• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancangan Alat Pemandu Jalan Bagi Kaum Tuna Netra Dengan Menggunakan Sensor Jarak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Rancangan Alat Pemandu Jalan Bagi Kaum Tuna Netra Dengan Menggunakan Sensor Jarak"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANGAN ALAT PEMANDU JALAN BAGI KAUM TUNA NETRA DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR JARAK

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya

RAHMAT

052408028

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIKA INSTRUMENTASI

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

karunia dan rahmatnya sehingga penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan

baik.

Tugas Akhir ini merupakan sebuah syarat mutlak yang harus penulis

selesaikan untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada jurusan Fisika Instrumentasi

di Universitas Sumatera Utara (USU). Adapun judul Tugas Akhir yang penulis

rancang ini adalah “RANCANGAN ALAT PEMANDU JALAN BAGI KAUM

TUNA NETRA DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR JARAK”.

Upaya yang di lakukan penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini,

walaupun telah dilakukan semaksimal mungkin, tetapi penulis menyadari masih

jauh untuk tingkat kesempurnaan didalam penyusunan. Oleh sebab itu dengan

kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun

untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Didalam hal ini, berbagai masalah yang timbul dalam proses penyelesaian

Tugas Sarjana ini dapat penulis lalui dengan bantuan moril maupun material dari

berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terimah kasih kepada :

1. Kedua orang tua tercinta,serta kelurga yang telah memberikan bantuan dan

dorongan secara moril dan material.

2. Bapak Drs. Syahrul Humaidi, M.Sc selaku ketua Departemen Fisika

(3)

3. Bapak DR. Marhaposan Situmorang selaku ketua Departemen Fisika.

4. Ibu Dra. Justinon, M.Sc selaku Sekretaris Departemen Fisika.

5. Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen Departemen Fisika

6. Kak Dewi dan adik-adik penulis Sri, Rina dan Kiki

7. Rekan-rekan kost jati 2 No. 61, Suyono, Adi, Boby, jendri, Nirwan, Faisal,

Tama, Rido, Fajar, Surya, Sukanda, Kuncoro, Mas Boy, Andi, Ari,

Buyung, Madi, Hendramawan, Boby dan juga teman-teman lain Popon,

Reno, Wirda dan lain-lain.

8. Rekan-rekan mahasiswa Fisika Instrumentasi yang telah membantu dan

mendukung penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Akhir kata semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi

pembaca terutama bagi penulis sendiri.

Medan,1 Juni 2010

Penulis

(4)

ABSTRAK

Perkembangan dan kemajuan teknologi yang demikian pesat sangat

membantu manusia dalam segala proses penyelesaian kerjanya, penemuan –

penemuan disegala bidang terus berkembang, begitu pula halnya dengan

kemajuan teknologi dalam bidang elektronika yang terus semakin canggi dan

semakin mudah dan efisien.

Dengan adanya teknologi yang semakin canggih tuna netra membutuhkan

alat bantu yang digunakan untuk memandu jalan. Maka dirancang suatu alat

elektronik sebagai pendeteksi dini adanya penghalang. Piranti - piranti yang

dipakai yaitu : penentu jarak adalah sensor ultrasonic (transmitter, receiver) yang

dapat bekerja dengan radius gelombang yang telah ditentukan. Salah satu caranya

adalah dengan menggunakan teknik echo sounder atau pemantulan gelombang

suara. Outputnya akan dikeluarkan dalam bentuk suara semakin dekat jarak

penghalang dengan alat maka semakin besar pula suara yang ditimbulkan.,

Outputnya berupa suara yang akan diolah dalam rangkaian pengolah suara

menggunakan system mikrokontroler AT89S51. Untuk catu dayanya

menggunakan baterai 9 volt. Dari perancangan tersebut menghasilkan adanya

tingkat kesensitivitasan sensor ultrasonik semakin berkurang dengan jarak

penghalang yang semakin jauh serta semakin kecil juga tegangannya.

Frekuensinya adalah 4O KHz.

Pada rancangan alat pemandu jalan bagi kaum tuna netra dengan

menggunakan sensor ultrasonic berbasis mikrokontroler AT89S51 jarak maksimal

yang di ukur adalah 200 cm meter,sedangkan jarak minimal yang dapat diukur

(5)

DAFTAR ISI

halaman

KATAPENGANTAR ...……….. i

ABSTRAK ………... iii

DAFTAR ISI ……….. iv

DAFTAR GAMBAR ……….. vii

DAFTAR TABEL ……… ix

BAB I PEDAHULUAN ……… 1

1.1.Latar Belakang Masalah ……….. 1

1.2.Rumusan Masalah ……… 2

1.3.Batasan Masalah ……….. 2

1.4.Tujuan Penelitian………. 2

1.5. Sistematika Pembahasan ……… 3

BAB II LANDASAN TEORI ………. 5

2.1 Tranducer Ultrasonic ……….. 5

2.2 Sensor Jarak ……… 6

2.3 Mikrokontroler AT89S51 ……… 8

2.3.1 Kontruksi AT89S51 ……….. 10

(6)

2.3.3 Gambar IC Mikrokontroler AT89S51 ……… 17

2.4 Power Supply ……… 19

2.5 Komponen Pendukung ……….. 20

2.5.1 Resistor ……… 20

2.5.2 Kapasitor ………. 24

2.5.3 Transistor ………. 28

2.5.4 Dioda ………... 33

2.5.5 IC ……….. 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...………... 38

3.1 Bahan penelitian ...……….… 38

3.2 Alat penelian ………. ……….. 39

3.3 Diagram Blok Rangkaian ………….……… 40

3.4 Rangkaian Sensor ultrasonik ………... 42

3.5 Rangkaian Mikro kontroler AT89S51 ……… 43

3.6 Rangkaian driver dan buzzer ……… 45

3.7 Catu daya ………. 46

3.8 Jalannya Penetian ……… 47

(7)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM ……….. 50

4.1 Pengujian Rangkaian Sensor ………. 50

4.2 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler AT89S51 ……….. 54

4.3 Pengujian Rangkaian Power Supplay ………... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 57

5.1 Kesimpulan ……… 57

5.2 Saran ……….. 57

DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Sensor Jarak ……….. 6

Gambar 2.2. IC Mikrokontroler AT89S51 ……… 17

Gambar 2.3. Resistor Karbon ……… 21

Gambar 2.4. Grafik perubahan nilai potensiometer ……….. 24

Gambar 2.5. prinsip kapasitor ………... 25

Gambar 2.6. Elektrolyt condenser (ELCO) .………. 26

Gambar 2.7. Keramik kapasitor ……… 27

Gambar 2.8. Simbol dan tipe transistor . ………. 29

Gambar 2.9. Transistor sebagai saklar ON ………... 30

Gambar 2.10. Karakteristik daerah saturasi pada transistor ..……….. 31

Gambar 2.11 Transistor sebagai saklar OFF ……… 32

Gambar 2.12. Simbol dioda ………. 33

Gambar 2.13. Sifat dioda jika di beri bias maju dan bias mundur …………... 34

Gambar 2.14. Dioda penyearah (rectifier) yang berisi arus bolak balik (AC).. 35

Gambar 2.15. Simbol dioda zener ……… 36

(9)

Gambar 3.1. Diagram blok rangkaian ……….………. 40

Gambar 3.2 diagram rangkaian mikrokontroler AT89S51 ……….. 41

Gambar 3.3. Rangkaian sensor ……….…………... 42

Gambar 3.4. Rangkaian minimum mikrokontroler AT89S51 …….………… 44

Gambar 3.5. Rangkaian driver dan buzzer ……….………... 45

Gambar 3.6. Rangkaian catu daya ……… 46

Gambar 4.2. Diagram waktu sensor DT-USSIR ……….. 51

Gambar 4.1. Ilustrasi cara kerja sensor ………..………. 51

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Fungsi khusus SFR – (special function register) ……… 13

Tabel 2.2. Fungsi pin pada port 3 ………. 18

Tabel 2.3. Kode warna ………. 22

Tabel 2.4. Nilai kapasitor ………. 28

(11)

ABSTRAK

Perkembangan dan kemajuan teknologi yang demikian pesat sangat

membantu manusia dalam segala proses penyelesaian kerjanya, penemuan –

penemuan disegala bidang terus berkembang, begitu pula halnya dengan

kemajuan teknologi dalam bidang elektronika yang terus semakin canggi dan

semakin mudah dan efisien.

Dengan adanya teknologi yang semakin canggih tuna netra membutuhkan

alat bantu yang digunakan untuk memandu jalan. Maka dirancang suatu alat

elektronik sebagai pendeteksi dini adanya penghalang. Piranti - piranti yang

dipakai yaitu : penentu jarak adalah sensor ultrasonic (transmitter, receiver) yang

dapat bekerja dengan radius gelombang yang telah ditentukan. Salah satu caranya

adalah dengan menggunakan teknik echo sounder atau pemantulan gelombang

suara. Outputnya akan dikeluarkan dalam bentuk suara semakin dekat jarak

penghalang dengan alat maka semakin besar pula suara yang ditimbulkan.,

Outputnya berupa suara yang akan diolah dalam rangkaian pengolah suara

menggunakan system mikrokontroler AT89S51. Untuk catu dayanya

menggunakan baterai 9 volt. Dari perancangan tersebut menghasilkan adanya

tingkat kesensitivitasan sensor ultrasonik semakin berkurang dengan jarak

penghalang yang semakin jauh serta semakin kecil juga tegangannya.

Frekuensinya adalah 4O KHz.

Pada rancangan alat pemandu jalan bagi kaum tuna netra dengan

menggunakan sensor ultrasonic berbasis mikrokontroler AT89S51 jarak maksimal

yang di ukur adalah 200 cm meter,sedangkan jarak minimal yang dapat diukur

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada saat ini kemajuan dan perkembangan dunia terus berjalan dengan

cepat. Hal ini terjadi diberbagai bidang, baik bidang ekonomi, teknologi dan di

bidang lainnya juga sama, sehingga menuntut manusia untuk menghadapinya.

Oleh sebab itu manusia harus berusaha dan berpikir untuk menemukan dan

membuat hal – hal yang baru, sehingga dapat berguna untuk membantu dan

mempermudah manusia dalam menjalankan aktifitas sehari – hari.

Berhubungan dengan keterbatasan – keterbatasan dan masalah yang di

alami oleh para kaum tuna netra, dalam menjalankan aktifitasnya sehari – hari

bukan hal yang baru lagi kita jumpai. Sehingga untuk membantu mereka

diperluhkan pemandu jalan yang mana pemandu jalan ini mengunakan sensor

sebagai pendeteksi bila ada suatu penghalang maka sensor akan memberikan

petanda yang berupa suara.

Untuk hal tersebut,maka dibuat alat pemandu jalan bagi kaum tuna netra

dengan mengunakan sensor jarak yang berbasis mikrokontroler, merupakan salah

satu cara yang bisa di pergunakan para kaum tuna netra dalam melakukan

(13)

1.2 Rumusan Masalah

Melihat begitu banyak suatu permasalahan yang sering di hadapi oleh

kaum tuna netra, terutama dari segi mereka berjalan sering sekali mereka itu

mendapat masalah seperti menabrak.dari permasalahan – permalahan ini penulis

membuat suatu alat yang bisa membantu mereka dalam menjalankan aktivitasnya

sahari – hari dengan baik.

1.3 Batasan Masalah

Mengingat begitu luasnya permasalahan yang di temui pada perangkat

keras dan perangkat lunak pada system ini, penulis membatasi masalah, adapun

topik yang akan di bahas adalah sebagai berikut.

1. Pembahasan tidak mencakup pembahasan internal sensor ping

2. Program assembly di bahas sebatas penggunaannya pada pemograman

dalam sistem yang di bangun atau yang di rancang.

3. Pembahasan di titik beratkan pada rangkaian, cara kerja rangkaian dan

program aplikasi.

1.4 Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu alat atau produk yang

bermanfaat bagi kaum tuna netra sehingga di harapkan dapat mengurangi

keterbatasan – keterbatasan yang di hadapi oleh kaum tuna netra, dalam

(14)

1.4 Sistematika Pembahasan

untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis

membuat sistematik pembahasan bagaimana sebenarnya prinsif perancangan alat

pemandu jalan bagi kaum tuna netra dengan menggunakn sensor jarak berbasis

mikrokontroler AT89S51,maka penulis menulis laporan ini sebagai berikut :

BAB I . PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,

tujuan penelitian, dan sistematika pembahasan.

BAB II . LANDASAN TEORI

Bab ini akan menjelaskan tentang teori pendukung yang digunakan

untuk pembahasan dan cara kerja dari komponen rangkaian antara

lain, tranducer ultrasonic, sensor jarak, mikrokontroler, power suplly

(catu daya),komponen pendukung.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas langkah-langkah perancangan dan pembuatan

sistem serta prinsip kerja rangkaian pada masing-masing blok

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

pada bab ini yang akan dibahas pengujian dan analisa sistem, sensor

jarak, rangkaian minimum mikrokontroler AT89S51, dan rangkaian

(15)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari

pembahasan yang di lakukan dari tugas akhir ini, serta saran apakah

rangkaian ini dapat lebih efisien dan dikembangkan perakitannya pada

(16)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tranducer Ultrasonik

Pada kemajuan dan perkembangan jaman untuk saat ini bukan hal yang

sulit untuk lebih mengenal dan mengetahui hal-hal tentang elektronika. Tranducer

ultrasonic (pemancar ultrasonic) merupakan bagian yang tidak asing lagi di dunia

elektronika. Tranducer ultrasonic merupakan pendeteksi yang berada jauh di atas

pendengaran manusia. Tranducer ultrasonic dapat kita jumpai pada perangkat

kapal selam, yang mana sering digunakan sebagai pendeteksi keadaan sekitarnya

di kedalaman air laut dan digunakan untuk mendeteksi keadaan kapal selam yang

lainnya ataupun untuk mendeteksi kapal selam musuh (lawan) dengan

menggunakan sonar dimana sonar mengukur waktu yang di butuhkan supaya

gelombang bunyi melintas dari sonar dan balik, di mana penyampaian hanya

membutuhkan waktu seperkian detik untuk mengetahui keadaan di sekitarnya.

Dalam perancangan alat pemandu jalan bagi kaum tuna netra dengan

menggunakan sensor jarak berbasis mikrokontroler AT89S51 yang akan di

lakukan, tranducer ultrasonic memberikan pengukuran yang tepat, pengukuran

jarak non-kontak dari sekitar 3 cm hingga 3 meter yang mana sangat mudah

dihubungkan dengan mikrokontroler. Sensor ultrasonic bekerja dengan

mentransmisikan semburan (pantulan) ultrasonic dan dengan waktu yang di

butuhkan pantulan kembali ke sensor, dengan mengukur luas pulsa jarak ke target

(17)

2.2. Sensor jarak

Sensor jarak merupakan alat pendeteksi jarak sangat berperan sebagai

penerima dan pemancar,dimana sensor jarak ini memiliki 4 (empat) pin jantan

yang digunakan untuk mensuplay daya 5 Vdc

DT-SENSE ultrasonik dan infrared ranger merupakan modul sensor

pengukur jarak dengan media gelombang ultrasonik dan dapat di hubungkan

dengan maksimum 2 buah infrared ranger (sharp GP2D12). Modul ini dapat

dengan mudah di hubungkan ke berbagai sistem berbasis mikrokontroler dan

hanya membutuhkan 1 pin I/O saja. Modul ini dapat digunakan dalam aplikasi

pengukur jarak, pintu otomatis, sekuriti, robot cerdas dan lain-lain.

Gambar 2.1 sensor jarak tipe DT-SENSE USIRR

Adapun beberapa bagian dari sensor jarak :

1. Memiliki 2 jenis antramuka yang dapat aktip bersamaan, yaitu 12C-bus

(18)

2. Delapan modul dapat digunakan bersama dalam satu sistem 12C-bus yang

hanya membutuhkan 2 pin I/O mikrokontroler saja.

3. Membutuhkan catu daya tunggal +5 VDC, dengan konsumsi arus 17 mA

(tanpa sensor infrared ranger).

4. Terdapat 2 mode operasi yaitu full operation dan reduced operation. Pada

mode reduced operation beberapa komponen ultrasonic ranger akan di

matikakan (saat idle) dan konsumsi arus menjadi 13 Ma.

5. Terdiri dari sebuah ultrasonik ranger dengan spesipikasi : fsdgdh

mengukur jarak dari 2 cm hingga 3 meter tanpa dead zone atau blank spot.

Objek dalam jarak 0-2 cm dideteksi sebagai 2 cm. menggunakan burst

sinyal kotak 16 Vp-p dengan frekuensi 40 Khz.

6. Dapat di hubungkan dengan maksimum 2 buah infrared range sharp

GP2D12 yang memiliki jangkauan pengukran 10-80 cm.

7. Data keluaran sudah siap pakai dalam satuan mm (untuk antarmuka 12C)

sehingga mengurangi beben mikrokontroler.

8. Ketelitian pengukuran jarak (ranger) adalah 5 mm.

9. Siklus pengukuran yang cepat, pembacaan dapat dilakukan tiap 25 ms (40

Hz rate).

10.Memerlukan input trigger berupa pulsa negatip TTL (20 µS min). untuk

antarmuka pulse width.

11.Tersedia 1 pin output yang menunjukan aktivitas sensor, dapat tidak

dimanfaatkan.

(19)

13.Kompensasi kesalahan dapat di atur secara manual untuk mengurangi

pengaruh factor perubahan suhu lingkungan dan faktor refletifitas obyek.

Pengujian sensor DT-SENSE USIRR, bertujuan untuk mengetahui besar

range yang dapat dijangkau oleh sensor ini, sensor ini tidak menyebar jadi, sensor

ini fokus lurus ke objek. Untuk mengetahui besar range digunakan simulasi 2

buah motor servo pada sebuah robot, apabila diberi suatu halangan dan halangan

tersebut digeser ke kiri atau ke kanan akan diketahui bahwa halangan tersebut

masih terdeteksi oleh sensor atau tidak, hal tersebut bisa diketahui dari gerak

robot, jika tidak terdeteksi maka robot akan maju dan jika ada halangan maka

robot akan berhenti.

2.3. Mikrokontroler AT89S51

Mikrokontroler sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

mikrokomputer,hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

baru.sebagai teknologi baru ,yaitu teknologi semikonduktor dengan kandungan

transistor yang lebih banyak namun hanya membutukan ruang kecil serta dapat

diproduksi secara masal (dalam jumlah banyak) sehingga harga menjadi lebih

murah (dibandingkan mikroprosesor). Sebagai kebutuhan pasar, mikrokontroler

hadir untuk memenuhi selera industri dan para konsumen dan keinginan alat – alat

(20)

Ilustrasi yang mungkin bisa memberikan gambaran yang jelas dalam

penggunaan mikrokontoler adalah aplikasi mesin tiket dalam arena permainan

yang saat ini terkenal di Indonesia. Jika kita sudah selesai bermain , maka akan di

berikan suatu nilai, nilai inilah yang menentukan berapa jumlah tiket yang bisa

diperoleh dan jika dikumpulkan dapat ditukar dengan berbagai macam

hadiah.sistem tiket ini ditangani dengan mikrokontroler, karena tidak mungkin

menggunakan computer PC yang harus di pasang di samping (atau di belakang)

mesin permainan yang bersangkutan.

Selain sistem tiket,kita juga dapat menjumpai aplikasi mikrokontroler

dalam bidang pengukuran jarak jauh atau yang dikenal dengan sistem

telemetri.misalnya pengukuran disuatu tempat yang membayakan manusia, maka

akan lebih nyaman jika dipasang nyaman jika dipasang suatu sistem pengukuran

yang bisa mengirimkan data lewat pemancar dan diterima oleh stasiun

pengamatan dari jarak yang cukup aman dari sumbernya. Sistem pengukuran jarak

jauh ini jelas membutukan suatu sistem akuaisisi data sekaligus sistem pengiriman

data secara serial (melalui pemancar) yang semuanya itu bisa diperoleh dari

mikrokontroler yang digunakan.

Tidak sepert sistem computer yang mampu menangani berbagai macam

program aplikasi (misalnya pengolahan kata, pengolah angka dan lain

sebagainya). Mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk satu aplikasi tertentu

saja. Perbedaan lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM-nya. Pada

sistem computer RAM dan ROM-nya besar. Sedangkan pada mikrokontroler

ROM dan RAM-nya terbatas. Pada mikrokontroler AT89S51 ROM atau flash

(21)

2.3.1 Kontruksi AT89S51

Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1

resistor dan 1 kristal serta catu daya 5 volt. Kapasitor 10 mikro-farad dan resistor

10 kilo omh di pakai untuk membentuk rangkaian reset. Dengan adanya rangkaian

reset ini AT89S51 otomatos direset begitu rangkaian menerima catu daya. Kristal

dengan frekuensi maksimum 24 MHz dan kapasitor 30 piko-farad di pakai untuk

melengkapi rangkaian oscillator pembentuk clock yang menentukan kecepatan

kerja mikrokontroler.

Memori merupakan bagian yang sangat penting pada mikrokontroler.

Mikrokontroler memiliki dua macam memori yang sifatnya berbeda.

Read only memory (ROM) yang isinya tidak berubah meskipun IC

kehilangan catu daya. Sesuai dengan keperluanya, dalam susunan MCS-51

memori penyimpanan program ini di namakan sebagai memori program.

Random access memori (RAM) isinya akan sirna begitu IC kehilangan

catu daya,dipakai untuk menyimpan data saat program bekerja.RAM yang dipakai

untuk menyimpan data ini di sebut sebagai memori data.

Ada berbagai jenis ROM, untuk mikrokontroler dengan progam yang

sudah baku dan diproduksi secara masal,program yang diisikan ke ROM pada IC

mikrokontroler dicetak di pabrik IC. Untuk keperluan tertentu mikrokontoler

menggunakan ROM dapat diisi ulang atau pragramble eraseable ROM yang

(22)

violet programble ROM) yang dinilai mahal dan ditinggalkan setelah ada flash

PEROM yang harganya jauh lebih murah.

Jenis memori yang dipakai untuk memori untuk program AT89S51 adalah

flash PEROM, program untuk mengendalikan mikrokontroler diisikan ke memori

itu lewat bantuan alat yang dinamakan sebagai AT89S51 flash PEROM

programmer.

Memori data yang disediakan dalam chip AT89S51 sebesar 128

byte.meskipun hanya kecil saja tapi untuk bnyak keperluan memori kapasitas itu

sudah cukup.

Sarana input/output yang disediakan cukup banyak dan bervariasi.

AT89S51 mempunyai 32 jalur input /output parallel dikenal sebagai port 1

(p1.0..p1.7) dan port 3 (p3.0..p3.5 dan p3.7).

AT89S51 dilengkapi UART ( universal asynchronous receiver/transistor)

yang biasa dipakai untuk komunikasi data secara seri. Jalur untuk komunikasi data

seri (RXD dan TXD) diletakan berhimpitan dengan p3.0 dan p3.1 di kaki nomor

10 dan 11, sehingga kalau input/output yang bekerja menuru fungsi waktu. Clock

penggerak pencacah ini bisa berasal dari oscillator Kristal atau clock yang di

umpan dari luar lewat T0 dan T1.T0 dan T1 berhimpitan dengan P3.4 dan P3.5

sehingga P3.4 dan P3.5 tidak bisa dipakai untuk jalur input / output parallel kalau

T0 dan T1 di pakai.

AT89S51 mempunyai enam sumber pembangkit interupsi, dua diantaranya

adalah sinyal interupsi yang diumpankan ke kaki INT0 dan INT1. Kedua kaki ini

(23)

input/output parallel kalau INT0 dan INT1 di pakai untuk menerima sinyal

interupsi. Port1 dan 2, UART , timer 0, timer 1 dan sarana lainnya merupakan

register yang secara fisik merupakan RAM khusus, yang ditempatkan di special

function register (SFR).

2.3.2 SFR (Register Fungsi Khusus) pada keluarga 51

Sekumpulan SFR atau special function register yang terdapat pada

mirokontroler atmel keluarga 51 ditunjukan pada table 2.1 pada bagian sisi kiri

dan kanan dituliskan alamat-alamatnya dalam format heksadesimal.

Tidak semua alamat pada SFR digunakan, alamat – alamat yang tidak

digunakan diimplementsikan pada chip. Jika dilakukan usaha pembacaan pada

alamat-alamat yang tidak terpakai tersebut akan menghasilkan data acak dan

penulisannya tidak menimbulkan efek sama sekali. Penguna perangkat lunak

sebaiknya jangan menuliskan ‘1’ pada lokasi – lokasi ‘tak bantuan ‘ karena,dapat

digunakan untuk mikrokontroler generasi selnjutnya. Dengan demikian nilai-nilai

reset atau non aktip dari bit-bit baru ini akan selalu ‘0’ dan nilai aktifnya adalah

(24)

Tabel 2.1. pada register fungsi khusus – SFR (special function register)i

Akumulator

ACC atau akumulator yang menempati lokasi E 0h digunakan sebagai register

untuk menyimpan data sementara,dalam program intruksi mengacunya sebagai

register A (bukan ACC)

Register B

Register B (lokasi D 0h) digunakan selama operasi perkalian dan pembagian

untuk intruksi lain dapat diperlakukan sebagai register scratch pad (“papan

coret-coret) lainnya.

(25)

Register PSW (lokasi D 0h) mengandung informasi status program

Stack pointer

Register sp atau stack pointer (lokasi 8 1h) merupakan register dengan panjang

8-bit digunakan dalam proses simpan menggunakan instruksi PUSH dan CALL ,

walau stack bisa menempati lokasi dimana saja dalam RAM , register SP akan

selalu dimisialisasi ke 07h setelah adanya reset,hal ini menyebabkan istack

berawal di lokasi 08h.

Data pointer

Register data pointer atau data DPTR mengandung DPTR untuk byte tinggi

(DPH) dan byte rendah (DPL) yang masing –masing berada dilokasi 83h dan 82h,

bersama-sama membentuk register yang mampu menyimpan alamat 16-bit. Dapat

dimanipulasi sebagai register 16-bit atau ditulis dari keport,untuk masing-masing

port 0,port 1, port 2 dan port 3

Serial data buffer

SBUF atau serial data buffer (lokasi 99h) sebenarnya terdiri dari dua register

yang trpisah,yaitu register penyangga pengirim (transmit buffer) dan penyangga

penerima (receive buffer). Pada saat data disalin ke SBUF,maka data sesungunya

(26)

Sedangkan pada saat data di salin dari SBUF, maka sebenarnya data tersebut

berasal dari penyangga penerima.

Time register

Pasangan register (TH0,TL0) dilokasi 8Ch dan 8Ah, (TH1,TL1) dilokasi 8Dh dan

8Bh serta (TH2,TL2) dilokasi CDH dan CCH merupakan register –register

pencacah 16-bit untuk masing-masing timer 0,timer 1 dan timer 2.

Capture register

Pasangan register (RCAP2H,RCAP21) yang menempati lokasi CBh dan Cha

merupakan register capture untuk mode timer 2 capture . pada mode ini, sebagai

tanggapan terjadinya suatu transisi sinyal di kaki (pin) T2EX (pada AT89S51)

TH2 dan TL2 disalin masing-masing ke RCAP2L dan RCAP2L. timer juga

memiliki mode isi ulang otomatis 16-bit dan RCAP2H serta RCAP2L digunakan

untuk menyimpan nilai isi ulang tersebut.

Kontrol register

Register –register IP,IE,TMOD,TCON,T2CON,T2MOD,SCON dan PCON berisi

bit-bit control dan status untuk sistem interupsi , pencacah / pewaktu dan port

serial.

Berikut ini merupakan spesipikasi dari IC AT89S51:

1. Compatible dengan produk MCS-51

2. Empat K byte in-sistem reprogrammable flash memori

(27)

4. Tegangan kerja 4,0 volt sampai 5,5 volt

5. Fully static operation : 0 Hz sampai 33 Hz

6. Tiga level kunci memori program

7. 128 x 8 – bit RAM internal

8. 32 jalur input/output (I/O)

9. Dua 16 bit timer/counter

10.Enam sumber interup

11.Jalur serial dengan UART

2.3.3 Gambar IC mikrokontroler AT89S51

(28)

Gambar 2.2. IC Mikrokontroler AT89S51

Deskripsi pin-pin pada mikrokontroler AT89S51

VCC (Pin 40) Suplay tegangan

GND (Pin 20) Ground

Port 0 (Pin 39 – pin 32)

Port 0 dapat berfungsi sebagai I/O biasa, low order multiplex address/data

ataupun penerima pada saat flash programming pada fungsi sebagai I/O biasa

port ini dapat memberikan output sink ke delapan buah TTL input atau dapat di

ubah sebagai input dengan memberikan logika 1 pada port tersebut. Pada fungsi

sebagai low order multiplex address/data, port ini ini akan mempunyai internal

pull up.pada saat flash programming diperlukan eksternal pull up,terutama pada

(29)

Port 2 (pin 21 – pin 28)

Port 2 berfungsi sebagai I/O biasa atau high order address, pada saat mengakses

memori secara 16 bit. Pada saat mengakses memori 8 bit, port ini akan

mengeluarkan isi dari p2 special function register.port ini mempunyai internal

pull up dan berfungsi sebagai input dengan memberikan logika 1. Sebagai

output,port ini dapat memberikan output sink keempat buah input TT

Port 3 (pin 10 – pin 17)

Port 3 merupakan 8 bit port I/O dua arah dengan internal pull up. Port 3 juga

mempunyai fungsi pin masing –masing, yaitu sebagai berikut :

Tabel 2.2 fungsi pin pada port 3

Nama pin Fungsi

P3.0 (pin 10) RXD (port input serial)

P3.1 (pin 11) TXD (port output serial)

P3.2 (pin 12) INT0 (Interrupt 0 eksternal)

P3.3 (pin 13) INT1 (interrupt 1 eksternal)

P3.4 (pin 14) T0 (input eksternal timer 0)

P3.5 (pin 15) T1 (input eksternal timer 1)

P3.6 (pin 16) WR (menulis untuk eksternal data memori)

P3.7 (pin 17) RD (untuk membaca eksternal data memori)

RST (pin 9)

(30)

ALE/PROG (pin 30)

Address latch enable adalah pulsa output untuk me-latch byte bawah dari alamat

selama mengakses memori eksternal. Selain itu, sebagai pulsa input program

(PROG) selama memprogram flash.

PSEN (PIN 29)

Program store enable digunakan untuk mengakses memori program eksternal.

EA (Pin 31)

Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu mikrokontroler akan

menjalankan program yang ada pada memori eksternal setelah sistem di reset.jika

kondisi high, pin ini ini akan berfungsi untuk menjalankan program yang ada pada

memori internal. Pada saat flash programming, pin ini akan mendapat tegangan 12

volt.

XTAL 1 (pin 19)

Input untuk clock internal

XTAL 2 (pin 18)

Out put dari osilator

2.4. Power supply

Power supply atau catu daya merupakan suatu rangkaian elektronik yang

mengubah arus lstrik bolak – balik menjadi arus listrik searah. Hampir semua

peralatan elektronik membutuhkan catu daya agar dapat berfungsi.

Beberapa radio atau tape kecil menggunakan sumber tenaga namun

sebagian besar menggunakan litrik PLN sebagai sumber tenaganya. Untuk

(31)

PLN menjadi arus listrik searah. Ada banyak jenis atau variasi rangkaian catu

daya dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Namun secara prinsip

rangkaian catu daya terdiri atas transformator,diode,kondensator, transistor,

resistor,dan IC.

Rangkaian penyerah (rectifier circuit). Bagian utama atau boleh dikatakan

jantung suatu catu daya adalah rangkaian yang mengubah gelombang sinus AC

menjadi deretan pulsa DC. Ini merupakan dasar atau langkah awal untuk

memperoleh arus DC halus yang dibutuhkan oleh suatu peralatan elektronik.

2.5. Komponen pendukung 2.5.1 Resistor

Resistor komponen pasif elektronika yang berfungsi untuk membatasi arus

listrik yang mengalir. Berdasarkan kelasnya resistor dibagi menjandi 2 yaitu :

fixed resistor dan variable resistor, dan umumnya terbuat dari karbon film atau

metal film, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk di buat dari material yang

lain.

Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistip namun beberapa bahan

tembaga perak emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat

kecil. Bahan –bahan tersebut menghantar arus listrik dengan baik,sehingga di

namakan konduktor. Kebalikan dari bahan yang konduktif, bahan material seperti

karet,gelas,karbon memiliki resistansi yang lebih besar menahan aliran electron

dan disebut sebagai insulator.

(32)

Resistor adalah komponen dasar elektronila yang digunakan untuk

membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian.sesuai dengan

namanya resistor berssifat resistif dan umumsnya terbuat dari bahan karbon. Tife

resistor umum berbentuk tabung porselin kecil dengan dua kaki tembaga di kiri

dan di kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna

untuk memudahkan pemakai untuk mengenali besar resitansi tanpa mengukur

besarnya dengan ohm meter. Kode warna tersebut adalah standart manufaktur

yang di kelurkan oleh ELA (Electronic Industries Association

Gelang 1

Gelang 2

Gelang 3

Gelang 4

Gambar 2.3. resistor karbon

(33)

WARNA GELANG

Resistansi dibaca dari warna gelang yang paling depan kearah gelang

toleransi bewarna coklat ,emas,atau perak.biasanya warna gelang toleransi ini

(34)

menonjol,sedangkan warna gelang yang keampat agak sedikit kedalam. Dengan

demikian pemakai sudah langsung mengetahui berapa toleransi dari resistor

tersebut. Kalau anda telah bisa menentukan mana gelang pertama selanjutnya

adalah membaca nilai resitansi.

Biasanya resistor dengan toleransi 5% ,10% atau 20% memiliki gelang

(tidak termasuk gelang toleransi). Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2%

(toleransi kecil) memiliki 4 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Gelang

pertama dan seterusnya berturut-turut menunjukan besar nilai satuan dan gelang

terakhir adalah faktor pengalinya.

a. Variabel resistor

Untuk kelas resistor yang kedua ini terdapat 2 tipe. Untuk tipe pertama

dinamakan variable resistor dan nilainya dapat di ubah sesuai keinginan dengan

mudah dan sering digunakan untuk pengaturan volume,bass,balance dan lain-lain.

Sedangkan yang kedua adalah semi fixed resistor. Nilai dari resistor ini biasanya

hanya di ubah pada kondisi tertentu saja. Contoh penggunaan dari semi fixed

resistor adalah tegangan reerensi yang digunakan untuk ADC.fine tune ciccuit

dan lain-lain. Ada beberapa model pengaturan nilai variable resistor. yang sering

digunakan adalah dengan cara terbatas sampai 300 derajat putaran. Ada beberapa

model variable resistor yang harus di putar berkali-kali untuk mendapatkan semua

nilai resistor. Model ini dinamakan “potensiometers” atau “trimmer

(35)

B

A C

Rotation angle (clockwise) Resistance

value

Gambar 2.4. grafik perubahan nilai potensiometer

Pada saat tipe A diputar searah jarum jam,awalnya perubahan nilai

resistansi lambat tetapi ketika putarannya mencapai setengah atau lebih nilai

perubahannya menjadi sangat cepat. Tipe ini sangat cocok dengan karakteristik

telinga manusia ,karena telinga manusia sangat peka ketika membedakan suara

dengan volume yang lemah,tetapi tidak terlalu sensitip untuk membedakan

perubahan suara yang keras. Biasanya tipe A ini juga disebut sebagai “audio

toper” atau logaritma potensiometer. Untuk tipe B perubahan resistansinya adalah

linier dan cocok digunakan untuk aplikasi balance control, resitance value

adjustment in circuit dll. Sedangkan untuk tipe C perubahan resitansinya

kebalikan dari tipe A.

2.5.2. Kapasitor

Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan

listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buat plat metal yang di pisahkan

(36)

udara vakum,keramik,gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi

tegangan listrik. Maka muatan-muatan positip akan mengumpul pada salah satu

kaki elektroda metalnya dan pada saat yang sama muatan negatip terkumpul pada

ujung metal yang satu lagi.muatan positip tidak dapat mengalir menuju ujung

kutub negatip dan sebaliknya muatan negatip tidak menuju ke ujung kutub positip

karena terpisah oleh bahan elektrik yang non konduktip. Muatan elektrik ini

tersimpan selama tidak ada konduktip pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas

pheonema kapasitor terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan positip dan

negatip di awan.

Bahan isolasi

elektroda elektroda

Gambar 2.5. prisip kapasitor

Kapasitor merupakan komponen pasif elektronika yang sering dipakai

didalam meracang suatu sistem yang berfungsi untuk mengeblok arus DC, filter

dan penyimpan energy listrik. Didalamnya 2 buah plat elektroda yang saling

berhadapan dan dipisahkan oleh sebuah insulator .sedangkan bahan yang di

gunakan sebagai insulator dinamakan dielektrik . ketika kapasitor diberikan

tegangan DC maka energi listrik di simpan pada tiap elektrodanya. Selama

(37)

kapasitor telah penuh. Yang membedakan tiap-tiap kapasitor adalah dielektriknya.

Berikut ini adalah jenis-jenis kapasitor yang dipergunakan dalam perancangan ini.

a. Electrolytic Condenser (ELCO)

Gambar 2.6. electrolytic condenser (ELCO)

Elektoda dari kapasitor ini terbuat dari alimunium yang menggunakan

membrane oksidasi yang tipis. Karakteristik utama dari electrolytic capacitor

adalah perbedaan polaritas pada kedua kakinya. Dari karakteristik tersebut kita

haris berhati-hati di dalam pemasanganya pada rangkaian jangan sampai terbalik

akan menjadi rusak bahkan dapat “meledak”. Biasanya jenis kapasitor ini

digunakan pada rangkaian power supply. Kapasitor ini tidak bisa digunakan pada

rangkaian frekuensi tinggi. Biasanya tegangan kerja dari kapasitor dihitung

dengan cara mengalikan tegangan catu daya dengan 2. Misalnya kapasitor akan

diberikan catu daya dengan tegangan 5 volt,berarti kapasitor yang diplih harus

memiliki tegangan kerja minimum 2x5=10 volt.

b. Keramik kapasitor

kapasitor menggunakanbahan titanium acid barium untuk dielektriknya.

(38)

rangkaian frekuensi tinggi. Biasanya digunakan untuk melewatkan sinyal

frekuensi tinggi menuju ke ground. Kapasitor ini tidak baik digunakan untuk

rangkaian analog , karena dapat mengubah bentuk sinyal. Jenis ini tidak

mempunyai polaritas dan hanya tersedia dengan nilai kapasitor yang sangat kecil

dibandingkan dengan kedua kapasitor diatas.

Gambar 2.7.Keramik kapasitor

c. Nilai kapacitor

untuk mencari nilai dari kapasitor biasanya digunakan dengan melihat

angka/kode yang tertera pada badan kapasitor tersebut. Untuk kapasitor jenis

elektrolit memeng mudah, karena nilai kapasitansinya telah tertera jelas pada

tubuhnya. Sedangkan untuk kapasitor keramik dan beberapa jenis yang lain

nilainya dikodekan. Biasanya kode tersebut terdiri dari 4 digit,dimana 3 digit

pertama merupakan angka dan digit terakhir berupa huruf yang menyatakan

toleransinya. Untuk 3 digit pertama angka yang terakhir berfungsi untuk

menentukan 10 n, nilai n dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.2. Nilai kapasitor

(39)

0

Misalnya suatu kapasitor pada badannya tertulis kode 474j,berarti nilai

kapasitansinya adalah 47 + 104 =470.000 pf = 0,47 µF sedangkan toleransinya

5%. Yang harus di ingat didalam mencari nilai kapasitor adalah satuannya dalam

Pf (piko farad).

2.5.3 Transistor

Transistor adalah komponen elektronika yang mempunyai tiga buah

terminal. Terminal itu di sebut emitor,basis,dan kolektor. Transistor seakan akan

dibentuk dari pengabungan dua buah dioda. Dioda satu dengan yang lain saling

(40)

Dengan cara penggabungan seperti dapat diperoleh dua buah dioda sehingga

menghasilkan transistor NPN.

Bahan mentah yang digunakan untuk menghasilkan bahan N dan bahan P

adalah silikon dan germanium. Oleh karena itu dikatakan :

1. Transistor germanium

2. Transistor silikon NPN

3. Transistor silicon PNP

4. Transistor germanium

Semua komponen di dalam rangkaian transistor dengan symbol. Anak

panah yang terdapat didalam symbol menunjukan arah yang melalui tramsistor.

B

Gambar 2.8. Simbol dan tipe transistor

Keterangan :

C = Kolektor

E = Emitor

B = Basis

Dalam pemakainya transistor dipakai sebagai komponen saklar (switching)

dengan memanfaatkan daerah penjenuhan (saturasi) dengan memanfaat daerah

(saturasi) dan daerah penyumbatan (cut off) yang ada pada kurva karakteristik

(41)

Pada daerah penjenuhan nilai resistansi persambungan kolektor,emitter

secara ideal sama dengan nol atau kolektor dan emitter terhubung langung

(short).keadaan ini menyebabkan tegangan kolektor emitter (VCE) = 0 Volt pada

keadaan ideal, tetapi pada kenyataanya VCE bernilai 0 sampai 0,3 volt. Dengan

menganalogikan transistor sebagai saklar,transistor tersebut dalam keadaan ON

seperti terlihat 2.9. pada gambar di bawah ini

IB VBE .

Gambar 2.9. transistor sebagai saklar ON

Saluturasi pada transistor terjadi apabila arus pada kolektor menjadi

maksimum dan untuk mencari besar arus basis agar transistor saturasi adalah :

IMAX = ……….. (2.1)

hfe.IB = ……….. (2.2)

IB = ……… (2.3)

Hubungan antara tegangan basis (VB) dan arus basis (IB) adalah :

IB = ……….. (2.4)

(42)

VB = + VBE ... (2.5)

Jika tegangan VB telah mencapai VB = + VBE, maka transistor

akan saturasi,dengan IC mencapai maksimum.

Gambar dibawah ini menunjukan apa yang dimaksud dengan VCE(sat)

adalah harga VCE pada beberapa titik dibawah inidengan posisi tepatnya

ditentukan pada lembar data. Biasanya VCE (sat) hanya beberapa perpuluhan

volt,walaupun pada arus kolektor sangat besar bisa melebihi 1 volt. Bagian di

bawah pada gambar 2.10. dikenal sebagai daerah saturasi.

(Penjenuhan

Gambar 2.10. Karakteristik daerah saturasi pada transistor

Pada daerah penyumbatan nilai resitansi persambungan kolektor emitter

secara ideal sama dengan tak terhitung atau terminal kolektor dan emitter terbuka

(open).

Kedaan ini menyebabkan tegangan (VCB) sama dengan tegangan sumber ( VCC) ,

(43)

dari kolektor ke emitter. Dengan menganalogikan transistor sebagai saklar,

transistor tersebut dalam keadaan off seperti terlihat pada gambar 2.11.

IB VBE .

VB

IC

VCC

RB

VCC

. R

Saklar off

VCC

Gambar 2.11. Transistor sebagai saklar off

Keadaan pepenyumbatan terjadi apabila besar tegangan habis (VB) sama

dengan tegangan kerja transistor (VBE) sehingga arus basis (IB) = 0 maka :

IB = ………. (2.6)

IC = IB . hfe………... (2.7)

IC = 0. Hfe ……….. (2.8)

IC = 0……… (2.9)

Hal ini menyebabkan VCE sama dengan VCC dapat dibuktikan dengan rumus :

VCC = VC + VCE……… (2.10)

VCE = VCC – (IC .RC) ……… (2.11)

(44)

K

A

A K

P N 2.5.4 Dioda

Sifat umum dioda adalah hanya dapat menghantarkan arus listrik ke satu

arah saja. Oleh karena itu pemasangan dioda terbalik maka dioda tidak akan dapat

menghantarkan arus listrik. Prinsip ini biasanya digunakan sebagai pengaman alat

elektonika yaitu untuk menunjukan benar atau slah penyambungan catu daya.

Dioda memiliki dua elektroda (kaki),yaitu anoda dan katoda. Kaki –kaki

ini tidak boleh berbalik dalam pemasangannya. Kaki katoda biasanya dekat

dengan tanda cincin sedangkan kaki yang jauh dri tanda cincin berarti kaki anoda.

Gambar 2.12. Simbol dioda

Jika P (anoda) diberi tegangan positip dan N (katoda) diberi tegangan

negatip maka pemberian tagangan ini disebut bias maju (biased forwad),seperti

yang diperlhatkan pada gambar di bawah. Sebaliknya bila diberi tegangan yang

terbalik yaitu P (annoda) diberi tegangan negtip dan N (katoda) diberi tegangan

positip maka pemberian tegangan ini di sebut bias mundur (buased reverse). Pada

keadaan ini arus yang mengalir dalam dioda sangat kecil sehingga dapat di

(45)

A K P N

-+

I = 0

a. bias maju (biased forwad)

b. Bias mundur (biased reverse)

gambar 2.13. sifat dioda jika diberi bias maju dan bias mundur

pada saat di beri biased forward, diode dapat dialiri arus dengan resistansi

yang cukup kecil,yang dikenal dengan nama resistansi maju (forwad). Sebaliknya

jika dioda diberi biased reverse, maka arus listik akan mengalami resistansi yang

amat besar dan di sebut resitance reverse.

Dioda dapat dianggap suatu voltage sentutive electronic switch, dimana

dioda akan menutup atau dalam kondisi ON jika anoda lebih positip dari katoda

dan dioda akan terbuka jika kondisi sebaliknya. Macam-macam dioda yang harus

diketahui adalah :

1. Dioda Penyearah (rectifier)

2. Dioda Zener

(46)

K

A

Dioda ini biasanya digunakan pada power supplay,namun digunakan juga

pada rangkaian radio sebagai detector dan lain-lain. Prinsip kerja dari dioda

penyearah adalah sebagai berikut :

a.simbol

A

K

Output

input

b.Cara kerja dioda penyearah

Gambar 2.14. Dioda penyearah (rectifier) yang diberi arus bolak – balik

(AC)

Arus AC yang mendorong elektron keatas melalui resistor, saat melewati

diode hanya periode positip dari tegangan input yang akan memberikan

biased forward pada dioda ,sehungga dioda akan menghantarkan selama

periode positip. Tetapi untuk periode negatip. Dioda di bis reverse dan

terjadilah penyumbatan karena kecil arus yang dapat mengalir. Dengan demikian

arus AC telah diserahkan oleh dioda ini menjadi arus yang searah (DC).

2.Dioda Zener

Dioda zener di pakai untuk stabilisasi tegangan pada pencatu daya.

(47)

Gambar 2.15. Simbol dioda zener

2.5.5 IC

Didalam rangkaian catu daya biasanya tegangan keluaran dari rangkaian

itu tidak sesuai atau mendekati tegangan nominal yang diperlukan. untuk

mengatasi masalah tersebut biasanya dipasang IC catu daya. IC ini digunakan

untuk lebih mengakuratkan nilai tegangan keluaran. Dalam rangkaian ini

menggunakan IC LM7805 dengan tegangan keluran sebesar 5 volt. Gambar 2.16

berikut menunjukkan wujud dari IC LM7805 :

(48)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini di bahas tentang sistem kerja per-blok diagram dan sistem

kerja keseluruhan rangkaian. Dalam rancangan Alat Pemandu Jalan Bagi Kaum

Tuna Netra Dengan Menggunakan Sensor Jarak tipe DT-SENSE USIRR

berbasisis mikrokontroler AT89S51.bahan-bahan dan alat yang digunakan dalam

penelitian adalah.

3.1 Bahan penelitian

1. IC Mikrokontroler AT89S51

2. IC

3. Sensor jarak tipe DT-SENSE USIRR penerima dan pemancar

4. Buzzer

5. Batere

6. Transistor

7. Kapasitor

8. Resistor

9. Dioda

10.Pelarut

(49)

12.Timah

13.Kabel penghantar secukupnya

3.2 Alat Penelitian

1. Spidol permanent

2. Penggaris

3. Gergaji besi

4. Kertas pasir

5. Solder

6. Tang potong

7. Bor

8. Baskom

(50)

3.3 Diagram Blok Rangkaian

Secara garis besar alat pemandu jalan bagi kaum tuna netra ini terdiri dari

5 blok utama.gambar blok rangkaian diagram rangkaian ditunjukan pada gambar

di bawah ini.

Gambar 3.1 Diagram blok rangkaian.

pada diagram blok rangkaian digunakan sebuah rangkaian mikrokontroler

AT89S51 sebagai pusat pengendali dari seluruh rangkaian, dimana rangkaian

pendukung lainnya adalah sensor jarak yang dapat mendeteksi adanya penghalang

dan loudspeaker sebagai alat untuk member peringatan bahwasannya di depan ada

penghalang yang tandanya ditampilkan berupa suara. Dimana taranducer

ultrasonic bekerja memancarkan sinyal ultrasonic dan menunggu pantulannya,

pada saat pantulan diterima modul ultrasonik akan mengirimkan data kepada

pennguat sinyal, dimana penguat sinyal listrik kemudian mengirimkan ke

mikrokontroler berupa lebar pulsa yang bersesuaian dengan jarak jangkau

ultrasonik. Selanjutnya mikrokontroler akan menterjemahkan lebar pulsa kedalam

penguat suara untuk diproses bahwasannya didepan ada penghalang.

(51)

30 31

(52)

3.4 Rangkaian Sensor Ultrasonik

Gambar 3.3. Rangkaian sensor

Keterangan bahan :

R1 = 47K C1 = 1µF

R2,R4 = 18K C2,C3,C4,C5,C7,C9 = 100 n

R3,R5 =1K2 C6 = 10 n

R3 = 62K C8 = 22 µF

R7 = 120 K IC ST232CD

R8 = 1K2 IC PIC12C508

(53)

R10 = 2K2 IC LMC6832

R11 =36K D1 BA516

R12 = 2K2 TR BC807

C9,C10 = 2 µF 16V C11 = 1000µF 16V

Sensor yang digunakan adalah sensor pengukur jarak sensor ini memiliki

prinsip kerja seperti kebanyakan hewan yang dapat terbang dalam kegelapan yaitu

mendeteksi pantulan suara ultra (ultrasonik) dan mendeteksi waktu pantulan

antara objek pemantul dengan pemancar ultrasonik atau objek gerak

tersebut.dengan mengetahui cepat rambat gelombang suara pada udara dan

mendeteksi waktu pantulan akan dapat diperoleh jarak objek pemantul tersebut.

Sensor ini memiliki dua buah tranducer yaitu tranducer pemancar ultra sonic dan

tranducer penerima ultra sonic. Tranducer pemancar berfungsi memencarkan

gelombang ultrsonik dengan frekuensi 40 KHz, seperti pada prisip perambatan

gelombang suara akan mengalami sifat – sifat repleksi atau pemantulan bila

gelombang tersebut mendapat suatu halangan di depannya maka gelombang

tersebut akan di pantulkan kembali ke sensor dengan jarak dua kali jarak antara

pemancar dengan objek.

Sensor jarak merupakan alat pendeteksi jarak, sangat berperan sebagai

penerima dan pemancar,dimana sensor jarak ini memiliki 4 (empat) pin jantan

tetapi yang berpungsi hanya 3 saja. Pada masing – masing pin memiliki tegangan.

Pin 1 memiliki tegangan 0 Volt,pin 3 memiliki tegangan 4,91 Volt dan pin 3

(54)

3.5 RangkaianMikrokontrolerAT89S51

Gambar 3.4. Rangkaian minimum mikrokontroler AT89S51

Keterangan bahan:

IC AT89S51

R1 = 10 K

R2 = 100 Ω

C = 10 µF 25V

Kristal = 11,0592 MHZ

Mikrokontroler di program untuk melakukan proses – proses seperti

membaca jarak dan mengeluarkan suatu output berupa sinyal pemakai pada

rancangan ini mikrokontroler deprogram untuk mendeteksi dan melakukan

perhitungan jarak antara sensor dengan objek pemantul mikrokontroler akan

menerima masukan – masukan dari sensor jarak berupa pulsa yang mewakili

waktu pantul antara sensor dengan objek,waktu tersebut kemudian diproses untuk

(55)

mendpatkan jarak tersebut. Pada program ditentukan batasan – batasan jarak

dengan output tertentu karena output yang digunakan pada rancangan ini adalah

output suara maka untukmenghasilkan output tersebut mikrokontroler

diprogramkan untuk mengeluarkan pulsa – pulsa ke penguat driver untuk

menghasilkan sura atau sinyal peringatan dengan mengatur lebar pulasa maupun

frekuensi akan diperoleh sinyal yang berbeda selain mengeluarkan output suara

mikrokontroler juga mengeluarkan sinyal berupa lampu indikator yang berfungsi

memberi tahu pemakai jalan bahwa sistem pemandu sedang bekerja.

3.6. Rangkaian Driver dan Buzzer

Driver berfungsi untuk menguatkan arus atau sinyal yang diberikan oleh

mikrokontoler agar dapat menggerakan beban dalam hal ini piranti pengeras suara

yang mengeluarkan suara, driver di gunakan transistor BC547 yang akan

mengeluarkan arus cukup untuk mengendalikan beban tersebut.

9 V

buzzer

BC 547

(56)

Keterangan bahan :

Tr BC547

Buzzer

Buzzer merupakan suatu piranti yang mengubah besaran listrik menjadi

besaran suara atau lazim juga di sebut tranducer suara,. Buzzer berfungsi

memberikan suatu pesan berupa sinyal –sinyal suara dengan frekuensi tertentu

dengan memberikan arus pada buzzer maka akan di keluarkan suara sesuai dengan

besar maupun pulsa yang diberikan kepadanya.

3.7. Catu Daya

5 V

9 V

LM 7805

Gambar 3.6. rangkaian catu daya

Ketengan bahan :

Batere

IC LM 7805

Catu daya merupakan sumber tenaga sistem yaitu berupa sumber arus

yang mencatu rangkaian. Catu daya pada rangkaian ini di rancang demikian

sumber tenaga di peroleh dari sebuah baterai 9 Volt. Pada rangkaian

(57)

keluaran IC regulator 5 Volt seperti pada gambar rangkaian di mana IC ini

berfungsi meregulasi agar mengeluarkan tegangan 5 Volt

3.8. jalannya penelitian

1. Menggambar jalur rangkaian ke PCB dengan menggunakan spidol

permanent dan penggaris, pada saat menggambar usahakan jalur dalam

keadaan benar – benar tertutup oleh tinta spidol,tujuannya supaya dalam

pelarutannya (pembuangan jalur rangkaian), jalur rangkaian yang tertutup

spidol tidak ikut terlarut (terbuang dari PCB). Sebelum melakukan

pelarutan pastikan jalur – jalur rangkaian sudah tergambar dan benar.

2. Dalam melakukan pelarutan, air dalam keadaan panas (hangat) sehingga

memudahkan dalam pembuangan jalur-jalur PCB yang tidak tertutup

spidol.

3. Setelah pelarutan selesai, bersihkan tinta spidol yang menutupi jalur

rangkaian yang tertinggal di PCB menggunakan kertas pasir.

4. Kemudian lakukan pengeboran dengan menggunakan mata bor ukuran 0,5

mm.

5. Dalam melakukan penyolderan, pastikan solder benar-benar panas tetapi

pada saat akan menyolder jangan terlalu lama, karena panas solder akan

menyebabkan komponen rusak terutama pada komponen IC. Setelah

selesai melakukan penyolderan potong kaki-kaki komponen yang tidak di

(58)

6. Merangkai seluruh rangkaian menjadi satu, lakukan pengujian dengan

memberi tegangan 5 volt DC.

(59)

Proses yang pertama dilakukan adalah dengan mengisi nilai port pada

mikrokontroler AT89S51, dengan mengisialisasi sensor ping dan diteruskan

dengan baca sensor ping dan mengkalibrasi ke jarak yang di ukur sensor. Dengan

ketentuan jarak sensor yang telah di program pada mikrokonrtoler AT89S51

dengan lebih dari 2 meter maka perintah akan kembali ke pembacaan sensor.

Jarak yang kurang dari 2 meter akan meneruskan ke output buzzer dengan

frekuensi 0,5 Hz yang kemudian kembali lagi ke pembacaan sensor. Jarak di lebih

kurang dari 1 meter akan meneruskan kembali ke buzzer dengan frekuensi 2 Hz

yang kemudian kembali lagi ke pembacaan sensor, jarak lebih kecil dari 50 cm

akan meneruskan kembali buzzer dengan frekuensi 5 Hz yang kemudian kembali

ke pembacaan sensor, dengan jarak lebih kecil dari 3 cm maka frekuensi akan

lebih besar dari 10 KHZ.

(60)

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

4.1 Pengujian Rangkaian Sensor

Rangkaian sensor ultrasonic terdiri dari pemancar dan sensor penerima,di

mana sensor ultrasonic pemancar digunakan untuk pemantulan (penembakan)

sinyal ultrasonic ke suatu bidang. Sensor ultrasonic penerima di gunakan untuk

menerima sinyal pantul kembali dari pemancar.

Sensor ultrasonic merupakan sensor yang dapat mengukur jarak, di mana

jarak maksimal yang dapat diukur 200 cm dan jarak minimum 3 cm. mendeteksi

objek (bidang pantul) dengan cara memancarkan gelombang ultrasonic 40KHz

selama 200 µs. sensorultrasonik memancarkan gelombang ultrasonic sesuai

control dari mikrokontroler pengendali (pulsa trigger tout min 2 µ s). gelombang

ultrasonic bekerja melalui udara dengan kecepatan 344 meter per detik, mengenai

objek dan memantul kembali ke sonsor. Sensor mengeluarkan pulsa output high

pada pin, setelah memancarkan gelombang ultrasonic dan setelah gelombang

terdeteksi sensor akan membuat output low pada pin. Lebar pulsa high (tin) akan

sesuai dengan lama waktu tempuh gelombang ultrasonic untuk 2 kali jarak ukur

(61)

Gambar 4,1 ilustrasi cara kerja sensor

Gambar 4.2 diagram waktu sensor DT – SENSE USIRR

Data pengukuran sensor ultrasonik.

1. 5000 H = 20480 D

2. 4000 H = 16384 D

3. 3400 H = 13312 D

4. 2100 H = 8448 D

Sinyal ultrasonik

Objek ½ waktu tempuh

½ waktu tempuh

(62)

5. 1100 H = 4352 D

Analisa data :

S = Vs x t

Dimana : S = jarak

Vs = kecepatan gelombang ultrasonik di udara (344 m/s)

t = waktu

waktu tempuh sensor

t = data sensor x waktu satu siklus mesin

t1 = 20480 x 1,085 µs

= 22220,8 µs = 0,022 ms

t2 = 16384 x 1,085 µs

= 17776,64 µs = 0,017 ms

t3 = 13312 x 1,085 µs

= 14443,52 µs = 0,014 ms

t4 = 8448 x 1,085

= 9166,06 µs = 0,0091 ms

t5 = 4352 x 1,085

(63)

Maka jarak yang terukur sensor

S = Vs x t

S1 = 344 m/s x 0,022 ms

=7,63 meter

S2 = 344 m/s x 0,017 ms

= 6,11 meter

S3 = 344 m/s x 0,014

= 4,81 meter

S4 = 344 m/s x 0,0091 ms

= 3,13 meter

S5 = 344 m/s x 0,0047 ms

= 1,61 meter

Tabel 4.1 Hasil perhitungan

Waktu (t) Jarak (S)

0,022 7,63

0,017 6,11

0,014 4,81

0,0091 3,13

(64)

Gambar 4.3 grafik waktu vs jarak

4.2 Pengujian Rangkaian Minimum Mikrokontroler AT89S51

Pada pengujian rangkaian mikrokontoler AT89S51, dengan membuat

program asem sehingga menjadi kode mesin kemudian download kode mesin

tersebut ke IC mikrokontroler dengan program ISP programmer setelah selesai di

download pindahkan IC kontroler ke rangkaian, kemudian aktipkan catu daya dan

amati kerja dari rangkaian lakukan uji coba sesuai fungsi dan kinerja rangkaian

bila terdapat kesalahan maupun kekurangan, ulangi prosedur atau mulai dari

pengeditan urutan kerja pada program assembly.

Adapun pengujian ini dapat di lakukan dengan memberikan program sederhana

pada mikrokontroler.

FSensing:

Mov R3,#10

Waktu Vs Jarak

0 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025

1,61 3,13 4,81 6,11 7,63S (Jarak)

(65)

Clr FPing

S1: Djnz R3,s1

SetB FPing

Nop

Nop

Nop

S2: JB FPing,S2

Mov TMOD,#10H

Mov TH1,#0H

Mov TL1,#0H

Setb TR1

T_5mS: Jnb FPing,T_5mS

Clr TR1

Mov A,TH1

SetB FPing

Ret

Rutin program Fsensing seperti pada pengenalan listing di atas berfungsi

menangani sensor ultrasonik yaitu yaitu proses pengaktipan dan pembacaan

timer yang merupakan representase dari jarak yang terukur yaitu dengan

memberikan pulsa start ke sensor, menunggu feedback dari sensor kemudian

(66)

Mov R3,#10 artinya mengisi register R3 dengan data 10 yang merupakan

jumlah loop untuk penundaan sekitar 20 mikrosekon.

JB Fping,S2 fungsinya untuk mendeteksi kesiapan sensor untuk

melakukan pengukuran yaitu untuk mendeteksi bit Fping yaitu pada P3.3.Setb

TR1 berfungsi menjalankan timer 1.

T_5ms : jnb Fping ,T_5mS berfungsi mendeteksi bila pantulan telah

diterimah oleh sensor. Mov A,TH1 membaca waktu yang terbaca di timer TH1.

4.3 Pengujian Rangkaian Power Supplay

Pengujian pada bagian rangkaian power supplay ini dengan mengukur

tegangan keluaran dari rangkaian, dengan menggunakan volt meter digital. Dari

hasil pengukuran diperoleh tegangan sebesar :

Vin = 9,2 volt

Vout = 4,92 volt

Tegangan ini dipergunakan untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian.

Mikrokontroler AT89S51 dapat bekerja pada tegangan 4,0 sampai dengan 5,5

volt, sehingga tegangan 4,92 ini cukup untuk mensupplay tegangan

mikrokontroler AT89S51. Degan demikian rangkaian ini sudah dapat bekerja

(67)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil analisa dan pengujian pada rancangan alat pemandu jalan bagi kaum tuna netra dengan menggunakan sensor jarak maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Alat ini akan bekerja, apabila adanya objek pantulan atau penghalang.

2. Dari hasil percobaan dan pengukuran dapat di tentukan jarak suatu benda

atau objek apabila di ketahui kecepatan rambat suara pada udara.

3. Frekuensi bunyi yang di keluarkan dapat di atur melalui program tunda

waktu.

4. Jarak maksimum yang dapat dideteksi adalah 2 meter dan jarak minimum

3 centimeter.

5.2. Saran

Setelah dilakukan peneletian ini diperoleh beberapa hal yang dapat dijadikan saran untuk peneletian lebih lanjut, yaitu :

1. Dalam pengembangan selanjutnya, agar rangkaian yang digunakan dipasang pada bagian tongkat lebih bawah lagi sehingga sensornya dapat

bekerja lebih efektif.

2. Dalam pengembangan alat ini dapat digunakan untuk membantu sebagian para kaum tuna netra untuk membantu mereka dalam menjalankan

(68)

DAFTAR PUSTAKA

Agfianto. 2004. Belajar MikrokontrollerAT89C51/52/55 Teori dan Aplikasi.

Edisi kedua. Yokyakarta : Gava Media.

Agus irawan. Hsr, dkk. 1991. Pintar elektonika, jilid 2. Pekalongan : CV. Bahagia

Bhisop, Owen. 2004. Dasar-dasar Elektronika. Jakarta : Erlangga.

Sugarto . Fajar. 1991. Teori dasar elektronika . Surabaya : CV.anugerah

Budiharto ,widodo. 2004. Elektronika digital dan mikroprosesor. Yogyakarta : andi offset

Diakses Tanggal 23 Juli 2010

Gambar

Gambar 2.1 sensor jarak tipe DT-SENSE USIRR
Tabel 2.1. pada register fungsi khusus – SFR (special function register)i
Gambar 2.2. IC Mikrokontroler AT89S51
Gambar 2.3. resistor karbon
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tugas akhir ini membahas tentang pembuatan alat Sensor TCS3200 Sebagai Pembaca Gambar Warna Untuk Tuna Netra Dengan Output Suara Untuk Mendeteksi Warna Pada Kain..

Judul : Alat Deteksi Nominal Uang Kertas Untuk Penyandang Tuna Netra Dengan Sensor TCS3200-DB Berbasis Arduino Uno.. Kategori :

alat bantu yang dapat memudahkan tuna netra untuk mengidentifikasi nilai..

Mengacu pada permasalahan di atas, maka perlu dirancang suatu alat bantu sederhana bagi penyandang tuna netra yang menggunakan sensor warna pada sistem sebagai identifikasi

Adapun fuzzifikasi pada pembuatan alat pemandu jalan untuk penyandang tunanetra menguunakan parameter jarak (cm) sebagai input sedangkan output berupa bunyi (buzzer)

Adapun analisis masalah pada penelitian ini adalah penyajian informasi yang mengenai perancangan aplikasi pemandu menggunakan sensor ultrasonik pada tongkat tuna

Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “APLIKASI SENSOR ULTRASONIK DAN RTC DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535 SEBAGAI ALAT BANTU TUNA NETRA”. Terimakasih penulis

Pada paper ini menyajikan alat bantu navigasi bagi penyandang tunanetra, dimana digunakan sistem mikrokontroler yang dilengkapi dengan sensor jarak, RFID reader,