• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KARIR, HAMBATAN KARIR DAN PRESTASI AKADEMIK STAF PENGAJAR WANITA PADA PERGURUAN TINGGI DI SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KARIR, HAMBATAN KARIR DAN PRESTASI AKADEMIK STAF PENGAJAR WANITA PADA PERGURUAN TINGGI DI SURAKARTA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan ekonomi, perubahan nilai-nilai sosial dan budaya membuat

wanita bekerja di luar rumah, sebagai hal yang biasa. Partisipasi wanita di dunia kerja

cenderung semakin meningkat. Kecenderungan wanita bekerja di luar rumah semakin

meningkat dari waktu ke waktu. Di Amerika Serikat pada tahun 1950 wanita bekerja

mencapai 29%. Pada tahun 1990, angkatan kerja wanita mencapai 57,7 % (Sutanto,

2000 hal 675). Hal tersebut seiring dengan berubahnya konsep wanita sebagai

pendamping suami dan ibu rumah tangga menjadi wanita sebagai pencari nafkah

melengkapi suami sekaligus ibu rumah tangga. Hal ini juga didorong adanya gerakan

emansipasi wanita dan perjuangan hak-hak wanita yang menuntut kesempatan yang

sama.

Selain terjadi peningkatan kuantitas pekerja wanita, diidentifikasi terjadi

peningkatan kualitas pekerja wanita. Hal ini terlihat dari masuknya wanita pada

pekerjaan yang dahulu hanya di dominasi oleh laki-laki -di Indonesia sudah ada

presiden, menteri wanita, bupati, direktur wanita, meningkatnya wanita pekerja yang

berpendidikan, dan meningkatnya proporsi wanita yang menduduki posisi-posisi level

manajerial.Di Indonesia, munculnya UU no 13 tahun 2003 tentang kesamaan hak

antara tenaga kerja pria dan wanita semakin memperbesar kesempatan bagi wanita

untuk mengisi kesempatan kerja hampir di segala bidang dan tingkatan. Meskipun

kesempatan kerja kepada wanita semakin terbuka, namun jumlah wanita yang

menduduki jabatan manajer masih sangat terbatas (Suhartanto, 2007).

Namun demikian, banyak penelitian melaporkan bahwa wanita masih

mengalami banyak hambatan dalam karir mereka untuk mencapai posisi puncak

dalam suatu organisasi. Kecenderungan yang terjadi adalah semakin tinggi posisi

manajerial, semakin sedikit proporsi wanita dibandingkan pria. Terdapat fenomena

(2)

2   

Ceo berdasarkan kinerja manajerial dan persepsi karyawan menunjukkan CEO wanita

hanya 14,2% (Pambudi, 2002 dalam Suhartanto, 2007). Di Negara maju seperti

Spanyol dan Italia dimana porsi wanita di posisi manajemen senior kurang dari 10%

(Linehan dan Wals,1999). Dari sisi pendapatan, secara umum wanita menerima

kurang dari 30% dari apa yang diterima oleh pria, bahkan meskipun mempunyai level

pendidikan yang sama (Cordano, Schere, dan Owen, 2002). Di Canada, dalam level

yang sama pendapatan wanita sebesar 85% dari jumlah pendapatan yang diterima

pria. Sedangkan di Inggris, pendapatan wanita sebesar 75% dari pria (Simpson dan

Wood,2004).

Menurut, Simpson dan Sturges, (2005) dalam kurun waktu 30 tahun, jumlah

wanita yang menduduki posisi manajerial dan profesional karir meningkat. Di

Canada, antara tahun 1971 sampai dengan 1996, proporsi wanita dalam posisis

manajemen meningkat dua kali, dari 16 persen menjadi 33 persent (statistik, canada)

demikian halnya dengan UK (institut management). Namun demikian, di kedua

negara wanita masih menjadi minoritas di semua posisi manajerial, dan semakin

tinggi posisi hirarki karir, semakin sedikit jumlah wanitanya.Sebagai contoh hanya 6

persen, dari anggota dewan (board member) dan 3,6 persen di UK. (Catalyst,

2000;institute of management, 1998).

Menurut Tood dan Bird (2000) di Australia perkembangan wanita yang

berkarir dibidang pendidikan mengalami perbaikan. Namun demikian situasi yang

ada masih menempatan wanita dalam posisi yang lebih inferior dibandingkan pria.

Pada tahun 1987 hampir separuh staf pengajar di UWA bekerja sebagai tutor senior,

dan 48 persen bekerja secara temporer atau kontrak tetap, dibandingkan dengan 18

persen pria. Senior tutor dipekerjakan terutama untuk mengajar namun tidak berhak

untuk meneliti sebagaimana staf senior. Padahal prospek promosi sangat terkait

dengan hasil penelitian.

Studi tentang wanita di dunia akademik menghasilkan bukti adanya posisi

yang tidak menguntungkan wanita (White, 2003) baik itu di Australia dan universitas

internasional lainnya (Dugger, 2001). Jumlah akademisi wanita senior masih sedikit.

White dalam Thanacoody dan Bartram 2006, melaporkan bahwa pada tahun 2000, di

Australia hanya sekitar 16 persen akademisi wanita yang meraih associate professor

(3)

pengajar wanita yang mempunyai kepangkatan senior lecturer (lektor kepala). Penelitian terbaru tentang wanita di dunia akademi baik itu di Australia, AS dan

Inggris (Todd dan Bird (2000) , White (2003)) memperlihatkan kesimpulan lebih

banyak proporsi wanita pada tingkat kepangkatan yang rendah dibandingkan senior lecturer dan professional level. Dari penelitian Todd dan Bird, pada salah satu perguruan tinggi di Australia (UWA), terlihat bahwa jumlah staf pengajar wanita

yang mempunyai kepangkatan lector kepala (senior lecturer) pada kurun waktu

1990-1997 hanya 9,7% dan di atas lektor (professor) sebesar 11,0%, dan proporsi

kepangkatan terbesar adalah asisten ahli (below lecturer) sebesar 55,9%.

Data tentang perkembangan karir wanita di perguruan tinggi di Indonesia,

belum cukup terpublikasi. Penelitian selama ini lebih banyak dilakukan di

perusahaan, dan organisasi pemerintahan. Di bidang kepemerintahan misalnya

diperoleh informasi bahwa jumlah keterwakilan wanita yang menjabat sebagai wakil

rakyat masih kurang dari 30%. Di organisasi pemerintahan diperoleh informasi bahwa

meskipun jumlah pegawai negeri cukup besar namun yang menduduki jabatan

struktural (manajerial) kurang dari 15,8% dari jumlah pejabat struktural/manajerial.

Prosentase tersebut semakin mengecil (kurang dari 8%) pada tingkatan jabatan

manajerial yang lebih tinggi (kompas 6 Juli 2003).

Permasalahan sterotiping tentang tenaga kerja wanita nampaknya menjadi

bagian yang tidak lepas dari permasalahan gender dan karir, baik itu di perusahaan

maupun dunia akademik, yang terus terjaga dari waktu ke waktu melalui mekanisme

organisasi. Beberapa temuan memperlihatkan perilaku stereotiping masih saja terjadi.

Heitmall, et al, (1989) melaporkan terjadinya kecenderungan stereotying yang memandang wanita kurang mampu berpikir logis, konsisten dan sehingga kurang

mampu membuat keputusan (Heitmall et.al,1989). Pandangan seperti ini apabila

dibiarkan berkembang dalam lingkungan kerja menjadi suatu preseden buruk bagi

wanita.

Penelitian yang mampu memotret fenomena karir wanita di dunia akademik

perlu didokumentasikan mengingat kurangnya data dan kajian yang secara deskriftif

memberikan gambaran mengenai kemajuan karir, hambatan karir serta prestasi staf

pengajar wanita di perguruan tinggi. Beberapa temuan di luarnegeri yang mengatakan

(4)

4   

jabatan yang lebih tinggi, dan proporsi yang besar dijabatan yang lebih rendah perlu

di konfirmasi, apakah juga terjadi di dunia akademik di Indonesia.

Pada akhirnya kajian ini diharapkan bisa memberikan gambaran informasi

yang dijadikan bahan evaluasi mengenai kebijakan perguruan tinggi dan peraturan

yang bisa meningkatkan kinerja dan produktivitas staf pengajar wanita, karena pada

umumnya wanita menghadapi problematika yang begitu komplek bukan saja

berhadapan dengan pekerjaan mereka tetapi juga beban rumah tangga, kultur,

lingkungan kerja serta kebijakan organisasi yang kurang menguntungkan karir

mereka. Sesungguhnya perbedaan gender (gender differences) tidaklah menjadi masalah sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan gender (gender inequalities). Namun persoalannya ternyata perbedaan gender seringkali melahirkan ketidakadilan

gender.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan di atas, bahwa fenomena peningkatan kuantitas

tenaga kerja wanita diberbagai bidang perlu di kritisi, apakah sudah menunjukkan

proporsi sebagaimana yang diharapkan oleh wanita yaitu adanya kesempatan yang

sama untuk meraih karir yang tertinggi dalam suatu organisasi khususnya di lembaga

akademik ataukah belum. Beberapa fenomena ”glass ceiling” dan” stereotyping”

perlu dikonfirmasi apakah juga terjadi di lingkungan akademis di Surakarta. Secara

lebih rinci peneliti perlu memperoleh jawaban tentang proporsi staf pengajar wanita

yang mempunyai kepangkatan rendah (asisten ahli), sedang (lektor a), tinggi

(profesor). Demikian juga dengan prosentase staf pengajar wanita yang menduduki

jabatan di Tingkat jurusan/progdi, Fakultas. Peneliti perlu memperoleh jawaban

tentang permasalahan yang dihadapi oleh staf pengajar wanita dalam upaya mencapai

karir mereka. Perlu juga dikaji mengenai prestasi yang berhasil diraih oleh staf

pengajar wanita yang terepresentasikan dalam pencapaian penerimaan hibah-hibah

(5)

 

DAFTAR PUSTAKA

Allen,Felicity, (1990) Academic Women in Australian Universities, Canberra,AGPS.

Allen, Felicity, (1990) “ Indicator of Academic Excellence: Is There a Link Between Merit and Reward?” Australian Journal Education, 34.

Atmaji & Aini I.N.Q.,(2001), Pengaruh Faktor-Faktor Yang Berkaitan dengan Keluarga, Pekerjaan, dan Indeks Women Friendly HRM Terhadap Komitmen Organisasional: Sebuah Studi Replikasi, Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol 1 No 2001:56-97.

Bardwick,J.(1980).The Season of a Woman’s Life. In D.G. McGugan (Ed)., Women’s Lives: New Theory, Research and Policy. Ann Arbor:the University of Michigan Press.

Becker. G.S, (1985), Human Capital, Effort, and The Sexual Division of Labor, Journal of Labor Economic, Vol. 3.

Bellas, M.L dan Toutkoushian, R.K. (1999), ”Faculty time allocation and research productivity: gender, race and family conflict,” Review of Higher Education, Vol. 22. No 4, PP.367-90.

Cassel, C.& Walsh,S.(1994),” Falling Back or Fifting in: Cultural Barrier to Women’s Progression in Management”, Paper presented to British Acamdemy Management Conference.

Cooper D. E, & Emory (1995), Business Research Method, Chicago, Richard D. Irwin.

Cinamon G. Rachell, (2002), Gender Differences in The Importance of Work and Family Roles:Implications for Work-Family Conflict, http://www. Finds Articles.com:1-21.

Cordano, Mark, Schere, Robert;Owen, Crystal (2002), Attitude toward women, Cambridge, MA:Harvard University Press.

Everet, James E. (1994)” Sex, Rank and Qualification at Australian Universities”, Australian Journal of Management 19.

Gallos, J.V.(1989).Exploring Women’s Development: Implication for Career Theory, Practice and Research. In M.B. Arthur, D.T. Hall & B.S. Lawrence (Eds.), Handbook of Career Theory.

(6)

26   

Gibson, James E. , 1997, Organisasi, Bina Rupa Aksara, Edisi 8.

Handayani, Trisakti & Sugiarti (2002), Konsep dan Teknik Penelitian Gender, , Malang, UMM Press.

Heilman, M., Block, R., Martell, F. and Simon, C. (1989), “Has anything changed?, Current characterizations of men women and managers”, Journal of Applied Psychology, Vol. 74.No. 6, pp. 935-42.

Kompas, 6 Juli 2003.

Nabi R. Ghulam, (1999), An Investigation into the Differential Profile of Predictor of Objective and Subjective Career Success.Career Development International: 212-22.

Neelankavil, J.P., Mathur,J.P & Yang.(2000),” Determinant of Managerial Perfomance: a Cross Cultural Comparison of The Perception of Middle-Level Managers in Four Countries”, Journal of International Business Studies, Vol. 31, No.1.

Pambudi, Teguh (2002) Parade CEO panutan di mata karyawan. SWA, XXII, No 4.

Prebert, Ewer, Peter & Whiting, Kim.(1998) Gender Pay Equity in Australian Higher Education, Melbourne, National Tertiary Education Union.

Sanders, Martha M., (1998), Love and Work: Career-Family Attitides of New Entrant into the Labor Force, Journal of Organization Behavior, Vol. 19 :603-619.

Simpson, R.,Wood A.,& Altman Y.(2004),”Career Progress and Career Bariers:Women MBA Graduates in Canada and the UK”, Career Development International, Vol.9.No.5.

Simpson, R., Sturges, J.Wood A.& Altman Y. (2004),” Gender

Soepatini, (2002) Family Friend Policies Sebagai Upaya Organisasi Mengurangi Work-Family Conflict, Usahawan Manajemen, No. 5, : 28-31, Jakarta.

Still, Leonie V. Chia, (1997) “Glass Ceiling, Glass Walls and Sticky Floor: Barrier to Career Progress for Women in The Finance Industry”, Women and Leadership Working paper Series.

Sutanto, Edy, (2000), “Working Women and Family” , JEBI, Vol. XV,: 670-674.

Syahroza, Ahmad & Ciptono Fandy, (2002), Pendekatan Gender Dalam Organisasi, Usahawan Manajemen, No. 6,: 110-123.

(7)

Trisnaningsih, Sri,” Perbedaan Kinerja Auditor dilihat dari segi Jender”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.7 No.1 Januari, 2004.

Todd, P. and Bird, D. (2000),” Gender and Promotion in Academia”, Equal opportunities International, Vol. 19 No 1, PP.1-16.

Oakley, J.G.(2000),” Gender-Based Barrier to Senior Management Positions: Understanding the Scarcity of Female CEO’s”, Journal of Business Ethics, Vol.27 No. 4

Waskito, J. & Irmawati, (2007),”Perbedaan Gender dan Sikap Terhadap Peran Pekerjaan-Keluarga:Implikasinya Pada Perkembangan Karir Wanita”, Benefit,Vol.11 No1.

White, K (2003),” Woman and Leadership in higher education in Australia”, Tertiary Education and Management Review, Vol. 20 no 4, PP. 234-48.

Wilson, F (2005), “ Caught Between difference and Similarity:the case of Women Academics”, Women in Management Review, Vol.20 No 4.

Yang, Nini, Chen Cao & Zou Zimin (2000), Source of Work Family: Sino-US. Comparison of The Effect of Work  and Family Demand, Academy of Management  Journal, Vol. 43: 113‐123. 

   

   

(8)

LAPORAN PENELITIAN

ANALISIS KARIR, HAMBATAN KARIR DAN PRESTASI AKADEMIK

STAF PENGAJAR WANITA PADA PERGURUAN TINGGI

DI SURAKARTA

Oleh:

KUSSUDIYARSANA, SE, MSi

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(9)
(10)

RINGKASAN HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena peningkatan kuantitas tenaga kerja

wanita di Indonesia diberbagai bidang kehidupan. Peneliti ingin mengkaji apakah

kemajuan yang tercapai sudah menunjukkan proporsi sebagaimana yang diharapkan oleh

ataukah belum. Beberapa fenomena ”glass ceiling” dan” stereotyping” perlu dikonfirmasi

apakah juga terjadi di lingkungan akademis di Surakarta ataukah tidak. Peneliti perlu

memperoleh jawaban tentang proporsi staf pengajar wanita yang mempunyai kepangkatan

rendah (asisten ahli), sedang (lektor a), tinggi (profesor). Demikian juga dengan prosentase

staf pengajar wanita yang menduduki jabatan di Tingkat jurusan/progdi, Fakultas. Peneliti

perlu memperoleh jawaban tentang permasalahan yang dihadapi oleh staf pengajar wanita

dalam upaya mencapai karir mereka. Perlu juga dikaji mengenai prestasi yang berhasil

diraih oleh staf pengajar wanita yang terepresentasikan dalam pencapaian penerimaan

hibah-hibah perguruan tinggi.

Ssampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah staf pengajar wanita dan

prian di PTN dan PTS yang ada di Surakarta, meliputi: UNS, UMS, UNISRI, dan STAIN,

pada Fakultas Ekonomi, Hukum dan Keguruan. Adapun jumlah sampel yang digunakan

berjumlah sekitar 91 dengan proporsi yang kurang lebih sama antara ke-empat perguruan

tinggi yang digunakan. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan

metode stratified random sampling. Dalam teknik ini, populasi dipilah-pilah ke dalam beberapa sub populasi atau srata yang terpisah satu sama lain. Sampel dibagi menurut

Fakultas, tingkat dan jenis kelamin. Setelah populasi dibagi menurut srata yang tepat,

sampel srata sederhana diambil dalam tiap srata.

Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan antara lain: (1) tidak terdapat

perbedaan pencapaian karir wanita dan pria yang tercemin pada jenjang kepangkatan

akademik, dan golongan, (2) wanita tidak mengalami hambatan yang berarti dalam hal

pengembangan karir mereka diperguruan tinggi yang berupa kepangkatan dan golongan

(3) hambatan karir lebih disebabkan oleh faktor internal seperti diri sendiri dan keluarga

dibandingkan faktor eksternal, (4) Dalam kaitannya dengan karir yang sifatnya structural,

(11)

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah Segala Puji Bagi ALLAH SWT. Pada akhirnya telah peneliti selesaikan

tugas penelitian yang berjudul Analisis Karir, Hambatan Karir dan Prestasi Akademik Staf

Pengajar Wanita Pada Perguruan Tinggi di Surakarta.

Proses penelitian ini bagi peneliti sangat bermanfaat karena bukan saja peneliti

memperoleh pengalaman baru terhadap topik, yang sebelumnya hanya peneliti baca dan

tulis, namun belum peneliti lakukan kajian lewat penelitian langsung di lapangan. Peneliti

telah melakukan interview dan analisa terhadap kuesioner yang peneliti sebarkan dan

memperoleh hasil sebagaimana di harapkan sebelumnya, yaitu bernilai ilmiah dan

menghasilkan temuan baru. Informasi ini sangat berguna khususnya bagi peneliti, serta

pengembangan lembaga di mana peneliti bekerja.

Pada akhirnya peneliti tak lupa ucapkan terima kasih kepada semua pihak, baik itu

kolegas di UMS, LPPM UMS, dan DIKTI yang telah memberikan kesempatan peneliti

untuk melakukan kajian terhadap topik ini

Surakarta, September 2010 Hormat Kami

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……….. I

HALAMAN PENGESAHAN ………. II

RINGKASAN ………. III

KATA PENGANTAR ……….. IV

DAFTAR ISI ……… V

BAB I. PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang ……… 1

B. Rumusan Masalah ……….. 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Karir Ganda Wanita ... 5

B. Karir Wanita di Dunia Akademik ... 6

C. Halangan Karir ... 7

BAB III. TUJUAN PENELITIAN ……….. 12

BAB IV. METODA PENELITIAN ……….. 13

A. Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan Sampel ... 13

B. Definisi Operasional Variabel ………. 13

C. Metode Analisis Data ... 14

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 15

A. Deskripsi Penelitian ……… 15

B. Hubungan Jenis Kelamin dan karir Staf Pengajar di Peguruan Tinggi ……. 17

C. Hubungan Jenis Kelamin dan Prestasi Akademik Staf Pengajar ………. 19

D. Hubungan antara Jenis Kelamin dan Halangan Karir ……… 21

E. Pembahasan dan Diskusi ……… 22

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ………. 24

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan paparan dan pembahasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa Pendidikan Islam pada haikikatnya adalah suatu proses penggalian, pembentukan,

Berdasarkan data angket tingkat partisipasi responden melakukan kegiatan memajang kagamimochi di rumah, terdapat 24 persen responden tidak pernah melakukan kegiatan memajang

Salah satu potensi alam yang belum termanfaatkan adalah air terjun di sungai suku Bajo di Desa Lamanabi, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur

Hasil dari enumerasi dengan metode CE dalam Traveling Purchaser Problem akan dibandingkan dengan tujuan untuk melakukan validasi bahwa algoritma yang.. dikembangkan

Hasil penelitian ini adalah bahwa Harga Diskon, Kualitas Produk, Brand Image dan Iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap 1LDW %HOL FHODQD -HDQV /HYL·V ,PSOLNDVL GDUL

3.8 Membedakan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks explanation lisan dan tulis dengan memberi dan meminta informasi terkait gejala alam

Program Pengembangan Teknologi Industri (PPTI) ini merupakan sebuah instrumen Kebijakan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dengan tujuan meningkatkan

belajar matematika siswa lebih baik dari pada penerapan model