• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN SISTIM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU DI SDLB – B YPTB MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PELATIHAN SISTIM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU DI SDLB – B YPTB MALANG"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PELATIHAN SISTIM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI

ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU DI SDLB – B YPTB MALANG

TESIS

Program Studi Magister Psikologi

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Psikologi

Diajukan oleh : Ludfia Ida Variani

NIM 09820016

PROGRAM PASCA SARJANA

(2)

PELATIHAN SISTIM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI

ORANGTUA DENGAN ANAK TUNARUNGU DI SDLB – B YPTB MALANG

TESIS

Untuk memperoleh gelar Magister Sains Psikologi Program Studi Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

LUDFIA IDA VARIANI NIM. 09820016

PROGRAM PASCA SARJANA

(3)

PELATIHAN SISTIM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI

ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU DI SDLB – B YPTB MALANG

Usulan Ujian Untuk Tesis Sarjana S-2 Program Studi Magister Sains Psikologi

Diajukan oleh : Ludfia Ida Variani

NIM 09820016

PROGRAM PASCA SARJANA FAKULTAS PSIKOLOGI

(4)

PELATIHAN SISTIM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI

ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU DI SDLB – B YPTB MALANG

Usulan Ujian Tesis

Yang diajukan oleh : Ludfia Ida Variani

NIM 09820016

Telah disetujui oleh :

Pembimbing Utama :

Dr. Rahmat Aziz, M. Si Tanggal : 4 Agustus 2011

Pembimbing Pendamping

(5)

TESIS

PELATIHAN SISTIM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI

ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU DI SDLB – B YPTB MALANG

Disusun oleh : Ludfia Ida Variani

NIM 09820016

Diterima dan disahkan Pada tanggal 18 Agustus 2011

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. Rahmat Aziz, M.Si Dra. Djudiah, M.Si

Tesis ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Psikologi

Tanggal 18 Agustus 2011 Direktur,

(6)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama : Ludfia Ida Variani

NIM : 09820016

Program Studi : Magister Psikologi

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa : 1. Tesis dengan judul

PELATIHAN SISTIM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU DI SDLB – B YPTB MALANG Adalah hasil karya saya dan dalam naskah Tesis ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka. 2. Apabila ternyata di dalam naskah Tesis ini dapat dibuktikan terdapat

unsur-unsur PLAGIASI, saya bersedia TESIS ini DIGUGURKAN dan GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Tesis ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTY NON EKSKLUSIF.

Demikan pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Malang, 18 Agustus 2011 Yang menyatakan

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya atas Rahmat, Hidayah dan Ridho-Nya penulis mampu menyelesaikan tesis ini.

Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa penelitian ini dapat terlaksana atas bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu perkenankan penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Bapak Rektor Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Bapak Dr. Latipun, M.Kes selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan rekomendasi ijin penelitian. 3. Bapak Drs. Yudi Sudarsono, M.Si, Psi selaku Ketua Prodi Magister Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang telah memberikan rekomendasi ijin penelitian.

4. Bapak Dr. Rahmat Aziz, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan tesis ini.

5. Ibu Dra. Djudiyah, M.Si selaku Dosen Pendamping yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan tesis ini.

6. Ibu Hj. Pudjiati Harijanto, S.Pd selaku Kepala SDLB – B YPTB Malang yang telah berkenan memberikan ijin tempat dalam pelaksanaan penelitian ini.

(8)

8. Ibu Sri Sulistyowati, S.Pd selaku instruktur pelatihan SIBI yang berkenan membantu terlaksananya pelatihan SIBI dalam penelitian ini.

9. Suami dan anak-anak tercinta yang membantu memberikan motivasi dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran penyusunan tesis ini. Semoga amal baik tersebut mendapat rahmat dari Allah SWT.

Menyadari akan keterbatasan penulis sebagai manusia, maka tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis memohon saran dan kritik yang membangun demi perbaikan selanjutnya. Akhirnya harapan penulis semoga tesis ini dapat memberikan manfaat ilmu bagi pembaca.

Malang, 18 Agustus 2011

(9)

TESIS

PELATIHAN SISTIM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI

ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU DI SDLB – B YPTB MALANG

Program Studi Magister Psikologi

Diajukan oleh : Ludfia Ida Variani

NIM 09820016

Telah dipertahankan di depan dewan penguji Pada tanggal 18 Agustus 2011

SUSUNAN DEWAN PENGUJI :

1. KETUA : Dr. Rahmat Aziz, M. Si (_______________)

2. SEKRETARIS : Dra. Djudiah, M.Si (_______________)

3. PENGUJI I : Dr. Diah Karmiyati (_______________)

4. PENGUJI II : Dra. Siti Suminarti F, M.Si, P.Si (_______________)

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Agustus 2011

(10)

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

HALAMAN MOTTO iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

ABSTRAK xii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 9

C. Pembatasan Masalah 10

D. Tujuan Penelitian 11

E. Manfaat Penelitian F. Penelitian Terdahulu

11 12 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi 13

2. Fungsi Komunikasi 14

(11)

Interpersonal 24

6. Manfaat Komunikasi 24

7. Bentuk Komunikasi Orang Tua yang memiliki Anak 27 B. Anak Tunarungu dan Ruang Lingkupnya

1. Pengertian Anak Tunarungu 32 2. Klasifikasi Anak Tunarungu 35 3. Karakteristik Anak Tunarungu 40 4. Perkembangan Anak Tunarungu 43 5. Perolehan Bahasa Anak Tunarungu 50 6. Pendekatan Komunikasi Anak Tunarungu 51 C. Sistim Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI)

1. Pengertian SIBI 62

2. Komponen SIBI 65

3. Abjad Jari 70

4. Petunjuk Penggunaan SIBI 71 D. Pelaksanaan Sistim Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI)

1. Pengertian Pelatihan 74

2. Tujuan Pelatihan 75

3. Penyusunan Program Pelatihan 76

4. Pelatihan SIBI 81

E. Pengaruh Pelatihan Sistim Terhadap Peningkatan

Komunikasi Orang Tua dengan Anak Tunarungu 82

(12)

G. Hipotesis Penelitian 85 BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 87 B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 88 C. Tempat dan waktu Penelitian 90

D. Subjek Penelitian 91

E. Teknik Pengumpulan Data 95

F. Uji Coba Instrumen 100

H. Prosedur Pelaksanaan Pelatihan 105

I. Tehnik Analisa Data 114

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian 116

B. Pengujian Hipotesis 120

C. Pembahasan Hasil Penelitian 122

BAB V KESMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 129

B. Saran 129

C. Keterbatasan Penelitian 131

DAFTAR PUSTAKA 132

LAMPIRAN 140

(13)

Tabel 3.1 Rancangan pelaksanaan penelitian 91

Tabel 3.2 Keadaan populasi penelitian 92

Tabel 3.3 Blueprint skala komunikasi 98

Tabel 3.4 Hasil uji validitas skala komunikasi orang tua siswa tunarungu

104 Tabel 3.5 Kegiatan Penyusunan Modul Pelatihan 109 Tabel 3.6 Jadwal Pelaksanaan Pelatihan SIBI 110

Tabel 4.1 Data Subjek Penelitian 114

Tabel 4.2 Hasil pretes Kemampuan komunikasi Orang tua Sebelum Perlakuan

116 Tabel 4.3 Hasil postest Kemampuan komunikasi Orang tua sesudah

Perlakuan

117

Tabel 4.4 Deskripsi Statistik 118

Tabel 4.5 Perhitungan Analisis Uji Rangking Bertanda Wilcoxon Untuk Kemampuan Komunikasi Orang tua 119 Tabel 4.6 Hasil perkembangan tingkat penguasaan kosa kata Orang tua 122

(14)

Gambar 2.1 Isyarat awalan 69

Gambar 2.2 Isyarat Akhiran 69

Gambar 2.3 Isyarat Partikel 70

Gambar 2.4 Isyarat Kata Ulang 70

Gambar 2.5 Isyarat kata gabung 71

Gambar 4.1 Histogram Kemampuan Komunikasi orang tua Sebelum Perlakuan (pre test)

116 Gambar 4.2 Histogram Kemampuan Komunikasi orang tua Sesudah

Perlakuan (postest

117 Gambar 4.3 Histogram Perbandingan Nilai Pre test dan Post test 118

(15)

Lampiran 1 Surat ijin penelitian 140 Lampiran 2 Surat kesediaan orang tua mengikuti pelatihan 141 Lampiran 3 Surat keterangan telah melaksanakan ujicoba instrumen 142 Lampiran 4 Instrumen penelitian sebelum ujicoba 143 Lampiran 5 Hasil uji validitas instrumen 150 Lampiran 6 Hasil uji reliabilitas instrumen 191 Lampiran 7 Instrumen penelitian setelah ujicoba 201 Lampiran 8 Hasil uji analisis Wilcoxon 207 Lampiran 9 Daftar hadir peserta pelatihan 214 Lampiran 10 Kurikulum SDLB tunarungu 223 Lampiran 11 Surat keterangan telah melaksanakan penelitian 228 Lampiran 12 Hasil Penguasaan Kosa Kata orang tua 229 Lampiran 13 Data siswa SDLB – B YPTB Malang 230

Lampiran 14 Modul Pelatihan 231

Lampiran 15 Foto Kegiatan Pelatihan 264

(16)

Abdurrachman, M. (1994). Pendidikan Luar Biasa Umum. Proyek Pendidikan Tenaga AKademik, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Abdullah, M. (2010). Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek. Malang. UMM Press

Arikunto, Suharsimi. (2002). “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”. Jakarta: Rineka Cipta.

Ashar Sunyoto Munandar. (2006). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta. UI-Press.

Ashman, A. and Elkins, J. (eds.). (1994). Educating Children with Special Needs. Sidney: Prentice Hall of Australia Pty Ltd

Azwar, Saifudin. (2005). “Penyusunan Skala Psikologi”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

…….Parent interaction course in order to enhance communication skills between

parents and children following pediatric cochlear implantation

International Journal of Pediatric Otorhinolaryngology, Volume 66, Issue 2, Pages 161-166

Budiar. (2000). Pengaruh Pelatihan terhadap Pengembangan Karir Pegawai.Tesis. Malang : PPS Universitas Brawijaya.

Bunawan, L. (1997). Komunikasi Total. Proyek Pendidikan Tenaga Akademik, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Bunawan, L. (2000). Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu. Proyek Pendidikan Tenaga Akademik. Yayasan Santi Rama.

Bunawan, L. (2004). Hekekat Ketunarunguan & Implikasi dalam Pendidikan. Makalah Pelatihan Dosen Pendidikan Luar Biasa, tidak diterbitkan. Jakarta.

Campbell, R.F., Corbally, J.E., 7 Nystrand, R.O. 1983. Introduction to Educational Administration . (6th edition). Boston : Allyn and Bacon. Carolien Rieffe.(2006). Anger Communication in Deaf Children.London. Institute

of Education, University of London

Chatlinas, Said. 1988. Pengantar Administrasi Pendidikan. Jakarta : Depdikbud, Dirjen Dikti, P2LPTK.

Changara, Hafied. (2003). “Pengantar Ilmu Komunikasi”. Jakarta: Raja Grafindo Persada

(17)

Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Boyolali Tahun 2008/2009. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Cline, T. & Frederickson, N. (2002). Special Education Needs: Inclusion and Diversity. Philadelphia : Open University Press

Cristina Vaccari1, Marc Marschark2. Communication between Parents and Deaf Children: Implications for Social-emotional Development, ,*Article first published online: 7 DEC 2006.Journal of Child Psychology and Psychiatry. Volume 38, Issue 7, pages 793–801, October 1997

Dani Vardiansyah, .(2004). Pengantar Ilmu Komunikasi Pendekatan Taksonomi Konseptual. Bogor. Ghalia Indonesia.

Daniel, Wayne W. (1989). Statistika Nonparametrik Terapan. Jakarta : Gramedia Debdikbud. 1984. Pendidikan Anak Tunarungu. Jakarta : Depdikbud.

Debdikbud. 1984. Pembinaan BahasaAanak Tuli dengan Sistim 350 Kata. Jakarta : Depdikbud

Depdiknas.2002. Kamus Sistem Isyarat Bahasa Indonesia . Jakarta : Direktorat Pendidikan Luar Biasa. Proyek Pengelolaan Sistem dan Standarisasi Pengelolaan Pendidikan Luar Biasa.

Depdiknas.2008. Kamus Sistem Isyarat Bahasa Indonesia . Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa. PUMK Pengembangan Sistem dan Standar Pengelolaan Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus De Vito, J.A. (1995). The Interpersonal Communication Book Seventh Edition.

New York : Harpers Collins college Publishers.

De Vito, J.A. (1997). Komunikasi Antar Manusia. Edisi. Jakarta : Profesional Books

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam berinteraksi , manusia membutuhkan proses komunikasi supaya terjadi keseimbangan hidup antara satu dengan yang lainnya. Komunikasi itu sendiri bisa terjadi dengan diri sendiri maupun orang lain.

Komunikasi antara orang tua dan anak adalah sebuah proses pengiriman pesan dimana pesan yang diterima sama dengan pesan yang dikirim. Menurut Pratikto (Prasetyo, 2000. Hal. 65) komunikasi orang tua dan anak adalah suatu proses hubungan antara orang tua (ibu dan ayah) dan anak yang merupakan jalinan yang mampu memberi rasa aman bagi anak melalui suatu hubungan yang memungkinkan keduanya untuk saling berkomunikasi sehingga adanya keterbukaan, percaya diri dalam menghadapi dan memecahkan masalah. Oleh karena itu hubungan yang terjalin dapat menimbulkan kesenangan, yang berpengaruh pada hubungan yang lebih baik. Di samping itu, intensitas komunikasi dalam keluarga adalah penting, karena dapat mempererat hubungan keluarga dan dapat memberikan rasa aman pada mereka, situasi demikian juga dapat membantu perkembangan motivasi belajarnya.

(19)

2

Arti komunikasi bagi semua orangtua mungkin sama, sebagai alat bantu untuk berhubungan dengan anak, baik secara oral, verbal, maupun bahasa tubuh. Kesamaan memaknai sesuatu melalui sebuah proses penyampaian suatu pernyataan yang dilakukan oleh orangtua terhadap anak adalah peristiwa penting, terutama dalam upaya meningkatkan hubungan emosional antara orangtua dengan anak. Artinya bagaimana cara orang tua dapat berkomunikasi dengan seefektif mungkin sehingga mampu menyampaikan sesuatu kepada anak tentang apa yang dirasakan, apa yang dilihat dan apa yang didengar, demikian juga sebaliknya dengan anak. Dalam hal ini tentunya akan lebih mudah disampaikan apabila di antara keduanya mempunyai kesamaan pandangan, dan tidak ada sesuatu yang menghalangi proses penyampaian pesan dalam berkomunikasi.

Menurut psikolog Mulyadi (Kompas,2007) orangtua perlu membentuk komunikasi yang efektif di antara sempitnya ruang waktu bersama keluarga. Komunikasi, sesungguhnya tidak hanya terbatas dalam bentuk kata-kata. Komunikasi, adalah ekspresi dari sebuah kesatuan yang sangat kompleks. Bahasa tubuh, senyuman, peluk kasih, ciuman sayang, dan kata-kata. Orangtua harus tetap meluangkan waktu seberapa pun juga dalam sehari untuk berkomunikasi dengan tatap muka, langsung atau sekadar menelepon anak. Karena itu ketika ada waktu bertemu dengan seluruh anggota keluarga hendaknya manfaatkan dengan semaksimal mungkin.

(20)

3

(21)

4

Pada umumnya komunikasi yang cepat dilakukan dengan menggunakan verbal (kata-kata/lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan bahasa non-verbal (gesti, mimik dan isyarat). Komunikasi dengan menggunakan bahasa non-verbal atau bahasa baku dan alamiah ini merupakan komunikasi yang banyak digunakan oleh anak tunarungu. Kemampuan untuk menjelaskan kejadian sehari-hari menuntut banyak kesabaran dan kematangan dari pihak orangtua, hal ini sering disebabkan karena kemiskinannya dalam bidang komunikasi. Dalam arti kesulitan untuk menjelaskan sesuatu yang menurut mereka penting. Seringkali kemudian muncul stres, stres yang ditimbulkan kesulitan untuk mendiskusikan berbagai hal. (Mangunsong, 2009).

Melihat kondisi seperti ini, hal yang paling tampak adalah komunikasi menjadi tidak efektif. Sesuai pendapat Campbell, dkk (1983) yang menyatakan bahwa komunikasi yang efektif akan terjadi jika tujuan komunikasi itu sendiri dapat dicapai dengan baik.

(22)

5

berperilaku negatif dari pada anak yang mampu dan mau berkomunikasi (Hurlock, 1998: 192).

Secara umum, komunikasi dalam keluarga ini biasanya berbentuk komunikasi antar personal (face to face communication) yang pada intinya merupakan komunikasi langsung dimana komunikasi dapat beralih fungsi, baik sebagai komunikator dan komunikan. Selain itu, yang lebih penting lagi adalah bahwa reaksi yang diberikan masing-masing anggota keluarga, komunikasi dapat diperoleh langsung. Komunikasi yang terjadi dalam keluarga, terjalin antara orang tua dengan anak merupakan bentuk komunikasi interpersonal.

Komunikasi interpersonal berlangsung dalam interaksi antar pribadi seperti hubungan ibu dengan anak, ayah dengan anak. Melalui komunikasi interpersonal manusia dapat menyampaikan pesan atau informasi kepada orang lain.

Penelitian yang dilakukan oleh Siska, Sudarjo dan Purnamaningsih (2003) menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi interpersonal akan mempengaruhi konsep diri dan kepercayaan dirinya anak. Sesuai dengan pendapat Brooks (dalam Rakhmat, 2004) yang menyatakan suksesnya komunikasi interpersonal banyak tergantung pada kualitas konsep diri seseorang, positif atau negatif, karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya.

(23)

6

bahwa reaksi dan perlakuan keluarga serta lingkungan sosial disekitarnya merupakan salah satu sumber frustasi bagi para penyandang tuna daksa, yang tidak jarang justru berakibat lebih berat daripada cacat tubuh yang dialaminya. Keanekaragaman pengaruh perkembangan yang bersifat negatif menimbulkan resiko bertambah besarmya kemungkinan munculnya kesulitan dalam kemampuan komunikasi interpersonalnya. Sedangkan penelitian oleh Pratiwi (2008) menunjukkan bahwa dukungan orang tua mempengaruhi pembentukan konsep diri anak tuna daksa dan nantinya akan mempengaruhi dalam komunikasi interpersonalnya.

Melihat kenyataan ini , peneliti berpendapat bahwa komunikasi sangat diperlukan untuk membentuk konsep diri positif pada diri anak khususnya bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus, demikian juga dengan anak tunarungu. Untuk itu bagi orang tua yang mempunyai anak tunarungu sangat membutuhkan kemampuan berkomunikasi yang sesuai dengan keadaan anak, sesuai dengan perkembangan bahasa, kebutuhan dan kemampuan anak, dengan tujuan untuk menciptakan hubungan emosional yang baik serta menumbuhkan konsep diri anak tunarungu.

(24)

7

hubungan emosional antara orang tua dan anak sebagaimana mestinya, orang tua membutuhkan pelatihan cara berkomunikasi, dalam hal ini komunikasi isyarat sesuai yang telah diberikan dalam pembelajaran bahasa di SLB.

Dari pengalaman peneliti sebagai tenaga pendidik di SLB Tunarungu, selama ini bentuk peran aktif atau keterlibatan orang tua dalam bidang pendidikan anak tunarungu masih sebatas dalam bidang akademik, misalnya dalam hal pengambilan rapor dan kenaikan kelas. Sedangkan dalam hal mengupayakan agar anak tunarungu dapat berkomunikasi dengan mengoptimalkan sisa pendengaran yang masih dimiliki justru kurang mendapat perhatian dari orang tua.

Sekarang ini mulai munculnya kesadaran dari beberapa perusahaan untuk mengembangkan komunikasi bagi anak tunarungu, salah satu diantaranya adalah PT Telekomunikasi Indonesia yang meluncurkan sebuah aplikasi dan portal yang akan membantu masyarakat, khususnya para guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Tunarungu dan orang tua, dalam proses pembelajaran bahasa bagi anak berkebutuhan khusus dalam hal pendengaran di Indonesia. Peluncuran aplikasi dan portal i-CHAT adalah tersedianya media bagi komunitas Tunarungu di Indonesia untuk berinteraksi, saling berbagi ilmu dan pengetahuan, dan metode pembelajaran bahasa, sehingga mereka yang berkebutuhan khusus dalam hal pendengaran ini mampu berkomunikasi, bersosialisasi, tumbuh dan berkembang sebagaimana layaknya orang normal.(http://www.telkomjatim.com).

(25)

8

tunarungu belajar SIBI didorong oleh faktor kesadaran untuk dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan anaknya, dan dengan menggunakan pembelajaran SIBI memberikan dampak positif terhadap keberhasilan pembelajaran baik kognitif maupun psikomotor. Artinya dalam pembelajaran berbahasa untuk anak tunarungu terutama dalam kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia, orang tua juga perlu dilibatkan, perlu mendapatkan pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan cara penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia ini, sehingga orang tua dapat benar-benar berperan membantu anak untuk meningkatkan kosa kata /perbendaharaan katanya, bermanfaat untuk berkomunikasi seefektif mungkin dengan anak tunarungu.

Untuk itulah dalam proses pembelajaran di Sekolah Luar Biasa Tunarungu lebih menekankan pada pembelajaran wicara dengan terapi wicara, bina persepsi bunyi dan irama (BPBI) serta pembelajaran SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia). Salah satu tujuan dari bentuk pembelajaran ini adalah mengupayakan seoptimal mungkin anak tunarungu mampu berkomunikasi dengan jelas (mampu menyampaikan pesan dan mampu menangkap pesan dari orang lain). Sama halnya dengan anak tunarungu yang masih mempunyai sisa pendengaran mengembangkan kemampuan memperoleh bahasa dapat di bantu dengan menggunakan alat Bantu Dengar (ABD).

(26)

9

Indonesia (SIBI) dapat dilihat oleh indera penglihatan, sebagai pengganti dari hilang / berkurangnya fungsi pendengaran. Oleh karena itu Sistim Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) ini sangat membantu anak untuk meningkatkan kosa kata, dengan meningkatnya kosa kata anak mampu berkomunikasi, dan apabila program dan pembelajaran yang diberikan di Sekolah Luar Biasa Tunarungu dapat berkesinambungan dengan program pendampingan orang tua di rumah, diharapkan ada peningkatan kosa kata yang dimiliki anak tunarungu maka komunikasi diantara keduanya pun dapat terjalin.

Pada penelitian sebelumnya yang diteliti oleh Masitoh (2000) menunjukkan adanya proses pendampingan yang dilakukan oleh orang tua ketika anaknya belajar berkomunikasi dengan Sistim Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI), maka dalam penelitian peneliti ingin mengetahui bagaimanakah pengaruh Pelatihan Sistim Isyarat Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) yang diberikan kepada orang tua siswa tunarungu untuk meningkatkan kemampuan komunikasinya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah tingkat kemampuan komunikasi orang tua pada anak tunarungu sebelum diberi pelatihan Sistim Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) di SDLB-B YPTB Malang .

(27)

10

3. Apakah terdapat pengaruh pelatihan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) terhadap komunikasi orang tua dengan anak tunarungu di SDLB-B YPTB Malang .

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah perlu dilakukan karena adanya keterbatasan yang dimiliki peneliti, khususnya waktu, tenaga, kemampuan teoritik yang relevan dengan penelitian, sehingga diharapkan penelitian dapat dilakukan lebih terfokus dan mendalam.

Pembatasan masalah penelitian dapat peneliti lakukan berhubungan dengan fokus penelitian (variabel-variabel yang diteliti), pendekatan penelitian, tempat penelitian, subjek, instrumen dan hasil penelitian.

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini difokuskan untuk melihat pengaruh penggunaan Sistim Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) terhadap peningkatan komunikasi orang tua dengan anak tunarungu di SDLB-B YPTB Malang.

2. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menyusun modul Sistim Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) dan penyusunan skala komunikasi orang tua dengan anak tunarungu.

3. Sampel penelitian terdiri dari orang tua siswa kelas I sampai kelas VI di SDLB-B YPTB Malang.

(28)

11

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui bagaimana tingkat kemampuan komunikasi orang tua pada anak tunarungu sebelum diberi pelatihan Sistim Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) di SDLB – B YPTB Malang.

2. Mengetahui bagaimana tingkat kemampuan komunikasi orang tua pada anak tunarungu sesudah diberi pelatihan Sistim Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) di SDLB – B YPTB Malang.

3. Mengetahui pengaruh pelatihan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) bagi orang tua terhadap peningkatkan komunikasi pada anak tunarungu di SDLB-B YPTB Malang.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sejumlah manfaat, antara lain: 1. Secara teoritis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bidang pengembangan bahasa dan komunikasi, khususnya dalam bidang peningkatan kosa kata anak tunarungu melalui kegiatan penelitian.

(29)

12

F. Penelitian Terdahulu

1. Bellugi (1990) menemukan bahwa belajar bahasa isyarat sejak usia dini dapat meningkatkan keterampilan visualspatia.

2. Emmorey (1993) yang menemukan bahwa tunarungu dewasa yang belajar isyarat memiliki imajinasi visual lebih baik dari pada orang dewasa yang awas dan mendengar, dan terdapat bukti yang cukup untuk menjelaskan bahwa ketunarunguan dapat mempengaruhi persepsi, sebagai konsekuensi dari tidak bisa mendengar dan hasil belajar bahasa isyarat sebagai hasil belajar bahasa yang bersifat visual-spatial.

3. Dr. Verena Krausneker (2008) perlu mengambil langkah-langkah untuk mempromosikan dan mendukung bidang penelitian, penggunaan, pengajaran dan pembelajaran bahasa isyarat nasional dari setiap Negara. 4. Carolien Rieffe (2006) Keterbatasan bahasa sebagai dampak dari

Referensi

Dokumen terkait

pada penelitian ini adalah “Bagaimana peran penuntun pr aktikum berbentuk komik terhadap keterampilan proses sains siswa SMA pada praktikum uji urin?”.

Orang yang memiliki pekerjaan yang lebih layak guna pemenuhan semua kebutuhan hidupnya juga memiliki kecenderungan untuk memiliki tingkat kesehatan dan perilaku

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Matematika. ©

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Ketentuan Pasal 48 ayat (4), Pasal 50 ayat (5), Pasal 54 ayat (6), Pasal 55 ayat (7), Pasal 57 ayat (3), dan Pasal 59 ayat (2) Peraturan

(hakim konstitusi) pada saat memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa presiden dan/atau wakil presiden diduga telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap

4 Post test Tes tulisan (UTS) Menguraikan teori perilaku dan membedakan setiap teori dalam PKIP dengan benar Menguraikan teori perilaku dalam PKIP kurang benar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan motivasi belajar dan pemahaman siswa kelas X3 SMA N 6 Yogyakarta pada materi jurnal umum melalui penerapan

Kesediaan masyrakat dari aspek pengetahuan, kemahiran, pengurusan dan sokongan komuniti adalah penting dalam pembangunan program pelancongan seperti homestay