• Tidak ada hasil yang ditemukan

Higiene Dan Sanitasi Serta Perilaku Karyawan Yang Berkaitan Dengan Kesehatan Lingkungan Terminal Pelabuhan Roro Kota Dumai Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Higiene Dan Sanitasi Serta Perilaku Karyawan Yang Berkaitan Dengan Kesehatan Lingkungan Terminal Pelabuhan Roro Kota Dumai Tahun 2012"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

HIGIENE DAN SANITASI SERTA PERILAKU KARYAWAN YANG BERKAITAN DENGAN KESEHATAN LINGKUNGAN

TERMINAL PELABUHAN RORO KOTA DUMAI TAHUN

2012

SKRIPSI

Oleh :

NIM. 101000344 SRI REZKI PULUNGAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

HIGIENE DAN SANITASI SERTA PERILAKU KARYAWAN YANG BERKAITAN DENGAN KESEHATAN LINGKUNGAN

TERMINAL PELABUHAN RORO KOTA DUMAI TAHUN

2012

SKRIPSI

DiajukanSebagai Salah SatuSyarat UntukMemperolehGelar SarjanaKesehatanMasyarakat

Oleh :

NIM. 101000344 SRI REZKI PULUNGAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

ABSTRAK

Pelabuhan merupakan titik simpul pertemuan atau aktifitas keluar masuk kapal, barang dan orang serta sekaligus gerbang transformasi penyebaran penyakit. Pelabuhan merupakan ancaman global terhadap kesehatan masyarakat karena adanya penyakit karantina, penyakit menular baru, maupun penyakit menular lama yang timbul kembali. Jadi untuk mewujudkan pelabuhan sehat, maka perlu diketahui aspek higiene dan sanitasi terminal pelabuhan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui higiene dan sanitasi serta perilaku karyawan yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan terminal pelabuhan Roro Kota Dumai.

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif sederhana untuk melihat gambaran higiene dan sanitasi serta perilaku karyawan yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan terminal pelabuhan Roro Kota Dumai tahun 2012.

Hasil penelitian diperoleh bahwa penyediaan air bersih, sarana pembuangan air limbah, pembuangan sampah, pemberantasan vektor dan sanitasi makanan kantin/restoran di terminal pelabuhan roro tidak memenuhi syarat kesehatan. Pengetahuan dan sikap karyawan tentang higiene dan sanitasi di terminal pelabuhan Roro Kota Dumai berada pada kategori baik dengan persentase 100% sedangkan tindakan karyawan berada pada kategori baik dengan persentase 86,7%.

Penyediaan air bersih, pembuangan air limbah, pembuangan sampah, pemberantasan vektor dan sanitasi makanan di terminal pelabuhan Roro tidak memenuhi syarat kesehatan. Pengetahuan dan sikap karyawan tentang higiene dan sanitasi di terminal pelabuhan Roro Kota Dumai berada pada kategori baik dengan persentase 100% serta tindakan karyawan 86,7% berada pada kategori baik. Disarankan sebaiknya kantor kesehatan pelabuhan kelas III sebaiknya melakukan upaya perbaikan tentang higiene dan sanitasi di terminal pelabuhan Roro Kota Dumai, karyawan sebaiknya menerapkan dan menjalankan program higiene dan sanitasi untuk mewujudkan pelabuhan yang memenuhi syarat kesehatan dan kantor kesehatan pelabuhan kelas III sebaiknya melakukan upaya pengawasan terhadap penerapan higiene dan sanitasi di terminal pelabuhan Roro Kota Dumai agar dapat memperbaiki dan mewujudkan pelabuhan sehat.

(4)

ABSTRACT

Port of a node meeting or activity in and out of boats, goods and people and the spread of disease as well as the transformation of the gate. Ports is a global threat to public health due to the presence of quarantine diseases, new infectious diseases, and infectious diseases recur old. So to achieve a healthy harbor, then please be aware of hygiene and sanitation aspects of port terminals.

This study aims to determine the hygiene and sanitation and employee behavior related to environmental health Roro Dumai port terminals.

This type of research is descriptive simple to see the picture of hygiene and sanitation and employee behavior related to environmental health Roro port terminal Dumai City in 2012.

The result showed that water supply, sewage disposal facilities, waste disposal, vector eradication and food sanitation cafeteria / restaurant in the port roro terminal does not meet the health requirement. Knowledge and attitudes of employees about hygiene and sanitation in Dumai City Roro port terminals are in both categories with a percentage of 100%, while the actions of employees that are in the good category with the percentage of 86.7%.

Water supply, sewage disposal, garbage disposal, vector eradication and food sanitation in Roro port terminals do not meet the health requirement. Knowledge and attitudes of employees about hygiene and sanitation in Dumai City Roro port terminals are in both categories with a percentage of 100% and 86.7% for the actions of employees that are in the good category. Suggested to port health office class III should make efforts to improve hygiene and sanitation in Dumai City Roro port terminal, the employee should implement and run the program of hygiene and sanitation to achieve a qualified health port and port health office class III should supervise the implementation efforts hygiene and sanitation in Dumai City Roro port terminals in order to improve and achieve healthy harbor.

(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sri Rezki Pulungan

Tempat/Tanggal Lahir : Padangsidimpuan, 15 Juni 1981 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status Perkawinan : Menikah Jumlah Anak : 2 (dua orang)

Alamat Rumah : Jl.H.T.Said Umar No.160 Dumai

Alamat Kantor : Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Dumai Riwayat Pendidikan :

1. Tahun 1987 s/d 1993 : SDN.142442 Padangsidimpuan

2. Tahun 1993 s/d 1996 : SMP Negeri 4 Padangsidimpuan

3. Tahun 1996 s/d 1999 : Sekolah Menengah Farmasi Pharmaca Medan

4. Tahun 1999 s/d 2002 : Poltekkes DEPKES RI Medan

5. Tahun 2010 s/d 2013 : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universita Sumatera Utara

(6)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum,wr.wb

Alhamdulillahi robbil alamin,puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Higiene Dan Sanitasi Serta Perilaku Karyawan Yang Berkaitan Dengan Kesehatan Lingkungan Terminal Pelabuhan Roro Kota Dumai Tahun 2012” sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof.Dr.Dra.Irnawati Marsaulina,M.Kes selaku Dosen pembimbing I sekaligus Dosen Penasehat Akademik dan Ibu Ir.Evi Naria,M.kes selaku Dosen Pembimbing II yang dalam proses penulisan skripsi ini telah banyak meluangkan waktu dan penuh kesabaran dalam memberikan bimbingan, petunjuk, saran dan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Selama penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan dukungan serta bimbingan dari brbagai pihak secara moril maupun material.Oleh karena itu,dengan rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada :

1. Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

(7)

3. Dr. dr. Wirsal Hasan,MPH selaku Dosen Penguji II yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

4. Dra. Nurmaini, MKM, Ph.D selaku Dosen Penguji III yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara khususnya Deparytemen Kesehatan Lingkungan.

6. Bpk.K. Sidauruk selaku Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Dumai yang telah memberi ijin Tugas Belajar sehingga penulis dapat melanjutkan pendidikan.

7. Bpk Suprapto selaku Kepala Tata Usaha Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Dumai yang telah memberikan dukungan selama masa pendidikan.

8. Kepada Pengelola Pelabuhan Roro Kota Dumai yang telah memberi ijin untuk melakukan penelitian.

9. Teristimewa kepada Suami ku tersayang,Paralehan Siregar dan Kedua Putri ku khoirotul zahra dan kayla tusshifa, yang telah banyak memberikan dukungan dan pengertian dan banyak bersabar selama pendidikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Ibunda ku tercinta Hj.Hafsah Murni Siregar yang sangat begitu banyak membantu penulis dan selalu memberikan semangat dan tidak berhenti berdo’a selama masa pendidikan sampai terselesaikannya skripsi ini

(8)

12. Abang ku Baginda Martua dan Budi Aryansyah ,Adik ku Immi Hidayah yang selalu memberikan dukungan dan do’a nya selama ini.

13. Teman-teman satu angkatan FKM USU 2010 khususnya Teman-teman satu peminatan kesehatan lingkungan terima kasih atas dukungan , bantuan, dan kebersamaannya selama ini.

14. Sahabat-sahabat ku Yuli Arisyah,Siti Fatimah,Ike Bena,Yuli Yolanda,Imee Sorayah dan semua sahabat-sahabat ku yang tidak tersebutkan satu persatu terima kasih atas dukungan dan motivasi selama ini.

15. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan skripsi ini.Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Amin Ya Robbal Alamin.

Medan, Pebruari 2013 Penulis

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1. Tujuan Umum ... 5

1.3.2. Tujuan Khusus ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Paradigma Kesehatan Lingkungan ... 7

2.2. Higiene Sanitasi Tempat-tempat Umum ... 10

2.3. Sanitasi Terminal Pelabuhan ... 13

2.4. Peranan dan Manfaat Sanitasi bagi Terminal Pelabuhan ... 14

2.4.1. Peranan Sanitasi bagi Terminal Pelabuhan ... 14

2.4.2. Manfaat Sanitasi Terminal Pelabuhan... 16

2.5. Persyaratan Higiene Sanitasi Terminal Pelabuhan ... 18

2.6. Kerangka Konsep... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

3.1. Jenis Penelitian ... 35

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

3.2.1. Lokasi Penelitian ... 35

3.2.2. Waktu Penelitian ... 35

3.3. Objek Penelitian ... 35

3.3.1. Populasi ... 36

3.3.2. Sampel ... 36

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 36

3.4.1. Data Primer ... 36

3.4.2. Data Sekunder ... 36

(10)

3.6. Aspek Pengukuran ... 38

3.7. Analisis Data ... 40

BAB 4. HASIL PENELITIAN ... 41

4.1. Gambaran Lokasi Penelitian ... 41

4.2. Higiene dan Sanitasi Terminal Pelabuhan ... 41

4.2.1. Halaman dan Ruang Tunggu ... 41

4.2.2. Wc dan Kamar Mandi ... 42

4.2.3. Pembuangan Sampah dan Area Datang dan Berangkat ... 44

4.2.4. Sanitasi Makanan ... 45

4.2.5. Penyediaan Air Bersih, Pembuangan Air limbah dan Pemberantasan Vektor ... 46

4.2.6. Gambaran Higiene dan Sanitasi Terminal Pelabuhan Roro . 47 4.3. Karakteristik Karyawan di Pelabuhan Roro ... 48

4.4. Perilaku Karyawan ... 49

4.4.1. Pengetahuan Karyawan ... 50

4.4.2. Sikap Karyawan ... 53

4.4.3. Tindakan Karyawan ... 56

BAB 5. PEMBAHASAN ... 62

5.1. Higiene dan Sanitasi Terminal Pelabuhan ... 62

5.1.1. Halaman ... 62

5.1.2. Ruangan Tunggu/Counter ... 63

5.1.3. WC/kakus/lavatory ... 63

5.1.4. Kamar Mandi ... 64

5.1.5. Pembuangan Sampah ... 65

5.1.6. Sanitasi Makanan Kantin/Restoran ... 66

5.1.7. Area Datang dan Berangkat ... 67

5.1.8. Penyediaan Air Bersih ... 67

5.1.9. Pembuangan Air Limbah ... 68

5.1.10. Pemberantasan Vektor ... 69

5.2. Perilaku Karyawan ... 70

5.2.1. Pengetahuan Karyawan ... 70

5.2.2. Sikap Karyawan ... 72

(11)

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

6.1. Kesimpulan ... 72

6.2. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 77 LAMPIRAN

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Distribusi Higiene dan Sanitasi Halaman dan Ruang Tunggu Terminal Pelabuhan di Pelabuhan Roro Kota Dumai Tahun 2012

Tabel 4.2. Distribusi Higiene dan Sanitasi WC/Kakus/Lavatory dan Ruang Tunggu Terminal Pelabuhan di Pelabuhan Roro Kota Dumai Tahun 2012

Tabel 4.3. Distribusi Higiene dan Sanitasi Pembuangan Sampah dan Area Datang dan Berangkat Terminal Pelabuhan di Pelabuhan Roro Kota Dumai Tahun 2012

Tabel 4.4. Distribusi Higiene dan Sanitasi Kantin Terminal Pelabuhan di Pelabuhan Roro Kota Dumai Tahun 2012

Tabel 4.5. Distribusi Higiene dan Sanitasi Penyediaan Air Bersih, Pembuangan Air Limbah dan Pemberantasan Vektor Terminal Pelabuhan di Pelabuhan Roro Kota Dumai Tahun 2012

Tabel 4.6. Hasil Rekapitulasi Higiene dan Sanitasi Terminal Pelabuhan di Pelabuhan Roro Kota Dumai Tahun 2012

Tabel 4.7. Distribusi Karakteristik Karyawan Terminal Pelabuhan Roro Kota Dumai Tahun 2012

Tabel 4.8. Distribusi Pengetahuan Responden tentang Higiene dan Sanitasi Terminal Pelabuhan di Pelabuhan Roro Kota Dumai Tahun 2012

Tabel 4.9. Distribusi Kategori Pengetahuan Responden tentang Higiene dan Sanitasi Terminal Pelabuhan di Pelabuhan Roro Kota Dumai Tahun 2012

Tabel 4.10. Distribusi Sikap Responden tentang Higiene dan Sanitasi Terminal Pelabuhan di Pelabuhan Roro Kota Dumai Tahun 2012

Tabel 4.11. Distribusi Kategori Sikap Responden tentang Higiene dan Sanitasi Terminal Pelabuhan di Pelabuhan Roro Kota Dumai Tahun 2012

Tabel 4.12. Distribusi Tindakan Responden tentang Higiene dan Sanitasi Terminal Pelabuhan di Pelabuhan Roro Kota Dumai Tahun 2012

Tabel 4.13. Distribusi Kategori Tindakan Responden tentang Higiene dan Sanitasi Terminal Pelabuhan di Pelabuhan Roro Kota Dumai Tahun 2012

(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

(14)

ABSTRAK

Pelabuhan merupakan titik simpul pertemuan atau aktifitas keluar masuk kapal, barang dan orang serta sekaligus gerbang transformasi penyebaran penyakit. Pelabuhan merupakan ancaman global terhadap kesehatan masyarakat karena adanya penyakit karantina, penyakit menular baru, maupun penyakit menular lama yang timbul kembali. Jadi untuk mewujudkan pelabuhan sehat, maka perlu diketahui aspek higiene dan sanitasi terminal pelabuhan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui higiene dan sanitasi serta perilaku karyawan yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan terminal pelabuhan Roro Kota Dumai.

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif sederhana untuk melihat gambaran higiene dan sanitasi serta perilaku karyawan yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan terminal pelabuhan Roro Kota Dumai tahun 2012.

Hasil penelitian diperoleh bahwa penyediaan air bersih, sarana pembuangan air limbah, pembuangan sampah, pemberantasan vektor dan sanitasi makanan kantin/restoran di terminal pelabuhan roro tidak memenuhi syarat kesehatan. Pengetahuan dan sikap karyawan tentang higiene dan sanitasi di terminal pelabuhan Roro Kota Dumai berada pada kategori baik dengan persentase 100% sedangkan tindakan karyawan berada pada kategori baik dengan persentase 86,7%.

Penyediaan air bersih, pembuangan air limbah, pembuangan sampah, pemberantasan vektor dan sanitasi makanan di terminal pelabuhan Roro tidak memenuhi syarat kesehatan. Pengetahuan dan sikap karyawan tentang higiene dan sanitasi di terminal pelabuhan Roro Kota Dumai berada pada kategori baik dengan persentase 100% serta tindakan karyawan 86,7% berada pada kategori baik. Disarankan sebaiknya kantor kesehatan pelabuhan kelas III sebaiknya melakukan upaya perbaikan tentang higiene dan sanitasi di terminal pelabuhan Roro Kota Dumai, karyawan sebaiknya menerapkan dan menjalankan program higiene dan sanitasi untuk mewujudkan pelabuhan yang memenuhi syarat kesehatan dan kantor kesehatan pelabuhan kelas III sebaiknya melakukan upaya pengawasan terhadap penerapan higiene dan sanitasi di terminal pelabuhan Roro Kota Dumai agar dapat memperbaiki dan mewujudkan pelabuhan sehat.

(15)

ABSTRACT

Port of a node meeting or activity in and out of boats, goods and people and the spread of disease as well as the transformation of the gate. Ports is a global threat to public health due to the presence of quarantine diseases, new infectious diseases, and infectious diseases recur old. So to achieve a healthy harbor, then please be aware of hygiene and sanitation aspects of port terminals.

This study aims to determine the hygiene and sanitation and employee behavior related to environmental health Roro Dumai port terminals.

This type of research is descriptive simple to see the picture of hygiene and sanitation and employee behavior related to environmental health Roro port terminal Dumai City in 2012.

The result showed that water supply, sewage disposal facilities, waste disposal, vector eradication and food sanitation cafeteria / restaurant in the port roro terminal does not meet the health requirement. Knowledge and attitudes of employees about hygiene and sanitation in Dumai City Roro port terminals are in both categories with a percentage of 100%, while the actions of employees that are in the good category with the percentage of 86.7%.

Water supply, sewage disposal, garbage disposal, vector eradication and food sanitation in Roro port terminals do not meet the health requirement. Knowledge and attitudes of employees about hygiene and sanitation in Dumai City Roro port terminals are in both categories with a percentage of 100% and 86.7% for the actions of employees that are in the good category. Suggested to port health office class III should make efforts to improve hygiene and sanitation in Dumai City Roro port terminal, the employee should implement and run the program of hygiene and sanitation to achieve a qualified health port and port health office class III should supervise the implementation efforts hygiene and sanitation in Dumai City Roro port terminals in order to improve and achieve healthy harbor.

(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Tempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang mempunyai tempat, sarana dan kegiatan tetap yang diselenggarakan oleh badan pemerintah, swasta, dan atau perorangan yang dipergunakan langsung oleh masyarakat (Adriyani, 2005).

Setiap aktifitas yang dilakukan oleh manusia sangat erat interaksinya dengan tempat-tempat umum, baik untuk bekerja, melakukan interaksi sosial, belajar maupun melakukan aktifitas lainnya. Menurut Chandra (2007), tempat-tempat umum memiliki potensi sebagai tempat terjadinya penularan penyakit, pencemaran lingkungan ataupun gangguan kesehatan lainnya. Kondisi lingkungan tempat-tempat umum yang tidak terpelihara akan menambah besarnya resiko penyebaran penyakit serta pencemaran lingkungan sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan dengan menerapkan sanitasi lingkungan yang baik.

(17)

Pelabuhan merupakan titik simpul pertemuan atau aktifitas keluar masuk kapal, barang dan orang serta sekaligus gerbang transformasi penyebaran penyakit. Pelabuhan merupakan ancaman global terhadap kesehatan masyarakat karena adanya penyakit karantina, penyakit menular baru, maupun penyakit menular lama yang timbul kembali. Ancaman penyakit tersebut merupakan dampak negatif dari diberlakukannya pasar bebas atau era globalisasi, dan dapat menimbulkan kerugian besar baik pada sektor ekonomi, perdagangan, sosial budaya, maupun politik yang berdampak besar kepada suatu negara atau daerah (Chandra, 2007).

Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) memiliki peranan penting dan strategis untuk mencegah keluar masuknya penyakit terutama penyakit karantina. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) merupakan unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan RI yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP-PL) (Depkes RI, 2007).

(18)

mencuci tangan sebelum makan dibutuhkan air bersih yang harus memenuhi syarat kesehatan (Azwar, 1993).

Pengelolaan sanitasi lingkungan pelabuhan merupakan kegiatan untuk menciptakan lingkungan di wilayah pelabuhan sesuai standar, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Kegiatan sanitasi lingkungan adalah upaya pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia (Widyati R, 2002).

Berkaitan dengan pengelolaan sanitasi yang baik, WHO menyatakan bahwa tahun 2015 diperkirakan 2 milyar orang di dunia membutuhkan sanitasi yang baik. Upaya yang dilakukan dengan perbaikan sanitasi lingkungan dan penyediaan air minum, pemenuhan sanitasi dasar dan menurunkan angka kematian karena serangan inspeksi sebagai akibat buruknya sanitasi dan penyediaan air minum yang tidak memadai (Chandra, 2007).

(19)

Pelabuhan Roro Kota Dumai adalah pelabuhan yang berfungsi memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menggunakan sarana di pelabuhan yang memperhatikan sanitasi lingkungan dengan tujuan untuk mencegah perkembangbiakan vektor dan penyakit (Kantor Kesehatan Pelabuhan Dumai, 2012).

Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang telah dilakukan, di terminal pelabuhan Roro Kota Dumai yaitu masih ada tikus dan lalat yang berkeliaran. Tikus dan lalat ini sangat menyukai tempat-tempat penjualan makanan atau kantin yang ada di pelabuhan Roro kota Dumai, hal ini membuat pemandangan para pengunjung menjadi terganggu serta dapat menggangu kebersihan dari makanan yang dijual di kantin tersebut.

Beberapa kantin di pelabuhan Roro Kota Dumai ada yang belum bersih seperti lantai yang licin dan kotor, tempat sampah tidak tertutup sehingga menimbulkan bau busuk dari sampah basah dan terlihat lalat yang berterbangan disekitar kantin. Kantin yang tidak bersih dan licin dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan kecelakaan kerja bagi pengunjung dan karyawan serta lalat yang berterbangan disekitar kantin dapat menyebabkan penyakit disentri. Terdapat pula beberapa bangunan di terminal pelabuhan yang tidak bersih dan atap genteng yang bocor.

(20)

Berdasarkan dari uraian latar belakang tersebut, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Higiene dan Sanitasi serta Perilaku Karyawan yang Berkaitan dengan Kesehatan Lingkungan Terminal Pelabuhan Roro Kota Dumai Tahun 2012”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang akan menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :

“Bagaimana higiene dan sanitasi serta perilaku karyawan yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan terminal pelabuhan roro kota Dumai tahun 2012”.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui higiene dan sanitasi serta perilaku karyawan yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan terminal pelabuhan Roro Kota Dumai tahun 2012.

1.3.2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

(21)

serta pemberantasan vektor di terminal pelabuhan Roro Kota Dumai tahun 2012

2. Untuk mengetahui karakteristik karyawan yang bekerja di pelabuhan roro Kota Dumai tahun 2012

3. Untuk mengetahui higiene dan sanitasi dari aspek pengetahuan, sikap dan tindakan karyawan pelabuhan Roro Kota Dumai tahun 2012

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan masukan untuk melakukan upaya perbaikan tentang higiene dan sanitasi di Pelabuhan Roro Kota Dumai.

2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah dalam meningkatkan program higiene sanitasi.

(22)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Paradigma Kesehatan Lingkungan

Ilmu kesehatan lingkungan adalah ilmu multidisipliner yang mempelajari dinamika hubungan interaktif antara sekelompok manusia atau masyarakat dengan berbagai perubahan komponen lingkungan hidup manusia yang diduga dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada masyarakat dan mempelajari upaya untuk penanggulangan dan pencegahannya (Chandra, 2007).

(23)

Media transmisi

Sumber : Achmadi, 2008

Gambar 2.1. Teori Simpul

Mengacu kepada gambaran skematik tersebut di atas, maka patogenesis penyakit dapat diuraikan ke dalam 5 (lima) simpul, yakni :

1. Simpul 1: sumber penyakit

Sumber penyakit adalah titik mengeluarkan agent penyakit. Agent penyakit adalah komponen lingkungan yang dapat menimbulkan gangguan penyakit melalui kontak secar langsung atau melalui media perantara (yang juga kompenen lingkungan).

Berbagai agent penyakit yang baru maupun lama dapt dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu:

a. Mikroba, seperti virus, amuba, jamur, bakteri, parasit, dan lain-lain.

b. Kelompok fisik, misalnya kekuatan radiasi, energi kebisingan, kekuatan cahaya. c. Kelompok bahan kimia toksik, misalnya pestisida, Merkuri, Cadmium, CO, H2S

dan lain-lain.

Sumber penyakit adalah titik yang secara konstan maupun kadang-kadang mengeluarkan satu atau lebih berbagai komponen lingkungan hidup tersebut di atas.

Sumber Penyakit

Komponen

Lingkungan Penduduk Sakit / Sehat

(24)

2. Simpul 2: media transmisi penyakit

Adal lima komponen lingkungan yang lazim kita kenal sebagai media transmisi penyakit, yaitu air, udara, tanah/pangan, binatang/serangga, manusia/langsung. Media transmisi tidak akan memiliki potensi penyakit jika di dalamnya tidak mengandung bibit penyakit atau agent penyakit.

3. Simpul 3: perilaku pemajanan (behavioural exposure)

Agent penyakit dengan atau tanpa menumpang komponen lingkungan lain,

masuk ke dalam tubuh melalui satu proses yang kita kenal dengan hubungan interaktif. Hubungan interaktif antara komponen lingkungan dengna penduduk berikut perilakunya, dapat diukur dalam konsep yang disebut sebagai perilaku pemajanan atau behavioural exposure. Perilaku pemajanan adalah jumlah kontak antara manusia dengan komponen lingkungan yang mengandung potensi bahaya penyakit (agent penyakit). Masing-masing agent penyakit yang masuk ke dalam tubuh dengan cara-cara yang khas.

Ada 3 jalan masuk kedalam tubuh manusia, yakni : a. Sistem pernafasan

b. Sistem pencernaan

c. Masuk melalui permukaan kulit 4. Simpul 4: kejadian penyakit

(25)

5. Simpul 5: variabel suprasistem

Kejadian penyakit masih dipengaruhi oleh kelompok variabel simpul 5, yakni variabel iklim, topografi, temporal, dan suprasistem lainnya, yakni keputusan politik berupa kebijakan makro yang bisa mempengaruhi semua simpul (Achmadi, 2008).

2.2. Higiene Sanitasi Tempat-tempat Umum

Higiene adalah suatu pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut berada. Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan kepada upaya kesehatan lingkungan hidup manusia (Widyati R, 2002).

Tempat-tempat umum adalah tempat untuk melakukan kegiatan bagi umum yang dilakukan oleh badan-badan pemerintah, swasta atau perorangan yang langsung digunakan oleh masyarakat yang mempunyai tempat dan kegiatan yang tetap serta memiliki fasilitas (Depkes RI, 2007).

(26)

Tempat-tempat umum mempunyai potensi sebagai tempat terjadinya penularan penyakit, pencemaran lingkungan, ataupun gangguan kesehatan lainnya. Pengawasan atau pemeriksaan sanitasi tempat-tempat umum dilakukan untuk mewujudkan lingkungan tempat-tempat umum yang bersih guna melindungi kesehatan masyarakat dari berbagai kemungkinan penularan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya.

Tujuan pengawasan sanitasi tempat-tempat umum, antara lain : 1. Untuk memantau sanitasi tempat-tempat umum secara berkala

2. Untuk membina dan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat di tempat-tempat umum (Chandra, 2007).

Sedangkan manfaat dan pentingnya sanitasi adalah sebagai berikut : 1. Mencegah penyakit menular

2. Mencegah kecelakaan

3. Mencegah timbulnya bau yang tidak sedap 4. Menghindari pencemaran

5. Mengurangi jumlah (persentase) sakit

6. Lingkungan menjadi bersih, sehat dan nyaman (Widyati R, 2002).

Untuk membedakan dan menerapkan apakah sebuah tempat termasuk tempat umum atau bukan, diterapkan batas batas ataupun syarat syarat sebagai berikut :

1. Ada tempat dan kegiatan permanen

2. Dilakukan kegiatan kegiatan atau aktifitas yang dapat menimbulkan terjadi penyakit menular, penyakit akibat kerja dan kecelakaan

(27)

4. Terdapat fasilitas fasilitas atau perlengkapan yang dapat menimbulkan penyakit atau kecelakaan.

5. Tempat tersebut diperuntukan bagi masyarakat umum

6. Terdapat fasilitas atau perlengkapan yang dapat menimbulkan penyakit atau kecelakaan.

Sesuai dengan ruang lingkupnya, maka tempat umum dikelompokan Atas 4 bagian, yaitu :

1. Yang berhubungan dengan sarana pariwisata dan jenis jenisnya adalah hotel, penginapan, kolam renang, pemandian umum, restoran, rumah makan, bioskop, gedung pertemuan dan taman hiburan

2. Yang berhubungan dengan sarana perhubungan. Jenis-jenisnya adalah terminal angkutan darat, angkutan laut, pelabuhan udara dan stasiun kereta api

3. Yang berhubungan dengan sanitasi sosial. Jenis-jenisnya adalah tempat-tempat beribadah dan pasar

4. Yang berhubungan dengan komersial lainnya. Jenis-jenisnya adalah tempat salon kecantikan dan panti pijat.

Dari ruang lingkup yang telah diuraikan diatas maka pelabuhan temasuk tempat umum yang berhubungan dengan sarana perhubungan yang harus mendapat pengawasan sesuai peraturan yang ada.

(28)

2.3. Sanitasi Terminal Pelabuhan

Sebelum menguraikan mengenai sanitasi pelabuhan, maka perlu diuraikan pengertian sanitasi dan sanitasi juga tidak lepas dari Higiene. Istilah sanitasi dan Higiene mempunyai tujuan yang sama yaitu mengusahakan hidup sehat sehingga terhindar dari penyakit. Tetapi dalam penerapannya memiliki arti yang berbeda. Usaha sanitasi lebih menitik beratkan kepada faktor lingkungan hidup manusia, sedangkan higiene lebih menitik beratkan kepada usaha-usaha individu.

Istilah sanitasi dan hygiene ini terdapat juga didalamnya istilah kesehatan lingkungan. Berdasarkan undang undang RI No.23 tahun 1992 pasa22 ayat 2 yaitu :

“Kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap tempat umum, lingkungan pemukiman, pemukiman kerja, angkutan umum, dan lingkungan lainnya.”

Dalam pelaksanaannya kesehatan lingkungan tersebut, pelabuhan termasuk didalammya yang dimana kesehatan atau sanitasi lingkungannya harus tetap dilaksanakan dengan baik dan benar, terus menerus dan berkesinambungan. Sanitasi pelabuhan adalah suatu usaha untuk membuat wilayah pelabuhan tidak menjadi sumber penularan atau habitat yang subur bagi perkembangbiakan kuman /vektor dan penyakit (Depkes RI, 2007).

2.4. Peranan dan Manfaat Sanitasi bagi Terminal Pelabuhan 2.4.1. Peranan Sanitasi bagi Terminal Pelabuhan

a. Peranan Fisik

(29)

penyediaan air bersih, sanitasi makanan dan minuman, pembuangan air limbah, WC, bebas dari serangga dan tikus, tersedia tempat pembuangan sampah.

b. Peranan Psikologi

Dapat melayani masyarakat yang menggunakan layanan pelabuhan dan mendapatkan kepuasan, begitu juga dengan para karyawannya dalam hal keamanan, perlindungan dan kebebasan.

Terminal/stasiun merupkan tempat berkumpulnya manusia dari berbagai tempat untuk dating dan pergi. Dengan demikian upaya kegiatan serta bidang pengawasannya akan menyangkut berbagai aspek, yaitu :

a. Aspek Sosial

Pendekatan pada aspek soisal adalah merupakan pendekatan edukatif yang ditujukan kepada pengelola dan karyawan sangat diperlukan, sebab berhasil tidaknya program kegiatan higiene dan sanitasi terminal pelabuhan tergantung atas kesadaran pengelola dan karyawan terminal. Diharapkan mereka mengerti dan secara sadar mengetahui bahwa terminal pelabuhan yang tidak memenuhi syarat higiene dan sanitasi akan dapat menimbulkan penyakit bagi masyarakat luas. Partisipasi aktif terutama diharapkan dari pihak pengelola sebagai unsure penentu dan pengawas langsung. Usaha peningkatan pengertian dan kesadaran tentang pentingnya higiene dan sanitasi di terminal pelabuhan akan meningkatkan pula kualitas kesehatan karyawan, pengunjung dan anggota masyarakat lainnya (Mukono, 2006).

b. Aspek Teknis

(30)

maupun pengelolanya sendiri. Dengan demikian perlu adanya suatu peraturan atau persyaratan yang relevan untuk menjaga agar usaha higiene dan sanitasi tidak merugikan masyarakat luas. Dalam pelaksanaannya penerapan dari peraturan sering mengalami hambatan oleh karena beberapa faktor, antara lain :

1. Kurang ada pengertian atau kesadarn dari karyawan terminal tentang peraturan yang menyangkut higiene dan sanitasi khususnya dalam rangka pemeliharaan kesehatan

2. Adanya sikap apatis dari sebagian masyarakat tentang adanya peraturan atau persyaratan dari tempat-tempat umum khususnya higiene dan sanitasi terminal pelabuhan.

c. Aspek Administrasi dan Manajemen

Agar dapat berhasil dengan baik maka upaya higiene sanitasi diperlukan perencanaan program yang baik pula. Perlu diingat bahwa program ini akan melibatkan beberapa instansi lain (lintas sektoral), petugas kesehatan, petugas keamanan, petugas kebersihan dan petugas lain (Mukono, 2006).

2.4.2. Manfaat Sanitasi Bagi Terminal Pelabuhan a. Dari Segi Kesehatan

1. Menjamin tempat kerja yang bersih

2. Melindungi pengunjung dan karyawan dari faktor-faktor lingkungan pelabuhan yang merugikan kesehatan fisik maupun mental

3. Mencegah timbulnya berbagai jenis penyakit menular dan penyakit akibat kerja 4. Menjamin kesehatan karyawan dan pengunjung pelabuhan serta mencegah

(31)

b. Dari Segi Operasional Pelabuhan

1. Keadaan pelabuhan yang bersih membuat pengunjung merasa bebas dan senang menggunakan jasa pelabuhan

2. Mutu pelabuhan ditentukan dari kebersihannya

3. Sanitasi pelabuhan dilaksanakan, yaitu memenuhi persyaratan sanitasi dan kebersihannya.

Adapun persyaratan sanitasi dan pelabuhan yang harus dipenuhi antara lain : 1. Bagian Luar

a. Tempat parkir

Harus bersih, tidak ada sampah berserakan, dan tidak ada genangan air b. Tempat sampah

Tersedia tempat penampungan sampah sementara yang tertutup dan kedap air serta dalam jumlah yang cukup

c. Pencahayaan

Penerangan harus cukup dan tidak menyilaukan mata, terutama pada pintu masuk dan keluar tempat parkir

2. Bagian Dalam a. Ruang tunggu

1. Ruangan harus bersih

2. Tempat duduk harus bersih dan bebas dari kutu busuk

3. Pencahayaan harus cukup dan tidak menyilaukan (minimal 10 fc) sehingga dapat digunakan untuk membaca

(32)

5. Lantai tidak licin, kedap air, dan mudah dibersihkan

6. Tersedia tempat penampungan sampah sementara yang tertutup, kedap air, dan dalam jumlah yang cukup

b. Pembuangan kotoran manusia

1. Tersedia jamban yang memenuhi syarat (tipe leher angsa) minmal 1 jamban untuk 100 pengunjung,atau minimal 2 buah jamban

2. Tersedia peturasan yang baik, minimal 1 peturasan untuk 200 pengunjung dan tersedia pasokan air yang cukup

3. Harus ada tanda yang jelas untuk membedakan antara jamban pria dan wanita 4. Jamban dan peturasan harus dalam keadaan bersih dan tidak berbau

c. Pembuangan sampah

1. Harus tersedia tempat penampungan sampah sementara yang tertutup, kedap air, dan dalam jumlah yang cukup

2. Pengangkutan sampah dilakukan setiap hari sehingga tidak ada sampah yang menumpuk

d. Pembuangan air limbah

Air limbah dan air hujan dialirkan melalui saluran tertutup dan dibuang ke septic tank atau ke saluran air kotor perkotaan

e. Tempat cuci tangan

(33)

3. Lain-lain

a. Tersedia alat perlengkapan untuk P3K

b. Tersedia alat pemadam kebakaran (Chandra, 2007).

2.5. Persyaratan Higiene Sanitasi Terminal Pelabuhan

Persyaratan higiene sanitasi yang harus dipenuhi pelabuhan seperti yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI, 2007 adalah :

1. Penyediaan Air Bersih

Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar (Allafa, 2008).

Persyaratan air yang harus dipenuhi di pelabuhan adalah :

a. Tersedia air dengan kualitas yang sesuai dengan standar air minum internasional yaitu memenuhi syarat fisik antara lain air tidak berasa, tidak berwarna dan tidak berbau, memenuhi syarat kimia, dan bakteriologis

b. Kapasitas air harus memenuhi persyaratan

c. Konstruksi dan keadaan reservoir atau menara air, tangki-tangki air, hydran dan pipa-pipa penyalur dalam keadaan baik

d. Air bersih tersedia untuk setiap kegiatan secara berkesinambungan

(34)

mencuci dan sebagainya. Menurut perhitungan WHO di negara-negara maju tiap orang memerlukan air antara 60-120 liter air per hari. Sedangkan di negara-negara berkembang memerlukan air antara 30-60 liter per hari (Notoadmodjo, 2007).

Adapun kegunaan air antara lain : a. Air untuk minum

b. Air untuk keperluan rumah tangga c. Air untuk industri

d. Air untuk mengairi sawah

e. Air untuk kolam perikanan, dll (Wardhana, 2004)

Perkiraan jumlah orang yang kurang dapat menjangkau suplai air yang aman dan memadai serta sanitasi yang cukup baik menunjukkan secara paling tepat berapa jumlah orang yang terpapar oleh risiko penyakit berkaitan dengan air. Suplai air yang aman yang mencukupi serta sanitasi yang memadai di pelabuhan akan menurunkan tingkat kejadian penyakit-penyakit yang perantaranya melalui air. Angka-angka jumlah masyarakat yang tidak terlayani secara memadai dengan penyediaan air dan sanitasi cenderung tidak mengungkapkan seluruh permasalahan yang ada (WHO, 2001).

2. Pembuangan Air Limbah

(35)

Syarat higiene dan sanitasi di pelabuhan untuk pembuangan air limbah adalah:

a. Tersedia fasilitas untuk pembuangan air kotor atau kotoran cair (liquid waste) b. Sarana-sarana atau sanitasi dasar tersedia dalam jumlah yang cukup :

a) Pembuangan air kotor atau kotoran cair

b) Persediaan air yang cukup untuk kebutuhan umum

c) WC, urinoir, tempat cuci tangan, dan lain-lain dalam jumlah yang cukup c. Organisasi kebersihan yang berfungsi dengan efisien

d. Air kotor dari pelabuhan disalurkan melalui sistem saluran atau pipa yang tertutup atau riol dan konstruksi dibuat sedemikian rupa agar tidak menggangggu aliran air

1) Kemiringan dalam ukuran yang cukup 2) Dasar selokan diplester dan berbentuk U

3) Pemeliharaan selokan harus baik dan teratur agar tidak ada genangan air akibat sampah dan batu atau dinding yang ambruk

e. Pembuangan kotoran manusia dari WC umum disalurkan ke septic tank (Depkes RI, 2007).

Menurut Depkes RI (2007), syarat sanitasi terminal angkutan air (pelabuhan) untuk WC atau toilet adalah :

1. Bersih

2. Tidak berbau sengit

3. Bukan tempat penyimpanan

(36)

5. Terpisah antara laki-laki dan perempuan 6. Lantai kedap air

7. Lantai miring kearah pembuangan tidak ada genangantidak terlihat banyak nyamuktersedia tempat sampah

8. Tersedia sabun 9. Tersedia pengering

10.Tersedia peralatan pembersih dan penerangan yang cukup

Menurut Widyati dan Yuliarsih (2002), cara-cara pembuangan air limbah demi terciptanya kehidupan masyarakat yang sehat dan lingkungan yang nyaman, perlu metode untuk pembuangan air limbah adalah sebagai berikut :

a. Dillution (pengenceran) adalah mengencerkan air limbah lebih dahulu sebelum dibuang ke badan-badan air.

b. Irigasi luas adalah cara yang digunakan untuk mengalirkan air limbah ke parit-parit terbuka yang digali pada sebidang tanah dan air merembes masuk kedalam tanah.

c. Septic tank adalah cara terbaik yang dianjurkan WHO, tetapi harganya mahal. Merupakan cara yang memuaskan dalampembuangan ekskreta untuk sekelompok kecil lembaga yang memiliki persediaan air yang mencukupi tetapi tidak memiliki hubungan dengan sistem penyaluran limbah masyarakat.

d. Sistem roil adalah cara pembuangan air limbah yang dialirkan ke roil.

(37)

1. Sistem terpisah, yaitu limbah cair dan air hujan disalurkan dari sumber yang terpisah. Sistem ini mengharuskan pemisahan antara penyaluran limbah cair dan air hujan serta komponen limbah cair lainnya.

2. Sistem tercampur, yaitu limbah cair dan air hujan serta komponen limbah cair lannya disalurkan dalam satu saluran.

3. Sistem kombinasi, yaitu limbah cair dan air hujan disatukan penyalurannya pada musim kemarau atau pada saat curah hujan rendah. Namun, pada musim hujan penyalurannya dipisah menggunakan interceptor.

3. Pembuangan Sampah

Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah sampah adalah sebagai berikut :

1. Jumlah penduduk

2. Sistem pengumpulan atau pembuangan sampah yang dipakai

3. Pengambilan bahan-bahan yang ada pada sampah untuk dipakai kembali 4. Faktor geografis

5. Faktor waktu

6. Faktor sosial, ekonomi dan budaya 7. Kebiasaan masyarakat

8. Kemajuan teknologi

(38)

Agar sampah tidak membahayakan kesehatan manusia perlu pengaturan pembuangan sampah. Hal-hal yang dapat diakibatkan oleh sampah antara lain sebagai berikut :

1. Menimbulkan penyakit 2. Tidak enak dipandang mata

3. Menyebabkan polusi udara (bau yang tidak enak) 4. Pembuangan dan pengolahan sampah

Penampungan sampah dalam bak sampah, yaitu : 1. Membedakan antara sampah basah dan sampah kering

2. Membuang sampah kering dalam bak sampah dari kayu/plastik

3. Sampah basah diletakkan pada bak sampah dari plastik tebal atau logam ringan yang tahan karat dan kedap air

4. Dasar bak sampah setengah bulat agar mudah dibersihkan

5. Sampah yang telah ditampung harus dapat diangkat oleh satu orang (Widyati R, 2002).

Syarat higiene sanitasi pembuangan sampah di terminal pelabuhan adalah sebagai berikut :

1. Di pelabuhan harus tersedia fasilitas untuk pembuangan sampah yang strategis dan berkapasitas cukup. Sampah ini diakibatkan adanya kegiatan di pelabuhan dan sampah yang berasal dari kapal.

(39)

Syarat tempat sampah di terminal pelabuhan adalah sebagai berikut : 1. Tempat sampah tertutup

2. Selalu dibersihkan setiap hari 3. Wadah kedap air/terbungkus plastik

4. Terpisah antara sampah organik dan anorganik 5. Tersedia pada setiap ruangan

6. Tidak ada sampah membusuk di tempat pembuangan sampah (Depkes RI, 2007).

Sampah padat dapat dibagi kedalam beberapa kategori, seperti berikut ini (Chandra, 2007) :

1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalmnya.

a) Organik, misalnya sisa makanan, daun, sayur dan buah. b) Anorganik, misalnya logam, pecah belah, abu dan lain-lain. 2. Berdasarkan dapat atau tidaknya dibakar.

a) Mudah terbakar, misalnya kertas plastic, daun kering dan kayu. b) Tidak mudah terbakar, misalnya kaleng, besi, gelas dan lain-lain. 3. Berdasarkan dapat atau tidaknya membusuk.

a) Mudah membusuk, misalnya sisa makanan, potongan daging dan sebagainya.

b) Sulit membusuk, misalnya plastik, karet, kaleng dan sebagainya. 4. Berdasarkan ciri atau karekteristik sampah.

(40)

menimbulkan bau busuk. Sampah jenis ini dapat ditemukan di tempat pemukiman, rumah makan, rumah sakit, pasar dan sebagainya.

b) Rubbish, terbagi menjadi dua yaitu rubbish mudah terbakar yang terdiri dari zat-zat organic misalnya kertas, kayu, karet dan daun kering, kemudian rubbish tidak mudah terbakar terdiri dari zat-zat anorganik misalnya kaca,

kaleng dan sebagainya.

c) Ashes, semua sisa pembakaran dan industri.

d) Street sweeping, sampah dari jalan atau trotoar akibat aktivitas mesin atau manusia.

e) Dead animal, bangkai binatang besar (anjing, kucing dan sebagainya) yang mati akibat kecelakaan atau secara alami.

f) House hold refuse, atau sampah campuran (misalnya garbage dan ashes rubbish yang bearasal dari perumahan).

g) Abandoned vehicle, berasal dari bankai kendaraan.

h) Demolision waste, berasal dari hasil sisa-sisa pembangunan gedung. i) Sampah industri, berasal dari pertanian, perkebunan dan industri.

j) Santage solid, terdiri dari benda-benda solid atau kasar yang biasanya berupa zat organik.

k) Sampah khusus atau sampah yang memerlukan penanganan khusus seperti kaleng dan zat radioaktif.

(41)

a) Sampah-sampah ditampung di tempat sampah yang tertutup dan kondisikonstruksi tempat sampah yang baik dan kuat

b) Pengangkutan sampah dilakukan setiap hari

c) Menggunakan bahan kimia terhadap lalat dewasa atau larva 2. Pemberantasan kecoa

a) Kecoa suka tempat yang kotor

b) Kunci utama pemberantasannya adalah menjaga kebersihan dan menyimpan makanan dengan baik

c) Insektisida yang digunakan adalah natrium fuorida dan serbuk pyrethrum 3. Pemberantasan tikus

a) Konstruksi bangunan harus kuat b) Pemasangan perangkap tikus

c) Peracunan menggunakan fosfor, zinkphosphid, barium carbonat d) Fumigasi

e) Sampah dan sisa makanan dikelola dengan baik 4. Pemberantasan nyamuk

a) Mengadakan penyuluhan

b) Pemberantasan jentik nyamuk dengan melakukan abatisasi apabila ditemukan jentik nyamuk

c) Melakukan pengkabutan (fogging) tiga bulan sekali

(42)

Pada dasarnya, upaya pengendalian dan pemberantasan vektor dapat digolongkan ke dalam beberapa cara sebagai berikut :

1. Pengendalian secara fisik dan mekanis, yaitu pengendalian dengan cara memakai sistem yang sederhana sampai memerlukan peralatan yang khusus, bahkan dalam keadaan tertentu memerlukan biaya yang cukup mahal, misalnya dengan menggunakan perangkap, penggunaan electrical shock, kawat kasa dan sanitasi lingkungan yang baik.

2. Pengendalian secara biologis, yaitu pengendalian dengan memelihara musuh hidup dari vektor tersebut.

3. Pengendalian secara kimia, yaitu bahan-bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan vektor yang disebut insektisida atau pestisida (Widyati R, 2002). 5. Sanitasi Makanan

Makanan yang rusak adalah makanan yang apabila dikonsumsi oleh manusia menyebabkan tidak sehat terhadap tubuh. Ini disebabkan oleh zat-zat kimia, biologi dan enzim yang tidak bekerja secara wajar, pertumbuhan jasad renik yang dapat menimbulkan penyakit dan serangan yang dilakukan oleh serangga, pencemaran oleh cacing, salah mencampur atau mengaduk ramuan serta pencemaran benda-benda asing pada makanan (Saksono, 2007).

Sanitasi makanan adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk kebersihan dan keamanan makanan agar tidak menimbulkan bahaya keracunan dan penyakit pada manusia. Dengan demikian tujuan utama dari sanitasi makanan adalah sebagai berikut:

(43)

2. Mencegah penularan wabah penyakit

3. Mencegah peredaran produk makanan yang merugikan masyarakat

4. Mengurangi tingkat kerusakan atau pembusukan pada makanan (Chandra, 2007).

Sanitasi makanan yang buruk dapat disebabkan oleh 3 faktor yaitu faktor fisik, kimia dan mikrobiologi. Faktor fisik terkait dengan kondisi ruangan yang tidak mendukung pengamanan makanan seperti sirkulasi udara yang kurang baik, temperature ruangan yang panas dan lembab. Untuk menghindari kerusakan pada makanan yang disebabkan oleh faktor fisik, maka perlu diperhatikan susunan dan konstruksi dapur serta tempat penyimpanan makanan (Mulia, 2005).

Sanitasi yang buruk disebabkan faktor kimia karena adanya zat-zat kimia yang digunakan untuk mempertahankan kesegaran bahan makanan, obat-obatan penyemprot hama, penggunaan wadah bekas pestisida untuk makanan dan lain-lain (Widyati R, 2002).

Sanitasi yang buruk karena disebabkan oleh faktor mikrobiologi adalah karena adanya kontaminasi oleh bakteri, virus, jamur atau parasit. Akibat buruknya sanitasi makanan dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada orang yang mengkonsumsi makanan tersebut (Mulia, 2005).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam higiene sanitasi makanan di pelabuhan adalah sebagai berikut :

(44)

c. Tersedia fasilitas WC dan kamar mandi d. Ada pembuangan sampah dan air kotor e. Halaman selalu bersih atau disapu setiap hari 2. Karyawan/penjamah makanan

a. Mempunyai sertifikat kesehatan b. Pakaian bersih dan rapi

c. Higiene perorangan (tangan, kuku, rambut) terawatt dengan baik d. Berpakaian kerja khusus

e. Tidak berpenyakit kulit, luka atau carrier suatu penyakit 3. Keadaan bahan mentah dan penyimpanannya

a. Bahan mentah mempunyai nilai gizi yang cukup b. Bahan mentah bersih dan segar

c. Ada tempat penyimpanan yang baik dan memenuhi syarat d. Adanya lemari es

e. Cara pengaturan barang mudah diperiksa dan mudah dibersihkan 4. Dapur (tempat pengolahan)

a. Bebas lalat dan tikus

b. Tersedia tempat sampah yang tertutup c. Adanya cerobong dapur

d. Fasilitas pencucian yang baik

5. Cara pengolahan dan penyimpanan makanan

(45)

c. Makanan yang sudah dimasak disimpan di tempat yang bersih yang bebas dari lalat dan tikus

d. Tidak menebarkan bau/uap yang merangsang ke tempat lain

e. Makanan yang sudah dimasak, hindarkan dari sentuhan langsung oleh tangan (Depkes RI, 2007).

6. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) da indera penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besar dibagi dalam enam tingkat pengetahuan yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).

7. Sikap

(46)

dan emosi bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya).

Menurut Campbell dalam Notoatmodjo (2010) mendefinisikan sikap adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain. Newcomb dalam Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa sikap adalah kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dengan kata lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan atau reaksi tertutup) (Notoatmodjo, 2010). Berikut ini adalah bagan terjadinya sikap sebagai berikut:

[image:46.610.118.528.380.521.2]

a.

Gambar 2.1. Hubungan Sikap dan Tindakan b.

8. Tindakan

Tindakan adalah hal yang sudah nyata (konkrit) berupa perbuatan (action) terhadap situasi atau rangsangan dari luar. Tindakan dapat dibedakan menjadi 3

Stimulus Rangsangan

Proses Stimulus

Reaksi

Tingkah Laku (terbuka)

Sikap (tertutup)

(47)

tingkatan menurut kualitasnya yaitu tindakan terpimpin, tindakan secara mekanisme, dan adopsi (Notoatmodjo, 2010).

Perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan dipelajari. Morgan et.al dalam Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa perilaku adalah suatu yang dilakukan oleh manusia atau binatang dalam bentuk yang dapat diamati dengan beberapa cara (Notoatmodjo 2010).

Notoatmodjo membagi ranah perilaku menjadi tiga bagian yaitu, pengetahuan (Knowledge), sikap (Attitude) dan Tindakan (Practice). Bentuk operasional perilaku ini dapat dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu :

a. Perilaku dalam bentuk pengetahuan yaitu dengan mengetahui situasi atau rangsangan dari luar

b. Perilaku dalam bentuk sikap yaitu tanggapan terhadap keadaan atau rangsangan dari luar subjek

(48)

2.6. Kerangka Konsep

Higiene dan Sanitasi Terminal Pelabuhan Roro

- Halaman

- Ruangan tunggu - WC

- Kamar mandi

- Pembuangan sampah - Sanitasi makanan kantin - Area datang dan berangkat - Penyediaan air bersih - Pembuangan air limbah - Pemberantasan vektor

Perilaku Karyawan Terminal Pelabuhan :

- Pengetahuan - Sikap - Tindakan

(49)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif sederhana untuk melihat gambaran higiene dan sanitasi serta perilaku karyawan yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan terminal pelabuhan Roro Kota Dumai tahun 2012.

3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pelabuhan Roro Kota Dumai Provinsi Riau.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan bulan September 2012 – Januari 2013.

3.3. Objek Penelitian

(50)

3.3.1. Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah semua karyawan yang bekerja di terminal pelabuhan roro kota Dumai Provinsi Riau berjumlah 30 orang karyawan.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi yaitu berjumlah 30 orang karyawan.

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data primer diperoleh melalui :

Observasi : Mengamati dan memantau higiene sanitasi terminal pelabuhan roro kota Dumai menggunakan lembar observasi.

Menyebar Angket : pertanyaan dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada karyawan terminal pelabuhan roro untuk mengetahui perilaku dan karakteristik karyawan tentang higiene sanitasi terminal pelabuhan roro kota Dumai.

3.4.2. Data Sekunder

(51)

3.5. Definisi Operasional

Sesuai dengan kerangka penelitian, maka definisi operasional dari variabel adalah sebagai berikut :

1. Pelabuhan adalah tempat dan termasuk fasilitas yang didatangi oleh masyarakat untuk menunggu, naik, atau turun dari kapal, mengangkut barang barang keluar dan masuk pelabuhan.

2. Higiene dan sanitasi pelabuhan adalah usaha untuk membuat wilayah pelabuhan tidak menjadi sumber penularan penyakit.

3. Halaman adalah tempat atau lokasi yang sering dilalui oleh pengunjung terminal pelabuhan di terminalpelabuhan roro.

4. Ruang tunggu adalah tempat untuk istirahat saat menunggu keberangkatan tiba.

5. Wc adalah suatu bangunan yang digunakan untuk mengumpulkan dan menampung kotoran pengunjung di terminal pelabuhan Roro.

6. Kamar mandi adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membersihkan diri bagi semua pengunjung maupun karyawan yang ada di pelabuhan.

7. Pembuangan sampah adalah kegiatan yang berhubungan dengan pengumpulan sampah, penyimpanan sementara, pengangkutan dan pembuangan sampah.

(52)

penyimpanan sementara makanan yang sudah siap untuk dihidangkan, pengangkutan makanan dan penyajian makanan.

9. Area datang dan berangkat adalah area yang menjadi tempat datang dan berangkatnya bagi para pengunjung terminal pelabuhan.

10.Penyediaan air bersih adalah air bersih yang tersedia dalam jumlah yang cukup dan dilakukan pengawasan dan pemeriksaan fisik, kimia dan bakteriologis secara berkesinambungan.

11.Pembuangan air limbah adalah suatu cara mengalirkan atau menyalurkan air buangan dari kamar mandi atau toilet, dapur dan ruang pencucian ke saluran pembuangan.

12.Pemberantasan vektor adalah kegiatan yang berhubungan dengan pengendalian vektor (tikus, lalat dan kecoa).

13.Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui responden tentang higiene dan sanitasi terminal pelabuhan roro.

14.Sikap adalah respons atau tanggapan responden tentang higiene dan sanitasi terminal pelabuhan roro.

15.Tindakan adalah perbuatan yang nyata responden mengenai higiene dan sanitasi terminal pelabuhan roro.

(53)

17.Pelabuhan yang tidak memenuhi syarat kesehatan adalah pelabuhan yang menjadi berkembangbiaknya bibit penyakit, menjadi tempat penularan penyakit dan menimbulkan kecelakaan berdasarkan Pedoman Teknis Pengendalian Risiko Lingkungan di Pelabuhan/Bandara/Pos Lintas Batas Dalam Rangka Karantina Kesehatan.

3.6. Aspek Pengukuran

3.6.1. Higiene dan Sanitasi Terminal Pelabuhan

Untuk penilaian higiene dan sanitasi terminal pelabuhan didasarkan atas lembar observasi sesuai dengan Pedoman Teknis Pengendalian Risiko Lingkungan di Pelabuhan/ Bandara/ Pos Lintas Bantas dalam Rangka Karantina Kesehatan yang terdiri dari dua aspek yaitu inspeksi higiene dan sanitasi di wilayah kantor kesehatan pelabuhan dan inspeksi sarana bangunan di pelabuhan.

1. Dikatakan memenuhi syarat kesehatan jika semua/seluruh indikator yang ada dilembar observasi penilaian terjawab dengan “Baik”.

2. Dikatakan tidak memenuhi syarat kesehatan jika ada salah satu indikator yang ada dilembar observasi penilaian terjawab dengan “Kurang”

3.6.2. Perilaku Karyawan

1. Pengetahuan

(54)

diberi skor 1, dan yang menjawab ”C” diberikan skor 0. Total skor berjumlah 36. Selanjutnya dikategorikan menjadi:

1. Baik, jika responden memperoleh skor ≥ mean yaitu skor 18 2. Tidak Baik, jika responden memperoleh skor < mean yaitu skor 18 2. Variabel Sikap

Pengukuran variabel sikap didasarkan dari 18 pertanyaan yang diajukan dengan alternatif jawaban:

a. Setuju diberi skor 2 b. Tidak Setuju diberi skor 1 c. Tidak tahu diberi skor 0

Jadi total skor untuk variabel sikap adalah 36. Selanjutnya dikategorikan menjadi:

1. Baik, jika responden memperoleh skor ≥ mean yaitu skor 18 2. Tidak Baik, jika responden memperoleh skor < mean yaitu skor 18 3. Variabel Tindakan

(55)

1. Baik, jika responden memperoleh skor ≥ mean yaitu skor 8 2. Tidak Baik, jika responden memperoleh skor < mean yaitu skor 8 3.7. Analisis Data

(56)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Daerah penelitian adalah Kota Dumai Provinsi Riau. Pelabuhan Roro merupakan terminal pelabuhan yang terletak di Kota Dumai Provinsi Riau, dengan batas-batas sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan pulau Rupat 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelakap Tujuh 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Dockyard

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Purnama.

Pelabuhan Roro adalah pelabuhan yang melayani penumpang untuk keberangkatan menuju pulau Rupat, dalam satu hari terdapat empat kali keberangkatan menuju pulau Rupat.

4.2. Higiene dan Sanitasi Terminal Pelabuhan

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti terhadap higiene dan sanitasi terminal pelabuhan Roro di Kota Dumai, disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

4.2.1. Halaman dan Ruang Tunggu Pelabuhan

(57)
[image:57.610.114.527.130.269.2]

Tabel 4.1. Distribusi Higiene Dan Sanitasi Halaman dan Ruang Tunggu Terminal Pelabuhan di Pelabuhan Roro Kota Dumai Tahun 2012

Sasaran Jenis Pemeriksaan

Keadaan Baik

Kurang Halaman Bersih/tidak ada sampah berserakan √

Ada tempat pembuangan sampah √

Sampah terangkut √

Ruang Tunggu/ Counter

Bersih/hygiene

Ventilasi dan pencahayaan cukup Tidak ada binatang/vector

Tempat sampah tertutup

√ √ √ √

Berdasarkan tabel 4.1. di atas dapat dilihat bahwa dari semua aspek pemeriksaan yang dilakukan oleh peneliti terhadap halaman di terminal pelabuhan, tidak ada satu aspek yang memenuhi syarat kesehatan karena halaman yang tidak bersih dan ada sampah yang masih berserakan, tidak ada tempat pembuangan sampah dan sampah yang tidak terangkut. Sedangkan untuk ruang tunggu dapat dilihat bahwa dari semua aspek pemeriksaan yang dilakukan oleh peneliti terhadap ruangan tunggu/counter di terminal pelabuhan Roro Kota Dumai adalah memenuhi syarat kesehatan karena ruangan tunggu/counter dalam keadaan baik yaitu bersih, ventilasi dan pencahayaan cukup dan tempat sampah dalam keadaan tertutup.

4.2.2. WC/Kakus/Lavatory Dan Kamar Mandi

(58)
[image:58.610.113.526.130.397.2]

Tabel 4.2. Distribusi Higiene Dan Sanitasi WC/Kakus/Lavatory dan Ruang Tunggu Terminal Pelabuhan di Pelabuhan Roro Kota Dumai Tahun 2012

Sasaran Jenis Pemeriksaan Keadaan

Baik Kurang

WC/kakus Bersih/higiene √

Lavatory Tidak berbau sengit √

Bukan tempat penyimpanan

Tersedia air yang cukup/tidak ada jentik Kran berfungsi baik

√ √

Kamar Mandi

Bersih/hygiene Tidak berbau sengit

Tersedia air yang cukup/tidak ada jentik Kran berfungsi baik

Lantai kedap air

Tidak terlihat banyak nyamuk

Lantai miring kearah pembuangan tidak ada genangan

Tersedia tempat sampah

Tersedia sabun dan peralatan pembersih Cukup penerangan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

(59)

4.2.3. Pembuangan Sampah Dan Area Datang dan Berangkat

[image:59.610.113.523.207.395.2]

Hasil observasi peneliti terhadap pembuangan sampah di terminal pelabuhan Roro kota Dumai disajikan pada tabel 4.3. sebagai berikut :

Tabel 4.3. Distribusi Higiene Dan Sanitasi Pembuangan Sampah Dan Area Datang Dan Berangkat Terminal Pelabuhan di Pelabuhan Roro Kota Dumai Tahun 2012

Sasaran Jenis Pemeriksaan Keadaan

Baik Kurang

Pembuangan Tempat sampah tertutup √

Sampah Selalu dibersihkan setiap hari √

Wadah kedap air/terbungkus plastik Tersedia pada setiap ruangan

Tidak ada sampah membusuk di TPS √

√ √

Area Datang dan Berangkat

Bersih/hygiene Lantai tidak licin

Tempat sampah tertutup dan kedap air Tempat sampah selalu dibersihkan Tidak ada binatang

√ √ √ √ √

(60)

4.2.4. Sanitasi Makanan Kantin

[image:60.610.115.525.209.451.2]

Hasil observasi peneliti terhadap kantin di terminal pelabuhan Roro kota Dumai disajikan pada tabel 4.4. sebagai berikut :

Tabel 4.4. Distribusi Higiene Dan Sanitasi Kantin Terminal Pelabuhan di Pelabuhan Roro Kota Dumai Tahun 2012

Sasaran Jenis Pemeriksaan Keadaan

Baik Kurang

Ruang makan Tempat sampah tertutup √

Selalu dibersihkan setiap hari √

Dapur

Bersih/hygiene

Ada Tempat sampah tertutup Mencuci dengan air bersih/panas Alat-alat bersih

Makanan masak tertutup

√ √ √ √ √ Kamar pendingin/ kulkas Bersih/hygiene Thermometer/pengatur suhu

Tidak ada makanan busuk √

√ √ Gudang persediaan makanan Bersih/hygiene Menyimpan pada rak

Bahan simpan baik/provision good

√ √ √ Penjamah makanan Sehat/healthy Pakaian bersih √ √

(61)

4.2.5. Penyediaan Air Bersih, Pembuangan Air Limbah Dan Pemberantasan Vektor

Hasil observasi peneliti terhadap penyediaan air bersih, pembuangan air limbah dan pemberantasan vektor di terminal pelabuhan Roro kota Dumai disajikan pada tabel 4.5. sebagai berikut :

Tabel 4.5. Distribusi Higiene Dan Sanitasi Penyediaan Air Bersih, Pembuangan Air Limbah Dan Pemberantasan Vektor Terminal Pelabuhan di Pelabuhan Roro Kota Dumai Tahun 2012

Sasaran Jenis Pemeriksaan Keadaan

Baik Kurang Penyediaan

Air bersih

Tersedia air untuk kebutuhan sanitasi Air bersih tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau

Pembuangan air limbah

Air limbah mengalir dengan lancar Tidak ada genangan air limbah

√ √ Pemberantasan

vektor

Tidak ada jentik di dalam bangunan Tidak ditemukan tikus

Tidak banyak lalat

√ √

Berdasarkan tabel 4.5. di atas dapat dilihat bahwa kondisi air bersih di pelabuhan Roro Kota Dumai yang diperiksa oleh peneliti adalah tidak memenuhi syarat kesehatan karena kondisi air yang berwarna dan berbau karena di pelabuhan Roro air bersih yang digunakan berasal dari sumur bor.

(62)

4.2.6. Gambaran Higiene Dan Sanitasi Terminal Pelabuhan Roro

[image:62.610.116.524.264.435.2]

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap terminal pelabuhan Roro di Kota Dumai, penerapan higiene dan sanitasi terminal pelabuhan dapat dikatakan memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dapat dilihat pada table 4.6. berikut :

Tabel 4.6. Hasil Rekapitulasi Higiene Dan Sanitasi Terminal Pelabuhan di Pelabuhan Roro Kota Dumai Tahun 2012

No Higiene dan Sanitasi Terminal Pelabuhan Roro 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Halaman Ruang Tunggu/Counter WC/Kakus/Lavatory Kamar Mandi Tempat Sampah Kantin/Restoran

Area/Ponton datang dan berangkat Air Bersih SPAL Vektor TMS MS TMS TMS TMS TMS TMS TMS TMS TMS

% MS 10

Keterangan : MS : Memenuhi Syarat TMS : Tidak Memenuhi Syarat

(63)

4.3. Karakteristik Karyawan

Peneliti melakukan observasi terhadap pelabuhan Roro di Kota Dumai Provinsi Riau, kemudian peneliti juga menyebarkan angket kepada karyawan di pelabuhan Roro untuk mengetahui perilaku pekerja tentang higiene dan sanitasi di pelabuhan Roro tersebut.

[image:63.610.117.505.349.671.2]

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada responden di pelabuhan Roro Kota Dumai, diketahui karakteristik responden di pelabuhan Roro yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.7. Distribusi Karakteristik Karyawan Terminal Pelabuhan Roro Kota Dumai Tahun 2012

No Karakteristik Responden Jumlah

(n)

Persentase (%) 1 Umur

≤ 39 tahun 16 53.3

> 39 tahun 14 46.7

Total 30 100

2 Jenis Kelamin

Laki-laki 23 76.7

Perempuan 7 23.3

Total 30 100

3 Masa Kerja

≤ 5 tahun 16 53.3

> 5 tahun 14 46.7

Total 30 100

4 Divisi Kerja

Administrasi Pelabuhan Dinas Perhubungan Kantin

Petugas Kebersihan

Kantor Kesehatan Pelabuhan Security Imigrasi 4 11 3 2 5 2 3 13.3 36.7 10.0 6.7 16.7 6.7 10.0

(64)

Pembagian kelompok umur didasarkan atas nilai median umur responden yaitu 39 tahun. Untuk mencegah timbulnya frekuensi nol pada kelompok tertentu yang menyebabkan ketidakseimbangan proporsi umur.

Berdasarkan tabel 4.7. dapat diketahui bahwa frekuensi terbesar berada pada frekuensi umur ≤39 tahun yaitu sebanyak 16 orang (53.3%), untuk jenis kelamin diketahui bahwa frekuensi terbesar berada pada responden dengan jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 23 orang (76.7%).

Pembagian kelompok masa kerja didasarkan atas nilai median masa kerja responden yaitu 5 tahun. Untuk mencegah timbulnya frekuensi nol pada kelompok tertentu yang menyebabkan ketidakseimbangan proporsi dari masa kerja. Frekuensi terbesar berada pada responden dengan masa kerja ≤5 tahun yaitu sebanyak 16 orang (53.3%) dan diketahui bahwa frekuensi terbesar untuk divisi kerja responden berada pada responden divisi kerja bagian dinas perhubungan di pelabuhan yaitu sebanyak 11 orang (36.7%).

4.4. Perilaku Karyawan

(65)

4.4.1. Pengetahuan Karyawan

[image:65.610.113.522.202.649.2]

Pengetahuan karyawan tentang higiene dan sanitasi di pelabuhan Roro Kota Dumai tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.8. Distribusi Pengetahuan Responden tentang Higiene Dan Sanitasi Terminal Pelabuhan di Pelabuhan Roro Kota Dumai Tahun 2012

No. Pengetahuan tentang Higiene dan Sanitasi

Benar Salah Tidak Tahu

n % n % n %

1 Higiene dan sanitasi pelabuhan adalah

usaha membuat wilayah pelabuhan tidak

menjadi sumber penularan

perkembangbiakan vektor penyakit

29 96.7 0 0 1 3.3

2 Higiene dan sanitasi pelabuhan

bermanfaat untuk mencegah penularan penyakit

29 96.7 0 0 1 3.3

3 Salah satu fungsi higiene dan sanitasi

pelabuhan adalah untuk mencegah

pencemaran lingkungan

29 96.7 0 0 1 3.3

4 Ruang tunggu dan halaman pelabuhan

harus bersih

29 96.7 0 0 1 3.3

5 Penyediaan air bersih, pembuangan air

limbah, pembuangan sampah, pemberantasan vektor serta penyediaan makanan

29 96.7 0 0 1 3.3

6 Pembuangan air limbah yang baik 28 93.3 2 6.7 0 0

7

8

Penyediaan tempat sampah disetiap ruangan

Tempat sampah terpisah antara sampah organik dan anorganik

29 30 96.7 100 1 0 3.3 0 0 0 0 0

9 Tersedia air yang cukup 30 100 0 0 0 0

10 Tempat sampah tertutup dibersihkan

setiap hari

30 100 0 0 0 0

11 Tempat sampah terbuat dari wadah kedap

air dan terbungkus plastik

30 100 0 0 0 0

12 Membersihkan ruangan makan 29 96.7 1 3.3 0 0

13 Membersihkan dapur 29 96.7 0 0 1 3.3

14 Mencuci dengan air bersih alat-alat yang

ada di dapur

30 100 0 0 0 0

15

Gambar

Gambar 2.1. Teori Simpul
Gambar 2.1. Hubungan Sikap dan Tindakan
Tabel 4.1.  Distribusi Higiene Dan Sanitasi Halaman dan Ruang Tunggu
Tabel 4.2.  Distribusi Higiene Dan Sanitasi WC/Kakus/Lavatory dan Ruang Tunggu Terminal Pelabuhan di Pelabuhan Roro Kota Dumai Tahun 2012
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 1 menunjukkan bahwa sebesar 70,00% hasil observasi tempat penyiapan makanan atau pantry dalam kondisi bersih, sehingga dapat mendukung kondisi sanitasi kapal yang