• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis faktor-faktor keberhasilan mahasiswa menggunakan regresi logistik dan metode CHAID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis faktor-faktor keberhasilan mahasiswa menggunakan regresi logistik dan metode CHAID"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

SRI NEVI GANTINI

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Analsis Faktor-Faktor Keberhasilan Mahasiswa Menggunakan Regresi Logistik dan Metode CHAID (Studi Kasus: Mahasiswa Farmasi UHAMKA) adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir tesis ini.

Bogor, Januari 2011

Sri Nevi Gantini

(3)

SRI NEVI GANTINI. Analisis Faktor-Faktor Keberhasilan Mahasiswa Menggunakan Regresi Logistik dan Metode CHAID (Studi Kasus: Mahasiswa Farmasi UHAMKA). Dibimbing oleh BUNAWAN SUNARLIM dan UTAMI DYAH SYAFITRI.

Data kemampuan akademik mahasiswa berupa transkrip nilai dapat dijadikan sebagai salah satu alat untuk mengukur prestasi mahasiswa. Kemampuan akademik ini dapat dilihat dari nilai indeks prestasi kumulatif (IPK). Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan akademik mahasiswa, antara lain faktor yang berasal dari dalam dan luar diri mahasiswa. Faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa yaitu: minat, kesiapan, motivasi, usaha, semangat dan persepsi. Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa antara lain: lingkungan sosial, lingkungan keluarga dan lingkungan kampus. Lingkungan kampus memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan keberhasilan mahasiswa bila dibanding dengan lingkungan lainnya.

Sebagai upaya meningkatkan kualitas lulusan, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (UHAMKA) menggunakan beberapa strategi, salah satunya adalah strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran dipandang sebagai salah satu strategi pokok untuk meningkatkan mutu lulusan UHAMKA. Dalam menentukan kebijakan terutama strategi pembelajaran UHAMKA menerapkan kebijakan bahwa penerimaan mahasiswa baru perlu didukung dengan data yang memadai dan dapat menjadi suatu acuan, sehingga kebijakan yang dijalankan dapat optimal. Data tentang mahasiswa baru perlu dianalisa agar data tersebut dapat dijadikan sebagai bahan informasi yang akurat.

Analisis terhadap kemampuan dasar mahasiswa baru dilakukan untuk membantu pimpinan UHAMKA dalam menentukan kebijakan, terutama dalam hal penerimaan mahasiswa baru. Analisis ini merupakan hal yang sangat penting agar UHAMKA mendapatkan mahasiswa-mahasiswa yang berkualitas.

Salah satu badan yang dijadikan acuan standar mutu Pendidikan Tinggi di Indonesia adalah Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. Salah satu standar lulusan adalah IPK. Pada penelitian disamping menyelesaikan permasalahan yang ada ingin dikaji pula pendekatan dari sisi pemodelan statistika yang berkaitan dengan ukuran sampel yang besar.

(4)

metode CHAID faktor yang mempunyai asosiasi paling kuat dengan keberhasilan mahasiswa yaitu kategori rataan nilai STTB. Hasil segmentasi CHAID menunjukkan bahwa mahasiswa yang berhasil yaitu perempuan yang memiliki rataan nilai STTB 7.00-7.99 dan mahasiswa yang memiliki rataan nilai STTB ≥ 8.00.

Proses analisis pada regresi logistik dengan cut off 0.5 dan analisis menggunakan metode CHAID diperoleh nilai sensitivity 50.54%, nilai specificity

78.16%, nilai total ketepatan klasifikasi 63.89% dan nilai total kesalahan klasifikasi 36.11%.

(5)

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2011

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

(6)

SRI NEVI GANTINI

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

pada Program Studi Statistika

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(7)
(8)

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah ini. Judul karya ilmiah ini adalah “Analisis Faktor-Faktor Keberhasilan Mahasiswa Menggunakan Regresi Logistik dan Metode CHAID (Studi kasus: Mahasiswa Farmasi UHAMKA)”. Karya ini merupakan salah satu syarat kelulusan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar Magister Sains pada Program Studi Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis mendapatkan banyak ilmu, inspirasi, dan pelajaran yang begitu berharga, sehingga penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih, diantaranya kepada Bapak Ir. Bunawan Sunarlim, MS dan Ibu Utami Dyah Syafitri, M.Si selaku pembimbing I dan pembimbing II atas bimbingannya dan telah memberikan waktu, saran dan masukkannya kepada penulis. Disamping itu, terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh dosen Departemen Statistika IPB terutama kepada Ibu Dr. Ir. Erfiani M.Si selaku Ketua Program Studi Statistika yang selalu memberi motivasi, arahan dan perhatiannya, kepada Bapak Dr. Ir. Hari Wijayanto, M.Si selaku penguji tesis, atas nasehat dan ilmu yang bermanfaat dan seluruh staf Program Studi Statistika.

Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Departemen Pendidikan Tinggi atas beasiswa yang diberikan kepada penulis, serta semua teman-teman Program Studi Statistika IPB atas dukungannya selama pembuatan karya ilmiah ini.

Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bogor, Januari 2011

(9)

Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 6 November 1964, menyelesaikan pendidikan di SMA Perguruan Rakyat I Jakarta pada tahun 1984 dan menyelesaikan perkuliahan di Universitas Padjadjaran Bandung Fakutas MIPA jurusan Matematika pada tahun 1988. Pada tahun 2007 diterima di Program Studi Statistika Pascasarjana IPB, dengan beasiswa dari Direktorat Jenderal Perguruan tinggi.

(10)

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 4

TINJAUAN PUSTAKA Tingkat Keberhasilan Mahasiswa ... 5

Regresi Logistik ... 5

Pendugaan Parameter ... 6

Pengujian Parameter... 7

Pereduksian Peubah ... 8

Tabel Kasifikasi ... 8

Interpretasi Koefisien ... 9

Metode CHAID ... 10

Ketepatan dan Kesalahan Klasifikasi ... 12

METODOLOGI Metodologi Pengumpulan Data ... 14

Metode Analisis ... 16

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Peubah Penjelas ... 19

Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Keberhasilan 21 Model Regresi Logistik ... 23

Interpretasi Koefisien ... 25

Keakuratan Model ... 25

Metode CHAID ... 27

Perbandingan Hasil Klasifikasi Regresi Logistik dan Metode CHAID .. 29

SIMPULAN DAN SARAN ... 30

DAFTAR PUSTAKA ... 31

(11)

DAFTAR TABEL

1 Model Regresi Logistik dengan Satu Peubah Penjelas Dikotom ... 10

2 Klasifikasi Respon ... 13

3 Peubah-peubah Penjelas yang digunakan dalam analisis dan peubah bonekanya ... 16

4 Hasil Analisis Regresi Logistik Model Penuh ... 23

5 Analisis Regresi Logistik Hasil Uji Backward Elimination ... 24

6 Nilai Dugaan Peluang untuk Setiap Kombinasi Peubah Penjelas ... 24

7 Rasio Odds dari Peubah Penjelas yang Nyata ... 25

8 Klasifikasi Metode Regresi Logistik dengan Cut Off 0.3 sampai dengan 0.4 ... 26

9 Klasifikasi Metode Regresi Logistik dengan Cut Off 0.5 ... 26

10 Klasifikasi Metode Regresi Logistik dengan Cut Off 0.6 sampai dengan 0.8 ... 26

11 Segmentasi CHAID ... 28

12 Klasifikasi Metode CHAID... 29

(12)

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram Alur Analisis Data ... 18

2 Persentase Responden Berdasarkan Peubah-Peubah Penjelas ... 20

3 Persentase Peubah Penjelas Terhadap Tingkat Keberhasilan ... 22

4 Dendogram CHAID Status Keberhasilan Mahasiswa ... 28

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Tabulasi Silang Peubah Penjelas dan Peubah Respon ... 33

Nilai Log Likelihood ... 37

(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (selanjutnya disebut

UHAMKA) merupakan salah satu perguruan tinggi swasta milik Persyarikatan

Muhammadiyah yang berkedudukan di Jakarta. Sebagai salah satu amal usaha

Muhammadiyah, UHAMKA adalah perguruan tinggi berbasis Islam yang

bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunah serta berasaskan Pancasila dan UUD

1945. Dalam melaksanakan tugas caturdharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah,

kampus menyelenggarakan pembinaan ketakwaan dan keimanan kepada Allah

SWT, pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat

menurut tuntutan Islam. UHAMKA membina 7 Fakultas dan 1 Program

Pascasarjana. Salah satu program studi yang dibina UHAMKA adalah Prodi

Farmasi yang berada di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Program Studi Farmasi berlokasi di Kampus Jalan Limau II Kebayoran

Baru, Jakarta Selatan dan Kampus Jalan Delima II/IV Klender, Jakarta Timur.

Kampus ini berdiri sejak tanggal 30 Mei 1997 melalui surat keputusan Dirjen

Dikti Depdikbud Republik Indonesia Nomor: 1138/DIKTI/Kep/1997 tentang

penetapan perubahan IKIP Muhammadiyah Jakarta menjadi Universitas

Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA. (UHAMKA 2009). Sampai saat ini

UHAMKA telah meluluskan kurang lebih 700 Sarjana Farmasi (S.Si) (sumber:

Data lulusan Farmasi UHAMKA TA 2009/2010).

Program studi Farmasi bertujuan menghasilkan Sarjana Sains (S.Si) dalam

bidang Farmasi yang bersifat profesional di bidang Farmasi, tanggap terhadap

perkembangan serta kemajuan teknologi dalam bidang Farmasi, mampu

mengatasi masalah yang dihadapi masyarakat serta mampu bersaing antara para

pencari kerja dalam proses mencari pekerjaan yang sesuai. Untuk memenangkan

persaingan itu mahasiswa dituntut untuk dapat mengembangkan potensi diri

secara holistik yang mencakup unsur fisik, mental, dan kepribadian sebagai

sumber daya manusia yang bermutu di masa depan. Mahasiswa adalah pemangku

kepentingan utama internal dan sekaligus sebagai pelaku proses nilai tambah

(15)

pendidikan, penelitian, dan layanan/pengabdian kepada masyarakat. Untuk itu,

mahasiswa perlu memiliki nilai-nilai profesionalisme, kemampuan adaptif, kreatif

dan inovatif dalam mempersiapkan diri memasuki dunia profesi atau dunia kerja,

dengan demikian akan diperoleh lulusan yang memenuhi standar kompetensi yang

diinginkan.

Lulusan adalah status yang dicapai mahasiswa setelah menyelesaikan proses

pendidikan sesuai dengan persyaratan kelulusan yang ditetapkan oleh program

studi sarjana. Sebagai salah satu keluaran langsung dari proses pendidikan yang

dilakukan oleh program studi sarjana adalah lulusan yang bermutu yang memiliki

ciri penguasaan kompetensi akademik termasuk hard skills dan soft skills

sebagaimana dinyatakan dalam sasaran mutu serta dibuktikan dengan kinerja

lulusan di masyarakat sesuai dengan profesi dan bidang ilmu.

Untuk mencapai lulusan yang demikian, program studi harus menempatkan

mahasiswa sebagai pemangku kepentingan utama sekaligus sebagai pelaku proses

seperti yang dijelaskan di atas sehingga visi dan misi dapat terwujud dan

terlaksana. Pada akhirnya akan tercapai lulusan yang mampu bersaing dan

bermutu tinggi, serta memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dan

tuntutan pemangku kepentingan.

Sebagai acuan atas keunggulan mutu mahasiswa dan lulusan yang terkait

erat dengan mutu, maka Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT)

telah mengeluarkan standar mutu mahasiswa dan lulusan sehingga dapat

dipertanggungjawabkan kepada seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) dan sebagai gambaran terhadap kompetensi mahasiswa itu sendiri. Setiap standar

dan elemen dalam instrumen akreditasi dinilai secara kualitatif maupun kuantitatif

dengan menggunakan quality grade descriptor sebagai berikut: Sangat Baik, Baik dan Cukup.

Data kemampuan akademik mahasiswa berupa transkrip nilai dapat

dijadikan sebagai salah satu alat untuk mengukur prestasi mahasiswa.

Kemampuan akademik ini dapat dilihat dari nilai indeks prestasi kumulatif (IPK).

Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan akademik mahasiswa,

antara lain faktor yang berasal dari dalam dan luar diri mahasiswa. Faktor yang

(16)

semangat dan persepsi. Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa

antara lain: lingkungan sosial, lingkungan keluarga dan lingkungan kampus.

Lingkungan kampus memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan

keberhasilan mahasiswa bila dibanding dengan lingkungan lainnya. 

Sebagai upaya meningkatkan kualitas lulusan, UHAMKA menggunakan

beberapa strategi, salah satunya adalah strategi pembelajaran. Strategi

pembelajaran dipandang sebagai salah satu strategi pokok untuk meningkatkan

mutu lulusan UHAMKA. Kebijakan kampus yang digunakan dalam penerapan

strategi pembelajaran ini adalah meningkatkan pembelajaran, pembaharuan

kebijakan dalam proses pembelajaran yaitu pembaharuan dalam menggunakan

metodologi pembelajaran, dan analisis prestasi belajar.

Dalam menentukan kebijakan terutama strategi pembelajaran UHAMKA

menerapkan kebijakan bahwa penerimaan mahasiswa baru perlu didukung dengan

data yang memadai dan dapat menjadi suatu acuan, sehingga kebijakan yang

dijalankan dapat optimal. Data tentang mahasiswa baru perlu dianalisa agar data

tersebut dapat dijadikan sebagai bahan informasi yang akurat.

Analisis terhadap kemampuan dasar mahasiswa baru dilakukan untuk

membantu pimpinan UHAMKA dalam menentukan kebijakan, terutama dalam

hal penerimaan mahasiswa baru. Analisis ini merupakan hal yang sangat penting

agar UHAMKA mendapatkan mahasiswa-mahasiswa yang berkualitas.

Beberapa peneliti telah mengembangkan metode regresi logistik dan metode

CHAID untuk kasus yang berbeda. (Ture et al 2006) melakukan penelitian

menggunakan 873 responden pada kasus “prestasi akademik” yang

menyimpulkan bahwa metode CHAID mempunyai kesalahan klasifikasi yang

lebih kecil yaitu 32.3% dibandingkan dengan regresi logistik sebanyak 35.71%.

Penelitian lain yang dilakukan (Atti 2008) menggunakan 827 responden untuk

kasus “penyakit jantung koroner” menyimpulkan bahwa metode CHAID

mempunyai kesalahan klasifikasi yang lebih kecil yaitu 30.7% dibandingkan

dengan regresi logistik yang nilainya 32.8%.

Sehubungan dengan penerimaan mahasiswa baru yang berkualitas dan

dalam rangka penyelesaian studi, penulis melakukan penelitian tentang

(17)

hubungan antara peubah respon dengan peubah penjelas berskala kategori,

menggunakan metode regresi logistik dan metode CHAID untuk kasus mahasiswa

Farmasi UHAMKA dengan jumlah responden 1080.

Tujuan

1. Menentukan model berdasarkan faktor-faktor yang nyata mempengaruhi

tingkat keberhasilan mahasiswa Farmasi UHAMKA dalam mencapai IPK

lebih dari 2.75 pada semester 6 dengan menggunakan regresi logistik dan

metode CHAID.

2. Membandingkan dugaan keberhasilan dengan keadaan sebenarnya dari hasil

klasifikasi menggunakan metode regresi logistik dan metode CHAID.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang

dibutuhkan dan menjadi bahan masukkan bagi program Farmasi UHAMKA

(18)

TINJAUAN PUSTAKA

Tingkat Keberhasilan Mahasiswa

Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan mahasiswa

dalam pendidikan (Munthe 1983, diacu dalam Halim 2009) adalah:

1. Faktor intelektual seperti masalah belajar, bakat, dan kecerdasan.

2. Faktor nonintelektual seperti sosial, emosional, jenis kelamin, kesehatan,

keuangan, pengembangan pribadi, keluarga, pemanfaatan waktu luang,

agama, dan akhlak.

Menurut (Munandar 1987, diacu dalam Sampoerno 2002), kualitas

mahasiswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:

1. Latar belakang keluarga; dukungan orang tua, taraf sosial ekonomi orang

tua.

2. Lingkungan belajar di rumah; sarana dan prasarana yang tersedia.

3. Lingkungan kampus dan dosennya; mampu bersosialisasi.

4. Motivasi; minat untuk berprestasi, keuletan.

Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri

mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arahan pada

kegiatan belajar demi mencapai tujuan. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya

pencapai tujuan sehingga semakin besar motivasi akan semakin besar peluang

mahasiswa untuk memperoleh keberhasilan.

Regresi Logistik

Regresi logistik adalah suatu analisis statistika yang mendeskripsikan

hubungan antara peubah respon yang memiliki dua kategori atau lebih dengan satu

atau lebih peubah penjelas berskala kategori atau interval (Hosmer & Lemeshow

2000). Pendekatan model persamaan regresi logistik digunakan karena dapat

(19)

Jika data hasil pengamatan memiliki p peubah bebas yaitu x1,x2,...,xpdengan

peubah respon Y, dengan Y mempunyai dua kemungkinan nilai 0 dan 1, Y = 1 menyatakan bahwa respon memiliki kriteria yang ditentukan dan sebaliknya Y = 0 tidak memiliki kriteria, maka peubah respon Y mengikuti sebaran Bernoulli dengan

parameter

π

( )

x

i sehingga fungsi sebaran peluang:

( )

[

( )

]

i

[

( )

]

yi

i y

i

i x x

y

f = π 1−π 1− ,

y

i

=

0

,

1

(1)

Model umum regresi logistik dengan p peubah penjelas yaitu:

π

( )

x

(

(

( )

( )

)

)

x x g g exp 1 exp +

= (2)

 

dimana π(x) = E(Y|x) adalah kondisi rataan bersyarat dari Y jika x diketahui apabila regresi logistik digunakan, dengan melakukan transformasi logit diperoleh

( )

( )

( )

⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ − = x x x π π 1 ln

g (3)

dengan g

( )

x =

β

0 +

β

1x1+...+

β

pxp , g(x) merupakan penduga logit yang

berperan sebagai fungsi linear dari peubah penjelas, karena fungsi penghubung

yang digunakan adalah fungsi penghubung logit maka sebaran peluang yang

digunakan disebut sebaran logistik (McCullagh & Nelder 1989).

Pendugaan Parameter

Pendugaan parameter βi pada model logit dilakukan dengan metode penduga

kemungkinan maksimum, karena asumsi kehomogenan ragam galat tidak dipenuhi.

Jika antara amatan yang satu dengan amatan yang lain diasumsikan bebas, maka

fungsi kemungkinan maksimumnya adalah:

( )

(

)

= = n i i i y f l 1 π

β (4)

parameter βi diduga dengan memaksimumkan persamaan diatas. Untuk

memudahkan perhitungan dilakukan pendekatan logaritma, sehingga fungsi

log-kemungkinan sebagai berikut, menurut (McCullagh & Nelder 1989):

( )

[

l β

]

ln

[

(

) (

)

]

(

)

= = ⎥⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ − + ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − = − − + = n i i i i i n i i i i

i y y

y 1 1 1 ln 1 ln 1 ln 1 ln π π π π

(20)

Substitusi ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − i i π π 1

ln dengan

β

0 +

β

1xi1+...+

β

pxip dan

π

i dengan

(

)

(

i p ip

)

ip p i x x x x β β β β β β + + + + + + + ... exp 1 ... exp 1 1 0 1 1 0

sehingga fungsi log kemungkinan menjadi

( )

[ ]

(

)

(

(

)

)

= ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ + + + + + + + − + + + + = n

i i p ip

ip p i ip p i i x x x x x x y l

1 0 1 1

1 1 0 1 1 0 ... exp 1 ... exp 1 ln ... ln β β β β β β β β β

β (6)

Nilai dugaan βi dapat diperoleh dengan memaksimumkan ln

[ ]

l

( )

β yaitu dengan

membuat turunan pertama ln

[

l

( )

β

]

terhadap βi dengan i = 0, 1, 2, …, p. Secara

analitik penurunan ini sangatlah tidak mudah, oleh karena itu secara teknis

pendugaan βi diperoleh dari proses iterasi yaitu dengan menggunakan algoritma

Iteratively Reweighted Least Square (IRLS) (McCullagh & Nelder 1989).

Pengujian Parameter

Pengujian terhadap parameter model dilakukan untuk mengetahui pengaruh

peubah penjelas dalam model. Uji parameter yang digunakan adalah statistik:

1. Uji G

2. Uji Wald (W)

βi diduga dengan metode kemungkinan maksimum maka untuk menguji

peranan peubah penjelas di dalam model secara bersama-sama digunakan uji rasio

kemungkinan yaitu Uji G (Hosmer & Lemeshow 2000). Adapun rumus untuk uji G

berdasarkan hipotesis H0:

β

1 =

β

2 =...=

β

p =0 lawan H1: paling sedikit ada satu βi

≠ 0 (i = 1, 2, …, p) adalah:

⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ − = 1 0 ln 2 L L

G (7)

dimana

L

0 likelihood tanpa peubah penjelas dan L1 likelihood dengan peubah

penjelas.

Statistik G akan mengikuti sebaran

χ

2dengan derajat bebas p. Kriteria

keputusan yang diambil yaitu menolak H0 jika Ghitung > χ2p(α) (Hosmer &

(21)

Statistik Uji Wald digunakan untuk menguji parameter βi (Hosmer &

Lemeshow 2000). Rumus untuk Uji Wald berdasarkan hipotesis

H0: βi= 0 lawan H1: βi ≠ 0 (i = 0,1, 2, …, p) adalah:

( )

i i i

E S W

β β

ˆ ˆ

ˆ

= (8)

dengan βˆ merupakan penduga i βi dan SˆE

( )

β

ˆ merupakan penduga galat baku dari

i

βˆ . Statistik W mengikuti sebaran normal baku. Kriteria keputusan adalah H0

ditolak jika

2

α

Z

Whitung > .

Pereduksian Peubah

Salah satu metode pereduksian peubah penjelas yaitu backward elimination. Analisis dimulai dengan model penuh yaitu memasukkan seluruh peubah penjelas

ke dalam model kemudian peubah diuji satu persatu mulai dari peubah yang

memiliki nilai-p yang paling besar, metode ini menggunakan uji Khi-kuadrat jika ada peubah yang tidak nyata pada nilai yang ditentukan peubah tersebut

dikeluarkan dari model. Setiap proses eliminasi selesai maka akan dilakukan uji

kebaikan model untuk menguji bahwa model dapat menggambarkan data dengan

baik. Analisis akan selesai jika tidak ada lagi peubah yang dapat dieliminasi dari

model (Garson 2010).

Tabel Klasifikasi

Untuk melihat ketepatan dugaan yang digambarkan pada model regresi

logistik digunakan tabel klasifikasi yang merupakan tabel 2x2 untuk peubah respon

yang biner, beberapa hal yang terkait dengan tabel klasifikasi antara lain:

1. Tingkat ketepatan, yakni jumlah dugaan yang tepat berdasarkan jumlah

contohnya.

2. Sencitivity, adalah persentase dugaan yang tepat pada kategori tandingan dari peubah respon (misal peubah yang berkategori 1 pada regresi logistik

(22)

3. Specitivity, adalah persentase dugaan yang tepat dari kategori pembanding dari peubah respon (misal peubah yang berkategori 0 pada regresi logistik

biner).

4. Tingkat kesalahan positif adalah persentase banyaknya kesalahan pada

peubah respon yang didugaan bernilai 1 tetapi yang terjadi bernilai 0,

kemudian dibandingkan dengan total kejadian yang didugaan bernilai 1.

5. Tingkat kesalahan negatif adalah persentase banyaknya kesalahan pada

peubah respon yang didugaan bernilai 0 tetapi yang terjadi bernilai 1,

kemudian dibandingkan dengan total kejadian yang didugaan bernilai 0

(Garson 2010).

Interpretasi Koefisien

Pada regresi linier, koefisien β1 merupakan beda antara nilai Y pada X=x+1

dengan nilai Y pada X=x.

( )

x

Y

x

=

β

0

+

β

1

(9)

(

x 1

) ( )

Y x

Y + −

= 1

β (10)

Sedangkan pada regresi logistik β1= g

(

x+1

) ( )

g x menunjukkan peubah

nilai logit untuk setiap satu unit peubah pada peubah bebas X. Untuk model regresi logistik dengan satu peubah penjelas dikotom dapat dilihat pada Tabel 1.

Nilai odds (rasio antara Y=1 dengan Y=0 untuk X=1) adalah

⎦ ⎤ ⎢

⎣ ⎡

− (1) 1 ) 1 ( π π

sedangkan untuk X=0 adalah

⎦ ⎤ ⎢

⎣ ⎡

− (0) 1 ) 0 ( π π

. Log dari kedua odds tersebut

didefinisikan sebagai g(1) dan g(0) . Rasio odds (ψ ) didefinisikan sebagai rasio dari odds untuk X =1 dengan X =0 sehingga:

) exp( )] 0 ( 1 /( ) 0 ( [ )] 1 ( 1 /( ) 1 ( [ 1 β π π π π ψ = − −

= (11) ) 0 ( ) 1 ( ))] 0 ( 1 /( ) 0 ( [ ))] 1 ( 1 /( ) 1 ( [ ln

ln =gg

− − = π π π π

(23)

Tabel 1 Model Regesi Logistik dengan Satu Peubah Penjelas Dikotom

Peubah Respon Peubah Penjelas

x=1 x=0

y=1 ) exp( 1 ) exp( ) 1 ( 1 0 1 0 β β β β π + + + = ) exp( 1 ) exp( ) 0 ( 0 0 β β π + = y=0 ) exp( 1 1 ) 1 ( 1 1 0 β β π + + = − ) exp( 1 1 ) 0 ( 1 0 β π + = −

Jumlah 1  1 

Dengan demikian, pada model logistik dengan satu peubah penjelas dikotom,

koefisien β1 adalah model beda logit, sedangkan exp(β1) nilai rasio odds.

Interpretasi koefisien untuk model regresi logistik dapat dilakukan dengan

melihat rasio oddsnya. Jika suatu peubah penjelas mempunyai tanda koefisien positif, maka nilai rasio oddsnya akan lebih besar dari satu, sebaliknya jika tanda koefisiennya negatif maka nilai rasio oddsnya akan lebih kecil dari satu. Rasio odds

memiliki selang kepercayaan (1-

α

)100% sebagai berikut: )] ˆ ( ˆ ˆ exp[ 2 1 i

i Z SE β

β α

± (13)

Metode CHAID

Chi-square Automatic Interaction Detecion (CHAID) pertama kali diperkenalkan dalam sebuah artikel berjudul “ An Exploratory Tecnique for Investigating Large Quantities of Categorical Data” oleh Dr. G.V. Kass pada tahun 1980. CHAID merupakan salah satu tipe dari metode AID (Automatic Interaction Detecion). Metode AID adalah suatu teknik untuk menganalisis kelompok data berukuran besar dengan membaginya menjadi sub-sub kelompok

yang tidak saling tumpang tindih (Kass 1980). Tehnik pemecahan (splitting)

kelompok menjadi beberapa sub kelompok sehingga diperoleh sub-sub kelompok

yang secara maksimal saling berbeda.

Metode ini terutama dikembangkan untuk menelusuri keterkaitan struktural

dalam data survey (Fielding 1977). Peubah-peubah tersebut dapat berupa satu

peubah respon dengan beberapa peubah penjelas atau beberapa peubah respon

dengan beberapa peubah penjelas. Metode CHAID merupakan teknik eksplorasi

(24)

cukup efisien untuk menduga peubah-peubah penjelas yang paling nyata terhadap

peubah respon.

Pada prisipnya cara kerja metode CHAID memisahkan data kedalam

beberapa kelompok secara bertahap. Tahap pertama diawali dengan membagi data

menjadi beberapa kelompok berdasarkan satu peubah penjelas yang pengaruhnya

paling nyata terhadap peubah respon. Masing-masing kelompok yang diperoleh

diperiksa secara terpisah untuk membaginya menjadi beberapa kelompok

berdasarkan peubah penjelas dan seterusnya hingga pada akhirnya diperoleh

kelompok-kelompok pengamatan yang memiliki respon dan peubah penjelas

tertentu yang berkaitan, hasil analisis metode CHAID adalah suatu dendogram

pemisahan.

Metode CHAID digunakan bila peubah responnya berskala nominal atau

ordinal dengan kriteria statistik uji khi-kuadrat pada setiap pemisahannya. Proses pemisahan dilakukan secara iteratif dimulai dari peubah bebas yang mempunyai

asosiasi paling kuat dengan peubah tak bebas yang digambarkan oleh besarnya

nilai-p (p-value) berdasarkan uji khi-kuadrat ((Magidson & Vermunt 2006). Dalam proses ini juga akan dilakukan penggabungan kategori-kategori dalam satu peubah

bebas yang tidak memiliki asosiasi yang nyata dengan peubah tak bebas. Secara

singkat algoritma CHAID adalah sebagai berikut, menurut (Kass 1980):

1. Membuat tabulasi silang antara kategori-kategori peubah penjelas dengan

kategori-kategori peubah respon.

2. Membuat subtabel berukuran 2xd yang mungkin, d adalah banyaknya kategori peubah respon. Kemudian cari nilai semua subtabel tersebut. Dari

seluruh yang diperoleh, cari yang terkecil katakan . Jika

ditetapkan, db 1 , maka kedua kategori peubah

penjelas yang memiliki digabung menjadi satu kategori. Untuk

peubah ordinal penggabungan hanya dapat dilakukan terhadap kategori yang

berurutan.

3. Jika terdapat kategori gabungan yang terdiri dari tiga atau lebih kategori asal,

maka harus dilakukan pembagian biner terhadap kategori gabungan tersebut,

dari pembagian ini dicari terbesar. Jika terbesar > , maka

(25)

4. Setelah diperoleh penggabungan optimal untuk setiap peubah penjelas hitung

nilai-p masing-masing tabel yang dibentuk (tabel yang mengalami pengurangan kategori, nilai-p nya dikalikan dengan pengganda Bonferoni

sesuai dengan tipe peubahnya). Cari nilai-p yang terkecil. Jika nilai-p terkecil < yang telah ditetapkan, maka X pada nilai-p tersebut adalah peubah penjelas yang pengaruhnya paling nyata bagi peubah respon.

5. Jika pada tahap 4 diperoleh peubah yang pengaruhnya paling nyata, kembali ke

tahap 1 untuk setiap bagian data hasil pemisahan.

Statistik uji yang digunakan adalah dengan rumus:

keterangan:

r = total baris

c = total kolom

i = indeks baris

j = indeks kolom

= nilai sel baris ke-i kolom ke-j

= nilai harapan sel baris ke-i kolom ke-j

Pengganda Bonferoni untuk tabel yang mengalami pengurangan kategori sesuai dengan tipe peubahnya:

1. Peubah monotonik yaitu bila kategori berskala ordinal

1 1

2. Peubah bebas yaitu bila kategori berskala nominal

∑ 1 ! !

Ketepatan dan Kesalahan Klasifikasi

Salah satu ukuran kebaikan model dalam regresi logistik yaitu model yang

mempunyai peluang salah klasifikasi minimal (Hosmer & Lemeshow 2000).

Ketepatan dan kesalahan klasifikasi dari model dapat dilihat dalam tabel klasifikasi.

Tabel klasifikasi untuk peubah respon dikotom terdiri atas dua kolom nilai dugaan

(26)

classification) terhadap amatan harus menentukan nilai cutpoint (c) dan dibandingkan dengan peluang dugaan . Jika lebih besar atau sama

dengan c maka nilai dugaan termasuk pada respon y=1 dan selain itu y=0. Tabel 2 memperlihatkan tabel klasifikasi secara umum.

Tabel 2 Klasifikasi Respon

Amatan

Dugaan

Total Ketepatan 1 0

1 a b (a + b) = n1. a/n1.

0 c d (c + d) = n0. d/n0.

Total (a + c) = n.1 (b +d) = n.0 (a + b + c + d) = n (a + d)/n

Kesalahan c/n.1 b/n.0 (b + c)/n

Ketepatan klasifikasi (correct classification) terdiri atas specificity dan

sentisivity. Specificity atau ketepatan klasifikasi dalam menduga kejadian bahwa respon tidak memiliki kriteria yang diharapkan yaitu pada y=0 sebesar d/n0.100%,

untuk mengevaluasi ketepatan klasifikasi dalam menduga kejadian bahwa respon

memiliki kriteria yang diharapkan yaitu y=1 atau disebut juga sensitivity yang nilainya sebesar a/n1.100%, sedangkan ketepatan klasifikasi yaitu ketepatan

klasifikasi dalam menduga kejadian secara tepat dapat diduga oleh model yang

nilainya (a+d)/n100%.

Selain ketepatan klasifikasi dapat pula diketahui besarnya kesalahan

klasifikasi (misclassification rate). Kesalahan klasifikasi dalam menduga kejadian respon terdiri atas kesalahan positf atau negatif. Kesalahan positif nilainya sebesar

c/n.1100% dinyatakan sebagai persentase besarnya kesalahan ketika respon diduga

memiliki kriteria yang ditentukan yaitu y=1 tapi amatan sebenarnya bernilai y=0 dan sebaliknya kesalahan negatif yang nilainya sebesar b/n.0100% dinyatakan

sebagai persentase besarnya kesalahan ketika respon diduga tidak memiliki kriteria

yang diharapkan y=0 namun amatan sebenarnya bernilai y=1. Kesalahan klasifikasi diartikan sebagai besarnya kesalahan klasifikasi terhadap kesalahan keseluruhan

kejadian yang dapat diperoleh dengan cara merasiokan total klasifikasi yang tidak

(27)

METODOLOGI

Metodologi Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data mahasiswa S1 Program Studi Farmasi UHAMKA angkatan 1998 sampai dengan 2006 yang diperoleh dari Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) UHAMKA. Data tersebut belum dilakukan elektonik file, sehingga data yang ada diambil dari arsip pendaftaran mahasiswa baru kemudian dimasukkan soft copy. Proses mengambilan data dilakukan selama 6 bulan, karena dibutuhkan koordinasi dengan kepala tata usaha, bagian akademik dan ketua program studi, dari data yang ada sulit mendapatkan peubah yang sesuai dengan teori untuk dianalisa maka perlu dipilih peubah-peubah yang akan digunakan. Peubah-peubah yang dipilih diduga dapat mempengaruhi keberhasilan mahasiswa kemudian dari peubah-peubah tersebut dikategorikan. Selanjutnya dicari nilai IPK pada semester enam dari masing-masing data yang dapat diperoleh dari BAAK.

Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT 2008) sebagai lembaga resmi negara yang memberikan penilaian terhadap program studi menetapkan nilai Indek Prestasi Kumulatif sebagai berikut :

1. Sangat baik : Jika IPK ≥ 3.5

2. Baik : Jika 2.75 < IPK < 3.5 3. Cukup : Jika 2 ≤ IPK ≤ 2.75

Pada penelitian ini nilai IPK mahasiswa dikelompokan menjadi dua bagian yaitu mahasiswa yang berhasil dengan kriteria IPK lebih dari 2.75 (y=1) dan yang kurang berhasil dengan kriteria IPK maksimal 2.75 (y=0). Sedangkan untuk peubah penjelas terdapat pada Tabel 3. Pemilihan Kategori terhadap peubah penjelas didasarkan pada eksplorasi awal. Apabila n pada suatu kategori relatif kecil maka kategori akan digabungkan terhadap kategori lain. Adapun alasan/keterangan pemilihan peubah penjelas sebagai berikut:

(28)

2. Asal daerah dikelompokkan berdasarkan tempat kelahiran responden, yaitu diluar ataupun dalam area Jabodetabek, karena sebagian besar responden berasal dari Jabodetabek.

3. Asal sekolah dibagi menjadi kategori Sekolah Menengah Atas ataupun diluar dari Sekolah Menengah Atas, seperti Sekolah Menengah Farmasi, Sekolah Analisis Kimia dan Sekolah Perawat Kesehatan.

4. Peubah penjelas tenggang waktu merujuk pada masa alih atau masa tunggu responden dari sejak lulus Sekolah Lanjutan Tingkat Atas sampai masuk perguruan tinggi. Adapun waktu tenggang yang dimaksud adalah < 1 tahun artinya langsung kuliah atau ≥ 1 tahun artinya menganggur terlebih dahulu. 5. Rataan nilai STTB yaitu rataan nilai yang tercantum pada Surat Tanda Tamat

Belajar di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas responden. Peubah penjelas ini dibagi tiga kategori yaitu: rataan nilai STTB ≤ 6.99, rataan nilai STTB 7.00-7.99, rataan nilai STTB ≥ 8.00, berdasarkan eksplorasi.

6. Di UHAMKA, responden menjalankan perkuliahan dalam kelas pagi atau kelas sore. Oleh karena itu peubah penjelas kelas dibagi menjadi kelas sore dan kelas pagi.

7. Jenis kelamin dikategorikan menjadi perempuan dan laki-laki.

8. Jarak kampus ke tempat tinggal diasumsikan sebagai jarak tempat responden menetap selama kuliah terhadap kampus yaitu ≥ 5 km atau < 5 km.

9. Peubah penjelas status tempat tinggal digolongkan responden tinggal mandiri yaitu kos/kontrak atau dengan keluarga.

(29)

Tabel 3 Peubah-peubah penjelas yang digunakan dalam analisis dan peubah bonekanya

Peubah Penjelas Kategori D1 D2

Usia (X1) 1. ≤ 22 tahun 0 -

2. > 22 tahun 1 -

Asal Daerah (X2) 1.Luar Jabodetabek 0 -

2. Jabodetabek 1 -

Asal Sekolah (X3) 1. SMA 0 -

2. Non SMA 1 -

Tenggang Waktu (X4) 1. < 1 tahun 0 -

2. ≥ 1 tahun 1 -

Rataan Nilai STTB (X5) 1. ≤ 6.99 0 0

2. 7.00-7.99 1 0

3. ≥ 8.00 0 1

Kelas (X6) 1. Sore 0 -

2. Pagi 1 -

Jenis Kelamin (X7) 1. Perempuan 1 -

2. Laki-laki 0 -

Jarak Kampus Ke Tempat Tinggal (X8) 1. ≥ 5 km 0 -

2. < 5 km 1 -

Status Tempat Tinggal (X9) 1. Kos/Kontrak 0 -

2. Keluarga 1 -

Metode Analisis

1. Eksplorasi data terhadap data awal, jika dari data yang diperoleh ada yang tidak lengkap maka observasi tersebut dikeluarkan dari populasi amatan.

2. Data yang diperoleh diringkas dengan cara menyajikan persentase untuk setiap peubah-peubah penjelas yang diamati dan membuat tabulasi silang dari peubah respon dan peubah penjelas.

3. Melakukan pendugaan parameter yaitu dengan membuat model persamaan regresi logistik.

4. Melakukan pengujian parameter, ada dua tahap dalam melakukan pengujian ini, yaitu:

a. Dengan statistik uji-G. Statistik uji-G dilakukan untuk menguji parameter secara bersama-sama.

(30)

5. Mengeluarkan beberapa peubah penjelas yang tidak ada pengaruhnya terhadap peubah respon berdasarkan hasil statistik uji-G dan uji-Wald dengan prosedur

backward elimination.

6. Melakukan interpretasi koefisien. Langkah ini dilakukan setelah tidak ada lagi peubah penjelas yang tidak nyata.

7. Memprediksi peluang keberhasilan dari peubah-peubah yang nyata.

8. Melakukan analisis klasifikasi dengan menggunakan persamaan regresi logistik yang diperoleh berdasarkan nilai dugaan peluangnya.

9. Melakukan analisis klasifikasi dengan menggunakan hasil percabangan akhir dari metode CHAID.

(31)

Secara ringkas tahapan analisis data dapat dilihat pada diagram alur Gambar 1.

[image:31.595.72.465.91.768.2]

 

Gambar 1 Diagram Alur Analisis Data.

Mulai

Mengumpulkan dan menyeleksi data. Jika dari data yang diperoleh ada yang tidak lengkap maka observasi tersebut dikeluarkan dari populasi amatan.

Meringkas dan menyajikan data. Pada tahap ini dilakukan tabulasi silang dengan cara menyajikan frekuensi dan persentase untuk setiap peubah penjelas yang diamati.

Melakukan analisis dengan menggunakan hasil percabangan akhir dari metode CHAID

Melakukan pendugaan parameter yaitu dengan membuat model persamaan regresi logistik.

Melakukan pengujian parameter dengan statistik uji G dan Wald

Interpretasi hasil

Mengeluarkan peubah penjelas yang tidak nyata terhadap peubah respon berdasarkan prosedur backward elimination

Menentukan nilai klasifikasi

Membandingkan dugaan dengan keadaan sebenarnya dari klasifikasi hasil metode regresi logistik dengan metode CHAID.

Interpretasi koefisien 

Memprediksi peluang keberhasilan dari peubah-peubah yang nyata

(32)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Peubah Penjelas

Hasil analisis mengenai persentase responden berdasarkan peubah-peubah penjelas ditunjukkan pada Gambar 2. Usia responden ≤ 22 tahun sebanyak 66.2% lebih banyak dibandingkan yang usia > 22 tahun yaitu 33.8% artinya mahasiswa yang masuk pada prodi Farmasi sebagian besar berusia sesuai dengan perkiraan usia responden pada semester enam.

Persentase responden berdasarkan asal daerah, yang berasal dari luar Jabodetabek sebanyak 14.6% lebih sedikit dibandingkan dari Jabodetabek yaitu 85.4% ini disebabkan kurangnya promosi dari prodi Farmasi di luar Jabodetabek. Berdasarkan asal sekolah yang berasal dari SMA sebanyak 53.3% sedangkan yang berasal dari Non SMA sebanyak 46.7% artinya prodi Farmasi lebih diminati oleh siswa SMA dibandingkan siswa Non SMA.

Berdasarkan tenggang waktu, yang memiliki masa tenggang waktu < 1 tahun sebanyak 58.1% lebih besar dibandingkan ≥ 1 tahun yaitu 41.9% artinya yang diterima pada prodi Farmasi sebagian besar mereka yang baru lulus sekolah atau tidak menganggur dulu. Berdasarkan rataan nilai STTB sebagian besar responden memiliki rataan nilai ≤ 6.99 sebanyak 55.4% sedangkan yang rataan nilai 7.00-7.99 sebanyak 27.8% dan yang rataan nilai STTB ≥ 8.00 sebanyak 16.8% artinya siswa yang diterima sebagian besar yang memiliki prestasi cukup.

Persentase responden berdasarkan kelas, yang kelas sore 37% lebih sedikit dibandingkan kelas pagi yaitu 63% hal ini disebabkan belajar di pagi hari akan lebih nyaman dibanding sore hari sehingga kelas pagi lebih banyak diminati mahasiswa. Berdasarkan jenis kelamin, perempuan sebanyak 75.2% jauh lebih banyak dibandingkan laki-laki yaitu 24.8% artinya prodi Farmasi lebih diminati perempuan dibanding laki-laki.

(33)

84.9% kamp         4 7.0 27 La

[image:33.595.76.478.120.730.2]

% ini diseb pus sehingg Gambar 2 >22  tahun 33.8% Non  SMA 46.7% A

00‐.99 7.8%

8.00 16.8%

R

aki‐laki 25%

Je

babkan tem ga tidak perl

Persentase Usia

Asal Sekolah

Rataan STTB

enis Kelamin

K mpat tingga lu kos. e Responden 22  tahun 66.2% SMA  53.3% h  6.99 55.4% B Perem puan 75% n eluarga 84.9% Status al keluarga n Berdasark 1Thn 41.9% 9 % Pag 63% m

< 5km 41.9%

J

s Tempat Ti

Jabo tabe 85.4 mereka tid kan Peubah-Tenggan i % Ke m %

Jarak Kampu Tin Kos tr 15 inggal de ek 4%

Asal D

dak terlalu

-Peubah Pen ng Waktu

S 3

elas

 5k 58.1

us Ke Tempa ggal s/Kon rak 5.1% Lu Jabo tab 14.6 Daerah

u jauh dari

njelas. 

(34)

Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat keberhasilan

Karakteristik responden berdasarkan peubah penjelas pada Tabel 3 dan tabulasi silang pada Lampiran 1, dapat diamati pada Gambar 3. Pada gambar 3 ditunjukkan bahwa responden yang memiliki usia ≤ 22 tahun tingkat keberhasilannya 35.0%, lebih tinggi dibandingkan responden yang memiliki usia > 22 tahun yaitu 16.7%, hal ini disebabkan jika pada semester enam mahasiswa berusia > 22 tahun artinya mahasiswa tersebut pada saat sekolah dasar atau sekolah lanjutan mengalami suatu masalah mungkin terlambat mendaftar sekolah atau pernah tidak naik kelas, hal ini dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan.

Responden yang berasal dari Jabodetabek tingkat keberhasilannya 44.1% jauh lebih besar dibandingkan dengan responden yang berasal dari luar Jabodetabek yaitu 7.6% artinya mahasiswa yang berasal dari Jabodetabek memiliki daya saing lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang dari luar Jabodetabek. Responden yang berasal dari SMA tingkat keberhasilannya 26.7% hampir sama dengan tingkat keberhasilan responden yang berasal dari Non SMA yaitu 25%.

Responden yang memiliki tenggang waktu < 1 tahun artinya tidak sempat menganggur memiliki tingkat keberhasilan 30.6% sedangkan responden yang memiliki tenggang waktu ≥ 1 tahun tingkat keberhasilannya 21.1% artinya responden yang baru lulus akan lebih berhasil dibandingkan yang sempat menganggur.

Responden yang memiliki rataan nilai STTB ≤ 6.99 tingkat keberhasilannya 22.3%, yang rataan nilai STTB 7.00-7.99 tingkat keberhasilannya 14.5% dan yang rataan nilai STTB ≥ 8.00 tingkat keberhasilannya 14.8%, ini menunjukkan tingkat keberhasilan paling tinggi diperoleh pada kategori rataan nilai STTB ≤ 6.99.

(35)
[image:35.595.74.462.418.707.2]

laki-l laki-l tingk mem kelua kos/k mem sehin maha menu masi kelam G Kete X1= X2= X3= X4= X5= 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Responden laki yaitu laki. Responden kat keberhas miliki tingka arga tingk kontrak yai mikirkan bia ngga diduga asiswa yang Kesembi unjukkan ba ng-masing min.

Gambar 3 Pe rangan: =Usia =Asal Daera =Asal Sekol =Tenggang =Rataan Nil 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 1 2 X1 n perempua 10.2% hal

n yang jar silan 29.5% at keberhasi kat keberha

itu 7.7% i aya tempat a untuk mem g harus mem

ilan peuba ahwa antara kategori jau ersentase Pe ah lah Waktu lai STTB

1 2 1 2 1 X2 X3 X

an tingkat k ini disebab

rak kampus % dan respon

ilan 22.1%. asilannya ini disebab tinggal, ha mperoleh ke mikirkan bia ah penjelas a tingkat ke uh berbeda eubah Penje X6=K X7=Je X8= J X9=St

1 2 1 2 3 1 X4 X5

keberhasilan bkan perem

s ke tempa nden jarak k

Responden 44.0% leb bkan tingga al ini mengu eberhasilan aya tempat t s yang di eberhasilan a yaitu kateg

elas Terhad

Kelas enis Kelami

arak Kampu tatus Tempa

1 2 1 2 1 2 X6 X7 X8

nnya 41.5% mpuan lebih

at tinggalny kampus ke t n yang bert bih tinggi

al dirumah urangi beba n akan lebih

tinggal. iamati ada dan tingka gori rataan dap Tingkat in

u Ke Tempa at Tinggal

2 1 2 8 X9

lebih tingg h tekun dib

ya ≥ 5 km tempat tingg tempat tingg dibanding h sendiri ti an pikiran m h mudah dib

a dua peu at kurang be nilai STTB

Keberhasila

at Tinggal

Kurang Ber Berhasil

gi dari pada bandingkan

m memiliki gal < 5 km gal dengan gkan yang idak perlu mahasiswa bandingkan ubah yang erhasil dari B dan jenis

an.

(36)

Model Regresi Logistik

Analisis regresi logistik dengan menggunakan 9 peubah penjelas dapat dilihat pada Tabel 4 yang menghasilkan nilai statistik uji-G sebesar 157.156 dengan derajat bebasnya 10 dan log likelihood sebesar -669.421 dengan

nilai-p=0.000, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa paling sedikit ada satu tidak sama dengan nol diantara peubah penjelas tersebut pada taraf nyata 5%. Uji Wald pada model regresi logistik menunjukkan hanya ada dua peubah penjelas yaitu X5 dan X7 yang nyata pada taraf 5%, jadi rataan nilai STTB (X5)

dan jenis kelamin (X7) berpengaruh terhadap keberhasilan untuk mendapatkan

IPK lebih dari 2.75.

Tabel 4 Hasil Analisis Regresi Logistik Model Penuh Peubah

Penjelas SE Wald Nilai-p

Rasio Odds

X1(1) -0.069 0.185 0.138 0.710 0.933

X2(1) -0.122 0.205 0.354 0.552 0.885

X3(1) 0.052 0.146 0.125 0.724 1.053

X4(1) -0.060 0.178 0.114 0.735 0.942

X5(1) 0.521 0.145 12.848 0.000 1.684

X5(2) 2.385 0.245 95.071 0.000 10.858

X6(1) -0.053 0.141 0.140 0.708 0.949

X7(1) 0.592 0.155 14.671 0.000 1.807

X8(1) 0.045 0.139 0.103 0.748 1.046

X9(1) 0.084 0.210 0.161 0.689 1.088

Konstant -0.778 0.277 7.866 0.005 0.459

(37)
[image:37.595.94.452.151.280.2]

dengan nilai nilai-p sebesar 0.000. Pada Tabel 5 dapat dilihat peubah yang masuk dalam model dan nilai nilai-p dari hasil uji Wald sebagai berikut:

Tabel 5 Analisis Regresi Logistik Hasil Uji Backward Elimination

Peubah SE Wald Nilai-p Rasio Odds

X5(1) 0.522 0.144 13.105 0.000 1.685

X5(2) 2.389 0.244 96.256 0.000 10.907

X7(1) 0.601 0.153 15.414 0.000 1.825

Constant -0.857 0.147 34.021 0.000 0.424

Berdasarkan peubah penjelas yang nyata pada Tabel 5 diperoleh model logit sebagai berikut:

-0.857 + 0.522X5(1) + 2.389X5(2) + 0.601X7(1)

Berdasarkan kedua peubah penjelas dan peubah boneka yang terpilih maka didapat nilai dugaan peluang keberhasilan untuk setiap kombinasi peubah penjelas, nilai tersebut ditunjukkan pada Tabel 6.

Tabel 6 Nilai Dugaan Peluang untuk Setiap Kombinasi Peubah Penjelas

Peubah Respon

Rataan Nilai STTB

Jenis kelamin Frekuensi SK 95% bagi

Batas bawah

Batas atas Kurang

berhasil

≤6.99 perempuan 256 0.4364 0.1162 0.8201

Kurang berhasil

≤6.99 Laki-laki 101 0.2979 0.0672 0.7142

Kurang berhasil

7.00 – 7.99 perempuan 92 0.5661 0.1813 0.8848

Kurang berhasil

7.00 – 7.99 Laki-laki 51 0.4169 0.1083 0.8081

Kurang berhasil

≥8 perempuan 16 0.8941 0.5891 0.9803

Kurang berhasil

≥8 Laki-laki 6 0.8223 0.4400 0.9646

Berhasil ≤6.99 perempuan 198 0.4364 0.1162 0.8201

Berhasil ≤6.99 Laki-laki 43 0.2979 0.0672 0.7142

Berhasil 7.00 – 7.99 perempuan 122 0.5661 0.1813 0.8848

Berhasil 7.00 – 7.99 Laki-laki 35 0.4169 0.1083 0.8081

Berhasil ≥8 perempuan 128 0.8941 0.5891 0.9803

[image:37.595.75.474.439.756.2]
(38)

Interpretasi Koefisien

Interpretasi koefisien pada regresi logistik dapat dilakukan dengan menggunakan rasio odds. Jika suatu peubah memiliki nilai koefisien yang bertanda positif maka nilai rasio odds di atas satu, sedangkan nilai koefisien yang bertanda negatif maka nilai rasio odds di bawah satu. Nilai dugaan rasio odds

beserta selang kepercayaan 95% untuk masing-masing peubah penjelas dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Rasio Odds dari Peubah Penjelas yang Nyata

Dugaan Rasio Odds

SK 95% Bagi Rasio Odds Peubah Penjelas

Batas Bawah

Batas Atas Rataan_nilai_STTB(1) 1.685 1.270 2.236 Rataan_nilai_STTB(2) 10.907 6.767 17.580

Jenis_kelamin(1) 1.825 1.351 2.463

Peubah penjelas yang berpengaruh nyata terhadap tingkat keberhasilan mahasiswa Farmasi UHAMKA adalah rataan nilai STTB dan jenis kelamin. Rataan nilai STTB 7.00 – 7.99 memiliki nilai rasio odds 1.685, artinya dugaan peluang mahasiswa berhasil yang memiliki rataan nilai STTB 7.00 – 7.99 adalah 1.685 kali dibanding mahasiswa yang memiliki rataan nilai STTB ≤ 6.99. Rataan nilai STTB ≥ 8 memiliki nilai rasio odds 10.907, artinya dugaan peluang mahasiswa berhasil yang memiliki rataan nilai STTB ≥ 8 adalah 10.907 kali dibanding mahasiswa yang memiliki rataan nilai STTB ≤ 6.99. Untuk jenis kelamin perempuan memiliki nilai rasio odds 1.825, artinya dugaan peluang berhasil perempuan adalah 1.825 kali dibanding laki-laki, artinya dugaan peluang berhasil perempuan lebih besar dari peluang berhasil laki-laki.

Keakuratan Model

(39)
[image:39.595.83.487.109.222.2]

Tabel 8 Klasifikasi Metode Regresi Logistik dengan Cut Off 0.3 sampai dengan 0.4

Aktual

Dugaan

TOTAL

Ketepatan Kurang

berhasil Berhasil Kurang berhasil

Berhasil

101 43

421 515

522 558

19.35% 92.29%

TOTAL 144 936 1080 57.04%

Kesalahan 29.86% 44.98% 42.96%

Tabel 8 menunjukkan berdasarkan regresi logistik dengan nilai cut off

sebesar 0.3 sampai dengan 0.4 maka diperoleh nilai sensitivity 92.29% dan nilai

specificity 19.35% dengan nilai kesalahan positif 44,98%, nilai kesalahan negatif 29.86% dan nilai total ketepatan klasifikasi 57.04% serta nilai total kesalahan klasifikasi42.96%.

Tabel 9 Klasifikasi Metode Regresi Logistik dengan Cut Off 0.5

Aktual

Dugaan

TOTAL

Ketepatan Kurang

berhasil Berhasil Kurang berhasil

Berhasil

408 276

114 282

522 558

78.16% 50.54%

TOTAL 684 396 1080 63.89%

Kesalahan 40.35% 28.79% 36.11%

Tabel 9 menunjukkan berdasarkan regresi logistik dengan nilai cut off

sebesar 0.5 maka diperoleh nilai sensitivity 50.54% dan nilai specificity 78.16% dengan nilai kesalahan positif 28.79%, nilai kesalahan negatif 40.35% dan nilai total ketepatan klasifikasi 63.89 % serta nilai total kesalahan klasifikasi 36.11%.

Tabel 10 Klasifikasi Metode Regresi Logistik dengan Cut Off 0.6 sampai dengan 0.8

Aktual

Dugaan

TOTAL

Ketepatan Kurang

berhasil Berhasil

Kurang berhasil 500 22 522 95.79%

Berhasil 398 160 558 28.68%

TOTAL 898 182 1080 61.11%

Kesalahan 44.32% 12.09% 38.89%

Tabel 10 menunjukkan berdasarkan regresi logistik dengan nilai cut off

(40)

specificity 95.79% dengan nilai kesalahan positif 12.09%, nilai kesalahan negatif 44.32% dan nilai total ketepatan klasifikasi 61.11% serta nilai total kesalahan klasifikasi 38.89%.

Cut off yang digunakan yaitu 0.5 karena dari semua nilai yang dicobakan (0.3 sampai dengan 0.4, 0.5, 0.6 sampai dengan 0.8), nilai 0.5 merupakan cut off yang paling optimum dalam ketepatan keseluruhan model, ketepatan dugaan mahasiswa yang kurang berhasil sebesar 78.16% dari 522 mahasiswa yang kurang berhasil sebanyak 408 mahasiswa diklasifikasikan dengan benar. Sedangkan dari 558 mahasiswa yang berhasil sebanyak 282 atau 50.54% diklasifikasikan dengan benar. Ketepatan untuk keseluruhan model sebesar 63.89%.

Metode CHAID

Dendogram hasil pemisahan analisis CHAID pada Gambar 4 dengan α=0.05 menunjukkan bahwa peubah yang memiliki asosiasi paling kuat dengan tingkat keberhasilan yaitu kategori rataan nilai STTB, dari 1080 responden 27.8% merupakan responden dengan nilai STTB antara 7.00-7.99 dan 52.3% diantaranya yang berhasil, responden dengan rataan nilai STTB ≤ 6.99 yang berhasil hanya 40.3%, sedangkan pada responden dengan rataan nilai STTB ≥ 8.00 yang berhasil sangat besar yaitu 87.9%.

(41)
[image:41.595.81.478.91.524.2]

Gambar 4 Dendogram CHAID Status Keberhasilan Mahasiswa.

Tabel 11 menunjukkan bahwa mahasiswa yang berhasil yaitu yang memiliki rataan nilai STTB 7.00-7.99 berjenis kelamin perempuan dan mahasiswa dengan rataan nilai STTB ≥ 8, sedangkan yang kurang berhasil yaitu mahasiswa memiliki rataan nilai STTB 7.00-7.99 berjenis kelamin laki-laki dan mahasiswa memiliki rataan nilai STTB ≤ 6.99.

Tabel 11 Segmentasi CHAID

Berhasil Kurang berhasil

• Rataan nilai STTB 7.00-7.99. perempuan

• Rataan nilai STTB 7.00-7.99. laki-laki

• Rataan nilai STTB ≥ 8 • Rataan nilai STTB ≤ 6.99

Node 0 Category % n

48.3 522 gagal

51.7 558 berhasil Total 100.0 1080

STTB Adj. P-value=0.000, Chi-square=140.

207, df=2 IPK

Node 1 Category % n

47.7 143 gagal

52.3 157 berhasil Total 27.8 300

JK Adj. P-value=0.010, Chi-square=6.

560, df=1 7.00 - 7.99

Node 2 Category % n

59.7 357 gagal

40.3 241 berhasil Total 55.4 598

JK Adj. P-value=0.003, Chi-square=8.

823, df=1 <= 6.99

Node 3 Category % n

12.1 22 gagal

87.9 160 berhasil Total 16.9 182

Jarak Adj. P-value=0.021, Chi-square=5.

358, df=1 >=8.00

Node 4 Category % n

43.0 92 gagal

57.0 122 berhasil Total 19.8 214

perempuan

Node 5 Category % n

59.3 51 gagal

40.7 35 berhasil Total 8.0 86

laki-laki

Node 6 Category % n

56.4 256 gagal

43.6 198 berhasil Total 42.0 454

perempuan

Node 7 Category % n

70.1 101 gagal

29.9 43 berhasil Total 13.3 144

laki-laki

Node 8 Category % n

6.1 5 gagal

93.9 77 berhasil Total 7.6 82

< 5 km

Node 9 Category % n

17.0 17 gagal

83.0 83 berhasil Total 9.3 100

>=5 km gagal

(42)

 

Perbandingan Hasil Klasifikasi Regresi Logistik dan Metode CHAID

Tabel 9 menunjukkan berdasarkan regresi logistik dengan nilai cut off

[image:42.595.105.510.325.437.2]

sebesar 0.5 maka diperoleh nilai sensitivity 50.54% dan nilai specificity 78.16% dengan nilai kesalahan positif 28.79%, nilai kesalahan negatif 40.35% dan nilai total ketepatan klasifikasi 63.89% serta nilai total kesalahan klasifikasi 36.11%.

Tabel 12 menunjukkan berdasarkan metode CHAID diperoleh nilai

sensitivity 50.54% dan nilai specificity 78.16% dengan nilai kesalahan positif 28.79%, nilai kesalahan negatif 40.35% dan nilai total ketepatan klasifikasi 63.89% serta nilai total kesalahan klasifikasi 36.11%.

Tabel 12 Klasifikasi Metode CHAID

Aktual

Dugaan

Ketepatan Kurang

berhasil Berhasil TOTAL

Kurang berhasil 408 114 522 78.16%

Berhasil 276 282 558 50.54%

TOTAL 684 396 1080 63.89%

(43)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA yaitu rataan nilai STTB dan jenis kelamin. Berdasarkan nilai rasio oddsnya mahasiswa yang memperoleh rataan nilai STTB ≥ 8 diduga berpeluang lebih berhasil dibandingkan dengan mahasiswa yang memperoleh rataan nilai STTB 7.00-7.99 dan mahasiswa yang memperoleh rataan nilai STTB 7.00-7.99 diduga berpeluang lebih berhasil dibandingkan dengan mahasiswa yang memperoleh rataan nilai STTB ≤ 6.99, mahasiswa perempuan diduga berpeluang lebih berhasil dibandingkan laki-laki.

Dendogram CHAID menunjukkan bahwa peubah yang mempunyai asosiasi paling kuat dengan tingkat keberhasilan yaitu kategori rataan nilai STTB. Berdasarkan hasil segmentasi CHAID, mahasiswa yang berhasil yaitu mahasiswa dengan rataan nilai STTB 7.00-7.99 berjenis kelamin perempuan dan mahasiswa yang memiliki rataan nilai STTB ≥ 8.

Proses analisis pada regresi logistik dengan cut off 0.5 diperoleh nilai

sensitivity 50.54%, nilai specificity 78.16% dan nilai ketepatan klasifikasi63.89% serta nilai kesalahan klasifikasi 36.11%. Hasil klasifikasi menggunakan CHAID diperoleh nilai yang sama seperti pada klasifikasi hasil regresi logistik dengan cut off 0.5.

Saran

(44)

Agresti A. 2007. An Introduction toCategorical Data Analysis. New York. John Wiley and Sons.

Atti A. 2008. Analisis Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner dengan Menggunakan Metode Regresi logistik dan CHAID: Kasus di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makasar [Tesis]. Bogor: Program Pasca Sarjana. IPB.

BAN-PT. 2008. Pedoman Evaluasi-diri Program Studi. Jakarta.

Fielding A. 1977. Binary Segmentation: The Automatic Interaction Detector and Related Tecnique for Exploring Data Stucture. London, New York, Sidney, Toronto: John Wiley & Sons.

Halim M. 2009. Identifikasi Faktor-Faktor yang Berperan Terhadap Pencapaian Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Departemen Statistika IPB [Skripsi] Bogor: Jurusan Statistika FMIPA IPB.

Hosmer DW, Lemeshow S. 2000. Applied Logistic Regression. New York. John Wiley and Sons.

Garson 2010. Logistic Regression: Statnotes. North Carolina State University.

Kass GV. 1980. An Explorasi Technique for Investigating large Quantities of Categorical Data. App. Statist 29(2):119-127.

Magidson J, Vermunt JK 2006. An Extention of CHAID Tree-based Segmentation Algoritm to Multiple Dependent. Departement of methodology and Statistic, Tilburg University, Netherland.

McCullagh P. Nelder. J. A. 1989. Generalized Linear Models 2nd

Sampoerno PD. 2002. Analisis kualitas Mahasiswa dalam Pencapaian Pendidikannya dengan Menggunakan Metode Partial Least Squares. Studi kasus: Mahasiswa jurusan Matematika FMIPA Universitas Jakarta [Tesis]. Bogor: Program Pasca Sarjana. IPB.

Edition. London. Chapman & Hall.

Ture M. Akturk. Kurt I. Dagdeviren N. 2006. The effect of Health Status. Nutrition and Some Other Factors on low School Performance Using Induction Tecnique. Trakya Universitesi Tip Fakultesi Dergisi.

(45)

Lampiran 1 Tabulasi Silang Peubah Penjelas dan Peubah Respon

Tabulasi Silang Usia dan IPK

IPK

Kurang Berhasil Berhasil Total

Usia 22 tahun Count 337 378 715

% of Total 31.20% 35.00% 66.20%

> 22 tahun Count 185 180 365

% of Total 17.10% 16.70% 33.80%

Total Count 522 558 1080

% of Total 48.30% 51.70% 100%

Tabulasi Silang Asal Daerah dan IPK

IPK

Total Kurang

berhasil Berhasil Asal

Daerah

Luar

Jabodetabek

Count 76 82 158

% of

Total 7.00% 7.60% 14.60%

Jabodetabek Count 446 476 922

% of

Total 41.30% 44.10% 85.40%

Total Count 522 558 1080

% of

Total 48.30% 51.70% 100.00%

Tabulasi Silang Asal Sekolah dan IPK

IPK

Total

Kurang

berhasil Berhasil Asal

sekolah

SMA Count 288 288 576

% of

Total 26.70% 26.70% 53.30%

Non SMA

Count 234 270 504

% of

Total 21.70% 25.00% 46.70%

Total Count 522 558 1080

% of

(46)

Lampiran 1 (lanjutan)

Tabulasi Silang Tenggang Waktu dan IPK

IPK

Total

Kurang

berhasil Berhasil Tenggang

waktu

< 1 tahun

Count 297 330 627

% of

Total 27.50% 30.60% 58.10%

1 tahun

Count 225 228 453

% of

Total 20.80% 21.10% 41.90%

Total Count 522 558 1080

% of

Total 48.30% 51.70% 100.00%

Tabulasi Silang STTB dan IPK

IPK

Total

Kurang

berhasil Berhasil

STTB 6.99 Count 357 241 598

% of

Total 33.10% 22.30% 55.40%

7.00 - 7.99 Count 143 157 300

% of

Total 13.20% 14.50% 27.80%

8.00 Count 22 160 182

% of

Total 2.00% 14.80% 16.90%

Total Count 522 558 1080

% of

Total 48.30% 51.70% 100.00%

(47)

Lampiran 1 (lanjutan)

Tabulasi Silang Kelas dan IPK

IPK

Total

Kurang

berhasil Berhasil

Kelas Sore Count 192 208 400

% of

Total 17.80% 19.30% 37.00%

Pagi Count 330 350 680

% of

Total 30.60% 32.40% 63.00%

Total Count 522 558 1080

% of

Total 48.30% 51.70% 100.00%

Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan IPK

IPK

Total

Kurang

berhasil Berhasil

JK Perempuan Count 364 448 812

% of

Total 33.70% 41.50% 75.20%

laki-laki Count 158 110 268

% of

Total 14.60% 10.20% 24.80%

Total Count 522 558 1080

% of

Total 48.30% 51.70% 100.00%

Tabulasi Silang Jarak Kampus Ke tempat Tinggal dan IPK

IPK

Total

Kurang

berhasil Berhasil

Jarak 5 km Count 308 319 627

% of

Total 28.50% 29.50% 58.10%

< 5 km Count 214 239 453

% of

Total 19.80% 22.10% 41.90%

Total Count 522 558 1080

% of

(48)

Lampiran 1 (lanjutan)

Tabulasi Silang Status Tempat Tinggal dan IPK

IPK

Total

Kurang

berhasil Berhasil Tempat

tinggal

kost/kontrak Count 80 83 163

% of

Total 7.40% 7.70% 15.10%

keluarga Count 442 475 917

% of

Total 40.90% 44.00% 84.90%

Total Count 522 558 1080

% of

(49)

Log Likehood tanpa Peubah Penjelas

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients Constant

Step 1 1495.998 0.067

2 1495.998 0.067

Log Likehood dengan Peubah Penjelas

Iteration

-2 Log likelihood

Coefficients

Constant Usia(1)

Asal _Daerah(1)

Asal_ sekolah(1)

Tenggang _Waktu(1)

Rataan_nilai _STTB(1)

Rataan _nilai_ STTB

(2) Kelas(1)

Jenis_ kelamin(1)

Jarak_ke _Kampus

(1)

status_ tmpt_ tinggal

(1)

Step 1 1 1344.25 -0.714 -0.063 -0.105 0.045 -0.053 0.504 1.882 -0.047 0.518 0.036 0.071

2 1338.946 -0.774 -0.069 -0.121 0.051 -0.06 0.521 2.312 -0.052 0.587 0.044 0.083

3 1338.842 -0.778 -0.069 -0.122 0.052 -0.06 0.521 2.383 -0.053 0.592 0.045 0.084

4 1338.842 -0.778 -0.069 -0.122 0.052 -0.06 0.521 2.385 -0.053 0.592 0.045 0.084

5 1338.842 -0.778 -0.069 -0.122 0.052 -0.06 0.521 2.385 -0.053 0.592 0.045 0.084

Log Likehood Tereduksi

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R

Square Nagelkerke R Square

(50)

SRI NEVI GANTINI. Analisis Faktor-Faktor Keberhasilan Mahasiswa Menggunakan Regresi Logistik dan Metode CHAID (Studi Kasus: Mahasiswa Farmasi UHAMKA). Dibimbing oleh BUNAWAN SUNARLIM dan UTAMI DYAH SYAFITRI.

Data kemampuan akademik mahasiswa berupa transkrip nilai dapat dijadikan sebagai salah satu alat untuk mengukur prestasi mahasiswa. Kemampuan akademik ini dapat dilihat dari nilai indeks prestasi kumulatif (IPK). Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan akademik mahasiswa, antara lain faktor yang berasal dari dalam dan luar diri mahasiswa. Faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa yaitu: minat, kesiapan, motivasi, usaha, semangat dan persepsi. Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa antara lain: lingkungan sosial, lingkungan keluarga dan lingkungan kampus. Lingkungan kampus memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan keberhasilan mahasiswa bila dibanding dengan lingkungan lainnya.

Sebagai upaya meningkatkan kualitas lulusan, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (UHAMKA) menggunakan beberapa strategi, salah satunya adalah strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran dipandang sebagai salah satu strategi pokok untuk meningkatkan mutu lulusan UHAMKA. Dalam menentukan kebijakan terutama strategi pembelajaran UHAMKA menerapkan kebijakan bahwa penerimaan mahasiswa baru perlu didukung dengan data yang memadai dan dapat menjadi suatu acuan, sehingga kebijakan yang dijalankan dapat optimal. Data tentang mahasiswa baru perlu dianalisa agar data tersebut dapat dijadikan sebagai bahan informasi yang akurat.

Analisis terhadap kemampuan dasar mahasiswa baru dilakukan untuk membantu pimpinan UHAMKA dalam menentukan kebijakan, terutama dalam hal penerimaan mahasiswa baru. Analisis ini merupakan hal yang sangat penting agar UHAMKA mendapatkan mahasiswa-mahasiswa yang berkualitas.

Salah satu badan yang dijadikan acuan standar mutu Pendidikan Tinggi di Indonesia adalah Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. Salah satu standar lulusan adalah IPK. Pada penelitian disamping menyelesaikan permasalahan yang ada ingin dikaji pula pendekatan dari sisi pemodelan statistika yang berkaitan dengan ukuran sampel yang besar.

(51)

metode CHAID faktor yang mempunyai asosiasi paling kuat dengan keberhasilan mahasiswa yaitu kategori rataan nilai STTB. Hasil segmentasi CHAID menunjukkan bahwa mahasiswa yang berhasil yaitu perempuan yang memiliki rataan nilai STTB 7.00-7.99 dan mahasiswa yang memiliki rataan nilai STTB ≥ 8.00.

Proses analisis pada regresi logistik dengan cut off 0.5 dan analisis menggunakan metode CHAID diperoleh nilai sensitivity 50.54%, nilai specificity

78.16%, nilai total ketepatan klasifikasi 63.89% dan nilai total kesalahan klasifikasi 36.11%.

(52)

Gambar

Tabel 2  Klasifikasi Respon
Tabel 3  Peubah-peubah penjelas yang digunakan dalam analisis dan peubah  bonekanya
Gambar 1  Diagram Alur Analisis Data.
Gambar 2 e Respondenn Berdasark  Persentasekan Peubah--Peubah Pennjelas. 
+7

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa butir saran yang penting untuk diperhatikan dan dipertimbangkan ialah (i) mempertahankan dan mengembangkan aspek pengetahuan dan keterampilan secara

Background merupakan lokasi atau setting dimana animasi itu berada. Background dapat dibuat secara sederhana atau kompleks sesuai keinginan. Atau sesuai dengan tema cerita

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau bukti dari 5 tahun terakhir (2006-2011) mengenai hubungan antara durasi tidur dan obesitas pada anak – anak dan untuk

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan pengetahuan dan sikap tentang prakonsepsi sebelum dan sesudah dilakukan preconception counseling pada

[r]

Pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (2), ditetapkan dengan Keputusan Walikota..

Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif di atas, komponen VAIC TM dan kinerja keuangan (ROA, ROE, ROI) pada perusahaan perbankan yang tercatat di BEI periode 2012