AYO BERKEBUN!
Gita Widya Laksmini Soerjoatmodjo, M.A., M.Psi.,Psikolog
Berkebun? Sebagian besar keluarga urban boleh jadi asing dengan berkebun. Maklum, lahan kota yang terbatas, minimnya taman kota, waktu yang serba terbatas, banyaknya “hutan beton” alias gedung pencakar langit membuat kehidupan manusia yang hidup di kota kering dari sejuknya kehijauan kebun. Apa yang bisa dipelajari oleh anak dari orang tua dari pengalaman berkebun?
Melalui berkebun, anak belajar sejak dini tentang lingkungan hidup. Berkebun membuat anak belajar tentang cuaca dan iklim untuk menentukan kapan waktu terbaik menanam benih. Berkebun juga mengajarkan anak mengembangkan keterampilan sosial dan pengembangan diri. Jika anak berkebun bersama kakak dan adik, si Abang menyiangi gulma dan si Upik bergantian menyiram tanaman. Saat kebun terkena hama siput, kakak dan adik belajar memecahkan masalah sebagai satu tim. Kedewasaan anak muncul saat ia bertanggung jawab terhadap hidup matinya tanaman. Dengan berkebun, anak juga bisa memahami sebab akibat, misalnya tanaman bisa mati jika tidak disiram dan gulma dapat berebut zat-zat makanan dengan tanaman yang dirawat oleh si anak.
Anak juga mempraktikkan pembelajaran aktif (active learning) lintas disiplin. Anak belajar matematika dalam kegiatan menghitung benih, memetakan lahan dan membuat grafik panen tanaman. Anak juga belajar membaca dan menulis saat membuat papan penanda jenis tanaman serta mencatat jadwal menyiram. Anak pun belajar ilmu sosial misalnya sejarah bumbu dari berbagai kuliner. Bakat seni anak terasah saat merancang desain taman atau mendesain “orang-orangan sawah” penghias kebun.
Anak menjadi paham gizi dan kesehatan. Anak senang mencoba makanan baru, apabila jika makanan tersebut datang dari kebun mereka sendiri. Pengalaman berkebun bisa memberikan kesempatan untuk belajar memasak dan menyusun menu keluarga dari hasil panen. Anak yang gemar berkebun akan cenderung lebih senang makan sayur dan buah segar ketimbang makanan instan.
Dengan berkebun, anak pun mendalami sains. Konsep-konsep sains seperti fotosintesa mudah dipelajari lewat pengalaman berkebun. Dengan berkebun, anak dapat belajar tentang ekologi, kebutuhan tanaman dan hewan, bagaimana mengatasi hama secara alamiah sampai membuat kompos dari sisa-sisa makanan. Kegiatan berkebun memberikan pengalaman sains yang lebih relevan sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.