• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI AGRO SIGER MANDIRI DI KECAMATAN KALIANDA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI AGRO SIGER MANDIRI DI KECAMATAN KALIANDA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI AGRO SIGER MANDIRI DI KECAMATAN KALIANDA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Oleh Ellis Nurhidayati

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja usaha Koperasi Agro Siger Mandiri, mengetahui kontribusi Koperasi Agro Siger Mandiri terhadap pembangunan daerah dan mengetahui tingkat kesejahteraan anggota Koperasi Agro Siger Mandiri menurut kriteria BPS tahun 2007, serta menyusun strategi pengembangan yang tepat sebagai upaya pengembangan Koperasi Agro Siger Mandiri. Penelitian dilakukan dengan metode studi kasus. Responden dalam penelitian ini berjumlah 31 orang yang terdiri dari 9 orang pengurus, 21 orang anggota dan 1 orang pendamping. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah metode analisis deskriptif kualitatif dan metode analisis kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja usaha Koperasi Agro Siger Mandiri termasuk kualifikasi kurang berkualitas, kontribusi koperasi terhadap pembangunan daerah memiliki kualifikasi tidak berkontribusi, seluruh rumah tangga anggota Koperasi Agro Siger Mandiri termasuk dalam kategori sejahtera. Strategi prioritas yang dapat digunakan dalam pengembangan dan keberlanjutan Koperasi Agro Siger Mandiri adalah: membuat dan menata pembukuan yang jelas untuk mengetahui kondisi keuangan dan data-data koperasi, memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas produk dan memperluas jaringan pemasaran sehingga dapat memasarkan produk baik di dalam maupun di luar wilayah Kabupaten Lampung Selatan, serta mengadakan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan keterampilan pengurus dan anggota koperasi sehingga mampu berinovasi.

(2)

ABSTRACT

DEVELOPMENT STRATEGIES OF AGRO SIGER MANDIRI COOPERATION IN KALIANDA SUBDISTRICT

OF SOUTH LAMPUNGREGENCY

By

Ellis Nurhidayati

The objectives of this research were to:determine the operating performance of Agro Siger Mandiri cooperation; determine the contribution of Agro Siger Mandiri cooperation to regional development; and determine the welfare level of members of Agro Siger Mandiri cooperation according to the criteria of BPS in 2007; in addition to formulate appropriate development strategies as development efforts in the Agro Siger Mandiri Cooperation. This research was conducted by case study method. Respondents in this study were 31 people consisting of 9 board members, 21 members and 1 companion. This study employed qualitative descriptive analyses and quantitative analysis method. The results showed that the performance assessment of Agro Siger Mandiri cooperation showed less quality; this cooperation did not have any contributions to regional development; and all members of Agro Siger Mandiri cooperation were in welfare category. The priority strategies that could be used in the development and sustainability of Agro Siger Mandiri cooperation were creating and managing a clear transaction records to determine the financial condition and data of cooperation, utilizing technology to improve product quality and enhance its marketing networks to be able to sell products inside and outside South Lampung district, as well as

conducting trainings to improve skills of cooperation administrators and members of cooperation to be able to innovate.

(3)

STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI AGRO SIGER MANDIRI DI KECAMATAN KALIANDA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Oleh

ELLIS NURHIDAYATI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Natar pada tanggal 11 November 1993 sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Iksan,S.Sos.I dan Ibu Palupi. Riwayat pendidikan penulis dimulai dari Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) Aisyah Bustanul Atfal yang diselesaikan pada tahun 1998, selanjutnya menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Sukadamai pada tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Metro Kibang pada tahun 2007, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Metro Kibang pada tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis diterima di Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

(7)
(8)

SANWACANA

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdullilahirabbil ‘alamin, segala puji hanya kepada Allah SWT, Rabb

sekalian alam yang telah memberikan rahmat dan hidayah sehingga penulis dapat dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI AGRO SIGER MANDIRI DI KECAMATAN KALIANDA

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN”. Shalawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan para penerus risalahnya yang mulia.

Banyak pihak yang telah memberikan sumbangsih, bantuan, nasihat, serta saran-saran yang membangun dalam penyelesaian skripsi ini, karena itu dengan rendah hati penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga nilainya kepada :

1. Dr. Ir. Dyah Aring Hepiana Lestari, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Pertama atas bimbingan, saran, arahan, nasehat, dan motivasi yang diberikan.

2. Ir. Adia Nugraha, M.S., selaku Dosen Pembimbing Kedua atas bimbingan, saran, arahan, nasehat, dan motivasi yang diberikan.

(9)

bimbingan, saran, arahan, nasehat, dan motivasi yang diberikan.

5. Dr. Ir. Fembriarti Erry Prasmatiwi, M.S., sebagai Ketua Jurusan Agribisnis atas segala masukan, arahan dan nasehatnya.

6. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung atas semua bimbingan dan bantuan yang diberikan.

7. Karyawan-karyawan di Jurusan Agribisnis, Mba Iin, Mba Ai, Mas Bukhari, Mas Kardi, dan Mas Boim atas bantuannya.

8. Pengurus, anggota, dan pendamping Koperasi Agro Siger Mandiri atas bantuan dan kerjasamanya.

9. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Iksan,S.Sos.I, dan Ibu Palupi, serta adik saya Dinda Putri Andini dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan kasih sayang, motivasi, dan do’a yang tiada henti-hentinya.

10.Frians Muhardi,S.I.Kom yang selama ini memberikan semangat, dukungan, bantuan, dan waktu hingga terselesaikannya skripsi ini.

11.Sahabat-sahabatku Susi Susanti, Devi Ariantika,S.P., Kurnisa Ayi Pertiwi, Annisa Incamilla, Andini Fitria Hadi, Fitria Meriza, Silvya Dara Mitha, Lina Febri Yanti, I Rani Mellya Sari, dan Raisa Diti,S.P. terima kasih atas

dukungan dan semangatnya.

(10)

Ronald, Kak Aan, Kak Rahmat, Kak Kukuh, Arif, Leni, Launa, Nona, Ono, Ramadhan, Lutvian, Ani, Habibi, Rio, Novanda, Singgih, dan seluruh teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terimakasih atas

kebersamaan dandukungannya.

14.Rekan-rekan mahasiswa/i Jurusan Agribisnis angkatan 2008, 2009, 2011, dan 2012 terimakasih atas kebersamaannya.

15.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala bantuan yang telah diberikan dan tetap menanamkan semangat untuk berbuat baik dalam diri kita. Semoga karya kecil yang masih jauh dari kesempurnaan ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Akhirnya, penulis meminta maaf jika ada kesalahan dan kepada Allah SWT penulis mohon ampun.

Bandar Lampung, 22 Desember 2014 Penulis,

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Kegunaan Penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 10

A. Tinjauan Pustaka ... 10

1. Koperasi ... 10

2. Kinerja Usaha Koperasi ... 18

3. Kontribusi terhadap Pembangunan Daerah ... 22

4. Kesejahteraan ... 23

5. Strategi Pengembangan ... 27

6. Analisis SWOT ... 29

7. Komponen Lingkungan Internal dan Eksternal Analisis SWOT ... 30

8. Tahap Analisis SWOT ... 34

9. Kajian Penelitian Terdahulu ... 37

B. Kerangka Pemikiran... 42

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 47

A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional ... 47

B. Lokasi, Responden, dan Waktu Penelitian ... 53

C. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ... 54

(12)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 72

A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan ... 72

1. Keadaan Geografis ... 72

2. Keadaan Iklim ... 73

3. Keadaan Demografi ... 73

4. Potensi Daerah Kerja ... 73

5. Keadaan Umum Koperasi ... 74

B. Keadaan Umum Koperasi Agro Siger Mandiri Kabupaten Lampung Selatan ... 75

1. Sejarah Koperasi ... 75

2. Struktur Organisasi Koperasi ... 77

3. Sarana Prasarana Koperasi ... 79

4. Partisipasi Anggota Koperasi ... 79

5. Unit Usaha Koperasi ... 80

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 83

A. Karakteristik Responden ... 83

1. Umur Responden ... 83

2. Pendidikan Responden ... 84

3. Lama Berusahatani ... 85

4. Jumlah Anggota Keluarga Responden ... 85

5. Luas Lahan dan Status Kepemilikan Lahan Responden ... 86

B. Kinerja Usaha Koperasi ... 87

1. Struktur Permodalan ... 89

2. Tingkat Kesehatan Kondisi Keuangan... 90

2.1 Likuiditas ... 90

2.2 Solvabilitas ... 91

2.3 Profitabilitas ... 91

2.4 Aktivitas (menggunakan rasio perputaran piutang) ... 92

3. Kemampuan Bersaing Koperasi ... 93

4. Strategi Bersaing Koperasi ... 94

5. Inovasi yang Dilakukan ... 95

C. Kontribusi Terhadap Pembangunan Daerah ... 96

1. Ketaatan Koperasi dalam Membayar Pajak ... 96

2. Pertumbuhan Penyerapan Tenaga Kerja Koperasi ... 97

3. Tingkat Upah Karyawan ... 97

D. Analisis Kesejahteraan Menurut Kriteria Badan Pusat Statistik (BPS) ... 97

1. Kependudukan ... 100

2. Kesehatan dan Gizi ... 101

3. Pendidikan... 102

4. Ketenagakerjaan ... 103

(13)

6. Perumahan dan Lingkungan ... 105

7. Sosial dan lain-lain ... 106

E. Analisis SWOT ... 107

1. Faktor Internal ... 107

2. Faktor Eksternal ... 113

3. Strategi Pengembangan ... 119

4. Strategi Prioritas Analisis SWOT ... 123

5. Penentuan Rangking dari Strategi Prioritas Menggunakan Focus Group Discussion (FGD) ... 123

VI.KESIMPULAN DAN SARAN ... 127

A. Kesimpulan ... 127

B. Saran ... 128

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perkembangan produksi, luas panen, dan produktivitas cabai di Provinsi

Lampung tahun 2008-2012 ... 3

2. Jumlah koperasi, karyawan, dan anggota menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung tahun 2012 ... 4

3. Indikator tingkat kesejahteraan menurut Badan Pusat Statistik Susenas 2007 disertai variabel, kelas, dan skor ... 62

4. Matriks analisis faktor internal ... 67

5. Matriks analisis faktor eksternal ... 69

6. Struktur organisasi Koperasi Agro Siger Mandiri ... 71

7. Sebaran responden berdasarkan kelompok umur di Koperasi Agro Siger Mandiri tahun 2014... 83

8. Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan di Koperasi Agro Siger Mandiri tahun 2014... 84

9. Sebaran responden berdasarkan pengalaman dalam berusahatani di Koperasi Agro Siger Mandiri tahun 2014 ... 85

10. Sebaran responden berdasarkan jumlah anggota keluarga di Koperasi Agro Siger Mandiri tahun 2014 ... 86

11. Sebaran responden berdasarkan luas lahan di Koperasi Agro Siger Mandiri tahun 2014 ... 87

12. Skor indikator kinerja usaha Koperasi Agro Siger Mandiri tahun 2014 ... 88

(15)

14. Hasil penilaian strategi bersaing koperasi Agro Siger Mandiri tahun

2014 ... 94 15. Hasil penilaian kemampuan bersaing koperasi Agro Siger Mandiri tahun

2014 ... 95 16. Analisis tingkat kesejahteraan responden berdasarkan indikator

kesejahteraan BPS di Koperasi Agro Siger Mandiri tahun 2014 ... 98 17. Skor perolehan untuk 7 indikator rumah tangga anggota Koperasi Agro

Siger Mandiri di Kecamatan Kalianda ... 99 18. Skor perolehan untuk indikator kependudukan rumah tangga responden di

Koperasi Agro Siger Mandiri tahun 2014 ... 100 19. Skor perolehan untuk indikator kesehatan dan gizi rumah tangga responden

di Koperasi Agro Siger Mandiri tahun 2014 ... 101 20. Skor perolehan untuk indikator pendidikan rumah tangga responden di

Koperasi Agro Siger Mandiri tahun 2014 ... 102 21. Skor perolehan untuk indikator ketenagakerjaan rumah tangga responden di

Koperasi Agro Siger Mandiri tahun 2014 ... 103 22. Skor perolehan untuk indikator pola konsumsi rumah tangga responden di

Koperasi Agro Siger Mandiri tahun 2014 ... 104 23. Skor perolehan untuk indikator perumahan dan lingkungan rumah tangga

responden di Koperasi Agro Siger Mandiri tahun 2014 ... 105 24. Skor perolehan untuk indikator sosial dan lain-lain rumah tangga responden

di Koperasi Agro Siger Mandiri tahun 2014 ... 106 25. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Koperasi Agro Siger

Mandiri ... 112 26. Matriks EFE (External Factor Evaluation) Koperasi Agro Siger

Mandiri ... 118 27. Pembobotan untuk diagram SWOT faktor internal dan eksternal ... 120 28. Strategi prioritas yang dapat dilakukan Koperasi Agro Siger Mandiri di

(16)

31.Laporan rugi laba Koperasi Agro Siger Mandiri periode 31 Desember

2013 ... 134

32.Jurnal transaksi Koperasi Agro Siger Mandiri periode 2014 ... 135

33.Identitas anggota Koperasi Agro Siger Mandiri tahun 2014 ... 141

34.Tingkat kesejahteraan berdasarkan indikator kesejahteraan BPS tahun 2007 ... 144

35.Hasil evaluasi faktor internal ... 148

36.Hasil evaluasi faktor eksternal ... 151

37.Rekap peringkat faktor internal ... 154

38.Rekap peringkat fator eksternal ... 154

39.Rekap evaluasi faktor internal ... 155

40.Rekap evaluasi fator eksternal ... 155

41.Penyusunan Strategi Koperasi Agro Siger Mandiri di Kecamatan Kalianda ... 156

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Struktur internal organisasi koperasi ... 15

2. Bentuk matrik SWOT ... 35

3. Diagram Analisis SWOT ... 36

4. Bagan alir kinerja usaha, kesejahteraan anggota, dan strategi pengembangan Koperasi Agro Siger Mandiri di Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan ... 46

5. Bentuk matrik SWOT ... 70

6. Struktur Organisasi Koperasi Agro Siger Mandiri ... 77

7. Peralatan Unit Usaha Produk Olahan ... 81

8. Diagram SWOT Koperasi Agro Siger Mandiri di Kabupaten Lampung Selatan... 120

(18)

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor yang sangat banyak menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk Indonesia tergantung pada sektor ini. Perjalanan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional.

Tingkat kesejahteraan rumah tangga erat kaitannya dengan tingkat kemiskinan. Tingkat kemiskinan merupakan indikator yang dapat menggambarkan taraf kesejahteraan kehidupan masyarakat secara umum (BPS, 2012). Permasalahan yang besar dan mendasar banyak dihadapi oleh negara-negara berkembang termasuk Indonesia yakni kemiskinan dan kesenjangan sosial. Permasalahan tersebut menjadi agenda utama di dalam upaya pengkajian dan pemecahan permasalahan pembangunan pertanian.

(19)

menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian dan bekerja sebagai petani. Sektor pertanian sangat dekat dengan kemiskinan, sehingga banyak masyarakat yang tinggal di pedesaan hidup dalam kemiskinan.

Menurut data Badan Pusat Statistik (2013), jumlah penduduk miskin di Provinsi Lampung mencapai 1.215.584 jiwa atau sekitar 15,65 persen. Jumlah penduduk miskin di pedesaan lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk miskin di

perkotaan, dimana jumlah penduduk miskin di pedesaan berjumlah 1.001.207 jiwa (12,89%) sedangkan jumlah penduduk miskin di perkotaan berjumlah 242.340 jiwa (3,12%).

Untuk mengurangi kemiskinan yang ada di pedesaan diperlukan peningkatan di bidang pertanian. Peningkatan pertanian tidak hanya pada tanaman pangan saja tetapi juga tanaman hortikultura. Tanaman hortikultura saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Tanaman hortikultura sering dianggap sebagai komoditas pertanian masa depan yang menjanjikan berbagai kebutuhan.

Pengembangan hortikultura diharapkan mampu memberi nilai tambah yang besar bagi produsen dan industri pengguna, sedangkan bagi konsumen juga dapat memperbaiki keseimbangan gizi dalam pola makanan (Suharyo, 1999).

(20)

Tabel 1. Perkembangan produksi, luas panen, dan produktivitas cabai di Provinsi Lampung tahun 2008-2012

Tahun Luas Panen

(ha) ∆ %

Produksi

(ton) ∆ %

Produktivitas

(ton/ha) ∆ %

2008 5.476 - 15.957 - 3,00 -

2009 5.876 6,32 20.363 13,72 3,47 10,59

2010 5.292 -9,23 28.680 25,91 5,41 43,69

2011 8.593 52,19 38.784 31,47 3,42 -44,82

2012 6.384 -34,93 56.745 55,94 6,88 77,93

Rata-rata 6.324,2 3,59 32.105,8 31,76 4,44 21,85 Sumber : Badan Pusat Statistik Tahun 2009-2013

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa perkembangan luas panen, produksi, dan produktivitas cabai di Provinsi Lampung dari tahun 2008-2012 terus mengalami peningkatan, yaitu masing-masing sebesar 3,59 %, 31,76 %, dan 21,85 %. Dengan rata-rata luas lahan, produksi, dan produktivitas sebasar 6.324,2 ha, 32.105,8 ton, dan 4,44 ton/ha.

Salah satu lembaga yang melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pertanian seperti menyediakan sarana produksi dan memberikan pinjaman modal adalah koperasi. Koperasi pertanian dapat membantu petani dalam melakukan kegiatan pertanian, misalnya penyuluhan pertanian, pengadaan bibit unggul, penyediaan pupuk, obat-obatan, dan lain-lain. Selain itu koperasi pertanian juga dapat

memberikan modal usaha untuk petani, dan membantu petani dalam menjual hasil panen.

(21)

demokratis dan berkeadilan. Jumlah koperasi, karyawan, dan anggota menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah koperasi, karyawan, dan anggota menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung tahun 2012

No Kabupaten/Kota Koperasi Karyawan Anggota

1 Lampung Barat 220 202 104.876

2 Tanggamus 261 823 43.423

3 Lampung Selatan 377 797 45.704

4 Lampung Timur 470 555 66.371

5 Lampung Tengah 563 847 126.596

6 Lampung Utara 312 246 56.373

7 Way kanan 679 26 57.769

8 Tulang Bawang 145 - 52.919

9 Pesawaran 174 115 13.250

10 Pringsewu 153 122 40.452

11 Mesuji 92 50 13.438

12 Tulang Bawang Barat 96 96 19.547

13 Bandar Lampung 711 1.124 98.974

14 Metro 295 620 84.903

Lampung 4.548 5.623 824.595 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung Tahun 2013

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa Kabupaten Lampung Selatan menempati urutan ke lima jumlah koperasi terbanyak di Provinsi Lampung setelah Bandar Lampung, Way Kanan, Lampung Tengah, dan Lampung Timur. Jumlah koperasi di Kabupaten Lampung Selatan sebesar 377 koperasi dengan jumlah karyawan sebanyak 797 dan jumlah anggota sebanyak 45.704 anggota.

(22)

bermatapencarian sebagai petani dengan komoditas utama adalah tanaman hortikultura yaitu tanaman cabai.

Koperasi Agro Siger Mandiri terbentuk atas prakarsa dari Bank Indonesia melalui Program Penguatan Kelembagaan Klaster Petani Cabai Kabupaten Lampung Selatan, dengan tujuan agar Koperasi Agro Siger Mandiri mampu memberikan kontribusi yang besar pada peningkatan laju inflasi daerah sehingga

sumbangannya pada angka inflasi dapat ditekan dengan salah satu komoditas adalah cabai.

Bank Indonesia memilih membentuk Koperasi Agro Siger Mandiri di Kabupaten Lampung Selatan dikarenakan wilayah tersebut merupakan salah satu sentra Cabai yang mempunyai sumbangan yang cukup besar dalam produksi cabai di wilayah Lampung. Disamping itu pengembangan klaster nasional cabai di Kabupaten Lampung Selatan untuk mendukung program pemerintah daerah dalam mewujudkan Lampung Selatan sebagai sentra budidaya cabai sehingga diharapkan dapat berkontribusi lebih banyak lagi dalam pemenuhan supply cabai di Provinsi Lampung.

(23)

Unit usaha saprotan dan unit usaha pemasaran tidak aktif dikarenakan kurangnya modalyang dimiliki oleh koperasi.

Pendekatan tripartite dalam rangka evaluasi atas organisasi koperasi dapat disebut suatu pendekatan sistem, sebagaimana diterapkan dalam teori organisasi modern. Kriteria untuk mengukur efisiensi organisasi koperasi adalah tujuan dan (sistem) tujuan dari berbagai orang, kelompok, atau lembaga yang berkepentingan

terhadap koperasi. Pendekatan tripartite ini merupakan suatu instrumen yang fleksibel untuk mengevaluasi koperasi-koperasi yang berbeda pada tahap perkembangan yang berbeda-beda dan dalam lingkungan sosial-ekonomi yang beraneka-ragam (Hanel, 1989).

Koperasi merupakan kumpulan aktivitas tripartite, yaitu anggota, pengurus, dan pengelola dalam menjalankan usaha, maka semakin banyak pengelola atau karyawannya semakin besar koperasi tersebut. Keberhasilan dan kecemerlangan koperasi sangat tergantung pada kerjasama ketiga unsur organisasi koperasi, yaitu anggota, pengurus, dan pengelola dalam mengembangkan organisasi yang pada akhirnya akan memberikan imbalan yang sesuai kepada para anggota. Anggota sangat mengharapkan komitmen yang tinggi dari para pengelola berupa pelayanan kepada para anggota. Jadi manajemen koperasi merupakan kesatuan dari tiga pihak (tri partite) tersebut (Sukamdiyo, 1996).

(24)

Siger Mandiri diukur dari kinerja usaha koperasi dengan menggunakan pedoman pemeringkatan koperasi Kementerian negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia tahun 2007. Sudut pandang pengelola, Koperasi Agro Siger Mandiri diukur dari kontribusi terhadap pembangunan daerah dengan menggunakan pedoman pemeringkatan koperasi Kementerian negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia tahun 2007.

Kinerja usaha koperasi yang sehat ditujukkan dengan membaiknya struktur permodalan, kemampuan penyediaan dana, peningkatan aset, peningkatan volume usaha, peningkatan kapasitas produksi, dan peningkatan sisa hasil

usaha/keuntungan. Masa berlaku penilaian kinerja usaha suatu koperasi adalah minimal dua tahun.

Koperasi Agro Siger Mandiri baru berumur kurang lebih dua tahun tetapi banyak mengalami kendala sehingga perlu adanya strategi yang tepat dan sesuai untuk mengatasi kendala yang dihadapi. Strategi yang tepat dan sesuai dengan kondisi koperasi akan mampu meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh koperasi. Penentuan strategi digunakan untuk memahami dan

(25)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan

yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana kinerja usaha Koperasi Agro Siger Mandiri di Kabupaten

Lampung Selatan?

2. Bagaimanakah kontribusi Koperasi Agro Siger Mandiri terhadap

pembangunan daerah?

3. Bagaimana tingkat kesejahteraan anggota Koperasi Agro Siger Mandiri di

Kabupaten Lampung Selatan menurut kriteria BPS tahun 2007?

4. Bagaimana strategi pengembangan yang tepat sebagai upaya pengembangan

Koperasi Agro Siger Mandiri di Kabupaten Lampung Selatan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada, maka penelitian ini

bertujuan untuk :

1. Mengetahui kinerja usaha Koperasi Agro Siger Mandiri di Kabupaten

Lampung Selatan.

2. Mengetahui kontribusi Koperasi Agro Siger Mandiri terhadap pembangunan

daerah.

3. Mengetahui tingkat kesejahteraan anggota Koperasi Agro Siger Mandiri di

Kabupaten Lampung Selatan menurut kriteria BPS tahun 2007.

4. Menyusun strategi pengembangan yang tepat sebagai upaya pengembangan

(26)

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi :

1. Koperasi, sebagai informasi ilmiah mengenai kinerja usaha dan strategi

pengembangan Koperasi Agro Siger Mandiri di Kabupaten Lampung Selatan.

2. Pemerintah, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan dan

strategi dalam memajukan dan mengembangkan koperasi di Kabupaten Lampung Selatan.

(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Koperasi

Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi. Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan (Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992).

(28)

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992, koperasi melaksanakan prinsip koperasi yang meliputi :

a. keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka,

b. pengawasan oleh anggota diselenggarakan secara demokratis, c. anggota bersifat aktif dalam kegiatan ekonomi koperasi,

d. koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom dan independen, e. koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota,

pengawas, pengurus, dan karyawannya, serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang jati diri, kegiatan, dan kemanfaatan koperasi,

f. koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat gerakan koperasi, dengan bekerja sama melalui jaringan kegiatan pada tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional, dan

g. koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakatnya melalui kebijakan yang telah disepakati oleh anggota.

Jenis koperasi terdiri dari 4, yaitu :

a. koperasi konsumen yaitu koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan di bidang penyediaan barang kebutuhan anggota dan non-anggota,

b. koperasi produsen adalah koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan di bidang pengadaan sarana produksi dan pemasaran produksi yang dihasilkan anggota kepada anggota dan non-anggota,

(29)

d. koperasi simpan pinjam yaitu koperasi yang menyelenggarakan usaha simpan pinjam sebagai satu-satunya usaha yang melayani anggota.

Menurut Widiyati (2010), koperasi sebagai organisasi ekonomi harus

melaksanakan kegiatan yang produktif. Untuk itu koperasi memerlukan faktor-faktor produksi yang terdiri dari alam, tenaga kerja, dan modal. Ketiga faktor-faktor produksi tersebut akan efektif apabila ada yang mengorganisasikannya,

mengarahkannya, mengkoordinasikannya, dan merencanakannya dalam kegiatan produksi. Tugas ini diserahkan kepada manajemen. Manajemen akan

mendapatkan imbalan karena berani menanggung resiko dan kemampuan yang dimilikinya serta disumbangkan bagi kegiatan koperasi.

Koperasi sebagai bentuk badan usaha yang bergerak di bidang perekonomian mempunyai tatanan manajemen yang agak berbeda dengan badan usaha lainnya. Perbedaan tersebut bersumber dari hakikat manajemen koperasi yang dasar falsafahnya adalah dari, oleh, dan untuk anggota yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam dunia usaha yang menjadi ciri khas koperasi.

Menurut Sukamdiyo (1996), struktur organisasi merupakan bidang pertama yang menjadi permasalahan dalam manajemen. Sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas, harus terdapat garis-garis dasar yang menetapkan pedoman pelaksanaan organisasi dari suatu usaha. Organisasi internal dapat diartikan sebagai

(30)

a. Alat kelengkapan atau perangkat organisasi koperasi Alat ini terdiri dari : rapat anggota, pengurus, dan pengawas.

1) Rapat anggota

Rapat anggota atau RAT secara normal diselenggarakan satu tahun sekali atau selambat-lambatnya tiga bulan setelah tutup buku pada tahun yang bersangkutan. Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi pada organisasi koperasi yang dapat diwujudkan sebagai berikut :

 Dalam rapat anggota, dipilih dan diberhentikan jabatan pengurus serta badan pengawas.

 Dalam rapat anggota, didengar laporan pengurus serta disahkan laporan pertanggungjawaban pengurus.

 Dalam rapat anggota, berbagai usul dan saran dari para anggota dapat dikeluarkan secara adil sesuai dengan haknya, yaitu satu anggota satu suara.

 Dalam rapat anggota, diputuskan rencana-rencana kerja koperasi untuk periode yang akan datang.

 Dalam rapat anggota ini semua anggaran pendapatan dan biaya yang telah disusun dimintakan juga persetujuan dari para anggota.

2) Pengurus koperasi

Pengurus koperasi terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara serta anggota yang dipilih oleh rapat anggota sesuai dengan anggaran dasar koperasi. Pengurus merupakan wakil para anggota yang memenuhi syarat dan kriteria tertentu serta dipilih dan disahkan oleh rapat anggota.

(31)

terjadi suatu masalah. Sebagai mandataris, pengurus pada setiap akhir tahun pembukuan membacakan laporan pertanggungjawaban kepada rapat anggota atas tugas-tugas yang diembannya serta disaksikan oleh petugas yang berwenang.

3) Pengawas

Pengawas merupakan badan yang dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat anggota. Pengawas bertugas melakukan pemeriksaan terhadap tata kehidupan koperasi, termasuk organisasi usaha, dan pelaksanaan kebijakan pengurus. Dalam melakukan tugas-tugas tersebut, pengawas menyusun laporan tertulis tentang hasil pemeriksaannya yang akan disampaikan ke RAT.

b. Dewan penasehat dan badan pembina

Apabila dirasa perlu maka dapat diangkat seorang penasehat atau pembina. Fungsi ini biasanya dijabat oleh personil dari kantor koperasi dan pengusaha kecil atau dari Pemda atau dari koperasi sekunder.

c. Manajer

Manajer adalah pemimpin dari semua karyawan yang dimiliki oleh koperasi yang diserahi tugas dan tanggung jawab oleh pengurus. Tugas manajer adalah

(32)

Keterangan : garis perintah

garis tanggungjawab

Gambar 1. Struktur internal organisasi koperasi Sumber : Sukamdiyo, 1996

Menurut Reksohadiprodjo (1998), proses usaha di dalam koperasi sama dengan badan usaha yang lain meliputi proses pemasaran, produksi, keuangan, personalia, akuntansi, dan administrasi, apapun jenis koperasinya. Proses usaha ini ditujukan untuk mencapai tujuan koperasi. Adapun fungsi-fungsi manajemen ialah

merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi proses tersebut agar tujuan dapat lebih cepat/lancar dicapai.

Rapat Anggota

Pengurus Dewan Penasehat

Pengawas Manajer

Kepala Unit Kepala Unit

Kepala Unit

(33)

1) Perencanaan

Dalam perencanaan proses usaha ini perlu ditentukan tujuan yang serasi dengan tujuan koperasi pada umumnya. Setelah ditentukan tujuan maka perlu disusun suatu strategi kebijaksanaan dan taktik pencapaian tujuan tersebut.

2) Pengorganisasian

Dalam rangka pengorganisasian proses usaha ini perlu digariskan secara jelas sehingga diperoleh wadah yang baik untuk masing-masing proses usaha tersebut.

a. Fungsi dan pembagian fungsi ke dalam :  Fungsi vertikal

 Fungsi horizontal

b. Hubungan fungsi, yaitu tentang :  Tanggung jawab jabatan  Kekuasaan jabatan  Pelaporan

c. Struktur organisasi usaha yang dipilih :  Garis

 Garis dan staf  Fungsional

3) Pengarahan

(34)

tindakan itu setelah dimotivasi tidak merasa dirinya diperintah bahkan dengan sukarela menjalankan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan inovatif. Pada hakikatnya diusahakan agar tercipta suasana yang nyaman di kalangan anggota sehingga tujuan akan dapat dicapai dengan mudah.

4) Koordinasi

Koordinasi merupakan usaha meniadakan kompleksa hubungan antar bagian atau individu di dalam suatu organisasi. Jika organisasi koperasi relatif kecil maka koordinasi ini dapat dicapai dengan pembinaan yang bersifat informal atau face to face. Sedangkan jika organisasi bertambah besar maka perlu dibentuk panitia-panitia yang menciptakan program-program tertentu.

Pada hakikatnya koordinasi didasari oleh komunikasi timbal balik dan ingin diperoleh kepemimpinan yang stabil sehingga timbul keamanan serta ketenangan bekerja dalam mencapai tujuan-tujuan. Koordinasi ditujukan mendatar antara proses-proses usaha dan vertikal menelusuri hierarki pelaksanaan satu-satu proses usaha.

5) Pengawasan

(35)

Dalam Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, modal koperasi terdiri dari setoran pokok dan sertifikat modal koperasi sebagai modal awal. Selain itu, modal koperasi dapat berasal dari hibah, modal penyertaan, modal pinjaman, dan atau sumber lain yang sah yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan. Modal pinjaman dapat berasal dari anggota, koperasi lainnya dan atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan atau surat hutang lainnya, dan atau pemerintah dan pemerintah daerah.

2. Kinerja Usaha Koperasi

Menurut Kementerian Negara Koperasi dan UKM Tahun 2007, untuk mengetahui kinerja usaha koperasi yang semakin sehat dapat dilihat dari struktur permodalan, tingkat kesehatan kondisi keuangan, kemampuan bersaing koperasi, strategi bersaing koperasi, dan inovasi yang dilakukan.

2.1Struktur permodalan

(36)

Rumus yang digunakan untuk menghitung struktur permodalan adalah:

Struktur permodalan = Jumlah modal pinjaman × 100% Jumlah modal sendiri

2.2Tingkat kesehatan kondisi keuangan

Untuk melihat tingkat kesehatan kondisi keuangan dibutuhkan data keuangan, yang mencakup data-data yang bersumber dari neraca dan laporan laba-rugi. Data-data keuangan tersebut digunakan untuk mengukur rasio-rasio keuangan koperasi. Berdasarkan data tersebut paling tidak ada empat ukuran kesehatan keuangan yang bisa dicari yaitu likuiditas,

solvabilitas, rentabilitas, dan aktivitas, dimana masing-masing indikator tersebut memiliki beberapa ukuran.

1) Likuiditas (menggunakan ukuran rasio lancar)

Rasio ini merupakan rasio yang paling umum digunakan untuk

menganalisis posisi modal kerja usaha. Rasio ini menunjukkan bahwa nilai kekayaan lancar (yang segera dapat dijadikan uang) ada sekian kali dibandingkan dengan hutang jangka pendek. Selain itu juga rasio ini memperlihatkan sampai dimanakah kredit jangka pendek dengan rasa aman dapat diberikan oleh para pemberi kredit, sebab rasio ini

(37)

2) Solvabilitas

Solvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan koperasi untuk membayar semua hutang-hutangnya (baik jangka pendek maupun jangka panjang).

3) Provitabilitas

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana pendapatan bruto yang dihasilkan koperasi menjadi SHU, yaitu dengan

membandingkan antara keuntungan atau SHU yang diperoleh dari kegiatan pokok koperasi dengan pendapatan bruto yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut.

4) Aktivitas (menggunakan rasio perputaran piutang)

Rasio piutang menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam satu periode tertentu. Rasio perputaran piutang yang tinggi

memperlihatkan semakin cepat pengembalian modal dalam bentuk kas, karena periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang lebih pendek.

Rasio perputaran piutang = Jumlah penjualan × 100% Jumlah piutang rata-rata

Persentase Rasio perputaran piutang thn ini -

(38)

2.3Kemampuan bersaing koperasi

Kemampuan bersaing koperasi dalam hal ini digunakan untuk

menggambarkan daya saing yang dilihat dari kemampuan meningkatkan posisi tawar (bargaining position) dalam memaksimalkan tujuannya.

Daya saing koperasi adalah kemampuan koperasi untuk bersaing, yang diukur dengan menggunakan konsep Five Force yang dikembangkan oleh Porter (1980). Konsep ini didasari oleh pemahaman bahwa dalam industri apapun, baik lokal maupun global, yang menghasilkan produk atau jasa, keunggulan bersaing industri merupakan hasil dari kemampuan bersaing perusahaan, dalam hal ini adalah koperasi, dalam mengatasi 5 faktor kekuatan persaingan, yaitu : 1) persaingan diantara perusahaan-perusahaan pesaing yang ada, 2) masuknya pendatang baru, 3) ancaman produk

pengganti/substitusi, 4) kekuatan penawaran pembeli, dan 5) kekuatan penawaran pemasok.

2.4Strategi bersaing koperasi

(39)

yaitu : diferensiasi (differentiation), biaya rendah (low cost), fokus (focus), kepeloporan (preemption), dan sinergi (synergi).

2.5Inovasi yang dilakukan

Inovasi adalah upaya yang dilakukan oleh koperasi dalam rangka mengembangkan kegiatan atau usaha koperasi. Inovasi ini diukur berdasarkan keberadaan produk atau jasa baru yang ditawarkan koperasi dalam tahun yang bersangkutan.

3. Kontribusi terhadap Pembangunan Daerah

3.1Ketaatan koperasi dalam pembayaran pajak

Ketaatan koperasi dalam pembayaran pajak adalah kemampuan koperasi untuk mentaati aturan-aturan dalam pembayaran atas pajak yang dibebankan kepada koperasi. Ketaatan ini diukur berdasarkan jumlah kepemilikan NPWP dan nomor/identitas retribusi daerah lainnya, serta ketepatan koperasi dalam membayar pajak.

3.2Pertumbuhan penyerapan tenaga kerja koperasi

(40)

3.3Tingkat upah karyawan

Upah karyawan adalah jumlah uang yang diterima karyawan sebagai balas jasa (kompensasi) atas pekerjaan yang dilakukan kepada koperasi. Tingkat upah karyawan menunjukkan besar upah karyawan rata-rata dibandingkan dengan upah minimum regional (UMR) yang ditetapkan pada tahun yang bersangkutan.

4. Kesejahteraan

Sajogyo (1997), menjelaskan kriteria kesejahteraan didasarkan pada pengeluaran per kapita per tahun, miskin apabila pengeluarannya lebih rendah nilai tukar 320 kg beras untuk daerah pedesaan, miskin sekali apabila pengeluarannya lebih rendah dari nilai tukar 240 kg beras untuk daerah pedesaan, dan paling miskin apabila pengeluaran per kapita per tahun lebih rendah dari nilai tukar 180 kg beras untuk daerah pedesaan.

BPS (2012) menyatakan bahwa untuk mengukur kemiskinan, digunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan

pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Metode yang digunakan adalah dengan menghitung garis

(41)

Tingkat kesejahteraan merupakan konsep yang digunakan untuk menyatakan kualitas hidup suatu masyarakat atau individu di suatu wilayah pada satu kurun waktu tertentu. Konsep kesejahteraan atau rasa sejahtera yang dimiliki bersifat relatif, tergantung bagaimana penilaian masing-masing individu terhadap kesejahteraan itu sendiri. Sejahtera bagi seseorang dengan tingkat pendapatan tertentu belum dapat juga dikatakan sejahtera bagi orang lain.

Badan Pusat Statistik (2007), menjelaskan kesejahteraan adalah suatu kondisi dimana seluruh kebutuhan jasmani dan rohani dari rumah tangga tersebut dapat dipenuhi sesuai dengan tingkat hidup. Dimensi kesejahteraan rakyat sangat luas dan kompleks, sehingga kesejahteraan rakyat hanya dapat terlihat melalui suatu aspek tertentu. Oleh karena itu, kesejahteraan rakyat dapat diamati dari berbagai aspek yang spesifik yaitu:

a. Kependudukan

Penduduk merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam proses pembangunan, karena dengan kemampuannya mereka dapat

(42)

b. Kesehatan dan gizi

Kesehatan dan gizi merupakan bagian dari indikator kesejahteraan penduduk dalam hal kualitass fisik. Kesehatan dan gizi berguna untuk melihat gambaran tentang kemajuan upaya peningkatan dan status kesehatan masyarakat dapat dilihat dari penolong persalinan bayi, ketersediaan sarana kesehatan, dan jenis pengobatan yang dilakukan.

c. Pendidikan

Maju tidaknya suatu bangsa terletak pada kondisi tingkat pendidikan masyarakatnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin maju bangsa tersebut. Pemerintah berharap tingkat pendidikan anak

semakin membaik dan tentunya akan berdampak pada tingkat kesejahteraan penduduk.

d. Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek penting untuk menunjukkan masyarakat dengan indikator keberhasilan pembangunan ketenagakerjaan diantaranya adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).

e. Konsumsi atau pengeluaran rumah tangga

(43)

rendah, sebaliknya elastisitas permintaan terhadapat barang bukan makanan pada umumnya tinggi.

f. Perumahan dan lingkungan

Manusia membutuhkan rumah disamping sebagai tempat untuk berteduh atau berlindung dari hujan dan panas juga menjadi tempat berkumpulnya para penghuni yang merupakan satu ikatan keluarga. Secara umum, kualitas rumah tinggal menunjukkan tingkat kesejahteraan suatu rumah tangga, dimana kualitas dari fasilitas yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Barbagai fasilitas yang mencerminkan kesejahteraan rumah tangga tersebut diantaranya dapat terlihat dari luuas lantai rumah, sumber air minum, dan fasilitas tempat buang air besar.

g. Sosial, dan lain-lain

Indikator sosial lainnya yang mencerminkan kesejahteraan adalah persentase penduduk yang melakukan perjalanan wisata, persentase penduduk yang menikmati informasi dan hiburan meliputi menonton televisi, mendengarkan radio, membaca surat kabar, dan mengakses internet. Selain itu, persentase rumah tangga yang menguasai media

(44)

5. Strategi Pengembangan

Menurut Supriyono (1998), strategi merupakan cara mengantisipasi tantangan-tantangan dan kesempatan-kesempatan (peluang-peluang) masa depan pada kondisi lingkungan perusahaan yang berubah dengan cepat. Strategi dapat memberikan tujuan dan arah perusahaan di masa depan dengan jelas pada semua karyawan.

Manajemen strategik adalah sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi rencana yang dirancang untuk

mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Hal ini melibatkan pengambilan keputusan yang rumit, berjangka panjang dan berorientasi ke depan serta membutuhkan sumberdaya yang besar, partisipasi manajemen puncak sangatlah besar (Pearce dan Robinson, 1997).

(45)

Menurut Hunger dan Wheelen (2003), pemeriksaan strategis adalah bentuk pemeriksaan manajemen yang melihat perusahaan dalam perspektif luas dan menyediakan penilaian komprehensif terhadap situasi strategis perusahaan. Pemeriksaan strategis membuat pelaksanaan proses pengambilan keputusan strategis. Pemeriksaan tidak hanya menjelaskan bagaimana tujuan, strategi, dan kebijakan dirumuskan sebagai keputusan strategis, tetapi juga bagaimana hal itu diimplementasikan, dievaluasi, dan dikendalikan dengan program, anggaran, dan prosedur.

Menurut Rangkuti (2013), strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi, yaitu:

a. Strategi Manajemen

Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro. Misalnya strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan, dan sebagainya.

b. Strategi Investasi

Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi

pembangunan kembali suatu divisi, dan sebagainya.

c. Strategi Bisnis

(46)

strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.

Berdasarkan tipe-tipe strategi tersebut, analisis strategi pengembangan pada Koperasi Agro Siger Mandiri termasuk kedalam tipe strategi bisnis. Koperasi Agro Siger Mandiri belum lama berdiri, sehingga untuk memajukan unit-unit usaha yang ada akan lebih tepat jika menerapkan strategi bisnis dimana strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, seperti strategi pemasaran, strategi produk atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan

strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan. Untuk menganalisis strategi pengembangan tersebut, dapat menggunakan analisis SWOT. Dimana analisis SWOT akan mengidentifikasi secara benar lingkungan koperasi. Lingkungan koperasi terdiri dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal.

6. Analisis SWOT

(47)

Analisis ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :

1) Strength (S), adalah karakterisitik positif internal yang dapat dieksploitasi organisasi untuk meraih sasaran kinerja strategis.

2) Weakness (W), adalah karakteristik internal yang dapat menghalangi atau melemahkan kinerja organisasi.

3) Opportunity (O), adalah karakteristik dari lingkungan eksternal yang

memiliki potensi untuk membantu organisasi meraih atau melampui sasaran strategiknya.

4) Threat (T), adalah adalah karakteristik dari lingkungan eksternal yang dapat mencegah organisasi meraih sasaran strategis yang ditetapkan. Dalam perencanaan analisis SWOT.

7. Komponen Lingkungan Internal dan Eksternal Analisis SWOT

Dalam menganalisis SWOT perlu mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung atau menghambat dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan menganalisis berbagai aspek yang ada di dalam lingkungan internal dan eksternal.

7.1Lingkungan Internal

(48)

David (2006), menyebutkan faktor lingkungan yang akan dianalisis berhubungan dengan kegiatan fungsional perusahaan diantaranya adalah bidang manajemen, sumberdaya manusia, keuangan, produksi, pemasaran, dan organisasi. Analisis lingkungan internal ini pada akhirnya akan mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan.

Menurut Gaspersz (2012), kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh koperasi adalah :

1) Manajemen

Koperasi dipengaruhi beberapa faktor yang dapat menghambat dan mendukung perkembangan koperasi seperti manajemen pelaksanaan rapat, dan tertib administrasi. Tertib administrasi berupa tertib administrasi organisasi, usaha, dan keuangan.

2) Pendanaan/Modal

Pencapaian tujuan koperasi didukung dengan adanya pendanaan yang terencana. Pendanaan/modal yang terencana dengan baik dapat

membantu keberlangsungan koperasi karena dapat mengetahui kondisi usaha tersebut. Modal koperasi dapat berasal dari modal sendiri dan modal dari luar.

3) Sumber daya manusia

(49)

4) Unit usaha

Koperasi Agro Siger Mandiri memiliki empat unit usaha yaitu unit usaha simpan pinjam, unit usaha produk olahan, unit usaha pemasaran, dan unit usaha sarana produksi pertanian (saprotan).

5) Sarana prasarana

Sarana prasarana berupa peralatan yang dapat menunjang kegiatan operasional koperasi, seperti kantor, gudang, peralatan usaha, komputer, dan lain-lain.

7.2Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal adalah suatu kekuatan yang berada di luar perusahaan dimana perusahaan tidak mempunyai pengaruh sama sekali terhadapnya sehingga perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan ini akan mempengaruhi kinerja semua perusahaan didalamnya (Wahyudi,1996).

Data dan informasi internal perusahaan dapat digali dari fungsional

perusahaan, misalnya dari aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran, sistem informasi dan produksi. Data eksternal dikumpulkan untuk

menganalisis hal-hal yang menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan politik, pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan di pasar industri dimana perusahaan berada (David,2006).

(50)

1) Ekonomi, sosial dan budaya

Lingkungan sosial yang tidak mendukung seperti adanya kecemburuan sosial dan ketidaksenangan dapat menjadi ancaman bagi koperasi. Tingkat kecemburuan dan ketidaksenangan terhadap usaha koperasi tersebut dapat memicu kesenjangan antara anggota dan masyarakat sekitar.

2) Teknologi

Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi berkembang dengan pesat dan menjadi semakin maju. Peralatan yang modern dapat mendukung dan mempermudah kegiatan operasional koperasi. 3) Pesaing

Masuknya pesaing baru yang memiliki berkualitas dapat menjadi ancaman bagi keberlangsungan usaha koperasi. Koperasi yang tidak dapat mengatasi hal tersebut dapat mengalami kerugian dan bangkrut. 4) Iklim, cuaca

Iklim dan cuaca yang buruk dapat membuat hasil panen menurun dan menyebabkan pendapatan anggota koperasi juga menurun. Sehingga akan menyebabkan pembayaran simpanan anggota menjadi tersendat. 5) Kebijakan Pemerintah

(51)

8. Tahap Analisis SWOT

Menurut Hunger dan Wheelen (2003), salah satu cara untuk menyimpulkan faktor-faktor strategis sebuah perusahaan adalah mengkombinasikan faktor strategis eksternal dengan faktor strategis internal ke dalam sebuah ringkasan analisis lingkungan internal dan eksternal. Analisis ini mengharuskan para manajer strategi memadatkan faktor-faktor tersebut sehingga menjadi kurang dari 10 faktor .

Penggunaan bentuk analisis lingkungan internal dan ekternal meliputi langkah-langkah antara lain: (1) daftarkan item-item IFE dan EFE yang paling penting dalam kolom faktor strategis, (2) tinjaulah bobot yang diberikan untuk faktor-faktor dalam tabel IFE dan EFE mencapai 1,00, (3) masukkan pada kolom

peringkat, peringkat yang diberikan manajemen perusahaan terhadap setiap faktor dari tabel IFE dan EFE, (4) kalikan bobot dengan peringkat untuk menghasilkan jumlah pada kolom skor berbobot.

Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat

menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis.

(52)

memanfaatkan peluang eksternal, b) strategi WO yakni mengatasi kelemahan internal dengan memanfaatkan keunggulan peluang eksternal, c) strategi ST yaitu strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk menghindari pengaruh dari ancaman eksternal, serta d)strategi WT adalah strategi bertahan dengan

meminimalkan kelemahan dan mengantisipasi ancaman lingkungan.

IFE EFE

Strengths (S)

Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal

Weakness (W)

Tentukan 5-10 kelemahan internal

Opportunities (O)

Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal

Strategi (SO)

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfatkan peluang

Strategi (WO)

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang

Threats (T)

Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal

Strategi (ST)

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi (WT)

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman

Gambar 2. Bentuk matrik SWOT Sumber : Rangkuti, 2013

1) Strategi SO (Strenghts-Opportunities)

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi dalam kuadran SO disebut sebagai strategi agresif.

2) Strategi ST (Strengts-Threats)

(53)

3) Srategi WO (Weaknesses-Opportunities)

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kellemahan yang ada. Strategi dalam kuadaran WO disebut sebagai strategi balik arah.

4) Strategi WT (Weaknesses-Threats)

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Strategi pada kuadran WT disebut sebagai strategi bertahan.

Setelah menganalisis keseluruhan variabel di atas, kemudian faktor strategi internal dan strategi faktor eksternal dituangkan dalam diagram Analisis SWOT

3. Mendukung strategi 1. Mendukung strategi Turn-arround agresif

4. Mendukung strategi 2. Mendukung strategi defensif diversifikasi

Gambar 3. Diagram Analisis SWOT Sumber : Rangkuti, 2013 BERBAGAI PELUANG

BERBAGAI ANCAMAN KELEMAHAN

INTERNAL

(54)

Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan.

Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy). Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini

masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).

Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan Question Mark pada BCG matrik. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,

perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

9. Kajian Penelitian Terdahulu

No Nama

1. Rata-rata pendapatan rumah tangga petani kakao di Desa Pesawaran Indah sebesar Rp 19.641.416,31/tahun

(55)

No Nama Peneliti

Judul Metode Analisis

Hasil

Petani Kakao di Drsa Pesawaran

merata, dengan angka gini ratio sebesar 0,43 dengan arti bahwa distribusi pendapatan berada pada ketimpangan yang sedang.

3. Berdasarkan kriteria BPS (2007), 84,78% masuk kategori sejahtera dan 15,22% belum sejahtera. Menurut BPS (2012) tidak ada yang masuk kategori miskin pada garis kemiskinan makanan, dan 36,96% masuk kategori miskin garis kemiskinan bukan makanan. Kriteria social matrics matrix kategori sejahtera sebanyak 76,09% dan 23,91% belum sejahtera.

2. Sari, Petani jagung di Kecamatan Natar

1. Pendapatan rata-rata rumah tangga petani jagung sebesar Rp 23.791.838,24/tahun 2.Distribusi pendapatan rumah

tangga cenderung merata, nilai Indeks Gini sebesar 0,31. Berdasarkan kriteria Sayogyo (1997), petani ketegori cukup sebesar 60,78%, nyaris miskin sebesar 15,69%, hidup layak sebesar 23,53%.

3.Faktor-faktor yang

berpengaruh adalah jumlah tanggungan keluarga, pendidikan, dan pendapatan rumah tangga petani.

3. Sagala, Kecil Kelanting di Desa Karang Anyar Kecamatan

1.Kinerja agroindustri kelanting menguntungkan. R/C ratio kelanting getuk dan parut sebesar 1,24 dan 1,25(R/C>1), BEP sebesar 1028,05 kg dan 1173,10 kg,

2.Nilai tambah kelanting getuk dan parut sebesar Rp1.344,98 dan Rp988,67/ kg ubi kayu. 3.Strategi pengembangan yaitu

(56)

No Nama Peneliti

Judul Metode Analisis

Hasil

memanfaatkan tenaga kerja yang sudah berpengalaman untuk menghadapi pesaing bisnis, dan (c) memanfaatkan tenaga kerja yang sudah berpengalaman dan banyak untuk mengikuti Teri Nasi Kering di Pulau Pasaran Kecamatan Teluk

1.Harga pokok produksi pada musim angin barat, angin normal, dan angin timur adalah Rp43.330,15, Rp34.269,58 dan Rp31.180,36.

2.Sreategi prioritas adalah : (a) mengadopsi teknologi yang lebih tepat guna seperti ruangan pendingin dan blower (b) mengadakan pelatihan untuk menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas khususnya, dan (c) membuat pembukuan untuk mengetahui perputaran dana.

5. Putri,

1.rata-rata pendapatan peserta SL-PTT sebesar

Rp39.174.915,54/th, dan non-peserta SL-PTT sebesar Organik Peserta 2.Petani peserta SL-PTT yang

tergolong cukup 1 orang dan 36 orang sejahtera. Dan non-peserta SL-PTT 3 orang tergolong cukup dan 37 sejahtera.

1. Kinerja usaha peternak ayam ras di PT. Sutipratama belum efisien, nisbah R/C atas biaya total hanya sebesar 1,03, dan keuntungan sebesar

Rp4.958.099,54 selama 1 thn. 2. Kinerja pemasaran usaha

(57)

No Nama

dihadapi adalah pasar yaitu monopsoni, (b) perilaku pasar adalah harga kontrak, bukan melalui proses

tawar-menawar, dan (c) keragaan pasar ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi harga (r) sebesar 0,714 artinya pembentukan harga tidak terintegrasi secara sempurna.

7. Oktavia Studi di Primer Koperasi

1.Strategi yang cocok diterapkan yaitu persediaan, dan menerapkan sistem manajemen informasi yang terpadu.

2.Prinsip-prinsip koperasi sudah dilaksanakan yang di tandai dengan keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka,

pengelolaan dilakukan secara demokratis, pembagian SHU dilakukan secara adil,

pemberian balas jasa terbatas pada modal,

kemandirianPendidikan perkoperasian dan kerjasama antar koperasi (Studi Kasus Pada Koperasi Wanita

1. Faktor-faktor yang berhubungan peranan anggota koperasi adalah pendidikan, motivasi, status ekonomi, jumlah anak balita dalam keluarga, jumlah tanggungan dalam keluarga, tingkat pelayanan koperasi, dan pengetahuan anggota tentang kerjasama koperasi dengan lembaga lain.

(58)

No Nama

1. Tidak ada pengaruh yang signifikan variabel kecerdasan emosional yang meliputi kesadaran diri, empati, dan keterampilan sosial. Variabel kecerdasan emosional yang berpengaruh signifikan adalah pengaturan diri dan motivasi. 2. Variabel kecerdasan emosional

secara bersama-sama mempengaruhi produktivitas kerja.

3. Variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap produktivitas kerja karyawan adalah motivasi daripada pengaturan diri. Mikro, Kecil, dan Menengah

1. Strategi yang diterapkan Dinas Koperasi dan UKM Kota Surakarta adalah strategi yang ditetapkan Kementrian Pusat, tetapi tidak semua diterapkan tergantung kondisi daerah. 2. Strategi yang dilaksanakan

dalam pengembangan sektor UMKM adalah strategi perkuatan, strategi

pemberdayaan, dan strategi perlindungan.

Penelitian ini mempunyai kebaruan dengan penelitian terdahulu dalam hal metode analisis yang digunakan yaitu mengukur kinerja usaha koperasi dengan

(59)

B. Kerangka Pemikiran

Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mayoritas penduduknya bermata pencarian di bidang pertanian. Sektor ini merupakan sektor yang sangat banyak menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar

penduduk tergantung pada sektor ini. Kemampuan sektor pertanian untuk

memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rumah tangga petani tergantung pada tingkat pendapatan. Dengan demikian, tingkat pendapatan usahatani, merupakan penentu utama kesejahteraan rumah tangga petani dan salah satu faktor penting yang mengkondisikan pertumbuhan ekonomi.

Sebagian besar penduduk di Provinsi Lampung didominasi oleh penduduk yang tinggal di pedesaan dibandingkan di perkotaan. Mayoritas penduduk yang tinggal di pedesaan menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian dan bekerja sebagai petani. Sektor pertanian sangat dekat dengan kemiskinan, sehingga banyak masyarakat yang tinggal di pedesaan hidup dalam kemiskinan.

Untuk mengurangi kemiskinan yang ada di pedesaan diperlukan peningkatan di bidang pertanian. Tanaman hortikultura saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Salah satu tanaman hortikultura yang banyak dibudidayakan adalah cabai.

(60)

produksi dan memberikan pinjaman modal adalah koperasi. Koperasi pertanian dapat membantu petani dalam melakukan kegiatan pertanian, misalnya

penyuluhan pertanian, pengadaan bibit unggul, penyediaan pupuk, obat-obatan, dan lain-lain. Selain itu koperasi pertanian juga dapat memberikan modal usaha untuk petani, dan membantu petani dalam menjual hasil panen.

Koperasi berdasar atas asas kekeluargaan, memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan.

Kabupaten Lampung Selatan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang memiliki jumlah koperasi terbanyak. Salah satu koperasi

pertanian yang berada di Kabupaten Lampung Selatan yaitu Koperasi Agro Siger Mandiri yang terletak di Kecamatan Kalianda. Anggota Koperasi Agro Siger Mandiri mayoritas bermatapencarian sebagai petani dengan komoditas utama adalah tanaman hortikultura yaitu tanaman cabai.

Koperasi Agro Siger Mandiri terbentuk atas prakarsa dari Bank Indonesia melalui Program Penguatan Kelembagaan Klaster Petani Cabai Kabupaten Lampung Selatan, dengan tujuan agar Koperasi Agro Siger Mandiri mampu memberikan kontribusi yang besar pada peningkatan laju inflasi daerah sehingga

(61)

Koperasi Agro Siger Mandiri memiliki empat unit usaha, yaitu unit usaha simpan pinjam/permodalan, saprotan (sarana produksi pertanian), produk olahan, dan pemasaran. Namun untuk saat ini hanya dua unit usaha yang berjalan yaitu unit usaha simpan pinjam dan unit usaha produk olahan. Unit usaha simpan pinjam yang dilakukan oleh Koperasi Agro Siger Mandiri memberikan pinjaman kepada anggota dengan bunga 1,5 persen, sedangkan unit usaha produk olahan mampu menghasilkan dua jenis produk olahan cabai yaitu saos cabai dan abon cabai.

Pendekatan tripartite dalam rangka evaluasi atas organisasi koperasi dapat disebut suatu pendekatan sistem, sebagaimana diterapkan dalam teori organisasi modern. Kriteria untuk mengukur efisiensi organisasi koperasi adalah tujuan dan (sistem) tujuan dari berbagai orang, kelompok, atau lembaga yang berkepentingan

terhadap koperasi (Hanel, 1989).

Koperasi merupakan kumpulan aktivitas tripartite, yaitu anggota, pengurus, dan pengelola dalam menjalankan usaha, maka semakin banyak pengelola atau karyawannya semakin besar koperasi tersebut. Keberhasilan dan kecemerlangan koperasi sangat tergantung pada kerjasama ketiga unsur organisasi koperasi, yaitu anggota, pengurus, dan pengelola dalam mengembangkan organisasi yang pada akhirnya akan memberikan imbalan yang sesuai kepada para anggota. Anggota sangat mengharapkan komitmen yang tinggi dari para pengelola berupa pelayanan kepada para anggota. Jadi manajemen koperasi merupakan kesatuan dari tiga pihak (tri partite) tersebut (Sukamdiyo, 1996).

(62)

Koperasi Agro Siger Mandiri diukur dari tingkat kesejahteraan anggota dengan menggunakan kriteria BPS tahun 2007. Sudut pandang pengurus, Koperasi Agro Siger Mandiri diukur dari kinerja usaha koperasi dengan menggunakan pedoman pemeringkatan koperasi Kementerian negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia tahun 2007. Sudut pandang pengelola, Koperasi Agro Siger Mandiri diukur dari kontribusi terhadap pembangunan daerah dengan menggunakan pedoman pemeringkatan koperasi Kementerian negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia tahun 2007.

Kinerja usaha koperasi yang sehat ditujukkan dengan membaiknya struktur permodalan, kemampuan penyediaan dana, peningkatan aset, peningkatan volume usaha, peningkatan kapasitas produksi, dan peningkatan sisa hasil

usaha/keuntungan. Masa berlaku penilaian kinerja usaha suatu koperasi adalah minimal dua tahun.

(63)

Koperasi Agro Siger Mandiri

Kinerja Usaha Kesejahteraan anggota

Indikator kinerja menurut Kementerian Negara Koperasi dan UKM tahun 2007

- Struktur permodalan - Tingkat kesehatan kondisi

keuangan  Likuiditas  Solvabilitas  Profitabilitas  Aktivitas

- Kemampuan bersaing koperasi

- Strategi bersaing koperasi - Inovasi yang dilakukan

Strategi Pengembangan

Lingkungan

Lingkungan Internal : - Manajemen

- Pendanaan/modal - SDM

- Unit usaha - Sarana Prasarana

Lingkungan Eksternal : - Ekonomi,sosial,budaya - Teknologi

- Pesaing - Iklim, cuaca

- Kebijakan pemerintah

Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman

Matrik IFAS Matrik EFAS

Analisis SWOT

FGD

Strategi Prioritas

Indikator kesejahteraan menurut BPS tahun 2007:

- Kependudukan

- Kesehatan dan gizi - Pendidikan

- Ketenagakerjaan - Konsumsi/pengeluaran

rumah tangga

- Perumahan dan lingkungan - Sosial dan lain-lain

Gambar 4. Bagan alir strategi pengembangan Koperasi Agro Siger Mandiri di Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan

(64)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional

Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian.

Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.

Kinerja usaha koperasi adalah hasil kerja dari suatu koperasi yang dilihat hari aspek struktur permodalan, tingkat kesehatan kondisi keuangan, kemampuan bersaing koperasi, strategi bersaing koperasi, dan inovasi yang dilakukan.

Struktur pemodalan adalah proporsi modal sendiri terhadap modal yang berasal dari luar, diukur dalam satuan persen (%).

(65)

Likuiditas adalah perbandingan antara kekayaan lancar dengan hutang jangka pendek, diukur dalam satuan persen (%).

Solvabilitas adalah rasio yang menggambarkan tentang kemampuan koperasi untuk membayar semua hutang-hutangnya (baik jangka pendek maupun jangka panjang), diukur dalam satuan persen (%).

Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana pendapatan bruto yang dihasilkan koperasi menjadi SHU, yaitu dengan

membandingkan antara keuntungan atau SHU yang diperoleh dari kegiatan pokok koperasi dengan pendapatan bruto yang digunakan untuk menghasilkan

keuntungan tersebut, diukur dalam satuan persen (%).

Aktivitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam satu periode tertentu, diukur dalam satuan persen (%).

Kemampuan bersaing koperasi adalah kemampuan untuk meningkatkan posisi tawar (bargaining position) koperasi dalam memaksimalkan tujuannya dengan menggunakan indikator seperti pesaing, strategi, produk, kekuatan tawar, dan harga. Diukur dengan cara menjumlahkan skor dari masing-masing indikator yang ada.

(66)

keinginan konsumen, keterkaitan dengan produk lain, dan kerjasama. Diukur dengan cara menjumlahkan skor dari masing-masing indikator.

Inovasi adalah upaya yang dilakukan oleh koperasi dalam rangka

mengembangkan kegiatan atau usaha koperasi, dilihat dari produk/jasa baru yang dihasilkan dalam satu tahun terakhir (unit/thn). Indikator yang digunakan yaitu adanya produk/jasa baru yang dihasilkan. Diukur dengan cara menjumlahkan skor dari masing-masing indikator.

Kontribusi terhadap pembangunan daerah merupakan keikutsertaan koperasi dalam pembangunan daerah yang dilihat dari ketaatan koperasi dalam membayar pajak, pertumbuhan penyerapan tenaga kerja koperasi, serta tingkat upah

karyawan. Indikator yang digunakan yaitu kepemilikan NPWP/retribusi daerah lain, ketepatan dalam membayar pajak, tenaga kerja yang digunakan, dan besarnya upah karyawan. Diukur dengan cara menjumlahkan skor dari masing-masing indikator.

(67)

Strategi pengembangan usaha adalah serangkaian kegiatan dalam pengambilan keputusan dengan menganalisis faktor-faktor strategis dalam perusahaan baik faktor-faktor dari luar (eksternal) maupun dari dalam (internal).

Lingkungan termasuk elemen-elemen atau kelompok yang berpengaruh langsung pada koperasi dan pada gilirannya akan dipengaruhi oleh koperasi. Lingkungan terdiri dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal.

Lingkungan internal koperasi merupakan sumber daya dan sarana yang ada dalam koperasi dimana secara langsung dapat mempengaruhi perkembangan dan

kemajuan koperasi. Lingkungan internal koperasi meliputi manajemen, pendanaan/modal, SDM, unit usaha, dan sarana prasarana.

Manajemen adalah adalah suatu proses mengendalikan, mengarahkan,

memanfaatkan segala apa yang menurut perencanaan diperlukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen diukur dalam satuan skor.

Pendanaan/modal adalah sejumlah harga (uang/barang) yang dipergunakan untuk menjalankan usaha, modal berupa uang tunai, barang dagangan bangunan dan lain sebagainya. Pendanaan/modal diukur dalam satuan skor.

Gambar

Tabel 1. Perkembangan produksi, luas panen, dan produktivitas cabai di   Provinsi Lampung tahun 2008-2012
Tabel 2. Jumlah koperasi, karyawan, dan anggota menurut kabupaten/kota di   Provinsi Lampung tahun 2012
Gambar 1. Struktur internal organisasi koperasi
Gambar 2. Bentuk matrik SWOT Sumber : Rangkuti, 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan kompetensi pedagogik guru ditunjukkan dengan: memahami karakteristik peserta didik, mengidentifikasi kemampuan awal peserta

Berdasarkan hasil dari analisis QSPM didapat urutan prioritas strategi dengan tiga urutan pertama adalah : Melakukan pengembangan wisata budaya, bahari (ekowisata) dan pertanian

Hasil penelitian menunjukk kan bahwa wa PT Agro Mandiri Semesta menyadar bahwa dalam mensosialisasikan b budaya per rusahaan diperlukan strategi yang baik agar sosialisasi

Manfaat akademis dari penelitian yang dilakukan di PT Agro Mandiri Sejahtera adalah untuk memberikan sumbangan kepada pengembangan dunia akademis dari segi PR khususnya dalam

Strategi sosialisasi yang digunakan oleh PT Agro Mandiri Semesta dalam mensosialisasikan budaya perusahaan adalah strategi sosialisasi komunal dan strategi

Strategi Pengembangan KJKS BMT Mardlotillah yang dihasilkan dari matriks SWOT dan QSP diperoleh lima prioritas strategi yang disarankan, yaitu (1) Peningkatan

Strategi yang digunakan adalah strategi tumbuh dan kembangkan yaitu terdiri dari strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau

Dan untuk mendukung strategi pengembangan disarankan agar program pengembangan kerbau mendapat prioritas baik dari pemerintah pusat atau daerah; pengembangan ternak kerbau