• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tayangan Backpacker Dan Tingkat Minat Berwisata Ke Luar Negeri (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Backpacker TVOne Terhadap Tingkat Minat Berwisata ke Luar Negeri di Kalangan Siswa ILP Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tayangan Backpacker Dan Tingkat Minat Berwisata Ke Luar Negeri (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Backpacker TVOne Terhadap Tingkat Minat Berwisata ke Luar Negeri di Kalangan Siswa ILP Medan)"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

TAYANGAN BACKPACKER DAN TINGKAT MINAT BERWISATA KE LUAR NEGERI

(Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Backpacker TVOne Terhadap Tingkat Minat Berwisata ke Luar Negeri di Kalangan Siswa ILP Medan)

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Diajukan Oleh:

WAN MUHAMMAD HASIBULLAH 090922046

Jurusan Ilmu Komunikasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAKSI

Penelitian ini merupakan penelitian study korelasi dengan judul Tingkat Ketertarikan Siswa ILP Medan Melakukan Wisata ke Luar Negeri Setelah Menonton Tayangan Backpacer di TVOne. Perumusan masalah yang dikemukakan adalah sejauhmana tingkat ketertarikan siswa ILP Medan melakukan Wisata ke Luar Negeri setelah Menonton Tayangan Program Bacpacker TVOne. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sejauh mana tingkat ketertarikan Siswa ILP Medan berwisata ke luar negeri, setelah menonton tayangan Backpacker di TVOne, manfaat yang didapat oleh Siswa ILP Medan dari Informasi Pariwisata yang tayang pada program Backpacker di TVOne dan sejauh mana informasi pariwisata asing mampu merangsang minat berwisata siswa yang sedang menuntut ilmu bahasa asing.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwakalangan siswa ILP Medan, secara umum merupakan siswa yang ekonominya berkemampuan untuk melakukan kunjungan ke luar negeri. Hal ini didukung pula dengan kemampuan ilmu bahasa asing yang sedang dituntut, dengan kebutuhannya untuk digunakan jika sewaktu-waktu memang melakukan perjalanan ke negeri asing. ILP Medan saat ini berlokasi di Jalan SM Raja yang memiliki 5 program pendidikan. Meliputi, General English Program, Business English Program, Talking English Program, Young Adult Courses dan Intensive Course. Dari perhitungan diperoleh rxy = 0,761 terdapat pada interval koefisien 0,71 –

(3)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, saya ucapkan kehadirat Tuhan, yang telah memberikan kekuatan, ridho dan berkah-Nya kepada saya untuk menyelesaikan penulisan skripsi. Selawat dan salam kepada Nabi, yang telah membawa ajarannya.

Skripsi ini berjudul Tingkat Ketertarikan Siswa ILP Medan Melakukan Wisata ke Luar Negeri Setelah Menonton Tayangan Backpacer di TVOne.

Sebagai karya ilmiah, peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, hanya Tuhan, Maha pemilik kesempurnaan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, saya berharap kiranya kritik dan masukan yang bersifat membangun demi perbaikan pada masa yang akan datang sangat diharapkan.

Selama melakukan penelitian, saya banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, pada kesempatan ini ucapan terima kasih yang tidak terhingga ditujukan kepada:

1. Teristimewa dengan segala hormat kupersembahkan karya ini kepada ayahanda dan ibunda tercinta, berkat do’a dan limpahan kasih sayang yang diberikan menjadi dorongan besar guna menyelesaikan pendidikan ini.

2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah banyak mengarahkan penulisan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah banyak mengarahkan penulisan skripsi ini.

(4)

5. Terima kasih kepada segenap pimpinan, staf pengajar dan staf Administrasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, atas bantuan, didikan serta bimbingan yang telah diberikan selama ini.

6. Kepada seluruh rekan-rekan seperjuangan dalam menyelesaikan pendidikan, terimah kasih atas dukungan dan bantuannya, serta teman-temanku yang selalu mensupport aku dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepada Pimpinan ILP Medan yang telah membantu, mulai dari persiapan hingga memberikan data penelitian yang dibutuhkan.

Dengan mengharap Ridho Tuhan yang maha esa dan mohon maaf atas segala kehilafan dan kealfaan sebagai seorang hamba yang lemah, semoga karya ini berguna sekaligus sebagai sumbangan pemikiran penulis.

Medan, Juli 2011 Hormat saya,

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I : PENDAHULUAN ... . ... 1

1. Latar Belakang Masalah... . ... 1

2. Perumusan Masalah ... . ... 4

3. Pembatasan Masalah ... . ... 5

4. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... . ... 5

5. Kerangka Teori ... ... 6

5.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa ... 6

5.2 Teknologi Komunikasi ... 7

5.3 Komunikasi Pariwisata ... 8

5.4 Teori S-O-R ... 12

6. Kerangka Konsep ... ... 13

7. Operasional Variabel... 14

8. Defenisi Operasinal ... 16

BAB II : URAIAN TEORITIS ... . ... 19

1. Komunikasi Massa... . ... 19

1.1 Ciri-Ciri Komunikasi Massa ... 20

1.2 Fungsi Komunikasi Massa ... 23

1.3 Efek Media Massa ... 25

2. Tenologi Informasi ... 28

2.1 Teknologi Informasi ... 28

3. Komunikasi Pariwisata ... 30

3.1 Komunikasi Pariwisata ... 30

(6)

4.1 Pengertian S-O-R ( Stimulus Organism Response) ... 32

4.2 Proses S-O-R ( Stimulus Organism Response ) ... 32

BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... . ... 34

1. Profil singkat ILP ... . ... 34

2. Metode Penelitian ... . ... 36

2.1 Lokasi Penelitian ... . ... 36

2.2 Populasi dan Sampel ... 36

2.2.1 Populasi ... 36

2.2.2 Sampel ... 37

2.3 Teknik Penarikan Sampel ... 38

2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 39

2.5 Teknik Analisa Data... 40

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ... . ... 43

1. Proses Pengumpulan Data ... . ... 43

1.1 Langkah-langkah Mengolah Data ... 43

1.2 Analisis tabel tunggal ... 45

1.2.1 Karakteristik ... 45

1.2.2 Program Tayangan Backpacker TVOne ... 46

1.2.3 Tingkat Minat Berwisata ke Luar Negeri ... 53

1.3 Analisis Tabel Silang ... 58

1.4 Pengujian Hipotesis ... 59

1.4.1 Uji thitung ... 60

1.4.2 Koefisien Determina ... 61

2 Pembahasan ... 62

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... . ... 63

1. Kesimpulan ... . ... 63

2. Saran-Saran ... . ... 64

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul/Teks Halaman

1 Operasional Variabel ... 19

2 Populasi Responden Penelitian ... 43

3 Stratified Proporsional Random Sampling ... 4 Usia Responden ... 65

5 Jenis Kelamin Responden ... 65

6 Lama Masa Belajar di ILP ... 66

7 Menonoton Tayangan Program Siaran Backpacker di TVOne ... 66

8 Tayangan Backpacker di TVOne Menarik ... 67

9 Contain Acara yang Disajikan Pada Acara Backpacker di TVOne Menarik... 67

10 Daerah Tujuan Wisata yang Ditayangkan Pada Acara Backpacker TVOne ... 68

11 Alur Cerita Pada Tayangan Bacpacker TVOne Menarik ... 68

12 Tayangan Bacpacker di TVone Tersebut Menghibur ... 69

13 Daerah Tujuan Wisata yang Dikunjungi Backpacker TVOne Menarik... 69

14 Waktu Penayangan Acara Backpacker TVOne Sesuai ... 70

15 Durasi Penayangan Acara Backpacekr TVOne Sesuai ... 70

16 Penampilan Presenter Backpacker TVOne Menarik... 71

(8)

18 Dialog Bahasa Inggris Pembawa Acara Backpacker TVOne

Lancar ... 72

19 Minat Melakukan Wisata ke Luar Negeri Dengan Cara Backpacker ... 72

20 Minat Berwisata ke Luar Negeri Dengan Mengunakan Paket

Wisata ... 73

21 Minat Mengunjungi Negara-Negara yang Dikunjungi Dalam

Tayangan Backpacker TVOne ... 73

22 Minat Mengunjungi Wisata Budaya di Daerah yang Dikunjungi

Dalam Tayangan Backpacker TVOne... 74

23 Berminat Mengunjungi Wisata Kuliner di Daerah Tujuan Wisata

Dalam Tayangan Bacpacker TVOne... 74

24 Berminat Mengunjungi Wisata Alam di Negara yang Dikunjungi

Dalam Tayangan Backpacker TVOne... 75

25 Berminat Menyaksikan Atraksi Wisata di Negara yang Dikunjungi

Pada Acara Backpacker TVOne ... 75

26 Berminat Melakukan Wisata Belanja ke Lokasi-Lokasi Belanja

Seperti Dalam Tayangan Backpacker TVOne ... 76

27 Hubungan antara Tingkat Ketertarikan Siswa ILP Medan Melakukan

Wisata ke Luar Negeri Setelah Menonton Tayangan Backpacer

di TVOne ... 79

28 Coefficients (a)... 80

(9)

ABSTRAKSI

Penelitian ini merupakan penelitian study korelasi dengan judul Tingkat Ketertarikan Siswa ILP Medan Melakukan Wisata ke Luar Negeri Setelah Menonton Tayangan Backpacer di TVOne. Perumusan masalah yang dikemukakan adalah sejauhmana tingkat ketertarikan siswa ILP Medan melakukan Wisata ke Luar Negeri setelah Menonton Tayangan Program Bacpacker TVOne. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sejauh mana tingkat ketertarikan Siswa ILP Medan berwisata ke luar negeri, setelah menonton tayangan Backpacker di TVOne, manfaat yang didapat oleh Siswa ILP Medan dari Informasi Pariwisata yang tayang pada program Backpacker di TVOne dan sejauh mana informasi pariwisata asing mampu merangsang minat berwisata siswa yang sedang menuntut ilmu bahasa asing.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwakalangan siswa ILP Medan, secara umum merupakan siswa yang ekonominya berkemampuan untuk melakukan kunjungan ke luar negeri. Hal ini didukung pula dengan kemampuan ilmu bahasa asing yang sedang dituntut, dengan kebutuhannya untuk digunakan jika sewaktu-waktu memang melakukan perjalanan ke negeri asing. ILP Medan saat ini berlokasi di Jalan SM Raja yang memiliki 5 program pendidikan. Meliputi, General English Program, Business English Program, Talking English Program, Young Adult Courses dan Intensive Course. Dari perhitungan diperoleh rxy = 0,761 terdapat pada interval koefisien 0,71 –

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Keinginan setiap orang untuk melakukan perjalanan wisata, boleh jadi dapat dipicu oleh beragam hal. Tidak hanya kecukupan biaya, tetapi juga pengetahuan yang lengkap terhadap daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi. Baik di negeri sendiri, maupun di luar negeri. Bahkan, sistem komunikasi dan bahasa pengantar di daerah wisata yang akan dituju pun turut menjadi pertimbangan.

Hal inilah yang selalu dijabarkan secara runut di dalam tayangan Tvone, dalam program Bacpacker. Hadir setiap Sabtu, Pukul 16.30 Wib, dipandu oleh seorang pembawa acara, pria berumur 31 tahun yang bernama Yulika Satria Daya.

Di dalam tayangan ini digambarkan secara jelas, si pembawa acara yang berperan sebagai turis asal Indonesia, selalu melakukan perjalanan ke lokasi-lokasi wisata di luar negeri dengan memanggul bekal perjalanan di dalam sebuah tas ransel (backpacker). Perjalanan tersebut dilakukan sendiri, tanpa tergabung dalam sebuah grup perjalanan yang sedianya selalu disediakan oleh biro-biro perjalanan wisata.

Dalam melakukan perjalanan juga digambarkan secara jelas, item-item biaya yang harus dikeluarkan oleh pembawa acara. Baik untuk hotel dan akomodasi, transportasi lokal, biaya masuk maupun makanan dan souvenir.

(11)

Sebagai sebuah siaran pariwisata yang tayang di sebuah televisi nasional, tentu acara ini dengan mudah dapat diakses oleh seluruh lapisan publik. Karena televisi yang menjadi salah satu hasil dari teknologi yang terus bekembang saat ini, sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat, bahkan dapat mengubah pemikiran seseorang.

Televisi sebagai media komunikasi dalam hal ini, memiliki kemampuan untuk mengakses publik hingga ke ruang pribadi. Selain itu, pesan yang disampaikan melalui perpaduan gambar dan suara mampu menarik perhatian khalayak sekaligus memberi pengaruh yang kuat terhadap perubahan perilaku dalam diri pemirsanya. Televisi mampu menjangkau banyak orang dalam sebuah komunitas dan lebih menarik minat masyarakat dibanding media komunikasi yang lain.

Saat ini, televisi merupakan media yang lebih mampu mempengaruhi audiens dengan audio dan visual secara serentak dalam waktu bersamaan di tempat berbeda, dibandingkan radio. Sebab, televisi mempunyai daya tarik yang kuat. Jika radio mempunyai daya tarik kuat dikarenakan radio memiliki unsur-unsur kata, musik, sound efek, maka TV selain ketiga unsur tersebut juga memiliki unsur visual berupa gambar yang bukan merupakan gambar mati, melainkan gambar hidup yang mampu menimbulkan pesan yang mendalam pada penonton.

Daya tarik ini selain melebihi radio, juga melebihi film bioskop, sebab segalanya dapat dinikmati di rumah dengan aman. Sedangkan pesawat kecil mungil itu dapat menghidangkan film juga dapat menghidangkan program lainnya yang menarik. (effendi, 177:1993).

(12)

karakteristik visual, sehingga penonton dalam menikmati televisi tidak monoton, dan lebih santai. Kehadiran televisi saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok dalam masyarakat. Ini dapat dibuktikan di masyarakat saat ini sebagian besar telah memiliki pesawat televisi sebagai sarana untuk mendapatkan informasi dan menjadikan televisi sebagai kebutuhan sekunder.

Acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan penoton. Jika penonton merasa terharu terpesona terhadap apa yang mereka lihat di layar televisi, hal itu bukan sesuatu yang aneh atau istimewa. Sebab, salah satu pengaruh psikologis dari siaran televisi yaitu seakan-akan menghipnotis penonton, sehingga seolah-olah hanyut dalam keterlibatan pada kisah atau peristiwa yang dihidangkan televisi (Effendy, 1991:182)

Televisi juga merupakan salah satu media komunikasi yang sudah melampaui efektivitas pranata sosial lain. Hal ini karena siaran televisi adalah bentuk produk dan bagian dari institusi komunikasi yang memiliki fungsi untuk melakukan upaya-upaya memenuhi berbagai kepentingan politik, ekonomi, sosial, budaya dan sebagainya.

Sedangkan siswa International Languange Program (ILP) Medan, merupakan bagian dari pranata sosial yang akan menjadi objek penelitian, berkaitan dengan pengaruh yang ditimbulkan oleh sebuah program tayangan televisi, Backpacker.

ILP Medan saat ini berlokasi di Jalan SM Raja yang memiliki 5 program pendidikan. Meliputi, General English Program, Business English Program, Talking English Program, Young Adult Courses dan Intensive Course.

(13)

lancar. Melainkan masih sering dilakukan secara terbata-bata. Karena penduduk lokal di berbagai negara yang dikunjungi, tidak sepenuhnya fasih berbahasa Inggris.

Terlebih lagi, penayangan acara yang dilakukan di akhir pekan, dikemas dengan sistem perjalanan yang mudah, relatif irit, berani mencoba sesuatu yang baru dan berkaitan dengan penggunaan bahasa asing secara praktis, menurut penulis sesuai dengan segmen responden yang akan diambil. Yakni, International Languange Program (ILP) Medan yang terdiri dari orang-orang muda yang sedang belajar bahasa asing, terutama bahasa Inggeris.

Kalangan siswa ILP Medan, secara umum merupakan siswa yang ekonominya berkemampuan untuk melakukan kunjungan ke luar negeri. Hal ini didukung pula dengan kemampuan ilmu bahasa asing yang sedang dituntut, dengan kebutuhannya untuk digunakan jika sewaktu-waktu memang melakukan perjalanan ke negeri asing. Di sisi lain, waktu belajar aktif para siswa di ILP Medan, lebih banyak dilakukan pada Senin hingga Jumat. Sehingga kemungkinan besar para siswa menonton tayangan Backpacker TVOne yang hadir setiap Sabtu Pukul 16.30 Wib.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti, Tingkat Ketertarikan Siswa ILP Medan Melakukan Wisata ke Luar Negeri Setelah Menonton Tayangan Backpacer di TVOne.

2. Perumusan Masalah

(14)

3. Pembatasan Masalah

Untuk lebih memperjelas ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti agar tidak terlalu luas, maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut:

a. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat ketertarikan siswa ILP Medan, untuk melakukan wisata ke luar negeri setelah menyaksikan tayangan program Backpacker di TVOne.

b. Penelitian terbatas pada tingkat ketertarikan siswa ILP Medan berwisata ke luar negeri, setelah menyaksikan tayangan program Backpacker tersebut.

c. Objek penelitian adalah siswa yang masih resmi terdaftar di ILP Medan dan pernah menyaksikan program Backpacker di TVOne.

d. Penelitian dilakukan pada Januari 2011.

4. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 4.1. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat ketertarikan Siswa ILP Medan berwisata ke luar negeri, setelah menonton tayangan Backpacker di TVOne.

2. Untuk mengetahui manfaat yang didapat oleh Siswa ILP Medan dari Informasi Pariwisata yang tayang pada program Backpacker di TVOne.

3. Untuk mengetahui, sejauh mana informasi pariwisata asing mampu merangsang minat berwisata siswa yang sedang menuntut ilmu bahasa asing.

4.2. Manfaat Penelitian

(15)

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan menjadi sumbangsih terhadap penelitian sosial, dapat menjadi bahan masukan terhadap komunikasi pariwisata dan komunikasi massa.

3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu memperluas dan menambah khasanah penelitian di bidang komunikasi.

5.Kerangka Teori

Kerangka teori adalah suatu uraian yang memuat pokok-pokok pikir yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Nawawi 2001:40). Dengan adanya kerangka teoritis tersebut, maka penulis akan mempunyai landasan untuk menentukan tujuan dan arah penelitan. Dalam penelitian ini, penulis menggunaan teori-teori tentang:

5.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa

Menurut Mundel (Moekijat, 1993:5), komunikasi adalah penyampaian pikiran, pendapat, informasi dan sikap dengan berbicara, menulis atau memberi isyarat. Sedangkan Effendy (1993:11) mengemukakan, komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada komunikan merupakan gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul di benaknya.

(16)

Menurut Carl Hovland dalam karyanya yang berjudul Social Communication muncil istilah science of communication yang didefenisikan sebagai suatu upaya yang sistematis untuk merumuskan dengan cara setepat-tepatnya asas pentramisian informasi serta pemebentukan opini dan sikap (Effendy, 2003:13).

Dalam buku Ardianto (2004:7), Rakhmat merangkum defenisi-defenisi komunikasi massa. Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak tersebar, heterogen, anonim, melalui media cetak maupun elektronik sebagai pesan yang sama yang dapat diterima secara serentak dan sesaat.

Pada dasarnya, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Ada beberapa bentuk komunikasi massa. Antara lain, televisi, radio, majalah, koran, buku dan film (Nuruddin, 2003:2)

Dalam buku Severin dan Tankard (2007:4) perubahan teknologi baru menyebabkan perubahan defenisi komunikasi yang memiliki ciri:

1. Komunkiasi massa diarahkan kepada audience yang relatif besar, heterogen dan anonim.

2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audience secara serempak dan sifatnya sementara.

3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya besar.

5.2. Teknologi Komunikasi

(17)

struktur organisasi dan nilai-nilai sosial yang digunakan, untuk memproses dan mempertukarkan informasi dengan orang lain.”

Demikian pesatnya perkembangan teknologi komunikasi saat ini, sehingga para ahli menyebut gejala ini sebagai revolusi.

5.3. Komunikasi Pariwisata

Komunikasi pariwisata menjadi sebuah cara untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan pariwisata kepada masyarakat luas. Terutama wisatawan yang menjadi target utamanya. Tersedianya layanan yang bermutu, objek dan atraksi wisata yang menarik, bagusnya fasilitas rekreasi dan hiburan yang tersedia, perlu dipromosikan sedemikian rupa sehingga dikenal oleh masyarakat luas. Dengan kata lain, wisatawan sebagai konsumen, yang hendak ditarik, harus diberitahu, objek dan atraksi yang ada harus diperkenalkan. Keinginan calon wisatawan harus didorong agar mereka mau dan ingin mengunjungi daerah tujuan wisata tertentu (Yoeti, 1983:333)

Promosi kepariwisataan adalah suatu upaya yang dilakukan untuk menyesuaikan produk pariwisata dengan permintaan wisatawan, sehingga produk menjadi lebih menarik. Daya tariklah yang menjadi kata kunci dari sebuah upaya promosi pariwisata yang selalu dikemas dengan model yang dapat menjadi daya tarik bagi turis yang membeli. Kegiatan promosi ini merupakan suatu kegiatan yang intensif dengan mengadakan usaha untuk memperbesar daya tarik produk terhadap calon konsumen. Konsumen dan permintaannya tidak digarap, namun produknya lebih disesuaikan dengan konsumen (Marpaung, 2002:103).

(18)

Communication in society”, Laswell mengajukan suatu paradigma, yaitu who, say what to whom, in which channel, dan with what effect. Berdasarkan paradigm Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komuniikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

Sedangkan kata pariwisata secara etimologis, berasal dari Bahasa Sansekerta. a. Pari berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar

b. Wisata berarti perjalanan, bepergian.

Jadi, kata pariwisata diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar putar dari suatu tempat lain. Untuk memperjelasnya, maka dapat disimpulkan defenisi pariwisata adalah sebagai berikut (Yoeti, 1989:109): “ Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan pada suatu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata mata untuk menikmati perjalan tersebut guna bertamasya dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam”

Robert Melntons bersama Shasikant Gupta juga mencoba mengungkapkan bahwa pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan serta daerah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan-wisatawan ini serta para pengunjung lainnya (dalam Pendit,1990:31).

(19)

menambah pengetahuan, tertarik dengan pelayanan yang diberikan oleh suatu Daerah Tujuan Wisata yang dapat menarik pengunjung di masa dating.

Dalam instruksi Presiden RI No. 9 Tahun 1969 tertulis dalam bab I Pasal I, bahwa wisatawan (tourist) adalah setiap orang yang berpergian dari tempat tinggal nya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungan itu.

Adapun cirri – cirri tentang seseorang itu dapat disebut sebagai wisatawan adalah :

1. Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam. 2. Perjalanan itu hanya dilakukan hanya untuk sementara waktu. 3. Orang yang melakukan nya tidak mencari nafka di tempat atau di Negara

yang dikunjungi.

Dengan demikian dapat dijabarkan, komunikasi adalah proses penyampaian maupun pengoperan pernyataan ataupun lambing-lambang bermakna untuk member tahu, mengubah sikap atau prilaku seseorang kepada orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat yang lain dengan maksud bukan untuk mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut.

Dari dua defenisi ini dapat disimpulkan bahwa komunikasi pariwisata adalah suatu aktivitas manusia dalam menyampaikan informasi tentang perjalanan ke suatu daerah atau objek wisata yang akan dikunjungi wisatawan.

Beberapa jenis pariwisata yang telah dikenal, antara lain ( dalam Pendit, 1990:41) :

(20)

ke tempat lain atau keluar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, kebudayaan dan seni mereka.

b. Wisata Kesehatan, yaitu perjalanan seseorang wisatawan dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani.

c. Wisata Olaraga, Yaitu wisatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau olahraga.

d. Wisata Komersial, yaitu termasuk perjalanan untuk mengnjungi pameran-pameran dan pekan raya yang besifat komersial, seperti pameran-pameran industri, pameran dagang dan sebagainya.

e. Wisata Industri, yaitu perjalanan yang dilkukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang awam keseluruh kompleks atau daerah perindustrian dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau penelitian.

f. Wisata Maritim atau Bahari, yaitu wisata yang banyak dikaitkan dengan olahraga air, seperti danau, pantai atau laut.

(21)

5.4 Teori S-O-R

S-O-R adalah singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Menurut Teori ini, organisme menghasilkan prilaku tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu. Maksudnya adalah keadaan internal organisme berfungsi menghasilkan respon tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu pula.

Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya” mengutip pendapat hovland, Janis, dan kellyyang mengatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru, ada tiga variabel penting (Effendy, 2002:253) yaitu :

a. Perhatian b. Pengertian c. Penerima

Dari uraian di atas, maka proses komunikasi S-O-R dalam penelitian ini dapat digambarkan Sebagai berikut :

(Effendy, 2002,253)

Jika substansi teori di atas dihubungkan dengan penelitian Pengaruh Tayangan Backpacker TVOne terhadap Tingkat Minat Siswa ILP Medan Berwisata ke Luar Negeri, maka hubungannya dengan teori S-O-R dapat di kemukakan sebagai berikut:

1. Stimulus (pesan) yang dimaksud adalah isi (content) dari pihak yang melakukan komunikasi pariwisata, yaitu dalam penelitian ini adalah Program Siaran Backpacker TVOne. Meliputi pembawa acara, pilihan daerah kunjungan wisata hingga pengemasan acara secara keseluruhan.

Stimulus

Organisme :

Perhatian

Pengertian

Penerimaan

(22)

2. Organism ( komunikasi ) yang menjadi sasaran adalah pemirsa TVOne yang dalam hal ini adalah siswa ILP Medan.

3. Response ( efek ) Yang dimaksud adalah dampak dari program tayangan Backpacker TVOne terhadap siswa ILP Medan. Meliputi keinginan berperilaku seperti pembawa acara, minat untuk mengunjungi daerah tujuan wisata yang ditayangkan serta sejumlah pengaruh lain yang dapat ditimbulkan setelah menonton tayangan program acara Backpacker TVOne.

6. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teoristis yang mendasari penelitian, selanjutnya disusun kerangka konsep yang di dalamnya terdapat variabel-variabel dan indikator yang tujuannya menjelaskan masalah penelitian.

Kerangka konsep adalah hasil penelitian rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Perumusan kerangka konsep itu merupakan bahan yang akan menuntun dalam merumuskan hipotesis penelitian (Nawawi, 1995:43).

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasinalisasikan dengan merubahnya menjadi variabel (Singarimbun, 1995: 49). Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitan ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (Variabel X) adalah sejumlah gejala, faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya gejala, faktor, atau unsur yang lain (Nawawi, 1995: 56). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Program Tayangan Backpacker TVOne.

(23)

(Nawawi, 1995:57). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat ketertarikan siswa ILP Medan berwisata ke luar negeri.

3. Variabel Antara (Variabel Z) adalah sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol, akan tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel bebas (Nawawi, 1995: 58). Variabel antara dalam penelitian ini adalah karaktristik responden.

7. Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan rangka konsep di atas, maka dapat dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesesuaian dan kesamaan dalam penelitian. Indikator-indikator yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Operasional Variabel

Variabel Teoritis Variabel Operasional Variabel Bebas ( X )

Tayangan Backpacker TVOne

a. Konsep Program

• Siaran perjalanan wisata secara

mandiri, tanpa group/paket perjalanan dari Biro Perjalanan Wisata (BPW)

• Mekanisme perjalanan wisata,

(24)

dengan menonjolkan sejumlah keunikan yang terjadi di pada saat perjalanan.

• Mengunjungi berbagai daerah

tujuan wisata di luar negeri. • Ditayangkan setiap akhir pecan,

sore hari

• Berdurasi 30 Menit.

b. Presenter

• Pemilihan presenter, seorang pria

muda di bawah 30 tahun. • Kemampuan bahasa asing

presenter.

• Penampilan presenter, sebagai

turis asal Indonesia, di Negara asing.

• Kemampuan presenter dalam

berkomunikasi kepada penonton. Variabel Terikat ( Y )

Siswa ILP Medan

a. Perhatian

• Tayangan Informasi Backpacker

TVOne b. Pengertian

• Cara hemat dan mudah melakukan

(25)

c. Penerima

• Tingkat minat berwisata ke luar

negeri. Variabel Antara (Z)

Karakteristik Responden

a. Usia

b. Jenis Kelamin c. Pekerjaan

d. Menonton Tayangan Backpacker TVOne

8. Defenisi Operasinal

Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur variabel. Dengan kata lain, defenisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 1995: 46).

Defenisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (X), Tayangan Program Bacpacker TVOne.

(26)

b. Presenter

Meliputi pemilihan presenter, seorang pria 32 tahun, dengan kemampuan bahasa asing yang relatif tidak terlalu mahir. Penampilan presenter merefresentasikan seorang warganegara Indonesia yang sedang menjadi turis di Negara asing, dengan pengetahuan yang belim terlalu dalam, terhadap daerah tujuan wisata yang dikunjungi.

2. Variabel Terikat ( Y ) Siswa ILP Medan.

a. Perhatian, yaitu atensi (perhatian) yang diberikan oleh responden terhadap pesan dari tayangan Backpacker TVOne. Dari perhatian ini, akan timbul keterkaitan responden terhadap isi program acara tersebut dan mencari tahu lebih banyak daerah tujuan wisata yang ditayangkan.

b. Pengertian, yaitu pemahaman atau kejelasan responden terhadap pesan dari tayangan program Backpacker TVOne. Dari Pemahaman ini, akan memunculkan keinginan kuat dalam diri responden untuk berwisata ke daerah tujuan wisata yang ditayangkan.

c. Penerima, yaitu suatu sikap dimana responden dapat menerima atau menangkap pesan dari tayangan program Backpacker TVOne. Dari sikap ini, kemudian responden akan memutuskan untuk berwisata atau tidak berwisata ke negara yang dimaksud.

3. Variabel Antara ( Z ), Karakteristik Responden a. Usia, yaitu tingkatan dari umur responden

(27)

c. Pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan yang menjadi sumber kehidupan responden. Selain pelajar sekolah setingkat SD, SMP dan SMA, para siswa ILP Medan juga terdiri dari banyak kalangan profesi.

(28)

BAB II

URAIAN TEORITIS

1. Komunikasi Massa

Pada dasarnya, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Dengan demmikian, media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak dan cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan pada waktu yang serempak.

Pengertian komunikasi massa merujuk, kepada pendapat Tan dan Wright, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikasi secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu. Defenisi komunikasi yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, yaitu komunikasi massa adalah pesan yang di komunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is massages communicated though a mass medium to a large number of people) (Ardianto,2004;3).

Definisi komunikasi massa yang lebih rinci disampaikan oleh ahli komunikasi lain, Gebner, yaitu komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dari lembaga dan arus pesan yang bekesinambungan serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri (Ardianto:2004:4)

(29)

sedangkan anonim berarti individu yang menerima pesan cenderung asing satu sama lain, dan heterogen pesan dikirimkan kepada orang-orang dari berbagai macam status, pekerjaan, dan jabatan dengan karakteristik yang berbeda satu sama lain dan bukan penerima pesan yang homogeny (Nurudin,2003:12).

Berdasarkan pengertian tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan oleh para ahli komunikasi di atas, maka dapat disimpulkan komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa modern (media cetak dan elektronik) dalam penyampaian informasi yang ditunjukan kepada sejumlah khalayak (komunikan) heterogen dan anonim sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak.

Menurut Wright (Severin, 2005:4), perubahan teknologi baru menyebabkan perubahan dalam defenisi komunikasi massa yang mempunyai 3 ciri, yaitu:

1. Komunikasi yang diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen dan anonim.

2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara.

3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.

1.1 Ciri-Ciri Komunikasi Massa

Melalui defenisi-defenisi komunikasi massa tersebut, kita dapat mengetahui ciri-ciri komunikasi massa. Menurut Nurudin dalam bukunya Pengantar Komunikasi massa (2003:199-32), ciri-ciri dari komunikasi massa adalah:

1. Komunikasi dalam komunikasi massa melembaga

(30)

sekelompok orang, pedoman, dan media yang melakukan suatu kegiatan mengelola, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lembaga menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai suatu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan mengelola pesan itu menjadi sumber informasi.

Dengan demikian, Komunikator dalam komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai ciri sebagai berikut: (1) kumpulan individu, (2) Dalam berkomunikasi individu-individu itu terbatasi perannya dengan sistem dalam media massa, (3) Pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan atau bukan atas nama pribadi unsur-unsur yang terlibat, (4) Apa yang dikemukakan oleh komunikator biasanya untuk mencapai keuntungan atau mendapat laba secara ekinomis.

2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen

Komunikan dalam kominikasi massa sifatnya heterogen/beragam. Artinya, komunikasi terdiri dari beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, jabatan yang beragam, dan memiliki agama dan kepercayaan yang berbeda pula.

Pesan-pesan komunikasi massa tidak ditunjukkan kepada satu orang atau kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesan yang dikemukakan pun tidak boleh bersifat khusus. Khusus di sini, pesan memang tidak disengaja untuk golongan tertentu.

(31)

3. Komunikasinya berlangsung satu arah

Pada media massa, komunikasi hanya berjalan satu arah. Kita tidak boleh memberikan respon kepada komunikatornya (media massa yang bersangkutan) Kalaupun bisa sifatnya tertunda.

4. Komunikasi massa meninbulkan keserempakan

Salah satu ciri komunikasi massa selanjutnya adalah adanya keserempakan dalam proses penyebaran pesan nya. Serempak berrarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir bersama.

5. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis

Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya sangat membutuhkan peralatan tekniss. Peralatan teknis yang dimaksud misalnya pemancar untuk media elektonik (mekanik atau elektronik).

6. Kominikasi massa dikontrol oleh gatekeeper

Gatekeeper atau yang sering disebut penapis informasi / atau palang pintub / penjaga gawang, adalah orang yang sngat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menbawah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami.

(32)

pesan yang disebarkan pun tergantung pada fungsi penapisann informasi atau pemalangan pintu ini.

1.2 Fungsi Komunikasi Massa

Disamping memiliki ciri-ciri khusus, komunikasi massa juga mempunyai fungsi bagi masyarakat. Adapun fungsi komunikasi massa menurut Dominick (Ardianto:16-17) adalah sebagai berikut:

a. Surveillance (Pengawasan)

Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk (1) pengawasan peringatan; (2) pengawasan intrumental. Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi, kondisi efek yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. Peringatan ini dapat serta merta menjadi ancaman. Sebuah surat kabar secara berkala memuat bahaya polusi udara dan pengangguran. Kendati banyak informasi yang menjadi peringatan dan ancaman serius bagi masyarakat yang dibuat oleh media, banyak pulamorang yang tidak mengetahui tentang ancaman tersebut.

Sedangkan pengertian pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. Berita film apa yang sedang dimainkan di bioskop, bagaimana harga saham di bursa efek, produk-produk baru, ide-ide tentang mode, resep makanan dan sebagainya adalah contoh-contoh pengawasan instrumental.

b. Interpretation (Penafsiran)

(33)

Tujuan penafsiran media ingin mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan mebahasnya lebih lanjut dalam kominikasi atarapribadi atau kelompok.

c. Lingkage (Pertalian)

Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk lingkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.

d. Trnsmission of Values (Penyebaran Nilai-Nilai)

Fungsi penyebaran nilai-nilai tidak kentara. Fungsi ini juga disebut sosialisasi. Sosialisasi mencacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan niali kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masyarakat ditonton, didengar atau dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang diharapkan mereka. Dengan perkataan lain, media mewakili kta dengan model peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya.

e. Entertainment (Hiburan)

Penyiaran drama, tarian, kesenian, sastra, musik, olahraga, permainan, melalui isyarat-isyarat, lambang-lambang, suara dan gambar, bertujuan untuk menciptakan kesenangan yang bersifat hiburan. Melalui bermacam program acara yang ditayang televisi, khalayak memperoleh hiburan yang dikehendakinya.

(34)

1.3 Efek Media Massa

Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakkan proses sosial kearah suatau tujuan ynag telah ditetapkan terlebih dahulu. Akan tetapi untuk mengetahui secara tepat dan rinci mengenai kekuatan sosial yang dimiliki oleh komunikasi massa dan hasil yang dapat dicapainya dalam menggerakkan proses sosial tidaklah mudah. Oleh karena itu, efek atau hasil yang dapat dicapai oleh komunikasi massa dilaksanakan melalui media massa.

Menurut Steven M. Chaffe (Ardianto:49) efek media massa dapat dilihat dari beberapa pendekatan. Pendekatan pertama yaitu efek media massa yang berkaitan dengan pesan atau media itu sendiri. Pendekatan kedua yaitu dengan melihat jenis perubahan yang tejadi pada diri khalayak yaitu komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perasaan dan perilaku atau dengan istilah lain dikenal sebagai perubahan kognitif, afektif, behavioral.

a. Pendekatan pertama yaitu efek media massa yang berkaitan dengan pesan atau media itu sendiri.

1. Efek ekonomi

Kehadiran media massa ditengah kehidupan manusia dapat menumbuhkan berbagai usaha produksi, distribusi dan konsumsi jas media massa. Keberadaan televisi baik televisi pemerintah maupun televisi swasta dapat memberi lapangan pekerjaan kepada sarjana ilmu komunikasi, para juru kamera, pengarah acara, juru rias dan profesi lainnya.

2. efek sosial

(35)

3. Penjadwalan kegiatan sehari-hari

Terjadinya kegiatan penjadwalan kegiatan sehai-hari, misalnya sebelum pergi kekantor masyarakat kota akan lebih dahulu siaran berita di televisi.

4. efek hilangnya perasaan tidak nyaman

Orang menggunakan media massa untuk memuaskan psikologisnya dengan tujuan menghilangkan perasaan tidak nyaman, misalnya untuk menghilangkan perasaan kesepian, marah, kesal, kecewa, dan sebagainya.

5. Efek menumbuhkan peraan tertentu.

Kehadiran media massa bukan saja dapat menghilangkan perasaan tidak nyaman pada diri seseorang, tetapi juga dapat menumbuhkan perasaan tertentu. Terkadang seseorang mempunyai perasaan positif atau negatif terhadap media tertentu. Tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada suatu media massa tersebut.

b. Pendekatan kedua yaitu dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak

1. Efek Kognitif

Efek kognetif adalah akibat yang timbul pad diri komunikasi yang sifatnya informatif bagi dirinya. Efek kognitif ini membahas bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari infomasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung. Realita yang ditampilkan oleh media adalah relita yang sudah diseleksi. Televisi memilih tokoh-tokoh tertentu untuk ditampilkan dan mengesampingkan tokoh lainnya.

• Efek Propesional Kognitif

(36)

bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka televisi telah menimbulkan efek profesional kognitif

2. Efek Afektif

Efek ini kadarnya lebih tinggi dari pada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberikan khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan iba, terharu, gembira, marah setelah menerima pesan dari media massa. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas rangsangan emosional pesan dari media massa adalah sebagai berikut :

• Suasana Emosional

Respon individu terhadap sabuah film atau sinetron televisi akan dipengaruhi oleh situasi emosional individu.

• Skema Kognitif

Skema kognitif merupakan naska yang ada di dalam pikiran individu yang menjelaskan alur peristiwa.

• Suasana Terpaan

Suasana terpaan adalah perasan individu setelah setelah menerima terpaan informasi dari media massa.

• Predisposisi Individual

(37)

• Faktor Identifikasi

Menunjukkan sejauh mana orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditonjolkan dalam media massa. Dengan identifikasi, penonton, pembaca, pendengar akan menentukan dirinya di posisi tokoh.

3. Efek Behavioral

Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk tindakan atau kegiatan.

2. Tenologi Informasi 2.1 Teknologi Informasi

Everentt M. Rogers mengatakan bahwa dalam hubungan komunikasi dimasyarakat, di kenal empat era komunikasi, yaitu era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi, dan era media kumunikasi interaktif. Dalam era terakhir, yakni era media komunikasi interaktif dikenal media komputer, vidio, teks, teleconferencing, TV kabel, dan sebagainya. Berdasarkan penjelasan Rogers itulah, maka masyarakat percaya bahwa perkembangan media berkembang dimulai dari era media tulis dan cetak (Bungin, 2005:111).

(38)

Perkembangan teknologi informasi sangat mempengaruhi ternologi komunikasi. Dari teknoloogi informasi dan teknologi komunikasi inilah muncul istilah PIK (Perkembangan Informasi dan Komunikasi). Perpaduan keduanya semangkin berkembang dengan adanya internet. Internet mengubah cara orang berkomunikasi.

Teknologi komunikasi dan informatika sebagai satu produk dan proses telah beekembang sedemikian rupa sehingga mempengaruhi segenap kehidupan manusia dalam berbagai bentuk aplikasi. Teknologi informasi mencakup sistem-sistem komunikasi seperti satelit siaran langsung, kabel interaktif dua arah, penyiaran bertenaga rendah (low-power broadcasting), komputer (termaksuk personal-computer dan dan komputer genggam yang baru), televisi (termsuk vidio disk dan vidio tape cassette), dan tentu juga internet yang semangkin berkembang dewasa ini. Teknologi yang dimaksudkan adalah cara-cara mengumpulkan, menyimpan, mengolah, atau menelusuri informasi (Nasution, 1990:5).

Teknologi informasi dewasa ini semangkin berkembang pesat. Perkembangan ini tentu juga berdampak terhadap setiap sisi kehidupan manusia. Begitu juga dalam bidang pemasaran dan promosi. Semangkin berkembang teknologi informasi, maka strategi pemasaran pun mengalami perubahan-perubahan yang cukup drastis.Televisi telah membawa perubahan besar dalam dunia pemasaran. Kini teknologi informasi dipadukan dengan teknologo komputer telah turut mengubah peta strategi pemasaran. Penggabungan teknologi infoemasi, teknologi komunikasi dan teknologi komputer telah melahirkan tenologi internet. Teknologi internet ini telah menyadarkan banyak orang tentang adanya media atau sarana baru untuk merancang strategi pemasaran (Kotler dan Armstrong, Kotler dan Susanto, 2001:137).

(39)

kehidupan. Disadari kemudian, Perkembangan teknologi internet telah mengubah pola hidup masyarakat, yaitu interaksi bisnis, ekonomi, sosial dan budaya,. Internet telah memberikan kontribusi yang demikian besar bagi masyarakat, peruusahaan, dan efisiensi operasional perusahaan, terutama perannya sebagai sarana komunikasi serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh sebuah usaha dan bentuk badan usaha atau lembaga lainnya. Internet merupakan contoh yang paling sukses dari usaha investasi yang tak pernah henti dan komitmen untuk melakukan riset berikut perkembengan infratuktur teknologi informasi.

3. Komunikasi Pariwisata 3.1 Komunikasi Pariwisata

Komunikasi sangat diperlukan dalam penyampaian promosi kepariwisataan. Menurut Marpaung & Herman (2002 : 45) Komunikasi adalah proses pengoperan lambang – lambang berarti diantara individu. Untuk memahami komunikasi secara lebih jelas, sering digunakan paradigma, Laswell. Dalam karyanya “The Structure and Function of Communication in society”, Laswell mengajukan suatu paradigma, yaitu who, say what, to whom, in which channel, dan with what effect. Berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

Secara etimologis, kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta. a. Pari berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar

b. Wisata berarti perjalanan, bepergian

(40)

dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam”

Soekadijo (1996 : 13) juga mencoba mengungkapkan bahwa pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan daerah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan-wisatawan ini serta para pengunjung lainnya (dalam Pendit, 1990:31). Sedangkan yang dimaksud dengan wisatawan oleh G. A Schmoll (dalam Yoeti, 1982:127) adalah individu atau kelompok individu yang mempertimbangkan dan merencanakan tenaga beli yang dimilikinya untuk perjalanan rekreasi dan berlibur, yang tertarik pada perjalanan umumnya dengan motivasi perjalanan yang pernah ia lakukan, menambah pengetahuan, tertarik dengan pelayanan yang diberikan oleh suatu Daerah Tujuan Wisata yang dapat menarik pengunjung di masa yang akan datang.

Dalam Instruksi Presiden RI No.9 Tahun 1969 tertulis dalam Bab I Pasal 1, bahwa wisatawan (tourist) adalah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungan itu Adapun ciri-ciri tentang seseorang itu dapat disebut sebagai wisatawan adalah :

a) Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam

b) Perjalanan itu dilakukan hanya untuk sementara waktu

(41)

4. Teori S-O-R ( Stimulus Organism Response)

4.1 Pengertian S-O-R ( Stimulus Organism Response)

Dimulai pada tahun 1930-an, lahir suatu model klasik komunikasi yang banyak mendapat pengaruh psikologi, Stimulus Response Theory atau S-R Theory. Asumsi dasar dari model ini adalah: media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi. Artinya model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif; misalnya jika orang tersnyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan reaksi negatif. Model inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu Hypodermic Needle atau teori jarum suntik. Asusmsi teori ini pun tidak jauh berbeda dengan model S-O-R, yakni bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat terhadap komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai jarum suntik besaryang memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) dan menghasilkan tanggapan (R) yang kuat pula, yang memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) dan menghasilkan tanggapan (R) yang kuat pula.

4.2 Proses S-O-R ( Stimulus Organism Response )

Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari:

(42)

b) Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima) maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.

c) Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).

d) Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut. (perubahan perilaku).

(43)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

1. Profil singkat ILP

ILP berdiri 1977, Reputasi dan kualitas ILP sudah diakui di mana-mana. Soal ILP sudah ahlinya. Pilihan program di ILP sangat lengkap. Ada bahasa Inggris untuk anak-anak, remaja, umum dan bisnis. Guru-Gurunya diseleksi dengan ketat. Native speaker (expatriate) maupun local Indonesia, semuanya berkualitas, professional dan berpengalaman dalam pengajaran bahasa Inggris.

a. ILP KIDS

Dirancang khusus untuk anak usia 6 tahun ke atas, ILP Kids bikin anak-anak usia 6 tahun ke atas, ILP Kids bikin anak-anak-anak-anak dengan pede cas-cis-cus berbahasa Inggris. Materi pelajarannya dirancang khusus bagi anak-anak, kreatif dan interaktif. Belajar bahasa Inggris di ILP sangat menyenangkan.

b. Young Adult’s Courses (YAC)

Program YAC di ILP yang paling pas. Terdiri 6 level, anda pasti jadi lancer ngomong bahasa Inggris dengan cepat. Suasana belajarnya dikemas menurut dunia remaja yang fun dan kreatif.

c. General English (GE)

(44)

d. Intensive Courses

Program intensif di masa liburan ini tersedia pula pasa masa bukan libuaran. Dengan jadwal kursus yang lebih padat, anda bakal menguasai bahasa Inggris dengan lebih cepat dan tepat.

e. Talking English (TE)

Sebuah program percakapan (conversation) yang dirancang khusus untuk meningkatkan kelancaran (fluency) berbahasa Inggris. Semua peserta didorong untuk lebih percaya diri sehingga tidak takut dan tidak malu berbicara dalam bahasa Inggris.

f. Business English Program (BEP)

Globalisasi menuntut setiap orang mampu berkembang sesuai dengan jaman. Salah satunya adalah kemampuan berbahasa Inggris. Dewasa ini, bukan rahasi lagi kalau kemampuan berbahasa Inggris turut menentukan jenjang karir dan pendapatan. Tingkatan kemampuan berbahasa Inggris anda melalui business English Program. Sebagai professional dan pelaku bisnis. Ada akan diarahkan untuk berkomunikasi sesuai dengan pekerjaan anda sehari-hari sehingga mampu berkomunikasi di segala bidang.

g. Business English Skills Training (BEST)

Fokus program ini adalah Business Communication yang terdiri dari 4 paket : Telephoning, Presentation, Meeting dan Negotiations.

h. Talking English For Business (TEB)

(45)

2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah metode Korelasional. Yaitu suatu metode yang menjelaskan hubungan di antara dua variabel. Penelitian korelasional bertujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara dua variabel tersebut (yang dapat diukur) atau lebih.

2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di International Languange Program (ILP) Jalan Sisingamangaraja Medan.

2.2 Populasi dan Sampel 2.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek atau item yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi merupakan kumpulan objek penelitian.

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan dan tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau pristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 2001:142).

Populasi di dalam penelitian ini adalah seluruh siswa ILP yang masih terdaftar sebagai siswa di ILP Medan. Berdasarkan data yang diperoleh, dari Managemen ILP 2011, jumlah keseluruhan siswa yang ada pada Januari 2011 adalah sebanyak 250 orang. Cara pengambilan sampel adalah dengan menggunakan teknik undian atau acak di tiap kelasnya.

(46)
[image:46.595.119.519.127.279.2]

Tabel 2

Populasi Responden Penelitian

No Kelas/porgram Jumlah

1 ILP KIDS 60

2 Young Adult’s Courses (YAC) 35

3 General English (GE) 29

4 Intensive Courses 26

5 Talking English (TE) 23

6 Business English Program (BEP) 28

7 Business English Skills Training (BEST) 22 8 Talking English For Business (TEB) 27

Jumlah total 250

2.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karaktristik yang dimliki oleh populasi tersebut. Dengan kata lain, sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Berdasarkan data yang diperoleh, maka peneliti menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90% (bungin, 2005:105) yaitu sebagai berikut:

n = N . N(d2+1)

N = Jumlah Populasi n = Sampel

d2 = Presisi (Digunakan 10% atau 0,1)

Berdasarkan data yang ada, maka penelitian ini memerlukan sampel sebanyak: n = 250 .

(47)

= 250 . 3.5

= 71,42 orang = 71 Orang

Jadi, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 71 orang.

2.3 Teknik Penarikan Sampel

Penulis menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan teknik yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Dimana sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitin (Kriyanto, 2006:154).

Adapun kriteria yang dimaksud adalah siswa ILP Medan yang pernah menonton tayangan Program Backpacker TVOne.

Penarikan sampel selanjutnya menggunakan Propotional stratified Random Sampling. Yaitu teknik pengambilan sampel dimana populasi dikelompokkan ke dalam katagori yang disebut strata. Yakni, dapat berupa usia, jenis kelamin dan sebagainya.

Sampel ini bertujuan untuk membuat sifat homogen. Dari populasi heterogen yang dikelompokkan ke dalam sub populasi berdasarkan karakteristik tertentu, maka setiap kelompok mempunyai anggota sampel yang relatif homogen.

Selanjutnya untuk menentukan responden yang berhak dijadikan sampel agar sampel dianggap representative maka dalam penarikan sampel digunakan rumus teknik Stratified proporsional random sampling. Penggunaan teknik ini memungkinkan untuk memberi peluang kepada populasi yang lebih kecil yang tetap dipilih sebagai sampel dengan rumus:

(48)

Keterangan : n = sampel

n1= jumlah populasi

[image:48.595.86.515.239.478.2]

n = total populasi

Tabel 3

Stratified Proporsional Random Sampling

No Kelas/Program Populasi Sampel

1 ILP KIDS 60 71 17

250

60 x =

2 Young Adult’s Courses (YAC) 35 71 10

250

35 x =

3 General English (GE) 29 71 9

250

29 x =

4 Intensive Courses 26 71 7

250

26 x =

5 Talking English (TE) 23 71 6

250

23 x =

6 Business English Program (BEP) 28 71 8

250

28 x =

7 Business English Skills Training (BEST)

22 71 6

250

22 x =

8 Talking English For Business (TEB)

27 71 8

250

27 x =

Jumlah 250 71

2.4 Teknik Pengumpulan Data

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. 2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data di lapangan. Meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian melalui kuisioner.

(49)

Dalam hal ini penulis akan menyebarkan kuisioner kapada siswa International Languange Program (ILP) Medan.

2.5 Teknik Analisa Data

Analisis data adalah proses penyederhanan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipersentasikan (Singarimbun, 1995:263). Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dan dianalisa dalam beberapa tahap analisis, yaitu:

1. Analisis Tabel Tunggal

Merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari dua kolom. Yaitu kolom sejauh frekuensi dan kolom presentase untuk setiap katagori (Singarimbun, 1995:266).

2. Analisis Tabel Silang

Teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya. Sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif (Singarimbun, 1995:273).

3. Uji Hipotesis

(50)

Rho = 1- ∑d2 .

N(N2-1) Keterangan :

Rs (Rh) : Koefesien korelasi rank order Angka 1 : Bilangan konstan

D : Perbedaan antara pasangan jenjang. ∑ : Sigma atau jumlah

N : Jumlah individu atau sampel (Krisyantono, 2006;174)

Selanjutnya, untuk mengukur kekuatan derajat hubungan, digunakan nilai koefesien sebagai berikut:

Kurang dari 0,20 : Hubungan rendah sekali, lemah sekali. 0,21-0,39 : Hubungan rendah tapi pasti.

0,40-0,70 : Hubungan yang cukup berarti. 0,71-0,90 : Hubungan yanng tinggi; kuat.

Lebih dari 0,90 : Hubungan yang sangat tinggi, kuat sekali; dapat diandalkan. Selanjutnya, untuk menguji tingkat signifikansi korelasi, jika >0, digunakan rumus pada tingkat signifikansi 0,05 sebagai berikut:

t = √n-2 1-r2 Keterangan:

t : Nilai t hitung

(51)

Jika t Hitung < ttabel maka hubungannya tidak signifikan.

(52)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Proses Pengumpulan Data

Tahap awal dari proses pengumpulan data penelitian ini adalah pembuatan proposal penelitian. Proposal penelitian berisi gambaran mengenai penelitian yang akan dilakukan. Proposal dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa ILP.

Penelitian ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner yang telah disusun sebelumnya. Setelah kuesioner disebarkan dan diperoleh hasil, maka tahap berikutnya adalah tahap menganalisis data. Tahap menganalisis data dilakukan dengan menggunakan analisis table tunggal, analisis table silang dan uji hipotesis. Dari penelitian yang telah dilakukan siswa ILP, maka diperoleh hasil yang disajikan dalam pembahasan berikut ini.

1.1 Langkah-langkah Mengolah data

Seorang peneliti memulai proses pengolahan data apabila seluruh data penelitian sudah terkumpul dan terangkum dalam kuesioner. Dari 20 kuesioner yang disebarkan semuanya kembali dengan baik, sehingga semua sampel yang ditentukan dapat dipenuhi. Langkah-langkah mengolah data yang diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Kuesioner dan penomoran kuesioner

(53)

2. Editing

Yaitu memeriksa atau mengoreksi kembali seluruh jawaban responden, mungkin terdapat tulisan atau jawaban yang kurang jelas.

3. Coding

Yaitu proses pemindahan jawaban responden ke dalam kotak kode (digit) yang tersedia dalam kuesioner.

4. Menyediakan kerangka tabel

Banyaknya kerangka tabel minimal sejumlah pertanyaan dalam kuesioner, maksimal dengan kebutuhan analisis. Kerangka table ini dilengkapi dengan nomor table, judul table, kolom vertical dan horizontal, kategori dan indicator, frekuensi, persen dan jumlah. Fungsi kerangka teori table ini untuk mewadahi sebaran data penelitian.

5. Tabulasi data

Yaitu pemindahan variable responden ke dalam kerangka table tunggal. 6. Akhir olah data

(54)

1.2 Analisis tabel tunggal 1.2.1 Karakteristik

Tabel 4 Usia Responden

Usia Frekuensi Persentase (%)

6 s/d 12 tahun 22 31

13 s/d 18 tahun 20 28

19 s/d 25 tahun 23 32

26 keatas 6 9

Jumlah 71 100

Sumber : hasil Penyebaran angket, 2011

Berdasarkan pada tabel 4 diatas yang menjelaskan tentang usia responden dalam penelitian ini yakni masing-masing untuk usia 6 s/d 12 tahun sebanyak 22 orang (31%), sedangkan usia 13 s/d 18 tahun sebanyak 20 orang (28%), kemudian usia 19 s/d 25 tahun sebanyak 23 orang (32%), berikutnya untuk usia 26 tahun keatas sebanyak 6 orang (9%). Dari jawaban tersebut dapat dilihat bahwa dengan usia responden yaitu 19 s/d 25 tahun terbanyak mengikuti ILP.

Tabel 5

Jenis Kelamin Responden

No Keterangan Frekuensi %

1 Laki – laki 40 56

2 Perempuan 31 44

Jumlah 71 100

(55)
[image:55.595.123.448.242.330.2]

Karakteristik jenis kelamin responden yang berhasil dihimpun menunjukkan bahwa jenis kelamin laki-laki lebih dominan yaitu 40 orang (56%) dibanding dengan responden berjenis perempuan yaitu berjumlah 31 orang (44%). Dari jawaban tersebut dapat dilihat bahwa dengan jenis kelamin laki-laki terbanyak mengikuti ILP.

Tabel 6

Lama Masa Belajar di ILP

No Keterangan Frekuensi %

1 < 1 tahun 18 25

2 1-2 tahun 25 35

3 2-3 tahun 28 39

Jumlah 71 100

Sumber : hasil Penyebaran angket, 2011

Karakteristik lama masa belajar responden di ILP yang berhasil dihimpun menunjukkan bahwa < 1 tahun yaitu 18 orang (25%) dibanding dengan responden 1-2 tahun yaitu berjumlah 25 orang (35%) sedangkan 2-3 tahun yaitu 28 orang (39%). Dari jawaban tersebut dapat dilihat bahwa lama masa belajar di ILP terbanyak yakni 2 dengan 3 tahun yang ada di ILP.

[image:55.595.118.507.563.703.2]

1.2.2 Program Tayangan Backpacker TVOne

Tabel 7

Menonoton Tayangan Program Siaran Backpacker di TVOne

No Uraian Frekuensi Persentase (%)

1 Sering 30 42

2 Jarang 41 58

3 Tidak pernah - -

Jumlah 71 100

Sumber : hasil Penyebaran angket, 2011

(56)
[image:56.595.117.505.218.361.2]

responden (42%), sedangkan 41 orang responden atau (58%) menyatakan jarang. Berdasarkan jawaban responden diatas maka dapat disimpulkan kebanyakan responden mengatakan sering menonoton tayangan program siaran Backpacker di TVOne.

Tabel 8

Tayangan Backpacker di TVOne Menarik

No Uraian Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat menarik 25 35

2 Menarik 46 65

3 Tidak menarik - -

Jumlah 71 100

Sumber : hasil Penyebaran angket, 2011

Berdasarkan temuan data pada tabel 8 tentang diatas menunjukkan bahwa tayangan Backpacker di TVOne sangat menarik sebanyak 25 orang responden (35%),

[image:56.595.117.506.582.718.2]

sedangkan yang menjawab menarik sebanyak 46 orang responden atau sama dengan (65%). Dapat disimpulkan bahwa kejelasan tayangan Backpacker di TVOne yang disampaikan memberikan respon yang positif pada para para penonton.

Tabel 9

Contain Acara yang Disajikan Pada Acara Backpacker di TVOne Menarik

No Uraian Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat menarik 39 55

2 Menarik 32 45

3 Tidak menarik - -

Jumlah 71 100

(57)

Berdasarkan temuan data pada tabel 9 tentang diatas menunjukkan bahwa contain acara yang disajikan pada acara Backpacker di TVOne sangat menarik

sebanyak 39 orang responden (55%), sedangkan yang menjawab menarik sebanyak 32 orang responden atau sama dengan (45%). Dapat disimpulkan bahwa contain acara yang disajikan pada acara Backpacker di TVOne dapat menimbulkan ketertarikan

[image:57.595.118.504.326.464.2]

responden terhadap informasi yang ditayangkan.

Tabel 10

Daerah Tujuan Wisata yang Ditayangkan Pada Acara Backpacker TVOne

Menarik

No Uraian Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat menarik 28 39

2 Menarik 43 61

3 Tidak menarik - -

Jumlah 71 100

Sumber : hasil Penyebaran angket, 2011

Berdasarkan temuan data pada tabel 10 menunjukkan bahwa 28 orang responden (39%) menyatakan daerah Tujuan Wisata yang ditayangkan pada acara Backpacker TVOne sangat menarik. Sedangkan 43 orang responden atau sama dengan (61%)

menyatakan daerah Tujuan Wisata yang ditayangkan pada acara Backpacker TVOne menarik. Berdasarkan jawaban responden diatas maka dapat disimpulkan kebanyakan

(58)
[image:58.595.119.504.123.267.2]

Tabel 11

Alur Cerita Pada Tayangan Bacpacker TVOne Menarik

No Uraian Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat menarik 25 35

2 Menarik 46 65

3 Tidak menarik - -

Jumlah 71 100

Sumber : hasil Penyebaran angket, 2011

Berdasarkan temuan data pada tabel 11 tentang diatas menunjukkan bahwa Tampilan alur cerita pada tayangan tersebut sangat menarik sebanyak 25 orang responden (35%), sedangkan yang menjawab menarik sebanyak 46 orang responden atau sama dengan (65%). Dapat disimpulkan bahwa alur cerita pada tayangan tersebut menarik karena berkaitan dengan ketertarikan responden terhadap ILP yang

[image:58.595.117.508.512.657.2]

dipromosikannya.

Tabel 12

Tayangan Bacpacker di TVone Tersebut Menghibur

No Uraian Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat menghibur 30 42

2 Menghibur 41 58

3 Tidak menghibur - -

Jumlah 71 100

Sumber : hasil Penyebaran angket, 2011

Berdasarkan temuan data pada tabel 12 tentang diatas menunjukkan bahwa tayangan Bacpacker di TVone tersebut sangat menghibur sebanyak 30 orang responden

(59)
[image:59.595.116.505.195.332.2]

dengan (58%). Dapat disimpulkan bahwa tayangan Bacpacker di TVone tersebut sangat menghibur, menarik dan mudah dipahami bagi pelajar dan mahasiswa.

Tabel I3

Daerah Tujuan Wisata yang Dikunjungi Backpacker TVOne Menarik

No Uraian Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat menarik 28 39

2 Menarik 43 61

3 Tidak menarik - -

Jumlah 71 100

Sumber : hasil Penyebaran angket, 2011

Berdasarkan temuan data pada tabel 13 tentang diatas menunjukkan bahwa Daerah Tujuan Wisata yang dikunjungi pada acara tersebut sangat menarik sebanyak 28

[image:59.595.118.505.581.718.2]

orang responden (39%), sedangkan yang menjawab menarik sebanyak 43 orang responden atau sama dengan (61%). Berdasarkan jawaban responden diatas maka dapat disimpulkan Daerah Tujuan Wisata yang dikunjungi pada acara tersebut banyak disukai semua kalangan yang mengikuti ILP.

Tabel 14

Waktu Penayangan Acara Backpacker TVOne Sesuai

No Uraian Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat sesuai 20 28

2 Sesuai 51 72

3 Tidak sesuai -

Jumlah 71 100

(60)

Berdasarkan temuan data pada tabel 14 tentang diatas menunjukkan bahwa waktu penayangan acara tersebut di setiap sore akhir peka sangat sesuai sebanyak 20

[image:60.595.118.505.298.444.2]

orang responden (28%), sedangkan yang menjawab sesuai sebanyak 51 orang responden atau sama dengan (72%). Berdasarkan jawaban responden diatas maka dapat disimpulkan waktu penayangan acara tersebut di setiap sore akhir peka berupa penampilan promosi, harga mengacu pada kesan yang baik.

Tabel 15

Durasi Penayangan Acara Backpacekr TVOne Sesuai

No Uraian Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat sesuai 18 25

2 Sesuai 53 75

3 Tidak sesuai - -

Jumlah 71 100

Sumber : hasil Penyebaran angket, 2011

Berdasarkan temuan data pada tabel 15 tentang diatas menu

Gambar

Tabel                                     Judul/Teks                                                                 Halaman
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
+7

Referensi

Dokumen terkait