• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada dasarnya, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Dengan demmikian, media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak dan cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan pada waktu yang serempak.

Pengertian komunikasi massa merujuk, kepada pendapat Tan dan Wright, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikasi secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu. Defenisi komunikasi yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, yaitu komunikasi massa adalah pesan yang di komunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is massages communicated though a mass medium to a large number of people) (Ardianto,2004;3).

Definisi komunikasi massa yang lebih rinci disampaikan oleh ahli komunikasi lain, Gebner, yaitu komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dari lembaga dan arus pesan yang bekesinambungan serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri (Ardianto:2004:4)

Sementara itu, menurut Jay Black dan Frederik disebutkan komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan diproduksi secara massa/tidak sedikitnya itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen. Luas di

sedangkan anonim berarti individu yang menerima pesan cenderung asing satu sama lain, dan heterogen pesan dikirimkan kepada orang-orang dari berbagai macam status, pekerjaan, dan jabatan dengan karakteristik yang berbeda satu sama lain dan bukan penerima pesan yang homogeny (Nurudin,2003:12).

Berdasarkan pengertian tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan oleh para ahli komunikasi di atas, maka dapat disimpulkan komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa modern (media cetak dan elektronik) dalam penyampaian informasi yang ditunjukan kepada sejumlah khalayak (komunikan) heterogen dan anonim sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak.

Menurut Wright (Severin, 2005:4), perubahan teknologi baru menyebabkan perubahan dalam defenisi komunikasi massa yang mempunyai 3 ciri, yaitu:

1. Komunikasi yang diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen dan anonim.

2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara.

3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.

1.1 Ciri-Ciri Komunikasi Massa

Melalui defenisi-defenisi komunikasi massa tersebut, kita dapat mengetahui ciri-ciri komunikasi massa. Menurut Nurudin dalam bukunya Pengantar Komunikasi massa (2003:199-32), ciri-ciri dari komunikasi massa adalah:

1. Komunikasi dalam komunikasi massa melembaga

Komunikasi dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan prang. Artinya, gabungan dari berbagai unsur dan bekerja sama satu sama lain dalam suatu lembaga. Lembaga yang dimaksud disini menyerupai sebuah sistem. Sistem ini adalah

sekelompok orang, pedoman, dan media yang melakukan suatu kegiatan mengelola, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lembaga menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai suatu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan mengelola pesan itu menjadi sumber informasi.

Dengan demikian, Komunikator dalam komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai ciri sebagai berikut: (1) kumpulan individu, (2) Dalam berkomunikasi individu-individu itu terbatasi perannya dengan sistem dalam media massa, (3) Pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan atau bukan atas nama pribadi unsur-unsur yang terlibat, (4) Apa yang dikemukakan oleh komunikator biasanya untuk mencapai keuntungan atau mendapat laba secara ekinomis.

2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen

Komunikan dalam kominikasi massa sifatnya heterogen/beragam. Artinya, komunikasi terdiri dari beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, jabatan yang beragam, dan memiliki agama dan kepercayaan yang berbeda pula.

Pesan-pesan komunikasi massa tidak ditunjukkan kepada satu orang atau kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesan yang dikemukakan pun tidak boleh bersifat khusus. Khusus di sini, pesan memang tidak disengaja untuk golongan tertentu.

Ketika melihat televisi misalnya, karena televisi ditunjukkan untuk dinikmati oleh orang banyak, pesan nya harus bersifat umum. Misalnya dalam pemilihan kata-katanya, sebisanya menggunakan kata populer bukan kata-kata ilmiah, Sebab, kata ilmiah merupakan monopoli kelompok tertentu.

3. Komunikasinya berlangsung satu arah

Pada media massa, komunikasi hanya berjalan satu arah. Kita tidak boleh memberikan respon kepada komunikatornya (media massa yang bersangkutan) Kalaupun bisa sifatnya tertunda.

4. Komunikasi massa meninbulkan keserempakan

Salah satu ciri komunikasi massa selanjutnya adalah adanya keserempakan dalam proses penyebaran pesan nya. Serempak berrarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir bersama.

5. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis

Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya sangat membutuhkan peralatan tekniss. Peralatan teknis yang dimaksud misalnya pemancar untuk media elektonik (mekanik atau elektronik).

6. Kominikasi massa dikontrol oleh gatekeeper

Gatekeeper atau yang sering disebut penapis informasi / atau palang pintub / penjaga gawang, adalah orang yang sngat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menbawah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami.

Gatekeeper ini berfungsi juga untuk menginterpretasikan pesan, menganalisis, menabah data, dan mengurangi pesa-pesanya. Intinya Gatekeeper merupakan pihak yang menentukan pengemasan sebuah pesan dari media massa. Semangkin kompleks sistem mediayang dimiliki, semangkin banyak pula (pemalang pintu atau penepis informasi) ynag dilakukan. Bahkan bisa dikatakan, gatekeeper sangat menentukan berkwalitas atau tidak nya informasi yang akan disebarkan. Baik buruknya dampak

pesan yang disebarkan pun tergantung pada fungsi penapisann informasi atau pemalangan pintu ini.

1.2 Fungsi Komunikasi Massa

Disamping memiliki ciri-ciri khusus, komunikasi massa juga mempunyai fungsi bagi masyarakat. Adapun fungsi komunikasi massa menurut Dominick (Ardianto:16-17) adalah sebagai berikut:

a. Surveillance (Pengawasan)

Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk (1) pengawasan peringatan; (2) pengawasan intrumental. Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi, kondisi efek yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. Peringatan ini dapat serta merta menjadi ancaman. Sebuah surat kabar secara berkala memuat bahaya polusi udara dan pengangguran. Kendati banyak informasi yang menjadi peringatan dan ancaman serius bagi masyarakat yang dibuat oleh media, banyak pulamorang yang tidak mengetahui tentang ancaman tersebut.

Sedangkan pengertian pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. Berita film apa yang sedang dimainkan di bioskop, bagaimana harga saham di bursa efek, produk-produk baru, ide-ide tentang mode, resep makanan dan sebagainya adalah contoh-contoh pengawasan instrumental.

b. Interpretation (Penafsiran)

Fungsi penafsiran hampir sama dengan fungsi penawaran. Media massa hanya tidak hanya memasok faktan dan data, tatapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisai atau iindustri media memilih dan memutuskan

Tujuan penafsiran media ingin mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan mebahasnya lebih lanjut dalam kominikasi atarapribadi atau kelompok.

c. Lingkage (Pertalian)

Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk lingkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.

d. Trnsmission of Values (Penyebaran Nilai-Nilai)

Fungsi penyebaran nilai-nilai tidak kentara. Fungsi ini juga disebut sosialisasi. Sosialisasi mencacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan niali kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masyarakat ditonton, didengar atau dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang diharapkan mereka. Dengan perkataan lain, media mewakili kta dengan model peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya.

e. Entertainment (Hiburan)

Penyiaran drama, tarian, kesenian, sastra, musik, olahraga, permainan, melalui isyarat-isyarat, lambang-lambang, suara dan gambar, bertujuan untuk menciptakan kesenangan yang bersifat hiburan. Melalui bermacam program acara yang ditayang televisi, khalayak memperoleh hiburan yang dikehendakinya.

Fungsi menhibur dari komunikasi massa tidak lain tujuanya adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan melihat berita-berita ringan atau melihat tayangan-tayangan hiburann di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali.

1.3 Efek Media Massa

Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakkan proses sosial kearah suatau tujuan ynag telah ditetapkan terlebih dahulu. Akan tetapi untuk mengetahui secara tepat dan rinci mengenai kekuatan sosial yang dimiliki oleh komunikasi massa dan hasil yang dapat dicapainya dalam menggerakkan proses sosial tidaklah mudah. Oleh karena itu, efek atau hasil yang dapat dicapai oleh komunikasi massa dilaksanakan melalui media massa.

Menurut Steven M. Chaffe (Ardianto:49) efek media massa dapat dilihat dari beberapa pendekatan. Pendekatan pertama yaitu efek media massa yang berkaitan dengan pesan atau media itu sendiri. Pendekatan kedua yaitu dengan melihat jenis perubahan yang tejadi pada diri khalayak yaitu komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perasaan dan perilaku atau dengan istilah lain dikenal sebagai perubahan kognitif, afektif, behavioral.

a. Pendekatan pertama yaitu efek media massa yang berkaitan dengan pesan atau media itu sendiri.

1. Efek ekonomi

Kehadiran media massa ditengah kehidupan manusia dapat menumbuhkan berbagai usaha produksi, distribusi dan konsumsi jas media massa. Keberadaan televisi baik televisi pemerintah maupun televisi swasta dapat memberi lapangan pekerjaan kepada sarjana ilmu komunikasi, para juru kamera, pengarah acara, juru rias dan profesi lainnya.

2. efek sosial

Efek sosial berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial sebagai akibat dari kehadiran media massa. Sebagai contoh dari kehadiran televisi dapat meningkatkan status dari pemiliknya.

3. Penjadwalan kegiatan sehari-hari

Terjadinya kegiatan penjadwalan kegiatan sehai-hari, misalnya sebelum pergi kekantor masyarakat kota akan lebih dahulu siaran berita di televisi.

4. efek hilangnya perasaan tidak nyaman

Orang menggunakan media massa untuk memuaskan psikologisnya dengan tujuan menghilangkan perasaan tidak nyaman, misalnya untuk menghilangkan perasaan kesepian, marah, kesal, kecewa, dan sebagainya.

5. Efek menumbuhkan peraan tertentu.

Kehadiran media massa bukan saja dapat menghilangkan perasaan tidak nyaman pada diri seseorang, tetapi juga dapat menumbuhkan perasaan tertentu. Terkadang seseorang mempunyai perasaan positif atau negatif terhadap media tertentu. Tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada suatu media massa tersebut.

b. Pendekatan kedua yaitu dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak

1. Efek Kognitif

Efek kognetif adalah akibat yang timbul pad diri komunikasi yang sifatnya informatif bagi dirinya. Efek kognitif ini membahas bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari infomasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung. Realita yang ditampilkan oleh media adalah relita yang sudah diseleksi. Televisi memilih tokoh-tokoh tertentu untuk ditampilkan dan mengesampingkan tokoh lainnya.

• Efek Propesional Kognitif

Efek profesional kognitif adalah bagaimana media masssa memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat. Bila televisi menyebabkan kita lebih mengerti tentang

bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka televisi telah menimbulkan efek profesional kognitif

2. Efek Afektif

Efek ini kadarnya lebih tinggi dari pada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberikan khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan iba, terharu, gembira, marah setelah menerima pesan dari media massa. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas rangsangan emosional pesan dari media massa adalah sebagai berikut :

• Suasana Emosional

Respon individu terhadap sabuah film atau sinetron televisi akan dipengaruhi oleh situasi emosional individu.

• Skema Kognitif

Skema kognitif merupakan naska yang ada di dalam pikiran individu yang menjelaskan alur peristiwa.

• Suasana Terpaan

Suasana terpaan adalah perasan individu setelah setelah menerima terpaan informasi dari media massa.

• Predisposisi Individual

Predisposisi lndividual mengacu kepad karakteristik individu. Individu yang melankolis cenderung menghadapi tragedi lebih emosional dari pada orang yang periang. Orang yang periang yang memiliki sifat terbuka cenderung akan lebih senang bila meliat adegan-adegan lucu dari pada orang yang melankolis.

• Faktor Identifikasi

Menunjukkan sejauh mana orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditonjolkan dalam media massa. Dengan identifikasi, penonton, pembaca, pendengar akan menentukan dirinya di posisi tokoh.

3. Efek Behavioral

Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk tindakan atau kegiatan.

2. Tenologi Informasi

Dokumen terkait