ABSTRAK
PERAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MENETAPKAN KONSULTAN PENGAWAS SEBAGAI PEMENANG LELANG
PEMBANGUNAN GEDUNG PERIZINAN KOTA BANDAR LAMPUNG
OLEH :
GASELA FEBRIANDA.S
Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung menyelenggarakan lelang Pembangunan Gedung Perizinan Kota Bandar Lampung melalui Layanan Pengadaan Secara Elektroik berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah. Pembangunan Gedung Perizinan Kota Bandar Lampung berjalan melalui prosedur Lelang Tender atau Pelelangan Umum dengan sistem LPSE. Permasalahan skripsi ini adalah 1.
bagaimanakah peran Dinas Pekerjaan Umum dalam menetapkan konsultan pengawas sebagai pemenang lelang pembangunan gedung perizinan Kota Bandar Lampung 2. bagaimanakah prosedur penetapan konsultan pengawas sebagai pemenang lelang dalam pembangunan gedung perizinan Kota Bandar Lampung.
Metode penelitian menggunakan pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder yang dikumpulkan melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Kemudian diolah melalui proses identifikasi, editing, klasifikasi data dianalisis secara kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1. Peran Dinas Pekerjaaan Umum kota Bandar Lampung selain menjadi penyelenggara lelang melalui LPSE juga menyediakan Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa serta Panitia Lelang 2. Prosedur penetapan konsultan pengawas sebagai pemenang lelang pembangunan gedung perizinan Kota Bandar Lampung dimulai dengan pengumuman lelang atau tender oleh LPSE lalu badan usaha atau perusahaan mendaftar melalui online di LPSE setelah itu panitia lelang melakukan seleksi terhadap semua badan usaha atau perusahaan yang melakukan penawaran terendah dan menjadi pemenang lelang yaitu CV. Revando Lubay Konsultan.
ABSTRACT
ROLE OF THE DEPARTMENT OF PUBLIC WORKS IN ESTABLISHING THE SUPERVISION CONSULTANTS
AS WINNING BID CITY BUILDING PERMIT BANDAR LAMPUNG
BY :
GASELA FEBRIANDA.S
Department of Public Works held a Bandar Lampung auction Licensing Building Bandar Lampung through Procurement Service Elektroik pursuant to Presidential Decree No. 70 of 2012 on Government Procurement of Goods or Services. Building Licensing Bandar Lampung walk through tender or auction procedures Public Auction LPSE system. Problems of this thesis is 1. how is the role of the Department of Public Works as a supervising consultant in determining the winner of the auction building permits Bandar Lampung 2. how the determination procedure supervising consultants as the preferred bidder in the building permit the city of Bandar Lampung.
The research method using a normative juridical approach and empirical jurisdiction. The data used are primary data and secondary data were collected through library research and field study. Then processed through the identification process, editing, classification of data is analyzed qualitatively.
The results showed that 1. The role of the Department of public works Bandar Lampung city in addition to being the organizer of the auction through LPSE also provide the Working Group on Service Unit Procurement and Bid Committee 2. Procedure for the determination of the winning bidder supervising consultants as building permits Bandar Lampung begins with announcement auction or bidding by last LPSE business entity or company to apply through an online auction committee LPSE afterwards make the selection of all business entities or companies that perform the lowest bid and become the winner of the auction is CV. Revando Lubay Consultants.
PERAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MENETAPKAN KONSULTAN PENGAWAS SEBAGAI PEMENANG LELANG
PEMBANGUNAN GEDUNG PERIZINAN KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
GASELA FEBRIANDA. S
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA HUKUM
Pada
Bagian Hukum Administrasi Negara
Fakultas Hukum Universitas Lampung
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 15
Februari 1993, sebagai anak pertama dari satu bersaudara
pasangan Ayahanda SUJATMIKA dan Ibunda
WAMILDA.
Jenjang pendidikan penulis dimulai pada Taman
Kanak-Kanak Negeri Pembina Curup Bengkulu pada tahun 1997 dan melanjutkan ke
jenjang pendidikan Sekolah Dasar Negeri 2 Centre Curup Bengkulu pada tahun
1999 sampai tahun 2002 pindah ke Sekolah Dasar Negeri 2 Kemiling Permai
Bandar Lampung pada tahun 2002 dan selesai tahun 2005. Kemudian penulis
melanjutkan jenjang pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Bandar
Lampung selesai pada tahun 2008. Setelah itu melanjutkan ke Sekolah Menengah
Atas Yayasan Pembina Universitas Lampung (YP UNILA) diselesaikan pada
tahun 2011. Tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Hukum
Universitas Lampung program pendidikan Strata 1 (S1) dan mengambil bagian
Hukum Administrasi Negara (HAN). Penulis mengikuti dan menjadi anggota
Himpunan Mahasiswa Hukum Administrasi Negara (HIMA HAN) tahun
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, ku persembahkan karya ilmiah ini kepada :
Kedua Orang Tuaku
Papa dan Mama tercinta yang telah membesarkan, merawat dan mendidik dengan penuh kasih sayang, kesabaran dan keikhlasan serta senantiasa berdoa untuk keberhasilanku
Seluruh Keluarga Besar
Selalu memberi Semangat, Nasihat, Motivasi, Perhatian dan Doa sehingga aku lebih yakin dalam menjalani hidup ini
Sahabat dan Teman-Teman
Selalu ada disaat Suka Maupun Duka berbagi cerita keluh kesah dan kebahagiaan bersama
Almamater Universitas Lampung
MOTO
“Ilmu itu lebih baik dari harta. Ilmu akan menjaga engkau dan engkau akan menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) sementara harta terhukum. Jika harta itu akan berkurang jika dibelanjakan, maka ilmu akan bertambah jika dibelanjakan”
(Sayidina Ali bin Abi Thalib)
“pekerjaan hebat tidak dilakukan dengan kekuatan, tapi dengan ketekunan dan kegigihan”
(Samuel Jhonson-kritikus Inggris)
“Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak”
SANWACANA
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skiripsi yang berjudul: Peran Dinas Pekerjaan Umum Dalam Menetapkan Konsultan Pengawas Sebagai Pemenang Lelang Pembangunan Gedung Perizinan Kota Bandar Lampung
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas
Hukum Universitas Lampung.
Segala kemampuan telah penulis curahkan guna menyelesaikan skripsi ini,
namun penulis menyadari masih terdapat kekurangan baik dari segi substansi
maupun penulisannya. Oleh karena itu, berbagai saran, koreksi, dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan skripsi ini.
Penulis menyadari ini bukanlah hasil jerih payah sendiri akan tetapi berkat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil
sehingga penulis skripsi ini dapat selesai. Oleh karena itu, di dalam kesempatan
ini penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan rasa terima kasih yang tulus
kepada:
2. Bapak Prof. Dr. Heryandi, SH., M.S. selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Lampung;
3. Ibu Upik Hamidah, S.H., M.H. selaku Ketua Bagian Hukum Administrasi
Negara;
4. Bapak Satria Prayoga, S.H., M.H. selaku Sekretaris Bagian Hukum
Administrasi Negara sekaligus Pembahas II (dua) yang telah memberikan saran
dan masukan dalam penulisan skripsi ini;
5. Bapak Elman Eddy Patra, S.H., M.H. selaku Pembahas I (satu) yang telah
memberikan saran dan masukan dalam penulisan serta subtansi skripsi ini;
6. Bapak S. Charles Jackson, S.H., M.H. selaku Pembimbing I (satu) yang telah
banyak membantu dalam perbaikan skripsi ini agar lebih baik;
7. Ibu Ati Yuniati, S.H., M.H. selaku Pembimbing II (dua) atas kesediaannya dan
kesabarannya untuk membantu, mengarahkan dan memberikan masukan agar
terselesaikannya skripsi ini dengan baik;
8. Bapak Deni Achmad, S.H., M.H. selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan waktu luang atas segala bimbingan dan mengarahkan penulis
agar menjadi lebih baik;
9. Ibu Melly Aida, S.H., M.H. serta Bapak Abdul Muthalib Thahar, S.H., M.H
sekaligus Uwak dan Ibu Lindati Dwiatin, S.H., M.H. selaku Dosen Fakultas
Hukum Universitas Lampung serta Om Andre selaku Staff Administrasi
Fakultas Hukum Universitas Lampung sekaligus Paman beserta Om Herman,
Tante Atun, Tante Ria, Om Opal, Om Yus, Bu Yenti, Kak Hadi, Kiyai-Kiyai
10. Bapak Bambang Yustiawan, S.T. selaku Kepala Bidang Perencanaan dan
Pengendalian Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung yang telah
bersedia memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan
wawancara di Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung;
11. Bapak Iwan Mardiyanto, S.KOM. selaku Panitia Lelang Dinas Pekerjaan
Umum Kota Bandar Lampung yang telah bersedia meluangkan waktu pada
saat penulis melakukan penelitian ini;
12. Bapak Ir. Muhammad Amin Fanhar selaku Direktur CV.Revando Lubay
Konsultan yang telah bersedia meluangkan waktu pada saat penulis melakukan
penelitian ini;
13. Keluarga Bagian Hukum Administrasi Negara dan Keluarga Besar Fakultas
Hukum 2011 terima kasih telah menjadi bagian perjalanan hidupku;
14. Kedua Orang Tua penulis yang telah menjadi inspirasi terbesar penulis yaitu
Papa dan Mama yang telah menjadi Orang Tua yang Luar Biasa Terbaik dan
Terhebat di dunia. Terima Kasih selama ini telah mendidik dan
membesarkanku hingga saat ini dari kecil hingga dewasa, Doakan selalu
anakmu ini menjadi anak yang membanggakan dan bisa membuat Papa dan
Mama selalu bahagia dan tersenyum. Semoga Papa dan Mama selalu diberikan
kesehatan, panjang umur dan selalu dalam lindungan Allah SWT sampai nanti
melihat anak satu-satunya ini kerja, sukses, mendapatkan jodoh terbaik,
menikah, punya banyak anak jadi keluarga yang bahagia Amin dan Gelar
Sarjana Hukum Universitas Lampung ini aku persembahkan untuk Papa dan
15. Adikku Muhammad Boyke Ramdan (Alm) yang telah bahagia di sisi Allah
SWT, suatu hari nanti kita bisa bertemu dan berkumpul kembali bersama di
surganya Allah SWT;
16. Keluarga Besar Papa 9 bersaudara dari Sunda-Berghen, Kiki (Alm) dan Nenek
serta Uwak, Paman, Tante, Sepupu dan Keponakan juga Keluarga Besar Mama
9 bersaudara dari Lampung-Gunung Batin, Yayik, Nyaik Kandung (Almh) dan
Nyaik Tiri serta Uwak, Paman, Tante, Sepupu (Anwika, Tisya, Kiki) dan
Keponakan yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis;
17. Teman-Teman dan Sahabat Kampus (Diana, Ayu, Bella, Yolanda, Rani, Suzan,
Dhana, Hayyuni, Cindy, Lady, April dan Upe) serta (Tara, Chelsi, Ninis, Rae,
Nonie, Farah, Gevi, Nunik, Renni, Almira, Jojo, Jeje, Gesa, Mia, Keke, Okem,
Beni, Arie, Boncu dll) serta Teman-teman Team Seminar dan Team Kompre
serta semua Wisudawan dan Wisudawati Fakultas Hukum Universitas
Lampung Periode Bulan Juli Tahun 2015 dan semua Angkatan 2011 Fakultas
Hukum Universitas Lampung, Terima Kasih atas kebersamaannya selama ini;
18. Teman TK Pembina Curup-Bengkulu Angkatan 1997-1999,
Teman-Teman SDN 2 Centre Curup-Bengkulu Angkatan 1999-2002, Teman-Teman-Teman-Teman
SDN 2 Kemiling Permai Bandar Lampung Angkatan 2002-2005, Terima Kasih
atas kebersamaannya selama ini;
19. Sahabat SMP “Backbone” (Ditha, Putri, Dian, Vitri, Ani, Fira) serta
teman-teman 7C, 8C, 9F dan semua Angkatan 2005-2008 SMPN 8 Bandar Lampung,
Terima Kasih atas kebersamaannya selama ini;
20. Teman-Teman SMA (Ayu, Tara, Sendy, Iko, Riri, Mentari, Windry, Anggun
SMA YP UNILA Bandar Lampung, Terima Kasih atas kebersamaannya
selama ini;
21. Teman-Teman KKN UNILA Desa Srirahayu Kecamatan Banyumas Kabupaten
Pringsewu Periode 1 2014 (Kordes kak Okta, kak Mirzan, kak Riendi, kak
Novrico, Diana, Suzan, Lady, Rizqun, Indah, Hamdana), Terima Kasih atas
pengalaman 40 hari yang tak terlupakan bersama kalian;
22. Seluruh Tetangga Perumahan Negeri Sakti Persada, adik-adik (Rayhan, Fathan,
Fadil, Doni, Raffi, Rayyan, Dani, Dina, Vina, Atira, Syifa, Tifa, Jeremy, Tias,
Chelsi, Kesha, Hanafi dll), Terima Kasih selalu menemani Teteh dirumah
bercanda,bermain dan cerita bersama;
23. Serta semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
penulis mengucapkan Terima Kasih atas doa dan dukungannya dalam
menyelesaikan skripsi ini. Semoga ALLAH SWT membalas kebaikan kalian
semua Amin.
Akhir kata, penulis sadari bahwa berakhirnya masa studi ini adalah awal dan
perjuangan panjang untuk menjalani kehidupan yang sesungguhnya. Semoga
karya ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua Amin.
Bandar Lampung
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kota Bandar Lampung... 34
4.2 Gambaran Umum Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung... 35
4.3 Peran Dinas Pekerjaan Umum Dalam Menetapkan Konsultan Pengawas Sebagai Pemenang Lelang Pembangunan Gedung Perizinan Kota Bandar Lampung... 45
4.4 Prosedur Penetapan Konsultan Pengawas Sebagai Pemenang Lelang Pembangunan Gedung Perizinan Kota Bandar Lampung... 52
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan... 56
5.2 Saran... 57
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan didefinisikan sebagai suatu usaha atau rangkaian usaha
pertumbuhan dan perubahan yang berencana yang dilakukan secara sadar oleh
suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka
pembinaan bangsa (nation-building).1 Apabila definisi tersebut di atas dianalisa lebih lanjut akan terlihat beberapa ide pokok yang sangat penting diperhatikan
apabila seseorang berbicara tentang pembangunan. Pertama, bahwa pembangunan
merupakan suatu proses. Proses berarti suatu kegiatan yang terus-menerus
dilaksanakan, meskipun sudah barang tentu bahwa proses itu dapat dibagi menjadi
tahap-tahap tertentu yang berdiri sendiri (independent phase of a process). Penetapan itu dapat dibuat berdasarkan jangka waktu, biaya atau hasil tertentu
yang diharapkan akan diperoleh.
Kedua, bahwa pembangunan merupakan usaha yang secara sadar dilaksanakan.
Jika ada kegiatan yang kelihatannya nampak seperti pembangunan, akan tetapi
sebenarnya tidak dilaksanakan secara sadar dan timbul hanya secara insidentil di
masyarakat, tidaklah dapat digolongkan kepada katagori pembangunan.
1
2
Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan,
kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan,
berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia.
Sedangkan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan
tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan
didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah atau
daerah dalam jangka waktu tertentu.
Pembangunan Daerah merupakan suatu usaha yang sistematik dari berbagai
pelaku, baik umum, pemerintah, swasta, maupun kelompok masyarakat lainnya
pada tingkatan yang berbeda untuk menghadapi saling ketergantungan dan
keterkaitan aspek fisik, sosial ekonomi dan aspek lingkungan lainnya sehingga
peluang baru untuk meningkatkan kesejahtaraan masyarakat daerah dapat
ditangkap secara berkelanjutan. Hal ini dapat ditempuh dengan cara secara terus
menerus menganalisis kondisi dan pelaksanaan pembangunan daerah,
merumuskan tujuan dan kebijakan pembangunan daerah, menyusun konsep
straregi bagi pemecahan masalah (solusi) dan melaksanakannya dengan
menggunakan sumber daya yang tesedia.
Tujuan dilakukannya pembangunan daerah diantaranya yaitu mengurangi disparsi
atau ketimpangan pembangunan antara daerah dan sub daerah serta antara warga
masyarakat (pemerataan dan keadilan), memberdayakan masyarakat dan
3
meningkatkan pendapatan kesejahteraan masyarakat daerah dan mempertahankan
atau menjaga kelestarian sumber daya alam agar bermanfaat bagi generasi
sekarang dan generasi berkelanjutan.2
Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung menjelaskan bahwa Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil
pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau
seluruhnya berada di atas dan atau di dalam tanah dan atau air, yang berfungsi
sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat
tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun
kegiatan khusus.3
Bangunan gedung umum adalah bangunan gedung yang fungsinya untuk
kepentingan publik, baik berupa fungsi keagamaan, fungsi usaha, maupun fungsi
sosial dan budaya. Bangunan gedung tertentu adalah bangunan gedung yang
digunakan untuk kepentingan umum. Bangunan gedung khusus adalah bangunan
teknis sipil lainnya yang tidak termasuk bangunan gedung, gedung umum dan
gedung tertentu yang dalam pembangunan dan atau pemanfaatannya
membutuhkan pengelolaan khusus dan atau memiliki kompleksitas tertentu yang
dapat menimbulkan dampak penting terhadap masyarakat dan lingkungannya
seperti menara atau tower telekomunikasi, menara transmisi, tanki bahan bakar,
jembatan, billboard atau megatron dan instalasi pengolahan atau pemanfaatan
sumber daya alam. Bangunan Permanen adalah bangunan yang ditinjau dari segi
2
Randy R.Wrihatnolo dan Riant Nugroho Dwidjowijoto. Manajemen Pembangunan Indonesia.
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. 2006. Hlm.66 3
4
konstruksi dan umur bangunan dinyatakan lebih dari 15 Tahun. Bangunan Semi
Permanen adalah bangunan yang ditinjau dari segi konstruksi dan umur bangunan
dinyatakan antara 5 Tahun sampai dengan 15 Tahun. Bangunan Darurat atau
Sementara adalah bangunan yang ditinjau dari segi konstruksi dan umur bangunan
dinyatakan kurang dari 5 Tahun. Kapling atau Pekarangan adalah suatu
perpetakan tanah, yang menurut pertimbangan Pemerintah Daerah dapat
dipergunakan untuk tempat mendirikan bangunan.
Klasifikasi bangunan gedung adalah klasifikasi dari fungsi bangunan gedung
berdasarkan pemenuhan tingkat persyaratan administratif dan persyaratan
teknisnya. Mendirikan Bangunan adalah pekerjaan mengadakan bangunan
seluruhnya atau sebagian termasuk pekerjaan menggali, menimbun atau
meratakan tanah yang berhubungan dengan pekerjaan mengadakan bangunan
tersebut.
Penyelenggaraan bangunan gedung adalah kegiatan pembangunan yang meliputi
proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan
pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan gedung.4
Pada Perkembangannya di Kota Bandar Lampung sedang giat melaksanakan
pembangunan sebagai sarana dan prasarana yaitu salah satunya Gedung Perizinan
kota Bandar Lampung. Pembangunan Gedung Perizinan Satu Atap didahului
dengan kalimat yang disingkat PPSA akan digunakan sebagai pusat pelayanan
perizinan yang meliputi seluruh pelayanan perizinan di Kota Bandar Lampung.
Pelayanan tersebut mulai dari pelayanan perizinan kependudukan dan perizinan
4
5
yang selama ini dikelola Badan Penanaman Modal dan Perizinan didahului
dengan kalimat yang disingkat BPMP dan yang lainnya. Pembangunan Gedung
Perizinan dibangun sebagai upaya meningkatkan pelayanan publik sehingga
disatu pintu saja semua pelayanan perizinan bisa diselesaikan sehingga pelayanan
kepada publik diharapkan agar menjadi lebih cepat, tepat dan terukur waktu
maupun pembiayaannya. Selain gedung pusat perizinan yang tidak hanya
dipergunakan untuk keperluan Pemerintah Kota Bandar Lampung, gedung ini pun
dapat digunakan oleh pihak umum sebagai ruang serbaguna untuk acara
pernikahan, rapat, pertemuan atau acara lainnya yang bisa menggunakan ruangan
tersebut.5
Untuk melaksanakan pembangunan Gedung Perizinan Kota Bandar Lampung,
diadakan lelang tender yang diselenggarakan oleh Dinas Pekerjaan Umum kota
Bandar Lampung. Dinas Pekerjaan Umum menyelenggarakan sistem pelayanan
pengadaan barang dan jasa secara elektronik yang disebut sebagai Layanan
Pengadaan Secara Elektronik didahului dengan kalimat yang disingkat LPSE.
Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah unit kerja yang dibentuk di seluruh
Kementrian atau Lembaga atau Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Institusi
Lainnya untuk menyelenggarakan sistem pelayanan pengadaan barang atau jasa
secara elektronik serta memfasilitasi Unit Layanan Pengadaan didahului dengan
kalimat yang disingkat ULP atau Pejabat Pengadaan dalam melaksanakan
pengadaan barang atau jasa secara elektronik. ULP atau Pejabat Pengadaan pada
Kementrian atau Lembaga atau Perguruan Tinggi atau Badan Usaha Milik Negara
didahului dengan kalimat yang disingkat BUMN yang tidak membentuk LPSE
5
6
dapat menggunakan fasilitas LPSE yang terdekat dengan tempat kedudukannya
untuk melaksanakan pengadaan barang atau jasa secara elektronik. LPSE juga
melayani regristasi penyedia barang dan jasa yang berdomisili di wilayah kerja
LPSE yang bersangkutan.6
Dasar Hukum pembentukan LPSE adalah Peraturan Presiden pasal 111 Nomor 54
tahun 2010 tentang pengadaan barang atau jasa pemerintah yang diubah menjadi
Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang pengadaan barang atau jasa
pemerintah yang ketentuan teknis operasionalnya diatur oleh Kepala Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah didahului dengan kalimat yang
disingkat LKPP Nomor 2 Tahun 2010 tentang Layanan pengadaan Barang atau
Jasa secara elektronik. LPSE dalam menyelenggarakan sistem pelayanan
Pengadaan barang atau jasa secara elektronik juga wajib memenuhi persyaratan
sebagaimana yang ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Kewajiban melaksanakan lelang diatur dalam Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang atau Jasa Pemerintah. Pasal 1 menjelaskan bahwa pengadaan barang atau
jasa pemerintah adalah kegiatan pengadaan barang atau jasa yang dibiayai dengan
Anggaran Pendapatan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan Belanja Daerah,
baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia barang atau jasa.
Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah yang akan melaksanakan lelang proyek
dengan nilai dibawah Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) melalui
6
7
Penunjukkan Langsung selanjutnya proyek dengan nilai diatas Rp 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) melalui Lelang Tender atau Pelelangan Umum.7
Dalam pelaksanaan lelang diperlukan adanya Pejabat Lelang. Pejabat lelang diatur
dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 tentang
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Pasal 1 menjelaskan bahwa Pengguna
Anggaran didahului dengan kalimat yang disingkat PA adalah Pejabat pemegang
kewenangan penggunaan anggaran Kementrian atau Lembaga atau satuan kerja
Perangkat Daerah atau Pejabat yang disamakan pada institusi pengguna Anggaran
Pendapatan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan Belanja Daerah. Kedua
Kuasa Pengguna Anggaran didahului dengan kalimat yang disingkat KPA adalah
pejabat yang ditetapkan oleh PA Untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh
kepala daerah untuk menggunakan APBD. Ketiga Pejabat Pembuat Komitmen
didahului dengan kalimat yang disingkat PPK adalah pejabat yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan pengadaan barang atau jasa. Keempat Unit Layanan
Pengadaan didahului dengan kalimat yang disingkat ULP adalah unit organisasi
Kementrian atau Lembaga atau Pemerintah Daerah atau Intitusi yang berfungsi
melaksanakan Pengadaan Barang atau Jasa yang bersifat permanen, dapat berdiri
sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada. Kelima Pejabat Pengadaan adalah
personil yang ditunjuk untuk melaksanakan pengadaan langsung. Keenam Panitia
atau Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia atau pejabat yang ditetapkan
oleh PA atau KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan.
7
8
Sehingga dalam suatu pembangunan yang dilaksanakan melalui lelang
diperlukannya jasa Pejabat atau Panitia Lelang.8
Setelah proses lelang telah dilakukan, maka pelaksanaan proyek akan
menggunakan Jasa Konsultan dalam pelaksanaan proyek pembangunannya.
Dalam penggunaan Jasa Konsultan yang diatur dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. Pasal 1 menjelaskan
bahwa Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan
konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan layanan jasa
konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi.9
Peraturan Presiden Angka 2 Pasal 4 Huruf b Nomor 70 Tahun 2010 menjelaskan
bahwa Pekerjaan Kontruksi adalah pekerjaan yang berhubungan dengan
pelaksanaan kontruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya. Yang
dimaksud dengan pelaksanaan kontruksi bangunan, meliputi keseluruhan atau
sebagian rangkaian kegiatan pelaksanaan yang mencakup pekerjaan arsitektural,
sipil, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan, masing-masing beserta
kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan. Yang dimaksud dengan
pembuatan wujud fisik lainnya, meliputi keseluruhan atau sebagian rangkaian
kegiatan, pelaksanaan yang mencakup pekerjaan untuk mewujudkan selain
bangunan antara lain, namun tidak terbatas pada kontruksi bangunan kapal,
pesawat atau kendaraan tempur, pekerjaan yang berhubungan dengan persiapan
8
http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2012/70TAHUN2012PERPRES.pdf, Diakses Tanggal 10-03-2015 Pukul 13.30 WIB
9
9
lahan dan atau penataan lahan, perakitan atau instalasi komponen pabrikasi,
penghancuran (demolition) dan pembersihan (removal) dan reboisasi.10
Dalam meingkatkan kualitas Sumber Daya Manusia didahului dengan kalimat yang disingkat SDM yang handal dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta berdaya saing. Kota Bandar Lampung melalui Dinas Pekerjaan Umum kota Bandar Lampung berupaya mewujudkan penataan ruang sebagai acuan matra spasial dari pembangunan nasional dan daerah serta keterpaduan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan pemukiman berbasis penataan ruang dalam rangka pembangunan berkelanjutan.11
Untuk mewujudkan suatu pembangunan yang kokoh diperlukan tenaga kerja profesional serta berkualitas, melalui Dinas Pekerjaan Umum kota Bandar Lampung yang berperan menyelenggarakan sistem pelayanan pengadaan barang dan jasa secara elektronik yang disebut sebagai Layanan Pengadaan Secara Elektronik diwujudkanlah sistem yang dapat mempermudah para tenaga kerja untuk dapat lebih mudah mengakses proses pekerjaan tersebut. Peran Dinas Pekerjaan Umum kota Bandar Lampung selain menjadi pihak kedua setelah pihak pertama yaitu Pemerintah kota Bandar Lampung yang menyelenggarakan lelang melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik juga menetapkan pihak ketiga yang disebut sebagai pemenang lelang. Pelaksanaan Lelang melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik dilakukan melalui proses pendaftaran peserta, mengisi formulir pendaftaran, mendownload dokumen lelang, mengirim dokumen
10
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Penjelasan%20Perpres%2070%20Tahun%202012.pdf, Diakses Tanggal 08-02-2015 Pukul 20.10 WIB
11
10
penawaran, hingga dilakukan proses evaluasi oleh panitia pengadaan barang dan jasa setelah itu baru diumumkannya pemenang lelang.12
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti dan menulis dalam
bentuk skripsi dengan judul “ Peran Dinas Pekerjaan Umum Dalam Menetapkan Jasa Konsultan Pengawas Sebagai Pemenang Lelang Pembangunan Gedung Perizinan Kota Bandar Lampung ”
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan yang akan dibahas
dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimanakah peran Dinas Pekerjaan Umum dalam menetapkan konsultan
pengawas sebagai pemenang lelang pembangunan gedung perizinan Kota
Bandar Lampung?
2. Bagaimanakah prosedur penetapan konsultan pengawas sebagai pemenang
lelang dalam pembangunan gedung perizinan Kota Bandar Lampung?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan dan pokok pembahasan diatas, yang menjadi tujuan
dalam penelitian ini adalah:
12
11
1. Untuk mengetahui peran dinas pekerjaan umum dalam menetapkan
konsultan pengawas sebagai pemenang lelang pembangunan gedung
perizinan kota bandar lampung
2. Untuk mengetahui prosedur penetapan konsultan pengawas sebagai
pemenang lelang dalam pembangunan gedung perizinan kota bandar
lampung.
1.3.2 Kegunaan Penelitian
Secara garis besar kegunaan penelitian ini terdiri dari kegunaan teoritis dan secara
praktis yaitu:
1. Kegunaan teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menunjang pengembangan ilmu
pengetahuan dibidang Hukum Administrasi Negara dalam lingkup peran dinas
pekerjaan umum dalam menetapkan konsultan pengawas sebagai pemenang
lelang pembangunan gedung perizinan Kota Bandar Lampung yang dilakukan
oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung
2. Kegunaan praktis
Secara praktis, penulisan ini dituangkan berguna sebagai:
a. Latihan peningkatan pengetahuan dan pengembangan wawasan ilmu bagi
penulis
b. Bahan bacaan atau sumber informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan
c. Salah satu syarat akademik untuk menyelesaikan studi Strata Satu pada
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsultan Pengawas
Konsultan adalah seorang tenaga profesional yang menyediakan jasa
kepenasihatan (consultancy service) dalam bidang keahlian tertentu, misalnya akuntansi, pajak, lingkungan, biologi, hukum, dan lain-lain. Perbedaan antara
seorang konsultan dengan ahli biasa adalah sang konsultan bukan merupakan
pegawai perusahaan sang pengguna layanan (client), melainkan seseorang yang menjalankan usahanya sendiri atau bekerja di sebuah perusahaan kepenasihatan,
serta berurusan dengan berbagai pengguna layanan dalam satu waktu.
Konsultan pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek (owner) untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan. Konsultan pengawas dapat berupa
badan usaha atau perorangan. Perlu sumber daya manusia yang ahli dibidangnya
masing-masing seperti teknik sipil, arsitektur, mekanikal elektrikal, listrik dan
lain-lain sehingga sebuah bangunan dapat dibangun dengan baik dalam waktu
cepat dan efisien.
Konsultan pengawas dalam suatu proyek mempunyai tugas sebagai berikut:
13
2. Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan pelaksanaan
proyek.
3. Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dapat dilihat oleh
pemilik proyek.
4. Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik
proyek maupun kontraktor dalam proyek pelaksanaan pekerjaan.
5. Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan kontraktor
sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek.
6. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merek yang
diusulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan harapan pemilik proyek namun
tetap berpedoman dengan kontrak kerja konstruksi yang sudah dibuat
sebelumnya.
Konsultan pengawas juga memiliki wewenang sebagai berikut:
1. Memperingatkan atau menegur pihak pelaksana pekerjaan jika terjadi
penyimpangan terhadap kontrak kerja.
2. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksana proyek tidak tidak
memperhatikan peringatan yang diberikan.
3. Memberikan tanggapan atas usul pihak pelaksana proyek.
4. Konsultan pengawas berhak memeriksa gambar shop drawing pelaksana
proyek.
14
6. Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor agar sesuai
dengan kontrak kerja yang telah disepakati sebelumnya.
Konsultan pengawas biasa diadakan pada proyek bangunan dengan skala besar
seperti gedung bertingkat tinggi, bagian ini bisa merangkap dalam hal
management konstruksi didahului dengan kalimat yang disingkat MK namun
perbedaannya adalah MK mengelola jalanya proyek dari mulai
perencanaan,pelaksanaan sampai berakhirnya proyek sedangkan konsultan
pengawas hanya bertugas mengawasi jalanya pelaksanaan proyek saja. dalam
kondisi nyata dilapangan diperlukan kerjasama yang baik antara konsultan
pengawas dengan kontraktor agar bisa saling melengkapi dalam pelaksanaan
pembangunan sehingga tidak ada pihak yang dirugikan misalnya kontraktor
dibatasi oleh waktu dalam melaksanakan pekerjaan jadi akan sangat terpengaruh
dari proses aproval material atau shop drawing dari konsultan pengawas.13
2.2. Pengertian Lelang
Istilah “lelang” berasal dari bahasa latin “auctio” yang berarti peningkatan harga
secara bertahap. Lelang telah dikenal sejak 450 tahun sebelum masehi. Beberapa
jenis lelang yang populer pada saat itu antara lain; lelang karya seni, lelang
tembakau, kuda dan lain-lain. Di indonesia lelang secara resmi dikenal pada tahun
1908 dengan berlakunya vendu reglement (peraturan lelang). dalam sistem
perundang-undangan indonesia, lelang digolongkan sebagai suatu cara penjualan
khusus yang prosedurnya berbeda dengan jual beli pada umumnya.
13
15
Menurut Vincent Wee, lelang mencerminkan suatu bentuk demokrasi sistem
perdagangan (democracy is commerce), karena penjualan secara lelang memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk berpatisipasi. Menurut pasal I
Peraturan Lelang atau Vendu Reglement Pasal 1, diantaranya berbunyi sebagai berikut; “Menyatakan pelelangan dan penjualan umum kecuali yang dimaksud
dalam pasal 46 ayat 1 tidak dapt diadakan kecuali dihadapan dari Kepala Kantor Lelang (Pejabat lelang)”
Dalam Keputusan Mentri Keuangan RI No.304/KMK.01/2002 tentang petunjuk
pelaksanaan lelang bahwa, lelang adalah Penjualan barang yang terbuka untuk
umum baik secara langsung maupun melalui media elektronik dengan cara
penawaran harga secara lisan atau tertulis yang didahului dengan usaha
mengumpulkan peminat.
Lelang yang dilakukan terbuka untuk umum dengan penawaran harga secara
tertulis dan atau lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk mencapai
harga tertinggi yang didahului dengan pengumuman lelang. Dari pengertian lelang
tersebut di atas, terdapat beberapa unsur dalam lelang :
1. Penjualan barang kepada umum yang dilakukan di muka umum;
2. Di dahului dengan pengumuman lelang atau mengumpulkan peminat atau
peserta lelang;
3. Dilaksanakan oleh dan atau dihadapan Pejabat Lelang dan olehnya dibuatkan
Risalah Lelang;
4. Dilakukan dengan penawaran atau pembentukan harga yang khas dan bersifat
16
kelebihan atau keunggulan karena penjualan secara lelang bersifat Built In Control, Obyektif, Kompetitif, dan Otentik.
a. Built In Control, karena lelang harus dimumkan terlebih dahulu dan
dilaksanakan didepan umum. Berarti, pelaksanaan lelang dilakukan di
bawah pengawasan umum, bahkan semenjak lelang diumumkan apabila
ada pihak yang keberatan sudah dapat melakukan verzet. Hal ini dilakukan
supaya dapat menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan.
b. Objektif, karena lelang dilaksanakan secara terbuka dan tidak ada prioritas
di antara pembeli lelang atau pemohon lelang. Artinya, kepada mereka
diberikan hak dankewajiban yang sama.
c. Kompetitif, karena lelang pada dasarnya menciptakan suatu mekanisme
penawaran dengan persaingan yang bebas di antara para penawar tanpa
ada tekanan dari orang lain sehingga akan tercapai suatu harga yang wajar
dan memadai sesuai dengan yang dikehendaki pihak penjual.
d. Otentik, karena pelaksanaan lelang akan menghasilkan Risalah Lelang
yang merupakan akta otentik yang dapat digunakan oleh pihak penjual
sebagai bukti telah dilaksanakannya penjualan sesuai prosedur lelang,
sedangkan bagi pembeli sebagai bukti pembelian yang digunakan untuk
balik nama.14
2.3 Pelaksanaan Lelang Pembangunan
Pembangunan Gedung Perizinan kota Bandar Lampung dilaksanakan melalui
proses Lelang yang diselenggarakan oleh Layanan Pengadaan Secara Elektronik
didahului dengan kalimat yang disingkat LPSE atau yang disebut dengan. LPSE
14
17
adalah unit kerja yang dibentuk di seluruh Kementrian atau Lembaga atau Satuan
Kerja Perangkat Daerah atau Institusi Lainnya untuk menyelenggarakan sistem
pelayanan pengadaan barang atau jasa secara elektronik serta memfasilitasi Unit
Layanan Pengadaan didahului dengan kalimat yang disingkat ULP atau Pejabat
Pengadaan dalam melaksanakan pengadaan barang atau jasa secara elektronik.
ULP atau Pejabat Pengadaan pada Kementrian atau Lembaga atau Perguruan
Tinggi atau Badan Usaha Milik Negara didahului dengan kalimat yang disingkat
BUMN yang tidak membentuk LPSE dapat menggunakan fasilitas LPSE yang
terdekat dengan tempat kedudukannya untuk melaksanakan pengadaan barang
atau jasa secara elektronik. LPSE juga melayani regristasi penyedia barang dan
jasa yang berdomisili di wilayah kerja LPSE yang bersangkutan.
Pengadaan barang atau jasa secara elektronik akan meningkatkan transparasi dan
akuntabilitas, meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha yang sehat,
memperbaiki tingkat efisiensi proses pengadaan, mendukung proses monitoring
dan audit serta memenuhi kebutuhan akses informasi yang real time guna
mewujudkan clean and good government dalam pengadaan barang atau jasa pemerintah.
Dasar Hukum pembentukan LPSE adalah Peraturan Presiden pasal 111 Nomor 54
tahun 2010 tentang pengadaan barang atau jasa pemerintah yang diubah menjadi
Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang pengadaan barang atau jasa
pemerintah yang ketentuan teknis operasionalnya diatur oleh Kepala Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah didahului dengan kalimat yang
18
Jasa secara elektronik. LPSE dalam menyelenggarakan sistem pelayanan
Pengadaan barang atau jasa secara elektronik juga wajib memenuhi persyaratan
sebagaimana yang ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Layanan yang tersedia dalam Sistem Pengadaan Secara Elektronik saat ini adalah
e-tendering yang ketentuan teknis operasionalnya diatur dengan Peraturan Kepala LKPP Nomor 1 Tahun 2011 tentang Tata Cara E-Tendering. Selain itu LKPP juga menyediakan fasilitas Katalog Elektronik (e-Catalogue) yang merupakan sistem informasi elektronik yang memuat daftar, jenis, spesifikasi teknis dan harga
barang tertentu dari berbagai penyedia barang atau jasa pemerintah,proses audit
secara online (e-Audit) dan tata cara pembelian barang atau jasa melalui katalog elektronik (e-Purchasing)15.
Proses pelelangan melalui website LPSE bagi penyedia barang dan jasa dilakukan
beberapa tahap sebagai berikut :
1. Penyedia barang dan jasa mendaftar untuk mendapatkan ID dan Password
melalui internet
2. Penyedia barang atau jasa menerima balasan e-mail dari LPSE kota
Bandar Lampung dan mendownload pendaftaran
3. Penyedia barang atau jasa datang ke sekretariat untuk melakukan
verivikasi form pendaftaran dan membawa dokumen perusahaan yang
disyaratkan
15
19
4. Verivikator melakukan verifikasi terhadap form pendaftaran penyedia
barang atau jasa da dokumen perusahaan
5. ID dan Password diterima penyedia barang atau jasa jika semua isian
pendaftaran melalui internet sesuai dengan dokumen perusahaan yang
dibawa saat verifikasi
6. Penyedia barang atau jasa melihat dan mencari paket yang ditayangkan
pada website LPSE Bandar Lampung
7. Penyedia baang atau jasa mendaftar untuk mengikuti proses lelang pada
website LPSE kota Bandar Lampung
8. Penyedia barang atau jasa mendownlad dokumen lelang pada website
LPSE kota Bandar Lampung
9. Penyedia barang atau jasa dan panitia pengadaan melakukan aanwijizing
melalui website LPSE kota Bandar Lampung
10. Penyedia barang atau jasa mengirim dokumen penawaran pada website
LPSE kota Bandar Lampung
11. Panitia pengadaan melakukan evaluasi penawaran penyedia barang atau
jasa
12. Panitia pengadaan melakukan verifikasi kebenaran data penyedia barang
atau jasa
13. Panitia pengadaan mengumumkan hasil evaluasi pada website LPSE kota
Bandar Lampung yang telah disetujui oleh Kuasa Pengguna Anggaran
didahului dengan kalimat yang disingkat KPA
14. Penyedia barang atau jasa melihat pengumuman pelelangan di website
20
15. Masa sanggah proses sanggahan pertama dilakukan melalui website LPSE
kota Bandar Lampung16
2.4 Proses Lelang
Proses Lelang atau Pengadaan Jasa Pelaksana Kontruksi oleh Dinas Pekerjaan
Umum kota Bandar Lampung tahun 2014 memberitahukan prosedur pelaksanaan
lelang sebagai berikut:
1. Proses Lelang dilaksanakan dengan cara elektronik (Full E-Proc)
2. Peserta wajib memperhatikan jadwal setiap paket pekerjaan khususnya
tanggal dan batas akhir download dokumen lelang atau pengadaan dan
upload dokumen penawaran (jadwal lelang paket satu dengan paket lainnya bisa jadi berbeda
3. Selama proses lelang peserta wajib selalu memperhatikan surat masuk
(inbox) dari surat elektronik (e-mail) perusahaan peserta (informasi tambahan dari Sistem Pengadaan Secara Elektronik didahului dengan
kalimat yang disingkat SPSE atau Kelompok Kerja didahului dengan
kalimat yang disingkat Pokja ULP disampaikan melalui e-mail yng tercatat pada SPSE atau dokumen klualifikasi perusahaan
4. Surat Penawaran, Dukungan Bank dan Jaminan Penawaran ditujukan
kepada : Pokja Pengadaan Jasa Pelaksana Kontruksi pada Satuan-Satuan
Kerja Bidang Perekonomian dan Pembangunan
16
21
5. Jaminan Penawaran dan dukungan Bank disampaikan dalam bentuk
softcopy hasil pemidaian (scan) yang dimasukkan dalam dokumen penawaran
6. Jaminan Penawaran dukungan Bank asli disampaikan kepada Pokja ULP
pada saat pembuktian kualifikasi
7. Jaminan Penawaran minimal sebesar 2% (dua perseratus) dari nilai HPS
8. Jaminan Penawaran tidak diperlukan untuk paket pekerjaan yang memiliki
nilai HPS paling tinggi Rp. 2,5 Milyar (dua milyar lima ratus jut rupiah)
9. Jaminan Penawaran bersifat tanpa syarat (unconditional) diterbitkan oleh perusahaan asuransi atau bank umum
10. Masa berlaku penawaran selama 60 (enam puluh) hari kalender sejak
pembukaan penawaran
11. Masa berlaku jaminan penawaran selama 60 (enam puluh) hari kalender
sejak pembukaan penawaran
12. Dukungan Bank minimal sebesar 10% (sepuluh persen) dari nilai Harga
Perkiraan Sendiri didahului dengan kalimat yang disingkat HPS
13. Dukungan Bank wajib untuk semua paket pekerjaan pelaksana kontruksi
14. Persyaratan Peralatan dan Personil minimal dapat dilihat pada Lembar
Data Kualifikasi didahului dengan kalimat yang disingkat (LDK) dokumen
lelang atau pengadaan Bab V angka 4, 5 dan 717
17
22
2.5 Pemenang Lelang
Pemenang Lelang adalah peserta lelang yang menyetujui harga tertinggi yang
ditawarkan oleh pemandu lelang (asflager). Pada lelang tertulis, peserta lelang mengajukan penawaran harga barang yang dilelang pada amplop tertutup yang
nantinya akan dibacakan oleh panitia lelang.18
Pemenang lelang dilakukan dalam beberapa proses sebagai berikut:
1. Pengumuman dan Pendaftaran Peserta
Panitia atau pejabat pengadaan harus mengumumkan secara luas tentang adanya
pelelangan umum dengan pasca kualifikasi atau adanya prakualifikasi dalam
rangka pelelangan umum untuk pengadaan yang kompleks, melalui media cetak,
papan pengumuman resmi untuk penerangan umum serta bila memungkinkan
melalui media elektronik.19
Isi pengumuman memuat sekurang-kurangnya :
a. nama dan alamat pengguna barang atau jasa yang akan mengadakan
pelelangan umum;
b. uraian singkat mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan atau barang yang
akan dibeli;
c. perkiraan nilai pekerjaan;
d. syarat-syarat peserta lelang umum;
e. tempat, tanggal, hari, dan waktu untuk mengambil dokumen pengadaan
18
Sherly A. Suherman. Tips Jitu Menang Tender. Yogyakarta: Media Pressindo. 2010. Hlm. 36
19
23
2. Agar pengumuman secara luas pada butir (1) tersebut dapat mencapai sasaran
secara luas, efisien, dan tepat sesuai dengan jangkauan masyarakat pengusaha
yang dituju, maka pengumuman diatur sebagai berikut :
a. Pengumuman pelelangan atau prakualifikasi yang ditujukan kepada usaha
kecil termasuk koperasi kecil, menggunakan surat kabar dan siaran radio
pemerintah daerah atau swasta yang mempunyai jangkauan pembaca dan
pendengar sekurang-kurangnya di seluruh kabupaten atau kota yang
bersangkutan, serta memasang pengumuman pada papan pengumuman resmi
untuk penerangan umum yang letaknya strategis di ibukota kabupaten atau
kota yang bersangkutan dan papan pengumuman pengguna barang atau jasa.
Dalam hal di kabupaten atau kota yang bersangkutan tidak memiliki surat
kabar harus dipergunakan surat kabar terbitan ibu kota propinsi yang
bersangkutan; 20
b. Pengumuman pelelangan atau prakualifikasi yang ditujukan kepada
perusahaan atau koperasi bukan usaha kecil dengan menggunakan surat kabar
yang mempunyai jangkauan propinsi dan nasional.
c. Serta memasang pengumuman pada papan pengumuman resmi untuk
penerangan umum yang letaknya strategis di ibukota kabupaten atau kota yang
bersangkutan dan papan pengumuman pengguna barang atau jasa serta
mengupayakan menggunakan media elektronik atau internet.
d. Calon peserta lelang dari propinsi atau kabupaten atau kota lain tidak boleh
dihalangi atau dilarang untuk mengikuti proses lelang di propinsi atau
kabupaten atau kota lokasi pelelangan;
20http://www.ekon.go.id/lain/view/pengumuman-prakualifikasi.660.html, Diakses Tanggal
24
e. Dalam hal pelelangan umum dengan pascakualifikasi, apabila penyedia barang
atau jasa yang memasukan dokumen penawaran kurang dari 3 (tiga) maka
dilakukan pengumuman ulang;
f. Dalam hal pelelangan umum dengan prakualifikasi, apabila penyedia barang
atau jasa yang lulus prakualifikasi kurang dari 3 (tiga), maka dilakukan
pengumuman prakualifikasi ulang. Penyedia barang atau jasa yang telah lulus
prakualifikasi tidak perlu diprakualifikasi ulang;
g. Apabila terbukti terjadi kecurangan dalam pengumuman lelang, maka kepada :
1. panitia atau pejabat pengadaan dikenakan sanksi administrasi, ganti rugi
dan atau pidana sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
2. penyedia barang atau jasa yang terlibat dikenakan sanksi tidak boleh
mengikuti pengadaan barang atau jasa pemerintah selama 2 (dua) tahun,
dan sanksi pidana sesuai ketentuan peraturan perundang 21
h. Pasca Kualifikasi dan Prakualifikasi
i. Penyusunan Daftar Peserta Lelang, Penyampaian Undangan dan
Pengambilan Dokumen Pemilihan Penyedia Barang atau Jasa
j. Penjelasan Lelang
k. Penyampaian dan Pembukaan Dokumen Penawaran
l. Evaluasi Penawaran
m. Pembuktian Kualifikasi
n. Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan
o. Penetapan Pemenang Lelang
21
25
3. Panitia atau pejabat pengadaan menetapkan calon pemenang lelang yang
menguntungkan bagi negara dalam arti :
a. Penawaran memenuhi syarat administratif dan teknis yang ditentukan dalam
dokumen pemilihan penyedia barang atau jasa;
b. Perhitungan harga yang ditawarkan adalah terendah yang responsif;
c. Telah memperhatikan penggunaan semaksimal mungkin hasil produksi
dalam negeri;
d. Penawaran tersebut adalah terendah di antara penawaran yang memenuhi
syarat sebagaimana dimaksud dalam butir 1) huruf a) sampai dengan huruf c).
4. Calon pemenang lelang harus sudah ditetapkan oleh panitia atau pejabat
pengadaan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah pembukaan penawaran
dalam sistem satu sampul, atau atau 7 (tujuh) hari kerja setelah pembukaan
sampul II pada sistem dua sampul atau dua tahap.
5. Dalam hal terdapat 2 (dua) calon pemenang lelang mengajukan harga
penawaran yang sama, maka panitia atau pejabat pengadaan meneliti kembali data
kualifikasi peserta yang bersangkutan, dan memilih peserta yang menurut
pertimbangannya mempunyai kemampuan yang lebih besar, dan hal ini dicatat
dalam berita acara.22
6. Panitia atau pejabat pengadaan membuat dan menyampaikan laporan kepada
pengguna barang atau jasa atau kepada pejabat yang berwenang mengambil
keputusan untuk menetapkan pemenang lelang, melalui pengguna barang atau
22
Muhammad AB Irfan. Menyehatan Sistem Pengadaan Barang dan Jasa.
26
jasa. Laporan tersebut disertai usulan calon pemenang dan penjelasan atau
keterangan lain yang dianggap perlu sebagai bahan pertimbangan untuk
mengambil keputusan.
7. Usulan penetapan pemenang lelang disusun sesuai dengan urutannya dan harus
memuat :23
a. Nama dan alamat penyedia barang atau jasa;
b. Harga penawaran setelah dikoreksi aritmatik;
c. Nomor Pokok Wajib Pajak didahului dengan kalimat yang disingkat (NPWP).
8. Pemenang lelang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan
berdasarkan usulan panitia atau pejabat pengadaan melalui pengguna barang atau
jasa. Pejabat yang berwenang segera menetapkan pemenang lelang dan
mengeluarkan surat penetapan penyedia barang atau jasa, serta menyampaikannya
kepada panitia atau pejabat pengadaan selambat-lambatnya:
a. Lima hari kerja untuk penetapan oleh pengguna barang atau jasa;
b. Empat belas hari kerja untuk penetapan oleh Menteri atau PanglimaTNI atau
Kapolri atau KepalaPND atau Gubernur atau Bupati atau Walikota atau
Dewan atau Gubernur BI atau Pimpinan BHMN atau Direktur Utama BUMN
atau BUMD.
Ketentuan butir a) dan butir b) terhitung sejak surat usulan penetapan pemenang
lelang tersebut diterima oleh pejabat yang berwenang menetapkan pemenang
lelang.
23
27
9. Data pendukung yang diperlukan untuk menetapkan pemenang lelang adalah :
a. Dokumen pemilihan penyedia barang atau jasa beserta adendum (bila ada);
b. Berita acara pembukaan penawaran didahului dengan kalimat yang disingkat
(BAPP);
c. Berita acara hasil pelelangan didahului dengan kalimat yang disingkat
(BAHP);
d. Ringkasan proses pelelangan dan hasil pelelangan;
e. Dokumen penawaran dari calon pemenang pelelangan dan cadangan calon
pemenang yang telah diparaf panitia atau pejabat pengadaan dan 2 (dua) wakil
peserta lelang;
f. Apabila terjadi keterlambatan dalam menetapkan pemenang lelang dan
mengakibatkan penawaran atau jaminan penawaran habis masa berlakunya,
maka dilakukan konfirmasi kepada seluruh peserta lelang untuk
memperpanjang surat penawaran dan jaminan penawaran. Calon pemenang
lelang dapat mengundurkan diri tanpa dikenakan sanksi.
g. Pengumuman Pemenang Lelang. Pemenang lelang diumumkan dan
diberitahukan oleh panitia atau pejabat pengadaan kepada para peserta
selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya surat penetapan
penyedia barang atau jasa dari pejabat yang berwenang.24
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Masalah
Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode,
sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari suatu atau
beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 25Jenis penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua macam pendekatan, yaitu
pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris:
1. Pendekatan Yuridis Normatif
Pendekatan yuridis normatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara
mempelajari bahan-bahan pustaka yang berupa literature dan
perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas, dalam hal
ini adalah yang berkaitan dengan peran dinas pekerjaan umum dalam
menetapkan konsultan pengawas sebagai pemenang lelang pembangunan
gedung perizinan kota Bandar Lampung
25
29
2. Pendekatan Yuridis Empiris
Pendekatan yuridis empiris yaitu pendekatan yang dilakukan dengan cara
menggali informasi dan melakukan penelitian dilapangan guna mengetahui
secara lebih jauh mengenai permasalahan yang dibahas. Dalam hal ini penulis
melakukan wawancara dengan Dinas Pekerjaan Umum kota Bandar Lampung
sebagai lembaga yang berwenang melakukan pengadaan barang dan jasa
secara elektronik. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang
akurat serta Informan tersebut adalah Kepala Dinas Pekerjaan Umum kota
Bandar Lampung, Panitia Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa kota
Bandar Lampung dan Konsultan Pengawas Gedung Perizinan kota Bandar
Lampung.
3.2. Sumber dan Jenis Data
Jenis data dapat dilihat dari sumbernya, dapat dibedakan antara data yang
diperoleh langsung dari masyarakat dan data yang diperoleh dari bahan pustaka.26
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa:
1. Data primer adalah data yang diperoleh secara lisan dari pihak-pihak yang
terkait dalam penelitian ini melalui wawancara. Pengumpulan data primer
dilakukan dengan menggunakan tekhnik wawancara kepada informan
yang telah ditentukan serta menggunakan daftar pertanyaan yang telah
dipersiapkan dan akan dikembalikan pada saat wawancara berlangsung.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan mempelajari peraturan
perundang-undangan, buku-buku hukum, dan dokumen yang berhubungan
26
30
dengan permasalahan yang dibahas. Data sekunder yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari:
a. Bahan Hukum Primer
Bahan-bahan hukum yang mempunyai kekuatan hukum mengikat
seperti peraturan perundang-undangan dan peraturan-peraturan
lainnya27
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999
tentang Jasa Konstruksi
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik.
4. Keputusan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 80
Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang
atau Jasa Pemerintah
5. Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan
Barang atau Jasa
6. Peraturan Kepala LKPP Nomor 2 Tahun 2010 tentang Layanan
pengadaan Barang atau Jasa Secara Elektronik
7. Peraturan Kepala LKPP Nomor 1 Tahun 2011 tentang Tata
Cara E-Tendering
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan-bahan yang erat kaitannya dengan bahan hukum primer, yang
dapat memberikan penjelasan terhadap bahan-bahan hukum primer.
27
31
Terdiri dari buku-buku, literature dan hasil penelitian yang berkaitan
dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.
c. Bahan Hukum Tersier
Bahan-bahan penunjang lain yang ada relevansinya dengan pokok
permasalahan, memberikan informasi, petunjuk dan penjelasan
terhadap bahan hukum primer dan sekunder. Bukan merupakan bahan
hukum, secara signifikan dapat dijadikan bahan analisa terhadap
penerapan kebijakan hukum dilapangan, seperti Kamus Besar Bahasa
Indonesia, ensklopedia, bulletin, majalah, artikel-artikel di internet
dan bahan-bahan lainnya yang sifatnya seperti karya ilmiah berkaitan
dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini.
3.3. Prosedur Pengumpulan Data dan Pengolahan Data
3.3.1 Prosedur Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang benar dan akurat dalam penelitian ini ditempuh
prosedur sebagai berikut:
a. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah mengumpulkan data yang dilakukan dengan
cara membaca, mengutip, mencatat dan memahami berbagai literature
yang ada hubungannya dengan materi penelitian, berupa buku-buku,
peraturan perundang-undangan, majalah-majalah serta dokumen lain
32
b. Studi Lapangan
Studi lapangan adalah mengumpulkan data dengan mengadakan
penelitian langsung pada tempat atau objek penelitian yang dilakukan
dengan wawancara kepada para informan yang sudah ditentukan.
3.3.2 Pengolahan Data
Data yang terkumpul, diolah melalui pengolahan data dengan tahap-tahap sebagai
berikut:
a. Identifikasi
Identifikasi data yaitu mencari dan menetapkan data yang
berhubungan dengan peran dinas pekerjaan umum dalam menetapkan
konsultan pengawas sebagai pemenang lelang pembangunan gedung
perizinan kota Bandar Lampung.
b. Editing
Editing yang meneliti kembali data yang diperoleh dari keterangan
para responden maupun dari kepustakaan, hal ini perlu untuk
mengetahui apakah data tersebut sudah cukup dan dapat dilakukan
untuk proses selanjutnya. Semua data yang diperoleh kemudian
disesuaikan dengan permasalahan yang ada dalam penulisan ini,
editing dilakukan pada data yang sudah terkumpul diseleksi dan
33
c. Klasifikasi Data
Klasifikasi data yaitu menyusun data yang diperoleh menurut
kelompok yang telah ditentukan secara sistematis sehingga data
tersebut siap untuk dianalisis.
d. Penyusunan Data
Sistematisasi data yaitu penyusunan data secara teratur sehingga
dalam data tersebut dapat dianalisa menurut susunan yang benar
dan tepat.
3.4 Analisis Data
Data hasil pengolahan tersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu
menguraikan data secara bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur, logis dan
efektif sehingga memudahkan interpretasi data dan pemahaman hasil analisis
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis tentang Peran Dinas
Pekerjaan Umum Dalam Menetapkan Konsultan Pengawas Sebagai Pemenang
Lelang Gedung Perizinan Kota Bandar Lampung dapat disimpulkan bahwa:
1. Peran Dinas Pekerjaan Umum Dalam Menetapkan Konsultan Pengawas
Sebagai Pemenang Lelang Gedung Perizinan Kota Bandar Lampung selain
memiliki tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dibidang
pekerjaan umum juga memiliki peran dalam suatu perencanaan pembangunan.
Dalam suatu perencanaan pembangunan dapat dilaksanakan melalui lelang atau
tender melalui layanan pengadaan secara elektronik disingkat (LPSE)
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan
Barang atau Jasa Pemerintah. Dinas Pekerjaan Umum berperan sebagai pihak
kedua sebagai penyelenggara lelang melalui LPSE setelah pihak pertama yaitu
Pemerintah Kota Bandar Lampung yang berperan sebagai penyedia dana untuk
penyelenggaraan lelang melalui LPSE. Dinas Pekerjaaan Umum kota Bandar
Lampung selain menjadi penyelenggara lelang melalui LPSE juga
57
Panitia Lelang yang didalamnya terdapat beberapa orang yang memiliki tugas
atau peran dalam terselenggaranya LPSE dari pendaftaran hingga terdapatlah
Pemenang Lelang.
2. Prosedur Penetapan Konsultan Pengawas Sebagai Pemenang Lelang
Pembangunan Gedung Perizinan Kota Bandar Lampung dimulai dengan LPSE
Kota Bandar Lampung menawarkan Lelang atau Tender selanjutnya
pengumuman lelang atau tender diunggah di media elektronik yaitu LPSE
kemudian Badan Usaha atau Perusahaan mendaftar melalui online dengan cara terlebih dahulu harus mempunyai id dan password kemudian semua Badan Usaha atau Perusahaan yang mendaftar diseleksi oleh Panitia Lelang dan
terpilihlah satu Badan Usaha atau Perusahaan dengan penawaran terendah yang
menjadi Pemenang Lelang.
5.2 Saran
1. Sebaiknya Peran Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung selain
menyediakan Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan juga dapat turun
langsung untuk mengawasi jalannya lelang atau tender yang diselenggarakan
oleh LPSE sehingga lelang atau tender yang diselenggarakan dapat berjalan
dengan baik
2. Sebaiknya Prosedur Penetapan Konsultan Pengawas Sebagai Pemenang Lelang
Pembangunan Gedung Perizinan Kota Bandar Lampung dapat lebih
ditingkatkan lagi prosesnya dengan jelas oleh semua peserta lelang agar tidak
dapat terjadinya unsur kecurigaan atau kecurangan dalam penetapan
DAFTAR PUSTAKA
Dipohusodo, Istimawan. 1996. Manajemen Proyek dan Kontruksi. Yogyakarta: Kanisius
Malik, Alfian. 2010. Pengantar Bisnis Jasa Pelaksana Kontruksi. Yogyakarta: Andi Offset
Marzuki, Peter Mahmud. 2010. Penelitian Hukum.Jakarta: Kencana
Muhammad, Abdulkadir. 2002. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung : Citra Aditya Bakti
R.Wrihatnolo, Randy dan Riant Nugroho Dwidjowijoto. 2006. Manajemen Pembangunan Indonesia. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Siagian, Sondang P. 1990. Administrasi Pembangunan. Jakarta: CV Haji
Masaagung
Soekanto, Soerjono. 1983. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Rineka Cipta
Suherman, Sherly A. 2010. Tips Jitu Menang Tender. Yogyakarta: Media Pressindo
Sutedi, Adrian. 2010. Aspek Hukum Pengadaan Barang dan Jasa. Jakarta: Sinar Grafika
Bapekin. Pengadaan Barang dan Jasa Tahun 2004. 2004. Buletin No. 14 2004 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang atau Jasa
Peraturan Kepala LKPP Nomor 2 Tahun 2010 tentang Layanan pengadaan Barang atau Jasa Secara Elektronik
Peraturan Kepala LKPP Nomor 1 Tahun 2011 tentang Tata Cara E-Tendering
https://www.pu.go.id/uploads/services/2011-11-29-12-34-59.pdf, Diakses Tanggal 08-02-2015 Pukul 20.50 WIB
http://rudiniaciel.blogspot.com/2012/05/pengertian-bangunan-gedung.html, Diakses tanggal 14-01-2015 Pukul 12.35 WIB
http://www.beritasatu.com/nusantara/216476-gedung-ppsa-bandarlampung ditargetkan-selesai-2015.html, Diakses Tanggal 10-03-2015 Pukul 13.30 WIB
http://file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Penjelasan%20Perpres%2070%20Tahun %20202.pdf, Diakses Tanggal 08-02-2015 Pukul 20.10 WIB
http://lpse.bandarlampungkota.go.id/eproc/tentangkami, Diakses Tanggal 08-02 2015 Pukul 20.20 WIB
http://www.anggaran.depkeu.go.id/peraturan/Keppres%2080%20-%202003%20 %20PBJ.pdf, Diakses Tanggal 10-03-2015 Pukul 13.30 WIB
http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2012/70TAHUN2012PERPRES.pdf, Diakses Tanggal 10-03-2015 Pukul 13.30 WIB
https://pu.go.id/uploads/services/infopublik20121010154922.pdf, Diakses Tanggal 10-03-2015 Pukul 13.30 WIB
http://www.pu.go.id/content/show/13, Diakses Tanggal 08-02-2015 Pukul 20.25 WIB
http://dilihatya.com/2346/pengertian-jasa-menurut-para-ahli, Diakses Tanggal 13 02-2015 Pukul 15.05 WIB
http://www.anneahira.com/lelang.htm, Diakses Tanggal 14-01-2015 Pukul 18.45WIB
http://lpse.bandarlampungkota.go.id/eproc/, Diakses Tanggal 14-01-2015 Pukul 19.00 WIB
http://rekananlpse.blogspot.com/2013/01/tahapan-proses-lelang-lpse nasional.html, Diakses Tanggal 14-01-2015 Pukul 19.35 WIB
lelang.html, Diakses Tanggal 14-02-2015 Pukul 19.40 WIB
http://www.ekon.go.id/lain/view/pengumuman-prakualifikasi.660.html, Diakses Tanggal 14-01-2015 Pukul 19.55 WIB
Muhammad AB Irfan. Menyehatan Sistem Pengadaan Barang dan Jasa.
http://www.Fajaronline.com. Diakses Tanggal 08 Oktober 2014 Pukul 20.00 WIB
Mahfud. Proses Pemerintah Harus Melalui Tender.