• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh motif rasional dan motif emosional terhadap pengambilan keputusan memilih jasa perbankan syariah : studi pada mahasiswa Program Studi Mu'amalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh motif rasional dan motif emosional terhadap pengambilan keputusan memilih jasa perbankan syariah : studi pada mahasiswa Program Studi Mu'amalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOTIF RASIONAL DAN MOTIF EMOSIONAL TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMILIH JASA

PERBANKAN SYARIAH

(Studi pada Mahasiswa Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

NISWAH MUTI’AH

NIM: 1111046100113

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, Saya: Nama : Niswah Muti‟ah

NIM : 1111046100113

TTL : Bekasi, 29 November 1993 Fakultas : Syariah dan Hukum

Program Studi : Muamalat (Ekonomi Islam) / Perbankan Syariah

Alamat : Kp. Buni RT. 013/005 Ds. Buni Bakti Kec. Babelan-Bekasi Utara No. Hp : 0857-1117-7635

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Desember 2015

(5)

v ABSTRAK

Niswah Muti‟ah. 1111046100113. Pengaruh Motif Rasional dan Motif Emosional terhadap Pengambilan Keputusan Memilih Jasa Perbankan Syariah (Studi pada Mahasiswa Prodi Muamalat FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1437 H/2015 M, xi + 91 + 17 lampiran.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari motif rasional dan motif emosional terhadap pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih jasa perbankan syariah.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif.Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi menunjukkan persentase pengaruh variabel motif rasional dan motif emosional terhadap pengambilan keputusan mahasiswa sebesar 27,1%. Selanjutnya dari hasil uji F diperoleh bahwa nilai F hitung > F tabel terbukti sebesar 24,189 > 3,07 dan nilai sig. 0,000 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan variabel motif rasional dan motif emosional secara simultan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan mahasiswa. Sedangkan dari hasi uji t, variabel yang paling berpengaruh terhadap pengambilan keputusan mahasiswa adalah motif emosional terbukti dari nilai t hitung > t tabel (5,158 > 1,978) dan nilai sig. 0,000 < 0,05, kemudian motif rasional terbukti dari nilai t hitung > t tabel (2,685 > 1,978) dan nilai sig. 0,008 < 0,05

Kata Kunci : Motif Rasional, Motif Emosional, Pengambilan Keputusan, Bank Syariah, dan Mahasiswa.

(6)

vi

ا ه مسب ل

ر ميحرلا نمح

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelasaikan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penulis.Meskipun demikian, penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A., Ketua Program Studi Muamalat, dan Bapak H. Abdurrauf, M.A., Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. H. Supriyadi Ahmad, M.A., Dosen Pembimbing yang banyak berperan dalam memberikan pengetahuan, bimbingan, saran, masukan, dukungan, dan semangat dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini.

(7)

vii

5. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan memberikan ilmu kepada penulis selama duduk di bangku perkuliahan.

6. Kedua orang tua tercinta, Umi Maskanah dan Ayah H. Amrullah Hafiz (Alm.) yang tak henti-hentinya memberikan do‟a, cinta, kasih sayang, semangat, dukungan baik moril maupun materiil, dan memberi ketegaran hati dengan tulus ikhlas kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Beliau adalah anugerah terindah yang Allah berikan kepada penulis.

7. Kakak-kakakku tercinta, Hadiyan, Faqihuddin, Zaenal Muttaqin, Ali Harakan, Sholeh Waddan, Mawaddah dan Nurun Nadwah yang selalu memberikan perhatian, motivasi dan semangat disaat penulis merasa penat.

8. Sahabat-sahabatku,Kakak Fadhlin Fathullaela, Shofwatun Nida, Siti Yuhanah, Hanni Khairani, Ni‟matul Hidayah, Assy Shella, Nidaul Hasanah, Deasy Puspita Rini, Maris Wahidatul „Ailah, Saskia RR dan lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Mereka yang selalu menemani dan menyemangati penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan kelas Perbankan Syariah C yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu. Mereka yang selalu memberikan support dalam penyelesaian skripsi ini.

10.Seluruh responden/Mahasiswa Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu atas bantuan dan kesediaannya mengisi kuisioner tryout dankuisioner penelitian yang cukup banyak jumlahnya di sela-sela kesibukan melaksanakan rutinitas perkuliahannya.

Pada akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pihak yang memerlukannya untuk menjadi tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan.

(8)

viii

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

F. Review Studi Terdahulu ... 8

G. Kerangka Pemikiran ... 12

H. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II TINJAUAN TEORETIK TENTANG MOTIVASI, PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN BANK SYARIAH ... 16

A. Motivasi ... 16

1. Pengertian ... 16

2. Dalil Naqli tentang Motivasi ... 17

3. Proses Kemunculan Motif ... 19

(9)

ix

5. Faktor-faktor Motif Rasional ... 21

6. Motif Emosional ... 22

7. Faktor-faktor Motif Emosional ... 24

B. Pengambilan Keputusan ... 24

1. Pengertian Keputusan ... 24

2. Model Keputusan Konsumen ... 25

3. Tahapan Pengambilan Keputusan ... 27

C. Bank Syariah ... 31

1. Pengertian ... 31

2. Jenis-jenis ... 32

3. Produk dan Jasa ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian... 44

B. Populasi dan Sampel ... 45

C. Jenis dan Sumber Data ... 46

D. Teknik Pengumpulan Data ... 47

E. Variabel Penelitian ... 50

F. Metode Analisis Data ... 52

G. Kerangka Alur Penelitian ... 61

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 62

A. Hasil Penelitian ... 62

1. Karakteristik Responden ... 62

2. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 65

3. Uji Asumsi Klasik ... 67

4. Analisis Regresi Linier Berganda ... 72

5. Analisis Deskriptif ... 77

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1Variabel Penelitian ... 50

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan ... 62

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 63

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 63

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama ... 64

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Bank Syariah ... 64

Tabel 4.6 Uji Validitas ... 66

Tabel 4.7 Uji Reliabilitas ... 67

Tabel 4.8 Uji Normalitas Kolomogorov-Smirnov ... 68

Tabel 4.9 Uji Multikolinieritas ... 70

Tabel 4.10 Uji Autokorelasi ... 71

Tabel 4.11 Regresi Linier Berganda ... 72

Tabel 4.12 Uji Koefisien Determinasi ... 74

Tabel 4.13 Uji F hitung ... 75

Tabel 4.14 Uji t hitung ... 76

Tabel 4.15 Analisis Deskriptif Faktor Motif Rasional ... 77

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ... 12

Gambar 2.1 Tahapan Pengambilan Keputusan ... 28

Gambar 3.1 Kerangka Alur Penelitian ... 61

Gambar 4.1 Uji Normalitas Data ... 69

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan Negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 jumlah muslim di Indonesia mencapai 207.176.162 jiwa dari 237.641.326 jiwa. Dengan persentase yaitu 87,18 %.1Dengan pertumbuhan yang besar tersebut Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan sistem perbankan syariah dengan lebih cepat. Dengan asumsi yang sederhana Indonesia memiliki jumlah penduduk muslim 207.176.162 jiwa dan jika penduduk muslim Indonesia itu bersatu untuk menggunakan bank syariah, maka percepatan pertumbuhan perbankan syariah dapat dilakukan.

Perkembangan bank syariah di Indonesia dewasa ini dapat dinilai sangat pesat.Persaingan dalam dunia perbankan juga semakin ketat, dalam kondisi seperti ini mengharuskan para pelaku pasar perbankan harus bekerja keras demi meningkatkan atau mempertahankan daya saing perbankan.

Sampai dengan bulan Juni 2015, industri perbankan syariah telah mempunyai jaringan sebanyak 12 Bank Umum Syariah (BUS), 22 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 161 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), dengan jaringan kantor mencapai 2.881 yang tersebar di hampir seluruh penjuru nusantara.2

1Akhsan Na‟im dan Hendry Syaputra,

Hasil Sensus Penduduk 2010, (Jakarta: Badan Pusat Statistik, 2011), h. 10.

2

(13)

Besarnya jumlah penduduk muslim dan jaringan kantor bank syariah yang tersebar di hampir semua kota di Indonesia seharusnya sejalan dengan banyaknya jumlah masyarakat yang menggunakan bank syariah. Namun, pada kenyataannya, perbankan syariah hanya memiliki 4,63% dari total pangsa pasar perbankan nasional.3

Hal tersebut terjadi antara lain karena masih terbatasnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang produk dan sistem perbankan syariah di Indonesia. Selain itu, karena masih kuatnya persepsi masyarakat yang sudah terbangun sejak lama terhadap bank konvensional, sehingga tidak mudah untuk diarahkan kepada hanya perbankan yang beroperasi secara syariah.

Penelitian yang dilakukan oleh Institut Pertanian Bogor pada tahun 2001 di Jawa Barat tentang pengetahuan masyarakat terhadap bank syariah menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat terhadap bank syariah masih terbatas, sebagian besar responden hanya mengetahui tentang sistem bagi hasil yaitu sebesar 45,1% dan syariah agama sebesar 18,4%. Sisanya 17,9% tidak tahu, 3,7% kemitraan dan 5,5% produk syariah.4

Selain itu, Survey yang dilakukan Bank Indonesia dan Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2005 di Kalimantan Selatan tentang persepsi masyarakat terhadap bank konvensional menunjukkan bahwa 94,5% responden setuju dengan peranan bank konvensional dalam kehidupan sehari-hari dengan alasan utama menguntungkan

3

Pertumbuhan Bank Syariah Melambat Ditinggal Induk Usaha, Sindo News (Jakarta), 23 Mei 2015.

4

(14)

masyarakat dan permodalan, sedangkan yang 5,5% menyatakan tidak setuju terhadap lembaga perbankan konvensional karena alasan bunga bank yang termasuk dalam kategori riba sehingga dinilai haram.5

Upaya pengembangan bank syariah tidak cukup hanya berlandaskan kepada aspek-aspek legal dan peraturan-peraturan perundang-undangan, tetapi juga harus berorientasi kepada pasar atau masyarakat sebagai pengguna jasa (konsumen) lembaga perbankan dalam rangka meningkatkan sosialisasi dan pemahaman masyarakat tersebut.

Dengan melihat semakin ketatnya persaingan dunia bisnis jasa, maka bank syariah harus benar-benar mengetahui strategi yang tepat untuk memenangkan persaingan tersebut.Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan kinerja operasionalnya, bank syariah harus berusaha melayani kebutuhan masyarakat secara luas dan memperhatikan perilaku nasabahnya yang mencerminkan mengapa seorang pribadi melakukan pembelian jasa dan bagaimana pribadi tersebut memilih dan membeli produk tersebut.

Informasi mengenai karakteristik dan perilaku masyarakat terhadap perbankan syariah menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan sosialisasi dan penetapan strategi pemasaran bagi bank-bank syariah yang akan beroperasi di suatu wilayah. Sehingga dengan adanya sosialisasi produk bank syariah akan melahirkan

5

(15)

pemahaman masyarakat yang pada akhirnya mempengaruhi keputusan mereka dalam memilih bank syariah.

Kotler dan Keller mengemukakan bahwa perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu budaya, sosial, pribadi, dan psikologis.6Dalam kaitannya dengan keputusan konsumen (nasabah) dalam memilih bank syariah, salah satu faktor yang mempengaruhi adalah psikologis konsumen.Psikologis konsumen didasari oleh adanya motivasi, persepsi, pembelajaran, kepercayaan dan sikap yang bisa membuat konsumen melakukan pembelian.

Motivasi yang dimiliki konsumen sangat berpengaruh terhadap keputusan yang akan diambil. Bila dilihat dari hal itu maka motivasi yang dimiliki konsumen secara garis besar dapat terbagi menjadi dua kelompok besar, antara lain motivasi yang berdasarkan rasional dan motivasi yang berdasarkan emosional.7 Motivasi yang berdasarkan rasional, konsumen akan menentukan pilihan terhadap suatu produk dengan memikirkan secara matang dengan mempertimbangkan terlebih dahulu untuk membeli produk tersebut. Sedangkan motivasi yang berdasarkan pada emosional, konsumen terkesan terburu-buru untuk membeli suatu produk dengan tidak mempertimbangkan kemungkinan yang akan terjadi untuk jangka panjang.8

Fillmore seperti yang dikutip oleh Anwar mendefinisikan motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan tertentu.Motivasi rasional

6

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Alih Bahasa Benyamin Molan, (Jakarta: PT. Indeks, 2009), Edisi 12 Jilid 1, h. 214.

7

Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2008), Edisi 1 Cet. 3, h. 103.

8

(16)

mengandung arti bahwa konsumen memilih sasaran produk berdasarkan kriteria obyektif seperti ukuran, berat, dan harga.Sedangkan motivasi emosional mengandung arti bahwa konsumen memilih sasaran produk berdasarkan kriteria subyektif seperti kebanggaan atau status.9

Penelitian ini menggunakan faktor rasional dan faktoremosional untuk menganalisis pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih bank syariah. Penelitian ini mengidentifikasi lebih mendalam mengenai motif rasional dan motif emosional yang menjadi pertimbangan mahasiswa sehingga dapat mempengaruhi mereka untuk memutuskan memilih bank syariah dari pada bank konvensional dan dapat berdampak positif pada perkembangan bank syariah.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merasa penting untuk

melakukan penelitian tentang “Pengaruh Motif Rasional dan Motif Emosional terhadap Pengambilan Keputusan Memilih Jasa Perbankan Syariah”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka beberapa masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Bagaimana pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap produk dan sistem perbankan syariah?

2. Apakah upaya perkembangan perbankan syariah sudah berorientasi kepada pasar?

9

(17)

3. Bagaimana perilaku konsumen terhadap keputusan memilih jasa bank syariah?

4. Bagaimana pengaruh psikologis konsumen terhadap keputusan memilih jasa bank syariah?

5. Bagaimana pengaruh motif rasional terhadap keputusan memilih jasa bank syariah pada mahasiswa?

6. Bagaimana pengaruh motif emosional terhadap keputusan memilih jasa bank syariah pada mahasiswa?

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut:

1. Motif rasional dibatasi pada pertimbangan mahasiswa dalam memilih bank syariah berdasarkan faktor harga, kemudahan, keuntungan dan kehandalan. 2. Motif emosional dibatasi pada pertimbangan mahasiswa dalam memilih bank

syariah berdasarkan faktor status sosial, kebanggaan, kenyamanan dan keamanan.

(18)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh motif rasional terhadap keputusan mahasiswa dalam memilih jasa bank syariah?

2. Bagaimana pengaruh motif emosional terhadap keputusan mahasiswa dalam memilih jasa bank syariah?

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan mahasiswa dalam memilih jasa bank syariah?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk:

1. Menjelaskan signifikansi motif rasional yang mempengaruhi keputusan mahasiswa dalam memilih jasa bank syariah.

2. Menjelaskan signifikansi motif emosional yang mempengaruhi keputusan mahasiswa dalam memilih jasa bank syariah.

3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan mahasiswa dalam memilih jasa bank syariah.

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi/masukan bagi

(19)

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan atau pengetahuan kepada masyarakat umum, baik mengenai perilaku konsumen maupun perbankan syariah secara khusus.

3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna untuk pengembangan operasional bank syariah dengan melihat karakteristik perilaku nasabah.

F. Review Studi Terdahulu

(20)

bank syariah dan faktor budaya masih menjadi faktor penentu utama bagi konsumen dalam memilih jasa bank syariah di Kota Padang.

2. Ghozali Maski, Analisis Keputusan Nasaabah Menabung: Pendekatan Komponen dan Model Logistik, Studi pada Bank Syariah di Malang, Jurnal of Indonesian Applied Economic, Universitas Brawijaya, Vol. 4, No. 1, Th. 2010.

Jurnal ini menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah menabung di bank syariah yang berada di Kota Malang. Variabel yang digunakan yaitu variabel independen meliputi karakteristik bank, pelayanan dan kepercayaan pada bank, pengetahuan serta obyek fisik bank.Variabel dependen yaitu keputusan nasabah menabung di bank syariah (BNI Syariah) dan keputusan nasabah menabung di bank konvensional (BNI).Metode analisis data yang digunakan adalah logistic regression.Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa berdasarkan koefisien regresi logistik, variabel pelayanan dan kepercayaan pada bank memiliki koefisien beta yang paling besar yang menunjukkan bahwa variabel tersebut memiliki pengaruh yang dominan terhadap keputusan nasabah dalam menabung.

3. Wiwek Rabiatul Adawiyah, Pertimbangan, Pengetahuan dan Sikap Konsumen Individu terhadap Bank Syariah, Jurnal Ekonomi Pembangunan, Universitas Jenderal Soedirman, Vol. 11, No. 2, Th. 2010.

(21)

produk perbankan syariah dan sikap konsumen terhadap bank syariah. Variabel yang digunakan yaitu pertimbangan konsumen yang meliputi 24 faktor, pengetahuan konsumen yang mencakup 6 indikator yaitu riba, syariah, ijarah, mudharabah, musyarakah dan murabahah, dan sikap konsumen yang mencakup 6 indikator sikap individu tersebut. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis faktor. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih bank syariah adalah faktor persepsi yaitu reputasi bank, kredibilitas bank, kredibilitas manajemen bank dan luasnya jangkauan pelayanan. Pengetahuan konsumen terhadap bank syariah masih terbatas, sebagian besar responden hanya mengetahui tentang riba dan syariah, sedangkan istilah lainnya masih belum diketahui.Sikap konsumen dalam memilih menabung di bank syariah didasari karena alasan agama dan alasan keuntungan.

4. Lutfi Efendi, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Nasabah pada Bank Muamalat Malang, Skripsi Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi UIN Malang, 2009.

(22)

analisis yang digunakan adalah regresi berganda.Hasil penelitiannya menujukkan bahwa secara simultan semua variabel independen berpengaruh terhadap pengambilan keputusan nasabah. Sedangkan secara parsial variabel usia dan pendapatan perbulan tidak berpengaruh signifikan. Variabel tingkat pendidikan, tanggungan keluarga, pelayanan yang baik dan faktor syariah berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan nasabah.

(23)

G. Kerangka Pemikiran

Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran

Perilaku konsumen merupakan suatu bagian dari perilaku manusia dan karena itu tidak dapat dipisahkan dari bagiannya.Dalam bidang pemasaran studi tentang perilaku konsumen bertujuan untuk mengetahui dan memahami selera konsumen yang selalu dinamis dan untuk menetapkan strategi dalam rangka memengaruhi konsumen agar bersedia untuk membeli barang dan jasa perusahaan pada saat mereka butuhkan.

Faktor Psikologis

Motivasi

Motif Emosional Motif

Rasional

Pengambilan Keputusan

Faktor Pribadi Faktor

Budaya

Persepsi Pembelajaran Kepercayaan Sikap Perilaku

Konsumen

(24)

Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan.10

Proses pengambilan keputusan tersebut merupakan proses pemecahan masalah dalam rangka memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen. Keputusan pembelian konsumen diawali dengan rangsangan yang kemudian dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti faktor sosial, budaya, pribadi dan psikologis, dan memengaruhi konsumen dalam pemilihan produk tertentu.11

Faktor psikologis merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen termasuk di dalamnya motivasi konsumen.Motivasi konsumen perlu dipelajari dan penting diteliti agar dapat diketahui alasan orang melakukan pembelian, sehingga dapat dilakukan kegiatan untuk menarik pembeli agar bersedia membeli produk yang ditawarkan.

Sejalan dengan pendapat di atas, bank syariah harus menyusun strategi pemasaran yang dapat mengimbangi perilaku nasabah yang selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Untuk melaksanakan strategi yang efektif bank syariah perlu memahami apa yang mereka pikirkan, apa yang mereka rasakan dan apa yang mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan transaksi keuangannya di bank syariah.

10

Anwar Prabu Mangkunegara, Perilaku Konsumen, h. 4.

11

(25)

H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah membaca dan mengikuti serta mendapatkan gambaran umum dari penulisan skripsi ini, maka akan diuraikan secara sistematis mengenai cakupan bab per babnya yang terdiri dari:

1. BAB 1 Pendahluan

Bab ini merupakan suatu pengenalan atau pengantar dan gambaran umum yang menjelaskan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, kerangka pemikiran dan sistematika penulisan.

2. BAB 2 Tinjauan Teoretik tentang Motivasi, Pengambilan Keputusan dan Bank Syariah

Bab ini berisi teori-teori yang mendukung penelitian yaitu pengertian motivasi, dalil naqli tentang motivasi, proses kemunculan motif, motif rasional, faktor-faktor motif rasional, motif emosional, faktor-faktor motif emosional, keputusan, model keputusan konsumen, tahapan pengambilan keputusan, pengertian bank syariah, jenis-jenis bank syariah serta produk dan jasa bank syariah.

3. BAB 3 Metode Penelitian

(26)

4. BAB 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini merupakan inti dari penelitian yang berisi analisis data dan interpretasi hasil penelitian yang meliputi hasil analisis deskriptif karakteristik responden, hasil pengujian instrumen penelitian, hasil uji hipotesis dan pembahasan yang memaparkan mengenai jawaban dari hipotesis awal.

5. BAB 5 Penutup

(27)

16 BAB II

TINJAUAN TEORETIK TENTANG MOTIVASI, PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN BANK SYARIAH

A. Motivasi 1. Pengertian

Teori Freud mengemukakan motivasi adalah kekuatan yang mampu membentuk perilaku biologis, psikologis dan moral.Teori ini dikembangkan sebagai motivational positioning (penempatan persepsi produk) pada tingkat tertentu (biologis, psikologis dan moral) untuk membangkitkan sekumpulan motif yang unik dalam diri konsumen.Sedangkan Teori Maslow mengemukakan motivasi didasari adanya kebutuhan manusia yang tersusun dari yang paling mendesak sampai yang kurang mendesak.Kebutuhan tersebut terdiri atas kebutuhan fisik, rasa aman, sosialisasi, penghargaan dan aktualisasi diri.1

Menurut Akyas, motif adalah dorongan atau daya kekuatan dari dalam diri seseorang yang mendorong yang bersangkutan untuk berbuat atau bertingkah laku dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Sedangkan motivasi adalah suatu daya yang menjadi pendorong seseorang untuk bertindak, di mana rumusan motivasi menjadi sebuah kebutuhan nyata dan merupakan muara dari sebuah tindakan.2

Menurut Anwar, motif merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam diri konsumen yang perlu dipenuhi agar konsumen dapat menyesuaikan diri terhadap

1

Ali Hasan, Marketing Bank Syariah, (Bogor, Ghalia Indonesia, 2010), h. 54.

2

(28)

lingkungannya. Sedangkan motivasi adalah kondisi yang menggerakkan konsumen agar mampu mencapai tujuan motifnya.3

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa motif merupakan dorongan dari dalam individu yang menyebabkan individu bertingkah laku guna mencapai suatu tujuan yang diarahkan pada kepuasan, sedangkan motivasi perwujudan dari motif berupa tingkah laku yang mengarah pada tujuan tertentu.

Motif dan motivasi yang dimiliki konsumen sangat berpengaruh terhadap keputusan yang akan diambil. Secara garis besar motif yang dimiliki konsumen dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu motif yang rasional dan motif yang irasional.Motif rasional yaitu suatu dorongan untuk bertindak menurut pikiran yang sehat, patut dan layak.Sementara motif irasional atau emosional adalah motif yang dipengaruhi oleh perasaan.4

2. Dalil Naqli tentang Motivasi

Dalam Al-Qur‟an maupun Hadits, ditemukan beberapa dalil yang berkaitan dengan bentuk dorongan yang mempengaruhi manusia dalam bertingkah laku, di antaranya:

3

Anwar Prabu Mangkunegara, Perilaku Konsumen, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2005), h. 11.

4

(29)

a. QS. At-Taubah (9) : 105

Artinya: Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu

Artinya: Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan. c. Hadits

)يناربطلا اور( قتي ا ل علا مك حا ل ع ا ا بحي ه ا

Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai apabila seseorang di antara kalian melakukan suatu pekerjaan lalu dia menyelesaikannya dengan baik. (HR. Thabrani).5

5

(30)

3. Proses Kemunculan Motif

Kebutuhan yang menimbulkan motif atau kekuatan pendorong terjadinya perilaku tertentu, pada umumnya tersembunyi atau tidak tampak. Kemunculan seperangkat kebutuhan pada saat tertentu bisa disebabkan oleh stimulus internal yang terdapat dalam kondisi psikologis individu dalam proses emosional ataupun kognitif, atau oleh stimulus eksternal di lingkungan sekitarnya.6

Kemunculan motif karena proses emosional, misalnya setelah menonton iklan bank syariah, seseorang merasa terdorong untuk menabung di bank syariah karena dirinya beragama Islam atau karena bank syariah sesuai dengan ajaran Islam. Kemunculan motif karena proses kognitif, misalnya infromasi tentang keunggulan suatu produk yang diuraikan secara rasional akan mendorong seseorang untuk membeli. Kemunculan motif karena stimulus dari lingkungan, misalnya ajakan dari seorang teman/kerabat atau sosialisasi dan promosi yang dilakukan pihak bank syariah.

4. Motif Rasional

Sebelum membahas tentang motif rasional, akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian dari rasional. Rasional adalah menurut pikiran dan pertimbangan yang logis, menurut pikiran yang sehat dan cocok dengan akal.7Rasional adalah berfikir

6

Ristiyanti Prasetijo dan John J.O.I Ihalauw, Perilaku Konsumen, (Yogyakarta: ANDI, 2009), h. 39.

7

(31)

menggunakan nalar atas dasar data yang ada untuk mencari kebenaran faktual, kegunaan dan derajat kepentingannya.8Jadi, dapat dipahami bahwa rasional adalah cara berfikir seseorang dalam memutuskan sesuatu dengan pertimbangan akal sehat. Manusia berperilaku rasional pada waktu mereka mempertimbangkan alternatif-alternatif dan memilih alternatif yang memiliki paling banyak kegunaan. Menurut Schiffman dan Kanuk, dalam konteks pemasaran istilah rasionalitas menyatakan bahwa para konsumen memilih sasaran didasarkan pada kriteria yang betul-betul obyektif, seperti ukuran, berat, harga dan sebagainya.9

Menurut Nugroho J. Setiadi, motif yang berdasarkan rasional akan menentukan pilihan terhadap suatu produk dengan memikirkan secara matang serta dipertimbangkan terlebih dahulu untuk membeli produk tersebut. Kecenderungan yang akan dirasakan oleh konsumen terhadap produk tersebut sangat puas.10

Sementara itu, Nessim dan Richard mengemukakan bahwa “Rational motives

are aroused through appeals to reason and logic. They stress objective, utilitarian goals such as economy, durability, quality and dependability”.11

Artinya: motif rasional ditimbulkan karena pertimbangan alasan dan logika. Hal itu ditekankan pada kriteria yang bersifat objektif, tujuan yang

8Djohansjah Marzoeki, ”Berfikir Rasional di Ranah Publik”, artikel diakses pada 16 Juni 2015

dari http://www.djohansjahmarzoeki-rationalthinking.com/

9

Leon G. Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk, Perilaku Konsumen, Alih Bahasa Zoelkifli Kasip, (Jakarta: PT. Indeks, 2004), Ed. 7, h. 78.

10

Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2008), ed. 1, cet. 3, h. 103.

11

(32)

bermanfaat seperti faktor ekonomi, daya tahan, kualitas dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat dipahami bahwa motif rasional adalah dorongan dari dalam diri seseorang untuk memutuskan sesuatu dalam hal ini melakukan pembelian suatu produk berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang matang dan objektif.Biasanya dalam memutuskan membeli suatu produk konsumen cenderung mempertimbangkan manfaat terbesar bagi dirinya.

5. Faktor-faktor Motif Rasional

Menurut Sofjan Assauri, faktor-faktor dari motif pembelian rasional terdiri dari:12

a. Kemudahan dan efisiensi dalam penggunaan (handiness and efficiency in operation use)

b. Tahan lama (durability)

c. Dapat membantu bertambahnya pendapatan (enhancement of earnings)

d. Hemat dalam pemakaian (economy in use)

e. Murah harga pembeliannya (economy in purchase) Menurut Ali Hasan, faktor-faktor dari motif rasional adalah:13

a. Kesempatan investasi (Opportunity for more investment) b. Efisiensi dalam penggunaan (Efficiency in operation)

c. Kehandalan dalam kualitas dan penggunaan (Dependability in quality and use)

d. Peningkatan laba (Enhancement of earnings) e. Kebersihan (Cleanliness)

12

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), ed. 1, cet. 12, h. 128.

13

(33)

f. Murah dalam pembelian (Economy in purchese) g. Perlindungan dan keamanan (Protection and Safety) h. Nilai tambah ekonomi (Added value for economic)

Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai landasan teoritis skala motif rasional adalah gabungan dari pendapat Sofjan Assauri dan Ali Hasan, karena menurut pemahaman peneliti kedua pendapat di atas memiliki beberapa faktor yang sama di antaranya harga, kemudahan, keuntungan (pendapatan) dan kehandalan.

6. Motif Emosional

Sebelum membahas tentang motif emosional, akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian emosional. Emosi (emotion) adalah perasaan atau afeksi yang dapat melibatkan rangsangan fisiologis (seperti denyut jantung yang cepat), pengalaman sadar (seperti memikirkan keadaan jatuh cinta) dan ekspresi perilaku (seperti senyuman atau raut muka cemberut).14Sedangkan emosional adalah suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.15Jadi, dapat dipahami bahwa emosional adalah suatu perasaan dari dalam diri individu dan reaksi terhadap stimulus dari luar yang mendorong seseorang untuk bertindak.

14

Laura A. King, Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h. 98.

15

(34)

Menurut Schiffman dan Kanuk, motif emosional mengandung arti bahwa pemilihan sasaran menurut kriteria pribadi atau subyektif, seperti kebanggaan, ketakutan, perasaan atau status.16 Menurut Nugroho J. Setiadi, motif yang berdasarkan pada emosional, konsumen terkesan terburu-buru untuk membeli produk tersebut dengan tidak mempertimbangkan kemungkinan yang akan terjadi untuk jangka panjang.17

Lebih lanjut lagi, Nessim dan Richard mengemukakan bahwa:

Emotional motives, on the other hand, entail goal selection that relies on subjective criteria. Emotional motives have their origin in human feelings and impulsive or unreasoned promptings to action. In other words, emotional purchases are often whimsical rather than based on information and prepurchase deliberation.18

Artinya: motif emosional merupakan pilihan tujuan atau sasaran yang disandarkan pada kriteria subjektif. Motif emosional bersumber dari perasaan dan kata hati yang mendorong seseorang melakukan tindakan. Dengan kata lain, pembelian secara emosional sering kali tidak karuan dibandingkan yang didasarkan pada informasi dan pertimbangan sebelum melakukan pembelian.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa motif emosional adalah dorongan dari dalam diri seseorang untuk memutuskan sesuatu dalam hal ini melakukan pembelian terhadap suatu produk berdasarkan pertimbangan-pertimbangan subyektif seperti perasaan, kebanggaan, status, harga diri dan sebagainya.

16

Schiffman dan Kanuk, Perilaku Konsumen, h. 78.

17

Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, h. 104.

18

(35)

7. Faktor-faktor Motif Emosional

Menurut Sofjan Assauri, faktor-faktor dari motif pembelian emosional terdiri dari:19

a. Pembeli ingin tampak berbeda dari yang lain (distinctiveness)

b. Kebanggaan karena penampilan pribadinya (pride of personal apperance)

c. Pencapaian status sosial (social achievement)

d. Untuk terhindar dari keadaan bahaya (security from danger) Menurut Ali Hasan, faktor-faktor dari motif emosional adalah:20

a. Kesenangan, kesederhanaan dan aktivitas (Pleasure, simplicity and activity)

b. Kebanggaan penampilan pribadi (Pride of personal appearance) c. Kebanggaan kepemilikan (Pride of possession)

d. Kerjasama dan empati (Cooperation and empathy) e. Keamanan dan kesehatan (Security and health) f. Kenyamanan pribadi (Personal comfort)

Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai landasan teoritis skala motif emosional adalah gabungan dari pendapat Sofjan Assauri dan Ali Hasan, karena menurut pemahaman peneliti kedua pendapat di atas memiliki beberapa faktor yang sama di antaranya status sosial, kebanggaan, kenyamanan dan keamanan.

B. Pengambilan Keputusan 1. Pengertian Keputusan

Keputusan adalah pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif, seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus

19

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, h. 127.

20

(36)

memiliki pilihan alternatif.21 Keputusan adalah suatu pengakhiran dari proses pemikiran tentang suatu masalah atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif.22

Pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua perilaku alternatif atau lebih, dan memilih salah satu di antaranya.23Orang yang mengambil keputusan harus mempunyai satu pilihan dari beberapa pilihan yang ada.Bila seseorang dihadapkan pada dua pilihan, yaitu membeli atau tidak membeli, kemudian dia memilih membeli, maka dia ada dalam posisi membuat keputusan.

Berbagai macam keputusan mengenai aktivitas kehidupan sering kali harus dilakukan oleh setiap konsumen pada setiap hari.Konsumen melakukan keputusan setiap hari atau setiap periode tanpa menyadari bahwa mereka telah mengambil keputusan.

2. Model Keputusan Konsumen

Schiffman dan Kanuk mengemukakan empat macam pandangan atau perspektif dari model konsumen yaitu pandangan ekonomi, pandangan pasif, pandangan kognitif dan pandangan emosional.Model konsumen ini

21

Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 357.

22Ghozali Maski, ”Analisis Keputusan Nasabah Menabung: Pendekatan Komponen dan Model

Logistik Studi pada Bank Syariah di Malang”, Journal of Indonesia Applied Economics, Vol. 4, No. 1, (Mei 2010), h. 46.

23

(37)

menggambarkan bagaimana dan mengapa para individu berperilaku seperti yang mereka lakukan.24

Ujang dengan mengutip pendapat Schiffman dan Kanuk juga mengemukakan empat macam perspektif dari model konsumen dengan istilah model manusia (model of man). Model manusia yang dimaksud di sini adalah suatu model tingkah laku keputusan dari seorang individu berdasarkan empat perspektif, yaitu:25

a. Manusia Ekonomi (Economic Man)

Konsep manusia ekonomi berasal dari disiplin ekonomi.Manusia dipandang seorang individu yang melakukan keputusan secara rasional. Agar seorang individu berpikir rasional, maka ia harus menyadari berbagai alternatif produk yang tersedia. Dia juga harus mampu merangking berbagai alternatif tersebut berdasarkan kebaikan dan keburukan produk alternatif tersebut, dan mampu memilih yang terbaik dari alternatif yang tersedia.Manusia ekonomi berusaha mengambil keputusan yang memberikan kepuasan maksimum.Keputusan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan ekonomi, seperti harga, jumlah barang, utilitas marjinal, dan kurva indifferent. b. Manusia Pasif (Passive Man)

Model ini menggambarkan manusia sebagai individu yang mementingkan diri sendiri dan menerima berbagai macam promosi yang ditawarkan

24

Schiffman dan Kanuk, Perilaku Konsumen, h. 488.

25

(38)

pemasar.Konsumen digambarkan sebagai pembeli yang irrasional dan implusif, yang siap menyerah kepada usaha dan tujuan pemasar.Model tersebut bertolak belakang dengan model manusia ekonomi.

c. Manusia Kognitif (Cognitive Man)

Model manusia kognitif menggambarkan konsumen sebagai individu yang berpikir untuk memecahkan masalah. Konsumen seringkali bisa pasif dalam menerima produk dan jasa apa adanya, tetapi sering kali sangat aktif dalam mencari alternatif produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasannya. d. Manusia Emosional (Emotional Man)

Model ini menggambarkan konsumen sebagai individu yang memiliki perasaan mendalam dan emosi yang mempengaruhi pembelian.Konsumen yang melakukan keputusan pembelian emosional, sedikit sekali usaha yang dilakukannya untuk mencari informasi sebelum membeli.Sebaliknya lebih banyak perhatian diberikan kepada suara hati dan perasaan yang timbul ketika itu, ini tidak berarti keputusan yang emosional tidak rasional.

3. Tahapan Pengambilan Keputusan

(39)

mempengaruhi.Menurut Engel, Blackwell dan Miniard, pengambilan keputusan konsumen mempunyai langkah-langkah berikut ini:26

Gambar 2.1. Tahapan Pengambilan Keputusan

a. Pengenalan kebutuhan: konsumen mempersepsikan perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan.

b. Pencarian informasi: konsumen mencari informasi yang disimpan di dalam ingatan (pencarian internal) atau mendapatkan informasi yang relevan dengan keputusan dari lingkungan (pencarian eksternal).

c. Evaluasi alternatif: konsumen mengevaluasi pilihan berkenaan dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih.

d. Keputusan pembelian: konsumen memperoleh alternatif yang dipilih atau pengganti yang dapat diterima bila perlu.

e. Perilaku pasca pembelian: konsumen mengevaluasi apakah alternatif yang diipilih memenuhi kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan.

26

James F. Engel, Roger D. Blackwell dan Paul W. Miniard, Perilaku Konsumen, Alih Bahasa F.X. Budiyanto, (Jakarta: Binarupa Aksara, 1994), h. 31.

(40)

Lebih jelas lagi, Schiffman dan Kanuk yang dikutip oleh Prasetijo dan Ihalauw menjelaskan proses pengambilan keputusan konsumen meliputi input, proses dan output seperti berikut:27

a. Input

Komponen input merupakan pengaruh-pengaruh eksternal sebagai sumber informasi tentang produk tertentu dan memengaruhi nilai yang berhubungan dengan produk, sikap dan perilaku konsumen. Input yang utama adalah kegiatan-kegiatan bauran pemasaran dan pengaruh-pengaruh sosial budaya.

1) Input Pemasaran

Aktivitas-aktivitas pemasaran merupakan usaha-usaha langsung untuk menjangkau, menginformasikan, dan membujuk konsumen agar membeli dan menggunakan produk tertentu.Usaha-usaha tersebut meliputi empat

„P‟ atau bauran pemasaran, yaitu product, price, place dan promotion.

2) Pengaruh Sosial Budaya

Lingkungan sosial budaya yang dimaksud antara lain: keluarga, sumber informal, sumber non komersial, kelas sosial, budaya dan subbudaya.

b. Proses

Komponen proses memperhatikan bagaimana konsumen membuat keputusan-keputusan. Untuk dapat mengerti proses, harus dipahami beberapa konsep psikologi terkait. Area psikologis adalah pengaruh-pengaruh internal

27

(41)

yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen. Pengaruh-pengaruh internal tersebut adalah motivasi, persepsi, pembelajaran, kepribadian dan sikap. Proses pengambilan keputusan oleh seorang konsumen terdiri dari tiga tahapan yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian pra beli, serta evaluasi terhadap alternatif.

1) Sadar akan kebutuhan: konsumen menyadari akan adanya kebutuhannya ketika menghadapi suatu masalah.

2) Pencarian pra beli: konsumen berada pada tingkatan ini jika ia merasa memerlukan informasi yang akan digunakan sebagai dasar menentukan pilihan produk. Banyak keputusan konsumen yang didasarkan pada kombinasi antara pengalaman masa lalu (sumber internal) dengan informasi pemasaran serta informasi non komersial (sumber eksternal).

3) Evaluasi terhadap alternatif: ketika mengevaluasi alternatif-alternatif yang potensial, konsumen cenderung mempergunakan dua tipe informasi, yaitu:

a) Senarai merek yang mereka rencanakan untuk digunakan dalam memilih (evoked set).

b) Kriteria yang akan digunakan untuk mengevaluasi tiap-tiap merek. c. Output

(42)

1) Perilaku beli: konsumen membuat dua tipe pembelian yaitu pembelian coba dan pembelian ulang.

2) Evaluasi pasca beli: analisis pasca beli yang dilakukan oleh konsumen mungkin tergantung pada kepentingan dari keputusan tentang produk dan pengalaman yang diperoleh dalam menggunakan produk yang bersangkutan. Bila produk itu sesuai dengan harapan, ada kemungkinan mereka akan membeli lagi. Jika produk itu mengecewakan atau tidak bisa memenuhi harapan, konsumen akan mencari alternatif lain yang lebih sesuai.

C. Bank Syariah 1. Pengertian

Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.28

Menurut Undang-Undang Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008, perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.29

28

Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 30.

29

(43)

Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah.Bank syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada hukum Islam dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga maupun tidak membayar bunga kepada nasabah.Imbalan yang diterima oleh bank syariah maupun yang dibayarkan kepada nasabah tergantung dari akad dan perjanjian antara nasabah dan bank.30

2. Jenis-jenis Bank Syariah

Di Indonesia, regulasi mengenai bank syariah tertuang dalam UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri dari:31

a. Bank Umum Syariah (BUS)

Bank Umum Syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BUS dapat berusaha sebagai bank devisa dan bank nondevisa. Bank devisa adalah bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan seperti transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri, pembukaan letter of credit, dan sebagainya.

30

Ismail, Perbankan Syariah, h. 32.

31

(44)

b. Unit Usaha Syariah (UUS)

Unit Usaha Syariah adalah unit kerja dari kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagi kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/ atau unit syariah. c. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.BPRS tidak dapat melaksanakan transaksi lalu lintas pembayaran atau transaksi dalam lalu lintas giral. Fungsi BPRS pada umumnya terbatas pada hanya penghimpunan dana dan penyaluran dana.32 Bentuk hukum BPRS perseroan terbatas, BPRS hanya boleh dimiliki oleh WNI dan/ atau badan hukum Indonesia, pemerintah daerah, atau kemitraan antara WNI atau badan hukum Indonesia dengan pemerintah daerah.33

32

Ismail, Perbankan Syariah, h. 54.

33

(45)

3. Produk dan Jasa Bank Syariah

Pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu produk penghimpunan dana, produk penyaluran dana dan produk pelayanan jasa.34

a. Produk Penghimpunan Dana (funding)

Penghimpunan dana di Bank Syariah dapat berbentuk giro, tabungan dan deposito. Prinsip operasional syariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip wadi’ah dan mudharabah.

1) Prinsip wadi’ah

Prinsip wadi’ah yang diterapkan adalah wadi’ah yad dhmanah yang diterapkan pada produk rekening giro.Wadi’ah dhamanah berbeda dengan wadi’ah amanah.Dalam wadi’ah amanah, pada prinsipnya harta titipan

tidak boleh dimanfaatkan oleh yang dititipi. Sementara itu, dalam hal wadi’ah dhamanah, pihak yang dititipi (bank) bertanggung jawab atas

keutuhan harta titipan sehingga ia boleh memanfaatkan harta titipan tersebut.35

2) Prinsip Mudharabah

Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah, penyimpan atau deposan bertindak sebagai shahibul maal (pemilik modal) dan bank sebagai mudharib (pengelola).Dana tersebut digunakan bank untuk melakukan

34

Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), ed. 4, cet. 8, h. 97.

35

(46)

murabahah, ijarah dan mudharabah kedua. Hasil usaha ini akan dibagihasilkan berdasarkan nisbah yang disepakati. Dalam hal bank menggunakannya untuk melakukan mudharabah kedua, maka bank bertanggung jawab penuh atas kerugian yang terjadi.

Prinsip mudharabah ini diaplikasikan pada produk tabungan berjangka dan deposito berjangka. Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak penyimpan dana, prinsip mudharabah terbagi dua yaitu mudharabah mutlaqah atau URIA (Unrestricted Investment Account) dan mudharabah muqayyadah atau RIA (Restricted Investment Account).36

a) Mudharabah Mutlaqah (URIA)

Dalam mudharabah mutlaqah, tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun. Nasabah tidak memberikan persyaratan apapun kepada bank. Bank memiliki kebebasan penuh untuk menyalurkan dana URIA ini ke bisnis manapun yang diperkirakan menguntungkan.

Dalam penerapan mudharbah mutlaqah ini dikembangkan produk tabungan dan deposito, sehingga terdapat dua jenis penghimpunan dana, yaitu tabungan mudharabah dan deposito mudharabah.

36

(47)

b) Mudharabah Muqayyadah (RIA)

Mudharabah Muqayyadah (RIA) ini terbagi menjadi dua yaituMudharabah Muqayyadah on Balance Sheet dan Mudharabah Muqayyadah of Balance Sheet.37

(1) Mudharabah Muqayyadah on Balance Sheet

Jenis mudharabah ini merupakan simpanan khusus (restricted investment) di mana pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank. Misalnya disyaratkan digunakan untuk bisnis tertentu, disyaratkan digunakan dengan akad tertentu, atau disyaratkan digunakan untuk nasabah tertentu.

(2) Mudharabah Muqayyadah of Balance Sheet

Jenis mudharabah ini merupakan penyaluran danamudharabah langsung kepada pelaksana usahanya, di mana bank bertindak sebagai perantara (arranger) yang mempertemukan antara pemilik dana dengan pelaksana usaha. Pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank dalam mencari bisnis (pelaksana usaha).38

b. Produk Penyaluran Dana (financing);

Dalam menyalurkan dananya kepada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan bank syariah terbagi ke dalam empat kategori, yaitu pembiayaan

37

Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, h. 110.

38

(48)

dengan prinsip jual beli, prinsip sewa, prinsip bagi hasil dan dengan akad pelengkap.

1) Prinsip Jual Beli (Ba’i)

Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer of property). Tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual.

Transaksi jual beli ini dapat dibedakan berdasarkan bentuk pembayaran dan waktu penyerahan barang, yakni sebagai berikut:

a) Pembiayaan Murabahah

Murabahah adalah transaksi jual beli di mana bank menyebut jumlah keuntungan.Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli.Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan (marjin).

Dalam perbankan, murabahahselalu dilakukan dengan cara pembayaran cicilan (bi tsaman ajil atau muajjal). Dalam transaksi ini barang diserahkan segera setelah akad, sementara pembayaran dilakukan secara tangguh/cicilan.39

b) Pembiayaan Salam

Salam adalah transaksi jual beli di mana barang yang diperjualbelikan belum ada.Oleh karena itu, barang diserahkan secara

39

(49)

tangguh sementara pembayaran dilakukan secara tunai.Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli.

Umumnya transaksi ini diterapkan dalam pembiayaan barang komoditi pertanian oleh bank untuk kemudian dijual kembali secara tunai atau cicilan.Sekilas transaksi ini mirip jual beli ijon, namun dalam transaksi ini kuantitas, kualitas, harga dan waktu penyerahan barang harus ditentukan secara pasti.40

c) Pembiyaan Istishna’

Produk istishna’ menyerupai produk salam, tapi dalam istishna’ pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali (termin) pembayaran. Produk pembiayaan istishna’ ini biasanya dipergunakan di bidang manufaktur.

Ketentuan umum pembiayaan istishna’ adalah spesifikasi barang pesanan harus jelas seperti jenis, macam, ukuran, mutu dan jumlahnya.Harga jual yang telah disepakati dalam akad tidak boleh berubah selama akad berlaku.Jika terjadi perubahan pada kriteria pesanan dan terjadi perubahan harga setelah akad ditandatangani, seluruh biaya tambahan tetap ditanggung nasabah.41

40

Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan,h. 99.

41

(50)

2) Prinsip Sewa (Ijarah)

Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership / milkiyah) atas barang itu sendiri.Dalam konteks perbankan syariah, ijarah adalah lease contract di mana bank menyewakan peralatan kepada salah satu nasabahnya berdasarkan pembebanan biaya yang sudah ditentukan secara pasti sebelumnya (fixed charge).42

Teknis ijarah dalam perbankan di antaranya:

a) Transaksi ijarah ditandai adanya pemindahan manfaat. Jadi, pada dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual beli. Namun perbedaan terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objeknya adalah barang, maka pada ijarah objeknya adalah jasa. b) Pada akhir masa sewa bank dapat saja menjual barang yang

disewakan kepada nasabah. Karena itu dalam perbankan syariah dikenal al-ijarah al-muntahiya bit-tamlik (sewa yang diikuti dengan perpindahan kepemilikan).

c) Harga sewa dan harga jual disepakati pada awal perjanjian antara bank dengan nasabah.

3) Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)

Produk pembiayaan bank syariah yang didasarkan atas prinsip bagi hasil terdiri dari musyarakah dan mudharabah.

42

(51)

a) Musyarakah

Musyarakah adalah kerja sama antara kedua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.43

b) Mudharabah

Mudharabah adalah bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak di mana pemilik modal (shahib al-maal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan. Bentuk ini menegaskan kerja sama dalam panduan kontribusi 100% modal kas dari shahib al-maal dan keahlian dari mudharib.44

4) Akad Pelengkap

Akad pelengkap ini tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, tapi ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan.Meskipun tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, tapi dalam akad ini dibolehkan untuk meminta pengganti biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini.Besarnya pengganti biaya ini sekedar untuk menutupi baiya yang benar-benar timbul.45

43

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, h. 74.

44

Adiwarman, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, h. 103.

45

(52)

a) Hiwalah (Alih Utang Piutang)

Hiwalah adalah memindahkan hutang dari tanggungan orang yang berhutang (muhil) menjadi tanggungan orang yang berkewajiban membayar hutang (muhal alaih).46

Tujuan fasilitas hiwalah adalah untuk membantu supplier mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya.Bank mendapat ganti biaya atas jasa pemindahan piutang. Untuk mengantisipasi risiko kerugian yang akan timbul, bank perlu melakukan penelitian atas kemampuan pihak yang berutang dan kebenaran transakasi antara yang memindahkan piutang dengan orang yang berutang.47

b) Rahn (Gadai)

Rahn secara teknisnya adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya.Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis.Dengan demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya.48Tujuan akad rahn ini adalah untuk memberikan jaminan pembayaran kembali kepada bank dalam memberikan pembiayaan.49

46

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, h. 78.

47

Adiwarman, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, h. 105.

48

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, h. 79.

49

(53)

c) Qardh

Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharap imbalan.50 Aplikasi qardh dalam perbankan biasanya dalam empat hal, yaitu sebagai pinjaman talangan haji, sebagai pinjaman tunai (cash advanced) dari produk kartu kredit syariah, sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil dan sebagai pinjaman kepada pengurus bank.51

d) Wakalah (Perwakilan)

Wakalah adalah pelimpahan kekuasaan oleh seorang sebagai pihak pertama kepada orang lain sebagai pihak kedua dalam hal-hal yang diwakilkan. Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti pembukuan L/C, inkaso dan transfer uang.52

e) Kafalah (Garansi Bank)

Garansi bank dapat diberikan dengan tujuan untuk menjamin pembayaran suatu kewajiban pembayaran. Bank dapat mensyaratkan nasabah untuk menempatkan sejumlah dana untuk fasilitas ini sebagai rahn. Bank dapat pula menerima dana tersebut dengan prinsip

50

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, h. 81.

51

Adiwarman, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, h. 106.

52

(54)

wadi’ah. Untuk jasa-jasa ini, bank mendapatkan pengganti biaya atas

jasa yang diberikan.53

c. Produk Pelayanan Jasa (service)

Selain menjalankan fungsinya sebagai intermediaries (penghubung) antara pihak yang membutuhkan dana (deficit unit) dengan pihak yang kelebihan dana (surplus unit), bank syariah dapat pula melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan kepada nasabah dengan mendapat imbalan berupa sewa atau keuntungan. Jasa perbankan tersebut antara lain berupa:54

1) Sharf (Jual Beli Valuta Asing)

Pada prinsipnya jual beli valuta asing sejalan dengan prinsip sharf.Jual beli mata uang yang tidak sejenis ini, penyerahan harus dilakukan pada waktu yang sama (spot). Bank mengambil keuntungan dari jual beli valuta asing.

2) Ijarah (Sewa)

Jenis kegiatan ijarah antara lain penyewaan kotak simpanan (safe deposit box) dan jasa tata laksana administrasi dokumen (custodian). Bank mendapat imbalan sewa dari jasa tersebut.

53

Adiwarman, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan,h. 107.

54

(55)

44 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang lebih mendasarkan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan suatu penafsiran.1

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan survei. Menurut Hendri dan Abrista, penelitian survei merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan (mengukur) data dengan beberapa instrumen yaitu kuesioner dan wawancara.2

Menurut Etta dan Sopiah, metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis.Metode ini memerlukan kontak atau hubungan antara peneliti dengan subjek (responden) penelitian agar diperoleh data yang diperlukan.3

1

Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis, (Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET, 2013), h. 288.

2

Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta: Gramata Publishing, 2013), h. 79.

3

(56)

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah sekelompok yang menjadi sasaran.Populasi adalah sekumpulan individu dengan karakteristik khas yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan).4Populasi penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa S-1 Program Studi Muamalatangkatan 2013, 2014 dan 2015 yang berjumlah 443 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil berdasarkan teknik tertentu sehingga dapat mewakili populasinya.5 Sedangkan sampling adalah suatu prosedur atau cara untuk memilih sampel dari sebagian unit yang ada dalam populasi.6Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu yang umumnya disesuaikan dengan tujuan dan masalah penelitian.7

Adapun pertimbangan/kriteria yang ditetapkan dalam penentuan sampel adalah Mahasiswa S-1 Program Studi Muamalat yang memiliki rekening (tabungan) di bank syariah.Alasan yang mendasari pemilihan sampel adalah responden diasumsikan telah mempelajari mata kuliah Dasar-dasar Ekonomi

4

Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, h. 114.

5

Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam,h.113.

6

Ety Rochaety, Ratih Tresnati dan Abdul Madjid Latief, Metodologi Penelitian Bisnis, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009), h. 63.

7

(57)

Islam dan Produk-produk Bank Syariah, sehingga responden mengetahui tentang bank syariah dan prinsip-prinsip syariah.Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini diperoleh dari (jumlah populasi x 30%). Menurut Muhammad Idrus, jika jumlah populasi besar (lebih dari 100) angka 30% dapat dianggap cukup untuk menentukan jumlah sampel yang ingin diambil.8 Maka, jumlah sampel dalam penelitian ini dapat dihitung dari (443 x 30% = 132,9 dibulatkan menjadi 133).

C. Jenis dan Sumber Data

Data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta.9

Menurut sumber atau cara memperolehnya, data terbagi menjadi dua yaitu: 1. Data Primer

Data Primer adalah data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.10Dalam penelitian ini data primer diperoleh langsung dari hasil penyebaran kuisioner kepada responden tentang beberapa variabel yang diteliti.

8

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Erlangga, 2009), h. 94.

9

Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2003), cet. 2, h. 5.

10

(58)

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua (bukan orang pertama) yang memiliki informasi atau data tersebut.11Data sekunder pada penelitian ini adalah buku-buku terkait dengan teori yang relevan, artikel, surat kabar, laporan-laporan dan penelitian-penelitian terdahulu.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan untuk memperoleh data dan informasi yang relevan dan terkait dengan permasalahan yang diteliti. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi atau pengamatan langsung adalah kegiatan pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan objek penelitian yang mendukung kegiatan penelitian, sehingga didapat gambaran secara jelas tentang kondisi objek penelitian tersebut.12 Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap kondisi mahasiswa S-1 program studi muamalat yang memiliki rekening (tabungan) di bank syariah.

11

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, h. 86.

12

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran  .........................................................................
Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1. Tahapan Pengambilan Keputusan
Tabel 3.1. Variabel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penyusun bermaksud untuk mengkaji pengaruh pengetahuan warga tentang perbankan syariah terhadap minat memilih produk yang akan saya

terhadap Keputusan memiih Produk dan Jasa Perbankan Syariah

Hasil dari penelitian ini didukung oleh penelitian Niswah Muti’ah (2015) yang berjudul “Pengaruh Motif Rasional dan Motif Emosional terhadap Pengambilan Keputusan

Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan konsumen akan mempengaruhi keputusan nasabah memilih perbankan syariah ketika konsumen memiliki pengetahuan yang lebih, maka

Terhadap Keputusan Nasabah Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya Dalam Memilih Produk Tabungan di Lembaga Keuangan Syariah” merupakan penelitian yang bertujuan untuk

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Zain (2017) tentang pengaruh pengetahuan santri tentang perbankan syariah terhadap minat memilih produk bank syariah hasil

Perbedaan beberapa penelitian diatas dengan penelitian ini adalah ada penelitian yang menggunakan faktor emosional dan rasional sebagai bagian dari pemasaran untuk menarik

Tingkat Pemahaman Pedagang Pasar Ngemplak terhadap Peran dan Eksistensi Perbankan Syariah .... Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pedagang Pasar Ngemplak dalam Memilih Lembaga Keuangan