PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS IV
SD NEGERI 2 KANGKUNG KECAMATAN TELUK BETUNG SELATAN KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
HOSDAH
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Kangkung Kecamatan Teluk betung Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika dengan menggunakan metode inkuiri terhadap siswa kelas IV di SDN 2 Kangkung Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung.
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Adapun prosedur dalam penelitian ini ada 2 siklus dengan empat langkah kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa dan tes menggunakan soal tes. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan analisis data kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata aktivitas siswa pada siklus I 53,42 meningkat 22,50 point pada siklus II menjadi 75,92. Hasil belajar siswa pada Siklus 1 mencapai nilai rata-rata 61,67 kemudian meningkat 22,91 point menjadi 84,58 pada siklus II
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Era globalisasi merupakan era yang penuh tantangan, terutama dalam dunia
pendidikan. Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan.
Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri.
Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Manusia yang berkualitas dapat dilihat dari segi
pendidikan. Hal ini terkandung dalam tujuan pendidikan nasional, bahwa
pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia seutuhnya, selain beriman, bertakwa pada Tuhan
Yang Maha Esa serta sehat jasmani dan rohani, juga memiliki kemampuan
dan keterampilan.
Dengan penegasan di atas berarti peningkatan kualitas sumber daya manusia
haruslah dilakukan dalam konteks peningkatan pengetahuan dan keterampilan
melalui model pengajaran yang efektif dan efisien serta mengikuti
perkembangan zaman. Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
memberikan dampak tertentu terhadap sistem pengajaran. Pandangan
mengenai konsep pengajaran terus-menerus mengalami perkembangan sesuai
Upaya peningkatan keberhasilan pembelajaran, merupakan tantangan yang
selalu dihadapi oleh setiap orang yang berkecimpung dalam profesi keguruan
dan pendidikan. Upaya untuk meningkatkan keberhasilan belajar siswa
diantaranya dapat dilakukan melalui upaya memperbaiki proses
pembelajaran. Dalam memperbaiki proses pembelajaran peranan guru sangat
penting, diantaranya memilih metode pembelajaran yang tepat. Guru harus
mampu menentukan metode pembelajaran yang dipandang dapat
membelajarkan siswa melalui proses pembelajaran yang dilaksanakan, agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif, dan hasil belajarnya pun
diharapkan dapat lebih ditingkatkan.
Matematika sebagai suatu mata pelajaran disekolah dinilai cukup memegang
peran penting, karena metematika merupakan suatu sarana berpikir untuk
mengkaji sesuatu secara logis, dan sistematis. Oleh sebab itu akan sangat
penting jika matematika dapat dikuasai sedini mungkin oleh para siswa.
Namun faktanya banyak orang yang tidak menguasai matematika, termasuk
anak-anak yang masih duduk dibangku SD/MI. Mereka menganggap bahwa
matematika sulit dipelajari, serta gurunya kebanyakan tidak menyenangkan,
membosankan, menakutkan, angker, killer, dan sebagainya. Anggapan ini
menyebabkan mereka semakin takut untuk belajar matematika. Sikap ini
tentu saja mengakibatkan hasil belajar matematika mereka menjadi rendah.
Dari hasil pengamatan penulis di kelas IV SD Negeri 2 Kangkung didapati
hasil belajar yang masih sangat rendah. Hal ini dikarenakan kurang seriusnya
sebagian siswa ada yang bermain, membuat gumpalan kertas, mengobrol dan
melamun. Ketika diadakan latihan soal di akhir pembelajaran matematika
didapati hanya 10 orang (41,67%) dari 24 siswa yang nilainya di atas KKM,
sedangkan 14 orang (58,33%) nilainya dibawah KKM dan rata-rata kelas
58,33. KKM matematika kelas IV SDN 2 Kangkung adalah 60.
Tabel. 1.1 Nilai Matematika Siswa Kelas IV SDN 2 Kangkung
Nilai Jumlah Siswa Persentase
35-49 50-64 65-79 80-100
5 9 8 2
20,83 % 37,50 % 33,33 % 6,67 %
Jumlah 24 100 %
Sumber : Data Nilai Siswa Kelas IV
Hasil belajar siswa rendah dan kurang maksimalnya pelaksanaan
pembelajaran di atas harus diperbaiki dengan meningkatan kualitas
pembelajaran. Hal tersebut perlu dilakukan agar dapat tercipta suasana
pembelajaran yang kondusif sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat,
khususnya pada mata pelajaran matematika materi pecahan. Salah satu
langkah untuk meningkatkan hasil belajar tersebut adalah guru harus
menguasai berbagai macam metode mengajar. Guru harus mengenal,
mempelajari dan menguasai banyak teknik mengajar, agar dapat
menggunakannya dengan bervariasi, sehingga mampu menciptakan proses
belajar mengajar yang berhasil guna dan berdaya guna. Dengan menerapkan
metode-metode yang sesuai dalam proses pembelajaran, maka akan
Metode inkuiri merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat
digunakan untuk melibatkan semua siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran di kelas. Pada pembelajaran menggunakan metode inkuiri siswa
tidak hanya mendengar dan menerima informasi dari guru tetapi mereka
dibimbing sebaik-baiknya oleh guru untuk menemukan sendiri
pengetahuannya sesuai dengan tujuan pembelajaran. Russeffendi (1988)
mengemukakan bahwa belajar dengan metode inkuiri merupakan cara
penyampaian topik-topik matematika sedemikian hingga proses belajar
memungkinkan siswa menemukan sendiri pola-pola atau struktur-struktur
matematika melalui serentetan pengalaman-pengalaman belajar yang lampau.
Keterangan-keterangan yang harus dipelajari itu tidak disajikan di dalam
bentuk akhir, melainkan siswa diwajibkan melakukan aktivitas mental
sehingga keterangan yang dipelajari itu dapat dipahami dan tertanam kuat
pada diri siswa.
Inkuiri merupakan proses yang mengandung proses-proses mental yang lebih
tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan masalah, merancang eksperimen,
melakukan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis data dan menarik
kesimpulan. Jadi, dalam pendekatan inkuiri siswa dituntut untuk aktif
menemukan sendiri pengetahuannya sehingga konsep yang dipelajari dapat
bertahan lama dalam ingatan siswa. Selain itu, diharapkan siswa mampu
mengembangkan keterampilan intelektual, berpikir kritis dan memecahkan
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis termotivasi untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Peningkatan hasil belajar matematika materi
pecahan dengan metode inkuiri pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Kangkung
Bandar Lampung.”
1.2 Identifikasi Masalah
Masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Siswa masih sulit mencapai KKM pada pelajaran Matematika
2. Hasil belajar Matematika siswa masih rendah
3. Pembelajaran masih berpusat pada guru.
4. Metode yang digunakan belum mengaktifkan siswa.
5. Metode inkuiri adalah salah satu metode pembelajaran Matematika yang
mengaktifkan siswa dan menciptakan pembelajaran yang tidak
membosankan.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah penerapan metode inkuiri pada pembelajaran matematika materi
pecahan dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas IV SDN 2 Kangkung
Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung ?
2. Apakah penerapan metode inkuiri pada pembelajaran matematika materi
pecahan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2
1.4 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa Kelas IV SD 2
Kangkung Kecamatan Teluk Betung Selatan dengan metode inkuiri.
2. Meningkatkan hasil belajar matematika siswa Kelas IV SD 2 Kangkung
Kecamatan Teluk Betung Selatan dengan metode inkuiri.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi Sekolah
Sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan sekolah untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya mata pelajaran
Matematika.
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada guru tentang
metode inkuiri. Selain itu dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
matematika dan meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar
menggunakan metode inkuiri.
3. Bagi Siswa
Dapat memberikan pengalaman belajar yang baru dalam upaya mencapai
tujuan belajar, dan mengasah keterampilan dalam menemukan dan
4. Bagi peneliti
Menambah wawasan dan pengalaman pada saat melaksanakan kegiatan
pembelajaran matematika, sehingga dapat memperbaiki serta dapat
menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai,
serta mampu menciptakan pembelajaran yang menarik dan tidak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Matematika di Sekolah Dasar
Matematika merupakan satu bidang studi yang diajarkan di Sekolah Dasar.
Seorang guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya,
hendaknya mengetahui dan memahami objek yang akan di ajarkannya. Kata
matematika berasal dari perkataan latin mathematika yang mulanya diambil
dari perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan itu
mempunyai asal kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu
(knowledge, science). Kata mathematike berhubungan pula dengan kata
lainnya yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar
atau berpikir. Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika
berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar).
Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan
menekankan dari hasil eksperiman atau hasil observasi. Matematika terbentuk
karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan ide, proses, dan
penalaran Russefendi (Suwangsih, 2006:3)
Matematika terbentuk dari pengalaman manusia secara empiris. Kemudian
pengalaman itu diproses di dalam dunia rasio, diolah secara analisis dengan
penalaran didalam struktur kognitif sehingga sampai terbentuk konsep-konsep
mudah dipahami oleh orang lain dan dapat dimanipulasi secara tepat, maka
digunakan bahasa matematika atau notasi matematika yang bernilai global
(universal).
Pada awalnya cabang matematika yang ditemukan adalah Aritmatika atau
Berhitung, Aljabar, Geometri setelah itu ditemukan Kalkulus, Statistika.
Aljabar Abstrak, Aljabar Linear, himpunan, Geometri linear, Analisis Vektor
dan sebagainya.
Suwangsih (2006:4) mengemukakan beberapa definisi para ahli mengenai
matematika, diantaranya sebagai berikut :
a. Russefendi (1988:23)
Matematika terorganisasi dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan,
definisi- definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil. Apabi1a dalil-dalil
tersebut telah dibuktikan kebenarannya maka dalil-dalil tersebut berlaku
secara umum, karena itulah matematika sering disebut ilmu deduktif.
b. James dan James (1976)
Matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk, susunan,
besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya.
Matematika terbagi dalam tiga bagian besar yaitu aljabar, analisis dan
geometri.
c. Jhonson dan Rising dalam Russefendi (1972)
Matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian
yang logis.
Matematika diartikan sebagai cabang ilmu pengetahuan eksak dan
terorganisasi secara sistematik. Bahkan dia mengartikan matematika
sebagai ilmu bantu dalam menginterpretasikan berbagai ide dan
kesimpulan.
Dari pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa belajar matematika pada
hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan
antar konsep dan struktumya. Hal ini sesuai dengan tujuan matematika di SD
yaitu agar mereka menguasai konsep-konsep yang tepat, pengertiannya dan
struktur matematika (Ruseffendi,2005: 5). Oleh karena itu, guru harus dapat
menciptakan cara mengajar yang lebih baik karena cara mengajar yang baik
akan mengakibatkan hasil belajar siswanya baik. Guru merupakan aktor yang
sangat menentukan keberhasilan anak didik. Disamping harus menguasai
metode mengajar yang baik seorang guru harus mempunyai pengetahuan luas
dalam bidangnya.
2.2 Tujuan dan Ruang Lingkup Matematika
Mata pelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai
berikut:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang
5. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
6. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.(BNSP, 2006:154)
Ruang lingkup Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi
aspek-aspek sebagai berikut :
1. Bilangan
2. Geometri dan pengukuran
3. Pengolahan data (BNSP, 2006:154).
Berdasarkan kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan matematika
adalah agar siswa dapat menumbuhkan dan mengembangkan matematika
serta menggunakan pikirannya dalam setiap memecahkan masalah, dapat
mengkomunikasikannyan dengan berbagai media, sehingga siswa memiliki
sikap menghargai dan menggunakan matematika dalam kehidupan sehari
-hari. Dalam hal ini guru dituntut memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengembangkan pola pikir mereka dalam mempelajari matematika.
Berkaitan dengan hal itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh
guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika adalah: a) guru
hendaknya mengkondisikan siswa untuk menemukan kembali rumus, konsep,
atau, prinsip dalam matematika melalui bimbingan guru agar siswa terbiasa
melakukan penyelidikan dan menemukan sesuatu, b) pembelajaran
matematika berpokus kepada pendekatan realistik yang dihubungkan
keterampilan untuk meningkatkan kemampuan berpikir dalam memecahkan
masalah. Oleh karena itu, matematika yang dipelajari oleh siswa SD dapat
digunakan oleh siswa SD untuk kepentingan hidupnya sehari-hari dalam
kepentingan lingkungannya, untuk membentuk pola pikir yang logis,
sistematis, kritis, dan akhirnya dapat digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu
yang lain.
2.3 Belajar
2.3.1 Teori Belajar
Belajar merupakan kegiatan yang terjadi pada semua orang tanpa mengenal
batas usia, dan berlangsung seumur hidup. Di dalam pendidikan proses
belajar merupakan hal yang paling pokok, karena untuk mencapai tujuan
suatau pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa
sebagai anak didik. Jadi sebagai pertanda bahwa seseorang telah melakukan
proses belajar adalah terjadinya perubahan menjadi mengerti, dari tidak bisa
menjadi terampil dan dari pembohong menjadi jujur serta banyak lagi lainya.
Berbagai pemikiran tentang belajar telah dikemukakan oleh para pemikir dan
ahli pembelajaran dari masa lalu sampai hari ini, kesemuanya mencari jalan
bagai mana pembelajaran itu lebih bermakna. Ada beberapa konsep
pembelajaran yang sudah sangat dikenal oleh pendidik dan pakar pendidikan
seperti :
Teori belajar J. Bruner dikenal dengan teori belajar penemuan. Belajar
penemuan merupakan usaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah
serta pengetahuan yang menyertainya, sehingga mendapatkan
pengetahuan yang benar-benar bermakna bagi dirinya.
2. Teori Belajar Ausubel
Belajar menurut Ausubel adalah belajar bermakna. Belajar bermakna
adalah proses pengaitan informasi baru dengan konsep-konsep relevan
yang telah dimiliki peserta didik yang tersimpan dalam memori mereka.
3. Teori Belajar Piaget.
Menurut Piaget ada tiga bentuk pengetahuan pada seseorang, yaitu
pengetahuan fisik, logika-matematika, dan pengetahuan social.
Pengetahuan social dapat ditransfer dari pendidik ke peserta didik,
sedangkan pengetahuan fisik dan logika-matematik harus dibangun
sendiri oleh peserta didik tersebut.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari tiga konsep pembelajaran di atas bahwa
belajar dapat diterapkan berdasarkan penemuan yang bermakna baik dari
transfer orang lain atau yang dibangun oleh peserta didik sendiri.
2.3.2 Aktivitas Belajar
Menurut Poerwadarminta (2003:23), aktivitas adalah kegiatan. Jadi aktivitas
belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar.
Dalam hal kegiatan belajar, Rousseuau (dalam Sardiman 2004:96)
dengan pengamatan sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri baik
secara rohani maupun teknis.
Menurut Paul B. Diedrich (dalam Nasution, 2000) ada beberapa macam kegiatan/aktivitas murid antara lain:
1. Visual Activities, seperti membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan dan sebagianya.
2. Oral Activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, dan interupsi.
3. Listening Activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, dan pidato.
4. Writing Activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan test, angket, dan menyalin.
5. Drawing Activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram, dan pola.
6. Motor Activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, dan memelihara binatang.
7. Mental Activities, seperti menginga, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, dan mengambil keputusan.
8. Emotional Activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, dan gugup
Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas itu
adalah suatu kegiatan atau suatu tindakan yang sengaja dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang. Pada umumnya aktivitas atau tindakan
yang dilakukan secara sengaja tersebut mempunyai tujuan tertentu. Ini berarti
aktivitas tersebut dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang karena
1.3.2 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi belajar dan tindakan
belajar. Hasil belajar untuk sebagian adalah berkat tindakan guru pencapaian
tujuan pengajaran pada bagian lain merupakan peningkatan kemampuan
mental siswa. (Dimyati dan Mudjiono, 1999:3)
Menurut Anni (2004: 4) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang
diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Senada dengan hal
tersebut Sudjana (1990: 22) mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu
kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa
tersebut mengalami aktivitas belajar.
Menurut Slameto (1995: 54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan dalam dua bagian, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor ekstern adalah faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang berasal dari luar diri siswa, antara lain :
1) Latar belakang pendidikan orang tua ; 2) Status ekonomi sosial orang tua; 3) Ketersediaan sarana dan prasarana di rumah dan sekolah ; 4) Media yang dipakai guru ; 5) Kompetensi guru
Faktor Intern adalah faktor yang mempengaruhi pretasi belajar yang berasal dari dalam diri siswa, antara lain :
1) Kesehatan; 2) Kecerdasan / intelegensia; 3) Cara belajar; 4) Bakat; 5) Minat; 6) Motivasi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa yaitu faktor intern (faktor dari dalam diri siswa itu sendiri) dan
2.4 Metode Inkuri
Kata inkuiri berarti menyelidiki dengan cara mencari informasi dan
melakukan pertanyaan-pertanyaan, dengan metode inkuri ini siswa dimotivasi
untuk aktif berfikir, melibatkan diri dalam kegiatan dan mampu
menyelesaikan tugasnya sendiri. Metode inkuri pada mulanya dikembangkan
oleh Richard Suchman (1960) dalam bidang ilmu pengetahuan alam dan
kemudian dikembangkan dalam ilmu pengetahuan lainnya.
Metode inkuri menurut Mudjito (1998:85) adalah metode yang mengarahkan
murid untuk melakukan penelitian dan pemecahan masalah yang kreatif.
Peranan guru dalam metode ini adalah membantu murid untuk memilih topik,
mengalokasikan sumber-sumber, menarik kesimpulan, dan meneliti
kesimpulan secara kritis. Murid dalam pelaksanaan metode ini harus belajar
mengajukan pertanyaan, menemukan sumber-sumber, mengumpulkan
informasi, menyusun jawaban atau kesimpulan, menyatakan pendapat, dan
menganalisa pendapat sendiri secara kritis.
Inkuiri berasal dari kata inquire yang berarti menanyakan, meminta
keterangan, atau penyelidikan (Ahmadi,1997:76). Siswa diprogramkan agar
selalu aktif secara mental maupun fisik. Materi yang disajikan guru bukan
begitu saja diberikan dan diterima oleh siswa, tetapi siswa diusahakan
sedmikian rupa sehingga mereka memperoleh berbagai pengalaman dalam
rangka ”menemukan sendiri” konsep-konsep yang direncanakan oleh guru
Dari berbagai pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa metode inkuri
merupakan prosedur pengajaran yang menekankan kegiatan siswa secara
mandiri untuk menemukan konsep-konsep keilmuan terutama pada mata
pelajaran matematika yang membutuhkan pengusaan berfikir secara ilmiah.
Metode ini akan menggiring siswa lebih aktif melakukan penelitian didalam
maupun di luar kelas dengan bimbingan guru.
Jenis-jenis metode Inkuiri menurut Muhammad Ali (2004:87) diantaranya : 1. Inkuiri terpimpin
Pada inkuri terpimpin pelaksanaan dilakukan oleh siswa berdasarkan petunjuk-petunjuk guru. Petunjuk yang diberikan umumnya berbentuk pertanyaan yang membimbing.
2. Inkuiri Bebas
Dalam inkuiri bebas siswa melakukan penelitian bebas sebagaimana seorang scientist. Masalah dirumuskan sendiri, eksperimen dan penyelidikan dilakukan sendiri serta kesimpulan konsep juga dilakukan sendiri.
3. Inkuiri bebas yang dimodifikasi
Berdasarkan masalah yang diajukan guru, dengan konsep atau teori yang sudah dipahami, siswa melakukan penyelidikan untuk membuktikan kebenaran.
Menurut Gulo (2002:86-87), peranan utama guru dalam menciptakan kondisi pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut :
a. Motivator , yang memberikan rangsangan supaya siswa aktif dan
memiliki gairah berfikir.
b. Fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berfikir siswa.
c. Penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat dan
memberikan keyakinan pada diri sendiri.
d. Administrator, yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan di dalam kelas.
e. Pengarah, yang memimpin arus kegiatan berfikir siswa pada tujuan yang
diharapkan.
f. Manager, yang mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas. g. Rewarder, yang memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai dalam
Metode inkuiri dapat dilaksanakan apabila dipenuhi syarat-syarat berikut :
1. Guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan
kepada kelas (persoalan bersumber dari bahan pelajaran yang menantang
siswa/problematika) dan sesuai daya nalar siswa.
2. Guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan
menciptakan situasi belajar yang menyenangkan.
3. Adanya fasilitas dan sumber belajar yang memadai.
4. Adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya, berdiskusi.
5. Partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar.
6. Tidak banyak campur tangan dan intervensi terhadap siswa.
Dalam penggunaan strategi pembelajaran inkuiri terdapat beberapa prinsip
yang harus diperhatikan oleh setiap guru, diantaranya :
1. Berorientasi pada pengembangan intelektual siswa
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan
berfikir. Tidak sebatas penguasaan materi tetapi sejauh mana siswa
mencari dan menemukan sendiri.
2. Prinsip interaksi
Guru tidak menempatkan diri sebagai sumber belajar tetapi sebagai
pengatur interaksi agar siswa mengembangkan kemampuan berfikirnya
melalui interaksi mereka.
3. Prinsip bertanya
Guru berperan sebagai penanya karena kemampuan siswa untuk
4. Prinsip belajar untuk berfikir
Belajar bukan sekedar mengingat sejumlah fakta tetapi proses berfikir
(learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh
otak, baik otak kiri maupun otak kanan.
5. Prinsip keterbukaan
Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengembangkan hipotesis dan secara terbuka
membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
Sanjaya (2008:202) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Orientasi
Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif.
b. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu.
c. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.
d. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan
e. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
f. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Metode inkuiri memiliki beberapa keunggulan yaitu:
1. Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.
3. Metode inkuiri merupakan metode yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya perubahan.
4. Keuntungan lain adalah metode pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar yang bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Kelemahan metode inkuiri, diantaranya:
1. Jika metode inkuiri digunakan sebagai metode pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa. 2. Metode ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena
terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3. Dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 25 Maret 2013, pertemuan
kedua hari Sabtu tanggal 30 Maret 2013 dengan materi Arti Pecahan.
Pembelajaran berlangsung 2 x 35 menit, selama 2 x pertemuan yang diikuti
oleh 24 siswa kelas IV yang terdiri dari 12 anak laki-laki dan 12 anak
perempuan. Faktor-faktor yang diteliti adalah aktivitas dan hasil belajar
siswa. Tahap kegiatan penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
1. Membuat perangkat pembelajaran (pemetaan, silabus dan RPP)
2. Menetapkan materi bahan ajar dalam pembelajaran yaitu “Arti
Pecahan”
3. Menyiapkan sumber dan media pembelajaran yaitu kertas lipat.
4. Menyiapkan lembar kerja kelompok.
5. Menyiapkan instrument penelitian/lembar pengamatan untuk
mengamati kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
6. Menyusun lembar evaluasi tes yaitu soal bentuk tes essai untuk setiap
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal 1. Pertemuan Pertama
Guru mengecek kesiapan siswa dalam memulai pembelajaran dan
melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan apersepsi:
“Jika kalian memiliki sepotong roti dan harus dibagi dua dengan
adik kalian, berapa bagian masing-masing?” Kemudian siswa
menjawab soal tes untuk mengetahui pengetahuan awal siswa
sebelum pembelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai melalui kegiatan pembelajaran dilaksanakan dan
memotivasi siswa agar memperhatikan pelajaran.
2. Pertemuan kedua
Guru memasuki kelas dan meminta ketua kelas untuk memimpin
teman-temannya untuk menerima materi pembelajaran dan berdoa,
kemudian guru memberikan salam. Guru mendata kehadiran siswa.
Guru mengajak siswa untuk mengingat dan mengulas kembali materi
sebelumnya secara keseluruhan. Guru memberikan motivasi dengan
cara memberikan informasi mengenai pentingnya materi yang mereka
b. Kegiatan Inti
1. Pertemuan Pertama
Guru meminta siswa mengamati gambar-gambar bentuk pecahan, dan
melakukan tanya jawab dengan siswa, kemudian guru membagi siswa
menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 4 siswa dan memberi tugas
kelompok untuk berdiskusi dan menemukan jawaban sementara dari
permasalahan yang diberikan oleh guru.
Dalam mengumpulkan data, setiap kelompok berdiskusi dan
melakukan percobaan memotong kertas lipat menjadi bebrapa bagian
dan menuliskan pecahannya. Guru mengamati diskusi dan kerja
kelompok dengan memberikan bimbingan jika perlu. Untuk menguji
hipotesis, Setiap kelompok berdiskusi memperlihatkan gambaran
yang didapatkan dalam kelompok, kemudian membuat catatan
laporan hasil diskusi kelompok. Kemudian setiap kelompok
merumuskan kesimpulan dan setiap kelompok secara bergantian
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas, dan
kelompok lain saling menanggapi.
2. Pertemuan Kedua
Guru melanjutkan materi pertemuan lalu dengan menjelaskan
kembali materi yang dianggap sulit dengan melibatkan siswa melalui
peragaan-peragaan dan pengamatan benda konkrit. Kemudian guru
melakukan evaluasi dengan memberikan latihan soal dalam bentuk
pembelajaran matematika yang telah diajarkan. Hasil tes digunakan
untuk melihat tingkat penguasaan siswa sebelum diberikan materi
dan sesudah diberikan materi dengan menggunakan metode inkuiri.
Setelah kegiatan evaluasi dilaksanakan siswa diminta untuk
mengumpulkan lembar jawaban di meja guru sesuai dengan batas
waktu yang telah ditentukan.
c. Kegiatan Akhir 1. Pertemuan Pertama
Pada kegiatan akhir di pertemuan pertama ini, peneliti memberikan
penguatan dari hasil pembelajaran tentang Arti Pecahan dengan
menggunakan metode inkuiri dan bersama-sama siswa membuat
kesimpulan akhir dari proses pembelajaran yang telah berlangsung.
Kemudian memberikan PR serta menginformasikan materi pelajaran
pertemuan berikutnya. Kegiatan diakhiri dengan doa dan salam.
2. Pertemuan Kedua
Guru memberikan penguatan kepada seluruh siswa, kemudian guru
bersama siswa menyimpulkan materi yang telah diajarkan dan
memotivasi siswa untuk terus rajin belajar dan mempersiapkan diri
untuk mengikuti pembelajaran pada siklus II. Kegiatan diakhiri
3. Observasi a. Kinerja Guru
Berdasarkan lembar observasi guru yang diisi oleh observer,
diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.1 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I
No Indikator / Aspek Yang Diamati Pertemuan
I PRA PEMBELAJARAN 1 2
1 Mempersiapkan ruang, alat pembelajaran dan media 1 2 3 4 1 2 3 4 2 Mempersiapkan siswa untuk belajar 1 2 3 4 1 2 3 4
3 3
II MEMBUKA PELAJARAN
1 Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 3 4 1 2 3 4 2 Mengkomunikasikan kompetensi yang akan dicapai dan
rencana kegiatannya.
1 2 3 4 1 2 3 4
3 3
III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A Penguasaan Materi Pelajaran
1 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4 1 2 3 4 2 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
relevan
1 2 3 4 1 2 3 4 3 Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan
hierarki belajar dan karakteristiksiswa
1 2 3 4 1 2 3 4 4 Mengaitkan meteri dengan realitas kehidupan 1 2 3 4 1 2 3 4 2,5 2,75 B Pendekatan/Strategi Pembelajaran
1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai.
1 2 3 4 1 2 3 4
2 Menguasai kelas 1 2 3 4 1 2 3 4
3 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 2 3 4 1 2 3 4 4 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan positif
1 2 3 4 1 2 3 4 5 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu yang direncanakan
1 2 3 4 1 2 3 4 2,6 3,4 C Pemanfaatan Sumber Belajar /Media Pembelajaran
1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar/media pembelajaran.
1 2 3 4 1 2 3 4 2 Dapat mengungkapkan suatu objek dengan media 1 2 3 4 1 2 3 4 3 Menghasilkan media yang menarik 1 2 3 4 1 2 3 4 4 Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4 1 2 3 4
2,5 3
D Pembelajaran dan Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa
1 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
No Indikator / Aspek Yang Diamati Pertemuan belajar
2,5 3
E Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1 Memantau kemajuan belajar selama proses 1 2 3 4 1 2 3 4 2 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
(tujuan)
1 2 3 4 1 2 3 4
3 3
F. Penggunaan Bahasa
1 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas baik dan benar
1 2 3 4 1 2 3 4 2 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 3 4 1 2 3 4
3 3
III PENUTUP
1 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa
1 2 3 4 1 2 3 4 2 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan,
atau kegiatan, atau tugassebagai bagian remidi/pengayaan
1 2 3 4 1 2 3 4
3 3
Jumlah Skor Total 25,1 27,15
Jumlah Skor Maksimal 36 36
Rata-rata 69,72 75,42
Nilai 2,8 3
Sumber : Diolah dari Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I
Keterangan :
Nilai Angka
Nilai Mutu Indikator
4 Sangat Baik Aspek yang diaamati dilaksanakan oleh guru dengan sangat baik, guru melakukannya dengan sempurna, dan guru terlihat professional.
3 Baik Aspek yang diamati dilaksanakan oleh guru dengan baik, guru melakukannya tanpa kesalahan, dan guru tampak menguasai.
2 Cukup Aspek yang diamati dilaksanakan oleh guru dengan cukup baik, guru melakukannya dengan sedikit kesalahan, dan guru tampak cukup menguasai 1 Kurang Aspek yang diamati tidak dilaksanakan oleh guru,
guru melakukannya dengan banyak kesalahan dan guru tampak tidak menguasai.
Dari tabel diatas dapat dilihat jumlah skor total kinerja guru yang
diperoleh pada siklus I pertemuan 1 adalah 25,1 sedangkan skor
yaitu 69,72 sedangkan pada siklus I pertemuan 2 jumlah skor total
kinerja guru mengalami peningkatan 2,05 point menjadi 27,15
dengan nilai rata-rata kinerja guru meningkat menjadi 74,42.
b. Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1
Hasil observasi aktivitas siswa dianalisis, kriteria penilaian aktivitas
siswa dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4.2 Hasil Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1
No Nama
Indikator yang
diamati Jumlah Skor
Maksimal a b c d e
1. BS 4 3 2 2 3 14 25
2. MAA 1 2 2 1 2 8 25
3. MFA 3 2 2 3 3 13 25
4. NW 2 1 3 2 2 10 25
5. RS 2 2 3 2 2 11 25
6. SRD 3 1 2 2 1 9 25
7. SLV 1 1 2 2 2 8 25
8. SA 2 2 2 3 1 10 25
9. FI 4 3 4 3 3 17 25
10. KB 3 2 3 3 4 15 25
11. MA 4 3 3 2 2 14 25
12. MH 2 3 2 2 3 12 25
13. NA 3 2 2 2 3 12 25
14. AS 1 2 2 1 1 7 25
15. AN 2 3 3 2 2 12 25
16. FS 2 2 2 2 2 10 25
17. NF 2 3 2 3 2 12 25
18. SA 4 3 3 2 2 14 25
19. MS 3 3 2 3 3 14 25
20. RA 3 2 2 1 3 11 25
21. WD 4 3 3 2 3 15 25
22. AVE 3 3 4 4 4 18 25
23. MAS 3 2 3 3 2 13 25
24. ADR 2 3 3 2 3 13 25
Jumlah 292 600
Sumber : Diolah dari data hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus I pertemuan 1
Keterangan:
a. Kesiapan siswa dalam belajar
b. Mengerjakan LKS
c. Bertanya atau menjawab pertanyaan
d. Mengerjakan tugas dengan baik
e. Keaktifan dalam berdiskusi
Kriteria Penilaian:
Nilai 5, jika siswa memenuhi aspek yang diamati dengan sangat baik.
Nilai 4, jika siswa memenuhi aspek yang diamati dengan baik.
Nilai 3, jika siswa memenuhi aspek yang diamati dengan cukup.
Nilai 2, jika siswa memenuhi aspek yang diamati dengan kurang baik.
Nilai 1, jika siswa memenuhi aspek yang diamati dengan kurang baik
sekali.
(Sumber: Adaptasi dari Suyono.2005. Jurnal Penelitian Laporan PTK. Dirjen Dikti Jakarta).
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, jumlah skor keseluruhan aktivitas
siswa adalah 292 dan skor maksimal 600. Dengan demikian, nilai
rata-rata aktivitas siswa adalah 48,67. Hal ini dapat diartikan
berdasarkan hasil observasi peneliti, keberhasilan kegiatan penelitian
siklus I pertemuan 1 belum memenuhi target yang diharapkan
sehingga perlu perbaikan pada pertemuan berikutnya.
b. Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2
Hasil observasi aktivitas siswa dianalisis, kriteria penilaian aktivitas
Tabel 4.3 Hasil Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 2
No Nama
Indikator yang
diamati Jumlah Skor
Maksimal a b c d e
1. BS 4 3 3 2 3 15 25
2. MAA 2 3 2 2 2 11 25
3. MFA 4 3 2 3 3 15 25
4. NW 3 2 3 2 2 12 25
5. RS 3 2 3 3 3 14 25
6. SRD 3 2 2 3 2 12 25
7. SLV 2 2 2 3 2 11 25
8. SA 3 2 3 3 2 13 25
9. FI 4 4 4 3 4 19 25
10. KB 4 3 4 3 4 18 25
11. MA 4 3 3 3 3 16 25
12. MH 3 3 3 3 3 15 25
13. NA 3 3 2 3 3 14 25
14. AS 2 3 2 2 2 11 25
15. AN 3 3 4 2 3 15 25
16. FS 2 3 2 3 3 13 25
17. NF 3 3 2 3 3 14 25
18. SA 4 3 4 2 3 16 25
19. MS 4 3 3 3 3 16 25
20. RA 3 3 2 2 3 13 25
21. WD 4 3 3 3 4 17 25
22. AVE 3 4 4 4 4 19 25
23. MAS 3 3 3 3 2 14 25
24. ADR 3 3 3 3 4 16 25
Jumlah 349 600
Rata-rata 58,17
Sumber : Diolah dari data hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus I pertemuan 2
Keterangan:
a. Kesiapan siswa dalam belajar
b. Mengerjakan LKS
c. Bertanya atau menjawab pertanyaan
d. Mengerjakan tugas dengan baik
Kriteria Penilaian:
Nilai 5, jika siswa memenuhi aspek yang diamati dengan sangat
baik.
Nilai 4, jika siswa memenuhi aspek yang diamati dengan baik.
Nilai 3, jika siswa memenuhi aspek yang diamati dengan cukup.
Nilai 2, jika siswa memenuhi aspek yang diamati dengan kurang
baik.
Nilai 1, jika siswa memenuhi aspek yang diamati dengan kurang
baik sekali.
(Sumber: Adaptasi dari Suyono.2005. Jurnal Penelitian Laporan PTK. Dirjen Dikti Jakarta).
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, jumlah skor keseluruhan aktivitas siswa
adalah 349 dan skor maksimal 600. Dengan demikian, nilai rata-rata
aktivitas siswa adalah 58,17. Hal ini dapat diartikan berdasarkan hasil
observasi peneliti, keberhasilan kegiatan penelitian siklus I pertemuan
2 telah mengalami peningkatan walaupun belum memenuhi target
yang diharapkan sehingga perlu perbaikan pada siklus berikutnya.
c. Hasil Belajar Siswa Siklus I
Untuk mengetahui tingkat penguasaan materi yang dilaksanakan pada
siklus I dilakukan tes tertulis dengan bentuk isian. Siswa dinyatakan
tuntas apabila lebih atau sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang telah ditentukan. Hasil belajar siswa yang diperoleh
melalui tes tertulis yang dilaksanakan pada akhir tindakan siklus I
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Nama Nilai Keterangan
1. BS 60 T
2. MAA 45 BT
3. MFA 65 T
4. NW 55 BT
5. RS 60 T
6. SRD 50 BT
7. SLV 55 BT
8. SA 55 BT
9. FI 70 T
10. KB 75 T
11. MA 80 T
12. MH 60 T
13. NA 65 T
14. AS 50 BT
15. AN 70 T
16. FS 45 BT
17. NF 70 T
18. SA 65 T
19. MS 80 T
20. RA 50 BT
21. WD 70 T
22. AVE 60 T
23. MAS 65 T
24. ADR 60 T
Jumlah 1480
Rata-rata 61,67
KKM 60
Nilai Terendah 45
Nilai Tertinggi 80
Tuntas 16
Belum Tuntas 8
Persentase Siswa Tuntas 66,67 %
Berdasarkan data pada tabel 4.4 di atas diketahui bahwa walaupun
belum mencapai indikator keberhasilan yang diinginkan tetapi hasil
belajar siswa mengalami peningkatan dibanding sebelum dilakukan
4. Refleksi
Setelah dilaksanakan siklus I didakan refleksi bersama dengan observer
(guru pendamping). Refleksi bertujuan utnuk mengetahui kekurangan
yang ada pada siklus I sehingga dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.
Kekurangan pada siklus I ini adalah sebagai berikut :
1. Siswa belum terbiasa belajar dengan menggunakan metode inkuiri
sehingga masih canggung dan bingung ketika diberikan masalah
yang harus diselesaikan dengan melakukan kegiatan pada LKS.
2. Siswa belum terbiasa melakukan diskusi kelompok sehingga masih
ada siswa yang mengerjakan secara individu dan masih pasif dalam
menyelesaikan LKS yang diberikan oleh guru.
3. Kurangnya motivasi siswa dari guru.
4. Pada proses pembelajaran guru kurang memperhatikan alokasi
waktu yang tersedia.
Maka hal-hal yang harus dilakukan pada siklus II adalah :
1. Menjelaskan kembali pada siswa tentang langkah-langkah
pembelajaran matematika menggunakan metode inkuiri.
2. Menjelaskan kepada siswa tentang manfaat kerja kelompok yaitu
memudahkan siswa dalam memahami materi dan menumbuhkan
sikap kebersamaan antara siswa.
3. Memotivasi siswa lebih aktif dalam pembelajaran dengan cara
memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif lagi dalam
pembelajaran dengan tanya jawab dan memberikan pujian atas
4. Mengefektifkan kegiatan pembelajaran sehingga dapat sesuai dengan
alokasi waktu yang ditetapkan.
4.1.2 Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 2 April 2013, pertemuan
kedua hari Kamis tanggal 4 April 2013 dengan materi Pecahan sebagai
pembagian. Pembelajaran berlangsung 2 x 35 menit, selama 2 x pertemuan
yang diikuti oleh 24 siswa kelas IV yang terdiri dari 12 anak laki-laki dan 12
anak perempuan. Faktor-faktor yang diteliti adalah aktivitas dan hasil belajar
siswa. Tahap kegiatan penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
1. Membuat perangkat pembelajaran (pemetaan, silabus dan RPP)
2. Menetapkan materi bahan ajar dalam pembelajaran yaitu “Pecahan
Sebagai Pembagian”
3. Menyiapkan sumber dan media pembelajaran yaitu kertas karton.
4. Menyiapkan lembar kerja kelompok.
5. Menyiapkan instrument penelitian/lembar pengamatan untuk
mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
6. Menyusun lembar evaluasi tes yaitu soal bentuk tes essai untuk setiap
siklus.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Kegiatan Awal 1. Pertemuan Pertama
Guru memasuki kelas dan memberi salam serta mengkondisikan
kelas yang dilanjutkan dengan mengabsen siswa, dan diberikan
pertanyaan oleh guru yang berkaitan dengan materi yang akan
diajarkan. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
apersepsi dengan melakukan tanya jawab tentang materi lalu yaitu
arti pecahan. Peneliti kembali menerapkan metode inkuiri pada mata
pelajaran matematika. Kegiatan perbaikan pembelajaran ini diawali
dengan memberikan tes awal yang dikerjakan secara individu untuk
mendapatkankan mengertahui tentang pengetahuan awal siswa
sebelum materi diberikan.
2. Pertemuan Kedua
Guru memasuki kelas dan meminta ketua kelas untuk memimpin
teman-temannya untuk menerima materi pembelajaran dan berdoa,
kemudian guru memberikan salam. Guru mendata kehadiran siswa.
Guru mengajak siswa untuk mengingat dan mengulas kembali
materi sebelumnya secara keseluruhan. Guru memberikan motivasi
dengan cara memberikan informasi mengenai pentingnya materi
yang mereka pelajari.
b. Kegiatan Inti
1. Pertemuan Pertama
Guru menjelaskan materi tengang pecahan sebagai pembagian dan
kelompok yang terdiri dari 4 siswa dan memberi tugas kelompok
untuk berdiskusi dan menemukan jawaban sementara dari
permasalahan yang diberikan oleh guru. Dalam mengumpulkan data,
setiap kelompok berdiskusi dan melakukan percobaan memotong
karton menjadi beberapa bagian dan menuliskan pecahannya. Guru
mengamati diskusi dan kerja kelompok dengan memberikan
bimbingan jika perlu. Untuk menguji hipotesis, Setiap kelompok
berdiskusi memperlihatkan gambaran yang didapatkan dalam
kelompok, kemudian membuat catatan laporan hasil diskusi
kelompok. Kemudian setiap kelompok merumuskan kesimpulan dan
setiap kelompok secara bergantian mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya di depan kelas, dan kelompok lain saling menanggapi.
2. Pertemuan Kedua
Guru melanjutkan materi pertemuan lalu dengan menjelaskan
kembali materi yang dianggap sulit dengan melibatkan siswa melalui
peragaan-peragaan dan pengamatan benda konkrit. Kemudian guru
melakukan evaluasi dengan memberikan latihan soal dalam bentuk
essai kepada siswa, untuk melihat tingkat penguasaan materi
pembelajaran matematika yang telah diajarkan. Hasil tes digunakan
untuk melihat tingkat penguasaan siswa sebelum diberikan materi
dan sesudah diberikan materi dengan menggunakan metode inkuiri.
Setelah kegiatan evaluasi dilaksanakan siswa diminta untuk
mengumpulkan lembar jawaban di meja guru sesuai dengan batas
c. Kegiatan Akhir 1. Pertemuan Pertama
Pada kegiatan akhir di pertemuan pertama ini, peneliti memberikan
penguatan dari hasil pembelajaran tentang Pecahan Sebagai
Perbandingan dengan menggunakan metode inkuiri dan
bersama-sama siswa membuat kesimpulan akhir dari proses pembelajaran
yang telah berlangsung. Kemudian memberikan PR serta
menginformasikan materi pelajaran pertemuan berikutnya. Kegiatan
diakhiri dengan doa dan salam.
2. Pertemuan Kedua
Guru memberikan penguatan kepada seluruh siswa, kemudian guru
bersama siswa menyimpulkan materi yang telah diajarkan dan
memotivasi siswa untuk terus rajin belajar. Kegiatan diakhiri dengan
doa dan salam.
3. Observasi a. Kinerja Guru
Berdasarkan lembar observasi guru yang diisi oleh observer,
diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.5 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II
No Indikator / Aspek Yang Diamati Pertemuan
I PRA PEMBELAJARAN 1 2
1 Mempersiapkan ruang, alat pembelajaran dan media 1 2 3 4 1 2 3 4 2 Mempersiapkan siswa untuk belajar 1 2 3 4 1 2 3 4
3,5 4
II MEMBUKA PELAJARAN
1 Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 3 4 1 2 3 4 2 Mengkomunikasikan kompetensi yang akan dicapai dan
rencana kegiatannya.
No Indikator / Aspek Yang Diamati Pertemuan
3 3,5
III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A Penguasaan Materi Pelajaran
1 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4 1 2 3 4 2 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
relevan
1 2 3 4 1 2 3 4 3 Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan
hierarki belajar dan karakteristiksiswa
1 2 3 4 1 2 3 4 4 Mengaitkan meteri dengan realitas kehidupan 1 2 3 4 1 2 3 4 3,5 3,75 B Pendekatan/Strategi Pembelajaran
1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai.
1 2 3 4 1 2 3 4
2 Menguasai kelas 1 2 3 4 1 2 3 4
3 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 2 3 4 1 2 3 4 4 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan positif
1 2 3 4 1 2 3 4 5 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu yang direncanakan
1 2 3 4 1 2 3 4 3,4 3,6 C Pemanfaatan Sumber Belajar /Media Pembelajaran
1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar/media pembelajaran.
1 2 3 4 1 2 3 4 2 Dapat mengungkapkan suatu objek dengan media 1 2 3 4 1 2 3 4 3 Menghasilkan media yang menarik 1 2 3 4 1 2 3 4 4 Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4 1 2 3 4 3,25 3,75 D Pembelajaran dan Memicu dan Memelihara
Keterlibatan Siswa
1 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
1 2 3 4 1 2 3 4 2 Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam
belajar
1 2 3 4 1 2 3 4
4 4
E Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1 Memantau kemajuan belajar selama proses 1 2 3 4 1 2 3 4 2 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
(tujuan)
1 2 3 4 1 2 3 4
3 3
F. Penggunaan Bahasa
1 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas baik dan benar
1 2 3 4 1 2 3 4 2 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 3 4 1 2 3 4 3,5 3,5 III PENUTUP
1 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa
1 2 3 4 1 2 3 4 2 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan,
atau kegiatan, atau tugassebagai bagian remidi/pengayaan
No Indikator / Aspek Yang Diamati Pertemuan
3 3,5
Jumlah Skor Total 30,15 32,6
Jumlah Skor Maksimal 36 36
Rata-rata 83,75 90,56
Nilai 3,4 3,6
Sumber : Diolah dari Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II
Keterangan :
Nilai Angka
Nilai Mutu Indikator
4 Sangat Baik Aspek yang diaamati dilaksanakan oleh guru dengan sangat baik, guru melakukannya dengan sempurna, dan guru terlihat professional.
3 Baik Aspek yang diamati dilaksanakan oleh guru dengan baik, guru melakukannya tanpa kesalahan, dan guru tampak menguasai.
2 Cukup Aspek yang diamati dilaksanakan oleh guru dengan cukup baik, guru melakukannya dengan sedikit kesalahan, dan guru tampak cukup menguasai 1 Kurang Aspek yang diamati tidak dilaksanakan oleh guru,
guru melakukannya dengan banyak kesalahan dan guru tampak tidak menguasai.
Dari tabel diatas dapat dilihat jumlah skor total kinerja guru yang
diperoleh pada siklus I pertemuan 1 adalah 30,15 sedangkan skor
maksimal adalah 36 sehingga diperoleh nilai rata-rata kinerja guru
yaitu 83,75 sedangkan pada siklus I pertemuan 2 jumlah skor total
kinerja guru mengalami peningkatan 2,45 point menjadi 32,6 dengan
nilai rata-rata kinerja guru meningkat menjadi 90,56.
b. Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1
Hasil observasi aktivitas siswa dianalisis menggunakan analisis,
Tabel 4.6 Hasil Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 1
No Nama
Indikator yang
diamati Jumlah Skor
Maksimal a b c d e
1. BS 4 4 3 3 4 18 25
2. MAA 3 3 3 2 3 14 25
3. MFA 4 4 3 4 3 18 25
4. NW 4 3 3 3 2 15 25
5. RS 4 3 4 3 4 18 25
6. SRD 3 3 3 4 2 15 25
7. SLV 3 3 4 3 4 17 25
8. SA 4 3 3 4 3 17 25
9. FI 5 4 4 4 5 22 25
10. KB 5 4 4 4 4 21 25
11. MA 4 3 4 3 4 18 25
12. MH 4 4 3 4 3 18 25
13. NA 3 3 3 4 4 17 25
14. AS 3 3 3 2 3 14 25
15. AN 4 3 4 3 3 17 25
16. FS 3 3 3 3 3 15 25
17. NF 5 3 4 3 3 18 25
18. SA 5 3 4 3 4 19 25
19. MS 5 3 4 3 4 19 25
20. RA 4 3 3 3 3 16 25
21. WD 5 3 4 3 4 19 25
22. AVE 4 5 4 4 4 21 25
23. MAS 3 4 3 4 3 17 25
24. ADR 4 3 4 3 4 18 25
Jumlah 421 600
Rata-rata 70,17
Sumber : Diolah dari data hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus II pertemuan 1
Keterangan:
a. Kesiapan siswa dalam belajar
b.Mengerjakan LKS
c. Bertanya atau menjawab pertanyaan
d.Mengerjakan tugas dengan baik
e. Keaktifan dalam berdiskusi
Kriteria Penilaian:
Nilai 4, jika siswa memenuhi aspek yang diamati dengan baik.
Nilai 3, jika siswa memenuhi aspek yang diamati dengan cukup.
Nilai 2, jika siswa memenuhi aspek yang diamati dengan kurang baik.
Nilai 1, jika siswa memenuhi aspek yang diamati dengan kurang baik
sekali.
(Sumber: Adaptasi dari Suyono.2005. Jurnal Penelitian Laporan PTK. Dirjen Dikti Jakarta).
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, jumlah skor keseluruhan aktivitas siswa
adalah 421 dan skor maksimal 600. Dengan demikian, nilai rata-rata
aktivitas siswa adalah 70,17. Hal ini dapat diartikan berdasarkan hasil
observasi peneliti, keberhasilan kegiatan penelitian siklus II pertemuan
1 belum memenuhi target yang diharapkan yaitu 75 sehingga perlu
perbaikan pada pertemuan berikutnya.
c. Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2
Hasil observasi aktivitas siswa dianalisis dengan kriteria penilaian
[image:41.595.166.513.544.752.2]aktivitas siswa dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4.7 Hasil Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 2
No Nama
Indikator yang
diamati Jumlah Skor
Maksimal a b c d e
1. BS 5 4 3 4 4 20 25
2. MAA 4 4 3 4 3 18 25
3. MFA 5 4 4 4 4 21 25
4. NW 5 3 4 4 3 19 25
5. RS 5 4 4 3 5 21 25
6. SRD 4 3 4 5 3 19 25
7. SLV 4 3 4 3 4 18 25
8. SA 5 4 3 4 4 20 25
9. FI 5 4 5 5 5 24 25
10. KB 5 4 5 4 5 23 25
No Nama
Indikator yang
diamati Jumlah Skor
Maksimal a b c d e
12. MH 4 4 4 5 4 21 25
13. NA 4 3 4 4 5 20 25
14. AS 4 4 5 3 4 20 25
15. AN 4 4 4 3 4 19 25
16. FS 4 3 4 4 4 19 25
17. NF 5 3 4 4 4 20 25
18. SA 5 3 4 4 5 21 25
19. MS 5 4 4 3 5 21 25
20. RA 4 5 3 4 4 20 25
21. WD 5 4 4 3 5 21 25
22. AVE 4 5 5 4 4 22 25
23. MAS 3 5 3 4 5 20 25
24. ADR 5 4 5 4 4 22 25
Jumlah 490 600
Rata-rata 81,67
Sumber : Diolah dari data hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus II pertemuan 2
Keterangan:
a. Kesiapan siswa dalam belajar
b. Mengerjakan LKS
c. Bertanya atau menjawab pertanyaan
d. Mengerjakan tugas dengan baik
e. Keaktifan dalam berdiskusi
Kriteria Penilaian:
Nilai 5, jika siswa memenuhi aspek yang diamati dengan sangat baik.
Nilai 4, jika siswa memenuhi aspek yang diamati dengan baik.
Nilai 3, jika siswa memenuhi aspek yang diamati dengan cukup.
Nilai 2, jika siswa memenuhi aspek yang diamati dengan kurang baik.
Nilai 1, jika siswa memenuhi aspek yang diamati dengan kurang baik
sekali.
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, jumlah skor keseluruhan aktivitas siswa
adalah 490 dan skor maksimal 600. Dengan demikian, nilai rata-rata
aktivitas siswa adalah 81,67. Hal ini dapat diartikan berdasarkan hasil
observasi peneliti, keberhasilan kegiatan penelitian siklus II pertemuan
2 telah melampaui target yang diharapkan yaitu 75 sehingga peneltian
dapat dikatakan bahwa metode inkuiri dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar matematika siswa.
d. Hasil Belajar Siswa Siklus II
Untuk mengetahui tingkat penguasaan materi yang dilaksanakan pada
siklus II dilakukan tes tertulis dengan bentuk isian. Siswa dinyatakan
tuntas apabila lebih atau sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang telah ditentukan. Hasil belajar siswa yang diperoleh
melalui tes tertulis yang dilaksanakan pada akhir tindakan siklus II
[image:43.595.163.512.511.758.2]sebagai berikut :
Tabel 4.8 Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nama Nilai Keterangan
1. BS 85 T
2. MAA 65 T
3. MFA 80 T
4. NW 75 T
5. RS 75 T
6. SRD 85 T
7. SLV 70 T
8. SA 75 T
9. FI 100 T
10. KB 100 T
11. MA 100 T
12. MH 80 T
13. NA 85 T
14. AS 90 T
15. AN 90 T
No Nama Nilai Keterangan
17. NF 100 T
18. SA 80 T
19. MS 100 T
20. RA 85 T
21. WD 100 T
22. AVE 90 T
23. MAS 75 T
24. ADR 80 T
Jumlah 2030
Rata-rata 84,58
KKM 60
Nilai Terendah 65
Nilai Tertinggi 100
Tuntas 24
Belum Tuntas 0
Persentase Siswa Tuntas 100 %
Dari tabel 4.6 di atas diperoleh hasil belajar siswa pada II dengan
rincian tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai < 60 sedangkan siswa
yang mendapat nilai > 60 sebanyak 24 siswa atau sejumlah 100 %.
Dengan rata-rata kelas 84,58.
Dari hasil yang diperoleh pada akhir siklus I didapatkan hasil
persentase aktivitas siswa 58,17 sedangkan pada akhir siklus II
menjadi 80,17 atau mengalami peningkatan sebanyak 22 point.
Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa didapati ketuntasan pada akhir
siklus I yaitu 66,67 % sedangkan pada akhir siklus II mengalami
peningkatan sebanyak 33,33 % sehingga mencapai 100% tuntas maka
dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian ini berhasil dan
dihentikan pada siklus II.
Refleksi dari kegiatan pembelajaran pada siklus II dilakukan dengan
cara diskusi antara peneliti dengan observer. Berdasarkan hasil
pengamatan didapati hal-hal sebagai berikut:
a. Penerapan metode inkuiri pada pertemuan ini sudah lebih baik dari
pertemuan-pertemuan sebelumnya.
b. Aktivitas belajar siswa baik secara mandiri maupun kelompok
mengalami peningkatan.
c. 100% siswa berhasil mendapatkan nilai diatas KKM yang ditentukan
atau dapat dinyatakan tuntas.
Setelah pelaksanaan siklus II dan melihat perolehan yang dicapai siswa
telah melampaui indikator keberhasilan yang ditentukan maka peneliti dan
observer mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran matematika
tentang Pecahan dengan motode inkuiri berhasil sehingga penelitian
dihentikan dan tidak diperlukan siklus selanjutnya.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran
Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika dengan
menggunakan metode inkuiri berjalan dengan baik. Siswa sudah mulai
aktif bertanya dan tampak sangat antusias saat guru meminta siswa
untuk membentuk kelompok dan melakukan kegiatan sesuai LKS.
Rekapituasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika
Tabel 4.9 Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan II
No Nama Siklus I Siklus II
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2
1. BS 14 15 18 20
2. MAA 8 11 14 18
3. MFA 13 15 18 21
4. NW 10 12 15 19
5. RS 11 14 18 21
6. SRD 9 12 15 19
7. SLV 8 11 17 18
8. SA 10 13 17 20
9. FI 17 19 22 24
10. KB 15 18 21 23
11. MA 14 16 18 21
12. MH 12 15 18 21
13. NA 12 14 17 20
14. AS 7 11 14 20
15. AN 12 15 17 19
16. FS 10 13 15 19
17. NF 12 14 18 20
18. SA 14 16 19 21
19. MS 14 16 19 21
20. RA 11 13 16 20
21. WD 15 17 19 21
22. AVE 18 19 21 22
23. MAS 13 14 17 20
24. ADR 13 16 18 22
Jumlah 292 349 421 490
Jumlah Maksimal 600 600 600 600
Rata-rata 48,67 58,17 70,17 81,67
Peningkatan Siklus 9,5 11,5
Rata-rata Siklus 53,42 75,92
Peningkatan rerata aktivitas siswa siklus 1 ke siklus 2 sebesar 22,5
Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa pada siklus I
pertemuan 1 persentase aktivitas siswa 48,67 dan pada pertemuan 2
mengalami peningkatan 9,5 menjadi 58,17. Rata-rata aktivitas siswa
siklus I sebesar 53,42. Pada siklus II aktivitas siswa kembali mengalami
dan pada pertemuan 2 mengalami peningkatan 11,5 mencapai 81,67.
Rata-rata aktivitas siklus II yaitu 75,92. Dengan demikian dapat
dikatakan metode inkuiri dapat meningkatkan aktivitas belajar
matematika siswa kelas IV SDN 2 Kangkung Kecamatan Teluk Betung
Selatan Bandar Lampung.
4.2.2 Hasil Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran
Hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan metode inkuiri
menunjukan adanya peningkatan rata-rata hasil belajar siswa setiap
siklusnya. Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada siklus I diperoleh
hasil 66,67% siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
namun nilai yang diperoleh masih rendah dan belum mencapai indikator
keberhasilan yang telah ditentukan. Pada siklus II hasil belajar siswa
mengalami peningkatan yang memuaskan karena 100% siswa
mengalami ketuntasan belajar dan memperoleh nilai melampaui Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini mungkin disebabkan karena pada
siklus II siswa sudah mulai aktif berdiskusi membahas LKS yang
diberikan oleh guru dan lebih memperhatikan penjelasan dari guru.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat rekapitulasi hasil belajar siswa pada
Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa
No Keterangan Siklus I Siklus II Peningkatan
1. Rata-rata Nilai 61,67 84,58 22,91
2. Jumlah Siswa yang Tuntas 16 24 8
3. Persentase Siswa yang Tuntas 66,67% 100% 33,33%
Nilai KKM Matematika SDN 2 Kangkung = ≥ 60
Keterangan :
1. Pada siklus I rata-rata nilai siswa adalah 61,67 dan pada siklus kedua
meningkat sebanyak 22,91 point menjadi 84,58.
2. Pada siklus I siswa yang mengalami ketuntasan belajar sebanyak 16
siswa dan pada siklus II sebanyak 24 siswa. Berdasarkan tabel di atas
terlihat peningkatan jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar
sebanyak 8 orang pada siklus II.
3. Pada siklus I persentase ketuntasan belajar siswa hanya 66,67%
kemudian mengalami peningkatan pada siklus II sebanyak 33,33%
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan pada kelas IV
di SDN 2 Kangkung Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Melalui penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran matematika
materi Pecahan di kelas IV dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Hal ini sesuai dengan pengamatan observer yang telah dilakukan pada
siswa mulai dari siklus I sampai Siklus II dan terjadi peningkatan disetiap
siklusnya yaitu rata-rata siklus I 53,42 meningkat 22,50 pada siklus II
menjadi 75,92.