk mengontrol plak supragingiva yang dilakukan dengan penggunaan obat kumur. Salah satu bahan dari tumbuhan herbal yang dapat digunakan adalah daun pegagan (Centella Asiatica). Dalam penelitian ini akan ditunjukkan pengaruh ekstrak daun pegagan (Centella

Asiatica) terhadap pertumbuhan plak. Jenis penelitian ini adalah penelitian

eksperimental ulang dengan rancangan double blind study. Sebanyak empat puluh orang subjek penelitian dari pasien gingivitis di Instalasi Periodonsia RSGM USU yang pemberian obat kumurnya dilakukan secara acak menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kontrol. Pada kedua kelompok dilakukan pemeriksaan awal. Kelompok perlakuan menggunakan obat kumur ekstrak daun pegagan dan kelompok kontrol menggunakan obat kumur plasebo. Setiap pasien diinstruksikan untuk menggunakan obat kumur dua kali sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Untuk mengukur skor indeks plak, digunakan indeks plak Loe dan Silness. Pemeriksaan dilakukan pada hari ke-0, ke-1, ke-4 dan ke-7. Hasil yang didapat pada penelitian ini menunjukkan obat kumur ekstrak daun pegagan (Centella Asiatica)

(55)

memperlihatkan penurunan rerata skor indeks plak yang signifikan bila dibandingkan dengan obat kumur plasebo dimulai pada hari ke-1 dengan skor rerata indeks plak ± standar deviasi pada kelompok perlakuan 0,567 ± 0,191 dan pada kelompok kontrol 0,770 ± 0,154. Kelompok perlakuan mengeluh dengan rasa kental obat kumur yang kurang enak ketika digunakan. Walaupun obat kumur yang mengandung ekstrak daun pegagan efektif dalam menurunkan skor indeks plak. Namun perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai ekstrak daun pegagan (Centella Asiatica) sehingga dapat dikembangkan untuk digunakan sebagai penunjang pemeliharaan kesehatan rongga mulut.

(56)

Faculty of Dentistry

Department of Periodontology Year 2015

Nita Rahmadani Dalimunte

The Effect of Pennywort Leaves (Centella Asiatica) Extract Mouthwash 5% to Plaque Accumulation in Periodontal Installation of Dental Hospital Sumatera Utara University (RSGM USU)

X + 34 Pages

Dental plaque is a soft layer that consists of microorganisms and proliferates within a matrix and firmly attached to the unclean tooth surface. Plaque control can be done mechanically and chemically. Mechanically plaque control by using toothbrushes and interdental cleaners which aim to brush and remove plaque or prevent the plaques present. Chemically plaque control aims to control supragingival plaque done by using mouthwash. One of the herbs that can be used is the pennywort leaves (Centella Asiatica). This study will show the effect of pennywort leaves (Centella asiatica) extract on the growth of plaque. The research model is repeat experimental research with double-blind study design. A total of forty research subjects from patients with gingivitis at Periodontal Installation of Dental Hospital Sumatera Utara University (RSGM USU) with randomized mouthwash application into two groups: the treatment and the control group. The initial examinations were performed in both groups. The treatment group used pennywort leaves (Centella

asiatica) extract mouthwash and the control group used a placebo mouthwash. Each

patient was instructed to use a mouthwash twice a day in the morning after breakfast and at night before bed. To measure plaque index scores, the Loe and Silness plaque index was used. Examination done on days 0, 1st, 4th and 7th. The results obtained in this study indicate the pennywort leaves (Centella Asiatica) extract mouthwash showed a decrease in mean score of plaque index significantly when compared with

(57)

placebo mouthwash beginning on day 1 with a ± standard deviation mean score plaque index in the treatment group was 0.567 ± 0.191 and in the control group was 0.770 ± 0.154. The treatment group complained with the condensed flavour of mouthwash which was not very comfortable when being used. Although mouthwash containing pennywort leaves (Centella Asiatica) extract effective in reducing plaque index score. However, further research needs to be done on the pennyworth leaves (Centella Asiatica) extract so that it can be developed as a support for oral health care.

(58)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi

Medan, November 2015

Pembimbing : Tanda tangan

1. Alm. Irmansyah Rangkuti, drg.,Ph.D NIP. 19540210 198303 1 002

2. Pitu Wulandari , drg.,S.Psi.,Sp. Perio ... NIP : 19790514 200502 2 001

(59)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan tim penguji Pada tanggal 25 November 2015

TIM PENGUJI

KETUA : Pitu Wulandari , drg.,S.Psi.,Sp. Perio ... ANGGOTA : 1. Krisna Murthy Pasaribu, drg., Sp.Perio ... 2. Armia Syahputra, drg ...

Mengetahui, KETUA DEPARTEMEN 1. Alm. Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D

NIP : 19540210 198303 1 002

(60)

iv

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW sebagai Uswatun hasanah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda Drs. Agusmal Dalimunthe M.Sc., Apt dan Ibunda Hafifah Rangkuti tercinta yang telah membesarkan, mendidik, membimbing, mendoakan serta memberikan dukungan moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Alm. Irmansyah Rangkuti, drg.,Ph.D dan Pitu Wulandari, drg.,S.Psi.,Sp.Perio selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, pikiran, kesabaran, dukungan, bimbingan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan, dukungan, motivasi serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ini mengucapkan terima kasih banyak yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D, Sp.Ort selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Mimi Marina Lubis, drg., Sp.Ort selaku pembimbing akademik penulis, yang telah membina dan mengarahkan penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Periodonsia yang telah memberikan ilmunya yang bermanfaat, semoga dapat menjadi amal jariyah.

4. Prof. Dr. Sutomo Kasiman, SpPD, SpJK (K) selaku ketua Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah

(61)

memberikan ijin surat persetujuan komisi etik tentang pelaksanaan penelitian bidang kesehatan.

5. Drs. Awaluddin Saragih, M.Si., Apt selaku Ketua Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara dan staf pembantu yang turut membantu dan menemani dalam mengerjakan penelitian ini.

6. Maya Fitria, S.K.M., M.Kes selaku staf pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan bimbingan dalam mengkonsultasikan mengenai besar sampel penelitian dan olah data statistika.

7. Teman-teman terbaik penulis Mahdila, Lisda, Rizki Amalia, kak Maharani, kak Rahma Tika, kak Shinta dan kak Opi yang telah banyak memberi dukungan dan bantuan dalam melakukan penelitian ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini dan memohon maaf bila terdapat kesalahan selama melakukan penelitian ini. Semua saran akan menjadi masukan yang sangat berharga bagi kualitas skripsi ini. Penulis mengharpkan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan, khususnya di bidang kedokteran gigi.

Medan, November 2015 Penulis,

(62)
(63)

3.2 Rancangan Penelitian... 10

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian... 10

3.4 Populasi dan Sampel... 10

3.5 Variabel Penelitian... 12

3.6 Definisi Operasional... 13

3.7 Alat dan Bahan Penelitian... 14

3.7.1 Alat... 14

3.7.2 Bahan... 15

3.8 Prosedur Penelitian... 15

3.8.1 Prosedur Ekstraksi... 15

3.8.2 Peracikan Obat Kumur... 19

3.8.3 Pemeriksaan Awal... 19

3.8.4 Pemeriksaan Akhir... 21

3.9 Skema Prosedur Penelitian... 22

3.10 Pengelolaan dan Analisis Data... 23

3.10.1 Pengelolaan Data... 23

3.10.2 Analisis Data... 23

BAB 4 HASIL PENELITIAN... 24

BAB 5 PEMBAHASAN... 28

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 31

(64)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Cara pemberian skor untuk indeks plak... 7 2. Definisi operasional untuk variabel bebas, terikat dan terkendali... 13 3. Data demografis subjek penelitian... 21 4. Distribusi nilai rerata skor indeks plak subjek penelitian pada

kelompok perlakuan dengan penggunaan obat kumur ekstrak daun pegagan dan kelompok kontrol dengan penggunaan plasebo

pada hari ke-0, ke-1, ke-4 dan ke-7 sesudah

berkumur... 22 5. Skor indeks plak pada kelompok perlakuan dibandingkan antar

hari ke-0, ke-1, ke-4 dan ke-7... 24 6. Skor indeks plak pada kelompok kontrol dibandingkan antara

hari ke-0, ke-1, ke-4 dan ke-7... 24 7. Skor indeks plak pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

pada hari ke-0, ke-1, ke-4 dan ke-7... 25

(65)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Pegagan (Centella Asiatica) ... 4

2. Skema kerangka teori ... 8

3. Skema kerangka konsep ... 9

4. Skema Prosedur Penelitian ... 19

(66)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Persetujuan Komisi Etik

2. Surat Izin Penelitian di Laboratorium Obat Tradisional Farmasi USU 3. Formulir Data Subjek Penelitian

4. Lembaran Penjelasan Kepada Subjek Penelitian

5. Lembaran Persetujuan Setelah Penjelasan (informed consent) 6. Kuisioner Penelitian

7. Formulir Data Pemeriksaan Klinis 8. Jadwal Pelaksanaan Penelitian 9. Data Hasil Penelitian Indeks Plak 10. Hasil Analisis Data

Gambar

Tabel 2. Definisi operasional untuk variabel bebas, terikat dan terkendali
Gambar 2 : Daun pegagan ditimbang
Gambar 4 : Proses penghalusan simplisia
Gambar 6 : Proses pemindahan simplisia      ke dalam perkulator
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Market Segmentation Direct Marketing Community Marketing Social Media Conversation Collaborative Care Commercialization Permission Marketing One-to-One Marketing. Concepts

[r]

kami mohon agar kegiatan tersebut mendapatkan peliputan dari media yang terkoordinasi bersama PSIK FIA UB. Demikian surat ini

[r]

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLII-2/W4, 2017 2nd International ISPRS Workshop on PSBB, 15–17 May

Melalui kerjasama yang sangat baik dengan masyarakat setempat, Dinas Kehutanan, berbagai LSM seperti WWF and FFI dan dengan dukungan dari Lembaga Kerjasama Teknik

Stack merupakan salah satu bagian dari struktur data yang sangat berguna dalam pengolahan data komputer, sedangkan Queue juga merupakan salah satu jenis struktur data yang