• Tidak ada hasil yang ditemukan

The Wild Forest Atmosphere at The Convention And Recreation

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "The Wild Forest Atmosphere at The Convention And Recreation"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

THE WILD FOREST

ATMOSPHERE AT THE CONVENTION AND RECREATION

SKRIPSI

OLEH

CANDRA KIRANA NADEAK

100406022

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

THE WILD FOREST

ATMOSPHERE AT THE CONVENTION AND RECREATION

SK R I P S I

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Dalam Departemen Arsitektur

Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Oleh

CANDRA KIRANA NADEAK

100406022

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014

(3)

i

PERNYATAAN

THE WILD FOREST

ATMOSPHERE AT THE CONVENTION AND RECREATION

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan 9 April 2014

CANDRA KIRANA NADEAK

100406022

(4)

ii

Judul Skripsi

: The Wild Forest Atmosphere at The Convention And

Recreation

Nama Mahasiswa

: Candra Kirana Nadeak

Nomor Pokok

: 100406022

Departemen

: Arsitektur

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Ir. Rudolf Sitorus MLA

Koordinator Skripsi,

Ir. Bauni Hamid, M.Des, Ph.D

Ketua Program Studi,

Ir. N. Vinky Rahman, MT

(5)

iii

Tanggal Lulus:

Telah Di Uji Pada

Tanggal

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komis Penguji : Ir. Rudolf Sitorus MLA

Anggota Komisi Penguji : Imam Faisal Pane ST. MT.

Ir. Vinky Rahman MT.

Ars Ramadhoni Dwipayana ST. IAI

(6)

iv ABSTRAK

Sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia, medan kini telah mengalami perkembangan dan peningkatan di segala aspek kehidupan, mencakup bagian dari peningkatan pembangunan, nilai sosial, ekonomi, budaya, serta politik. Pesatnya pembangunan kota dan maraknya kegiatan serta event bertaraf nasional hingga internasional selaras dengan meningkatnya kebutuhan akan ruang pertemuan dan teman rekreasi terbuka. Sebagai kota yang besar selayaknya medan memfasilitasi kegiatan, event dan rekreasi warga kotanya.

The Wild Forest Atmosphere at The Convention and Recreation bertujuan untuk memfasilitasi pertemuan dan kegiatan bertaraf nasional hingga internasional serta menjadi ruang terbuka hijau kota medan dan menjadi daerah hutan resapan sungai deli.

Konsep dari bangunan sendiri mengexplorasi tentang hutan Indonesia yang menghasilkan rancangan bersuasana layaknya alam liar yang memiliki pepohonan, sungai dan bangunan yang berbentuk gunung. Suasana dan bentuk bangunan yang kontras dengan keadaan di sekitarnya diyakini bisa menjadi sebuah urban landmark baru di kota Medan.

Keyword : urban landmark, sungai, hutan liar.

(7)

v ABSTRACT

As the third largest city in Indonesia, now Medan has experienced growth and improvement in all aspects of life, including part of the increase in development, social, economic, cultural, and political. The rapid development of the city and the rise of national activities and events up to international standard, in line with the increasing demand for meeting rooms and open recreation friend. As a large city should facilitate field activities, events and recreation of their population.

The Wild Forest atmosphere at The Convention and Recreation aims to facilitate the activities and meetings of international and national, level and to become a city open space and into a river catchment areas deli river.

The concept of building our own exploring of Indonesian forests that produce designs like the atmosphere of the wild nature that has trees, river and mountain-shaped building. The atmosphere and the shape of the building contrasts with the situation in the surrounding urban believed to be a new landmark in the city of Medan.

Keyword : urban landmark, river, wild forest.

(8)

vi KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah menjadi sumber kekuatan selama berlangsungnya pengerjaan skripsi ini.

Skripsi ini mengambil judul: The Wild Forest Atmosphere at The Convention And Recreation. Skripsi ini merupakan syarat yang diwajibkan bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.

Pada kesempatan ini, dengan tulus dan kerendahan hati, saya menyampaikan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar-besarnya kepada pembimbing studio perancangan 6 dan skripsi bapak Ir. Rudolf Sitorus MLA dan kepada bapak Ars.

Ramadhoni Dwipayana ST. IAI, atas kesediaannya membimbing, motivasi,

pengarahan, dan waktu beliau kepada Saya sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Rasa hormat dan terima kasih yang sama juga penulis tujukan kepada:

1. Allah SWT, zat yang paling mulia, yang selalu membuka pintu rahmat dan

pertolongan-Nya kepada saya hingga dapat menyelesaikan jenjang pendidikan ini. 2. Orang tua saya yang tercinta, Bapak Nawi Nadeak dan Ibu Asrah manik atas segala doa, dukungan, kesabaran, dan segala pengorbanannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

3. Abang dan Kakaktersayang Samaiani, Nurita, Malum, Nazar, Masniah, Masri,

Rahmi, dan Dayah atas doa, dukungan, dan motivasi yang tiada henti.

5. Adik-adik Stambuk 2013, Rino Hadiwinata, Rizky, Juanda, Hadi, Fatimah, Neni,

Ina, yang bersedia meluangkan waktu untuk membatu saya.

6. Teman teman alur Profesi Arsitektur angkatan pertama tahun 2014 yang telah

menemani dengan tawa canda bersama selama pengerjaan skripsi ini.

7. Teman - teman stambuk 2010, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas

Sumatera Utara, terutama kepada Meta handari, Rudi firmansyah, dan Gema Arfantri putra.

9. Bapak Ir. Vinky N. Rahman, MT, dan Bapak Imam Faisal Pane ST. MT selaku dosen pembimbing dan penguji.

10. Koordinator SPA 6 Bapak

Ir. Bauni Hamid, M.DesS, Ph.D dan Asistensi

Koordinator Kakak Amilia Akbar dan Kakak Dara, Sungguh sangat mengerti mahasiswa.

Kiranya Allah SWT memberikan dan melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya bagi mereka atas segala yang telah diperbuat untuk penulis.

(9)

vii Penulis sungguh menyadari bahwa skripsi ini mungkin masih mempunyai banyak kekurangan. Karena itu penulis membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi penyempurnaan tugas akhir ini. Dan, akhirnya penulis berharap tulisan ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.

Medan, 9 April 2014 Hormat saya,

Candra Kirana Nadeak NIM 100406022

(10)

viii DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN i

LEMBAR PENGESAHAN ii

SURAT HASIL PENILAIAN SKRIPSI iv

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR TABEL xii

PROLOG 1

Bab I Pendahuluan 2

1.1 Latar Belakang 2

1.2 Pembatasan Masalah 3

1.3 Metoda Pendekatan 4

1.4 Perumusan Masalah 4

1.5 Alasan Pemilihan Judul 4

Bab II Semester Akhir Awal Perancangan 6 7

Bab III Site, sungai Deli, dan The Great Apoy 10

3.1 Site, Sungai Deli 10

3.2 Warga Sekitaran Site 12

Bab IV Survey Lagi, Survey Lagi dan Tema Dramatis yang Horor 15

Bab V Persiapan Dan Pengumpulan Pertama 21

5.1 Magic Mountain Hotel 22

5.2 Hang Nga losmen 24

5.3 The Armadillo Convention and Exebiton Centre 25

5.4 Tiara Convention Centre 26

(11)

ix

Bab VI Bentukan Masa Harus Move On 28

Bab VII Denah Tak Pernah Padam 33

Bab VIII Masih Berkaitan Dengannya “Denah” 42

Bab IX Sidang Pertama yang Mengagumkan 44

Bab X Setelah Serangan Sidang 1 49

Bab XI Tambahan Lainnya 52

Bab XII Selamat Datang Sidang 2 55

Bab XII Sidang 2 58

KESIMPULAN 64

EPILOG 66

DAFTAR PUSTAKA 67

LAMPIRAN 68

(12)

x

DAFTAR GAMBAR

Bab III

Gambar 2.1 Lokasi Site 10

Gambar 2.2 Pembagian Site 11

Bab IV

Gambar 4.1 Tata Guna Lahan 15

Gambar 4.2 Analisa Sirkulasi 16

Gambar 4.2 Analisa Vegetasi dan Signage 16

Gambar 4.4 Analisa View Keluar Site 17

Gambar 4.5 Foto Maket Kawasan 18

Bab V

Gambar 5.1 Gambar Magic Mountain 23

Gambar 5.2 Hang Nga losmen 23

Gambar 5.3 The Armadillo Convention and Exhibition Center 24

Gambar 5.4 Tiara Convention Center 25

Bab VI

Gambar 6.1 Konsep Bentukan Massa Pertama 27

Gambar 6.2 Konsep Bentukan Massa yang Diterima 31

Bab VII

Gambar 7.1 Zoning Fungsi Ruang 37

Bab IX

Gambar 9.1 Poster Presentasi Sidang 1 47

Bab XI

Gambar 11.1 Detail Konsep 52

Bab XIII

Gambar 13.1 Poster presentasi Sidang 2 57

(13)

xi

Gambar 13.2 Poster presentasi Sidang 2 58

Gambar 13.3 Poster presentasi Sidang 2 59

Gambar 13.4 Foto Maket 62

(14)

xii DAFTAR TABEL

Bab VII

Table 7.1 Program Ruang 32

(15)

1

PROLOG

“A RIVER RUNS THROUGH IT”

Dalam konteks kota-kota di Indonesia kawasan muka sungai (riverfront)

merupakan kawasan yang paling identik dengan tapak terlantar, tidak tertata dan kumuh.

Daerah sempadan sungai yang seharusnya bebas struktur fisik kerap diisi oleh bangunan

atau fungsi yang tidak legal. Kenyataan ini diperburuk dengan kecenderungan masyarakat

yang menjadikan sungai sebagai daerah belakang, yang berfungsi sebagai sasaran akhir

berbagai sistim pembuangan. Lebih ironi lagi perilaku ini ternyata tidak hanya ditemukan

di lingkungan kumuh. Menjadikan sungai sebagai daerah belakang sudah jamak

ditemukan di berbagai lingkungan masyarakat dan fungsi-fungsi perkotaan: formal dan

informal, bahkan fungsi pemerintahan yang seharusnya menjadi teladan. Berbagai upaya

mengembalikan fungsi sungai sebagai daerah muka, dan memperbaiki kondisi fisiknya

sampai saat ini masih jauh dari yang diharapkan. Program kali bersih belum

menampakkan prospek yang menjanjikan. Kondisi di lapangan yang memang sudah

cukup parah nampaknya tidak akan dapat diperbaiki hanya melalui program yang bersifat

sektoral. Penggunaan dan pembangunan yang tidak terkendali di daerah sempadan sungai

merupakan kondisi nyata di lapangan yang mengindikasikan kompleksitas permasalahn

yang harus diatasi.

Berbagai upaya mengembalikan fungsi sungai sebagai daerah muka, dan

memperbaiki kondisi fisiknya sampai saat ini masih jauh dari yang diharapkan. Program

kali bersih belum menampakkan prospek yang menjanjikan. Kondisi di lapangan yang

memang sudah cukup parah nampaknya tidak akan dapat diperbaiki hanya melalui

program yang bersifat sektoral. Penggunaan dan pembangunan yang tidak terkendali di

daerah sempadan sungai merupakan kondisi nyata di lapangan yang mengindikasikan

kompleksitas permasalahn yang harus diatasi.

(16)

iv ABSTRAK

Sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia, medan kini telah mengalami perkembangan dan peningkatan di segala aspek kehidupan, mencakup bagian dari peningkatan pembangunan, nilai sosial, ekonomi, budaya, serta politik. Pesatnya pembangunan kota dan maraknya kegiatan serta event bertaraf nasional hingga internasional selaras dengan meningkatnya kebutuhan akan ruang pertemuan dan teman rekreasi terbuka. Sebagai kota yang besar selayaknya medan memfasilitasi kegiatan, event dan rekreasi warga kotanya.

The Wild Forest Atmosphere at The Convention and Recreation bertujuan untuk memfasilitasi pertemuan dan kegiatan bertaraf nasional hingga internasional serta menjadi ruang terbuka hijau kota medan dan menjadi daerah hutan resapan sungai deli.

Konsep dari bangunan sendiri mengexplorasi tentang hutan Indonesia yang menghasilkan rancangan bersuasana layaknya alam liar yang memiliki pepohonan, sungai dan bangunan yang berbentuk gunung. Suasana dan bentuk bangunan yang kontras dengan keadaan di sekitarnya diyakini bisa menjadi sebuah urban landmark baru di kota Medan.

Keyword : urban landmark, sungai, hutan liar.

(17)

v ABSTRACT

As the third largest city in Indonesia, now Medan has experienced growth and improvement in all aspects of life, including part of the increase in development, social, economic, cultural, and political. The rapid development of the city and the rise of national activities and events up to international standard, in line with the increasing demand for meeting rooms and open recreation friend. As a large city should facilitate field activities, events and recreation of their population.

The Wild Forest atmosphere at The Convention and Recreation aims to facilitate the activities and meetings of international and national, level and to become a city open space and into a river catchment areas deli river.

The concept of building our own exploring of Indonesian forests that produce designs like the atmosphere of the wild nature that has trees, river and mountain-shaped building. The atmosphere and the shape of the building contrasts with the situation in the surrounding urban believed to be a new landmark in the city of Medan.

Keyword : urban landmark, river, wild forest.

(18)

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sungai Deli merupakan salah satu dari delapan sungai yang melintasi kota

Medan, Sumatera Utara. Dahulunya pada masa Kerajaan Deli, Di awal abad

ke-14,Sungai Deli merupakan jalur transportasi dan perdagangan yang penting. Saat ini, luas

hutan di hulu Sungai Deli hanya tinggal 3.655 hektare, atau tinggal 7,59 persen dari

48.162 hektar areal DAS Deli. Padahal, dengan luas 48.162 hektare, panjang

71,91 kilometer (km), dan lebar 5,58 km, DAS Deli seharusnya memiliki hutan alam

untuk kawasan resapan air sedikitnya seluas 140 hektare, atau 30 persen dari luas DAS

(http://id.wikipedia.org, Diakses tgl 29 maret 2014 ). Sungai ini disebut dalam beberapa literatur pantun memiliki keindahan, Airnya yang segar pernah dilintasi kapal-kapal layar

berukuran sedang.

Dengan berkembangnya zaman masyarakat mulai beralih dan memilih

transportasi jalur darat dan meninggalkan transportasi sungai, dengan beralihnya

masyarakan ke jalur darat keadaan sungai Deli pun mulai diabaikan dan tidak di

pedulikan, masyarakat mulai membuang sampah kedalam sungai dan semakin lama

keadaan sungai juga semakin kecil, hingga kapalpun tidak bisa melintas lagi dikarenakan

timbunan sampah dan sungai yang mengecil. Ketidak pedulian Pemerintah dan

masyarakat yang membangun pemukiman dipinggiran sungai serta menjadikan sungai

sebagai daerah belakang semakin memperparah keadaan sungai.

Sering berkembangnya zaman dan kemajuan masyarakat, kota Medan yang

merupakan kota terbesar di Indonesia di luar pulau Jawa, dan merupakan pintu gerbang

(19)

3

Indonesia bagian barat. Dalam beberapa tahun terakhir kota Medan juga semakin ramai,

dikarenakan seringya di adakan event berskala Nasional maupun Internasional.

Perkembangan fisik kota juga yang berkembang pesat. tumbuhnya hotel, dan pusat

perbelanjaan modern mewarnai sudut sidut kota Medan. Kini Medan telah menjadi salah

satu tujuan wisata utama di Indonesia, meskipun memang masih jauh di belakang Bali

dan Jakarta. Terpilihnya kota Medan sebagai kota MICE (Meeting, Incentive, Conference, and Exibition). MICE adalah kegiatan Convention, perJalanaan intensif dan pameran dalam industri pariwisata. Secara teknis, MICE ( Meeting, Incentive, Conference(Convention), dan Exhibition ) digolongkan ke dalam industri pariwisata

(http://id.wikipedia.org, Diakses tgl 29 maret 2014 ).

Dari keadaan yang di jelaskan di atas perencang berfikir perlunya perancangan

tepian dan revitalisasi sungai Deli dan menjadikan sungai Deli menjadi sungai yang

bersih dan menjadi muka kota. Dengan fungsi sebagai bangunan Convention dan wisata yang akan secara tidak langsung menjadi landmark baru kota Medan.

1.2 PEMBATASAN MASALAH

Pembatasan masalah di perlukan supaya tujuan perancangan nantinya menjadi

lebih jelas dan terarah. Pembatasan masalah dalam perancangan ini dimaksudkan dalam

upaya untuk membatasi perancangan tepian yang diambil. Perancangan tepian yang

dimaksud adalah menjadikan tepian sungai Deli di Jalan Palang Merah Medan, tepatnya

dibelakang kantor pajak Medan sebagai sebuah landmark baru di kota Medan dan menjadi sebuah tempat yang berfungsi sebagai gedung konvensi serta dapat di nikmati

masyarakat sebagai tempat rekreasi dan sebaginya.

(20)

4

1.3 METODA PENDEKATAN

- Pendekatan kebutuhan ruang berdasarkan standar-standar ukuran ruangan yang

mengakomodasi setiap jenis kegiatan di dalam ruangan maupun di luar bangunan.

- Pendekatan kebutuhan ruang berdasarkan fungsi bangunan.

- Pendekatan perancangan berdasarkan tema bangunan.

- Pendekatan struktural berdasarkan sistem struktur bangunan.

1.4 PERUMUSAN MASALAH

Secara ringkas dapat dikatakan dari masa Kerajaan Deli hingga sekarang telah

terjadi perubahan besar pada sungai Deli dan keadaan serta kebutuhan masyarakat kota

Medan. Telah terjadi pencemaran terhadap Sungai Deli, serta telah terjadi kemajuan

yang sangat pesat pada pembanguna kota Medan, dan kebutuhan akan ruang terbuka hijau

semakin besar dimana jumlah ruang terbuka tersebut justru semakin kecil.

1.5 ALASAN PEMILIHAN JUDUL

1.5.1 Tema Besar

Riverfront Architecture (A river runs through it)

Pengertian Riverfront Architecture adalah

River = suangai, kali, bengawan, batang air

Front =(adjective) depan, hadapan, muka, barisan, (verb) berhadapan dengan, menghadapi, menghadap (http://id.wikipedia.org, Diakses tgl 29 maret 2014 )

Pengertian waterfront dalam Bahasa Indonesia secara harafiah adalah daerah tepi laut,bagian kota yang berbatasan dengan air, daerah pelabuhan (Echols, 2003).

Sedangkan, urban waterfront mempunyai arti suatu lingkungan perkotaan yang berada di tepi atau dekat wilayah perairan, misalnya tapak di area pelabuhan besar di kota

(21)

5

metropolitan (Wrenn, 1983). Darikedua pengertian tersebut maka definisi waterfront

adalah suatu daerah atau area yang terletak didekat / berbatasan dengan kawasan perairan

dimana terdapat satu atau beberapa kegiatan danaktivitas pada area pertemuan tersebut.

1.5.2 Urban Landmark

Urban adalah perkotaan atau yang berkaitan dengan perkotaan

Landmark adalah hal yang menonjol, kejadian peristiwa penting, penunjuk,sesuatu yg mudah dilihat atau dikenal. Sedangkan definisi bahasa

Inggrisnya ada beberapa, salah satunya adalah: the position of a prominent or well-known object in a particular landscape (http://kamus.net, Diakses tgl 29 maret 2014 )

Jadi Urban Landmark adalah suatu tanda atau elemen node yang mudah dikenal dan di ingat dalam sebuah perkotaan.

1.5.3 Judul Skripsi

THE WILD FOREST ATMOSPHERE AT THE CONVENTION AND RECREATION

1. Penjelasan ringkas tema proyek :

Pengertian FOREST (HUTAN) dalam konteks :

Teoritis : didefinisikan sebagai Suatu wilayah yang memiliki banyak

tumbuh-tumbuhan lebat yang berisi antara lain pohon, semak, paku-pakuan, rumput, jamur dan

lain sebagainya.

Jadi WILD (LIAR / BUAS ) Menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu tidak teratur, tidakada yang memelihara, tidak dipelihara orang ( binatang), buas atau ganas.

Pengertian ATMOSPHERE (Suasana)adalah keadaan sekitar sesuatu atau dalam lingkungan sesuatu.

(22)

6

Pengertian KONVENSI (Convention)adalah Pertemuan sekelompok orang yang secara bersama-sama bertukar pikiran, pengalaman dan informasi melalui pembicaraan

terbuka, saling siap untuk mendengar dan didengar serta mempelajari, mendiskusikan

kemudian menyimpulkan topik-topik yang dibahas dalam pertemuan dimaksud.

Kelompok ini bisa terdiri dari 10 orang atau lebih.

Pengertian REKREASI (Recreation) adalah membuat ulang atau kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran.

Jadi THE WILD FOREST ATMOSPHERE AT THE CONVENTION AND RECREATION adalah seuatu wilayah atau tempat yang memiliki banyak tumbuhan pepohonan, sungai dan pegunungan layaknya suasana seperti hutan liar dengan fungsi

sebagai ruang pertemuan dan area penyegaran jasmani dan rohani.

Judul ini diangkat karena keprihatinan Saya terhadap keadaan hutan saat

sekarang ini dimana pada saat ini kondisi sangat memperihatinkan dikarenakan

keserakahan manusia untuk mengexploresi hutan dan tanpa memperhatikan jumlah hutan

yang semakin sedikit baik di seluruh dunia serta di Indonesia. Menurut WWF hutan

Indonesia adalah salah satu hutan dengan keanekaragaman hayati terbanyak di dunia.

Berdasarkan data FAO tahun 2010 hutan dunia – termasuk di dalamnya hutan Indonesia

secara total menyimpan 289 gigaton karbon dan memegang peranan penting.

(23)

7

BAB II

SEMESTER TERAKHIR AWAL PERANCANGAN 6

Tidak terasa dari 2 (dua) tahun lalu pertama kali kurikulum baru ini di kenalkan

sudah berlalu hingga sekarang. Sudah saatnya kami mahasiswa pertama yang menjadi

mahasiswa yang mendapatkan pembagian jalur skripsi profesi arsitek dan non profesi.

Sebagai mahasiswa yang mengambil jalur profesi arsitek untuk memenuhi standar untuk

kelengkapan menuju Sarjana, kami diwajibkan untuk mengambil mata kuliah Studio

Perancangan Arsitektur 6 dan mata kuliah skripsi yang secara langsung berkaitan.

Mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur 6 merupakan Studio perancangan

yang sudah merupakan bagian dari dasar perancangan untuk mengambil pendidikan

profesi arsitek. Pada Perancangan Arsitektur 6 sekarang ini berbeda dengan TA (tugas

akhir) pada waktu lalu, di mana sebetulnya Perancangan Arsitektur 6 dan TA (tugas

akhir) sama syarat wajib untuk kelulusan / wisuda sarjana strata 1.

Studio Perancangan Arsitektur 6 dan Skripsi adalah suatu yang sangat berkaitan,

dimana Skripsi akan sangat bergantung terhadap aktivitas dalam Studio Perancangan

Arsitektur 6, dimana skripsi jalur profesi sangat berbeda dengan skripsi non profesi dan

skripsi di universitas serta jurusan jurusan yang lain.

Dalam skripsi jalur profesi arsitek ini mahasiswa di tuntut untuk bisa menjelaskan

dan menggambarkan proses Studio perancangan 6 dengan dalam bentuk cerita “story telling” dalam skripsi ini mahasiswa menggambarkan dan menjelasan semua kegiatan

yang di lakukan mahasiswa didalam Studio Perancangan Arsitektur 6 baik berupa

kegiatan Studio, survei lapangan, pencarian literatur dan data, konsep hingga hasil dari

rancangan di jelaskan dalam cerita di skripsi ini.

(24)

8

Pada minggu pertama di Studio Perancangan Arsitektur 6 setelah beberapa kali

tertundanya penjelasan tentang KAK (kerangka acuan kerja) yang memakan waktu lbih

dari seminggu ini, akhirnya mahasiswa mendapatkan penjelasan tentang KAK (kerangka

acuan kerja) dan kemudian melakukan pembagian kelompok, secara tidak di sengaja

penulis mendapat teman kelompok dengan jumlah 6 (enam) orang yakni Ferdi, Tegar,

Andrias, Agung, Airza, dan Saya sendiri Candra. Setelah pembagian kelompok Kami

memilih kasus perancangan yang di tawarkan dan sepaket dengan dosen pembimbingnya,

Kami memilih kasus B yakni Urban Landmark dengan fungsi konvensi, rekreasi dan jembatan dan dibimbing oleh dosen Ir. Rudolf Sitorus yang sudah beberapakali

mendapatkan penghargaan sebagai dosen terbaik di Departemen Arsitektur Fakultas

Teknik Universitas Sumatera Utara ini, serta dibimbing oleh konsultan ahli Bang

Ramadhoni Dwipayana ST. IAI seorang yang sudah tidak asing lagi bagi kami, karena

dulu sudah sering melakukan seminar di Universitas ini dan juga merupakan Alumni dari

Universitas ini juga, ini sebabnya Kami lebih nyaman memanggil abang dari pada bapak.

Ternyata dari beberapa Kawan kawan dari kelompok lain juga banyak yang

menginginkan untuk mendapat Kasus B dengan segala isi yang di tawarkan, sebagai

seseorang yang tidak bisa memaksakan kehendak Kami harus bersaing sehat untuk

mendapatkan kasus B degan cara maelakukan undian, pada saat melakukan undian

dengan semangat yang bergejolak dan kekhawatiran kami sekelompok mengutus Ferdi

seorang yang keras kepala dengan segenap keberuntungan itu, beberapa saat kemudian

tidak disangka Kami mendapat kasus B lengkap dengan isi didalamnya, sesuatu yang

sangat menggembirakan, dengan rasa syukur dan bahagia Kami meninggalkan ruangan

dan untuk melanjutkan perjuangan Studio Perancangan Arsitektur 6 dan Skripsi untuk

minggu berkutnya.

Di minggu kedua saat pertama kali melakukan tatap muka dengan dosen

pembimbing dan konsultan ahli, kami mendapat banyak masukan dan ilmu lapangan yang

(25)

9

di berikan bang Ramadhoni sebagai konsultan ahli, kebetulan dosen pembimbing pak

Rudof Sitorus terlambat datang sekitar 45 menit, dari penjabaran bang Ramadhoni

meceritakan keadaan profesi arsitek di Medan ini dan perbandinganya dengan profesi

arsitek di kota lain, bang Ramadhoni juga menyempatkan diri untuk melihat portofolio

berupa hasil desain baik dalam tugas kuliah maupun kerjaan luar yang sudah kami

lakukan. Dan saat pak Rudolf datang kami di suguhi dengan motivasi dalam bentuk

bentuk Arsitektural yang sangat menarik, kami mendengar dan melihat penjabaran dari

kedua Beliau ini dengan sangat antusias. Saya rasa Beliau berdua ini merupakan arsitek

yang memiliki nilai dan taste desain yang tinggi. Untuk pertemuan selanjutnya Kami di sarankan untuk melakukan survei lapangan dan mencari studi banding proyek sejenis.

(26)

10

BAB III

TAPAK, SUNGAI DELI DAN

THE GREAT APOY

3.1 TAPAK DAN SUNGAI DELI

Sehari setelah

pertemuan pertama

dengan dosen

pembimbing dan dosen

ahli kami sekelompok

langsung melakukan

survei lapangan untuk

memastikan keadaan

dan kondisi tapak.

Tapak yang berada di

belakang Kantor Pajak

Kota Medan yang dapat

di akses dari Jalan palang merah, tapak tapak yang berjarak sekitar 30 menit perjalanan

dari Universitas Sumatera Utara ini, merupakan kawasan yang padat penduduk, dan

banyak bangunan tidak tertata.

Dengan perencanaan yang matang kami melakukan survei lapangan di sore hari,

dimana sebelumnya kami sudah merencanakan tiga kali survei yakni pagi, siang, dan

sore hari, sebetulnya kami ingin melakukan dan melihat keadaan dan kondisi di tapak

satu hari penuh namun karena keterbatasan waktu sehingga Kami bagi menjadi 3 bagaian.

Tujuan tama Kami membagi 3 bagian waktu survei adalah untuk melihat peningkatan

intensitas kendaraan dan mobilitas di daerah kawasan tapak. Gambar 3.1 Lokasi Site

Sumber : Penulis , 2014

(27)

11

Bentuk tapak yang terbagi menjadi 3 bagian karena dipecah oleh aliran sungai

Deli, sehingga Saya memberi nama bagian ini menjadi bagian Utara, Timur, dan

Selatan. Bagian Utara terletak di belakang Kantor Pajak Kota Medan dan hanya dapat di

akses dari Jalan Palang Merah masuk ke Jalan Suka Mulia bagian ini merupakan bagian

terbesar dari tapak, keadaan tapak dipenuhi oleh semak belukar dan sebagian kecil

bangunan tidak terpakai. Bagian Timur berada di Jalan Mangkubumi Kampung Kubur

dan sekarang di tempati masyarakat yang kebanyakan beretnis Tamil menurut

narasumber kami bagian Utara ini juga sudah pernah dilakukan penggusuran di bagian

tepi sungai oleh Pemeritah namun sekarang masih saja ada yang tetap tinggal di sana.

Bagian Selatan tapak dapat di akses dari Kampung Jalan Badur yang terhubung degan

Jalan Imam Bonjol, bagian ini sekarang merupakan kawasan pemukiman, namun hanya

sedikit warga yang tinggal di sana, ini terlihat ketika kami melakukan survei kebayakan

dari banguan yang ada di tapak ini sudah tidak di gunakan lagi. S

Timur

Selatan Utara

Gambar 3.2 Pembagian Tapak Sumber : Penulis, 2014

(28)

12

3.2 WARGA SEKITAR TAPAK

Pada saat survei lapangan di tapak bagian Utara kami bertemu dengan seorang

Ibu rumah tangga, Beliau ini adalah salah satu warga yang tinggal di bangunan dalam

tapak ini, dari Beliau Kami mendapat info bahwa dulunya tapak bagian Utara ini

merupakan pemukiman warga dan telah di gusur yang kata Beliau alasan mereka di gusur

karena bakal adanya sebuah proyek milik keponakan Mantan Presiden Soeharto namun

tidak tahu kenapa proyek ini tidak terlaksana hingga sekarang, sehingga masyarakat tidak

banyak yang mau menempati daerah tersebut. Info ini kami dapat secara tidak sengaja ketika salah seorang dari kelompok kami Andrias mengungkapkan kata “gusur” dan

terdegar oleh Beliau, Beliau lalu bertanya dengan mimik wajah yang khawatir kepada

kami tentang siapa dan apa tujuan kami, tidak berlangsung lama sang Ibu pun bercerita

seperti di atas.

Pada tapak bagian Selatan merupakan tapak yang bisa di akses dari Jalan Bandur

ini merupakan kawasan padat bangunan, dari sisi yang kami lihat kebanyakan warga di

sini cenderung labih tertutup, ini terlihat dari keadaan bangunan yang sepertinya

kebanyakan pemiliknya adalah beretnis Tionghoa, di tapak bagian ini juga banyak rumah

warga yang tidak di berpenghuni, di karenakan tidak ada warga yang bisa kami ajak

untuk berbicara Saya mengira rumah rumah disini di tinggalkan karena sering terkena

banjir, Saya berfikir demikian karena bagian tapak ini merupakan tapak terendah terhadap

permukaan sungai.

Tapak bagian Timur, pada saat Kami survei lapangan di bagian tapak ini secara

tidak sengaja kami bertemu dengan seseorang yang beretnis Tamil, orang yang sangat

ramah, saat kami bertanya tentang bisa tidaknya sepeda motor masuk ke tapak ini, Beliau

malah menjawab dengan sangat antusias, dengan tidak lupa menujukkan kartu Ikatan

(29)

13

Mahasiswa Arsitektur kebetulan kartu Mahasiswa Saya tidak ada, Beliau malah menawari

untuk menjadi narasumber kami, tanpa kami tanya dan tentunya tanpa dibayar. Tidak

tahu kenapa semenjak kami memberitahu bahwa kami adalah Mahasiswa Arsitektur

Universitas Sumatera Utara, Beliau ini jadi menggunakan bahasa Inggris. Tapak bagian

Timur ini merupakan kawasan pemukiman yang lebih banyak dihuni oleh warga yang

beretnis Tamil tapak ini dapat diakses dari Jalan Mangkubumi, kawasan ini juga biasa

dikenal dengan sebutan Kampung Kubur.

Warga Kampung Kubur sepertinya sangat memperhatikan kami, Saya berpikir

kemungkinan jarang sekali orang luar masuk ke perkampungan ini sehingga kami sedikit

canggung, sepanjang yang Saya lihat, warga di sekitar tapak ini banyak yang

berkumpul-kumpul bercerita di beberapa tempat. Dengan ditemani bang Apoy kami dibawa melihat

makam tua yang menurut Beliau adalah makam seorang saudara dekat sang Sultan Deli,

di tapak Kampung Kubur ini juga ada beberapa tempat sembahyang ummat Hindu

dimana masyarakat sekitar kebanyakan beragama Hindu.

Kampung Kubur ini sebenarnya sudah di direlokasi oleh Pemerintah karena

sudah banyak rumah warga yang melewati sempadan sungai, beberapa bekas rumah juga

terlihat sudah rata dengan tanah dan ditinggalkan oleh penghuninya dan beberapa juga

terlihat dibangun kembali dengan bangunan semi permanent namun tidak sedikit rumah yang masih berdiri dengan megahnya. Setelah beberapa lama melihat keadaan warga

sekitar kami langsung dibawa bang Apoy menuju sungai, menurut penuturan Beliau

warga Tamil di Kampung Kubur ini dahulunya berada disini dikarenakan sungai Deli,

orang Tamil biasanya memilih untuk tinggal di tepian sungai sama halnya dengan

masyarakat di India yang tinggal di tepian sungai Gangga zaman dahulu.

Pada tahun 1970-an saat masa kanak-kanak bang Apoy, dahulunya sungai Deli

ini sanagat bersih dan sedikit lebih besar dari sekarang, masih jelas teringat Beliau masa

(30)

14

kanak – kanak Beliau di habiskan bermain di sungai Deli, sungai Deli juga dulunya

digunakan untuk kebutuhan sehari hari seperti, mandi, menyuci dan sebagainya. Air

sungai dulunya sangat jernih bahkan kadang-kadang ikan terlihat berenang melawan

derasnya arus Sungai Deli, masih menurut Beliau dahulu ikan di Sungi Deli ini

besar-besar dan banyak jenisnya serta bisa dikonsumsi tidak seperti sekarang ikan disini

kebanyakan ikan sapu-sapu yang tidak bisa dikonsumsi dan tidak ada harganya, dari cara

Beliau berbicara, menceritakan keindahan sungai Deli di masa lalu, sepertinya Beliau

sangat mengimpikan keadaan sungai Deli bersih, jernih seperti masa lalu. Dibalik

keramah-tamahan dan bahasa Inggris yang kacau, Beliau sangat kecewa terhadap

masyarakat sekitar dan Pemerintah, banyak masyarakat yang tidak peduli terhadap

keadaan Sungai Deli, banyak masyarakat yang membuang sampah rumah tangganya ke

sungai dan pemerintah sepertinya juga tidak mau ambil pusing dengan keadaan sungai,

kurang tegasnya Pemerintah terhadap pembangunan di garis sempadan sungai juga sangat

berdampak terhadap sungai, Beliau menunjuk beberapa rumah yang sudah berada di bibir

sungai dan jumlahnya semakin banyak. Tidak terasa lama seakan terbawa suasana

mendengar cerita bang Apoy waktu sudah semakin malam dan kami harus mengakhiri

wawancara dengan narasumber.

Dibalik carut-marut keadaan sungai, ketidakpedulian masyarakat,

ketidakperhatian pemerintah ternyata masih ada orang-orang seperti bang Apoy yang

masih memimpikan dan menginginkan sungai Deli kembali jernih dan bisa menjadi

kebanggaan warga sekitarnya layaknya sungai Gangga di India.

(31)

15

BAB IV

SURVEI LAGI, SURVEI LAGI, DAN TEMA DRAMATIS YANG HOROR

Hari setelah kami melakukan survei lapagan pertama, hari ini Selasa kami

berjumpa dengan dosen ahli dan dosen pembimbing untuk melaporkan hasil dari survei

kami. Pada pertemuan ini kami menceritakan keadaan tapak, bangunan bangunan di

sekitar tapak, kondisi sungai dan potensi potensi yang bisa di kembangkan di sekitaran

tapak. Untuk lebih memperjelas hasil dari survei yang kami lakukan bang Ramadhoni

menyarankan kami untuk membuat maket kawasan tata guna lahan tapak dengan radius

500 meter dari tapak tapak, maket kawasan ini adalah tugas khusus kami karena ini tidak

di minta di KAK (kerangka acuan kerja), saran bang Ramadhoni juga langsung di setujui

[image:31.595.109.520.408.681.2]

Pak Rudolf Sitorus untuk tujuan lebih memperjelas keadaan tapak.

Gambar 4.1 Tata guna lahan

Sumber : Penulis, 2014

(32)

16

Gambar 1.1

Penggunaan Tanah Dan Intensitas Bangunan

Gambar 4.2 Analisa sirkulasi

Sumber : Penulis, 2014

Gambar 4.3 Analisa Vegetasi dan Signage

Sumber : Penulis, 2014

[image:32.595.112.528.117.723.2]
(33)

17

Pada pertemuan kedua dosen pembimbing dan dosen ahli menyarankan agar

sesegera mungkin memikirkan tema dan konsep perancangan yang akan diterapkan juga

lengkap dengan bentukan massa dan juga untuk menyiapkan program ruang untuk

Convention dan Rekreasi yang akan Kami rancang. Setelah selesai asistensi Kami langsung menyelesaikan maket kawasan, dikarenakan Kami membutuhkan data dalam

radius 500 meter dari tapak maka Kami harus melakukan survei lapangan dan

pengambilan data tentang tata guna lahan dan data ketinggian bangunan disekitar tapak.

Pengerjaan maket Kami kerjakan sekelompok, dengan menggunakan prinsif

semurah dan semudah mungkin dengan hasil maksimal. Untuk bahan – bahan maket

sendiri Kami menggunakan bahan sol sepatu warna warni untuk menjelaskan tata guna

[image:33.595.145.484.92.388.2]

bangunan, styrofoam Kami gunakan untuk based dari maket dan sticker biru Kami gunakan untuk bahan dasar menggambarkan sungai serta serbuk busa Kami gunakan

Gambar 4.4 Analisa view keluar site Sumber : Penulis, 2014

(34)

18

untuk menggambarkan tumbuhan dan pohon, dan bingkai kayu sebagai based atau dasar dudukan maket, semua bahan yang Kami gunakan diperoleh dari toko Midori atau lebih

dikenal Tocin di Sumber Padang Bulan kecuali bingkai kayu, Kami menggunakan sisa

bekas maket yang sudah tidak di gunakan lagi yang ada di Kampus, total lama pengerjaan

yang Kami lakukan sekitar 5 hari sambil beberapa dari Kami mengerjakan progran ruang

dan kebutuhan ruang.

Asistensi berikutnya Kami mempersentasikan maket kawasan dan kebutuhan

ruang yang sudah Kami buat. Pada saat persentasi maket ternyata ada bebrapa bangunan

baru yang belum Kami buat, hal ini dikarenakan Kami memakai data dari tahun 2007.

[image:34.595.119.514.275.550.2]

Melihat dari bentuk kebutuhan ruang dan laporan yang terlalu biasa, bang Ramadhoni Gambar 4.5 Foto Maket Kawasan

Sumber : Penulis, 2014

(35)

19

menanyakan Kami untuk membuat laporan berbentuk komik. Dosen pembimbing juga

meminta untuk data kontur dan kedalaman sungai di tapak untuk mempermudah

perancangan nantinya. Di waktu ini Saya sudah mulai menceritakan konsep dan tema

perancangan Saya, Saya memaparkan konsep Saya tentang hutan, gunung dan rekreasi

tengah kota. Tema yang Saya ajukan adalah “The Wild Forest Atmosphere at The Convention and Recreation”. Tema Saya “The Wild Forest Atmosphere at The Convention and Recreation” ini muncul didasarkan karena keadaan luas hutan di bumi Indonesia yang semakin lama semakin kecil dan rusak dan bagaimana ruang terbuka hijau

kota Medan juga semakin sempit. Dengan konsep yang Saya buat akan berguna bagi

masyarakat sekitar sebagai ruang terbuka hijau dan masyarakat juga akan merasa

kesejukan di tempat yang banyak tumbuhan hijaunya, dengan demikian diharapkan

masyarakat lebih menjaga hutan. Dengan fungsi bangunan utama sebagai tempat

kegiatan Convention juga akan memeperlihatkan kepada kaum itelektual peserta

Convention tentang perlunya menjaga hutan.

Setelah melakukan asistensi dengan dosen ahli dan dosen pembimbing, beberapa

hari kemudian Kami melakukan diskusi tentang tema atau judul perancangan dengan

dosen koordinator Studio Perancangan 6 Bapak Bauni Hamid. Setelah Saya memaparkan

tema Saya, Beliau menyarankan untuk mebuat tema yang lebih “wow” dan lebih

dramatis, menurut Beliau tema yang Saya ajukan, terlalu mudah untuk di tebak dan

terlalu umum. Sembari mendengar tema dari kawan kawan Saya berpikir utuk membuat

tema yang dramatis atau lebih tepatnya dramatis dan horor yang berlebihan yakni “jeritan sakit sang hutan”, ketika Saya memaparkan tema yang baru terpikir tadi sontak

seisi Studio tertawa karena kedramatisan dan kehororan tema Saya, dan ketika Saya

meminta pendapat Pak Bauni, Beliau menjawab “yah bisalah” sembari tersenyum

mendengar tema Saya dan tawa teman seisi Studio. Dari pendapat Beliau dan tawa dari

(36)

20

teman satu Studio menyakinkan Saya bahwa tema yang Saya ajukan berhasil membuat

orang terkesima, sekalipun Saya berpikir tema Saya terlalu dramatis dan horor.

Beberapa hari Kami mencari data kontur di internet, menggunakan data dari

Google Maps dan GPS (Global Positioning System) Kami tidak mendapat data yang Kami cari. Dengan semangat juang yang pantang menyerah Kami berfikir untuk

melakukan cara yang lebih sederhana dan tradisional, yakni dengan survei langsung

mengukur jarak antara permukaan Jalan dan permukaan air sungai di kedua jembatan

yang berdekatan dengan tapak yakni di Jalan Sudirman dan di Jalan Palang Merah alat

yang Kami gunakan hanyalah berupa tali rapia atau tali plastik yang di beri tanda per

setiap meter panjang tali dan pada ujungnya diikatkan pemberat. Dan data yang Kami

dapatkan yakni jarak antara permukaan Jalan dan permukaan sungai di Jalan Sudirman

adalah 7,8 meter dan di jembatan Jalan Palang Merah 5,5 meter. Pada minggu ini Kami

juga memperbaiki maket kawasan yang sudah Kami buat dan mengisi beberapa bangunan

yang belum Kami masukkan.

Pada pertemuan asistensi kali ini Kami menunjukan laporan berbentuk komik

yang Kami buat dan perbaikan program ruang yang tadinya sedikit salah di bagian

kebutuahan ruang parkir yang terlalu sedikit, dan laporan berbentuk komik yang Kami

buat masih sangat buruk dan perlu diperbaiki lagi. Pada asistensi ini Kami juga disuruh

memaparkan konsep yang lebih detail dan lebih terarah tentang rancangan yang Kami

buat. Dari semua anggota kelompok Kami semua menonjokan bangunanya. Namun Saya

tidak berpikir demikian, Saya lebih berpikir bagaimana bangunan Saya tidak terlihat

sebagai bangunan namun tampak sebagai bentukan alam yang tidak kontras dengan

lingkungan dan terlihat lebih alami seperti pegunungan di hutan. Betuk yang lebih halus

dan hijau ini akan terlihat lebih kontras di kota Medan dikarenakan di sekitar tapak

dipenuhi dengan bentuk banguan yang kaku, sehingga akan menjadi ikon dan landmark

(37)

21

baru kota Medan. Saya juga memaparkan bagaimana konsep yang akan Saya terapkan

akan sangat berfungsi untuk masyarakat dan tentunya berdampak baik terhadap alam.

(38)

22

BAB V

PERSIAPAN DAN PENGUMPULAN PERTAMA

Pengumpulan atau pemasukan tugas adalah sosok yang sangat tidak

ditunggu-tunggu mahasiwa perancangan seperti Saya. Waktu pengumpulan yang semakin dekat,

jumlah tugas yang banyak menjadi momok yang menakutkan bagi setiap Mahasiswa,

apalagi Saya seorang yang biasanya santai dalam mengerjakan tugas. Tetapi tidak dalam

Studio Perancangan 6 kali ini, Saya lebih semangat, dan berpikir untuk pengumpulan itu

datang lebih cepat, dan tentunya Studio Perancangan ini selesai lebih cepat dengan

mendapat nilai yang memuaskan tentunya, dan pastinya iming-iming wisuda menjadi hal

utama penyemangat jiwa untuk menyelesaikan tugas ini secepatnya dan sebaik-baiknya

tugas dari semua tugas perancangan yang pernah Saya buat.

Setelah asistensi yang lalu komik laporan dan program ruang yang kami buat di

katakan sangat tidak bagus, kamipun bergegas lebih mempercepat ritme kerja kami. Kami

berbagi tugas untuk mengerjakan tugas kelompok yang akan di kumpul dalam waktu

dekat ini, dan juga sebelum pengumpulan Kami harus mengasistensikan laporan

berbentuk komik yang Kami buat. Dari minggu asistensi Kami semakin intensif, 2 hari

setelah asistensi komik dan laporan Kami kembali asistensi. Karena pada saat asistensi

yang lalu Kami menjelaskan konsep dan dasar pemikiran tema perancangan Kami terlalu

lama, salah satu dari teman kami temanya kurang “greget” dan kurang jelas sehingga dia

di sarankan agar asistensi di Studio dosen ahli bang Ramadhoni, sehingga Saya

menemaninya untuk ke Studio Beliau dan dari sana Saya berfikir bahwa yang namanya

Studio itu tidak harus mewah tetapi unik, berkarakter dan nyaman.

Semakin dekatnya jadwal pengumpulan, Saya semakin fokus untuk mengerjakan

konsep dan latar belakang pemilihan tema serta mencari proyek dengan tema sejenis.

Dengan tema “scream pain of the forest” yang Saya pilih, Saya memiliki alasan yang

(39)

23

kuat untuk pemilihan tema ini, yaitu dengan berlatar belang kebutuhan ruang terbuka

hijau di kota Medan dan keadaan hutan di dunia khususnya di Indonesia yang semakin

sedikit. Dari Data yang Saya peroleh, saat ini ruang terbuka hijau kota Medan yang

meliputi ruang terbuka hijau Pemerintah Daerah ( taman kota) dan halaman rumah

penduduk hanya 3%, padahal kebutuhan ruang terbuka ideal kota adalah 30% dari luas

wilayah, sehingga kota Medan kekurangan 27% ruang terbuka hijau. Sedangkan data

hutan Indonesia yag Saya peroleh dari (http://www.wwf.or.id/, di akses 29 maret 2014)

Berdasarkan catatan Kementrian Kehutanan Republik Indonesia, sedikitnya 1,1 juta

Hektar atau 2% dari hutan Indonesia menyusut tiap tahunnya. Data Kementerian

Kehutanan menyebutkan dari sekitar 130 juta hektar hutan yang tersisa di Indonesia, 42

juta hektar diantaranya sudah habis ditebang. Dengan adanya Convention dan rekreasi ini akan menyumbang 3,6 Ha ruang terbuka hijau untuk kota Medan. Namun Saya

kewalahan untuk mencari bangunan Convention dan Rekreasi dengan tema forest yang Saya bawakan , sampai Skripsi ini ditulis Saya belum menemukan gedung Convention

yang menggunakan tema forest pada bangunanya, sehingga Saya mengangkat bangunan

yang memiliki fungsi yang berbeda dengan perancangan 6 ini, namun memiliki tema

dan konsep yang sama dengan tema forest Saya.

Bangunan yang menjadi referensi dengan tema sejenis adalah sebagai berikut ;

5.1 Magic Mountain Hotel

Hotel yang dibangun tahun 2010, Magic Mountain berada di kota Huilo Huilo, Chili, yang berbentuk seperti bukit bebatuan berbentuk kerucut dengan tumbuhan yang

menyelimutinya. Namun bila dilihat dari bawah, hotel ini mirip dengan gunung yang

seolah-olah menyatu dengan banyak ruangan dan banyak jendela pada permukaannya.

Keasrian bangunan ini makin telihat dengan tambahan air terjun yang mengucur dari

(40)

24

puncak gunung ini. Bangunan ini dikelilingi pepohonan yang semakin mengesankan

keasrian alam.

5.2 Hang Nga losmen

Hang Nga losmen atau yang umum dikenal oleh penduduk setempat sebagai "Crazy House", losmen ini dirancang oleh Artapak Vietnam Dang Viet Nga di

Vietnam. Menyerupai cekung keluar pohon besar, desain menggunakan bentuk

[image:40.595.149.470.84.282.2]

non-bujur sangkar, dan terinspirasi oleh karya Antoni Gaudi. Banyak pengunjung dari Gambar 5.1 Magic Mountain Hotel

Sumber : Penulis, 2014

Gambar 5.2 Hang Nga losmen

Sumber : inhabitat.com

[image:40.595.192.426.476.665.2]
(41)

25

berbagai negara ditarik korelasi antara bangunan dan karya-karya seniman seperti Walt

Disney dan Salvador Dali.

5.3

The Armadillo, Convention and Exhibition Center

Sedangkan referensi yang Saya ambil dengan fungsi yang sama adalah The

Armadillo, Convention and Exhibition Center yang terletak di pinggir sungai Clyde, sebelah barat jembatan Kingston dan pusat kota. Bangunan ini dijuluki “The Armadillo”

karena bentuknya diadopsi dari binatang bernama sama yaitu armadillo (trenggiling).

Bangunan ini mampu menampung 3000 orang untuk kepentingan pertemuan tingkat

dunia. Bangunan ini terdiri dari auditorium, aula ekhibition dan ruang seminar.

Strukturnya terbuat dari cangkang yang dilapisi alumunium yang terpisah-pisah dan

diatur secara bertimpa menciptakan bentuk yang unik pada skyline. The Clyde Auditorium

[image:41.595.117.508.426.690.2]

secara teknis merupakan pernyataan seni.Kompleks bangunan secara keseluruhan seluas

Gambar 5.3 The Armadillo, Convention and Exhibition Center Sumber : Http://en.wikipedia.org

(42)

26

25 Ha dimana didalamnya termasuk kompleks exhebition , konferensi dan kompleks hiburan dengan arena berkapasitas 12.500 orang sementara The Armadillo sendiri

merupakan bangunan tambahan yang dibuka tahun 1997.

5.3

Tiara Convention Center

Convention ini merupakan salah satu tempat yang paling sering dipergunakan oleh masyarakat kota Medan untuk mengadakan pertemuan, seminar, rapat, resepsi,

konser musik, pameran, dan lain-lain. Tiara Convention merupakan salah satu fasilitas

yang disediakan oleh Hotel Tiara Medan. Convention ini bertingkat tiga dengan full AC yang memiliki enam ruang pertemuan dan ballroom bebas kolom dilengkapi dengan

fasilitas yang modern dan terkini, katering untuk Convention, konferensi, pameran, seminar dan pernikahan. Convention ini memiliki daya tamping mulai 15 orang sampai 1500 orang.

Sambil meyiapkan tugas kelompok dan tugas pribadi tentang elaborasi tema dan

konsep perancangan kami melakukan asistensi diminggu kelima dengan bang

[image:42.595.111.489.278.495.2]

Ramadhoni, kamipun menunjukkan hasil perbaikan dari laporan yang berbentuk komik Gambar 5.4 Tiara Convention Centre

Sumber : Penulis, 2014

(43)

27

yang kami buat serta, pada pertemuan ini Kami masih tetap membahas tema dan konsep

perancangan karena beberapa dari kami masih ada yang belum mendapatkan konsep tema

perancangan yang menurutnya cocok dan mantap, namun beberapa dari kami sudah ada

yang menunjukan bentukan massa bangunan. Disini Saya menunjukan bentukan massa

bangunan Saya yang berbentuk seperti gunung yang berkonsep menunjukan banguna

berbentuk gunung yang menangis, dimana terdiri dari bentuk gunung dengan mulut, mata

dan air mata. Fungsi dari bentukan gunung tersebut di ambil agar lebih lebih alami, mulut

gunung yang berfunsi sebagai pintu utama, mata sebagai balkon cafe dan air mata sebagai tangga di luar gedung. Atap dan kulit bangunan ini juga ditanami rumput dan bisa dipijak

dan bisa digunakan sebagai ruang terbuka. Dan asistensi berikutnya Saya diminta

mensketsa bentuk massa Saya.

(44)

28

BAB VI

BENTUKAN

MASSA

HARUS MOVE ON

Bentukan massa yang Saya buat berbentuk gunung yang mempunyai mulut, mata dan air mata, Saya mengambil bentukan gunung yang tergambar sebagai wajah yang

menangis. Saya mengambil bentukan yang halus dan bagian atas dari bangunan

merupakan rumput hijau yang bisa dinaiki para pengguna rekreasi ini. Pada saat

mengasistensikan bentuk massa yang Saya buat, dipagi hari saat Saya menunjukkan hasil dari bentuk massa yang Saya buat kepada teman teman sekelompok dengan Saya, semua mereka tertawa dan mengatakan bentukkan yang Saya buat terlalu seram dan

menakutkan serta menyedihkan. Saat mereka meluapkan komentar dan pendapat

terhadap bentukan massa yang Saya buat Saya merasa sudah berhasil dengan bentukan yang Saya buat dimana maksud dari bentukan tersebut adalah sebagai sebuah simbil

protes terhadap keadaan hutan saat sekarang ini, dimana karakter yang Saya ingin

tunjukan adalah sebuah rasa kesakitan dari hutan hutang yang di rusak.

Setelah beberapa

minggu rutinitas

dihabiskan mengerjakan

Studio Perancangan 6 dan

skripsi saja tanpa ada

masuk kuliah teori,

perjalan hidup di akhir

semester sepertinya

terlalu mengebut di

tanjakan tanpa ada waktu

menghela nafas untuk

[image:44.595.98.513.472.707.2]

mencari inspirasi. Sepertinya dosen koordinator Studio perancangan 6 pak Bauni Hamid Gambar 6.1 Konsep Bentukan Massa pertama

Sumber : Penulis, 2014

(45)

29

merasakan apa yang kami rasakan, mungkin sudah ditentukan dari awalnya atau memang

bagaimana Saya tidak tahu, pak Bauni mengundang Bang Ramadhoni untuk mengisi

kuliah di Studio Perancangan 6 menunjukan beberapa karya terbaik dari Beliau baik yang

sudah dibangun dan juga karya sayembara yang pernah Beliau ikuti, serta Beliau juga

mengajarkan bagaimana cara persentasi pada saat sayembara dan terhadap klien, Beliau

juga sempat menyinggung keadaan arsitek yang sepertinya kurang dihargai oleh

pemerintah.

Setelah selesai kuliah yang diisi bang Ramadhoni Kami langsung melakukan

asistensi. Ketika Saya mengasistensikan bentukan massa Saya dengan bang Ramadhoni, Beliau terdiam lama seketika melihat bentukan massa yang Saya buat. Beliau tersenyum heran dan disambut tawa dari tema teman satu kelompok Saya. Secara tegas Beliau

menyatakan tidak terima dengan bentuk massa yang Saya buat, sama seperti komentar teman satu kelompok Saya bentuk tersebut terlalu menyeramkan dan menakutkan, Saya

menjelaskan maksud dari bentukan tersebut untuk maksud dari tujuan untuk protes

keadaan hutan, namun menurut Beliau bentuk protes yang Saya buat dalam bentukkan

massa ini terlalu frontal dan juga bentuk yang terlalu harfiah. Beliau mengatakan jangan membuat bentukan yang harfiah dan karena bentukan yang Kami buat akan terlalu

mudah di tebak oleh penggunanya sehingga berdampak cepat bosan melihat

bangunannya, lebih baik mengambil bentukan dari sesuatu dari sifatnya sehingga sulit

ditebak dan biarkan pengguna berfikir tentang apa dinikmatinya dari desain bangunan

tersebut. Beliau menyarankan untuk membuat pintu masuk menjadi suatu sisi yang

sangat berbeda dari sisi bangunan yang lain.

Setelah beberapa saat setelah selesai asistensi dengan bang Ramadhoni, sore

hari di Studio Kami melanjutkan asistensi dengan dosen pembimbing pak Rudolf Sitorus,

Beliau mengungkapkan ketertinggalan kelompok Kami dibanding kelompok lain

sehingga Beliau menyarankan kami untuk mempercepat tempo kerja kami serta Beliau

(46)

30

juga menanyakan kahadiran kelompok kami yang kadang tidak hadir semua. Setelah

banyak berbincang bincang Saya mencoba menunjukkan sketsa bentukan massa yang Saya sudah tunjukan tadi kepada bang Ramadhoni, dengan harapan pak Rudolf menerima

bentukan yang Saya buat, dan ternyata seperti biasa, sebagaimana biasanya cara dari pak

Rudolf sebelum memberikan komentar, terlebih dahulu harus memberi pujian, suatu etika

yang sangan santun menurut Saya. Beliau senang dengan atap bangunan Saya yang

merupakan rumput hijau dan bisa pijak, namun menurut Beliau bentukan yang Saya buat

terlalu harfiah, bentuk bangunan seperti wajah gunung yang menangis juga terlalu

berlawanan dengan fungsi lain dari isi tapak yaitu sebagai tempat rekreasi.

Menurut Beliau juga orang orang ingin berkunjung ke suatu tempat rekreasi

ingin refresing, menghilangkan penat dan jenuh dan ingin melihat sesuatu yang bisa membuat bahagia dan juga takjub. Jadi bentuk yang Saya buat akan berdampak membuat

pengguna bangunan menjadi sedih dan marah, intinya adalah buat bangunan yang Kami

rancang membuat penggunanya terseyum dan bahagia melihat dan menggunakanya.

Beliau juga mempertanyakan judul Saya “scream pain of the forest” menurut Beliau kata

kata dari judul tersebut sedikit terlalu menyeramkan dan kurang pas dengan fungsi utama

dari tapak yaitu sebagai bangunan convensi, Beliau menyarankan untuk membawakan

judul pertama kali Saya ungkapkan yaitu “The Wild Forest Atmosphere at The Convention and Recreation” dan membuat konsep bangunan convension ini sealiran dengan konsep rekreasi di sekitar banguna Convention bertemakan alam liar.

Dari kedua dosen pembimbing Saya sudah tidak setuju dengan bentuk massa

yang Saya ajukan membuat Saya harus berfikir ulang dan membuat bentukan massa yang baru.Saya masih mempertahankan bentukan dasar yang Saya buat pertama dan

menambahkan sisi yang sangat berbeda sebagai pintu masuk utama dari sisi lain

bangunan dan membuat bangunan berbentuk sedikit lebih terlihat menyenangkan dan

(47)

31

tidak kaku. bukan masalah malas berfikir untuk membuat bentuk massa yang baru, tetapi Saya sudah sangat cocok dan cinta dengan bentukan massa yang Saya buat ini.

Hari pertama pada minggu ke tujuh, pak Rudolf tiba tiba datang dan menunjukan

hasil evaluasi dari pengumpulan pertama perancangan 6 yang Kami kumpul pada minggu

ke lima, Beliau menunjukan banyak kesalahan penulisan dan tata penyusunan paragraf

yang kurang tepat. Bahkan ada satu kalimat yang sangat lucu yang seharusnya tidak ada di dalam tugas yang kami kerjakan, isinya seperti ini “klik pada judul di bawah ini” suatu

kesalahan besar dan seharusnya tidak pantas dilakukan. Karena terburu-buru, Beliau

hanya menunjukan evaluasi dari tugas yang sudah di kumpul dan menyuruh untuk

memperbaikinya.

Hari berikutnya Kami melakukan asistensi dengan bang Ramadhoni dan

menunjukan bentukan massa bangunan Saya dengan perbaikan di beberapa bagian. Dan hasilya pun masih sama bentukan massanya ditolak. Saya di sarankan untuk berfikik melihat dari jauh tentang bentukan massa bangunan Saya, Dan Beliau meminta untuk menunjukan hasil yang berbeda dua hari berikutnya.

Saya tidak habis fikir kenapa bentukan Saya masih tidak diterima padahal

bentukan itu sudah sangat cocok dengan Saya, dan akhirnya Saya menyerah

mempertahankan bentukan gunung gunung Saya, Saya berfikir untuk membuat yang baru

tapi masih terfikir sedikit dengan gunung gunung bentukan yang lama. Saya mulai

mencari tahu sifat sifat gunung, bentukan gunung dan hal hal yang ada di dalam gunung.

Saya meyimpulkan suatu gunung dengan seperti berikut ini. Yakni, tidak adanya batas

antara gunung dan tanah disekitarya, gunung mempunyai puncak, gunung mempunyai

beberapa sisi yang tidak bisa didaki, gunung tidak bisa ditebak. Dari sifat sifat yang Saya

simpulkan, Saya membuat bentukan massa baru. Saya membuat massa bangunan

(48)

32

berbentuk bebatuan di pegunungan yang meruncing dan liar tidak beraturan serta tidak

ada sisi yang sama.

Setelah dua hari bergelut dengan bentukan massa yang baru Saya mengasistensikan dengan bang Ramadhoni, Beliau berkata “kenapa dari dulu tidak seperti

ini, Saya suka yang ini”, sambil menjelaskan filosofi dari bentukan massa yang Saya yang baru Beliau tentang pencahayaan, dan dari sifat gunung beberapa sisi tidak bisa

didaki Saya buat dari bahan kaca sebagai jalur cahaya masuk ke dalam bangunan. Dan

Saya dinyatakan lanjut ke denah dan potongan untuk asistensi berikutnya. Untuk

meyakinkan Saya, kemudian Saya mengasistensikan dengan dosen pembimbing Saya pak

Rudolf , setelah melihat bentukan yang Saya buat Beliau mengatakan bentukan tersebut

lebih cocok dengan judul awal Saya yaitu the wild forest, karena ketidak teraturan dan bentuk yang sembarang memperlihatkan sifat yang liar dalam bentuk bangunan, dengan

[image:48.595.118.510.147.340.2]

catatan bentuk massa yang sudah ada akan ada penyesuaian dengan denah. Gambar 6.2 Bentukan Massa yang di Terima

Sumber : Penulis, 2014

(49)

33

BAB VII

DENAH TAK PERNAH PADAM

Hampir tiga minggu lebih dari 4 kali asistensi bentukan massa akhirnya diterima juga, perjalanan yang panjang untuk penentuan sebuah bentukan massa yang pada akhirnya akan menyesuaikan dengan denah dan fungsinya. Pada akhir minggu ke 7

(tujuh) sampai juga akhirnya pada bagian paling sulit dalam perancangan, bagian bagian

yang sangat berpengaruh terhadap fungsi dan kegunaan ruang juga suasana ruang dan

biasanya disebut denah.

PROGRAM RUANG

GEDUNG CONVENSION

JENIS

RUANG

NAMA

RUANG KAPASITAS STANDAR LUAS SUMBER

Main Lobby 3000 orang 0,8 m2/org 2400 FL

Convention

R. Sidang

utama 3000 orang 1 m2/org 3000 FL

Hall Lobby VIP 10 orang 3 m2/org 30 FL

R.Tunggu VIP 10 orang 5 m2/org 50 FL

Panggung 1 ruang 300 m2/stage 300 FL

R. Artis 1 ruang 60 m/ruang 60 FL

R. Ganti 1 ruang 10 m2 10 Asm

Gudang 2 ruang 100 m2/ruang 200 Asm

Toilet 5 pria 2 m2 10 FL

5 wanita 2 m2 10 FL

R.Kontrol 1 ruang 30 m2/ruang 30 FL

(50)

34

Lampu

R.Kontrol

suara 1 ruang 30 m2/ruang 30 FL

R.Proyektor 1 ruang 50 m2/ruang 50 FL

sub total 6180

Sirkulasi 20% 1236

Total 7416

R. Informasi R.Informasi 10 orang 4,46 m2/orang 44,6 N

R.Penitipan 2 orang 16 m2/orang 32 Asm

subtotal 76,6

Sirkulasi 20% 15,32

total 91,92

Pelayanan

Umum Musholla 150 orang 1,3 m2/orang 195 Asm

Tempat wudhu 2 pria 2 m2/orang 4 Asm

2 wanita 2 m2/orang 4 Asm

sub total 203

sirkulasi 20% 40,6

Total 243,6

Exhibition

Exhibition

lobby 300 orang 0,8 m2/orang 240 FL

Exhibition

Hall 1500 orang 1 m2/orang 1500 FL

Gudang

10%

exebition FL

Dapur 1 ruang 50 m2 50 FL

(51)

35

Gudang 1 16 m2 16 FL

Pendingin m2 0 FL

Pantry 1 40 m2 40 Asm

Loading dock 1 10 m2 10 Asm

Toilet

pria

(60%)

urinoir

6 1 m2/unit 6 FL

wastafle

5 0,6 m2/unit 3 FL

toilet 6 2 m2/unit 12 FL

wanita

(40%)

wastafle

5 0,6 m2/unit 3 FL

toilet 6 2 m2/unit 6 FL

sub total 146

Sirkulasi 20 % 1,46

total 213,16

R.

Pendukung

Conference

room

2 ruang

(200

orang @

confrensi

room) 2 m2/orang 800

Sirkulasi 20 % 160

Total 960

R.Pengelola R.Direksi 1 org 14-18,5 m2/org 18,5 N

R. G. Manager 1 org 14-18,5 m2/org 18,5 N

R.Sekretaris 1 org 14-18,5 m2/org 18,5 N

Asist. 1 org 14-18,5 m2/org 14 N

(52)

36

Manager

R.Administrasi 8 org 14-18,5 m2/org 112 N

R.Rapat 20 org 11,5-14 m2/org 280 N

R.Personalia 1 org 14-18,5 m2/org 14 N

R.Marketing 1 org 14-18,5 m2/org 14 N

R.Sekurity 2 org 14-18,5 m2/org 28 N

Toilet 20 Asm

subtotal 537,5

Sirkulasi 20% 107,5

Total 645

R.Mekanikal Genset 20 Asm

Elektrikal R. Chiller 20 Asm

R. AHU 20 Asm

R. Panel 20 Asm

R. Pompa 30 Asm

Workshop 20 Asm

R.Reparasi 16 Asm

R.Ka Teknik 12 Asm

Storage 9 Asm

sub total 167

Sirkulasi 20% 33,4

total 200,4

[image:52.595.123.582.79.677.2]

TOTAL 9770,08

Table 7.1 Program Ruang Sumber : Penulis, 2014

(53)

37

Keterangan

FL

Conference, convention, and exhibition hall,

Fred Lawson

N Neufert

ASM Asumsi

Ada beberapa bagian yang menjadi pertimbangan Saya dalam merancang denah

ini yaitu antara mengikuti bentukan dan juga mengikuti kebutuhan fungsi ruang,

pemikiran Saya ketika Saya mengikuti bentukan massa dan tema konsep bangunan yang Saya buat akan bayak ruang-ruang yang berbentuk tajam kurang fungsional dan juga

berbentuk yang tidak teratur sehingga suasana dari bentukan ini akan sangat kontras

perbedaanya dengan fungsi dari bangunan yaitu Convention, disisi lain ketika Saya lebih mementikan fungsi dan mementingkan sifat formal dalam denah bangunan akan

menghasilkan bentukan yang grid dan kotak kotak yang teratur simetris sehingga akan sangat bertentangan dengan konsep bentukan massa dan tema yang Saya buat. Setelah menimbang-nimbang antara mementingkan fungsi atau bentuk Saya akhirnya

memutuskan untuk menggabungkan antara fungsi dan bentuk, dimana pada beberapa

bagian Saya harus mengorbankan bentuk untuk fungsi karena sifatnya sangat formal dan

pada beberapa bagian Saya harus mengutamakan bentuk karena fungsinya bisa

mengikuti. Konsep yang Saya terapkan sendiri untuk bagian ruang dalam bangunan Saya

harus sejalan dengan bentukan massa yang dilihat dari luar namun juga tetap fungsional dan formal.

(54)

38

Bangunan ini sendiri terdiri dari 3 lantai bangunan diatas permukaan tanah dan 4

[image:54.595.112.508.89.628.2]

lantai bangunan dibawah perumukaan tanah. Untuk zoning perletakan fungsi dalam bangunan sendiri dibagi pada lantai dasar untuk lobby utama, ruang konferensi, ruang

Gambar 7.1 Zoning Fungsi Ruang Sumber : Penulis, 2014

(55)

39

pameran, ruang service dan ruang pendukung serta ruang pengelola. Pada lantai 2 dibagi menjadi lobby convention dan ruang service, pada lantai 3 ada ruang convention dan ruang service. Pada basement 1 dibagi menjadi ruang parkir sepeda motor, mobil dan ruang mekanikal elektrikal dan di basement

Gambar

Gambar 3.1 Lokasi Site
Gambar 3.2 Pembagian Tapak
Gambar 4.1 Tata guna lahan
Gambar 1.1  Penggunaan Tanah Dan Intensitas Bangunan
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

 Tanya – jawab tutor dan mahasiswa tentang kesiapan mahasiswa membaca materi yang akan dibahas.  Tutor mengarahkan mahasiswa untuk melibatkan diri dan aktif dalam

[r]

Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi akan dapat berfungsi dengan baik apabila mereka memenuhi ketiga aspek kebenaran tersebut. Mereka harus memberikan fakta, bukan sekadar rekaan

New concepts of monotonicity which extend the usual ones are introduced for variational inequality problems over product sets.. They enable us to strengthen existence results and

ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai

Setelah kami selesai mengada- kan pengenalan pendidikan karakter para masyarakat mulai percaya diri bahwa mereka tidak akan kehilangan kearifan lokal yang terdapat di

Consequently, for an aeroplane to which that AMP applies, it is acceptable to accomplish the new and more restrictive tasks and limitations, as applicable to aeroplane model