• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman Di Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman Di Sumatera Utara"

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS TANAMAN

DI SUMATERA UTARA

TESIS

OLEH

SARINA HUTABARAT

097011013/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS TANAMAN

DI SUMATERA UTARA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan dalam Program Studi Magister Kenotaritan

pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

OLEH

SARINA HUTABARAT

097011013/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)
(4)

Telah diujikan pada Tanggal 14 Agustus 2011

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum

Anggota : 1. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, M.Hum 2. Syafruddin Hasibuan SH, MH

(5)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : SARINA HUTABARAT

Nim : 097011013

Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU

Judul Tesis : PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS TANAMAN DI SUMATERA UTARA

Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini saya dengan sebenarnya dan dalam keadaan sehat.

Medan,

Yang membuat Pernyataan

(6)

RIWAYAT HIDUP I. DATA PRIBADI

Nama : Sarina Hutabarat, SH

NIM : 097011013

Tempat/Tanggal Lahir : Silangkitang / 19 Januari 1982

Alamat : Jl. Mistar No. 59-B Komplek Kejaksaan Medan

B. SMP : 1994 sampai 1997 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri I Tarutung

C. SMU : 1997 sampai 2000 Sekolah Menengah Umum Negeri I Sipaholon

D. Universitas : 2001 sampai 2005 S-1 Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

(7)

KATA PENGANTAR

Dengan kerendahan hati pertama-tama penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus Yang Maha Kuasa dan Maha Pengasih yang karena atas berkat dan rahmat serta karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tesis ini.

Telah menjadi kewajiban bagi setiap mahasiswa/I yang akan menyelesaikan pendidikannya di MAGISTER KENOTARIATAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN untuk membuat suatu karya tulis yang berbentuk Tesis dalam rangka melengkapi tugas-tugas untuk mencapai gelar Magister Kenotariatan (M.Kn). Sehubungan dengan ini penulis memilih judul : “PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS TANAMAN DI SUMATERA UTARA”

Dalam penulisan tesis ini penulis menyadari bahwa untuk masuk pada tahapan seperti ini bukanlah di tempuh dengan mudah, dan tidak hanya mengandalkan kemampuan penulis tetapi melalui tahap demi tahap penuh warna penulis lewati sehingga sampai pada saat ini. Semua ini bisa terjadi karena ada pihak-pihak yang berperan penting membantu penulis dalam menyelesaikan ini semua.

(8)

M.Hum, Bapak Syafruddin Hasibuan SH, MH, demikian juga kepada Dosen Penguji Bapak Notaris Dr. Syahril Sofyan, SH, MKn, Ibu Dr. Ida Apriliyana, SH, M.Hum, atas bimbingan dan arahan untuk kesempurnaan penulisan tesis ini.

Saya mengucapkan terimakasih yang terdalam kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, selaku Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ir. Sugeng Prasetyo sebagai kepala UPT BPSB Dinas Pertanian Sumatera Utara.

5. Bapak Dr. A. Razak Purba, MS, sebagai PRIPI Komda Sumatera Utara dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)

6. Bapak Sujadi, SP, MP, sebagai Pemulia dari Pusat Penelitan Kelapa Sawit (PPKS).

7. Bapak Heri Adriawan Siregar, SP, sebagai Pemulia dari Pusat Penelitan Kelapa Sawit (PPKS).

(9)

9. Bapak Ir. Sangkot Situmorang selaku Staff BPSB Dinas Pertanian Sumatera Utara yang banyak memberikan bimbingan dan masukan.

10.Seluruh Staf Pegawai UPT BPSB Dinas Pertanian Sumatera, yang membantu memberikan informasi data mengenai Perlindungan Varietas Tanaman.

11.Penulis juga mengucapkan Terimakasih atas dukungan dan partisipasinya kepada suami Tercinta Zulfan Januardy Saragih, SH beserta bapak mertua J. Sargih dan Ibu Mertua L. Lubis, terkhusus bagi Bundaku tersayang R. Hutagalung dan Alm. J. Hutabarat yang selalu mendukung baik moral ataupun materil, dan Doa-doanya begitu mulia sehingga dapat terselesainya tesis ini. Dan juga Keluarga Besar Hutabarat: Kompol. JTP. Hutabarat, M.Si/N.Purba,MPd, Juaniati Hutabarat, S.Pd/M.Sitanggang M.Si, Rezeki Hutabarat, SP/C.Tampubolon S.Sos, Rahmad Hutabarat S.Si, Dedy Hutabarat.

12.Seluruh Staf pengajar Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara. 13.Seluruh Staf Administrasi Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara. 14.Seluruh Sahabat-sahabat Penulis Mahasiswa/I Magister Kenotariatan Fakultas

(10)

Atas semua bantuan yang telah diberikan penulis tidak dapat membalasnya, penulis hanya dapat memohon dan memanjatkan doa semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas amal baik saudara-saudara yang telah bermurah hati memberikan bantuan dalam menyelesaikan Tesis ini. Akhirnya harapan penulis semoga Tesis ini bermanfaat bagi kita semua, terlebih kepada penulis pribadi.

Medan, Agustus 2012 Penulis

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRAC ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR BAGAN ... xii

DAFTAR ISTILAH ... xiii

DAFTAR SINGKATAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 12

C. Tujuan Penelitian... 12

D. Manfaat Penelitian... 13

E. Keaslian Penulisan ... 14

F. Kerangka Teori dan Konsepsional ... 15

1. Kerangka Teori ... 15

2. Konsepsional ... 20

G. Metode Penelitian ... 22

1. Sifat dan Jenis Penelitian... 22

2. Lokasi Penelitian ... 23

3. Sumber Data ... 24

4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 26

(12)

BAB II PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Varietas ... 29

1. Pengertian Varietas Tanaman... 29

2. Ruang Lingkup Penemuan Varietas Tanaman ... 33

B. Pendaftaran Varietas Tanaman... 39

1. Varietas Lokal yang sudah dilepas maupun tidak/belum dilepas... 40

2. Varietas Lokal yang sudah dilepas maupun tidak/belum dilepas... 42

C. Pendaftaran Varietas Tanaman di Indonesia ... 44

D. Prosedur Hak Pendaftaran Varietas Tanaman ... 53

E. Objek Perlindungan Varietas Tanaman... 54

F. Subjek Hukum Yang Dapat Melakukan Proses Pendaftaran Hak Perlindungan Varietas Tanaman ... 56

G. Syarat-syarat Permohonan Hak Perlindungan Varietas Tanaman ... 60

H. Pembatalan Hak PVT dan Pencabutan Hak PVT... 67

I. Pengalihan Hak PVT ... 67

1. Tata Cara Pengalihan Hak PVT Karena Pewarisan ... 68

2. Tata Cara Pengalihan Hak PVT Karena Hibah ... 69

3. Tata Cara Pengalihan Hak PVT Karena Wasiat ... 71

4. Tata Cara Pengalihan Hak PVT Karena Perjanjian Dalam Bentuk Akta Notaris ... 73

5. Tata Cara Pengalihan Hak PVT Karena Sebab Lain Yang Dibenarkan Oleh Undang-Undang ... 74

J. Instansi Yang Berwenang Mengelola Pendaftaran Hak Perlindungan Varietas Tanaman ... 76

K. Hak Eksklusif Dalam Perlindungan Varietas Tanaman ... 77

(13)

BAB III HAMBATAN YANG DIALAMI PEMULIA DALAM PEMULIAN VARIETAS TANAMAN

A. Hak dan Kewajiban Pemulia Hak PVT ... 84

1. Hak Pemulia ... 85

2. Kewajiban Pemulia ... 86

B. Hambatan Yang Dialami Pemulia Dalam Pemulian Varietas Tanamannya ... 90

1. Pengalaman PPKS Dalam Memamfaatkan Sistem PVT ... 91

2. Kendala Yang Dihadapi Dalam Pelaksanaan Perlindungan Hak Pemulia Tanaman ... 95

C. Bentuk-bentuk Pelanggaran Hukum Atas Hak Perlindungan Tanaman ... 96

1. Pelanggaran Hukum Administratif ... 96

2. Pelanggaran Hukum Perdata ... 98

3. Pelanggaran Hukum Pidana ... 99

4. Penyelesaian Di Luar Pengadilan ... 102

D. Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman ... 104

1. Perlindungan Hukum Terhadap Hak Pemulia Sebelum Munculnya UUPVT ... 107

2. Perlindungan Hukum Terhadap Hak Pemulia Setelah Munculnya UUPVT ... 110

3. Perlindungan Hukum Terhadap Hak Pemulia Di Masa Depan ... 114

(14)

BAB IV UPAYA DINAS PERTANIAN SUMATERA UTARA UNTUK MENGHASILKAN VARIETAS TANAMAN UNGGUL

A. BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) Sumatera

Utara ... 119 B. UPT. Balai Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih (BPSB)

Dinas Pertanian Sumatera Utara ... 120 C. Syarat-syarat Pelepasan Varietas ... 125 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(15)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Hasil Pendaftaran Varietas Tanaman di PVT Tahun 2005-2011 ... 46

Tabel 2. Hasil Pendaftaran Varietas Tanaman di Sumatera Utara ... 48

Tabel 3. Hasil Pendaftaran Varietas Lokal di Propinsi Sumatera Utara ... 49

Tabel 4. Hasil Pendaftaran Hasil Pemulian di propinsi Sumatera Utara... 50

Tabel 5. Daftar Hortikultura Varietas Lokal Yang Sudah Dilepas Asal Sumatera Utara ... 51

(16)

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 1. Prosedur Pengujian BUUS ... 37

Bagan 2. Pendaftaran Varietas Lokal di PVT ... 47

Bagan 3. Pendaftaran Varietas Hasil Pemulian ... 47

Bagan 4. Prosedur Hak Pendaftaran Varietas Tanaman ... 54

(17)

DAFTAR ISTILAH

1. Mega-biodiversity : Keanekaragaman hayati terbesar

2. Hibrida : Berupa keturunan langsung dari persilangan

antara dua atau lebih populasi pemuliaan.

3. Plasma nutfah : Keanekaragaman genetik

4. Breeder’s Rights : Hak pemulia 5. Farmer’s Rights : Hak petani

6. Flow of reasoning/logic : Teori merupakan alur penalaran dan logika

7. Genotype : Susunan gen yang menghasilkan karakter

tertentu

8. Normative legal research : Penelitian hukum normatif

9. Supporting data : Data Utama

10. Library research : Studi Kepustakaan

11. Multipleclaim : Tuntutan ganda

12. Novelty : Faktor kebaruan

13. Award : Pemberian anugrah

14. Extra judicial : Peradilan semu

15. Ordinary : Peradilan resmi

16. Sui generis : Melalui pemberian hak pemulia

17. Farmer’s privilage : Hak istemewa petani

18. Mangifera indica sp : Mangga Kelong

(18)

DAFTAR SINGKATAN

1. PVT : Perlindungan Varietas Tanaman 2. PPVT : Perlindungan Varietas Tanaman Pusat 3. WTO : Organisasi Perdagangan Dunia

4. UPT : Unit Pelayanan Teknis

5. BPTP : Balai Pengkajian Tehnologi Pertanian

6. BPSP : Balai Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih 7. KILB : Kekayaan Intelektual Luar Biasa

8. PPKS : Pusat Penelitian Kelapa Sawit 9. KOMDA SUMUT : Komisi Daerah Sumut

10. BUSS : Baru, Unit, Seragam, Stabil

11. UPOV : Union International pour la protection des obtentions vegetale

(19)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Bidang pertanian di Indonesia merupakan salah satu bidang yang dapat dikembangkan sebagai sarana untuk meningkatkan perdagangan nasional maupun internasional. Hal ini dapat terwujud jika seluruh komponen bangsa bersatu dalam membangun pertanian yang tangguh dan mampu bersaing dengan hasil pertanian negara lainnya baik dari segi kualitas maupun harga. Jika tidak ada komitmen untuk membangun pertanian yang tangguh, maka Indonesia justru akan menjadi pasar bagi hasil-hasil pertanian dari negara lain. Situasi perkembangan perekonomian global akan segera menimbulkan dampak yang nyata atas perekonomian nasional, termasuk sektor pertanian dalam berbagai kegiatan, mulai kegiatan reproduksi, budidaya, panen, pasca panen, distribusi dan perdagangan.1

Hasil-hasil pertanian seperti buah-buahan, sayur mayur, hasil pangan, dan tanaman hias dari negara lain karena semakin berkurangnya hambatan tarif dan non tarif. Semakin banyaknya buah dan sayur impor yang beredar di pasar, secara potensial dapat mengancam petani lokal yang tidak siap berkompetisi.2

Banyak jenis tanaman yang tidak ditemui di negara lain didapati di Indonesia, sebut saja salak, manggis, berjenis-jenis anggrek, tanaman hutan, tanaman obat, dan

1

Rachmadi Usman, Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual ( Perlindungan dan Dimensi Hukumnya di Indonesia).hal 504

2

Sudargo Gautama, Hak Milik Intelektual Indonesia dan Perjanjian Internasional TRIPS,

GATT, Putaran Uruguay, ( Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1994), hal 19

(20)

ribuan jenis lainnya yang patut kita syukuri. Kekayaan ini apabila tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan kerugian yang amat besar bagi umat manusia, khususnya bangsa Indonesia, karena merupakan sumber gen yang dapat mendukung berkelanjutan perakitan varietas unggul baru. Upaya pelestarian keanekaragaman hayati sebagai sumber daya genetika yang berkelanjutan ini akan dapat diwujudkan melalui kegiatan Pendaftaran Varietas Tanaman.3

Varietas adalah dari suatu jenis yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan, daun, bunga, buah, biji, & sifat-sifat lain yang dapat dibedakan dalam jenis yang sama.4

Varietas yang dapat diberi Hak Perlindungan Varietas Tanaman adalah yang harus memenuhi persyaratan keBaruan, keUnikan, keSeragaman dan keStabilan (BUSS) dan diberi Nama.

Baru : Apabila pada saat penerimaan permohonan hak PVT, bahan perbanyakan atau hasil panen dari varietas tersebut belum pernah diperdagangkan di Indonesia atau sudah diperdagangkan tatapi tidak lebih dari 1 tahun, atau telah diperdagangkan diluar negeri tidak lebih dari 4 tahun untuk tanaman semusim dan 6 tahun untuk tanaman tahunan.

3

Gayatri K Rana Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian,

Sosialisasi Pusat Perlindungan Varietas Tanaman Dan Perizinan Pertanian, ( Medan: di Gedung AULA DINAS PERTANIAN SUMUT, tgl 26 April 2011).

4

(21)

Unik : Apabila varietas tersebut dapat dibedakan secara jelas dengan varietas lain yang keberadaannya sudah diketahui secara umum pada saat penerimaan permohonan hak PVT.

Seragam : Apabila sifat-sifat utama atau penting pada verietas tersebut terbukti seragam meskipun bervariasi sebagai akibat dari cara tanam dan lingkungan yang berbeda-beda.

Stabil : Sifat-sifatnya tidak berubah setelah ditanam berulang-ulang. Diberi Nama : Nama verietas terus dapat digunakan meskipun masa perlindungan

telah habis.5

Minat masyarakat Indonesia sangat tinggi dalam pencintaan pada tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, tanaman kehutanan, terbukti banyaknya masyarakat gemar melakukan pembibitan, mengembangkan dan membudidayakan, serta menjual tanaman tersebut yang sengaja dilakukan para petani untuk kebutuhan hidup. Kemampuan untuk menghasilkan varietas unggul bermutu masih rendah di Indonesia, yang dimaksud dengan Varietas Unggul adalah Varietas yang telah dilepas oleh pemerintah baik berupa varietas baru maupun varietas lokal yang mempunyai kelebihan dalam potensi hasil atau sifat-sifat lainnya.6

Padahal varietas merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dan kualitas produk pertanian, penggunaan varietas yang memiliki sifat-sifat unggul yang diinginkan merupakan teknologi andalan yang secara luas digunakan oleh

5

Pasal 2 UU No. 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman

6

(22)

masyarakat, relatif murah, dan memiliki kualitas yang tinggi dengan teknologi yang maju. Akan tetapi beberapa petani lokal, pengusaha tani dalam pemuliaan tanamannya yang menghasilkan varietas yang unggul tidak mendaftarkanya. Hal ini dapat dilihat banyaknnya karya Intelektual menghasilkan berupa varietas yang unggul pada varietas tanaman, namun hal tersebut tidak diikuti dengan pesatnya pendaftaran varietas tanamannya ke Pusat Perlindungan Varietas Tanaman (PVT).

Dikatakan, sebagai salah satu Negara yang tercatat memiliki sumber daya Plasma Nutfah7 paling lengkap dan terkaya di dunia, Indonesia sering dinyatakan sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar (mega-biodiversity). Plasma nutfah yang berlimpah dapat dimanfaatkan untuk merakit berbagai varietas unggul masa depan. Bisa jadi varietas unggul tersebut sangat penting untuk mendukung pembangunan ekonomi sektor pertanian pada khususnya, dan pembangunan nasional pada umumnya.

Salah satu faktor utama yang mengakibatkan yang masih relatif terbatasnya invensi varietas unggul baru adalah kondisi yang tidak kondusif bagi perkembangan kegiatan pemulian.8 Penelitian yang menyangkut pada pembuatan varietas unggul tanaman atau lazimnya disebut “pemulian tanaman”, dilakukan oleh lembaga -lembaga penelitian Pemerintah, terutama di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Varietas yang dihasilkan dari

7

Plasmah Nufah adalah: Substansi yang terdapat dalam kelompok makluk hidup dan merupakan sumber sifat keturunan yang dapat dimamfaatkan dan dikembangkan atau dirakit untuk menciptakan jenis unggul atau kultivar baru.

8

(23)

Litbang Pertanian itu menjadi milik masyarakat, sehingga siapapun dapat memperbanyak benihnya, baik untuk diperdagangkan ataupun untuk keperluan sendiri. Kondisi yang demikian justru kurang kondusif untuk perkembangan industri perbenihan, yang berdampak pada rendahnya penggunaan benih bersertifikat9 para petani dengan cara yang berlaku sekarang industri perbenihan tidak mendapatkan insentif, untuk memproduksi benih varietas unggul untuk dipasarkan, karena setiap

orang dapat memperbanyak, menyediakan dan menjual benih varietas yang sama dengan kualitas yang sangat beragam. Tanpa terdapatnya perlindungan terhadap varietas tanaman dalam sistem produksi benihnya mengakibatkan terjadinya disensitif terhadap industri perbenihan swasta untuk memproduksi benih berkualitas tinggi.10 Artinya mendorong agar kegiatan pemuliaan itu dapat terwujud, antara lain yang penting adalah meningkatkan suasana yang kondusif bagi upaya pembuatan varietas-varietas unggul baru, untuk itu pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman (Undang-Undang PVT). Undang-Undang PVT tersebut dimaksudkan untuk melindungi hak pemulia serta mendorong partisipasi swasta untuk perakitan varietas unggul baru.11

9

Benih Bersertifikat adalah benih yang berisikan keterangan mutu dan cara perbanyakan untuk mempertahankan mutu fisik,fisiologis dan genetik suatu varietas

10

Sugiono Moeljopawiro (Komisi Nasioanal PlasmaNutfah),” Perlindungan Varietas Tanaman Kaitannya dengan Pengelolaan Plasma Nutfah Dalam Pengembangan Varietas”,

2008,http://www.anekaplanta.worddprees.com, diakses pada tanggal 24 Februari 2011.

11

(24)

Perlindungan Varietas Tanaman adalah Hak Khusus yang diberikan Negara kepada pemulia/pemegang hak PVT untuk menggunakan sendiri atau memberikan persetujuan kepada orang/badan hukum lain untuk menggunakannya selama waktu tertentu. Untuk mengamankan cadangan plasma nutfah yang sangat banyak dan beragam di tanah air, akhirnya pemerintah melalui Departemen Pertanian membentuk Pusat Perlindungan Varietas Tanaman (PPVT). Namun secara administratif dibina oleh Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian.12 Sementara Menteri Pertanian mengeluarkan SK No. 401/Kpts/OT.210/6/2002 dengan telah diundangkannya Undang-Undang No. 29/2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman. Pembentukan Kantor Pusat Perlindungan Varietas Tanaman (PPVT) didasarkan pada persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 137/M.PAN/5/2002 tertanggal 30 Mei 2002,”. Pembentukan Kantor Pusat Perlindungan Varietas Tanaman (PPVT) yang pertama dimaksudkan untuk melindungi sumber plasma nutfah yang dimiliki Indonesia, juga diharapkan melindungi dan meningkatkan minat dan peran serta para pemulia tanaman melakukan kegiatan pemuliaan tanaman.

Menyangkut tugas kantor PPVT, antara lain melaksanakan pengelolaan perlindungan varietas tanaman. Untuk melaksanakan tugasnya tersebut unit memiliki fungsi menerima pendaftaran hak dan konsultasi PVT, memeriksaan substansi permohonan hak PVT, memberi, menolak permohonan dan pembatalan hak PVT,

12

Plants clipping informations from all over media in Indonesia ,”Untuk Mengamankan Cadangan Plasma Nutfah di Tanah Air”, Desember 2007,http://www.anekaplanta

(25)

pelayanan permohonan banding, konsultan dan pertimbangan hukum PVT, pengelolaan data PVT.13

Melalui penggunaan varietas unggul diharapkan proses produksi menjadi lebih efisien serta produktivitas dan mutu hasil menjadi lebih baik. Hal ini tentunya dapat berdampak pada produk pertanian dalam negeri memiliki daya saing global yang tinggi. Salah satu faktor utama yang mengakibatkan masih relatif terbatasnya invensi varietas unggul baru adalah kondisi yang tidak kondusif bagi perkembangan kegiatan pemuliaan.14 Sebagian besar penelitian masih dilakukan oleh lembaga pemerintah dan perguruan tinggi, sedangkan kalangan industri benih belum berperan secara optimal. Hal ini terjadi karena tidak ada jaminan untuk memperoleh keuntungan apabila melakukan kegitan pembentukan verietas unggulan baru. Pihak industri perbenihan swasta masih sangat sedikit kontribusinya dalam pembuatan varietas baru. Apabilapun ada, mereka hanya menghasilkan hibrida.15 Keterlibatan mereka secara serius melakukan penelitian pemulian dalam membuat varietas unggul masih terbatas pada hibrida, dan ini pun masih menghadapi risiko dicurinya hibrida induk.

Bisnis pemuliaan tanaman mendapat angin segar seiring dengan dikeluarkannya Undang-undang No.29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman. Sebagai seorang pemulia, diperlukan penguasaan ilmu dan teknologi serta

13

Ibid , hal 2

14

HOK. Saidin, Op. Cit , hal 21.

15

(26)

memerlukan pencurahan fikiran, tenaga, waktu dan dana cukup besar rumitnya kegiatan ini mengharuskan adanya perhargaan atau hasil invensi para pemulia melakukan pemberian jaminan Perlindungan hukum yang jelas dan tegas. Adanya kepastian hukum akan mendorong para pemulia lebih giat melakukan penelitian untuk menghasilkan varietas baru tanaman yang lebih unggul.

Secara umum bahwa varietas-varietas unggul tanaman yang memberikan potensi hasil yang tinggi atau memberikan resistensi terhadap hama penyakit, toleran terhadap lingkungan cekaman pisik dan kimiawi serta responsif, merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas produk dibidang pertanian perkebunan, tanaman pangan, hortikultura dan kehutanan. Pemuliaan adalah suatu proses dan juga menghasilkan produk. Perwujudan iklim yang mampu mendorong semangat penemuan dan sekaligus memberikan perlindungan hukum, maka ketentuan penemu varietas tanaman disusun dalam suatu Undang-undang, suatu varietas tanaman dihasilkan melalui perakitan yang lazim disebut pemulian tanaman.16

Pemulian varietas unggulan membutuhkan investasi yang besar, baik dari segi tenaga (fikiran, intelektualitas), buruh, sumber daya material, dana, dan kesabaran serta ketekunan dan upaya tersebut dapat memakan waktu yang cukup lama bertahun-tahun (10-15 bertahun-tahun pada banyak spesias tanaman-tanaman).17 Begitu varietas unggul bermutu baru tersebut dilepas, maka varietas tersebut dapat segera diperbanyak oleh

16

Ibid, hal 5.

17

(27)

pihak lain sehingga merampas keuntungan yang akan diperoleh pemuliaannya yang telah mengerahkan investasinya yang besar. Sedangkan manfaat yang langsung ataupun tidak langsung dari adanya Undang-Undang No. 29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman antara lain disebutkan sebagai berikut:

1. Mendorong tumbuhnya industri benih untuk berbagai komoditi yang mampu menghasilakan varietas unggul baru sebanyak-banyaknya yang sesuai dengan kondisi lingkungan tumbuh yang spesifik.

2. Memamfaatkan Kekayaan keanekaragaman hayati, baik keanekaragaman ekosistem, keanekaragaman jenis dan keanekaragaman genetik (plasma nutfah) dalam setiap jenis.

3. Mempercepat proses penemuan varietas unggul baru oleh sektor swasta/masyarakat, tidak lagi bergantung pada pemerintah.

4. Memamfaatkan dana masyarakat dalam pengembangan industri perbenihan.

5. Meningkatkan lapangan kerja bagi masyarakat.

6. Menyediakan bagi para petani berbagai benih unggul dalam jumlah dan jenis yang dibutuhkan yang memenuhi enam tepat (6 T) , sekaligus meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani.

(28)

8. Mendorong kegiatan pendidikan di bidang Ilmu yang terkait dengan proses pemuliaan.

9. Menigkatkan gairah meneliti para pemulia dan meningkatkan kesejahteraan para pemulia.18

Ada beberapa memotifasi Perlindungan varietas tanaman yang disebutkan Andrian Krisnawati dan Gazalba, yaitu :

1. Untuk melaksanakan kewajiban internasional sebagai konsekuensi dari keanggotaan Indonesia dalam organisasi perdagangan dunia (WTO). Akibat dari keanggotaan ini, maka Negara harus menyesuaikan hukum nasional yang mereka buat dan tidak boleh bertentangan dengan hukum atau aturan yang telah dibuat dan tidak boleh organisasi perdagangan dunia itu. Salah satu dari kewajiban yang harus ditaati Indonesia yang berkaitan dengan hak-kekayan intelektual (HAKI) mensyarakatkan negara anggota untuk memberikan perlindungan terhadap varietas tanaman yang baru.

2. Untuk mendorong kegiatan yang menghasilkan varietas tanaman ungul dan memberikan penghargaan bagi mereka (badan usaha atau orang) yang akan bergerak dibidang pemuliaan tanaman

3. Untuk mendorong dan memberi peluang dunia usaha dalam pembangunan di bidang pertanian, memberikan landasan hukum bagi

18

(29)

upaya terciptanya varietas unggul yang baru dan pengembangan industri perbenihan.

4. untuk mengembangkan penemuan-penemuan baru dibidang pertanian dan menggunakan dengan sebaik-baiknya kekayaan sumber daya hayati yang dimiliki Indonesia untuk merakit varietas unggul guna mendukung pembaguanan ekonomi. 19

Undang-Undang tentang Perlindungan Varietas Tanaman memberikan perlakuan yang tidak sama antara hak-hak pemulia dan hak-hak petani, dan mempromosikan perlindungan yang kurang seimbang antara kepentingan umum dan kepentingan pemegang hak Perlindungan Varietas Tanaman.20 Hal ini karena Undang-Undang Perlindungan Varietas Tanaman ini dibuat untuk melindungi hak-hak pemulia tanaman yang komersial, dan bukan untuk melindungi hak-hak-hak-hak petani. Ketentuan tersebut mengandung resiko bahwa proses pemuliaan yang dikembangkan oleh petani dan masyarakat lokal tidak akan dianggap sebagai pemulian tanaman berdasarkan ketentuan di atas. Sebaliknya, varietas baru yang dikembangkan oleh pemulia tanaman komersial mungkin berasal dari tanaman asal yang dikembangkan oleh petani, tetapi undang-undang tidak secara jelas menegaskan kompensasi untuk petani dalam mengembangkan varietas lokal yang digunakan oleh pemulia komersial untuk membuat varietas baru.

19

Hari Sasangka, Kompilasi Undang- Undang HAKI ( Hak Kekayaan Intelektual), ( Bandung: Mandar Madju, 2004), hal.17

20

(30)

Namun masih banyak Pemulia dan Petani lokal tidak mendaftarkan hasil pemuliannya, bisa saja faktor ketidaktahuan bahwa varietas tanaman itu adalah Hak Kekayaan Intelektual, atau kurangnya informasi dalam prosedur administrasi mendaftarkan hasil pemuliannya, dan pemulia juga mengalami kesulitan-kesulitan dalam menghasilkan varietas tanaman khususnya di kota Sumatera Utara, dalam hal ini juga diperlukan peran Dinas Pertanian dalam menghasilkan varietas unggul nasional, oleh karena itu saya tertarik untuk melakukan penelitian tentang Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman di Sumatera Utara”.

B.Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi permasalahan dalam penulisan Tesis ini adalah :

1. Bagaimana pendaftaran varietas tanaman yang dihasilkan oleh masyarakat petani di Sumatera Utara?

2. Bagaimana hambatan yang dialami oleh Pemulia dalam menghasilkan dan mendaftarkan pemulian varietas tanamannya di Sumatera Utara?

3. Bagaimana upaya yang dilakukan Dinas Pertanian Sumatera Utara dalam pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas tanaman unggul di Sumatera Utara ?

C. Tujuan Penelitian

(31)

1. Untuk mengetahui pendaftaran varietas tanaman yang dihasilkan oleh masyarakat petani di Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui hambatan yang dialami oleh pemulia menghasilkan dan mendaftarkan pemulian varietas tanamannya di Sumatera Utara.

3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan Dinas Pertanian Sumatera Utara dalam pemulian tanaman oleh masyarakat petani dan pemulia untuk menghasilkan varietas tanaman yang unggul.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat yaitu: 1. Secara Teoritis

a. Sebagai bahan informasi dan tambahan bagi para akademis maupun sebagai pertimbangan bagi para peneliti yang hendak melaksanakan penelitian lanjutan.

b. Menambah Ilmu Pengetahuan, dalam bidang hukum keperdataan, khususnya dalam hokum Kekayaan Intelektual khususnya Perlindungan Varietas Tanaman.

2. Secara Praktis

(32)

b. Memberikan informasi dan menambah wawasan pemikiran bagi masyarakat umum tentang perlunya Perlindungan Varietas Tanaman. E. Keaslian Penulisan

Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan oleh peneliti diperpustakaan Universitas Sumatera Utara Khususnya di Magister Kenotariatan, diketahui bahwa penelitian tentangPerlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman di Sumatera Utara”, sudah pernah ada dilakukan penelitian , namun jelas berbeda permasalahanya dengan penelitian ini . Salah satu perbandingan judul tesis yang dimaksud kepunyaan Dwi Afni Melani, dari Magister Ilmu Hukum USU adalah: “Aspek Hukum Perlindungan Varietas Tanaman Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman.” Tesis

tersebut baik Judul maupun permasalahan berbeda dengan penelitian ini. Adapun permasalahan yang diangkat dalam tesis ini tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses untuk mendapatkan hak perlindungan terhadap Varietas Tanaman meneurut Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman?

2. Bagaimana perlindungan hukum yang didapat para pemegang hak perlindungan Varietas Tanaman jika terjadi pelanggaran?

(33)

Jadi penelitian ini adalah asli karena sesuai dengan asas-asas keilmuan yaitu jujur, rasional, objektif dan terbuka. Sehingga penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah dan terbuka atas masukan serta saran-saran yang membangun sehubungan dengan pendekatan dan perumusan masalah.

F. Kerangka Teori dan Konsepsional 1. Kerangka Teori

Kerangka teori dalam penelitian hukum sangat diperlukan untuk membuat jelas nilai-nilai oleh postulat-postulat hukum sampai kepada landasan filosofisnya yang tertinggi.21 Landasan teori merupakan ciri penting bagi penelitian ilmiah untuk mendapatkan data. Teori merupakan alur penalaran dan logika (flow of reasoning/logic), terdiri dari seperangkat konsep atau variabel, defenisi dan proposisi yang disusun secara sistematis.22

Filosofi Hak Kekayaan Intelektual adalah penghargaan atas hak milik sebagai hak individual. Hak milik untuk karya intelektual sifatnya tidak murni, karena hak ini dibatasi oleh waktu perlindungan hukum, dan bila hasil temuannya diperlukan untuk kepentingan umum, negara bisa mewajibkan sipemegang hak untuk memberi ijin pada orang lain menggunakan haknya, walau ada ganti rugi juga, hak milik yang terkandung di dalam hak kekayaan intelektual adalah hak milik dalam ruang lingkup pengetahuan, seni, sastra

21

Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, (Bandung: P.T. Citra Aditya Bakti,1991),hal.254

22

(34)

dan teknologi yang berawal dari suatu ide. Setiap manusia memiliki dirinya sendiri sebagai miliknya. Tak seorangpun memiliki hak atas pribadi orang lain kecuali pemiliknya sendiri, termasuk hasil kerja tubuhnya dan karya tangannya serta panca indranya.23 Hak Milik Intelektual merupakan hak yang berasal dari kegiatan kreatif, suatu kemampuan daya fikir manusia yang diekspresikan kepada layak dalam berbagai bentuknya, yang memiliki manfaat serta berguna dalam menunjang kehidupan manusia, juga mempunyai nilai ekonomi. Bentuk nyata dari kemampuan karya intelektual tersebut bisa di bidang teknologi, ilmu pengetahuan maupun seni dan sastra.24 Perlindungan Varietas Tanaman dimaksudkan bahwa pemilik varietas yang dilindungi dapat memberikan hak kepada perusahaan benih tertentu untuk memperbanyak, memproduksi dan memperdagangkan benih varietas yang bersangkutan dengan mutu yang terjamin dan harga yang layak. Perlindungan terhadap hak varietas baru tanaman untuk menikmati manfaat ekonomi atas varietas temuaanya merupakan salah satu wujud dari penghargaan dan pengakuan atas keberhasilan pemulia dalam menemukan atau mengembangkan varietas tanaman baru. Perlindungan ini tidak terdapat dalam perundang-undangan sebelum berlakunya Undang-Undang No.29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman.

23

Edi Damian, Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, ( Bandung: PT. Alumni, 2002), hal.81

24

(35)

Perkembangan kebijakan dan kepedulian mengenai Perlindungan asset-aset intelektual, termasuk Perlindungan varietas tanaman baru, dilandasi beberapa teori yang dikemukakan oleh Robert M Sherwood. Dikenal sebagai teori reward, teori recovery dan teori incentive. Yang dimaksud dengan teori-teori ini adalah:

a. Teori reward menyatakan, bahwa pencipta atau penemu yang menghasilkan penemuan atau invensi harus dilindungi dan diberikan penghargaan atas jerih payahnya dalam menghasilkan penemuan. Terkandung pengertian dari masyarakat mengenai penghargaan atas jerih payah seseorang atau suatu pengakuan atas keberhasilan yang dicapai.

b. Teori recovery menyatakan bahwa penemu atau pencipta setelah mengeluarkan jerih payah dan waktu serta biaya, harus memperoleh kesempatan untuk meraih kembali investasi dari apa yang telah dikeluarkannya.

c. Teori incetive menyatakan bahwa dalam rangka menarik upaya dan dana bagi pelaksanaan dan pengembangan kretivitas penemuan, serta menghasilkan sesuatu yang baru, diperlukan adanya suatu insentif yang dapat memacu agar kegiatan-kegiatan penelitian yang dimaksud dapat terjadi25

25

Citra Citrawinda Pripantja, Budaya Hukum Indonesia Menghadapi Globalisasi,

(36)

Perlindungan terhadap hak atas varietas baru tanaman untuk menikmati manfaat ekonomi atas varietas temuaanya merupakan salah satu wujud dari penghargaan dan pengakuan atas keberhasilan pemulia dalam menemukan atau mengembangkan varietas tanaman baru. Perlindungan ini tidak terdapat dalam perundang-perundangan sebelum berlakunya Undang-Undang No.29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman. Hak Ekonomi ini merupakan bentuk penghargaan yang diatur dalam Undang-Undang No.29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman yang diberikan kepada Pemulia yang telah melakukan kegiatan pemulian, dan hak Perlindungan Varietas tanaman ini bersifat eksklusif. Penghargan dalam bentuk hak eksklusif untuk menikmati manfaat ekonomi ini senjalan dengan reward theory dan recovery theory yang dikemukakan oleh Robert M Sherwood.26

Undang-Undang No.29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman yang memberikan perlindungan hukum bagi pemulia untuk menikmati manfaat ekonomi dan hak-hak lainnya yang dimiliki pemulia, sehingga dapat dihasilkan berbagai penemuan varietas unggul bermutu yang mendukung industri pembenihan modern. Perlindungan hukum terhadap hak untuk menikmati mamfaat ekonomi tersebut sejalan dengan incentive theory.27 Teori ini mengaitkan pemberian insentif bagi para penemu varietas tanaman, yang bertujuan untuk memacunya kegiatan-kegiatan penelitian yang berguna bagi

26

Ibid , hal 29

27

(37)

perkembangan varietas unggul. Terkait dengan hak milik yang menjadi alas hak Undang-Undang No.29 Perlindungan Varietas Tanaman ini, Racmadi Usman berpendapat bahwa Hak Kekayaan Intelektual timbul atau lahir kerena hasil kemampuan inteletualitas manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi melalui daya cipta, rasa karsa dan karyanya merupakan benda tak terwujud.28 Satu ciri yang sangat menonjol dari Hak Milik adalah sifat absolut yang terdapat dalam hak kebendaan, dalam arti bahwa kebendaan tersebut dapat dipertahankan oleh pemiliknya kepada siapaun juga yang mengganggu haknya.29 Namun, bila dihubungkan dengan hak Perlindungan Varietas Tanaman, maka sifat absolut dari hak milik ini juga dibatasi dengan fungsi sosial yang dimilikinya.30

Landasan filosofi Kekayaan Intelektual penghargaan atas hak milik sebagai hal individual. Namun Hak Milik untuk Karya Intelektual sifatnya tidak murni, karena hak ini selain dibatasi antara lain oleh waktu perlindungan hukum, dan hasil temuannya diperlukan untuk kepentingan umum, Negara bisa mewajibkan si pemegang hak untuk memberi ijin pada orang lain menggunakan haknya, walau ada ganti rugi. Juga hak milik yang terkandung di dalam hak kekayaan intelektual adalah hak milik dalam ruang lingkup ilmu pengetahuan seni, sastra dan teknologi yang berawal dari suatu

28

Rachmadi Usman, Op Cit, hal 2

29

Sri Soedewi Masjhoen Sofwan, Hukum Perdata, Hukum Benda, (Yogyakarta: Liberty, 2005), hal 3.

30

(38)

ide. Setiap manusia memiliki dirinya sendiri sebagai miliknya.Tak seorangpun memiliki hak atas pribadi orang lain kecuali dirinya sendiri, termasuk hasl kerja tubuhnya dan karya tangannya dan panca indranya.31 Hak milik mempunyai konsep komunal artinya bila hak individual itu diperlukan oleh masyarakat luas, negara dapat mencabut atau mengalihkannya kepada pihak lain demi kepentingan umum atas dasar undang-undang walau ada pembayaran ganti rugi.32

2. Konsepsional

Konsepsional merupakan salah satu bagian terpenting dari teori, karena konsepsi adalah sebagai penghubung yang menerangkan sesuatu yang sebelumnya hanya baru ada dalam pikiran. Peranan konsepsional dalam penelitian adalah untuk menghubungkan dunia teori observasi, antara abstraksi dan realitis.33 Dalam tulisan ini, yang dimaksud dengan istilah “Varietas” adalah bagian dari bentuk tanaman, pertumbuhan, daun, bunga, buah, biji dan sifat-sifat lain yang dapat dibedakan dalam jenis yang sama.34

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian Tanaman adalah: tumbuh-tumbuhan yang bisa ditanam orang, misal: padi, bunga, buah, sayur-sayuran.35

Masri Singarimbun dkk, Metode Penelitian Survey, (Jakarta: LP3ES , 1999), hal 34.

34Pipin Syarifin dan Dedeh Jubaedah, “Peraturan Hak Kekayaan Intelektual DiIndonesia”,

(Bandung: Pustaka Bani Quraisi, 2004), hal.25.

35

Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

(39)

a. Perlindungan varietas tanaman adalah perlindungan khusus yang diberikan negara, yang dalam hal ini diwakili oleh Pemerintah dan pelaksanaanya dilakukan oleh Kantor Perlindungan Varietas Tanaman, terhadap varietas tanaman yang dihasilkan oleh pemulia tanaman kegiatan pemuliaan tanaman.36

b. Hak perlindungan varietas tanaman adalah hak khusus yang diberikan negara kepada pemulia dan/ atau pemegang hak perlindungan varietas tanaman untuk menggunakan sendiri varietas hasil pemuliaannya atau memberi persetujuan kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakannya selama waktu tertentu.

c. Varietas tanaman adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesis yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah biji, dan ekspresi karakteristik genotype37 atau kombinasi genotype yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan.38

d. Perlindungan Hukum terhadap pemulia (breeder) dan petani (farmer) adalah perlindungan terhadap hak ekonomi dan hak moral yang dimiliki oleh pemulia serta Perlindungan terhadap hak alamiah petani yang pelaksanaanya diatur dan dilindungi oleh hukum.

36

Pasal 1 ayat 1 UU NO 29 tahun 2000 tentang PVT

37

Genotype adalah susunan gen yang menghasilkan karakter tertentu.

38

(40)

e. Pemulia adalah orang yang melaksanakan kegiatan pemulian tanaman39

f. Varietas Lokal adalah varietas yang telah ada dan dibudidayakan secara turun temurun oleh petani, serta jadi milik masyarakat dan dikuasai oleh Negara40

g. Varietas Hasil Pemulian adalah varietas hasil pemulian dilaksanakan oleh pemilik varietas. Pemilik varietas adalah institusi atau individu, yang merakit varietas tersebut.

h. Pelepasan varietas adalah pengakuan pemerintah terhadap satu varietas hasil pemuliaan dalam negeri dan atau introduksi yang dinyatakan dalam keputusan Menteri Pertanian bahwa varietas tersebut merupakan suatu varietas unggul yang dapat disebarluaskan.

G. Metode Penelitian

1. Sifat Penelitian dan Jenis Penelitian

Sifat penelitian penulisan ini yaitu Deskriftif Analitis. Bersifat Deskriftif maksudnya dari penelitian ini diharapkan diperoleh gambaran secara rinci dan sestematis tentang permasalahan yang diteliti. Analis dimaksudkan berdasarkan gambaran fakta yang diperoleh akan dilakukan analisi secara cermat bagaimana menjawab permasalahan.41

39 Pasal 1 ayat 5 UU NO 29 tahun 2000 tentang PVT

40

Pasal 1 ayat 4 Peraturan Menteri Pertanian No.01/Pert/ SR.120/2/2006

41

(41)

Jenis penelitian penulisan ini adalah penelitian yuridis normatif, yaitu dengan meneliti bahan kepustakaan atau data sekunder yang meliputi buku-buku serta norma-norma hukum yang terdapat pada peraturan perundang-undangan, asas-asas hukum, kaedah hukum dan sistematika hukum serta mengkaji ketentuan perundang-undangan.42 Penelitian yang dimaksudkan untuk tesis ini adalah penelitian hukum normatif (normative legal research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengkaji peraturan perundang-undangan yang berlaku atau ditetapkan terhadap suatu permasalahan hukum tertentu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian yuridis normatif yang merupakan prosedur penelitian Ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi normatifnya.43

Untuk memperjelas hasil penelitian dan untuk menjawab permasalahan yang ada disamping melakukan penelitian normatif, penulis juga melakukan penelitian terhadap data primer yaitu dengan wawancara terhadap narasumber. Terpilihnya penelitian ini merupakan pendukung terhadap penelitian normatif (supporting data).

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah di Propinsi Sumatera Utara adapun alasan yang menjadi tempat penelitian wilayah Sumatera Utara, karena

42

Ibrahim Johni, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, ( Malang : Bayu Media Publishing, 2005), hal.336.

43

(42)

Propinsi Sumatera Utara kaya akan hasil-hasil Pertanian, berbagai varietas tanaman yang tanaman Pangan, buah-buahan, sayur-sayuran, perkebunan, dan kehutanan.

3. Sumber Data

Data yang diperoleh dan diolah dalam penelitian hukum normatif adalah Data Primer yang diperoleh dari peraturan perundang-undangan, yang terdiri dari data sekunder yaitu dari buku-buku teks atau data kepustakaan.44 Berdasarkan kekuatan yang mengikatnya, bahan hukum untuk memperoleh data terbagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu:

a. Bahan Hukum primer yaitu hukum yang mengikat dari sudut norma dasar, peraturan dasar dan perundang-undangan.45 Didalam Penelitian ini penulis mengkaji ketentuan yang berasal dari perundang-undangan yang mengatur perlindungan hukum terhadap varietas tanaman yang terdiri dari atas:

1) Undang-Undang No.12 Tahun 1992 Tentang Sistem Budaya Tanaman.

2) Undang- Undang No. 29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman.

3) Undang-Undang No.13 Tahun 2010 tentang Hortikultura

4) Peraturan Pemerintah RI No.44 Tahun 1995 Tentang Pembenihan.

44

Soejono dan H. Abdurahman, Op Cit, hal.57

45

(43)

5) Peraturan Pemerintah RI No.14 Tahun 2004 Tentang Syarat dan Tata Cara Pengalihan Perlindungan Varietas Tanaman dan Penggunaan Varietas Yang Di Lindungi Oleh Pemerintah:

6) Peraturan Menteri Pertanian No.01/Pert/SR.120/2/2006 Tentang Syarat Penamaan Dan Tata Cara Pendaftaran Varietas Tanaman 7) Peraturan Menteri Pertanian No.39/Permentan/OT.140/8/2006

Tentang Produksi Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina

b. Bahan hukum sekunder terutama adalah buku teks karena buku teks berisi mengenai prinsip-prinsip dasar ilmu hukum dan pandangan-pandangan klasik para sarjana yang mempunyai klasifikasi tinggi.46 Bahan hukum sekunder: yaitu semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi, yang terdiri atas:

1) Buku-buku literatur atau bacaan yang menjelaskan mengenai Perlindungan hukum terhadap varietas tanaman.

2) Hasil-hasil penelitian tentang Perlindungan terhadap varietas tanaman.

3) Pendapat ahli yang berkompeten dengan penelitian peneliti.

4) Tulisan dari para ahli yang berkaitan dengan Perlindungan hukum terhadap varietas tanaman.

46

(44)

c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan tambahan terhadap bahan hukum primer dan sekunder yang terdapat dalam penelitian yaitu:47

1) Kamus Bahasa Indonesia 2) Kamus Ilmiah Populer 3) Surat Kabar

4) Internet, makalah-makalah yang berkaitan dengan objek penelitian Disamping data kepustakaan sebagai data utama diatas penulis juga mengambil data primer yaitu wawancara langsung dengan beberapa narasumber, tetapi wawancara diatas dimaksudkan hanya sebagai data pendukung saja, bukan data utama (supporting data).

4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Studi Kepustakaan (library research).

Alat yang dipakai untuk mengumpulkan data adalah studi dokumen. Studi kepustakaan dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder melalui pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan, literatur-literatur, tulisan-tulisan para pakar hukum, bahan kuliah yang berkaitan dengan penelitian ini.48 Alat Pengumpulan data mana yang akan

47

Soerjono Soekanto dan Sri Mulyadi, Op Cit, hal 55

48

(45)

dipergunakan di dalam suatu penelitian hukum, senantiasa tergantung pada ruang lingkup dan tujuan penelitian yang dilakukan.49

b. Wawancara

Disamping studi kepustakaan, penelitian ini juga didukung oleh wawancara secara langsung dimaksudkan untuk mendukung data dokumennya saja yang bertujuan untuk menjamin ketepatan dan keabsahan hasil wawancara. Wawancara dilakukan dengan Narasumber yang memiliki kompetensi keilmuan dan otoritas yang sesuai, atau Informan50 yang dijadikan sebagai Narasumber informasi pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:

1) Kepala Balai Pengawasan Sertifikasi Benih (BPSB) Dinas Pertanian SUMUT (Ir. Sugeng Prasetyo).

2) Pemulia benih dari PPKS (Penelitian Kelapa Sawit) sebanyak 3

Orang (DR. A.RazakPurba,MS; Sujadi SP, MP; Heri.A.S, SP) 3) Pemulia dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Sumatera Utara sebanyak 2 Orang (Ir. Sorta Simatupang, MS, Ir. Palmarum Nainggolan, MS).

49

Soejono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, ( Jakarta: Universitas Indonesia Press 1984), hal.66

50

(46)

5. Analisis Data

Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan menguraikan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesa kerja seperti yang disarankan data.51

Pengolahan, analisis dan konstruksi data penelitian hukum normatif dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap kaidah hukum dan kemudian konstruksi dilakukan dengan cara memasukkan kategori-kategori atas dasar pengertian dasar sistem hukum tersebut. 52

Hasil pengumpulan data akan ditabulasi dan di sistematisasi . Kemudian menarik kesimpulan dari suatu permasalahan yang bersifat umum untuk permasalahan yang bersifat rasio/logika berfikir induktif deduktif.53 Selanjutnya bahan hukum yang telah ada akan dianalisis berdasarkan untuk melihat bagaimana ketentuan hukum positif Indonesia mengatur mengenai perlindungan hukum bagi varietas tanaman.54

51

Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), hal.103.

52

Riduan, Op Cit , hal 98

53

Jhony Ibrahim, Op Cit hal. 393.

54

(47)

BAB II

PENDAFTARAN VARIETAS TANAMAN

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Varietas Tanaman 1. Pengertian Varietas Tanaman

Sesuai dengan Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman, disebutkan varietas tanaman adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk

tanaman, pertumbuhan tanaman, daun bunga, biji, dan eksperesi karakteristik

genotype atau kombinasi genotype yang dapat membedakan dari jenis atau spesies

yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila

diperbanyak tidak mengalami perubahan.55 Sesuai dengan pengertian diatas, maka dapat dapat diketahui bahwa varietas tanaman yang dihasilkan harus berbeda dengan varietas tanaman yang lain yang ditandai dengan perbedaan bentuk fisik samapai perbedaan karakteristik tanaman.

Untuk diketahui bahwa mengenai definisi/pengertian dari istilah Perlindungan Varietas Tanaman (selanjutnya disingkat PVT) dapat dilihat sederhananya dalam Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman terutama tercantum dalam Pasal 1 angka 1 yang memberikan definisi.“Perlindungan Varietas Tanaman adalah perlindungan khusus yang diberikan negara, yang dalam

hal ini diwakili oleh Pemerintah dan pelaksanaannya dilakukan oleh Kantor

55

Pasal 1 ayat 3 UU No.29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman

(48)

Perlindungan Varietas Tanaman, terhadap varietas tanaman yang dihasilkan oleh

pemulia tanaman melalui kegiatan pemuliaan tanaman”.56

Jika dilihat pada pengertian tersebut tergambar tegas bahwa negara berhak memberikan perlindungan varietas tanaman yang dihasilkan oleh pemulia tanaman melalui kegiatan pemuliaan tanaman. Pengertian berhak disini jika kemudian kita menggunakan intrumen Undang-undang dimaksud untuk lebih jauh mencari definisinya, maka diketahui bahwa hak yang diberikan negara adalah hak khusus yang diberikan kepada pemulia untuk menggunakan sendiri hasil pemuliaannya atau bahkan dapat pula memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk menggunakannya.

Diketahui Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki sumberdaya hayati yang sangat beragam. Keanekaragaman hayati ini merupakan sumber plasma nutfah dan dapat dimanfaatkan untuk merakit varietas unggul57 masa depan yang sangat penting untuk mendukung pembangunan ekonomi sektor pertanian pada khususnya dan pembangunan nasional pada umumnya. Sumberdaya plasma nutfah merupakan bahan utama pemuliaan tanaman, perlu dilestarikan dan dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam rangka merakit dan mendapatkan varietas unggul tanaman tanpa merugikan pihak manapun yang terkait guna mendorong pertumbuhan industri perbenihan. Varietas tanaman sebagai komponen yang penting dalam Industri Perbenihan sebagai upaya menyediakan komoditi pertanian sebanyak-banyaknya

56

Pasal 1 ayat 1 UU NO.29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman

57

(49)

yang didukung oleh perlindungan yang tepat merupakan hal penting dalam mendorong peningkatan produktivitas pertanian. Bila Industri benih krang berkembang akan memperlemah sektor pertanian, selanjutnya akan memperlemah peningkatan daya saing agribisnis sebagai upaya menunjang perekonomian Indonesia.58

Pada bagian pertimbangan Undang-Undang perlindungan varietas tanaman telah pula dipertegas bahwa “Negara Republik Indonesia adalah negara agraris, maka pertanian yang maju, efisien, dan tangguh mempunyai peranan yang penting

dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan nasional”, sehingga untuk membangun pertanian yang maju, efisien, dan tangguh perlu didukung dan ditunjang antara lain dengan tersedianya varietas unggul”. Untuk itulah guna lebih meningkatkan minat dan peran serta perorangan maupun badan hukum untuk melakukan kegiatan pemuliaan tanaman dalam rangka menghasilkan varietas unggul baru, kepada pemulia tanaman atau pemegang hak Perlindungan Varietas Tanaman perlu diberikan hak tertentu serta perlindungan hukum atas hak tersebut secara memadai.59

Varietas tanaman sebagai komponen yang penting dalam Industri Perbenihan sebagai upaya menyediakan komoditi pertanian sebanyak-banyaknya yang didukung oleh perlindungan yang tepat merupakan hal penting dalam mendorong peningkatan

58 Nina Nuraini, Paten sebagai Alternatif Perlindungan Hukum Bagi Inventor Teknologi Varietas Tanaman Meningkatkan Daya Saing Agribisnis Mendukung Pembangunan Ekonomi”,

(Jakarta, Hasil Skripsi, hal 14)

59

(50)

produktivitas pertanian. Bila industri benih kurang berkembang akan memperlemah sektor pertanian, selanjutnya akan memperlemah peningkatan daya saing agribisnis sebagai upaya menunjang perekonomian Indonesia.

Pada dasarnya regulasinya tersebut tidak lain tujuannya hanya untuk melindungi, membatasi, dan menetapkan ketentuan main dibidang Varietas Tanaman. Beberapa aturan tersebut juga tugasnya yaitu melindungi hak para pemulia tanaman atas varietas tanaman yang dihasilkannya melalui kegiatan pemuliaan tanaman, yang mana karya yang dihasilkannya dengan hak yang mengandung nilai ekonomi. Dilain hal regulasi tersebut dapat pula dijadikan sandaran akan kepastian hukum bagi para masyarakat industri (investasi maupun produksi secara massal).

Perlindungan terhadap varietas tanaman merupakan perkembangan dari segi hukum yang ingin menciptakan hak-hak baru guna menegaskan dan memperkuat tipe perlindungan untuk ide berupa konsep hak yang baru.60 Pemulian tanaman dapat juga diartikan sebagai rangkaian kegiatan untuk mempertahankan kemurnian jenis/dan atau varietas tanaman yang sudah ada, atau menghasilakan jenis dan/atau varietas tanaman baru yang lebih baik. Pada dasarnya pemulian tanaman merupakan suatu metode yang secara sistematik merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang bermamfaat bagi kehidupan manusia.61

Kegiatan pemulian tanaman merupakan rangkaian kegiatan penelitian dan pengujian atau kegiatan penemuan dan pengembangan suatu varietas, sesuai dengan

60

Muhammad Djumhana, Hukum dalam Perkembangan Bioteknologi, ( Bandung: Citra Aditya Bhakti, 1995), hal 111.

61

(51)

metode baku untuk menghasilkan varietas baru dan mempertahankan kemurnian benih varietas yang dihasilkan,62 yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan suatu varietas tanaman baru yang bersifat unggul.

Adapun jenis varietas tanaman ada dua jenis varietas, yaitu varietas tanaman lokal dan ada varietas hasil pemulian. Varietas lokal adalah varietas yang telah ada dan dibudayakan secara turun-temurun oleh petani, serta menjadi milik masyarakat dan dikuasai oleh Negara. Sedangkan varietas hasil pemulian adalah varietas yang dihasilkan dari kegiatan pemulian tanaman.63

Dalam rangka melakukan kegiatan pemulian tanaman, maka harus dipenuhi hal-hal berikut:

a. Adanya keragaman genetik

b. Sistem-sistem logis dalam pemindahan dan fiksasi gen c. Konsepsi dan tujuan sasaran yang jelas

d. Mekanisme penyebarluasan asilnya kepada masyarakat 2. Ruang Lingkup Penemuan Varietas Tanaman

Varietas yang dapat diberi PerlindunganVarietas Tanaman meliputi varietas dari jenis atau spesies tanaman yang baru, unik, seragam, stabil, dan diberi nama.

62

Pasal 1 ayat 4 Undang-Undang Nomor 29 tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas tanaman

63

(52)

Adapun ruang lingkup perlindungan penemuan varietas tanaman diberikan untuk semua komoditas, yaitu:64

a. Tanaman Pangan b. Tanaman Hortikultura c. Tanaman Perkebunan d. Tanaman Kehutanan e. Hijauan Pakan Ternak

Secara umum tujuan utama dari pemulian tanaman adalah untuk mendapatkan varietas tanaman. Kegiatan pemulian dalam bidang pertanian bertujuan untuk:

a. Perbaikan daya hasil dan stabilitas hasil pada tanaman bahan pangan b. Perbaikan daya hasil yang lebih menarik pada tanaman buah-buahan c. Penemuan bahan pangan baru (diversifikasi menu)

d. Peningkatan protein melalui peningkatan komposisi hasil e. Peningkatan gizi melaui eksploitasi ragam genetik

f. Peningkatan hasil pertanian yang mempunyai kandungan energi tinggi g. Perbaikan terhadap kandungan racun

h. Ketahanan terhadap penyakit dan hama di lapangan dan tempat penyimpanan.65

Yang turut menunjang perkembangan di bidang pemulian tanaman adalah adanya investasi dana. Berkaitan dengan kegiatan investasi akan memberikan suatu

64 Ibid,

hal 6

65

(53)

hak eksklusif berupa hak pemulia (breeder’s right) kepada para pemulian tanaman, dengan bertujuan untuk:

a. Memberikan kesempatan kepada para pemulia termasuk lembaga pemerintahan, untuk mendapatkan suatu pengembalian yang wajar dari dana yang telah mereka keluarkan selama proses pemulian.

b. Memberikan intensif untuk melanjutkan atau menambah investasi dimasa mendatang.

c. Mengakui hak Moral dari inventor (pihak pemulia yang bersangkutan) dan hak ekonomi sebagai imbalan atas hasil usahanya.66 Proses pemulian tanaman, yang menjadi subjek yang perlu mendapat perlindungan hukum adalah pihak pemulia yaitu orang-orang yang menjadi objek dalam pemulian tanaman adalah varietas tanaman. Perlindungan hukum dibidang pertanian sudah lama dibutuhkan karena melalui proses melului proses pemulian tanaman telah diperoleh hasil yang sangat berarti berupa benih tanaman yang bersifat unggul.

Dengan adanya proses yang dipengaruhi penyerbukan dan seleksi tanaman, manusia dapat mempengaruhi sifat-sifat varietas tanaman da bahkan menciptakan varietas tanaman yang baru. Akan tetapi untuk menghasilkan varietas tanaman yang baru atau unggul, diperlukan banyak waktu, usaha dan dana yang cukup besar,

66

(54)

sehingga jika tidak ada perlindungan hukum yang jelas akan menimbulkan ketidakpuasan bagi para pemulia tanaman.

Pada dasarnya perlindungan hukum hanya diberikan terhadap varietas tanaman dari jenis atau spesies tanaman baru, unik, seragam, stabil dan diberi nama. Suatu varietas tanaman dianggap baru apabila pada saat penerimaan permohonan hak perlindungan varietas tanaman, bahan perbanyakan atau hasil panen dari varietas tanaman tersebut belum pernah diperdagangkan di Indonesia, atau jika sudah diperdagangkan di luar negeri, jangka waktunya tidak lebih dari empat tahun untuk tanaman semusim dan enam tahun untuk tanaman tahunan. Varietas tanaman dianggap unik apabila pada saat penerimaan permohonan hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT), Varietas tanaman yang dapat dibedakan secara jelas dengan varietas tanaman lainnya yang keberadaannya sudah diketahui secara umum.

(55)

Bagan.1

Prosedur Pengujian BUSS

Sumber: http://www. ppvt.setjen.deptan.go.id/ppvtnew

Varietas tanaman yang diberikan perlindungan hukum harus mendapat penamaan yang selanjutnya menjadi nama varietas tanaman yang bersangkutan dengan ketentuan:

a. Nama varietas tanaman tersebut tetap dapat digunakan meskipun masa perlindungan telah habis.

Permohonan pemeriksaan substantive BUSS dari pemohon (max 1 bulan

(56)

b. Pemberian nama tidak boleh menimbulkan kerancuan terhadap sifat-sifat varietas.

c. Penamaan varietas dilakukan oleh pemohon hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) dan didaftarkan pada kantor Perlindungan Varietas Tanaman (PVT).

d. Apabila penanam tidak sesuai dengan ketentuan butir b, maka kantor Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) berhak menolak penamaan tersebut dan meminta penamaan baru.

e. Apabila nama varietas tersebut telah dipergunakan oleh varietas lain, maka pemohon wajib mengganti nama varietas ersebut.

f. Nama varietas yang diajukan sebagai merek dagang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.67

Varietas tanaman yang baru dapat dikembangkan melalui 2 cara yaitu melalui pemulian tanaman secara klasik dan bioteknologi, misalnya proses rekayasa genetika. Varietas tanaman yang dihasilkan melalui proses rekayasa genetika juga akan mendapatkan perlindungan dengan hak perlindungan Varietas Tanaman,akan tetapi proses/metode untuk menghasilkan varietas tanaman yang baru akan dilindungi dengan hak paten, sepanjang persyaratan dipenuhi. Pemulia tanaman yang menginginkan perlindungan hak penemu varietas tanaman dan hak paten sekaligus tidak dapat secara langsung memperoleh kedua hak tersebut.pemberian perlindungan dengan hak paten akan lebih diutamakan, hal ini di sebabkan karena faktor kebaruan

67

(57)

(novelty) pada hak paten lebih sulit diperoleh jika dibandingkan dengan hak perlindungan Varietas Tanaman. Proses pemuliaan tanaman yang menghasilkan varietas tanaman yang memiliki nilai ekonomis tinggi, dapat dilindungi kerahasiannya dengan menggunakan ketentuan rahasia dagang.

Perkembangan terhadap pengakuan hak pemulia memberikan keuntungan yang besar bagi para pemulia tanaman,keuntungan semakian bertambah dengan perubahan pad hak paten yang telah di perluas cakupannya. Hak paten telah memungkinkan adanya hak monopoli atas gen-gen secara individuan bahkan ai atas sifat-sifat genetis. Hak tersebut memungkinkan adanya tuntutan ganda (multipleclaim), yang tidak hanya meliputi seluruh tanaman tetapi juga bagian-bagian tanaman dan prosesnya Perlindungan HAKI bagi tanaman (kepemilikan eksklusif dari beberapa aspek tanaman) cenderung pada bahan tanaman yang tidak ada akhirnya. Pemegang hak pemulia tidak dapat menetapkan harga tertentu dengan bebas karena kekayaan mereka dapat digantikan dengan hal yang sama di satu sisi dan di sisi yang lain pemulia dapat melarang pihak lain untuk mempergunakan (menjual) produk yang mereka lindungi. Dengan demikian, kemampuan HAKI tidak memberikan kekuasan.

B. Pendaftaran Varietas Tanaman

(58)

Varietas Tanaman yang didaftarkan ada dua jenis yaitu: Varietas Lokal yang sudah dilepas maupun tidak/belum dilepas, Varietas Hasil Pemulian yang dilepas maupun tidak/belum dilepas. Adapun manfaat varietas tersebut didaftarkan adalah:

a. Pengumpulan data varietas lokal dan varietas hasil pemulian oleh pemerintah melalui Pusat PVT

b. Memperjelas nama varietas

c. Memperjelas hubungan hukum antara varietas yang bersangkutan dengan pemiliknya dan/atau penggunaanya (jelas kepemilikannya).

d. Mendapat pembagian keuntungan apabila digunakan sebagai tetua (varietas tetua (varietas asal) untuk menghasilkan varietas baru (varietas tahunan esensial) yang mendapatkan Hak PVT.68

1. Varietas Lokal yang sudah dilepas maupun tidak/belum dilepas

Varietas lokal adalah varietas yang telah ada dan dibudidayakan secara turun temurun oleh petani, serta jadi milik masyarakat dan dikuasai oleh Negara.69 Pendaftaran varietas lokal dilakukan oleh kepala daerah yang bertindak untuk dan atas nama masyarakat pemilik varietas lokal, sesuai dengan sebaran geografisnya, yaitu:

a. Bupati/Walikota: jika varietas lokal tersebut tersebar di kabupaten-kabupaten/kotamadya dalam satu propinsi.

68

Gayatri K Rana, Op Cit, Hal 2

69

Pasal 1 ayat 4Peraturan Menteri Pertanian No.01/Pert/ SR.120/2/2006

(59)

b. Gubernur; jika lokal tersebut tersebut tersebar di kabupaten-kabupaten/ kotamadya dalam satu propinsi.

c. Jika varietas lokal tersebar di beberapa propinsi di Indonesia, pendaftaran dilaksanakan oleh pusat PVT mewakili Negara.

d. Kepala daerah dapat menujuk suatu lembaga/instansi atau membentuk tim untuk mendaftarkan varetas lokal dengan memberikan surat kuasa.70

Syarat Pendaftaran Varietas Lokal: 71

a. Formulir pendaftaran varietas lokal yang sudah diisi dan ditandatangani oleh Bupati/Walikota/Gubernur atau Lembaga/Institusi yang ditunjuk atau Tim yang dibentuk (sesuai dengan sebaran geografis varietas lokal) diatas kertas bermeterai;

b. Foto yang disebut dalam deskripsi dicetak berwarna di atas kertas dof, yang diperlukan untuk memperjelas deskripsinya;

c. Surat penunjukan atau surat pembentukan Tim oleh Bupati/Walikota/ Gubernur (sesuai dengan sebaran geografis varietas lokal) kepada Lembaga/Institusi yang ditunjuk atau Tim yang dibentuk, apabila

70

Pasal 6 PERMENTAN No. 01/Pert/SR.120/2/2006 tentang Syarat Penamaan Dan Tata Cara Pendaftaran Varietas Tanaman.

71

Gambar

Tabel .1 HASIL PENDAFTARAN VARIETAS TANAMAN DI PVT MULAI TAHUN
Tabel .2 HASIL PENDAFTARAN VARIETAS TANAMAN DI SUMATERA UTARA
Tabel 3
Tabel 4
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Tingkat Pemanfaatan Facebook sebagai Media Informasi Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Strategi ST: (1) Menciptakan produk unggulan yang unik dan sesuai dengan karakteristik Desa Wisata Tista, (2) Meningkatkan dan menjaga kondusifitas Desa Wisata Tista

8) Jika teradu/terlapor diduga melakukan lebih dari satu pelanggaran maka hasil pemeriksaan dapat dituangkan dalam satu berita acara pemeriksaan yang sama 9) Salinan

Slika 39. Uzdužni presjek tri puta provučenog uzorka, povećanje 50x.. Analizom mikrostrukture utvrđena je očekivana evolucija mikrostrukture s obzirom na primijenjenu

Implikasi kebijakan penting untuk mewujudkan target yang ditetapkan dalam revitalisasi pembangunan pertanian tersebut adalah dukungan investasi yang cukup besar di sektor pertanian,

2. Modal politik yang paling berpengaruh adalah seberapa besar dukungan partai baik dalam proses rekrutmen mau pun dalam proses kampanye itu sendiri. Sementara

Senyawa yang berperan sebagai antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli diduga adalah senyawa saponin dimana terbentuk warna ungu

Kegiatan Inti, guru memulai pembelajaran dengan membagi siswa menjadi kelompok yang terdiri dari dua orang (berpasangan). Kemudian guru menjelaskan dan