POLA INTERAKSI SOSIAL ANTARA MAJIKAN DENGAN
BABY SITTER
DALAM PENGASUHAN ANAK
(Studi Perumahan Kota Baru Indah, Tanjung Karang Timur,Bandar Lampung)
(Skripsi)
Oleh
ADANTHI LIZA DESPRADITHA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
Pola Interaksi Sosial Antara Majikan DenganBaby Sitter Dalam Pengasuhan Anak
(Studi di Perumahan Kota Baru Indah, Kecamatan Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung)
Oleh
Adanthi Liza Despraditha
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola interaksi sosial antara majikan dengan baby sitter dalam pengasuhan anak di Perumahan Kota Baru Indah.Teori interaksionisme simbolik yang di gunakan dalam penelitian ini berasal dari George Herbert Mead.Metode yang digunakan dalam penelitian ini melalui pendekatan kualitatif dengan 10 informan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pola interaksi antara majikan dengan
baby sitter terdapat beberapa simbol yang mengartikan atau menjelaskan bagaimana cara mengungkapkan perbedaan status antara keduanya dalam pegasuhan anak. Dapat diketahui bahwa dalam berinteraksi antara keduanya memang akan senantiasa menghasilkan suatu tindakan yang memiliki arti dan itu adalah simbol. Simbol menghasilkan suatu tindakan.Dengan demikian, teori interaksionisme simbolik yang di gunakan dalam teori ini memang berkaitan dengan interaksi antara dua individu bahwa dalam setiap aksi yang terjadi semua memiliki arti dan memiliki simbol-simbol tersendiri.
ABSTRACT
Patternsof SocialInteractionBetweenEmployersWithBaby Sitter InChild Care
(Studi in Kota Baru Indah Estate, Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung)
By
Adanthi Liza Despraditha
The purpose of this is to determine the patterns of social interaction between research aimtoexplainordescribehowpatterns ofinteractionbetween theemployers with baby sitter in child care in Kota Baru Indah Estate.This research used symbolic interactionism theory came from George Herbert Mead. The method used in this research through a qualitative approach with 10 informants.
The results showedthat there wasinpattern ofinteractionbetween theemployerwitha baby sittercontainedsomesymbolsthatinterpretorexplainhow toexpressthe difference in statusin child care. It can be seen thatininteractionbetweentwopeopleisgoing tocontinue toproducean action thathas ameaninganditisa symbol. Thereby, symbolicinteractionismtheoryused inthistheoryisrelated to theinteractionbetweentwoindividualsthat there wasineveryactionthatoccursallhavemeaningandhasits ownsymbols.
POLA INTERAKSI SOSIAL ANTARA MAJIKAN DENGANBABYSITTER DALAM PENGASUHAN ANAK
(Studi Perumahan Kota Baru Indah, Bandar Lampung)
Oleh
ADANTHI LIZA DESPRADITHA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA SOSIOLOGI
Pada Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Adanthi Liza Despraditha dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 25 Desember 1992, sebagai anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan M. Rizal Arizqi dan Lilis Meidiana.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh penulis yaitu : 1. SD Kartika II-5 Bandar Lampung, diselesaikan tahun 2004 2. SMP Negeri 01 Bandar Lampung , diselesaikan tahun 2007 3. SMA Negeri 09 Bandar Lampung, diselesaikan tahun 2010
MOTO
Nothing is impossible, anything can happen as long a we
believe
Be a strong wall in the hard times and be a smiling sun
in the good times
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
PERSEMBAHAN
UNTUK KEDUA ORANG TUAKU
MUHAMMAD RIZAL ARIZQI dan LILIS MEIDIANA
Segala yang kuraih hanya karena ridho Allah SWT dan doa restu dari orang -orang yang mencintai danmenyayangiku……...
Dengan segala kerendahan hati, aku persembahkan karya sederhana ini Kepada kedua orang tuaku,
Yang selalu memberi dukungan dan berdoa untuk keberhasilanku menyelesaikan
studi….
Sahabat - sahabatku yang selalu memberikan dukungan kepadaku…
SANWACANA
Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya. Tiada daya dan upaya serta kekuatan yang penulis miliki untuk menyelesaikan skripsi ini selain berkat daya, upaya dan kekuatan yang dianugerahkan-Nya.Skripsi dengan judul “Pola Interaksi Sosial antara Majikan dengan Baby Sitter dalam Pengasuhan Anak”ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa apa yang tertulis dalam skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna. Dalam penulisan skripsi ini, penulis sangat menyadari adanya bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dr. Erna Rochana, M.Si selaku dosen pembimbing penulis, terima kasih atas waktu, motivasi, bimbingan, saran dan kesabarannya dalam proses penulisan skripsi ini, sehingga saya dapat meraih gelar Sarjana Sosiologi (S.Sos) di Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Sindung Haryanto, M.Siselaku dosen pembahas seminar usul dan hasil serta dosen penguji penulis yang telah mengoreksi, memberikan saran, membimbing dan kritik dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Susetyo, M.Si. selaku Ketua Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
5. Ibu Dra. Anita Damayantie, M.H.selaku Sekretaris Jurusan Sosiologi,Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. 6. Ibu Drs. Abdulsyani, M.IP selaku dosen pembimbing akademik penulis,
terima kasih atas masukannya setiap penulis melakukan konsultasi.
7. Seluruh dosen di Jurusan Sosiologi dan FISIP Unila yang telah membekali penulis dengan ilmu dan pengetahuan selama menjalani masa perkuliahan. 8. Seluruh staf administrasi dan karyawan di FISIP Unila yang membantu
dan melayani urusan administrasi perkuliahan dan skripsi.
9. Untuk yang selalu hadir dalam doaku, Mama dan Papa. Begitu banyak energi, materi dan perhatian yang tercurah untuk penulis, tak cukup lembaran dan goresan tinta ini untuk menuliskan segala pengorbanan yang kalian berikan. Semoga Allah SWT memuliakan kalian berdua di dunia dan akhirat.
10. Untuk yang selalu memberikan keceriaan dan penyemangat, Tante Eva dan Om Salgio yang sudah menjadi seperti orang tua sendiri. Selalu menyayangi dan memberikan perhatiannya untuk penulis. Semoga Allah SWT selalu memuliakan kalian berdua di dunia dan akhirat.
11. Terimakasih kepada adik-adikku, Rio, Rara dan Fely serta sepupuku Diego dan Sisil yang telah memberikan semangat serta doanya walau kadang sedikit jahil.
13. Terima kasih kepada seseorang terspesial yang selalu memberikan semangat, doa, canda, tawa serta acuan untuk penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini walau kadang sedikit galak yaitu Pujono Adi Susilo semoga semua pesan-pesannya dapat menjadi acuan hidup bagi penulis.
14. Terimakasih kepada sahabatku, gengs cetar : Euis Wulandari, Desty Mandriana, Nonna Ria, Baskara, Panca, Ardi, Dani, Lanang, Anis, Bundo, ega, cintia yang telah membantu penulis dalam segala hal baik senang maupun duka. Gila – gilaan bareng, ketawa – ketiwi bareng, nangis bareng, dan melakukan hal – hal konyol bareng…udah hampir 5 tahun
lebih kita bareng–bareng
15. Terimakasih kepada teman – teman Sosiologi, Nora, Wenny, Gita, Mba Netty, dan adek-adek 2011. maaf enggak bisa sebutin semuanya nanti enggak selesai – selesai kasian yang ngetiknya hahahaha…yang sudah banyak membantu selama aku ini, susah seneng bareng semua jadi satu. Berjuang bareng.
16. Untuk teman-temanku KKN Tematik di Desa Hurun, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, yang udah banyak membantu saat KKN, gila–gilaan bareng, ketawa–ketiwi bareng, dan pokoknya kenangan kita selama KKN tidak akan terlupakan oleh diriku ini.
Bandar Lampung, 18 Agustus 2015 Penulis
DAFTAR ISI
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pola Interaksi ... 6
B. Tinjauan tentang Interaksi Sosial ... 7
C. Tinjauan tentang WanitaPekerjaProfesional (Majikan) ... 12
D. Tinjauan tentangBaby Sitter... 13
E. Tinjauan tentang Pengasuhan ... 14
F. Sub Bab ... 19
III. METODE A. Gambaran Perumahan Kota Baru Indah... 29
B. Penduduk ... 31
V. HasildanPembahasan A. GambaranInformanPenelitian ... 33
B. Identitas 5 Informan MenggunakanBaby Sitterdi Rumahnya dan 5 Informan Yang MenjadiBaby Sitter... 34
1. IdentitasInformanPertama... 34
7. Identitas Informan Ketujuh ...44
8. Identitas Informan Kedelapan ... 45
9. Identitas Informan Kesembilan ... 45
10. Identitas Informan Kesepuluh ... 46
C. Pola Interaksi Sosial Antara Majikan DenganBaby Sitter... 46
D. Manajemen Kesan ... 59
F. Pembahasan ... 69
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan... 80 B. Saran ... 83
1
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan mahluk yang memiliki akal pikiran yang membedakan manusia dengan mahluk ciptaan Tuhan yang lain. Apabila kita mempelajari sejarah manusia, kita dapat melihat bahwa pada bangsa-bangsa dan masyarakat selalu terjadi perubahan-perubahan yang besar. Perubahan-perubahan dalam masyarakat terjadi di semua bidang, yaitu di bidang-bidang: ekonomi, politik, bahasa, kesenian, hiburan, adat dan lain-lain. Perubahan perubahan itu tidak berasal dari alam, tetapi dari manusia dan masyarakat. Perubahan-perubahan ini tidak hanya terjadi pada individu-individu, melainkan pada seluruh masyarakat. Oleh karena itu, perubahan-perubahan ini kita namakan perubahan sosial (Frans Wiryanto, 1986:5).
2
kemampuan untuk bertindak sesuai dengan konteks sosialnya, tetapi juga memerlukan kemampuan untuk menilai secara objektif perilaku pribadinya dipandang dari sudut social masyarakatnya (Narwoko, 2006).
3
atau manusia dengan kelompok tersebut terjadi hubungan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Melalui hubungan itu manusia ingin menyampaikan maksud, tujuan dan keinginan masing-masing. Sedangkan untuk mencapai keinginan itu harus diwujudkan dengan tindakan melalui hubungan timbal balik (Basrowi, 2005:138). Hubungan timbal balik akan didapatkan salah satunya melalui keluarga.
Banyaknya keluarga yang terbilang keluarga kecil pada masa sekarang ini membuat terjadinya suatu proses dimana baby sitter sangat diperlukan untuk mengatasi permaalahan utama dalam pengasuhan anak. Hal ini terjadi dikarenakan adanya perubahan sosial. Dapat dilihat kehidupan di keluarga dahulu untuk mengasuh anak apabila ibu dan bapak sama-sama bekerja tidaklah sulit, dikarenakan anak akan diasuh oleh kakek atau nenek dan paman atau bibinya. Sedangkan kehidupan di keluarga sekarang terlebih di wilayah perkotaan apabila ibu dan bapak sama-sama bekerja anak akan terabaikan. Sehingga otomatis orangtua akan menggunakan jasa pembantu rumah tangga ataubaby sitter.
4
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan dalam latar belakang permasalahan tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial antara majikan denganbaby sittersehari-hari. 2. Managemen kesan.
3. Konflik yang terjadi antara majikan denganbaby sitter.
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sesuai dengan masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan tentang bagaimana pola interaksi sosial antara majikan danbaby sitter.
2. Mengetahui kesan majikan terhadapbaby sitterdan sebaliknya.
3. Mengungkapkan konflik apa yang terjadi antara majikan dengan baby sitter.
2. Kegunaan Penelitian
a. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan dan sumbangan pemikiran bagi ilmu sosiologi dan bagi pihak yang berminat mempelajari pola interaksi sosial masyarakat khususnya antara majikan dan
baby sitter.
5
untuk mengetahui bagaimana interaksi yang baik dengan baby sitter dalam mengasuh anak dan mendidik anak di keluarga.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan tentang Pola Interaksi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pola adalah gambar yang dibuat contoh/model ataupun bentuk (struktur) yang tetap. Jika dihubungkan dengan interaksi, maka pola interaksi adalah bentuk-bentuk dalam proses terjadinya interaksi. Apabila dua orang bertemu maka interaksi sosial dimulai pada saat itu. Mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk/pola interaksi sosial Pola dalam sosiologi berarti gambaran atau corak hubungan sosial yang tetap dalam interaksi sosial. Contoh pola, antara lain :
a. Seorang anak harus menghormati orang tuanya. b. Seorang bawahan harus menghormati atasannya. c. Seorang siswa harus mengormati gurunya.
7
keajekan adalah gambaran suatu kondisi keteraturan sosial yang tetap dan relatif tidak berubah sebagai hasil hubungan yang selaras antara tindakan, norma, dan nilai dalam interaksi sosial. Bentuk jalinan interaksi yang terjadi antara individu dan individu, individu dan kelompok, dan kelompok dan kelompok bersifat dinamis dan mempunyai pola tertentu. Apabila interaksi sosial tersebut diulang menurut pola yang sama dan bertahan untuk jangka waktu yang lama, akan terwujud hubungan sosial yang relatif mapan.
Pola interaksi sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Berdasarkan kedudukan sosial (status) dan peranannya. Contohnya, seorang guru yang berhubungan dengan muridnya harus mencerminkan perilaku seorang guru. Sebaliknya, siswa harus menaati gurunya.
b. Merupakan suatu kegiatan yang terus berlanjut dan berakhir pada suatu titik yang merupakan hasil dari kegiatan tadi. Contohnya, dari adanya interaksi, seseorang melakukan penyesuaian, pembauran, terjalin kerja sama, adanya persaingan, muncul suatu pertentangan, dan seterusnya. Berdasarkan definisi di atas, maka peneliti menyimpulkan pola interaksi adalah suatu bentuk yang dihasilkan dari suatu tindakan antara dua individu atau lebih yang menghasilkan suatu aktivitas sosial.
B. Tinjauan tentang Interaksi Sosial
8
komunikasi terjadi diantara kedua belah pihak (Yulianti, 2003: 91). Menurut George Simmel dalam Kareel Veeger, Inti yang ditarik dari kehidupan sosial adalah interaksi, yaitu aksi atau tindakan yang berbalasbalasan, orang saling menanggapi tindakan mereka. Masyarakat merupakan jaringan relasi-relasi hidup yang timbal balik, yang satu berbicara, yang lain mendengarkan, yang satu bertanya, yang lain menjawab, yang satu member perintah, yang satu mentaati, yang satu berbuat jahat, yang lain membalas dendam, yang satu mengundang, yang lain datang. Selalu tampak bahwa orang saling pengaruh-mempengaruhi (Veeger, 1997: 45).
Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial oleh karena itu tanpa interaksi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi sosial dimaksudkan sebagai pengaruh timbal balik antara individu dengan golongan di dalam usaha mereka untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya dan dalam usaha mereka untuk mencapai tujuannya (Ahmadi, 2004: 100).
Charles P. Loomis dalam Taneko (1984: 114-115) mencantumkan ciri penting dari interaksi sosial yaitu:
a. Jumlah pelaku lebih dari seorang bisa dua tau lebih.
b. Adanya komunikasi antara para pelaku dengan menggunakan simbolsimbol.
c. Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lampau, kini dan akan datang yang menentukan sifat dari aksi yang sedang berlangsung.
9
Apabila interaksi sosial diulang menurut pola yang sama dan bertahan untuk waktu yang lama maka akan terwujud hubungan sosial. Bentuk-bentuk interaksi sosial adalah:
c. Asosiatif 1) Kerjasama
Timbulnya kerjasama menurut Charles H Cooplay adalah apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama, dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi
kepentingan-kepentingan tersebut melalui kerjasama (Soleman, 2002:116). 2) Akomodasi
10
d. Disosiatif 1) Konflik
Konflik adalah suatu perjuangan dari pihak-pihak untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Konflik dapat terjadi dalam segala bidang kehidupan, misalnya bidang ekonomi dalam perdagangan, kedudukan, kekuasaan, dan sebagainya. Walaupun konflik ini merupakan interaksi yang dissosiatif akan tetapi juga mempunyai fungsi, karena biasanya dari konflik tersebut akan muncul sebuah perubahan. 2) Persaingan
Persaingan dapat terjadi karena proses interaksi, di mana penafsiran makna perilaku tidak sesuai dengan maksud dari pihak pertama, yaitu pihak yang melakukan aksi, sehingga menimbulkan suatu keadaan di mana tidak terdapat keserasian diantara kepentingan-kepentingan para pihak yang melakukan interaksi. Oleh karena telah terjadi suatu situasi yang tidak serasi, maka untuk dapat mencapai tujuan yang dikehendaki, dilakukan dengan cara menghilangkan fihak yang menjadi penghalangnya itu. Pada pertentangan atau pertikaian, terdapat usaha untuk menjatuhkan pihak lawan dengan cara kekerasan. Pertentangan atau pertikaian ini dapat timbul karena persaingan atau kompetisi, tetapi hal ini tidak selalu demikian. Menurut Horton dan Hunt dalam Soleman hal 121, fungsi persaingan adalah:
a) Persaingan boleh dianggap sebagai alat pendistribusian yang tidak sempurna.
b) Persaingan dapat membentuk sikap tertentu bagi yang melakukan persaingan (compettetors).
11
orang untuk melakukan prestasi yang baik.
Interaksi sosial terjadi apabila dalam masyarakat terjadi kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial berasal dari bahasa Latin con atau cum (yang artinya bersama-sama) dantango(yang artinya menyentuh) Jadi arti secara harfiah adalah bersama-sama menyentuh (Soekanto, 2007:59). Kontak sosial merupakan tahap pertama ketika seseorang hendak melakukan interaksi, dalam konsep kontak sosial terdapat dua jenis kontak sosial, yaitu kontak sosial primer dan kontak sosial sekunder.
a. Kontak Primer
Kontak sosial yang dikembangkan secara intim dan mendalam berupa pergaulan tatap muka di mana hubungan secara visual dan perasaan-perasaan yang berhubungan dengan pendengaran senantiasa diperdengarkan.
b. Kontak Sekunder
Yakni kontak yang ditandai oleh pengaruh keadaan luar dan jarak yang lebih besar (Mannheim, 1986). Kontak sekunder merupakan kontak sosial yang memerlukan pihak perantara misalnya pihak ketiga. Hubungan-hubungan sekunder tersebut dapat dilakukan melalui alat-alat misalnya telepon, telegraf, radio, internet dan seterusnya. Syarat-syarat terjadinya interaksi juga melibatkan komunikasi, di mana komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak badaniah atau sikap), perasaan-perasaan yang ingin disampaikan pada orang tersebut.
12
aksi satu sama lain. Tanpa interaksi manusia tidak akan dapat hidup karena manusia manusia makhluk sosial yang bergantung pada lainnya. Dikaitkan dengan penelitian ini maka dapat di definisikan bahwa majikan dengan baby sitter akan melakukan interaksi secara spontan karena ada keterkaitan satu sama lainnya.
C. Tinjauan tentang Wanita Pekerja Profesional (Majikan)
Wanita karir mengacu pada sebuah profesi.Karya adalah karya.Jadi, ibu rumah tangga sebenarnya adalah seorang wanita karir.Namun wanita karir adalah wanita yang bekerja di luar karirnya sebagai ibu rumah tangga (Oetomo, 2007). Pendapat lain wanita karir adalah wanita yang bekerja untuk mengembangkan karir (Munandar,2001).
Menurut Flanders, (dalam Mudzhar 2001) wanita karir dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu :
a. Wanita tunggal dan tidak memiliki anak
Dalam rangka mengembangkan karir ada beberapa wanita yang memilih untuk tidak menikah terutama pada usia 20-an dan awal 30. Tetapi, kebanyakan melakukan hal tersebut dengan semata-mata agar tidak mengalami hambatan dan rintangan dalam karir mereka melainkan karena merasa pilihan tersebut cocok dengan pribadi mereka.
b. Wanita menikah tanpa anak
13
juga pihak istri, serta belum/tidak mempunyai anak yang dapat menyita waktu dan tenaga yang dapat mengurangi kinerja atau prospek karirnya.
c. Wanita menikah dan mempunyai anak
Dengan perencanaan keluarga yang baik dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan serta pekerjaan yang semakin terbuka bagi wanita, maka seorang wanita akan menggabungkan peran mereka dalam pekerjaan di tempat kerja serta peran mereka sebagai ibu rumah tangga di rumah.
Berdasarkan teori di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa wanita karir adalah seorang wanita yang bekerja selain menjadi ibu rumah tangga, atau berkarir di luar rumah.
D. Tinjauan tentangBaby Sitter
Baby sitter (pengasuh bayi) adalah seseorang yang pekerjaannya merawat dan mengasuh bayi. Baby sitterberasal dari lembaga-lembaga khusus terpercaya yang melakukan pelatihan-pelatihan kepada calon baby sitter sebelum mereka di pekerjakan di tempat masing-masing.
Secara konsep, baby sitter dipekerjakan ketika seorang ibu atau ayah tidak bisa menjaga bayi mereka pada saat-saat tertentu (bekerja) dan tugas baby sitter itu berakhir saat ayah atau ibu selesai bekerja.Yang terlihat saat ini, baby sitter itu pun tetap bekerja walaupun kedua orang tua si bayi sudah selesai bekerja. Baby sitter ini menggunakan seragam sehingga membuat mereka terlihat berbeda dari pembantu-pembantu rumahtangga biasa ( Asree,2008).
14
bekerja. Dan kegunaan baby sitter inilah yang sekarang amat sangat berpengaruh terhadap pola pertumbuhan anak dari kecil hingga anak tersebut cukup mandiri. Dan darisinilah dapat dilihat apakah hasil dari asuhan baby sitter ini baik atau tidak.
E. Tinjauan tentang Pengasuhan
Pengasuhan berasal dari kata asuh (to rear) yang mempunyai makna menjaga, merawat, dan mendidik anak yang masih kecil.Menurut Wagnel dan Funk yang dikutip oleh Sunarti (1989) menyebutkan bahwa mengasuh itu meliputi menjaga serta member bimbingan menuju pertumbuhan kearah kedewasaan. Pengertian lain diutarakan oleh Webster yang intinya bahwa mengasuh itu membimbing menuju pertumbuhan kea rah kedewasaan dengan memberikan pendidikan, makanan, dan sebagainya terhadap mereka yang diasuh.
1. Pengertian Pola Asuh
Pola asuh adalah kemampuan keluarga dan masyarakat untuk menyediakan waktu, perhatian dan dukungan dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan social dari anak yang sedang tumbuh dan anggota keluarga lainnya (Engle, et al, 1997).
15
Pada dasarnya pola asuh dapat diartikan seluruh cara perlakuan orang tua yang diterapkan pada anak. Banyak ahli mengatakan pengasuhan anak adalah bagian penting dan mendasar, menyiapkan anak untuk menjadi masyarakat baik. Terlihat bahwa pengasuhan anak menunjukkepada pendidikan umum yang ditetapkan. Pengasuhan terhadap anak berupa suatu proses interaksi antara orang tua dengan anak. Interaksitersebut mencakup perawatan seperti dari mencukupi kebutuhan makan, mendorong keberhasilan dan melindungi, maupun mensosialisasi (Jas &Meta, 2004).
Mengasuh anak dapat menjadi sesuatu yang menantang, tetapi membutuhkan waktu dan energi ekstra, strategi-strategi baru untukmengasuh anak. Belajar cara-cara baru mengasuh anak mungkin sulit dilakukan, tetapi orang tua harus berusaha mencurahkan usaha untuk mengurusi anak (Edward, 2006).
Cara orang tua mendidik anaknya disebut pola pengasuhan, didalam interaksinya dengan anak orang tua cenderung menggunakan cara-cara tertentu yang dianggapnya paling baik bagi si anak. Setiap upaya yang dilakukan dalam mendidik anak, mutlak didahului oleh tampilnya sikap orang tua dalam mengasuh anak seperti :
a. Perilaku yang patut dicontoh
Artinya setiap perilaku yang dilakukan harus didasarkan pada kesadaran bahwa perilakunya akan dijadikan lahan peniruan dan identifikasi bagi anak-anaknya. b. Kesadaran diri
16
membantu mereka agar mampu melakukan observasi diri melalui komunikasi dialogis, baik secara verbal maupun nonverbal.
c. Komunikasi
Komunikasi yang terjadi antara orang tua dengan anak-anaknya terutama yang berhubungan dengan upaya membantu mereka untuk memecahkan permasalahannya.
2. Pentingnya Pola Asuh
Di dalam keseluruhan siklus hidup manusia bahwa anak usia dini merupakan periode yang paling kritis dalam menentukan kualitas sumber daya manusia karena proses tumbuh kembang anak usia dini berjalan sangat cepat. Para ahli mengatakan bahwa masa usia dini disebut sebagai masa emas (golden age period), khususnya pada anak usia 0-2 tahun yang perkembangan otaknya mencapai 70%-80%. Apabila pada masa usia dini tersebut anak tidak dibina dengan secara baik, maka anak tersebut akan mengalami gangguan perkembangan, baik emosi, social, mental, intelektual dan moral yang akan menentukan sikap serta nilai pola perilaku seseorang di kemudian hari, oleh karena itu diperlukan pola asuh orang tua yang bertujuan untuk meningkatkan peran orang tua serta anggota keluarga lainnya dalam pembinaan tumbuh kembang anak sesuai dengan usia dan tahap perkembangan yang harus dimiliki, baik dalam aspek fisik, kecerdasan dan social emosional agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak yang maju, mandiri dan berkualitas.
17
keluarga atau masyarakat masih mempunyai kebiasaan-kebiasaan atau norma-norma tertentu yang menghambat hubungan timbal balik antara orang tua dan anak sehingga menyebabkan potensi seorang anak tidak berkembang dengan baik bahkan keadaan anak lebih buruk lagi dan sering mengkhawatirkan hingga menjadi masalah para orangtua.
Masalah yang selalu dikeluhkan orang tua tentang anak mereka seakan-akan tidak pernah berakhir. Taraf pertumbuhan dan perkembangan telah menjadikan perubahan pada diri anak. Perubahan perilaku tidak akan menjadi masalah bagi orangtua apabila anak tidak menunjukkan tanda penyimpangan. Akan tetapi, apabila anak telah menunjukkan tanda yang mengarah ke hal negatif akan membuat cemas bagi sebagian orangtua (Sri Mulyanti,2013).
Dalam mengasuh anak orangtua bukan hanya dapat mengkomunikasikan fakta, gagasan, dan pengetahuan saja, melainkan membantu menumbuh kembangkan kepribadian anak (Riyanto, 2002).
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh anak adalah :(Edward, 2006) a. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua serta pengalamannya sangat berpengaruh dalam mengasuh anak.
b. Lingkungan
18
c. Budaya
Sering kali orang tua mengikuti cara-cara yang dilakukan oleh masyarakat dalam mengasuh anak, kebiasaan-kebiasaan masyarakat disekitarnya dalam mengasuh anak. Karena pola-pola tersebut dianggapnya berhasil dalam mendidik anak kearah kematangan. Orangtua mengharapkan kelak anaknya dapat diterima di masyarakat denganbaik, oleh karena itu kebudayaan atau kebiasaan masyarakat dalam mengasuh anak juga mempengaruhi setiap orang tua dalam memberikan pola asuh terhadap anaknya.
5. Kesalahan Pola Asuh
Menurut Sri Mulyanti (2013) fakta yang sering terjadi di sekitar kita adalah : 1. Orangtua/pendidik masih selalu mendikte anak, seharusnya jalinlah
komunikasi secara terbuka dan menyenangkan dengan anak namun tetap dengan batasan-batasan tertentu agar anakpun terbiasa terbuka pada orangtua ketika ada hal yang ingin disampaikan atau hal-hal yang tidak diinginkannya. 2. Orangtua/pendidik masih membatasi ruang gerak bermain anak dengan
kata-kata larangan. Orangtua harus sesuaikan pola asuh dengan situasi, kondisi, kemampuan dan kebutuhan anak.
3. Orangtua/pendidik masih ada yang memperlakukan anak secara negatif dengan menggunakan kata-kata yang tidak mendidik.
19
5. Orangtua masih memberikan menu harian yang tidak sehat, seperti makanan instan, makanan rendah gizi dan kurang variasi. Seharusnya orangtua harus memberikan makanan yang sehat dan banyak gizinya.
Dari beberapa penjelasan di atas serta dilihat dari jenis pola asuh, dampak pola asuh dan kesalahan pola asuh maka peniliti dapat menyimpulkan bahwa pola asuh sangat berperan perting dalam pola pertumbuhan anak terumata siapa pengasuhnya dan bagaimana cara asuhnya.
F. Sub Bab
Interaksi Antara Majikan Dengan Baby Sitter Dalam Perspektif Teori
Interaksionisme Simbolik
20
di rumah tetap terasuh dengan baik. Dengan adanya baby sittersebagai pembantu untuk mengasuh anak, beban para ibu sedikit berkurang. Mereka tidak perlu mencemaskan bagaimana keadaan anaknya di rumah pada saat sedang bekerja. Mereka tidak perlu mencemaskan bagaimana pola makan dan kesehatannya di saat sedang bekerja. Dengan demikian para ibu bisa bekerja dengan tenang tanpa merasa terbebani.
21
G. Kerangka Pikir
Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup saling bersosialisasi satu sama lainnya. Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan manusia lainnya. Manusia yang hidup pada zaman dahulu tidaklah sama dengan manusia pada zaman sekarang. Seiring perkembangan zaman dan juga terjadinya perubahan sosial masyarakat, pola pikir manusia menjadi semakin maju dan berkembang. Dahulu dimana untuk mengasuh anak kita dapat menggunakan tenaga pengasuhan dari anggota keluarga kita yang lainnya eperti paman, bibi, kakek ataupun nenek. Namun zaman yang semakin canggih membuat semua orang meiliki kesibukan masing-masing sehingga dalam rumah tangga permasalahan utama yang selalu dihadapi adalah bagaimana nasib pengasuhan anak ketika orang tua sibuk bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Oleh sebab itu pada zaman sekarang sudah banyak sekali jasa-jasa yang diperjual belikan atau jasa-jasa penyewaan baby sitter atau yang lebih kita kenal dengan pengasuh bayi atau anak. Dengan adanya jasa pengasuhan anak dengan menggunakan baby sitter, masalah utama rumah tangga yaitu pengasuhan anak dapat teratasi.
Maraknya penggunaan jasa baby sitter ini akan membuat suatu interaksi sosial yang tercipta antara majikan dengan baby sitter. Dan darisinilah akan terlihat bagaimana interaksi yang terjadi antara majikan yang kita ketahui memiliki jabatan lebih tinggi daripada baby sitter yang ia pekerjakan. Bagaimana interaksi itu berjalan baik atau tidak.
22
tujuan tersebut kiranya akan tepat apabila dikaitkan dengan teori interaksionis simbolik.
Dalam perspektif ini dikenal nama sosiolog George Herbert Mead (1863-1931), Charles Horton Cooley (1846-1929), yang memusatkan perhatiannya pada interaksi antara individu dan kelompok. Mereka menemukan bahwa individu-individu tersebut berinteraksi dengan menggunakan symbol-simbol, yang di dalamnya berisi tanda-tanda, isyarat dan kata-kata. Jadi, interaksi manusia dimediasi oleh penggunaan symbol-simbol, oleh interpretasi, atau oleh penetapan makna dari tindakan orang lain. Semua interaksi antar individu manusia melibatkan suatu pertukaran symbol.
23
III. METODE PENELITIAN
A.Tipe Penelitian
24
Pernyataan di atas juga dipertegas oleh Creswell, mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang latar tempat dan waktunya alamiah (Creswell, 1998)
Paradigma ini juga memungkinkan untuk dilakukan interpretasi secara kualitatif atas data-data penelitian yang telah diperoleh. Sehingga pengertian umum mengenai fenomenologi adalah :
“Pandangan berpikir yang menekankan pada fokus kepada pengalaman -pengalaman subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia. Dalam hal ini fenomenologis ingin memahami bagaimana dunia muncul kepada orang
lain.” (Moleong, 2007 : 15)
Pendekatan penelitian kualitatif dirasakan lebih cocok dan relevan dengan topik atau pembahasan yang akan diteliti karena menggali dan memahami Bagaimana Pola Interaksi Sosial Antara Majikan Dengan Baby Sitter Dalam Pengasuhan Anak. Mengetahui symbol-simbol yang digunakan dalam interaksi antara majikan dengan baby sitter, mengetahui managemen kesan dan hasil dari asuhan baby sitter itu terhadap anak.
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh beberapa ahli menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif ini sangat bergantung pada pengamatan mendalam terhadap perilaku manusia dan lingkungannya.
B.Fokus Penelitian
25
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah :
1. Mengetahui pola interaksi sosial antara majikan dengan baby sitter melalui simbol-simbol seperti apakah yang terdapat melalui interaksi dengan menggunakan teori interaksionisme simbolik.
2. Bagaimana kesan majikan terhadap kualitas kerja baby sitter begitu pula sebaliknya.
3. Konflik apa yang terjadi antara majikan dengan baby sitter.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada satu tempat di Perumahan Kota Baru Indah. Salah satu perumahan di Bandar Lampung. Lokasi tersebut saya pilih sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Dilokasi penelitian banyak fenomena seorang ibu rumah tangga yang merupakan wanita pekerja profesional (wanita karir) yang sibuk dan memiliki
baby sitter.
2. Peneliti mendapatkan kemudahan akses masuk dan mewawancarai ke dalam lokasi-lokasi tersebut karena berada di daerah perumahan yang mayoritas ibu ruma tangga yang bekerja.
3. Lokasi tersebut merupakan lokasi yang secara langsung berhubungan dengan objek yang akan diteliti.
26
D. Informan Penelitian
Informan adalah seseorang yang mengetahui informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Penelitian harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian. (Moelong, 2007).
Dalam hal ini ada beberapa kriteria informan yang akan diteliti yaitu : 1. Informan yang memiliki banyak informasi
2. Informan yang bisa di ajak dalam bekerja sama.
3. Informan yang memiliki baby sitter untuk bekerja di rumahnya di Bandar Lampung dan baby sitter itu sendiri.
4. Informan yang tidak mempunyai keluarga dekat. 5. Informan yang memiliki anak kecil atau balita.
6. Informan yang memiliki pekerjaan lain selain menjadi ibu rumah tangga. Penentuan informan penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling.
Menurut Sugiyono, (2008;85), teknik purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik ini bisa diartikan sebagai suatu proses pengambilan sampel dengan menentukan terlebih dahulu jumlah sampel yang hendak diambil, kemudian pemilihan sampel dilakukan dengan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu, asalkan tidak menyimpang dari cirri-ciri sampel yang ditetapkan.
E. Teknik Pengumpulan Data
27
interview), dan (3) Dokumentasi. Ketiga teknik ini digunakan dengan harapan dapat memperoleh informasi dan data yang memadai.
1. Teknik Observasi
Teknik observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mencari data :
1. Melihat dan mengamati perubahan fenomena-fenomena sosial yang tumbuh dan berkembang
2. Kemudian dapat dilakukan perubahan atas penilaian tersebut bagi pelaksana observaser untuk melihat obyek moment tertentu,
3. Sehingga mampu memisahkan antara yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan Margono (2007;159).
2. Teknik Wawancara Mendalam (indepth interview)
Wawancara dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data yaitu:
1. Pengumpulan data dengan mengadakan wawancara mendalam melalui informan kunci yang memahami situasi dan kondisi objek penelitian. 2. Teknik wawancara yang dipergunakan adalah wawancara tidak berstruktur
yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung, yang diperoleh selanjutnya dicatat dan direkam.
28
3. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi dalam penelitian ini merupakan teknik mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasati, agenda, notulen rapat dan sebagainya. Teknik dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganilisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik.
F. Teknik Analisis Data
Menurut Moleong (2004;280), analisis data adalah prosedur mengatur urutan data, mengorganisasikan menurut dalam suatu pola, kategori, dana satuan uraian dasar. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan interpretatif. Analisi dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
1. Reduksi data, yaitu proses pemilahan, pemusatan perhatian, penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan.
2. Penyajian data, yaitu menyajikan sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan atau penyederhanaan informasi yang kompleks kedalam kesatuan bentuk yang disederhanakan dan selektif yang mudah dipahami.
80
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil informasi dan data yang telah di ungkapkan, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pernyataan kesepuluh informan yang telah dijelaskan pada bab 5 mengenai bagaimana pola interaksi sosial yang terjadi antara majikan dengan baby sitter
begitu pula sebaliknya dikaitkan dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini pada bab II adalah bahwa interaksi sosial terjadi setiap saat satu sama lain dan memang akan terbentuk symbol-simbol yang secara tidak sengaja dan spontan digunakan sehari-hari dalam bersosialisasi yaitu :
a) Adanya panggilanbaby sitterterhadap majikannya tersendiri yang tidak terlalu memakai aturan untuk memanggil secara khusus namun tetap tidak mengurangi rasa hormatbaby sitterterhadap majikannya.
b) Adanya aturan yang secara tidak disengaja bahwa baby sitter harus makan sesudah majikannya makan.
81
d) Majikan yang mengetahui apa saja makanan yang disukai dan tidak disukaibaby sitter, hal-hal yang di sukai dan tidak disukaibaby sitter.
e) Baby sitteryang mengetahui jadwal pergi dan pulang kerja majikannya,
baby sitter yang mengetahui bagaimana watak majikannya, baby sitter
yang mengetahui dan paham makanan apa yang disukai dan tidak disukai majikannya, terlebih lagi hal-hal apa yang membuat majikan senang dan hal-hal apa yang membuat majikan marah.
f) Majikan yang paham pada waktu-waktu kapanbaby sittermulai merasa lelah seharian mengasuh anaknya.
Tidak hanya itu, simbol yang mengartikan bagaimana keadaan status majikan dengan baby sitter pada saat posisi duduk majikannya apakah baby sitter
duduk di sampingnya atau di bawahnya yang akan menjelaskan bagaimana
bahasa-82
bahasa yang terjadi menciptakan suatu symbol yang digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain. Simbol-simbol yang terjadi memiliki makna yang berbeda masing-masingnya dan saling berkaitan satu sama lain. Baik itu simbol yang mengartikan rasa suka maupun rasa tidak suka dengan lawan interaksinya. Itu semua berpengaruh untuk bertindak dan berinteraksi antara individu satu dengan individu lainnya.
2. Hasil wawancara terhadap kelima informan yang menjadi majikan mengenai bagaimana managemen kesan terhadap kualitas kerja baby sitter dapat terlihat bahwa majikan memiliki keluhannya masing-masing. Dapat terlihat bahwa tidak selamanya baby sitter bekerja dengan sangat baik dan memuaskan. Dengan demikian majikan menjelaskan keluhannya yang ternyata itu tidak diungkapkan didepan baby sitternya. Dalam kata lain ini bisa disebut dengan tampak belakang. Tampak belakang ini ada karena majikan yang merasa kurang puas dengan apa yang dilakukan baby sitternya. Majikan merasa baby sitter mempunyai sifat buruk atau kelakuan buruk yang harus dihilangkan. Sedangkan apabila perlakuan baby sitter yang baik dengan anak yang diasuhnya, perlakuan baby sitteryang baik terhadap majikannya maka majikan juga akan merasa senang. Bila dikaitkan dengan teori yang ada dalam penelitian ini, maka symbol-simbol yang digunakan antara majikan dengan
83
Dengan demikian managemen kesan dalam penelitian ini menghasilkan rasa yang belum bisa dikatakan puas. Tiap-tiap individu mengatakan hal-hal yang tidak disukai dari masing-masing lawan interaksinya. Semua mempunyai keluhan-keluhan masing-masing yang berbeda.
3. Hasil wawancara terhadap sepuluh informan mengenai konflik apa yang terjadi antara majikan dengan baby sitternya dapat kita ketahui bahwa dalam setiap interaksi aka nada suatu konflik, terlebih jika interaksi itu berlangsung secara terus-menerus setiap harinya. Konflik yang terjadi disini disebabkan oleh baby sitter yang melakukan kesalahan dan ada pula yang disebabkan oleh anggota keluarga salah satubaby sitter. Konflik yang terjadi cukup rumit namun semua itu dapat diatasi dengan baik oleh kedua belah pihak. Konflik yang terjadi tidak mengakibatkan hal yang fatal karena baik majikan maupun individu melakukan interaksi yang baik sehingga semua itu dapat terselesaikan dengan cara yang baik pula. Tidak semua informan mengatakan memiliki konflik, ada beberapa informan yang mengatakan bahwa belum pernah terjadi konflik satu sama lain. Ini semua kita kembalikan lagi kepada individu masing-masing bahwa setiap interaksi social yang terjadi akan berjalan baik apabila dari masing-masing individu selalu menjaga keharmonisan dan rasa hormat satu sama lain.
B. Saran
Berdasarkan informasi yang telah diungkapkan dalam pembahasan, maka peneliti merumuskan beberapa saran yaitu sebagai berikut:
84
Karena apabila kita ketahui setiap individu memiliki derajat yang sama dan hak yang sama. Semua dapat berinteraksi satu sama lain tanpa larangan. Semua bisa berinteraksi tanpa membeda-bedakan status. Sehingga semua akan berdampak baik. Simbol terbentuk dengan sendirinya tanpa membuat jarak yang berarti terhadap satu sama lain melainkan dengan simbol semua terjadi secara alamiah bagaimana cara mengungkapkan rasa hormat atau rasa menghargai seseorang satu sama lain.
2. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian tentang bagaimana pola interaksi antara majikan dengan baby sitter dengan lebih mendalam, terlebih mahasiswa jurusan sosiologiagar dapat lebih memahami lagi tentang bagaimana pola interaksi majikan dengan baby sitter
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, H. Abu. 2004.Psikologi Umum, Penerbit :RinekaCipta.
Arikunto, S. 2006.Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. RinekaCipta
Ariyanti, Adhi. 2010.Perbedaan Perkembangan Anak Balita Pada Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja Penilaian Menggunakan Metode Denver II. Jakarta Asree, 2008.Baby Sitter Yang Modern Baby Sitter Yang Cerdas.
Azis, 2005.Pengantar Ilmu Kesehatan Anak:SelembaMedika
Basrowi, 2005.Pola Interaksi Sosial Antara Para TKI dengan Majikan Warga Negara Asing.
Boediono. 1985.Ekonomi Makro. Yogyakarta
Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Model Penguasaan Aplikasi. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.
Creswell. 1998.Metode-Metode Penelitian. Bandung
Edward,Drew,C. 2006. Ketika Anak Sulit Diatur :Panduan Orang Tua Untuk Mengubah Masalah Perilaku Anak. Bandung : PT. MizanUtama.
Haryanto, Sindung. 2013.SpektrumTeoriSosial: Dari KlasikHingga Post Modern.Yogyakarta :Ar-Ruzz Media
Jas & Meta. (2004).Hubungan antara pola asuh dengan perkembangan bahasa pada anak usia 1-3 tahun di DesaSukoliloPati.Kudus
:SkripsiTidakdipublikasikan.
Margono S.Drs. 2007.Metodologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK. Jakarta : PT. RinekaCipta
Miles,M.B&Huberman, A.M. 1992.Analisis Data Kualitatif
Moleong, L, J. 2004 .Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung :RosdaKarya ________. 2007.Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung : PT
RmeajaRosdakarya
Mulyanti, Sri. 2013.Perkembangan Psikologi Anak. Laras Media Prima. Narwoko, 2006.Interaksi Sosial Manusia.
Oetomo.2007 .Wanita Karir Wanita yang Sukses.Surabaya.
Riyanto, Theo. 2002.Pembelajaran Sebagai Proses Bimbingan Pribadi. Jakarta, Gramedia Widiasarana Indonesia.
Soekanto.2007 .Interaksi Sosial.Jakarta
Soekirman, 2000.Cara MengasuhAnak. Jakarta : Department PendidikanNasional Soleman. 2002.Interaksi Sosial Kehidupan Bermasyarakat.Bandung :Alfabeta Sugiyono, 2003.Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
________. 2007.Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Pusat Bahasa Depdiknas ________. 2008.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :Alfabeta
Suwono.2008.Pola Asuh Orang Tua Yang Cerdas.Jakarta
Sunarti. 1989.Pengasuhan Anak : Cara Cerdas Mengasuh Anak.
Suratiyah, Ken. 1990.Wanita Kerjadan Rumah tangga.Pusat Penelitian Kependudukan UGM. Yogyakarta.
Wiryanto, Frans. 1986.Perubahan Masyarakat. Jakarta
Yulianti. 2003.Interaksi Sosial Masyarakat Majemuk di kalangan elite
Sumber Internet
https://books.google.co.id/books?id=vhdYBQAAQBAJ&pg=PA398&lpg=PA398 &dq=veeger+1997+interaksi+sosial&source=bl&ots=vQqtmuO0qz&sig=lp
http://www.likethisya.com/pengertian-fungsi-dan-sejarah-uang.html. memahami fungsi, syarat dan sejarah uang. Tanggal akses 10 Oktober 2014.Achmad.A http://www.kompas.com Ade. 2009.Forum kompasiana, WanitaBekerja :
Dilemma. Tanggal akses 07 Oktober 2013.
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/balita/psikologi/10.pola.asuh.untuk.anak.cerd as/001/007/1080/1/1. 10 pola asuh untuk anak cerdas.tanggal akses 2 September 2014.
http://gioakram13.blogspot.com/2013/05/teori-sosiologi-klasik.html. Mannheim 1986. Tanggal akses 14 Februari 2015.