• Tidak ada hasil yang ditemukan

KORELASI ANTARA FREKUENSI KOMUNIKASI INFORMAL DI KALANGAN KARYAWAN TERHADAP MORALE KERJA PADA PT. GALANG PUTRA DEWATA SURABAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KORELASI ANTARA FREKUENSI KOMUNIKASI INFORMAL DI KALANGAN KARYAWAN TERHADAP MORALE KERJA PADA PT. GALANG PUTRA DEWATA SURABAYA"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASI ANTARA FREKUENSI KOMUNIKASI INFORMALDI 

KALANGAN KARYAWAN TERHADAP MORALE KERJAPADA PT. 

GALANG PUTRA DEWATA SURABAYA

 

Oleh: Asri Wulandari Purnayudya ( 03220283 ) 

Communication Science  Dibuat: 2008­03­31 , dengan 3 file(s). 

Keywords:Komunikasi Informal, Karyawan, Morale Kerja. 

ABSTRAKSI 

Komunikasi dalam suatu organisasi memegang peranan penting, karena komunikasi berguna  dalam koordinasi dan tugas antara atasan dengan bawahan atau antar karyawan. Umumnya arus  komunikasi dalam organisasi mengikuti struktur dan posisi dalam organisasi namun adakalanya  arus komunikasi yang terjadi dalam organisasi ini tidak terpengaruh posisi atau jabatan, 

komunikasi ini disebut komunikasi informal. PT. Galang Putra Dewata, sebagai perusahaan jasa  yang bergerak dalam bidang ekspedisi memprioritaskan kemampuan komunikasi karyawannya  agar perusahaan mampu berkembang dan mencapai tujuannya. Sebagai manusia karyawan pasti  membutuhkan interaksi sosial dan informasi baik yang berhubungan dengan pekerjaan maupun  masalah­masalah umum, komunikasi informal merupakan suatu proses untuk mendapatkan  tambahan informasi yang tidak didapatkan dalam saluran formal. Jika antar karyawan mampu  berinteraksi secara akrab dan bebas maka akan berpengaruh pada kinerja dan produktivitas  perusahaan, hal ini dapat dilihat dalam semangat kerja pada tiap­tiap karyawan, melalui  semangat kerja inilah dapat dilihat kinerja dan produktifitas SDM PT. Galang Putra Dewata.  Hipotesis penelitian ini adalah Ho “ tidak ada hubungan antara komunikasi informal karyawan  dengan morale kerja tiap­tiap karyawan” dan H1 “terdapat hubungan yang positif dan signifikan  antara komunikasi informal karyawan dengan morale kerja dalam diri tiap­tiap karyawan”.  Menurut Teori Hubungan Sosial yang dikemukakan oleh Barnard 1938, Mayo 1933,  Roethlisherger dan Dichson 1939, bahwa hubungan antarkaryawan dalam organisasi dapat  mempengaruhi produktifitas organisasi. Hubungan yang selaras, harmonis dan akrab diantara  karyawan dapat terwujud melalui suatu komunikasi yang efektif yaitu komunikasi informal.  Komunikasi informal yang dilakukan oleh karyawan merupakan aplikasi dari hubungan sosial  karyawan. Komunikasi dalam hal ini adalah komunikasi informal tidak hanya berfungsi sebagai  alat pemenuhan kebutuhan sosial tetapi berdampak juga pada efektifitas organisasi, hal ini  dikarenakan dapat menimbulkan semangat kerja karyawan. 

Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar  variabel. Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan PT Galang Putra Dewata sebanyak 50  orang sehingga menggunakan tekhnik total sampling, analisa data untuk mengukur tingkat  hubungan adalah korelasi product moment dimana didapat hasil r = 0,4146, p = 0,003. Atau  dengan kata lain hubungan antara komunikasi informal terhadap morale kerja adalah sebesar  41,46%. Hal ini berarti terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara komunikasi  informal dengan morale kerja pada tiap­tiap karyawan. 

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan pada penelitian ini adalah peningkatan kapasitas beban aksial dengan penambahan 1 lapis GFRP-S jacketing dan 2 lapis GFRP-S jacketing masing-masing

Pada tabung 3, tambahkan larutan NaOH 0,1 M tetes demi tetes sampai terjadi perubahan warna dibandingkan dengan tabung pertama.. Catat jumlah tetes dan tentukan

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik

Dari hasil analisis prediksi kebangkrutan yang dilakukan PT Mandiri (Persero) Tbk Tahun 2016 menyatakan bahwa perusahaan mengalami penurunan yang paling besar dari

Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan fungsi diskriminan untuk mengelompokkan anak usia 7 – 15 tahun,  khususnya

Dari Gambar 3 juga terlihat bahwa P5 dan P4 memiliki jumlah tunas yang sama pada 12 MSP, meskipun P5 meningkat pada 7 MSP, akan tetapi menurun pada 10 pengaruh pemberian

Kromatografi gas (KG) merupakan metode pemisahan dan deteksi senyawa organik yang mudah menguap dan senyawa gas anorganik dalam suatu campuran.Kromatografi gas dapat

Letak padaringan harus berdekatan dengan hawu, karena pamali, dan goah menjadi tempat yang penting bagi penghuni rumah pada saat melakukan semedi (ritual adat),