• Tidak ada hasil yang ditemukan

Serangan Ganoderma sp. Penyebab Penyakit Akar Merah di Hutan Pendidikan Gunung Walat(HPGW), Sukabumi, Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Serangan Ganoderma sp. Penyebab Penyakit Akar Merah di Hutan Pendidikan Gunung Walat(HPGW), Sukabumi, Jawa Barat"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

SERANGAN

Ganoderma

sp. PENYEBAB PENYAKITAKAR MERAH

DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT,

SUKABUMI, JAWA BARAT

DEASY PUTRI PERMATASARI

DEPARTEMEN SILVIKULTUR

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Serangan Ganoderma sp. Penyebab Penyakit Akar Merah di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW), Sukabumi, Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2014

(4)

ABSTRAK

DEASY PUTRI PERMATASARI. Serangan Ganoderma sp. Penyebab Penyakit Akar Merah di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi, Jawa Barat. Dibimbing oleh ACHMAD dan ELIS NINA HERLIYANA.

Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) merupakan wilayah hutan yang diperuntukkan bagi kegiatan pendidikan dan pelatihan. HPGW banyak menerapkan blok-blok tegakan homogen seperti misalnya blokAgathis sp. dan Pinus sp. yang membuat tegakan-tegakan di HPGW mudah sekali terserang patogen secara luas dan penyebaran penyakit menjadi semakin mudah terjadi. Salahsatu penyakit yang menyebabkan banyak kematian tanaman di HPGW adalah penyakit akar merah yang disebabkan oleh Ganoderma sp. terlebih lagi bahwa penyakit ini mampu menular dari satu tanaman ke tanaman lainnya melalui banyak cara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengamati penyebaran Ganoderma sp. penyebab penyakit akar merah yang menyerang tanaman kehutanan di HPGW serta mengidentifikasi jenis-jenis Ganoderma sp. yang menyerang secara visual.Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ditemukan titik-titik ditemukannya tubuh buah Ganoderma sp. yang tersebar di kawasan HPGW serta ditemukan 7 jenis Ganoderma sp. yang menyerang tegakan Agathis sp. dan Pinussp., dimana 5 diantaranya adalah yang menyerang tegakan Agathis sp.dan 2 jenis lainnya menyerang tegakan Pinussp., dimana masing-masing jenis Ganoderma sp. tersebut memiliki karakteristik morfologi yang berbeda.

Kata kunci: Agathis sp., Ganoderma sp.,HPGW, penyakit akar merah, Pinus sp. ABSTRACT

DEASY PUTRI PERMATASARI. Attacking ofGanoderma sp. which Cause Red Root DiseaseinGunung Walat University Forest, Sukabumi, West Java.Supervised by ACHMAD and ELIS NINA HERLIYANA.

(5)

DEASY PUTRI PERMATASARI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Silvikultur

DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2014

SERANGAN

Ganoderma

sp. PENYEBAB PENYAKITAKAR MERAH

DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT,

(6)
(7)

Judul Skripsi : Serangan Ganoderma sp. Penyebab Penyakit Akar Merah di Hutan Pendidikan Gunung Walat(HPGW), Sukabumi, Jawa Barat

Nama : Deasy Putri Permatasari NIM : E44090019

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Achmad, MS Dr Ir Elis Nina Herliyana, MSi

Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof DrIr Nurheni Wijayanto, MS Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah penyakit hutan, denganjudul Serangan Ganoderma sp. Penyebab Penyakit Akar Merah di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW), Sukabumi, Jawa Barat.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr IrAchmad, MS dan Dr Ir Elis Nina Herliyana, MSi selaku pembimbing, yang telah banyak memberi arahan, motivasi, bimbingan, solusi, dansaran berharga dalam penyelesaian skripsi. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Pihak Pengelola Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) beserta Polisi Hutan yang bertugas di HPGW dan seluruh karyawan yang telah memberikan tempat dan hal-hal yang diperlukan selama penelitian. Terimakasih juga saya sampaikan padaAdis Hendriatnayang telah membantu dan menemani selama pengumpulan data dan dalam proses pengolahan data penelitian ini juga karena telah memberikan masukan-masukan berharga tanpa kenal lelah, motivasi serta seluruh doa dan semangat selama penelitian ini dilaksanakan. Tak lupa juga saya berterima kasih kepada Keluarga Silvikultur 46 dan Keluarga besar Tree Grower Community (TGC) atas motivasi, dukungan, dan kebersamaan kita selama ini dan Seluruh staf pengajar, tata usaha, laboran, mamang bibi, serta keluarga besar Departemen Silvikultur dan Fakultas Kehutanan IPB yang telah membantu serta memberikan ilmu pengetahuan.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

METODE 2

Lokasi dan Waktu Penelitian 2

Bahan dan Alat 2

Tahapan Penelitian 3

Pengumpulan Data 3

Metode Analisis Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Kondisi Umum Lokasi Penelitian 5

Jenis-Jenis Jamur Ganoderma sp. yang Ditemukan di HPGW 6

Pengukuran Sampel Tubuh Buah Ganoderma sp. 10

Luas Serangan dan Sebaran Jamur Ganoderma sp. di HPGW 14 Produksi Getah (Data Penunjang Penelitian) di HPGW 18

SIMPULAN DAN SARAN 20

DAFTAR PUSTAKA 20

(10)

DAFTAR TABEL

1 Karakteristik morfologi Ganoderma sp. di HPGW 12 2 Data produksi getah Pinus dalam kurun waktu 4 tahun 18 3 Data produksi kopal dalam kurun waktu 4 tahun 19

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram alir penelitian 3

2 Vegetasi lokasi penelitian 5

3 Tubuh buah Ganoderma sp. A 6

4 Tubuh buah Ganoderma sp. A tampak atas dan bawah 6

5 Tubuh buah Ganoderma sp. B 7

6 Tubuh buah Ganoderma sp. C 7

7 Tubuh buah Ganoderma sp. D 8

8 Tubuh buah Ganoderma sp. E 8

9 Tubuh buah Ganoderma sp. F 9

10 Kumbang perantara di tubuh buah Ganoderma sp. F 9

11 Tubuh buah Ganoderma sp. G 10

12 Ilustrasi pengukuran panjang dan lebar tudung 11

13 Contoh pengukuran panjang dan lebar tudung 11

14 Ilustrasi pemotongan tubuh buah membujur dan melintang 11

15 Contoh pemotongan tubuh buah membujur 12

16 Contoh pemotongan tubuh buah melintang 12

17 Blok tegakan Pinus yang terserang Ganoderma sp. 15 18 Blok tegakan Agathis yang terserang Ganoderma sp. 15 19 Lokasi Camping Ground yang terserang Ganoderma sp. 16 20 Tanaman Agathis terserang yang ditemukan Ganoderma sp. 16

dan tanaman terserang yang tidak ditemukan Ganoderma sp.

21 Kontak akar yang terjadi pada tanaman terserang 17

DAFTAR LAMPIRAN

1 Peta lokasi penelitian 22

2 Peta penyebaran Ganoderma sp 23

3 Data serangan Ganoderma sp. di HPGW 24

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) merupakan suatu Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) sebagai hutan pendidikan dan pelatihan.HPGW berusaha menerapkan konsep pengelolaan hutan lestari untuk hutan skala kecil (Sustainable Small Scale Forest Management-SSSFM), tanpa menebang dengan mengandalkan NTFP dan jasa lingkungan.Konsep SFM berupaya diterapkan dalam arti yang sebenar-benarnya, sehingga dalam jangka panjang kelestarian hutan dapat mendukung kelestarian pengelolaannya (Sustainable Management of Forest-SMF).Kawasan ini didominasi oleh beberapa tegakan yang ditanam secara homogen seperti tegakan Agathissp. dan Pinussp. untuk memudahkan akses pengambilan getah baik oleh pengelola maupun masyarakat sekitar. Namun, hal ini menyebabkan banyak ditemuinya permasalahan-permasalahan yang sering ditemui antara lain penyakit hutan yang tentu saja menyebabkan penurunan produksi.

Salah satu penyakit yang beberapa waktu ini telah menyebabkan banyak tanaman matidi HPGW yaitu penyakit akar merah yang disebabkan oleh Ganoderma sp. dan kemungkinan besar diketahui bahwa penyakit ini tidak hanya menyerang satu jenis tanaman saja. Penyakit akar merah ini berkembang cukup lambat, hanya saja hal yang menyebabkannya sulit dikendalikan adalah bahwa penyakit ini baru diketahui dan diamati secara langsung ketika gejala sekundernya sudah muncul dan hal ini dapat dikatakan sudah terlambat karena ini berarti patogen penyebab penyakit ini kemungkinan besar telah menyebar dari satu tanaman ke tanaman lain baik melalui kontak akar, angin maupun medium lainnya (Herliyana 2012). Akibat serangan penyakit akar merah Ganoderma sp. ini, produktivitas getah yang menjadi salah satu produk unggulan HPGW menurun (Herliyana 2012).

Keberadaan penyakit akar merah yang disebabkan oleh Ganoderma sp. telah diketahui oleh pengelola namun belum ada penanganan secara khusus.Beberapa kali dilaporkan terjadi pohon Agathis yang roboh karena akarnya busuk dan terserang Ganoderma sp. (Herliyana 2012).Oleh karena itu, penelitian serangan Ganoderma sp. penyebab penyakit akar merah yang saya lakukan ini sangat bermanfaat untuk mengetahui penyebaran Ganoderma sp. di HPGW serta jenis-jenis Ganoderma sp. yang menyerang sebagai data dasar untuk upaya pengendalian serangan patogen dan penyakit akar merah di tegakan tanaman hutan di HPGW.

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis membuat rumusan penelitian sebagai berikut:

1 Dimanakah titik-titik sebaran Ganoderma sp. penyebab penyakit akar merah yang tumbuh di HPGW?

(12)

2

Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk :

1 Mengamati penyebaran Ganoderma sp. penyebab penyakit akar merah yang menyerang tanaman kehutanan terutama tegakan Agathisdan Pinusdi HPGW, Sukabumi, Jawa Barat

2 Mengidentifikasisecara visual jenis-jenis Ganoderma sp. yang menyerang.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan menjadi data dasar bagi pengelolaan tegakan tanaman hutan di HPGW untuk kegiatan perlindungan dan pengendalian serangan Ganoderma sp. penyebab penyakit akar merah di masa mendatang.

METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW).Pengambilan data di lapangan untuk memperoleh data primer dilakukan pada bulan Juli─September 2013.Sementara itu, untuk pengolahan dan analisis data penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober─November 2013 di Laboratorium PatologiHutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor (Lampiran 1).

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya yaituunit-unit blok tegakan tanaman kehutanan terutama blok tegakan Agathis sp. dan Pinus sp. yang terdapat di HPGWserta tubuh buah jamur Ganoderma sp. Selain itu, bahanpenunjang lain yang kemudian digunakan dalam proses pengambilan dan pengamatan yaitu alkohol dan aquades.

(13)

3 Tahapan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu seperti yang tertera pada Gambar 1.

Gambar 1Diagramalir penelitian

Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diambil secara langsung di lapangan, sedangkan data sekunder adalah data yang diperlukan untuk membantu dan melengkapi data yang telah diperoleh di lapangan. Pihak-pihak yang terkait dalam pengambilan data ini yaitu pihak pengelolaHPGW.

Observasi Lapang

(14)

4

Variabel pengamatan

Variabel pengamatan yangdiamati dalam penelitian ini antara lain : Variabel utama

Variabel utama terdiri dari :

1 Jenis jamur Ganoderma sp yang tumbuh secara alami.

2 Tempat tumbuh jamur Ganoderma sp secara alami pada kawasan HPGW.

3 Pertumbuhan jamur secara alami berdasarkan pengklasifikasian blok di kawasan HPGW.

Variabel penunjang

Variabel penunjang terdiri dari jenis-jenis tegakan, data suhu kawasan, serta hasil produksi getah.

Pengamatan Laboratorium

Dilakukan pengukuran dan identifikasi morfologi jenis-jenis Ganoderma sp. yang ditemukan di Laboratorium Patologi Hutan, Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutananan, Institut Pertanian Bogor.

Metode Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan mendeskripsikan hasil pengamatan jenis-jenis jamur Ganoderma sp. yang disajikan dalam bentuk peta penyebaran Ganoderma sp. di kawasan Hutan Pendidikan Gunung Walat beserta jenis-jenis jamur yang dilengkapi dengan karakteristik morfologinya yang menyerang masing-masing tegakan.

Perhitungan luas serangan menggunakan pendekatan luas serangan yang dirumuskan sebagai berikut :

, dimana :

LS = Luas serangan (%)

(15)

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Hutan Pendidikan Gunung Walat terletak 2.4 km dari poros jalan Sukabumi-Bogor (Desa Segog). Berjarak 46 km dari Simpang Ciawi dan 12 km dari Sukabumi. HPGW memiliki luas 359 ha, yang secara geografis terletak pada koordinat 6053’35”−6055’10” LS dan 106047’50”−106051’30”BT. Administrasi kehutanan areal HPGW termasuk BKPH Gede Barat, KPH Sukabumi, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat, sedangkan secara administrasi pemerintahan termasuk dalam wilayah Kecamatan Cicantayan dan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat (HPGW 2009).

Berdasarkan peta tanah Gunung Walat skala 1:10 000 tahun 1981, jenis tanah HPGW yaitu: keluarga tropophumult tipik (latosol merah kekuningan), tropodult (latosolcoklat), dystropept tipik (podsolik merah kekuningan), dan troporpent lipik (latosol). Keadaan ini menunjukkan bahwa tanah di HPGW bersifat heterogen. Tanah latosol merah kekuningan adalah jenis tanah yang terbanyak di daerah berbatu hanya terdapat tanah latosol dan di daerah lembah terdapat tanah podsolik. HPGW terletak pada ketinggian tempat 460−715 mdpl dengan topografi yang bervariasi dari landai sampai bergelombang. Kondisi topografi agak curam berkisar 15–25% sampai sangat curam (>40%) (HPGW 2009).

Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, daerah HPGWmempunyai tipe iklim B (basah) dengan nilai Q = 14.3%−33% dengan banyaknya curah hujan tahunan berkisar antara 1 600–4 400 mm (menurut data curah hujan HPGW dari

tahun 1980−1992). Hutan Gunung Walat pada mulanya berupa lahan kosong, dan

sejak tahun 1951 dilakukan penanaman dengan jenis tanaman Agathis loranthifolia. Tahun 1973 penutupan lahan telah mencapai 53%, dan pada tahun 1980 telah mencapai 100%. Tegakan HPGW terdiri dari Agathis loranthifolia, Pinusmerkusii, Swietenia macrophylla, Dalbergia latifolia, Schima wallichii, Gliricidia sp., Altingia excelsa, Falcataria moluccana, Shorea sp., dan Acacia mangium. Tahun 2005 ditemukan 44 jenis tumbuhan potensial termasuk 2 jenis rotan dan 13 jenis bambu. Jumlah tumbuhan obat sebanyak 68 jenis.

(16)

6

Jenis-Jenis Jamur Ganoderma sp. yang Ditemukan di HPGW

Jenis Ganoderma sp. pertama yang dijumpai di HPGW yaitu Ganodermasp. A, dimana ganoderma jenisini ditemukan banyak menyerang tanaman agathis dan umumnya ditemukan pada tanaman agathis yang telah menjadi tunggul. Bentuk Ganodermaini bertingkat-tingkat berupa piringan. Jamur dalam kondisi basah akan memiliki permukaan atas berwarna coklat dan berlendir sehingga licin. Bagian bawahnya berwarna putih dan berpori. Jenis Ganodermaini terlihat tidak bertangkai dan langsung menempel pada batang tanaman atau tunggul agathis tersebut. Ganodermasp. A pada tanaman Agathissp. tersebut dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4.

Gambar 3Tubuh buah Ganodermasp. A pada tunggulAgathis

(a) (b)

(17)

7 Jenis Ganodermasp. lain yang ditemukan yaitu Ganoderma sp. B yang juga ditemukan menyerang tanaman Agathissp. Kondisi pohon yang ditemukan terserang ganodermaini di HPGW dalam kondisi rusak dan hampir mati. Secara visual, Ganodermasp. B ini memiliki permukaan atas putih kecoklatan bercampur hitam dan sangat keras. Sementara itu, sama halnya dengan Ganoderma sp.A, jenis ini juga terlihat tidak memiliki tangkai. Ganoderma sp. Byang menyerang tanaman agathis ini dapat dilihat pada Gambar 5.

(a) (b)

Gambar 5(a) Tubuh buah Ganoderma sp. B pada tanaman Agathis; (b) contoh tanaman Agathis yang terserang

Serangan penyebab penyakit akar merah yang juga menyerang tanaman agathis di HPGWyaitu Ganoderma sp. C dengan karakteristik fisik yang diamati secara visual antara lain permukaan atas jamur yang berwarna coklat dan bertekstur keras, begitu pun juga dengan bagian bawah dari jamur yang juga berwarna coklat lebih terang. Jamur ini tidak berlendir dan memiliki tubuh buah yang cukup tebal. Tanaman agathisyang terserang, terlihat rusak dan telah mengelupas kulitnya. Jenis Ganodermasp.C dan tanaman Agathissp.terserangini dapat dilihat pada Gambar 6.

(a) (b)

(18)

8

Karakteristik fisik secara visual jenis Ganodermasp.D yang ditemukan di HPGW sekilas nampak mirip dengan Ganoderma sp. A yang juga sama-sama menyerang tanaman Agathis. Namun, ketika diamati lebih dekat sangat terlihat perbedaannya. Perbedaan paling mencolok terlihat dari tidak adanya lendir di permukaan atas Ganoderma ini. Permukaan atas berwarna coklat bergaris hitam dan teksturnya halus atau licin namun tidak lunak dan berlendir. Tepi tubuh buah disertai warna putih dan nampak memiliki tangkai berwarna kecoklatan. Ganoderma sp. D ini dapat dilihat pada Gambar 7.

(a) (b)

Gambar 7(a)Tubuh buah Ganodermasp. D pada batang Agathis;(b)contoh tanaman Agathisyang terserang

Jenis Ganoderma sp. E yang ditemukan di HPGW, ditemukan menyerang tanaman Agathisdantubuh buahnya ditemukan telah tumbuh dari pangkal bawah batang tanaman hingga ke ujung batang tanaman Agathis. Secara visual, Ganodermaini memiliki permukaan atas berwarna coklat bergaris dengan tepi berwarna putih. Setiap warna garis pada tubuh buahnya terlihat bergelombang. Tubuh buah tidak bertangkai dan langsung menempel pada batang tanaman. Ganodermasp. E dapat dilihat pada Gambar 8.

(a) (b)

(19)

9 Berbeda dengan 5 (lima) jenis Ganoderma sp. lainnya yang telah dijelaskan sebelumnya, 2 (dua) jenis Ganoderma berikutnya merupakan jenis Ganoderma sp. yang menyerang tanaman Pinussp. Salah satunya yaitu Ganoderma sp. F ini. Tubuh buah Ganoderma ini ditemukan telah tumbuh dari pangkal hingga ke ujung batang tanaman pinus. Karakteristik fisik tubuh buah Ganoderma ini yaitu permukaan atas berwarna coklat, keras dan berlekuk-lekuk dengan disertai warna hitam pekat di tepi tubuh buah jamur tersebut. Ganodermasp. F dapat dilihat pada Gambar 9.

(a) (b)

Gambar 9(a)Tubuh buah Ganodermasp. F pada tanaman Pinus; (b)permukaan atas tubuh buah

Hal lain yang menarik dari Ganoderma sp. F ini yaitu ditemukannya kumbang yang diduga merupakan medium perantara untuk penyebaran Ganodermaini. Kumbang ini berwarna hitam bercampur coklat pada tubuh kumbang yang masih kecil dan berwarna hitam pekat pada tubuh kumbang dewasa dengan disertai bintik-bintik bulat berwarna kuning. Kondisi tanaman pinusyang terserang ganodermaini mengalami kerontokan daun secara luas (daun berwarna coklat) sehingga mati. Kondisi tanaman pinus terserang dapat dilihat pada Gambar 10.

a b c

Gambar 10(a) Kumbang perantara di bawah permukaan Ganoderma sp. F; (b,c)contoh tanaman Pinusyang terserang

Kumbang di permukaan atas

(20)

10

Jenis lain yang ditemukan menyerang tanaman Pinussp. di HPGWyaitu jenis Ganoderma sp. G yang memiliki karakteristik fisik yang diamati secara visual yaitu permukaan atas tubuh buah berwarna hitam mengkilat dan bergelombang dan jenis ini tumbuh dengan langsung menempel pada batang tanaman (tidak bertangkai). Tubuh buah jamur terlihat menyerang tanaman pinusdari mulai bawah hingga ke ujung batang pangkal tanamanpinus. Sama halnya dengan jamur Ganoderma sp. F sebelumnya, pada jenis ini juga sempat ditemukan kumbang yang diduga merupakan medium perantara. Namun, penampilan kumbang yang ditemukan berbeda. Tubuh buah Ganoderma sp. G dapat dilihat pada Gambar 11.

(a) (b)

Gambar 11(a)Tubuh buah Ganodermasp. G pada tanaman Pinus; (b)contohtanaman Pinusterserang

Pengukuran Sampel Tubuh Buah Ganoderma sp.

Pengukuran sampel tubuh buah Ganoderma sp. di Hutan HPGW dilakukan untuk mengetehui data-data fisik penunjang bagi identifikasi jenis Ganoderma sp. tersebut secara visual. Beberapa pengukuran yang dilakukan diantaranya yaitu pengukuran terhadap tudung dari tubuh buah Ganoderma sp. yang ditemukan. Pengukuran selanjutnya yaitu pengukuran terhadap daging buah dari tubuh buah Ganoderma sp., dimana dilakukan pengukuran tebal daging buah serta pengamatan warna dari daging buah yang diamati secara membujur dan melintang.

Pengukuran dilakukan dengan mengambil 10−20 sampel tubuh buah dari masing-masing ganoderma, perbedaan jumlah sampel terjadi karena bergantung pada ketersediaan sampel di lapangan saat dilakukan pengukuran.

Pengukuran Lebar dan Panjang Tudung dari Tubuh Buah Ganoderma sp.

(21)

11

Gambar 12Ilustrasi pengukuran panjang dan lebar tudung dari tubuh buah

(a) (b)

Gambar 13Contoh pengukuran : (a) panjang dan (b) lebar pada salah satu sampelpengukuran dari Ganoderma sp.

Pengukuran Tebal Daging Buah dan Pori-Pori serta Pengamatan Warna Pengukuran terhadap daging buah dari tubuh buah Ganoderma sp. dilakukan dengan terlebih dahulu memotong tubuh buah ganodermatersebut secara membujur, sehingga akan didapatkan tebal daging buah (contex) dan tebal pori dari sampel tersebut. Pengamatan warna daging buah dilakuan dengan dua cara yaitu pengamatan daging buah secara membujur dan pengamatan secara melintang. Hal ini dilakukan untuk dapat mengamati warna daging buah dari berbagai sisi.

Gambar 14(a) Ilustrasi pemotongan tubuh buah secara membujur; (b) pemotongan tubuh buah secara melintang

(a) (b)

panjang

lebar panjang

(22)

12

(a) (b) (c)

Gambar 15(a) Contoh sampel Ganoderma sp. yang digunakan pemotongan; (b) pemotongan membujur;(c) hasil pemotongan membujur

(a) (b)

Gambar 16(a)Contoh sampel Ganoderma sp. pemotongan melintang;(b) hasil pemotongan melintang

Berdasarkan pengamatan terhadap jenis-jenis dan pengukuran sampel tubuh buah masing-masing jenis Ganoderma sp. maka, berikut ini disajikan tabel karakteristik morfologi visual Ganoderma sp. di HPGW pada Tabel 1.

Tabel 1 Karakterisik morfologi Ganoderma sp. di HPGW, Sukabumi, Jawa Barat

Jenis dan asal Tudung Permukaan Tangkai

Ganoderma sp.A

Panjang 21 cm, lebar 13.5 cm, tebal 1.5 cm. Bentuk kipas piringan bertingkat-tingkat, bila kondisi jamur basah berwarna coklat dengan bagian tepi berwarna putih namun bila kondisi jamur kering berwarna coklat dan keras

Atas dalam kondisi bawah berlendir dan licin. Dalam kondisi kering coklat

kehitaman dan mengeras

Bawah berwarna putih dan berpori

(23)

13

Jenis dan asal Tudung Permukaan Tangkai

Ganoderma sp. B

Panjang 9 cm, lebar 4.25 cm, tebal 1.6 cm, Bentuk

Panjang 15 cm, lebar 6.4 cm, tebal 1.5 cm. Bentuk

Panjang 19 cm, lebar 10 cm, tebal 1.1 cm. Bentuk

Panjang 10.5 cm, lebar 5 cm, tebal 1.5 cm. Bentuk

(24)

14

Luas Serangan dan Sebaran Jamur Ganoderma sp. di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW)

Pengelolaan hutan pada umumnya lebih banyak berkepentingan dengan hutan sebagai kumpulan pepohonan atau komunitas vegetasi bentuk lain. Oleh karena itu, proses penyakit di dalam hutan tidak terbatas pada perkembangan patogen dalam individu pohon sebagai inang, tetapi lebih pada perkembangan dan penyebaran patogen antar pohon (Widyastutiet al. 2005).Berdasarkan hal itu, tentu saja kita perlu mengamati penyebaran Ganoderma yang terjadi di HPGW ini. Sehingga, dapat dijadikan dasar acuan bagi pencegahan atau penanganan lanjutan penyakit akar merah ini di HPGW.

Unit pengamatan luas serangan adalah blok-blok petak di kawasan HPGW. Seluruh blok yang berada di kawasan HPGWberjumlah 33 blok yang tersebar di seluruh kawasan tersebut. Sementara itu, jumlah blok yang diamati yaitu berjumlah 27 blok dimana 6 blok lainnya tidak diamati karena kondisi lapangan yang pada saat dilakukan penelitian tidak mungkin untuk dilakukan pengamatan. Blok-blok yang tidak diamati tersebut yaitu blok B9, C4, C5, C6, dan C7 dan C8. Jumlah unit blok yang terserang Ganoderma sp. dengan ditandai dengan adanya tubuh buah Ganoderma tersebut dari 27 blok yang diamati berjumlah 25 blok, dimana blok pengamatan yang tidak ditemukan tubuh buah Ganderma sp. yaitu blok A5, A6, A7, dan B14. Hal perlu diketahui yaitu bahwa meskipun pada keempat blok pengamatan tersebut tidak ditemukan tubuh buah Ganoderma sp. namun tanaman di dalam blok tersebut banyak menunjukkan gejala serangan yang sama seperti gejala serangan Ganoderma sp. lainnya. Berdasarkan perhitungan luas serangan, maka didapatkan persentase luas serangan di dalam kawasan HPGW dengan unit pengamatan yaitu blok sebanyak :

= 85.2%

(25)

15 Pada beberapa kawasan, seperti pada sepanjang blok A1, A2, B3 dan B4, ganoderma sangat banyak menyerang tegakan pinus untuk produksi sehingga besar kemungkinan bahwa hasil produksi getah di tegakan ini menurun. Hal ini diakibatkan oleh layunya tanaman terserang bahkan hingga menyebabkan kematian pada tanaman tersebut dan beberapa tanaman disekitarnya. Penyakit pada tegakan dapat menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas hasil hutan, kematian tegakan, tegakan menjadi rentan atau bahkan peka terhadap serangan hama dan penyakit lain dan juga terhadap kebakaran (Herliyana 2012).

(a) (b)

Gambar 17(a) Salahsatu blok tegakan Pinusyang terserangGanoderma; (b) contoh Ganoderma sp. yang menyerang (b)

Selain itu, tegakan Agathis yang banyak diserang oleh ganoderma ditemukan pada blok B7, B8, B10, dan B11 yaitu blok disekitar base camp HPGW yang mengarah ke selatan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, hampir sebagian besar tegakan agathispada blok tegakan di HPGW ini memperlihatkan munculnya gejala-gelala pola serangan penyakit akar merah.

(a) (b)

(26)

16

Ganodermasp. juga ditemukan pada sepanjang jalan blok B4 yaitu jalan yang dilalui dari base camp ke arah barat laut menuju camping ground. Pada blok ini, ditemukan tanaman yang mengelilingi base camp hampir seluruhnya ditemukan layu dan hampir mati seperti pada Gambar 19.

(a) (b) (c)

Gambar 19(a) Tunggul yang di blok Camping ground; (b) Camping ground; (c) salahsatu pohon di blok tersebut yang terserang

Pada beberapa titik pengamatan, ditemukan pola sebaran dimana satu tanaman ditemukan telah menunjukkan gejala dari penyakit akar merah ini yaitu dengan munculnya tubuh buah Ganoderma, dan disekeliling pohon tersebut ditemukan 20−30 tanaman lain yang juga mengalami penguningan dan kerontokan daun, hingga tanaman mati dengan gejala yang sama namun sebagian diantaranya belum terlihat adanya tubuh buah Ganoderma. Hal ini, dimungkinkan terjadi karena menurut Basset dan Peters (2003), meskipun tanaman sudah menunjukkan gejala sakit, namun terkadang tubuh buah Ganoderma sp. belum terbentuk dan di lain pihak, pada tanaman yang tampak sehatditemukan tubuh buah Ganodermadi pangkal batangnya.

Gambar 20Tanaman Agathis yang menunjukkan gejala serangan penyakit akar merah (lingkaran biru) dan tanaman yang diduga terserang serta

(27)

17

(a) (b)

Gambar 21(a) Kontak akar Agathis sp.yang terjadi; (b) tanah diantara pertemuan akar yang menunjukkan adanya benang-benang miselium yang diduga merupakan tanda interaksi Ganoderma sp.

Penyebaran Ganoderma sp. penyebab penyakit akar merah di HPGW diduga telah menyebar di banyak blok-blok tegakan Agathisdan Pinus. Meskipun berdasarkan penelitian ini jumlah tanaman yang menunjukkan tanda serangan yaitu ditemukannya tubuh buah Ganodermamasih sangat sedikit namun tanaman disekitarnya telah menunjukkan gejala serupa sehingga dimungkinkan bahwa banyak tanaman lain yang belum muncul tubuh buah Ganodermanamun telah terserang penyakit akar merah ini dan belum teridentifikasi secara langsung.

Pengendalian terpadu diperlukan untuk penanganan penyakit akar merah ini mengingat sangat sulitnya mengidentifikasi penyakit akar sebelum tanaman tersebut rusak parah bahkan mengalami kematian total.Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan beberapa penanganan awal yang diperlukan untuk mengatasi penyebaran yang semakin luas diantaranya pembersihan tunggul dan sisa-sisa akar secara teliti karena Ganodermamasih mampu hidup di tunggul dan sisa-sisa akar tersebut. Selain itu, tanaman-tanaman yang sakit dengan gejala serupa terutama yang tumbuh disekitar tanaman yang menunjukkan tanda serangan ganodermayaitu munculnya tubuh buah Ganodermamaka diusahakan tanaman tersebut (sumber inokulum) disingkirkan dan dibinasakan atau dibakar kecuali beberapa tanaman yang memang disediakan untuk aspek pendidikan atau penelitian lanjutan untuk dibiarkan terserang namun harus tetap diisolasi atau dipisahkan dari tanaman lain yang masih sehat (pemberian jarak). Selanjutnya, karena umumnya penyakit berkembang di tanah yang basah dan sukar meneruskan air, maka bila memungkinkan perlu dibuat drainase yang baik bahkan ntuk mencegah meluasnya penyakit, perlu dibuat selokan isolasi (parit isolasi) dan pembukaan leher akar. Terakhir, untuk mengobati pohon sakit yang masih dapat ditolong dan melindungi pohon-pohon disekitarnyamenurut Semangun (1988), dapat digunakan fungisida yang sesuai untuk melumasi leher akar dan pangkal akar tunggang serta akar samping.

(28)

18

Data Produksi Getah di HPGW untuk Melihat Pengaruh Ganoderma sp. terhadap Produktivitas Hasil Hutan di HPGW

Hasil hutan getah pinus dan kopal merupakan hasil hutan non kayu yang juga menjadi salahsatu manfaat yang dapat dikembangkan oleh HPGW untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar juga untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga hutan selain juga untuk manfaat ekonomi lainnya. Oleh karena itu, tentu saja produktivitas dari kedua hasil hutan tersebut perlu dijaga kelestariannya. Kehilangan tanaman yang telah mengalami pertumbuhan yang matang (dewasa) banyak disebabkan oleh penyakit akar dan bahkan merupakan sumber kematian yang sangat besar (Childs and Shea 1967).Hal ini tentu saja mengakibatkan kehilangan volume kayu maupun hasil produksi non kayu secara besar-besaran dari sebuah tegakan atau hutan.Monokultur dan tanah terinfeksi dapat menjadi sumber permasalahan penyakit akar yang terjadi.Disamping itu, sering terjadi pula keterlambatan pengendalian yang mengakibatkan kehancuran pertanaman dan menimbulkan kerugian yang besar.

Hasil produksi ini juga dapat menjadi data penunjang dalam penelitian ini untuk dapat melihat pengaruh serangan penyakit akar merah yang disebabkan oleh Ganoderma sp. bagi peningkatan atau penurunan produktivitas tanaman di HPGW. Berikut ini disajikan data produksi getah pinus dan kopal selama kurun waktu 4 tahun pada Tabel 2 dan 3.

Tabel 2Data produksi getah pinus dalam kurun waktu 4 tahun

Bulan Produksi getah pinus (kg)

(29)

19

Tabel 3Data produksi kopal dalam kurun waktu 4 tahun

Bulan Produksi kopal (kg)

2009 2010 2011 2012 mengalami peningkatan. Sementara hasil produksi kopal mengalami fluktuasi hasil dan selama 2 tahun terakhir mengalami penurunan hasil kopal. Banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya peningkatan atau penurunan dari produktivitas hasil hutan dan dalam penelitian ini adanya serangan Ganoderma sp. menjadi salah satu dari faktor penyebab penurunan hasil produksi getah Pinus dan kopal.

Hasil produksi getah Pinus pada data ini memang mengalami peningkatan dan menunjukkan bahwa belum terjadi serangan dari penyakit akar merah ini hingga tahun 2012 yang mampu menyebabkan penurunan hasil produksi getah. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa ketika serangan penyakit akar merah di HPGW ini tidak segera dikendalikan, akan mampu memicu kerusakan tegakan pinus. Mengingat dalam penelitian ini, telah banyak ditemukannya serangan Ganoderma sp. penyebab penyakit akar merah di tegakan Pinusdiantaranya pada blok A1, A2, B3 dan B4 yang cukup banyak ditemukan Ganodermadan bila tidak segera dilakukan pengendalian terpadu akan dapat menyebar ke tanaman lain yang belum terserang bahkan juga menyebar hingga ke tegakan Pinusdi blok-blok HPGW yang lain.

(30)

20

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa data ini memang tidak sepenuhnya mampu menunjukkan pengaruh keberadaan ganoderma terhadap produktivitas hasil hutan namun dengan tambahan data ini, cukup mampu menujukkan bahwa serangan Ganoderma sp. ini tidak dapat dipandang sebagai hal yang kecil karena akan dapat menyebabkan kerugian.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Ditemukan adanya serangan Ganoderma sp. penyebab penyakit akar merah pada blok-blok kawasan Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW), Sukabumi, Jawa Barat baik di blok tegakan Agathissp.maupun Pinussp.yang telah menyebar dan mampu membuat tanaman mengalami gejala sakit yang cukup parah hingga mengalami kematian. Diduga serangan ini akan terus berlanjut ke tanaman bahkan tegakan lain jika tidak segera dikendalikan. 2. Teridentifikasi awal secara visual adanya 7 jenis Ganoderma sp. yang

menyerang tegakan Agathissp.danPinussp.dengan karakteristik yang berbeda. 5 diantaranya diduga menyerang tegakan Agathisdan 2 jenis lainnya menyerang tegakan Pinus.

Saran

Diperlukan upaya penelitian lanjutan untuk pengamatan anatomi secara mikroskopis dari Ganoderma sp. sehingga akan dapat diketahui cara pengendalian hayatinya secara alami untuk penanggulangan penyakit akar merah ini di masa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

Agnihortri VP, Vaartaja O.1967. Root exudates from red pine seedlings and their effect on Phytium ultimum. Di dalam: Tainter FH, Baker FA. Principles of Forest Pathology. United States of America (US): John Wiley and Sons, Inc. hlm 309.

Basset K, Peters RN. 2003. Ganoderma: A significantroot pathogen. [Internet].[diunduh 2013 Des 18].Tersedia pada:

http://www.arborilogical.com/articles ganoderma.htm.

Breed RS, Murray EGD, Smith NR. 1957. Bergey’s manual of determinative

bacteriology. Di dalam: Tainter FH, Baker FA. Principles of Forest Pathology. United States of America (US): John Wiley and Sons, Inc. hlm 307.

(31)

21 Childs TW, Shea R. 1967. Annual losses from disease in pacific northwest forests. Di dalam: Tainter FH, Baker FA. Principles of Forest Pathology. United States of America (US): John Wiley and Sons, Inc. hlm 299.

Cook RJ. 1977. Management of the associated microbiota. Di dalam: Tainter FH, Baker FA. Principles of Forest Pathology. United States of America (US): John Wiley and Sons, Inc. hlm 305.

Herliyana EN. 2012. Laporan awal penyakit busuk akar merah Ganoderma sp. pada Agathis sp. (Damar) di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi, Jawa Barat [catatan penelitian]. Jurnal Silvikultur Tropika. 03(02):102-107. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

[HPGW] Hutan Pendidikan Gunung Walat. 2009. Sekilas tentang Hutan Pendidikan Gunung Walat. Sukabumi (ID): HPGW.

Horsfall JG, Dimond AE. 1959. The disease plant. Di dalam: Tainter FH, Baker FA. Principles of Forest Pathology. United States of America (US): John Wiley and Sons, Inc. hlm 22.

Ilyas M, Kanti A, Rahmansyah M. 2007. Teknik Preservasi Fungi.Jakarta (ID): LIPI Press.

Ormsby T, Napoleon E, Burke R, Groessl C, Bowden L. 2008. Getting to Know ArcGIS Desktop.ESRI Press.

Sastrahidayat IR. 2011. Ilmu Jamur (Mikologi). Malang (ID): Universitas Brawijaya Press.

Semangun H. 1988. Penyakit Tanaman Perkebunan Indonesia. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press.

Stakman EC, Harrar JG. 1957. Principles of Plant Pathology. New York (US): Ronald Press Co. hlm 465.

Waggoner PE. 1962. Weather, space, time, and chance of infection. Di dalam: Tainter FH, Baker FA. Principles of Forest Pathology. United States of America (US): John Wiley and Sons, Inc. hlm 34.

Whetzel HH. 1925. Laboratory outlinesin plant pathology.Di dalam: Tainter FH, Baker FA. Principles of Forest Pathology. United States of America (US): John Wiley and Sons, Inc. hlm 22.

Widyastuti SM, Harjono, Sumardi. 2005. Patologi Hutan. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press.

(32)

22

La

mpi

ra

n 1 P

eta loka

si p

ene

li

ti

(33)

La

mpi

ra

n 2 P

eta pe

ny

eba

ra

n

Ganode

rma

sp. di

HPGW

1

(34)

25 Lampiran 3 Serangan Ganoderma sp. di HPGW

(35)

24

Lampiran 3 Serangan Ganoderma sp. di HPGW

(36)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 12 Desember 1991. Penulis merupakan Putra pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Badri Yasin, S.Ag dan Ibu Emas. Pendidikan formal di tempuh di SD Negeri 02 Bojong Rangkas, SMP Negeri 1 Dramaga, dan SMA Negeri 1 Ciampea. Pada tahun 2009 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Mahasiswa IPB) dan tahun 2010 penulis tercatat sebagai mahasiswa Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB.

Selama menempuh pendidikan di IPB, penulis aktif sebagai Wakil Ketua dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kehutanan IPB periode 2011-2012, anggota Scientific Improvement Himpunan Profesi Tree Grower Community periode 2011/2012 dan anggota Divisi Patologi dan Entomologi Himpunan Profesi Tree Grower Community periode 2012/2013.

Selain organisasi di atas, penulis juga aktif dalam kegiatan kepanitiaan di fakultas maupun departemen, diantaranya sebagai anggota divisi acara sekaligus wakil penanggung jawab BEM pada kegiatan Forester Cup 2011, anggota divisi acara kegiatan BELANTARA 2011, anggota divisi hubungan masyarakat kegiatan Bina Corps Rimbawan 2012, anggota divisi acara Tree Grower Community In Action 2012.

Penulis telah melaksanakan Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan di Sancang Kamojang tahun 2011, tahun 2012 penulis melaksanakan Praktik Pengelolaan Hutan di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi serta bulan Februari tahun 2013 penulis melaksanakan Praktik Kerja Profesi di KPH Jember, Perum Perhutani Unit II, Jawa Timur. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan, penulis melaksanakan penelitian di Hutan

Pendidikan Gunung Walat (HPGW) dengan judul “Serangan Ganoderma sp.

Penyebab Penyakit Akar Merah di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW), Sukabumi, Jawa Barat” di bawah bimbingan Prof Dr Ir Achmad, MS. dan Dr Ir Elis Nina Herliyana, MSi.

Gambar

Gambar 1Diagramalir penelitian
Gambar 2Vegetasilokasipenelitian
Gambar 4 Tubuh buah Ganoderma A pada tunggul Agathis:(a)tampak atas;
Gambar 6(a) Tubuh buah Ganoderma sp. C pada tanaman Agathis; (b) contoh tanaman Agathis yang terserang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pem!inaan ekstra *aji! #apak Su&i !agi kelas 1 dan 11 se&ara klasikal. g.Peningkatan kegiatan :W

Salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang proses pembelajarannya sesuai dengan kurikulum 2013 dan dapat digunakan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT Pupuk Kujang Cikampek juga telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia

Dengan perubahan arah manajemen zakat secara nasional dalam regulasi Undang-Undang Nomoe 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat tersebut dapat dimanfaatkan sebagai peluang

Hipotesis diuji dengan menggunakan uji-t. Data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah data hasil belajar siswa. Berdasarkan analisis data didapatkan: 1)

Sejalan dengan hipotesis dan penelitian sebelumnya, hasil penelitian dengan menggunakan analisis jalur terhadap 63 manajer pusat pertanggungjawaban pada kantor cabang bank umum

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Model Analisis Data Mengalir oleh Miles dan Huberman (1984) dengan langkah - langkah: reduksi

Apa isi putusan ijtima’ ulama Se-Indonesia VI Tahun 2018 dan bagaimana pemahaman serta penjelasan ijtima’ ulama tersebut?,Bagaimana analisis istinbath hukum ijtima’