• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SANTO XAVERIUS 2 KABANJAHE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SANTO XAVERIUS 2 KABANJAHE."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA

KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SANTO XAVERIUS 2 KABANJAHE

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh :

JOHANNES KELIAT

NIM: 8146181010

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

JOHANNES KELIAT, NIM 8146181010. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Santo Xaverius 2 Kabanjahe

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pengaruh perbedaan hasil belajar IPS yang diajar dengan student teams archievement division dan yang diajar dengan team assited individualy, (2) mengetahui pengaruh hasil belajar IPS antara motivasi belajar tinggi dengan

motivasi belajar rendah, (3) mengetahui interaksi antara model pembelajaran kooperatif student teams archievement division dan team assited individualy dengan motivasi belajar terhadap hasil

belajar IPS pada materi proses pembentukan muka bumi.

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Santo Xaverius 2 Kabanjahe terdiri dari empat kelas dengan jumlah siswa 167 orang. Sampel penelitian ini ditetapkan kelas sampel yaitu kelas VIIA = 20 orang untuk mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran student teams archievement division dan kelas VIIB = 20 orang untuk mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan team assited individualy. Teknik penarikan sampel dilakukan

dengan cluster random sampling. Instrumen penelitian untuk mengukur hasil belajar digunakan tes bentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban dengan jumlah soal sebanyak 40 butir. Tes motivasi belajar dilakukan untuk mengelompokkan siswa atas motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah. Untuk menjaring data motivasi belajar dilakukan melalui angket yang telah diuji kepada siswa kelas VIIC SMP Santo Xaverius 2 Kabanjahe. Metode penelitian

menggunakan quasi eksperimen dengan disain penelitian faktorial 2 x 2. Teknik analisis data menggunakan ANOVA dua jalur pada taraf signifikan α = 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) pengujian hipotesis pertama yang berbunyi hasil belajar IPS siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif student teams archievement division lebih tinggi daripada hasil belajar IPS siswa yang diajar dengan model pembelajaran

kooperatif team assited individualy telah terbantahkan dengan perhitungan Anova faktorial 2 x 2

diperoleh Fhitung = 2,338 < Ftabel = 4,00 sehingga pengujian hipotesa menerima H01 dan menolak

H11. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar IPS siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif team assited individualy lebih tinggi daripada hasil belajar IPS

siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif student teams archievement division. Hal

ini juga tampak dari rata-rata hasil belajar IPS siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif team assited individualy ( ̅ ) lebih tinggi dari hasil belajar IPS yang diajar

dengan model pembelajaran kooperatif student teams archievement division ( ̅ (2) hasil

belajar IPS siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi lebih tinggi daripada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dapat diterima dimana Fhitung = 99,53 > Ftabel = 4,00 maka hipotesis

menolak H02 dan menerima H12. Hal ini juga tampak dari rata-rata hasil belajar IPS siswa dengan motivasi belajar tinggi ( ̅ lebih tinggi dari hasil belajar IPS siswa yang diajar dengan motivasi belajar rendah ( ̅ (3) terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS siswa Fhitung = 6,41 > Ftabel = 4,00 maka hipotesis

(6)

ABSTRACT

JOHANNES KELIAT, NIM 8146181010. The Influence of The Learning Model and Motivation of Studying on IPS Student Class of VII Junior High School of Santo Xaverius 2 Kabanjahe.

The objective of this study are (1) to know their performance in IPS of students taught in a learning model with a students teams archievement division (STAD) cooperative type and their performance as students taught with teams assited individualy (TAI) learning model; (2) to know their performance in IPS of students having a highly motivated in studying and their performance in IPS of students having a poorly motivated in studying; (3) to know available or not an interaction between the studying model and their motivation on the performance in IPS as student. The population of this research is the first year student’s of SMP Santo Xaverius 2 Kabanjahe consist of four classes with 167 student’s. The sampling of this research is class VII A = 20 student’s to follow the learning by using student teams archievement division and class VII B

= 20 student’s to follow the learning by using teams assited individualy. To take sampling do by

using cluster random sampling. The instrument of this research to measure the result of study by using multiple choice with four choice by the questions are fourty. The studying motivation tes was conducted for classifying the students upon a highly studying motivation and poorly studying motivation. The research method adopted is experiment quase with factorial design 2 X 2. The statistic test used namely a descriptive statistic to present the data and continued to the inferential statistic by using ANOVA with two factors with a significance rate α = 0,05. It has been conducted an analysis test prior with a normality test and homogeneity test.

The results showed: (1) test the first hypothesis, which reads the results of social studies students taught by cooperative learning model student teams archievement division higher in the social studies students taught by cooperative learning model team assited individualy has been refuted by the calculation of ANOVA factorial 2 x 2 obtained Fhitung = 2.338 < Ftable = 4.00

so testing hypotheses accept and reject H11 H01. Thus it can be concluded that the results of social studies students who are taught by a team of cooperative learning model assited individualy higher than the results of social studies students taught by cooperative learning model student teams archievement division. It also appears from the average results of social studies students who are taught by a team of cooperative learning model assited individualy ( ̅ = 18.95) is higher than the results of social studies are taught using cooperative learning model student teams archievement division ( ̅ = 17,2), (2) the results of social studies students who have high motivation to learn is higher than the students who have low learning motivation is acceptable where Fhitung = 99.53 >

Ftable = 4.00 reject the hypothesis H02 and H12 accept. It also appears from the average results of

social studies students with high learning motivation ( ̅ = 20.05) is higher than the results of social studies students taught with low learning motivation ( ̅ = 14.95), (3) there interaction between cooperative learning and motivation to learn the results of social studies students of Fhitung = 6.41

> Ftable = 4.00 reject the hypothesis H03 and H13 accept. The test results of six combinations

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul: “Pengaruh Model Pembelajaran

Kooperatif Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII Sekolah

Menengah Pertama Santo Xaverius 2 Kabanjahe Tahun Ajaran 2015/2016”.

Dalam penyusunan tesis ini penulis memperoleh arahan, bimbingan dan masukan dari

berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dasar

Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd, selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Dasar

Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Dr. Sugiharto, M.Si dan Bapak Dr. R. Mursid, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing

yang telah memberikan pengetahuan dan bimbingannya yang sangat bermanfaat bagi

penyusunan tesis ini.

4. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Asisten Direktur I Pascasarjana Universitas

Negeri Medan beserta seluruh staf Dosen yang telah memberikan pengalaman belajar

selama perkuliahan di Pascasarjana Program Studi Pendidikan Dasar.

5. P. Joddy Morison Turnip, Pr selaku Kepala Sekolah Swasta SMP Santo Xaverius 2

Kabanjahe yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan

penelitian.

6. Ibu Porman Sibarani, S.Pd dan Bapak Panduan Nagara Simamora, S.Pd selaku Guru

Bidang Studi IPS yang telah membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian

(8)

7. Ayahanda Ir. Surya Keliat dan Ibunda Dra. Fermina Sitepu yang tercinta beserta keluarga

besar yang selalu memberikan dukungan moril dan materil sehingga penyusunan tesis ini

terlaksana dengan baik.

8. Sahabat dan teman-teman saya Bapak Syahrol, Yudi Umara, Ibu Paujia Rosmini, Bapak

Simamora, Rizki Nurjehan, Sukardo Sitohang, serta semua teman-teman Program Studi

Pendidikan Dasar Pascasarjana yang telah membantu penyelesaian tesis ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih memiliki kekurangan, oleh sebab itu

penulis mengharapkan masukan dan saran guna menyempurnakan penulisan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga tesis ini bermanfaat bagi orang

yang membacanya terutama bagi mahasiswa/i Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Medan, 1 April 2016

(9)

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 10

2.1. Kajian Teoritis ... 10

2.1.1. Hakikat Hasil Belajar IPS ... 10

2.1.2. Hakikat Model Pembelajaran ... 37

2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif ... 39

2.1.4. Pembelajaran Kooperatif Model Student Teams Archievement Division ... 43

2.1.5. Pembelajaran Kooperatif Model Team Assited Individualy ... 49

2.1.6. Motivasi Belajar ... 51

2.2. Penelitian Yang Relevan ... 53

2.3. Kerangka Berpikir ... 54

2.3.1. Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Archievement Division Dan Team Assited Individualy Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa ... 54

2.3.2. Perbedaan Hasil Belajar IPS Siswa Yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi Dan Motivasi Belajar Rendah ... 56

2.3.3. Interaksi Antara Model Pembelajaran Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS ... 58

2.4. Hipotesis Penelitian ... 60

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 61

3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 61

3.2. Populasi Dan Sampel Penelitian ... 61

3.3. Metode Penelitian ... 62

3.4. Disain Penelitian ... 63

3.5. Variabel Dan Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 64

3.6. Prosedur Dan Pelaksanaan Perlakuan ... 65

3.7. Teknik Dan Instrumen Penelitian ... 67

(10)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 81

4.1. Hasil Penelitian ... 81

4.1.1. Deskripsi Data Hasil Belajar IPS Siswa Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Team Assited Individualy ... 81

4.1.2. Deskripsi Data Hasil Belajar IPS Siswa Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Students Teams Archievement Division ... 83

4.1.3. Deskripsi Data Hasil Belajar IPS Siswa Dengan Motivasi Belajar Tinggi ... 85

4.1.4. Deskripsi Data Hasil Belajar IPS Siswa Dengan Motivasi Belajar Rendah ... 87

4.1.5. Deskripsi Data Hasil Belajar IPS Siswa Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Team Assited Individualy Dan Motivasi Belajar Tinggi ... 89

4.1.6. Deskripsi Data Hasil Belajar IPS Siswa Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Team Assited Individualy Dan Motivasi Belajar Rendah ... 91

4.1.7. Deskripsi Data Hasil Belajar IPS Siswa Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Archievement Division Motivasi Belajar Tinggi ... 93

4.1.8. Deskripsi Data Hasil Belajar IPS Siswa Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Archievement Division Motivasi Belajar Rendah ... 95

4.2. Pengujian Persyaratan Analisis ... 97

4.2.1. Uji Normalitas ... 97

4.2.2. Uji Homogenitas ... 100

4.3. Pengujian Hipotesis ... 102

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 107

4.4.1. Hasil Belajar IPS Siswa Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Team Assited Individualy lebih tinggi dibandingkan Dengan Siswa Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Students Teams Archievement Division ... 107

4.4.2. Hasil Belajar IPS Siswa Yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi Lebih Tinggi Dibandingkan Dengan Siswa Yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah ... 110

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Hasil Ujian Akhir Sekolah IPS SMP Santo Xaverius 2

Kabanjahe ... 4 Tabel 2.1 Perhitungan Perkembangan Skor Individu ... 47 Tabel 3.1 Sebaran Jumlah Siswa Setiap Kelas SMP Santo Xaverius 2

Kabanjahe ... 61 Tabel 3.2 Disain Penelitian Faktorial 2 X 2 ... 63 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar IPS Pada Materi Proses

Pembentukan Muka Bumi ... 68 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Motivasi Belajar Siswa ... 75 Tabel 4.1 Deskripsi Data Hasil Belajar IPS Siswa Yang Diajar

Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Team Assited

Individualy ... 82 Tabel 4.2 Deskripsi Data Hasil Belajar IPS Siswa Yang Diajar

Dengan Model Pembelajaran Kooperatif

Student Teams Archievement Division ... 83 Tabel 4.3 Deskripsi Data Hasil Belajar IPS Siswa Dengan Motivasi

Belajar Tinggi ... 85 Tabel 4.4 Deskripsi Data Hasil Belajar IPS Siswa Dengan Motivasi

Belajar Rendah ... 87 Tabel 4.5 Deskripsi data Hasil Belajar IPS Siswa Yang Diajar Dengan

Model Pembelajaran Kooperatif Team Assited

Individualy Dan Motivasi Belajar Tinggi ... 89 Tabel 4.6 Deskripsi Data Hasil Belajar IPS Siswa Yang Diajar

Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Team Assited

Individualy Dan Motivasi Belajar Rendah ... 91 Tabel 4.7 Deskripsi Data Hasil Belajar IPS Siswa Yang Diajar

Dengan Model Pembelajaran Kooperatif

Student Teams Archievement Division Dan Motivasi Belajar

Tinggi ... 93 Tabel 4.8 Deskripsi Data Hasil Belajar IPS Siswa Yang Diajar

Dengan Model Pembelajaran Kooperatif

Student Teams Archievement Division Dan Motivasi

Belajar Rendah ... 95 Tabel 4.9 Rangkuman Perhitungan Dengan Formula Liliefors

Untuk Uji Normalitas ... 97 Tabel 4.10 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok

Sampel Siswa Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Team Assited Individualy Dan Model

Pembelajaran Kooperatif Student Teams Archievement

(12)

Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Siswa Dengan Motivasi Belajar Tinggi Dan

Motivasi Belajar Rendah ... 101 Tabel 4.12 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Model Pembelajaran

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Histogram Hasil Belajar IPS Siswa Yang Diajar Dengan

Model Pembelajaran Kooperatif Team Assited Individualy .. 82 Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar IPS Siswa Yang Diajar Dengan

Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams

Archievement Division ... 84 Gambar 4.3 Histogram Hasil Belajar IPS Siswa Dengan Motivasi

Belajar Tinggi ... 86 Gambar 4.4 Histogram Hasil Belajar IPS Siswa Dengan Motivasi

Belajar Rendah ... 88 Gambar 4.5 Histogram Hasil Belajar IPS Siswa Yang Diajar Dengan

Model Pembelajaran Kooperatif Team Assited Individualy

Dan Motivasi Belajar Tinggi ... 90 Gambar 4.6 Histogram Hasil Belajar IPS Siswa Yang Diajar Dengan

Model Pembelajaran Kooperatif Team Assited Individualy

Dan Motivasi Belajar Rendah ... 92 Gambar 4.7 Histogram Hasil Belajar IPS Siswa Yang Diajar Dengan

Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams

Archievement Division Dan Motivasi Belajar Tinggi ... 94 Gambar 4.8 Histogram Hasil Belajar IPS Siswa Yang Diajar Dengan

Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams

Archievement Division Dan Motivasi Belajar Rendah ... 96 Gambar 4.9 Interaksi Model Pembelajaran Kooperatif Dan Motivasi

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus ... 125

Lampiran 2. RPP Sekolah Untuk Model Pembelajaran Student Teams Archievement Division ... 127

RPP Sekolah Untuk Model Pembelajaran Team Assited Individualy ... 143

Lampiran 3. Soal IPS Kelas VII SMP Santo Xaverius 2 Kabanjahe ... 159

Lampiran 4. Angket Motivasi Belajar ... 167

Lampiran 5. Uji Validitas Tes Hasil Belajar ... 171

Lampiran 6. Reliabilitas Tes Hasil Belajar ... 173

Lampiran 7. Indeks Kesukaran Tes Hasil Belajar IPS ... 175

Lampiran 8. Daya Pembeda Soal IPS ... 177

Lampiran 9. Uji Validitas Motivasi Belajar ... 178

Lampiran 10. Reliabilitas Motivasi Belajar ... 180

Lampiran 11. Data Hasil Belajar IPS ... 182

Lampiran 12. Pengujian Normalitas Data ... 211

Lampiran 13. Uji Homogenitas Data ... 221

Lampiran 14. Uji Hipotesis ... 228

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena

pendidikan merupakan tempat untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

sumber daya manusia. Melalui pendidikan maka sikap, watak, dan keterampilan

manusia akan terbentuk untuk menghadapi masa depan yang lebih baik.

Pendidikan merupakan aset masa depan yang menentukan maju mundurnya suatu

bangsa. Banyak perhatian khusus diarahkan kepada perkembangan dan kemajuan

pendidikan guna meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu cara yang

dilakukan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan adalah dengan

melalui proses pendidikan.

Guru merupakan elemen yang sangat penting dalam pendidikan, terutama

dalam pengelolaan pembelajaran. Selama berlangsungnya kegiatan belajar, terjadi

proses interaksi antara orang yang melakukan kegiatan belajar yaitu siswa dengan

sumber belajar, baik berupa manusia yang berfungsi sebagai fasilitator yaitu guru

maupun yang berupa non manusia seperti buku, televisi, rekaman bahan belajar,

bahkan juga alam semesta dan masalah yang dihadapi.

Susanto (2013:17) menyatakan bahwa “Keberhasilan siswa dalam belajar

tergantung pula pada model pada penyajian materi. Model penyajian materi yang

menyenangkan, tidak membosankan, menarik, dan mudah dimengerti oleh para

siswa tentunya berpengaruh secara positif terhadap keberhasilan belajar”.

(16)

2

Dari kutipan diatas dapat diartikan bahwa keberhasilan siswa dalam

belajar ditentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajar oleh kualitas atau

kemampuan seorang guru. Salah satu yang dapat dilakukan oleh guru adalah

memiliki keterampilan mengajar dan menguasai model-model pembelajaran, hal

ini akan dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif belajar serta akan tercipta

hubungan timbal balik yang baik antara guru dan siswa.

Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebagai salah satu satuan pendidikan

yang merupakan lanjutan dari Sekolah Dasar (SD) juga memegang peranan

penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Lulusan SMP diharapkan

memiliki standar kompetensi berupa: (1) menyakini, memahami dan menjalankan

ajaran agama yang diyakini dalam kehidupan, (2) memahami dan menjalankan

hak dan kewajiban untuk berkarya dan memanfaatkan lingkungan secara

bertanggung jawab, (3) berpikir logis, kritis, kreatif inovatif, memecahkan

masalah, serta berkomunikasi melalui berbagai media, (4) menyenangi dan

menghargai seni, (5) menjalankan pola hidup bersih, bugar dan sehat,

(6) berpartisipasi dalam kehidupan sebagai cerminan rasa cinta dan bangga

terhadap bangsa dan tanah air (Depdiknas, 2006:13).

Pendidikan sekolah lebih bersifat formal, karena disekolah kurikulum

sebagai rencana pendidikan dan pengajaran, guru-guru yang lebih profesional

serta sarana dan prasarana pendidikan sebagai pendukung proses pendidikan.

(17)

3

Dalam kegiatan belajar semua komponen pengajaran diperankan secara optimal

guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelum pembelajaran

dilaksanakan.

Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor

internal yaitu siswa sedangkan faktor eksternal yaitu lingkungan belajar, guru,

sarana dan prasarana disekolah. Keterampilan guru menggunakan model

pembelajaran yang tepat adalah merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa. Dalam hal ini peran guru sangat penting dalam

proses belajar mengajar. Dalam pengelolaan pembelajaran guru harus

menciptakan kondisi lingkungan belajar yang menyenangkan bagi siswa, sehingga

dalam proses pembelajaran siswa tidak merasa terpaksa apalagi tertekan. Salah

satu tugas guru dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk

membelajarkan siswa, dimana siswa berpartisipasi aktif dalam proses

pembelajaran dan memotivasi siswa.

Uraian diatas didukung oleh pendapat Darmansyah (2012:4) yang

menyatakan bahwa “Kenyamanan dan kesenangan yang dinikmati oleh peserta

didik itu sangat membantu mereka mencapai keberhasilan belajarnya secara

optimal”. Namun kenyataannya guru di SMP Santo Xaverius 2 Kabanjahe masih

menerapkan model pembelajaran konvensional sehingga kurangnya aktifitas siswa

dalam kegiatan belajar mengajar di kelas yang menyebabkan siswa kurang aktif

dan lebih banyak mendengarkan sajian dari guru, sehingga akan berdampak hasil

belajar siswa yang kurang memadai. Siswa menjadi kurang aktif belajar dan

(18)

4

miliki secara optimal. Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang

menarik dalam menggali kemampuan siswa. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data

berikut ini:

Tabel 1.1. Hasil Ujian Akhir Sekolah IPS SMP Santo Xaverius 2 Kabanjahe

Tahun Pembelajaran Nilai Rata-rata

2012 – 2013 72

2013 – 2014 75

2014 – 2015 75

Sumber : Data Daftar Nilai Akhir Sekolah (UAS) SMP Santo Xaverius 2 Kabanjahe

Dari data tabel 1.1. menunjukkan bahwa nilai rata-rata masih kurang

memuaskan. Berdasarkan data ini perlu adanya perhatian untuk mencari proses

pembelajaran yang lebih baik, agar mencapai nilai diatas standar ketuntasan

(Nilai Ketuntasan yakni 75).

Untuk meningkatkan hasil belajar IPS di SMP Santo Xaverius 2

Kabanjahe salah satunya diperlukan guru yang kreatif yang dapat membuat

pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Upaya yang

dapat dilakukan oleh guru untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran

adalah memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik

siswa. Karakteristik siswa adalah aspek-aspek yang ada dalam diri siswa yang

dapat mempengaruhi prilakunya. Aspek-aspek itu bisa berupa bakat, motivasi,

gaya belajar, persepsi, sikap, kemampuan berpikir logis, kemampuan berpikir

(19)

5

Salah satu faktor yang berasal dari dalam diri siswa adalah motivasi

belajar yang diprediksi akan menentukan keefektifan model pembelajaran. Mappa

(1983:34) menyatakan bahwa “Motivasi sebagai kekuatan dalam diri manusia

yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya untuk melakukan kegiatan”. Pendapat

ini didukung oleh Hamalik (2013:161) yang menyatakan bahwa “Motivasi

menentukan tingkat berhasil atau gagalnya perbuatan belajar murid. Belajar tanpa

adanya motivasi kiranya sulit untuk berhasil. Pengajaran yang termotivasi

menuntut kreativitas dan imajinasi guru untuk berusaha secara sungguh-sungguh

mencari cara-cara yang relevan dan sesuai guna membangkitkan dan memelihara

motivasi belajar siswa. Guru senantiasa berusaha agar murid-murid akhirnya

memiliki selftmotivation yang baik. Memilih model pembelajaran yang tepat dan

dipandang lebih efektif sehingga pengetahuan dan kecakapan yang diajarkan oleh

guru benar-benar menjadi milik siswa”.

Istarani (2014:28) menyatakan bahwa “Student Teams Archievement

Division adalah yang paling tepat untuk mengajarkan materi-materi pelajaran ilmu

pasti, seperti perhitungan dan penerapan matematika, penggunaan bahasa, dan

mekanika, geografi dan keterampilan perpetaan, dan konsep-konsep sains

lainnya”. Model pembelajaran Student Teams Archievement Division merupakan

model pembelajaran kooperatif. Siswa belajar dengan cara membentuk kelompok

yang anggotanya 4-5 orang secara heterogen, setelah guru memberikan tugas

kepada kelompok dan setiap anggota kelompok akan berusaha mempelajarinya

dan yang sudah bisa memahami materi membantu anggota yang lain. Keunggulan

(20)

6

kelompok, saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi

pelajaran guna mencapai hasil yang maksimal.

Selanjutnya Istarani (2014:51) menyatakan bahwa “Kelebihan Team

Assited Individualy diantaranya meningkatkan kerjasama diantara siswa karena

belajar siswa dalam bentuk kelompok selain itu mereka saling tukar pikiran, ide,

atau gagasan dalam proses pembelajaran”. Jadi, pembelajaran ini diharapkan akan

mengalami perbaikan dengan adanya saling membantu antar siswa, saling

bekerjasama maka kesungguhan dan keaktifan siswa akan meningkat dan siswa

menjadi aktif. Hal ini berkaitan dengan model pembelajaran Team Assited

Individualy yang dikaji dalam penelitian ini.

Penelitian ini secara operasional akan mengkaji pengaruh model

pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa.

Sebagaimana yang telah diuraikan diatas model pembelajaran pada penelitian ini

adalah model pembelajaran Student Teams Archievement Division dan model

pembelajaran Team Assited Individualy. Hasil belajar berupa pemerolehan

pengetahuan dari kegiatan belajar.

Jadi, dengan pemilihan dan penggunaan model pembelajaran kooperatif

Student Teams Archievement Division dan Team Assited Individualy akan dapat

memotivasi siswa dan membangkitkan semangat belajar yang tinggi dan terdapat

interaksi yang timbal-balik antara guru dengan siswa yang dapat meningkatkan

(21)

7

Berdasarkan uraian-uraian diatas maka peneliti merasa tertarik (penting)

melakukan penelitian dan mengangkatnya menjadi suatu penelitian yang berjudul

sebagai berikut: “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Dan Motivasi Belajar

Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII SMP Santo Xaverius 2 Kabanjahe”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka dapat di

identifikasi sejumlah masalah yang terkait dalam penelitian ini yaitu:

(1). Apakah hasil belajar di SMP Santo Xaverius 2 Kabanjahe sudah sesuai

dengan tuntutan kurikulum SMP? (2). Bagaimana pembelajaran yang

dilaksanakan di SMP Santo Xaverius 2 Kabanjahe? (3). Apakah model

pembelajaran kooperatif Student Teams Archievement Division dan Team Assited

Individualy dapat memberi pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar IPS

siswa? (4). Apakah motivasi belajar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa?

(5). Apakah terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran kooperatif

Student Teams Archievement Division dan Team Assited Individualy dengan

motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS siswa?

1.3. Pembatasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah dan mendalam, masalah dalam penelitian ini

dibatasi hanya pada masalah model pembelajaran kooperatif Student Teams

Archievement Division dan model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualy. Karakteristik siswa dibatasi pada motivasi belajar yang

(22)

8

Hasil belajar yang akan dinilai adalah hasil belajar IPS siswa pada materi

proses pembentukan muka bumi di semester ganjil kelas VII SMP Santo Xaverius

2 Kabanjahe Tahun Ajaran 2015-2016 yang dibatasi pada ranah Kognitif

Taksonomi Bloom (Pengetahuan (C1), Pemahaman (C2), Aplikasi (C3), Analisis

(C4)).

1.4.Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang, dan setelah dibatasi masalah-masalah yang

diidentifikasi maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh perbedaan antara hasil belajar IPS siswa yang

diajar dengan Student Teams Archievement Division dengan yang diajar

dengan Team Assited Individualy?

2. Apakah terdapat pengaruh hasil belajar IPS siswa antara motivasi belajar

tinggi dengan motivasi belajar rendah?

3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif Student

Teams Archievement Division dan Team Assited Individualy dengan motivasi

(23)

9

1.5.Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian

ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan hasil belajar IPS siswa yang diajar

dengan Student Teams Archievement Division dan yang diajar dengan Team

Assited Individualy.

2. Untuk mengetahui pengaruh hasil belajar IPS siswa antara motivasi belajar

tinggi dengan motivasi belajar rendah.

3. Untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran kooperatif Student

Teams Archievement Division dan Team Assited Individualy dengan motivasi

belajar terhadap hasil belajar IPS siswa.

1.6.Manfaat Penelitian

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat memberi kontribusi bagi dunia

pendidikan khususnya menambah khasanah ilmu pengetahuan teori-teori yang

berkaitan dengan model pembelajaran IPS di SMP. Selain itu, diharapkan dapat

digunakan sebagai perbandingan atau teori untuk lanjutan penelitian yang relevan.

Sedangkan manfaat praktis bagi guru dapat memperbaiki sistem pembelajaran

dikelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD dan TAI

dalam pembelajarannya dan bagi siswa memberi suasana belajar yang menarik

(24)

117

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

1.1. Simpulan

Simpulan-simpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Rata-rata hasil belajar IPS siswa yang diajar dengan model pembelajaran

kooperatif TAI lebih tinggi dibanding dengan rata-rata hasil belajar IPS siswa

yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif STAD. Dengan demikian,

model pembelajaran kooperatif TAI lebih efektif diterapkan dalam

pembelajaran IPS guna meningkatkan hasil belajar IPS siswa tanpa

memperhatikan adanya perbedaan motivasi.

2. Rata-rata hasil belajar IPS siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajar

dengan model pembelajaran kooperatif TAI maupun model pembelajaran

kooperatif STAD lebih tinggi dibanding dengan rata-rata hasil belajar IPS

siswa dengan motivasi belajar rendah.

3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar siswa

yang memberikan perbedaan pengaruh terhadap hasil belajar IPS. Perbedaan

pengaruh tersebut adalah (a) hasil belajar IPS siswa yang diajar dengan model

pembelajaran kooperatif TAI lebih tinggi dibanding hasil belajar IPS siswa

yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif STAD, (b) hasil belajar

(25)

118

dibanding siswa dengan motivasi belajar rendah, (d) hasil belajar IPS siswa

yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif STAD dengan motivasi

belajar tinggi lebih tinggi dibanding siswa dengan motivasi belajar rendah, (e)

hasil belajar IPS siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif

TAI dan motivasi belajar tinggi lebih tinggi daripada hasil belajar IPS siswa

yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif STAD dan motivasi

belajar tinggi, (f) hasil belajar IPS siswa yang diajar dengan model

pembelajaran kooperatif TAI dan motivasi belajar rendah lebih rendah

daripada hasil belajar IPS siswa yang diajar dengan model pembelajaran

kooperatif STAD dan motivasi belajar rendah.

1.2.Implikasi

1. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh model

pembelajaran terhadap hasil belajar IPS siswa. Hal ini menegaskan bahwa

model pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menjadi perhatian

sebagai solusi untuk meningkatkan hasil belajar IPS. Hal ini dapat diterima

karena dengan menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan

partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya dapat

meningkatkan keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran itu sendiri.

Dengan demikian, jika menerapkan model pembelajaran yang kurang tepat

dalam pembelajaran akan berakibat berkurangnya partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran.

Penelitian ini menunjukkan bahwa secara rata-rata hasil belajar IPS siswa

(26)

119

ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif TAI lebih efektif

untuk meningkatkan hasil belajar IPS. Hal itu karena dalam pembelajaran

dengan model pembelajaran kooperatif TAI siswa aktif untuk memahami

materi. Konsekuensi logis dari pengaruh penerapan model pembelajaran

terhadap hasil belajar IPS berimplikasi kepada guru untuk melaksanakan

model pembelajaran kooperatif TAI. Dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif TAI diharapkan guru dapat membangkitkan minat

dan motivasi keterlibatan siswa terhadap pembelajaran IPS dan dapat

menciptakan suasana belajar yang lebih interaktif dan efektif dalam mencapai

tujuan pembelajaran.

2. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa motivasi belajar berpengaruh

terhadap hasil belajar IPS. Siswa dengan motivasi belajar tinggi memiliki

rata-rata hasil belajar IPS lebih tinggi dibandingkan dengan siswa dengan

motivasi belajar rendah. Hal ini menegaskan bahwa motivasi belajar

signifikan memberikan pengaruh dalam meningkatkan hasil belajar IPS

siswa. Siswa dengan motivasi belajar tinggi, lebih mudah menerima materi

pelajaran karena konsentrasi belajar. Dengan demikian, siswa yang memiliki

dorongan untuk belajar terus menerus mudah mencerna materi pembelajaran

dan memecahkan masalah belajarnya. Dengan demikian, siswa yang memiliki

motivasi belajar rendah akan rendah pula hasil belajar IPSnya, sebaliknya

(27)

120

dan prediksi dalam menentukan motivasi belajar yang dimiliki siswa. jika

motivasi belajar siswa dapat dikelompokkan maka guru dapat merancang

rencana pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik siswa. Selain itu,

guru dapat melakukan pembelajaran lain misalnya untuk siswa yang memiliki

motivasi belajar tinggi diberikan materi pengayaan dan soal-soal latihan

dengan tingkat kesukaran yang lebih tinggi. Sementara untuk siswa dengan

motivasi belajar rendah diberikan materi remedial yang bertujuan untuk

melatih pemahaman dan penguasaan terhadap materi pembelajaran. Dengan

demikian, siswa diharapkan mampu membangun dan menemukan sendiri

pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan materi

pembelajaran guna memperoleh hasil belajar IPS yang lebih baik. Selain itu,

siswa diharapkan mampu meningkatkan retensinya dengan cara menemukan

materi penting bukan karena perintah guru.

Implikasi dari perbedaan karakteristik siswa dari aspek motivasi belajar

adalah memberikan pemahaman kepada guru dalam memilih model

pembelajaran harus mempertimbangkan motivasi belajar siswa. Dengan

adanya motivasi belajar dalam diri siswa akan berperan terhadap reaksi

positif yang akan dilakukannya dalam merespon suatu ide, gagasan, dalam

pembelajaran yang berlangsung. Karena itu model pembelajaran yang

diterapkan guru akan efektif atau tidak tentu bergantung dari karakteristik

siswa yang belajar.

Perbedaan motivasi juga berimplikasi kepada guru dalam pelaksanaan

(28)

121

menerapkan konsep belajar tutorial dimana guru mengarahkan siswa belajar

dengan kelompok belajar dengan diskusi di dalam kelas sehingga siswa yang

memiliki motivasi belajar tinggi dapat memberikan bantuan kepada siswa

yang memiliki motivasi belajar rendah. Dengan demikian, kegiatan

pembelajaran bagi siswa dengan motivasi belajar rendah dapat terbantu dalam

memahami materi pembelajaran.

3. Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat interaksi model pembelajaran dan

motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS. Interaksi tersebut teridentifikasi

dari siswa dengan motivasi belajar tinggi dan diajar dengan model

pembelajaran kooperatif TAI memperoleh hasil belajar IPS yang lebih tinggi

dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD.

Sedangkan bagi siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan

model pembelajaran kooperatif TAI lebih rendah dibandingkan dengan yang

diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD. Dengan

demikian, dapat dipahami bahwa model pembelajaran kooperatif TAI lebih

tepat digunakan bagi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedangkan

model pembelajaran kooperatif STAD lebih tepat digunakan bagi siswa

dengan karakteristik motivasi belajar rendah.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar

IPS dipengaruhi oleh model pembelajaran yang diterapkan oleh guru dan

(29)

122

maksimal maka kedua variabel tersebut yaitu model pembelajaran dan

motivasi belajar perlu mendapat perhatian secara bersama.

Interaksi model pembelajaran dan motivasi belajar berimplikasi kepada guru

dan siswa. Untuk guru, agar dapat memahami dan melaksanakan dengan baik

model pembelajaran kooperatif TAI di kelas karena dari penelitian ini

terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar IPS. Sedangkan untuk siswa

agar selalu berupaya meningkatkan motivasi belajar dalam belajar.

1.3.Saran-saran

Berdasarkan hasil temuan penelitian sebelumnya, maka dapat dituliskan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada penyelenggara sekolah dan guru disarankan dalam kegiatan

pembelajaran perlu menerapkan model pembelajaran koperatif TAI dengan

melengkapi unsur teknologi dan media pembelajaran.

2. Kepada pengawas rumpun mata pelajaran IPS untuk memberikan kepada

guru agar memperhatikan karakteristik siswa dalam merancang pembelajaran

sehingga dapat menerapkan model pembelajaran yang sesuai untuk

dilaksanakan dalam materi ajar IPS.

3. Kepada peneliti lain disarankan untuk meneliti karakteristik siswa yang lain,

misalnya kreatifitas, gaya belajar, retensi dan sebagainya yang turut

(30)

123

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S (2013). Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.

(2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta

Darmansyah (2012). Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor, Jakarta: Bumi Aksara

Depdiknas, (2006). Pola Induk Pengembangan Sistem Penilaian, Pemerintah Jawa Timur.

Dimyati dan Mudjiono, (2002). Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta

Hamalik, Oemar (2013). Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara

Ibrahim, M. dkk (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA

Istarani (2014). 58 Model Pembelajaran Inovatif, Medan: Media Persada

Istarani, Ridwan M. (2014). 50 Tipe Pembelajaran Kooperatif. Medan: Media Persada

Joyce, B., dan Weil, M. (1992). Models of Teaching. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice Hall.

Mappa, Syamsu, dkk. (1983). Teori Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen P & K Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Nasution, (2012). Kurikulum & Pengajaran, Jakarta: Bumi Aksara

Ridwan, (2004). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta

Rusman (2013). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

(31)

124

Shoimin, Aris (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: AR: RUZZ MEDIA.

Slavin, R.E, (1995). Cooperatif Learning. Boston: Allyn and Bacon Publisher.

Setiawan, Deny (2013). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Medan: UNIMED Press

Sugiyono & Siswanto (2006). Buku Ajar IPS Terpadu (Geografi). Solo: PT Nyata Grafika Media Surakarta.

Susanto, Ahmad (2014). Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenada Media Group

Sudjana. N, (2008). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara

Uno, Hamzah B (2014). Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara

Wena, Made (2014). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan

Gambar

Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel    Siswa Dengan Motivasi Belajar Tinggi Dan
Gambar  4.1 Histogram Hasil Belajar IPS Siswa Yang Diajar Dengan   Gambar  4.2 Histogram Hasil Belajar IPS Siswa Yang Diajar Dengan
Tabel 1.1. Hasil Ujian Akhir Sekolah IPS SMP Santo Xaverius 2 Kabanjahe

Referensi

Dokumen terkait

[r]

commit to user ª·· ÜßÚÌßÎ ×Í× Ø¿´¿³¿² ØßÔßÓßÒ ÖËÜËÔ

Faktor penting lain yang menjadi penghambat kegiatan usaha agroindustri perikanan yang dihadapi oleh wirausaha wanita di Kecamatan Cisolok dan Kecamatan Palabuhan Ratu

Untuk membantu dalam menganalisa data yang diperoleh dalam penelitian, maka penelitian ini menggunakan teknik penentuan skor. Teknik penentuan skor yang akan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA

[r]

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa knsumsi sayuran responden dan anggota keluarga sudah sesuai anjuran FDA dalam piramida makanan untuk konsumsi sayuran yaitu 3-5

bila yang termuat dalam sebuah iklan adalah ideologi gender yang setara, nilai ini.. akan terinternalisasi ke dalam pola pikir seseorang,