• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangunan Pemantauan Cuaca Lingkungan Dengan Pengukuran Curah Hujan,Suhu Dan Kelembaban Dilengkapi Perekaman Database

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancang Bangunan Pemantauan Cuaca Lingkungan Dengan Pengukuran Curah Hujan,Suhu Dan Kelembaban Dilengkapi Perekaman Database"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kelembaban

Kelembaban merupakan suatu tingkat keadaan lingkungan udara basah yang disebabkan oleh adanya uap air. Tingkat kejenuhan sangat dipengaruhi oleh temperatur. Grafik tingkat kejenuhan tekanan uap air terhadap temperatur diperlihatkan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1.Grafik tingkat kejenuhan tekanan uap air terhadap temperatur

Jika tekanan uap parsial sama dengan tekanan uap air yang jenuh maka akan terjadi pemadatan. Secara matematis kelembaban relative (RH) didefinisikan sebagai prosentase perbandingan antara tekanan uap air parsial dengan tekanan uap air jenuh.

Kelembaban dapat diartikan dalam beberapa cara. Relative Humidity secara umum mampu mewakili pengertian kelembaban. Untuk mengerti Relative Humidity pertama harus diketahui Absolut Humidity. Absolut Humidity merupakan jumlah uap air pada volume udara tertentu yang dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan.

ah=217 ( e ) T ah:absolute humidity

e : tekanan oleh uap air

T : temperatur saat pengukuran x

(2)

Relative Humiditymerupakan persentase rasio dari jumlah uap air yang terkandung dalam volume tersebut dibandingkan dengan jumlah uap air maksimal yang dapat terkandung dalam volume tersebut (terjadi bila mengalami saturasi). Relative Humidity juga merupakan persentase rasio dari tekanan uap air saat dilakukan pengukuran dan tekanan uap air saat mengalami saturasi.

ƒ=100(ah) = 100(eh) as es

ƒ :relative humidity

ah:absolute humiditysaat pengukuran as:absolute humiditysaat saturasi eh: tekanan uap air saat pengukuran es: tekanan uap air saat saturasi

Pembacaan 100 %RH berarti udara telah saturasi (udara penuh dengan uap air). Berkeringat merupakan upaya tubuh untuk menjaga temperatur tubuh. Saat 100 %RH, keringat tidak menguap ke udara, sehingga tubuh terasa lebih panas. Sebaliknya bila RH rendah, maka tubuh akan merasa lebih dingin. Contoh: Saat temperatur udara 24 oC dan kelembaban 0%RH maka tubuh akan merasa temperatur udara seperti 21 o

C, tetapi bila temperatur udara 24 oC dan kelembaban 100 %RH maka tubuh merasa temperatur udara seperti 27 oC. Biasanya besarnya RH yang dianggap nyaman sekitar 45 %RH.

2.2 Definisi Suhu

Suhu udara adalah ukuran energi kinetik rata – rata dari pergerakan molekul – molekul. Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut, untuk memindahkan (transfer) panas ke benda – benda lain atau menerima panas dari benda – benda lain tersebut. Dalam sistem dua benda, benda yang kehilangan panas dikatakan benda yang bersuhu lebih tinggi.

(3)

kurang dari 1°C, dan dalam keadaan tenang variasi suhu udara dekat laut hampir sama. Sebaliknya diatas daerah pedalaman continental dan padang pasir perubahan suhu udara permukaan antara siang dan malam mencapai 20°C. Sedangkan pada daerah pantai variasinya tergantung dari arah angin yang bertiup. Variasinya besar bila angin bertiup dari atas daratan dan sebaliknya.

Suhu pada umumnya diartikan sebagai besaran yang menyatakan derajat panas dinginnya suatu benda. Skala suhu yang biasa digunakan diantaranya :

1. Celcius

Skala Celsius adalah suatu skala suhu yang mendapatkan namanya dari ahli astronomi Anders Celsius (1701–1744), yang pertama kali mengusulkannya pada tahun 1742. Skala suhu Celsius didesain supaya titik beku air berada pada 0 derajat dan titik didih pada 100 derajat di tekanan atmosferik standar. Karena ada seratus tahapan antara kedua titik referensi ini, istilah asli untuk sistem ini adalah centigrade (100 bagian) atau centesimal. Pada 1948 nama sistem ini diganti secara resmi menjadi Celsius oleh Konferensi Umum tentang Berat dan Ukuran ke-9 (CR 64), sebagai bentuk penghargaan bagi Celsius dan untuk mencegah kerancuan yang timbul akibat konflik penggunaan awalan centi- (di Indonesia senti-) seperti yang digunakan satuan ukur SI. Meski angka-angka untuk saat beku dan mendidih untuk air tetap lumayan tepat, definisi aslinya tidak cocok digunakan sebagai standar formal: ia bergantung pada definisi tekanan atmosferik standar yang sendiri bergantung kepada definisi suhu. Definisi resmi Celsius saat ini menyatakan bahwa 0,01 °C berada pada triple point air dan satu derajat adalah 1/273,16 dari perbedaan suhu antara triple point air dan nol absolut.

(4)

derajat dan titik didih pada 0 derajat. Suhu sebesar -40 derajat mempunyai nilai yang sama untuk Celsius dan Fahrenheit. Selain itu, sebuah cara untuk mengkonversi Celsius ke Fahrenheit adalah dengan menambah 40, dikalikan dengan 1,8, dan kemudian dikurangi 40. Sebaliknya, untuk mengkonversi dari Fahrenheit ke Celsius kita menambah 40, kemudian dibagikan 1,8 dan akhirnya dikurangi 40.

2. Fahrenheit

Skala Fahreheit adalah salah satu skala suhu selain Celsius dan Kelvin. Nama Fahrenheit diambil dari ilmuwan Jerman yang bernama Gabriel Fahrenheit (1686-1736). Skala ini dikemukakan pada tahun 1724. Dalam skala ini, titik beku air adalah 32 derajat Fahrenheit (ditulis 32°F) dan titik didih air adalah 212 derajat Fahrenheit. Negatif 40 derajat Fahreheit sama dengan negatif 40 derajat Celsius. Skala Fahrenheit banyak digunakan di Amerika Serikat.

3. Kelvin

Skala Kelvin (simbol: K) adalah skala suhu di mana nol absolut didefinisikan sebagai 0 K. Satuan untuk skala Kelvin adalah kelvin (lambang K), dan merupakan salah satu dari tujuh unit dasar SI. Satuan kelvin didefinisikan oleh dua fakta: nol kelvin adalah nol absolut (ketika gerakan molekuler berhenti), dan satu kelvin adalah pecahan 1/273,16 dari suhu termodinamik triple point air (0,01 °C). Skala suhu Celsius kini didefinisikan berdasarkan kelvin. Kelvin dinamakan berdasarkan seorang fisikawan dan insinyur Inggris, William Thomson, 1st Baron Kelvin.

(5)

(CGPM) ke-10, Resolusi 3, CR 79), namanya adalah "derajat kelvin" dan ditulis °K; kata "derajat" dibuang pada 1967 (CPGM ke-13, Resolusi 3, CR 104). Perhatikan bahwa simbol unit kelvin selalu menggunakan huruf besar K dan tidak pernah dimiringkan. Tidak seperti skala suhu yang menggunakan simbol derajat, selalu ada spasi di antara angka dan huruf K-nya, sama seperti unit SI lainnya.

2.3 Definisi Curah Hujan

Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut sebagai virga.

Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula.

(6)

2.4 Mikrokontroler ATMega32

Mikrokontroler ATMega32 merupakan bagian dari keluarga mikrokontroller CMOS 8-bit buatan Atmel. ATMega32 memiliki arsitektur 8-bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1siklus clock. Mikrokontroler ATMega32 memiliki arsitektur Havard, yaitu memisahkan memori untuk kode program dan memori data. ATMega32 berteknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing), sedangkan seri MCS51 berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computing). AVR dapat dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT 90Sxx, keluarga ATmega dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya.

Mikrokontroler AVR ATmega32 adalah salah satu dari keluarga ATmega dengan populasi pengguna cukup besar. Memiliki memori flash 32k dan 32 jalur input output, serta dilengkapi dengan ADC 8 kanal dengan resolusi 10-bit dan 4 kanal PWM. Sebuah chip dengan fitur cukup lengkap untuk mendukung beragam aplikasi, termasuk robotik.

2.4.1 Deskripsi Pin

(7)

Gambar 2.2Deskripsi Pin Mikrokontroler ATMega32

Adapun nama dan fungsi dari setiap pin pada mikrokontroler ATMega32:

a. Port PA (pin 33 sampai dengan pin 40)

Port A berfungsi sebagai input analog ke A / D Converter. Port A juga berfungsi sebagai-directional I-bit bi 8 / O port, jika A / D Converter tidak digunakan. Port pin dapat menyediakan internal pull-up resistor (dipilih untuk setiap bit). Port A buffer output memiliki simbol berirama karakteristik drive dengan kedua tenggelam tinggi dan kemampuan sumber. Ketika pin PA0 untuk PA7 digunakan sebagai masukan dan secara eksternal ditarik rendah, mereka akan sumber arus jika internal pull-up Resistor diaktifkan. Port A pin yang tri-lain ketika kondisi reset menjadi aktif, bahkan jika jam tidak berjalan.

(8)

b. Port PB (pin 1 sampai dengan pin 8)

Port P1 berfungsi sebagai I/O biasa atau menerima low order address bytes pada saat flash programming. Port ini mempunyai internal pull up dan berfungsi sebagai input dengan memberikan output sink keempat buah input TTL.

c. Port PC (pin 22 sampai dengan pin 29)

Port PC berfungsi sebagai I/O biasa atau high order address, pada saat mengakses memori secara 16 bit (Movx @DPTR). Pada saat mengakses memori secara delapan bit, (Mov @Rn), port ini akan mengeluarkan isi dari PB Special Function Register (SFR). Port ini mempunyai internal pull up dan berfugsi sebagai input dengan memberikan logika 1. Sebagai output, port ini dapat memberikan output sink keempat buah input TTL.

d. Port PD (pin 14 sampai dengan pin 21)

Sebagai I/O biasa, Port P3 mempunyai sifat yang sama dengan port P1 dan port P2, sedangkan fungsi spesial dari port-port P2 ditunjukan pada tabel 2.1.

Tabel 2.1Fungsi Port-port ATMega32

Pin Port Nama Fungsi

(9)

e. Pin 9

Pin reset (RST) akan aktif dengan memberikan input high selama 2cycle.

f. Pin 13

Pin 18 atau Pin XTAL1 untuk output oscillator.

g. Pin 12

Pin 19 atau Pin XTAL2 untuk input oscillator.

h. Pin 31

Pin 31 berfungsi sebagai ground dari mikrokontroler ATMega32.

i. Pin 10

Pin 40 berfungsi sebagai VCC pada mikrokontroler ATMega32.

2.4.2 Arsitektur CPU ATMEGA32

Fungsi utama CPU adalah memastikan pengeksekusian instruksi dilakukan dengan benar. Oleh karena itu CPU harus dapat mengakses memori, melakukan kalkulasi, mengontrol peripheral, dan menangani interupsi.

(10)

interupsi atau pemanggilan rutin biasa, alamat di Program Counter disimpan terlebih dahulu di stack. Alamat interupsi atau rutin kemudian ditulis ke Program Counter, instruksi kemudian dijemput dan dieksekusi. Ketika CPU telah selesai mengeksekusi rutin interupsi atau rutin biasa, alamat yang ada di stack dibaca dan ditulis kembali ke Program Counter seperti pada gambar 2.3.

Gambar 2.3. Block Diagram of the AVR MCU Architecture 1. Program Memori

(11)

2. SRAM Data Memori

ATMEGA32 memiliki 2 KiloByte SRAM. Memori ini dipakai untuk menyimpan variabel. Tempat khusus di SRAM yang senantiasa ditunjuk register SP disebut stack. Stack berfungsi untuk menyimpan nilai yang dipush.

3. EEPROM Data Memori

ATMEGA32 memiliki 1024 byte data EEPROM. Data di EEPROM tidak akan hilang walaupun catuan daya ke sistem mati. Parameter sistem yang penting disimpan di EEPROM. Saat sistem pertama kali menyala paramater tersebut dibaca dan system diinisialisasi sesuai dengan nilai parameter tersebut.

4. Interupsi

Sumber interupsi ATMEGA32 ada 21 buah. Tabel 2.1 hanya menunjukkan 10 buah interupsi pertama. Saat interupsi diaktifkan dan interupsi terjadi maka CPU menunda instruksi sekarang dan melompat ke alamat rutin interupsi yang terjadi. Setelah selesai mengeksekusi intruksi-instruksi yang ada di alamat rutin interupsi CPU kembali melanjutkan instruksi yang sempat tertunda.

5. I/O Port

ATMEGA32 memiliki 32 buah pin I/O. Melalui pin I/O inilah ATMEGA32 berinteraksi dengan sistem lain. Masing-masing pin I/O dapat dikonfigurasi tanpa mempengaruhi fungsi pin I/O yang lain. Setiap pin I/O memiliki tiga register yakni: DDxn, PORTxn, dan PINxn. Kombinasi nilai DDxn dan PORTxn menentukan arah pin I/O.

6. Clear Timer on Compare Match (CTC)

(12)

TCNT1 telah sama dengan OCR1A atau ICR1. Jika nilai top ditentukan OCR1A dan interupsi diaktifkan untuk Compare Match A maka saat nilai TCNT1 sama dengan nilai OCR1A interupsi terjadi. CPU melayani interupsi ini dan nilai TCNT1 menjadi nol.

7. USARTH

Selain untuk general I/O, pin PD1 dan PD0 ATMEGA32 berfungsi untuk mengirim dan menerima bit secara serial. Pengubahan fungsi ini dibuat dengan mengubah nilai beberapa register serial. Untuk menekankan fungsi ini, pin PD1 disebut TxD dan pin PD0 disebut RxD.

2.5 Komponen Instrumentasi

Komponen instrumentasi yang digunakan untuk membangun sistem alat monitoring cuaca mencakup IC regulator, kapasitor, dioda, kristal.

2.5.1 LM78xx (ICRegulatorTegangan)

(13)

Gambar 2.4.IC LM78xx 2.5.2 Kapasitor

Kapasitor disebut juga Kondensator, yaitu komponen yang berfungsi untuk menyimpan muatan/tegangan listrik atau menahan arus searah. Kapasitor ELCO (Electrolit Capasitor) terbuat dari keping aluminium dan elektrolit yang dikandung dalam lembaran kertas berpori. Plat aluminium bersifat sebagai isolator dan elektrolit berfungsi sebagai konduktor. Kapasitor ELCO memiliki kekutuban atau polaritas yaitu tanda positif dan tanda negatif. Jika dalam pemasangan kutub-kutub ELCO terbalik maka kapasitor akan rusak. Karena tidak terlalu akurat dan bersifat elektronik marginal properties, maka kapasitor jenis ini tidak baik digunakan dalam rangkaian yang berhubungan dengan transmisi sinyal HF. Jadi, kapasitor ELCO ini lebih baik digunakan untuk filter ripple, timing circuit.

Kapasitor keramik secara internal tidak dibangun sebagai koil, sehingga cocok untuk penggunaan aplikasi tinggi. Kapasitor ini bersifat non-polaritas atau tidak memiliki tanda positif dan tanda negatif sehingga dapat dipasang bolak-balik. Biasanya digunakan untuk by-pass sinyal frekuensi tinggi ke ground. Kapasitor keramik bergantung pada suhu lingkungan.

(14)

Untuk satuan dari ELCO adalah mikro, kapasitor keramik adalah piko dan kapasitor milar adalah nano. Simbol dan contoh dari kapasitor diperlihatkan oleh gambar 2.5.

(a) (b) (c)

Gambar 2.5.(a) ELCO, (b) Kapasitor Keramik dan (c) Kapasitor Milar

2.5.3 Dioda

Dioda ialah suatu komponen semikonduktor yang memiliki sifat yang unik. Dioda hanya mengizinkan arus mengalir dalam satu arah saja, jika dipakai sebagai penyearah dengan kata lain dioda dapat mengubah sinyal ac menjadi sinyal dc.

(a) (b)

Gambar 2.6.Dioda (a).Fisik, (b).Simbol

Gambar 2.6 menunjukkan sebuah dioda dan simbolnya. Bagian dioda terdiri dari 2 bagian yaitu anoda (positif) dan katoda (negatif). Seperti telah dijelaskan di atas, bahwa dioda hanya mengalirkan arus satu arah saja. ini berarti selama siklus negatif dari tegangan masukan, tidak akan ada arus yang melewati dioda. Seperti tampak pada gambar 2.7.

(15)

Hal-hal lain yang perlu diperhatikan ialah, pada saat tegangan sumber melewati dioda, terjadi penurunan tegangan sekitar 0.7 Volt. jadi bila tegangan input ialah 5 volt, tegangan keluarannya menjadi 4.3 Volt.

Selama tegangan input kurang dari 0.7 Volt, tidak akan ada arus yang dapat mengalir, dan setelah tegangan masukan melebihi 0.7 Volt, arus akan naik dengan cepat. Rangkaian ekuivalen dan grafikarusnya tampak seperti gambar 2.8.

(a)

(b)

Gambar 2.8.Rangkaian Ekivalen Dioda dan Grafiknya

Sesaat setelah tegangan input melewati 0.7 Volt, arus akan mulai mengalir, tapi yang perlu diperhatikan ialah tegangan dan arus yang diberikan ke dioda tidak boleh terlalu tinggi karena akan menyebabkan kerusakan pada dioda atau terbakar, umumnya dioda dapat bertahan hingga 50 Volt dan arus 1 Ampere, tentunya tergantung pada jenis dioda yang kita pakai, itulah sebabnya mengapa dioda banyak digunakan sebagai penyearah tegangan.

2.5.4 Kristal

(16)

sebuah siklus mesin mikrokontroler. Siklus mesin tersebut diberi nomor S1 hingga S6, masing-masing kondisi panjangnya 2periode osilator, dengan demikian satu siklus mesin paling lama dikerjakan dalam 12 periode osilator. Satuan kristal biasanya dalam skala mega yaitu antara 4MHz sampai 24MHz dengan bentuk dan simbol seperti yang diperlihatkan oleh gambar 2.9. Pada pembuatan sistem pemantauan cuaca ini menggunakan kristal dengan frekuensi 12MHz untuk mempermudah dalam perhitungantimer.

Gambar 2.9.Kristal

2.6 Sensor SHT1x/SHT1x

SHT1x/SHT1x merupakan multi sensor untuk kelembaban dan temperatur secaradigital.Produk ini mulai dipasarkan Februari 2002 yang diproduksi oleh SENSIRION Company di Zurich (Switzerland) sensor dapat dilihat pada gambar 2.10. detailnya dijelaskan pada bab berikutnya.

Gambar 2.10. SHT11/71

(17)

teknologi CMOS yang telah dipatenkan sehingga menjamin kestabilan dan reliability yang tinggi. Dalam chip ini terdiri dari capacitive polymer sensing element untuk relative humidity sensor dan bandgap temperatur sensor. Keduanya dihubungkan pada 14 bit ADC (Analog to Digital Convertion) dan interface serial, di dalam chip itu sendiri. Output yang dihasilkannya berupa kualitas sinyal yang superior, waktu respon yang cepat, tidak sensitif terhadap external disturbace, dan dengan harga yang kompetitif.

Antarmuka 2-wire serial interface dan internal voltage regulation membuat sistem integrasi yang mudah dan cepat. Juga karena bentuknya yang kecil dan konsumsi powernya yang hemat, sensor ini merupakan pilihan yang terbaik. Sensor ini tersedia dalam tipe bentuk yaitu surface-mountableLCC (Lealess Chip Carrier) danpluggable 4-pin single-in-line. Sensor tipe SHTxx dapat diaplikasikan dalam bermacam-macam bidang seperti: automotif, medis, weather stations, penyimpanan barang, HVAC (Ventilation and air conditioning system), data logging, alat ukur dapat dilihat pada gambar 2.10.

Sensor ini terdiri dari elemen polimer kapasitif (digunakan untuk mengukur kelembaban), sensor temperatur, 14bitADC (Analog to Digital Converter), dan interface serial 2 kabel. Didalamnya juga terdapat memory kalibrasi yang digunakan untuk menyimpan koefisien kalibrasi hasil pengukuran sensor. Data hasil pengukuran dari SHT11/71 ini berupa digital logicyang diakses secaraserial.

(18)

Gambar 2.11. Grafik Akurasi Temperatur & Kelembaban

Pada gambar 2.11 di atas terlihat akurasi sensor SHT1x / SHT7x untuk pengukuran temperatur dan kelembaban.

Akurasi pengukuran temperatur: Tipe SHT11 / SHT71:

Untuk -40oC < T 28oCerrorpengukuran ± 2.25oC Untuk 28oC <T 123.8oCerrorpengukuran ± 3oC Tipe SHT15 / SHT75:

Untuk -40oC < T 8oCerrorpengukuran ± 1. 5oC Untuk 28oC < T 45oCerrorpengukuran ± 0.5oC Untuk 45oC< T 123.8oCerrorpengukuran ± 2oC Akurasi pengukuran kelembaban:

Tipe SHT11 / SHT71:

Untuk 0%RH< H< 23%RHerrorpengukuran ± 5 %RH Untuk 23%RH< H< 85%RHerrorpengukuran ± 4 %RH Untuk 95%RH< H< 100%RHerrorpengukuran ± 5%RH Tipe SHT15 / SHT75:

(19)

Di bawah ini tabel dari karakteristik SHT11 /SHT71 Tabel 2.2Karakteristik Sensor SHT11/SHT71

Parameter Kondisi Min. Typ. Max. Units.

Kelembaban

Resolusi(2) 0.5 0.03 0.03 %RH

8 12 12 hit

Repeatability ±0.1 %RH

Akurasi(1) Keraguan

linear Lihat figure 1

Interchangeabilitiy Fullyn Interchangeabilitiy

Waktu Response 1/s(63%) slowly movirg air 4 s

Hysteresis ±1 %RH

Stabilitas typical <1 %RH

Temperatur

Resolusi(2) 0.04 0.01 0.01 oC

0.07 0.02 0.02 oF

12 14 14 bit

Repeatability ±0.1 oC

±0.2 oF

Akurasi Lihat figure 1

Range -40 123.8 oC

-40 254.9 oF

Waktu Response 1/s(63%) 5 30 s

Sumber : SHT1x / SHT7x Datasheet (telah ditolah kembali)

(20)

Spesifikasi Interface

Sumber : SHT1x/SHT7x Datasheet Gambar 2.12.Aplikasi Sirkuit

Power Pin

SHTxx memerlukan supply antara 2,4V – 5,5V. Setiap kali power-up, chip ini memerlukan 11ms untuk mencapai keadaan stabil, sebelum keadaan ini tercapai tidak diperbolehkan adanya pengiriman “Command”. Power supply pin (VCC dan GRD) disarankan di-kopledengan kapasitor sebesar 100nF.

Serial interface

Serial Interfacedari SHTxx dioptimalkan untuk pembacaan sensor dan konsumsi power, dan tidak kompatibel dengan 12C interface.

SerialClockinput(SCH)

Digunakan untuk men-sinkronisasi komunikasi antara microcontroller dan SHTxx. Karena interface ini terdiri dari static logic sepenuhnya maka tidak ada batasan frekwensi minimum dari SCK.

SerialData (DATA)

(21)

Untuk menghindari adanya signal contetion, microcontroller hanya diperbolehkan men-drive DATA dengan low. Eksternal pull-upresistor (10K) diperlukan untuk memastikanlogic high.

2.6.1 Mengirim Command

Untuk memulai transmisi dikirimkan “Transmisi Start” yang berupa men-drive low DATA line ketika SCK high, diikuti pulsa low pada SCK dan men-drive high DATA line ketika SCK masih ber-logic hightampak pada gambar 2.13.

Sumber : SHT1x/SHT7x Datasheet Gambar 2.13.Transmisi start

Selanjutnya bagian “Command” terdiri dari 3 bit addres (yang mendukung hanya 000) dan 5 bit “Command”. SHTxx mengindikasikan penerimaan “Command” dengan men-drive DATA low (ACK bit) setelah transisi low ke-8 dari clock SCK. Kontrol DATA line dilepas (sehingga menjadi high dikarenakan pull-up)setelah transisi turun ke-9clockSCK.

Tabel 2.3.Command SHTxx

Command Code

Reserved 0000x

Measure temperature 00011

Measure Humidity 00101

Read Status Register 00111

Write Status registerReserved 00110

Reserved 0101x-1110x

Soft reset, resets the interface, clears, clears the status register to default values wait minimum 11 ms before next command

11110

(22)

2.6.2 Pengukuran Sensor

Setelah mengirimkan “Command Measure”, microcontroller menunggu proses pengukuran selesai, ini memakan waktu kurang lebih 11/55/210 ms untuk pengukuran 8/12/14 bit. Waktu sesungguhnya bervariasi sampai ±15% kecepatan dari internal oscillator. Untuk menandakan bahwa pengukuran selesai, STHxx men-drive low DATA line. Microcontroller harus menunggu tanda ini sebelum menjalankan clockSCK lagi.

Kemudian 2 byte hasil pengukuran dan 1 byte CRC ditransmisikan,microcontrollerharus memberisignal acknowlidge untuk tiap byte dengan men-drive DATA line low. Semua nilai output dimulai dengan MSB atau right justified, (misal: SCK ke-5 adalah MSB untuk output 12 bit; sedangkan untuk output 8 bit, byte pertama tidak digunakan). Komunikasi berhenti setelah acknowledge bit dari CRC output. Bila CRC tidak diperlukan, maka mikrokontroller dapat menghentikan komunikasi setelah output pengukuran LSB (dengan membiarkan anknowladge high). Chipotomatis masuk dalammode “sleep” setelah pengukuran dan komunikasi berakhir. Beda waktu antar pengukuran sekitar 1 detik.

(23)

Bila komunikasi dengan chip hilang maka diperlukanreset serial interface(dengan menjalankanclock

SCK lebih dari 9 kali dengan menjaga DATA tetap high yang kemudian diikuti dengan “Transmision Start” dan “Command”). Reset ini tidak berpengaruh pada isi status register dapat dilihat pada gambar 2.15.

Sumber : SHT1x/SHT7x Datasheet Gambar 2.15.Reset

Gambar 2.16.Skematik Pengukuran Status Register

Beberapa fungsi dari SHTxx terdapat pada “Status Register”, dibawah ini akan dideskripsikan lebih lanjut.

(24)

Tabel 2.4.Status Register

Bit Type Description Defoult

7 reserved 0

6 R End of Battery (low voltage detection) ‘0’ for Void > 2.47

3 For testing only do not use 0

2 R/W Heater 0 off

1 R/W No reload from OTP 0 reload

0 R/W ‘1’ = 8 bit RH/11 bit Temperature resolution ‘1’ = 8 bit RH/11 bit Temperature resolution

0 12 bit RH 14 bit temp Sumber : SHT1x/SHT7x Datasheet

Resolusi Pengukuran

Defoult resolusi pengukuran adalah 14 bit(temperatur) dan 12bit(RH). Resolusi ini dapat diubah menjadi 12bit(temperatur) dan 8bit(RH) untuk kegunaan transfer data kecepatan tinggi dan low power application.

End of Battery

Fungsi dariEnd of Battery untuk mendeteksi VDD dibawah 2,47 V. Tingkat akurasi ±0,05V. Bit ini hanya di-update bila terjadi pengukuran.

Heater

(25)

~8mA @ 5V. Dengan membandingkan hasil pengukuran temperatur dan RH sebelum dan sesudah penggunaan Heater maka akan diketahui berfungsi tidaknya sensor tersebut.

Dalam lingkungan dengan kelembaban tinggi (RH>95%), penggunaan Heater akan menghambat terjadinya kondensasi, meningkatkan waktu respon dan tingkat akurasi. Bila SHTxx mengalami panas, pengukuran menunjukan hasil pengukuran temperatur yang lebih tinggi dan RH yang lebih rendah dibanding pengukuran pada kondisi normal.

Kalibrasi Reload Sebelum Pengukuran

Untuk menghemat power dan meningkatkan kecepatan pengukuran maka OTP reload tiap pengukuran dapat di-bypass, ini menghemat ~8,2ms tiap pengukuran.

2.6.3 Konversi Output SHTxx ke Nilai Fisik Relative Humidity

Sensor kelembaban tidak dipengaruhi secara signifikan oleh besarnya voltage. Untuk kompensasi ke-tidak linear-an dari sensor kelembaban dan untuk memperoleh akurasi yang tinggi, maka untuk temperatur 25oC disarankan menggunakan rumus sesuai tabel 2.5, sedangkan untuk temperatur selain 25oC, konpensasi RH menggunakan rumus sesuai tabel 2.6.

(26)

Tabel 2.6Koefisien Konversi oleh Temperatur

Gambar 2.18.Konversi Output Sensor Kelembaban Terhadap RH

Temperature

Sensor temperatur PPAT (Proportional To Absolute temperature) merupakan sensor yang linear, konversidigital output menggunakan rumus sesuai tabel 2.7.

Tabel 2.7.Koefesien Konversi Temperatur

2.7 Sensor Curah Hujan Dengan Metode PUSH Bottom

(27)

tersebut maka sensor akan terjungkit. Setiap kali terjungkit/tipping menyebabkan tertekanyaswitchsebagai signal output berupa pulsa.

2.8 Sistem komunikasi Serial

Port serial adalah port yang paling populer digunakan untuk keperluan koneksi ke piranti luar. Kata “Serial”, menggambarkan prinsip kerja port ini yang memberikan (Serialize) data. Cara kerjanya adalah diawali dengan mengambil sebuah byte data lalu kemudian mengirimkan perdelapan bit dalam byte tersebut satu persatu dalam satu jalur data. Keuntungannya adalah bahwa port ini hanya membutuhkan satu kabel untuk mengirimkan kedelapan bit tadi (dibandingkan port paralel yang membutuhkan delapan kabel). Keuntungan lainnya adlah efisiensi dalam biaya dan tentunya ukuran kabel yang kecil. Kerugiannya yakni bahwa port serial membutuhkan delapan kali lebih lama untuk mengirimkan data dibanding dengan proses pengiriman dengan delapan kabel.

(28)

Gambar 2.19.Pengiriman data serial

Kecepatan pengiriman data (baud rate) bervariasi, mulai dari 110,135,150,300,600,1200,2400,4800, 9600, 19200, 38400, 57600, 115200, 230400, 460800 dan 921600 (bit/detik). Pada komunikasi data serialbaut rate dari kedua bagian harus diatur pada kecepatan yang sama. Setelah itu harus ditentukan panjang datanya, apakah 6,7 atau 8 bit., juga apakah data disertai dengan paritas genap, paritas ganjil atau tidak menggunakan paritas. Untuk menentukan baud rate dapat dilihat pada persamaan dibawah ini:

Misalkan XTAL yang digunakan adalah = 11.0592 MHz Maka:

Machine Cycle Frequency= 11.0592 MHz = 921.6 kHz (Machine Cycle) 12

Machine Cycle FrequencyMode 1 = 921.6 kHz = 57.600 Hz (BitcounterMode 1) 16

Baud rate= 57.600 Hz = 19.200Baud rate 3 (2n= 8 bit data)

(29)

DB-9

Gambar 2.20.Konektor Serial DB-9

Tabel 2.8. Konfigurasi pin dan nama sinyal konektor serial DB-9 Nomor Pin Nama Sinyal Arah In/Out Keterangan

1 DCD In Data Carrier Detect/

Receive Line Signal Detect

2 RxD In Receive Data

3 TxD Out Transmit Data

4 DTR Out Data Terminal Ready

5 GND - Ground

6 DSR In Data Set Ready

7 RTS Out Request To Send

8 CTS In Clear To Send

9 RI In Ring Indikator

2.8.1 MAX232

Untuk dapat berhubungan dengan PC, mikrokontroler harus membutuhkan komponen tambahan baik komunikasi paralel maupun serial. Pada pembuatan tugas akhir ini yang digunakan adalah komunikasi serial. Pada mikrokontroler sendiri terdapat buffer yang dapat digunakan sebagai pendukung proses komunikasi tersebut. Pada saat ini banyak komponen yang dapat digunakan untuk pendukung proses komunikasi tersebut, salah satu contohnya adalah maxim232.

(30)

Maxim232 berfungsi sebagai perantara antara mikrokontroler dengan port serial, karena mikrokontroler tidak dapat mengirim data begitu saja maka diperlukan maxim232. di dalam IC terdapat charge pump yang akan membangkitkan +10 Volt dan -10 Volt dari sumber +5 Volt tunggal dalam IC DIP (Dual in-line Package) 16 pin (8 pin x 2baris) ini terdapat 2 buah transmiter dan dua buah receiver. Jadi IC ini berfungsi sebagai perantara karena maxim232 hanya menerima data dari mikrokontroler untuk kemudian dikirim ke pc melalui DB9 terlihat pada gambar 2.21.

Gambar 2.21.Interface MAX232

Maxim232 mempunyai 16 kaki yang terdiri untuk keperluan port serial, komunikasi mikrokontroler dengan maxim. Letak dari masing-masing port diperlihatkan pada gambar 2.22.

Gambar 2.22.Konfigurasi pin MAXIM232

Adapun nama dan fungsi dari kaki-kaki pin pada Maxim232 adalah sebagai berikut:

(31)

3. T1IN dan R1OUT (pin 11 dan 12) : Pin ini terhubung dengan pin 11 mikrokontroler ATMega32.

4. R1IN dan T1OUT (pin 13 dan 14) : Pin ini terhubung dengan pin 2 dan 3 DB9.

5. C1+dan C1-: Kapasitor 1 6. C2+dan C2-: Kapasitor 2

7. V+dan V-: Tegangan referensi dari Maxim232.

2.9 AVR

AVR merupakan pemrograman perangkat lunak pendukung mikrokontroler Atmega32 yang dilengkapi dengan simulator. Mulai dari

penulisan sumber program yang menggunakan bahasa basic, sampai compiling program ke hex. Selanjutnya untuk mendownload file .hex ke flash memori

Atmega32 digunakan software PonyProg2000. Tampilan software BASCOM AVR, Tampilan Simulator BASCOM AVR dan PonyProg2000 masing-masing

ditunjukkan oleh Gambar 2.23, Gambar 2.24 dan Gambar 2.25.

(32)

Gambar 2.24. Tampilan Simulator Bascom AVR

Gambar 2.25. Tampilan Ponyprog2000

Code AVR pada dasarnya merupakan perangkat lunak pemrograman microcontroller keluarga AVR berbasis bahasa C. Ada tiga komponen penting yang telah diintegrasikan dalam perangkat lunak ini: Compiler C, IDE dan Program generator.

(33)

mengimplementasikan semua komponen standar yang ada pada bahasa C standar ANSI (seperti struktur program, jenis tipe data, jenis operator, dan library fungsi standar-berikut penamaannya). Tetapi walaupun demikian, dibandingkan bahasa C untuk aplikasi komputer, compiler C untuk microcontroller ini memiliki sedikit perbedaan yang disesuaikan dengan arsitektur AVR tempat program C tersebut ditanamkan (embedded).

Khusus untuk library fungsi, disamping library standar (seperti fungsi-fungsi matematik, manipulasi String, pengaksesan memori dan sebagainya), Code AVR juga menyediakan fungsi-fungsi tambahan yang sangat bermanfaat dalam pemrograman antarmuka AVR dengan perangkat luar yang umum digunakan dalam aplikasi kontrol. Beberapa fungsi library yang penting diantaranya adalah fungsi-fungsi untuk pengaksesan LCD, komunikasi I2C, IC RTC (Real time Clock), sensor suhu dan kelembaban SHT11, SPI (Serial Peripheral Interface) dan lain sebagainya. Untuk memudahkan pengembangan program aplikasi, Code AVR juga dilengkapi IDE yang sangat user friendly. Selain menu-menu pilihan yang umum dijumpai pada setiap perangkat lunak berbasis Windows, Code AVR ini telah mengintegrasikan perangkat lunak downloader (in system programmer) yang dapat digunakan untuk mentransfer kode mesin hasil kompilasi kedalam system memori microcontroller AVR yang sedang diprogram.

(34)

pemrograman Visual untuk komputer (seperti Visual C, Borland Delphi, dan sebagainya).

2.10 DFD (Data Flow Diagram)

Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi. DFD ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi.

DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem.

DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program. Adapun simbol-simbol dari DFD yang dapat dilihat pada lampiran.

Penggambaran DFD

Tidak ada aturan baku untuk menggambarkan DFD. Tapi dari berbagai referensi yang ada, secara garis besar langkah untuk membuat DFD adalah :

1. Identifikasi terlebih dahulu semua entitas luar yang terlibat di sistem. 2. Identifikasi semua input dan output yang terlibat dengan entitas luar. 3. Buat Diagram Konteks (diagram context)

(35)

 Tentukan nama sistemnya.

 Tentukan batasan sistemnya.

 Tentukan terminator apa saja yang ada dalam sistem.

 Tentukan apa yang diterima/diberikan terminator dari/ke sistem.

 Gambarkan diagram konteks. 4. Buat DiagramLevel Zero

Diagram ini adalah dekomposisi dari diagram konteks. Caranya :

 Tentukan proses utama yang ada pada sistem.

 Tentukan apa yang diberikan/diterima masing-masing proses ke/dari sistem sambil memperhatikan konsep keseimbangan (alur data yang keluar/masuk dari suatu level harus sama dengan alur data yang masuk/keluar pada level berikutnya).

 Apabila diperlukan, munculkan data store (master) sebagai sumber maupun tujuan alur data.

 Gambarkan diagramlevel zero. - Hindari perpotongan arus data.

- Beri nomor pada proses utama (nomor tidak menunjukkan urutan proses).

5. Buat DiagramLevelSatu

Diagram ini merupakan dekomposisi dari diagram level zero. Caranya :

 Tentukan proses yang lebih kecil (sub-proses) dari proses utama yang ada dilevelzero.

 Tentukan apa yang diberikan/diterima masing-masing sub-proses ke/dari sistem dan perhatikan konsep keseimbangan.

 Apabila diperlukan, munculkan data store (transaksi) sebagai sumber maupun tujuan alur data.

 Gambarkan DFDlevelSatu

- Hindari perpotongan arus data.

(36)

6. DFDLevelDua, Tiga, …

Diagram ini merupakan dekomposisi darilevelsebelumnya. Proses dekomposisi dilakukan sampai dengan proses siap dituangkan ke dalam program. Aturan yang digunakan sama denganlevelsatu.

2.11 Delphi 7

Borland Delphi atau yang biasa disebut Delphi saja, merupakan sarana pemrograman aplikasi visual. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah bahasa pemrograman pascal atau yang kemudian juga disebut bahasa pemrograman Delphi. Delphi adalah suatu bahasa pemrograman yang telah memanfaatkan metoda pemrograman Object Oriented Programming (OOP). Adapun tampilan program delphi dapat dilihat pada gambar 2.26.

Gambar 2.26.Program Borland Delphi

Tampilan sarana pengembangan aplikasi yang terdapat pada lingkungan kerja Delphi dapat dilihat pada gambar 2.26. Berikut penjelasan masing-masing bagian tersebut:

Form Designer atau form adalah windows kosong tempat merancang antarmuka pemakai (user interface) aplikasi. Tampilan awalnya

Object Inspector

Form Designer Code Editor Component Palette

(37)

seperti pada gambar 2.27. pada form inilah ditempatkan komponen-konponen sehingga aplikasi dapat berinteraksi dengan pemakainya.

Gambar 2.27.Form DesignerpadaDelphi

Componen Palette, berisi ikon-ikon komponen visual dan nonvisual yang dapat digunakan untuk merancang antarmuka bagi pemakai aplikasi. Komponen palette terdiri atas beberapa page yang dipakai sebagai pengelompok jenis komponen, misalnya yang tampak pada gambar 2.28 adalahpage standard.

Gambar 2.28.Component Palette

(38)

Gambar 2.29.Windows Object Inspector

Object TreeView untuk menampilkan dan mengubah hubungan logis antar komponen di dalam projek. Contoh tampilan object treeview dapat dilihat pada gambar 2.30.

Gambar 2.30.Windows Object TreeView

(39)
(40)

BAB IV PENGUJIAN

4.1 Diagram Blok Skema Rangkaian

Berikut ini adalah diagram blok skema rangkaian secara keseluruhan dari sistem pemantau cuaca yang dirancang dapat dilihat pada gambar 4.1. Skema rangkaian dapat dilihat pada lampiran B.

Gambar 4.1 Diagram blok skema rangkaian

Analisis merupakan satu tahap pemahaman sistem yang sudah ada. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme sistem, proses-proses yang terlibat dalam sistem serta hubungan antar proses-proses tersebut. Sedangkan evaluasi sistem bertujuan untuk menginventarisasi kelebihan

(41)

dan kekurangan sistem yang ada sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk perancangan sistem yang baru.

4.2 Pengujian Keluaran Catu Daya

Power Supply sebagai sumber tegangan sangat diperlukan bagi komponen-komponen. Perancangan ini menggunakan trafo 200 mA dengan satu buah dioda bridge sebagai penyearah, serta kapasitor 2200 uF/16 Volt sebagai penampung dan pembang tegangan.

Pada sistem yang dibuat dibutuhkan sumber tegangan sebesar 5 Volt untuk SHT11, mikrokontroller dan max-232. Maka digunakan LM7805 untuk mendapatkan tegangan 5 Voltsetelah diukur menggunakan AVO meter ternyata tegangan yang dihasilkan oleh LM7805 adalah 5 Volt, tegangan ini sesuai dengan yang diharapkan untuk SHT11, mikrokontroller dan max-232.

4.3 Analisa rangkaian driver MAX232

Max 232 berfungsi sebagai konverter dari level tegangan TTL ke level tegangan komputer. Hampir semua piranti digital menggunakan tingkatan logika TTL atau CMOS.

(42)

4.4 Pengujian error pada low level language terhadap kemampuan sensor SHT11

Pengujian error pada low level language terhadap kemampuan sensor SHT11 dilakukan di kamar kost pada pukul 13.24 WIB. Hasil pengukuran dapat dilihat pada table 4.1.

Tabel 4.1. hasil pengukuran error pada low level language terhadap kemampuan sensor SHT11

Pengujian Suhu Kelembaban

1 32,11 63,962

2 32,90 63,838

Pada pengujian pertama, pembacaan pada PC menunjukan Temperatur = 32,11 dengan data outputdari SHT11 = 1C2BH, sedangkan Humidity = 63,962 dengandata outputdari SHT11 = 076BH.

Perhitungan Humidity menurut rumus pada tabel 2.5 halaman 29: RHlinear =c1+c2*SORH+c3*SORH2

RH = (0.0405) + (-4) * (076BH) + (-2.8 10-6) * (076BH)2 =(0.0405) + (-4) * (1899) + (-2.8 10-6) * (1899)2 = 72.9095+ (-2.8 10-6) * (3606201)

RH = 62.8121372 %RH

Perhitungan Temperatur menurut rumus pada tabel 2.7 halaman 30: Temperature = d1+d2*SOT

Temperature = - 40D+ 0.01D(1C2BH*) = - 40(0.01*7211) = 72.11- 40 Temperature = 32.11oC

Karena temperature ≠ 25 oC maka Humidity harus dicari dengan rumus selanjutnya, seperti pada tabel 2.6 halaman 30:

RHTRUE = (ToC– 25) * (t1+t2* SORH) + RHlinear

(43)

= (7.11 * 0.16192) + RH = 1.1512512 + 62.8121372 RHTRUE = 63.963384 %RH

Pada pengujian kedua, pembacaan pada PC menunjukan Temperatur = 32,90 dengan data output dari SHT11 = 1C16H, sedangkan Humidity = 63,838 dengandata outputdari SHT11 = 0789H.

Perhitungan Humidity menurut rumus pada tabel 2.5 halaman 29: RHlinear =c1+c2*SORH+c3*SORH2

RH =0.0405+(-4)*(0789H)+(-2.8 10-6)*(0789H)2 =0.0405+(-4)*(1929) +(1929)2*(-2.8 10-6) =74.1245+(3721041) * (-2.8 10-6)

RH = 63.7055852 %RH

Perhitungan Temperatur menurut rumus pada tabel 2.7 halaman 30: Temperature = d1+d2*SOT

Temperature = (- 40D)+0.01D*(1C16H) = (– 40)+0.01*7190 = ( - 40)*71.9 Temperature = 31.9 oC

Karena temperature ≠ 25 oC maka Humidity harus dicari dengan rumus selanjutnya, seperti pada tabel 2.5 halaman 30:

RHTRUE = (ToC– 25) * (t1+t2* SORH) + RHlinear

RHTRUE = (31.9 – 25) * (0.01 + ((8* 1929) / 105)) + RH = (6.9 * (0.01 + (15432 / 105))) + RH

= (6.9 * 0.16432) + RH = 1.133808 + 63.7055852 RHTRUE = 64.8393932 %RH

(44)

kesimpulan bahwa error perhitungan pada program low level language tidak berpengaruh terhadap kemampuan sensor SHT11 (Error dapat diabaikan).

4.5 Pengujian alat ukur

Pada pengujian sistem yang akan diuji adalah pengukran oleh SHT11, sensor curah hujan, kerja dan contoh program data logger (form1). Dalam pengujian pengukuran oleh SHT11 digunakan pembanding pengukur suhu dan kelembaban digital pada ruangan A sore dan pagi hari, sedangkan pengukuran curah hujan dilakukan di daerah Gunung batu pada saat terjadinya hujan.

4.5.1 Uji coba pengukuran Temperatur dan Kelembaban

Pengujian menggunakan alat pembanding pengkur suhu dan kelembaban digital terhadap ruangan dengan karakteristik sebagai berikut:

 Ruangan A yang akan diukur pada pagi hari pukul 07:30 untuk pengujian pertama

 Ruangan A yang akan diukur pada siang hari pukul 03:30 untuk pengujian kedua

 Pengukur suhu dan kelembaban digital (SK Digital) sebagai pembanding pengukuran suhu dan kelembaban SHT11

Cara pengujian pertama:

(45)

Dari pengujian sensor sistem, didapat hasil yang telah diamati pada saat pengujan tersebut, dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Hasil Pengukuran Uji Temperatur dan Kelembaban SHT11 terhadap Ruangan A pada pagi hari

No

1 24.24 25.1 3.426295 75.97 70 -4.76

2 24.77 25.1 1.314741 76.08 70 -4.66

3 24.42 25.1 2.709163 76.71 70 -4.82

4 24.63 25.1 1.87251 76.51 70 -5.57

5 24.88 25.1 0.876494 75.82 70 -4.75

6 24.86 25.1 0.956175 76.04 70 -5.66

7 24.56 25.1 2.151394 75.9 70 -4.45

8 24.67 25.1 1.713147 75.56 70 -4.9

9 24.55 25.1 2.191235 75.76 70 -4.9

10 24.4 25.1 2.788845 75.92 70 -6.05

11 24.46 25 2.16 75.85 70 -5.66

23 25.3 25.1 -0.79681 75.8 69 -6.8

24 24.22 25.1 3.505976 75.65 69 -6.65

25 24.99 25.1 0.438247 75.66 69 -6.66

26 24.99 25.1 0.438247 75.66 69 -6.66

27 24.23 25.1 3.466135 75.93 69 -6.93

28 24.26 25 2.96 75.91 69 -6.91

29 24.29 25 2.84 75.44 69 -6.44

30 24.32 25 2.72 76.71 69 -7.71

Total 64.17179 Total -176.75

(46)

Error =suhu sensor Pembanding – suhu sensor SHT11 x 100% suhu sensor Pembanding

Error= kelembaban sensor Pembanding – kelembaban sensor SHT11x 100% kelembaban sensor Pembanding

Dari hasil pengujian pertama sensor SHT11 pada ruangan A pada pagi hari yang di bandingkan dengan alat ukur suhu dan kelembaban pembanding pada tabel 4.2, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil pengukuran suhu dan kelembaban yang dideteksi oleh kedua alat ukur, tidak linier atau teratur, hal tersebut dikarenakan adanya banyak variabel yang mempengaruhi kondisi di dalam ruangan tersebut.Error juga terjadi karena tingkat kepekaan untuk mendeteksi suhu atau kelembaban yang dideteksi oleh kedua alat ukur tersebut berbeda, aliran udara yang tidak stabil dapat mempengaruhi temperatur dan kelembaban di daerah sekelilingnya. Ini menyebabkan terganggunya sensing dari sensor (mengukur temperatur melalui udara yang masuk kedalam sensor), karena tingkat kepekaan sensor digital (SHT11) lebih tinggi dan lebih cepat dibandingkan dengan alat ukur Suhu dan Kelembaban pembanding.

Cara pengujian kedua:

(47)

Dari pengujian sensor sistem, didapat hasil yang telah diamati pada saat pengujan tersebut, dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3. Hasil Pengukuran Uji Temperatur dan Kelembaban SHT11 terhadap Ruangan A pada sore hari

No

1 26.02 27.9 6.738351 75.69 68 -11.3088

2 25.97 27.9 6.917563 74.91 68 -10.1618

3 25.93 27.9 7.060932 75.32 68 -10.7647

4 26.06 27.9 6.594982 75.56 68 -11.1176

5 26.3 27.9 5.734767 75.2 68 -10.5882

6 25.98 27.9 6.88172 74.97 68 -10.25

7 26.24 27.9 5.949821 75.55 68 -11.1029

8 26.12 27.9 6.379928 75 68 -10.2941

9 26.16 27.8 5.899281 75.25 68 -10.6618

10 26.33 27.8 5.28777 75.56 68 -11.1176

11 26.35 27.8 5.215827 75.59 68 -11.1618

12 26.25 27.8 5.57554 75.27 68 -10.6912

13 26.32 27.8 5.323741 75.34 68 -10.7941

14 26.11 26.1 -0.03831 74.91 68 -10.1618

15 26.21 26.1 -0.42146 75.32 68 -10.7647

16 26.14 26.1 -0.15326 75.08 68 -10.4118

17 25.91 26.1 0.727969 74.98 69 -8.66667

18 25.86 26.1 0.91954 75.14 69 -8.89855

19 26.47 26.1 -1.41762 75.09 69 -8.82609

20 26.03 26.1 0.268199 75.34 69 -9.18841

21 26.24 26.1 -0.5364 75.52 69 -9.44928

22 26.35 26.1 -0.95785 75.62 69 -9.5942

23 26.23 26.1 -0.49808 75.43 69 -9.31884

24 26.22 26.1 -0.45977 75.51 69 -9.43478

25 26.37 26.1 -1.03448 75.49 69 -9.4058

26 26.28 26.1 -0.68966 75.31 69 -9.14493

27 26.26 26.1 -0.61303 75.36 69 -9.21739

28 26.4 26.1 -1.14943 75.16 69 -8.92754

29 26.01 26.1 0.344828 75.17 69 -8.94203

30 26.07 26.1 0.114943 75.07 69 -8.7971

Total 73.96635 Total -299.165

(48)

Error =suhu sensor Pembanding – suhu sensor SHT11 x 100% suhu sensor pembanding

Error= kelembaban sensor Pembanding – kelembaban SHT11 x 100% kelembaban sensor pembanding

Dari hasil pengujian kedua sensor SHT11 pada ruangan A pada sore hari yang di bandingkan dengan alat ukur suhu dan kelembaban pembanding pada tabel 4.3, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil pengukuran suhu dan kelembaban yang dideteksi oleh kedua alat ukur, tidak linier atau teratur, hal tersebut dikarenakan adanya banyak variabel yang mempengaruhi kondisi di dalam ruangan tersebut seperti pada saat pengujian pertama. Error juga terjadi karena tingkat kepekaan untuk mendeteksi suhu atau kelembaban yang dideteksi oleh kedua alat ukur tersebut berbeda, aliran udara yang tidak stabil dapat mempengaruhi temperatur dan kelembaban di daerah sekelilingnya. Ini menyebabkan terganggunya sensing dari sensor (mengukur temperatur melalui udara yang masuk kedalam sensor), karena tingkat kepekaan sensor digital (SHT11) lebih tinggi dan lebih cepat dibandingkan dengan alat ukur Suhu dan Kelembaban pembanding.

(49)

selalu ada perubahan data tiap detik saat dilakukan pengukuran temperatur dan kelembaban ini. SHT11 bereaksi terhadap aliran udara yang disebabkan oleh pergerakan atau variabel yang menyebabkan adanya perubahan aliran udara.

Hal ini menunjukan bahwa SHT11 telah berfungsi untuk mengukur temperatur dan kelembaban. Karena output dari SHT11 berupa data digital, maka errorbergantung padachipSHT11, yaitu SENSIRIOR. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik akurasi temperatur pada gambar 2.11 halaman 22.

Gambar 4.2 Digital Temp-Humidity Meter & Data Loger

4.5.2 Uji coba pengukuran Curah Hujan Pengukuran dilakukan dengan cara:

(50)

 Input dan output sensor berupa VCC atau 5 VDC menggunakan active high, hal tersebut memungkinkan karena sensor hanya berupa switch saja.

 Sumber daya sensor diambil dari sumber yang sama dengan logger

Tipe manual/penakar curah hujan Push Button Menggunakan prinsip pembagian antara volume air hujan yang ditampung dibagi luas penampang/mulut penakar. Mengukur CH harian (mm) diukur satu kali pada pagi hari.

Uji coba pengukuran di Gunung Batu

Pengujian dilakukan pada saat terjadi hujan dengan jarak antara alat dan PC ± 6 miter, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.4. Hasil Pengukuran Curah Hujan

Ketukan Curah Hujan Tanggal Jam

1 0.5 9/7/2010 03:17:41 PM

2 1 9/7/2010 03:19:23 PM

3 1.5 9/7/2010 03:20:57 PM

4 2 9/7/2010 03:21:49 PM

5 2.5 9/7/2010 03:23:17 PM

6 3 9/7/2010 03:25:55 PM

7 3.5 9/7/2010 03:29:07 PM

8 4 9/7/2010 03:35:21 PM

9 4.5 9/7/2010 03:37:33 PM

Diketahui pada saat pengukuran Curah hujan tercatat 4.5 mm Catchment area ± 1 km² Menunjukan banyaknya air hujan yang keluar dari awan dan sampai bumi sebanyak :

1 km² x 4.5 mm = 4.500 liter/ meter kubik.

(51)

ketukan adalah waktu berakhirnya ketukan dikurangi dengan waktu awal ketukan, maka:

Akhir ketukan : 03:37:33 PM Awal ketukan : 03:17:41 PM –

19:52 menit

Jadi, dalam 19 menit 52 detik terjadi 9 jungkitan maka: 9 x 0,5 mm = 4.5 mm

Berarti tinggi hujan yang terjadi dalam 19 menit 52 detik adalah 4.5 mm setara dengan 4500 liter/meter kubik.

Tingkat ketelitian alat :

± 0.5 mm untuk curah hujan > 2 mm ± 0 mm untuk curah hujan < 2 mm

Hasil pengukuran BMKG dapat dilihat pada lampiran C. 4.6 Pengujian dan Analisis Perangkat Lunak

4.6.1 Pengujian Setting Port Serial

Pada pengujian setting port serial semua parameter yang sudah dipilih akan tersimpan, sehingga pada saat dimatikan dan dijalankan kembali semua parameter yang sudah dipilih akan tetap seperti konfigurasi awal sebelum dimatikan. Untuk mengirim data dan menerima data dari komputer ke rangkaian menggunakan port serial COM1, kecepatan transfer data (baudrate) 19200 bps, transmisi datanya 8 bits, stop bits yang dipilih adalah 1. Adapun tampilansettingport serial adalah sebagai seperti pada gambar 4.3.

(52)

4.6.2 Pengujian program data logger

Berikut ini dilakukan pengujian fungsidata logger dari alat ukur. Pengujian ini ditampilkan pada contoh program data logger di PC. Fungsi data logger alat ukur akan aktif bilamicrocontroller menerima daya, kemudian alat ukur mengirim hasil pengukuran pada contoh programdata loggerdi PC dengan susunan: ‘*’, Curah hujan, Suhu dan Kelembaban. Data yang akan datang telah dihitung sebelum pengiriman oleh datalogger. Hasil perhitungan ditampilkan pada contoh program data logger, seperti gambar 4.4 dibawah ini.

Gambar 4.4 Uji penerima serial data menggunakan contoh program data logger

Pada awal pengujian ini Microcontroller mengirimkan 3 bytedata yaitu:

 Data awal = *

 Curah Hujan = 0.00 ; terlihat pada memo.box

 Suhu = 26.35 ; terlihat pada memo.box

 Kelembaban = 67.52 ; terlihat pada memo.box

(53)

Pada gambar 4.4, bagian-bagian memo.box menunjukan nilai-nilai dari serial data yang sudah diterima. Tampilan memo.box sudah menampilkan input bertipe bilangan desimal sehingga dapat ditampilkan didalam Edit7.box. Edit8.box sampai Edit9.boxmenampilkan nilai yang dikirimkan microcontroller pada PC.

Pada contoh program data logger, nilai yang tercatat di dalam tabel Temperatur dan kelembaban merupakan hasil pengolahan dari data loger melaluiserial data yang masuk ke label edit.text.

4.6.3 Analisa Program perangkat lunak pada mikrokontroler.

Pada bagian ini akan menganalisa suatu perangkat lunak untuk mikrokontroler, yang dimana memiliki fungsi sebagai media penyimpan data dan kode yang akan dikirimkan kepada bagian penerima. Bagian yang akan dianalisa dari perangkat lunak ini yaitu, terletak pada bagian cara penulisan program pada mikrokontroler menurut algoritma yang telah ditentukan pada bagian perancangan. Ada 2 cara komunikasi yang dapat dilakukan oleh mikrokontroler dalam melakukan komunikasi data, yaitu: Komunikasi pararel dan komunikasi serial. Dalam perangkat lunak ini komunikasi yang digunakan adalah komunikasi serial, sehingga data yang dikirimkan secara per bit. Untuk port serial akan digunakan dengan konfigurasi 8 bit UART dengan baudrate 19200. sehingga dalam hal ini penulisan program adalah sebagai berikut: $regfile = "m32def.dat" 'jenis mikro yang dignakan $crystal = 11059200 'crystal frequency

$baud = 19200 'bautrate

(54)

a. Regfile

Berfungsi untuk menentukan jenis mikrokontroller yang digunakan dalam melakukan komunikasi serial.

b. Crystal

Berfungsi untuk menentukan jenis Crystal yang digunakan pada mikrokontroller.

c. Baud

Digunakan untuk pemilihan baudrate mode berapa yang akan ditentukan dalam komunikasi serial.

(55)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil perancangan, pembuatan, pengujian dan analisis Sistem Pemantau Cuaca Lingkungan Dengan Mengukur Curah Hujan, Suhu dan Kelembaban Udara Dilengkapi Dengan Perekaman Database tersebut, maka dapat disimpulkan, antara lain:

1. Secara umum alat ini dapat bekerja dengan baik untuk mengukuran curah hujan, suhu dan kelembaban udara di lingkungan sekitar dalam detik, menit dan jam selain itu juga dapat menampilkan grafik history dan merekam data curah hujan, suhu dan kelembaban selama 24 jam terbukti pada beberapa hasil percobaan yang telah dilakukan.

2. Errorpengukuran suhu dan kelembaban bergantung padachipSHT11, yaitu SENSIRIOR karenaoutputdari SHT11 sudah berupa data digital dan juga terjadi karena aliran udara yang tidak stabil dapat mempengaruhi temperatur dan kelembaban di daerah sekelilingnya. Ini menyebabkan terganggunya sensing dari sensor (mengukur temperatur melalui udara yang masuk kedalam sensor), karena tingkat kepekaan sensor digital (SHT11) lebih tinggi dan lebih cepat.

5.2 Saran

Di harapkan alat ini dapat lebih dikembangkan, baik dari segi fungsi maupun aplikasi serta implementasi lainnya, seperti:

1. Fungsi dari alat, diharapkan bisa diperluas lagi, agar tidak hanya bisa mengukur curah hujan, suhu dan kelembaban saja, tetapi bisa untuk variabel lainnya.

(56)

RANCANG BANGUN SISTEM PEMANTAUAN CUACA

LINGKUNGAN DENGAN PENGUKURAN CURAH HUJAN, SUHU

DAN KELEMBABAN UDARA DILENGKAPI

PEREKAMAN DATABASE

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada

Program Studi Sistem Komputer Strata Satu di Jurusan Teknik Komputer

Disusun oleh : Gelar Umbara (10204017)

Pembimbing Ir. Syahrul, M.T. Sri Nurhayati, M.T.

JURUSAN TEKNIK KOMPUTER

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(57)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1Grafik tingkat kejenuhan tekanan uap air terhadap temperatur …... 5

Gambar 2.2Deskripsi Pin Mikrokontroler ATMega32……….….……..11

Gambar 2.3Block Diagram of the AVR MCU Architecture ...14

Gambar 2.4IC LM78xx………... 17

Gambar 2.5(a) ELCO, (b) Kapasitor Keramik dan (c) Kapasitor Milar...18

Gambar 2.6 Dioda (a).Fisik, (b).Simbol...18

Gambar 2.7 Karakteristik Dioda...18

Gambar 2.8 Rangkaian Ekivalen Dioda dan Grafiknya.…...19

Gambar 2.9 Kristal ………... 20

Gambar 2.10 SHT11/71 ………...20

Gambar 2.11Grafik Akurasi Temperatur & Kelembaban…...21

Gambar 2.12Aplikasi Sirkuit ...…………...24

Gambar 2.13Transmisi start ....………... 25

Gambar 2.14Timing Diagram Pengukuran…………... 26

Gambar 2.15 Reset………...27

Gambar 2.16 Skematik Pengukuran ...27

Gambar 2.17Skematik Status Register ………...27

Gambar 2.18Konversi Output Sensor Kelembaban Terhadap RH.…...30

Gambar 2.19Pengiriman data serial. ………...32

Gambar 2.20Konektor Serial DB-9………...33

Gambar 2.21 Interface MAX232…..…………...34

Gambar 2.22Konfigurasi pin MAXIM232………..…...34

Gambar 2.23Tampilan Utama Bascom AVR...35

Gambar 2.24Tampilan Simulator Bascom AVR ...36

Gambar 2.25Tampilan Ponyprog2000 ..………... 36

Gambar 2.26 Program Borland Delphi ………...40

Gambar 2.27Form DesignerpadaDelphi...41

Gambar 2.28Component Palette …………..…... 41

(58)

Gambar 2.30Windows Object TreeView………... 42

Gambar 2.31 Windows Code Editor..…………...43

Gambar 3.1Diagram Blok Sistem………. 44

Gambar 3.2Flowchart Sistem Secara Umum .………... 46

Gambar 3.3.Sensor Raingauge Tampak Depan .……….…47

Gambar 3.4Sensor SHT11 ………...48

Gambar 3.5Rangkaian Minimum ATMega32 ..………. 49

Gambar 3.6Kapasitor monocarp ...………. 50

Gambar 3.7Rangkaian osilator ………. ……….………..……..50

Gambar 3.8Rangkaian skematikconverterMAX232 .………...52

Gambar 3.9Rangkaian Power Supply………..….. 53

Gambar 3.10Flowchartpengukuran Suhu …..………..… 55

Gambar 3.11Flowchartpengukuran Kelembaban……... 57

Gambar 3.12Flowchartpengukuran curah hujan dan pengolah data... 58

Gambar 3.13Diagram konteks ..……….……... 60

Gambar 3.14Diagram perancangan pada PC …. ……... 60

Gambar 3.15Perancangan Form Menu Utama ………... 62

Gambar 3.16Perancangan Form Setting .……….……... 63

Gambar 3.17Perancangan Form Cari Data Base……... 64

Gambar 3.18Perancangan Form Vew….……….……... 64

Gambar 3.19Flowchartsistem pada PC ………. ……... 66

Gambar 4.1Diagram blok skema rangkaian….……..……… 68

Gambar 4.2 Digital Temp-Humidity Meter & Data Loger…..……….. 77

Gambar 4.3 Pemilihan serial port ...………..……… 79

(59)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ---i

DAFTAR ISI--- iii

DAFTAR TABEL --- vi

DAFTAR GAMBAR--- vii

DAFTAR LAMPIRAN --- ix

ABSTRAK --- x

ABSTRACT --- xi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah --- 1

1.2 Identifikasi Masalah--- 2

1.3 Maksud dan Tujuan--- 2

1.4 Batasan Masalah --- 2

1.5 Metodologi Penelitian --- 3

1.6 Sistematika Penulisan--- 3

II. LANDASAN TEORI 2.1 Kelembaban --- 5

2.2 Definisi Suhu --- 6

2.3 Definisi Curah Hujan--- 9

2.4 Mikrokontroler ATMega32 ---10

2.4.1 Deskripsi Pin--- 10

2.4.2 Arsitektur CPU ATMEGA32 --- 13

2.5 Komponen Instrumentasi --- 16

2.5.1 LM78xx (ICRegulatorTegangan) --- 16

2.5.2 Kapasitor --- 17

2.5.3 Dioda --- 17

2.5.4 Kristal --- 19

2.6 Sensor SHT1x/SHT1x --- 20

2.6.1 Mengirim Command --- 25

(60)

2.6.3 Konversi Output SHTxx ke Nilai Fisik

Relative Humidity --- 29

2.7 Sensor Curah Hujan Dengan Metode PUSH Bottom --- 30

2.8 Sistem komunikasi Serial --- 31

2.8.1 MAX232--- 33

2.9 AVR --- 35

2.10 DFD (Data Flow Diagram)--- 38

2.11 Delphi 7--- 40

III. PERANCANGAN SISTEM 3.1 Prinsip Kerja Sistem --- 44

3.2 Rancangan Sistem --- 45

3.3 Perancangan Perangkat Keras --- 47

3.3.1 Transducer/sensor curah hujan --- 47

3.3.2 Sensor Suhu dan Kelembaban --- 48

3.3.3 Mikrokontroler ATMega32--- 48

3.3.4 Osilator --- 50

3.3.5 Konfigurasi Serial Port DB-9--- 51

3.3.6 ConverterMAX232--- 51

3.3.7 LM7805 (ICRegulatorTegangan) --- 52

3.4 Perancangan Perangkat Lunak --- 54

3.4.1 AVR ATMega32 --- 54

3.4.2 Delphi 7--- 59

3.4.2.1 Antarmuka Microcontroller dengan Delphi 7--- 59

3.4.2.2 Perancangan DFD (Data Flow Diagram)---59

3.4.2.3 Perancangan Tampilan Menu Utama--- 61

3.4.2.4 Perancangan Tampilan Setting --- 62

3.4.2.5 Perancangan tampilanCari Data Base--- 63

3.4.2.6 Perancangan TampilanView--- 64

3.4.2.7 Perancangan Prosedural--- 65

(61)

4.2 Pengujian Keluaran Catu Daya--- 69

4.3 Analisa rangkaian driver MAX232--- 69

4.4 Pengujian error pada low level language terhadap kemampuan sensor SHT11 --- 70

4.5 Pengujian alat ukur --- 72

4.5.1 Uji coba pengukuran Temperatur dan Kelembaban --- 72

4.5.2 Uji coba pengukuran Curah Hujan --- 77

4.6 Pengujian dan Analisis Perangkat Lunak --- 79

4.6.1 Pengujian Setting Port Serial --- 79

4.6.2 PengujianData Logger--- 80

4.6.3 Analisa Program perangkat lunak pada mikrokontroler -- 81

V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan --- 83

5.2 Saran --- 83

Gambar

Gambar 2.3. Block Diagram of the AVR MCU Architecture
Gambar 2.7. Karakteristik Dioda
grafik arusnya tampak seperti gambar 2.8.
Gambar 2.10. SHT11/71
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan seberapa besar akurasi pengukuran yang dihasilkan oleh sensor DHT11 dan DHT22 pada pengukuran suhu dan kelembaban,

Untuk itu diperlukan alat berupa blower, sensor DHT2, ,Arduino Nano serta Relay untuk mengatur suhu dan kelembaban ruangan.. Pengaturan dilakukan pada tegangan input dari blower

Dari Hasil percobaan yang telah dilakukan, telah berhasil memonitoring suhu dan kelembaban pada ruangan secara otimatis menggunakan sensor DHT11 dan mengirimkan ke

Sensor NTC akan membaca suhu dan sensor ZL SHR04 akan membaca kelembaban pada inkubator yang datanya akan dikirim ke lilytech ZL-7901A dan menjalankan sistem sesuai nilai

Berdasarkan hasil analisis dari waktu respon sensor DHT11 pada skenario pengujian pada skenario yang telah dilakukan, semakin panjang rentang suhu awal dengan

Desain Sistem Prnsip kerja alat yang dirancang yaitu Alat sensor DHT11 dan DHT22 akan membaca nilai data pada suhu udara dan kelembaban udara dimana pada saat sudah terbaca maka sensor

Dari pemaparan di atas, DHT 11 dengan hasil yang akurat digunakan sebagai sensor untuk mengambil data suhu dan kelembaban udara pada suatu ruangan, kemudian diolah oleh Arduino Uno

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dilakukan realisasi sistem telemetri menggunakan sensor SHT11 sebagai pengukur suhu dan kelembaban udara dengan modul Radio