• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY TERHADAP PERILAKU KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA SMP MUHAMMADIYAH 8 BATU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY TERHADAP PERILAKU KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA SMP MUHAMMADIYAH 8 BATU"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA

SELF EFFICACY

TERHADAP

PERILAKU KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

SMP MUHAMMADIYAH 8 BATU

SKRIPSI

Oleh :

AZIZ ALFATAH ISKANDAR

NIM. 201010420311180

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

i

HUBUNGAN ANTARA

SELF EFFICACY

TERHADAP

PERILAKU KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

SMP MUHAMMADIYAH 8 BATU

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S. Kep)

Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

AZIZ ALFATAH ISKANDAR

NIM. 201010420311180

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(3)
(4)
(5)

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : AZIZ ALFATAH ISKANDAR

NIM : 201010420311180

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi : Hubungan antara self efficacy terhadap perilaku kesehatan reproduksi

remaja SMP Muhammadiyah 8 Batu

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar

hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang

lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 19 Juli 2014

Yang Membuat Pernyataan

(6)

v

MOTTO

DALAM HAL SEACAK APAPUN, PASTI ADA

SUATU RENCANA, DAN SAYA SENANG JIKA

RENCANA ITU BERJALAN LANCAR

(7)

vi

LEMBAR PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim

Dengan Rahmat Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Dengan ini saya persembahkan skripsi ini untuk

1. Bapak dan mama yang selalu mendoakan dan selalu memberikan dukungan, maaf untuk saat ini saya sebagai anak belum bisa membuat orang tua bangga dan bahagia, namun saya akan berusaha untuk mencapainya dan melampaui apa yang telah bapak dan mama raih.

2. Nur dan Nisa kedua adikku yang aku sayang, terima kasih atas dukungannya. Buat Nur segera nyusul, semangat buat kuliahnya dan Nisa kamu yang paling berprestasi diantara kita bertiga, tetap dipertahankan. Semoga kita bertiga dapat membuat mama dan bapak bangga dan bahagia.

3. Ibu Nurul Aini, S.Kep., Ns., M.Kep terima kasih atas kesempatan dan kepercaannya kepada saya untuk melakukan penelitian dalam pengabdian yang Ibu lakukan. Maaf apabila selama bimbingan ada sikap dan tingkah laku yang salah.

4. Moh. Fu’ad Mas’ud alias Untu alias Gigong alias Sueb alias Gitong, nama julukan yang lain tidak cukup,,hahahhah. Kamu salah satu teman terbaik yang aku kenal, yang selalu ada jika tidak dibutuhkan dan tidak ada jika dibutuhkan,hahha..yang menemani studi pendahuluan sampe penelitian. Bahkan menemani hal yg g penting juga. Segera nyusul dan semangat buat skripsinya.,, nasihat buat kamu tidak selamanya semua hal kamu hadapi itu dengan lelucon, ada saatnya kamu harus serius agar tidak dianggap rendah oleh orang lain!!!!

5. Anak kelas A : Tihar terima kasih atas saran dan bantuannya. Maya terima kasih atas bantuanya selama ini dalam perkuliahan ma skripsi dan dowek terima kasih dah jadi teman sharing2 skripsi,,langgeng2 aj yach,,Dewi terima kasih selama ini selalu membatu Aziz dalam ngerjain kuliah ma skripsi, saran2nya sangat membantu dan Al,,terima kasih mw ngajarin Aziz sampe paham,,semoga kalian berdua menjadi keluarga sakinah, mawadah, warohmah. Angga teman yg berjuang bareng sampe lembur jam 2 pagi di hotspot kampus lain hahah (Trio A mengejar Wisuda), makasih yach,,mw menjadi teman sharing skripsi dan hal2 yg lain. Chiko dan Yhumei orang yg selalu ketemu di perpus waktu Aziz masih tersesat nyari2 judul hahaha,,makasih atas motivasi dan sarannya. Tari, Fia, Rika, Dian, Desi, Meylanda teman2 bimbingan Bu Nurul, karena kalian Aziz dgn Sabar menunggu dari pagi sampe sore untuk konsul, akhirnya masa2 sulit terlewati,,hahahha.

6. Anak Kelas B : Nika teman pesmaba dan teman bimbingan makasih atas saran2nya dan Bude Mely teman KKN dan teman bimbingan makasih atas dukungannya,,cepat2 MOVE ON hahaha,,

(8)

vii

dukungannya selama ini semoga kita bisa GO INTERNATIONAL seperti yang kita harapkan.

8. Anak kelas D : teman-teman kelas D walaupun kita g kompak seperti kelas lain, namun kalian teman2 yg memiliki humor diatas rata2,,tiap ketemu pasti saja ketawa. Dika (caisar), Alfan (pa’de), Agus (wedhus), Shandy(boyo), Bahry (PB) terima kasih telah membuat hari2 aziz penuh dengan tawa. Buat LS (LEMBAGA

SURVEY) Priya (cak) dan Niken terima kasih atas saran2 dan

motivasinya,,langgeng yach,,,Rizky (gembul) terima kasih atas motivasinya, Eka terima kasih telah memberikan aku pengalaman yang tidak akan aku lupakan maaf bila selama ini ada salah,,langgeng2 aj yach ,,hahha, Fu’ad baca aja teks no 4 lagi segera dpt jodoh aj dah,,hahahha. Gaguk dan Ilmi terima kasih atas saran dan bantuannya semoga menjadi keluarga sakinah, mawadah warohmah. Devi yang sudah lulus duluan, nikah duluan, kerja duluan,,benar2 termotivasi untuk segera nyusul,,terima kasih atas saran2 dan bantuannya. Kinanti, Gupita, Ardean, Yusfik (Partai Kenyeh Mentari) terima kasih atas bantuannya. Anesia semangat buat skripsinya jgn lupa undang aku!,hahah. Bibah dan Nining terima kasih selama ini sangat membatu ketika saham Aziz lagi anjlok, kalian yang membuat stabil,,haahha,,terima kasih Tatik atas bantuannya. Ida kamu yang selalu semangat dan percaya diri,,membuat Aziz termotivasi,,,terima kasih atas bantuannya. Mely, Umu, Suci, Rizky, Sisil, Yiyil, Icha, Kurnia terima kasih atas bantuanya. Buat Ibu Tutu selaku dosen wali terima kasih atas saran2 dan motivasinya.

9. Anak kelas E : Izar, Rain (pak dalang) dan Intan terima kasih atas saran2nya.

10. Adik kelas : Arsyad terima kasih menjadi teman ngopi, sharing2 dan Intan terima kasih sudah minjamin NIC NOC dan memberi dukungan ,,kalian segera nyusul,,buktikan walaupun kita dari Timur Indonesia,,kita juga dapat berprestasi!!!

11. Teman-teman KKN 36 selama 1 bulan bersama merupakan pengalaman yang menyenangkan.

12. Teman-teman P2KK Ibnu Shina selama 1 minggu bersama merupakan

pengalaman yang tidak akan terlupakan

13. Buat kamu,,yang akhirnya aku bisa kenal di akhir tahun 2013. Dari curhat kamu Aziz tw susahnya ngerjain skripsi, gugupnya menghadapi sempro, sebelnya semhas yg dibatalin. Waktu itu Aziz hanya bisa beri dukungan dan doa, belum bisa berikan saran karena belum skripsi,,hahahah. Akhirnya aku ngerasain skripsi dan akhirnya selesai juga. Terima kasih telah diberi kesempatan untuk mengenal kamu, terima kasih atas bantuan, dukungan dan doa. Maaf kalau waktu itu Aziz buat salah, semoga kita bisa dekat lagi .

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Puji Syukur Alhamdulillah, akhirnya saya dapat menyelesaikan

proposal skripsi dengan judul “Hubungan Antara Self efficacy Terhadap Perilaku Kesehatan Reproduksi Remaja di SMP Muhammadiyah 8 Batu”. Proposal Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk penyusunan skripsi guna

memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersamaan dengan ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada :

1. Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep, M.Kep., Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Nurul Aini, S. Kep. Ns. M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang dan

dosen pembimbing I, atas arahan, bimbingan dan masukan yang sangat

membangun.

3. Ibu Henik Tri Rahayu, S.kep., Ns., M.S dosen pembimbing II, yang dengan sabar

dan kebesaran hati dalam membimbing saya untuk mewujudkan skripsi ini.

4. Orang tua yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan moril dan materil

bagi terselesaikannya skripsi ini.

5. Drs. Agus Setiawan selaku Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 8 Batu yang

telah memberikan izin penilitian.

6. Pak Windra, Pak Edi, dan Ibu Rani selaku guru SMP Muhammadiyah 8 Batu yang

(10)

ix

7. Teman-teman PSIK D 2010 dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian

skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu-persatu, yang turut

membantu dalam menyelesaikan proposal skripsi ini.

Penulis hanya mampu berdoa semoga amal kebaikannya mendapat imbalan

dan diterima sebagai ibadah oleh Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak

kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang

penulis miliki, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para

pembaca.

Malang, Juli 2014

(11)

x

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY TERHADAP PERILAKU KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

SMP MUHAMMADIYAH 8 BATU

Aziz Alfatah I1, Nurul Aini,S.Kep.,Ns., M.Kes2, Henik Tri Rahayu, S.kep., Ns., M.S 3

ABSTRAK

Latar Belakang: Pada masa remaja terjadi perubahan fisik dan psikologis. Perubahan fisik yang terjadi di antaranya timbul proses pematangan organ reproduksi. Perubahan yang terjadi pada remaja mengakibatkan perubahan sikap dan tingkah laku seperti mulai memperhatikan penampilan diri, mulai tertarik dengan lawan jenis, berusaha menarik perhatian yang kemudian akan timbul dorongan seksual yang akan berbahaya jika tidak diimbangi dengan keyakinan diri terhadap kemampuan dalam pencapaian kesehatan reproduksi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara self efficacy terhadap perilaku kesehatan reproduksi remaja.

Metode Penelitian: Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non eksperimen dengan desain penelitian cross sectional atau pengumpulan data sekaligus pada suatu waktu (point time approach). Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji Fisher.

Hasil: Hasil penelitian menunjukan responden dengan self efficacy tinggi sebanyak 95.%, dan perilaku kesehatan reproduksi baik sebanyak 93.9%. Terdapat 3 indikator perilaku kesehatan reproduksi yang memiliki nilai mean rendah dibandingkan yang lain seperti menjalin hubungan yang harmonis dengan orang tua, menghindari NAPZA, dan mencari inforamasi kesehatan reproduksi yang positif. Hasil analisa uji fisher dengan taraf signifikan 0,05 didapatkan nilai uji fisher 0,024 < 0,05 yang berarti ada hubungan antara self efficacy terhadap perilaku kesehatan reproduksi remaja. Kesimpulan: ada hubungan antara self efficacy terhadap perilaku kesehatan reproduksi remaja SMP Muhammadiyah 8 Batu.

Saran: Pihak sekolah dapat mengantisipasi perilaku kesehatan reproduksi berisiko dengan meningkatkan self efficacy remaja.

Kata Kunci : Self Efficacy, Perilaku Kesehatan Reproduksi dan Remaja

1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

(12)

xi

THE RELATIONSHIP BETWEEN SELF EFFICACY OF ADOLESCENT REPRODUCTIVE HEALTH BEHAVIOR

SMP MUHAMMADIYAH 8 BATU

Aziz Alfatah I1, Nurul Aini,S.Kep.,Ns., M.Kes2, Henik Tri Rahayu, S.kep., Ns.,M.S3

ABSTRACT

Background: In adolescence the physical and psychological changes. Physical changes that occur in them occur reproductive maturation process. Changes that occur in adolescence lead to changes in attitudes and behavior as began to notice the appearance of self, became interested in the opposite sex, trying to attract attention would then arise sexual urges that would be dangerous if not balanced with the ability of self-confidence in achieving reproductive health. The purpose of this study was to determine the relationship between self-efficacy on adolescent reproductive health behavior.

Method: The research method used in this study is non-experimental cross-sectional research design or data collection at once at a time (time point approach). Data analysis was conducted using Fisher's exact test.

Results: The results showed that mostly with high self-efficacy as much as 95%, and good reproductive health behavior as much as 93.9%. There are three indicators of reproductive health behaviors that have a mean value lower than others such as harmonious relationships with parents, avoid drugs, and seek out information that is positive reproductive health. Results fisher test analysis with significance level of 0.05 obtained fisher test value 0.024 <0.05, which means that there is a relationship between self efficacy on adolescent reproductive health behavior.

Conclusion: there is a relationship between self efficacy on adolescent reproductive health behavior of SMP Muhammadiyah 8 Batu.

Suggestion: the school can anticipate risky reproductive health behavior by improving adolescent self efficacy

Keywords: Self Efficacy, Reproduction Health Behavior, and Adolescent

1. Student Nursing Science, Faculty of Health Science, University of Muhammadiyah Malang.

2. Lecture Nursing Science, Faculty of Health Science, University of Muhammadiyah Malang.

(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ………... ii

Lembar pengesahan ... iii

Lembar Pernyataan Keaslian ... iv

Motto ... v

Lembar Persembahan ... vi

Kata Pengantar ... viii

Abstract ... x

Daftar Isi ... xii

Daftar Tabel ... xv

Daftar Gambar ... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang. ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1Tujuan Umum ... 7

1.3.2Tujuan Khusus ... 7

1.4 Manfaat ... 8

1.4.1Manfaat Teoritis ... 8

1.4.2Manfaat Praktis ... 8

1.5 Keaslian Penelitian. ... 9

1.6 Batasan Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1 Konsep Remaja ... 12

2.1.1 Definisi Remaja ... 12

2.1.2 Perubahan fisik pada remaja ... 13

2.1.3 Perubahan Psikologi pada remaja ... 14

2.2 Konsep Self-efficacy ... 14

2.2.1 Definisi Self-efficacy ... 14

2.2.2 Dimensi Self-efficacy ... 16

2.2.3 Fungsi-fungsi Self-efficacy... ... 17

2.2.4 Sumber-sumber Self-efficacy ... 20

2.3 Konsep Perilaku ... 23

2.3.1 Definisi Perilaku ... 23

2.3.2 Domain Perilaku ... 25

2.3.3 Tingkatan perilaku ... 26

2.3.4 Perilaku hidup sehat ... 27

2.4 Konsep kesehatan reproduksi ... 29

2.4.1 Definisi kesehatan reproduksi ... 29

2.4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi ... 30

(14)

xiii

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 36

3.1 Kerangka Konseptual ... 36

3.2 Hipotesis Penelitian ... 37

BAB IV METODELOGI PENELITIAN ... 38

4.1 Desain Penelitian ... 38

4.2 Kerangka Penelitian ... 38

4.3 Populai, Teknik Sampling, Dan Sample ... 40

4.3.1 Populasi ... 40

4.3.2 Teknik Sampling ... 40

4.3.3 Sampel... 40

4.4 Variabel Penelitian ... 40

4.4.1 Variabel Independen ... 40

4.4.2 Variabel Dependen ... 41

4.5 Definisi Operasional ... 41

4.6 Tempat Penelitian ... 42

4.7 Waktu Penelitian ... 42

4.8 Instrumen Penelitian ... 43

4.8.1 Kuesioner self-efficacy ... 43

4.8.2 Kuesioner perilaku kesehatan reproduksi ... 43

4.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 44

4.9.1 Uji Validitas ... 45

4.9.2 Uji Reliabilitas ... 46

4.10 Prosedur Pengumpulan Data ... 47

4.10.1 Tahap Persiapan ... 48

4.10.2 Tahap Pelaksanaan ... 48

4.10.3 Tahap Pengumpulan Data ... 48

4.11 Pengolahan dan Analisa Data ... 49

4.11.1 Teknik Pengolahan Data ... 49

4.11.2 Analisa Data Penelitian ... 50

4.12 Etika Penelitian ... 51

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 53

5.1 Hasil Penilitian ... 53

5.1.1 Distribusi responden berdasarkan usia ... 53

5.1.2 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin ... 54

5.1.3 Distribusi responden berdasarkan kelas ... 54

5.1.4 Distribusi self efficacy ... 55

5.15 Distribusi perilaku kesehatan reproduksi ... 55

5.2 Analisa data ... 56

BAB VI PEMBAHASAN ... 58

6.1 Gambaran self efficacy ... 58

6.2 Gambaran perilaku kesehatan reproduksi remaja ... 59

6.3 Hubungan self efficacy terhadap perilaku kesehatan reproduksi Remaja ... 61

6.4 Keterbatasan penelitian ... 64

6.5 Implikasi keperawatan ... 65

BAB VII PENUTUP ... 67

7.1 Kesimpulan ... 67

(15)

xiv

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel ... 39

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 44

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 46

Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan usia ... 51

Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan self efficacy ... 53

Tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan perilaku kesehatan reproduksi ... 53

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan antara Self-efficacy terhadap perilaku

kesehatan reproduksi ... 34

Gambar 4.1 Kerangka Penelitian ... 36

Gambar 5.1 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin ... 52

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Surat Permohonan Studi Pendahuluandan Penelitian ...73

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ...74

Lampiran 3. Lembar Konsultasi Pembimbing 1 ...75

Lampiran 4. Lembar Konsultasi Pembimbing 2 ...76

Lampiran 5. Angket Persetujuan ...77

Lampiran 6. Lembar Permohonan Izin Menjadi Responden ...78

Lampiran 7. Lembar Persetujuan Menjadi Responden ...79

Lampiran 8. Kisi-kisi Kuesioner dan Kuesioner Self Efficacy ...80

Lampiran 9. Kisi-kisi Kuesioner dan Kuesioner Perilaku kesehatan reproduksi remaja ...82

Lampiran 10. Analisis Validitas Reliabilitas Variabel ...85

Lampiran 11. Hasil Analisis Uji Chi-Square ...91

Lampiran 12. Dokumentasi ...93

(19)

xviii

DAFTAR PUSTAKA

Aji, C. R. (2009). Kebutuhan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja. Lokakarya strategi nasional kesehatan reproduksi remaja Lampung.

Ali, Z. (2010). Dasar-Dasar Pendidikan Kesehatan Masyarakat dan Promosi Kesehatan. Jakarta : Trans Info Medika

Alwisol. (2006). Psikologi Kepribadian, edisi revisi. Malang: UMM Press

Ambarwati., & Ratna, E. (2011). Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Aminah, S & Irianto, S. (2009). Status Anemia, Perilaku dan Pengetahuan Gizi Serta Kesehatan Reproduksi Buruh Perempuan : Gambaran Kerentanan Kesehatan Reproduksi Buruh Perempuan Di Pabrik Bitratex Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan: Universitas Muhammadiyah Semarang.

Antramian, H & Valois. (2008). Adolescent Life Satisfaction. Applied Psychology : An International Review, 57, 112-116.

Anwar, D. (2009). Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatra Utara. Medan. Skripsi Psikologi USU.

Azwar, S.(2012). Penyusunan Skala Psikologi Edisi Ke 2. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Bandura, A. (2001). Social cognitive theory of mass communication. Media psychology, 3, 265-299.

. (1997). Self-efficacy the exercise of control. New York : W.H Freeman and company

BKKBN, (2005). Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi : Kebijakan Program dan Kegiatan tahun 2005-2009. Jakarta : BKKBN

BNN (2008). Pencegahan Penyalahgunaan narkoba sejak usia dini. Jakarta: Badan Narkotika Nasional

Bontis, N., Hardie., T & Serenko, A. (2008). Self-efficacy and KM course weighting selection: Can students optimize their grades? International Journal of Teaching and Case Studies, 1(3), 189-199.

Burhan, B. (2008). Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta: Prenada Media

Chen, G., Gully, S. M., and Eden, D. (2001). Validation of a new general self-efficacy scale. Organizational Research Methods, 4(1):62-83.

(20)

xix

Depari, R. (2013). Pengaruh Behavior Modification terhadap Perubahan Perilaku Seksual pada Remaja di Kota Batu. Fakultas Ilmu Kesehatan Malang: Universitas Muhammadiyah Malang

Departemen Kesehatan R.I. (2005). Rencana Strategi Departemen Kesehatan.

. (2008). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Depkes RI

Dijkstra, A., & De Vries, H. (2000). Self-efficacy expectations with regard to different tasks in smoking cessation. Psychology & Health, 15(4), 501-511.

Djuanda, A. (2007). Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi kelima.Balai Penerbit FKUI. Jakarta

Diener, E., Oishi, S., & Lucas, R. (2006). Personality, culture, and subjective welbeing : Emotional and cognitive evaluation of life. Annual Review of Psyclogy, 54, 403-425

Efendy, F & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Ervandini. (2012). Hubungan Perilaku Seksual Dengan Kejadian Infeksi Menular Seksual Pada Anak Jalanan. Malang : Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Malang. 2012

Elly, B. (2007). Hubungan Self-Efficacy dengan intensi merokok pada Remaja. Fakultas kedokteran: Universitas Gunadarma.

Fitriani, S. (2011). Promosi Kesehatan. Cetakan 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Feist, J. & Feist, G. J. (2008). Theories of Personality, Edisi keenam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Friedman, H. S. & Schustack, M. W. (2008). Kepribadian. Jakarta: Erlangga.

Gunarsa, S. (2008). Psikologi Praktis Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia

Gutierrez, B., Lippke, S., Renner, B., Kwon, S., & Schwarzer, R. (2009). How self-efficacy and planning predict dietary behaviors in Costa Rican and South Korean women: A moderated mediation analysis. Applied Psychology: Health & Well-Being, 1(1), 91–104.

Hurlock (2004). Remaja .Jakarta: Rinera Cipta

(21)

xx

Luszczynska, A., Tryburcy, M., & Schwarzer, R. (2007). Improving fruit and vegetable consumption: A self-efficacy intervention compared to a combined self-efficacy and planning intervention. Health Education Research, 22, 630-638.

Luszczynska, A., Gutierrez, B., & Schwarzer, R. (2005). General self-efficacy in various domains of human functioning: Evidence from five countries. International Journal of Psychology, 40(2), 80-89.

Luszczynska, A.,. Schwarzer, R., Lippke, S., & Mazurkiewicz, M. (2011). Self-efficacy as a moderator of the planning-behaviour relationship in interventions designed to promote physical activity. Psychology & Health, 26, 151-166

Mappiare, A. (2006). Kamus Istilah Konseling dan Terapi. Jakarta: PT. Rajafindo Persada.

Moeliono, L. (2004). Seksualitas Remaja: Belajar dari Remaja yang Tak Terlayani (Underserved Youth) di Kota Jakarta. I.M.Hidayana, seksualitas Teori dan Realitas. Program Gender dan Seksualitas FISIP UI bekerjasama dengan Ford Foundation

Maulana, H. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Masri, M et all. (2008).Kurikulum dan Modul Pelatihan PIK-KRR oleh Pendidik Sebaya. Jakarta : BKKBN

Nazir, M (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Nursalam (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta; Salemba Medika.

Mustaqim. (2008). Psikologi Pendidikan . Semarang: Pustaka Pelajar.

Notoatmodjo, S. (2007). Ilmu Perilaku dan Sikap .Jakarta: Rineka Cipta

. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

. (2012a). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta

_______________ . (2012b). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Novita, N. (2011). Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Salemba

Medika

Pajares, F., & Urdan, T. (Eds.). (2006). Adolescence and education. Self Efficacy Beliefs of Adolescents. Greenwich, CT: Information Age Publishing, 42 (5), 4-10

(22)

xxi

PILAR PKBI. (2005). Lembaga Yang Peduli Terhadap Masalah Remaja. Jawa Tengah : PKBI

Putri, D (2013). Analisis Gender Terhadap Self Efficacy, Self Regulated Learning, Dan Prestasi Akademik Remaja Dalam Pelajaran Matematika Dan Bahasa Indonesia. Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor

Rahmawati, V.E, Azizah, N., & Suyati (2011). Hubungan Pemanfaatan Beberapa Jenis Media Massa dengan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Remaja Kelas XI SMA.

Romauli. (2009). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika

Santrock, J.W. (2003). Adolenscence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga

Santrock, J. W. 2007. Remaja Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Sarwono, S. (2004). Sosiologi Kesehatan, Beberapa Konsep Kesehatan dan Aplikasinya. Yogyakarta : UGM Press

Sarwono, S.W. (2011). Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Schwarzer, R. (2008). Modeling health behavior change: How to predict and modify the adoption and maintenance of health behaviors. Applied Psychology: An International Review, 57(1), 1-29.

Setiawati, S. (2008). Proses Pembelajaran dalam Pendidikan Kesehatan. Jakarta : Trans Info Media

Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahanya. Jakarta : Sagung Seto

Sofia, R. (2010). Remaja dan Permasalahannya. Fakultas psikologi UGM

Sugiyono. (2013). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sujanto, A .(2005). Psikologi Kepribadian.Jakarta : Bumi Aksara

Surbakti, E. (2009). Kenalilah Anak Remaja Anda. Jakarta: Elex Media Komputindo

Suryoputro A, Nicholas J.F., & Zahroh, S. (2006). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja di Jawa Tengah: Implikasinya terhadap Kebijakan dan Layanan Kesehatan Seksual dan Reproduksi. Makara Kesehatan, (10), 29-40

(23)

xxii

UNFPA. (2005). Maternal mortality update 2005. delivery into good hands SAFE Research study and impacts. New York

(24)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa remaja merupakan satu periode dalam kehidupan manusia yang batasan

usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap

sebagai tanda awal remaja ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk

kategori remaja, sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan

(15-18 tahun) kini terjadi pada awal belasan bahkan dalam usia 11 tahun (Hurlock, 2004).

Remaja yang telah meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh dengan

ketergantungan dan menuju masa pembentukan tanggung jawab. Masa remaja

ditandai dengan pengalaman-pengalaman baru yang sebelumnya belum pernah

terbayangkan dan dialami dalam bidang fisik, biologis maupun psikis atau kejiwaan.

Pada masa remaja terjadi perkembangan yang dinamis dalam kehidupan individu

yang ditandai dengan percepatan pertumbuhan fisik, emosional, dan sosial.

Perubahan fisik yang terjadi di antaranya timbul proses pematangan organ reproduksi

seperti menstruasi pertama bagi kaum wanita dan keluarnya sperma bagi kaum pria

yang merupakan tonggak pertama dalam perjalanan usia remaja yang indah dan

penuh tanda tanya. Perubahan yang terjadi pada remaja mengakibatkan perubahan

sikap dan tingkah laku seperti mulai memperhatikan penampilan diri, mulai tertarik

dengan lawan jenis, berusaha menarik perhatian dan muncul perasaan cinta yang

kemudian akan timbul dorongan seksual (Santrock, 2007).

Remaja Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan sosial yang cepat dari

(25)

norma-2

norma, nilai-nilai dan gaya hidup mereka. Remaja yang dahulu terjaga secara kuat

oleh sistem keluarga, adat budaya serta nilai-nilai tradisional yang ada, telah

mengalami pengikisan yang disebabkan oleh urbanisasi dan industrialisasi yang cepat.

Hal ini diikuti pula oleh adanya revolusi media yang terbuka bagi keragaman gaya

hidup dan pilihan karir (Aji, 2009).

Penelitian-penelitian mengenai kaum remaja di Indonesia pada umumnya

menyimpulkan bahwa nilai-nilai hidup kaum remaja sedang dalam proses perubahan.

Remaja Indonesia dewasa ini nampak lebih bertoleransi terhadap gaya hidup seksual

pranikah. Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh berbagai institusi di Indonesia

selama kurun waktu tahun 1993-2002, menemukan bahwa wanita dan 18-30% pria

muda berusia 16-24 tahun telah melakukan hubungan seksual pranikah dengan

pasangan yang seusia mereka. Penelitian-penelitian lain di Indonesia juga

memperkuat gambaran adanya peningkatan risiko pada perilaku seksual kaum remaja.

Temuan-temuan tersebut mengindikasikan bahwa 5%-10% pria muda usia 15-24

tahun yang tidak/belum menikah, telah melakukan aktifitas seksual yang berisiko 6-9

kali. Selanjutnya hasil dari penelitian mengenai kebutuhan akan layanan kesehatan

reproduksi di 12 kota di Indonesia pada tahun 1993, menunjukkan bahwa

pemahaman mereka akan seksualitas sangat terbatas. Temuan dari berbagai penelitian

tersebut menunjukkan bahwa peningkatan aktifitas seksual dikalangan kaum remaja,

tidak diiringi dengan peningkatan pengetahuan tentang kesehatan seksual dan

reproduksi termasuk HIV/AIDS, penyakit menular seksual (PMS) dan alat-alat

kontrasepsi (Suryoputro , Nicholas & Zahroh, 2006).

PKBI, United Nation Population Fund Ascosiation (UNFPA) dan BKKBN (2005)

menyebutkan bahwa setiap tahun terdapat sekitar 15 juta remaja berusia 15-19 tahun

(26)

3

dilakukan oleh remaja. Fakta lain menunjukkan bahwa sekitar 15% remaja usia 10-24

tahun yang jumlahnya mencapai 52 juta telah melakukan hubungan seksual diluar

nikah. Penelitian PKBI di kota Palembang, Kupang, Tasikmalaya, Cirebon,

Singkawang tahun 2005 menyebutkan bahwa 9,1% remaja telah melakukan hubungan

seks dan 85% nya melakukan hubungan seks pertama mereka pada usia 13-15 tahun

di rumah mereka dengan pacar. Data United Nations Programme on HIV/AIDS

(UNAIDS) Desember 1997, menunjukkan bahwa secara global setiap tahun kira-kira

15 juta remaja usia 15-19 tahun melahirkan, 4 juta melakukan aborsi dan hampir 100

juta terinfeksi PMS. Bahkan 40% dari semua kasus infeksi HIV terjadi pada kaum

muda usia 15-24 tahun. Perkiraan terakhir bahwa setiap hari ada 7000 remaja

terinfeksi HIV. Romauli (2009) mengatakan, semua itu tentu sangat terkait dengan

berbagai faktor yang salah satunya adalah soal akses informasi khususnya melalui

internet (faktor enabling) mengenai kesehatan reproduksi. Survei Yayasan Kita dan

Buah Hati tahun 2005 di Jabodetabek didapatkan hasil lebih dari 80 persen anak-anak

usia 9-12 tahun telah mengakses materi pornografi dari sejumlah media termasuk

internet.

Perilaku seksual remaja yang tidak sesuai dengan norma agama, norma

masyarakat, norma asusila dan tahap perkembangan usia remaja cenderung tinggi

terjadi di berbagai belahan daerah di Indonesia. Hasil laporan media massa Jawa

Timur menyatakan bahwa kehidupan seksual di Kota Surabaya memprihatinkan,

karena 50% remaja mengaku telah melakukan hubungan seksual pranikah. Data ini

didukung dengan hasil penelitian yang melibatkan 900 ribu jiwa remaja yang menjadi

responden bahwa sebesar 60% telah melakukan aborsi (Ervandini, 2012).

Studi pendahuluan terdahulu yang dilakukan oleh Depari (2013) dengan

(27)

4

SMP sekota Batu. Hasil penelitian tersebut 21.8% siswa kelas VII mengaku

menonton film khusus orang dewasa dalam 1 minggu kurang dari 3 kali, 17.2%

melakukan sentuhan melebihi berpegangan tangan ketika berpacaran, 9.9%

melakukan ciuman pipi dan bibir, 12.4% menonton video porno, dan 0.4%

melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Angka yang lebih tinggi ditunjukkan

oleh kelas VII yakni sebesar 14.9% siswa/siswi mengakses situs porno, 28.3%

menonton film khusus untuk dewasa, 14.8% melakukan sentuhan lebih dari

berpegangan tangan, 11.4% menonton video porno, dan 0.5% pernah melakukan

hubungan seksual pranikah.

Hasil studi terdahulu yang dilakukan Depari (2013) pada SMP

Muhammadiyah 8 Batu dengan responden 183 yang terdiri dari 56 orang kelas VII

dan 127 orang kelas VIII menunjukkan hasil yang mengarah pada remaja beresiko

tinggi untuk melakukan hubungan seks pranikah. 41.7% kelas VIII kadang-kadang

mengakses situs porno, dan 4.7% sering mengakses situs porno. Sebesar 24.4%

remaja kelas VIII kadang-kadang menonton film khusus untuk orang dewasa, 0.8%

remaja sering menonton film khusus untuk orang dewasa, 14.2% remaja

kadang-kadang menonton video porno, dan 1.6% mengaku sering menonton video porno.

Remaja yang mengaku melakukan ciuman bibir dan pipi sebesar 22.8% remaja yang

mengaku melakukan sentuhan melebihi pasangan tangan ketika berpacaran 0.8%, dan

remaja mengaku melakukan hubungan seksual pranikah sebesar 0.0%.

Risiko kesehatan reproduksi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling

berhubungan meliputi kebersihan alat-alat genital, akses terhadap pendidikan

kesehatan, hubungan seksual pranikah, penyalahgunaan NAPZA, penyakit menular

(28)

5

reproduksi, dan hubungan yang harmonis antara remaja dengan keluarganya.(PATH,

2001).

Program kesehatan reproduksi remaja seperti yang tertera dalam program

pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan

perilaku positif remaja tentang kesehatan reproduksi dalam rangka meningkatkan

derajat kesehatan reproduksinya dan mempersiapkan kehidupan berkeluarga guna

mendukung upaya peningkatan kualitas generasi mendatang (Depkes RI, 2005).

Lawrence Green (1980, dalam Notoatmodjo, 2007) menyebutkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku salah satunya adalah faktor-faktor predisposisi

(predisposing factor), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, self efficacy,

nilai-nilai dan sebagainya. Self efficacy adalah keyakinan manusia pada kemampuan

mereka untuk melatih sejumlah ukuran pengendalian terhadap fungsi diri mereka

dan kejadian-kejadian dilingkungannya (Feist & Feist 2008).

Mustaqim (2008) mengatakan bahwa sekolah merupakan faktor pembentuk

kemampuan yang sangat penting dalam masa perkembangan. Sekolah juga

merupakan tempat untuk mengembangkan kompetensi diri, baik kognitif, afektif dan

psikomotorik. Self efficacy dalam komunitas sekolah dibentuk melalui banyak cara yaitu

melalui penanaman kompetensi intelektual, melalui modeling terhadap guru, melalui

interaksi dengan teman-teman sebayanya, mempelajari bagaimana teman-teman

sebayanya mendapatkan kesuksesan dan kegagalan. Seorang remaja perlahan-lahan

mempelajari kemampuan untuk menilai dirinya sendiri.

Hasil wawancara secara informal dengan sepuluh siswa SMP 8 Muhammadiyah

Kota Batu yang telah mengikuti seminar, 70% siswa mengatakan yakin bahwa dirinya

(29)

6

30% lainnya ragu-ragu untuk mencapai perilaku kesehatan reproduksi yang

diharapkan.

Pengetahuan yang didapatkan remaja dapat digunakan untuk menentukan self

efficacy mereka sebagai penuntun perilaku yang akan mereka lakukan di setiap situasi.

Menuju masa remaja, mereka mempelajari banyak masalah yang datang untuk

mencapai tujuan hidup yang diinginkan. Remaja mendapatkan peningkatan dan

penguatan self efficacy melalui pengalaman, mereka menggunakan pengalaman dan

pengetahuan mereka untuk mengontrol diri mereka ketika berada dalam situasi yang

penuh resiko (Steinberg, 2002)

Bandura (2001) yakin bahwa manusia (human agency) adalah makhluk yang

sanggup mengatur dirinya, proaktif, reflektif, dan mengorganisasikan dirinya. Selain

itu, mereka juga memiliki kekuatan untuk mempengaruhi tindakan mereka sendiri

demi mengahasilkan konsekuensi yang diinginkan. Bandura memperkenalkan konsep

self efficacy yaitu keyakinan manusia pada kemampuan mereka untuk melatih sejumlah

ukuran pengendalian terhadap fungsi diri merekadan kejadian-kejadian

dilingkungannya (Friedman & Schustack, 2008).

Self efficacy bukan merupakan faktor bawaan yang mutlak. Self efficacy dapat

diubah, dibentuk, ditingkatkan atau diturunkan berdasarkan salah satu atau kombinasi

dari empat sumber yang mempengaruhi self efficacy, yaitu mastery experience, vicarious

experience, persuasi verbal, keadaan fisiologis dan emosional (Alwisol, 2006).

Memasuki masa remaja yang diawali dengan terjadinya kematangan seksual,

maka remaja dihadapkan pada keadaan yang memerlukan penyesuaian untuk dapat

menerima perubahan-perubahan yang terjadi. Kematangan seksual dan terjadinya

perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja.

(30)

7

pengendalian terhadap fungsi diri mereka dan kejadian-kejadian dilingkungannya

(Feist & Feist 2008). Remaja yang mampu mengendalikan fungsi mereka akan

memiliki hal yang positif dalam perilaku kesehatan reproduksi.

Dari paparan di atas peneliti ingin meneliti apakah ada hubungan antara self

efficacy terhadap perilaku kesehatan reproduksi, sehingga judul penelitian ini adalah

“Hubungan antara self efficacy terhadap perilaku kesehatan reproduksi pada remaja

siswa SMP Muhammadiyah 8 Batu pada tahun 2014”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan, maka

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara self

efficacy terhadap perilaku kesehatan reproduksi pada remaja siswa SMP 8

Muhammadiyah di kota Batu pada tahun 2014?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan atara self

efficacy terhadap perilaku kesehatan reproduksi pada remaja siswa SMP

Muhammadiyah 8 Batu pada tahun 2014.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mendeskripsikan gambaran self efficacy pada siswa SMP Muhammadiyah 8 Batu.

2. Mengidentifikasi perilaku kesehatan reproduksi pada remaja SMP

Muhammadiyah 8 Batu.

3. Mengetahui hubungan antara self-effcacy terhadap perilaku kesehatan

(31)

8

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta bahan dalam

penerapan ilmu metode penelitian, khususnya mengenai gambaran pengetahuan

tentang kesehatan reproduksi pada remaja.

2. Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya. 1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Batu hasil penelitian ini dapat dijadikan sarana

untuk pengambilan kebijakan dalam penanggulangan kesehatan reproduksi di

Kota Batu.

2. Bagi masyarakat dapat memberikan informasi tentang dampak dari perilaku

kesehatan reproduksi.

3. Bagi peneliti merupakan tambahan ilmu pengetahuan dalam memperluas

wawasan tentang metode penelitian khususnya tentang hubungan antara self

efficacy terhadap perilaku kesehatan reproduksi dan sebagai bahan informasi

bagi peneliti selanjutnya yang relevan dengan penelitian ini.

4. Bagi remaja diharapkan dengan penelitian ini, remaja dapat lebih

mengaplikasikan ilmu yang dimiliki berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan

pada dirinya sendiri maupun pada orang lain.

5. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi dunia

kesehatan dan dunia pendidikan dalam menentukan kebijakan khususnya

(32)

9

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian terkait yang pernah dilakukan sebelumnya oleh peneliti lain yaitu :

1. Anwar, (2009) meneliti tentang hubungan antara self efficacy dengan

kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa Fakultas

Psikologi Universitas Sumatera Utara. Penelitian tersebut

menggunakan 184 responden, analisa penelitian menggunakan korelasi

Pearson Product Moment. Berdasarkan hasil analisa ditemukan bahwa

terdapat hubungan negatif antara self efficacy dengan kecemasan

berbicara di depan umum dengan nilai r = -0,670, p(0,01). Artinya

semakin tinggi self efficacy mahasiswa maka akan semakin rendah tingkat

kecemasannya berbicara didepan umum, dan sebaliknya semakin

rendah self efficacy mahasiswa maka akan semakin tinggi tingkat

kecemasannya berbicara didepan umum. Perbedaan dengan penelitian

ini adalah variabel yang digunakan, responden yang dipilih, dan tempat

penelitian. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini

perilaku kesehatan reproduksi. Responden dalam penelitian ini adalah

remaja siswa SMP di Kota Batu. Tempat yang digunakan dalam

penelitian ini adalah di SMP Kota Batu.

2. Menurut hasil penelitian Eka Rahmawati, Ninik Azizah, Suyati yang

berjudul “ Hubungan Pemanfaatan Beberapa Jenis Media Massa

dengan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Remaja

Kelas XI SMA”. Penelitian menggunakan survey analitik dengan

pendekatan cross sectional dan teknik stratified random sampling.

(33)

10

yang terkumpul diuji analisis menggunakan uji korelasi Spearman

Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang

menggunakan beberapa macam dengan frekuensi tinggi sebanyak 12

orang (23,07%), sedang 33 orang (63,46%), dan rendah 7 orang

(13,46%). Responden dengan tingkat pengetahuan baik 5 orang

(9,62%), cukup 41 orang (78,84%), kurang 7 orang (11,53%) (π=0,453

dengan signifikansi 0,000 (P < 0,005). Simpulan hasil menunjukkan

bahwa semakin beragam jenis media massa yang digunakan maka

semakin tinggi pula tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja.

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah variabel

yang digunakan, responden yang dipilih, dan tempat penelitian.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah self eficacy sebagai

variable independen dan perilaku kesehatan reproduksi sebagai

variabel dependen. Responden dalam penelitian ini adalah remaja

siswa SMP di Kota Batu. Tempat yang digunakan dalam penelitian ini

adalah di SMP Kota Batu.

1.6 Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memberi batasan pada:

1. Self efficacy adalah keyakinan manusia pada kemampuan mereka untuk

melatih sejumlah ukuran pengendalian terhadap fungsi diri mereka dan

kejadian-kejadian dilingkungannya (Feist & Feist 2008).

2. Perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat

diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati pihak luar

(34)

11

3. Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut

sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian

sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari

kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural (widyastuti,

Referensi

Dokumen terkait

Menurut peneliti, ada beberapa responden beranggapan bahwa kebutuhan dasar lansia tidak terlalu penting untuk diutamakan melainkan untuk melatih agar lansia tidak

Dari penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa bahan pengisi komposit atau filler serta prensatasi fraksi volume dan variasi ukuran serbuk

Secara aspek psikologis dapat menginformasikan apa yang perlu disiapkan dan perlu diperhatikan oleh pasangan yang menjadi spouse caregiver serta bagi pihak institusi

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SMPLB merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai peserta didik dan menjadi acuan dalam

Oleh karena itu, marilah kita belajar untuk dapat semakin menjadi pribadi yang ekaristis supaya Kristus semakin mempribadi dalam hidup kita setiap hari

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 52 TAHUN 2012 TANGGAL 20 JULI

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi di setiap Badan Publik wajib melakukan pengujian tentang konsekuensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 dengan seksama dan penuh