SKRIPSi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Kesarjanaan Psikollogi
Oleh
KHOLILUR ROKHMAN
hilerimaMセセ@
セMMBG@
104070002267
ゥQセ、@
:·ri'.il··::::rPi···:::::}r;·@·
0" '
I gl. : ...
セLQ@
.. tT"'"k; ...ln-!.Q. ... )'
(
No. Induk :.O ..
LD.:::::-. ..
(2.::::.1.'l.,(j;),'o
klasifikasi : ... .
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDA YATULLAH JAKARTA
Pembimbing I
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Kesarjanaan Psikologi
Oleh
KHOULUR ROKHMAN
NIM. 104070002267
Di bawah Bimbingan,
[-
セn@
PERPUSTAf<AAN UTA SYAlifOjakartセa@
Pernbimbing II
Yunita Faela Nisa, M.Psi
NIP. 150 368 748
p{,I,
S.P•I, M.SI
NIP. 150 389 379FAKUL TAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal
ti
Desember 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Psikologi.Jakarta, 5 Desember 2008
Sidang Munaqasyah gkap Anggota,
Ora. Nett artati M.Si NIP. 150 2·. 9'315
Pembimbing I
セ@
Y"n::t.,,
Ni,., M.P•i NIP. 150 368 748Penguji I
Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag NIP. 150 238 344
Sekretaris Merangkap Anggota
M. Si
Pembimbing I/
gSi
NIP. 150 389 379Penguji II
NIM
Tempat/Tgl Lahir AlamatAsal
: I 04070002267
: Pasuruan, 07 September 1984
: JI. Hangtuah No. 81 Rt/w 04/04 Gadingrejo Pasuruan Jawa Timur (Hp. 021-91452066).
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul: "Pengaruh Wudu
dalam Mereduksi Marah" adalah benar-benar karya asli saya dan bukanjiplakan,
kecuali kutipan-kutipan yang disebutkan sumbernya. Apabila di kemudian hari tidak
benar, saya bersedia menerima sanksi akadernis yang berlaku di Fakultas Psikologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pisangan, 2 Desember 2008
」セL@
KHOLILUR ROKHMAN
Skripsi ini ku persembahkan Buat
A.ba
Madiyani lskandar (aim.) dan lbuku Syuaibah
Syihab, yang telah membesarkan dan
mendidikku, buat saudara-saudarc:iku tercinta
"Mas Syarif, Mbak Mia, Kak Arifin, Neng Ummu,
Dik Shohib, Dik Fatir, ponakanku VE=la serta
keluarga besar yang kusayangi. D
1an tak
terlupa buat orang yang akan menjadi
"Orang-orang yang beriman jauh lebih kcikoh cintanya
kepada Allah."
Tidak ada manusia yang berfikir jernih,
ketika genggaman tangan dikepalkan
(George Jean Nathan)
{QS. 2:165}
Apapun yang m.embuat orang menjadi lupa kepada hakikat
persahabatan,
maka ia akan lupa pula pada dirinya sendiri
(Kholil Eren Masyah)
Ya Tuhan, Engkau menjadi tujuanku dan akan kuraih rida-Mu
(puji-puji seorang pencari tuhan)
la yang bijak akan merasa malu,
jika kata-katanya lebih baik daripada tindakannya.
(C) Kholilur Rokhman
(D) Pengaruh Wudu dalam Mereduksi Marah (E) 118 halaman (termasuk lampiran)
(F) Terapi wudu merupakan sebuah terapi yang mengoptimalkan aspek
kesempumaan wudu, kekhusyukan, air yang dipakai, dan doa yang dipanjatkan saat wudu. Wudu harus dilakukan subjek dengan diawali dari niat, lalu
membasuh wajah 3 kali, lalu membasuh kedua tangan hingga siku-siku 3 kali, lalu mengusap sebagian kepala 3 kali, lalu mengusap kedua telinga 3 kali, lalu rnernbasuh kedua kaki hingga rnata kaki 3 kali.
Jen is penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode peneJitian eksperimen dengan desain A-B-A yang dilengkapi dengan data lrnalitatif. Hasil penelitian eksperimen akan disajikan dalam bentuk analisis grafik dan uji hipotesis dengan menggunakan statistik nonparametrik. Sedangkan untuk hasil penelitian kualitatifyaitu berupa ungkapan-ungkapan yang dirasakan subjek yang diperoleh rnelalui wawancara baik ungkapan sebelurn dilakukan perlakukan wudu ataupun sesudah diberi perlakuan.
[image:7.595.43.441.98.637.2]Partisipan dalam pcnelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang ikut organisasi kampus antara semester 3 hingga 5. Partisipan yang dipilih adalah 3 orang dengan teknik pengambilan purposive sampling. lnstrurnen pengumpulan data adalah tensi meter & stetoskop dan pedoman wawancara. Analisis data di!akukan dengan menggunakan analisis grafik dan analisis statistik nonparametrik wilcoxon dengan menggunakan program SPSS 13.0.
(C) Kholilur Rokhman
(D) The Influence of Wudu In Reducing Anger (E) 118 pages (include attachment)
(F) Therapy of wudu represents an optimal therapy of wudu perfection, calmness, water used, and some wudu prayers. Wudu must be done by subject stmi with intention, after that 3 times washing the face, 3 times washing both hand up the elbow, 3 times pass the hand gently over head, 3 times stroking both ear, then 3 times washing both feet until ankle.
This research is using experimental metode with ABA design and qualitative -quantitative approach. The result of -quantitative data will be displayed in a graphical analisys form and hypothesis test is using a nonparametrical statistic. Mean while, the qualitative result is some desciption about how the subject feels, which is taken from the interview before and after the treatmen ofwudu.
The paiiicipants in this research are the students of UIN SyarifHidayatullah Jakarta, Psychology faculty who are joining the campus organization in between
3rd - 5th semesters. The chosen participants are 3 people, using the purposive
sampling technique. Data collector instrument are a tension meter, stethoscope, and interview guidance. The analysis is using graphical and description analysis ofa non parametrical statistical with SPSS 13.0 program.
Result nbtained from graph analysis to show difference between phases baseline (low) and intervention (high) ma,ching with purpose of research. Mean while the statistical test showed blood pressure coefisient 1.000 with the significancy of 317 (sig > 0,05). The heart rate is -1.604 with the level of significance is .109 (sig
> 0,05). Its also shown the respiratory coefficient is -.816 with the level of
significance .414 (sig. > 0,05). Hence inferential from third of the measurement HO is received. This thing means that measurement of blood pressure, heart rate frequency, and respiration doesn't show difforence significant between before and after given treatment wudu. Thereby, can be taken conclusion that wudu doesn't have influence significant in reducing angry.
From result of interview it is concluded that wudu has energy and strength to assuage fulminating, proven by third statement and confession of subject feeling relax, easy, and having taken steps peace wudu.
Puji syukur yang mendalam penulis ucapkan kepada Ilahi Rabbi, Tuhan segala alam yang selalu melimpahkan kasih sayang dan nikmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Salawat dan salam selalu
tercurahkan buat Nabi Muhammad Saw, yang telah membawa umat manusia menuju alam penuh ilmu pengetahuan dan penelitian.
Berangkat dari sabda Nabi SAW yang diriwayatkan Abu Dawud mengenai anjuran kepada umat Islam supaya melakukan wudu ketika dalam keadaan marah. Maka dari itulah penulis mencoba melakukan penelitian dengan desain eksperimen untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengaruh wudu dalam mengurangi rasa marah.
Kemudian, penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga penulisan karya ilmiah ini dapat selesai. Oleh karena :,tu penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tak ternilai kepacla :
I. !bu Dra. Hj. Netty Hartati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi. Dan para pegawai Fakultas Psikologi.
2. Ibu Dra. I-Ij. Zahrotun Nihayah, M.Si, Bapak Abdurrahman Saleh, M.Si dan 13apak 13ambang Suryadi, M.Pd (pembimbing akademik) selaku pembantu Dekan yang turut berperan membuat karya tulis ini menjadi baik.
3. Ibu Yunita Faela Nisa, M.Psi, Psi selaku pembimbing I yang menerima penulis dengan lapang, ketika penulis membutuhkan bimbingan dan bantuan. Semoga Allah rnembalas semua kebaikan !bu dan memudahkan segala urusan !bu. 4. Bpk. Gazi Shaloom, M.Si selaku pembimbing II yang membantu penulis
menyelesaikan karya tulis ini dengan semangat, sehingga karya tulis ini dapat terwujud. Semoga bapak selalu dilimpahkan kesuksesesan dan derajat yang tinggi. Amin.
5. Kepada Abaku KH. Madiyani Iskandar (aim.) dan My Mom Syuaibah Syihab tersayang yang selalu memberikan sentuhan kasih sayang, perhatian, nasehat dengan penuh keikhlasan dalam menghadapi penulis karena mereka menjadi sumber inspirasi bagi penulis. Semoga Allah selalu memberikan rahmat, maunah, rida, rezeki dan kesehatan serta mengampuni segala dosa mereka berdua.
Kecintaan mereka pada penulis meleburkan segala hiruk-pikuk dunia. 6. Kepada saudaraku yang tercinta Mas SyarifHidayatullah, M.Hum, Mbak
Agustin, de-el-el yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu) yang menjadi teman diskusi penulis sehingga turut membantu proses penyelesaian skripsi ini. 9. Teman-teman Fakultas Psikologi angkatan 2004 (Ega, Bety, Sai, Nadya, Ijonk,
Kresno, Ummil, Ilea, Adist, Dewiningsih, Dewiyanti, Echa, Cia, Adisty, Sabhie, Ferti Sherina, Anggie, Bergas, Abda Alif, Fitri 0, Iqoh, Ratih, Rini, Bayu, Irfan, Darma, Rani, Niken, dll, yang tidak bisa di absen satu persatu). Bafadi (Mas Agus, Rifai, Jarwo, Adi, dan Fadil). Ikatan Mahasiswa Pasuruan di Jakarta (IMPARTA), (Ria, Luluk, Yazid, lit, dan Hani) dan PK.BP (Paguyuban Keluarga Besar Pasuruan di DK! dan Sekitarnya), (Pak Edi, Pak Yongki, Cak Udin). Teman-teman BEM dan TC (Boby, !fa, Hana, Danu, lsmu, Dyah Rabiah dan teman-teman angkatan 2004) yang telah memberikan kebersamaan dan hari-hari indah di organisasi, sehingga banyak ha! yang kita peroleh disana, semoga silaturrahmi kita tetap te1jaga. Teman-Teman EP (Enrichment Program), (Kak Rena, Kak Melok, Kak Eci, Kak Hudan, Kak Adi, Kak Elyana, Dyah, Triani, dan yang lain). Teman-Teman team Talkshow Indigo; Mutie, Nisa, !fa, I-Iamda, Tia dan team yang lain yang tidak disebut namanya satu persatu). Teruntuk adik-adik kelasku, khususnya, Nobel, Desi Pusrikasari, dan Tri I-Iaryono yang telah
membantu menjadi sampel dalam penelitian ini, tanpa kalian mungkin skripsi ini tertunda. Terima kasih dan salam sukses buat kalian. Studia Press & Psikologi Kita (Pak Abu, Cak Yudi, Kak Fitri, Riri, dan Dwi) yang memberikan kebaikan buat penulis. Raudhah Community (Kak Rina, Kak Odie, Kak Alya, Kiki, Nia, dan Ai). Tempat berteduh yang nyaman, bagi hati yang sedang kosong. Rental Alicia Komputer (Cak Opik, Cak Habib, Mas Mu, Kaif, Safi'i, Kanjenge, ell!) tempat berbagi menghibur cliri dari rasa jauhnya daerah kita.
Banyak ha! yang penulis dapatkan dari sebuah karya tulis ini, tidak hanya sebuah hasil karya, juga pengalaman hidup yang beragam yang melatih penulis untuk
menjadi lebih memahami, tahu, mengerti, cinta, ikhlas, sabar, baik dan dewasa dalam menjalani hidup. Penulis menyadari sekali penulisan ini tidak terlepas clari
keterbatasan. Oleh karena itu kritik saran sangat diharapkan demi kematangan karya ini. Semoga penulisan ini menjadi karya terbaik yang dapat mernberikan rnanfaat bagi yang membacanya. Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Pisangan, 2 Desember 2008
PENGESAHAN PERNYATAAN PERSEMBAHAN MOTTO ABSTRAK ABSTRACTS KATAPENGANTAR DAFTAR ISi DAJITAR TABEL DAJITAR GAMBAR DAJITAR LAMPIRAN
Bab I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian ... .
Ii Iii
Iv
v
Vi Viiix
Xii Vv Xvi Xvii 1-111.2. ldentifikasi Masalah.. .... .. .... .. .. .. .. .. .... .. .. .. .. .. .. .. .... .. .. .. .. .. .. .. .... .. .. 9
1.3. Pembatasan Masalah... ... . . .. . .. . . .. . . . ... . . . ... 10
1.4. Rumusan Masalah . . .. .. .. .. .. .. . . .. .. . .. . . .. .. . . .. . . .. . .. . . . .. ... 10
1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian . . . .. . . .. . . . .. .. . . .. . . ... 11
1.5.1. Tujuan penelitian... 11
1.5.2. Manfaat penelitian... 11
1.6. Sistematika Penulisan . .. .. . .. . .. .. .. . .. .. . .. .. .. . .. . . .. . . .... ... 11
Bab 2 KA.TIAN PUST AKA... 13-34 2.1. Mara11 ... ,... 13
2.1.1. Pengertian Marah ... . 13
2.1.2. Respon dan Proses Marah ... . 15
2.1.5. Faktor-Faktor Marah ... ... ... . . .. ... 26
2.1.6. Perubahan-Perubahan Saat Marah ... ... 29
2.1.7. Dampak Marah . . . .. . . ... 29
2.1. 7 .1. Pendekatan Islam .. .. .. .. .. . .. .. . .. .. .. .. .. ... 29
2.1. 7 .1. Pendekatan Psikologi ... .
2.1.8. Terapi Marah ... .
2.1.8.1. Terapi Psikologi ... ..
2.1.8.2. Terapi Islam ... .
2.2. Wudu ... .
2.2.1. Pengertian Wudu ... .
2.2.2. Cara Wuclu ... ..
2.2.3. Hikmah Wudu ... .
2.2.4. Terapi Wudu ... .
2.3. Kerangka Berpikir. ... .
2.4. Hipotesis ... .
Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN ... ..
3 .1. Jenis Penelitian ... .
3 .1.1. Pendekatan Penelitian ... .
3 .1.2. Rancangan Penelitian ... .
3.2. Variabel Penelitian ... .
3.2.1. Definisi Konseptual Variabel Penelitian ... .
3.2.2. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... .
3.2.3. Cara Pengukuran Variabel Terikat ... .
3.2.4. Variabel Sekuncler dan Teknik Kontrol. ... ..
3.2.4. Valiclitas Peenelitian ... ..
3.4.2. Instrumen Penelitian ... 66
3.5. Metode Pengumpulan Data... 67
3.5.1. Telmik Pengumpulan Data... 67
3.5.2. Instrumen Pengumpulan Data... 68
3.6. Teknik Analisis Data... 68
Bab 4 PRESENTASI DAN ANALISIS DATA... 70-98 4.1. Gambaran Umum Responden... 70
4.2. Presentasi dan Analisis Data... 71
4.2.1. Analisis Grafilc ... 71
4.2.2. Analisis Uji Statistik Non-parametrik ... . 4.2.2.1. Pengukuran Tekanan Darah ... . 4.2.2.2. Pengukuran Denyut Nacli ... .. 4.2.2.3. Pengukuran Pernapasa.t1 ... . 4.2.2.4. Uji Hipotesis ... . 75 75 77
78
79 4.2.3. Analisis Wawancara dan Observasi Subjek ... 814.2.4. Hasil Analisis Kuantitatif dan Kualitatif ... 98
Bab 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ... .
5.1. Kesimpulan ... .
5.2. Diskusi ... ..
5.3. Saran ... .
DAFT AR PUST AKA
DAFT AR LAMPI RAN
101 -104
IOI
102
106
108-111
Tabel 2.3. Tabel 2.4. Tabel3.I. Tabel 3.2. Tabel 3.3. Tabel 4.1. Tabel 4.2. Tabel 4.3. Tabel 4.4. Tabel 4.5. Tabel 4.6.
Tabel 4.7.
Tabel 4.8. Tabel 4.9. Tabel 4.10. Tabel 4.11. Tabel 4.12. Tabel 4.13. Tabel 4.14. Konsep Marah
Tabel Ciri-Ciri Marah
Bagan Kerangka Berfikir Pengamh Wudu dalam Mereduksi Marah
MetodeABA
Klasifikasi Tekanan Darah pada Dewasa
Tahapan Pelaksanaan Penelitian
Keterangan Identitas Subjek
Hasil Tekanan Darah A-B-A
Hasil Denyut Nadi A-B-A
Hasil Pernapasan A-B-A
Tekanan Darah
Peringkat. Tekanan Darah
DenyutNadi
Peringkat Denyut Nadi
Pernapasan
Peringkat Pernapasan
Uji Statistik Tekanan Darah
Uji Statistik Denyut Nadi
Uji Statistik Pernapasan
[image:15.595.34.441.125.564.2]Grafik 4.2.
Grafik 4.3.
Denyut Nadi A-B-A
[image:17.595.48.443.138.506.2]Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lembar Observasi
Pedoman wawancara
Laporan Pengukuran Tekanan Darah
Laporan Pengukuran Denyut Nadi
Laporan Pengukuran Pernapasan
1.1 Latar Belakang Penelitian
Marah adalah bagian dari emosi. Sudah lama dikenal bahwa ernosi merupakan salah
satu aspek yang berpengaruh besar terhadap sikap manusia. Emosi erat sekal i
kaitan-nya dengan pola berpikir kita terhadap stimulus yang cliterima. Menurut Du Preez
(dalam Martin, 2003). emosi aclalah hasil reaksi kognitifterhaclap situasi spesifik.
Teori emosi pertarna kali dipopulerkan oleh Wiliarn James dan Carl Lange di tahun
1980. Menurutnya emosi te1jadi karena reaksi fisik. Misalnya kita. sedih karena
rnenangis, kita takut karena badan kita gemetar, clan kita marah karena syaraf
rnenjadi tegang. Kemudian muncul teori baru yang disampaikan oleh Walter Cannon
clan Philip Bard. Menurut mereka teori terdahulu memiliki kelemahan dan ia
memberikan pengertian emosi yaitu suatu stimulus yang akan mengaktifkan
Thalamus untuk membuat reaksi pada perubahan tubuh. Aki bat dari reaksi Thalamus·
inilah te1jadi perubahan fisik sekaligus perubahan emosi. Mereka juga memaparkan
bahwa emosi manusia terkait dengan aspek pembelajaran (pengalaman sosial
Emosi tidak digolongkan pada kutub positif dan negati1: melainkan menyenangkan
dan tidak menyenangkan, sebagaimana diungkapkan oleh Wund yang membagi
emosi menjadi 3 pasang kutub; yaitu senang-tak senang, tegang-tak tegang, dan
semangat-tenang. Hal ini memberikan sebuah pemahaman supaya kita tidak menolak
emosi yang kita anggap negatifyang sebenarnya penting bagi keseimbangan
(homeostatis) bagi tubuh dan mental. Contoh, Tino diajari bapaknya dengan kalimat
"Anak laki-laki tak boleh menangis", namun kenyataannya, penolakan emosi sedih
pada Tino justru menyebabkan gangguan mental (Martin, 2003:103). Sedangkan J.B.
Watson membagi ernosi dasar menjadi 3, yaitu; takut yang berkembang menjacli
cemas, kemarahan menjadi marah, clan cinta menjadi simpati (Hartati dkk, 2004).
Contoh; takut akan dipecat, padahal belum terjadi, kemudian timbul rasa cemas.
Emosi pada prinsipnya adalah kondisi yang netral. Emosi barn menjadi negatif atau
positiftergantung pada akibat yang ditimbulkannya. Misalnya, marah yang selama ini
kita anggap sebagai emosi negatit; sebenamya bisa juga berpengaruh sebagai emosi
positif (Martin, 2003: I 03 ).
Marah bisa timbul dari rnana saja, seperti melakukan sesuatu yang tidak kunjung
selesai, tekanan dari bos, tidak dapat menerima kenyataan, menunggu orang, ke1ja
anak buah yang kurang cepat, tetangga mengeraskan suara radio, hujan belum turun,
dan saat hujan turun pun juga tetap marah, karena jalanjadi banjir. Penyebab marah
akhir-akhir ini, kita sering kali mendengar berita dari televisi tentang bentuk-bentuk
kemarahan. Contoh, Tragedi Monas yaitu kemarahan anggota FPI (Front Pembela
Islam) dengan menyerang anggota AKKBB hingga Iuka-Iuka. Kemarahan
mahasiswa menolak kenaikan harga BBM. Kemarahan warga Siring Porong
Sidomjo pada PT. LAPINDO Brantas.
Setiap orang pasti pernah mengalami marah. Pada kondisi tertentu seseorang boleh
marah, namun disarankan tidak berlebihan (Daradjat, 2001 ). Marah merupakan
kondisi ketika orang kehilangan kontrol terhadap dirinya sendiri. Pada saat marah,
seseorang akan mengalami ketidakseimbangan pikiran berupa hilangnya
kemampuan untuk berpikir sehat. Sepe11i yang diungkapkan Imam Ja'far
Ash-Shadiq, ''Marah membinasakan hati dan kebijaksanaan, siapa saja yang tidak dapat
menguasainya, maka ia tidak akan dapat mengendalikan pikirannya" (dalam
Mulyono, 2005:4).
Kadang, marah lebih diperbolehkan daripada takut. Ini terbukti dari penelilian
Jennifer Lerner, Psikolog dari Universitas Carnegie-Mellon mengenai perbedaan
efek yang ditimbulkan dari reaksi marah atau takut pada situasi yang penuh sires
pada tahun 2005 (Llyod, 2008). Penelitian ini menunjukkan bahwa orang yang
marah menunjukkan sense of control (merasa dapat mengontrol situasi) dan
Dalam kondisi marah seseorang dapat melakukan sesuatu yang tidak diinginkannya.
Marah juga tidak baik secara fisik, psikis, sosial, dan keberagamaan. Dampak marah
mengakibatkan fisik mengalami hipertensi, depresi, maag, gangguan fungsi jantung,
insomnia, kelelahan, bahkan serangan jantung yang dapat menyebabkan kematian
secara mendadak. Sedangkan pada psikis mengakibatkan perasaan takut, sedih,
sulit berpikir sehat dan rasa bersalah. Adapun dampak sosial mengakibatkan
renggangnya atau putusnya hubungan dengan seseorang (Purwanto & Mulyono,
2006).
Marah merupakan tindakan yang sifatnya cenderung merusak. Maka dari itu,
diperlukan sebuah solusi untuk mengendalikan marah dengan mereduksi marah
tersebut. Dalam mereduksi marah setiap orang harus memberikan kesadaran pada
dirinya sendiri bahwa kemarahan tidak akan pernah mencapai suatu tujuan apapun.
McKay dan Dinkmeyer (2002) menyarankar1 pada orang yang sedang marah untuk
mengelola kemarahan dengan berpikir jernih. Sedangkan Maltz dan Dyer (l 977) pun
memberi saran supaya seseorang dapat mengendalikan dirinya dari emosi marah.
Selain terapi mengendalikan marah yang diungkapkan para ahli di atas. Perlu juga
diketahui dan diteliti tentang pengaruh wudu untuk meredakan marah sebagaimana
hadis Nabi Muhammad SAW bahwa marah itu bersumber dari setan. dan setan
melakukan wudu sebagaimana hadis yang yang diriwayatkan Abu Dawud (Dawud,
1998: hadis no. 4152) berikut:
Diceritakan dari kakekku Athiyah, ia berkata bahwa Rasul/ah SAW bersabda,
"1\1arah itu sebagian perilaku setan dan setan itu lercipla dari api. Api akan
padam dengan air, bi la kalian marah maka benvudulah!"
Wudu dapat disebut sebagai terapi air, sebab pelaksanaan wudu unsur yang paling
utama adalah air. Hydrotherapy adalah penggunaan air yang digunakan untuk
perawatan dari berbagi penyakit (Red. Holisticonline.corn). Dalarn karnus lengkap
Psikologi yang ditulis oleh Chaplin (2002:232) disebutkan bahwa terapi air atau
hydrotherapy adalah perlakuan pengobatan dengan bantuan kornpres-kompres air,
mandi dan botol-botol berisi air panas.
Wudu adalah bagian kegiatan muslim yang dilakukan sebelurn melaksanakan salat
dan ibadah-ibadah Jain yang menjadikan wudu sebagai syaratnya dengan membasuh
dan mengusap air ke bagian utama anggota tubuh yaitu, wajah, tangan, sebagian
yaitu menyela-nyela jari, berkumur, memasukkan air ke dalam hidung dan
mengeluarkannya kembali dan mengurut.
Hasanuddin dalam tesis yang sudah diterbitkan oleh penerbit Qultummedia berjudul
Mukj izat Wudu memaparkan bahwa anggota badan yang terkena air wudu terdapat
ratusan titik akupunktur yang bersifat reseptor memiliki stimulus berupa usapan,
tekanan dan basuhan. Stimulus tersebut akan dihantarkan melalui meridien ke sel,
jaringan, organ, dan sistem organ bersi fat terapetik. Mengapa? Sebab sistem regnlasi
yaitu sistem syaraf dan hormon bekerja membnat homeostatis (keseirnbangan) tubuh
(Hasanuddin, 2007:3).
Dalam dunia pengobatan, air menjadi salah satu substansi yang sangat penting, baik
sebagai media perantara pelarut obat-obatan maupun langsung sebagai media
pengobatan. Contoh untuk rnencegah te1jadinya radangipenyakit kulit (dermatitis)
yaitu dengan teraturnya frekuensi mandi. Kernudian sebagai upaya penyembuhan
bagi penderita demam tinggi dengan cara mengompres atau mengusap tubuh dengan
air dingin (Hasanuddin, 2007:64).
Wudu bisa menjadi sarana cooling down (menurunkan temperatur) dalam setiap
jangka waktu aktivitas yang memunculkan eskalasi stres. Karena air itu bersifat
penetralisir/penyeimbang, baik fisik maupun jiwa yang sedang 1rn:muncak karena
aktivitas dan ketegangan (Hasanuddin, 2007:69). Hal senada juga diungkapkan oleh
Lebih lanjut, Hasanuddin (2007: 154) menjelaskan hikmah wudu bagi kesucian baik
jasmani maupun rohani sangatlah tinggi. Cara wudu selain secara konkrit berfungsi
membersihkan kesehatan jasmani, juga dijadikan sebagai simbol pertaubatan untuk
membersihkan diri dari dosa guna kesucian dan kesehatan rohani yang nantinya akan
terbentuk dan terbangun kecerdasan sipiritual (Spiritual Quotioent), kecerdasan
emosional (Emotional Quotient) dan kecerdasan intelektual (Intellectual Quotient).
Seseorang yang telah berwudu, secara lahiriah ia telah membersihkan badan dari
kotoran lahir. khususnya anggota bagian wudu. Sedangkan pada bakikatnya ia telah
membersihkan rohani dari kotoran batin berupa dosa-dosa. Pembersihan itu
tercermin dari doa seusai wudu, yaitu pennohonan untuk dijadikan kelompok orang
yang bertaubat dan orang yang suci (Hasanuddin, 2007: 151). Selain itu, wudu juga
menjadi terapi penyembuhan seseorang untuk menghilangkan kebiasaan
mengkonsumsi narkoba sebagaimana yang telah dilakukan oleh Pesantren lnabah
dan lnterzone Treatment Center (ITC) Bogor.
Wudu tidak terlepas dari membacakan doa-doa. Doa dipa11jatkan mengiringi kegiatan
wudu hingga wudu selesai dikerjakan. Doa akan memberikan motivasi untuk
melakukan sesuatu dan memberikan ketentraman jiwa seiring dengan kepasrahan dan
keyakinan akan pe1iolongan Allah SWT Doa adalah obat yang mujarab penolak
Doa yang dipanjatkan mengiringi wudu dapat memberikan sebuah energi positif pada
air untuk membentuk sebuah kristal. Hal ini telah dibuktikan pada penelitian ilmuwan
dari Yokohama, Emoto (2006) bahwa air memiliki rahasia tersendiri. Air mampu
menerima ungkapan manusia baik positif maupun negatif dan kernudian ia
membentuk sebuah kristal, atau bunga yang merekah indah, atau potongan permata
dan sebaliknya. Menurutnya, air dapat merespon beraneka ragam bahasa dunia,
seperti kata thank you (lnggris), duoxie (Cina), merci (Perancis), danke (Jerman),
grazie (!tali), kamusamunida (Korea) (Emoto, 2006: l 5-16).
Dari subtansi air yang membentuk sebuah kristal, maka air memiliki kekuatan yang
mampu memberikan kesehatan pada setiap manusia yang meminum atau
membasuhnya, karena air yang diberikan energi positif berupa doa mampu mengubah
air biasa menjadi air alami yang membentuk sebuah kristal yang cantik bersifat
menyehatkan, sebagaimana penelitian Masaru Emoto yang diungkapkan jelas pada
bukunya The Power of Water.
Dalam penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Wiliam R. Parker dan Elaine St.
John (Martin, 2003: 132-133) mengungkapkan keilrniahan suatu doa yang mampu
menyembuhkan penyakit fisik dan mental dikaitkan dengan proses doa para subjek.
Parker & John melakukan penelitian ini di Universitas Redland dcngan
membandingkan tingkat kesembuhan dan perubahan pada pasien mental yang diobati
Therapy). Pengobatan simton-simton dan mental yang berat sepe1ti stres,
ketakutanlphobia, rasa bersalah berkepanjangan, kebencian, dan depresi berat yang
diobati dengan treatment itu menunjukkan berbagai hasil yang berbeda, sebagai
berikut: Group I Teknik Psikoterapi (tingkat kemajuan 65%), Group II Teknik berdoa
biasa secara random (tingkat kemajuan tidak ada kemajuan bera1ti), Group Ill Teknik
Prayer Therapy (Tingkat kemajuan 75%).
Banyak solusi untuk meredakan marah baik dari aspek psikologi atau yang lain. Dari
fenomena di atas penulis merasa tertarik dan ingin mencoba meneliti untuk
mengetahui secara mendalam sebuah cara alternatifyang dianjurkan oleh Rasulullah
SAW supaya kondisi marah dapat direduksi dengan melaksanakan wudu.
1. 2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah
penelitian sebagai berikut:
I. Apakah wudu bisa disebut terapi air?
2. Apakah marah cenderung bersifat negatif?
3. Dapatkah wudu menjadi terapi untuk mereduksi rasa marah?
4. Bagaimana terapi/cara wudu yang dapat mereduksi rasa marah?
1.3 Pembatasan Masalah
Agar penelitian tidak melebar dan peneliti lebih mudah melaksanakan penelitian ini,
maka dalam penelitian ini, peneliti memberi batasan sebagai berikut:
I. Terapi wudu. Perintah ini berdasarkan sabda Nabi SAW bila marah dalam
keadaan apapun tidak bisa diredakan, maka gunakanlah wudu sebagai
tera-pinya. Terapi wudu merupakan sebuah terapi yang dibantu dari berbagai
aspek kesempurnaan wudu, kekhusyukan, air yang dipakai, dan doa yang
di-panjatkan saat wudu.
2. Marah adalah keadaan emosional yang intensitasnya bervariasi dari iritasi
ringan hingga kemarahan yang intens dan balas dendam. Seperti bentuk emosi
lainnya, marah juga diikuti dengan perubahan psikologis clan biologis. Ketika
marah, denyut nadi dan tekanan darah meningkat, begitu juga dengan level
hormon, adrenaline, dan noradrenaline (Spielberger, 2008).
1.
4 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5.1 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan tema di atas, maka dalam penelitian ini mempunyai tujuan, yaitu;
Untuk mengetahui pengaruh wudu terhadap pengendalian marah
1.5.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini yaitu sebagai berikut:
I. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan akan menambah khazanah ilmu
psikologi pada umumnya, khususnya mengenai pengaruh wudu dan terhadap
pengendalian marah.
2. Secara praktisnya adalah agar dapat memberikan sebuah informasi mengenai
pengaruh wudu terhadap pengendalian marah dan juga diharapkan dapat
menjadi bahan rujukan dan pembanding untuk penelitian-penelitian
selanjutnya yang relevan.
1.6. Sistematika Penulisan
Pada penulisan skripsi ini penulis menggunakan kaidah American P>ychological
Bab 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis membaginya ke dalam beberapa bagian, yaitu latar belakang
penelitian, permasalahan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika
penulisan.
Bab 2 KAJIAN PUSTAKA
Pada bagian kedua merupakan kajian pustaka dari penulis yang berisi tentang
teori-teori dari penelitian ini, di antaranya yang terdiri dari pengertian wudu dan
penjela-sannya. Se lain itu juga teori tentang marah dan penjelapenjela-sannya. Dalam kajian pustaka
ini juga ada kemungkinan pengaruh X terhadap Y dan hipotesis.
Bab 3 METODE PENELITIAN
Pad a bagian ini penulis juga membagi ke dalam beberapa bagian, di antaranya
pende-katan penelitian, metode pengurnpulan data, subjek penelitian yang terb8gi menjadi
karakteristik dan jumlah subjek penelitian, banyaknya alat bantu pengurnpulan data,
prosedur pengumpulan data dan terakhir adalah analisis data.
BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISJS DA TA
Di bagian ini terdapat gambaran umum responden, presentasi, analisis data, uji
in-strumen penelitian, uji hipotesis serta hasil utama penelitian
Bab ini terdiri dari beberapa bagian yang menjelaskan tentang leori marah, wudu,
kerangka berfikir dan hipotesis.
2.l.
Marah
2.1.1. Pengertian Marab
Menurut Spielberger (2008). seorang psikolog spesialis dalam studi tentang
kemarahan, mengatakan :
"Anger is an emotional state Iha! varies in intensify ji-om mild irritation lo
in-/ensefiay and rage. Like olher emotions, anger is accompanied by
physiological and biological ch :mges; when you get ang1y, your hear/ rate
and blood pressure go up, as do the levels ofyour energy hormones,
adrenaline, and noradrenaline. "
Kemarahan adalah keadaan emosional yang intensitasnya bervariasi dari iritasi ringan
hingga kemarahan yang intens dan balas dendam. Seperti bentuk emosi lainnya,
rnarah juga diikuti dengan perubahan psikologis dan biologis. Ketika Anda marah,
denyut nadi dan tekanan darah meningkat, begitu juga dengan Jev,"I hormon,
Menu rut Davidoff ( 1991 :72), marah adalah suatu emosi yang mempunyai ciri-ciri
aktivitas sistem syaraf simpatetik yang tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang
sangat kuat yang disebabkan adanya kesalahan yang mungkin nyata salah atau
mungkin tidak.
Marah adalah suatu emosi yang terentang mulai dari iritabilitas sampai agresivitas
yang dialami oleh semua orang. Biasanya, kemarahan adalah reaksi terhadap stimulus
yang tidak menyenangkan atau mengancam (Widjaya Kusuma dalam Y osep,
2007: 113).
Stuart dan Sundeen ( dalam Y osep, 2007) juga menyatakan bahwa marah adalah
perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan
sebagai ancarnan.
Dalarn A Critical Dictionmy of Poychoanalysis yang disusun oleh Charles Rycrof
(dalam Purwanto & Mulyono, 2006), pengertian marah sebagai emosi dasar yang
dibangkitkan secara khusus oleh frustasi (Primmy emotion, provoked typically by
fi·ustration). Sedangkan pada Dictionary of Behavior Science dengan editor Benjamin
wohnen (Purwanto & Mulyono, 2006), marah dimtkan sebagai suatu reaksi
ernosional kuat yang didatangkan oleh ancarnan, carnpur tangan, :;erangan kata-kata,
penyerangan jelas, atau frustasi dan dicirikan dengan reaksi-reaksi gawat dari sistern
Marah adalah reaksi emosional akut yang ditimbulkan oleh sejumlah situasi yang
merangsang, termasuk ancaman, agresi lahiriah, pengekangan diri, serangan lisan,
kekecewaan atau frustasi, dan dicirikan oleh reaksi kuat pada sistcm syaraf otonomik,
khususnya oleh reaksi darurat pada bagian simpatetik; dan secara implisit disebabkan
oleh reaksi serangan lahiriah, baik yang bersifat somatis ataujasmani maupun yang
verbal atau lisan (Chaplin, 2002).
Berdasarkan teori-teori para ahli di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa marah
adalah suatu reaksi emosional akut dan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon
terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman yang ditimbu\kan oleh suatu
rangsangan dari luar ataupun dalam dirinya, disertai dengan perasaan tidak suka yang
sangat kuat.
2.1.2. Respon dan Proses Marah
2.1.2.1. Respon Marah
Respon marah sifatnya fluktuatif (naik-turun) dalam rentang
[image:33.595.25.440.165.512.2]adaptif:nwladaptif(me-nerima dan menolak). Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1. Rentang Rcspon Kemarahan
Respon adaptif Respon maladaptif
a. Pernyataan (assertion) adalah kemarahan atau rasa tidak setuju yang
dinyata-kan atau diungkapdinyata-kan tanpa menyakiti orang lain adinyata-kan memberi kelegaan
pada individu dan tidak akan menimbulkan masalah.
b. Frustasi adalah respon yang terjadi akibat gagalnya mencapai tujuan yang
ti-dak realistis atau hambatan dalam proses pencapaian tujuan. Dalam keadaan
ini tidak ditemukan alternatiflain. Selanjutnya seseorang merasa tidak mampu
mengungkapkan perasaan, dan terlihat pasif.
c. Pasifadalah individu tidak mampu mengungkapkan perasaannya. klien
nampak pemalu, pendiam, sulit diajak bicara, karena rendah diri dan merasa
kurang mampu.
d. Agresif adalah perilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan
untuk bertindak dalam bentuk destruktif dan masih terkontrol. Perilaku yang
tampak dapat berupa: muka masam, bicara kasar, menuntut, kasar disertai
kekerasan.
e. Ngamuk adalah perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai
kehilangan kontrol diri, orang lain dan lingkungan.
2.1.2.2. Proses Marab
Stres dapat menyebabkan kecemasan yang menimbulkan perasaan tidak
menyenangkan dan terancam. Kecemasan dapat menimbulkan kemarahan. Adapun
1. Mengungkapkan secara verbal
2. Menekan; dan
3. Menantang.
Dari tiga cara ini yang pertama adalah konstruktif (membangun) sedangkan dua cara
yang lain adalah destruktif (merusak). Dengan melarikan diri atau menantang akan
menimbulkan rasa bermusuhan, dan bila cara ini dipakai terus-menerus, maka
kemarahan dapat diekspresikan pada diri sendiri atau lingkungan dan akan tampak
sebagai depresi psikomatik atau agresif dan ngamuk (Yosep 2007: 1 14).
2.1.3. Jcnis-Jenis dan Tingkatan Marah
Kemarahan manusia terdiri dari berbagai macam dan tingkatan. Masing-masing
manusia memiliki tingkatan dan perilaku yang berbeda-beda.
Ghazali (dalam Purwanto & Mulyono, 2006) mengungkapkan bahwa kemarahan
manusia itu banyak macamnya, ada yang cepat marah, cepat marah lalu cepat pula
tenangnya, lam bat marah tapi cepat tenangya. Gymnastiar ( dalam Purwanto &
Mu-lyono, 2006) juga menjelaskan lebih lanjut tentang macam-macam marah yang
disebutkan Ghazali. Menurutnyajika ditimbang dari sudut kernarahan, ternyata orang
1. Lambat marah, lambat reda orang yang memiliki tipe ini rnemiliki kesulitan
dalam menjalin kembali hubungan harmonis yang sudah clijalin, hal ini
dise-babkan durasi marah yang terlalu lama.
2. Lambat marah dan cepat redanya
Orang yang memiliki sifat seperti ini sangat sulit tersinggung, meskipun di
depan matanya エ・セェ。、ゥ@ sesuatu yang benar-benar salah. la akan mencari seribu alasan untuk memaklumi kesalahan orang, memaalkan lalu melupakannya.
3. Cepat marah dan lambat redanya
Tipe sifat seperti ini akan menimbulkan kemarahan yang sangat
berkepanjangan dan membekas.
4. Cepat marah dan cepat redanya
Tipe sifat ini cenderung fluktuatif. la mudah sekali marah dan mudah pula
redanya.
Marah dibagi men.:adi beberapa tingkatan (Hamzah dalam Purwanto & Mulyono,
2006), yaitu:
I. Marah Berlebihan
Suatu kondisi, dimana seseorang didominasi oleh marah yang dapat
mem-buatnya keluar dari sifat rasional dan aturan agama. Terjadinya kondisi
semacam ini karena timbul dari dua faktor, yakni faktor pembawaan dan
kebi-asaan.
Tidak sedikit orang mempunyai kebiasaan pemarah sebagai sifat bawaan,
menyulut panasnya kebiasaan hati, karena sifat marah memang disimbolkan
bersumber dari api, sebagaimana Rasulullah SAW bersabcla, "Marah itu
menyulut api di hali bani Adam. Tidakkah engkau perhatikan ma/anya
memerah dan ural lehernya mengembang. " (HR Tirmidzi).
Faktor yang kedua sering diakibatkan oleh lingkungan yang gemar
melampi-askan kemarahannya dan menyebut itu sebagai keberanian dan kejantanan.
Sifat orang sepe1ti ini, bila diberitahu atau dinasihati, ia ticlak mampu
mendengarkannya sebaliknya akan semakin meningkatkan kemarahannya.
2. Marah yang Sedang
Pada kondisi sepe1ti ini seseorang kehilangan kekuatan, ticlak berdaya. Imam
Syafi'i berkata, "Siapa yang ditunlul oleh sualu kondisi unluk marah akan
tetapi tidak marah, maka ia adalah keledai. " Dalam Alquran disebutkan,
"AJuhammad ilu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersamanya
adalah keras terhadap orang-orang kl!fir, tetapi berkasih sayang sesama
mereka ... " (QS Al-Fath:29).
3. Kornbinasi antara keduanya
Kondisi ini menunjukkan terdapat dorongan kuat yang ditimbulkan oleh
rangsangan dari faktor rasional dan agarna. Seperti halnya ketika terpancing
marah yang rnengharuskan agar melakukan pernbelaan atau pembalasan dan
segera reda pada kondisi di mana diharuskan untuk kernbali berlaku seperti
Menu rut Daradjat (200 I), marah itu boleh dilakukan oleh seseorang pada kondisi
te1tentu. Bila marah sering dilakukan oleh seseorang pada kondisi yang salah atau
sebab yang tidak jelas, maka ha! itu merupakan tanda dari gangguan mental.
2.1.4. Ciri-Ciri Marah
Menurut Beck (dalam Purwanto & Mulyono, 2006), ciri-ciri marah yang terjadi pada
seseorang bisa dilihat dari beberapa aspek biopsikososial-kultural-spiritual, seperti
yang akan dijelaskan berikut:
I. Aspek Biologis
Respon fisiologis timbul karena kegiatan sistem syaraf otonom bereaksi
ter-hadap sekresi epinerpin, sehingga tekanan darah meningkat, takikardi
(frekuensi denyut jantung meningkat), W!\jah merah, pupil melebar dan
fre-kuensi pengeluaran urin meningkat. Ada g('.jala yang sama dengan kecemasan
seperti meningkatnya kewaspadaan, ketegangan otot sepe1ti rahang terkatup,
tangan dikepal. tubuh kaku dan retleks cepat. Hal ini disebabkan energi yang
dikeluarkan saat marah bertambah.
2. Aspek Emosional
Seseorang yang marah merasa tidak nyaman, merasa tidak berdaya,jengkel,
frustasi, dendam, ingin berkelahi, mengamuk, bermusuhan, sakit hati,
menya-lahkan dan menuntut.
Pada gangguan fungsi pancaindera dapat エ・セェ。、ゥ@ penyimpangan persepsi se-seorang sehingga hal itu dapat menimbulkan marah. Sebagian besar
pengalaman kehidupan seseorang melalui proses intelektual. Peran
pancain-dera sangat penting untuk beradaptasi pada lingkungan yang selanjutnya
diolah dalam proses intelektual sebagai suatu pengalaman. Oleh karena itu,
perlu diperhatikan cara seseorang marah, mengidentifikasi keadaan yang
menyebabkan marah, bagaimana informasi diproses, diklasifikasikan dan
diin-tegrasikan.
4. Aspek Sosial
Meliputi interaksi sosial, budaya, konsep rasa percaya dan ketergantungan
emosi marah sering merangsang kemarahan dari orang lain, dan menimbulkan
penolakan dari orang lain. Sebagian orang menyalurkan kemarahan dengan
menilai dan mengkritik tingkah Jaku orang lain, sehingga orang lain merasa
sakit hati. Proses tersebut dapat menyebabkan seseorang mf narik diri dari
orang lain.
5. Dalam memenuhi kebutuhan, seseorang memerlukan saling berhubungan
dengan orang lain. Pengalaman marah dapat mengganggu hubungan
interpersonal sehingga beberapa orang memilih menyangka atau berpura-pura
tidak marah uniuk memperlahankan hubungan tersebut. Pengungkapan marah
bisa juga merefleksikan budaya. Aspek Spiritual
Keyakinan, nilai dan moral mempengaruhi ungkapan marah seseorang. Aspek
bertentangan dengan norma yang dimilikinya akan dapat rnenimbulkan
kernarahan dan dirnanifestasi dengan amoral dan rasa tidak berdosa.
Nuh (2005) juga menjelaskan beberapa ciri-ciri marah yang dapat dideteksi, di
antaranya:
• Membesarnya pembuluh darah dan urat leher disertai merahnya wajah
dan kedua mata.
• Cemberut dan mengerutnya wajah dan dahi.
• Tetjadi permusuhan kepada pihak lain melalui lisan, tangan. kaki atau
saran lainnya.
• Membalas permusuhan orang lain dengan permusuhan pula tanpa
memperhitungkan akibat yang ditimbulkannya.
Hawwa (2003) menjabarkan ciri-ciri marah secara rinci sebagai berikut:
• Pada wajah. Terlihat perubahan warna kulit rnenjadi kurang pucat,
ujung-ujungjari bergetar keras, tirnbul buih pada >.udut rnulut, bola
mata mernerah, hidung kernbang-kernpis, gerakan rnenjadi tidak
terkendali serta te1jadi perubahan-peruhahan lain pada fisik.
• Pada mulut. Yaitu dengan mudahnya mengeluarkan kata makian,
Tabel 2.2. Konsep Marah
A ncaman atau kebutuhan
Stress
Cemas
Marah
Merasa kuat Mengungkapkan secara verbal
v
Merasa tidak kuat
Menantang Menjaga keutuhan orang lain Melarikan diri
f
Masalah tidak selesai lega f\tfengingkari 1narah
f
f
Marah berkepanjangan I<etegangan menurun Marah tidak terungkap
lセ@
Muncul rasa bermusuhan_J
f
Rasa bemrnsuhan menahun
"
Marah pada diri sendiri Marah pacla orang lain/lingkungan
[image:41.595.29.440.126.716.2]• Pada anggota tubuh. Yaitu perasaan ingin mernukul, melukai,
rnerobek, bahkan membunuh. Jika marah itu tidak i:erlarnpiaskan pada
orang yang dimarahinya, kekesalannya akan berbalik kepada dirinya
sendiri. Iajuga akan merobek-robel pakaiannya, rnernukuli tubuhnya,
mernukulkan tangannya ke tanah dan jatuh pingsan karena sangat
kesalnya. Kalaupun tidak melakukan demikian, besar kemungkinan ia
akan mencari sasaran lain, sepe1ii melemparkan piring, memukul
binatang, dan mencaci-rnaki sebagaimana tingkah Jaku orang yang
kurang waras.
• Pada hati. Di dalam hatinya akan timbul rasa benci. dendam dan
dengki, menyembunyikan keburukan, merasa gembira dalam dukanya,
dan merasa sedih atas kegembiraannya, rnernutuskan hubungan dan
menjelek-jelekkannya.
Muchtar (dalarn Purwanto & Mulyono, 2006) rnenambahkan bahwa ciri-ciri orang
marah itu mukanya menjadi rnerah, matanya melotot, gugup dan gelisah, tekanan
darah naik, nafas tidak teratur, hidung kembang-kempis, dan setan rnengusai dirinya.
Dari beberapa teori tentang ciri-ciri marah yang telah disebutkan, rnaka dapat
Tabel 2.3. Ciri-Ciri Marah
Menu rut Ciri-Ciri Mara h
Beck (2006)
•
Aspek Biologis•
Aspek Emosional•
Aspek I ntelektual•
Aspek Sosial•
Aspek SpiritualHawwa (2003)
•
Pada wajah .•
Pada lidah .•
Pada anggota tubuh .•
Pada hati .Nuh (2005) Pembuluh darah dan urat leher membesar, wajah d<m
kedua mata memerah. Cemberut dan mengerutnya wajah
dan dahi. Terjadi permusuhan kepa:da pihak lain melalui
lisan, tangan, kaki atau saran lainnya. Membalas
pe11nusuhan orang lain dengan permusuhan pula tanpa
memperhitungkan akibat yang ditimbulkannya.
Muchtar (2006) Muka merah, mata melotot, gugup dan gelisah, tekanan
[image:43.595.20.448.150.699.2]I
dan setan mengusai dirinya2.1.5. Faktor-Faktor Penyebab Marah
Penyebab orang marah sebenarnya dapat datang dari luar dan dalam diri orang itu,
sehingga secara garis besar sebab yang menimbulkan marah itu terdiri dari faktor
fisik dan psikis (Purwanto & Mulyono, 2006).
1. Faktor Fisik
Sebab-sebab yang mempengaruhi faktor fisik antara lain:
• Kelelahan yang berlebihan. Misalnya orang yang terlalu lelah karena
ォ・セェ。@ keras, akan lebih mudah marah dan mudah sekali tersinggung. • Zat-zat tertentu yang dapat menyebabkan marah. M.isalnya jika otak
kurang mendapatkan zat asam, orang itu akan lebih mudah marah.
• Hormon kelamin pun dapat mempengaruhi kemarahan seseorang. Hal
ini dapat dibuktikan pada sebagmn wanita yang sedang haid, rasa
marah merupakan ciri khasnya yang utarna.
2. Faktor Psikis
Faktor fisik yang menimbulkan marah adalah era! kaitannya dengan
kepribadian seseorang. Terutama yang menyangkut "self-concept yang salah"
yaitu anggapan seseorang terhadap dirinya sendiri salah. Self-concept yang
seseorang akan menilai dirinya sangat berlainan sekali dengan kenyataan yang
ada.
Beberapa selj:concept yang salah dapat kita bagi menjadi:
• Rasa rendah diri (MC= iVlindenvaardigheid Complex), yaitu menilai
dirinya sendiri lebih rendah dari yang sebenamya. Orang ini akan
mudah sekali tersinggung karena segala sesuatu dinilai sebagai yang
merendahkannya, akibatnya wajar ia mudah marah.
• Sombong (Superiority Complex) yaitu menilai dirinya sendiri lebih
dari kenyataanya yang sebenamya. Jadi merupakan sifat kebalikan
sifat dari rasa rendah diri. Orang yang sombong terlalu menuntut
banyak pujian bagi dirinya. Jika yang diharapkan tidak terpenuhi, ia
wajar sekali marahnya.
• Egoistis atau terlalu mementingkan diri sendiri atau menilai dirinya
sangat penting melebihi kenyataan. Orang yang bersifat demikian akan
mudah marah karena selalu terbentur pada pergaulan sosial yang
bersi-fat apatis, sehingga orang yang egoistis tersebut merasa tidak
diperlakukan dengan semestinya dalam pergaulan sosial. Biasanya
orang seperti ini diselimuti rasa marah yang berkepanjangan.
Menurut Stearen (Keliat, 2006), kemarahan adalah kombinasi dari segala sesuatu
faktor yang mempengaruhi terjadinya kemarahan yaitu frustasi, hilangnya harga diri,
kebutuhan akan status dan prestise yang tidak terpenuhi. Berikut penjelasannya:
1. Frustasi, sesorang yang mengalami hambatan dalam mencapai
tu-juan/keinginan yang diharapkannya menyebabkan ia menjadi frustasi. la
merasa terancam dan cemas. Jika ia tidak mampu menghadapi rasa frustasi itu
dengan cara lain tanpa mengendalikan orang lain dan keadaan sekitarnya
mi-salnya dengan kekerasan.
2. Hilangnya harga diri ; pada dasarnya manusia itu mempunyai kebutuhan yang
sama untuk dihargai. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi akibatnya individu
tersebut mungkin akan merasa rendah diri, tidak berani bertindak, lekas
ter-singgung, lekas marah, dan sebagainya.
3. Kebutuhan akan status dan prestise; Manusia pada umumnya mempunyai
keinginan untuk mengaktualisasikan dirinya, ingin dihargai dan diakui
status-nya. Menumt Hawwa (2003 :282) ada beberapa sebab yang dapat
menimbulkan marah, yaitu; kesombongan, riya, bersenda gurau, perselisihan,
penghinaan, khianat, pemaksaan, kezaliman dan menuntut.
2.1.6. Perubahan-Perubahan Saat Marah
Perubahan-perubahan yang timbul pada saat orang marah (Keliat, 2006) di antaranya
I. Perubahan fisiologik : Tekanan darah meningkat, denyut nadi dan pernapasan
meningkat, pupil dilatasi, tonus otot meningkat, mual, frekuensi buang air
he-sar meningkat, kadang-kadang konstipasi, refleks tendon tinggi.
2. Perubahan emosional : Mudah tersinggung , tidak sabar, frustasi, ekspresi
wa-jah nampak tegang, bila mengamuk kehilangan kontrol diri.
3. Perubahan perilaku : Agresif, pasif, menarik diri, bermusuhan, sinis, curiga,
mengamuk, nada suara keras dan kasar.
2.1.7. Dampak Marah
2. l.7.1. Pendekatan Islam
Nuh (dalam Purwanto & Mulyono. 2006) menjelaskan lebih rinci lagi tentang
dam-pak/bahaya marah, atara lain:
I. Membahayakan tubuh
Marah tumbuh dari gejolak darah dalam hati. Kemudian bertahan pada
urat-urat nadi, seperti terlihat pada wajah dan kedua mata yang memerah. Jika hal
itu te1jadi beru]ang-ulang, maka biasanya ia akan menimbulkan hipe1tensi
bahkan mengakibatkan terpecahnya pembuluh darah yang menyebabkan
kelumpuhan. ltulah dampak dari bahaya marah terhadap tubuh.
Marah kadang-kadang menyeret pelakunya untuk mengurnpat orang lain,
bahkan melecehkan kehormatan, merampas harta, dan menumpahkan darah
mereka. Semua itu adalah dosa dan menodai agama.
3. Tidak mampu mengendalikan diri
Marah menjadikan aka! seolah-olah te1tutup dan terhalang. Jika aka! tertutup
atau terhalang, maka manusia rnenjadi tidak rnarnpu mengendalikan dirinya.
Pada saat itulah rntmcul dari dalam dirinya sesuatu yang tidak terpuji, sesuatu
yang membawa kepada penyesalan yang tidak berguna.
Sulaiman bin Dawud a.s. berkata, ".Jangan banyak marah. karena marah dapat
merendahkan hati orang yang sabar."
Seorang ulama berkata pada anaknya, "Hai anakku, aka! tidak kokoh saat
marah seperti tidak tetapnya ruh kehidupan pada tungku yang dinyalakan.
Manusia yang paling sedikit marahnya adalah orang yang banyak akalnya."
4. Te1jerumus ke dalam dalih yang hina
Orang yang marah suka melakukan sesuatu yang tidak diketahui dan
didasarinya. Hal ini dapat menjerumuskannya ke dalam dalih yang hina.
Rasulullah SAW melarang pelaksanaan setiap perkara yang menjerumuskan
ke dalarn alasan yang hina. Beliau bersabda, "Jauhkanlah dirimu dari setiap
perkara yang menuntut pemberian alasan. ..
5. Azab Kerns
Marah menimbulkan banyak kesalahan serta membuat seseorang te1jeru111us
berat di dunia ataupun di akhirat. Dalam surah Al-Jin ayat 17 Allah SWT
ber-finnan, "Untuk Kami beri cobaan kepada mereka padanya. Dan barangsiapa
yang berpaling dari peringatan Tuhannya, niscaya akan dimasukkan-Nya ke
dalam azab yang amat berat. " Dan surah Thaha ayat 124, "Siapa saja yang
be1pa/ing dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan
yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam
keadaan buta".
2.1.7.2. Pendekatan Psikologi
Banyak pendapat yang diuraikan oleh para ahli psikologi mengenai dampak marah.
Ada tiga aspek bahaya marah menurut para ahli psikologi. Pertama, aspek fisiologis.
Kedua, aspek Psikologis. dan ketiga, aspek sosial (dalam Purwanto & Mulyono,
2006).
I. Aspek Fisiologis
Menurut pakar medis, marah dan kekecewaan yang terjadi akan
mempenga-ruhi kesehatan seseorang. Hal itu dapat rnenimbulkan hipe1iensi, stress,
depresi, maag, gangguan fungsi jantung, insomnia, kelelahan, bahkan
seran-gan jantung yang dapat rnenyebabkan kernatian secara mendadak, jika ha! itu
mencapai tingkat intensitas tertentu.
Menurut Mardin (Lari, 1990), mereka yang rnemiliki mental lernah harus
Mereka mungkin tidak mengetahui, ternyata banyak orang yang sehat menjadi
korban akibat marah yang hebat, sehingga ia mati karena :;erangan jantung.
Marah juga dapat berakibat hilangnya nafsu makan serta terganggunya otot
dan saraf selama berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Marah, sangat
merugi-kan, mempengaruhi seluruh fungsi spiritual dan tubuh bahkan marah seorang
ibu yang sedang menyusui dapat mengakibatkan peracunan yang berbahaya
terhadap air susunya.
Menurut Frank Rose (dalam Purwanto & Mulyono, 2006), para dokter
mem-peringatkan bahwa marah dapat menyebabkan pembuluh-pembuluh darah
jantung seseorang menyempit secara ketat. Penyempitan itu selanjutnya akan
mengakibatkan serangan jantung yang mematikan. Wayne Dyer (dalam
Pur-wanto & Mulyono, 2006) menyatakan bahwa pada faal manusia, marah dapat
menimbulkan tekanan darah tinggi, bisul, bintik-·bintik 1mrnh pada kulit,
jan-tung berdebar, sukar tidur, letih dan juga penyakit janjan-tung.
Menurut Charles W. Sheed (dalam Purwanto & Mulyono, 2006), tiga menit
marah akan melemahkan kekuatan dan lebih cepat daripada delapan jam
beke1ja. Hal ini menunjukkan bahwa marah merupakan suatu beban
ketegan-gan dahsyat pada tubuh seseorang. Saat orang marah, darahnya membanjiri
otot-otot utama pada tangan dan kaki sehingga ia memiliki kekuatan yang
banyak berkurang sehingga ia dapat lupa diri dan melakukan
perbuatan-perbuatan keji seperti halnya orang mengucapkan makian-makian yang keji.
Perbuatan itu sesaat kemudian sangat disesali olehnya setelah tenang kembali.
2. Aspek Psikologis
Marah menimbulkan sebuah efek yang berakibat pada psikis seseorang. Orang
yang usai marah akan merasa menyesal telah melakukan セ[オ。エオ@ hal yang dianggapnya tidak pantas dilakukannya.
Purwanto & Mulyono (2006) menyebutkan bahwa penyesalan yang dirasakan
setelah marah itu akan menjadikan pengutukan terhadap dirinya sendirL
penghukuman diri, hingga depresi atau suatu rasa bersalah yang menghantui
untuk waktu yang lama. Mungkin juga ia tidak dapat mernaafkan dirinya dan
ini selanjutnya rnenjadi beban penyakitjiwa (sick ofsoul) yang sangat
rnerugikan dirinya. Marah juga dapat rnenimbulkan kondisi psikologis yang
rnerugikan, seperti sulitnya berpikir atau tadabur, sulit melakukan hubungan
baik di antara sesama dan sulit menerirna maaf
3. Aspek Sosial
Marah dapat menimbulkan biaya sosial yang sangat mahal. Watak pemarah
mengakibatkan te1jadinya disharmonis, seperti putusnya hubungan dengan
yang dicintai, terputusnya persahabatan dengan teman, kehilangan pekei;jaan,
atau bahkan sampai terkena hukurnan pidana dalam kasus-kasus marah yang
2.1.8. Terapi Marah
2.1.8.1. Terapi Psikologi
McKay dan Dinkmeyer menyarankan pada orang yang sedang marah melakukan
strategi-strategi penanganan marah sebagai berikut;
l. Menakar kemarahan.
2. Memvisualisasi dan bicara pada diri sendiri.
3. Memakai humor
4. Berempati yakni menempatkan diri pada posisi orang lain.
5. Memperhatikan bahasa tubuh.
Sedangkan Maltz (dalam Purwanto & Mulyono, 2006) menyarankan tiga cara untuk
mencegah kemarahan:
l. Memandang cermin.
2. Mengalihkan energi marah dengan melakukan aktivitas, rnisalnya t· e1:jalan. 3. Menulis surat paling keji dengan semua kata-kata kasar.
2.1.8.2. Tcrapi Islam
Dalam Islam Rasulullah SAW memberikan banyak cara altematifuntuk
mengendalikan marah, cara tersebut disebutkan sebagai berikut:
I. Membaca Taawuz. Berdasarkan sabda Rasulullah, '"Ada kalimat kalau
mina-syaithaani-r-rajiim Aku berlindung kepada Allah dari godaan ;yaitan
yang terkutuk" (HR Bukhari-Muslim).
2. Berwudu. Rasulullah SAW Bersabda, "Diceritakan dari kakekku Athzyah, ia
berkata bahwa Rasul/ah SAW bersabda, "Jvfarah itu sebagian perilaku setan
dan setan ilu tercipta dari api. Api akan padam dengan air, bila kalian marah
maka berwudulah'" (HR Abu Dawud).
3. Duduk atau Tidur. Dalam sebuah hadis dikatakan, "Bila kalian sedang marah
maka duduklah, bi/a tidak hilangjuga maka tidurlah" (HR Abu Dawud).
4. Diam. Dalam sebuah had is dikatakan, "Ajarilah (orang lain), mudahkanlah,
jangan mempersulit masalah, kalau kalian marah maka dzamlah" (HR
Ahmad).
5. Bersujud, maksuclnya melaksanakan salat sunah mininal dua rakaat. Dalam
sebuah hadis dikatakan, "Ketahuilah, sesungguhnya marah itu bara api
dalam hati manusia. Tidak/ah en;skau melihat merahnya kedua matanya dan
tegangnya urat darah di lehernya? Maka siapa saja yang mendapatkan ha/
itu, hendak/ah ia menempe/kan pipinya pada tanah (sujuct)." (HR Tirrniclzi)
Untuk penelitian ini, peneliti memilih wudu sebagai terapi dalam mengurangi atau
2.2.
WUDU
2.2.1. Pcngertian Wudu
Kata wudu atau wudhu' merupakan istilah yang dipakai untuk bebersih/bersuci.
Male-na ini bersifat umum meliputi makMale-na syar'i (pengertian secara syariat), kareMale-na
penge11iannya secara syariat adalah bebersih/bersuci secara khusus, baik itu secara
inderawi (konkrit) ataupun abstrak (Jaziri, 200 I). Sedangkan menurut Zuhaili (2002)
wudu menurut syara' yaitu bebersih dengan cara yang khusus disertai dengan niat.
Para ahli Fikih mengartikan wudu sebagai pekei:jaan menggunakan air yang
dibasuh-kan pada anggota-anggota badan tertentu yang diawali clengan niat dise11ai cara yang
khusus. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Alquran sltl'ah Al-Maidah 5: 6
"Hai orang-orang yang beriman, apabi/a kamu hendak me11ge1.fakan salat,
ma-ka basuhlah muma-kamu dan tanganmu sampai dengan sik:u, dan sapulah
kepalamu dan (basuhlah) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, "
Cara khusus ini menjelaskan akan pentingnya wudu dilihat clari segi inderawi supaya
wudunya menjadi sempuma dan tidak meninggalkan sedikit pun faktor-faktor yang
menjadikan wudu sah.
Wudu secara maknawiyyah sebagai pelebltl' setiap dosa-dosa yang dilakukan oleh
umat muslim sehingga ada anjuran teliti dan tidak bertindak lalai. Selain itu, pada
dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadisnya, "Apabila seorang muslim sedang
berwudu, saat ia membasuh wajah, maka keluarlah setiap dosa-dosa yang dibuat
oleh kedua matanya dari wajahnya bersama tetesan air yangjatuh. Saal ia
memba-suh kedua tangan, maka keluarlah setiap dosa-dosa yang dilakukan kedua tangannya
bersama dengan tetesan yang terakhir. Saat membasuh kedua kakinya. maka
keluar-!ah pula dosa-dosa yang dilakukan kedua kakinya bersama tetesan air sehingga ia
terbebas dari dosa-dosa sehabis berwudu. "
Dalam berwudu. pada tiap-tiap basuhan mulai niat hingga selesai, seorang mukmin
seialu memanjatkan doa-doa. Hal itu tidak lain adalah untuk memberikan
kekhusyu-kan dan ritual dalam melaksanakekhusyu-kan wudu (Ghazali, 1998).
2.2.2. Cara Wudu
Secara rincinya, cara wudu dijelaskan sebagai berikut:
I. Membaca basmalah, karena sesuatu yang diawali dengan bacaan basmalah
akan membuahkan basil yang baik.
2. Berkumur sebanyak tiga kali, kemudian membersihkan luhang hidung
seba-nyak tiga kali juga.
3. Membasuh wajah 1 tiga kali, diawali dari pennukaan dahi (tempat tumbuhnya
rambut) sampai ke ujung dagu bagian depan, dan dari telinga kiri kanan
sam-pai telinga kiri, seraya membaca niat wudu seperti lafal berikut:
1
Nawaitu-1-wudhG'a Ii rafi-l-hadatsi-1-asghari fardhal lillilhi ta'iila
"Saya hernial wudu untuk menghilangkan hadas kecilfardu karena Allah
Ta'ala"
Lafal di atas adalah lafal yang biasa clipakai. Sebenarnya lafal wudu itu boleh
berupa apa saja asal tidak menghilangkan makna hadas (Ghazali, 1998)
4. Membasuh kedua tangan hingga siku-siku sebanyak tiga kali. dengan
menclahulukan tangan kanan.
5. Mengusap sebagian rambut tiga kali, dengan cara membasahi kedua telapak
tangan terlebih dahulu.
6. Mengusap kedua telinga sebanyak tiga kali, dengan cara memasukkan keclua
jari telunjuk kedalam dua lubang telinga, lalu usaplah bagian luar daun
telingamu dengan ibu jari bagian dalam.
7. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki tiga kali, dengan mendahulukan kaki
kanan daripada kaki kiri.
8. Setelah membasuh kedua kaki, maka berdoalah kepada Allah dengan meminta
segala ampunan dari-Nya.
2.2.3. Hikmah Wudu
1. Membersihkan badan dari kotoran, khususnya anggota wudu
2. Mencegah dan menghambat perkembangan atau pertumbuhan bakteri, virus
dan sel kanker
3. Meningkatkan kekebalan tubuh
4. Pembersih dari dosa dan penambah amal kebajikan
5. Anggota wudu akan bercahaya pada hari kiamat. Sebagaimana sabda
Rasulullah SAW,
'· '.I\
\:l\ '· · ..
iセセZN@ i' '· ;\.;.\J:i]\ ., •• _,. :i_; ··'i '· \
>-y-<>y oJ 0" セ@ y:- . •.
r>.! uJC _
セ@u.
"Sesungguhnya umatku akan dipanggil pada Hari Kiamat nanti dalam
keadaan dahi. kedua tangan dan kaki mereka bercahaya, karena bekas wudu."
(HR Al Bukhari no. 136 dan Muslim no. 246)
Hadis ini menjelaskan bahwa wudu menyebabkan seseorang bercahaya nanti
di Hari Kiamat
6. Terangkat derajatnya disisi Allah SAW
Rasulullah Saw bersabda, "Maukah kalian aku tunjukkan suatu amalan yang
clengannya Allah akan menghapus dosa-dosa dan rnengangkat clerajatnya!
Para Sahabat berkata, "Tentu, wahai Rasulullah. Kemudian Rasulullah SAW,
'Menyernpurnakan wudu walaupun dalam kondisi sulit, rnemperbanyakjalan
ke masjid, clan rnenunggu salat setelah salat, rnaka itulah yang disebut dengan
Hamka menjelaskan bahwa keutamaan wudu tidak hanya membersihkan anggota
yang kotor pada bagian lahirnya saja, Akan tetapi, bagian yang batin juga harus
dib-ersihkan (Syazuan, 2008).
2.2.4. Terapi Wudu
Wudu adalah kegiatan rnenggunakan air yang suci dan bersih dengan rnernbasuh,
mengusap, menyela-nyela pada organ-organ tubuh yang terletak pada wajah, tangan,
kepala, telinga. dan kaki. Terapi wudu dapat dikategorikan dengan terapi air.
Dalam dunia kedokteran terapi air tel ah lama dikenal. Simon Baruch ( l 840-192 l)
seorang dokter dari Amerika telah menciptakan sebuah teori tentang hukum Baruch,
teori ini menjelaskan bahwa air memiliki daya penenang j ika suhu air sama dengan
suhu kulit, sedang bi la suhu air lebih tinggi atau rendah, maka ia akan mernberikan
efek stimulasi atau merangsang (Efendy, clalam Haryanto: 2003). Pengobatan air atau
clisebut terapi air (hydro-therapy) memiliki beberapa rnanfaat dan efek, yang akan
disebutkan sebagai berikut:
I. Berendam atau menyeka tubuh dengan air dingin akan memberikan efek
mendinginkan dan merangsang tubuh atau bagian tubuh. Sebab air dingin
akan mengerutkan kapiler.
2. Menyeka dengan air dingin dan air hangat secara bergantian akan merangsang
3. Berendam dalam air atau mandi di pancuran yang hangat akan berkhasiat
melemaskan semua otot tubuh.
4. Mandi air hangat akan melemaskan jaringan dan berefek pada kapiler-kapiler
di kulit, hal ini karena ban yak darah dari jaringan yang akan ditarik ke kulit.
Di samping itu juga dapat mengurangi rasa nyeri.
5. Berendam dan mandi air hangat dalam waktu pendek berkhasiat
menghilangkan rasa lelah dan rnenghilangkan ketegangan.
6. Mandi dan menyeka dengan air dingin atau air hangat akan rnenjinakkan
syarafkulit dan syaraf organ-organ intern.
Menurut Haryanto (2003), saat ini banyak orang rnenggunakan air sebagai terapi
untuk mempengaruhi kejiwaan seseorang, terbukti dengan banyaknya pusat
kebugaran di kota-kota besar di Indonesia yang menggunakan efek air. Seperti yang
dilansir oleh ASP! (Asosiasi Spa Indonesia) bahwa pertumbuhan i.ndustri Spa di
Indonesia sangat pesat. Hal itu terbukti dengan meningkatnya pengusaha membuka
Spa pada tahun 2003 berjumlah 600 Spa dan naik 50% satu tahun kemudian menjadi
900 Spa (Rondonuwu, 2007).
Menurut Mujib (2006:266) wudu merupakan kegiatan untuk membersihkan dan
mensucikan diri sebelum melakukan salat. Bersih berarti terhindar dari dari kotoran,
sedang suci terhindar dari najis. Kebersihan dan kesucian tidak hanya pada aspek
fisik (jasmani) , tetapi juga pada aspek psikis (ruhani). Kebersihan dan kesucian fisik
sedangkan kebersihan dan kesucian psikis menghindarkannya dari penyakit ruhani
(marah, benci, iri hati, dendam, penakut, dan seterusnya). Wudu sebelum salat
merupakan proses pencemerlangan wajah yang memiliki affect display
(perasaan-perasaan yang disampaikan lewat gerak-gerak wajah) yang baik, sehingga wajah
tampak berseri.
Masih menurutnya, dalam perspektif kesehatan, wudu memiliki makna terapi, baik
jasmani maupun ruhani. Terapi jasmani dijelaskan dalam (1) hydro-therapy, yaitu
terapi air. Terapi ini sangat baik dilakukan bagi individu yang memiliki penyakit
insomnia, stres, dan gampang naik darah (marah) (2) massage-therapy, yaitu terapi
dengan pijatan-pijatan refleksi pada bagian-bagian tertentu di muka, tangan dan kaki.
Pijatan ini selain dapat memiliki makna relaksasi dengan mengendorkan otot atau urat
syarat; juga untuk melancarkan aliran darah yang pada akhirnya dapat berfungsi
sebagai perawatan wajah dan tubuh secara keseluruhan, sebab dalam teknik pijatan
refleksi tangan dan kaki merupakan tusukan. Sedang terapi ruhani, wudu dapat
mengkikis dan menghapus dosa akibat perilaku rnaksiat. Rukun-rukun wudu dapat
rnenghilangkan dosa yang dilakukan oleh mata, mulut, hidung, telinga, tangan dan
kaki. Bagian terakhir ini terkait dengan penyembuhan kelaianan kepribadian Islam
(character disorder).
Emoto (2006) seorang ilmuwan dari Yokohama menyebutkan bahwa air memiliki
rahasia tersendiri. Air mampu menerima ungkapan manusia baik positif maupun